Sosiologi Hukum dan Relevansinya dengan Pembangunan Hukum Nasional
|
|
- Farida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SOSIOLOGI HUKUM 83 Sosiologi Hukum dan Relevansinya dengan Pembangunan Hukum Nasional Syamsu Hadi J. Fakultas Adab IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Abstrak: Peningkatan taraf hidup menuju perubahan kehidupan yang lebih baik merupakan harapan-harapan dan cita-cita dalam pembangunan hukum nasional di Indonesia. Salah satu usaha mewujudkannya ialah pemahaman aturan-aturan hukum yang menjadi kunci untuk mengadakan perubahan sosial, lembaga-lembaga sosial termasuk pembangunan. Perubahan pembangunan akan berjalan dengan baik apabila mencerminkan kehendak masyarakat sejalan dengan perubahan-perubahan yang terus berkembang. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dari aspek sosiologis terhadap pembangunan hukum nasional. Kata Kunci: Sosiologi hukum, pembangunan, hukum nasional. Pendahuluan Sejak semula sosiologi berkembang maka timbul harapan-harapan bahwa dengan ilmu tersebut akan dapat dipecahkan pelbagai masalah yang mengakibatkan manusia menderita dalam kehidupannya. Dengan mempergunakan sosiologi maka diharapkan manusia dapat mengalami kehidupan yang lebih baik. 1 Perspektif sosiologis juga menyangkut analisis terhadap sumber-
2 84 SYAMSU HADI J. sumber yang menyebabkan terjadinya perubahan yakni tekanantekanan untuk memperbaharui pola-pola yang ada maupun ciri-ciri dalam masyarakat yang menunjuk pada sikap keterbukaan atau penolakan bagi pengaruh-pengaruh yang ada. Setiap perubahan dianggap merupakan gejala yang normal, hal itu disebabkan karena setiap masyarakat senantiasa berkembang dan tentunya keadaan tersebut memberikan peluang terhadap terjadinya perubahan. Soejono Soekanto juga menambahkan bahwa aturan aturan hukum merupakan kunci menuju perubahan social, modernisasi lembagalembaga social dan pembangunan. Hukum merupakan sarana yang bermanfaat untuk mengadakan pembangunan, oleh karena itu hukum secara implicit merupakan aturan-aturan yang harus ditaati. 2 Pembangunan merupakan suatu proses yang biasanya diakaitkan dengan pandangan-pandangan yang optimistis serta keinginan yang kuat untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik daripada apa yang telah dicapai. Didalam kenyataannya, perubahan yang terjadi di satu bidang senantiasa diikuti dengan perubahan di bidangbidang lainnya. Oleh karena itu bidang-bidang kehidupan tersebut mempunyai kaitan funsionil. Dengan sendirinya bidang hukum juga terkait dengan bidang-bidang kehidupan lainnya. Di satu fihak, hukum dapat dipergunakan sebagai sarana perubahan dan dilain fihak dapat juga berfungsi sebagai sarana untuk mengesahkan perubahanperubahan yang telah terjadi. 3 Perubahan yang dilakukan melalui pembangunan hendaknya mencerminkan kehendak masyarakat agar proses pembangunan tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancer serta terhindar dari penyimpangan-penyimpangan. Dalam hal ini, sosiologi hukum berperan untuk menggali nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan dijadikan landasan dalam pembangunan. Negara Indonesia merupakan Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hukum di Indonesia ini juga berkembang sesuai dengan perubahan zaman serta dalam koridor perubahan yang direncanakan yakni hokum mengikuti gerak pembangunan. Pembangunan di bidang hukum akhir-akhir ini telah
3 SOSIOLOGI HUKUM 85 mendapat perhatian dari pemerintah. Kebijaksanaan pembangunan termasuk juga didalamnya pembangunan bidang hukum yang bertujuan untuk menempatkan hukum itu sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Hukum Nasional itu disusun untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Berdasarkan penjelasan diatas, hukum dapat dikatakan diperlukan dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi sarana dan pengarah pembangunan. Sebagai pengarah pembangunan nasional maka dibutuhkan pembangunan hukum yang mampu melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian dengan kondisi. Oleh karena itu, hukum secara esensial tidak terlepas dari masyarakat. Teori umum ini, tentunya berlaku pula dengan hukum nasional kita, dimana pembentukan hukum nasional Indonesia mendapatkan landasan sosiologis yang utuh dari masyarakatnya. Maka disini penting kita untuk mengkaji tentang Sosiologi Hukum dan kaitannya dengan pembanguna hukum Nasional, Apakah sosiologi hukum telah berperan secara baik atau sebaliknya dalam pembangunan nasional. Persoalan ini akan penulis coba paparkan dalam pembahasan makalah ini. Peranan Sosiologi Hukum dalam Pembangunan Hukum Nasional Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa pembangunan merupakan perubahan yang direncanakan yang biasanya juga dikehendaki. Pembangunan tersebut senantiasa dikaitkan dengan pandangan-pandangan optimistis, orientasi kemasa mendatang serta keinginan yang kuat untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Karenanya menurut Soerjono Soekanto dan Soleman B Taneko bahwa untuk kondisi yang dibutuhkan dalam pembangunan
4 86 SYAMSU HADI J. demi untuk kelangsungan pembangunan itu sendiri adalah diperlukan kemauan keras untuk membangun, termasuk juga dalam pembangunan hukum. Kemauan yang keras tersebut tidaklah sematamata didasarkan hasrat untuk memperoleh keuntungan material belaka. Keikutsertaan masyarakat dalam merupakan unsure yang cukup penting. Masyarakat secara aktif harus ikut serta dalam memecahkan masalah-masalah dan senantiasa memiliki sikap yang terbuka bagi fikiran-fikiran yang menghendaki adanya pembangunan. 4 Pembinaan bidang hukum Nasional diarahkan dan harus dapat menampung hukum sesuai dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang kea rah modernisasi (memberikan jalan bagi pembaharuan) menurut tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang sehingga tercapai ketertiban dan kepastian hukum sebagai prasarana yang harus ditunjukkan kearah peningkatan pembinaan kesatuan bangsa, sekaligus berfungsi sebagai sarana menunjang perkembangan medoernisasi dan pembangunan yang menyeluruh. 5 Pembangunan hukum mempunyai makna ganda. Pertama, ia dapat diartikan sebagai usaha untuk memperbaharuan hukum positif sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk melayani masyarakat pada tingkat perkembangan yang mutakhir. Yang Kedua, ia dapat diartikan juga sebagai usaha untuk memfungsionalkan hukum dalam masa pembangunan yakni dengan cara turut mengadakan perubahanperubahan social sebagaimana dibutuhkan oleh suatu masyarakat yang sedang membangun. Makna dari keduanya tersebut tidak dapat dipisahkan secara tajam dan pada banyak kesempatan keduanya akan tergabung menjadi satu. 6 Dilain pihak pembangunan hukum ada juga yang mengartikan sebagai segala usaha yang dilakukan oleh sekelompok social dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan bagaimana hukum itu dibentuk, dikonseptualisasikan, diimplementasikan, dilembagakan dalam suatu proses politik melalui beberapa kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan politik sebagai tindakan dalam kebijaksanaannya. 7 Di Indonesia sendiri sosiologi hukum berpengaruh dalam
5 SOSIOLOGI HUKUM 87 pembangunan hukumnya seperti diungkapkan oleh Menteri Kehakiman Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja pada seminar yang diadakan oleh badan Pembinaan Hukum Nasional (BPN) bekerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang, menyebutkan bahwa Negara Republik Indonesia dalam kebijaksaan pembinaan hukumnya menganut teori hubungan daripada apa yang diketahui atau dikenal sebagai aliran sociological jurisprudence dan pragmatic jurisprudence. 8 Sociological jurisprudence merupakan suatu mazhab dalam filsafat hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat dan sebaliknya dengan tokohnya Roscoe Pound. Mazhab ini bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pada proses penentuan hukum (legal politic making). Sedangkan realism hukum memusatkan perhatiannya pada proses hukum secara empiris, dengan tokohnya Frank & Llewelllyn. Mereka beranggapan bahwa kesenjangan teori hukum merupakan peristiwa yang terjadi di pengadilan. 9 Terhadap dua teori diatas, pembangunan hukum di Indonesia pada dasanya menganut hubungan antara dua teori ini yaitu mengabungkan antara kerjasama antara masyarakat dengan lembaga pengadilan dan para penguasa hukum. Gabungan dari dua faham hukum tersebut diarahkan untuk pembinaan hukum nasional. Ada beberapa cara yang digunakan dalam pembangunan hukum di Indonesia, sebagaimana diungkapkan oleh Prof.Dr. Makmoen Soeleman sebagai berikut: 1. Peeningkatan dan Penyempurnaan pembinaan hukum Nasional antara lain dengan mengaakan pembaharuan, kodifikasi serta unifikasi hukum bidang tertentu dengan jalan mempehatikan kesadaran hukum dalam masyarakat. 2. Menertibkan funsi lembaga hukum menurut proporsinya masingmasing. 3. Pemingkatan kemampuan dan kewibawaan penegakan hukum. 10 Menurut Selo Soemarjan, Pembinaan hukum Nasional di Indonesia ini menemui ketimpangan-ketimpangan seperti ketimpangan ideology, organisasi dan structural. Menurutnya
6 88 SYAMSU HADI J. Modernisasi hukum pada masa pembangunan pertama-tama menimbulkan keadaan yang pluralistic, disebabkan pada waktu yang bersamaan berlaku dua sistim hukum sekaligus dimana keadaan pluralistic yang dialami bangsa Indonesia juga politik hukum yang secara sistimatis dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. 11 Selanjutnya, Situasi Majemuk tersebut adakalanya menjadi masalah dalam proses penegakan hukum atau berfunsinya hukum oleh warganegara. Seperti, keadaan dimana seseorang dihadapkan pada dua pilihan norma-norma, katakanlah itu hukum adat dan norma-norma yang diberlakukan secara nasional. Dengan kondisi demikian, maka terbuka kemungkinan seseorang bertindak berlawanan dengan norma atau sistim norma-norma yang satu, sementara pada saat yang sama, ia sebenarnya berbuat sesuai dengan tuntutan dari sistim peraturan yang lain. 12 Manakala materi aturan perundang-undangan tidak sesuai dengan system nilai yang dianut dalam masyarakat dan semata-mata hanya bersandar pada power kekuasaan, maka yang terjadi adalah penerapan perundangan tersebut akan dinilai jauh dari rasa keadilan masyarakat. Sebagai konsekuensinya, pada saat yang bersamaan perundang-undangan tersebut cenderung untuk tidak dipatuhi dan dilanggar oleh masyarakat. Sebagai contoh, Dalam pasal 284 tentang konsep Perzinahan disebutkan bahwa perzinahan adalah hubungan seksual antara seorang laki-laki yang sudah menikah dengan wanita yang sudah menikah, atau salah satunya sudah menikah. Jadi hubungan seksual antara laki-laki dan wanita yang belum menikah dengan dasar suka sama suka, bukanlah dianggap tindakan pidana zina. Dalam Konsep atau pandangan masyarakat Indonesia perzinahan diaartikan sebagai hubungan seksual antara laki-laki dengan wanita yang bukan isteri atau suaminya. Oleh karenanya, pemberlakuan KUHP yang berkenaan dengan perzinaan diatas bertentangn dengan konsep perzinaan yang berkembang dalam kebiasaan atau tradisi masyarakat Indonesia. Terjadinya ketidaksesuain antara tuntutan hukum dengan tingkah laku yang dijalankan,dapat disebabkan beberapa alasan atau
7 SOSIOLOGI HUKUM 89 pertimbangan sebagai berikut: 1. Disebabkan norma hukum Negara yang ada tidak disampaikan dengan baik. 2. Terjadinya disfunsional tujuan norma hukum Negara dilihat dari aspek tujuan social masyarakat. 3. Boleh jadi nrma-norma hukum Negara tidak selalu dapat bersaing dengan norms-norma adapt kebiasaan yang berkembang. Di samping itu, Satcipto Raharjo dalam bukunya Hukum dalam Perspektif Sosial menjelaskan bahwa suatu sistim hukum yang tidak efektif tentunya akan menghambat terislisasinya tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Menurutnya system hukum dapat dikatakan efektif apabila perilaku-perilaku manusia dalam masyarakat sesuai dengan apa yang telah ditentukan di dalam aturanaturan hukum yang berlaku. Kenyataan di Indonesia, menurut penulis, hukum tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan hukum, termasuk di dalamnya masyarakat dibatasi untuk memberikan evaluasi terhadap efek-efek dari pembangunan melainkan hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang juga kreadibilitasnya diragukan. Oleh karena itu, dalam aplikasinya dapat dikatakan sekarang hukum tidak memihak kepada masyarakat lapisan bawah sebagai warga mayoritas seperti masalah korupsi yang sulit dituntaskan. Sebagai solusi agar hukum dapat menjadi pendukung dan pembela masyarakat maka harus ada usaha-usaha yang nyata dan serius untuk menyelamatkan kehidupan hukum kita. Dimana menurut pendapat Abdul Gani Nusantara sebagai berikut: 1. Perlu diciptakan kondisi social yang memungkinkan pertumbuhan sejati kelompok kolektif masyarakat lapis bawah yang benar-benar berfungsi untuk mengorganisasikan dan memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mereka. 2. Memperbesar akses masyarakat, khususnya masyarakat lapis bawah ke lembaga pengadilan. 3. Organisasi non pemerintah yang selama ini bergerak di bidang penyadaran masyarakat harus meningkatkan perannya untuk
8 90 SYAMSU HADI J. menyadarkan hak-hak masyarakat lapis bawah, bersamaan dengan itu merencanakan program-program litigasi yang diarahkan untuk merencanakan tumbuhnya jurisprudensi baru yang responsive progresif. 4. Organisasi non pemerintah bersama dengan pemerintah menstibulir masyarakat khususnya lembaga masyarakat terbawah agar mendirikan lembaga baru seperti lembaga arbitrasi yang berfungsi menjembatani kepentingan dirinya dengan birokrasi pemerintah. 5. Untuk menunjang seluruh usaha tersebut pemerintah dan DPR harus pula mempercepat proses perundang-undangan peradilan tata usaha Negara. 6. Untuk menunjang program ligitasi baru yang akan diarahkan guna mendorong lahirnya yurisprudens-yurisprudensi baru yang akan progresif di bidang hokum-hukum tertentu maka harus dimulai diadakan suatu proyek penelitian yang secara khusus mempelajari menganalisa dan memberikan catatan keputusan para hakim dalam menghadapi kasus di pengadilan. 13 Point-point yang disebutkan diatas, perlu dipertimbangkan untuk pembangunan hukum nasional baik pada masa sekarang mapun pada masa mendatang. Sehingga hukum dapat mencapai tujuannya demi keadilan dan pembangunan hukum itu dapat menunjang pembangunan nasional. Dan selanjutnya masyarakat terutama lapisan bawah juga dapat berpartisipasi melalui gerakan emansipasi social dalam mewujukan keadilan masyarakat Indonesia dalam pembangunan dan pembangunan hukum nasional. Kesimpulan Dalam pembangunan hukum nasional, sosiologi hukum sangatlah penting dan berperan terutama dalam meletakkan landasan sosiologis hukum berupa nilai-nilai social masyarakat dalam usaha membentuk dan menfungsikan system hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar1945 serta untuk menegakkan
9 SOSIOLOGI HUKUM 91 wibawa hukum dan penegak hukum. Kenyataan, hukum yang tidak mempunyai landasan sosiologis, akan ditinggalkan dan dilanggar oleh masyarakat hukum itu sendiri. Oleh karena itu, arah pembangunan hukum nasional harus diarahkan untuk mencapau tujuan pembangunan nasional yang tetap berpijak pada nilai-nilai social yang hidup dan tumbuh dala masyarakat. Untuk merealisasikan itu, maka peran dari semua lapisan masyarakat sangatlah diperlukan. Terhadap subsatansi hukum yang tidak sesuai lagi, harus segera digantikan atau diubah guna menghindari terjadinya ketimpangan-ketimpangan hukum. Catatan: 1. Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi: Tentang Pribadi dalam Masyarakat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm Soerjono Soekanto, Disiplin Hukum dan Disiplin Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1988), hlm Soerjono Soekanto & Mustafa Abdullah, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 1980), hlm Soerjono Soekanto & Taneko B. Soleman, Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm Makmoen Soeleman, Masalah Evaluasi Pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Binacipta), hlm Satjipto Raharjo, Hukum dan Perubahan Sosial, (Bandung: Alumni, 1979), hlm Artidjo Alkostar & Sholeh Amin, Pembangunan Hukum: Perspektif Politik Hukum Nasional, (Jakarta, Rajawali, 1986), hlm Alkostar & Amin, Pembangunan Hukum, hlm Lili Rosjidi & B. Arief Sidarta, Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksinya, (Bandung, Rosdakarya, 1994), hlm Soeleman, Masalah Evaluasi, hlm Raharjo, Hukum dan Perubahan, hlm Raharjo, Hukum dan Perubahan, hlm Alkostar & Amin, Pembangunan Hukum, hlm
10 92 SYAMSU HADI J. DAFTAR PUSTAKA Alkostar, Artidjo & Sholeh Amin, Pembangunan Hukum Perspektif Politik Hukum Nasional, (Jakarta: Rajawali, 1986). Raharjo, Satjipto, Hukum dan Perubahan Sosial, (Bandung: Alumni, 1979). Rosjidi, Lili & B. Arief Sidarta, Filsafat Hukum Mazhab dan Refleksinya, (Bandung: Rosdakarya, 1994). Soekanto, Soerjono & Taneko B. Soleman, Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Rajawali, 1990). Soekanto, Soerjono, & Mustafa Abdullah, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 1980). Soekanto, Soerjono, Disiplin Hukum dan Disiplin Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1988). Soekanto, Soerjono, Teori Sosiologi: Tentang Pribadi dalam Masyarakat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984). Soeleman, Makmoen, Masalah Evaluasi pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Binacipta).
BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 yang menjujung tingi hak dan kewajiban bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Dalam suatu kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif maupun yang sudah modern
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perbuatan dan Sifat melawan Hukum I. Pengertian perbuatan Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap gerak otot yang dikehendaki,
Lebih terperinciPEMBINAAN HUKUM NASIONAL
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Disajikan dalam Pra Perkuliahan Program Strata Dua (S2) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun Akademik 2007/2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang terbentang luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai Negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menegaskan bahwa cita-cita Negara Indonesia ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA Oleh : DENY KURNIAWAN NIM 11.11.5172 DOSEN : ABIDARIN ROSIDI, DR, M.MA. KELOMPOK E PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita. Dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara serta kehidupan trans-nasional, gerak dinamis manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Menghadapi era globalisasi yang makin mengemuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan trans-nasional, gerak dinamis manusia dari suatu negara ke negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi hukum ada perilaku yang sesuai dengan norma dan ada pula perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang sesuai dengan norma
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini telah berjalan dalam suatu koridor kebijakan yang komprehensif dan preventif. Upaya pencegahan tindak pidana korupsi
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, merupakan salah satu masalah besar dalam agenda kebijakan /politik hukum Indonesia.Khususnya
Lebih terperinciPENGARUH MAZHAB HUKUM SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU. Hotma P. Sibuea.
PENGARUH MAZHAB HUKUM SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU Hotma P. Sibuea Abstrak Aliran filsafat yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA A. PENGANTAR Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disegala bidang. Mengingat semakin meningkatnya migrasi dari desa ke kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang. Mengingat semakin meningkatnya migrasi dari desa ke kota karena di kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi hal itu dilakukan dalam bingkai perkawinan. Usaha pembaharuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perzinahan akan dipandang tercela atau dilarang dalam KUHP jika terjadi hal itu dilakukan dalam bingkai perkawinan. Usaha pembaharuan hukum pidana Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pidana denda merupakan salah satu jenis pidana yang telah lama diterima dan diterapkan dalam sistem hukum di berbagai negara dan bangsa di dunia. Akan tetapi, pengaturan
Lebih terperinciMATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1)
MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1) A. SOSIOLOGI HUKUM 1. Pemahaman Dasar Sosiologi Hukum Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinci: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 11 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA SUMBER HUKUM FORMAL SUMBER HUKUM NILAI MATERIAL FAKTA VALUE NORM FACT ALINEA I ALINEA II HUKUM KODRAT HUKUM ETIS
Lebih terperinciPENYELESAIAN PELANGGARAN ADAT DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA. Oleh : Iman Hidayat
PENYELESAIAN PELANGGARAN ADAT DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA Oleh : Iman Hidayat ABSTRAK Secara yuridis konstitusional, tidak ada hambatan sedikitpun untuk menjadikan hukum adat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan hukum menjadi pedoman/landasan oleh pemerintah dalam menjalankan pemerintahan negara. Makna
Lebih terperinciHAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:
PENGANTAR SISTEM SOSIAL TKW 121 2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. KULIAH KE 2 HAKIKAT ILMU SOSIAL Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: a. Sosiologi merupakan ilmu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga pembangunan tersebut harus mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia termasuk membangun generasi
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan sepeda motor di Cengkareng terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kendaraan sepada motor yang demikian pesat didasarkan atas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sedikit membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia dalam meningkatkan sumber daya manusia, sebagai modal dasar pembangunan
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014
SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN 1 / 6 BANGSA KHUSUSNYA TENTANG PERLUNYA BERPARTISIPASI AKTIF PADA PEMILU 2014" Proses Demokratisasi
Lebih terperinciPROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA
PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup bersama, yang merupakan keserasian antara ketertiban dengan ketentraman.
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-1 Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-1 Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum MAKNA KATA HUKUM Asal-usul hukum, kata hukum berasal dari bahasan Arab hukmun
Lebih terperinciFAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN Dosen Nama : Dr. Abidarin Rosyidi, MMA :Ratna Suryaningsih Nomor Mahasiswa : 11.11.5435 Kelompok : E Program Studi dan Jurusan : S1 Sistem Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia ialah membangun sebuah Negara hukum. Cita-cita Negara hukum itu dicantumkan dalam tiap-tiap
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana, merupakan salah satu masalah besar dalam agenda kebijakan /politik hukum Indonesia.Khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terpisah dari kelompok manusia lainnya. Dalam menjalankan kehidupannya setiap manusia membutuhkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan-hubungan, nilai-nilai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penegakan Hukum Pidana Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan-hubungan, nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah atau pandangan menilai yang mantap dan mengejawantahkan,
Lebih terperinci2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM
Mata Kuliah : Sosiologi Dosen : Marnia Rani, S.H., M.H. Deskripsi Singkat : Mata kuliah Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala hukum yang terjadi di masyarakat, efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari pemerintah. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terus mengalami pembaharuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak adalah bagian dari penerus generasi muda yang merupakan faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita perjuangan bangsa
Lebih terperinciPandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam. masyarakat
MAKALAH TEORI HUKUM/KELAS A REGULE Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam masyarakat DISUSUN OLEH: MARIA MARGARETTA SITOMPUL,SH 117005012/HK PROGRAM STUDI MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dirumuskan demikian:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dirumuskan demikian: pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi I. PEMOHON Pungki Harmoko II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Lebih terperinciPeraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia
Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA
PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata baik material maupun spiritual
Lebih terperinciKESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH oleh : Odang Suparman & Lendra Febriana Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara ABSTRAK Tanah merupakan tempat kesejahteraan manusia
Lebih terperinci1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)
1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di
Lebih terperinciBAB XII. Aktualisasi Pancasila dalam Lingkungan Perguruan Tinggi
BAB XII Aktualisasi Pancasila dalam Lingkungan Perguruan Tinggi 1. Pemahaman Aktualisasi Aktualisasi adalah sesuatu mengaktualkan. Dalam masalah ini adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila itu benar-benar
Lebih terperinciKONTRIBUSI ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM INDONESIA
45 KONTRIBUSI ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM INDONESIA Marsudi Dedi Putra Universitas Wisnuwardhana Malang ABSTRAK Sociological jurisprudence menekankan perhatiannya
Lebih terperinciPANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU
PANCASILA Modul ke: Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pancasila dalam Kajian
Lebih terperinciLatar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum
Sosiologi Hukum Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum Anzilotti (1882) Sosiologi Hukum Dipopulerkan oleh Roscoe Pound, Emile Durkheim, Eugene Ehrlich, Mark Weber, Karl Llewellyn Merupakan derivatif dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada pembukaan Undang - Undang Dasar Tahun 1945 alinea ke IV menegaskan bahwa tujuan Bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciMATERI UUD NRI TAHUN 1945
B A B VIII MATERI UUD NRI TAHUN 1945 A. Pengertian dan Pembagian UUD 1945 Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundangan dalam suatu Negara. Hukum dasar merupakan
Lebih terperinciModul ke: GEOSTRATEGI. 11Fakultas Teknik. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU
Modul ke: 11Fakultas Teknik GEOSTRATEGI Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan latar belakang geostrategi dan hukum. 2. Menguraikan tujuan
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA. Modul ke: 06Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU
Modul ke: HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Fakultas 06Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU A. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperincid. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.
BAB II PEMBAHASAN A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu tentang Pertahanan dan Keamanan, Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang: a. bahwa Badan Permusyaratan Desa merupakan perwujudan
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold I. PEMOHON Partai Nasional Indonesia (PNI) KUASA HUKUM Bambang Suroso, S.H.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna. Salah satu buktinya bahwa manusia diberikan cipta, rasa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa penegakkan hukum merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah diketahui bahwa penegakkan hukum merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan tata tertib hukum didalamnya terkandung keadilan, kebenaran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti saat sekarang ini merupakan wujud dari perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di dalamnya manusia bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Tanpa adanya penegakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan Nasional seperti termaksud dalam Pembukaan Undang-undang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Nasional seperti termaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, alinea keempat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciPerubahan social. Menurut Kingsley Davis, bahwa perubahan social ini merupakan bagian dari perubahanperubahan
Perubahan social Menurut Gillin dan Gillin perubahan social adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena peeubahan-perubahan kondisi geografis, kebuadayaan
Lebih terperinciSOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN
SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini ditegaskan pula dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Undang- Undang dasar 1945 hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Pengaturan Tindak Pidana Perzinahan atau Kumpul Kebo
17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengaturan Tindak Pidana Perzinahan atau Kumpul Kebo 1. Pengertian Tindak Pidana Kumpul Kebo Tindak Pidana kumpul kebo adalah perbuatan berhubungan antara laki-laki
Lebih terperinciHUKUM AGRARIA NASIONAL
HUKUM AGRARIA NASIONAL Oleh : Hj. Yeyet Solihat, SH. MKn. Abstrak Hukum adat dijadikan dasar karena merupakan hukum yang asli yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Hukum adat ini masih harus
Lebih terperinciKISI UAS PPKN 20 Desember 2014
KISI UAS PPKN 20 Desember 2014 1. Asas Kekeluarganegaraan 2. Sistem Kekeluarganegaraan 3. Deninisi Hukum 4. Hukum Campuran 5. HAM 6. Pembagian / Jenis HAM 7. Pembangunan Nasional 8. Demokrasi PEMBAHASAN
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA MATCH DAY 14 PENEGAKAN HUKUM (BAGIAN 3)
BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA MATCH DAY 14 PENEGAKAN HUKUM (BAGIAN 3) C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, menurut Soerjono Soekanto
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENULISAN HUKUM TINJAUAN TENTANG PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PARA PELAKU PENGEDAR MINUMAN BERALKOHOL MENURUT PASAL 36 PERDA KABUPATEN TULUNGAGUNG NO. 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciyang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang Dasar 1945 Pasal 25A Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di Indonesia ternyata selain membawa dampak yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, juga
Lebih terperinciBAB V. Organisasi Pada Dinas Daerah Kota Bandung terhadap anak jalanan di Jalan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Berkaitan dengan peran/fungsi Dinas Sosial dalam pembinaan
Lebih terperinciNEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu : Yuli Nurkhasanah, S.Ag, M.Hum Oleh : Caca Irayanti (1601016024) Nanda Safiera Mafaz (1601016025)
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. boleh merampas hak hidup dan merdeka tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak sebagai Mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan Mahluk sosial, sejak dalam kandungan sampai melahirkan mempunyai hak atas hidup dan merdeka saat serta mendapat perlindungan
Lebih terperinci11 Secara umum, diartikan bahwa kerangka teori merupakan garis besar dari suatu rancangan atas dasar pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan meng
10 BAB II Landasan Teori 2.1. Uraian Teori Teori adalah suatu butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin
Lebih terperinciSOAL CPNS TATA NEGARA
Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat! SOAL CPNS TATA NEGARA 1. Suatu organisasi kekuasaan yang memiliki kedaulatan disebut. a. Pemerintah b. Kerajaan c. Negara d. Kekuasaan e. Politik 2. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL
KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bendera negara yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Hal ini berarti bahwa Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif I. PEMOHON Drs. H.M. Bambang Sukarno, yang selanjutnya disebut sebagai Para Pemohon II. KEWENANGAN
Lebih terperinci