BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memang tidak dapat dipungkiri. Di mana pun dan kapan pun, baik itu di jalan raya,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memang tidak dapat dipungkiri. Di mana pun dan kapan pun, baik itu di jalan raya,"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Relasi manusia dengan barang-barang konsumsi di zaman modern ini memang tidak dapat dipungkiri. Di mana pun dan kapan pun, baik itu di jalan raya, di kantor bahkan di rumah sendiri tidak pernah lepas dari usikan berbagai aktivitas konsumsi. Konsumsi hadir sebagai solusi bagi seluruh permasalahan, bahkan dalam arti tertentu konsumsi sebagai pelarian terhadap realitas hidup manusia sepanjang hari. Pusat-pusat kota dapat dikatakan menjadi lokasi konsumsi karena telah menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (Soedjatmiko, 2008:13). Masyarakat konsumen berkembang tampaknya tumbuh beriringan akibat globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan atau mall. Istana yang selalu berlimpah barang ini menawarkan berbagai kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Manusia tidak lagi mengumpulkan dedaunan sebagai pakaian (sandang) melainkan mendapatkannya di toko pakaian, atau juga barang-barang bangunan guna membuat rumah (papan), dan makanan (pangan) di rumah makan. Saat ini di dalam mall, masyarakat dapat

2 2 melakukan one stop shopping. Segala aktivitas konsumsi dapat dilakukan di satu tempat, yakni berbelanja barang-barang kebutuhan rumah tangga, membeli pakaian di butik sampai aktivitas kerja yang seharusnya dilakukan di kantor dengan tidak mengurangi kualitasnya dilakukan di sebuah mall (Soedjatmiko, 2008 : 5). Situasi ini lah yang memunculkan suatu gaya hidup baru masyarakat menjadi konsumtif dan berperilaku shopaholic. Berbelanja yang semula merupakan suatu konsep untuk menunjukkan suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-harinya dengan jalan menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang tersebut. Saat ini belanja itu sendiri telah berkembang menjadi suatu gaya hidup dan berubah menjadi kebutuhan bagi manusia tak cukup diri bahkan dijadikan sebagai alat pemuas keinginan akan barang-barang yang terkadang barang tersebut tidak diperlukan. Berbelanja secara tidak sadar membentuk impian dan kesadaran semu para konsumer dan akhirnya melahirkan pola hidup konsumtif yang tidak akan ada habisnya. Akhirnya berbelanja juga dianggap sebagai sebuah pekerjaan dan sebuah aktivitas sosial ( Soedjatmiko, 2008 : 6). Masuknya budaya-budaya asing akibat globalisasi juga turut membentuk gaya hidup masyarakat menjadi konsumtif dan merubah pola konsumsi masyarakat, seperti banyak munculnya restoran cepat saji atau fast food, berbagai industri fashion dan berbagai serbuan gaya hidup lewat industri iklan dan televisi mengakibatkan pesatnya kebutuhan hidup sehingga memicu daya konsumen yang tinggi untuk memenuhi

3 3 kebutuhan dan membuat seseorang mengkonsumsi barang bukan lagi dari segi fungsionalnya melainkan tren atau mode yang sedang berkembang. Gejala tersebut nampak ketika munculnya berbagai teknologi canggih dan terkini. Tidak sedikit masyarakat yang kemudian membelinya walaupun tidak punya kebutuhan khusus akan barang tersebut. Seperti pada saat munculnya sepeda fixie, banyak anak muda yang terjangkiti dengan sepeda gaya yang harganya jutaan itu padahal sudah memiliki sepeda biasa yang fungsinya pun sama. Ketika gadget seperti Blackberry dan lainnya muncul, virusnya pun menyebar begitu cepat dan luas di kalangan orang tua bahkan anak muda. Tidak memperdulikan bagaimana membayar biaya pulsa setiap bulannya yang terpenting dapat menggunakan barang mewah tersebut. Tidak puas dengan berbagai macam barang yang sudah dimiliki, saat keluar versi terbaru pun lekas menggantinya, meskipun barang yang di miliki masih sangat layak pakai. Mall-mall di ibukota pun selalu dipadati pengunjung, tidak hanya sekedar dijadikan tempat untuk membeli kebutuhan, tetapi dijadikan sarana untuk mencari hiburan seperti nonton bioskop, karaoke, window shopping, sampai sekedar nongkrong di kafe. Tempat makan dengan menu dan suasana kebarat-baratan seperti Mc Donald dan Starbucks juga selalu menjadi pilihan dan tak pernah sepi pengunjung walaupun harganya cukup mahal dibandingkan harga makanan di tempat makanan lokal. Fenomena konsumerisme yang memunculkan masyarakat konsumtif ini sudah masuk ke dalam berbagai seluruh lapisan masyarakat dan tidak terasa telah

4 4 menggeser identitas masyarakat lama dengan identitas barunya yang masuk dalam setiap lapisan struktur sosial masyarakat untuk menggantikan identitas masyarakat tradisional. Gaya hidup yang di anut oleh masyarakat dalam pola kehidupan ternyata menimbulkan permasalahan-permasalahan baru, yaitu karena seseorang yang bergaya hidup konsumtif akan membeli barang-barang yang diinginkan meskipun terkadang bertolak belakang dengan kemampuan finansial yang dimilikinya. Tidak jarang gaya hidup konsumtif memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal mulai dari korupsi bahkan sebagian masyarakat rela menyerahkan diri berbuat tindakan asusila untuk memenuhi keperluan dan hasrat konsumtifnya. Gaya hidup konsumtif pada akhirnya tidak hanya memberikan dampak ekonomi dan sosial tetapi juga etika, oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dilakukan dan peneliti ingin memberikan tawaran solusi agar gaya hidup baru tersebut bisa terkontrol. Peneliti menggunakan etika Epikuros sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Etika dapat membantu seseorang untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi transformasi di segala bidang kehidupan sebagai akibat modernisasi. Etika memampukan manusia untuk bersikap secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan dalam gejolak gelombang modernisasi termasuk budaya konsumtif yang telah mengakar pada gaya hidup masyarakat saat ini (Yosephus, 2010: 9). Epikuros sebagai salah satu tokoh etika yang mengajarkan pentingnya kebijaksanaan hidup (Phronesis), kesederhanaan, dan menghindarkan tindakan yang berlebihan serta pengendalian diri agar manusia dapat menikmati kepuasan sehingga

5 5 mendapatkan kehidupan yang tenang dan tentram (Suseno, 1987: 50). Peneliti berharap ajaran-ajaran etika Epikuros dapat memberikan solusi-solusi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar setiap individu masyarakat mampu mengendalikan keinginan khususnya hasrat konsumtifnya supaya tidak menimbulkan dampak buruk yang dapat merugikan kehidupan saat ini maupun masa depan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Apa hakikat gaya hidup konsumtif? b. Apa konsep etika menurut Epikuros? c. Bagaimana gaya hidup konsumtif bila ditinjau dari etika Epikuros dan apa sumbangan etika Epikuros dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif? 3. Keaslian Penelitian Sejauh pengamatan dan penelurusan peneliti, telah banyak penelitian yang membahas mengenai gaya hidup konsumtif, tetapi belum ada yang menggunakan objek formal etika epikuros untuk meninjau gaya hidup konsumtif. Peneliti menemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan objek formal dan objek material, antara lain : 1. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Fenomena Dunia Gemerlap pada Mahasiswa di Yogyakarta

6 6 Tinjauan Etika Epikuros. Ditulis oleh Metalia Violeta Fajrin Utami menjelaskan fenomena dunia gemerlap yang dilakukan oleh mahasiswa di Jogjakarta sebagai objek materialnya ditinjau dari etika Epikuros sebagai objek formalnya 2. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Pencarian Hedonis Pasca Ekletisme Epikurean dan Utilitarianisme dalam Tinjauan Filsafat Moral. Ditulis oleh Dhohir Farizi menjelaskan pencarian hedonis pasca ekletisme epikurean dan utilitarianisme sebagai objek material dengan filsafat moral sebagai objek formal. 3. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Gaya Hidup Konsumtif dalam Perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill. Ditulis oleh Tri Margaretta Purwantini menjelaskan mengenai Gaya hidup konsumtif digunakan sebagai objek material dan etika utilitarianisme John Stuart Mill sebagai objek formal 4. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Hasrat dalam Masyarakat Kosumeris Ditinjau dari Perspektif Gilles Deeuze : Studi Kasus Atas Film Confessions of A Shopaholic. Ditulis oleh Septiani Aulia. Menjelaskan bagaimana hasrat dalam masyarakat konsumeris melalui pandangan Gilles Deeuze yang diambil dalam film confessions of a shopaholic.

7 7 5. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Refleksi Filosofis: Konsep Fenomenal Waktu Luang Sebagai Pencipta Gaya Hidup Konsumerisme. Ditulis oleh Susanti Johana menjelaskan bagaimana refleksi filosofis konsep fenomenal waktu luang yang menciptakan suatu gaya hidup konsumerisme. 6. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Gaya Hidup Konsumtif dan Kerusakan Lingkungan Menurut Etika Ekosentrisme. Ditulis oleh Aditya Bayu Aji menjelaskan etika ekosentrisme sebagai solusi dalam mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh gaya hidup konsumtif. 7. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Fenomena Budaya Konsumtif Pada Wanita Dalam Wacana Kapitalisme. Ditulis oleh Ediyas Pujiastuti. Skripsi ini menjelaskan bagaimana pandangan kapitalisme terhadap budaya konsumtif pada wanita. 4. Manfaat Penelitian Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masayarakat di Indonesia, khususnya: 1. Bagi Peneliti : Penelitian ini diharapkan dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis ilmiah serta menganalisis persoalan dengan pendekatan filsafat

8 8 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang etika dan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai gaya hidup konsumtif 3. Bagi Filsafat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman komprehensif mengenai gaya hidup konsumtif secara detail dan secara jelas mengenai etika Epikuros 4. Bagi Bangsa Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi dan memberikan kesadaran bagi tiap individu masyarakat bahwa gaya hidup konsumtif memiliki dampak negatif yang sangat besar bagi kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang. B. Tujuan Penelitian 1. Memberi penjelasan mengenai gaya hidup konsumtif 2. Memaparkan penjelasan konsep etika menurut Epikuros 3. Memberikan penjelasan tentang gaya hidup konsumtif ditinjau dari konsep etika Epikuros dan memberikan solusi terhadap

9 9 permasalahan yang ditimbulkan akibat gaya hidup konsumtif berdasarkan etika epikuros. C. Tinjauan Pustaka Chaney dalam Rahma (2010:44) menjelaskan gaya hidup oleh beberapa ahli sering disebut sebagai ciri sebuah dunia modern atau modernitas, artinya siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri atau orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan tindakannya sendiri maupun orang lain. Margaretha Tri Purwantini dalam skripsinya Gaya Hidup Konsumtif Menurut Utilitarianisme John Stuart Mill menyebutkan istilah konsumtif mengacu pada perilaku yang boros dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Konsumtif lebih luas lagi merupakan perilaku berkonsumsi boros dan berlebihan yang mendahulukan keinginan daripada kebutuhan serta meniadakan skala prioritas. Konsumtif juga diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah (Purwantini, 2006:3). Pribadi konsumtif pada hakikatnya ingin mencari arti hidup melalui pembelian aneka macam barang dan jasa yang diharapkan dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan fisik yang sebesar-besarnya (Bayu Aji,2009:13). Paul Du Gay dalam Kushendarwati (2006 : 53) menelusuri sejarah munculnya kritik atas budaya konsumtif dalam masyarakat konsumen. Paul du Gay

10 10 mengungkapkan fakta bahwa kebanyakan konsumen melakukan kegiatan konsumsi terutama demi penentuan identitas diri. Paul du Gay menelusuri kembali konsep diferensiasi sosial yang pernah dikemukakan oleh Throstein Veblen yang menyatakan bahwa seberapapun miskinnya seseorang, tindakan konsumsinya tidak hanya mengarah pada nilai guna, tetapi selalu mengarah pada nilai identitas. Douglas dan Isherwood memberikan pendapat yang dikutip oleh Mike Featherstone (1992:14) dalam Postmodernisme dan Budaya Konsumen bahwa dalam masyarakat konsumer saat ini, barang-barang digunakan langsung untuk membangun hubungan-hubungan sosial. Konsumsi fisik atau konsumsi nilai kegunaan dari benda-benda konsumsi tersebut hanya memberikan kepuasan sebagian saja, karena yang paling penting justu kenikmatan memanfaatkan barang-barang tersebut sebagai penanda. Tanda-tanda pada objek konsumsi pada kenyataannya sekarang mampu menandai relasi-relasi sosial. Objek objek konsumsi menentukan prestise, status dan simbol sosial tertentu bagi pemakainya. Alfathri Adlin dalam bukunya Resistensi Gaya Hidup : Teori dan Realitas menjelaskan bahwa gaya hidup konsumtif telah meleburkan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Manusia modern tidak cukup hanya makan (need) melainkan harus makan di Mc. Donald (keinginan), begitu pula makan di Mc donald bukan karena beef buger nya yang memiliki rasa yang nikmat melainkan identitas borjuasi yang melekat pada citra Mc Donald sendiri. Inilah gaya hidup konsumtif Aku adalah apa yang aku konsumsi ( Adlin, 2006 :26).

11 11 Afrizal dalam Indah (2013:29) menyebutkan gaya hidup konsumtif mendorong seseorang untuk menginginkan sesuatu secara instan dan cepat. Konsumerisme disadari sudah menjadi budaya dan menjurus menjadi penyakit sosial yang berpotensi menciptakan masyarakat yang individualis dan materialistis bahkan mengarah ke arah hedonisme. Alfitri dalam jurnalnya Budaya Konsumerisme dan Masyarakat Perkotaan menyebutkan gaya hidup konsumtif mengakibatkan orang boros, tidak produktif dan hanya memberikan kesadaran palsu kepada masyarakat. Gaya hidup konsumtif juga akan mengakibatkan orang terjebak dalam kehidupan yang tidak seimbang atau yang disebut dengan lebih besar pasak daripada tiang ( Alfitri,2007:9). D. Landasan Teori Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2500 tahun lalu, karena pandanganpandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercayai. Para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia (Suseno, 1987 : 15). Achmad Charris Zubair dalam Kuliah Etika mengatakan bahwa etika sebagai salah satu cabang filsafat memiliki fungsi dan tanggung jawab untuk mengontrol sikap serta tindakan manusia agar menjadi benar. Etika dibedakan dengan

12 12 semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan manusia melainkan bagaimana ia harus bertindak (Zubair, 1987 : 9). Yosephus Sinuor dalam Etika Bisnis menyebutkan di era globalisasi berbagai ideologi baru bermunculan seiring dengan gelombang modernisasi dan daya transformasi temasuk munculnya konsumerisme yang menciptakan budaya konsumtif masyarakat. Etika berperan supaya masyarakat tidak terlalu mudah tergoda oleh daya tarik ideologi-ideologi baru namun juga tidak serta merta menolak nilai-nilai baru yang ditawarkan dalam ideologi-ideologi yang baru itu hanya karena alasan masih baru atau belum terbiasa (Yosephus,2010 :10). Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Kata Hedonisme diambil dari Bahasa Yunani hedone artinya "kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri. Ajaran bahwa kesenangan adalah tujuan hidup dan kebaikan manusia yang tertinggi ( Poespoprodjo, 1998 :60). Hedonisme pertama kali di oleh filsuf Yunani Aristippos pada tahun SM dan kemudian disempurnakan oleh Epikuros pada tahun SM. Epikuros ingin menunjukkan jalan bagaimana manusia dapat hidup dengan sebahagia mungkin dalam suatu kehidupan yang banyak guncangannya, untuk itu

13 13 manusia harus mengusahakan kesenangan. Semakin manusia hidup dalam kesenangan maka semakin mendapatkan kebahagiaan pula. Epikuros memang seorang hedonis tetapi seorang hedonis yang modern. Kesenangan yang sejati tidak dicapai dengan mencari pengalaman nikmat sebanyak mungkin melainkan dengan menjaga kesehatan dan berusaha hidup sedemikian rupa hingga jiwa bebas dari keresahan ( Suseno, 1997:63). Pandangan kesenangan Epikuros berkaitan erat dengan keinginan. Keinginan ada yang perlu dan ada juga keinginan yang tidak perlu. Epikuros mengatakan di dalam suratnya : Perlu juga disadari bahwa diantara keinginan kita ada yang berdasarkan alam, sedangkan keinginan-keinginan lain tidak mempunyai arti, lalu bahwa dari keinginan-keinginan alami sebagian berupa niscaya, sebagian hanya alami saja, dan akhirnya bahwa dari keinginan yang niscaya ada yang perlu untuk mencapai kebahagiaan, ada juga yang menjaga kesehatan kita dari gangguan, dan ada lagi yang mempertahankan hidup. Apabila kita memandang kenginankeinginan kita dengan tenang, kita belajar untuk mempergunakan setiap keinginan dan setiap dorongan untuk menghindar demi kesehatan badan an pemeliharaan ketenangan jiwa, karena dua hal itu merupakan intisari hidup bahagia, karena sebenarnya segala tindak-tanduk kita toh hanya ditunjukkan untuk menghindar dari perasaan sakit dan tidak sampai merasa takut. Apabila kita berhasil mencapai, segala pemberontakan menghilang dari jiwa kita, karena mahkluk tidak lagi seakan-akan terus harus memperhatikan janganjangan masih ada yang kurang, dan ia tidak perlu lagi mencari sesuatu apa lagi yang seakan-akan baru dengan sesuatu itu tadi kesenangan badan dan jiwanya dapat sempurna. Karena sakit tidak hanya rindu akan kesenangan apabila kita penuh perasaan sakit, merasa belum mencapainya, sedangkan apabila perasaan sakit tidak kita rasakan, kita juga tidak merasakan bahwa tidak ada kesenangan ( Suseno, 1997:67).

14 14 Epikuros mengatakan bahwa kesenangan dapat dinilai baik akan tetapi dapat juga dipandang buruk ketika kesenangan itu bersifat sia-sia. Epikuros menyebutkan ada tiga macam keinginan yaitu keinginan alamiah yang perlu seperti makanan, keinginan yang tidak perlu seperti makan-makanan yang enak, dan keinginan yang sia-sia seperti mencari kehormatan dan kekayaan (Bertens, 2007 : 237). E. Metode Penelitian 1. Bahan dan Materi Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kepustakaan. Bahan dan materi dari penelitian ini diperoleh dengan cara penulusuran pustaka yaitu dari buku-buku dan skripsi yang membahas tema-tema mengenai gaya hidup konsumtif dan etika Epikuros. Data pustaka terbagi menjadi dua, yaitu pustaka primer dan pustaka sekunder. a.pustaka Primer Pustaka primer yaitu pustaka yang digunakan sebagai rujukan utama dalam jalannya penelitian. Literatur yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini antara lain: 1. Piliang, Yasraf Amir Dunia Yang Dilipat : Tamasya Melampaui Batasbatas Kebudayaan. Yogyakarta : Jalasutra 2. Featherstone, Mike Postmodernisme dan Budaya Konsumen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

15 15 3. Russell, Betrand Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 4. Suseno, Franz Magnis Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke 19. Yogyakarta : Kanisius 5. Bertens, K Etika Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama b. Pustaka Sekunder Pustaka sekunder merupakan tulisan dari sumber lain yang digunakan penulis sebagai bahan pelengkap dan tambahan. Bahan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, artikel dan internet, yang berhubungan dengan tema penelitian baik itu berhubungan dengan objek material maupun formal yang digunakan untuk menguatkan sumber data yang sudah ada. 2. Jalan Penelitian 1. Pengumpulan Data, yaitu mengumpulkan sebanyak mungkin berbagai data-data kepustakaan yang berkaitan objek material dan objek formal yaitu gaya hidup konsumtif dan etika epikuros dan juga data-data yang mendukung tema penelitian ini 2. Pengolahan Data, yaitu menganalisis semua data yang sudah di klasifikasi berdasarkan data primer dan data sekunder untuk

16 16 mempermudah dalam menganalisis penelitian sesuai dengan apa yang dibahas dalam penelitian 3. Penyusunan Penelitian, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh dari hasil analisis kemudian diuraikan dengan tulisan yang sistematis. 3. Analisis Hasil Peneliti menggunakan empat unsur-unsur metodis berdasarkan metodemetode yang tertulis di dalam buku Metode Penelitian Filsafat oleh Anton Bakker dan Charris Zubair, yaitu: 1. Deskripsi, yaitu mencoba untuk menjelaskan mengenai gaya hidup konsumtif dan etika Epikuros secara detail sehingga memperoleh pemahaman yang cukup jelas 2. Interpretasi, yaitu data yang berkaitan dengan tema kemudian diinterpretasikan untuk dapat dipahami dan mengungkap gaya hidup konsumtif yang ditinjau dari sudut pandang etika epikuros agar menemukan jawaban yang diharapkan 3. Analisis, yaitu menganalisis data secara konsepsional atas permasalahan yang timbul terkait dengan gaya hidup konsumtif yang ditinjau dari etika Epikuros 4. Hermeneutika, yaitu penulis berusaha memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang etika epikuros yang akan digunakan

17 17 dalam menangkap makna atas dampak-dampak yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif terhadap kehidupan. F. Hasil yang Dicapai 1. Memperoleh pemahaman lebih jelas tentang gaya hidup konsumtif 2. Mendapatkan pemahaman lebih mendalam pandangan etika menurut epikuros 3. Memperoleh penjelasan yang komprehensif mengenai gaya hidup konsumtif ditinjau dari etika epikuros dan memperoleh pemahaman mengenai etika epikuros yang dapat dijadikan suatu solusi dan alternatif dalam mengatasi gaya hidup konsumtif. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini akan dirumuskan menjadi lima bab, yaitu : BAB I : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang di dalamnya terdiri dari sub bab yaitu permasalahan, rumusan masalah, keaslian penelitian, dan manfaat penelitian, kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil yang telah dicapai dan sistematika penulisan BAB II : Bab ini berisi tentang objek material dari penelitian, yaitu sejarah munculnya budaya konsumtif, pengertian gaya hidup konsumtif,

18 18 faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif dan dampakdampak yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif BAB III: Bab ini berisi tentang objek formal dari penelitian yaitu konsep etika menurut epikuros, di dalamnya terdiri dari sub bab yaitu pengertian etika, aliran-aliran etika, riwayat hidup Epikuros, tokoh yang mempengaruhi etika Epikuros, pokok-pokok Ajaran Etika Epikuros, dan kelebihan serta kelemahan etika Epikuros BAB IV : Bab ini berisi tentang analisis gaya hidup konsumtif sebagai suatu permasalahan etis yang dikaji dengan etika Epikuros dan memaparkan etika epikuros yang dapat dijadikan suatu alternatif dalam mengatasi gaya hidup konsumtif BAB V : Bab ini menguraikan kesimpulan sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan berdasarkan hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki beberapa fakultas, yaitu Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini ada sebuah gaya hidup tertentu yang berkembang di dalam masyarakat modern dan sangat digandrungi oleh masyarakat dalam ruang lingkup pemuda-remaja. Gaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebutuhan primer, yaitu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. itu dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebutuhan primer, yaitu kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang terus memiliki kebutuhan untuk segera dipenuhi, selalu dalam batas kurang dan kurang, dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya arus globalisasi, masyarakat saat ini lebih memilih mall untuk menghabiskan waktu liburannya, daripada mengunjungi tempat tempat wisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa kita sadari, masyarakat selalu diposisikan sebagai konsumen potensial untuk meraup keuntungan bisnis. Perkembangan kapitalisme global membuat bahkan memaksa masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

Nuke Farida ÿ. UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun Kata Kunci: Semiotika Pierce, Iklan, Hedonisme

Nuke Farida ÿ. UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun Kata Kunci: Semiotika Pierce, Iklan, Hedonisme REPRESENTASI HEDONISME DI MEDIA MASSA ABSTRAK Peran poster iklan kerap digunakan sebagai media efektif propaganda bagi penguasa melalui tanda-tanda visual gang ditampilkan. Tujuan penelitian ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia cenderung merubah perilaku gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan 7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat modern adalah sebuah masyarakat konsumtif dimana merupakan masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Kehidupan yang semakin modern membawa manusia pada pola perilaku yang unik, yang membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah 11 24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis A. Gaya Hidup Hedonis Hedonisme dikembangkan oleh dua orang filosof Yunani, Epicurus (341-270 SM) dan Aristippus of Cyrine (435-366 SM). Mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hedonisme sudah menjadi bagian dari gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini. Hedonisme merupakan sebuah gaya hidup di mana kesenangan menjadi sebuah

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMERIS PENGUNJUNG MALL LIPPO PLAZA KOTA KENDARI. Oleh: Rabia Jamil, Muh. Arsyad, dan Ambo Upe

PERILAKU KONSUMERIS PENGUNJUNG MALL LIPPO PLAZA KOTA KENDARI. Oleh: Rabia Jamil, Muh. Arsyad, dan Ambo Upe Neo Societal; Vol. 3; No. 2; 2018 ISSN: 2503-359X; Hal. 518-525 PERILAKU KONSUMERIS PENGUNJUNG MALL LIPPO PLAZA KOTA KENDARI Oleh: Rabia Jamil, Muh. Arsyad, dan Ambo Upe Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, manusia dimanjakan dengan kemajuan teknologi yang semakin maju, sehingga manusia cenderung berfikir konsumtif yang mencerminkan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki beraneka ragam kebutuhan yang akan berlangsung secara terus-menerus. Kebutuhan tersebut akan semakin bertambah, baik dari segi macam, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia selalu berubah menuruti perkembangan pola pikirnya. Dahulu kita mengenal adanya peradaban nomaden yang masih sangat mengandalkan alam untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin modern, teknologi yang berkembang pesat serta kehidupan manusia yang dinamis selalu berubah diiringi dengan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi BAB VI KESIMPULAN Kajian media dan gaya hidup tampak bahwa pengaruh media sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi masyarakat tidak lain merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keramahtamahannya. Banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia yang merantau

BAB I PENDAHULUAN. keramahtamahannya. Banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia yang merantau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah kota pelajar, kota pariwisata, kota yang dikenal dengan keramahtamahannya. Banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia yang merantau ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini kehidupan masyarakat sering kali berubah-ubah tanpa ada yang bisa mengontrolnya. Masyarakat seperti dipaksa menuju masyarakat post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk kota metropolitan. Kondisi ini menjadikan kota medan terdapat banyak pusat perbelanjaan,pusat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran Baudrillard mendasarkan diri pada beberapa asumsi hubungan manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, terutama peran media elektronik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia semakin waktu akan semakin maju. Manusia akan terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya, contohnya ialah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini telah mengakibatkan banyak dunia usaha baru bermunculan yang menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Perusahaan bersaing dengan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini, kita dapat melihat perkembangan kota yang begitu maju dan pesat di segala aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam hidupnya akan selalu melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam hidupnya akan selalu melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Konsumsi merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Manusia dalam hidupnya akan selalu melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini pertumbuhan konsumsi masyarakat yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat

BAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan wajar. Di era globalisasi ini banyak orang yang kurang memperdulikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau e-commerce juga terus berkembang. Dengan demikian lebih mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. atau e-commerce juga terus berkembang. Dengan demikian lebih mempermudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi yang meningkat mengakibatkan e-bisnis atau e-commerce juga terus berkembang. Dengan demikian lebih mempermudah seorang konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Pertama, gaya hidup adalah `identitas' diri di dalam suatu masyarakat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Pertama, gaya hidup adalah `identitas' diri di dalam suatu masyarakat 145 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pertama, gaya hidup adalah `identitas' diri di dalam suatu masyarakat modern, hal ini meliputi bagaimana seseorang dikenal dan diakui keberadaannya oleh masyarakat. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak

Lebih terperinci

Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :

Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut : apa itu hedonisme? Hedonisme secara etimologi berasal dari kata tunggal bahasa Yunani yaitu Hedone, yang dapat diartikan sebagai nikmat atau kenikmatan. Hedonisme, muncul kira-kira 400 SM dengan madzhabnya

Lebih terperinci

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) ARTIKEL Oleh: DESI MULYANTI YUNIAR K8409014 FAKULTAS KEGURUAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada era modern saat ini, orang sudah mulai terlena dengan nilai-nilai moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan permissiveness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana relevansi keduanya, dengan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan bertambahnya pusat perbelanjaan dengan menawarkan berbagai macam produk yang ditawarkan akan menambah persaingan yang semakin ketat didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota yang terletak di tengah-tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan sebutan Kota Budaya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah china, India, dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menempati posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun, data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga

Lebih terperinci

Pola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar. Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret

Pola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar. Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret Pola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret Abstrak : Adanya ketimpangan jumlah lapangan pekerjaan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai indikator awal untuk menentukan perilaku konsumen masyarakat. perusahaan bisa melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara dengan latar belakang budaya yang majemuk. mulai dari kehidupan masyarakat, sampai pada kehidupan budayanya. Terutama pada budaya keseniannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tak dapat dielakkan jika manusia dalam kehidupannya selalu memiliki keinginan yang kuat akan suatu hal. Inilah yang kita kenal sebagai hasrat. Suatu dorongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di bidang fashion. Kenyataan ini menyebabkan banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan. Fenomena ini menarik untuk diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Punk lahir di Inggris pada pada akhir 70an sebagai budaya tandingan dari budaya mainstream pada zamannya. Dipicu sebuah perasaan yang menjadi rahasia umum dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia baik sebagai individu maupun makhluk sosial, selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut berupa: 1) Kebutuhan utama, menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Sebut saja internet sebagai media baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia fashion yang semakin meningkat diiringi dengan semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory outlet, butik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis retail saat ini semakin pesat, diantaranya adalah bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran cepat saji terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunikasi keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa maupun dalam perdagangan berdampak besar terhadap perekonomian suatu bangsa. Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, yang bisa disebut dengan kegiatan konsumtif. Konsumtif

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, yang bisa disebut dengan kegiatan konsumtif. Konsumtif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia melakukan interaksi dengan manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai kecenderungan terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Faktanya didasarkan pada kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya berakibat pada sektor pendidikan, namun sektor ekonomi dan budaya juga ikut terpengaruh. Sektor budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Masalah Penelitian Aku adalah manusia. Drijarkara (1969: 79) mengatakan bahwa manusia tidak tinggal diam dalam hidupnya. Manusia senantiasa bergerak, mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan era globalisasi saat ini membawa kemajuan diberbagai bidang, salah satunya bidang perdagangan. Perdagangan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pusat perbelanjaan yang tumbuh semakin pesat di Jakarta setelah berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun 1998 merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan

Lebih terperinci