MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGATAHUAN SOSIAL DI KELAS IV SD INPRES INTI LEBO

Transkripsi

1 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN X MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGATAHUAN SOSIAL DI KELAS IV SD INPRES INTI LEBO Andriani Hanatjo 1, Abduh H. Harun 2, Jamaludin 3 Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Adapun permasalahan yang ada di SD Inpres Inti Lebo adalah bahwa minat belajar siswa kelas IV SD inpes inti Lebo masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena adanya penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Minat belajar siswa melalui penerapan media gambar dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Inpres Inti Lebo pada mata pelajaran IPS, Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model pembelajaran Kemmis dan Tanggart yang dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus masing-masing lima tahapan, yaitu pratindakan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Inpres Inti Lebo yang berjumlah 32 orang. Data dikumpulkan dengan melihat hasil observasi kegiatan siswa yang menunjukkan bahwa siswa benarbenar berminat untuk belajar, selain itu untuk memperkuat kevalidasian data peneliti juga melihat hasil observasi aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan menggunakan media gambar. Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai rata-rata 1,92 dengan kategori kurang meningkat pada siklus II rata-rata 4,00 dengan kategori baik, begitupun dengan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mencapai rata-rata 1,64 dengan kategori kurang meningkat pada siklus II rata-rata mencapai 3,30 dengan kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Inpres Inti Lebo. Kata Kunci: Minat Belajar, Media Gambar, Pembelajaran IPS 1 Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP UNTAD 2 Dosen FKIP UNTAD 3 Dosen FKIP UNTAD

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia sepanjang hayatnya. Sebab pendidkan itu berperan penting dalam meningkatkan mutu atau kualitas manusia. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 yang secara umum digariskan bahwa pendidikan itu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik yang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Untuk mengembangkan potensi peserta didik, sangat berkaitan dengan kompetensi dan kinerja guru dimana dalam hal ini guru telah memiliki pengetahuan dalam mengolah dan memproses pelajaran yang mampu menerapkan metode pembelajaran serta penggunaan media yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik dalam hal ini adalah minat belajar siswa, sehingga peserta didik memahami materi yang di sampaikan oleh guru. Keterarikan kami pada pengunaan media gambar pada mata pelajaran IPS adalah karena media gambar ini dapat mengkongkrikan materi yang sangat abstrak, mendekatkan dengan objek sebenrnya,memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan kercapaian alokasi waktu dan menumbuhkan mativasi belajar siswa. Fenomena yang mendasar di SDN Inp Inti Lebo khususnya IV, adalah pada saat pembelajar berlangsung dengan penyajian materi IPS guru menyajikan mengunakan metode ceramah yang membosankan siswa sebagai bukti ditemukan sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, cenderung melakukan hal-hal yang tidak mendukung proses pembelajaran seperti (ribut, main buang kertas dan ada yang mengganggu teman sebangkunya). Berikutnya guru IPS tidak menggunakan media pembelajaran seakan-akan materi yang diajarkan berdasarkan pengalamanya selama puluhan tahun jadi guru sudah sepenuhnya 3

3 dipahami oleh siswa, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa berupa nilai perolehan disetiap akhir pembelajaran dan tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah yakni untuk pembelajaran IPS 70 % Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru mata pelajaran IPS dikelas IV SDN Inti Lebo, masih dijumpai sebagian murid bermalas-malasan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dimungkinkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti mata pembelajaran IPS, kurangnya minat siswa tersebut dipengaruhi oleh bebrapa faktor yakni: 1. Faktor guru - Guru kurang kreatif mengolah dan memproses pembelajaran IPS, sehingga siswa merasa cepat bosan - Wawasan Guru tentang pembelajaran IPS masih kurang - Penampilan Guru kurang menarik, sehingga siswa kurang memperhatikan materi IPS yang di ajarkan 2. Faktor siswa. - Pemahaman materi dalam pembelajaran IPS masih sangat rendah, sehingga sebagian siswa kurang memahami materi pada pembelajaran IPS - Siswa kurang menyadari bahwa betapa pentingnya pembelajaran IPS dalam kehidupan sehari-hari - Sarana dan prasarana serta alat peraga disekolah kurang memadai dalam mendukung mata pelajaran IPS Sebagian besar materi pada pembelajaran IPS merupakan bahan (Kandungan isi pembelajaran) yang bersifat informatif, oleh karena itu untuk melatih siswa agar memiliki kompetensi dan kecakapan terhadap materi yang dipelajari perlu menumbuhkan minat belajar dengan tujuan agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan. Hal ini berdasarkan pengertian minat belajar menurut (Dewa, 1984:46) bahwa minat adalah Suatu perangkat mental yang terdiri dari kombonasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderunga-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai 4

4 prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Menurut (Slameto dalam Erwinda, 2009:46) pengertian Minat Belajar adalah Suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, cemas, takut, dan kecenderungan - kecenderungan lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam pencapaian prestasi suatu pekerjaan, jabatan atau karier. Tidak akan ada orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan tersebut dengan baik. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, diperlukan suatu media yang mampu meningkatkan minat belajar siswa. Menurut Miarso (2000:5), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya proses pembelajaran pada siswa. Selanjutnya, menurut tentang Sastradiharja (1971:9) memberi batasan pada media sebagai bentuk fisik teknilogi pendidikan yang antara lain berupa kata- kata atau kalimat kalimat, film,tipe, slide, video dan sebagainya. Di pilihnya media gambar dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa karena sesuai dengan kegunaan media gambar : Memperjelas pesan agar agar tidak vebalis, Mengatasi keterbatasan ruangan, waktu, tenaga, Memungkinkan peserta didik belajar mandiri dengan bakat visual, auditori dan karakteristiknya. (Serham, 1977). Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Kelas IV SD Inpres Inti Lebo. Menurut Ande Rinanto ( 1992:2) media Gambar adalah media yang dapat dinikmati oleh indra mata dan mampu menimbulkan rangsangan untuk berefleksi, misalnya gambar/ lukisan, foto,slide,poster, dan sebagainya. Gambar atau lukisan merupakan contoh media Visual yang dapat digunakan untuk menimbulkan rangsangan untuk ber refleksi. METODE PENELITIAN 5

5 Penelitian ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan kegiatan yang dilakukan. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan atau observasi, dan 4) refleksi. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Tagart (Elfana, 2009:15) 0 Keterangan : a 2 b Pratindakan 1. Rencana siklus 2. Pelaksanaan tindakan siklus 1 3. Observasi siklus 1 4. Refleksi siklus 1 5. Rencana siklus 2 6. Pelaksanaan tindakan siklus 2 7. Observasi siklus 2 8. Refleksi siklus 2 a. Siklus 1 b. Siklus 2 Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Inpres Inti Lebo kecamatan Parigi Tengah kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah siswa 32 orang, 21 laki-laki dan 11 perempuan. Guru dan pengamat mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana pembelajaran mengacu dari siklus pertama dan siklus kedua serta mempersiapkan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan. Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dan guru IPS (peneliti). Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data hasil evaluasi yang berupa angka/ bilangan, sedangkan data kualitatif yang diperoleh 6

6 dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru peneliti berupa (1) kurang, (2) cukup, (3) baik dan (4) sangat baik. Data mengenai kondisi pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi. Melalui media gambar pada siswa kelas IV SD Inpres Inti Lebo diambil dengan menggunakan metode observasi dan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh Peneliti. Wawancara ini dilakukan pada siswa dan guru sebagai observer tentang proses pembelajaran yang sudah dilalui dan peneliti telah menyiapkan tes wawancara sebelumnya, dengan tujuan sebagai refleksi untuk tindakan selanjutnya. Teknis analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu (1) mereduksi data; kegiatan mereduksi data merupakan proses kegiatan menyeleksi, menfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian, (2) penyajian data; menyajikan data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif. sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan, (3) verifikasi data/ penyimpulan; merupakan proses penampilan intisari, dari sajian dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Jenis Data : jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa, sedangkan data kualikatif diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa. Adapun teknik pengumpulan data yaitu data tentang aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui media gambar dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi siswa dan data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan dan mengelolah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dikumpulkan melalui lembar observasi pada setiap akhir siklus dikumpulkan melalui angket yang diberikan kepada setiap siswa yang menjadi subjek penelitian. 7

7 Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kuantitatif untuk minat belajar. Teknik ini digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase Peningkatan Minat Belajar Siswa = Jumlah Seluruh banyaknya hasil pilihan jawaban Jumlah siswa x banyaknya daftar pernyataan X 100 % Suatu kelas dikatakan berminat mengikuti pembelajaran, bila sekurang kurangnya 80% persentase yang diperoleh dengan pernyataan Setuju. Teknik analisis data kualitatif untuk proses siswa dalam belajar untuk analisis data proses siswa dalam belajar dan hasil observasi guru menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator Sangat baik diberi skor ( 4 ) Baik diberi skor ( 3 ), Cukup diberi skor ( 2 ), dan Kurang diberi skor ( 1 ). Selanjutnya dihitung persentasenya rata rata dengan rumus : Jumlah Skor Persentase Nilai Rata Rata ( NR ) = X 100 % Skor Maksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan ( Wardhani, dalam Erwinda 2009:425 ) yaitu: 75 % NR 100 % = Sangat Baik 50 % NR 75% = Baik 25 % NR 50 % = Cukup 0% NR 25 % = Kurang Indikator Minat kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aktifitas siswa dan guru yang diperoleh melalui data observasi, dikatakan berhasil atau tuntas jika siswa senang dan gembira mengerjakan tugas baik soal evaluasi (Latihan Soal) 8

8 maupun PR atau tidak bermalas-malasan dan bagi guru lebih memiliki semangat dan menarik dalam hal memberikan materi pembelajaran. HASIL PENELITIAN 1. Siklus I Penelitian tindakan kelas sikls ini memiliki tahapan yang terdiri dari : perencanaan,pelaksanaan,observasi, dan refleksi. Setiap siklus akan mengikuti tahapan tahapan tersebut dan pada akhir pembelajaran dilakukan tes evaluasi. Tahapan dalam siklus ini adalah : 1) Observasi Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan mengguanaka format observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat disajikan pada Tabel 1. berikut ini : Tahap Kegiatan Awal Tabel 1. Data hasil kegiatan guru pada pembelajaran siklus I. P e n i l a i a n Aspek yang di amati Memberi motivasi Belajar 2. Melaksanakan apersepsi 3. Menuliskan judul yang dipelajari Kegiatan Inti 4. Menyiapkan sumber belajar / media pembelajaran 5. Menjelaskan materi dan mengaitkan realita kehidupan 6. Memberi kesempatan siswa bertanya 7. Pengusaan dan pengolaan kelas 8. Proses pemberian tugas sesuai tahapan 9. Menitoring dan membimbing kegiatan belajar 10. Merespon pertanyaan / masukan siswa 11. Memberi Evaluasi 12. Memberi penghargaan pd siswa dg nilai tertinggi Kegiatan 13. Pemberian PR Akhir 14. Refleksi Jumlah tiap skor perolehan

9 Jumlah keseluruhan skor perolehan 27 Nilai rata-rata 1,92 Kategori Penilaian kurang Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I yang disajikan pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru belum berhasildengan baik. Hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata kegiatan guru pada pembelajaran memperoleh nilai 1,92 atau berada dalam kategori kurang. Penyebabnya yaitu, guru belum memaksimalkan penerapan metode pemberian tugas dalam pembelajaran. 2 berikut ini : Untuk hasil observasi kegiatan siswa pada siklus Idisajikan pada tabel Tabel : 2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Siklus I Penilaian Tahap A s p e k y a n g d i a m a t i Kesiapan dalam mengikuti kegitan pembelajaran Kegiatan 2. Memperhatikan infomasi disampaikan guru Awal 3. Menjawab pertanyaan dari guru 4. Bertantya Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 5. Duduk dalam keadaan tenang di tempat masingmasing 6. Memperhatikan media gambar diberikan guru 7. Bertanya tentang materi sesuai media gambar 8. Memahami pesan pada media gambar 9. Partisipasi dalam kelompok 10. Mengerjakan tugas evaluasi 11. Memberi argumentasi dalam menyimpulkan materi 12. Merespon tugas rumah yang diberikan 13. Melakukan refleksi atas perintah guru Jumlah tiap Skor Jumlah skor perolehan 23 Nilai rata-rata 1,64 Kategori Penilaian kurang 10

10 Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I yang disajikan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa pada pembelajaran belum berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata kegiatan siswa memperoleh nilai 1,76 berada dalam kategori kurang. Penyebab rendahnya hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa masih banyak yang belum serius mengikuti pembelajaran, ada yang bermain dan mengganggu temannya ketika pembelajaran berlangsung. 2) Refleksi Setelah menyajikan data hasil observasi, maka tahap terakhir yang perlu dipaparkan pada siklus ini adalah refleksi tindakan. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini dapat dikemukakan bahwa secara umum siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar, namun ada sebagian siswa yang tidak setuju disebabkan karena guru masih kurang memberikan motivasi kepada siswa tersebut. Namun pada kegiatan siklus I yang dikemukakan melalui diskusi dengan rekan sejawat dari hasil observasi ditemukan kelamahan dan kelebihan, sebagai berikut : a. Kelemahan 1. Guru dalam hal ini sebagai peneliti terlihat canggung dan belum maksimal dalam mengelolah pembelajaran, terbukti dari hasil kegiatan guru yang masih banyak nilai kurang. Hal ini disebabkan peneliti memiliki keterbatasan pengalaman mengajar dalam penggunaan media gambar yang ditarapkan sesuai prinsip, fungsi tujuan dan penggunaan dari media gambar tersebut. 2. Sebagian siswa belum termotivasi untuk menyampaikan pertanyaan atau memberi jawaban yang di lontarkan oleh guru, sehingga tidak nampak adanya keaktifan belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan kurangnya minat belajar siswa yang ditandai dengan ketidakseriusan dalam pembelajaran baik bertanya, maupun menjawab pertanyaan dari guru. 11

11 3. Aktivitas siswa belum sepenuhnya berfokus pada materi pembelajaran, hal ini dibuktikan masih banyak siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung kelancaran pembelajaran seperti keluar masuk dan mengganggu teman lainya pada proses pembelajaran berlangsung, hal ini disebabkan karena peneliti kurang optmal dalam hal pengololaan kelas. Untuk mengoptimalisasi hal tersebut guru harus mampu menguasai kelas tegas menghadapi perilaku siswa yang mengganggu kelancaran dari proses pembelaran misalnya memberi ganjran kepada siswa yang kurang disiplin. 4. Guru belum mampu membangkitkan minat belajar siswa, hal ini dibuktikan ketidakseriusan siswa pada saat pembelajaran sehingga keaktifan dalam mengerjakan tugas kelompok mengisi LKS siswa sebagian siswa kurang partisipasi dan tidak memehami apa yang harus dikerjakan dalam kelompok. b. Kelebihan : 1. Pada siklus ini guru sudah menampilkan media gambar yang sesuai dengan materi yang dipelajari dengan tujuan untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. 2. Guru mempunyai persiapan perancanaan pelaksanaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran teratur sesuai dengan langkah lengkah pembelajaran yang dilalui. 2. Siklus II. Setelah menampilkan data pada siklus pertama. maka selanjutnya adalah siklus dua yaitu; 1) Observasi Observasi dilakukan oleh teman sejawat masih mengarah pada dua subjek yaitu guru dan siswa. Adapun hasil pengamatan pada siklus ke dua ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tahap Tabel : 3 Data Hasil observasi Kegiatan Guru pada Siklus II Aspek yang di amati P e n i l a i a n

12 Kegiatan Awal Kegiatan Inti 1. Memberi motivasi Belajar 2. Melaksanakan apersepsi 3. Menuliskan judul yang dipelajari 4. Menyiapkan sumber belajar / media pembelajaran 5. Menjelaskan materi dan mengaitkan realita kehidup 6. Memberi kesempatan siswa bertanya 7. Pengusaan dan pengolaan kelas 8. Proses pemberian tugas sesuai tahapan 9. Menitoring dan membimbing kegiatan belajar 10. Merespon pertanyaan / masukan siswa 11. Memberi Evaluasi 12. Memberi penghargaan pd siswa dg nilai tertinggi Kegiatan 1. Pemberian PR Akhir 2. Refleksi Jumlah tiap skor perolehan Jumlah keseluruhan skor perolehan 52 Nilai rata-rata 4,00 Kategori Penilaian Baik Berdasarkan hasil obsevasi kegiatan guru pada siklus II yang disajikan pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru pada proses pembelajaran berhasil dengan baik, hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata yang diperoleh guru 4.00 dalam kategori baik tabel 4: Untuk hasil observasi kegiatan siswa pada siklus dua ini, disajikan pada Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Siklus II Penilaian Tahap A s p e k y a n g d i a m a t i Kesiapan dalam mengikuti kegitan pembelajaran Kegiatan 2. Memperhatikan infomasi disampaikan guru Awal 3. Menjawab pertanyaan dari guru 4. Bertanya Kegiatan Inti 5. Duduk dalam keadaan tenang di tempat masingmasing 6. Memperhatikan media gambar diberikan guru 7. Bertanya tentang materi sesuai media gambar 8. Memahami pesan pada media gambar 9. Partisipasi dalam kelompok 13

13 10. Mengerjakan tugas evaluasi 11. Memberi argumentasi dalam menyimpulkan materi Kegiatan Akhir 1. Merespon tugas rumah yang diberikan 2. Melakukan refleksi atas perintah guru Jumlah tiap Skor Jumlah skor perolehan 43 Nilai rata-rata 3.30 Kategori Penilaian Baik Berdasarkan hasil obsevasi kegiatan siswa pada siklus II yang disajikan pada tabel 4, dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa pada proses pembelajaran berhasil dengan baik, hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata yang diperoleh guru 3.30 yang dalam kategori baik. 2) Refleksi Setelah menelaah, mempelajari dan mendekusikn dengan rekan sejawat data hasil observasi, dapat didefinisikan pembelajaran pada siklus II ini sebagai berikut :: 1. Kegiatan belajar siswa semakin aktif dan dapat dikatakan berhasil. Peneliti berhasil mengaplikasikan penggunaan media gambar yang dapat membangkitkan minat belajar siswa pada proses pembelajaran, hal ini ditunjukan pada perolehan hasil belajar siswa yang semakin membaik. 2. Persentase peningkatan minat belajar siswa mencapai 86,78%. Dalam hal ini dapat dikatakan pembelajaran pada siklus ini terjadi peningkatan minatb belajar siswa. PEMBAHASAN Melalui observasi pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media gambar dengan kompetensi dasar memahami tentang perjuangan melawan penjajahan, minat belajar siswa berdasarkan hasil belajar siswa menunjukan bahwa pada : 1. Siklus I, tahap pembelajaran ini menggunakan media gambar pada proses penjelasan materi belum barhasil, hal ini nampak pada aktifitas belajar siswa 14

14 yang belum mencapai tahap kesempurnaan dalam memahami materi yang diasajikan oleh guru/peneliti, dengan kata lain partisipasi siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok masih perlu ditingkatkan. Hal ini berarti, bahwa : minat belajar siswa masih sangat rendah. Oleh sebab itu guru berperan sebagai motivator dan fasilisator hendaknya lebih kreaktif dalam mengelolah pembelajaran, karena dalam kegiatan pembelajaran ( tugas kelompok mengisi LKS ) semua anggota kelompok aktif dengan mencari solusi jawaban yang tepat pada lembar kerja yang sudah disiapkan ole guru sehingga dapat meminimalkan beberapa kekurangan dari beberapa aspek tersebut diatas. Dari beberapa aspek kekurangan yang belum mencapai taraf kesempurnaam pembelajaran, ini merupakan tolak ukur atau indikator ketidaktuntasan dari pembelajaran siklus I. Berdasakan hal tersebut maka pembelajaran perlu dilanjutkan pada silus II. 2. Siklus II, pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan menerapkan penggunaan media gambar pada proses pembelajaran, guru harus berusaha semaksimal mungkin dalam pengelolaan kelas, memotivasi dan membimbing siswa sehingga pada siklus ini nampak perubahan yang mengarah pada kesempurnaan pembelajaran dan sudah menunjukan kriteria baik, hal ini terlihat jelas pada aktifitas belajar siswa yang dapat bertanya dan menjawab pertanyaan, menunjukan partisipasi dalam kelompok mengisi LKS, serta dapat menyimpulkan materi bersama guru. Berdasarkan hal tersebut diperoleh data hasil observasi yang disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil observasi kegiatan belajar siswa yaitu sebagai berikut : - Meningkatnya rasa senang dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran - Dapat bertanya dan mnjawab pertanyaan - Aktif dan kreaktif dalam menyelesaikan tugas kelompok ( mengisi LKS) - Mempu menyimpulkan materi atas bimbingan guru. 15

15 Melihat hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru pun harus memingkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas dengan baik dan sempurna. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran dari siklus I dan II pada penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa serta mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS, ini di buktikan dengan peningkatan persentase hasil angket yang dibagikan kepada siswa pada proses pembelajaran kedua siklus (siklus I dan II ), Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini, beberapa saran yang dapat kami kemukakan yakni, sebagai berikut : 1. Media gambar dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai salah satu alat peraga yang membantu proses pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. khusus pada pembelajaran IPS 2. Pentingnya setiap guru untuk menyiapkan dan membuat media gambar sebagai salah satu alat peraga pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Kiranya bagi rekan guru khususnya guru mata pelajaran IPS dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai hasil pertimbangan untuk lebih meningkatkan minat belajar siswa. 16

16 DAFTAR PUSTAKA Ande Rinanto. (1992). Bentuk-bentuk Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Basuki Widodo dan Farida Mukti. (1989). Media Pembelajaran. Depdikbud. Briggs. (1997). Media for Teaching. Newyork: Ft. Renerich. Depdiknas. (2004). Evaluasi dan penilaian disekolah dasar. Jakarta.: Diknas Dewa. (1984). Pengembangan Minat Belajar. Jakarta: Depdikbud. Dientje Borman Rumpuk. (1998). Media Instruksional IPS. Jakarta: Depdikbud- Dirjen Pendidikan Tinggi. Erwinda. (2009). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Miarso. (2000). Macam-macam Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Moedjiono, Moch. Dimyati. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Serham. (1977). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 17

17 Slameto. (1995). Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun