Pembuatan dan Karakterisasi Geopolimer dari Bahan Abu Layang PLTU Paiton
|
|
- Sri Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Akta Kimindo Vol. 3 No.2 April 28: - Akta Kimindo Vol. 3 No. 2 April 28 :61-66 AKTA KIIA INDONESIA Pembuatan dan Karakterisasi eopolimer dari Bahan Abu Layang PLTU Paiton H. Fansuri 1,*, N. Swastika 1 dan L. Atmaja 1 1 Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia FIPA ITS Surabaya ABSTRAK eopolimerimerisasi abu layang adalah salah satu cara yang sangat potensial untuk meningkatkan pemanfaatan Abu layang sebagai limbah dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik. eopolimer disintesis dari abu layang PLTU Paiton di Probolinggo menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 8 dan 1 dengan perbandingan Na-silikat/NaOH (b/b) antara Kualitas dari geopolimer yang terbentuk diuji berdasarkan kuat tekannya yang diukur dengan Universal Testing achine. Kuat tekan terbaik yang dihasilkan adalah Pa dengan porositas.2558 dan densitas g/ml. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kuat tekan geopolimer meningkat pada peningkatan komposisi SiO2. Peningkatan konsentrasi NaOH juga dapat meningkatkan kuat tekan, namun pada jumlah yang berlebih akan memperlemah solidifikasi geopolimer akibat pembentukan Na2O. Kata kunci: abu layang, larutan alkalin, geopolimer ABSTRACT eopolymerization is a highly pontential method to increase the utilization of coal fly ash which is a side product of coal combustion in power plants. The geopoymer is sinthesized from fly ash from Paiton Power Plant in Probolinggo using 8 and 1 NaOH solution and Na-silicate/NaOH weight ratio between.5 and 2.5. The geopolymer quality was measured from its compressive srength using a Universal Testing achine. It was found that the strongest geopolymer has a compressive strength, porosity and density of Pa,.2558 and g/mL, respectively. It was also found that the compressive strength increases as the composition of SiO2 in geopolymer mixture increases. The increase of NaOH concentration will increase the strength of geopolymer too but an excess amount of NaOH reduces the geopolymer solidification due to the formation of Na2O. Key words: fly ash, alkalin solution, geopolymer PENDAHULUAN eopolimer merupakan polimer anorganik aluminosilikat yang diyakini mempunyai sifatsifat kimia dan fisika yang baik sebagai bahan pengganti semen Portland (PC). Pada umumnya, geopolimer tersebut dibuat dari bahan-bahan aluminosilikat yang reaktif seperti metakaolinit. Komponen utama abu layang adalah aluminosilikat sehingga abu layang berpotensi digunakan sebagai bahan baku gepolimer sebagaimana dilaporkan oleh Davidovits (1991) dan Xu & Van Deventer (2). akalah ini disajikan pada Seminar Nasional Kimia IX, di Surabaya 24 Juli 27 * Corresponding author : Phone : ; Fax : ; h.fansuri@chem.its.ac.id Abu layang adalah hasil dari pembakaran yang berukuran sangat halus dan sangat ringan sehingga dapat melayang di udara. Salah satu sumber abu layang adalah batu bara. Konsumsi batu bara di Indonesia mencapai 36 juta ton yang umumnya digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menghasilkan sekitar 11.5 juta ton abu layang pada tahun 24 (Badan Pusat Statistik, 24). Sejauh ini, pengguna utama abu layang yang diproduksi oleh PLTU adalah pabrik semen, yaitu sebagai bahan baku pada pembuatan PC. Selain itu, belum banyak pemanfaatan lainnya sehingga umumnya sisa abu layang yang tidak diserap oleh pabrik semen dibiarkan menumpuk sebagai limbah. Kimia ITS HKI Jatim 61
2 Kuat tekan (Pa) H. Fansuri et al. Pembuatan dan Karakterisasi eopolimer dari Bahan Abu Layang PLTU Paiton Pembuatan geopolimer dari bahan selain kaolinit dilaporkan oleh Xu & Van Deventer (2). eopolimerisasi abu layang diselidiki secara lebih spesifik lagi oleh Van Jaarsveld dkk (22; 23) yang meneliti pembuatan geopolimer dari abu layang dan menyelidiki pengaruh komposisi kimia abu layang terhadap sifat-sifat geopolimer yang dihasilkannya. Sifat-sifat abu layang dari batu bara sangat bergantung dari bahan batu bara yang digunakan dan proses pembakarannya. Oleh karena itu komposisi kimia, ukuran partikel dan sebarannya serta sifat-sifat fisiko-kimia abu layang lainnya tidak akan sama walaupun dihasilkan di tempat yang sama. Sifat-sifat fisikokimia tersebut mempengaruhi proses geopolimerisasi abu layang sehingga geopolimerisasi abu layang selama ini bersifat unik dan belum ada pedoman yang bersifat generik untuk menentukan parameter proses yang paling sesuai bagi abu layang tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penelitian ini menyelidiki geopolimerisasi abu layang yang dihasilkan oleh PLTU Paiton. Penekanan pada penelitian ini lebih ditujukan pada parameter kimiawi dari proses geopolimerisasi seperti komposisi kimia abu layang, komposisi pereaksi dalam pembuatan pelet, komposisi fasa dan morfologi geopolimer yang dihasilkan dengan tujuan umum untuk mendapatkan informasi yang bersifat fundamental bagi geopolimerisasi abu layang dari batu bara. PERCOBAAN Abu layang yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Komposisi kimia abu layang tersebut ditunjukkan oleh Tabel 1. Pelet geopolimer dibuat dengan komposisi seperti pada Tabel 2. Untuk menjaga konsistensi percobaan, semua larutan yang digunakan dibuat minimal 24 jam sebelumnya untuk menuntaskan reaksi eksotermis pelarutan NaOH. Bahan-bahan pada Tabel 2 tersebut dicampur hingga homogen kemudian dicetak berbentuk silinder dengan diameter 2 mm dan tinggi 4 mm. Untuk mengurangi gelembung udara yang terperangkap di dalam cetakan, pelet-pelet tersebut digetarkan selama 15 menit dan diratakan permukaannya, kemudian didiamkan selama 1,5 jam. Pelet yang sudah kering dimasukkan ke dalam oven pada suhu 6 o C selama 24 jam. Selanjutnya pelet-pelet tersebut disimpan pada suhu kamar dan diuji kuat tekannya saat berumur 7, 14 dan 28 hari. Komposisi fasa dari pelet ditentukan dengan metode difraksi menggunakan sinar-x CuK orfologi geopolimer diamati menggunakan SE. Sementara itu metode Day & arsh (1987) digunakan untuk mengukur porositas terbuka dari geopolimer. HASIL DAN PEBAHASAN Pengaruh waktu simpan dan konsentrasi NaOH Pengaruh waktu simpan yang diamati pada penelitian ini dibatasi sampai 28 hari karena tidak ada peningkatan kuat tekan yang berarti setelah waktu itu sebagaimana dilaporkan oleh Hardjito dkk (24). Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi waktu simpan disajikan oleh ambar 1 yang menunjukkan bahwa pada konsentrasi NaOH 8, kuat tekan menurun saat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Sebaliknya, pada konsentrasi NaOH 1, kuat tekannya bertambah seiring dengan semakin lamanya waktu simpan. Pada konsentrasi NaOH 1, terdapat lebih banyak NaOH yang tersedia untuk reaksi geopolimerisasi. Oleh karena itu, reaksi geopolimerisasi dapat terus berlangsung selama masa penyimpanan. Hal sebaliknya terjadi pada konsentrasi 8, tidak terdapat cukup banyak NaOH yang memungkinkan terjadinya reaksi yang berkelanjutan pada masa simpan. Pengaruh faktor konsentrasi NaOH ini lebih jelas lagi ditunjukkan oleh ambar 2 sampai 4. Larutan NaOH diperlukan dalam reaksi geopolimerisasi, yaitu untuk pelarutan (leaching) Si dan Al pada partikel abu layang ke dalam fasa gel. Ion hidroksida mengaktifkan oksida-oksida Si dan Al dan membentuk monomer-monomer pembentuk geopolimer. Reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut: OH 4 4NaOH Si HO Si OH 4Na OH 3NaOH Al OH HO Al OH 3Na Pellet 7 hari 14 hari 28 hari ambar 1. Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi masa simpan 62 Kimia ITS HKI Jatim
3 Akta Kimindo Vol. 3 No.2 April 28: - Larutan NaOH yang lebih pekat menyediakan ion OH - lebih banyak sehingga pembentukan monomer-monomer lebih optimal. Larutan NaOH juga dikonsumsi oleh logam-logam lain, seperti besi dan mangan. Fe2O3 dapat bereaksi dengan NaOH membentuk Fe(OH)3 dan mengendap dalam bentuk hidroksida atau oksihidroksidanya. no juga mengalami leaching pada ph tinggi (Bankowski et al, 24 dalam Van Deventer et al, 26). Kondisi ini menyebabkan NaOH, yang seharusnya digunakan untuk leaching Si dan Al, justru bereaksi sebagian dengan logam-logam tersebut. Pada saat pelet geopolimer dipanaskan, terjadi penguapan molekul-molekul air. Jika di dalam sistem pelet geopolimer sudah tidak lagi terdapat molekul air, penguapan molekul air dapat pula terjadi dari molekul NaOH yang terdehidrasi menjadi oksida natrium (Windholtz, 1976): 2NaOH (aq) Na 2 O (s) H Kondisi seperti ini sudah tentu tidak dikehendaki karena menghambat proses polimerisasi aluminosilikat pada masa simpan. Itu sebabnya, peningkatan konsentrasi larutan NaOH yang lebih banyak boleh jadi tidak akan menambah kekuatan geopolimer yang dihasilkan sebagaimana ditunjukkan oleh ambar 2. Na2O merupakan serbuk putih yang reaktif dengan air dan CO2 di udara. Reaksi dengan molekul CO2 terjadi di pori-pori geopolimer dan merubah Na2O menjadi Na2CO3 yang berbentuk kristal jarum berwarna putih (Windholtz, 1976). Na 2O(s) CO Na2CO Tabel 1 Komposisi kimia Penyusun Abu layang Oksida SiO2 Al2O3 CaO Fe2O3 go no Na2O K2O P2O5 TiO2 LOI Konsentrasi (% berat) Tabel 2 Komposisi assa Bahan eopolimer dan Kuat Tekannya Pelet assa pereaksi (gram) Kuat tekan (Pa) Konsentrasi Perbandingan berat NaOH Na-silikat/ NaOH Abu Na-silikat NaOH Air 7 hari layang hari hari 1 8,5 21,14 3,2 1,5 4,54 35,67 35,24 35, , 21,14 4,53 1,13 3,4 37,37 41,72 4, ,5 21,14 5,44,9 2,72 36,72 33,76 69, , 21,14 6,4,75 2,27 34,39 44,16 45, ,5 21,14 6,47,65 1,95 37,58 32,27 45,18 6 1,5 21,14 3,2 1,16 4,28 23,51 24,2 42, , 21,14 4,53 1,38 3,15 33,54 34,8 53, 8 1 1,5 21,14 5,44 1,1 2,52 31,21 23,78 38, , 21,14 6,4,92 2,1 19,11 37,9 71, ,5 21,14 6,47,79 1,81 39,7 57, 78,34 Pelet Tabel 3 Komposisi mol SiO2, Na2O dan H2O Abu layang Na-Silikat NaOH Aquades SiO2 Na2O SiO2 Na2O H2O Na2O 2(g) H2O 2 O (l) 3(s) H2O 1 134,17 28,49 18,23 2,89 97,8 18,77 18,77 252, ,17 28,49 27,34 4,33 145,61 14,7 14,7 189, ,17 28,49 32,83 5,2 174,87 11,26 11,26 151, ,17 28,49 36,45 5,78 194,15 9,38 9,38 126, ,17 28,49 39,5 6,19 27,97 8,8 8,8 18, ,17 28,49 18,26 2,89 97,8 22,1 22,1 237, ,17 28,49 27,34 4,33 145,61 17,26 17,26 174, ,17 28,49 32,83 5,2 174,87 13,81 13,81 139, ,17 28,49 36,45 5,78 194,15 11,51 11,51 116, ,17 28,49 39,5 6,19 27,97 9,91 9,99 1,41 Kimia ITS HKI Jatim 63
4 Kuat tekan (Pa) Kuat tekan (Pa) Kuat tekan (Pa) kuat tekan H. Fansuri et al. Pembuatan dan Karakterisasi eopolimer dari Bahan Abu Layang PLTU Paiton Na 2 O NaOH 8 NaOH 1 Linear (NaOH 8 ) Linear (NaOH 1 ) ambar 2. Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi konsentrasi Na2O Kuat tekan eopolimer sebagai fungsi perbandingan natrium silikat/naoh Kaitan antara kuat tekan geopolimer dari abu layang PLTU Paiton dengan perbandingan molar natrium silikat terhadap NaOH ditunjukkan oleh ambar 3 sampai 5. Ion-ion silikat yang terkandung di dalam larutan natrium silikat sudah dalam bentuk oligomer yang siap berpolimerisasi dengan ion-ion silikat dan aluminat dari pelarutan aluminosilikat abu layang. Semakin banyak natrium silikat yang digunakan berarti semakin banyak pula oligomer silikat reaktif yang tersedia. Oleh karena itu, geopolimer yang dibuat dengan jumlah natrium silikat lebih besar menghasilkan kuat tekan yang tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh ambar 3 sampai 5. Pada gambar-gambar tersebut, jumlah natrium silikat dinyatakan dalam mmol SiO perbandingan Na 2 SiO 3 /NaOH (b/b) 7 hari 14 hari 28 hari Linear (7 hari) Linear (14 hari) Linear (28 hari) ambar 4. Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi variasi perbandingan massa Na2SiO3/ NaOH pada NaOH SiO 2 NaOH 8 NaOH 1 Linear (NaOH 8 ) Linear (NaOH 1 ) ambar 5. Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi konsentrasi SiO Perbandingan Na 2 SiO 3 /NaOH (b/b) (a) 7 hari 14 hari 28 hari Linear (7 hari) Linear (14 hari) Linear (28 hari) ambar 3. Kuat tekan geopolimer sebagai fungsi variasi perbandingan massa Na2SiO3/ NaOH pada NaOH 8. Pengaruh komposisi natrium silikat dan NaOH dengan sifat ikatannya terlihat jelas pada morfologi geopolimer yang dihasilkan. ambar 6 adalah foto SE dari potongan geopolimer pelet 1 (natrium silikat rendah, NaOH 8) dan pelet 1 (natrium silikat tinggi, NaOH 1). (b) ambar 6. orfologi geopolimer: pelet 1 dan (b) pelet Kimia ITS HKI Jatim
5 Intensitas (counts) Intensitas (counts) Porositas Kuat tekan (Pa) Kuat tekan (Pa) Akta Kimindo Vol. 3 No.2 April 28: - Pada pelet 1, masih terlihat bahwa masih ada partikel abu layang yang tidak bereaksi dan tidak menyatu dengan matriks geopolimer yang mengelilinginya sedangkan pada pelet 1 terlihat bahwa seluruh partikel abu layang bereaksi dan menyatu dengan matriks geopolimernya (ambar 6a-b) H 2 O NaOH 8 NaOH 1 Linear (NaOH 8 ) Linear (NaOH 1 ) ambar 7. Kuat tekan sebagai fungsi konsentrasi H2O NaOH 8 Porositas NaOH 1 Linear (NaOH 8 ) Linear (NaOH 1 ) ambar 9. Pengaruh porositas terhadap kuat tekan Analisa Difraksi Sinar X Penyelidikan mengenai fasa amorf sangat penting untuk memahami geopolimer sehingga perlu analisa difraksi siinar X pada pellet 1 (kuat tekan terendah) dan pelet 1 (kuat tekan tertinggi) (ambar 1 dan 11). Hasil difraktogram geopolimer menunjukkan bahwa pelet 1 justru lebih banyak mengandung fasa amorf daripada pelet 1 walaupun pelet 1 mempunyai kuat tekan lebih lemah. Dengan demikian, kuat tekan pelet 1 lebih mungkin disebabkan kombinasi antara kristal yang keras dengan fasa amorf yang liat sehingga menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi Pellet ambar 8. Porositas geopolimer tiap pelet Analisa Porositas terbuka Pori-pori dalam geopolimer sangat mempengaruhi kuat tekan geopolimer. Hasil pengukuran porositas terbuka dari geopolimer disajikan pada ambar 8. Pada gambar tersebut terlihat bahwa peningkatan rasio berat natrium silikat/naoh menurunkan porositas geopolimer yang dihasilkan (rasio berat natirum silikat/naoh untuk No 1 sampai 5 adalah sama dengan 6 sampai 1 yaitu berturut-turut,5; 1,; 1,5; 2, dan 2,5. Pelet No. 1 sampai 5 dibuat dengan konsentrasi NaOH = 8 sedangkan No. 6 sampai 1 menggunakan NaOH 1 ). Pori-pori pada geopolimer sangat berpengaruh terhadap kekuatannya. Semakin banyak pori-pori, maka kekuatan dari geopolimer akan berkurang. Sebaliknya, semakin sedikit poripori maka kekuatan geopolimer akan bertambah. Kaitan antara porositas (jumlah kuantitatif dari pori-pori) dengan kuat tekan geopolimer ditunjukkan oleh ambar ambar 1. Difraktogram geopolimer pelet 1 dan 1. = kuarsa, = magnetite, dan = gismondin q ( o ) q ( o ) ambar 11. Keberadaan fasa amorf pada geopolimer pelet 1 dan 1 Kimia ITS HKI Jatim 65
6 H. Fansuri et al. Pembuatan dan Karakterisasi eopolimer dari Bahan Abu Layang PLTU Paiton KESIPULAN eopolimer merupakan polimer anorganik aluminosilikat yang sangat kompleks. Salah satu parameter proses geopolimerisasi adalah reaktan yang digunakan, yaitu SiO2, H2O dan NaOH. SiO2 meningkatkan kuat tekan namun keberadaan H2O justru memperlemahnya. NaOH membantu mengoptimalkan kuat tekan namun NaOH berlebih justru menghambat solidifikasi geopolimer. UCAPAN TERIAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih untuk Prof. Triwulan beserta kelompok penelitiannya, PLTU Paiton, Lab. Kimia Fisika, Lab.Beton dan Bahan Bangunan, Center for Fuels and Energy dan dukungan dana student grant dari TPSDP. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik-Indonesia (24) Statistik Industri Besar dan Sedang (1), BPS Press: Jakarta Day, R.L. and arsh, B.K. (1987). Cement and Concrete Research Vol. 18, hal Davidovits, J. (1991) Journal of Thermal Analysis Vol. 37 hal Hardjito, D., Wallah, S. dan Sumajouw, D. 25. Dimensi Teknik Sipil, Vol. 6, No. 2, hal Škvára, F., Kopecky, L., Nemecek, J. and Bittnar, Z. (26) Ceramics-Silikaty, Vol. 5, No. 4, hal Van Deventer, J.S.J., Provis, J.L., Duxon, P., Luckey,.C (26) Jornal of Hazardous aterials, Article in Press Windholtz, artha (Ed). (1976) The erck Index. An Encyclopedia of Chemicals and Drugs, erck & Co: USA Xu, H and van Deventer, J.S.J. (22), International Journal of ineral Processing, Vol. 59, No.3 hal Kimia ITS HKI Jatim
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.5. Persiapan Pembuatan geopolimer Penelitian ini menggunakan geopolimer abu terbang (GA) dan geopolimer metakaolin (GM). Sebagai bahan pembanding, dibuat pula beton semen
Lebih terperinciPENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI
PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI Puput Risdanareni 1, Triwulan 2 dan Januarti Jaya Ekaputri 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Pembuatan Beton Geopolimer
Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan Pembuatan Beton Geopolimer Dedi Yuanda 1), Ahmad Fadli 2) dan Drastinawati 2) 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciHariadi Aziz E.K
IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciPENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG
PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: wsteenie@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISIS
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Sehubungan dengan prekursor yang digunakan yaitu abu terbang, ASTM C618 menggolongkannya menjadi dua kelas berdasarkan kandungan kapur (CaO) menjadi kelas F yaitu dengan kandungan
Lebih terperinciAMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi
AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER Warih Supriadi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Encapsulation B3 tidak boleh bebas Di lingkungan (Chen. dkk, 2008) Amobilisasi dengan
Lebih terperinciBATA BETON GEOPOLIMER DARI BAHAN FLY ASH LIMBAH PLTU TANJUNG JATI MEMILIKI BANYAK KEUNGGULAN
BATA BETON GEOPOLIMER DARI BAHAN FLY ASH LIMBAH PLTU TANJUNG JATI MEMILIKI BANYAK KEUNGGULAN Sutarno 1), Marchus Budi Utomo 1), Wahjoedi 1), Mawardi 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF
Jurnal PONDASI, volume 13 no 2 Desember 27 ISSN 83-814X SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF Januarti Jaya Ekaputri 1 Triwulan 1 Oktavina
Lebih terperinciAmobilisasi Kation Logam Berat Cr 3+ pada Geopolimer Berbahan Baku Abu Layang PT. IPMOMI
Amobilisasi Kation Logam Berat Cr 3+ pada Geopolimer Berbahan Baku Abu Layang PT. IPMOMI Oleh : Anif Fatmawati NRP : 1410 100 076 Pembimbing : Hamzah Fansuri, M.Si., Ph.D Senin, 11 Agustus 2014 Jurusan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Permana Putra Prasetio 1, Gary Kartadinata 2, Djwantoro Hardjito 3, dan Antoni 4 ABSTRAK : Penelitian ini membahas pengaruh ukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
No 2.1 Penelitian Beton Geopolimer BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lisanto, Gladies, 2009, melakukan penelitian terhadap pengaruh penggunaan plasticizer pada self compacting geopolymer concrete dengan tanpa penambahan
Lebih terperinciSodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer
Ekaputri, Triwulan. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer Abstrak Beberapa penelitian menunjukkan
Lebih terperinciAMOBILISASI ION Pb 2+ OLEH GEOPOLIMER HASIL SINTESIS DARI ABU LAYANG PT. IPMOMI PROBOLINGGO
AMOBILISASI ION Pb 2+ OLEH GEOPOLIMER HASIL SINTESIS DARI ABU LAYANG PT. IPMOMI PROBOLINGGO Oleh: Ria Akmalia Fitriani 1408 100 079 pembimbing: Drs. M. Nadjib Mudjahid, MS. Hamzah Fansuri, M. Si. Ph. D.
Lebih terperinciAMOBILISASI KATION LOGAM BERAT Cd 2+ PADA SINTESIS GEOPOLIMER DENGAN VARIASI RASIO MOL SiO 2 /Al 2 O 3 DARI ABU LAYANG PLTU PAITON
Prosiding Skripsi Semester Gasal 2010/2011 SK SK-091304 AMOBILISASI KATION LOGAM BERAT Cd 2+ PADA SINTESIS GEOPOLIMER DENGAN VARIASI RASIO MOL SiO 2 /Al 2 O 3 DARI ABU LAYANG PLTU PAITON Lukman Hadi*,
Lebih terperinciSodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer
Jurnal Teknik Sipil ITB Vol. No.1 April 13 Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer Januarti Jaya Ekaputri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging pada sintesis zeolit dari abu jerami padi dan karakteristik zeolit dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN SINTESIS GEOPOLIMER SECARA NORMAL DAN TERPISAH DARI ABU LAYANG PLTU SURALAYA
Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2011 SK SK-091304 STUDI PERBANDINGAN SINTESIS GEOPOLIER SECARA NORAL DAN TERPISAH DARI ABU LAYANG PLTU SURALAYA Diana Ekawati*, Lukman Atmaja 1 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Analisis ketahanan..., Niken Swastika, FT UI, Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Standar Pengujian Prosedur pengujian yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan standar yang berlaku, yaitu American Society for Testing and Materials (ASTM). Standar pengujian
Lebih terperinciDeskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA
1 Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan dan produk semen cepat (rapid-set high-strength) geopolimer.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melakukan beberapa pembangunan di segala bidang, khususnya dalam bidang konstruksi. Pembangunan di bidang konstruksi
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI RASIO MOL SiO 2 /Al 2 O 3 DARI ABU LAYANG PLTU SURALAYA
Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI RASIO MOL SiO 2 /Al 2 O 3 DARI ABU LAYANG PLTU SURALAYA Yuliarosa Puspitasari*, Lukman Atmaja 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, khususnya dalam proses produksi Semen Portland (SP).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang dengan begitu cepat. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan semakin meningkatnya taraf kesejahteraan hidup setiap manusia.
Lebih terperinciPEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN
PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN Felicia Tria Nuciferani, Antoni, Djwantoro Hardjito ABSTRACT: The aim of this study is to explore the possible use of bottom ash as artificial aggregates.
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER
R yaitu 1 PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER Prasma Wigestika, Januarti Jaya Ekaputri, Triwulan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciFAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO Hilda Utami Citra 1, Crystie Angelina Leuw 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK: Semburan lumpur
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER
PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER Andi Widjaya 1, Chrysilla Natallia 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : Penelitian terhadap
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK
Media Teknik Sipil, Volume IX, Januari 2009 ISSN 1412-0976 KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Endah Safitri, Djumari Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan 1 : 3 Dengan Pengembang Foam
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () - Pasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan : Dengan Pengembang Foam Hanif Nurul Ardi B, Triwulan, dan Januarti Jaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN
PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar
Lebih terperinciANALISA SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN LUMPUR PORONG KERING SEBAGAI PENGISI
ANALISA SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN LUMPUR PORONG KERING SEBAGAI PENGISI Oleh : Triwulan *) Januarti Jaya Ekaputri **) Tami Adiningtyas ***) Abstrak Geopolimer adalah beton
Lebih terperinciSINTESIS GEOPOLIMER BERBAHAN ABU VULKANIK DENGAN PENAMBAHAN ALUMINIUM HIDROKSIDA SEBAGAI PENGATUR RASIO SILIKA DAN ALUMINA
SINTESIS GEOPOLIMER BERBAHAN ABU VULKANIK DENGAN PENAMBAHAN ALUMINIUM HIDROKSIDA SEBAGAI PENGATUR RASIO SILIKA DAN ALUMINA Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi utama batuan (agregat), air, dan semen portland. Beton sangat populer dan digunakan secara luas,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi di samping kayu dan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari studi eksperimental mortar geopolymer berbahan dasar fly ash adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini, fly ash yang di
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI SEBAGAI GEOPOLIMER (SUATU POLIMER ANORGANIK ALUMINOSILIKAT)
PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI SEBAGAI GEOPOLIMER (SUATU POLIMER ANORGANIK ALUMINOSILIKAT) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Telah
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER
PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER Anggie Adityo Aer Marthin D. J. Sumajouw, Ronny E. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciANALISIS PROPORSI LIMBAH FLY ASH PAITON DAN TJIWI KIMIA TERHADAP KUAT TEKAN PASTA GEOPOLIMER
ANALISIS PROPORSI LIMBAH FLY ASH PAITON DAN TJIWI KIMIA TERHADAP KUAT TEKAN PASTA GEOPOLIMER SRIE SUBEKTI DiplomaTeknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) Email subektisrie38@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENGUJIAN MATERIAL 3.1.1 Agregat Penelitian ini memperbandingkan antara limbah beton semen dan agregat bukan limbah sebagai material agregat. Limbah beton semen yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBAKARAN SAMPAI DENGAN TEMPERATUR 400 C TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH DAN SERBUK BATU GAMPING
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 51-58 PENGARUH PEMBAKARAN SAMPAI DENGAN TEMPERATUR 400 C TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH DAN SERBUK BATU GAMPING B Abraham Adi
Lebih terperinciDisusun oleh : Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Disusun oleh : Andri Bagus Prasda 3110 106 021 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Triwulan, DEA Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST, MT Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batu Bara Sebagai Bahan Campuran Beton Geopolimer
Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batu Bara Sebagai Bahan Campuran Beton Geopolimer Julharmito 1), Ahmad Fadli 2) dan Drastinawati 2) 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyak penelitian tentang geopolimer yang telah dilakukan. Banyak pula acuan yang digunakan para peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Namun, pada umumnya kesulitan
Lebih terperinciKONTRIBUSI SERAT SINTETIS PADA PENINGKATAN KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLIMER
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 KONTRIBUSI SERAT SINTETIS PADA PENINGKATAN KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLIMER Firdaus 1 dan Ishak Yunus 1 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex
Lebih terperinciSTUDI BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SUBSTITUSI BETON KONVENSIONAL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SUBSTITUSI BETON KONVENSIONAL Ferina Mulyana 1, Tricya Yolanda 1, Ilham Nurhuda 2 dan Nuroji
Lebih terperinciTINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 17 TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG Maulana Arifin 1, Fahrul Anam 2, Antonius 3 dan Danna Darmayadi 4 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciSTUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO
STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Krisno Phoanajaya 1, Djwantoro Hardjito 2,Antoni 3 ABSTRAK : Lumpur Sidoarjo adalah material yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang disintesa melalui material yang mengandung banyak Silika (Si) dan Alumina (Al) yang berasal dari alam
Lebih terperinciPAVING GEOPOLIMER DARI COAL ASH LIMBAH PABRIK
PAVING GEOPOLIMER DARI COAL ASH LIMBAH PABRIK Yulia Putri Wijaya, Januarti Jaya Ekaputri, dan Triwulan Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya E-mail: yuliaputriwijaya@yahoo.co.id Abstrak Coal ash adalah
Lebih terperinciPRESENTASI SEMINAR SKRIPSI
PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI LATAR BELAKANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SLAG DAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN ADITIF DI FINISH MILL PABRIK SEMEN KOMPOSIT Diusulkan oleh : Eka Partana 2305 100 008 Aries Purijatmiko
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA
Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan
Lebih terperinciPENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH
PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH Kevin Desailly, Singgih Suryajaya 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : Pembangunan dalam bidang konstruksi di Indonesia
Lebih terperinciKarakteristik Fisik dan Kimia Fly Ash dari Perusahaan Ready Mix Beton dan Limbah Pabrik terhadap Sifat Mekanik Pasta dan Mortar
Karakteristik Fisik dan Kimia Fly Ash dari Perusahaan Ready Mix Beton dan Limbah Pabrik terhadap Sifat Mekanik Pasta dan Mortar Muhammad Bahrul Ulum, Januarti Jaya Ekaputri, Triwulan Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi
Lebih terperinciMakalah Pendamping: Kimia Paralel E
266 KRISTALISASI ZEOLIT A MURNI DARI ABU LAYANG BATUBARA PAITON MENGGUNAKAN METODE FUSI ALKALI : PENGARUH WAKTU HIDROTERMAL Didik Prasetyoko, Saequ, Djoko Hartanto Jurusan Kimia, FMIPA Institut Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis
Lebih terperinciPENGARUH RASIO W/S TERHADAP KUAT TEKAN GEOPOLYMER MORTAR PADA KONDISI SS/SH 12 MOLAR 0,5 DAN 2,5
PENGARUH RASIO TERHADAP KUAT TEKAN GEOPOLYMER MORTAR PADA KONDISI SS/SH 12 MOLAR,5 DAN 2,5 Dita Adelafani Progam Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakutas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) D-104
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-104 Penggunaan Limbah Hasil Pembakaran Batu Bara dan Sugar Cane Bagasse Ash (SCBA) pada Paving Geopolimer dengan Proses Steam
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH
KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH Juan Satria 1, Agung Sugiarto 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : Beton geopolimer merupakan beton geosintetik yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciAnalisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam
The 6 th University Research Colloquium 2017 Analisa Kuat Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam Eksi Widyananto 1*, Nurmansyah Alami 2, Yulis Setyani 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil/Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Berdasarkan penjelasan tentang metode penelitian pada Bab I, akan dijelaskan lebih rinci mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian
Lebih terperinciIndonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 6 (2) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Pemanfaatan Serat Daun Nanas dalam Sintesis Geopolimer Berbasis Abu Layang Batubara
Lebih terperinciSINTESIS GEOPOLIMER BERBUSA BERBAHAN DASAR ABU LAYANG BATUBARA DENGAN HIDROGEN PEROKSIDA SEBAGAI FOAMING AGENT
SINTESIS GEOPOLIMER BERBUSA BERBAHAN DASAR ABU LAYANG BATUBARA DENGAN HIDROGEN PEROKSIDA SEBAGAI FOAMING AGENT Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai
Lebih terperinciPENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian Percobaan ini melewati beberapa tahap dalam pelaksanaannya. Langkah pertama yang diambil adalah mempelajari perkembangan teknologi mengenai barium ferit dari berbagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciPENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR
66 PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR (Jamizar *, Iskandar G. Rani **, Prima Yane Putri *** Email: Jamizar.civil07@gmail.com
Lebih terperinciKIMIA ANORGANIK (Kode : D-03) PEMBUATAN FOAM DARI ABU LAYANG DAN SERBUK GELAS
MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANORGANIK (Kode : D-03) ISBN : 978-979-1533-85-0 PEMBUATAN FOAM DARI ABU LAYANG DAN SERBUK GELAS Bahrul Ulum 1, * dan Lukman Atmaja 1 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara garis besar hasil hasil penelitian akan dibahas dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga lebih mudah dalam menganalisa dan membahas baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Portland untuk Lingkungan Laut Beton merupakan material yang banyak digunakan untuk struktur suatu bangunan, termasuk pada lingkungan laut yang korosif. Ketahanan (durability)
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram
Lebih terperinciStudi Keberadaan Unsur Logam Ni, Pb, Cr dan Cd Pada Hasil Zeolitisasi Abu Terbang Dengan Larutan NaOH
Studi Keberadaan Unsur Logam Ni, Pb, Cr dan Cd Pada Hasil Zeolitisasi Terbang Dengan Larutan NaOH Widajanti Wibowo dan Teti Hermiati Departemen Kimia, FMIPA Universitas Indonesia Kampus Depok, Depok 16424
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu
Lebih terperinciPENGARUH MOLARITAS NaOH DAN MODULUS ALKALI (Na 2 O / SiO 2 ) TERHADAP SETTING TIME FLY ASH BASED GEOPOLYMER
digilib.uns.ac.id PENGARUH MOLARITAS NaOH DAN MODULUS ALKALI (Na 2 O / SiO 2 ) TERHADAP SETTING TIME FLY ASH BASED GEOPOLYMER (Effect of NaOH Molarity and Alkali Modulus (Na 2 O / SiO 2 ) on Setting Time
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M)
KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M) As at Pujianto 1, Anzila NA 2, Martyana DC2, dan Hendra 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinci