RELEVANSI NILAI MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RELEVANSI NILAI MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 RELEVANSI NILAI MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN Akbar Yusuf Gasim Universitas Muhammdiyah Kupang, Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 17 Kupang, Surel: Abstrak: Relevansi Nilai Modal Intelektual Terhadap Nilai Pasar Perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan langsung dan moderasi antara Modal Intelektual dan komponen-komponennya dengan nilai pasar. Penelitian ini menganalisis data sekunder yang tersedia di BEI tahun , menggunakan teknik analisis regresi multipel dan moderasi. Empat faktor kontrol digunakan yakni Leverage (DEBT), Size, Pengeluaran R&D dan Advertising. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalah Modal Intelektual dan komponen-komponennya memiliki nilai relevan dengan nilai pasar. Kehadiran pengeluaran R&D meningkatkan nilai pasar. Interaksi human capital dengan structural capital memberikan nilai relevan hubungannya dengan market value, namun secara negatif. Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL Volume 6 Nomor 2 Halaman Malang, Agustus 2015 ISSN e-issn Tanggal Masuk: 4 Juni 2015 Tanggal Revisi: 15 Juni 2015 Tanggal Diterima: 15 Juli 2015 Abstract. Value Relevance of Intellectual Capital on the Market Value Companies. The purpose of this study was to test the direct and moderation relationship between intellectual capital and components with market value. This study analyzed secondary data available at the Indonesia Stock Exchange in , using multiple linier regression analysis techniques and moderation. Four factors are used to reduce bias control models of the Leverage (DEBT), Size, R&D expenditure, and Advertising expenditure. The result is intellectual capital and its components have the relevant value with market value. The presence of R&D expenditure increase its market value. Interaction human capital and structural capital provides relevant value to market value, but negatively. Kata kunci: Modal intelektual, Modal manusia, Modal struktural, Modal fisik, Moderasi Intellectual capital (IC) telah menjadi pusat perhatian penelitian (Sullivan dan Sullivan 2000) dan menjadi bagian penting dari penilaian perusahaan (Abhayawansa dan Guthrie 2010; dan Abhayawansa 2011), karena IC sebagai bagian sumber daya perusahaan telah diakui menjadi pendorong nilai dan sumber keunggulan komparatif perusahaan. Bontis (2001), Firer dan Williams (2003) menegaskan bahwa IC telah menjadi pendorong penting untuk keberlanjutan sebuah bisnis dibalik penciptaan nilai (value creation). Namun sayangnya, IC sebagai bagian dari aset dan sumber utama keunggulan kompetitif perusahaan umumnya tidak tercatat dalam neraca (misalnya, Bontis 2001; dan Nazari dan Herremans 2007). Begitu pula, para ahli dan praktisi bersepakat bahwa value firm tidak cukup digambarkan dalam laporan keuangan tradisional karena ketidakmampuannya untuk mengungkapkan nilai intangible asset dan kurangnya pengakuan peran IC dalam proses value creation (misalnya, OECD 2006; Nazari dan Herremans 2007; Sir, Subroto, dan Chandrarin 2010; Arvidsson 2011; Branswijck dan Everaert 2012), dan para ahli IC juga menyepakati bahwa sistem pengukuran keuangan tradisional tidak memadai untuk bisnis saat ini (Pulic 2004). Munculnya era knowledge-based dan innovation-driven, perusahaan semakin bergantung pada intangible assets, yang juga disebut sebagai intangibles atau intellectual capital (IC) dalam proses value creation (Arvidsson 2011), yang mengindikasikan pergeseran para- 201

2 202 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm digma ekonomi global, dari ekonomi tradisional (old economies) menjadi ekonomi baru (new economies). Bose dan Thomas (2007) perusahaan yang beroperasi dalam era old economies, nilai pasar (market value) terutama berada dalam tangible asset, sedangkan dalam new economies nilai diciptakan dan dimiliki (created and held) terutama dari penerapan pengetahuan (knowledge) dan IC perusahaan. Banyak model pengukuran IC yang diajukan para ahli melalui berbagai referensi, di antaranya (Pal dan Soriya 2012): Tobin s Q, EVA and MVA, Skandia Navigator, Calculated Intangible Value, Balanced Scorecard, The Intangible Asset Score Sheet, VAIC TM, dan The Value Chain Scorecard. Pulic (2004) mengukur IC dengan mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah (value added) sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient VAIC ), yang memiliki komponen utama: human capital efficiency coefficient (HCE), structure capital efficiency coefficient (SCE), dan capital employed efficiency coefficient (CEE). Model VAIC TM telah banyak digunakan di berbagai Negara sebagai metode pengukuran utama IC. Riset Firer dan Williams (2003) di Afrika Selatan, mengadopsi model VAIC TM menemukan hanya CEE memiliki efek positif terhadap kinerja perusahaan, sementara dua komponen IC yakni HC dan SC gagal memberikan efek positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga physical capital tetap menjadi sumber utama kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Chen, Cheng, dan Hwang (2005) menggunakan model VAIC TM meng observasi perusahaan di Taiwan Stock Exchange (TSE) selama , menemukan IC memiliki efek positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan, dengan memasukkan variabel R&D expenditures dan advertising expenditures sebagai variabel kontrol, dan menemukan semakin meningkatnya market value setelah SC dikontrol R&D expenditures yang belum dilibatkan dalam SC model VAIC TM. Temuan ini mengindikasikan R&D expenditures sebagai bagian penting dari SC yang dihilangkan pada model Pulic (VAIC TM ). Zéghal dan Maaloul (2010) di Inggris menemukan IC memiliki dampak positif terhadap kinerja ekonomi dan keuang an. Mehralian et al. (2012) di Iranian Stock Exchange (ISE) selama tahun , menemukan kinerja IC dapat menjelaskan profitabilitas tetapi tidak terhadap produktivitas dan nilai pasar. Ulum, Ghozali, dan Chariri (2008) menemukan ada nya pengaruh positif IC terhadap kinerja keuangan perusahaan. Solikhah, Rohman, dan Meiranto (2010) mengobservasi di BEI tahun menemukan IC tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Yusuf, Said, dan Mediaty (2013) mengobservasi IC perusahaan non-sektor pertambangan di BEI tahun menemukan HC gagal berhubungan dengan market value. Sementara SC dan CE berpengaruh positif terhadap market value. Hasil yang berbeda ditemukan Yuniasih, Wirama, dan Badera (2010), menemukan IC tidak berpengaruh pada kinerja pasar. Demikian pula, Widarjo (2011) menunjukkan bahwa IC tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Modal manusia sebagai unggulan dalam mendorong penciptaan nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan dan bangsa telah diakui secara umum, namun berbagai penelitian menunjukkan hasil yang kontradiktif, sebagai indikasi ketidakpastian dalam lingkungan penerapannya. Walaupun tidak secara eksplisit menggambarkan kontingensi masing-masing perusahaan dan negara, namun dapat diduga bahwa situasi sistem dan proses yang berbeda di setiap perusahaan dan negara turut berkontribusi terhadap hubungan modal manusia dengan kinerja perusahaan masing-masing, sehingga Riahi-Belkaoui (1989) perlu mempertimbangkan aspek-aspek kontingensi untuk menciptakan hubungan yang sempurna. Veltri dan Silvestri (2011) mengutip pandangan para ahli, seperti Nonaka dan Takeuchi, Edvinsson dan Malone, Sveiby, bahwa meskipun modal manusia dipandang sebagai unsur utama dari IC dan sumber daya terpenting dari keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, tapi tidak memiliki efek utama secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, tetapi lebih merupakan suatu hubungan tidak langsung. Veltri dan Silvestri (2011) menemukan bahwa para investor menempatkan relevansi nilai lebih kepada modal manusia daripada modal struktural dan modal manusia memainkan peran indirect dalam hubungan antara IC dan market value, sehingga pengaruh positif dari modal manusia terhadap kinerja bisnis menjadi relevan dan signifikan hanya ketika modal manusia inter-relates dengan modal struktur. Sementara Yusuf, Said, dan Mediaty (2013) dalam mengobservasi perusahaan non-tambang di BEI menemukan modal struktur gagal menjadi variabel moderasi

3 Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar hubungan antara modal manusia dengan market value. Hal ini mengindikasikan modal struktural pada pengukuran Pulic (2004) belum mengintegrasikan modal relasional dan modal inovatif yang mereflekasikan kemampuan individual knowledge perusahaan. Chen, Cheng, dan Hwang (2005) dua unsur penting structural capital yang diabaikan dalam structural capital (VAIC TM ), yakni modal relasional dan modal inovatif (innovative capital and relational capital). Chen, Cheng, dan Hwang (2005) menemukan bahwa modal inovatif yang diproksikan oleh R&D expenditures memiliki nilai relevan dengan value market. Sedangkan modal relasional yang diproksikan oleh advertising expenditures gagal berhubungan dengan value market. Penelitian sebelumnya dalam konteks Indonesia yang menggunakan model VAIC TM, secara umum belum mengintegrasikan modal relasional dan modal inovatif (innovative capital and relational capital) sebagai refleksi individual knowledge perusahaan, sehingga dalam penelitian ini mengintegrasikan kedua modal tersebut ke dalam modal struktural. Integrasi ini merupakan proses transformasi modal relasional dan modal inovatif ke dalam modal struktural sebagai corporate capital yang berimplikasi pada produk-produk inovatif sebagai sumber daya saing, sehingga penelitian ini juga menginteraksikan modal manusia dengan modal struktural dalam meningkatkan nilai pasar perusahaan. Berpijak dari berbagai penelitian yang menunjukkan hasil kontradiktif di atas, maka menarik untuk dikaji kembali dengan melakukan penelitian tentang IC. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang value relevance IC dan komponenkomponennya yang mencakup: human capital (HC), structural capital (SC), dan capital employed (CE) dalam hubungannya dengan market value baik dalam hubungan langsung maupun melalui efek moderasi, dan juga penelitian ini menguji kembali, apakah R&D expenditures dan advertising expenditures dapat menangkap informasi tambahan pada structural capital yang dihilangkan pada model VAIC TM, yakni modal inovatif dan modal relasional setelah mengontrol SC. Dua faktor kontrol lain juga digunakan untuk mengontrol market value yakni Leverage dan Size perusahaan. Kontribusi penelitian ini adalah pertama, mendorong perusahaan dalam meningkatkan market value, dalam menciptakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif secara berkelan jutan (sustainable comparative advantage and competitive advantage) di pasar global, ke dua, model IC yang terintegrasi dengan modal inovatif dan modal relasional, ketiga, model IC yang terintegrasi dengan interaksi interrelates modal manusia dan modal struktural dalam mendorong daya saing perusahaan. METODE Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan non sektor pertambangan yang listed dan go public di BEI selama tahun 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 ( Hal ini berbeda dengan beberapa peneliti terdahulu, seperti Yusuf, Said, dan Mediaty (2013) yang hanya meneliti data perusahaan yang listed di BEI selama Sementara Veltri dan Silvestri (2011) pada sektor keuangan di Italia; Kamath (2007) pada sektor perbankan di India; Solikhah, Rohman, dan Meiranto (2010) pada sektor manufaktur; dan Ulum, Ghozali, dan Chariri (2008) pada sektor perbankan. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria: a) Mengikuti Firrer dan Williams (2003), Chen, Cheng, dan Hwang (2005), dan Zéghal dan Maaloul (2010), Yusuf, Said, dan Mediaty (2013) perusahaan dengan negatif nilai buku stockholders equity, atau perusahaan dengan nilai negatif HC atau SC dikeluarkan dari sampel; b) perusahaan yang hilang beberapa data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian juga dikecualikan (Chen, Cheng, dan Hwang 2005); Zéghal dan Maaloul 2010), Yusuf, Said, dan Mediaty (2013); c) perusahaan yang intens melakukan R&D (Chen, Cheng, dan Hwang 2005; Zéghal dan Maaloul 2010; dan Yusuf Said, dan Mediaty 2013). Market value perusahaan diproksikan dengan marke-to-book value ratio of equity (M/B) dimana M/B merupakan rasio total kapitalisasi pasar (harga saham kali jumlah saham biasa yang beredar) dengan nilai buku aktiva bersih, sebagai proksi untuk ki nerja pasar saham (Zéghal dan Maaloul 2010; Firrer dan Williams 2003; Hang Chan 2009; Chu, Chan, dan Wu 2011). Sementara Intellectual capital (IC) diukur menggunakan model Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) dan komponen-komponennya yaitu human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) yang dikembangkan oleh Pulic(2004). Langkah-langkah perhitungan kinerja IC perusahaan (VAIC TM ) adalah se-

4 204 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm bagai berikut (Pulic 2004):VA = OUT IN; HCE = VA/HC; SC = VA HC; SCE = SC/VA; ICE = HCE +SCE; CEE = VA/CE; VAIC = ICE + CEE, dimana: VA = value added; OUT = total penjualan dan pendapatan lain; IN = beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain biaya terkait karyawan), HCE = human capital efficiency coefficient; HC = human capital yaitu biaya gaji/upah dan biaya terkait karyawan lainnya (gaji dan upah, biaya pelatihan dan pengembangan karyawan, dan professional fee), SC = structural capital; SCE = structural capital efficiency; ICE = intellectual capital efficiency coefficient; CEE = capital employed efficiency coefficient; CE = book value of the net assets; VAIC = value added intellectual coefficient. Variabel moderasi dalam peneilitian ini adalah SCE. Pengaruh variabel moderasi dalam penelitian ini diuji menggunakan model nilai selisih mutlak dari variabel independen (Frucot dan Shearon 1991), dengan rumus persamaan regresi (Ghozali 2011): Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3 X1 X2 Dimana: Xi = nilai standardized skor [ /] = Zscore X1 X2 = interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan antara X1 dan X2. Dua variabel kontrol digunakan dalam penelitian ini untuk mengontrol efeknya terhadap value market, yaitu Size dan Leverage (Debt) perusahaan (Hang Chan 2009, Chu, Chan, dan Wu 2011). (1) Ukuran perusahaan (Size) merupakan log natural dari market capitalization. (2) Leverage (DEBT), diukur dengan total debt terhadap nilai buku total assets. Dua faktor lain yang digunakan untuk mengontrol structural capital yakni R&D expenditures (RD) dan advertising expenditures (AD) (Chen, Cheng, dan Hwang 2005): RD = R&D expenditures book value of common stocks; AD = Advertising expenses book value of common stocks. Untuk mencapai tujuan studi ini, teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif statistik perusahaan-perusahaan sampel di BEI yang dipanel selama tahun , meliputi nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Studi ini menggunakan model regresi linier berganda, dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS), yang mengharuskan pengujian asumsi klasik, yang meliputi: uji normalitas data, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Adapun model-model penelitian yang digunakan adalah: Persamaan Model 1 untuk menguji hubungan IC agregat dengan M/B: M/Bit = ß0+ ß1VAICit + ß2SIZEit + ß3 DEBTit + it Persamaan Model 2 untuk menguji hubungan HC, SC, dan CE dengan M/B: M/Bit = ß0+ ß1HCEit + ß2SCEit + ß3CEEit + ß4SIZEit + ß5DEBTit + it Persamaan Model 3 untuk menguji hubung an SC dengan M/B setelah dikontrol oleh R&D expenditures dan advertising expenditures: M/Bit = ß0+ ß1HCEit + ß2SCEit + ß3CEEit + ß4SIZEit + ß5DEBTit + ß6RDit + ß7ADit + it Persamaan Model 4 untuk menguji interaksi SC dan HC terhadap hubungan SC dengan M/B: M/Bit = ß0+ ß1HCEit + ß2SCEit + ß3CEEit + ß4 HCEit SCEit + ß5SIZEit + ß6DEBTit +ß7RDit + ß8ADit + it Keterangan: M/B = Market value; VAIC = Value added intellectual coefficient; HCE = Human capitalefficiency; SCE = Structural capital efficiency; CEE = Capital employed efficiency; HCEit SCEit = Interaksi HCE dengan SCE; SIZE = ukuran perusahaan; DEBT = Leverage; RD = R&D expenditures; AD = advertising expenditures; ß0 = Konstanta/intercept; dan ß1 ß6 = koefisien regresi. HASIL Tabel 1 dibawah menyajikan hasil penarikan sampel dengan pendekatan purposive sampling. Berikut adalah kriteria dan prosedur penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah perusahaan secara keseluruhan non sektor pertambangan yang tercatat di BEI hingga tahun 2012 sebanyak 434 perusahaan sebagai populasi penelitian, kemudian dilakukan penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagaimana tertera pada Tabel 1 di atas, maka diperoleh sampel final sebanyak 95 sampel, yang ditentukan menggunakan pendekatan pooling data dengan model data yang bersifat unbalanced yakni banyaknya observasi yang tidak sama untuk semua

5 Tabel 1. Perolehan Sampel Penelitian Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar No. Kriteria Jumlah Akumulasi 1 Jumlah perusahaan non sektor pertambangan di BEI hingga Perusahaan dengan data tidak tersedia/ tidak lengkap dan negatif R&D, dengan negatif nilai buku stockholders equity, atau perusahaan dengan nilai negatif HC atau SC Jumlah Sampel = = = = = 11 Jumlah observasi = jumlah sampel (tahun ) 95 kategori cross-section. Data tersebut dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel dalam penelitian ini, seperti terlihat pada Tabel 2 yang menggambarkan karakteristik data yang mencakup mean dan standar deviasinya. Deskriptif statistik pada Tabel 2 di atas menunjukkan nilai mean kinerja pasar perusahaan sampel (M/B) sebesar 3.78, modal intelektual secara agregat (VAIC TM ) sebesar 4.09, dan komponen-komponennya masingmasing HCE sebesar 3.18, SCE sebesar 0.45, CEE sebesar Nilai mean HC sebesar 3.18 ternyata lebih tinggi dari CE atau modal fisik. Hal ini berarti bahwa modal manusia memiliki peran signifikan di perusahaan sampel dibandingkan modal fisik. Hal yang kontradiski dengan nilai modal struktural, hanya memberi nilai mean 0.45, yang berarti bahwa peran transformasi individual knowledge ke corporate knowledge yang berwujud modal struktural sangatlah rendah. Secara umum keempat model yang digunakan dalam penelitian ini mengalami pelanggaran asumsi klasik, sehingga proses diagnosa data dilakukan dengan menggunakan double-log, yakni baik variabel dependen maupun independen ditransformasi menggunakan logaritma natural (Ln). Dengan demikian terjadi perubahan model hasil transformasi adalah: Tabel 2. Deskriptif Variabel Penelitian N Mean Std. Deviation Statistic Statistic Std. Error Statistic HCE SCE CEE ICE VAIC TM M/B SIZE LEV RD AD E0 Valid N (listwise) 95

6 206 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm a) Model 1 menjadi: LnM/Bit = ß0+ ß1LnVAICit + ß2LnSIZEit + ß3LnDEBTit + it b) Model 2 menjadi: LnM/Bit = ß0 + ß1LnHCEit + ß2LnSCEit + ß3LnCEEit + ß4LnSIZEit + ß5LnDEBTit + it c) Model 3 menjadi: LnM/Bit = ß0 + ß1LnHCEit + ß2LnSCEit + ß3LnCEEit + ß4LnSIZEit + ß5LnDEBTit + ß4LnRDit + ß5LnADit it Ketiga model yang telah ditransformasi di atas, digunakan untuk menguji hubungan langsung modal intelektual baik secara agregat maupun melalui komponen-komponennya terhadap nilai pasar perusahaan (M/B). Model 1 digunakan untuk menguji: hubungan modal intelektual (IC) satu agregat dengan M/B. Tabel 3 berikut disajikan hasil regresi dari model M/B yang melibatkan satu agregat IC dan dua faktor kontrolnya. Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa IC (VAIC TM ) memberikan nilai koefisien slope sebesar dengan nilai t-statistik adalah signifikan pada level α = 5%, sehingga perusahaan yang memiliki IC lebih besar cenderung memiliki market value (M/B) lebih tinggi. Explanatory power (adjusted R 2 ) pada tabel 10 di atas sebesar 0.47, yang berarti variabilitas market value (M/B) dapat dijelaskan oleh VAIC TM, DEBT, dan SIZE sebesar 47%, sisanya sebesar 57% dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini. Sementara pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada F-Value sebesar yang signifikan. Model 2 dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hubungan langsung komponen-komponen IC yang mencakup HCE, SCE, CEE, dan factor kontrolnya dengan M/B. Tabel 4 berikut adalah hasil regresi dari model M/B yang melibatkan HCE, SCE dan CEE dan faktor kontrolnya. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa HCE, SCE, dan CEE masing-masing memberikan nilai koefisien slope sebesar 0.549, 0.471, dengan nilai t-statistik masingmasing 3.2, 3.2, dan 2.9, adalah signifikan pada level α = 5%, sehingga hasil ini menunjukkan bahwa HCE, SCE, dan CEE secara positif berhubungan dengan nilai pasar (M/B). Hasil ini membuktikan bahwa, baik modal manusia, modal struktural, dan modal fisik memberikan pengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan. Tabel 4 juga menunjukkan explanatory power (adjusted R square) dari model dua ini sebesar 0.58, yang berarti bahwa variabilitas nilai pasar (M/B) dapat dijelaskan oleh HCE, SCE, CEE, DEBT, dan SIZE sebesar 58%, sementara sisanya sebesar 42% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. Variabel independen juga dapat memberikan pengaruh secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen yang dapat dilihat pada F-Value sebesar adalah signifikan (p-value < 0.01). Model yang ketiga dalam penelitian untuk menguji hubungan langsung masingmasing komponen modal intelektual baik HCE, SCE, dan CEE yang dikontrol oleh Modal Inovasi dan Modal Relasional yang belum dilibatkan dalam model Pulic (2004). Tabel 5 berikut adalah hasil regresi dari model M/B yang melibatkan HCE, SCE dan CEE dan faktor kontrolnya. Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa HCE dan SCE masing-masing memberikan nilai koefisien sebesar 0.61 dan 0.53 de ngan nilai t-statistik masing-masing 3.55 dan 3.42 adalah signifikan pada level α = 5%, se- Tabel 3. Hasil regresi model 1 LnM/B it = ß 0 + ß 1 LnVAIC it + ß 2 LnSIZE it + ß 3 LnDEBT it + µ it Variabel ß t-stat. Sig. Intercept (constant) LnVAIC TM Faktor kontrol: LnDEBT LnSIZE Catatan: signifikan pada tingkat α = 5%; Adjusted R 2 = 0.468; F-Value = (p-value < 0,05)

7 Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar Tabel 4. Hasil regresi model 2 LnMB it = ß 0 + ß 1 LnHCE it + ß 2 LnSCE it + ß 3 LnCEE it + ß 4 LnSIZE it + ß 5 LnLEV it + µ it Variabel ß t-stat. Sig. (Constant) LnHCE LnSCE LnCEE LnSIZE LnLEV Catatan: signifikan pada tingkat α = 5%; Adjusted R 2 =.578; F-Value = (p-value < 0.01) hingga secara statistik menunjukkan bahwa HCE dan SCE secara positif berhubungan dengan nilai pasar (M/B). Hasil yang berbeda terlihat pada hubungan CEE dengan nilai pasar (M/B), yakni memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan tingkat probability 0.27 > 0.05, sehingga CEE tidak memiliki hubu ngan positif dengan nilai pasar (M/B), terutama setelah melibatkan pengeluaran R&D dan Advertising sebagai variabel kontrol dalam model ini. Tabel 5 di atas juga menunjukkan explanatory power (adjusted R square) dari model tiga ini sebesar 0.60, yang berarti bahwa variabilitas market value (M/B) dapat dijelaskan oleh HCE, SCE, CEE, DEBT, SIZE, RD, dan AD sebesar 60%%, sementara sisanya sebesar 40% dijelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model. Pengaruh secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen juga dapat dilihat pada F-Value sebesar adalah signifikan (p-value < 0.01). Interaksi HC dan SC dalam hubungan HC dengan M/B diuji menggunakan Model 4. Model ini disusun setelah model 2 dan 3 dinyatakan lolos uji asumsi klasik, sehingga model 4 ini menjadi: Model 4: LnM/Bit = ß0+ ß1LnHCEit + ß2LnSCEit + ß3LnCEEit + ß4 LnHCEit LnSCEit + ß5LnSIZEit + ß6LnDEBTit +ß7LnRDit + ß8LnADit + it Nilai HCE dan SCE adalah standardized, sehingga model regresi setelah standardized adalah: LnM/Bit = ß0+ ß1LnHCEit + ß2LnSCEit + ß3LnCEEit + ß4 AbsHCE_SCE it + ß5LnSIZEit + ß6LnDEBTit +ß7LnRDit + Tabel 5. Hasil regresi model 3 LnMB it = ß 0 + ß 1 LnHCE it + ß 2 LnSCE it + ß 3 LnCEE it + ß 4 LnSIZE it + ß 5 LnLEV it + ß 4 LnR&D it + ß 5 L- nad it + µ it Variabel Koefisien t-statistik Probability (Constant) LnHCE LnSCE LnCEE LnSIZE LnLEV LnRD LnAD Catatan: signifikan pada tingkat α = 5%; Adjusted R 2 =.60; F-Value = (p-value <.01)

8 208 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm Tabel 6. Hasil regresi model 4 LnM/Bit = ß0+ ß1LnHCEit + ß2LnSCEit + ß3LnCEEit + ß4 AbsHCE_SCE it + ß5LnSIZEit + ß6LnDEBTit +ß7LnRDit + ß8LnADit + it Variabel ß t-stat. Probability (Constant) Zscore(LnHCE) Zscore(LnSCE) LnCEE AbsX1_X Faktor kontrol: LnSIZE LnLEV LnRD LnAD Catatan: signifikan pada tingkat α = 5%; Adjusted R 2 = 0.63; F-Value = (p-value < 0.01) ß8LnADit + it Di mana: ZHCE = standardize HCE; ZSCE = standardize SCE; AbsHCE_SCE = ZHCE ZSCE Tabel 6 berikut merupakan hasil regresi Model 4 yang menguji hubungan HCE terhadap M/B yang dimoderasi oleh SCE. Tabel 6 di atas menunjukkan nilai Adjusted R 2 sebesar 0.63, yang berarti variabilitas M/B yang dapat dijelaskan oleh variabel independen ZHCE, ZSCE, AbsHCE_SCE, CEE, DEBT, SIZE, RD, dan AD sekitar 63% dan sisanya 37% dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini, sehingga dapat disimpulkan model ini cukup baik. Sementara nilai F-test menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar yang signifikansi. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel independen dapat mempengaruhi M/B. Secara parsial Tabel 6 di atas juga menunjukkan bahwa variabel ZHCE memberikan nilai koefisien 0.54 secara signifikan sebesar jauh di bawah 5%. Variabel ZSCE dan CEE ternyata gagal memberikan kontribusi dalam model empat ini. Variabel moderating AbsHCE_SCE ternyata berhasil menjadi moderasi, yaitu dengan kontribusi koefisiensi pada probabilitas signifikansi Temuan ini menunjukkan bahwa variabel structural capital efficiency (SCE) merupakan variabel moderating yang bersifat interaksi negatif (negative interaction) hubungan antara human capital efficiency (HCE) dengan nilai pasar (M/B), yang berarti bahwa untuk nilai SCE yang lebih tinggi, berdampak pada hubungan antara HCE terhadap M/B yang lebih negatif. Sementara empat faktor kontrol yang terlibat dalam model ini, ternyata hanya variabel AD yang gagal berpengaruh terhadap M/B. PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil studi ini dibagi dalam empat bagian pembahasan berdasarkan tujuan penelitian ini, yakni: 1) hubungan IC (VAIC TM ) dengan market value (M/B), 2) hubungan human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE) dengan market value (M/B), 3) hubungan structural capital (SC) dengan market value setelah dikontrol R&D expenditure dan advertising expenditure, 4) interaksi human capital efficiency (HCE) dan structural capital efficiency (SCE) menjadi moderasi terhadap hubungan human capital efficiency (HCE) dengan market value (M/B). Unstandardized regression coefficients (β) dan explanatory power (adjusted R-square) yang disajikan untuk melihat kekuatan prediktif dari variabel independen dan kemampuan menjelaskan (explanatory power) dari model-model yang diobservasi. Hasil regresi model 1 menunjukkan bahwa

9 Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar IC berpengaruh positif terhadap nilai pasar (M/B), yang berarti bahwa perusahaan yang memiliki IC lebih besar cenderung memiliki nilai pasar (M/B) lebih tinggi. Hasil penelitian ini memberikan bukti secara statistik bahwa, selama dalam periode pengamatan 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 bagi perusahaan yang memiliki intensitas research and development (R&D), para investor telah menempatkan nilai lebih terhadap perusahaan yang memiliki IC lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan pasar berekspektasi akan meningkatnya penciptaan nilai (value creation) melalui kemampuan daya inovatif produk perusahaan bagi perusahaan yang intens menyelenggarakan R&D. Pulic (2004) sebuah koefisien yang tinggi menunjukkan value creation yang le bih tinggi menggunakan sumber daya perusahaan, termasuk IC-nya. Sehingga koefisien VAIC TM ini mengindikasikan bahwa IC mampu mengungkapkan nilai intangible assets dan kurangnya pengakuan peran IC dalam proses value creation. Dengan demikian, IC dapat memperbaiki sistem pengukuran keuangan tradisional yang tidak memadai untuk bisnis saat ini (Pulic 2004). Koefisien VAIC TM ini juga menunjukkan terjadinya peningkatan peran yang dimainkan oleh IC, yang meliputi potensi value creation masa depan dan capital market valuation secara progresif, dan pelaku pasar modal dalam periode observasi telah menggunakan informasi IC dalam penilaian dan pengambilan keputusan investasi yang berimplikasi pada meningkatnya nilai pasar (M/B). Dari hasil penelitian dan pandangan teoritis di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya koefisien VAIC TM, akan berimplikasi pada meningkatnya nilai pasar (M/B), yang mengindikasikan penilaian para investor yang lebih terhadap intellectual capital perusahaan sampel atas penggunaan berbagai sumber daya (intangible assets dan tangible assets) dalam menciptakan total kekayaan (value added) yang menjadi kepentingan para stakeholder termasuk shareholders perusahaan sampel. Nilai relevansi terhadap nilai pasar juga dapat dilihat secara individual masingmasing komponen modal intelektual. Hasil studi menunjukkan bahwa HCE berpengaruh positif terhadap nilai pasar (M/B), yang berarti bahwa HCE secara positif berhubungan dengan nilai pasar (M/B). Hasil ini mengindikasikan bahwa, dalam periode observasi penelitian ini ( ) para investor memberikan penilaian yang tinggi terhadap human capital. Temuan ini relevan dan searah dengan peran IC secara agregat seperti terlihat pada hasil model satu sebelumnya. Temuan riset ini mendukung Chen, Cheng, dan Hwang (2005), baik dengan tanpa variabel kontrol maupun melibatkan variabel kontrolnya: R&D expenditures (RD) dan advertising expenditures (AD) di Taiwan, Hang Chan (2009b) di Hong Kong, Veltri dan Silvestri (2011) di Italia, dan Solikhah, Rohman, dan Meiranto (2010) di Indonesia. Sementara perbedaan hasil penelitian ini dengan beberapa riset sebelumnya, misalnya Chu, Chan, dan Wu (2011) di Hongkong, Firer dan Williams (2003) di Afrika Selatan, dan Mehralian et al. (2012) di Iran dan Yusuf (2013) yang menemukan tidak adanya hubungan positif HCE dengan M/B. Studi ini mengindikasikan bahwa perhatian investor terhadap human capital yang cukup tinggi. Dengan kata lain, para investor perusahaan sampel mempertimbangkan aspek sumber daya manusia yang diakui sebagai sumber keunggulan komparatif perusahaan, ketika mengambil keputusan investasinya di perusahaan-perusahaan sampel. Hasil studi ini juga mendukung pandangan para ahli bahwa modal manusia atau human capital (HC) merupakan unsur yang sangat penting dari konstruk IC (Bontis, 1999) terutama dalam menciptakan kemampuan perusahaan melalui mentranslasi sumber-sumber daya (faktor produksi, input) yang tersedia menjadi output suatu perusahaan. Lebih lanjut Stewart (1997) intellectual capital sebagai material intelektual (pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman) yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan atau meningkatkan profitabilitas perusahaan, penciptaan produk dan layanan baru, proses bisnis baru, dan bentuk organisasi baru (lihat Sullivan Jr. dan Sullivan Sr. 2000). Komponen modal intelektual lainnya adalah modal struktural (SC). Hasil analisis statistik pada model dua sebelumnya menunjukkan bahwa SCE berpengaruh positif terthadap M/B. Artinya meningkatnya SCE akan berimplikasi pada meningkatnya M/B. Studi ini konsisten dengan Chen, Cheng, dan Hwang (2005) di Taiwan, Chu, Chan, dan Wu (2011) di Hong Kong, dan Veltri dan Silvestri (2011) di Italia, dan Yusuf (2013) di Indonesia. Para investor memandang modal struktural memiliki kemampuan

10 210 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm menciptakan kekayaan, sehingga semakin meningkatnya investasi dalam SC dapat meningkatkan penilaian investor dalam keputusan investasinya yang menginginkan adanya transformasi individual knowledge ke dalam corporate knowledge dalam mendorong daya saing perusahaan. Komponen yang melengkapi modal intelektual adalah modal fisik atau capital employed (CE) yang secara tradisional berperan strategis dalam perusahaan. Hasil studi seperti model dua sebelumnya, menunjukkan bahwa CEE berpengaruh positif terhadap M/B. Studi ini menunjukkan bahwa para investor memandang CEE atau modal fisik (tangible assets) secara tradisional menjadi sumber utama penciptaan total kekayaan perusahaan. Hal ini mendukung studi Chen, Cheng, dan Hwang (2005) di Taiwan, Chu, Chan, dan Wu (2011) di Hong Kong, dan Veltri dan Silvestri (2011) di Italia, dan Yusuf (2013) di Indonesia. Dalam era knowledge-based dan innovation-driven, perusahaan saat ini semakin bergantung pada intangible assets dalam proses value-creation (Arvidsson, 2011). Lebih lanjut Bose dan Thomas (2007), perusahaan yang beroperasi dalam era old economies, nilai pasar terutama berada dalam tangible asset, sedangkan dalam new economies nilai diciptakan dan dimiliki (created and held) terutama dari penerapan pengetahuan (knowledge) dan modal intelektual perusahaan. Penelitian ini selain menguji secara langsung masing-masing komponen modal intelektual menggunakan model Pulic (2004), juga mengintegrasikan pengeluaran R&D dan advertising. Kedua variabel ini digunakan untuk mengintegrasikannya ke dalam modal struktural yang tidak dilibatkan dalam model Pulic (2004). Hasil uji se perti terlihat pada luaran model 3, menunjukkan bahwa SCE setelah dikontrol oleh R&D expenditure mengalami sedikit kenaikan dari (sig ) menjadi 0.53 (sig ). Variabel R&D yang diposisikan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini juga secara parsial memberikan kontribusi secara signifikan dengan nilai koefisien (sig ) terhadap market value. Hal ini mengindikasikan bahwa secara empiris kehadiran R&D expenditure dapat menangkap informasi tambahan dalam modal struktural dan memiliki hubungan secara positif terhadap value market. Dari analisis ini menunjukkan bahwa, setelah mengontrol structural capital efficiency, perusahaan dengan R&D expenditure yang lebih besar cenderung memiliki market value yang lebih tinggi. Hasil ini mendukung penelitian Chen, Cheng, dan Hwang (2005) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang listing di Taiwan, yang memberikan hasil yang sama. Hasil uji berikutnya juga seperti terlihat pada luaran model 3, ternyata memberikan hasil yang berbeda, yakni AD expenditure gagal memberikan kontribusi terhadap M/B. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan nilai koefisien pada SCE diakibatkan oleh pengontrolan R&D expenditure, bukan oleh AD expenditure. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Chen, Cheng, dan Hwang (2005) dalam penelitiannya di Taiwan yang menemukan bahwa advertising expenditure gagal berkorelasi dengan M/B. Modal struktural selain diuji relavansinya secara langsung dengan nilai pasar, juga diinteraksikan dengan modal manusia sebagai bentuk inter-relates di antara komponen modal intelektual dalam memoderasi hubungan modal manusia dengan nilai pasar. Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut (Jogiyanto, 2009): (a) Efek moderasi dilihat dari kenaikan R 2 persamaan regresi yang berisi efek-efek utama dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi dengan efek utama saja. (b) Efek moderasi juga dapat dilihat dari signifikansi koefisien dari interaksi. Lebih lanjut Jogiyanto (2009), suatu interaksi positif (positive interaction) terjadi jika hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen lebih positif untuk nilai variabel moderasi yang lebih tinggi. Sebaliknya suatu interaksi negatif (negative interaction) terjadi jika hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen lebih negatif untuk nilai variabel moderasi yang lebih tinggi. Luaran regresi berganda model 4 yang telah disajikan sebelumnya (Tabel 6), menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.63, yang berarti variabilitas M/B yang dapat dijelaskan oleh variabel independen ZHCE, ZSCE, AbsHCE_SCE, CEE, DEBT, SIZE, RD, dan AD sekitar 63% dan sisanya 37% dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini. Nilai Adjusted R 2 pada model 4 sebesar 0.63 (63%) ternyata sedikit di atas nilai Adjusted R 2 pada model 3 sebesar 0.60 (60%). Hal ini berarti kehadiran variabel SCE

11 Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar sebagai moderasi hubungan antara HCE dengan M/B adalah berhasil. Keberhasilan ini juga bisa dilihat pada koefisien variabel interaksi sebesar pada model 4 yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa variabel structural capital efficiency (SCE) dapat menjadi variabel moderating hubungan antara human capital efficiency (HCE) dengan market value (M/B), namun bersifat interaksi negatif. Fakta empiris di atas, mengindikasikan bahwa, para investor perusahaan yang disurvei memandang secara negatif transformasi pengetahuan HC ke dalam sistem dan proses termasuk database, grafik organisasi, manual proses, strategi, rutinitas dan apapun yang nilainya lebih besar bagi perusahaan dari nilai materialnya. Namun demikian, walaupun SC berhasil secara negatif menjadi moderator dalam hubungan HC dengan nilai pasar, tetapi SC memiliki posisi strategis dalam hubungannya dengan HC, dimana HC tidak dapat berjalan sendiri kecuali berinteraksi dengan SC. Hal ini sebagaimana pandangan para ahli seperti Nonaka dan Takeuchi, Edvinsson dan Malone, Sveiby, Cabrita dan kawan-kawan, yang disimpulkan oleh Veltri dan Silvestri (2011) bahwa meskipun HC dipandang sebagai unsur utama dari IC dan sumber daya terpenting dari keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, tapi tidak memiliki efek utama secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, tetapi lebih merupakan suatu hubungan tidak langsung. Pandangan para ahli di atas, menyiratkan bahwa HC tidak memiliki efek langsung terhadap market value dan financial performance, kecuali berinteraksi dengan komponen IC lain, terutama SC yang memiliki sistem dan proses suatu perusahaan (lihat Bontis 2004) sebagai tempat transformasi pengetahuan dari HC. Becker (1964) investasi sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas melalui pendidikan dan latihan. Pandangan Becker (1964) ini memperjelas hubungan HC dengan produktifitas, namun HC tidak dapat meningkatkan produktifitas perusahaan kecuali jika berinteraksi dengan sistem dan proses yang memiliki perbedaan karakteristik di masingmasing perusahaan atau Negara, sehingga perlu mempertimbangkan aspek-aspek kontinjensi untuk menciptakan hubungan yang sempurna (Riahi-Belkaoui 1989) antara HC dengan market value (MB) guna lebih meningkatkan value relevantnya. SIMPULAN Dari uraian hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, secara statistik dalam periode pengamatan tahun , perusahaan yang memiliki IC (VAIC TM ) lebih besar cenderung memiliki nilai pasar (M/B) lebih tinggi. Secara statistik juga masing-masing komponen modal intelektual baik modal manusia, modal struktural, dan modal fisik memiliki hubungan positif atau memiliki nilai relevansi (value relevant) terhadap market value. Hasil yang variatif ditemukan pada saat R&D expenditure dan AD expenditure dilibatkan dalam model untuk mengontrol modal struktural, ternyata R&D expenditure dapat memberikan informasi tambahan dalam modal struktural terhadap hubungannya dengan nilai pasar. Sementara faktor kontrol modal struktural lainnya yakni AD expenditure gagal memberikan informasi tambahan dalam modal struktural terhadap hubungannya dengan nilai pasar. Dalam penelitian ini, selain menguji hubungan langsung modal intelektual secara agregat maupun komponen-komponennya terhadap nilai pasar, juga melakukan uji moderasi yakni interaksi modal manusia dengan modal struktural dalam hubungan modal manusia dengan nilai pasar. Hasilnya menunjukkan bahwa modal struktural berhasil memoderasi hubungan modal manusia dengan market value, namun bersifat interaksi negatif. Penelitian ini memberikan peluang untuk peneliti selanjutnya, baik dari sisi issu, metode riset, maupun teori yang digunakan. Dari sisi metode, disarankan penelitian berikutnya dapat menggunakan metode survei untuk mengkonfirmasi temuan ini. Sementara dari sisi teori, penelitian berikutnya dapat menggunakan variabel-variabel atau proksinya yang dapat merepresentasikan modal intelektual, baik dari sisi modal manusia maupun modal struktural. Daftar Rujukan Abhayawansa, S A methodology for investigating intellectual capital information in analyst reports. Journal of Intellectual Capital, 12(3), hlm Abhayawansa, S., dan Guthrie, J Intellectual capital and the capital market: a review and synthesis. Journal of Human Resource Costing & Accounting, 14(3), hlm Arvidsson, S Disclosure of non financial information in the annual report, A

12 212 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm Management team perspective. Journal of Intellectual Capital, Vol. 12, No. 2, hlm Becker, G. S Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education (3rd Edition). The University of Chicago Press. Bontis, N National Intellectual Capital Index, A United Nations initiative for the Arab region. Journal of Intellectual Capital, Vol. 5 No. 1, hlm Assessing knowledge assets: a review of the models used to measure intellectual capital. International Journal of Management Reviews. Volume 3, Issue 1 hlm Bose, S.; dan Thomas, K Applying the balanced scorecard for better performance of intellectual capital. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 4, hlm Branswijck, D. dan Everaert, P Intellectual capital disclosure commitment: myth or reality? Journal of Intellectual Capital, Vol. 13 No. 1, 2012, hlm Chen, M. C.; Cheng, S. J.; Hwang, Y An empirical investigation of the between intellectual capital and firms market value and financial performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 2, hlm Chu, S. K. W.; Chan, K. H.; Wu, W.W.Y Charting intellectual capital performance of the gateway to China. Journal of Intellectual Capital. Vol. 12 No. 2, hlm Firer, S.; Williams, S. M Intellectual capital and traditional measures of corporate performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3, hlm Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hang Chan, K. 2009a. Impact of intellectual capital on organisational performance, An empirical study of companies in the Hang Seng Index (Part 1). The Learning Organization. Vol. 16 No. 1, hlm Hang Chan, K. 2009b. Impact of intellectual capital on organisational performance, An empirical study of companies in the Hang Seng Index (Part 2). The Learning Organization. Vol. 16 No. 1, hlm Jogiyanto, H.M Metodologi Penelitian Bisnis: salah kaprah dan pengalamanpengalaman. BPFE, Yogyakarta. Kamath, G. B The intellectual capital performance of Indian banking sector. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1, hlm Mehralian, G.; Rajabzadeh, A; Sadeh, M.R.; dan Rasekh, H. R Intellectual capital and corporate performance in Iranian pharmaceutical industry. Journal of Intellectual Capital. Vol. 13 No. 1, hlm Nazari, J. A. dan Herremans, I. M Extended VAIC model: measuring intellectual capital components. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 4, hlm OECD-Organisation For Economic Co-Operation And Development. 2006, Creating value from intellectual assets paper presented at Meeting of the OECD Council at Ministerial Level, Paris. Pal, K. dan Soriya, S IC performance of Indian pharmaceutical and textile industry. Journal of Intellectual Capital. Vol. 13 No. 1, hlm Pulic, A Intellectual capital does it create or destroy value? Measuring Business Excellence. VOL. 8 NO. 1, hlm Riahi-Belkaoui, A Behavioral Accounting,The Research and Practical Issues. Quorum Books, New York, Westport, Connecticut, London. Sir, J., Subroto, B., Chandrarin, G Intellectual Capital Dan Abnormal Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik Di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII Poerwokerto. Solikhah, B.; Rohman, A.; dan Meiranto, W Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, dan Market Value, Studi Empiris dengan Pendekatan Simplistic Specification. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Stewart T. A. (1997). Modal Intelektual, Kekayaan Baru Organisasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sullivan Jr., P. H. dan Sullivan Sr., P. H Valuing intangibles companies, An intellectual capital approach. Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 4, hlm Ulum, I.; Ghozali, I. dan Chariri, A In-

13 Yusuf, Gasim, Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar tellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak. Veltri, S. dan Silvestri, A Direct and indirect effects of human capital on firm value: evidence from Italian companies. Journal of Human Resource Costing & Accounting. Vol. 15 No. 3, hlm Widarjo, W Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. Yuniasih, N. W.; Wirama, D. G. dan Badera, I D. N Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, Yusuf, A., Said, D., dan Mediaty Hubungan antara Modal Intelektual dengan Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan di BEI. Ejournal pasca. unhas.ac.id. Yusuf, A Hubungan antara Modal Intelektual dengan Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan di BEI. Tesis Universitas Hasanuddin. Zéghal, D. dan Maaloul, A Analysing value added as an indicator of intellectual capital and its consequences on company performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 11 No. 1, hlm

HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN DI PERUSAHAAN PUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN DI PERUSAHAAN PUBLIK INDONESIA HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN DI PERUSAHAAN PUBLIK INDONESIA THE RELATIONSHIP BETWEEN INTELLECTUAL CAPITAL, MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE IN INDONESIAN

Lebih terperinci

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value Suri Bentoen Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia sbentoen@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang sifat hubungan serta menentukan perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi telah membuka begitu banyak pasar dan pesaing baru, penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer yang luar biasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Banyak perusahaan yang kurang efektif dalam mencapai tujuan bisnisnya

BAB V PENUTUP. Banyak perusahaan yang kurang efektif dalam mencapai tujuan bisnisnya 58 BAB V PENUTUP Keberhasilan suatu perusahaan perbankan tidak hanya dilihat dari kinerja keuangan perusahaan saat ini namun adanya sumber daya di dalam perusahaan dapat menghasilkan kinerja keuangan yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney.

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney. DAFTAR PUSTAKA Bontis, N. (1998). Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and models. Management Decision, Vol. 36 No. 2, pp. 63-76. Bontis et al. (2000). Intellectual Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1  ISSN (Online): DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PADA FINANCIAL PERFORMANCE

Lebih terperinci

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (IC) TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013) Oleh : Anggi Irani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek/subyek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Artikel Human Capital Mengembangkan Strategi Berbasis Knowledge. (accessed September 2015).

DAFTAR PUSTAKA. Artikel Human Capital Mengembangkan Strategi Berbasis Knowledge.  (accessed September 2015). 8 DAFTAR PUSTAKA Artikel Human Capital. 2007. Mengembangkan Strategi Berbasis Knowledge. www.portalhr.com. (accessed September 205). Bontis, N., Keow, W.C.C., Richardson, S. 2000. Intellectual capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Penulis mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek yang diteliti oleh penulis adalah persahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI HUBUNGAN ANTARA MODAL INTELEKTUAL DENGAN NILAI PASAR DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Lita Lada Antana, Hj. Maslichah dan Junaidi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan bisnis yang ketat terus menerus memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 3.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, globalisasi, dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif pada saat ini. Persaingan antar pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 5 (1) (2016) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN INDONESIA Rhoma Simarmata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Ekonomi global ditandai dengan munculnya industri-industri baru yang berbasis pengetahuan. Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang berdasarkan tenaga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang diukur menggunakan metode VAIC TM (Value Added Intellectual Coefficient) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital 4.1 Deskripsi Objek Penelitian BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada industri

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Tahun )

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Tahun ) PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Tahun 2012-2014) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP CURRENT FINANCIAL PERFORMANCE DAN FUTURE FINANCIAL PERFORMANCE

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP CURRENT FINANCIAL PERFORMANCE DAN FUTURE FINANCIAL PERFORMANCE PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP CURRENT FINANCIAL PERFORMANCE DAN FUTURE FINANCIAL PERFORMANCE Henny Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta,henny@fe.untar.ac.id ABSTRAK: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak perusahaan dituntut agar bisa berkembang dengan inovasi inovasi terbaru untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan adanya globalisasi serta teknologi informasi yang setiap tahunnya berkembang. Berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resource Based Theory Resources Based Theory (RBT) pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya dari resources-based

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berbasis pengetahuan dan perkembangan yang paling signifikan terjadi pada sektor bisnis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Intellectual Capital, Modal Kerja, dan Financial Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Effect of Intellectual Capital, Working Capital and Financial Leverage

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama Mahasiswa Rudy Hartoyo NPM : 13209814 Kelas : 4EA06 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Andry Kurniawan (2014) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS VALUE ADDED SEBAGAI INDIKATOR INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh persaingan bisnis yang sangat ketat dalam negeri maupun internasional, ini memaksa perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uji empiris diperoleh bukti empiris bahwa intellectual capital tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan usaha menjadi semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk memiliki senjata pamungkas agar dapat tetap unggul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan landasan yang digunakan dalam menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Manfaat adanya metode penelitian menurut Usman (2013) adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PASAR PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PASAR PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PASAR PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Fitri Veta Viyan, Maslichah dan M. Cholid Mawardi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS DAN KINERJA PASAR

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS DAN KINERJA PASAR DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return Saham dengan Kenerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum memecahkan masalah, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perbankan Defenisi bank berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-11

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-11 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH ELEMEN PEMBENTUK INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PASAR DAN

Lebih terperinci

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Mulyo DARMAWAN F.0208091 Juan Suam Toro Fakultas Ekonomi UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN 5.1 Simpulan Tujuan penelitian adalah mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan dibagi menjadi dua aspek yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi pada saat sekarang ini menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di hindarkan. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat, terutama sejak memasuki era globalisasi yang memungkinkan perdagangan antarnegara semakin mudah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi

Lebih terperinci

PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE

PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE JDA Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 30-36 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE 2005-2007 Subkhan Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan

BAB V PENUTUP. pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Intellectual capital (IC) diartikan sebagai kemampuan,ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan yang Diintervensi Oleh Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Studi Empiris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain, Populasi dan Sampel Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan menyoroti pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2013. Pemilihan sampel penelitian didasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ekonomi dan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Berkembangnya ekonomi dan teknologi informasi menyebabkan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP ROA PADA BANK NEGARA INDONESIA DAN BANK MUAMALAT

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP ROA PADA BANK NEGARA INDONESIA DAN BANK MUAMALAT PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP ROA PADA BANK NEGARA INDONESIA DAN BANK MUAMALAT Prima Aprilyani Rambe, SE., M.Sc (Universitas Maritim Raja Ali Haji) ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci