TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna yang meliputi peralatan dan juga bangunan baik untuk kepentingan publik maupun privat. Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu kegiatan atau proyek tertentu (Setiadi, 2009). Kegiatan pengadaan, ditentukan berdasarkan penggunanya yaitu untuk kepentingan privat maupun publik. Barang/jasa privat merupakan barang yang digunakan secara individual atau kelompok tertentu, sedangkan barang/jasa publik adalah barang yang penggunaannya terkait dengan kepentingan masyarakat banyak baik secara berkelompok maupun secara umum. Pengadaan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan pengadaan publik, dimana proses akuisisi dilakukan oleh pemerintah dan institusi publik untuk mendapatkan barang (goods), bangunan (works), dan jasa servis secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Kegiatan ini merupakan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan institusi pemerintah maupun masyarakat, sehubungan dengan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Proses awal dilakukannya pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah dikeluarkannya DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) atau RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) yang dijadikan acuan anggaran dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada tiap tahunnya. Salah satu pengadaan barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah adalah pengadaan dalam bidang jasa konstruksi. Bidang jasa konstruksi memegang peran penting dalam pembangunan Indonesia, melalui bidang jasa konstruksi inilah secara fisik kemajuan pembangunan Indonesia 1

2 dapat dilihat secara langsung yaitu melalui keberadaan gedung-gedung tinggi, jembatan, infrastruktur seperti jalan, dan sarana telekomunikasi yang merupakan hal-hal aktual untuk menandakan denyut ekonomi Indonesia tengah berlangsung. Gambaran mengenai pengadaan barang dan jasa di Indonesia menurut Profesor Soemitro Jojohadikusumo pada tahun 80-an mengindikasikan persen kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akibat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang saat itu masih tabu untuk dibicarakan. Sedangkan pada tahun 2008, diindikasikan kebocoran pengadaan barang dan jasa adalah sekitar persen masih sama dengan tahun 80-an. Menurut hasil kajian Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang tertuang dalam Country Procurement Assesment Report (CPAR) tahun 2011 menyebutkan kebocoran dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah sebesar 10 hingga 25 persen dan dibidang tertentu kebocoran tersebut bisa mencapai 40 sampai 50 persen. Indikasi kebocoran dapat dilihat dari banyaknya proyek pemerintah yang tidak tepat waktu, tidak tepat sasaran, tidak tepat kualitas, dan tidak efisien. Akibatnya banyaknya alat yang dibeli tidak bisa dipakai, ambruknya bangunan gedung dan pendeknya umur konstruksi jalan raya karena banyak proyek pemerintah yang masa pakainya hanya mencapai persen dari seharusnya, akibat tidak sesuai atau lebih rendah dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis (Burhanuddin,2011). Kebocoran anggaran yang terjadi pada pengadaan barang dan jasa mencakup pada pengadaan jasa konstruksi. Kebocoran anggaran ini menyebabkan kurang maksimalnya hasil dari pekerjaan jasa konstruksi yang dilaksanakan. Hal ini menyebabkan kondisi bangunan gedung, jembatan, maupun jalan, baik mutu dan kualitasnya tidak bagus atau tidak sesuai dengan harapan. Sehingga gedung dan jembatan yang dibangun lebih cepat ambruk, jalan yang dibangun lebih cepat berlubang atau retak, dan umur dari pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan umur dari perencanaan yang dibuat. Faktor-faktor yang menjadi indikasi dari mutu dan kualitas bangunan yang tidak bagus atau tidak sesuai, bisa berupa kesalahan pada saat prastudi dan 2

3 studi kelayakan, kesalahan dalam perencanaan dan desain, kesalahan dalam prosedur pengadaan, kesalahan dalam tahap pelaksanaan, kesalahan dalam pemanfaatan/pengoperasian, dan kondisi pemeliharaan yang kurang memadai. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), salah satu negara di Asia yang paling sukses dalam pengadaan barang dan jasa adalah Korea Selatan yang melaksanakan lelang secara elektronik disebut Korea On-Line E-Procurement System (Koneps). Penerapan lelang secara eletronik ini kemudian diikuti sedikitnya oleh pengusaha atau kontraktor, dan telah memiliki 200 ribu katalog jenis barang kebutuhan pemerintah di negara tersebut. Menurut Kepala LKPP Ir. Agus Raharjo, M.S.M, keberhasilan negara Korea Selatan dalam penerapan lelang secara elektronik ini diikuti dan diterapkan juga oleh negara Indonesia. Pelelangan secara elektronik pada pengadaan barang atau jasa pemerintah Indonesia disebut dengan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) mulai dilaksanakan pada awal tahun 2011 yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Lelang secara elektronik (E-Procurement) ini diterapkan guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, persaingan usaha yang sehat, serta memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekmira) merupakan Institusi Pemerintah dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan pemerintah, baik pengadaan dengan cara pengadaan langsung maupun dengan proses lelang. Salah satu pekerjaan yang dilaksanakan dengan cara pelelangan yaitu Paket Pekerjaan Konstruksi Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekmira) yang dilaksanakan pada tahun Pengadaan paket pekerjaan ini, dilaksanakan melalui lelang pengadaan secara elektronik (E-Procurement) melalui LPSE 3

4 Jawa Barat, sesuai dengan keterangan dari panitia pengadaan di Puslitbang tekmira. Paket pekerjaan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2011, dengan lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu selama 60 (enam puluh) hari kalender. Pada paket pekerjaan overlay hotmix jalan ini dilakukan pekerjaan Flexible Pavement (Perkerasan Lentur), pekerjaan Rigid Pavement (Perkerasan kaku), pekerjaan pondasi jalan, pekerjaan saluran dan trotoar, tetapi persentase terbesar pada pekerjaan ini adalah pekerjaan Flexible Pavement (Perkerasan Lentur) berupa overlay hotmix jalan. Kondisi atau hasil dari Pekerjaan Konstruksi Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor Puslitbang tekmira pada saat dilakukan pengamatan pada bulan Mei 2012 tidak sesuai dengan harapan, hal ini ditandai dengan adanya kerusakan pada beberapa titik badan jalan, permukaan perkerasan (butiran aggregat) tidak seragam, serta ketidaksempurnaan kanstin yang memicu tumbuhnya lumut. Dengan hasil pengamatan tersebut, perlu dilakukan tinjauan masalah pada Pekerjaan Konstruksi Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor Puslitbang tekmira. Sebagaimana yang diketahui bahwa faktor kegagalan bangunan bisa dilihat dari proses perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan mengangkat permasalahan tersebut sebagai studi pada pembuatan Tugas Akhir dengan judul Tinjauan Proses Pengadaan dan Dokumen Kontrak Pada Proyek Konstruksi (Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. 1.2 Tujuan Tujuan dari tinjauan proses pengadaan dan dokumen kontrak ini adalah: a. Meninjau mengenai isi dari dokumen kontrak dari pekerjaan Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian ESDM; 4

5 b. Meninjau mengenai proses pengadaan pekerjaan Overlay Hotmix Jalan Lingkungan Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian ESDM; c. Meninjau kembali dokumen pengadaan pada spesifikasi teknis perencanaan overlay hotmix jalan dengan merubah awal ketebalan 5 cm (lima sentimeter) menjadi 4 cm (empat sentimeter), untuk dilakukan perbaikan kondisi Jalan Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian ESDM saat ini. d. Membuat SOP mengenai proses pengadaan hingga pelaksanaan; 1.3 Ruang Lingkup Pada penulisan Tugas Akhir ini, ruang lingkup pembahasan yang disajikan adalah sebagai berikut: 1. Tinjauan terhadap proses pengadaan dan isi dari dokumen kontrak dalam pekerjaan overlay hotmix jalan. 2. Tinjauan terhadap kondisi jalan lingkungan kantor Puslitbang tekmira setelah dilakukannya pekerjaan overlay hotmix. 3. Tinjauan terhadap dokumen pengadaan berupa spesifikasi teknis dengan menghitung perubahan ketebalan dengan awal ketebalan 5 cm (lima sentimeter) menjadi 4 cm (empat sentimeter), dan perbaikan pekerjaan overlay hotmix jalan. 4. Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk proses pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan. 1.4 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah: 1. Tinjauan terhadap proses pengadaan dan dokumen kontrak disesuaikan dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi. 5

6 2. Tinjauan terhadap dokumen pengadaan berupa spesifikasi teknis yaitu berupa perhitungan perubahan ketebalan overlay hotmix jalan awal ketebalan 5 cm (lima sentimeter) menjadi 4 cm (empat sentimeter) yang dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki, serta menambahkan kekurangan pada perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan overlay hotmix jalan sesuai dengan Norma, Standar, Pedoman, dan Metoda (NSPM). 3. Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilakukan untuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan overlay hotmix jalan. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan dalam Tugas Akhir ini disusun secara sistematis yang terbagi dalam 6 (enam) bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan keseluruhan Tugas Akhir. Bab II Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi teori dan peraturan, serta studi literatur yang melandasi pembahasan tentang tinjauan proses pengadaan, dokumen kontrak, kerusakan jalan, dan ketentuan dasar (umum) perencanaan overlay hotmix jalan. Bab III Metodologi, pada bab ini berisi mengenai metode yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir, meliputi tinjauan pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah, pengolahan data, perhitungan ulang, dan pembuatan SOP, serta analisis dan kesimpulan. Bab IV Tinjauan Proses Pengadaan dan Dokumen Kontrak, pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan proses pengadaan dan dokumen kontrak. Bab V Analisis dan Pembahasan, pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan dari hasil tinjauan, serta perhitungan perubahan ketebalan overlay hotmix jalan dan pembuatan SOP. Bab VI Kesimpulan dan Saran, merupakan kesimpulan dan saran dari hasil tinjauan proses pengadaan dan dokumen kontrak 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap perekonomian, dengan sistem perekonomian apapun, pemerintah senantiasa memegang peranan yang penting. Pemerintah memiliki peranan yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung Indonesia khususnya kota Yogyakarta yang sedang dalam masa perkembangan menghantarkan konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melaksanakan pembangunan guna mencapai tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fikri Al Abqori/ NIM : ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Fikri Al Abqori/ NIM : ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri kontruksi dewasa ini menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan akan bangunan fisik. Hal ini, mendorong banyaknya kegiatan proyek konstruksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru, berbagai bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis, sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami pergeseran paradigma baru dalam pelaksanaannya, terutama setelah kegiatan pengadaan dilakukan melalui sistem elektronik

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:

ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh: ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh: Robin Tibuludji * ABSTRAK Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian yang paling banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lelang merupakan salah satu cara bagi pengguna barang dan jasa untuk mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan setelah tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan aktivitas pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana bagi masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adam Smith (1776) dalam An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations mengemukakan bahwa ada tiga fungsi negara yaitu memelihara pertahanan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas Padang *Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket perundang-undangan di bidang keuangan negara telah mengamanatkan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dalam dunia lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelangan yang ada di internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi informasi memiliki peran yang penting tidak hanya dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang dari kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidaksetaraan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) merupakan salah satu tantangan utama bagi kesehatan masyarakat, sehingga dibutuhkan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi

I. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang/

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL. 01.02.8.004.V.2012 Pada hari ini senin, tanggal dua puluh satu bulan mei tahun dua ribu dua belas, dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengadaan Barang/ Jasa (Perpres 70; 2012) Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu ancaman bagi para pengusaha nasional dan para pengusaha asing yang lebih

I. PENDAHULUAN. suatu ancaman bagi para pengusaha nasional dan para pengusaha asing yang lebih 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, dunia usaha merupakan salah satu kegiatan yang diminati oleh banyak orang di Indonesia. Lahirnya pengusahapengusaha baru dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. (Wirahadikusumah, 2007).

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Mochammad Iksan Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin BAB I PENDAHULUAN I.1 UMUM Jalan merupakan prasarana transportasi yang mempunyai peranan penting dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin kelancaran arus barang dan manusia.

Lebih terperinci

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 - Verifikator i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Verifikator... 2 2 Memulai Aplikasi... 3 2.1 Akses ke dalam SPSE... 3 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home...

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA 8 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (e-procurement) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan menjadi bagian penting dari prasarana perhubungan darat untuk menumbuhkan dan meningkatan kegiatan ekonomi. Distribusi barang dari produsen ke konsumen

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem belanja negara. Pada masa yang akan datang, proses itu akan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem belanja negara. Pada masa yang akan datang, proses itu akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan, khususnya pengadaan barang/jasa pemerintah adalah proses yang penting dalam sistem belanja negara. Pada masa yang akan datang, proses itu akan menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur merupakan prasarana publik yang juga merupakan kebutuhan primer masyarakat seperti jalan, jembatan, bandar udara, jalan kereta api, dan lain - lain. Ketersediaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I - 1 - G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI Nomor : 27 /Per-Gub/KPDE/2010 T E N T A N G LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Adendum Dokumen Pengadaan

Adendum Dokumen Pengadaan Adendum Dokumen Pengadaan Pengadaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan Perkantoran Padang Kempas (Hotmix) -Metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan negara. Salah satu perwujudannya

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan negara. Salah satu perwujudannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan negara. Salah satu

Lebih terperinci

Audit e-procurement di Lingkungan Kementerian Perhubungan

Audit e-procurement di Lingkungan Kementerian Perhubungan Audit e-procurement di Lingkungan Kementerian Perhubungan ASRIL SYAFEI Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perhubungan 25 Juli 2012 Jakarta, Nopember 2011 1 e-procurement adalah proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean

BAB I PENDAHULUAN. Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintah menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Proyek Konstruksi II.5.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal dan akhir, dan umumnya berjangka

Lebih terperinci

WALIKOT WALIKOTA BATU A BATU

WALIKOT WALIKOTA BATU A BATU WALIKOT WALIKOTA BATU A BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/20/KEP/422.012/2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA ELEKTRONIK WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA KONSULTANSI ( Studi Kasus : Proyek Pemerintah ) Gatot Nursetyo. Abstrak

ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA KONSULTANSI ( Studi Kasus : Proyek Pemerintah ) Gatot Nursetyo. Abstrak ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA KONSULTANSI ( Studi Kasus : Proyek Pemerintah ) Gatot Nursetyo Abstrak Indikasi adanya sandiwara dalam lelang proyek pemerintah ahkir-ahkir ini banyak diberitakan. Salah

Lebih terperinci

IAPI) DEWAN PENGURUS PUSAT

IAPI) DEWAN PENGURUS PUSAT Jakarta, 29 Agustus 2012 Nomor Lampiran : 08 /IAPI/UD/VIII/2012 : 13 lembar Yth. 1. Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala Satuan Kerja. 2. Kepala Unit Layanan Pengadaan. 3. Kepala Layanan Pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barang merupakan benda dalam berbagai bentuk dan uraian seperti, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Barang merupakan benda dalam berbagai bentuk dan uraian seperti, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Barang merupakan benda dalam berbagai bentuk dan uraian seperti, bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, peralatan, yang speseifikasinya ditetapkan oleh pengguna

Lebih terperinci

PENGANTAR E-PROCUREMENT

PENGANTAR E-PROCUREMENT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 7 1 2 TUJUAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan merupakan salah satu fungsi penting pada organisasi pemerintah, namun hingga saat ini kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Fungsi pengadaan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan majunya perkembangan teknologi, manusia dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL.01.02.16.010.2011 Pada hari ini rabu, tanggal dua bulan november tahun dua ribu sebelas, dimulai pada pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib, Panitia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/jasa atau kegiatan lelang yang biasa dikenal dengan sebutan procurement yang dapat diartikan sebagai sebuah proses lelang dari barang dan/atau jasa

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN TAHUN 2007 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN 2014 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang

Lebih terperinci

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah memiliki posisi yang strategis, bukan hanya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kontrak diselenggarakan bukan hanya terkait barang saja melainkan juga jasa. Secara sederhana kontrak ialah suatu perjanjian

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Institusi lainnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan disektor publik sering dinilai oleh masyarakat tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitasnya danbanyak kekurangan lainya. Hal tersebutmemunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses pelelangan memegang peran penting dalam tahapan pengadaan pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output pekerjaan yang baik, demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontrak untuk pekerjaan publik antara pemerintah dengan sektor swasta/privat merupakan bisnis dengan ukuran yang sangat besar. Mulai dari proyek-proyek infrastruktur

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Auditor... 2 2 Memulai Aplikasi... 2 2.1 Hak Akses Auditor... 2 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home... 4 3.1.1 Mencetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya. Prosesnya

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.4 Auditor i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Auditor... 2 2 Memulai Aplikasi... 2 2.1 Hak Akses Auditor... 2 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home... 4 3.1.1

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT

ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI DI KABUPATEN GARUT (STUDI KASUS LINGKUP PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GARUT) Ratu Mafas Sukmalaras 1, Agus

Lebih terperinci

Tata Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Cilacap;

Tata Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Cilacap; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 111 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) DEWAN PENGURUS PUSAT

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) DEWAN PENGURUS PUSAT Jakarta, 29 Agustus 2012 Nomor Lampiran : 08 /IAPI/UD/VIII/2012 : 13 lembar Yth. 1. Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala Satuan Kerja. 2. Kepala Unit Layanan Pengadaan. 3. Kepala Layanan Pengadaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 58 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG SEKRETARIAT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi internet sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Aplikasi Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, rumusan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, batasan penelitan dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

Kementerian Sosial RI

Kementerian Sosial RI Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun Anggaran 2012 Addendum ke 2 Pengadaan Secara Elektronik PEKERJAAN SEWA BANDWIDTH INTERNET TAHUN 2013 Nomor : 001/BKS-Set.BKS/PPBJ/PDT/1/2013 Metode Pelelangan

Lebih terperinci

Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa. Mengapa harus KONSOLIDASI!!!!

Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa. Mengapa harus KONSOLIDASI!!!! Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa Mengapa harus KONSOLIDASI!!!! Elite Slides Keynote Presentation Masalah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 01 Hasil Kajian Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINS! KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINS! KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINS! KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI Oleh : SUWARDI 06 172 030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI DAN PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 pada BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penelitian... ABSTRAK Pemilihan calon kontraktor dalam pengadaan barang/jasa pemborongan di bidang konstruksi pada prinsipnya dilakukan dengan metode pelelangan umum pascakualifikasi, terutama pada proyek pemerintah.

Lebih terperinci

1.1. Pejabat Pembuat Komitmen

1.1. Pejabat Pembuat Komitmen PPK Daftar Isi Pendahuluan... 1 1.1. Pejabat Pembuat Komitmen... 2 1.2. Alur Proses PPK... 3 Memulai Aplikasi... 4 2.1. Akses ke dalam SPSE... 4 Penjelasan Fungsi dan Fitur... 6 3.1. Menu Home... 6 3.2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pemerintah dalam menjalankan roda Pemerintahan dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pemerintah dalam menjalankan roda Pemerintahan dengan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat. Proyek konstruksi merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan, untuk memenuhi

Lebih terperinci

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK ( E-PROCUREMENT ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ENDE BUPATI ENDE,

Lebih terperinci

Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa. Mengapa harus KONSOLIDASI!!!!

Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa. Mengapa harus KONSOLIDASI!!!! Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa Mengapa harus KONSOLIDASI!!!! Elite Slides Keynote Presentation Masalah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 01 Hasil Kajian Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASER BUPATI PASER PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1510, 2014 KEMENKES. Katalog Elektronik. Obat. Pengadaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGADAAN OBAT BERDASARKAN

Lebih terperinci