KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH"

Transkripsi

1 KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH oleh : Odang Suparman & Lendra Febriana Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara ABSTRAK Tanah merupakan tempat kesejahteraan manusia yang strategis di dalam kehidupan manusia. Sepanjang hidup manusia bahkan hingga berpulang menghadap Yang Maha Kuasa, manusia tidak bisa dipisahkan dan dilepaskan dengan tanah. Berkaitan dengan hal ini setiap orang berhak memiliki tanah namun tentunya orang yang memiliki tanah tersebut harus memiliki bukti kepemilikannya berupa sertifikat hak milik atas tanah hal ini untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemeggang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hakhak lain yang terdaftar agar dengan mudah membuktikan dirinya sebagai pemeggang hak yang bersangkutaan. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagimana kesadaran Masyarakat dalam kepemilikan Hak Milik atas Tanah di Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kesadaran Masyarakat dalam kepemilikan hak milik atas tanah. Mengetahui usaha-usaha masyarakat dalam kepemilikan hak milik atas tanah. Mengetahui fungsi pegawai badan pertanahan nasional (BPN), kecamatan dan desa. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan responden dalam penelitian ini yaitu masyarakat, tokoh masyarakat, Masyarakt Desa Sukarapih serta RT/RW, teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kesadaran Hukum Masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari semakin baik. Hal ini terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang berusaha mensartifikatkan tanahnya melalui Desa. Kata Kunci : Kesadaran Hukum Masyarakat, Kepemilikan Hak Milik Atas Tanah Pendahuluan Tanah merupakan tempat kesejahtraan manusia yang strategis di dalam kehidupan manusia. Sepanjang hidup manusia bahkan hingga berpulang menghadap Yang Maha Kuasa, manusia tidak bisa dipisahkan dan dilepaskan dengan tanah. Oleh karena itu, sesuai dengan konsepsi Hukum Tanah Nasional harus mengindahkan unsur-unsur yang bersandar dan bersetandar pada hukum agama (Komunalistik Religius), Bangsa Indonesia meyakini bahwa seluruh tanah yang terdapat di wilayah Republik Indonesia adalah Karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang 19

2 bersifat pribadi sekaligus kebersamaan. Manusia bekerja untuk mengejar materi, akan tetapi tidak sedikit yang mengambil jalan pintas dengan cara yang dapat merugikan pihak lain. Atas dasar itulah lahir aturan-aturan, perintah-perintah dan larangan-larangan yang membatasi prilaku manusia dan demi terciptanya ketertiban dalam kehidupan, aturan dan larangan tersebut lebih dikenal dengan nama hukum. Karena itu hukum merupakan salah satu sarana untuk menjaga keserasian dan keutuhan masyarakat serta pembaharu masyarakat yang didasarkan pada moral dan agama, oleh karena itu fungsi hukum menjadi sarana pengendali sosial dan usaha-usaha dalam pembangunan. Selain itu fungsi hukum sebagai alat untuk menggerakan masyarakat agar berprilaku sesuai dengan caracara baru sesuai dengan yang telah dicita-citakan dan juga mengarahkan masyarakat pada polapola baru berarti mengubah atau bahkan menghapus kebisaaan-kebisaaan lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Selain itu juga dalam proses pembangunan hukum diperlukan suatu cara atau jalan seperti yang telah diungkapkan oleh Soekanto bahwa : Pembangunan bidang hukum dilakukan dengan jalan yaitu ; peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan antara lain mengadakan pembaharuan, kodifikasi serta unifikasi hukum dibidang-bidang tertentu dengan memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat. (Soekanto, 1983:10) Pernyataan di atas jelas bahwa suatu pembangunan hukum pada hakekatnya mencakup pembinaan hukum serta pembaharuan hukum dengan usaha meningkatkan kesadaran hukum dalam masyarakat. Kesadaran hukum merupakan yang perlu ditanamkan kepada seluruh warga Negara, sebagai usaha pembangunaan nasional dalam rangka meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. Metode Penelitian Metode merupakan cara utama mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian yang sesuai dengan kerangka teoritis yang kita asumsikan. Penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana, Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Kepemilikan Hak Milik Atas Tanah. Untuk itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk mengadakan pengkajian selanjutnya terhadap istilah penelitian kualitatif, perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi. Menurut Bogdam dan Taylor (dalam Moleong, 2008:4) didefinisikan sebagai : Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif brupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut 20

3 secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu dan organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagaian dari suatu keutuhan. Wawancara Mendalam Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008: 186). Observasi Sugiyono (2007:64) mengutip peryataan nasution (1998) bahwa observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) dapat di observasi. Studi Pustaka dan Analisis Dokumentasi Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono,2007:82) Pembahasan 1. Kesadaran Hukum Masyarakat dalam kepemilikan Hak milik atas Tanah di Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari kabupaten Sumedang. Pada dasarnya masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari Tanjungsari Kabupaten Sumedang dalam hal mengurus sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki, sebagian masyarakat sudah menyadari akan pentingnya memiliki sartifikat, dilihat dari beberapa masyarakat desa sukarapih sudah mengurus dan memiliki sartifikat hak milik atas tanah. Setelah Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan sosialisasi yang dibantu oleh perangkat Desa, RT/RWuntuk melakukan sosialisasi kesadaran dalam membuat sertifikat hak milik atas tanah, dan bisa dikatakan sangat efektif itu ditandai masyarakat mulai faham secara hukum pentingnya mengurus atau memiliki sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki. Sebagimana di ungkapkan oleh salah satu warga masyarakat RT 01 berinisil (A) mengungkapkan : Sebagian masyarakat menilai cukup baik dilaksanakan sosialisasi kepemilikan hak milik atas tanah oleh desa setempat melalui tingkat Rt/Rw kemudian Rt/Rw menyampaikan kepada warga masyarakat setempat mengenai langkah-langkah pertama pembuatan sertifikat hak milik atas tanah, dan minimal warga masyarakat mempunyai akta. Hal senada diungkapkan oleh RW yang diwakili oleh RW01 berinisial (M) diperoleh keterangan bahwa : Masyarakat menilai cukup baik dengan adanya sosialisasi mengenai pentingnya 21

4 memiliki sartifikat hak milik atas tanah kesetiap Rt/Rw masyarakat menjadi sadar dan peka terhadap kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah. Dengan adanya sosialisasi tentang kepemilikan hak milik atas tanah, masyarakat desa sukarapih kecamatan sukasari tanjungsari,sebagian warga masyarakatnya menjadi antusias dan sadar akan pentingnya dalam hal mengurus sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki. Maka dari itu masyarakat telah dan sedang mengurus sertifikat hak milik atas tanah baik secara sendiri-sendiri datang langsung ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) adapun sebagian masyarakat melalui jasa notaris dan ada yang dikolektifkan melalui desa setempat. Selain dari sosialisasi pentingnya mempunyai sertifikat hak milik atas tanah masyarakat desa sukarpih biasanya mengetahui keharusan mensertifikatkan hak milik atas tanah yang mereka miliki dari berbagi informasi yang warga masyarakat peroleh diantaranya. Di ungkapkan oleh salah satu aparatur tingkat RW 01 berinisial (M) mengatakan : Masyarakat biasanya mengetahui kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah dari desa setempat dan notaris mengenai pengurusan sertifikat hak milik atas tanah yang warga miliki. Sedangkan menurut warga masyarakat RW 03 yang berinisila (D) menuturkan bahwa : Mengetahui mengenai pensertifikatan hak milik atas tanah dari desa kecamatan serta dari orang yang menjual tanah. Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa masyarakat desa sukarapih mengetahui dalam hal pensertifikatan hak milik atas tanah yang warga masyarakat miliki, mereka mengatuhi tidak hanya di desa saja melainkan dari berbagai pihak seperti notaries, media elektronika (TV), Bank. Setelah adanya sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang datang khusus ke desa sukarapih kecamatan sukasari mengenai pentingnya mensertifikatkan hak milik atas tanah, warga masyarakat sukarapih semakin antusias untuk mensertifikatkan hak milik atas tanah yang mereka miliki. Program pronas dianggap menarik oleh warga masyarakat karena gratis dan dinilai sangat efektif bilah dilihat dari segi waktu penerbitan sartifikat hak milik atas tanah. Hal ini dikatakan oleh aparatur pemerintahan tingkat RW 02 berinisial (R) sebagi berikut : Mengurus pembuatan sertifikat hak milik atas tanah maksimal waktu yang dibutuhkan sampai selasai bila melalui jalur pronas 1-3 bulan sedangkan kalau dikolektifkan melalui desa 3-4 bulan dan bisa bertahun-tahun. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa efektifnya pembuatan atau permohonan pensertifikatan hak milik atas tanah di desa sukarapih bilah dilihat dari segi waktu, yaitu ketika ada program pronas ketimbang tidak ada program pronas. 22

5 2. Usaha - usaha Masyarakat untuk memperoleh Hak Milik atas Tanah yang telah diperoleh dan di Miliki Peran masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari,dalam usaha untuk memperoleh sertifikat hak milik atas tanah seperti yang di ungkapkan oleh salah satu aparatur pemerintahan tingkat RW 01 yang di wakili oleh (M) mengatakan : Warga masyarakat selalu mencari informasi langsung kedesa bagaimana cara mensertifikatkan hak milik atas tanah yang mereka miliki. Ketika upaya masyarakat ingin mengurus atau mendapatkan sertefikat hak milik atas tanah yang diawali prosesnya dari Desa setempat, masyarakat menilai peran pemerintah ditingkat Desa dan Kecamatan dalam melayani warga masyarakat sudah cukup baik, ketika melayani masyarakat yang ingin mendaftarkan sertefikat hak milik atas tanah. Sebagimana di ungkapkan oleh aparatur pemerintahan tingkat RW 02 yang diwakili oleh (R) Mengatakan Kinerja pemerintahan desa cukup baik melayani masyarakat mengenai pembuatan sertifikat hak milik atas tanah. Adapun ketika upaya masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari yang ingin mendapatkan sertifikat hak milik atas tanahnya,terdapat beberapa kendala. Seperti yang di ungkapkan oleh Ketua RW 03 (D) Mengatakan Kendalanya hanya dipersyaratan dan biaya saja yang dialami oleh warga kami dalam pengurusan pembuatan sertifikat hak milik atas tanah. Masyarakat desa sukarapih kecamatan sukasari sebagian besar tidak pernah mengurus pensertifikatan hak milik atas tanahnya sendiri. Seperti yang dikemukan oleh Ketua RW 01 (M) Mengatakan Masyarakat kami sebgaian besar mengurus pensertifikatan hak milik atas tanahnya selalu di kolektifkan ke desa atau melalui jasa notaris. Hal yang sama dikemukan oleh salah satu warga masyarakat RW 02 (H) Mengatakan Tidak pernah mengurus sertifikat hak milik atas tanah secara sendiri Cuma mengurus sampai tingkat desa. Adapun peran pemerintah dalam melayani atau memberi informasi mengenai pentingnya pensertifikatan hak milik atas tanah selaku Badan Pertanahan Nasional (BPN), yaitu program dari pemerintah mengenai pentingnya sertifikat hak milik atas tanah secara gratis (pronas). Seperti yang dikemukakan oleh Ketua RW 03 (D) Tepatnya pada bulan juli 2013 memang ada dari kantor BPN mendatangi desa untuk mensosialisasikan program pronas serta menemuai warga masyarakat yang belum mempunyai sertifikat hak milik atas tanah. 23

6 3. Fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kecamatan, Desa dalam melayani masyarakat dalam kepemilikian hak milik atas tanah Masyarakat menilai fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kecamatan maupun desa telah menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat dengan baik. Hal ini terbukti dengan dilaksanakannya penyuluhan yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), kecamatan dan desa, Sebagimana diungkapkan oleh ketua RW 01 (M) Mengatakan bahwa : Penyuluhan yang diberikan pihak BPN, Kecamatan, Desa cukup baik tentang pentingnya sertifikat hak milik atas tanah berupa penyuluhan mengenai program pembuatan sertifikatan masal secara gratis (Pronas). Begitu juga dengan pendapat ketua RW 02 menemukakan bahwa : Sejauh ini sangat baik pelayanan yang di berikan di tingkat desa dan kecamatan dalam hal melayani masyarakat yang mengurus sertifikat hak milik atas tanah. Badan Pertanahan Nasional (BPN) sudah memenuhi salah satu fungsinya yaitu mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya pembuatan sertifikat hak milik atas tanah serta melayani masyarakat yang ingin memperoleh sertefikat hak milik atas tanah. Berikut ini ungkapan masyarakat desa sukarapih yang di wakili oleh RW 01 (M) mengatakan Bahwa Badan Pertanahan Nasional (BPN) pernah melayani secara langsung kesetiap masyarakat kususnya di desa sukarapih. Pelayanan yang diberikan di tingkat kecamatan, Desa sampai Badan Pertanahan Nasional (BPN) menurut masyarakat desa sukarapih dalam hal pelayanan sertifikat hak milik atas tanah sudah teramat baik melayani masyarakat. Seperti yang di ungkapkan oleh ketua RW 01 (M) Mengatakan : Pelayanan yang diberikan di tingkat kecamatan,desa sampai BPN mengenai permohonan pensertifikatan hak milik atas tanah cukup baik dan bisa diterima oleh masyarakat umumnya. Adapun tanggapan lain dari sebagian warga kususnya menyoroti kinerja Badan Pertanahan Nasional (BPN). mereka menggap kinerja di tingkat badan pertanahan Nasional (BPN) belum cukup maksimal dalam melayani masyarakat seprti yang dilontarkan oleh salah satu masyarakat RT 03 ( Y) Mengatakan Untuk sejauh ini belum memuaskan seperti janji waktu selesai pembuatan sertifikat 1 bulan ternyata tidak selesai dengan jangka waktu yang di janjikan oleh pihak BPN. Pentingnya kerjasama antara Badan Pertanahn Nasional (BPN), kecamatan beserta desa dan perangkat desa lainnya sangat dibutuhkan kerjasama yang baik untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan hukum agraria. Kesadaran masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari Tanjungsari dalam hal kepemilikan hak milik atas tanah, sudah semakin baik. Setelah adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan desa beserta kecamatan mengenai pentingnya 24

7 memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Masyarakat sudah menyadari mengenai pentingnya memiliki sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki dengan alasan untuk mendapatkan legalitas. Dengan demikian warga sudah memiliki kesadaran hukum akan pentingnya memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Kesadaran bahwa hukum itu penting karena memberikan perlindungan terhadap berbagai kepentingan manusia, adapun efek kesadaran hukum bagi masyarakat desa sukarapih dalam hal mensertifikatkan hak milik atas tanahnya yaitu untuk mewujudkan rasa keadilan, menciptakan kepastian hukum dalam masyarakat dan memberikan manfaat bagi anggota masyarakat yang bersangkutan maka pemeliharan tertib hukum itu mutlak diperlukan. Sanusi (1991 : 227), mengartikan kesadaran hukum secara luas yaitu : sebagai potensi memasyarakat dan membudaya dengan kaidah kaidah mengikat dan dapat dipaksakan.sedangkan dalam pengertian yang sempit, kesadaran hukum diartikan sebagai potensi atau daya yang mengandung: 1. Presepsi, pengenalan, ketahuan, ingatan, dan pengertian tentang hukum, termasuk kosekuensi-konsekuensinya. 2. Harapan, kepercayaan bahwa hukum dapat memberi sesuatu kegunaan serta member perlindungan dan jaminannya dengan kepastian dan rasa keadilan. Kesadaran akan kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah bisa dikatakan warga masyarakat desa sukarapih sudah semakin baik. Hal ini nampak terlihat dilapangan dengan banyaknya sebagian warga masyarakat yang sudah mempunyai sertifikat hak milik atas tanah dan ada yang sedang mengurus pembuatan sertifikat hak milik atas tanah. Salah satu faktor yang menjadi pendorong masayarakat menjadi lebih sadar dan efektif dalam hal pensertifikatan hak milik atas tanah di desa sukarapih yaitu kepala desa memberikan sosialisasi dengan cara pemberitahuan kepada warga melalui para ketua RT/RW, untuk memberikan pengetahuan kepada warga mengenai pesartifikatan hak milik atas tanah. Meningkatnya kesadaran masyarakat desa sukarapih dalam memiliki sartifikat hak milik atas tanah, terlihat setelah berperannya kepala desa dalam mempengaruhi warganya dengan cara memberikan penyuluhan kepada warga mengenai pentingnya memiliki sartifikat hak milik atas tanah, kemudian RT/RW juga digerakan untuk memberikan contoh yang baik dengan mensertifikatkan semua tanah yang dimilikinya. 3. Usaha-usaha Masyarakat untuk memperoleh Hak Milik Atas Tanah yang telah diperoleh dan dimiliki Masyarakat merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan masyarakat akan sadar hukum, khususnya dalam hal ini untuk memperoleh sertifikat hak milik atas tanah, masyarakat sangat mendukung program-program pemerintah khususnya program mengenai 25

8 kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah, sehingga terjadi kesinambungan antara warga masyarakat dan desa. Dalam melaksanakan program ini, dukungan dan partisipasi dari masyarakat, secara langsung dapat mensukseskan program tersebut. peran masyarakat dalam usaha memperoleh sertifikat hak milik atas tanah, dengan berbagai kondisi masyarakat yang beraneka ragam dan dilihat dari segi pendidikannya, pekerjaan serta strata sosial yang berbeda beda. Masyarakat desa sukarapih dalam usaha untuk mengurus atau meperoleh sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki berbeda-beda cara untuk mendapatkannya, misalnya masyarakat ekonomi menengah keatas mereka cenderung lebih memilih jasa notaries, sedangkan bagi masyarakat yang ekonominya menengah kebawah mereka selalu dikolektifkan melalui desa setempat. Meskipun demikian masyarakat mempunyai usaha dan juga peran yang begitu besar dalam memperoleh sertifikat hak milik atas tanah, hal ini di dukung oleh desa atau pemerintah yang mempasilitasi dan melayani masyarakat dengan baik, Dalam kaitan ini, hubungan masyarakat dengan desa, sangat erat satu sama lain, masyarakat dan desa saling membutuhkan, dengan demikian masyarakat dan pemerintah saling mendukung untuk mewujudkan tujuan bersama. Masyarakat desa sukarapih adalah masyarakat yang sangat majemuk dan memiliki solidaritas yang kuat. Hal ini terbukti dengan adanya upaya saling mengingatkan satu sama lain, mengenai pentingnya pensertifikatan hak milik atas tanah. Shadilly (1983:47) mengemukakan bahwa masyarakat golongan besar kecil terdiri atas beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini tentunya saling mempengaruhi untuk memiliki kesadaran hukum khususnya mentaati hukum agraria, maka dari itu kesadaran masyarakat bisa tercipta oleh masyarakat itu sendiri dengan cara saling mengingatkan dan saling mempengaruihi antar warga. 4. Fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kecamatan, Desa dalam melayani masyarakat dalam kepemilikian hak milik atas tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kecamatan, dan Desa memiliki fungsi penting untuk membuat sertifikat hak milik atas tanah bagi masyarakat yang belum memilikinya. Ketiga instansi pemerintahan tersebut harus bekerjasama dalam penerbitan atau permohonan sertifikatan hak milik atas tanah. Sebab jika salah satu instansi tersebut tidak menjalankan fungsi peran sebagaimana mestinya bisa dipastikan akan mempengaruhi langsung terhadap pelayanan masyarakat yang akan mensartifikatkan hak milik atas tanah. Berdasarkan analisis penulis bahwa fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN), kecamatan dan desa sukarapih sudah memenuhi fungsinya dengan baik dalam melayani masyarakat. Hal ini terbukti dengan dilakukannya sosialisasi mengenai permohonan pembuatan sertifikat hak milik 26

9 atas tanah, seperti yang dilakukan oleh ketiga instansi tersebut yaitu mensosialisasikan kepada warga mengenai pentingnya pensartifikatan hak milik atas tanah, maka dari itu fungsi serta peran pemerintah sangat dibutuhkan sekali untuk memfasilitasi masyarakat, dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Berdasarkan hasil peneliti dilapangan, pelayanan yang nyata diberikan kepada masyarakat dari ketiga instansi tersebut sudah dilakukan antara lain, mengadakan sosialisasi kepada setiap perwakilan warga yang di wakili oleh Rt/Rw. Kemudian pihak Rt/Rw melanjutkan ke masyarakat. Kesimpulan 1. Kesadaran masyarakat Desa Sukarapih Kecamatan sukasari mengenai kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki sudah semakin baik dan banyak masyarakat yang sedang mengurus sertifikat tanah. 2. Usaha-usaha masyarakat untuk memperoleh sertifikat hak milik atas tanah, sudah ada, dilihat dari usaha masyarakat Desa Sukarapih dalam memperoleh sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki melalui berbagai cara, mulai dari dikolektifkan oleh Desa, sampai ke jasa Notaries. 3. Fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN), fungsi kecamatan dan fungsi desa sudah memenuhi kewajiban dalam melayani masyarakat yaitu dengan cara memfasilitasi masyarakat yang akan mengurus sertifikat hak milik atas tanah yang mereka miliki Saran Dalam kesempatan ini, penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Kesadaran hukum masyarakat harus lebih ditingkatkan dan dipertahankan untuk menuju masyarakat yang sadar hukum khususnya hukum agraria. 2. Peran usaha masyarakat dalam memperoleh sertifikat hak milik atas tanah harus lebih di dukung lagi oleh pemerintah dan di permudah dalam pengurusannya. 3. Pelayanan yang diberikan oleh ketiga instansi pemerintahan sudah cukup baik, namun harus ditingkatkan lagi seperti sering mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya mengurus sertifikat hak milik atas tanah dan minimal dalam satu tahun ada sosialisasi kepada masyarakat dua kali sehingga akan lebih efektif. 27

10 Daftar Pustaka Acmad Sanusi Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1978, Buku III. Jakarta : Bina Cipta. Awan, Dasim dan Gurniawan, Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: PT. Genesindo. Moleong, J Lexy Metodelogi Penelitian Kualitaif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta. Soekanto, Soerjono Penegakan Hukum. Bandung. Bina Cipta. Soerjono Soekanto Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta Rajawali Press. Soerjono Soekanto, dan Mustafa Abdullah Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta, Rajawali 28

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari pemerintah. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terus mengalami pembaharuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting baik untuk kehidupan maupun untuk tempat peristirahatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya, terutama masih bercorak agraria, bumi air dan ruang angkasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli tanah merupakan suatu perjanjian dalam mana pihak yang mempunyai tanah (penjual) berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan haknya atas tanah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan tanah dalam kehidupan di dunia sebagai salah satu sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agraria. Dalam rangka pembaharuan Hukum Agraria Nasional, perwakafan

BAB I PENDAHULUAN. Agraria. Dalam rangka pembaharuan Hukum Agraria Nasional, perwakafan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia persoalan wakaf tanah milik masuk dalam bidang Hukum Agraria. Dalam rangka pembaharuan Hukum Agraria Nasional, perwakafan tanah milik diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif untuk dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai potensi. Salah satunya adalah aspek moralitas. Baik buruknya potensi tersebut tergantung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan berbagai konsekuensi, diantaranya dibidang hukum. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan berbagai konsekuensi, diantaranya dibidang hukum. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan diberbagai sektor yang dilakukan di Indonesia mengakibatkan berbagai konsekuensi, diantaranya dibidang hukum. Dengan hukum pelaksanaan pembangunan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pressindo, Jakarta, 2009, hlm Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Minerva Athena

BAB I PENDAHULUAN. Pressindo, Jakarta, 2009, hlm Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Minerva Athena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat menjadi semakin meningkat, terutama kepada institusi birokrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dipisahkan dari tata kehidupan makhluk hidup, oleh karena itu tanah mempunyai arti yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat atau lebih di Desa Citeureup terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan. Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan. Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara legal formal, keberadaan Nagari dipayungi oleh Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa, Negara mengakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi kehidupan manusia. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, maka sudah sewajarnya peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dari Negara maka menjadi kewajiban bagi pemerintah. menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang individualistic komunalistik

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dari Negara maka menjadi kewajiban bagi pemerintah. menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang individualistic komunalistik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas dasar hak menguasai dari Negara maka menjadi kewajiban bagi pemerintah melaksanakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh generasi sekarang tetapi juga dimiliki oleh generasi akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh generasi sekarang tetapi juga dimiliki oleh generasi akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan yang merupakan kekayaan yang dikuasai oleh Negara, selain sebagai sistem penyangga kehidupan, juga memberi kesejahteraan bagi umat manusia. Sebagai sistem penyangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) pada tanggal 24 September 1960, telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

PERAN GURU PKn DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH. Firman Arief Setyawan

PERAN GURU PKn DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH. Firman Arief Setyawan PERAN GURU PKn DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH Firman Arief Setyawan Prodi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa hubungan kerja antara Pekerja Rumah Tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di Pengadilan Agama Palangka Raya dimulai sejak penerimaan judul

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HAMBATAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Anwar Sulaiman Nasution 1.

TINJAUAN TENTANG HAMBATAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Anwar Sulaiman Nasution 1. TINJAUAN TENTANG HAMBATAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Oleh: Anwar Sulaiman Nasution 1 Abstrak Tulisan ini merupakan suatu hasil penelitian dengan pokok permasalahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang susunan kehidupan rakyatnya termasuk perekonomiannya masih bercorak agraria, maka bumi, air dan ruang angkasa sebagai karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Rofi Wahanisa, Suhadi, Arif Hidayat, Nurul Fibrianti. Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Rofi Wahanisa, Suhadi, Arif Hidayat, Nurul Fibrianti. Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang SOSIALISASI PENTINGNYA KEPEMILIKAN SERTIFIKAT TANAH SEBAGAI BUKTI PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH BERDASAR PP NO. 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DI DESA JETIS KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dengan hak-hak yang disediakan oleh Undang-Undang Pokok Agraria,

BAB I PENDAHULUAN. orang dengan hak-hak yang disediakan oleh Undang-Undang Pokok Agraria, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi. Hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang berbatas, berdimensi dua dengan panjang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman serta pertumbuhan laju penduduk mendorong terjadinya pembangunan yang sangat pesat, baik pemabangunan yang ada di daerah maupun pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu menunjukkan arah untuk menyatukan ekonomi global, regional ataupun lokal, 1 serta dampak terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembagunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field reseach) dengan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun baik dalam hal pangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan pendidikan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum sebagaimana tertuang di dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. bagi kemakmuran dan kesejahteraan, bangsa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya tanah bagi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting, hal ini menjadikan kebutuhan akan tanah semakin besar. Oleh karena itu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi, air dan ruang angkasa demikian pula yang terkandung di dalamnya adalah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Semakin meningkatnya kebutuhan atau kepentingan setiap orang, ada kalanya seseorang yang memiliki hak dan kekuasaan penuh atas harta miliknya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai batiniah yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai batiniah yang mendalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai batiniah yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Di atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatannya manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. kegiatannya manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sehubungan dengan hal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia, sehingga dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatannya manusia selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Notaris bertindak sebagai pelayan masyarakat sebagai pejabat yang diangkat oleh pemerintah yang memperoleh kewenangan secara atributif dari Negara untuk melayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah ditempatkan sebagai suatu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa kebiasaan, nilai kesopanan, norma dan kesemuanya bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. berupa kebiasaan, nilai kesopanan, norma dan kesemuanya bermuara pada BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia sejak kelahirannya di dunia telah di perhadapkan dengan berbagai ketentuan-ketentuan yang baik secara langsung maupun tidak langsung harus di patuhinya, ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang.Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang. subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang.Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang. subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Objek yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai jual merupakan suatu objek hukum.objek hukum tersebut dapat menjadi suatu kekayaan yang dimiliki seseorang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Fungsi tanah begitu penting dan mempunyai arti sendiri, sebab tanah merupakan modal bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia

BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia timbulnya kehidupan bermasyarakat dalam sejarah manusia. Seperti kita ketahui, polisi dimanapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai stategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa dengan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum atas tanah tersebut. 1. penggunaan, peruntukan serta pelestarian akan tanah tersebut.

Bab I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum atas tanah tersebut. 1. penggunaan, peruntukan serta pelestarian akan tanah tersebut. 9 Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan tanah saat ini semakin meningkat, dimana peningkatan akan tanah tersebut terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mardalis bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mardalis bahwa: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian maka metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah diperlukan data-data yang dapat di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah diperlukan data-data yang dapat di BAB III METODE PENELITIAN Dalam menyusun sebuah karya ilmiah diperlukan data-data yang dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanah merupakan salah satu sumber daya alami penghasil barang dan jasa, tanah merupakan kebutuhan yang hakiki dan berfungsi sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara dengan bentuk Kesatuan yang menganut asas desentrilisasi dalam penyelenggaran pemerintah di daerah-daerahnya. Desentralisasi adalah suatu asas

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KONAWE UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam sebuah penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan sistem kerja yang harus dilaksanakan. Hal ini karena metode penelitian merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan sesuai dengan masalah yang diteliti tentang peranan Kepala Desa dalam meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak untuk membayar

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang dilandasi akan kesadaran tentang pentingnya dinamika pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, dimana pertrumbuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA DIBIDANG PERTANAHAN PADA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat kemajuan pendidikannya. Apa yang dapat dihasilkan dari sebuah pendidikan itulah yang akan memberikan

Lebih terperinci

Abdul Mukmin Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Abdul Mukmin Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda 50 KAJIAN HUKUM TERHADAP CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1998 TENTANG PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH Abdul Mukmin Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan antara jumlah luas tanah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan antara jumlah luas tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan tanah adalah dua unsur yang tak dapat di pisahkan. Bahkan saat manusia mati pun tanah masih sangat diperlukan oleh manusia. Dari pernyataan itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan salah satu sumber daya alam bagi kehidupan manusia dan merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang mempunyai fungsi sosial amat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepastian hukum atas kepemilikan tanah tersebut. ayat (3) menentukan bahwa, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. kepastian hukum atas kepemilikan tanah tersebut. ayat (3) menentukan bahwa, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan unsur penting dalam kehidupan karena setiap manusia membutuhkan tanah sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat usaha. Kebutuhan akan tanah dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris merupakan pejabat umum yang diangkat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara atributif berdasarkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah. Tanah sangat penting bagi manusia sebagi tempat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah. Tanah sangat penting bagi manusia sebagi tempat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup, serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya semakin lama semakin komplek, seiring dengan. perkembangan dan kemajuan masyarakat. Dan semakin maju masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya semakin lama semakin komplek, seiring dengan. perkembangan dan kemajuan masyarakat. Dan semakin maju masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahwa bidang Hukum Agraria adalah sangat luas ruang lingkupnya, karena di dalamnya menyangkut segala hal ikhwal mengenai Hukum Pertanahan. yang permasalahannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maha esa dan merupakan anugrah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang maha esa dan merupakan anugrah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28H menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu dampak akan pesatnya teknologi yang berakibat pada luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek perkawian campuran. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif untuk memberikan gambaran atas uraian suatu keadaan sejernih

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif untuk memberikan gambaran atas uraian suatu keadaan sejernih BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif untuk memberikan gambaran atas uraian suatu keadaan sejernih mungkin. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil, yang terdiri dari seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah. bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hak setiap warga negara indonesia yang berhak memperoleh layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan kemampuan dan minat tanpa memandang segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi, air dan ruang angkasa demikian pula segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspek sosial, politik serta aspek pertahanan dan keamanan. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. aspek sosial, politik serta aspek pertahanan dan keamanan. Kenyataan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pembangunan dewasa ini, arti dan fungsi tanah bagi negara Indonesia tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi semata, tetapi juga mencakup aspek sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DALAM PERALIHAN HAK ATAS TANAH TERHADAP WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK

Lebih terperinci