BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara
|
|
- Adi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara 1. Letak Geografis Ditinjau dari segi geografis wilayah Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara terletak 1 M dari permukaan laut. Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dibatasi: a. Sebelah Utara : Desa Tegalsambi b. Sebelah Timur : Desa Demangan c. Sebelah Selatan : Desa Semat d. Sebelah Barat : Pantai laut Jawa Adapun orbitan atau jarak dari pusat pemerintahan adalah sebagai berikut: a. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat : 8 Km b. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten terdekat : 5 Km c. Lama tempuh ke Ibu Kota Kabupaten terdekat : 10 Menit Kondisi Masyarakat Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Ditinjau dari segi keagamaan, masyarakat Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara mayoritas memeluk agama Islam yaitu sebanyak 1706 jiwa, dengan didukung banyaknya sarana peribadatan ataupun organisasi- 1 Data Monografi Desa Telukawur,
2 43 organisasi keagamaan. Pada segi agama di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara mayoritatas memeluk agama Islam. Sedangkan dari segi organisasi-organisasi keagamaan yang terdapat di Desa Telukawur dan bergerak di bidang keagamaan, antara lain: Nahdlatul Ulama, Wagenan, Fatayat dll. Juga banyaknya jam'iyah-jam'iyah keagamaan, antara lain: Majlis Ta lim Yasinan, Manaqiban, Tahlilan Jum atan dll. Berkaitan dengan hal tersebut, tentunya untuk dapat mendukung perkembangan umat beragama. Di Desa Telukawur telah tersedia sarana dan prasarana tempat peribadatan yang dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Table.3.1 Sarana Dan Prasarana Tempat Peribadatan di Desa Telukawur No Agama Jumlah 1 Masjid Musholla Gereja Pura Vihara Dari tabel di atas, terlihat bahwa sarana dan prasarana peribadatan di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara cukup memadai. Ini terlihat dari jumlah banyaknya bangunan, yaitu sebanyak 1 bangunan Masjid dan 3 Musholla. 1. Kondisi Kependudukan
3 44 Sebelum menyajikan data tentang pendidikan masyarakat Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, lebih dulu akan disajikan data penduduk menurut usia, sebagai berikut: Tabel 3.2 Data Penduduk menurut Tingkat Usia di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara NO USIA JUMLAH Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun keatas 155 JUMLAH 1706 Dari data tersebut jelas, bahwa penduduk yang memiliki usia pendidikan adalah 625 orang, berarti hampir mencapai 35 % dari seluruh jumlah penduduk yang ada. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan pemahaman agama dan kualitas hidup. Kecenderungannya semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat, maka
4 45 akan semakin baik kualitas sumberdaya manusia. Mengenai pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara NO Jenis Pendidikan Jumlah 1 TK/PAUD SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Perguruan Tinggi 46 Total 622 Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa prosentase pendidikan Desa Telukawur mencapai 83 %. Hasil ini mencerminkan, bahwa kesadaran masyarakat Desa Telukawur dalam hal upaya pendidikan bagi putra-putrinya menunjukkan tingkat yang sangat baik. Berdasarkan pada data yang peneliti peroleh dari balai desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dengan didampingi oleh Bapak Asrofi selaku Petinggi beliau mengatakan bahwasanya jumlah janda yang terdapat di desa tersebut kurang lebih sebanyak 25 janda yang mana dilihat dari segi umurnya mayoritas dari mereka adalah telah berusia lanjut kisaran umur dan status janda telah mereka peroleh dalam jangka waktu yang sangat
5 46 lama dengan waktu penelitian yang peneliti lakukan. Sehingga sulit sekali untuk peneliti mendapatkan informasi dari mereka dikarenakan tenggang No waktu tersebut dimana jarak antara pelaksanaan iddah dengan wawancara yang peneliti lakukan sangat jauh sekali sehingga faktor usia sangat mempengaruhi daya ingat mereka. Oleh karena itu untuk mendapatkan data yang akurat maka wawancara ini dilaksanakan dengan beberapa janda yang masih dalam jangka waktu yang dekat. Karena adanya perbedaan penyebab dalam memperoleh status janda, sehingga peneliti memberikan klasifikasi dalam penyebab tersebut untuk mempermudah mengetahui jenis iddah yang harus mereka lakukan. Gambaran lebih jelas tentang profil janda desa Telukawur dari segi usia, umur kawin dan jenis iddah yang mereka laksanakan dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.4 Profil Umur Kawin dan Usia Janda Serta Jenis Iddah di Desa Telukawur Nama Umur kawin dan umur saat penelitian dilakukan Lama menyandang status janda Jenis iddah 1 Zuilyanti 23 th/ 27 tahun 1 tahun Cerai thalak 2 Eli Lisdiana 18 th/ 27 tahun 5 tahun Cerai thalak 3 Zhulaikha 15 th/ 35 tahun 1 tahun Cerai gugat 4 Zuli 20 th/ 35 tahun 2 tahun Cerai gugat 5 Sutiyah 20 th/ 27 tahun 1 tahun Cerai mati 6 Murmi 15 th/ 43 tahun 2 tahun Cerai mati 7 Sutami 17 th/ 43 tahun 5 tahun Cerai mati 8 Sukinah 15 th/ 60 tahun 3 tahun Cerai mati
6 47 B. Pandangan hukum Islam terhadap iddah 1. Para ulama memberikan keterangan tentang hikmah pensyariatan masa iddah, diantaranya: a. Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang hamil atau tidak. b. Syariat Islam telah mensyariatkan masa 'iddah untuk menghindari ketidakjelasan garis keturunan yang muncul jika seorang wanita ditekan untuk segera menikah. c. Masa 'iddah disyari'atkan untuk menunjukkan betapa agung dan mulianya sebuah akad pernikahan. d. Masa 'iddah disyari'atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang jika hendak memutuskan tali kekeluargaan, terutama dalam kasus perceraian. e. Masa 'iddah disyari'atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah dan lainnya apabila wanita yang dicerai sedang hamil. 2. Dasar pensyariatannya. Masa iddah sebenarnya sudah dikenal dimasa jahiliyah. Ketika Islam datang, masalah ini tetap diakui dan dipertahankan. Oleh karena itu para Ulama sepakat bahwa iddah itu wajib, berdasarkan al-qur`ân dan Sunnah. 3. Aturan-Aturan Dalam `Iddah Masa iddah diwajibkan pada semua wanita yang berpisah dari suaminya dengan sebab talak, khulu (gugat cerai), faskh (penggagalan akad pernikahan) atau ditinggal mati, dengan syarat sang suami telah melakukan hubungan suami istri dengannya atau telah diberikan kesempatan dan
7 48 kemampuan yang cukup untuk melakukannya. Berdasarkan ini, berarti wanita yang dicerai atau ditinggal mati oleh suaminya sebelum digauli atau belum ada kesempatan untuk itu, maka dia tidak memiliki masa iddah. Allâh Azza wa Jalla berfirman : )االخزاب: ٩٤ ) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuanperempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. (al-ahzâb/33:49). 2 Berdasarkan keterangan di atas dan berdasarkan penyebab perpisahannya, masalah 'iddah ini dapat dirinci sebagai berikut : a. Wanita Yang Ditinggal Mati Oleh Suaminya Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya memiliki dua keadaan : 1) Wanita yang ditinggal mati suaminya ketika sedang hamil. Wanita ini maka masa menunggunya ('iddah) berakhir setelah ia melahirkan bayinya 2) Wanita tersebut tidak hamil. Jika tidak hamil, maka masa 'iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari. 3 3) Wanita Yang Diceraikan 2 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya, (Surabaya : Surya Cipta Aksara. 1989) hlm Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm.414
8 49 Wanita yang dicerai juga ada dua macam yaitu wanita yang dicerai dengan thalak raj i (thalak yang bisa ruju ) dan wanita yang ditalak dengan thalak bâ in (thalak tiga). a. Wanita yang dicerai dengan talak raj i terbagi menjadi beberapa : 1. Wanita yang masih haidh Masa iddah wanita jenis ini adalah tiga kali haidh Oleh karena itu Ibnul Qayyim rahimahullah merajihkan pendapat ini dan mengatakan, Lafazh quru tidak digunakan dalam syariat kecuali untuk pengertian haidh dan tidak ada satu pun digunakan untuk pengertian suci (thuhr), sehingga memahami pengertian quru dalam ayat ini dengan pengertian yang sudah dikenal dalam bahasa syariat lebih baik. Karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada orang yang kena darah istihâdlah : 2. Wanita yang tidak haidh, baik karena belum pernah haidh atau sudah manopause. Bagi wanita yang seperti ini masa 'iddahnya adalah tiga bulan, seperti dijelaskan Allâh Azza wa Jalla dalam firman-nya: )الطلق: ٤ ( Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang
9 50 masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. (at- Thalaq/65:4) Wanita Hamil. Wanita yang hamil bila dicerai memiliki masa iddah yang berakhir dengan melahirka 4. Wanita yang terkena darah istihadhah. Wanita yang terkena darah istihadhah memiliki masa iddah sama dengan wanita haidh. Kemudian bila ia memiliki kebiasaan haidh yang teratur maka wajib baginya untuk memperhatikan kebiasannya dalam hadih dan suci. Apabila telah berlalu tiga kali haidh maka selesailah iddahnya. b. Wanita yang ditalak tiga (talak baa in). Wanita yang telah di talak tiga hanya menunggu sekali haidh saja untuk memastikan dia tidak sedang hamil. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, Wanita yang dicerai dengan tiga kali talak, masa iddahnya sekali haidh. Dengan haidh sekali berarti sudah terbukti bahwa rahim kosong dari janin dan setelah itu ia boleh menikah lagi dengan lelaki lain c. Wanita Yang Melakukan Gugat Cerai (Khulu ). Wanita yang berpisah dengan sebab gugat cerai, masa iddahnya sekali haidh. 4 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya, (Surabaya : Surya Cipta Aksara. 1989) hlm. 946
10 51 Perlu diketahui bersama bahwa selama masa 'iddah, hendaknya wanita atau isteri yang ditalak raj i tetap berada di rumah suaminya, tidak boleh keluar tanpa izin dari suami tersebut. C. Pandangan Hukum Adat Desa Telukawur Tentang Iddah Sama seperti pendapat hukum Islam bahwa Masa iddah (waktu tunggu) adalahs seorang istri yang putus perkawinannya dari suaminya, baik putus karena perceraian, kematian, maupun atas keputusan pengadilan. Pengklasifikasian masa iddah yang peneliti temukan dari jawaban para tokoh-tokoh adat dan pemerintah desa telukawur dapat diuraikan sebagai berikut: 1..Putusnya Perkawinan kartena Ditinggal Mati Suami Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130 hari. Ketetapan ini, berlaku bagi istri yang ditinggal mati suaminya dalam keadaan tidak hamil. Lain halnya, bila istri yang ditinggal dalam keadaan hamil, waktu tunggunya adalah sampai ia melahirkan. 2. Putus Perkawinan karena Perceraian Seorang istri yang diceraikan oleh suaminya, maka memungkinkan mempunyai beberapa waktu tunggu. Dalam keadaan hamil, istri diceraikan oleh suaminya dalam keadaan hamil maka iddah-nya sampai ia melahirkan kandungannya. Dalam keadaan tidak hamil, istri diceraikan oleh suaminya setelah terjadi hubungan kelamin, bagi seorang istri yang masih datang bulan, waktu tunggunya berlaku 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 hari. Bagi seorang istri yang tidak dating bulan massa iddahnya tiga bulan atau 90 hari. Bagi seorang istri yang pernah haid. Namun, ketika menjalani masa iddah
11 52 ia tidak haid karena menyusui maka iddahnya tiga kali waktu suci. Dalam keadaan menyusui, maka iddahnya selama satu tahun, akan tetapi bila dalam waktu satu tahun dimaksud ia berhaid kembali, maka iddahnya menjadi tiga kali suci. 3. Putus Perkawinan karena Khulu, Fasakh, dan Li an Kalau masa iddah bagi janda yang putus ikatan perkawinannya karena Khulu (cerai gugat atas dasar tebusan atau iwad dari istri), Fasakh (putus ikatan perkawinan karena salah satu di antara suami atau istri murtad atau sebab lain yang seharusnya dia tidak dibenarkan kawin), atau Li an, maka waktu tunggu berlaku seperti iddah talak. 4. Istri ditalak Raj I kemudian Ditinggal Mati Suami dalam Masa Iddah Apabila seorang istri tertalak raj I kemudian di dalam menjalani masa iddah ditinggal mati oleh suaminya, maka iddahnya berubah menjadi empat bulan sepuluh hari atau 130 hari yang mulai perhitungannya pada saat matinya bekas suaminya. Karakteristik masa iddah tersebut, merupakan ketentuan hukum mengenai tenggang waktu hitungan masa iddah dalam hukum perkawinan Islam. Di antara hikmah yang penting dalam masalah iddah, selain untuk mengetahui keadaan rahim, juga menentukan nasab anak, memberi alokasi waktu yang cukup untuk merenungkan tindakan perceraian, bagi istri yang ditinggal mati suaminya adalah untuk turut berduka cita atau berkabung sekaligus menjaga timbulnya fitnah. Ketentuan tersebut, bukan hanya mengatur
12 53 masa iddah dalam hal berkabung, melainkan juga mengatur masalah masa berkabung bagi suami yang ditinggal mati oleh istrinya.
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah
Lebih terperinciAmir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH.
I. PENDAHULUAN Pada dasarnya perkawinan itu dilakukan untuk waktu selamanya sampai matinya salah seorang suami-istri. Inlah yang sebenarnya dikehendaki oleh agama Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat
Lebih terperinciMUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH
MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH IDDAH PENGERTIAN Iddah adalah hari-hari di mana seorang wanita berpisah (bercerai) dengan suaminya menjalani masa menunggu. Selama
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ
BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH
59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH A. Analisis terhadap Peran USG terhadap Iddah Tidak sedikit ulama yang mencoba mendefinisikan atau mencari alasan pemberlakuan
Lebih terperinciTAFSIR AL BAQARAH Talak (Cerai) dalam Islam. Varyzcha
TAFSIR AL BAQARAH 228-231 Talak (Cerai) dalam Islam Varyzcha 228. Istri-istri yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bukan saja terjadi dikalangan manusia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDDAH
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDDAH A. Pengertian Iddah Iddah adalah berasal dari kata al-add dan al-ihsha yang berarti bilangan. Artinya jumlah bulan yang harus dilewati seorang perempuan yang telah diceraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS PERKAWINAN DIMASA IDDAHDENGAN MENGGUGURKAN KANDUNGAN
63 BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS PERKAWINAN DIMASA IDDAHDENGAN MENGGUGURKAN KANDUNGAN Perkawinan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia, berharap akan terjadi sekali dalam seumur hidup, Perkawinan
Lebih terperinciBAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD
BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN A. Analisis Latar Belakang Terjadinya Pernikahan Sirri Seorang Istri yang Masih dalam Proses
Lebih terperinciNafaqah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam
26 BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG NAFKAH IDDAH DAN MUT AH A. NAFKAH IDDAH 1. Pengertian nafkah iddah Nafkah adalah pemberian berupa harta benda kepada orang yang berhak menerimanya, seperti: istri, anak,
Lebih terperinciIstri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman
Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????
Lebih terperinciSOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )
SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 ) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar : Pernikahan dalam Islam ( Hukum, hikmah dan ketentuan Nikah) Kelas : XII (duabelas ) Program : IPA IPS I. Pilihlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan Undang-Undang dapat diwujudkan dengan baik dan sempurna jika perkawinan tersebut sejak proses pendahuluannya
Lebih terperinciApakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?
Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat? [ إهدوهييس Indonesian ] Indonesia Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto
Lebih terperinciPerzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA
Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Perceraian a. Pengertian Perceraian Perceraian sering diartikan oleh masyarakat luas adalah suatu kegagalan yang terjadi di rumah tangga. Dimana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI
BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pada semua makhluk Tuhan Yang Masa Esa di mana perkawinan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu bagian dari siklus di dalam kehidupan dan perkembangan pada semua makhluk Tuhan Yang Masa Esa di mana perkawinan merupakan suatu proses berlangsungnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pernikahan 1. Pengertian Pernikahan Perintah Allah kepada manusia untuk menikah dalam Al-Qur an disebutkan dalam surat An Nuur ayat 32 : Artinya : Dan kawinkanlah
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciPERKAHWINAN DALAM ISLAM
TINGKATAN 5 PERKAHWINAN DALAM ISLAM 1 Perkahwinan ialah akad yang menggunakan lafaz yang menghalalkan lelaki dan perempuan melakukan pesetubuhan 2 Hukum perkahwinan HUKUM HURAIAN HARUS WAJIB SUNAT MAKRUH
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH
BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Status Perwalian Anak Akibat Pembatalan Nikah dalam Putusan Pengadilan Agama Probolinggo No. 154/Pdt.G/2015 PA.Prob Menurut
Lebih terperinciA. Analisis Implementasi Pemberian Mut ah dan Nafkah Iddah dalam Kasus Cerai Gugat Sebab KDRT dalam Putusan Nomor 12/Pdt.G/ 2012/PTA.Smd.
62 BAB IV IMPLEMENTASI PEMBERIAN MUT AH DAN NAFKAH IDDAH SERTA PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA (PTA) SAMARINDA Nomor 12/Pdt.G/ 2012/Pta.Smd. A. Analisis Implementasi Pemberian
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Pertimbangan Dan Dasar Hukum Hakim. Berdasarkan keterangan pemohon dan termohon serta saksi-saksi dari
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM HAKIM TENTANG STATUS QABL AL-DUKHU
Lebih terperinciUmmu Sulaim Ar-Rumaishah
Ummu Sulaim Ar-Rumaishah Nama dan nasabnya Para ulama sejarah berbeda pendapat perihal nama beliau, ada yang mengatakan namanya adalah Ar-Rumaishah, ada yang mengatakan Sahlah, ada yang mengatakan Unaifah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan lembaga yang melahirkan keluarga, tempat seluruh hidup dan kehidupan manusia berputar. Awalnya perkawinan bertujuan untuk selamanya. Tetapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti hitungan. Disebut demikian karena iddah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Dasar Hukum Iddah Iddah dalam pengertian bahasa Arab diambil dari kata al add yang berarti hitungan. Disebut demikian karena iddah pada umumnya mengandung jumlah
Lebih terperinciMunakahat ZULKIFLI, MA
Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara
Lebih terperinciBAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
48 BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Kriteria Anak Luar Nikah dalam Kompilasi Hukum Islam Dalam Kompilasi Hukum Islam selain dijelaskan
Lebih terperinciIslam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita
Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? -?????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB V PENDAPAT EMPAT IMAM MAZHAB FIKIH DAN HAKIM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKA RAYA TENTANG PENETAPAN MASA IDAH WANITA YANG DI CERAI
53 BAB V PENDAPAT EMPAT IMAM MAZHAB FIKIH DAN HAKIM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKA RAYA TENTANG PENETAPAN MASA IDAH WANITA YANG DI CERAI A. Penetapan Masa Idah Wanita Dicerai Menurut Empat Imam Mazhab
Lebih terperinci`IDDAH DAN TANTANGAN MODERNITAS. Siti Zulaikha
82 `IDDAH DAN TANTANGAN MODERNITAS Siti Zulaikha Abstract `Iddah in Islamic law to determine cleanliness of the womb of a wife and an opportunity for couples who divorce to consider in determining positive
Lebih terperinciMASALAH IDDAH DALAM PERSPEKTIF MODERN
MASALAH IDDAH DALAM PERSPEKTIF MODERN D I S U S U N OLEH: SAIFUDDIN : 130707577 AMIR SABRI MUHAMMAD : 130707588 RAHMAD : 130808008 FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AR-RANIRY LAMGUGOB-BANDA
Lebih terperinci1 NIKAH, THALAK, I DDAH, RUJU
Thalaq adalah melepaskan (memutuskan) ikatan pernikahan dengan lafadz yang jelas, seperti,; Kamu saya cerai, atau dengan lafadz kiasan dengan disertai niat, seperti : Pulanglah kamu kepada keluargamu..
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN
53 BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN A. Keadaan Masyarakat Desa Sedayulawas 1. Keadaan Geografis Untuk mengetahui pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Lebih terperinciNIKAH. Oleh : Zakariya Hidayatullah
NIKAH Oleh : Zakariya Hidayatullah Pengertian Nikah pengertian nikah secara syar i adalah seorang pria mengadakan akad dengan seorang wanita dengan tujuan agar ia dapat istimta (bernikmat-nikmat) dengan
Lebih terperinciBABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap
BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap pandangan mazhab Maliki dan mazhab Syafi i tentang menikahkan wanita hamil karena zina, maka penyusun dapat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nika>h} (نكاح) dan zawa>j.(زواج) Kedua kata ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH
BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua pribadi antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, yakni separuh nyawa antara
Lebih terperinciOleh: Hj. Sasa Esa Agustiana S.H. PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA
Oleh: Hj. Sasa Esa Agustiana S.H. PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA Rumah Tangga adalah tempat berseminya: Sakinah, mawaddah dan rahmah (Q.S. Ar-Rum 21) Mitsaqan ghalizha, perjanjian yang agung antara suami dan
Lebih terperinciISTILAH MUNAKAHAT. Oleh: Meor Shukri Panduan ini adalah PERCUMA. Persediaan Perkahwinan Istilah Munakahat
ISTILAH MUNAKAHAT Oleh: Meor Shukri admin@nikahkahwin.com Panduan ini adalah PERCUMA. 1 Istilah Munakahat yang perlu anda ketahui: Akad Ijab & Kabul Fasakh Melepaskan ikatan perkahwinan bila dituntut oleh
Lebih terperinciHUKUM-HUKUM HAID. Oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin
HUKUM-HUKUM HAID Oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin Terdapat banyak hukum haid, ada lebih dari dua puluh hukum. Dan kami sebutkan di sini hukum-hukum yang kami anggap banyak diperlukan, antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
Lebih terperinciDi antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
Pernikahan Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum
Lebih terperinci2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
Pendahuluan Perkawinan merupakan institusi yang sangat penting dalam masyarakat. Di dalam agama islam sendiri perkawinan merupakan sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana bagi setiap umatnya dituntut untuk mengikutinya.
Lebih terperinciAl-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh
Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciTEMAN WANITA BARU MASUK ISLAM, APAKAH PERLU DIBERITAHU TENTANG HARAMNYA TETAP HIDUP BERSAMA SUAMINYA YANG KAFIR
TEMAN WANITA BARU MASUK ISLAM, APAKAH PERLU DIBERITAHU TENTANG HARAMNYA TETAP HIDUP BERSAMA SUAMINYA YANG KAFIR أسلمت صديقتها حديثا فهل ربها بتحر م بقاي ها مع زوجها لاكفر ] إندوني - Indonesian [ Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.
81 BAB IV ANALISIS HUKUM FORMIL DAN MATERIL TERHADAP PUTUSAN HAKIM TENTANG NAFKAH IDDAH DAN MUT AH BAGI ISTRI DI PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO (Study Putusan Perkara No. 1049/Pdt.G/2011/PA.Bjn) A. Analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH
75 BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Pendapat Hakim Tentang Status Istri Setelah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH
65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan Kebolehan Pendaftaran Pencatatan Perkawinan pada Masa Iddah Sha@ri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam perkawinan merupakan suatu ikatan yang harus diupayakan terjalin keutuhannya, namun secara manusiawi ikatan ini mustahil untuk selalu menjadi utuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.
Lebih terperinciMACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:
Mahram Bagi Wanita Masalah mahram bagi wanita banyak diantara kaum muslimin yang kurang memahaminya. Padahal banyak sekali hukum tentang pergaulan wanita yang berkaitan erat dengan masalah mahram ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan dalam Islam disebut nikah, arti nikah menurut bahasa Arab adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu akad yang memperbolehkan
Lebih terperinciAlhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian.
Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian. Semoga shalawat serta salam dan keselamatan selalu tercurah
Lebih terperinciSIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)
SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1) Adapun ketentuan siapa yang mahram dan yang bukan mahram
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat
Lebih terperinciBAB IV MASYARAKAT SOJOMERTO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL
BAB IV MASYARAKAT SOJOMERTO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 4.1. Gambaran Umum Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Desa Sojomerto merupakan salah satu dari sekian banyak desa yang tersebar
Lebih terperinciMenyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04
Artikel Buletin An-Nur : Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04 Hukum Poligami Para ulama telah sepakat bahwa poligami diperbolehkan di dalam Islam hingga empat istri. Hal ini berlandaskan
Lebih terperinciAdab dan Keutamaan Hari Jumat
Adab dan Keutamaan Hari Jumat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciRATNA MUTIARA NASUTION
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENYELESAIAN RUJUK DI KUA (Studi Kasus di Desa Alur Selebu Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang) Skripsi Diajukan Oleh : RATNA MUTIARA NASUTION Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL
57 BAB IV ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL A. Analisis Dasar Hukum Majelis Hakim dalam Menetapkan Penolakan Permohonan Dispensasi
Lebih terperinciLingkungan Mahasiswa
Lingkungan Mahasiswa Pernikahan Apa Hubungannya ya Lingkungan Mahasiswa dengan Pernikahan????? Pernikahan Dini Pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang masih muda, seperti mahasiswa atau mahasiswi yang
Lebih terperinciBAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN
46 BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambar 3 Peta Kabupaten S idoarjo Gambar 4 Peta Lokasi TPST Janti Berseri 47 A. Kondisi Geografis Letak geografis Desa Janti terletak di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
Lebih terperinciyang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkawinan Usia Dini 1. Pengertian Perkawinan Usia Dini Menurut Ali Akbar dalam Rouf (2002) untuk menentukan seseorang melaksanakan kawin usia dini dapat dilihat dari sudut
Lebih terperinciBerani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka
Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu
BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 A. Pengertian Perkawinan Nafsu biologis adalah kelengkapan yang diberikan Allah kepada manusia, namun tidak berarti bahwa hal tersebut
Lebih terperincipengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena berbagai hal. 1 Putus ikatan bisa berarti salah seorang diantara keduanya meninggal dunia, antara pria dengan wanita
Lebih terperinciYANG HARAM UNTUK DINIKAHI
YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI TANPA ADANYA SYARAT ALTERNATIF PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG NO. 913/Pdt.P/2003/PA.Mlg A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Rincian pasal-pasal tentang murtad sebagai sebab putusnya perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam
155 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan, berikut ini adalah dua kesimpulan utama yang penulis ambil berkaitan dengan masalah murtadnya seorang suami atau isteri:
Lebih terperinciSecara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling
A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang indah ini, Allah SWT menciptakan makhluknya berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan berkasih-kasihan untuk
Lebih terperinciBAB II PENGERTIAN TENTANG NAFKAH, NAFKAH IDDAH MUT AH DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN POSITIF
14 BAB II PENGERTIAN TENTANG NAFKAH, NAFKAH IDDAH MUT AH DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN POSITIF A. Nafkah 1. Pengertian Nafkah Secara etimologi kata Nafkah berasal dari bahasa Arab النفقة artinya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
SYARIAH - MUNAKAHAT KOMPETENSI DASAR: Menganalisis ajaran Islam tentang perkawinan Menganalisis unsur-unsur yang berkaitan dengan ajaran perkawinan dalam agama Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan ajaran Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian tentang perkawinan di Indonesia tercantum dalam Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disana dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam ada beberapa prinsip perkawinan menurut agama Islam yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup manusia melaksanakan
Lebih terperinciWANITA DAN PEMBUBARAN Perkahwinan dalam Islam Oleh : Abd. Muhsin Ahmad Majalah Sinar Rohani Disember 2001
WANITA DAN PEMBUBARAN Perkahwinan dalam Islam Oleh : Abd. Muhsin Ahmad Majalah Sinar Rohani Disember 2001 Perkahwinan adalah akad yang ditentukan oleh syarak yang menghalalkan hubungan jenis antara lelaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Tulungagung merupakan salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan informasi yang peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup saling berdampingan dengan manusia yang lain sebagaimana sifat manusia sebagai makhluk sosial,
Lebih terperinciH.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia
104 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Pada dasarnya menurut Hukum Islam, harta suami isteri terpisah. Masingmasing memiliki hak untuk membelanjakan atau menggunakan hartanya dengan sepenuhnya tanpa boleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan
67 BAB IV ANALISIS A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan Verstek pada Perkara Nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg Terhadap formulasi putusan penulis mengacu pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Akibat Hukum Pengabaian Nafkah Terhadap Istri. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.
BAB IV ANALISIS A. Analisis Akibat Hukum Pengabaian Nafkah Terhadap Istri Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Di dalam Undang-Undang Perkawinan tidak mengatur masalah nafkah secara terperinci.
Lebih terperinci