BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SEJARAH PEMBUKAAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SEJARAH PEMBUKAAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SEJARAH PEMBUKAAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR 2.1 Letak Geografi dan Keadaan Alam Desa Harapan Makmur Sei Lepan merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Langkat. Kecamatan Sei Lepan terletak diantara sampai dengan bujur timur. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten adalah 54 km dan dari ibukota provinsi adalah 80 km. Akses menuju Sei Lepan dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak tempuh melalui ibukota kabupaten yaitu Stabat, dapat ditempuh perjalanan menuju Sei Lepan sekitar 2 jam perjalanan 14. Luas wilayah Kecamatan Sei Lepan ini secara keseluruhannya sekitar 654, 04 Km 2. Adapun batas-batas geografis Kecamatan Sei Lepan antara lain adalah 15 : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Berandan Barat, 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Tualang, 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Besitang, dan 14 Profil Kecamatan Sei Lepan 15 Kecamatan Sei Lepan Dalam Angka 1998, Kerjasama Bappeda Kabupaten Langkat dengan BPS Kabupaten Langkat, hal

2 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Babalan. Harapan Makmur merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah kecamatan Sei Lepan. Secara geografis, Desa Harapan Makmur berada di ketinggian 100 meter dari permukaan laut. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten adalah 76 km dan dari ibukota provinsi adalah 108 km. Akses menuju Harapan Makmur dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan menggunakan kendaraan bermotor. Desa ini terbentuk karena adanya sebuah perusahaan perkebunan menanam sahamnya di wilayah tersebut. Oleh sebab itu desa ini mulai berangsur-angsur menjadi baik dengan adanya perusahaan perkebunan. Desa ini juga memiliki luas wilayah secara keseluruhannya sekitar 109,56 Km 2. Adapun batas-batas geografis Desa Harapan Makmur antara lain adalah 16 : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa, Harapan Maju 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tangkahan Durian, 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa PIR ADB Besitang, dan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Harapan Jaya. Tidak bisa dipungkiri, bahwa evolusi pembangunan sebuah wilayah, kota maupun Negara sebagian besar bermula dari perkembangan entitas sebuah desa. Desa dalam pengertian umum adalah desa sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat di manapun di dunia ini. Sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada 16 Profil Desa Harapan Makmur

3 lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada kegiatan pertanian. Pengertian desa secara umum lebih sering dikaitkan dengan pertanian. Menurut Egon E. Bergel mendefenisikan desa sebagai setiap pemukiman para petani (peasants). 17 Padahal sebenarnya faktor pertanian bukanlah suatu hal yang selalu harus terlekat pada setiap desa, begitu juga sebaliknya, desa tidak harus dikaitkan dengan kegiatan pertanian, hanya saja kebanyakan desa di Indonesia khususnya yang menitikberatkan kegiatan perekonomiannya pada kegiatan pertanian, namun tidak semua, ada juga desa yang menitikberatkan kegiatan perekonomiannya pada bidang lain seperti bidang perikanan, industri rumahan (home industry) atau kegiatan pekerjaan tangan dan lain sebagainya. Yang menjadi ciri utama dari suatu desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal yang menetap dari suatu kelompok masyarakat yang relatif kecil. Atau dengan kata lain, sebuah desa ditandai dengan keterikatan warganya terhadap suatu wilayah tertentu. Keterikatan terhadap wilayah ini di samping sebagai tempat tinggal, juga sebagai penyangga kehidupan mereka. Terbentuknya suatu desa tidak terlepas dari insting manusia, yang secara naluriah ingin hidup bersama keluarga suami/istri dan anak serta sanak familinya, yang kemudian lazimnya memilih suatu tempat kediaman bersama. Tempat kediaman tersebut dapat berupa suatu wilayah dengan berpindah-pindah terutama terjadi pada 17 Raharjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1999, hlm

4 kawasan tertentu hutan atau areal lahan yang masih memungkinkan keluarga tersebut berpindah-pindah. Hal ini masih dapat ditemukan pada beberapa suku asli di Sumatera, seperti kubu, suku anak dalam, beberapa warga melayu asli, juga di pulaupulau lainnya di Nusa Tenggara, Kalimantan dan Papua. 18 Sama halnya dengan pembentukan Desa Harapan Makmur, yang tidak berbeda dengan pembentukan sebuah desa pada umumnya, yang secara naluriah ingin hidup bersama dengan keluarga bahkan sanak famili mereka dan yang terpenting adalah untuk mempertahankan serta mencapai kemajuan dalam hidupnya. Seperti halnya dengan pembentukan Desa Harapan Makmur yang tidak jauh berbeda dengan pembentukan desa pada umumnya, yang secara sederhana ingin menetap dan tinggal bersama dengan keluarga sebagai cara untuk mempertahankan serta meningkatkan taraf kehidupan kelompok tersebut. Harapan Makmur awalnya hanya dihuni oleh beberapa kelompok masyarakat saja yang mayoritas merupakan suku Jawa Tengah yang bermata pencaharian sebagai petani. Suku Jawa Tengah tersebut berdatangan pada tahun Awalnya secara tidak langsung, pemerintah telah menerapkan pola transmigrasi dengan membawa banyak orang (terutama suku Jawa) untuk melakukan ekspansi ke pulau-pulau yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar seperti Sumatera. Pada awalnya wilayah Harapan Makmur hanya hutan belantara, suku Karo membuka lahan atau wilayah tersebut. Tak lama kemudian barulah suku-suku yang lain ikut serta membuka wilayah ini. Sebelum dibukanya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur, awal dimulainya tahun Op. Cit., hal

5 wilayah Harapan Makmur ini adalah hutan dan hanya beberapa orang saja yg betempat tinggal diwilayah ini. Kehidupan masyarakat di Harapan Makmur sampai tahun 1982 sebelum dibukanya perkebunan kelapa sawit masih bersifat sangat sederhana dan tradisional. Dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna, pemerintah telah mengadakan penataan kembali struktur organisasi pemerintahan desa. Desa Harapan Makmur pada awalnya merupakan sebuah dusun yang bernama Dusun Harapan Makmur yang sampai tahun 1997 masih menjadi bagian dari Desa Harapan Jaya 19. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang semakin membaik, semakin meningkatnya jumlah penduduk yang bermukim di Desa Harapan Makmur, dan kegiatan pemerintahan serta pembangunan pada wilayah Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, dipertimbangkan guna memperlancar tugas-tugas pemerintahan dan rencana pembangunan daerah serta untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan kepada masyarakat, maka dipandang perlu membentuk sebuah desa baru, pada 1998 Desa Harapan Makmur resmi dibentuk menjadi sebuah desa baru, yaitu Desa Harapan Makmur Hasil Wawancara, Wahono, Harapan Makmur, 18 Oktober Kantor Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. 20

6 Tabel I: Perkembangan Jumlah Penduduk Harapan Makmur Tahun No Tahun Jumlah Penduduk/Jiwa Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur, BPS Langkat dan wawancara dengan Bapak Wahono (data diolah penulis) Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwasanya jumlah penduduk Desa Harapan Makmur dari awal mulanya tahun Awalnya di Tahun

7 wilayah ini hanya di huni 242 jiwa, namun setelah berangsur-angsur dan perkembangan perkebunan PT. Anugerah langkat Makmur penduduk yang mendiamin wilayah Harapan Makmur ini pun semakin bertambah jumlah penduduknya. Ini dapat di lihat dari tabel diatas bahwasanya perkemabangan perusahaan ini membawa dampak positif bagi jumlah penduduknya yang bertambah. Data tentang perkembangan jumlah penduduk di atas dibuat berdasarkan data yang didapat dari Kantor Desa Harapan Makmur, BPS Langkat dan hasil wawancara dengan Bapak Wahono selaku kepala desa serta hasil olahan penulis. Oleh karena sulitnya mendapatkan data yang lengkap mengenai jumlah perkembangan penduduk di Desa Harapan Makmur, maka data di atas belum bisa dikatakan benar atau tepat namun sudah mendekati perkiraan. 2.2 Keadaan Penduduk Sebuah desa terbentuk berawal dari perkumpulan beberapa komunitas keluarga yang terdiri dari beberapa individu yang memiliki keinginan untuk hidup bersama pada suatu wilayah. Wilayah mereka bermukim tersebut dapat berupa hutan dan areal lahan yang digunakan sebagai ladang dengan pola nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Akan tetapi, dengan 22

8 pertambahan penduduk yang pesat tidaklah mudah untuk mengendalikannya dan sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Program kependudukan di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan yaitu pengendalian kelahiran (natalitas), penurunan tingkat kematian (mortalitas) bayi dan anak serta mempertinggi usia harapan hidup. Sebelum dibukanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Harapan Makmur, jumlah penduduk di daerah ini masih sangat sedikit dan mayoritas penduduknya adalah suku Batak dan Karo yang merupakan suku pertama kali membuka areal perkebunan sawit tersebut. Hal ini dimungkinkan karena sebelum masuknya perkebunan di daerah ini, Harapan Makmur masih merupakan daerah yang terisolasi dikarenakan jalur trnasportasi ke Harapan Makmur masih belum memadai dan sangat jarang sekali. Seiring dengan perkembangan dan masuknya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur ke Harapan Makmur, perlahan namun pasti perkembangan jalur transportasi mulai berkembang. Pembukaan jalan transportasi untuk daerah ini dilakukan oleh masyarakat sekitarnya sebelum adanya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur. Hal ini dikarenakan struktur topografi Harapan Makmur yang merupakan daerah dataran tinggi dan rawa-rawa. Sudah terbukti, dengan dibukanya perkebunan kelapa sawit, maka semakin berkembanglah daerah ini, terlihat dari perkembangannya dalam segi ekonomi dan ditambah lagi dengan adanya program pengembangan perkebunan dengan program transmigrasi serta pertambahan angka tenaga kerja yang semakin tinggi, maka 23

9 semakin ramailah daerah ini, terutama di daerah Harapan Makmur, sehingga wajar saja bila penduduk lebih banyak di daerah. Semakin baik perekonomian suatu wilayah, maka semakin tinggi pula jumlah penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Ketika salah satu anggota keluarga telah memiliki pekerjaan di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan telah merasakan hasilnya, maka ia akan memanggil anggota keluarganya yang lain yang dianggap masih rendah taraf perekonomiannya di kampung halaman untuk pindah ke daerah ini dan bekerja di perkebunan kelapa sawit dan begitu seterusnya. Penduduk di desa Harapan Makmur dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, dan golongan. Adapun etnis atau suku yang mendiami kecamatan ini setelah perkembangan perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan pertambahan penduduknya serta keanekaragaman suku yang mendiami daerah ini yakni adanya suku Jawa yang berkaitan dengan pola transmigrasi, suku Batak (Karo, Mandailing, Simalungun dan Toba). Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah ini. Tabel II: Penduduk Desa Harapan Makmur menurut Etnis/suku (dalam persen) No Etnis/suku Persentasi 1 Jawa 54% 2 Batak 16% 3 Karo 28% 24

10 4 Melayu 2% Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur 1998 Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya suku Jawa paling dominan dan berpengaruh didaerah Harapan Makmur, suku Jawa persentasinya sebesar 54%, diurutan kedua ada suku Karo dengan persentase 28%, selanjutnya suku Batak juga berpengaruh dalam pembangunan wilayah ini persentasenya 16% dan suku Melayu paling sedikit ketimbang ketiga suku diatas,persentase suku Melayu hanya 2% saja. Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu daerah maka semakin tinggi pula minat masyarakat untuk pindah ke daerah tersebut. Persoalan perpindahan penduduk dalam kehidupan manusia sering dikaitkan dengan berbagai faktor kehidupan, antara lain, ekologi, keadaan geografis (menyangkut jarak dan keadaan tanahnya), aspek sosial budaya menyangkut adat istiadat dan kebiasaan hidup dalam kelompoknya dan lain sebagainya. Persoalan-persoalan tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda-beda dalam kehidupan masyarakat dan sudah tentu salah satu dari faktor tersebut merupakan alasan tujuan perpindahan yang paling dominan. Penduduk Desa Harapan Makmur merupakan sekelompok masyarakat yang pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, bahwa perpindahan penduduk secara spontan selalu didasari dengan berbagai alasan. 25

11 Alasan-alasan itu antara lain berupa faktor ekonomi, sosial, politik, budaya. 21 Keadaan alam yang tidak baik atau tidak menguntungkan untuk usaha pertanian misalnya, menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat meninggalkan kampung halaman mereka dan pindah ke tempat lain untuk mencari sumber perekonomian yang lebih menguntungkan. Daya tarik daerah tujuan pun kelihatannya turut menentukan seseorang atau kelompok masyarakat untuk pindah ke daerah yang baru tersebut. Oleh karena itu, seringkali kesuburan tanah, fasilitas pendidikan dan prasarana sosial terlebih sumber penghasilan yang ada di tempat tujuan merupakan daya tarik buat seseorang untuk tinggal menetap di daerah tersebut. Seseorang mau pindah ke daerah yang baru tentu saja karena daerah yang didatangi memiliki daya tarik tersendiri. Bahwa yang menjadi daya tarik daerah tujuan ialah menyangkut faktor keluarga, harga tanah yang lebih murah, faktor geografis dan faktor lapangan pekerjaan di sektor perkebunan. 22 Daerah Harapan Makmur sendiri memiliki daya tarik sebagaimana yang telah disebutkan di dalam buku tersebut. 2.3 Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian didefinisikan sebagai aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya 21 Ahmad Sahur, dkk, Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial, Jakarta: PT Pustaka Grafika Kita, Hlm Op.cit 26

12 berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya 23. Ada juga yang membedakan mata pencaharian menjadi dua jenis yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia telah lama dikenal sebagai negara dengan mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya yang merupakan petani. Oleh karena itu, selain dikenal sebagai negara maritim Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris. Salah satu bentuk dari kegiatan graria tersebut adalah perkebunan. Dalam perkembangannya, perkebunan memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia. Perkebunan dalam skala besar dapat menyerap tenaga kerja yang luas sehingga dapat menekan angka pengangguran penduduk di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan sebuah daerah ataupun wilayah tergantung pada tingkat pendapatan sebuah daerah tersebut serta jumlah mata pencaharian yang terdapat di dalamnya. Seperti halnya yang terjadi di Harapan Makmur, sampai dengan tahun 1982 tepatnya sebelum dibukanya perkebunan, penduduk Harapan Makmur masih menggantungkan hidupnya dengan bertani. Mereka menggantungkan diri pada hasil alam yang terdapat di Harapan Makmur, seperti tanaman umbi-umbian, pisang, dan beberapa hasil hutan lainnya. Dikarenakan pada masa itu wilayah Harapan Makmur masih hutan belantara. Manusia merupakan 23 Daldjoeni, Geografi Kota Dan Desa, Bandung: Alumni, Hlm 84 27

13 makhluk sosial yang artinya tidak dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan bantuan orang lain. Interaksi kegiatan ekonomi di Harapan Makmur berlangsung sebagaimana pada umumnya, terjadi pertukaran barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing penduduk. Seiring dengan dibukanya perusahaan perkebunan dan migrasi para pendatang di Harapan Makmur, mata pencaharian penduduk mulai berkembang dengan sendirinya dan beraneka ragam. Selain menjadi petani, penduduk yang bermukim di Harapan makmur mulai beralih mata pencaharian sebagai tenaga kerja maupun buruh di perusahaan, baik di perkebunan maupun di industri yang dikelola oleh PT Anugerah Langkat Makmur. Kegiatan perekonomian masyarakat di Harapan Makmur perlahan mulai membaik seiring dengan pertumbuhan PT Anugerah Langkat Makmur. Berikut ini merupakan tingkat persentase mata pencaharian penduduk berdasarkan jenisnya: Tabel III: Persentase Mata Pencaharian Penduduk di Harapan Makmur Tahun 1998 NO Jenis Pekerjaan Persentase 1 TNI/POLRI 1% 2 PNS 2% 3 Pedagang 11% 28

14 4 Petani 18 % 5 Swasta 68 % Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur 1998 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Harapan Makmur bermata pencaharian sebagai tenaga kerja ataupun karyawan perusahaan PT Anugerah Langkat Makmur. Hal ini menjadi indikator akan pentingnya keberadaan PT Anugerah Langkat Makmur di Desa Harapan Makmur sebagai penopang kegiatan perekonomian penduduk yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dapat diketahui bahwa usaha masyarakat di Desa Harapan Makmur adalah sebagai karyawan swasta menempati urutan pertama yaitu sebesar 68%, urutan kedua adalah Petani yaitu sebesar 18%, urutan ke tiga adalah Pedagang yaitu sebesar 11%, urutan ke empat adalah PNS sebesar 2 %, dan yang terakhir Polri/TNI sebesar 1%. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk di Harapan Makmur juga dibutuhkan hasil-hasil pertanian dan lainnya, oleh karena itu sebagian penduduk Harapan Makmur ada juga yang memilih menetap pada mata pencaharian mereka sebelumnya yaitu bertani dan menjadi pedagang. Para petani tersebut menghasilkan kebutuhan akan sayur-mayur maupun komoditas pertanian lainnya seperti kelapa sawit maupun karet yang kemudian di jual ke pihak perusahaan ataupun ke luar daerah Harapan Makmur. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdapat di Harapan Makmur adalah penduduk yang bekerja di beberapa instansi pemerintahan, yang menempati profesi masing-masing. Mata pencaharian penduduk 29

15 yang heterogen tersebut merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang berlangsung di Harapan Makmur sebagai akibat dari perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik. 2.4 Pembukaan Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur Sebelum membahas pembukaan perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur, ada baiknya dibahas sejarah atau pun riwayat kedatangan kelapa sawit di Indonesia terlebih dahulu. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Walaupun demikian, ada yang mengatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. 24 Meskipun kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia, namun kenyataannya tanaman ini mampu hadir, tumbuh dan berkembang dengan baik di luar daerah asalnya termasuk di Indonesia dan menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. Awalnya, kelapa sawit di Indonesia dijadikan sekedar tanaman hias langka di Kebun Raya Bogor, dan sebagai tanaman penghias jalanan atau pekarangan. Istilah kelapa mungkin dimaksudkan sebagai istilah umum untuk jenis palem. Meskipun demikian, perkataan sudah ada sejak lama. Beberapa tempat (desa di Pulau Jawa) sudah ada yang menggunakan nama sawit sebelum kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Dalam bahasa Jawa 24 Yan Fauzi, dkk, Kelapa sawit: Budi daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 2002, hlm

16 Kawi sawit artinya siedhakep, kalung. Nama lain dalam bahasa Jawa adalah kelapa sewu dan dalam bahasa Sunda sering disebut sebagai salak minyak atau kelapa ciung. 25 Tahun 1848 Pemerintah Kolonial Belanda pertama kali memperkenalkan tanaman kelapa sawit di Indonesia dengan mendatangkan empat batang bibit kelapa sawit dari Mauritius dan Amsterdam yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya hasil anakannya dipindahkan ke Deli, Sumatera Utara. Di tempat ini, selama beberapa puluh tahun, kelapa sawit yang telah berkembang biak hanya berperan sebagai tanaman hias di sepanjang jalan di Deli sehingga potensi yang sesungguhnya belum kelihatan. 26 Melihat hal tersebut, pemerintah kolonial Belanda yang mengetahui lebih banyak tentang sisi ekonomis kelapa sawit, berupaya menarik minat masyarakat Indonesia terhadap pengusahaan tanaman kelapa sawit. Beberapa percobaan penanaman kelapa sawit yang disertai dengan kegiatan penyuluhan dilakukan di Muara Enim tahun 1869, Musi Hulu tahun 1870 dan di Belitung tahun Dan hasilnya ternyata belum memuaskan, masyarakat pekebun masih belum yakin terhadap prospek ekonomis perkebunan kelapa sawit sehingga peranan kelapa sawit belum berubah yakni hanya sebagai tanaman hias di jalanan. 25 Adlin.Lubis, Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia, Medan:PPKS, 2008, hlm Tim Penulis PS, Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 1997, hlm Ibid., 31

17 Tanaman kelapa sawit ini mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun Orang yang merintis usaha ini adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Ia mengusahakan perkebunan kelapa sawitnya di Sungai Liput (Aceh) dan Pulu Radja (Asahan). Rintisan Hallet ini kemudian diikuti oleh K. Schadt, seorang Jerman yang mengusahakan perkebunannya di daerah Tanah Itan Ulu di Deli. Dan budidaya kelapa sawit yang diusahakan secara komersial oleh A. Hallet ini kemudian diikuti oleh K. Schadt, yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Pada masa penjajahan Belanda, perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang lokasinya hanya ada di pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh ini berkembang dengan pesat. Awalnya, perkebunan-perkebunan kelapa sawit tersebut dimiliki oleh perorangan. Dalam perkembangannya, usaha perkebunan perorangan ini tergeser dan akhirnya tergantikan oleh perusahaan perkebunan asing milik swasta Belanda, Prancis dan Belgia yang bermodal besar. Masa pendudukan Jepang, luas areal dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia menurun drastis. Bahkan menjelang tahun 1943, pemerintahan Pendudukan Jepang menghentikan secara keseluruhan produksi perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan pemerintah Pendudukan jepang yang lebih mengutamakan tanaman pangan untuk keperluan logistik perang dibandingkan tanaman perkebunan atau industri. 32

18 Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, banyak laskar pemuda yang saling berebut wilayah perkebunan untuk memperkuat perjuangan organisasinya masing-masing. Akhirnya perkebunan tersebut dikelola dengan sistem manajemen mereka sendiri. Dan pada agresi militer pertama, Belanda berhasil merebut kembali sebagian besar perkebunan yang dikuasai oleh laskar pemuda dan menjelang akhir tahun 1948 Belanda menyerahkannya kembali kepada pemiliknya terdahulu (swasta asing). Dua kejadian tersebut ikut mewarnai perkembangan perkebunan kelapa sawit masa itu. Akibatnya luas areal dan produksi perkebunan kelapa sawit pun menyusut tajam. Setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia pada 10 Desember 1957, pemerintah mengambil alih atau menasionalisasikan perkebunan asing yang ada di Indonesia dengan alasan politik dan keamanan. Pemerintah menempatkan perwiraperwira militer di setiap jenjang manajemen perkebunan yang bertujuan mengamankan jalannya produksi. Pemerintah juga membentuk BUMIL (buruh militer) yang merupakan wadah kerjasama antara buruh perkebunan dengan militer. Memasuki pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai penghasil devisa Negara. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai tahun 1980 luas lahan mencapai ha. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat. 33

19 Di atas telah diuraikan bagaimana sejarah kedatangan kelapa sawit sampai ke Indonesia bagaimana dimulainya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang awalnya hanya sebagai tanaman hias di jalan. Di Desa Harapan Makmur sendiri, perkebunan kelapa sawit ini dimulai dengan adanya program pengusaha perkebunan di Desa Harapan Makmur yang merupakan cikal bakal dari Desa Harapan Makmur sekarang yakni dengan adanya perusahaan tersebut. Awalnya Desa Harapan Makmur merupakan kawasan hutan. Walaupun dikatakan kawasan hutan, namun ada juga beberapa masyarakat yang tinggal di daerah ini yang bisa dikatakan mencoba-coba menanam kelapa sawit, dengan kualitas bibit yang rendah dan hasilnya juga tentu rendah. Kala itu tidak banyak yang tertarik untuk menanam kelapa sawit di daerah ini terlebih suku yang pertama merambah wilayah ini yakni suku Karo yang lebih memilih tinggal di Desa Harapan Makmur karena daerah tersebut pada saat itu masih sepi dan perkebunan kelapa sawit pun saat itu dianggap tidak menjanjikan Latar Belakang Pendirian PT. Anugerah Langkat Makmur Sebagian wilayah di Provinsi Sumatera Utara, terdapat lahan perkebunan, seluas kurang lebih hektar. Dengan kondisi ini sangat dimungkinkan dengan sinergi inovasi, kerja keras, dan dedikasi tanpa henti dalam sebuah visi untuk muncul sebagai sebuah perkebunan dan industri kelapa sawit yang paling komprehensif dan terpadu di dunia. Menekankan pada intensifikasi tanaman dan perkebunan pertama yang berhasil pada lahan basah dan dataran tinggi. 34

20 PT Anugerah Langkat Makmur merupakan perusahaan swasta yang didirikan oleh seorang pengusaha asal Medan yang bernama H. Anif Shah. Mula pertama Anif mulai menggeluti bisnis perkebunan sawit tahun Waktu itu perkebunan sawit di Sumatera Utara belum populer. Pada saat itu juga harga tanah di daerah Harapan Makmur masih murah dan kepemilikannya tanahnya sedikit. Anif mulai membuka usaha perkebunan dengan skala kecil. Awalnya hanya sekitar 7.5 ha di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Namun, dari situ terus dikembangkannya Lahan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara. Mulanya hanya punya lahan di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, kini sudah punya di Deli Serdang, Mandailing Natal dan tidak hanya di sekitar Sumatera Utara saja melainkan provinsi tetangga pun di buka lagi cabang perkebunannya untuk didaerah Riau. Jumlah total lahan perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan hampir sekitar 30 ribu Ha. Kemudian pada tahun 1982 didirikanlah sebuah perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Anugerah Langkat Makmur. PT. Anugerah Langkat Makmur adalah sebuah perusahaan agrobisnis yang memfokuskan kegiatan bisnisnya di sektor perkebunan kelapa sawit. Keputusan untuk masuk ke dalam industri perkebunan kelapa sawit ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat itu bisnis perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan dan menguntungkan. Selain mengelola proyek perkebunan kelapa sawit, PT. Anugerah Langkat Makmur juga mengembangkan 35

21 proyek-proyek perkebunan plasma yang dimiliki masyarakat setempat. Plasma ini didanai melalui skema kredit yang tersedia untuk anggota koperasi primer. Berdirinya perusahaan perkebunan di Harapan Makmur ini telah memberikan bukti bahwa dengan memperhatikan beberapa faktor, lahan di daerah Harapan Makmur dapat diolah dengan baik dan dapat menghasilkan produksi sesuai dengan yang diharapkan. Sejak berdiri pada tahun 1988 PT Anugerah Langkat Makmur telah membuktikan diri sebagai pionir dalam hal pengolahan lahan yang baik. PT Anugerah Langkat Makmur juga membantu pemerintah mengatasi jumlah pengangguran. Keberadaan perusahaan ini membuka lapangan pekerjaan yang luas untuk penduduk yang berada di lingkungan perkebunan maupun dari luar daerah Harapan Makmur. Hal ini dibuktikan dengan memeberikan ruang bagi para petani yang berasal dari Jawa Tengah untuk merantau ke lahan kosong yang telah disediakan oleh pihak perusahaan tersebut untuk diberdayakan. Lahan kosong tersebut merupakan sebuah kesatuan dari Perkebunan Inti Rakyat yang diperuntukkan bagi masyarakat transmigrasi yang berasal dari Pulau Jawa dan dikenal dengan sebutan Sarana Pemukiman Profil Perusahaan PT. Anugerah Langkat Makmur PT Anugerah Langkat Makmur merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit. PT Anugerah Langkat Makmur telah dikenal dunia untuk pengelolaan perkebunan dengan komoditas 36

22 unggulan kelapa sawit. Perusahaan yang berlokasi di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara ini memiliki luas area sekitar Ha kelapa sawit 28. Tabel IV: Jumlah Luas Perkebunan (Ha) No Tahun Tanam Jenis Tanaman Jumlah 1 Kelapa Sawit Karet Kakao Rehabilitasi Jumlah Sumber : Data diolah dari laporan Produksi PT. Anugerah Langkat Makmur tahun1998 Pada tahun 1988 didirikanlah sebuah perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Anugerah Langkat Makmur. PT. Anugerah Langkat Makmur adalah sebuah perusahaan agrobisnis yang memfokuskan kegiatan bisnisnya di sektor perkebunan kelapa sawit. Keputusan untuk masuk ke dalam industri perkebunan kelapa sawit ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat itu bisnis perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan dan menguntungkan. Selain mengelola proyek perkebunan kelapa sawit, PT. Anugerah Langkat Makmur juga mengembangkan proyek-proyek perkebunan 28 Dokumen Quality Manual Departemen Quality System PT Anugerah Langkat Makmur- Perkebunan, hal. 1 tahun

23 plasma yang dimiliki masyarakat setempat. Plasma ini didanai melalui skema kredit yang tersedia untuk anggota koperasi primer. Perusahaan ini terletak di zona tropis yang memiliki curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun. Oleh karena itu, selain sesuai untuk lahan perkebunan kelapa sawit, lahan perkebunan di PT Anugerah Langkat Makmur juga sesuai untuk perkebunan karet dan kakao. Sementara itu Departemen Research and Advisory mempunyai kegiatan untuk penelitian dan pengembangan. Difasilitasi laboratorium sebagai tempat penelitian dan memonitoring pola pertumbuhan tanaman dan mengendalikan serta memberantas hama penyakit. 38

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tetapi berasal dari Afrika Barat. Invasi kelapa sawit pertama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tetapi berasal dari Afrika Barat. Invasi kelapa sawit pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang paling banyak, sehingga tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. yang dibawa oleh Mauritius dari Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya

BAB IV GAMBARAN UMUM. yang dibawa oleh Mauritius dari Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya 62 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Komoditas Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat bibit kelapa sawit yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Karo merupakan salah satu suku bagian dari Batak selain Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada umumya menempati wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004). PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa perlu untuk diperbincangkan. Karena transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN

2015 PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Geografi menguraikan tentang litosfer, hidrosfer, antroposfer, dan biosfer. Di dalam lingkup kajian geografi pula kita mengungkapkan gejala gejala yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Ibukota Kabupaten Langkat sekarang adalah Stabat. Jarak rata-rata dari Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2012, sumbangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2012, sumbangan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, dimana pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2012, sumbangan sektor pertanian terhadap Produk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci 15 BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Ukui 1. Geografis Kecamatan Ukui Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 P.T. PP London Sumatra Indonesia Tbk. sebelum dinasionalisasi bernama Harrison & Crossfield Ltd. Perusahaan ini berpusat di London, Inggris,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa telah dikenal lama sejak zaman peradaban umat manusia dan diketahui dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa telah dikenal lama sejak zaman peradaban umat manusia dan diketahui dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa telah dikenal lama sejak zaman peradaban umat manusia dan diketahui dapat tumbuh di daerah tropis. Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengusahaan tanaman kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditi perkebunan selalu dilakukan oleh perkebunan besar yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh Letak geografis Kabupaten Indragiri Hilir terletak antara 104 10' BT - 102 32' BT dan 0 36' LU - 1 07' LU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai lebih dari 81.000

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Latar Historis Pada jaman Hindia Belanda kecamatan Perbaungan ini termasuk kedalam wilayah Kesultanan Serdang. Pada tanggal 29 Juli 1889, Sultan Serdang (Sultan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita menggantungkan nasibnya bekerja di sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang merupakan salah satu modal utama untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. Dalam bidang pertanian tanaman yang diusahakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan jangka panjang ke dua (PJP II) dan tahun terakhir pelaksanaan Repelita VI. Selama kurun waktu Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT, 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis kelurahan Langgam Langgam merupakan kelurahan yang ada di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelelawan dengan luas daerah 11.70 km2, yang terdiri

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan

Lebih terperinci

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang. ELABORASI Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena transmigrasi di Indonesia telah terjadi sejak zaman kolonial, pasca orde baru hingga saat ini. Dilatarbelakangi tujuan tertentu seperti ingin memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,

Lebih terperinci

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA

IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA IV. DESA BABAKAN DALAM KONTEKS LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA Gambaran Umum Desa Babakan adalah satu diantara 14 desa yang ditetapkan oleh IPB sebagai bagian dari Wilayah Lingkar Kampus (WLK) IPB Darmaga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH SEBELUM DIBUKANYA PERTANIAN KELAPA SAWIT

BAB II KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH SEBELUM DIBUKANYA PERTANIAN KELAPA SAWIT BAB II KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH SEBELUM DIBUKANYA PERTANIAN KELAPA SAWIT 2.1 Letak Geografis Kecamatan Bagan Sinembah adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci