adalah produk pemadam api ringan (PAR) berbentuk silinder kaca yang memiliki fungsi ganda yakni pemadaman otomatis dan manual.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "adalah produk pemadam api ringan (PAR) berbentuk silinder kaca yang memiliki fungsi ganda yakni pemadaman otomatis dan manual."

Transkripsi

1

2 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF adalah produk pemadam api ringan (PAR) berbentuk silinder kaca yang memiliki fungsi ganda yakni pemadaman otomatis dan manual. berhasil diciptakan setelah dilakukan penelitian dan pengembangan selama 15 tahun ( ) yang dipelopori oleh seorang pakar kimia dari Jepang bernama Jiro Niizuma, dibantu oleh Dr Hattori, rektor terkenal dari Universitas Kyoritsu Yakka di Tokyo. Lahirnya bermula dari bencana gempa bumi disertai kebakaran besar di Tokyo, Jepang yang mengakibatkan kerugian besar baik korban jiwa maupun materi berharga. Kondisi seperti itu menggugah hati Jiro Niizuma dan beliau bertekad untuk mencari formula terbaik yang dapat membantu setiap orang awam dalam keadaan panik untuk memadamkan api secara dini. 1

3 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF Prototipe pertama muncul pada tahun 1953 kemudian dipatenkan pada tahun yang sama di Jepang. Sejak munculnya prototipe pertama hingga sekarang, penelitian dan pengembangan terus dilakukan, hingga kini telah berhasil mengembangkan tipe inno, sebagai tipe terbaru dengan daya pemadaman yang lebih baik daripada tipe sebelumnya. Dari aspek legalitas, telah mendapat hak paten di Amerika Serikat pada tahun 1974, hak merek dagang di Amerika Serikat pada tahun 1975 dan hak paten di Republik Federal Jerman pada tahun memiliki kemampuan memadamkan area seluas 7-10 m 2 (ruang kosong) dengan waktu pemadaman efektif berkisar 7-17 detik. bekerja sangat efektif untuk memadamkan api dari segala jenis media seperti kayu, kertas, tekstil, plastik, linen, karet dan seluloid. Bahkan mampu memadamkan dengan baik material yang sulit dipadamkan oleh air seperti minyak tanah, lemak dapur hingga perlengkapan dan peralatan listrik. 2

4 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF KEISTIMEWAAN Memiliki tiga fitur dalam satu kemasan yakni otomatis, dilempar ke sumber api dan diencerkan dalam air. Tanpa memerlukan latihan khusus sehingga dapat mudah dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak di atas 8 tahun sampai orang dewasa. Tingkat resiko kegagalan pengoperasiannya adalah nol karena dirancang dalam bentuk silinder kaca yang tidak mempunyai valve ataupun elemen pendukung lain yang perlu dirawat/diganti selama masa pakai. Tidak memerlukan perawatan selama masa pakai 10 tahun. Ramah lingkungan dan tidak mengandung zat beracun yang membahayakan tubuh manusia. 3

5 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF SISTEM KERJA Cara Otomatis dapat bekerja secara otomatis jika suhu dalam ampul kaca mencapai ± 90 C atau suhu ruangan mencapai 290 C C. dilempar ke sumber api diencerkan dalam air Cara Manual Dapat dilakukan dengan cara melempar ampul ke sumber api atau cairan diencerkan ke dalam air dengan maksimal perbandingan 1 ampul : maksimal 12 liter air. SPESIFIKASI Panjang ampul : 27,5 cm Diameter : 6 cm Berat Kotor : gr Berat Bersih : 795 gr Isi cairan : 600 cc 4

