TUGAS AKHIR ANALISIS KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR ANALISIS KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ANALISIS KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun Oleh : Albert Agung Soelistyono NIM : FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

2 LEMBAR PENGESAHAN ANALISA KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO Disetujui dan diterima oleh : Dosen Pembimbing Koordinator Tugas Akhir (Ir Yuriadi Kusuma, Msc) (Nanang Ruhiyat, ST. MT) i

3 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Albert Agung NIM : Program studi Fakultas : Teknik Mesin : Teknologi Industri Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul ANALISA KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFFIC CONTROL DI BANDARA BUDIARTO merupakan hasil pemikiran serta karya sendiri, Tidak dibuat oleh pihak lain atau mengcopy tugas akhir orang lain, Kecuali kutipankutipan sebagai referensi yang telah disebutkan sumbernya. Jakarta, Januari 2008 Albert Agung S ii

4 ABSTRAK Dalam menghadapi persaingan dibidang transportasi udara yang semakin ketat diantara maskapai di Indonesia, maka Bandara Budiarto dituntut danya inovasi-inovasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerja kemampuan petugas Air Traffic Control. Untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan mesin penyegar udara terpasang maka dilakukan serangkaian perawatan berkala dengan teliti dan konsisten. Dalam penelitian ini terdapat beberapa parameter yang diperhatikan, yaitu : beban panas, perpindahan energi kapasitas mesin penyegar udara. Dari hasil penelitian menunjukan kapasitas mesin penyegar udara yang tersedia saat ini tidak sesuai untuk menahan beban panas ruangan. Hal ini ditunjukkan dengan ditolaknya Ho : kemampuan mesin penyegar udara terpasang dalam menanggung beban panas ruangan 100% (lebih besar atau sama dengan seratus persen). Hasil perhitungan menjukkan bahwa mesin penyegar udara hanya mampu memikul 82,70 % dari keseluruhan beban panas. Untuk menanggulangi masalah ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Merekondisi AC agar dapat beroperasi dengan baik. 2. Menambah kapasitas AC sebanyak dua buah dengan kapasitas 10 HP. Kata kunci : AC (Air Conditioner), beban panas, Perpindahan Panas, Bandar Udara Budiarto, Ruang ATC (Air Traffic Control). iii

5 KATA PENGANTAR P uji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa. segala berkat dan rahmatnya yang telah memberikan pengajaran dan bimbingan serta kesehatan yang prima selama penyusunan dan selesainya tugas akhir ini. Dengan judul ANALISA KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFFIC CONTROL DI BANDARA BUDIARTO. Penulisan tugas akhir ini untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan sarjana Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Ir. Yuriadi, Msc. Selaku Dekan FTI dan dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis selama penyusunan tugas akhir ini. 2. Bapak Nanang Ruhiyat. ST. selaku kordinator tugas akhir. 3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri, khususnya di Jurusan Teknik Mesin Mercu Buana, yang telah memberikan ilmunya dalam menjalani perkuliahan dan memberikan semangat sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. 4. Bapak Yon Afonda ST selaku Kapoksi Teknik Listrik Bandara iv

6 5. Bapak Kukuh selaku pembimbing dalam melakukan pengujian di Bandara Budiarto 6. Kedua orang tua dan segenap anggota keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi dan do a yang selalu mengiringi disetiap langkahku, serta dukungan moril maupun materil dalam pelaksanaan dan penyusunan tugas akhir ini. 7. Bapak Firman dan Bapak Mantri yang telah memberikan nasihat dan bimbingan serta dorongan semangat agar dapat menyelesaikan tugas ini. 8. Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Mercu Buana, khususnya Anom, Zaenuri, Sefno dan teman-teman angkatan 2002 yang lain yang telah memberikan semangat. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang sudah memberikan motivasi, dorongan semangat dan membantu untuk mencapai ini semua. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan serta kritik saran yang membantu penulis agar dikemudian hari saya dapat membuat tulisan yang lebih baik.penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi rekanrekan mahasiswa khusnya fakultas teknik jurusan mesin. Jakarta, 13 Januari 2007 Penulis Albert Agung S. v

7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Maksud dan Tujuan Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 5 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR Teori Penyegaran Udara a. Definisi Penyegaran Udara... 6 vi

8 2.1.b. Tujuan Penggunaan Mesin Penyegar c. Komponen Penggunaan Mesin Penyegar Udara d. Proses Penyegar Udara e. Perpindahan Panas e.1. Pengertian Perpindahan Panas e.2. Jenis-Jenis Perpindahan Panas e.3. Pengertian Mengenai Beban Panas f. Prinsip Perhitungan Beban Panas Teori Penelitian Definisi Penelitian a. Jenis Penelitian a.1. Penelitian Menurut Tingkat Ekspansi a.2. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis b. Variabel Penelitian c. Populasi d. Sampel e. Teknik Sampling f. Hipotesis g. Teknik Analisis Data i.Analisa Statistik chi kuadrat Kerangka Berfikir Sistem Refrigrasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN vii

9 3.1. Penjelesan Kasus Pola Masalah Tempat dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Menentukan Variabel Penelitian Jenis Data Sumber Data Pengolahan Data Teknik Analisis Data BAB IV PEMBAHASAN MASALAH Perhitungan Beban Panas Mesin Penyegar Udara Lokasi dan Kondisi Bangunan Kondisi Dasar Spesifikasi Teknis Kalor Sensibel Daerah Parimeter Tambahan Panas Dari Transmisi Radiasi Matahari Melalui Jendela Beban Transmisi Kalor Melalui Dinding dan Atap Beban Kalor Tersimpan Dari Ruangan Beban Kalor Laten Daerah Parimeter Beban Kalor Sensibel Daerah Interior Beban Kalor Laten Daerah Interior Perhitungan Nilai Kerja viii

10 4.3. Analisa Data BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pedoman Kenyamanan Ruangan Tabel 2.2 Kondisi Perancangan Tabel 4.3. Kondisi Perancangan Tabel 4.4. Luas Dinding dan Luas Jendela Tabel 4.5. Faktor Transmisi dari jendela Tabel 4.6. Faktor Bayangan Tabel 4.7. Koefisien Transmisi kalor dari Jendela dan Kaca Tabel 4.8. Penggantian Udara Tabel 4.9. Faktor Absorbsi Radiasi Matahari dan Dinding Tabel Jumlah Kalor Tabel Nama Peralatan Tabel Tabel Kerusakan Mesin Penyegar Udara Tabel Kapasitas Mesin Penyegar Udara x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Perpindahan panas secara konduksi Gambar 2.2. Perpindahan panas secara konveksi Gambar 2.3. Perpindahan panas secara radiasi Gambar 2.4. Aliran perpindahan panas pada ruangan Gambar 2.5. Proses penelitian Gambar 2.6. Macam-macam data Gambar 2.7. Data ordinal jarak tidak sama Gambar 2.8. Data interval Gambar 2.9. Data rasio Gambar 2.10 Kerangka berfikir Gambar 2.11 Siklus refrigrasi Gambar 2.12 Diagram T-S Gambar 3.13 Paradigma Penelitian Gambar 4.2. Grafik daya poros terhadap putaran Gambar 4.3 Grafik konsumsi bahan bakar terhadap putaran Gambar 4.4 Grafik konsumsi bahan bakar spesifik terhadap putaran Gambar 4.5 Grafik efesiensi thermal terhadap putaran xi

13 DAFTAR SIMBOL BTU British Termal Unit F V Volume m³ t Tempertur udara luar sesaat C t ranc Temperatur udara luar ruangan C t Perubahan temperatur harian C Є Nilai absorbsi radiasi matahari C/kcal Rso Tahanan perpindahan kalor m² jam C/kcal K Faktor amplitudo N Fo Frekuensi yang diabsorbsi Hz Fh Frekuensi yang diharapkan Hz τ Lama matahari bersinar jam J Jumlah radiasi matahari Kcal/m² jam ɼ Kelambatan waktu m²/dtk SOT Jam operasi bandara Jam AOT Actual Operating Time Jam th Efisiensi Thermal % xii

14 DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto dan Hizo saito, Penyegaran Udara, Jakarta, P.T Pradaya Paramita,1995. Handoko K, Teknik Room Air Conditioner, Jakarta P.T Ichtiar Baru, Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung Alfabeta,2004. Sugiyono, Statistik Non Parametris, Bandung Alfabeta,2004. Harahap, Fillino Thermodinamika Teknik. Erlangga, Jakarta, Holman J.P. Perpindahan Kalor, Jakarta, Erlangga,1996. xiii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara merupakan tempat pelayanan jasa angkutan udara, baik berupa orang, barang, maupun pos. Bandar udara juga merupakan salah satu pintu gerbang suatu daerah bagi wisata, bisnis, dan usaha lainnya yang berhubungan dengan pelayanan umum. Bandar udara BUDIARTO merupakan udara dengan jalur yang cukup sibuk, hal ini bisa dilihat dari arus trafic yang padat pada setiap harinya. Sehingga dibutuhkan pelayanan yang baik pada tiap-tiap bagian di bandar udara BUDIARTO. Banyak sekali pelayanan yang diberikan didalam bandar udara. Untuk itu perlu adanya pengembangan dan peningkatan pelayanan, agar penumpang yang secara langsung menggunakan jasa bandar udara benarbenar merasakan kepuasan dan kenyamanan. Hal ini sesuai dengan tugas pokok departemen perhubungan yaitu memberikan jasa operasi keselamatan lalu lintas udara dan jasa kebandarudaraan. Untuk menjamin keselamatan dan kelancaran operasi penerbangan yang banyak melibatkan berbagai pihak, selain dari perusahaan penerbangan yang mengoperasikan pesawat udara secara langsung, dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang handal dan memadai. Dengan meningkatnya tuntutan dari masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi udara yaitu kondisi yang aman, nyaman, tertib, lancar, efisien, dan teratur, maka diperlukan kerja sama yang baik dalam upaya Tugas Akhir 1 Fakultas Teknologi Industri

16 meningkatkan pelayanan. Tuntutan yang demikian dari pemakai jasa transportasi udara sangat terasa terutama kota Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia dan pusat pemerintahan dan juga bisnis terbesar di Indonesia. Untuk meningkatkan kegiatan pemberian pelayanan jasa bandara, di gedung terminal telah dilengkapi berbagai fasilitas seperti : ruang tunggu keberangkatan, ruang tunggu kedatangan, ruang untuk operator penerbangan, bank, ruang tunggu CIP (Comersial Invortant Person), ruang konsesioner, ruang reservasi tiket dan lain-lain yang semuanya dilengkapi dengan sistem penyegar udara dan penerangan yang baik. Dalam pelaksanaan pelayanan pada pemakaian jasa transportasi udara, termperatur udara di gedung terminal memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kenyamanan para penumpang dan orang-orang yang ada didalamnya. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan penumpang di bandar udara, khususnya didalam ruang air trafic control bandar udara budiarto, diantaranya adalah : persediaan air bersih, penerangan, penyegaran udara, keberssihaan dan lain sebagainya. Bagi para petugas air trafic control, peran mesin penyegar udara sangatlah penting untuk membantu menyejukkan ruangan dan mengurangi tingkat ketegangan dalam mengatur lalu lintas di bandar udara. Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, dan juga berdasarkan data-data yang mendukung, penulis menyusun tulisan ilmiah dalam format tugas akhir dengan mengangkat judul ANALISIS KEMAMPUAN MESIN Tugas Akhir 2 Fakultas Teknologi Industri

17 PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO 1.2. Identifikasi Masalah Setelah memahami latar belakang masalah serta pemilihan judul diatas, agar dapat dilakukan penelitian dan analisa terarah maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja beban panas di ruang air trafic control? 2. Berapa besar total beban panas ruang air traffic control di bandar udara budiarto? 3. Beberapa kapasitas mesin penyegar udara terpasang di ruang air traffic control? 4. Apakah kapasitas mesin penyegar udara terpasang mampu menanggung beban panas pada ruang tunggu keberangkatan domestik bandar udara Soekarno-Hatta? 1.3. Pembatasan Masalah. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis memberikan batasan masalah, agar menjadi lebih fokus dan memperoleh analisis pembahasan yang lebih tajam. Untuk itu penulis membatasi masalah pada : 1. Beban panas ruangan. 2. Kemampuan mesin penyegar udara dalam menanggung beban panas ruangan. Tugas Akhir 3 Fakultas Teknologi Industri

18 1.4. Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka pembahasan permasalahan akan dirumuskan menjadi bagaimana kemampuan mesin penyegar udara terpasang dalm menanggung beban panas di dalam ruang air traffic control Maksud dan Tujuan Penelitian 1. maksud penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi, pertimbangan dan wawasan bagi teknisi mekanikal dan air dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan untuk meningkatkan/mempertahankan kualitas kerja /kinerja sistem penyegaran udara sehingga peralatan dimaksud dapat beroperasi optimal dalam mendukung kenyamanan diruang air traffic control bandar udara budiarto. 2. Tujuan penelitian a. untuk mengetahui jumlah beban panas serta kemampuan mesin penyegar udara terpasang dalam menanggung beban panas didalam ruang air traffic control bandar udara budiarto. b. mengembangkan ilmu yang pernah didapat selama belajar di Fakultas Teknologi Industri Khususnya Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana. Dengan permasalahan yang diangkat yaitu sistem penyegar udara Tugas Akhir 4 Fakultas Teknologi Industri

19 1.6. Metodologi Penelitian dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis menggunakan metode-metode yang lain : 1. metode observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dilapangan. 2. mrtode literature, yaitu pengumpulan data dengan acuan buku-buku pendukung mesin dan panduan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang ditinjau yaitu sistem penyegaran udara Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Bab ini menerangkan tentang latar belakang, tujuan, pembatasan masalah metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR Bab ini menerangkan teori penyegaran udara, penelitian menurut data analisis, kerangka berfikir dan sistem refrigrasi. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menulis tentang penjelasan kasus, metode pengumpulan data, pengolahan data serta teknik analisis data. Bab IV PEMBAHASAN MASALAH Bab ini pembahasannya akan difokuskan pada perhitungan beban panas baik didalam maupun diluar ruangan. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini mengetengahkan perbandingan dan solusi yang diberikan penulis pada bandar udara budiarto khususnya ruang air traffic control. Tugas Akhir 5 Fakultas Teknologi Industri

20 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1. Landasan Teori Landasan teori adalah teori penunjang yang berkaitan/berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Landasan teori ini sebagai sarana pendukung untuk membahas, mengungkap serta menyelesaikan permasalahan yang diteliti sehingga dapat diketahui hasil akhir/kesimpulan. Teori Penyegaran Udara 2.1.a. Definisi penyegaran udara Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu. Selain itu, mesin penyegar udara juga mengatur aliran udara serta kebersihannya. 2.1.b. Tujuan Penggunaan Mesin Penyegar Udara Tujuan penggunaan dari mesin penyegar udara adalah supaya temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat yang diinginkan untuk mendapatkan kesejukan dan kenyamanan bagi orangyang berada dalam ruangan tersebut. Tugas Akhir 6 Fakultas Teknologi Industri

21 2.1.c. Komponen-Komponen Sistem Penyegaran Udara Komponen-komponen utama dari sistem penyegar udara adalah sebagai berikut : a. Sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendigin. b. Sistem pipa, pipa air, dan pipa refrigerasi, dan pompa. c. Penyegaran udara : saringan udara, pendingin udara, pemanas udara, pelembab udara. d. Sistem saluran udara : kipas udara, saluran udara. 2.1.d. Proses penyegaran udara Udara didalam ruangan yang mempunyai temperatur dan kelembaban tertentu dihisap masuk ke dalam alat penyegar udara, udara ruangan tersebut bercampur dengan udara luar. Kemudian udara campuran tersebut didinginkan dengan jalan mengalirkannya melalui koil pendingin, setelah terlebih dahulu dibersihkan melalui saringan udara. Apabila permukaan koil pendigin bertemperatur lebih rendah dari titik embun udara, maka uap air dalam udara akan mengembun pada permukaan koil pendingin. Air embun yang terjadi akan menetes dan dialirkan keluar sehingga perbandingan kelembaban udara akan berkurang. Apabila temperatur udara terlampau rendah, maka udara tersebut akan dipanaskan dengan mengalirkannya melalui koil pemanas, sedemikian rupa sehingga diperoleh temperatur udara sesuai dengan pedoman kenyamanan Tugas Akhir 7 Fakultas Teknologi Industri

22 ruangan. Temperatur udara yang terlampau rendah itu dapat terjadi karena temperatur koil pendingin dibuat lebih rendah, untuk mengurangi kadar uap air dalam udara. Udara yang melalui blower dan saluran udara tersebut akan berangsur-angsur menjadi panas dan akhirnya masuk kedalam ruangan, supaya dapat berfungsi mendinginkan udara ruangan, maka udara harus masuk pada temperatur dan perbandingan kelembaban lebih rendah daripada udara dalam ruangan. Apabila udara dari blower bercampur dengan udara udara ruangan sehingga temperatur dan kelembabannya naik menjadi sama dengan udara ruangan sehingga temperatur dan kelembabannya naik menjadi sama dengan udara ruangan yang bersirkulasi, maka udara dari blower menyerap kalor sensibel dan kalor laten yang terjadi didalam ruangan yang merupakan beban kalor dari ruangan yang bersangkutan. Mesin penyegar udara sentral adalah merupakan dasar dari kebanyakan jenis penyegar udara. Penyegar udara terdiri dari motor listrik dan kipas udara, koil udara, pelembab udara dan saringan udara, semuanya terletak dalam satu kotak. Jenis kipas udara yang dipergunakan tergantung dari volume udara dan tekanan yang diinginkan. Koil udara dibuat dari pipa bersirip plat, dalam hal ini pipa tersebut dibuat dari tembaga karena sifatnya yang lunak sehingga mudah dibengkokkan, sedangkan sirip dibuat dari alumunium karena sifatnya yang ringan dan tahan karat. Tugas Akhir 8 Fakultas Teknologi Industri

23 Unit koil kipas udara adalah penyegar udara kecil yang dipergunakan di dalam ruangan, terdiri dari kipas udara, motor listrik, koil udara dan saringan udara yang terletak dalam satu kotak. Didalam unit tersebut, udararuangan yang dihisap masuk kedalam mesin penyegar udara dan diatur temperatur serta kelembabannya, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan. Menyegarkan udara ruangan adalah untuk memberikan kenyamanan bagi seorang yang sedang melakukan kegiatan tertentu. Dan juga memberikan kesejukan dan kesehatan disekelilingnya. Melalui sistem penyegar udara pengaturan kondisi udara dan kesejukan udara dapat diperoleh untuk mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan. Hal tersebut dapat diatur oleh sistem yang terdapat didalam sistem penyegar udara, yaitu antara lain : 1) Temperatur udara Dengan menaikkan atau menurunkan temperatur uap air udara. Jika kelembaban udara terlalu tinggi akan membatasi penguapan keringat dan jika terlalu rendah akan mengakibatkan penguapan keringat yang mengalir terus menerus. 2) Aliran Udara Dapat mengatur pergerakan aliran udara agar penyebaran udara dapat merata keseluruh ruangan. Pada dasarnya prinsip penyegaran udara pada suatu ruangan berpedoman pada kondisi tersebut seperti tabel berikut ini : Tugas Akhir 9 Fakultas Teknologi Industri

24 Tabel 2.1 pedoman kenyamanan ruangan Temperatur ( 0 C) Kelembaban Relatif (%) Jenis Ruangan Tempat tinggal biasa Tempat tinggal mewah atau ruangan yang dikenai panas radiasi 2.1.e. Perpindahan Panas 2.1.e.1) pengertian perpindahan panas Perpindahan panas akan terjadi dari suatu sistem yang mempunyai temperatur yang lebih tinggi ke suatu sistem yang mempuntai temperatur yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan temperatur pada sistem tersebut. 2.1.e.2) Jenis-jenis perpindahan panas Dalam proses penyegaran udara pada suatu ruangan, perpindahan panas dari sumber panas terjadi dalam tiga cara, yaitu : a) Perpindahan Panas Secara Konduksi perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dari suatu benda atau pada satu benda yang berhubungan dengan benda lain karena adanya pergerakan molekul pada benda tersebut. Perpindahan panas secara konduksi ini terjadi pada benda padat dan cair. Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara konduksi : Tugas Akhir 10 Fakultas Teknologi Industri

25 Gambar 2.1 Perpindahan panas secara konduksi b) perpindahan panas secara konveksi Perpindahan panas secara konveksi adalah bentuk perpindahan panas yang dihasilkan dari pergerakan cairan atau gas. Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh perpindahan panas secara konveksi : Gambar 2.2 perpindahan panas secara konfeksi c) Perpindahan Panas Secara Radiasi Perpindahan panas secara radiasi adalah bentuk perpindahan panas dengan cara pergerakan gelombang elektromagnetis. Tugas Akhir 11 Fakultas Teknologi Industri

26 Dalam penyegaran udara, perpindahan panas secara radiasi ini terjadi karena adanya radiasi sinar matahari, lampu, dan panas yang dipancarkan oleh peralatan listrik yang terdapat di ruangan tersebut. Gambar 2.3 Perpindahan panas secara radiasi 2.1.e.3) Pengertian Mengenai Beban Panas Panas merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari suatu benda ke benda lain karena adanya perbedaan temperatur. Panas mengalir dari benda yang mempunyai temperatur lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih rendah. Dalam gambar dibawah ini diperlihatkan bahwa panas akan mengalir dari suhu ruangan yang mempunyai temperatur tinggi menuju refrigrator/mesin penyegar udara yang mempunyai temperatur lebih rendah sehingga dapat terlihat dengan mudah proses perpindahan panasnya. Tugas Akhir 12 Fakultas Teknologi Industri

27 Gambar 2.4 Aliran perpindahan panas pada ruangan Banyaknya panas atau beban panas yang akan dihitung untuk merancang pemasangan mesin penyegar pada umumnya diukur dengan satuan BTU (British Termal Unit). BTU adalah banyaknya panas atau jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 pound air sebesar 1 derajat farenhiet ( F). a) Beban Panas Beban panas yang ditanggung oleh mesin penyegar udara suatu ruangan terdiri dari beban panas ruangan dan beban panas dari mesin penyegar udara : (1) beban panas ruangan Beban panas yang harus ditanggung oleh udara yang keluaar dari alat penyegar udara, supaya kondisi didalam ruangan dapat (2) kalor laten Kalor laten yaitu jumlah panas yang diberikan kepada suatu benda tanpa merubah temperaturnya, tetapi Tugas Akhir 13 Fakultas Teknologi Industri

28 merubah sifat udara dalam ruangan yang menyebabkan naiknya kelembaban relatif benda tersebut. b) Sumber Panas Pada umumnya beban kalor suatu bangunan terbagi dalam beberapa bagian yaitu : (1) Transmisi Yaitu panas yang dihasilkan karena adanya perbedaan suhu udara kedua sisi elemen bangunan luar dan dalam. (2) Perembesan Udara Yaitu panas yang dihasilkan karena adanya perembesan udara dari luar ruangan ke dalam ruangan. (3) Sumber Matahari Yaitu panas yang dihasilkan dari radiasi energi matahari melalui bahan-bahan bangunan yang tembus cahaya atau penyerapan oleh bahan-bahan bangunan yang tidak tembus cahaya. (4) Sumber Dalam Ruangan Yaitu panas yang dihasilkan oleh pelepasan energi di dalam ruangan itu sendiri antara lain oleh manusia, lampu dan peralatan lainnya. 2.1.f. Prinsip Perhitungan Beban panas Dalam perhitunagan beban panas yang akan ditanggung oleh mesin penyegar udara sehingga kapasitas mesin penyegar udara yang akan dipasang sesuai dengan besarnya beban panas Tugas Akhir 14 Fakultas Teknologi Industri

29 yang akan ditanggung. Didalam perhitungannya, kalor sensibel dan kalor laten merupakan beban kalor yang harus diatasi oleh mesin penyegar udara supaya kondisi didalam ruangan dapat dipertahankan sesuai yang diinginkan. Untuk mendapatkan udara segar yang masuk kedalam ruangan dari suatu mesin penyegar udara pada temperatur dan kelembaban tertentu, maka jumlah kalor yang harus ditanggung oleh mesin penyegar tersebut adalah : (1) Beban kalor ruangan (2) Beban kalor dari udara luar yang masuk kedalam ruangan. Dengan memakai prinsip perhitungan beban panas yang ditulis oleh Wiranto Arismunandar dan Heizo saito dalam bukunya penyegaran udara, yaitu : Lembaran perhitungan beban penyegaran udara (pendinginan). 1) Nama :... Nama gedung :... Lokasi :... 2) Kondisi gedung Luas ruangan Volume ruangan :...m² :...m³ Nama bulan perancangan :... 3) Spesifikasi Teknis Gedung Tugas Akhir 15 Fakultas Teknologi Industri

30 Spesifikasi teknis disini dijelaskan tentang batas ruangan yang mengelilingi gedung yang diteliti, baik dibelah utara, timur, selatan, dan barat. No 1 Tempat Didalam Ruangan Tenperatu Bola kering Tabel 2.2. kondisi perancangan Perubahan temperatur harian Temperatur Bola basah Kelembapan relatif Perbandingan Kelembaban Rata2 tiap hari ( kg) 0 C - - % - 2 Diluar Ruangan 0 C 0 C - % - Dalam perhitungannya hanya dipergunakan harga pada waktu dalam ruangan terjadi beban maksimum. Dalam hal tersebut, temperatur udara sesaat adalah temperatur udara pada saat tertentu yang dapat diperkirakan dengan formula dibawah ini : t = t ranc keterangan : t : Temperatur udara luar sesaat C t ranc : Temperatur udara luar ruangan C t : Perubahan temperatur harian C 15 : Perubahan sudut waktu (kecepatan sudut 360 : 24 jam dalam sehari) Tugas Akhir 16 Fakultas Teknologi Industri

31 Didalam persamaan ini pukul siang adalah 0, pagi hari (AM) adalah (-) negatif, dari siang hari hingga sore (PM) adalah positif, sedang besarnya pembacaan dinyatakan sampai satu angka desimal, misalnya pukul setengah sepuluh pagi dinyatakan sebagai -2,5. 4) Kalor Sensibel Daerah Parimeter Kalor sensibel ini adalah merupakan panas yang masuk kedalam ruangan melalui tepi dinding dan atap yang akan berakibat kenaikan temperatur. Sedang dibandara Soekarno-Hatta menggunakan kaca jenis biasa maka faktor transmisinya adalah 0,95 sedang faktor bayangannya adalah 0,64. a) tambahan panas dari transmisi radiasi matahari melalui jendela kcal/h = Luas jendela (m²) x jumlah radiasi matahari (kcal/m h) x faktor transmisi x faktor bayangan. b) Beban transmisi kalor melalui jendela (kcal/h) Luas jendela (m²) x koefisien transmisi kalor melalui jendela K (kcal/ m² h C) x selisih Temperatur interior dengan eksterior C. c) infiltrasi beban panas sensibel {(volume ruang m³ x jumlah pergantian ventilasi alamiah) jumlah udara luar m³/jam per orang} x Tugas Akhir 17 Fakultas Teknologi Industri

32 0,24/(volume spesifik) x selisih temperatur eksterior dan interior C. d) beban transmisi kalor melalui dinding dan atap = {luas dinding m² x koeefisien transmisi kalor dari dinding K (kcal/ m² h C ) x (selisih temperatur ekuivalent dari radiasi matahari + selisih temperatur ekuivalent dari temperatur atmosfir)} + {luas atap x koefisien kalor K dari atap (kcal/m² h C) x (selisih temperatur ekuivalent dari radiasi matahari + selisih temperatur ekuivalent dari temperatur atmosfir C)}. Untuk mengetahui selisih temperatur ekuivalent dari radiasi matahari, dapat dihitung menggunakan rumus : Te matahari = є Rso j Є = nilai absorbsi radiasi matahari dari permukaan dinding. Rso = Tahanan perpindahan kalor dari permukaan dinding (m² jam C/kcal) J = Jumlah radiasi matahari (kcal/m² jam). Untuk menghitung besarnya selisih temperatur ekuivalent dari temperatur atmosfir, maka dapat dihitung dengan rumus : Keterangan : K = faktor amplitudo t = perubahan temperatur Tugas Akhir 18 Fakultas Teknologi Industri

33 τ = lama waktu matahari bersinar (jam) ɼ = kelambatan waktu 15 = kecepatan sudut Beban kalor tersimpan dari ruangan dengan penyegaran terputus putus yang mana sebelumnya ruangan tersebut sudah terkena sinar matahari. Perhitungannya harus ditambah 10 sampai 20%. 5.beban kalor laten daerah perimeter Beban kalor oleh infiltrasi (volume ruangan m³ x jumlah ventilasi alamiah x 597,3 kcal/kg x (selisih perbandingan kelembaban diluar dan didalam ruangan). 6.karena didalam ruangan tidak ada sekat-sekat, sehingga hanya terjadi beban kalor sensibel dari sumber beban kalor diruangan. a) beban kalor sensibel dari penghuni (penumpang + pegawai) jumlah penghuni x kalor sensibel manusia (kcal/h per orang) x faktor koreksi kelompok. b) beban kalor sensibel untuk peralatan. karena penerangan dari lampu maka dapat dikatakan beban sensibel yang terjadi karena akibat konversi energi listrik menjadi cahaya dan panas, pada ruang tunggu memakai lampu jenis TL. Tugas Akhir 19 Fakultas Teknologi Industri

34 {(peralatan KW) x 860 kcal/ Kw x Faktor penggunaan peralatan} + (lampu neon kw x 1,080 kcal/kw). 7. beban kalor laten derah interior Kalor laten oleh sumber penguapan interior dari penghuni : Jumlah orang (penghuni) x kalor laten manusia (kcal/h per orang) x koreksi faktor. Sehingga dari seluruh perhitungan diatas jumlah total dari beban pendinginan ruangan adalah jumlah antara beban kalor sensibel (daerah perimeter dan daerah interior) ditambah beban kalor laten (daerah perimeter dan daerah interior) Teori Penelitian Definisi Penelitian Penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara tertentu yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah tertentu yang bersifat logis. Proses penelitian yang sistematis itu ditunjukkan pda gambar berikut : Tugas Akhir 20 Fakultas Teknologi Industri

35 Gambar 2.5 proses penelitian Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data dari penelitian itu adalah betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah ada. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi Tugas Akhir 21 Fakultas Teknologi Industri

36 masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau sesuatu informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi adalah mengupayakan agar masalah tidak terjadi a. Jenis-Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut pendekatan, tingkat ekspansi, jenis data dan analisis dengan mengetahui jenis-jenis penelitian tersebut, maka peneliti bisa memilih metode yang paling efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk memecahkan masalahmasalah yang ada. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis penelitian a.1. Penelitian menurut tingkat eksplansi Tingkat eksplansi adalah tingkat penjelasan, maksudnya adalah menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan hal ini, penelitian ini dapat dibagi menjadi deskriptif, komparatif, dan asosiatif. a) Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mendiri, baik satu variabel atau lebih Tugas Akhir 22 Fakultas Teknologi Industri

37 (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. b) Penelitian Komparatif Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabel masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. c) Penelitian Asosiatif/hubungan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif atau komparatif. Dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala a.2.) Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis Seperti telah dikemukakan dalam pengertian penelitian diatas, bahwa pada dasarnya meneliti itu adalah ingin mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal. jenis data dan analisanya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal yang utama, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pada suatu proses penelitian sering hanya terdapat satu jenis data yaitu kualitatif dan kuantitatif saja. Tetapi mungkin juga gabungan antara keduanya. Dalam analisis data juga terdapat dua Tugas Akhir 23 Fakultas Teknologi Industri

38 macam, yaitu analisis data kuantitatif dengan statistik dan kualitatif (tidak dengan statistik). Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. a) Data Penelitian Data adalah suatu bahan mentah berupa angka-angka apabila diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan informasi tersebut, kita dapat mengambil kepueusan. Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk mendapatkan data yang valid tersebut, peneliti harus terlebih dahulu mengetahui macam-macam data, dan bentuk hipotesanya. Macam-macam data ditunjukkan dalam gambar berikut : Gambar 2.6. macam macam data Tugas Akhir 24 Fakultas Teknologi Industri

39 Dari gambar tersebut dapat dijelaskan macam data, yaitu : 1) Data kualitatif Data kulitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. 2) Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diinginkan. Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu : a) Data diskrit/nominal Data nominal adalah data yang hanya dapat digolonggolongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Data ini diperoleh dari menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa, terdiri dari 30 pria dan 20 wanita. b) Data kontinum Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi data ordinal, data interval dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Missal juara I, II, III dan seterusnya. Data ini bila dinyatakan dalam skala maka jarak yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Tugas Akhir 25 Fakultas Teknologi Industri

40 Gambar 2.7. Data ordinal, jarak tidak sama Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolute/mutlak. Contoh skala thermometer. Walaupun nilai 0 C tetapi tetap ada nilainya. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan instrument sikap dengan skala likert misalnya adalah berbentuk data interval. Data interval adalah data yang dibuat menjadi data ordinal (peringkat). Gambar 2.8. data interval walaupun ada negatif tetap ada nilainya Data ratio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol (0) mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang dan volume. Berat 0 kg adalah bobotnya nol, panjang 0 m berarti tidak ada panjangnya. Data ini dapat diubah ke dalam interval dan ordinal. Data ini juga dapat dijumlahkan atau dibuat perkalian secara aljabar. Misal 2m + 3m = 5m. Kalau dalam data interval penjumlahannya tidak seperti dalam ratio. Misal 1 gelas air dengan suhu 20 C + air 1 gelas dengan suhu 15 C maka suhunya tidak Tugas Akhir 26 Fakultas Teknologi Industri

41 menjadi 35 C, tetapi sekitar 17,5 C. Data ratio adalah data yang paling teliti. Gambar 2.9 Data rasio (nilai 0 mutlak) b. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelejari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. 1) Variabel Independen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. 2) Variabel Dependen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terkat. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas c. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yan ditetapkan Tugas Akhir 27 Fakultas Teknologi Industri

42 oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti kemudian ditarik kesimpulannya. Maksudnya adalah sekumpulan data yang menjadi obyek untuk diambil sebagian sampel yang akan dipergunakan pada pengolahan datanya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Misal akan melakukan penelitian pada sebuah sekolah X, maka sekolah ini adalah merupakan populasi. Sekolah mempunyai sejumlah orang/subyek atau obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah juga mempunyai karakteristik orangorangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya iklim organisasinya dan lain-lain d. Sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dari populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu merupakan, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi itu haruslah representative (mewakili). Tugas Akhir 28 Fakultas Teknologi Industri

43 2.2.1.e. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel dari sejumlah populasi. Langkah berikutnya sesuai dengan formula yang telah dipaparkan, masing-masing data disusun sedemikian rupa sesuai dengan kelompok datanya sehingga akan mempermudah dan memperjelas proses pengolahan data f. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, belum didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif tidak, namun justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan diatas, selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila bekerja Tugas Akhir 29 Fakultas Teknologi Industri

44 dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan penelitian bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif. 1.) Hipotesis deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan dugaan terhadap satu variabel dalam satu sampel walaupun didalamnya bias terdapat beberapa kategori. 2.) Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu : a) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel) b) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel) g. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, data adalah merupakan kegiatan setelah data terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis datanya, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan variabel yang diteliti, Tugas Akhir 30 Fakultas Teknologi Industri

45 melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis langkah terakhir tidak dilakukan Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan dalam analisis data didalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan inferensial Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menanalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau general. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam menganalisa Statistik Inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai Tugas Akhir 31 Fakultas Teknologi Industri

46 peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris. a) Statistik parametris Statistik parametris ini digunakan untuk menguji parameter populasi melalui data sampel. (pengertian statistik disini adalah data yang diperoleh dari sampel). Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara populasi dan sampel. Statistik ini memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu testnya mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Statisti parametris mempunyai kekuatan lebih jika dibanding dengan statistik non parametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Statistik ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Tugas Akhir 32 Fakultas Teknologi Industri

47 b) Statistik Non Parametris Statistik non parametris tidak lagi menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Statistik non parametris tidak memerlukan banyak asumsi seperti yang dijelaskan dalam statistik parametris, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik non parametris sering disebut distribusi free (bebas distribusi). Statistik ini digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal i. Analisis Statistik Chi Kuadrat (ϰ² ) Chi kuadrat satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Yang dimaksud deskriptif disini bisa merupakan estimasi/dugaan terhadap ada/tidaknya perbedaan frekuensi antara kategori lain dalam sebuah sampel tentang sesuatu hal. Tekniknya adalah tipe goodnes-of-fit yakni bahwa tes tersebut dapat digunakan untuk menguji adakah terdapat perbadaan yang signifikan antara banyak yang diamati (observed) dari objek atau jawab yang masuk dalam masing-masing kateegori dengan banyak yang diharapkan (expected) berdasarkan hipotesis nol. Rumus dasar chi kuadrat adalah sebagai berikut: ϰ² = = (fo fh)² fh Tugas Akhir 33 Fakultas Teknologi Industri

48 ϰ² = Chi kuadrat Fo Fh = penjumlahan semua kategori = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan 2.3. Kerangka Berfikir Mesin penyegar udara adalah alat yang dapat menyegarkan udara pada suatu ruangan sehingga tercapai temperatur dan kelembaban yang diinginkan terhadap kondisi pada ruangan tersebut. Pemasangan mesin penyegar pada umumnya didesign untuk melayani beban dibawah kapasitas kemampuannya. Namun dalam operasinya perlu diperhitungan segala kemungkinan yang mempengaruhi perubahan beban, baik kondisi peralatan maupun lingkungan disekitarnya. Besarnya beban panas tentu akan menentukan jumlah kapasitas mesin penyegar udara. Dengan ini penulis menghitung dan menganalisa beban panas pada ruang tunggu (ATC) ruang Air Traffic Control di bandara Budiarto dengan mengumpulkan data yang ada dan mendukung. Setelah jumlah seluruh beban panas ruangan diketahui, maka dilakukan analisa dengan statistik chi kuadrat satu sampel dengan mengajukan hipotesis nol (Ho) bahwa kemampuan mesin penyegar udara dalam menanggung beban panas ruangan 100% (lebih besar atau sama dengan seratus persen), sedang hipotesa alternatif (Ha) bahwa kemampuan mesin penyegar udara dalam menanggung beban Tugas Akhir 34 Fakultas Teknologi Industri

49 panas ruangan < 100% (lebih kecil dari seratus persen). Pembahasan ini merupakan hasil penelitian maupun analisis dengan menggunakan berbagai referensi, sehingga hasil penelitian maupun analisanya akan lebih dapat diyakini oleh berbagai pihak dan dijadikan acuan pada saat perencanaan atau pemasangan mesin penyegar udara. Tugas Akhir 35 Fakultas Teknologi Industri

50 KERANGKA BERFIKIR Gejala ketidakseimbangan kapasitas mesin penyegar udara terhadap beban pendingin ruang tunggu keberangkatan domestik Penentuan Variabel bebas : data beban pendingin ruangan 1. Beban kalor sensibel daerah parimeter 2. Beban kalor laten daerah parimeter 3. Beban kalor sensibel daerah interior 4. Beban kalor laten daerah interior Penentuan variabel terikat Kapasitas mesin penyegar udara Pengumpulan data skunder Kapasitas mesin penyegar udara Pengumpulan data sekunder beban pendingin ruangan 1. Beban kalor sensibel daerah perimeter 2. Beban kalor laten daerah perimeter 3. Beban kalor sensibel daerah interior 4. Beban kalor laten daerah interior Perhitungan nilai kinerja mesin Penyegar udara Komparasi kinerja mesin penyegar udara Dengan beban pendinginan udara Perhitungan beban pendingin ruangan Pengujian Hipotesa Ho : µ=100 % Ha : µ<100 % Analisa Chi Kuadrat Satu sampel X i I f f f k 2 2 ( 0 h ) n Interpretasi hasil analisis beban pendinginan Kesimpulan dan saran Tugas Akhir 36 Fakultas Teknologi Industri

51 GAMBAR SIKLUS REFRIGRASI 2.4. SISTEM REFRIGRASI a. kompresor kompresor adalah bagian yang terpenting dari suatu proses refrigrasi, tidak hanya melakukan kompresi yang masuk pada tekanan gas yang tinggi tapi juga menimbulkan tekanan rendah yang masuk ke kompresor atau bekerja membuat perbedaan tekanan. Kompresor pada refrigrasi gunanya untuk : 1. menurunkan tekanan didalam evaporator sehingga bahan pendingin atau refrigrant cair dievaporator dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap kalor lebih banyak dari ruang didekat evaporator 2. menghisap bahan pendingin / refrigrant gas dari evaporaator yang bersuhu rendah dan bertekanan rendah lalu memampatkan gas tersebut sehingga menjadi gas dengan suhu dan tekanan tinggi. Kemudian mengalir ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat memberikan kalor terhadap zat kalornya terhadap zat yang mendinginkan maka didalam kondenssor terjadi pengembunan. b. kondensor kondensor gunanya untuk mebuang kalor dan mengubah wujud refrigerant dari bentuk gas bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi bagian refrigerant cair yang bertekanan dan bertemperatur rendah. c. evaporator Tugas Akhir 37 Fakultas Teknologi Industri

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN Dalam perhitungan beban pendingin gedung yang akan dikondisikan oleh mesin pendingin didapat data-data dari gedung tersebut, sebagai berikut : IV.1 Nama

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC Dalam perancangan pemasangan AC pada Ruang Dosen dan Teknisi, data-data yang dibutuhkan diambil dari berbagai buku acuan. Data-data

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Kemas Ridhuan, Andi Rifai Program Studi Teknik Mesin Universitas muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

Universitas Mercu Buana 49

Universitas Mercu Buana 49 BAB III METODE PENELITIAN Ada dua faktor yang menjadi beba dalam sebuah mesin pendingin yaitu beban internal dan beban ekternal. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya beban internal terjadi karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Tata Udara

Pengantar Sistem Tata Udara Pengantar Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin U N I V E R S I T A S MERCU BUANA Disusun oleh : Nama : Ari Siswoyo

Lebih terperinci

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Alat Pendingin Central Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki suhu yang nyaman yang dianggap cukup baik sehingga dapat memberikan kebebasan bagi orang-orang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN Mochtar Asroni, Basuki Widodo, Dwi Bakti S Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakikatnya, keamana dan kenyamanan merupakan faktor penting dalam sistem pengkondisian udara khususnya pada pesawat terbang, dengan semakin bertambahnya ketinggian

Lebih terperinci

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir BAB III PERHITUNGAN 3.1 Beban Pendingin Ruangan Beban pendingin ruangan adalah beban laju aliran panas yang harus dipindahkan dari udara ruangan untuk mempertahankan temperatur ruangan sesuai yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Data Pengumpulan data di maksudkan untuk mendapatkan gambaran dalam proses perhitungan beban pendingin pada ruang kerja lantai 2, data-data yang di perlukan

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM

RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM RASTONO 41312120022 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN KERJA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Hasil Pengujian Beban Kalor Setelah dilakukan perhitungan beban kalor didalam ruangan yang meliputi beban kalor sensible dan kalor laten untuk ruangan dapat

Lebih terperinci

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga

Lebih terperinci

MODIFIKASI ELEMEN PEMANAS MESIN PENGERING PAKAIAN ELECTROLUX EDV5001 DENGAN KONVERSI PEMANAS GAS LPG

MODIFIKASI ELEMEN PEMANAS MESIN PENGERING PAKAIAN ELECTROLUX EDV5001 DENGAN KONVERSI PEMANAS GAS LPG MODIFIKASI ELEMEN PEMANAS MESIN PENGERING PAKAIAN ELECTROLUX EDV5001 DENGAN KONVERSI PEMANAS GAS LPG MUHAMMAD AKBAR SAPUTRA REZEKI NIM : 41315120022 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI Ozkar F. Homzah 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Pengeringan Udara panas dihembuskan pada permukaan bahan yang basah, panas akan berpindah ke permukaan bahan, dan panas laten penguapan akan menyebabkan kandungan air bahan teruapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 MODUL/TATAP MUKA KE : 1 PENYUSUN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Edi Purwanto, Kemas Ridhuan Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pendingin Sistem pendingin merupakan sebuah sistem yang bekerja dan digunakan untuk pengkondisian udara di dalam ruangan, salah satunya berada di mobil yaitu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON

PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON TUGAS AKHIR DIAJUKAN KEPADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK MESIN STRATA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39 BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMANAS BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PERANCANGAN PEMANAS BAHAN BAKAR BIO SOLAR PERANCANGAN PEMANAS BAHAN BAKAR BIO SOLAR Diajukan untuk memenuhi Persyratan kurikulum sarjana strata satu ( S-1 ) Disusun oleh : NAMA : JONMEYLIN NIM : 41305010051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA CHILLER WATER COOLED PADA PROYEK SCIENTIA OFFICE PARK SERPONG

TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA CHILLER WATER COOLED PADA PROYEK SCIENTIA OFFICE PARK SERPONG TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA CHILLER WATER COOLED PADA PROYEK SCIENTIA OFFICE PARK SERPONG Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Farid

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Tata Udara Secara umum pengkondisian udara adalah suatu proses untuk mengkondisikan udara pada suatu tempat sehingga tercapai kenyamanan bagi penghuninya. Tata udara meliputi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit) Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada program Studi Teknik Mesin Oleh N a m a : CHOLID

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN Mika Patayang (1), Erry Yadie (2) Staf Pengajar Jurusan Kemitraan Polnes Samarinda 1, 2 ) jl. batu cermin sempaja ujung kampus

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA Sumanto 1), Wayan Sudjna 2), Harimbi Setyowati 3), Andi Ahmad Rifa i Prodi Teknik Industri 1), Prodi Teknik Mesin 2), Prodi Teknik Kimia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN Irnanda Priyadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu Jl.

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol

Lebih terperinci

REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER

REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER TUGAS AKHIR REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. Perhitungan Total Beban Kalor Dalam Ruangan Dalam bahasan ini total beban kalor tersimpan dalam ruangan adalah penjumlahan dari tambahan panas dari transmisi radiasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Perpindahan Kalor 2.1.1. Umum Penukaran Kalor sering dipergunakan dalam kehidupan sehari hari dan juga di gedung dan industri. Contoh kegiatan penukaran kalor dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON DIAJUKAN KEPADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK MESIN STRATA SATU (S1)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengertian objek penelitian menurut Arikunto (2001:29) sebagai berikut :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengertian objek penelitian menurut Arikunto (2001:29) sebagai berikut : BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian menurut Arikunto (2001:29) sebagai berikut : Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AIR CONDITIONER

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AIR CONDITIONER PERAWATAN DAN PERBAIKAN AIR CONDITIONER Disusun untuk memenuhi tugas pemeliharaan dan perbaikan listrik Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Dosen Pembimbing : Heri Liamsi, S.T., M.T (196311091991021001)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM : TUGAS AKHIR Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar 43 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri, metode yang digunakan dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS DESICCANT DALAM MENGONTROL RH DIBANDING HEATER DAN HEATING COIL

TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS DESICCANT DALAM MENGONTROL RH DIBANDING HEATER DAN HEATING COIL TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS DESICCANT DALAM MENGONTROL RH DIBANDING HEATER DAN HEATING COIL Disusun oleh : ZAINAL ABIDIN (41306110043) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 114 PENGUJIAN PENGARUH VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP PERFORMANSI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KENDARAAN PENUMPANG 1.500 cc Suadi Program Studi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci