Pengaruh Salinitas terhadap Fekunditas Fungsional, Daya Tetas Telur dan Benih Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus Linn)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Salinitas terhadap Fekunditas Fungsional, Daya Tetas Telur dan Benih Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus Linn)"

Transkripsi

1 Pengaruh Salinitas terhadap Fekunditas Fungsional, Daya Tetas Telur dan Benih Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus Linn) The Effect Of Salinity On Functional Fecundity, Hatchability And The Seed Of Saline Tilapia (Oreochromis Niloticus Linn) Jalaluddin Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University Abstrak Penelitian tentang pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional, daya tetas telur dan benih ikan nila salin Oreochromis niloticus Linn telah dilakukan selama tiga bulan, dimulai dari Desember 2013 hingga Februari Penelitian ini bersifat laboratories, dilakukan di Laboratorium Balai Budidaya Ujung Batee, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan lima kali ulangan. Induk nila yang digunakan terdiri dari jenis ikan nila Gesit sebagai induk jantan sedangkan induk betina merupakan jenis ikan nila Sultana dengan perbandingan 1:2. Data dianalisis menggunakan multivariate Anova. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi salinitas yang diberikan dapat menurunkan daya pijah, fekunditas fungsional, fekunditas fungsional relatif dan daya tetas telur ikan nila. Selain itu, pemijahan dan penetasan telur ikan nila yang terbaik berada pada salinitas 7 ppt dan 14 ppt, sedangkan salinitas terbaik bagi kelangsungan hidup benih ikan nila yang ditebar di tambak adalah 21 ppt. Keberhasilan demplot dalam pengembangan budidaya ikan nila salin di masyarakat sangat tergantung pada proses seleksi petani tambak, ketersediaan pakan alami di tambak, motivasi petani dan proses penanganan benih dari awal hingga pembesaran. Faktorfaktor ini berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan budidaya ikan nila salin. Kata Kunci: daya tetas telur dan benih ikan, fekunditas fungsional, fekunditas fungsional relatif, kelangsungan hidup, tingkat pemijahan. Abstract The research of effect of salinity on functional fecundity, eggs and seeds hatchability of Saline Tilapia (Oreochromis niloticus Linn) has been conducted for three months, starting from December 2013 through to February It is a laboratory research, performed at Balai Budidaya Ujung Bate Laboratory, Directorate General of Aquaculture, Ministry of Marine and Fishery Banda Aceh. The method used in this research is a complete random design (RAL) with four treatments each treatment is done in five repetitions. The Tilapia parents being used are consisting of Genetically Super male Indonesian Tilapia/GESIT as the ISSN :

2 male parent, while female parent taken from Sultana Tilapia with the ratio of 1:2. The data is analyzed by means of multivariate Anova. The research result indicates that higher salinity would lower the rate of spawning, functional fecundity, relative functional fecundity and eggs hatchability of tilapia eggs. Besides, the spawning and hatchery of tilapia eggs can best be done at 7 ppt and 14 ppt salinity, while the best salinity for tilapia seeds viability spread in the fishpond is 21 ppt. The successful demonstration plot (demplot) in the development of saline tilapia farming by the community is strongly depends on the selection process of fish farmer, availability of natural feeds in the pond, fish farmer motivation and the process of seeds handling from the beginning up to the enlargement. These factors are influential in increasing the success of saline tilapia farming. Keywords: functional fecundity, hatchability of fish eggs and seeds, relative functional fecundity, survival, spawning rate. PENDAHULUAN Produksi ikan nila dunia terus meningkat selama hampir satu dekade ini. Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus) pada tahun 2001 mencapai 1 juta ton dan meningkat menjadi 2,5 kali lipat pada tahun 2001 (2,5 juta ton) pada tahun 2009 (FAO, 2011). Sedangkan produksi ikan nila nasional bahkan meningkat jauh lebih tajam yakni mencapai lebih dari 6 kali lipat. Tahun 2001, produksi ikan nila hanya 34 ribu ton sedangkan pada akhir tahun 2010 produksinya menjadi 214 ribu ton (Directorate General of Aquaculture, 2011). Bibit Nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Peneliti perikanan Air Tawar (Balitkanwar) dari Taiwan pada tahun Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Pada tahun , Nila Merah diintroduksi masuk dari Taiwan dan Filipina oleh Perusahaan Aquafarm. Pada tahun 1994, Balitkanwar kembali mengintroduksi Nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) strain G3 dari Filipina dan Nila Citralada dari Thailand. Secara genetic Nila GIFT telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih tinggi dibandinggkan dengan jenis ikan Nila lain. Tahun 2000, salah satu perusahaan swasta nasional CP Prima mengintroduksi nila Merah NIFI dan nila GIFT dan Filipina tahun Pada tahun 2002, BBAT Jambi memasukan nila JICA dari Jepang dan nila merah Citralada dari Thailand (FAO, 2011). Produksi ikan nila di atas sebagian besar berasal dari budidaya air tawar. Sedangkan produksinya di air asin bersaing dengan ikan satu genus yang lebih lambat pertumbuhannya yakni ikan mujair (Oreochromis mosambicus). Hal ini dikarenakan daya tahan mujair yang ISSN :

3 lebih tinggi di air asin (Kamal & Mair, 2005). Kemampuan ikan nila untuk tumbuh di air asin menjadi alasan untuk pengembangannya di tambak. Peningkatan produksi ikan nila air asin memerlukan Ikan nila yang dipelihara di air asin memerlukan pengadaptasian dulu selama beberapa hari. Air asin diberikan secara bertahap. Proses ini harus memperhatikan kondisi ontogenik atau fisiologis dari benih tersebut. Ikan yang berumur lebih tua lebih mampu beradaptasi dengan air laut (Watanabe et al., 1990). Ini berarti ada risiko, biaya dan waktu tambahan untuk budidaya ikan nila air asin. Permasalahan utama dalam pengembangan ikan nila air asin adalah tersedianya benih ikan nila yang dapat dipelihara di air asin. Selama ini benih ikan nila air asin adalah hasil adaptasi bertahap dari air tawar. Tanpa hal ini benih nila akan mati. Hambatan lain adalah adanya daya tahan yang rendah pada benih ikan nila air asin hasil adaptasi tersebut apabila dibandingkan dengan ikan nila yang dibudidayakan di air tawar (Watanabe et al., 1990). Dengan demikian diperlukan investigasi lebih detail apakah pemijahan dan pemeliharaannya di level air asin yang berbeda tanpa perlakuan adaptasi dapat menunjukkan produktivitas ikan nila hitam yang lebih baik. Pengujian salinitas terhadap reproduksi ikan nila merah pernah dilakukan oleh Watanabe dengan hasil yang menunjukkan penurunan produktivitas (Watanabe & Kuo, 1985). Telah diketahui bahwa ikan nila memijah di tambak air payau. Induk jantan membuat sarang berbentuk cekungan-cekungan di tanah tambak. Induk betina juga mengerami telur. Lalu, diketahui pula bahwa benih ikan nila sering mengumpul di mulut induk betina ikan nila air asin. Namun demikian, belum diketahui dengan jelas berapa tinggi tingkat reproduksi induk betina yang melakukan pemijahan pada kondisi payau tersebut (spawning rate), jumlah telur yang dikeluarkan induk betina (functional fecundity), fekunditas fungsional relatif, daya tetas telur (hatching rate) dan kelangsungan benih setelah ditransfer ke tambak air payau (survival rate). Pengujian secara terkontrol dapat menunjukkan pengaruh salinitas terhadap variabel-variabel ini, karena pengaruh lingkungan, predasi, penyakit dan kompetisi mengaburkan pengaruh salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap tingkat pemijahan, fekunditas fungsional, daya tetas telur induk ikan nila dan mengetahui salinitas terbaik ikan nila untuk pemijahan dan penetasan telur. Selain itu penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui pengaruh salinitas yang berbeda terhadap kelangsungan hidup ketika benih ikan nila ditebar di tambak. ISSN :

4 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi pembenihan ikan nila Balai Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Jalan Krueng Raya Km 16,5 Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Februari Alat dan bahan penelitian Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. dan Tabel 2. di bawah ini. Tabel 3.1 Peralatan penelitian No Nama alat Jumlah unit Keterangan 1 Bak beton 14 buah Ukuran 2 m x 1,2 m x 9 m 2 Refraktometer 1 buah Untuk mengukur salinitas 3 Timbangan digital 1 buah Untuk menimbang ikan dan pakan 4 DO meter 1 unit Untuk melihat oksigen terlarut 5 ph meter 1 unit Untuk mengukur ke asaman/basa air 6 Serok 2 buah Untuk menangkap ikan 7 Aerator /peralatan aerasi 1 unit Sudah tersedia di bak bak 8 Hand counter 2 unit Untuk menghitung telur/larva 9 Kamera 1 unit Untuk mendukumentasikan kegiatan Tabel 3.2 Bahan penelitian No Nama bahan Jumlah unit Keterangan 1 Nila betina matang gonad 80 ekor Ukuran gram 2 Nila jantan matang gonad 40 ekor Ukuran gram 3 Air laut dan tawar Kontinyu Setiap saat air ada 4 Pakan pellet 70 kg CP 28% 5 Aquades 1 liter Untuk kalibrasi alat 6 Tisue 1 gulung Untuk membersihkan alat 7 Ember 6 buah Untuk tempat perhitungan telur/larva Vol.20 liter Populasi dan Sampel Hewan uji yang di gunakan adalan ikan nila yang sudah diseleksi jantan dan betina dan sudah di pelihara di bak yang sudah di persiapkan dengan salinitas yang sudah ditentukan sesuai degan perlakuan. Ikan induk jantan merupakan jenis ikan nila GESIT sedangkan indukan betina merupakan jenis ikan nila SULTANA. Induk ikan nila yang digunakan ISSN :

5 sejumlah 80 ekor betina dan 40 ekor jantan dengan perbandingan jantan dan betina 1:2. Di dalam satu petak diberikan 2 induk jantan dan 4 induk betina. Induk ikan nila yang di gunakan adalah ukuran gram untuk ikan betina sementara untuk jantan berukuran gram. Induk jantan dan betina sebelum di pijahkan dipelihara secara terpisah di dalam bak fiber glass yang sebelumnya dilakukan penyesuaian salinitas. Prosedur Penelitian Setelah induk ikan nila di pisahkan sesuai dengan salinitas perlakuan yaitu: 0 ppt, 7 ppt, 14 ppt, dan 21 ppt, induk ikan nila di beri pakan pellet yang berkadar protein 28%, pakan diberikan sebanyak 3% dari bobot ikan. Pakan yang diberikan merupakan pakan pabrik keluaran PT. Centrak Proteinaprima Tbk. Medan (Lampiran 5). Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pada pukul (pagi), (siang), dan (sore). pemeliharaan induk ikan nila dilakukan selama 6 minggu. Pada saat penelitian ada 5 tahapan yang harus dikerjakan yaitu: 1. Seleksi induk jantan dan betina dan ukuran induk 2. Pematangan gonad dan pemberian pakan 3. Pengamatan tingkat kematangan gonad induk 4. Pengamatan induk memijah 5. Pengambilan telur di mulut betina Proses kelima, dilakukan penurunan air media setinggi 10 cm untuk memudahkan dalam penangkapan induk dan pengamatan induk yang sedang mengerami telur dan larva di dalam mulut induk betina. Ciri induk yang sedang mengerami telur atau larva mulut induk membesar dan tertutup. Induk betina yang sedang mengerami di ambil dengan mengunakan serok yang lembut. Telur atau larva yang di ambil dari mulut induk betina dengan mengocok mulut betina di dalam serok dalam air di waskom, lalu dilakukan perhitungan. Setelah telur atau larva di hitung telur atau larva di masukan kedalam corong penetasan telur selama 4 5 hari. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghitung induk yang memijah dan jumlah telur atau larva yang di hasilkan. Pengamatan juga dilakukan terhadap parameter kualitas air yang meliputi oksigen terlarut (DO), ph, salinitas dan suhu. Pengamatan ini dilakukan pada pukul dan ISSN :

6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dalam situasi buatan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan di masing-masing perlakuan dilakukan lima kali ulangan. Penggunaan rancangan ini didasarkan atas unit percobaan yang dibuat homogen untuk hewan uji, jenis makanan, tempat dan lokasi yang sama dengan sumber variasi hanya dari perlakuan. Perlakuan yang diberikan didasarkan pada pengalaman masyarakat petani tambak yang melakukan kegiatan budidaya ikan nila binaan BPBAP Ujung Batee, di sepanjang pantai Timur Aceh. Berdasarkan keterangan masyarakat tersebut, jika salintas yang digunakan di atas range atau kisaran 10 ppt dari pemeliharaan awal hingga penebaran di tambak maka tingkat kematian tinggi melebihi 50%. Oleh sebab itu, perlakuan dalam penelitian ini menggunakan selisih salinitas di bawah 10 ppt, yaitu 7 ppt. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Perlakuan A: Induk ikan nila dipelihara pada salinitas 0 ppt (sebagai kontrol). Perlakuan B: Induk ikan nila dipelihara pada salinitas 7. Perlakuan C: Induk ikan nila dipelihara pada salinitas 14 ppt. Perlakuan D: Induk ikan nila dipelihara pada salinitas 21 ppt. Penelitian ini menggunakan wadah bak berukuran 2,3 m x 9 m sebanyak empat unit. Satu perlakuan diberikan pada satu bak. Induk ikan nila yang matang gonad di ambil dari hasil pemeliharan di pembenihan ikan nila BPBAP Ujung Batee. Wadah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah bak beton volume 20 m 3 sejumlah 4 buah dengan disekat menjadi 5 petak. Dua ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina ditempatkan dalam satu petak. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan Multivariate ANOVAdengan memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih, yaitu: a. Variabel Respon disebut juga variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel Y. b. Variabel Prediktor disebut juga dengan variabel independen yaitu variabel yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan dengan X. ISSN :

7 Tujuan utama adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel yang lain yang berhubungan dengannya (variabel lainnya) sudah ditentukan. Dalam hal ini variabel dependen adalah perlakuan salinitas yang berbeda, sedangkan variabel independent yaitu fekunditas fungsional, spawning rate, hatching rate dan kelangsunga hidup benih ikan nila (SR). Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara salinitas terhadap tingkat pemijahan (spawning rate), fekunditas relatif, fekunditas fungsional relatif, daya tetas telur (hatching rate) dan kelangsungan hidup ikan nila (survival rate) yang dirumuskan dalam fungsi: Y = F (X 1, X 2, X 3, X 4, X 5 ) Dimana: Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 = Salinitas/Perlakuan = Tingkat Pemijahan/Spawning Rate = Fekunditas Relatif = Fekunditas Fungsional Relatif = Daya Tetas Telur/Hatching Rate (HR) = Tingkat Kelangsungan Hidup/Survival Rate (SR) Dalam analisis ini pendekatan yang dilakukan adalah analisis fungsi produksi, dimana fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk fungsi produksi yang digunakan adalah: β1 β2 β3 Y = A X 1 X 2 X 3 X β4 β5 4 X 5 Selanjutnya fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk ekonometrikanya sebagai berikut: Dimana : Y X 1 X 2 X 3 X 4 Ln Y = β 0 + β 1 Ln X 1 + β 2 Ln X 2 + β 3 Ln X 3 + β 4 Ln X 4 + β 5 Ln X 5 + µ = Salinitas/Perlakuan = Tingkat Pemijahan/Spawning Rate = Fekunditas Relatif = Fekunditas Fungsional Relatif = Daya Tetas Telur/Hatching Rate (HR) ISSN :

8 X 5 β 0 β 1 = Tingkat Kelangsungan Hidup/Survival Rate (SR) = intercept = koefisien, i = 1, 2, 3, dan seterusnya µ = error term (kesalahan pengganggu) Data yang dianalisis adalah pengaruh salinitas terhadap tingkat pemijahan, jumlah telur yang dikeluarkan, fekunditas fungsional, daya tetas telur (spawning rate dan hatcing rate) dan kelangsungan hidup benih ikan nila (SR). Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey dan LSD (Hanafiah, 1993). Parameter utama dalam penelitian ini adalah (SR) tingkat kelangsungan hidup yang dihitung berdasarkan rumus Efendie (1979), sebagai berikut: Dimana: INPP = Jumlah benih ikan nila salin yang hidup pada akhir penelitian INPA = Jumlah benih ikan nila salin yang hidup pada awal penelitian Selain itu, juga dilakukan pengukuran pengaruh salinitas terhadap tingkat pemijahan, jumlah telur yang dikeluarkan, fekunditas fungsional, fekunditas fungsional relatif dan daya tetas telur. Model untuk menguji pengaruh salinitas terhadap variable tersebut adalah: Yij = µ + τi + εij Yij = Variabel yang diamati pada perlakuan ke-i (i=1,2,3) dan ulangan ke-j (j=1,2,3) µ = Rata-rata umum τi = Efek perlakuan ke-i εij = Galat pada perlakuan ke-i ulangan ke-j Sedangkan penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang matang gonad. Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode sub-contoh bobot gonad atau disebut metode gravimetrik. Cara mendapatkan telur yaitu mengambil telur ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung. Fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan metode gravimetrik dengan rumus (Effendie, 1979) : ISSN :

9 Dimana: F = fekunditas (butir), G = bobot tubuh (g) Q = bobot gonad contoh (g) dan N = jumlah telur pada gonad contoh (butir). Selanjutnya fekunditas dihubungkan dengan panjang tubuh ikan dan bobot tubuh. Hatching Rate (HR) adalah daya tetas telur atau jumlah telur yang menetas. Untuk mendapatkan HR sebelumnya dilakukan sampling larva untuk mendapatkn jumlah larva, Menurut Effendie (1979), HR dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini : Sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah pengukuran kualitas air meliputi: suhu, salinitas, okigen terlarut (DO), karbondioksida, ph, dan amoniak. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Pemijahan (Spawning Rate) Hasil pengamatan menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh nyata terhadap daya pijah ikan nila (p<0,05). Seluruh induk betina memijah dari perlakuan 0-14 ppt (p>0,05). Sedangkan pada salinitas 21 ppt kemampuan memijah induk betina mulai menunjukkan keragaman yakni diantara 40% sampai dengan 100% dengan rata-rata sekitar 58%. Dengan demikian titik kritis pengaruh negatif salinitas terhadap daya pijah berada pada rentang 14 s/d 21 ppt (Gambar 1). Berdasarkan penelitian ini, didapatkan nilai terendah daya pijah ikan nila pada salinitas 21 ppt. Menurut Stickney (1986) bahwa pengujian salinitas terhadap tilapia telah berlangsung lama dan bahkan masih berlangsung sampai sekarang. Hal ini selain didorong oleh kemampuan ikan nila untuk tumbuh lebih baik di air asin (Vera Cruz et al., 2006) akan tetapi juga daya reproduksinya yang dapat dikurangi pada salinitas tinggi, sehingga meningkatkan produktivitas budidaya (Watanabe & Kuo, 1985). Dalam kondisi praktis, pembudidaya lebih memilih memelihara benih yang langsung dapat ditebar di tambak tanpa harus khawatir terhadap ancaman kematian karena salinitas. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa benih tidak dapat dihasilkan oleh ikan nila yang dipelihara pada salinitas 30 ppt. Hasil pengamatan di lapangan telah ditemukan bahwa ikan nila mampu memijah pada salinitas air laut namun dalam jumlah yang sangat sedikit. Salinitas di bawah 25 ppt menunjukkan produktivitas benih yang signifikan. ISSN :

10 Daya Pijah (%) Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 2, 2014, artikel Gambar 1. Pengaruh salinitas terhadap daya pijah ikan nila Fekunditas fungsional Salinitas juga berpengaruh nyata terhadap jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk. Kenaikan salinitas sampai dengan 7 ppt belum menunjukkan efek yang signifikan terhadap fekunditas fungsional induk betina ikan nila (p>0,05), Lampiran 4). Efek salinitas cukup jelas terlihat pada perlakuan 14 ppt. Dengan demikian titik kritis pengaruh salinitas terhadap jumlah telur yang diproduksi induk berada pada rentang 7-14 ppt (Gambar 2). Penyelidikan ini yang bertujuan untuk menginvestigasi fenomena itu lebih lanjut, telah menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas induk ikan nila. Fekunditas ikan nila menurun pada perlakuan 14 ppt lebih awal apabila dibandingkan daya pijahnya. Terlihat berdasarkan pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional induk ikan nila terendah terdapat pada salinitas 21 ppt. hasil kajian Watanabe, (1990) juga menyatakan penurunan produktivitas dengan meningkatnya kadar garam sama dengan beberapa penelitian lain dengan strain yang berbeda seperti Red Florida. ISSN :

11 Fekunditas fungsional (butir) ,388 1,264 1, Salinitas (ppt) Gambar 2. Pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional induk betina ikan nila. Fekunditas pada suatu spesies ikan dapat berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Fekunditas mempunyai keterpautan dengan umur, panjang, dan bobot individu. Ali (2005) menyatakan bahwa jumlah fekunditas pada spesies yang sama dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran diameter telur. Fekunditas ikan cenderung meningkat dengan bertambahnya ukuran badan, yang dipengaruhi oleh jumlah makanan dan faktor-faktor lingkungan lainnya seperti suhu dan musim. Fekunditas fungsional relatif Semakin berat seekor induk, semakin banyak telur yang dikeluarkan. Dengan demikian variable fekunditas fungsional bersifat relatif. Variabel fekunditas fungsional relatif akan menunjukkan lebih jelas relatifitas jumlah telur yang dihasilkan induk dengan mempertimbangkan beratnya. Namun demikian pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional relatif memiliki pola yang hampir sama dengan fekunditas fungsional. Perubahan salinitas dari 0 ppt sampai dengan 7 ppt belum menunjukkan pengaruh yang signifikan (p>0,05). Perlakuan 14 ppt mulai menunjukkan efek yang nyata (p<0,05) (Gambar 3). ISSN :

12 Fekunditas fungsional relatif (butir/gr) Salinitas Gambar 3. Pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional relatif induk betina ikan nila Terlihat seperti pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional, berdasarkan pengaruh salinitas terhadap fekunditas fungsional relatif induk ikan nila juga nilai terendah terdapat pada salinitas 21 ppt. Fekunditas fungsional relatif lebih jelas lagi menunjukkan level produktivitas ikan nila. Variabel berat induk dimasukkan pada hal ini. Ini mengakomodir faktor berat induk yang seringkali menunjukkan bahwa penurunan kemampuan induk menghasilkan telur per satuan berat. Dalam hal ini faktor berat, karena homogen, tidak menunjukkan perannya dalam mendeviasikan fekunditas fungsional. Daya tetas telur (Hatching rate) Pengaruh salinitas belum signifikan kecuali pada 21 ppt untuk daya pijah dan 14 ppt untuk fekunditas fungsional dan fekunditas fungsional relatif. Pengaruh salinitas terhadap daya tetas bahkan lebih dini, yakni sudah terlihat nyata pada salinitas 7 ppt (p<0,05). Akan tetapi kondisi 7-14 ppt tidak menunjukkan perbedaan daya tetas yang signifikan (p>0,05) (Gambar 4.). Daya tetas telur ikan nila menurun lebih dini pada salinitas diatas 7 ppt walaupun dengan perbedaan yang lebih rendah. Seperti yang dilaporkan Watanabe & Kuo (1985), kemampuan telur untuk menetas sebenarnya sama pada semua salinitas namun kematian muncul setelah beberapa saat paska menetas. ISSN :

13 Daya tetas telur (%) Salinitas (ppt) Gambar 4. Pengaruh salinitas terhadap daya tetas telur ikan nila Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Pengaruh nyata perlakuan salinitas terhadap induk ternyata berefek signifikan ketika benih dibudidayakan di dalam tambak. Kelangsungan hidup benih meningkat pada induk dan telur yang dipelihara pada salinitas 7 ppt s/d 21 ppt (p<0,05) (Gambar 5). Daya hidup benih hasil dari pemijahan dan penetasan di air payau menunjukkan hasil yang secara sangat signifikan lebih baik. Ini menunjukkan sesuai seperti yang dikemukakan oleh Likongwe, et.al. (1996) bahwa adaptasi telah dimulai sejak dini dan hasil dari proses perubahan tersebut bertahan lama Kelangsungan hidup (%) Salinitas (ppt) ISSN :

14 Gambar 5. Pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila yang ditebar di tambak Kondisi salinitas di perairan umum tidak selalu sesuai dengan kebutuhan ikan. Namun, ikan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang tidak menguntungkan tersebut dengan memasukkan atau mengeluarkan ion dan memasukkan dan mengeluarkan air sehingga tekanan dalam sel tidak terganggu oleh kondisi luar tersebut. Sel butuh energi untuk mewujudkan keseimbangan ini. Semakin besar ketidaksesuain akan meningkatkan kebutuhan energi tersebut. Salinitas memiliki pengaruh besar terhadap metabolisme tubuh ikan, karena menentukan keseimbangan ion tubuh. Dalam hal ini NaCl, senyawa terbesar dari salinitas ini menentukan aliran zat dari dan ke dalam sel. Kondisi garam yang terlalu tinggi pada media di luar sel akan mengakibatkan sel mengalami dehidrasi karena keluarnya air keluar sel. Sedangkan kondisi rendahnya ion di air media akan berakibat sebaliknya. Anggaran energy untuk osmoregulasi ini menduduki peringkat pertama dari sisi urgensi. Ketika ikan tidak mampu menyediakan energy untuk proses ini karena ketidaktersediaan peralatan biologis dalam tubuhnya akibat pengaruh genetic maka dapat terjadi kematian seperti yang dilaporkan oleh Luan, et.al. (2008). Dengan memperhitungkan daya pijah, fekunditas, daya tetas dan kelangsungan hidup benih setelah ditebar di tambak maka dapat disimpulkan bahwa pemijahan pada salinitas 7-14 ppt sangat layak dilakukan untuk menghasilkan benih nila air asin. Senada dengan hasil penelitian ini, seperti yang dilaporkan Suci (2012) untuk jenis ikan nila Larasati (Oreochromis niloticus) bahwa perlakuan salinitas berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan dan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan serta media salinitas 0 20 baik bagi kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan nila Larasati (Oreochromis niloticus). KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini, Semakin tinggi salinitas yang diberikan dapat menurunkan daya pijah, fekunditas fungsional, fekunditas fungsional relatif dan daya tetas telur ikan nila. Pemijahan dan penetasan telur ikan nila yang terbaik berada pada salinitas 7 ppt dan 14 ppt. ISSN :

15 sedangkan salinitas terbaik bagi kelangsungan hidup benih ikan nila yang ditebar di tambak adalah pada salinitas 21 ppt. DAFTAR PUSTAKA Adi S., dan R. Eko Prihartono. (2005). Pembesaran Nila merah Bangkok. Jakarta. Penebar Swadaya. Directorate General of Aquaculture. (2011). Indonesian aquaculture statistics 2010 (Annual Report Statistics No. 12). Jakarta, Indonesia: Ministry of Fisheries and Marine Affairs, Indonesia. Effendie, M.I. (1979). Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor: 112 hal. FAO. (2011). Fishery and aquaculture statistics: aquaculture production 2009 (FAO yearbook). Rome: Food and Agriculture Organization. Hanafiah, K. A. (1993). Rancangan percobaan teori dan aplikasi. Jakarta, Indonesia: Grafindo. Kamal, A. H. M. M., & Mair, G. C. (2005). Salinity tolerance in superior genotypes of tilapia, Oreochromis niloticus, Oreochromis mossambicus and their hybrids. Aquaculture, 247(1 4), Likongwe, J. S., Stecko, T. D., Stauffer Jr., J. R., & Carline, R. F. (1996). Combined effects of water temperature and salinity on growth and feed utilization of juvenile Nile tilapia Oreochromis niloticus (Linneaus). Aquaculture, 146(1 2), Luan, T. D., Olesen, I., Ødeg\aard, J., Kolstad, K., & Dan, N. C. (2008). Genotype by environment interaction for harvest body weight and survival of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) in brackish and fresh water ponds. In International Symposium On Tilapia In Aquaculture (Vol. 8, pp ). Stickney, R. R. (1986). Tilapia Tolerance of Saline Waters: A Review. The Progressive Fish- Culturist, 48(3), Suci, A.F. (2012). Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Larasati (Oreochromis niloticus) F5 D 30 -D 70 pada Berbagai Salinitas. Journal of Aquaculture Management and Technology. Vol. 1 No 1 Tahun 2012 Hal Vera Cruz, E. M., Brown, C. L., Luckenbach, J. A., Picha, M. E., Bolivar, R. B., & Borski, R. J. (2006). Insulin-like growth factor-i cdna cloning, gene expression and potential use as a growth rate indicator in Nile tilapia, Oreochromis niloticus. Aquaculture, 251(2 4), Watanabe, W. O., Ellingson, L. J., Olla, B. L., Ernst, D. H., & Wicklund, R. I. (1990). Salinity tolerance and seawater survival vary ontogenetically in Florida red tilapia. Aquaculture, 87(3 4), ISSN :

16 Watanabe, W. O., & Kuo, C.-M. (1985). Observations on the reproductive performance of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) in laboratory aquaria at various salinities. Aquaculture, 49(3 4), ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)

Lebih terperinci

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal** Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Dari Hasil Penambahan Madu pada Bahan Pengencer Sperma Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Egg Hatching Rate and Survival of Larvae produced from Supplementation of Honey

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA TUGAS PENGENALAN KOMPUTER ZURRIYATUN THOYIBAH E1A012065 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Pengaruh salinitas dan daya apung terhadap daya tetas telur ikan bandeng, Chanos-chanos

Pengaruh salinitas dan daya apung terhadap daya tetas telur ikan bandeng, Chanos-chanos Pengaruh salinitas dan daya apung terhadap daya tetas telur ikan bandeng, Chanos-chanos The influence of salinity and buoyancy on hatchability of milkfish eggs, Chanos-chanos Sofyatuddin Karina*, Rizwan,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3 II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, pengambilan data penunjang dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ ¹Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unila pada Bulan Januari

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.) Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.) The Effect of Salinity Acclimatization on Survival Rate of Nile Fry (Oreochromis sp.) Yuliana Asri 1,*,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS YANG BERBEDA

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS YANG BERBEDA Full Paper TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) PADA SALINITAS YANG BERBEDA 78 SURVIVAL RATE OF JUVENILE GIFT TILAPIA (Oreochromis niloticus) AT DIFFERENT SALINITY Adria

Lebih terperinci

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas 15 III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Bulan April

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang 16 PENDAHULUAN Latar belakang Ikan nila merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan ini adalah mudah dipelihara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laju Pertumbuhan Mutlak Nila Gift Laju pertumbuhan rata-rata panjang dan berat mutlak ikan Nila Gift yang dipelihara selama 40 hari, dengan menggunakan tiga perlakuan yakni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan di Indonesia berpotensi bagi perkembangan dunia usaha khususnya sebagai komoditas perdagangan dan sumber pangan. Permintaan pasar akan produksi perikanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 DAN F5. Rifqi Tamamdusturi, Fajar Basuki *) ABSTRAK

ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 DAN F5. Rifqi Tamamdusturi, Fajar Basuki *) ABSTRAK 1 ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 DAN F5 Rifqi Tamamdusturi, Fajar Basuki *) Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Budidaya Ikan Ciburial, Sumedang selama kurang lebih dua bulan, yaitu sejak April - Juni 2011. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Wadah

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina sebagai pasangan dari induk jantan YY, maka diperlukan suatu teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di Balai Benih Ikan Hias (BBIH) Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Fattening of Soft Shell Crab With Different Food

Fattening of Soft Shell Crab With Different Food Fattening of Soft Shell Crab With Different Food By Elvita Sari 1 ), Rusliadi 2 ), Usman M.Tang 2 ) Laboratory Aquaculture of Technology Fisheries and Marine Science Faculty Riau University Email : elvitasurbakti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di laboratorium penelitian Biologi Akuatik Gedung MIPA Terpadu Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU 110302072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali

Lebih terperinci

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR Oleh: M.Husni Amarullah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Wikipedia: free encyclopedia (2012) Launching Program Kuliah Umum Ma had Aliy - Ponpes Madinatunnajah, Tangerang

Lebih terperinci

PADAT TEBAR LARVA BERBEDA DI BALAI PENELITIAN PEMULIAAN IKAN SUKAMANDI, KABUPATEN SUBANG, PROPINSI JAWA BARAT

PADAT TEBAR LARVA BERBEDA DI BALAI PENELITIAN PEMULIAAN IKAN SUKAMANDI, KABUPATEN SUBANG, PROPINSI JAWA BARAT TEKNIK PEMBENIHAN NILA SRIKANDI (Oreochromis sp.) DENGAN PADAT TEBAR LARVA BERBEDA DI BALAI PENELITIAN PEMULIAAN IKAN SUKAMANDI, KABUPATEN SUBANG, PROPINSI JAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Mei 2013 dilaksanakan di Hatchery Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tiga perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan yaitu : 1) Perlakuan A dengan pergantian air

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari April 2010 sampai Januari 2011, di Laboratorium Pembenihan Ikan Ciparanje dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia Maintenance Juveniles of Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus) Using Biofilter Kijing Taiwan (Anadonta woodiana, Lea) With System of Recirculation By Yunida Fakhraini 1), Rusliadi 2), Iskandar Putra

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei Juni 2014, di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 8-16 Online di :

Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 8-16 Online di : ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA PANDU (F6) (Oreochromis niloticus) DENGAN STRAIN IKAN NILA MERAH LOKAL KEDUNG OMBO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RESIPROKAL An Analysis of Character Reproduction Tilapia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE Penelitian tentang budidaya sinodontis dengan densitas yang berbeda ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2010 yang bertempat Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN INDUK IKAN NILA JANTAN PANDU DAN INDUK IKAN NILA BETINA KUNTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Erma Yunita Islami, Fajar Basuki*, Tita Elfitasari

Erma Yunita Islami, Fajar Basuki*, Tita Elfitasari 115 ANALISA PERTUMBUHAN IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA PADA KJA WADASLINTANG DENGAN KEPADATAN BERBEDA Growth Analysis of Tilapia (Oreochromis niloticus) Cultivated in floating

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Budidaya Laut Lombok, Dusun Gili Genting, Kecamatan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA 825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA NIRWANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL INDUK PENJENIS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹ 108 PENGARUH PERBEDAAN STRAIN TILAPIA F5 (LARASATI, MERAH, HITAM) YANG DIBERI PAKAN DENGAN NILAI E/P 10,96 KKAL/G PROTEIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN The Different Effect E/P Ratio 10,96 kcal/g

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU KEPUTUSAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya jenis dan varietas serta menambah sumber plasma nutfah

Lebih terperinci

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin Pengaruh Jurnal Akuakultur Tiroksin Indonesia, terhadap Larva 1(1): Ikan 21 25(2002) Gurami Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 21 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH UMUR

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Bobot benih ikan nila hibrid dari setiap perlakuan yang dipelihara selama 28 hari meningkat setiap minggunya. Bobot akhir benih ikan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April - Juni 2014. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Percobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, Dramaga. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2011. 2.1.1 Persiapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Alat dan Bahan Bahan yang akan digunakan pada persiapan penelitian adalah kaporit, sodium thiosulfat, detergen, dan air tawar. Bahan yang digunakan pada

Lebih terperinci

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus : ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus : DT = Dimana : DT = detention time atau waktu tinggal (menit) V = volume wadah (liter) Q = debit air (liter/detik)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Lampung Selatan. Analisis proksimat bahan dan pakan uji dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum)

Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum) Aquacultura Indonesiana (2008) 9 (2) : 111 115 ISSN 0216 0749 (Terakreditasi SK Nomor : 55/DIKTI/Kep/2005) Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

Udayana, Denpasar. Alamat   (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 8,No. 2, Oktober 2017 ISSN: 2086-3861 E-ISSN: 2503-2283 KAJIAN KUALITAS AIR DAN PENILAIAN KESESUAIAN TAMBAK DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila GIFT 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila GIFT (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 11 Maret 2013, di Laboratorium Akuakultur dan untuk pengamatan selama endogenous

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2009. Perlakuan dan pemeliharaan dilaksanakan di Cibanteng Farm, pengambilan data penunjang dilaksanakan

Lebih terperinci