6 Spesifikasi Teknik A. Karakteristik Bentuk Bentuk Panjang Tabung Ampul Diameter Berat Kotor Berat Bersih Volume : Silinder : 27,5 cm : 6,0 cm : gr (termasuk gantungan stainless steel dan penutup ampul) : 795 gr (tabung ampul dan cairan kimia) : 600 cc Tabung ampul terbuat dari bahan yang tidak mudah mengembang dan tahan panas, sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan suhu. Bahan pembuat tabung terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi dan aman. Ampul didisain sedemikian rupa sehingga ketika meledak, cairan dan gas menyebar dengan cepat dan memadamkan api seketika. Hubungan Antara Suhu dan Tekanan 160 B. Data Cara Aktivasi dan Pemadaman Waktu aktivasi secara otomatis : ± 1 menit 16 detik Suhu rata-rata untuk pemakaian otomatis : 290ºC - 350ºC Suhu rata-rata di dalam ampul : ± 90ºC Suhu dalam Ampul (ºC) Tekanan dihasilkan dalam ampul : ± 7,5 kg/cm Tekanan dalam Ampul (Kg/Cm2) 5

7 Jangkauan Pemadaman : Maks 2 m x 4.8 (ruang kosong) dengan ketinggian plafon tidak lebih dari 3 meter 8 m 3 untuk ruang dengan ketinggian maksimal lebih dari 3 meter 1 m 25 % 20 % 17 % 15 % 13 % 40 cm 80 cm 120 cm 160 cm 200 cm 10 % 2.4 cm 1 m Waktu Pemadaman Efektif : ± 7-17 detik (cara otomatis) < 7 detik (cara manual) 6

8 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF MEKANISME PEMADAMAN DARI PERSPEKTIF UNSUR KIMIA terdiri dari bahan kimia yang mudah bereaksi terhadap kebakaran. dapat menurunkan suhu dan mencegah masuknya suplai oksigen ke sumber api pada saat pemadaman dan beberapa detik pasca pemadaman. Dari ujicoba di lapangan terbukti bahwa setelah sumber api dipadamkan oleh, api sulit dinyalakan kembali pada tempat yang sama. Cairan terdiri dari berbagai unsur kimia, antara lain : Urea, Amonium Silikat, Amonium Klorida, Amonium Sulfat, Natrium Karbonat kering, Aluminium Kering (Alunit), dll. Mekanisme pemadaman oleh unsur kimia dalam cairan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut : 1. Urea terurai oleh air dan panas sehingga menghasilkan karbon dioksida dan ammonia (efek pendinginan) 2. CO(NH 2 ) 2 + H 2 O CO 2 + 2NH 3 Amonium klorida bereaksi dengan panas akan berubah menjadi ammonia (efek pendinginan) dan asam klorida NH 4 CI NH 3 + HCI 7

9 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF 3. Amonium sulfat terurai menjadi ammonia dan asam sulfat (efek pendinginan) (NH 4 ) 2 SO 4 2NH 3 + H 2 SO 4 4. Natrium karbonat bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan garam, air dan karbon dioksida (efek pendinginan) Na 2 CO 3 + 2HCI 2NaCI + H 2 O + CO 2 5. Natrium karbonat bereaksi dengan asam sulfat akan menghasilkan natrium sulfat dan asam karbonat. Kemudian Asam karbonat terurai lagi menjadi karbon dioksida dan air (efek pendinginan) Na 2 CO 3 + H 2 SO 4 Na 2 SO 4 + H 2 CO 3 H 2 CO 3 CO 2 + H 2 O 6. Natrium sulfat bereaksi dengan alunit dan oksigen (efek oksidasi) akan menghasilkan Aluminium sulfat yang memiliki daya pelingkup yang kuat untuk mencegah timbulnya kembali percikan api (efek pelingkupan). Na 2 SO 4 + 2AIKSO 4 + 2O 2 Al 2 (SO 4 ) 3 + Na 2 SO 4 + KO2 8

10 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF PERBANDINGAN PAR KONVENSIONAL DAN SPRINKLER BONPET SPRINKLER PAR PEMASANGAN Mudah Desain Khusus Memerlukan Kotak dan memerlukan tenaga ahli PENGGUNAAN Otomatis & Hanya Otomatis Hanya Manual Manual PELATIHAN Tidak memerlukan - Memerlukan pelatihan khusus pelatihan khusus PEMELIHARAAN Bebas Perawatan Rutin; Repot Rutin 10 tahun TINGKAT Nol (tidak Tinggi Tinggi KEGAGALAN memerlukan katup pengaman, selang dan bagian yang berpindah) EFEK Kering Basah Kering/Basah PEMADAMAN BERAT Ringan (1Kg) - Berat (3-5 Kg) 9

11 AMAZING FIRE KILLER IT WORKS BY ITSELF Where is TANYA JAWAB Needed MENGENAI in The Home P: Bagaimana cara memadamkan kebakaran dengan? J: Pemadaman kebakaran dengan terdiri dari 3 cara berikut ini; Pemadaman otomatis Dengan memasangnya pada langit-langit atau dinding ruangan, jika terjadi kebakaran tanpa kehadiran seorangpun, akan bereaksi terhadap kebakaran dan memadamkan api. Pemadaman api dengan cara melempar Apabila terjadi kebakaran dapat dikeluarkan dari alat logam penahannya dan dilemparkan ke sumber api untuk memadamkan kebakaran. Digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran Apabila cairan di dalam ampul GARDEN SHED diencerkan dalam air maka cairan yang telah diencerkan dapat digunakan CONTAININGsebagai bahan pemadam BBQkebakaran yang INFLAMMABLES memiliki efek pemadam yang kuat. P: Apa yang dimaksud dengan pemadaman otomatis? fights the commonest fires in the home and workplace: furniture, paint, fuel, wood, gas fires, plastic, and many others. J: Bila dipasang pada langit-langit, kalau terjadi kebakaran maka Safe for use in electrical fires and on boats. serentak dengan meningkatnya suhu ruangan, cairan di dalam ampul mulai bereaksi menjadi gas karena panas. Karena daya tekannya yang kuat/besar, maka gas tersebut memecahkan ampul dan menyemprot ke permukaan api dan memadamkannya. 10

12 TANYA JAWAB MENGENAI P: Bagaimana Bahaya apa cara yang memadamkan terjadi ketika kebakaran dengan beroperasi?? J: Pemadaman kebakaran dengan terdiri dari 3 cara berikut ini; J: Ketika beroperasi, pecahan ampul kaca memang berhamburan, namun Pemadaman otomatis ke radius amat terbatas (± 2 m). Banyak orang mengkhawatirkan bahwa pecahan kaca Dengan memasangnya pada langit-langit atau dinding ruangan, jika terjadi kebakaran tersebut tanpa kehadiran akan menyebabkan seorangpun, luka pada tubuh manusia, akan bereaksi namun terhadap hal itu kebakaran tak perlu dikhawatirkan. dan memadamkan Ketika api. beroperasi secara otomatis, suhu cairan di dalam ampul telah mencapai 85 C - 90 C. Sebaliknya suhu di tempat terpasang berkisar Pemadaman antara api 290 C dengan C cara melempar sehingga tidak memungkinkan manusia berada di sana. Apabila Jadi terjadi kemampuan kebakaran beroperasi dapat secara dikeluarkan otomatis sangat dari alat membantu logam penahannya dan dilemparkan ke sumber api untuk memadamkan kebakaran. pemadaman kebakaran di tempat yang tidak ada orang atau tidak memungkinkan orang (terutama orang awam ) menerobos masuk ke tempat/ruang tersebut. Apabila Digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran panas Apabila tidak cairan bertambah di dalam secara ampul akumulatif pada taraf tertentu, diencerkan maka dalam tidak akan air maka beroperasi. cairan Oleh yang karena telah diencerkan itu bila tidak dapat ada digunakan kebakaran, sebagai ampul bahan kaca pemadam tidak akan kebakaran pecah secara yang mendadak. memiliki efek pemadam yang kuat. P: P: Apa Bahaya yang apa dimaksud yang timbul dengan dari pemadaman gas otomatis? bila ampulnya meledak? J: Bila dipasang pada langit-langit, kalau terjadi kebakaran maka J: Timbulnya gas tatkala ampul meledak, samasekali tidak serentak dengan meningkatnya suhu ruangan, cairan di dalam ampul mulai bereaksi membahayakan manusia dan lingkungan karena pada saat tabung tersebut menjadi gas karena panas. Karena daya tekannya yang kuat/besar, maka gas tersebut memecahkan meledak, gas ampul yang dan keluar menyemprot dari ke permukaan lebih api dan ringan memadamkannya. dari udara sehingga gas itu mengambang dan berbaur dengan udara. Dengan demikian, dalam waktu sekitar 2 menit setelah meledak hampir tidak ada gas yang tertinggal.

13 P: Berapa Bahaya luas apa jangkauan yang terjadi pemadaman ketika beroperasi?? J: J: Luas Ketika jangkauan pemadaman beroperasi, efektif (ruang pecahan kosong) ampul kaca sekitar memang 7 m 2 berhamburan, - 10 m 2. Untuk namun rumah ke radius amat terbatas (± 2 m). Banyak orang mengkhawatirkan bahwa pecahan kaca tinggal, dengan memasang 1 buah dalam sebuah kamar saja sudah tersebut akan menyebabkan luka pada tubuh manusia, namun hal itu tak perlu cukup memberikan manfaat yang efektif untuk pemadaman kebakaran. dikhawatirkan. Ketika beroperasi secara otomatis, suhu cairan di dalam ampul telah mencapai 85 C - 90 C. Sebaliknya suhu di tempat P: terpasang Bahaya apa berkisar yang antara timbul 290 C dari cairan C sehingga tidak, bila memungkinkan ampul manusia pecah? berada di sana. Jadi kemampuan beroperasi secara otomatis sangat membantu pemadaman kebakaran di tempat yang tidak ada orang atau tidak J: memungkinkan Cairan orang (terutama mengandung orang 10 awam ) jenis bahan menerobos (termasuk masuk dari urea, ke amonium tempat/ruang sulfat) tersebut. Apabila panas tidak bertambah secara akumulatif pada taraf tertentu, maka yang tidak membahayakan. Oleh karena itu bersifat "ramah lingkungan". tidak akan beroperasi. Oleh karena itu bila tidak ada kebakaran, ampul kaca tidak Hal ini diafirmasikan oleh hasil penelitian Austrian Research Centers di mana cairan akan pecah secara mendadak. telah diuji di laboratorium toksikologi di pusat riset tersebut. Berdasarkan riset P: Bahaya ilmiah itu, apa Austrian yang timbul Research dari Centers gas menerbitkan sertifikasi bila ampulnya "Bebas Bahaya meledak terhadap? Tubuh Manusia" pada tanggal 26 November J: Timbulnya gas tatkala ampul meledak, samasekali tidak Memang, membahayakan hasil penelitian manusia tersebut dan menyatakan lingkungan pula karena bahwa pada risiko atau saat kemungkinan tabung tersebut negatif meledak, gas yang keluar dari lebih ringan dari udara sehingga bisa terjadi pada anak-anak dalam kasus tindakan oral (cairan diminum) atau gas itu mengambang dan berbaur dengan udara. Dengan demikian, dalam iritasi pada kulit. Namun hasil riset itu pun menunjukkan, kerugian atau dampak seperti itu waktu sekitar 2 menit setelah meledak hampir tidak ada gas tidak yang akan tertinggal. terjadi pada saat beroperasi untuk memadamkan kebakaran. P: Berapa luas jangkauan pemadaman? J: Luas jangkauan pemadaman efektif (ruang kosong) sekitar 7m 2-10m 2. Untuk rumah tinggal, dengan memasang 1 buah dalam sebuah kamar saja sudah cukup memberikan manfaat yang efektif untuk pemadaman kebakaran. 12

14 P: Bahaya Apakah apa perubahan yang timbul warna dari cairan cairan dalam, bila perjalanan ampul waktu akan berdampak pecah? pada efektifitas kerja? J: Cairan mengandung 10 jenis bahan (termasuk dari urea, amonium sulfat) J: Warna cairan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu yang tidak membahayakan. Oleh karena itu bersifat "ramah lingkungan". tertentu, namun perubahan warna tersebut sama sekali tidak mempengaruhi Hal ini diafirmasikan oleh hasil penelitian Austrian Research Centers di mana cairan efektifitas cairan telah diuji di laboratorium selama tidak toksikologi melampaui di pusat waktu riset kadaluarsa tersebut. Berdasarkan 10 tahun. riset ilmiah itu, Austrian Research Centers menerbitkan sertifikasi "Bebas Bahaya terhadap P: Tubuh Apakah Manusia" pada tanggal 26 mampu November memadamkan sumber api yang berasal dari bahan-bahan kimia, plastik atau sejenisnya? Memang, hasil penelitian tersebut menyatakan pula bahwa risiko atau kemungkinan negatif bisa terjadi pada anak-anak dalam kasus tindakan oral (cairan diminum) atau J: Ya. Sebenarnya fungsi adalah memadamkan api, terlepas apakah iritasi pada kulit. Namun hasil riset itu pun menunjukkan, kerugian atau dampak seperti itu api tersebut berasal dari bahan-bahan kimia kecuali bahan yang terbuat dari titanium. tidak akan terjadi pada saat beroperasi untuk memadamkan kebakaran. dapat memadamkan api dari kategori kebakaran A, B, dan C. Pada dasarnya P: Apakah perubahan warna memadamkan cairan api dengan memutuskan dalam perjalanan mata rantai waktu kebakaran akan melalui berdampak mekanisme pada efektifitas dioksidasi, kerja? efek pendinginan dan efek pelingkupan. J: Warna cairan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu, namun perubahan warna tersebut sama sekali tidak mempengaruhi efektifitas cairan selama tidak melampaui waktu kadaluarsa 10 tahun. P: Apakah mampu memadamkan sumber api yang berasal dari bahan-bahan kimia, plastik atau sejenisnya? J: Ya. Sebenarnya fungsi adalah memadamkan api, terlepas apakah api tersebut berasal dari bahan-bahan kimia kecuali bahan yang terbuat dari titanium. dapat memadamkan api dari kategori kebakaran A, B, dan C. Pada dasarnya memadamkan api dengan memutuskan mata rantai kebakaran melalui mekanisme efek dioksidasi, efek pendinginan dan efek pelingkupan. 13

15 P: Bahaya Apakah apa perubahan yang timbul warna dari cairan cairan dalam, bila perjalanan ampul waktu akan berdampak pecah? pada efektifitas kerja? J: Cairan mengandung 10 jenis bahan (termasuk dari urea, amonium sulfat) J: Warna cairan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu yang tidak membahayakan. Oleh karena itu bersifat "ramah lingkungan". tertentu, namun perubahan warna tersebut sama sekali tidak mempengaruhi Hal ini diafirmasikan oleh hasil penelitian Austrian Research Centers di mana cairan efektifitas cairan telah diuji di laboratorium selama tidak toksikologi melampaui di pusat waktu riset kadaluarsa tersebut. Berdasarkan 10 tahun. riset ilmiah itu, Austrian Research Centers menerbitkan sertifikasi "Bebas Bahaya terhadap P: Tubuh Apakah Manusia" pada tanggal 26 mampu November memadamkan sumber api yang berasal dari bahan-bahan kimia, plastik atau sejenisnya? Memang, hasil penelitian tersebut menyatakan pula bahwa risiko atau kemungkinan negatif bisa terjadi pada anak-anak dalam kasus tindakan oral (cairan diminum) atau J: Ya. Sebenarnya fungsi adalah memadamkan api, terlepas apakah iritasi pada kulit. Namun hasil riset itu pun menunjukkan, kerugian atau dampak seperti itu api tersebut berasal dari bahan-bahan kimia kecuali bahan yang terbuat dari titanium. tidak akan terjadi pada saat beroperasi untuk memadamkan kebakaran. dapat memadamkan api dari kategori kebakaran A, B, dan C. Pada dasarnya P: Apakah perubahan warna memadamkan cairan api dengan memutuskan dalam perjalanan mata rantai waktu kebakaran akan melalui berdampak mekanisme pada efektifitas dioksidasi, kerja? efek pendinginan dan efek pelingkupan. J: Warna cairan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu, namun perubahan warna tersebut sama sekali tidak mempengaruhi efektifitas cairan selama tidak melampaui waktu kadaluarsa 10 tahun. P: Apakah mampu memadamkan sumber api yang berasal dari bahan-bahan kimia, plastik atau sejenisnya? J: Ya. Sebenarnya fungsi adalah memadamkan api, terlepas apakah api tersebut berasal dari bahan-bahan kimia kecuali bahan yang terbuat dari titanium. dapat memadamkan api dari kategori kebakaran A, B, dan C. Pada dasarnya memadamkan api dengan memutuskan mata rantai kebakaran melalui mekanisme efek dioksidasi, efek pendinginan dan efek pelingkupan. 13

16 Di bawah ini adalah beberapa contoh gedung-gedung perkantoran yang telah menggunakan. Port Side Hotel, Jepang Mabes TNI, Indonesia Bandara Ngurah Rai, Bali, Indonesia Daihatsu Astra, Indonesia Himalaya Museum (Museum), Jepang Passenger Ship Ginga (Passenger Liner), Jepang Departemen Dalam Negeri, Indonesia Bandara Juanda, Indonesia Taiho Kogyo, Jepang (Plastic Manufacturer) Fire Engine of Joyo Fire Station (Special Vehicles) Supermal Karawaci, Indonesia Gedung Artha Graha, Indonesia Sunagawa Jikekai Hospital (Hospital) Nippon Paint Co.Ltd, Jepang (Paint Factory) Kereta Api, Indonesia Gedung Telkom Indonesia 14

17 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi distributor tunggal PT HASUDA GRAHA Telp : (021) , Fax : (021) bonpet_inno@hasudagraha.co.id Website :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

KEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API. Regina Tutik Padmaningrum Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

KEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API. Regina Tutik Padmaningrum   Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta KEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API Regina Tutik Padmaningrum e-mail: regina_tutikp@uny.ac.id Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Alat Pemadam Api adalah semua jenis alat ataupun bahan pemadam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai penyebab terjadinya kebakaran. 2. Memahami prinsip pemadaman kebakaran. INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, temuan penelitian, dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar Isi 1. Tujuan... 4 2. Ruang Lingkup... 4 3. Referensi... 4 4. Definisi... 4 5. Tanggungjawab...

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum K3 KEBAKARAN Pelatihan AK3 Umum Kebakaran Hotel di Kelapa Gading 7 Agustus 2016 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN FENOMENA DAN TEORI API SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN FENOMENA & TEORI API Apakah...? Suatu proses

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut menggambarkan bahwa api mempunyai manfaat yang banyak tetapi juga dapat mendatangkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

ANGKET TENTANG PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN. 2. Jawablah setiap pertanyan dengan jujur, karena jawaban anda akan dijaga

ANGKET TENTANG PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN. 2. Jawablah setiap pertanyan dengan jujur, karena jawaban anda akan dijaga Lampiran 1 ANGKET TENTANG PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN A. Petunjuk Pengisian : 1. Mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan yang tersedia sesuai dengan pendapat dan pengetahuan anda.. 2. Jawablah

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/ IV (EMPAT) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 8 APRIL 2013 ASISTEN

Lebih terperinci

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT?

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? JAWAB (J-01) : RUST COMBAT bekerja melalui khelasi (chelating) secara selektif. Yaitu proses di mana molekul sintetik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, keselamatan dan kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang dialami

Lebih terperinci

Pengenalan Bahan Kimia

Pengenalan Bahan Kimia Pengenalan Bahan Kimia RANKING DAN SIMBOL BAHAYA BAHAN KIMIA MENURUT NEPA-USA NO BAHAYA KESEHATAN (HEALTH) BAHAYA KEBAKARAN (FIRE) BAHAYA REAKTIVITAS (REACTIVITY) 4 Penyebab kematian, cedera fatal, meskipun

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan Kerja di Laboratorium Keselamatan Kerja di Laboratorium Perhatikan PetunjuKeselamatan kerja Berkaitan dengan keamanan, kenyamanan kerja, dan kepentingan kesehatan, Keselamatan kerja sangat penting di perhatikan dalam bekerja

Lebih terperinci

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT Lampiran 1 KEBAKARAN Besar Floor Warden/Safety Officer/ personil setempat segera memadamkan api dengan fire extinguisher Floor warden/personil setempat segera memberitahukan

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

BENDA, MATERI DAN ZAT

BENDA, MATERI DAN ZAT Modul III Kimia Tanggal: 9/9/2015 Berdasakan pengetahuan tentang sususan materi yang telah ada, kita dapat memahami sifat-sifat materi dan melakukan pengelompokkan. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENDAHULUAN DATA KASUS KEBAKARAN Tahun 1990-1996 Jumlah kejadian : 2033 kasus 80% kasus di tempat kerja 20% kasus bukan di tempat kerja Tahun 1997-2001 Jumlah kejadian : 1121 kasus

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [3] Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk struktur bangunan. Banyaknya penggunaan beton di negara berkembang seperti Indonesia menjadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Dalam melakukan penelitian dan pengujian, maka dibutuhkan tahapantahapan yang harus dijalani agar percobaan dan pengujian yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat... 1. Alat dari bahan gelas aman apabila dibawa dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.1 Satu Tangan Dua Tangan Dua Jari Lima Jari Alat-alat laboratorium dari bahan gelas,

Lebih terperinci

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik Ducting Standard : 67. Duct harus diatur sehingga uap tidak berkondensasi dan mengendap di dasar duct. Dalam kebanyakan kasus sebaiknya saluran ventilasi diakhiri dengan : Setidaknya 3 meter di atas level

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN Makalah disampaikan pada Pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Kepala atau Wakil Kepala SLTP/MTs sebagai Sekolah Target diselenggarakan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & ANALISIS

BAB 4 HASIL & ANALISIS BAB 4 HASIL & ANALISIS 4.1 PENGUJIAN KARAKTERISTIK WATER MIST UNTUK PEMADAMAN DARI SISI SAMPING BAWAH (CO-FLOW) Untuk mengetahui kemampuan pemadaman api menggunakan sistem water mist terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API Mahaenca Cio Kaban NRP : 9721067 NIRM : 41077011970302 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir, MT.

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : 7 Waktu : 09.30-11.00 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1. Isikan

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012 1. Identifikasi produk dan perusahaan Nama Produk: Maxforce Forte Gel0,05 Alamat Perusahaan: Environmental Science Division Mid Plaza I lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav.10-11, Jakarta 10220 P.O. Box 2507

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah Material Safety Data Sheet Gliserin Mentah Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Gliserin Mentah Identifikasi Perusahaan : Campuran Gliserin dan Asam Lemak Ester Alamat : Tradeasia

Lebih terperinci

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat Paryanto, Ir.,MS Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Bimbingan Teknis Pengendalian B3 Pusat Pelatihan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT (Activated Carbon Production from Peanut Skin with Activator Sulphate Acid) Diajukan sebagai

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/5 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Covi-ox T-50 C Penggunaan: antioksidan, dietary supplement, bahan kosmetik Perusahaan: PT BASF Indonesia Plaza GRI,

Lebih terperinci

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau

Selain itu, menyimpan peralatan gelas dalam keadaan kotor, atau dari hasil pencucian yang tidak/kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau Di laboratorium, kegiatan pencucian, umumnya ditujukan pada peralatan/instrumen, atau benda lainnya yang terbuat dari gelas. Pengetahuan tentang sifat dari suatu bahan atau zat (seperti daya larut di dalam

Lebih terperinci

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku Ag2SO4 Warna dan bentuk: serbuk putih BM: 311.8 Titik leleh (derajat C) : tidak ada Titik didih: 1085 C Tekanan uap: tidak berlaku Specific gravity: 5.45 Kelarutan dalam air: 0.57g/100 cc (0 C) Bahaya

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gas hidrogen banyak dimanfaatkan di berbagai industri, seperti dalam industri minyak dan gas pada proses desulfurisasi bahan bakar minyak dan bensin, industri makanan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo Material Safety Data Sheet Resin Pinus Oleo Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Resin Pinus Oleo Sinonim : Pinus Resin Turpentin Identifikasi Perusahaan : Tradeasia International

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5 1. Zat berikut yang merangsang berkembangnya sel kanker adalah... Alkohol Formalin Rhodamin-B Kunci Jawaban : D Rhodamin-B

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Denpasar sebagaimana kota - kota besar di Indonesia juga mempunyai masalah yang sama di bidang kebencanaan. Bencana yang kerap timbul di kota besar Indonesia

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia Stoikiometri - Soal Doc. Name:RK1AR10KIM0901 Version : 2016-10 halaman 1 1. Jika diketahui massa atom C-12= p gram dan massa 1 atom unsur X adalah a gram. Massa atom

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK ALAT PEMADAM API RINGAN

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK ALAT PEMADAM API RINGAN LAPORAN PRAKTIKUM SPPK ALAT PEMADAM API RINGAN KELOMPOK : 1 NAMA : Intan Maharani NRP : 0515040116 KELAS : K3-4D TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang dengan sifatnya tersebut dapat

Lebih terperinci

WD (06/16)

WD (06/16) WD 1 59674110 (06/16) Daftar Isi Petunjuk umum ID 5 Petunjuk Keamanan ID 5 Penjelasan tentang perangkat ID 7 Layanan ID 8 Pemeliharaan dan perawatan ID 9 Pemecahan Masalah ID 9 Data Teknis ID 9 Pelanggan

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 STUDI KOMPARASI DARI ZAT ADITIF SINTETIK DENGAN ZAT ADITIF ALAMI TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN GENSET MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign) Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign) Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja Contoh Penerapan Pengendalian Visual 5R di Tempat Kerja Label

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun 2008 Tanggal : 5 Maret 2008 TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN I. PENDAHULUAN Pengelolaan B3 yang mencakup

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP SNI 06-2433-1991 METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan and pegangan dalam pelaksanaan pengujian

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PUSAT STANDARDISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PUSAT STANDARDISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I. 02. Sistem Fluida dan Komponen Untuk Penggunaan Umum 1 02.02 Komponen saluran pipa dan saluran pipa Pipa Polietilena untuk Air Minum 06-4829-2005 2-Feb-09 2 02.02 Pipa PVC untuk Saluran Air Buangan di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN

PENCEGAHAN KEBAKARAN PENCEGAHAN KEBAKARAN Masalah kebakaran di perkotaan Makin sedikitnya ruang terbuka yang dapat berfungsi sebagai barrier /penghalang menjalarnya kebakaran ataupun sebagai tempat operasi pemadaman kebakaran

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Fakultas Peternakan IPB untuk pembuatan alat dan pembuatan pelet pemurni. Contoh biogas yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci