BAB I Gereja Jangan Meng-Ghetto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Gereja Jangan Meng-Ghetto"

Transkripsi

1 BAB I Gereja Jangan Meng-Ghetto Andreas A. Yewangoe Pendahuluan Pembahasan kita mengenai pertanyaan: Mungkinkah seorang yang percaya kepada Kristus dari latar belakang agama lain tetap tinggal dalam agamanya itu? akan kita lanjutkan dengan meneliti pikiran seorang pemimpin gereja dan teolog terkemuka Indonesia: Andreas A. Yewangoe. Judul yang tertera di bab ini merupakan intisari dari pemikiran Yewangoe sendiri. Tokoh yang satu ini kita pilih karena pengalamannya yang luas dalam menahkodai bahtera oikumene gereja-gereja di Indonesia. Dia memimpin Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) selama Gereja Lintas Agama 31

2 10 tahun (dua periode) dari tahun Sebelum tahun-tahun itu dia sudah dipercaya menjadi anggota bahkan juga salah satu ketua (PGI). Pengalamannya ini Dalam masa-masa kepemimpinan di PGI dia bergumul dengan pertanyaan: Bagaimana memberi pemahaman kepada gereja dan orang-orang percaya kepada Kristus untuk hadir dan melaksanakan tugastugas kesaksian di Indonesia tanpa merusak persaudaraan dan kerukunan dengan sesama anak bangsa yang beragama lain. Serentak dengan itu ia juga terus bergumul dengan upaya memperkuat civil society, suatu masyarakat yang beradab dan saling menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Pergumulan itu dituangkan dalam berbagai ujaran dan ceramah yang kemudian diterbitkan dalam berbagai buku yang kami catat di footnote tulisan ini. Pikiran-pikiran itu, sebagaimana yang diakui sendiri olehnya maupun oleh editor buku-bukunya sedikit banyak mencerminkan sikap PGI. Singkatnya, kami memilih Dr. Andreas A. Yewangoe karena dia adalah guru bangsa yang mengajarkan persaudaraan dan kerukunan yang autentik antar umat beragama dan seorang pengajar yang terkemuka dari gereja untuk sebuah kehadiran Kristen sebagai warga yang bertanggung jawab dalam negara. 32 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

3 Biodata dan Konteks Berteologi Andreas A. Yewangoe adalah pendeta Gereja Kristen Sumba (GKS). Ia lahir di Mamboru Sumba Nusa Tenggara Timur 31 Maret 1945 dari keluarga yang berayahkan juga seorang pendeta. Ia menjalani pendidikan teologi di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus tahun Usai kelulusannya, ia pulang ke Sumba menjalani masa vikariat dan ditahbis sebagai pendeta kemudian diutus untuk mengajar di Akademi Teologi Kupang yang pada tahun 1971 didirikan oleh GKS dan GMIT. Ia kemudian berkesempatan memperdalam ilmu teologi di negeri Belanda dan memperoleh gelar doctor theologiae di Vrije Universiteit Amsterdan tahun Untuk memahami pikiran-pikiran Yewangoe berhubungan dengan pokok bahasan dalam buku ini perlulah terlebih dahulu kita memperhatikan konteks sosial dan kemasyarakatan di mana ia hidup sekaligus keyakinan iman yang beliau anut. Untuk hal yang pertama, yakni konteks sosial adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dicirikan sebagai negara yang multi kultur, multi agama. Betapapun Indonesia sudah berusia 65 tahun tetapi masih saja terjadi perdebatan bahkan juga pertikaian mengenai ideologi negara. Ada pergolakan yang dahsyat di antara komponen yang berbeda dalam negara untuk menampilkan diri sebagai yang paling berhak mengendalikan kehidupan bersama. Klaimklaim itu bahkan diberi pendasaran dan pembenaran Gereja Lintas Agama 33

4 religius yang bersumber pada kecenderungan tafsir tertentu terhadap agama yang dianut sambil menafikan tafsir dari kelompok yang berbeda, baik yang satu agama maupun yang berbeda agama. Pergolakan untuk menampilkan diri sebagai yang paling berhak tadi mengemuka dalam dua bentuk: yang santun melalui upaya-upaya mempengaruhi perubahan konstitusi atau melalui penyebaran paham religius tertentu yang bersifat diskriminatif, dan bentuk yang brutal atau anarki dalam wujud tindakan kekerasan terhadap kelompok yang berseberangan jalan atau berbeda paham penafsiran. Negara yang seharusnya bertindak mengayomi semua kelompok yang berbeda dan menciptakan ruang bagi kehidupan bersama yang setara justru tidak menjalankan peran itu dengan baik. Negara bukan hanya melakukan pembiaran terhadap friksi-friksi itu. Dalam banyak kesempatan negara justru berdiri bersama kelompok yang ngotot memaksakan kehendak. Sikap pembiaran itu nyata dengan makin banyaknya produk perundang-undangan yang menciderai kemajemukan, sementara negara tidak mengambil tindakan tegas untuk menyehatkan kehidupan bersama. Sementara sikap memihak nampak dalam keikutsertaan beberapa pejabat politik (Ketua MPR Amien Rais menghadiri rapat dengan tujuan berjihad ke Maluku dan Hamzah Haz yang 34 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

5 mengunjungi Jafar Umar Thalib, panglima laskar jihad). 1 Semua ini membuat kemajemukan yang menjadi ciri NKRI sekaligus sesuatu yang given berada dalam ancaman yang mengerikan. Selain pertikaian tentang dasar negara dan kekerasan bernuansa agama yang menodai kemajemukan hidup berbangsa, Indonesia juga diperhadapkan dengan persoalan kemiskinan. Krisis moneter yang menimpa Indonesia di tahun 1997 mengakibatkan kemiskinan sebagai luka sosial yang masih terus menjadi kenyataan kekinian Indonesia. Untuk hal kedua, yakni keyakinan iman Yewangoe, pokok ini akan kami uraikan agak detail dalam sub bagian berikut. Sekedar sebuah catatan awal, Yewangoe berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan atas semua manusia dan bekerja dalam semua agama dalam rangka menghadirkan keselamatan dan kehidupan yang berpengharapan. Pemikiran Andreas Yewangoe yang pada waktu buku ini ditulis sedang menjabat sebagai Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia untuk periode kedua tentang misi atau penginjilan dalam konteks agama-agama non-kristen muncul dalam tulisannya yang menyebar secara sporadik di banyak tempat. Judul buku dan artikel yang memuat pikiran- 1 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm. 123 dan Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. Gereja di Dalam dunia. Jakarta: BPK. Gunung Mulia hlm Gereja Lintas Agama 35

6 pikirannya tentang pokok kita akan kami sebutkan baik dalam catatan kaki maupun dalam batang tubuh pembahasan ini. Apa yang kami buat di bagian ini adalah melakukan kompilasi dari pikiran-pikiran beliau yang tersebar itu dalam satu bentuk yang utuh. Satu minggu sebelum perayaan natal tahun 2012, tepatnya tanggal 20 Desember sewaktu kami bersama istri dan kedua anak tercinta sedang melakukan perjalanan darat ke Surabaya untuk menuju Kupang dalam rangka liburan Natal, kami berkomunikasi dengan pendeta Andreas Yewangoe memberitahukan niat menulis buku ini. Melalui pesan singkat (SMS) penulis bertanya: Apakah bapak pernah menulis khusus tentang keharusan berpindah ke agama Kristen bagi seorang non-kristen yang menjadi percaya kepada Yesus. Jawaban yang diberikan kepada penulis berbunyi: Tidak eksplisit saya sebutkan dalam tulisan-tulisan saya, tetapi pokok tersebut menarik untuk dibahas. Setelah kami meneliti tulisan-tulisan Yewangoe memang beliau tidak membahas pokok ini secara eksplisit. Meskipun begitu pemikiran beliau tentang pokok ini dapat dilacak di banyak tulisantulisan pendek yang dimuat di berbagai buku. Bahkan pertanyaan pokok yang menjadi pergumulan dalam buku ini, juga disebutkan secara eksplisit oleh Yewangoe dalam salah satu materi cermahnya di Palangka Raya (2 April 2007). Di situ Yewangoe bertanya: Apakah menjadi murid berarti seseorang mesti menjadi anggota gereja? Tidak dapatkah 36 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

7 seseorang itu adalah murid, tetapi tetap berada dalam agamanya sendiri? 2 Pertanyaan ini dijawab secara retoris oleh Yewangoe dengan menunjuk kepada Mahatma Gandhi. Yewangoe menulis: Siapa bisa menyangkal, misalnya, Mahatma Gandhi yang adalah murid Yesus tetapi tetap menganut agama Hindu? Bukankah ia sangat konsisten mengamalkan nilai-nilai khotbah di Bukit, kendati tidak pernah dibaptis menjadi Kristen? 3 Jawaban Yewangoe untuk pertanyaan ini adalah sebagai berikut: Pertanyaan yang tidak mudah dijawab hanya sekedar ya atau tidak. Meskipun begitu, penelusuran yang saksama terhadap tulisantulisan Yewangoe memberikan kepada kita indikasi kuat bahwa beliau seperti yang diakuinya kepada penulis implisit (tidak eksplisit) berpikir ke arah jawaban YA. Baiklah kita melakukan penelusuran itu secara saksama. Dalam penelusuran itu kita akan lakukan dengan pertama-tama melihat pendasaran teologi yang dibuat Yewangoe untuk pertanyaan kita, yang ternyata juga diajukan oleh Yewangoe. Selanjutnya kita mendeskripsikan jawabannya terhadap 2 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 44. Semua kata dalam kutipan yang dicetak miring berasal dari Yewangoe sendiri. Gereja Lintas Agama 37

8 pertanyaan tadi, yang dia sendiri katakan sebagai tidak eksplisit. Bagian selanjutnya kita menelusuri pikiran kritis Yewangoe terhadap praktek misi yang dimotivasi oleh tujuan yang dia sendiri sebut memenangkan jiwa dan church planting. Termasuk dalam pikiran kritis itu, solusi yang beliau tawarkan berhubungan dengan pertanyaan tadi. Penelusuran kita akan diakhiri dengan mendalami rancang-bangun eklesiologi yang ditawarkan oleh Yewangoe untuk menjadikan gereja competable terhadap gagasangagasannya. Keyakinan Iman Yewangoe Andreas Yewangoe adalah seorang Kristen, warga Gereja Kristen Sumba, berayahkan seorang pendeta. Dia juga adalah seorang pendeta. Salah satu dari kedua anaknya menikah dengan pendeta. Informasi ini kiranya cukup untuk memperlihatkan kepada kita isi iman yang diyakini Yewangoe. Sudah pasti Yewangoe percaya kepada Allah yang menyatakan diri di dalam Kristus dan melalui Roh Kudus menanamkan keselamatan di dalam manusia, sebagaimana yang diimani oleh warga Gereja Kristen Sumba. Kekristenan adalah bingkai agama di dalam mana Andreas Yewangoe mengaktualisasikan imannya kepada Allah. Allah yang diimani Yewangoe adalah Allah Tritunggal, Allah yang dibingkai dalam konsep-konsep 38 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

9 kekristenan. Betapapun begitu Allah menurut Yewangoe tidak dapat dikurung dalam tas punggung (ransel) kekristenan dan diklaim sebagai milik orang Kristen saja. Dalam materi ceramah beliau yang disampaikan di Kupang, 4 September 2008 berjudul: Umat Kristen dalam Masyarakat Majemuk Indonesia, di sub judul: Hubungan dengan Para Penganut Agama Lain, Yewangoe menegaskan hal ini. 4 Allah adalah Allahnya bangsa-bangsa (MNz. 47:9-10). Ia tidak hanya mengasihi Israel, tetapi juga Edom, Mesir dan seterusnya. Yesus Kristus memerintahkan kita agar kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Mt. 22:39). Atas dasar itu, kita menjalin relasi dengan sesama tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Allah adalah Tuhan segala bangsa dan semua agama. Bukan hanya itu, Allah yang sama kata Yewangoe bekerja dalam alam dan sejarah bangsabangsa. Allah juga mempunyai sejarah dengan setiap agama dan setiap orang. Dengan mengutip J. Verkuyl, Yewangoe menunjukkan bahwa Allah tentulah berbuat sesuatu ketika Veda diteruskan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Allah juga tentu 4 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 16. Gereja Lintas Agama 39

10 tidak tinggal diam ketika Muhammad bermeditasi di gua Hira. 5 Hal ini kembali dipertegas Yewangoe dalam makalah tentang Kecenderungan-Kecenderungan dalam Teologi Asia Dewasa ini. Di situ dia menulis bahwa Allah yang bertindak dalam sejarah itu tidak saja membatasi konteksnya dalam sejarah Gereja, tetapi juga dalam sejarah konteks-konteks kita yang spesial. Lalu untuk mengkonkretkan penegasan ini Yewangoe bercontoh tentang satu insiden yang terjadi di Cina. Pada tahun 1988 satu rombongan pemuda gereja Amerika Serikat mengunjungi Cina yang mulai membuka diri kepada dunia. Dalam salah satu pidatonya, pemimpin rombongan itu bersyukur kepada Allah karena sekarang Kristus datang lagi mengunjungi Cina. Pendeta setempat yang mendengar pidato itu langsung memberi reaksi keras. Dia katakan bahwa pidato itu tidak benar karena Kristus tidak pernah meninggalkan Cina selama ini. 6 Watak omnipresensi dari keberadaan Allah itu berlaku juga untuk tiap pribadi dalam 5 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm A.A. Yewangoe. Kecenderungan-Kecenderungan dalam Teologi di Asia Dewasa Ini. Dalam: Perhimpunan Sekolah- Sekolah Theologia di Indonesia (PERSETIA): Bahan Study Institute tentang Dogmatika tanggal 9-22 Juni 1989 di Kaliurang Yogyakarta hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

11 ketritunggalan. Tentang Yesus Kristus, Allah yang menyatakan diri dalam rupa manusia, Yewangoe menulis: Allah yang tersalib itu jauh lebih besar dari agama-agama, dan dari semua aturan agama yang ada. Maka salib mendesak kita untuk lebih rendah hati agar tidak menciptakan salib-salib baru bagi orang lain, justru menurut (dugaan kita!) kita sedang menjalankan secara cermat ajaran-ajaran agama kita masingmasing. 7 Pada lain kesempatan Yewangoe menulis: Keunikan Kristus tidak identik dengan keunikan kekristenan (Agama dan Kerukunan: 219). Kristus, kata Yewangoe, bekerja juga di tempat lain, bahkan juga dalam agama-agama lain.tentang Roh Kudus, Yewangoe menulis bahwa Ia tidak hanya berkarya di dalam gereja, tetapi juga di luar gereja. Adalah naïf bila kita mengklaim seakan-akan Roh Kudus hanya boleh bekerja dalam koridor-koridor yang telah kita tetapkan. 8 Pernyataan ini menjadi dasar paling dalam dari dialog orang Kristen dengan mereka yang beriman lain (Agama dan Kerukunan: 52). Di tempat yang terpisah, yakni dalam ceramah di Jakarta tanggal 17 Juni 2006 Yewangoe menegaskan bahwa Allah tidak dapat kita kurung dalam agama Kristen. Ruang lingkup kerja Allah melampaui batasbatas yang ditetapkan agama Kristen. Tuhan tidak dapat ditangkap dalam lembaga-lembaga, termasuk 7 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm. xxi. 8 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm Gereja Lintas Agama 41

12 dalam lembaga agama bahkan oleh agama Kristen sekalipun. 9 Dalam ceramah di Palangka Raya, 2 April 2007, dengan mengutip Aloysius Pieris, Yewangoe menegaskan bahwa Allah bukan hanya bekerja dalam agama-agama non-kristen, tetapi dalam agama-agama itu keselamatan (soteriology) yang dari Allah juga sudah ada. Tugas gereja adalah menemukan (kembali) pemberitaan tentang keselamatan yang selama ini teranyam di dalam agama-agama itu. 10 Pokok pikiran serupa Yewangoe tegaskan kembali dalam salah satu tulisannya untuk menghormati ulang tahun ke-70 Bishop Emeritus Dr. I. Wayan Mastra yang dihimpun dalam buku yang diberi judul: Gereja Memasuki Millenium III. Di situ dia menegaskan bahwa kegiatan penyataan Allah tidak hanya dibatasi pada Israel dan gereja. Penyataan Allah melampaui dua agama itu. Allah juga menyatakan diri dan karya keselamatan di antara orang-orang non- Kristen. Konsekwensinya, agama-agama non-kristen bukanlah realita yang harus dikutuk. Sebaliknya realita yang harus dipelajari dan dipahami, sebagaimana kita mempelajari bahasa asing sehingga kita dapat berkomunikasi dengan mereka dalam bahasa yang mereka sendiri pahami Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm A.A. Yewangoe. Keprihatinan Mastra Terhadap Relasi Umat Beragama. Dalam K. Suyaga Ayub. Gereja Memasuki 42 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

13 Keyakinan iman Yewangoe ini mengingatkan kita pada keyakinan iman seorang teolog besar Asia lainnya, Kosuke Koyama, dari Jepang. Ia berbicara tentang Allah yang tidak memihak dalam hal pembenaran dan juga keselamatan. Allah tidak melulu menyibukkan diri dengan Israel. Ia juga sibuk dengan sejarah di luar Israel. Cyrus, maharaja Persia, Dia jadikan hambanya dan bahkan MesiasNya. 12 Ini suatu demonstrasi yang mencengangkan dari ke-tidakmemihak-an Allah. Allah yang tidak memihak ini adalah Tuhan yang baik kepada semua orang. KebaikanNya itu ditunjukkan bukan hanya dengan pengajaran agar kita juga mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mt. 22:39), tetapi nyata juga dalam keputusannya untuk menunjukkan kemurahan dan kasihnya yang menyelamatkan kepada semua orang. 13 Ke-tidak-berpihakan-Allah Tritunggal ini juga ditegaskan Yewangoe. Ia berkata: Teologi Kristen menolak pengidentikan Allah dengan agama, yang berarti pula menolak pemutlakan agama dan sekaligus berarti penisbian Allah. Allah selalu lebih besar dari Millenium III. Malang: Yayasan Persekutuan pekabaran Injil Indonesia hlm E.G. Singgih. Dari Israel ke Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Andreas Yewangoe. Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang. Dalam: Jan Sihar Aritonang & Gomar Gultom. Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang. Jakarta: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia hlm. 11. Gereja Lintas Agama 43

14 apa yang dapat ditangkap dan dipahami agama apapun. Implikasinya adalah bahwa kita tidak boleh menutup pintu bagi sesama kita yang beragama lain. 14 Di atas dasar keyakinan iman akan Allah yang serba hadir untuk menawarkan keselamatan dan pembenaran kepada manusia tanpa peduli latar belakang agama, keyakinan, budaya dan kebangsaan, Yewangoe menyatukan suaranya dengan para teolog besar Asia seperti Kosuke Koyama dan Choan-seng Song memberitakan Injil yang adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Rm. 1:16). Rasanya ada yang kurang kalau kita hanya memeriksa keyakinan iman Yewangoe tentang Allah dan mendiamkan pokok yang lain, yakni bagaimana pandangan Yewangoe tentang agama-agama. Karena itu kita sekarang akan menelusuri isi keyakinan Yewangoe tentang agama-agama. 15 Dalam bukunya berjudul Agama dan Kerukunan, dalam kalimat pertama di bagian pengantar Yewangoe menegaskan bahwa agamaagama idealnya dianugerahkan kepada manusia untuk menyampaikan cinta kasih dari Tuhan (Agama dan 14 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan... hlm Yang Yewangoe dan kami maksudkan dengan agamaagama dalam seluruh bagian ini juga seluruh buku ini adalah agama-agama universal dan berkitab: Hinduisme, Budhisme, Yahudi, Kristen dan Islam. 44 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

15 Kerukunan: xiii). Jelas bahwa bagi Yewangoe agamaagama adalah pemberian Allah kepada manusia. Kalau di atas kita tegaskan bahwa menurut Yewangoe Allah mempunyai sejarah dengan setiap agama dan setiap orang, itu karena agama-agama adalah pemberian Allah kepada manusia. Sebagai pemberian Allah adalah wajar jika Yewangoe kemudian menegaskan bahwa ada unsur kebenaran dalam agama-agama. Tentu saja ini bukan sekedar pandangan pribadi Yewangoe. Ia menyatukan suaranya dengan konsili Vatikan II dalam pandangannya tentang agama-agama. Karena dalam agama-agama ada unsur kebenaran, Yewangoe menyerukan kepada gereja untuk menggiatkan upayaupaya untuk mendalami agama-agama secara teologis. 16 Ajakan untuk mendalami agama-agama secara teologis memimpin Yewangoe pada seruan agar orang Kristen tidak memandang orang dari agama lain sebagai strangers (orang asing) melainkan neighbors (tetangga). Teologi kita terhadap saudara-saudara dari agama lain bukan lagi theology of hostility (teologi permusuhan) melainkan theology of hospitality (teologi keramahan). 17 Dia menulis: Umat Kristen di Indonesia harus menumbuhkan dalam benaknya bahwa Islam bukan musuh. Sebaliknya, Islam adalah 16 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 53. Gereja Lintas Agama 45

16 mitra dalam perjalanan bersama sejarah umat manusia, khususnya perjalanan sejarah bangsa Indonesia (Agama dan Kerukunan: 84). Dengan mengutip D.C. Mulder, Yewangoe menulis: Kalau seorang Kristen bertemu dengan seorang yang beragama lain, maka ia bukan bertemu dengan seorang musuh, tetapi seorang saudara yang dikasihi Tuhan Allah. Maka orang lain itu layak didekati dengan sikap terbuka, hormat dan penghargaan, bahkan dengan kasih persaudaraan. 18 Dua pandangan ini, yakni keyakinan iman Yewangoe akan Allah dan pandangan teologisnya tentang agama-agama kami anggap sebagai fondasi di atas mana dia membangun pemahamannya tentang kehidupan gereja dan orang Kristen di dalam masyarakat multi agama. Kita segera akan mendalami pemahaman Yewangoe tentang hal itu. Hakikat Penginjilan atau Misi Kristen Kalau Allah adalah Tuhan yang mengerjakan keselamatan dan menawarkan pembenaran kepada semua orang tanpa kecuali dan ada unsur-unsur kebenaran dalam agama-agama, hal ini berdampak langsung mengenai hakekat dan makna misi atau penginjilan. Penginjilan atau misi, demikian 18 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

17 Yewangoe dalam ulasannya tentang Mastra, bukanlah sekedar membuktikan kekristenan sebagai agama yang paling mungkin benar. 19 Di Palangka Raya Yewangoe berkata: Pemuridan harus diartikan secara lebih luas. Salah satu maknanya adalah bahwa tidak secara eksplisit dipahami sebagai perpindahan seseorang ke dalam agama baru, misalnya agama Kristen. 20 Misi harus lebih dipahami sebagai perkara kesaksian kepada Kristus yang bangkit dan perbuatannya yang ajaib di dalam sejarah keselamatan. Dengan kata lain, di dalam misi kita hanya menampilkan Kristus kepada manusia dan berharap bahwa mereka akan melihat dan mengalami perbuatan penyelamatannya dan dengan demikian percaya kepadanya. 21 Paham misi seperti ini, kata Yewangoe diibaratkan sebagai diaspora, suatu model kehadiran yang dilakukan dengan maksud: 1, menjadi terang, garam dan ragi umat dengan latarbelakang agama mereka. 2. Memenangkan buah-buah pertama dari bangsa-bangsa bagi Kristus. Selanjutnya, ia juga menegaskan bahwa cara yang santun untuk mendekati agama-agama non Kristen untuk memperkenalkan Kristus adalah dengan memperhatikan prinsip cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Artinya, untuk 19 A.A. Yewangoe. Keprihatinan Mastra hlm Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm A.A. Yewangoe. Keprihatinan Mastra hlm. 20. Gereja Lintas Agama 47

18 menampilkan imannya sebagai seorang Kristen kepada yang non-kristen itu harus dilakukan dalam bahasa dan cara yang bermakna bagi kedua pihak. Orangorang non-kristen perlu dihormati. Bahasa, pemikiran dan ungkapan-ungkapan yang sudah ada dalam agama mereka perlu dipahami dan dimanfaatkan. Orang Kristen tidak boleh menyerang dan mengutuk agamaagama non-kristen. Tetapi hal ini tidak boleh membuat kita meninggalkan keunikan Kristus. 22 Pertanyaan yang muncul, jika demikian bagaimana wujud konkret dari praktek misi atau pekabaran injil dalam masyarakat yang multi agama? Pertanyaan ini akan kami jawab dalam sub judul berikut. Meskipun begitu patut kita catat satu butir pemikiran Yewangoe yang kami anggap relevan, sekaligus membuka wawasan. Dia berkata: Misi bukanlah sekedar perkara membuktikan kekristenan sebagai agama yang paling mungkin benar. Misi adalah perkara kesaksian kepada Kristus yang bangkit dan perbuatannya yang ajaib di dalam sejarah keselamatan. 23 Praktek Misi Mengawali penelusuran kita mengenai pemikiran Yewangoe sehubungan dengan paham dan praktek misi atau pekabaran injil, baiklah kita 22 A.A. Yewangoe. Keprihatinan Mastra... hlm A.A. Yewangoe. Keprihatinan Mastra... hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

19 memperhatikan dua catatan berikut yang berguna sebagai kompas atau peta yang digariskan oleh Yewangoe agar penelusuran kita berada pada track yang benar. Pertama, perumusan pikiran dan gagasangagasan Yewangoe tentang misi atau pekabaran injil dikaitkan erat dengan keberadaan gereja dan orang Kristen di antara umat beragama lain, dengan catatan bahwa gereja dan orang Kristen hadir sebagai kaum minoritas dari segi jumlah. 24 Betapapun secara prinsip, dengan menunjuk kepada ketentuan konstitusional serta kontribusi Kristen bagi kehidupan bersama di Indonesia Yewangoe keberatan menyebut gereja dan orang Kristen di Indonesia sebagai kaum minoritas, tetapi toh stigma itu tidak bisa ditiadakan begitu saja. Dalam status sebagai minoritas ini, Yewangoe selalu mengingatkan gereja dan orang Kristen Indonesia untuk menjadi minoritas yang kreatif dengan menunjuk pada pemikiran Prof. Notohamidjoyo atau mengembangkan sikap hidup sebagai warga negara yang bertanggung-jawab yang pernah dicetuskan Oleh Dr. J. Leimena. 25 Kedua, kalau mayoritas warga gereja di Indonesia cenderung membuat perbedaan antara tugas gereja dalam bidang marturia dan bidang diakonia, bahkan dalam banyak hal pelayanan diakonia 24 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 31. Gereja Lintas Agama 49

20 dijadikan sub-ordinat dari tugas marturia, yakni diakonia dikaitkan dengan pemberitaan agar seseorang menjadi Kristen, Yewangoe menolak kedua kecenderungan tadi. Diakonia, demikian ditegaskan oleh Yewangoe, tidak boleh disub-ordinasikan ke bawah upaya-upaya kristenisasi (Tidak Ada Penumpang Gelap: 106). Di tempat terpisah, yakni dalam kuliah umum di STT-HKBP Pematang Siantar, 25 Mei 2005 penegaskan tadi kembali disampaikan dalam kalimat yang lain: Diakonia itu sendiri adalah marturia. 26 Betapapun gereja dan orang Kristen di dalam masyarakat yang majemuk dalam hal agama hadir sebagai yang minoritas dari segi jumlah, hal itu tidak boleh membuat gereja menafikan tugas misi atau pekabaran injil. Tugas itu, demikian tanda Yewangoe, tidak bisa ditawar-tawar. 27 Dengan mengutip Pokok- Pokok Tugas Bersama PGI (PTPB) yang menegaskan panggilan Allah di dalam Kristus untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi, Yewangoe mengatakan hal berikut: Kita dengan sengaja mengutip paragraf ini secara lengkap untuk memperlihat bahwa pemberitaan Injil adalah pemberitaan kabar baik kepada segala makhluk. 26 Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Andreas A. Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

21 Ini tugas yang tidak pernah berubah sampai akhir zaman (Tidak Ada Penumpang Gelap: 86). Agama-agama yang dengannya gereja hidup berdampingan bukanlah strangers (orang asing) melainkan neighbors (tetangga). Mereka itu tetangga bukan hanya dari sudut pandang sosial, historis dan kultural, tetapi juga dari perspektif soteriology (keselamatan). Yewangoe menegaskan persetujuannya dengan Aloysius Pieris bahwa dalam agama-agama itu keselamatan (soteriology) yang dari Allah juga sudah ada. Realita keber-tetangga-an agama-agama dalam artian soteriology, menurut Yewangoe menjadi tantangan bagi gereja untuk memahami kembali apa yang dimaksud dengan pekabaran injil. Ini membutuhkan pergumulan teologis dan eklesiologis terus-menerus. Hal ini ditegaskan dalam orasi wisuda sarjana teologi XXII dan Magister Divinitas IX dan Magister Teologi IV di STT Cipanas 20 Mei Salah satu pokok pergumulan teologis dan eklesiologis, menurut Yewangoe adalah dalam hal memahami makna misi atau pekabaran injil. Dia menulis: Great commission mesti diinterpretasi secara baru. Gereja mesti memahami secara baru makna pekabaran Injil (Tidak Ada Penumpang Gelap: 105). Salah satu pemaknaan baru itu, tegas Yewangoe ialah gereja dan orang Kristen harus memahami kembali 28 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 86. Gereja Lintas Agama 51

22 secara sungguh-sungguh apa arti injil yang harus disampaikan kepada segala makhluk. Pemaknaan hakikat injil seperti yang disaksikan Alkitab melampaui apa yang kita namakan kristenisasi. Makna injil yang sesungguhnya adalah berita kesukaan yang utuh dan menyeluruh, untuk segala makhluk, manusia dan alam lingkungan hidupnya serta keutuhannnya. Tantangan bagi gereja berhadapan dengan arti injil ini ialah bagaimana membuktikan bahwa yang dilakukan itu bukanlah kristenisasi, tetapi pemberitaan Kabar Kesukaan yang membebaskan. Hal ini bersentuhan secara sangat erat dengan cara kita melakukan pekabaran injil. 29 Perhatian pada cara melakukan pekabaran injil adalah penting, menurut Yewangoe, karena kita tidak boleh lupa bahwa yang memberitakan kabar baik itu bukan hanya gereja, tetapi juga agama-agama. Karena fakta ini Gereja dan para pengikut Kristus harus benarbenar memperlihatkan kelebihan kabar baik tentang Kristus yang dia beritakan itu dibanding kabar baik yang disampaikan agama-agama lain (Tidak Ada Ghetto: 37). Dari penelusuran kami terhadap pemikiran Yewangoe kami mencatat setidak-tidaknya ada dua point yang Yewangoe tekankan mengenai keunikan kabar baik tentang Kristus. Pertama, injil yang sejati adalah kabar baik yang mempertautkan dan merekatkan, bukan merenggangkan dan memecah 29 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

23 antar saudara. Injil adalah sungguh kabar baik karena ia membawa manusia pada persaudaraan sejati. 30 Kita seolah-olah mendengarkan gema pernyataan Paulus yang masyur itu, seperti yang dia tulis dalam Efesus 2:13-19: Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. 30 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 72. Gereja Lintas Agama 53

24 Injil yang sejati, seperti yang terlihat di dalam Kristus memiliki daya bervoltase tinggi untuk mempersatukan dan mempersekutukan orang-orang yang dahulu jauh satu sama lain atau yang hidup dalam suasana saling curiga dan bermusuhan. Injil membuat mereka menjadi satu, yakni sebagai anggota keluarga Allah. Misi atau pekabaran injil yang dikerjakan gereja dan orang Kristen di Indonesia harus memperlihatkan voltase injil ini. Orang-orang dari agama lain tidak boleh lagi dianggap sebagai stranger (orang asing) tetapi neighbor (tetangga). 31 Teologi kita terhadap saudara-saudara dari agama lain bukan lagi theology of hostility (teologi permusuhan) melainkan theology of hospitality (teologi keramahan). 32 Gereja dan para pengikut Kristus harus memperlihatkan wajah simpatik, empati dan tanpa pamrih sebagaimana diperlihatkan Yesus Kristus, Tuhannya (Tidak Ada Ghetto: 52). Lawan dari injil yang sejati yang mempertautkan dan merekatkan adalah injil yang palsu, atau injil yang sudah direkonstruksi untuk kepentingan kristenisasi oleh gerakan-gerakan fundamentalistis yang sedang berkembang di Amerika dan terus menyebar pengaruhnya di berbagai tempat 31 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

25 termasuk di Indonesia. Tentang injil ini Yewangoe menulis begini: 33 Salah satu ciri menonjol dari kekristenan macam ini adalah membagi dunia atas hitam dan putih. Setiap orang yang berada di pihak kita adalah putih, sedangkan sebaliknya adalah hitam. Karena di sana hitam, maka mereka harus diputihkan. Oleh karena itu, maraklah jenis-jenis pekabaran Injil yang ingin mentransformasi dunia ini dalam pengertian yang sangat khas. Polarisasi hitam dan putih seperti ini patut ditinggalkan. Yang patut kita buat, menurut Yewangoe adalah gereja tidak boleh terus tinggal dalam ghetto putih itu sambil menghitamkan semua saudara yang berbeda dengannya. Ia harus berinteraksi dengan sesama yang berbeda agama (Tidak Ada Ghetto: 36). Yewangoe lalu menunjuk pada alasan teologis yang sudah kita catat di atas sebagai pijakan gereja untuk meninggalkan ghetto tadi. Kedua, Injil yang sejati adalah presensia kehadiran di dalam dunia, memasuki peri kedagingan manusia. Injil adalah kehadiran yang melahirkan kabar atau cerita sukacita dan pembebasan. Inilah makna terdalam dari inkarnasi. Kita sebagai gereja, demikian kata Yewangoe, juga 33 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 31. Cetak miring berasal dari Yewangoe. Gereja Lintas Agama 55

26 diminta dan diutus untuk merefleksikan solidaritas Allah itu di dalam seluruh eksistensi dan relasi kita dengan dunia ini. 34 Dengan mengutip PTPB Yewangoe menegaskan bahwa tugas memberitakan injil adalah kehadiran yang memberlakukan keadilan dan kebenaran kepada orang-orang miskin dan tertindas, yang mengaruniakan kesejahteraan kepada segala bangsa, kepada segala makhluk membangun persekutuan yang harmonis dengan sesama dan dengan Allah. Jadi pekabaran injil itu adalah satu tugas yang sangat luas. Ia tidak bisa direduksi hanya pada pemberitaan kata-kata, tetapi juga melalui perbuatan. Pekabaran injil berbicara juga tentang upaya menghapus kemiskinan. Injil adalah kabar baik bagi mereka yang berada dalam penindasan. Kalau hal-hal itu sudah dikerjakan gereja secara serius, demikian kata Yewangoe, maka Injil telah diberitakan. 35 Pekabaran Injil sebagai presensia menunjuk kepada kehadiran gereja dan orang Kristen di tengah masyarakat sebagai pemberita tanda-tanda Kerajaan Allah. Gereja bertugas mendirikan the Kingship of God, bukan the Kingdom of God, artinya bukan mendirikan kerajaan Kristen secara territorial melainkan menerjemahkan pemerintahan Allah dalam seluruh aspek kehidupan (Agama dan Kerukunan: 49). 34 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

27 Dengan kata lain Pekabaran Injil tidak selalu dilakukan dengan maksud membawa seseorang keluar dari agama mula-mula dan masuk ke dalam kekristenan. Yang penting bukan menjadi pemeluk agama Kristen secara formal, sebab bukan aturan dan formalitas agama yang ditonjolkan, melainkan nilai atau spirit agama itu, bukan pergi ibadah yang dijadikan ukuran kebajikan melainkan kehidupan sebagai ibadah itulah yang utama. 36 Kalau kedua point ini (injil sebagai kabar baik yang mempersekutukan dan sebagai presensia) sekarang kita jadikan pijakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri oleh Yewangoe seperti yang sudah kita kutip di depan: Apakah menjadi murid berarti seseorang mesti menjadi anggota gereja? Tidak dapatkah seseorang itu adalah murid, tetapi tetap berada dalam agamanya sendiri? Rasanya, jawaban untuk pertanyaan ini adalah: Tidak Perlu. Dalam arti kita harus memaksakan atau mewajibkan si murid itu untuk melakukan pemutusan hubungan yang total, definitif dan radikal dari masa lalunya, termasuk agama, keluarga dan orang tuanya. Kalau toh harus terjadi konversi agama biarlah itu berjalan secara alami. Yewangoe memang tidak secara eksplisit memberi jawaban itu, tetapi hal itu toh dikatakannya juga secara implisit, seperti yang nyata dalam pernyataan yang dia ambil dari mulut H. Halbfas berikut: Tugas Kristen bukanlah untuk 36 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm. 69, 85. Gereja Lintas Agama 57

28 mentobatkan agama-agama lain, tetapi agama Kristen diamanatkan untuk memurnikan dan merealisasikan maksud-maksud agama mereka tugas Kristen adalah membuat orang Budha menjadi penganut Budha yang lebih baik (Agama dan Kerukunan: 78). Pemutusan hubungan yang total ini tidak terlalu perlu jika kita juga mengingat dua hal lain yang dikemukakan Yewangoe, yakni Allah bukan hanya bekerja dalam agama-agama non-kristen, tetapi dalam agama-agama itu keselamatan (soteriology) yang dari Allah juga sudah ada. Tugas gereja ialah mendorong murid itu untuk menemukan (kembali) pemberitaan tentang keselamatan yang selama ini teranyam di dalam agama-agama itu. Selanjutnya, Yewangoe juga menegaskan bahwa gereja berbeda dengan agama Kristen. 37 Point ini akan kami elaborasi lebih detail di bagian rancangbangun eklesiologi baru. Yang kami mau katakan ialah kalau gereja berbeda dengan agama Kristen, maka seorang pengikut Kristus dapat menjadi warga gereja tetapi tetap tinggal di dalam agamanya. Seperti sudah kita tegaskan, pekabaran injil menurut Yewangoe adalah tugas gereja yang given tidak bisa ditawar-tawar. Ia juga menegaskan bahwa penginjilan adalah tugas yang tidak berubah, namun harus senantiasa ditafsirkan secara baru. 38 Dogma atau 37 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 3, Andreas Yewangoe. Tidak Ada Gheto. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

29 doktrin pun harus diinterpretasi kembali agar agama itu tetap hidup. 39 Persoalannya, demikian dikatakan Yewangoe, adalah apakah isi pekabaran tersebut dan bagaimana cara menyampaikannya? (Tidak Ada Penumpang Gelap: 95). Yewangoe lalu menyebut dua model pekabaran injil: church planting dan memenangkan jiwa. Dua model ini terus-menerus diperoalkan Yewangoe dalam tulisan-tulisannya. Church planting dan memenangkan jiwa merupakan warisan pekabaran injil masa lalu yang patut tidak bisa kita sangkali. Di era misionaris, demikian kata Yewangoe, kita pernah mengalami pekabaran injil yang diartikan sebagai church planting. 40 Justru dengan church planting ini, gerejagereja berdiri di mana-mana di seluruh Nusantara ini. Sampai sekarang pun church planting masih relevan di tempat-tempat tertentu. Mengenai pemenangan jiwa, Yewangoe mengakui bahwa meskipun tidak semua aliran gereja sepakat dengan itu, tetapi nilai-nilai yang terdapat di dalamnya dapat memperkaya pemahaman tentang pemberitaan kabar baik (Tidak Ada Penumpang Gelap: 44). 39 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 42. Gereja Lintas Agama 59

30 Betapapun Yewangoe memberi apresiasi terhadap dua model dan arti pekabaran injil, ia juga pada saat yang sama tidak putus-putusnya meminta gereja untuk mengkritisi dua konsep ini, terutama dalam konteks kehidupan bersama yang ditandai oleh kepelbagaian agama. Hal itu umpamanya ditegaskan dalam ceramahnya di Palangka Raya. Yewangoe berkata: Khusus menyangkut agama, menjadi sesuatu yang sangat krusial apabila Injil diartikan secara sangat sempit itu tadi. Yang Yewangoe maksudkan dengan arti sempit pekabaran injil adalah pekabaran injil untuk tujuan pemenangan jiwa dan church planting atau kristenisasi (Tidak Ada Penumpang Gelap: 42). Sikap memenangkan jiwa yang berakhir pada church planting atau kristenisasi lahir dari pandangan yang membagi dunia atas hitam dan putih. Perlu juga dicatat, demikian tegas Yewangoe bahwa pekabaran Injil bukan sekedar mengajak seseorang untuk masuk menjadi anggota gereja kita, atau sekedar upaya-upaya kristenisasi. Bertolak dari PTPB Yewangoe menegaskan bahwa ini bukan satu-satunya model pekabaran injil. Selain kedua model tadi ada model lain yang disebut PTPB sebagai berita perdamaian dan keadilan (Tidak Ada Penumpang Gelap: 41). Yewangoe menggunakan beberapa istilah untuk menyebutkan model ini. Pada satu kesempatan dia berbicara tentang presensia secara bertanggung jawab, di mana solidaritas Allah dengan dunia direfleksikan dalam solidaritas kita dengan 60 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

31 orang-orang lain. 41 Pada kesempatan lain dia menggunakan frasa: gereja bagi orang lain. Istilahistilah itu menekankan model kehadiran Kristen yang memberi perspektif baru bagi kemaslahatan seluruh umat manusia terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan ketidakadilan (Tidak Ada Penumpang Gelap: 41). Model alternatif ini diserukan Yewangoe tidak dengan maksud menafikan pertobatan. Pertobatan tetap perlu. Tetapi menurutnya, janganlah pertobatan diwajibkan atau juga dipersempit hanya sekedar kalau seseorang itu menjadi anggota gereja tertentu. Pertobatan harus dipahami lebih luas, yakni mencakup juga komitmen seseorang untuk menghubungkan lagi dirinya dengan Allah yang hidup dan berada dalam persekutuan yang kokoh dan harmonis dengan sesama manusia dan seluruh alam ini. 42 Makna pertobatan seperti yang dipahami Yewangoe sejalan dengan kecenderungan beberapa teolog Asia, seperti M.M. Thomas, Choan-seng Song, dll. Para teolog ini menolak pandangan bahwa pertobatan berarti memutuskan sama sekali hubungan dengan warisan budaya dan keberagamaan serta beralih ke dalam kebudayaan yang baru dan agama 41 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 41. Lihat juga Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto, hlm Gereja Lintas Agama 61

32 yang dibungkus oleh budaya yang datang tadi. 43 Paham seperti ini sangat bersifat kaku dan statis. Arti baru bagi pertobatan sebagaimana yang didefinisikan tadi tidak selamanya mengharuskan perpindahan atau konversi agama. Seseorang dapat tetap ada dalam agamanya tetapi ia melakukan pembaharuan budi dan perubahan batin, sebagaimana yang ditegaskan Paulus dalam Roma 12: 2 Berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Jelasnya, Yewangoe memahami arti misi atau pekabaran injil lebih luas dari church planting dan pemenangan jiwa. Dia tidak menolak kedua arti itu. Tetapi mengajak kita untuk memikirkan arti misi yang lebih dari dua itu. Arti baru yang Yewangoe tambahkan kepada pengertian misi sudah kita sebutkan, yakni: presensia dan gereja bagi orang lain. Konsep alternatif ini diajukan dengan mempertimbangkan konteks kemajemukan masyarakat. 44 Arti baru ini nyata seterang-terangnya, menurut Yewangoe dalam karya perdamaian, diakonia dan persaudaraan. Pertama, mengenai misi dalam arti presensia yang berwujud dalam karya perdamaian, itu ditegaskan Yewangoe dalam ceramah yang 43 A.A. Yewangoe. Kecenderungan-Kecenderungan Dalam Teologia Asia hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

33 disampaikan dalam breakfast fellowship Gereja Protestan Indonesia Jakarta 17 Juni Di situ dia berkata: Yang dibutuhkan masyarakat kita di Indonesia adalah keberagamaan yang terbuka kepada pihak lain yang perlu kita kembangkan adalah theology of hospitality guna menggantikan theology of hostility. Mereka yang dulu dilihat sebagai strangers sekarang adalah neighbors. 45 Theology of hospitality akan melahirkan kerukunan antar umat beragama. Yang Yewangoe tentang kerukunan bukan sekedar agama-agama hidup bersama tanpa saling menggangu. Tidak sebatas itu. Dalam ceramah yang disampaikan di Kupang 14 September 2008 Yewangoe berkata begini: Kerukunan adalah ketika kita mampu memasuki halaman orang lain, menyelami kekayaan-kekayaan spiritualnya, dan kembali dengan kekayaan luar biasa bagi kemaslahatan seluruh umat manusia (Tidak Ada Penumpang Gelap: 21). Konkretnya, seorang Islam memasuki kedalaman spiritual saudaranya yang Kristen akibat adanya persaudaraan di antara mereka, lalu ia kembali ke dalam agamanya dengan membawa kekayaan spiritual tadi yang membuat dia memiliki komitmen yang diperharui untuk menghayati nilai-nilai keagamaannya. Pengalaman Petrus setelah mengalami perjumpaan dengan Kornelius merupakan teladan 45 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm. 53. Gereja Lintas Agama 63

34 yang memperlihatkan betapa hidup rukun antara sesama manusia dari agama yang berbeda bermanfaat dalam memperkaya spiritualitas manusia. Kedua, arti presensia dari misi menurut Yewangoe, juga dapat diperlihatkan dalam karya diakonia. Diakonia yang sejati, begitu ditegaskannya adalah menunjukkan kasih tanpa pamrih kepada sesama. Gereja melayani manusia bukan untuk mengkristenkan manusia itu, melainkan memperlihatkan kasih Kristus kepadanya. Itu ditunjukan dengan perjuangan yang sungguh-sungguh bagi kemaslahatan umat manusia, tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Diakonia yang dikerjakan dalam arti ini tidak bisa ditaklukan di bawah tugas pemberitaan, tetapi adalah pemberitaan itu sendiri. 46 Diakonia adalah penting. Ia tidak boleh dianggap sebagai tugas yang di-sub-ordinasi-kan pada marturia. Karya sosial, yakni menolong kaum miskin dan lemah jangan dikaitkan dengan syarat mereka harus menjadi umat Kristen. Diakonia sendiri adalah marturia. Misi atau pekabaran injil tidak boleh hanya dipahami sebatas kesaksian verbal. Misi juga berhubungan dengan kesaksian dalam aksi atau tindakan. Itu kita temukan dalam pengutusan Yesus sebagaimana yang disaksikan dalam Lukas 4: Berkali-kali Yewangoe mengutip bagian ini untuk 46 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Penumpang Gelap. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

35 menegaskan bahwa diakonia adalah marturia (Tidak Ada Penumpang Gelap: 134). Pentingnya tugas diakonia ini bukan hanya karena itu merupakan perintah Tuhan, tetapi juga berhubungan dengan kenyataan kemiskinan yang merupakan realita kehidupan bersama di Indonesia. Yewangoe menulis: Tugas pekabaran injil juga berbicara tentang berbagai upaya menghapus kemiskinan, misalnya. Di mana ada kemiskinan, gereja menjadi pelopor untuk menghapuskannya. Kalau gereja secara serius melakukan itu, Injil telah diberitakan (Tidak Ada Ghetto: 131). Ketiga, arti presensia dari misi dalam wujud persaudaraan. Yewangoe menunjukkan bahwa persaudaraan adalah satu nilai universal yang menjadikan manusia sebagai manusia. 47 Semua bangsa dan budaya serta agama mengenal nilai ini. Nilai ini juga adalah cerminan dari nilai kristiani yang selalu ditegaskan Kristus. Bahkan Injil dengan tegas menunjukan bahwa persaudaraan yang sejati tidak diskriminatif, sebaliknya menekankan kesederajatan di antara mereka yang berbeda. Persaudaran seperti ini dia sebut sebagai hal yang autentik. 48 Pekabaran injil yang sejati haruslah untuk memperkuat nilai ini (persaudaran dan kesederajatan), bukan malah merusak atau menghancurkannya. Misi tidak boleh 47 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 141, 142. Gereja Lintas Agama 65

36 sedikit pun mengancam kerukunan dan persaudaraan. 49 Yewangoe memang tidak secara eksplisit menyebutkan hal berikut ini, tetapi rasanya penegasan tadi bisa kita jadikan sebagai jari yang menunjuk ke arah jawaban atas pertanyaan: Apakah dalam mengikut Yesus seseorang harus melakukan pemutusan yang radikal, total dan menyeluruh dengan keberadaannya sebagai manusia dengan seluruh kepribadian, budaya, sejarah dan lapisan keagamaannya? Kalau Yewangoe menegaskan bahwa pekabaran injil yang sejati haruslah untuk memperkuat nilai persaudaraan dan kesederajatan tentulah jawabannya adalah TIDAK. Pemutusan yang radikal, total dan menyeluruh dengan keberadaan seseorang sebagai manusia dengan seluruh kepribadian, budaya, sejarah dan lapisan keagamaan tidak perlu karena itu bertentangan dengan nilai persaudaraan yang ditegaskan oleh Injil. Dalam jawaban tidak ini tersirat penegasan bahwa seorang murid tidak selalu harus menjadi anggota gereja. Ia dapat tetap berada dalam agamanya sendiri. Kasih dan Persaudaraan yang diajarkan Yesus melampaui batas-batas agama, seperti nampak dalam perumpamaan orang Samaria (Lk. 10:25-37) Kita karena itu berkesan kuat berdasarkan pemikiran Yewangoe bahwa adalah tidak injili dan anti gerejawi 49 A.A. Yewangoe. Agama dan Kerukunan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

37 kalau misi yang gereja kerjakan justru merusakkan dan menghancurkan persaudaraan yang sudah terbangun dalam hidup seseorang yang menjadi akar dari keberadaannya dan memberi identitas bagi hidupnya, termasuk persaudaraan yang dia miliki dengan saudara-saudaranya dalam agama tertentu sebelum dia berjumpa dengan Kristus. Rancang-Bangun Eklesiologi Baru Gereja untuk orang lain. Inilah rancangbangun eklesiologi yang ada dalam hati dan benak Yewangoe dalam mendeskripsikan kehadiran gereja dalam masyarakat yang bercorak multi-agama yang merupakan given reality dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Konsep ini ditegaskan Yewangoe berulang-ulang dalam ceramah-ceramahnya di berbagai kesempatan. 50 Yang dia maksudkan dengan gereja untuk orang lain ialah bahwa gereja seyogianya lebih terbuka, tidak terdorong ke dalam eksklusivisme. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat harus hidup bersama dengan orang lain di dalam polis bukan secara pasif tetapi aktif. Orang-orang Kristen harus hadir bersama saudara-saudaranya dari agama lain untuk berjuang dengan sungguh-sungguh dengan cara-cara yang benar untuk menyiapkan ruang bagi kemungkinan hidup 50 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 34, 72, 137. Gereja Lintas Agama 67

38 damai sejahtera bersama di dalam masyarakat (Tidak Ada Ghetto: 11). Ungkapan kewarganegaraan yang bertanggung jawab yang pernah dipakai oleh Dr. J. Leimena dalam menggambarkan kehadiran Kristen di dalam negara berkali-kali dipakai oleh Yewangoe untuk menegaskan apa yang dia maksud dengan menjadi gereja untuk orang lain. Tidaklah pantas bagi gereja untuk masuk ke dalam ghetto, mengisolasikan dirinya dari dunia sekitarnya. Ia harus berada di tengah-tengah dunia, bergaul dan berinteraksi dengan manusia dari latar belakang agama yang berbeda apapun juga resikonya. Gereja tidak boleh menjadi persekutuan yang inward looking apalagi bermusuhan dengan dunia dan umat beragama lain (Tidak Ada Ghetto: viii. 4, 137). Gereja atau orang Kristen yang inward looking, masuk ke dalam ghetto, memperkuat diri untuk kenikmatan sendiri sambil mengambil sikap musuhi dunia bisa merupakan indikasi ketidakmampuannya menghadapi dunia nyata. Masuk ke dalam ghetto atau menciptakan ghetto sama dengan membunuh diri sendiri. Ia akan pengap dalam ghetto itu sebab tidak ada udara masuk. Sebaliknya, gereja yang keluar dari ghetto, betapapun sulit, akan memperoleh kepercayaan. 51 Dalam interaksinya dengan sesama manusia yang berbeda agama untuk menciptakan ruang bagi 51 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm Semua kata cetak miring berasal dari Yewangoe sendiri. 68 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

39 hidup damai sejahtera, gereja kata Yewangoe patutlah memperhatikan prinsip berikut: Ia ada dalam dunia tetapi tidak sama dengan dunia (Tidak Ada Ghetto: 3, 30). Artinya, sebagaimana yang dijelaskan Yewangoe gereja tidak boleh mengasingkan diri dari dunia sehingga menjadi tidak relevan. Tetapi pada sisi lain gereja juga tidak boleh terhisap dalam dunia begitu rupa sehingga kehilangan kemampuan untuk menyampaikan sikap kritis atau suara kenabian (Tidak Ada Ghetto: viii). Gereja bagi orang lain yang hidup dalam ketegangan yang dialektis antara bahaya terlalu bersikap akomodatif dan bahaya menjadi tidak relevan harus menunjukan diri sebagai yang tidak ke manamana tetapi ada di mana-mana. Yewangoe menjelaskan frasa ini dalam kutipan berikut: 52 Tidak ke mana-mana artinya, gereja tetap pada panggilannya. Memberitakan kabar baik, sebagaimana antara lain ditekankan dalam Lukas 4: Tugas ini tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Bahkan juga di masa depan. Dengan demikian gereja tidak ke mana-mana. Namun pada saat yang sama, tugas itu mesti merambah masuk ke mana-mana, ke seluruh bidang kehidupan. Gereja berkewajiban meneruskannya ke mana-mana. Guna menyampaikan itu, gereja harus ada di mana-mana. 52 Andreas Yewangoe. Tidak Ada Ghetto. hlm. 9. Gereja Lintas Agama 69

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT Oleh: Ev. Wiwi Suwanto (1997) Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia Ungkapan "Kristus turun dalam kerajaan maut" tidak terdapat di dalam

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Kita telah banyak mempelajari masa lampau gereja Tuhan. Kita telah melihat bagaimana Allah mengerjakan rencananya. Kita juga telah mempelajari arti kata

Lebih terperinci

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK YULIA CITRA, LENDA DABORA J.F. SAGALA STT SIMPSON PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PENGINJILAN

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini Apa yang Dilakukan oleh Gereja 1Uhan untuk Dunia Ini Dalam pelajaran 6, kita melihat bahwa orang percaya mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang percaya lainnya. Semua orang percaya termasuk keluarga

Lebih terperinci

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Yulia Citra, Lenda Dabora J.F. Sagala STT Simpson

PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Yulia Citra, Lenda Dabora J.F. Sagala STT Simpson PENGINJILAN DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MASYARAKAT MAJEMUK Yulia Citra, Lenda Dabora J.F. Sagala STT Simpson ABSTRAK Di Indonesia penuh dengan keberagaman budaya, bahasa, bahkan agama oleh sebab

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

Mencari Keterangan Tentang Yesus

Mencari Keterangan Tentang Yesus Mencari Keterangan Tentang Yesus Perkenankan saya mengajukan suatu pertanyaan. Pada hemat saudara siapakah Yesus itu? Ada orang yang mengatakan, "Ia guru yang termasyhur." Orang lain menyebut Dia nabi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP Pada bagian ini penulisan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. 5.1.KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Gereja adalah persekutuan orang percaya

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pertama, sebuah konsep etika dibangun berdasarkan konteks atau realita pada masa tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng ditinjau

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula Ikuti Polanya Bila saudara mau membangun sebuah rumah, apakah yang pertama-tama saudara lakukan? Sebelum saudara dapat memulai pembangunan itu, saudara harus mempunyai suatu rencana. Saudara harus menentukan

Lebih terperinci

Menemukan Rasa Aman Sejati

Menemukan Rasa Aman Sejati Modul 11: Menemukan Rasa Aman Sejati Menemukan Rasa Aman Sejati Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Semua

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD 25. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I 1. menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1.1 menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan 1.2 menerima dan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #33 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: "Di manakah Dia, raja

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: Di manakah Dia, raja Persembahanku. Hari Raya Penampakkan Tuhan - 04 Januari 2015 Matius 2 : 1 12 1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama.

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama. Ebenhaizer Nuban Timo manusia yang berbhineka dan terus berubah itu tanpa merusak atau menghancurkan budaya-budaya itu, tetapi pada saat yang sama membawa pembaharuan dan perubahan terhadap budaya-budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak!

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak! Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak! Nas Epistel: Galatia 4:4-9 4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus

Lebih terperinci

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS BAB V REFLEKSI TEOLOGIS Menurut Kejadian 1:27, 1 pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan dengan keunikan masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan tidak hanya diberikan kewajiban saja, namun

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman, BAB IV KESIMPULAN Masyarakat yang plural atau majemuk merupakan masyarakat yang dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku,

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

Spiritual Hunger 2 - Kelaparan Roh 2 Center of Attention - Pusat Perhatian

Spiritual Hunger 2 - Kelaparan Roh 2 Center of Attention - Pusat Perhatian Spiritual Hunger 2 - Kelaparan Roh 2 Center of Attention - Pusat Perhatian PEMBUKAAN: Hari ini kita akan melanjutkan seri khotbah Spiritual Hunger. Minggu lalu saya membagikan peranan Desire/Keinginan,

Lebih terperinci

Yohanes 3:3; Yohanes 1:12-13; Efesus 2:19-20; I Korintus

Yohanes 3:3; Yohanes 1:12-13; Efesus 2:19-20; I Korintus Tema : BERSEKUTU Pembacaan : 12:13 Yohanes 3:3; Yohanes 1:12-13; Efesus 2:19-20; I Korintus Kompilasi : Yohanes 3 3 Yesus menjawab, kata-nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan

Lebih terperinci

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan seri khotbah Man of God Transformation bagian kedua, yaitu: Holy Spirit Measures

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka?

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka? Lesson 9 for December 2, 2017 Siapa yang merdeka? Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. (Roma 8:1) Hanya mereka yang memiliki hubungan yang erat dengan

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

SUWARTO ADI GEREJA, IDENTITAS, DAN OTENTISITAS

SUWARTO ADI GEREJA, IDENTITAS, DAN OTENTISITAS Resensi Buku GEREJA, IDENTITAS, DAN OTENTISITAS Sebuah Tanggapan Terhadap Buku Gereja Lintas Agama: Pemikiran-Pemikiran bagi Pembaharuan Kekristenan di Asia Judul Buku : Gereja Lintas Agama: Pemikiran-Pemikiran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan

Lebih terperinci

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah

Lebih terperinci

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dalam suatu masyarakat terdapat sebuah sistem dan komponen yang mendukung eksistensi komunitas. Komponen itu antara lain agama, kewarganegaraan, identitas suku,

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 14 Agustus 2016 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua

Lebih terperinci

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA KANTOR UTUSAN KHUSUS PRESIDEN UNTUK DIALOG DAN KERJA SAMA ANTAR AGAMA DAN PERADABAN KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA HASIL MUSYAWARAH BESAR PEMUKA AGAMA UNTUK KERUKUNAN BANGSA Jakarta 8-10 Februari 2018

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

KALENDER DOA DESEMBER 2016

KALENDER DOA DESEMBER 2016 KALENDER DOA DESEMBER 2016 Berdoa Bagi Wanita Agar Mengalami Kehidupan Kekal Hidup ini singkat. Sebaliknya kekekalan merupakan waktu yang sangat panjang. Satu hal yang pasti: 100 orang yang hidup saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci