NOMOR 12 TAHUN 2OA7. Menimbang PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNG TENTANG LEMBAGA KEMASYARAIGTAN DENGAN RAHMATUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Transkripsi

1 PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2OA7 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAGTAN DENGAN RAHMATUHAN YANG MAHA ESA BUPAT BANDUNG, Menmbang Mengngat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat {1) dan Pasal 99 huruf a Peraturan Pemerntah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Pasal 23 ayat (1) Peraturan Pemerntah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyaratan. 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerntahan Daerah Kabupaten Dalam Lngkungan Jawa Barat ( Berta Negara Republk ndonesa Tahun 1950 ); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3893); 3, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun zom tentang Sstem Perencanaan Pembangunan Nasonal (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4421); 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah ( Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor t25, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa nomor 4437) sebagamana telah dubah dengan Undang-undang Nomor Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerntah PengganUndang - Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah Menjad Undang Undang (Lembaran flegara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4548); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Permbangan Keuangan Antara Pemerntah Pusat dan Pemerntah Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor L26, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor #8); 7. Peraturan Pemerntah Republk ndonesa Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 15& Tambahan Lembaran Nqara 21857); 8. Peraturan Pemerntah Republk ndonesa Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara 4858); 9. Peraturan Pemerntah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembnaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4593);

2 l0.keputusan Menter Dalam Neger Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ; ll.keputusan Menter Dalam Neger Nomor 130 Tahun 2003 tqntang Organsas dan Tata Kerja Departemen Dalam Neger ; 12.Peraturan Menter Sosal Nomor 83/HukTahun 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna; 13. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 5 Tahun 2007 fpntang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; ll 14. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 7 Tahun 200[ tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 15. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokas Qpna Permbangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 {tfomor 2 Ser D); 16.Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 20p6 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Banflung Tahun 2006 Nomor 7 Ser D). l Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAK.AN RA(YAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG dan BUPAT BANDUNG MEMUTUS(AN : Menetapkan : PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNG KEMASYARAKATAN. TENTANG LEMBAGA rl

3 BAB GTE{TUAN UMUM Pasal 1 Dalam Rancangan Peraturan Daerah n yang dmaksudengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung; 2. Pemerntahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerntahan gleh Pemerntah Daerah dan DPRD menurut asas otonom dan tugas pembantuan dengan prnsp otonom seluas-luasnya dalam sstem dan prnsp Negara Kesatuan Republk ndonesa sebagamana dmaksudalam Undang-Undang Dasar Negara Republk {ndonesa Tahun 1945; 3. Pemerntah Daerah adalah Bupat dan Perangkat Daerah sebaga unsur Fpnyelenggaraan Pemerntahan Daerah; 4. Bupat adalah Bupat Bandung; 5. Dewan Perwaklan Rakyat Daerah yang selanjutnya dsebut DPRD qdalah Lembaga Penaraklan Rakyat Daerah sebaga unsur penyelenggara Pemerntahan Ddprah; 6. Desa atau dsebut dengan nama lan, selanjutnya dsebut Desa qflalah Kesatuan masyarakat hukum yang memlk batas-batas wlayah yang berwenang pntuk mengatur dan mengurus kepentngan masyarakat setempat berdasarkan asal usul flan adat stadat setempat yang daku dan dhormat dalam sstem Pemerntahan N$gara Kesatuan Republk ndonesa ', 7. Kelurahan adalah Wlayah kerja Lurah sebaga Perangkat Daerah Kpbupaten dalam wlayah kerja kecamatan; '

4 B. 9. Pemerntahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerntahan oleh flpmerntah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurfs kepentngan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat stadat setempat yang daku dan dhormat dalam sstem Pemerntahan Negara Kesatuan Republk lndonesff; Pemerntah Desa atau yang dsebut denga nama lan adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebaga unsur Penyelenggara Pemerntahan Desa; 10. Lurah adalah Kepala Kelurahan; 11. Badan Permusyawaratan Desa atau yang dsebut denga nama lan, selaqjutnya dsngkat BPD, adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokras dalam gpnyelenggaraan Pemerntahan Desa sebaga unsur penyelenggara Pemerntahan Desa; L 12. Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dbupt oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa; 13. Partspas adalah Kekutseftaan dan keterlbatan masyarakat secar akff dalam proses perencanaan pembangunan; 14. Pembangunan adalah Upaya untuk melakukan proses perubahan sossl ke arah yang lebh bak bag kepentngan masyarakat d segala bdang bakd Dpsa maupun d Kelurahan ; 15. Lembaga Kemasyarakatan atau yang dsebut dengan nama lan adalaft Lembaga yang dbentuk oleh masyarakat sesua dengan kebutuhan dan merupakan+rtra Pemerntah Desa dan Lurah dalam memberdayakan masyarakat; 16. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya dsngkat LPM adalah Lembaga atau wadah yang dbentuk atas prakarsa masyarakat sebaga mtra Peme;ntah Desa dan Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspras serta kebutuhaq' masyarakat d bdang pembangunan;

5 17' Lembag adat adalah Lembaga kemaqrarakatan balk yang sengaja yang dbentuk secara maupun wajar telah tumbuh dan berkembang dalam searan masyaybrat suatu masyarakat atau dalam hukum adat tertentu denga-n wlayah hukum kekayaan E; [;k d l l.,unu dalam hukum adat tersebut, serta- berhak dan berwenang mengurus Hntuk mengatur, dan menyelesakan berbaga permasalahan kehduprn yang dan berkatan mengacu pada dengan adat stadat dan hukum adat yang berraku; 18' Tm Penggerak Pemberdayaan 9"n Kesejahteraan Keluarga Desa/lgplurahan, selanjutnya yang dsebut rp PKK DesalKeluranan adalah l-embag Kemasyar.akatan mtra kerja Pemerntah sebaga dan organsas kemasyarakatan lanya, yung'bftrfungs fasltator, perencana, petaksana, senaga pengendat dn penggerak po'u harft;;rf Pemerntahan ' rr untuk terlaksananya program pkk; "n:ung 19' Rukun warga yang selanjutnya dsngkat RW atau sebutan lannya wlayah adqlah Bagan kerja Pemerntah dar Desa atau Lurah dan merupakan lembaga] yang dbentuk pensurus Rr dwlayah kerjanya yans l59':'#ttjr:hutun ot"apr,u pr"n Fu*Jntun 20' Rukun Tetangga yang selanjutnya dsebut RT adalah Lembaga yang musyawarah dbentuk melalu masyarakat setempat dalam rangka petaya"nan kemasyarakatan yang fenperntanan'-oun dtetapkan oleh pemerntah Dlsa atau [uran; 21' Karang Tarun adalah Lembaga KeSasv.arakatan yang merupakan generas wadaf pengembangan muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar tesa#ran" tanggungjawab Oun-'ruru sosal, dar, oleh dan untuk masyarakat terutama geleras wlayah Desa muda d / Kelurahan atau komuntas adat sederaat dan terutama bergerak d sosal 3':5#"H:l5ffthteraan vansecara funssonal dbna dan dkpmbanskan oleh 22' Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya dsngkat KpM masyarakat Desa pdalah anggota dan Kelurahan yang memtt p.ngtuhuun, kemampuan k$mampuan untuk menggerakkan dan ma#rarat berpatpas masyarakat oalamlpu*l*ouvuun dan pembangunan paftspatf.

6 Pembnaan adalah Pemberan Pedoman, standar pelaksanaan, perencanpan, peneltan, pengembangan, bmbngan, penddkan dan pelathan, konsultas, superys, montorng, pengawasan umum dan evaluas pelaksanaan penyelenggaranaan pemerptahan Desa. BAB PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) D Desa dan Kelurahan dapat dbentuk Lembaga Kemasyarakatan; (2) Lembaga Kemasyarakatan sebagamana dmaksudalam ayat (1) dapqt dbentuk atas prakarsa masyaraka! dan atau atas prakarsa masyarakat yang dfaslftas Pemerntah melalu musyawarah dan mufakat; Pasal 3 Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa datur dengan mekansme sebbga berkut : a. Kepala Desa bersama-sama BPD membahas Peraturan Desa tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan d Desa yang sekurang-kurangnya mem$at persyaratan anggota, mekansme musyawarah dan pemlhan Ketua ; b. Kepala Desa mengundang anggota BPD, tokoh atau pemuka masyqrakat, golongan profes yang mempunya kemauan, kemampuan, dan kepedular dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk melakukan musyawarah pembentpkan Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. Susunan dan jumlah pengurus lembaga kemasyarakatan Desa sebagapana dmaksud pada huruf b dsesuakan dengan kebutuhan yang selanjutnya dtfltapkan dengan Keputusan Kepala Desa. r Pasal 4 Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan datur dengan mekansme sebaga berkut : a. Lurah mengundang tokoh atau pemuka masyarakat, golongan profes yflng mempunya kemauan, kemampuan, dan kepedulan dalam upaya pemberdayaan mflsyarakat untuk mela kukan musyawara h pembentukan Lembaga Kemasya rakatan Kel ura h4n ; b. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dplh secara demokraffs dar anggota masyarakat yang hadr dalam musyawarah; 'l c. Susunan dan jumlah pengurus lembaga kemasyarakatan Kelurahan sebagamana dmaksud pada huruf b dsesuakan dengan kebutuhan yang selanju{nya dtetapkan dengan Keputusan Kepala Kelurahan. BAB VA(SUDAN TUJUAN Pasal 5 Lembaga Kemasyaratan sebagamana dmaksud pada pasal 2 ayat (1) mellpunya makud sebaga berkut : a. untuk mempercepatenruujudnya kesejahteraan masyarakatmelalu penngkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat; b. untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Pemerntah Desa / KelurBhan.

7 Pasal 6 Lembaga Kemasyarakatan sebagamana dmaksud pada pasal 2 ayat (1) mefnpunya tujuan melput : l a. Untuk mengoptmalkan kegatan Lembaga Kemasyarakatan d Desa dan $plurahan; b. Untuk menngkatkan pelayanan pemerntahan, pengelolaan, perencanafln, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat d Desa dan Kelurahan. BAB V TUGAS DAN FUNGS Pasal 7 (1) Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagamana dmaksud dalam pabal 2 ayat (1) mempunya tugas membantu Pemerntah Desa dan merupakarl mtra dalam memberdayakan masyarakat Desa.,, (2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagamana dmaksud pada pasal 2 ayat (1) melput: a. Menyusun rencana pembangunan secara partspatf. b. Melaksanakan, mengendalkan, memanfaatkan, memelhara dan ryengembangkan pembangunan secara partspatf; c. Menggerakan dan mengembangkan partspas, gotong royong dan swadaya masyarakat; d. Menumbuhkembangkan konds dnams masyarakat dalam rangkq pemberdayaan masyarakat. (3) Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagamana dmaksudalam Paqpl 4 mempunya tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan Pemerntahan, Pemfrangunan, sosal kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat; 1 Pasal B (2) Lembaga Kemasyarakatan Desa Dalam melaksanakan tugas sebagapana dmaksud dalam Pasal 3 mempunya fungs: a. Penampungan dan penyaluran aspras masyarakat dalam pembangupan; b. Penamaan dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan ma$yarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republk ndonesa;, c. Penngkatan kualtas dan percepatan pelayanan pemerntah kepada rpasyarakat; d. Penyusunan rencana, pelakanaan, pelestaran dan pengembaqgan hasl-hasl pembangunan secara partspatf.,l e. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa partspas serta syyadaya gotongroyong masyarakat; f. Pemberdayaan dan penngkatan kesejahteraan keluarga; dan e. Pemberdayaan hak poltk masyarakat. (2) Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 mempunya fungs : a. Penampungan dan penyaluran aspras masyarakat; b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan mabyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republk ndonesa; \ c. Penngkatan kualtas dan percepatan pelayanan pemerntah kepada rfrasyarakaq d. Penyusunan rencana, pelaksana dan pengelola pembangunan sgrta pemanfaat, pelestaran dan pengembangan hasl-hasl pembangunan secara partfppatf; e. Penumbuh kembangan dan penggerak prakarsa dan paftspasserta swadaya gotong royong masyarakat;

8 f. Penggal, pendapgunaan, dan pengembangan poetns sumberdaya serh keserasan lngkungan hdup; g. Pengembangan kreatftas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bag remaja; h. Pemhrdayaan dan penngkatan kesejahteraan keluarga;. Pemberdayaan dan perlndungan hak poltk masyarakag dan j. Pendukung meda komunkas, nformas, sosalsas antara pemerntah Kelurahan dan masyarakat. Pasal 9 Kegatan Lembaga Kemasyarakatan sebagamana dmaksud pada Pasal 2 ayat (1) dtujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan maqfarakat melalu : a. Penngkatan Pelayanan Masyarakat; b. Penngkatan Peran sefta masyarakat dalam pembangunan; c. PengembanganKemtraan; d. Pemberdayaan Masyarakat; dan e. Pengembangan kegatan lan sesua dengan kebutuhan dan konds masyarakat setempat. Pasal 10 Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungs sebagamana dmaksud dalam Pasal dan Pasal 9 dbantu Kader Pemberdayaan masyarakat. Pasal 11 (1) l(ader Pemberdayaan Masyarakat dbentuk d Desa dan Kelurahan dengan keputusan Kepala Desa / Kepala Kelurahan; (2) Pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat melalu proses pemlhan dlakukan dar calon Kader Pemberdayaan Masyarakat ; (3) lgder Pemhrdayaan Masyarakat berjumlah 5 sampa 10 lgder yang dsesuakan dengan konds dan kebutuhan masyarakat sdempat.

9 Pasal 12 Ketentuan febh lanjut mengena lgder Pemberdayaan Masyamkat datur oleh Bupat. BAB V JENS Pasal 13 Jens Lembaga Kemasyarakatan terdr dar : a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LpMD/LpMK); b. Lembaga Adat; c. Tm Penggerak PKK DesalKelurahan; d. Rukun Tetangga / Rukun Warga; e. Karang Taruna; dan f. Lembaga Kemasyarakabn lannya. Pasal 14 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK), sebagamana dmaksudalam Pasal 13 huruf a mempunya tugas menyusun renctna pembanguna secara partspauf, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalkan pembangunan.

10 Pasal 15 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK) sebagamana dmaksudalam Pasal Pasal 13 huruf a mempunya fungs: a. Penampungan dan penyaluran aspras masyarakat dalam pembangul?o r b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republk ndonesa; c. Penngkatan kualtas dan percepatan pelayanan Pemerntah kepada masy4p'akat; d. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestaran dan pengemban$an hasl-hasl pembangunan secara partspatf; e. Penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, paftspas, sefta sqvadaya gotong royong masyarakat; dan f. Penggal, pendayagunaan dan pengembangan potens sumberdaya alam fe,ta keserasan lngkungan hdup. 1 Pasal 16 Lembag adat sebagamana dmaksud pada Pasal 13 huruf b mempunyp tugas untuk membna dan melestarkan budaya dan adat stadat sefta hubungan aftar tokoh adat dengan Pemerntah Desa danlurah. Pasal 17 Lembaga Adat dalam melaksanakan tugas sebagamana dmaksud pada Ppsal 13 huruf b mempunya fungs: a. Penampung dan penyalur pendapat atau aspras masyarakat kepada flpmerntah Desa dan Lurah serta menyelesakan perselshan yang menyangkut hukum aqht, adat stadat dan kebasaan-kebasaan masyarakau l b. Pemberdayaan, pelestaran dan pengembangan adat stadat dan kebpsaan-kebasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta rnemberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerntahan ggsa Lflan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan pembnaan kemasyarakatan; dan c. Pencptaan hubungan yang demokrats dan harmons sefta obyektf antara Kepala AdaVPemangku Adat/Ketua Adat atau Pemuka Adat dengan Pemerntah qpsa dan Lurah. Pasal 18 (l)tlm Peggerak PKK Desa atau Kelurahan sebagamana dmaksudalam Ppsal 13 huruf c mempunya tugas membantu Pemerntah Desa dan Lurah dan merupakbn mtra dalam pemberdayaan dan penngkatan kesejahteraan keluarga; (2)Tugas Tm Peggerak PKK Desa atau Kelurahan sebagamana yang dmaffsud pada pasal 20 ayat 1 melput: ll a. Menyusun rencana kerja PKK Desa dan Kelurahan, sesua dengan hasl Rakerda Kabupaten; ' b. Melaksanakan kegatan sesua jadwal yang telah dsepakat; c. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun/Lngkungan, RW/RT dan Dasa wsma agar dapat mewujudkan kegatan-kegatan yang teldh dsusun dan dsepakat; d. Menggal, menggerakan dan mengembangkan potens masyarakat, khususnya keluarga untuk menngkatkan kesejahteraan keluarga sesua denga$ kebjaksanaan yang tefah dtetapkan; t e. Melaksanakan kegatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga ypng mencakup kegatan bmbngan dan motvas dalam upaya mencapa keluarga sejal{tera; f. Mengadakan pembnaan dan bmbngan mengena pelaksanaan program kerja ; g. Berpartspas dalam pelaksanaan program nstans yang befl<atan dengan kesejahteraan keluarga d Desa / Kelurahan; l

11 h.. j. Membuat laporan hasl kegatan kepada Tjm Penggerak PKK Keggmatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tm Penggerak PKK setemppt; Melaksanakan teftb admnstras; dan Ll Mengadakan konsultas dengan Ketua Dewan Penyantun Tm Penggerak PKK setempat. Pasal 19 TTm Penggerak PKK Desa atau Kelurahan dalam melakanakan Tugas sebaga;nana dmaksud dalam Pasal 18 mempunya fungs: a. Penyuluh, motvator, dan penggerak masyarakat agar mau dan mampg melaksanakan program PKK; dan l b. Fasltator, perencana, pelaksana, pengendal, pembna dan pembmbng tgrakan eff. Pasal 20 Pembentukan Rukun Warga datur dengan mekansme sebaga berkut : a. Setap RW d Desa sekurang-kurangnya 4 RT dan d Kelurahan sekurang-l6urangnya 7 RT; b. Setap dusun d wlayah desa sekurang-kurangnya 3 RW; c. Pelaksanaan dar ketentuan tersebut adalah membag habs seluruh kepalp keluarga yang berada d wlayah yang bersangkutan; d. Hasl musyawarah dan mufakat kepengurusan RW sebagamana dmaksqd pada huruf a dkukuhkan dan dtetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Kelurahan. Pasal 21 Pembentukan Rukun Tetangga datur dengan mekansme sebaga berkut : a. Ketua RW bersama-sama Tokoh masyarakat, dan perwaklan Kepala Keluarga bermusyawarah membentuk RT d wlayahnya dengan ketentuan sekurar;g-kurangnya 30 KK dan sebanyak-banyaknya 60 KK; b. Musyawarah pembentukan RT sebagamana dmaksud pada huruf q datas, dalam pelaksanaannya adalah membag habs seluruh Kepala Keluarga yang b$rada d wlayah yang bersangkutan. Pasal 22 Rukun Tetangga / Rukun Warga sebagamana dmaksudalam Pasal 13 hurgf d mempunya tugas membantu Pemerntah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan urusanfemerntahan. Pasal 23 Rukun Tetangga / Rukun Warga dalam melaksanakan tugas sebagamana flmaksudalam Pasal 13 huruf d mempunya fungs: f a. pendataan kependudukan dan pelayanan admnstras pernerntahan lannya; b. pemelharaan keamanan, ketertban dan kerukunan hdup antar warga; c. pembuatan gagasan dalam pelakanaan pembangunan dengan mengemfangkan aspras dan swadaya murn masyarakat; dan l d. penggerak swadaya gotong royong dan partspas masyarakat d wtavahlya. Pasal 24 Karang Taruna sebagamana dmaksud dalam pasal 13 huruf e mqnpunya tugas menanggulang berbaga masalah kesejahteraan sosalterutama yang dfnadap generas muda bak yang bersfat preventf, rehabltatf maupunpengembangan potens generas muda d lngkungannya.

12 Pasal 25 Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagamana dmaksudalam $psal 13 huruf e mempunya fungs: 1 a. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosal; b. Penyelenggara penddkan dan pelathan bag masyarakat; c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generas muda df lngkungannya secara komprehensf, terpadu dan terarah sefta berkesnambungan; d. Penyelenggara kegatan pengembangan jwa kewrausahaan bag geperas muda d lngkungannya; e. Penanaman pengeftan, memupuk dan menngkatkan kesadaran tanggungjawab sosal generas muda; f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jwa kekeluargaan, kesetakawanan sosal dan memperkuat nla-nla kearfan dalam bngka gfegara Kesatuan Republk ndonesa; g. Pemupukan keatftas generas muda untuk dapat mengembangan tanggpngjawab sosal yang bersfat rekreatf, kreatf, edukatf, ekonoms, produktf dan kegataf OraKs lannya dengan mendayagunakan segala sumber dan potens kesejahteraan sosal d lngkungannya secara swadaya; h. Penyelenggara rujukan pendampngan dan advokas sosal bag penyqndang masalah kesejahteraan sosal;. Penguatan sstem jarngan komunkas, kerjasama, nformas dan kepntraan dengan berbaga sekor lannya; ] j. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosal yang akual; k. Pengembangan kreatftas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaqp obat terlarang (Narkoba) bag remaja; dan l. Penanggulangan masalah-masalah sosal, bak secara preventf, rehablta{'rf, dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) fas remaja. Pasal 26 (1) Lembaga Kemasyarakatan lannya d Desa sebagamana dmaksudalaryr Pasal 13 huruf f yang daku oleh masyarakat dtetapkan dalam Peraturan Desa den$pn berpedoman kepada Peraturan Daerah; ll (2) Lembaga Kemasyarakatan Lannya d Kelurahan sebagamana dmaksu( dalam Pasal 13 huruf yang daku oleh masyarakat dtetapkan oleh Peraturan Daerah. BAB V KEPENGURUSAN Pasal 27 Pengurus Lembaga Kemasyarakatan memenuh persyaratan : a. Warga Negara Republk ndonesa; b. Penduduk setempat; c. Mempunya kemauan, kemampuan dan kepedulan;dan d. Dplh secara musyawarah dan mufakat. Pasal 28 (1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan terdr dar : a. Ketua; b. Sekretars; c. Bendahara; dan d. Bdang-bdang sesua kebutuhan.

13 (2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagamana dmaksudpada aygf 1 tdak boleh merangkap jabatan pada lembaga kemasyarakatan lannyadan burfanmerupakan anggota salah satu parta poltk; (3) Masa bhak pengurus lembaga kemasyarakatan d Desa selama 5 tahun terhtung sejak tanggal pengangkatan dan dapat dplh kembal untuk perode berkutnyq; (4) Masa bhakt pengurus Lembaga Kemasyarakatan d Kelurahan selama 3 tahun terhtung sejak tanggal pengangkatan dan dapat dplh kembal untuk perode be{ futnva. BAB V HUBUNGAN KER}A Pasal 29 (1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pemerntah4p desa bersfat kemtraan, konsultatf dan koordnatf; {2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Lembaga lannya d desa bersfat koordnatf dan konsultatf; femasyarakatan (3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan phak ketga fl desa bersfat kemtraan. Pasal 30 (1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan kelurahan bersfat konsultatf dan koordnatf; (2) Hubungan kerja Lernbaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Lembaga ffemasyarakatan fannya d kelurahan bersfat koordnatf dan konsultatf ' (3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan phak ke{ga d kelurahan bersfat kemtraan. BAB V PEMBNAAN Pasal 31 Pemerntah Kabupaten dan Camat wajb membna dan mengagvas Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 32 Pembnaan dan Pengawasan Pemerntah Kabupaten sebagamana dmaksudalam pasal 31 melput : a. Memberkan pedoman tekns pelaksanaan dan pengembanpan Lembaga Kemasyarakatan; r b. Memberkan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partspatlf; c. Menetapkan bantuan pembayaan alokas danauntuk pembnaan danl pengembangan Lembaga Kemasyarakatan; d. Memberkan bmbngan, superus dan konsultas pelaksanaan sertp perberdayaan Lembaga Kemasyarakatan ; e. Melakukan pembnaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga Kempsyarakatan; f. Menyelenggarakan penddkan dan pelathan bag Lembaga Kemasyaraka{pn; dan 9. Memberkan penghargaan atas prestas yang dlaksanakan Lembaga Kem{syarakatan.

14 Pasal 33 Pembnaan dan Pengawasan Camat sebagamana dmaksudalam Pasal 32 melput : a. Memfaslbs penyusunan Peraturan Desa yang berkatan dengan Lembaga Kemasyarakatan; b. Memfasltas pelaksanaan tugas, fungs dan kewajban Lembaga Kemasyarakatan; c. Memfasltas penyusunan perencanaan pembangunan partspatf; d. Memfasltas pelaksanaan pemberdayaan masyarakat; e. Memfasltas kerjasama antar Lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan phak ketga; f. Memfasltas bantuan tekns dan pendarnpngan kepada lembaga kemasyq;akatan; dan g. Memfasltas koordnas unt kerja pemerntahan dalam pengembdngan lembaga kemasyarakatan. BAB X PENDANAAN Pasal 34 Pendanaan Lembaga Kemasyaratakan Desa dapat bersumber dar: a. Swadaya masyarakat; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dsesuakan dengan kemampuan keuangan Desa; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan atau anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propns; d. Bantuan Pemerntah, Pemerntah Propns dan Pemernbh Kabupaten; dan e. Bantuan lan yang sah dan tdak mengkat. Pasal 35 Pendanaan lembaga kemasyarakatan Kelurahan dapat bersumber dar: a. Swadaya masyaraka! b. Bantuan dar angearan Pemerntah Kelurahan; dan c. Bantuan dar Pemerntah, Pemerntah Propns, Pemerntah Kabupaten; dan d. Bantuan lannya yang sah dan tdak mengkat. BAB X KETENTUAN.AN..AN Pasal 36 Susunan organsas, tata cara pemlhan pengurus, hak dan kewajban, syarat-syarat menjad pengurus, musyawarah anggota, keuangan dan kekayaan Lembaga Kemasyarakatan Des datur dalam Peraturan Desa. BAB X KETENTUAN PERAUHAN Pasal 37 (1) Lembaga Kemasyarakatan d Desa yang sudah ada dan berperan pada saat berlakunya Peraturan Daerah n sepert LPMD, PKK dan lan-lan tetap melaksanakan tugas dan fungsnya sampa habs masa bhaktnya; (2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan lannya yang akan dbentuk d Desa setelah berlakunya Peraturan Daerah n, datur dengan peraturan Desa.

15 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 Dengan berlakunya Peraturan n, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung \pmor 11 tahun 2000 dan ketentuan-ketentuan lan yang bertentangan dengan peraturan ln dcabut dan dnyatakan tdak berlaku. Pasal 39 HaFhal yang belum datur dalam Peraturan Daerah n sepanjang rnengena tekns pelaksanaannya datur lebh lanjut oleh Bupat. Pasal 40 Peraturan Daerah n mula berlaku pada tanggal dundangkan. Agar supaya setap orang mengetahunya, memerntahkan pengundangan Pqraturan Daerah n dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung. 1l Dtetapkan d Soreang pada tanggal?9 0ktober 200? Dundangkan d Soreang pada tanggal 39 Shtob'er 200? BANDUNG, TAHUN 2OO7 NOMOR 1.?.