Iwan Setyadi dan Arie Hendarto
|
|
- Ivan Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TR-72 PENGEMBANGAN PADUAN ALUMINIUM-NIKEL BRONZE UNTUK APLIKASI MODEL BALING-BALING KAPAL PENUMPANG BERDAUN LIMA PADA IKM PENGECORAN LOGAM DI KABUPATEN TEGAL Iwan Setyadi dan Arie Hendarto Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pusat Teknologi Industri Proses Gedung Teknologi 2 Lantai 3 Kawasan Puspiptek Serpong-Tangerang Telepon (021) i1setyadi2810@gmail.com Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Baling-baling kapal merupakan salah satu komponen penting kapal yang memberikan tenaga dengan mengubah putaran mesin menjadi gaya gerak atau gaya dorong pada kapal. Kehandalan suatu baling-baling kapal ditentukan oleh kekuatan, daya tahan aus dan korosi yang dimiliki, dimana peranan jenis logam paduan sangat menentukan. Dalam upaya mengembangkan dan memberdayakan industri kecil pembuat komponen kapal yang merupakan potensi kabupaten Tegal, maka dilakukan riset pengembangan pembuatan baling-baling kapal penumpang, khususnya baling-baling berdaun lima dengan pengecoran paduan Al-Ni bronze. Dalam tulisan ini dibahas peramuan dan aplikasi paduan Al-Ni bronze untuk pengecoran model baling-baling kapal penumpang berdaun lima dengan memvariasikan kandungan aluminiumnya. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan cetakan kombinasi, yaitu cetakan kulit (shell moulding) dan cetakan green sand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan paduan B dengan target Al sebesar 9% memiliki komposisi kimia yang sesuai dengan standar, dimana kandungan Al aktual sebesar 8,65% dan memiliki kekerasan sebesar 170,2 BHN. Sedangkan perancangan paduan A dan C memiliki kandungan Al aktual sebesar 6,7% dan 11,21%, namun di luar batasan standar BKI. Dengan demikian rancangan paduan B dapat dijadikan acuan untuk pembuatan prototype baling-baling dengan ukuran sebenarnya. Kata Kunci: Perancangan, paduan, Al-Ni bronze, baling-baling kapal, pengecoran. I. PENDAHULUAN Salah satu dari 22 kegiatan ekonomi prioritas nasional dalam MP3EI adalah industri perkapalan yang saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka penguatan konektivitas nasional. [1] Tingginya permintaan dari pasar lokal maupun global, membuat kinerja industri perkapalan nasional menunjukkan peningkatan. Dengan menguatnya industri perkapalan di Indonesia seharusnya secara otomatis akan meningkatkan perkembangan industri penunjangnya, termasuk komponen kapal. Namun sayangnya industri perkapalan saat ini masih menghadapi berbagai kendala yaitu masih tingginya impor kapal dan komponennya, kapasitas galangan kapal yang masih terbatas, serta kurangnya dukungan pemerintah terhadap tumbuhnya industri komponen dalam negeri. Baling-baling kapal merupakan salah satu komponen penting kapal yang berfungsi sebagai pemberi gaya dorong pada kapal. [2] Kehandalan suatu baling-baling kapal ditentukan oleh kekuatan, daya tahan aus dan korosi yang dimiliki, dimana peranan jenis logam paduan sangat menentukan. Bahan yang banyak dipakai adalah logam paduan yang terdiri dari tembaga-sengmangan-aluminium-nikel-besi, yang umumnya dikenal dengan nama Manganese Bronze dan Aluminium Nickel Bronze. [3 6] Sifat-sifat mekanisnya lebih baik daripada bronze dan kuningan biasa, demikian juga ketahanan korosi dan gesekannya. Untuk memproduksi baling-baling kapal dengan logam paduan jenis tersebut, kendala yang dihadapi oleh industri kecil pengecoran logam, adalah; pertama, sebagian master alloy yang diperlukan tidak tersedia di dalam negeri. Kesulitan yang kedua adalah berkaitan dengan proses peleburan logam, yaitu karena kandungan aluminiumnya yang bisa mencapai 9% akan sangat reaktif terhadap oksigen dari atmosfer tungku, dan
2 TR-73 GAMBAR 1: Baling-baling Kapal Berdaun Lima. membentuk oksida Al 2 O 3 yang bisa menyebabkan cacat. Kesulitan yang ketiga adalah; pada paduan Manganese dan terutama Aluminium Nickel Brons mudah [7, 8] terjadi cacat rongga penyusutan (shrinkage). Dalam upaya mengembangkan dan memberdayakan industri kecil pembuat komponen kapal yang merupakan potensi klaster industri unggulan di kabupaten Tegal, maka dilakukan riset pengembangan pembuatan baling-baling kapal penumpang, khususnya baling-baling berdaun lima. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah penelitian tentang tentang teknik pemaduan logam (alloying) Aluminium Nickel Bronze untuk pembuatan model/prototype baling-baling dengan memanfaatkan semaksimal mungkin bahan baku dan penunjang yang tersedia di dalam negeri, sehingga dapat diaplikasikan di industri kecil pengecoran logam. Penelitian meliputi perancangan peramuan bahan-bahan peleburan dan pengecoran serta beberapa pengujian, khususya pengujian komposisi kimia dan uji kekerasan. Hasil penelitian yang optimal, akan dimanfaatkan sebagai acuan untuk melakukan peleburan dan pengecoran untuk baling-baling ukuran yang sebenarnya. II. METODOLOGI Adapun metodologi penelitian yang dilakukan meliputi: A. Studi literatur Dalam penelitian ini mutu baling-baling akan mengacu pada standard Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yaitu badan sertifikasi yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan standard mutu produk komponenkomponen kapal, diantaranya baling-baling kapal. BKI membagi paduan tembaga sebagai bahan dasar pembuatan baling-baling menjadi empat kelas yaitu CU1, CU2, CU3, dan CU4 tergantung pada komposisi kimianya seperti ditunjukkan pada TABEL 1 berikut. CU1 dan CU2 dikenal sebagai Manganese Bronze sedangkan CU3 dan CU4 sebagai Aluminium Nickel Brons. B. Perancangan peramuan bahan Perancangan peramuan bahan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan jenis dan berat bahan baku dan bahan paduan dikaitkan dengan target komposisi yang [10, 11] akan dicapai. Dalam hal ini logam paduan yang dibuat adalah jenis Aluminium Nickel Brons sebanyak 100 kg. Bahan baku utama adalah scrap kawat tembaga dan bahan paduan adalah ingot aluminium, scrap Nickel screen, Ferro Mangan, Geram bubutan besi cor. Bahan baku dan bahan paduan yang dipakai dipilih bahan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat, sehingga dapat diterapkan di industri kecil pengecoran logam yang umumnya kesulitan memperoleh bahan paduan (master alloy) import. C. Persiapan bahan baku dan cetakan Persiapan bahan baku dilakukan dengan menimbang berat bahan baku dan bahan paduan yang didasari pada hasil rancangan peramuan bahan. Sedangkan cetakan yang dibuat adalah cetakan Y block [9] untuk benda uji dan cetakan untuk model baling-baling kapal berdaun lima yang menggunakan cetakan kombinasi, yaitu cetakan kulit (shell moulding) dan cetakan [7, 8] Cetakan pasir basah (green sand molding). kulit adalah cetakan yang terbuat dari campuran pasir silika dan bahan perekat (resin thermoset) setebal 5-20mm yang akan mengeras ketika campuran tersebut dibakar dengan suhu C pada permukaan pola yang terbuat dari logam aluminium sehingga menyerupai kulit. Bahan cetakan kulit umumnya terdapat dipasaran dan sudah siap pakai dan dikenal dengan nama pasir resin bakar (resin coated sand). Sebagai inti pasir (core) digunakan cetakan pasir proses CO 2. Komposisi bahannya adalah pasir silika 94-95% ditambah waterglass (Na 2 O n SiO 2 ) 5-6% dan kemudian diinjeksi dengan gas CO 2 untuk mengeraskan campuran pasir tersebut. Selanjutnya cetakan kulit tersebut ditanam dalam pasir cetak basah (green sand molding), yang berfungsi sebagai back-up sand, dan diletakkan dalam kotak rangka cetak. D. Proses Peleburan dan Pengecoran Proses peleburan dilaksanakan pada tungku peleburan jenis krusibel (crucible furnace) yang menggunakan oil burner sebagai sumber panas. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam pengecoran aluminium bronze adalah pembentukan lapisan tipis aluminium oksida yang terbentuk dengan segera ketika permukaan logam cair bersentuhan dengan udara atmosfir. Ketika lapisan tipis ini dipecahkan, maka dross akan terperangkap didalam coran dan menyebabkan penurunan kekuatan mekanis paduan tersebut. Oleh karena itu turbulensi
3 TR-74 TABEL 1: Klasifikasi Paduan Tembaga untuk Bahan Baling-baling Kapal dan Komposisi Kimianya [9] Kelas Komposisi kimia (%) CU1 CU2 CU3 CU4 Cu Al 0,5 3,0 0,5 2,0 7,0-11,0 6,5 9,0 Mn 0,5 4,0 1,0 4,0 0,5 4,0 8,0 20,0 Zn Max 1,0 Max. 6,0 Fe 0,5 2,5 0,5 2,5 2,0 6,0 2,0 5,0 Ni Max. 1,0 2,5 8,0 3,0 6,0 1,5 3,0 Sn 0,1 1,5 0,1 1,5 Max 0,1 Max. 1,0 Pb Max. 0,5 Max. 0,5 Max 0,03 Max 0,05 GAMBAR 2: Persiapan Bahan Baku dan Cetakan Y-Block dan Baling-baling cairan harus dihindari sebisa mungkin selama proses proses peleburan dan pengecoran, dan pengadukan hanya boleh dilakukan seminimal mungkin. Untuk meminimalkan terjadinya oksidasi dengan udara dan membersihkan aluminium oksida yang terbentuk maka selama peleburan cairan harus diberikan perlindungan berupa bahan fluks khusus dan diakhiri dengan bahan deoksidiser. Dalam penelitian ini digunakan bahan fluks dengan nama dagang Albral 2 sebanyak 1% dari berat cairan. Bahan flux ini adalah campuran Kalsium dan Natrium Fluoride yang berbentuk serbuk. Untuk menghilangkan gas H 2 yang terserap oleh cairan, digunakan bahan degasser berbentuk blok cincin terbuat dari bahan dolomit (CaMg(CO 3 ) 2 ) yang beratnya 50 gram per buah, dengan merek dagang Logas 50. Untuk menghilangkan kelebihan oksida digunakan bahan deoksidiser yang berupa butiran tembaga posfor (posphor copper granule) sebanyak 0,1%. Temperatur cairan dikontrol dengan menggunakan termokopel type K. Temperatur penuangan untuk coran dengan ketebalan kurang dari 13 mm adalah 1250 [7, 11] C. Acuan material yang dilebur berdasarkan rancangan peramuan bahan, yang dilakukan sebanyak 3 kali peleburan dengan variasi prosentase kandungan Aluminium, masingmasing: rancangan A (7% Al), rancangan B (9% Al) dan rancangan C (11% Al) guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan target komposisi. Sedangkan produk yang dicor adalah Y-block dan model/prototype baling-baling berdaun lima yang akan dibahas terpisah. E. Pengujian Pengujian yang dilakukan adalah pengujian komposisi kimia dan kekerasan. [12] F. Analisis Analisis dilakukan guna mengetahui kesesuaian rancangan dengan target yang akan dicapai, sehingga dijadikan acuan untuk pengembangan pembuatan produk baling-baling ukuran sebenarnya. GAMBAR 3: Penuangan Al-Ni Bronze ke dalam laddle.
4 TR-75 (i) (ii) (iii) (iv) (v) GAMBAR 4: (i) sampel uji spectrometer, (ii) pengecoran Y-Block, (iii) pengecoran model baling-baling, (iv) Y-bock dan (v) model/prototype baling-baling (as-cast) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rancangan peramuan bahan Adapun rancangan peramuan bahan untuk mencapai target komposisi kimia Al-Ni bronze untuk CU3 berkapasitas 100 kg, masing-masing dengan rancangan perkiraan kandungan Al sebesar 7% (rancangan A), 9%(rancangan B) dan 11% (rancangan C) dapat dilihat pada TABEL 2 sampai dengan TABEL 4 berikut. B. Data kebutuhan baku berdasarkan hasil rancangan material Detail kebutuhan baku untuk peleburan Al-Ni Bronze (CU3) berkapasitas 100 kg dengan rancangan kandungan Al sebesar 7,9 dan 11% dapat dilihat pada TABEL 5 C. Hasil Uji Komposisi Kimia Produk Yang Dicor Hasil uji komposisi kimia produk hasil pengecoran berupa Y-block dan model baling-baling dapat dilihat pada TABEL 6. D. Hasil Uji Kekerasan Hasil uji kekerasan masing-masing sampel hasil pengecoran Al-Ni Bronze sesuai dengan rancangan peramuan bahan dapat dilihat pada TABEL 7. GAMBAR 5: Grafik Prosentase Aktual Aluminium vs Rancangan Peramuan bahan E. Analisis Kesesuaian Rancangan Peramuan Bahan dengan Capaian Komposisi Kimia Produk Pengecoran Mengacu pada data hasil uji komposisi kimia terhadap sampel hasil pengecoran (TABEL 6), terlihat bahwa komposisi kimia rancangan peramuan bahan dengan kandungan 9% Al (rancangan B) yang paling sesuai dengan komposisi standar CU3 yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Semua unsur kimia masuk rentang komposisi kimia yang disyaratkan, dimana hasil capaian kandungan Al sebesar 8,65%. Adanya penurunan kandungan Al dari yang direncanakan tergantung pada lamanya selisih antara waktu pemuatan bahan baku Aluminium ke dalam tungku (charging) dengan waktu penuangan kedalam cetakan (casting). Semakin lama maka akan semakin banyak aluminium yang teroksidasi menjadi aluminium oksida, dan hilang (losses) sebagai terak (slag) mengingat terlalu besar perbedaan antara titik lebur Al (± 660 C) dibandingkan titik lebur paduan bronze yang sebesar ± 1200 C. Untuk hasil rancangan peramuan bahan yang lain, khususnya rancangan peramuan bahan dengan kandungan 7% Al (rancangan A), terlihat bahwa kandungan Al setelah dicor lebih rendah dari standar, yaitu hanya sebesar 6,7%. Mengacu pada TABEL 5 (penggunaan bahan baku), terlihat jumlah pemakaian bahan baku tembaga (Cu) lebih besar dibandingkan rancangan B, dimana tembaga yang digunakan sebanyak 79,46 kg, lebih banyak 1,9% (1,5 kg), sehingga memerlukan proses pemanasan lebih lama untuk pencapaian peleburan. Hal ini ikut mempengaruhi peningkatan jumlah losses Al yang terjadi. Untuk rancangan peramuan bahan dengan kandungan 11% Al (rancangan C), terlihat bahwa kandungan Al setelah dicor melebihi dari standar, yaitu sebesar 11,21%. Namun terlihat penggunaan tembaga (TABEL 5) lebih kecil dibandingkan rancangan B, dimana tembaga yang digunakan sebanyak 76,41 kg, lebih kecil 2% (1,55 kg), sehingga pemanasan relative lebih cepat. Hal ini ikut mempengaruhi penurunan jumlah losses Al yang terjadi. GAMBAR 5 berikut menunjukkan hubungan antara prosentase kandungan aluminium yang terbentuk dari hasil pengecoran dengan rancangan peramuan bahan yang dibuat.
5 TR-76 TABEL 2: Rancangan Peramuan bahan CU3 Berkapsitas 100 kg Dengan Perkiraan Kandungan Alumunium 7% (Rancangan A)
6 TR-77 TABEL 3: Rancangan Peramuan bahan CU3 berkapsitas 100 kg Dengan Perkiraan Kandungan Alumunium 9% (Rancangan B)
7 TR-78 TABEL 4: Rancangan Peramuan bahan CU3 berkapsitas 100 kg Dengan Perkiraan Kandungan Alumunium 11% (Rancangan C)
8 TR-79 TABEL 5: Data Kebutuhan Baku Untuk Peleburan Al-Ni Bronze (CU3) Berkapasitas 100 Kg Dengan Perkiraan Kandungan Al Sebesar 7, 9 Dan 11% Pemakaian Bahan (kg) No JENIS BAHAN Target Al (%) Sub Total (kg) Kawat tembaga Ingot Aluminium Ni screen Ferro Mangan Geram bubut besi cor Total TABEL 6: Data Hasil Uji Komposisi Kimia Produk Hasil Pengecoran Berupa Y-Block dan Model Baling-Baling Acuan Standard BKI Cu Sn Pb Zn Ni Fe P Sb Al Si Mn CU max 0.03 max 1.0 max ,1 max Hasil Uji Coba Cu Sn Pb Zn Ni Fe P Sb Al Si Mn Rancangan A Rancangan B Rancangan C Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan proses peleburan Al-Ni bronze adalah penentuan waktu memasukkan (charging) aluminium. Diupayakan dilakukan setelah tembaga mencair semua guna menghindari terjadinya losses yang besar dan selalu dilakukan pengecekan temperatur agar tidak melebihi 1250 C pada saat penuangan. Sementara untuk kandungan unsur kimia yang lainnya (Cu, Ni, Mg dan lainnya) untuk ketiga rancangan sudah sesuai dengan standar. Untuk melebur Al-Ni bronze berkapasitas 100 kg sesuai dengan standar CU3, telah digunakan bahan baku yang ada di dalam negeri dan khususnya scrap, yaitu 77,96 kg scrap kawat tembaga untuk pencapaian unsur Cu, 9,09 kg ingot aluminium untuk pencapaian unsur Al, 4,48 kg Ni screen untuk pencapaian unsur Ni, 4,48 Fe-Mn untuk pencapaian unsur Fe dan Mn serta 3,98 geram bubutan besi cor untuk pencapaian unsur Fe. F. Analisis Hasil Uji Kekerasan Dari hasil uji kekerasan pada ketiga sampel cor yang telah dirancang (TABEL 7) terlihat bahwa dengan semakin tinggi prosentase kandungan Al pada paduan Al-Ni bronze, maka akan meningkatkan nilai kekerasan. Nilai kekerasan terendah terjadi pada rancangan A (kandungan 7% Al) sebesar 109,2 BHN, kemudian diikuti rancangan B (kandungan 9% Al) sebesar 170,2 BHN dan yang tertinggi pada rancangan C (kandungan 11% Al) sebesar 199,8 BHN. Dari data ini peranan unsur Al sangat signifikan meningkatkan kekerasan bahan Al-Ni bronze pada (GAM- BAR 6) disamping meningkatkan daya tahan korosi. [4] Ada korelasi antara kekerasan dengan kekuatan, dimana semakin tinggi kekerasan maka kekuatan akan ikut naik, namun sebaliknya bisa menurunkan ketangguhannya. Dengan memperhatikan persyaratan standar komposisi yang sesuai untuk CU3, maka nilai kekerasan yang paling sesuai untuk material Al-Ni bronze yang dirancang adalah rancangan B (kandungan 9% Al). Komposisi kimia hasil cor sampel rancangan B semuanya memenuhi standar, khususnya kandungan Al yang diperoleh. Sedangkan rancangan A dan C kandungan Al yang diperoleh masing-masing di bawah dan di atas standar. Hal ini yang menyebabkan rancangan A nilai kekerasannya lebih rendah, sementara GAMBAR 6: Grafik Hubungan Kandungan Al Pada Al-Ni Bronze vs Hardness
9 TR-80 No Sampel TABEL 7: Data Hasil Kekerasan Hardness (HBN) Rata-rata 1 Rancangan ,2 2 Rancangan ,2 3 Rancangan ,8 itu rancangan B nilai kekerasannya lebih tinggi, sehingga dapat menurunkan ketangguhan baling-baling yang akan dibuat. IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pengembangan paduan Al-Ni bronze dapat digunakan untuk pembuatan model baling-baling kapal penumpang berdaun lima, dimana rancangan peramuan bahan yang paling tepat adalah dengan target 9% Al, karena dapat memenuhi komposisi standar CU 3 yang disyaratkan oleh BKI. Nilai kekerasan optimal yang dapat diperoleh adalah hasil cor Al-Ni bronze rancangan B (kandungan 9% Al) sebesar 170,2 BHN. [7] Sidney H. Avner, Introduction to Physical Metalurgy, MC. Graw-Hill Inc., [8] Tata Surdia, Kenji Chijiiwa, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004 [9] 02, Februari [10] Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Rules for The Classification and Conctruction of Seagoing Steel Ships, Volume V, Biro Klasifikasi Indonesia, [11] Thornton, British Foundryman, 51, 559, [12] John R Brown, Foseco Non Ferrous Foundryman s Hand Book, Butterworth Heinemann, Oxford, [13] Dieter, George E., Metalurgi Mekanik, (terjemahan Sriati Djaprie), Edisi Ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, Besar capaian kandungan Al dengan rancangan B sebesar 8,65% Al (sesuai standar), namun untuk rancangan A dan C tidak memenuhi standar CU3 yang nilainya masing-masing 6,7% Al (di bawah standar) dan 11,21% Al (di atas standar). Peleburan Al-Ni bronze berkapasitas 100 kg sesuai dengan standar CU3, telah menggunakan bahan baku yang ada di dalam negeri khususnya scrap sehingga proses ini dapat diterapkan di IKM pengecoran, yaitu 77,96 kg scrap kawat tembaga, 9,09 kg ingot aluminium, 4,48 kg scrap Ni screen, 4,48 Ferromangan dan 3,98 gram bubutan besi cor. DAFTAR PUSTAKA [1] Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Engineer Monthly No. 50, Juni [2]..., diakses Oktober 2012 [3] Pat L. Mangonon, Ph.D., The Principles of Materials Selection for [4] Engineering Design, Prentice Hall, Inc., USA, [5] ASM Handbook, Properties & Selection Non Ferrous Alloys & Special Purpose Materials, Fomerly Tenth Edition Metal HandBook,, [6] P. K. Rohatgi, Nonferrous Casting Alloys, ASM Metals Handbook, vol. 15 9th edition, 1992
PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST
PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST Ikwansyah Isranuri (1),Jamil (2),Suprianto (3) (1),(2),(3) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater,
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR
ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A.Yani Tromol Pos I Pabelan
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO
PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO Eko Nugroho Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Muh Metro Jl. Ki Hajar Dewantara no 115 Metro E-mail
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Minggu Pokok Bahasan 1 I. Pendahuluan sejarah dari teknologi pengecoran, teknik pembuatan coran, bahanbahan yang biasa digunakan untuk produk coran di tiap industri, serta mengetahui pentingnya teknologi
Lebih terperinciPENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A
PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A Agus Salim Peneliti pada Bidang Peralatan Transportasi Puslit Telimek LIPI ABSTRAK Telah dilakukan pengecoran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn Teguh Raharjo, Wayan Sujana Jutusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dustri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM
Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan 1* 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: herasetiawan6969@yahoo.com
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciK. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.
K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang e-mail: roziqinuwh@gmail.com helmy_uwh@yahoo.co.id i.syafaat@gmail.com
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN Mukhtar Ali 1*, Nurdin 2, Mohd. Arskadius Abdullah 3, dan Indra Mawardi 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciPENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG
PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG Khairul Anwar Yusuf Umardani Abstrak Hammer mill merupakan alat
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12
C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP Koos Sardjono, Eri Diniardi, Piki Noviadi Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Dalam
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12
D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra
Lebih terperinciISSN hal
Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35
Lebih terperinciANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak
ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu Ricky Eko Prasetiyo 1, Mustaqim 2, Drajat Samyono 3 1. Mahasiswa, Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciPENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN
PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN Angga Kurnia Darma 1, Muhammad Fitrullah 2, Koswara 3 1) Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Lebih terperinciRedesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting
TUGAS AKHIR Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting Disusun : EKO WAHYONO NIM : D 200 030 124 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciPEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING
PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga
Lebih terperinciPEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER
PEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER Lutiyatmi Jurusan Teknik Pengecoran Logam Politeknik Manufaktur Ceper Klaten E-mail : yatmiluti@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR Latar belakang Pengecoran logam Hasil pengecoran aluminium
Lebih terperinciPENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam
PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam ABSTRAK Porositas merupakan salah satu jenis cacat coran yang sering terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.0 Hari Subiyanto 1), Subowo 2), Gathot D.W 3), Syamsul Hadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen otomotif, kemasan makanan, minuman, pesawat, dll. Sifat tahan korosi dari Aluminium diperoleh karena terbentuknya
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Nurhadi
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si
Pengaruh Temperatur Tuang dan Kandungan Silicon Terhadap Nilai Kekerasan Paduan Al-Si (Bahtiar & Leo Soemardji) PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Bahtiar
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50
PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50 Sudarmanto Prodi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan Janti Blok R Lanud Adisutjipto, Yogyakarta
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA
KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA Arianto Leman S., MT Disampaikan dalam : PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI BAGI GURU-GURU SMK DI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM
D.6 PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Kampus Gondang Manis, Po. Box. 53 Bae Kudus * Email:
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK Oleh: Poppy Puspitasari, Abdurrohman Khafiddin Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS
PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS Errens Lowther 1), Sofyan Djamil 1) dan Eddy S. Siradj 2) 1) Program
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan korosi dan mempunyai alir yang baik sehingga banyak digunakan dalam aplikasi alat-alat rumah tangga,
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
Fakultas Program Studi Kelompok Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Semester Mata Kuliah Prasarat RENCANA PEMBELAJARAN Teknik Teknik Mesin Mata Kuliah Keahlian Berkarya Teknik Peng Logam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran
Lebih terperinciPENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar
PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) Kecepatan Putar Centrifugal Casting Kecepatan putar dapat dihitung melalui perumusan sebagai berikut [7]: dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg
STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Simulasi Dan Eksperimen Pengaruh Ketebalan Dinding Exothermic Riser Terhadap Cacat Shrinkage Pada Pengecoran Aluminium 6061 Metode Sand
Lebih terperinci14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)
14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM
PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM Achmad Sambas 1, Kushanaldi 2, Ery Hidayat 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Jl.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
STUDI PEMBUATAN BALL MILL DARI SCRAP BAJA KARBON RENDAH METODE GRAVITY CASTING CETAKAN PASIR DAN PENGARUH TEMPERATUR QUENCHING TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN STRUKTUR MIKRO Sumpena (1), Wartono (2) (1)
Lebih terperinciBESI COR. 4.1 Struktur besi cor
BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil
Lebih terperinciREDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING
REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING Eko Wahyono 1, Agus Yulianto 2, Agung Setyo Darmawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 21 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari 1), Tuwoso 2), Eky Aristiyanto
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 1 PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN Oleh Rendi Aris Ardiansyah, Sukarni,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075
TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075 Diajukan Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan Aluminium dan Logam paduan Aluminium didunia industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat ini, menuntut manusia untuk melaksanakan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN
ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN Oleh: M.Nawarul Fuad Shibu lijack LATAR BELAKANG Fungsi velg sebagai roda
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT LOGAM Al-SiC/p AKIBAT KENAIKAN TEMPERATUR HEAT TREATMENT Juriah
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)
PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe) Helmy Purwanto 1), Suyitno 2) dan Prio Tri Iswanto 2) 1) Program Studi Teknik
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
KONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Nama Mata Kuliah/SKS Kode Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah Semester Hari Pertemuan/Jam Tempat Kuliah Dosen :
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari, Tuwoso, Eky Aristiyanto
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-271 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam ( Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL
ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL Ade Purnawan 1), Sarjito Jokosisworo 1), Hartono Yudo 1) 1) Departemen Teknik
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR Disusun : Arief Wahyu Budiono D 200 030 163 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu dan teknologi bahan merupakan penerapan teknologi mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan sifat-sifat dan pemakaian yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia semakin maju sehingga menuntut manusia untuk berkembang. Karena kehidupan manusia yang bertambah maju maka berbagai bidang teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama
Lebih terperinciMetal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material
Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING
STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING Sumpena Program Studi Teknik Mesin Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Email: sumpenast@yahoo.co.id Abstrak Proses akhir
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR
INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No., Maret 06: 38-44 ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR ) Aladin Eko Purkuncoro, )
Lebih terperinciPengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu
Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Cu Bambang Tjiroso 1, Agus Dwi Iskandar 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL KUNINGAN Bravian Alifin Rezanto 123030041 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN, MT IR. ENDANG ACHDI, MT Latar Belakang Tujuan 1. Untuk mempelajari
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro
PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING
TUGAS AKHIR Surabaya, 15 Juli 2014 PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING Oleh : Muhammad MisbahulMunir NRP. 2112 105 026 Dosen
Lebih terperinciCYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN
CYBER-TECHN. VOL NO 0 (07) ISSN 907-9044 PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (-%) PADA PRODUK KOPEL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO Febi Rahmadianto ), Wisma Soedarmadji ) ) Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pengecoran casting adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang
Lebih terperinciMerencanakan Pembuatan Pola
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Merencanakan Pembuatan Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM
PENGARUH CHILLER PENDINGIN PADA KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan Dosen Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email: herasetiawan6969@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak
Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 21 ISSN : 1979-5858 ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK Eko Edy Susanto Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciSTUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
NASKAH PUBLIKASI STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE STANDARD ASTM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciMATERIAL TEKNIK LOGAM
MATERIAL TEKNIK LOGAM LOGAM Logam adalah Jenis material teknik yang dipakai secara luas,dan menjadi teknologi modern yaitu material logam yang dapat dipakai secara fleksibel dan mempunyai beberapa karakteristik.
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR
STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR Eko Surojo, Didik Djoko Susilo, Teguh Triyono, Nugroho Fajar Wicaksono Jurusan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 8- Analisa Kekuatan Tarik, Kekuatan Tekuk, Komposisi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL PISTON
Akreditasi LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012 ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL PISTON Iwan Setyadi Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP) - BPPT Kawasan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 2111106036 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si
Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si Fuad Abdillah*) Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Waktu penahanan pada temperatur
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN CORAN PADUAN Al-Mg-Si
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN CORAN PADUAN Al-Mg-Si Wahyu Purwo Raharjo 1 Abstract : The aim of this research is to investigate the effect of the heat treatment to the
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :
PENGARUH VARIASI WAKTU SOLUTION HEAT TREATMENT DAN SUHU AGING PERLAKUAN PANAS T6 PADA CENTRIFUGAL CASTING 400 rpm DENGAN GRAIN REFINER Al-TiB 7,5% TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600 Moh Nur Harfianto, Soeharto, Bambang sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik
Lebih terperinci