BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. melakukan aktivitas yang terbaru berdasarkan hasil rasio dan emosi. Riyanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. melakukan aktivitas yang terbaru berdasarkan hasil rasio dan emosi. Riyanto"

Transkripsi

1 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Kreativitas Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini Kreativitas menunjukkan adanya kondisi atau keadaan yang selalu ingin melakukan aktivitas yang terbaru berdasarkan hasil rasio dan emosi. Riyanto (2010:225) mengemukakan bahwa kreativitas suatu proses yang menuntut keseimbangan dari ketiga aspek esensial kescerdasan analitis, kreatif dan praktis, beberapa aspek yang ketika digunakan secara kominatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kesuksesan. Sumarwoto ( 2010:3) mengemukakan bahwa kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Sanusi ( 2010:3) mendefinisikan kreativitas adalah Kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru (inovatif) atau belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan, berguna dan dapat dimengerti. Kegiatan kreatif mengandung perubahan arah. Dalam hal pencarian ide, kita berada untuk menemukan ide, gagasan,pemecahan masalah, penyelesaian perkara atau cara kerja baru.dan ketika jalan buntu merupakan titik akhir usaha kita maka bila kita 7

2 8 melakukan hal yang sudah kita pernah kerjakan dan semuanya sudah di coba maka tiada kata lain berfikir secara kreatif adalah hal yang perlu dilakukan. Andang (2006 : 15) mengemukakan bahwa kreativitas adalah ungkapan dari keunikan-keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya, maka diharapka ide baru dan produk yang inovatif dapat timbul dari pribadi yang kreatif. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang menciptakan hal-hal yang baru, menghasilkan gagasan, menyelesaikan suatu masalah yang sebelumnya belum terpecahkan. Dalam konteks ini kreativitas akan mampu menghasilkan pribadi yang kreatif. Kreativitas sekaligus menunjukkan adanya keinginan untuk maju dalam melakukan aktivitas yang positif. Terkait dengan pengertian kreativitas Munandar (2007 : 45) mengemukakan bahwa: Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik cirri-ciri kognitif ( aptitude) seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinilitas) dalam pemikiran maupun cirri-ciri afektif ( non-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru. Kreativitas dapat ditingkatkan antara lain melalui meningkatkan jumlah dan ragam rangsangan ke otak, terutama mengenai halhal yang sifatnya up to date. Dengan memanfaatkan daya recall, daya intuisi, dan daya sintesis dari otak maka akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. Meningkatkan kreativitas pada seseorang akan melibatkan meningkatkan pikiran, perasaan, penginderaan, dan firasat atau intuisi yang kesemuanya akan membangun suatu kemampuan kreatif. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Dalam konteks ini kreativitas dapat ditingkatkan melalui upaya dalam memanfaatkan daya recall, daya intuisi, dan daya

3 9 sintesis dari otak maka akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. Oleh karenanya proses peningkatan kreativitas pada seseorang akan melibatkan meningkatkan pikiran, perasaan, penginderaan, dan firasat atau intuisi yang kesemuanya akan membangun suatu kemampuan kreatif adalah Drevdahl (dalam Andang 2006 : 130), mendefinisikan bahwa kreativitas Kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Kreativitas mencakup pembentukan pola baru dan gabungan Informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya, dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru, serta mencakup pembentukan korelasi baru. Kreativitas harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi baru. Menurut Guilford (Dalam Satiadarma, 2003 : 108), bahwa karakteristik pemikiran kreatif berkaitan erat dengan lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir : a) kelancaran, b) keluwesan, c) keaslian, d) penguraian, e) perumusan kembali. Sanusi (2008:1) mengemukakan kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P s Creativity, yaitu dimensi person, proses, press dan product sebagai berikut : 1) definisi kreativitas dalam dimensi person, 2) kreativitas dalam dimensi process, 3) definisi kreativitas dalam dimensi press definisi dan pendekatan kreativitas, dan 4) definisi kreativitas dalam dimensi product definisi pada dimensi produk. Keempat definisi tersebut diuraikan sebagai berikut:

4 10 1) Definisi kreativitas dalam dimensi Person. Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people Creative action is an imposing of one s own whole personality on theenvironment in an unique and characteristic way Pendapat ini pada dasarnya menegaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. 2) Kreativitas dalam dimensi Process. Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking Dimensi ini menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi ( meningkatkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Dibagi dalam empat tahap dalam proses kreatif yaitu : Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami. Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini

5 11 berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari -hari, berbulanbulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya. Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasangagasan untuk memecahkan masalah. 3) Definisi Kreativitas dalam dimensi Press Definisi dan pendekatan kreativitas Definisi Kreativitas dalam dimensi Press Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru. 4) Definisi Kreativitas dalam dimensi Product Definisi pada dimensi produk. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. Creativity is the ability to bring something new into existence Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada

6 12 orisinalitas, Pendapat ini menekankan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreativitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa : Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik). Munandar ( 2005 : 6), mengemukakan bahwa kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Dalam konteks ini menurut Munandar (Dalam, Hawadi Dkk : 4) pula, bahwa kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, memecahkan/ menjawab masalah dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. Dari beberapa uraian definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri atitude maupun non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya Bentuk-Bentuk Kreativitas Anak Usia Dini Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam

7 13 praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan orang tua pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah orang tua sering memberikan tekanan (presure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim. Salah satu bentuk kreativitas yang diharapkan dapat ditunjukkan anak adalah kreativitas dalam mengkonstruksi bentuk pasir. Konstruksi merupakan suatu pola yang ditingkatkan untuk merancang bangun sesuatu secara baik. Terkait dengan pengertian konstruksi Satrio (2005:313) mengemukakan bahwa konstruksi adalah pembuat, rancang bangun bangunan, penyusunan, pembangunan atau kegiatan yang berhubungan dengan memasang. Berdasarkan pengertian tersebut maka jelas bahwa konstruksi mengacu pada kemampuan dalam membuat rancangan atau pola tertentu berdasarkan kreasi masing-masing sehingga menghasilkan suatu bentuk yang dinamis dan sesuai dengan keinginan pengkonstruksi. Konsep konstruksi sesungguhnya mengacu pada kegiatan merancang suatu bentuk secara apa adanya, atau sesuai dengan kemampuan si pengkonstruksi. Aplikasi konstuksi ini dilakukan dengan cara membentuk bangun atau model tertentu sesuai dengan kreasi dari pembuat. Mencermati hal ini maka aspek kreativitas merupakan faktor penentu utama dalam keberhasilan untuk merancang bentuk konstruksi yang ideal.

8 14 Harizal (2008:1) mengemukakan bahwa mencermati perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, yakni: 1) materi pendidikan, dan 2) metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu. Dalam meningkatkan anak usia dini kreativitas merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk ditingkatkan, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Treffinger (Dalam Hawadi, 2001 : 13), bahwa tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas. Menurut Andang (2006 : ), bahwa Kreativitas dikatakan penting bagi perkembangan anak karena: a) kreativitas dapat memberikan kesenangan dan kepuasan tersendiri bagi anak, setelah mencipta sesuatu yang baru, b) kreativitas menjadi bumbu dalam permainan kreatifnya, dimana semakin kreatif seorang anak maka akan semakin menyenangkan arti sebuah permainan, c) kreativitas dapat membantu anak mencapai keberhasilan dan menjadi kepuasan ego yang besar, d) kreativitas dapat memberikan konstribusi positif terhadap pola kepemimpinan, e) selain berhubungan besar terhadap pembentukan totalitas keperibadian seseorang,

9 15 kreativitas juga dapat menjadi sebuah kekuatan ( power) yang dapat menggerakkan manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari bodoh menjadi cerdas, dari pasif menjadi aktif, dan lain sebagainya. Tergantung pada manusianya, apakah kreativitas yang ada pada dirinya akan ditingkatkan atau justru akan dimatikan, f) kreativitas dapat membantu sebuah proses yang menyebabkan lahirnya ide baru yang orisinal, g) kreativitas dapat melahirkan budaya kerja produktif, bukan mental konsumtif, sehingga dapat melahirkan tipe aktif dan kreatif. Menurut Munandar ( 2007 : 1), bahwa Alasan pentingnya meningkatkan kreativitas dipupuk sejak usia dini adalah: a) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia, b) kreativitas dan berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, c) bersibuk diri secara kreatif, tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tetapi juga memberi kepuasan kepada individu, d) kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Sanusi (2010:3) mengemukakan bahwa: tahap-tahap kreativitas yang perlu dilakukan antara lain : 1) persiapan (preparation): meletakan dasar.mempelajari latar belakang perkara, seluk beluk, dan problematikanya, 2) konsentrasi (consentration) : sepenuhnya memikirkan,masuk luluh,terserap dalam perkara yang dihadapi 3) inkubasi ( incubation) : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara,istirahat, waktu santai. mencari kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran

10 16 mengenai perkara yang sedang dihadapi, 4) Iluminasi ( ilmunination): tahap mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja,jawaban baru, 5) verifikasi/produksi ( verification/ production): menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan,pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru, seperti menghubungi, meyakinkan dan mengajak orang,meyusun rencana kerja, dan melaksanakannya. Wahyudin (2010 : 262), berpendapat bahwa ada beberapa cara yang dilakukan oleh orang tua untuk menstimulasi agar anak kreatif, yaitu : 1) tidak memaksakan kehendak pada anak, b) menyesuaikan dengan kebutuhan, minat, potensi, dan kemampuan anak, c) fasilitas dengan permainan kreatif edukatif, d) menyesuaikan keterlibatan orang tua, e) mementingkan pada proses dan bukan pada hasil dan f) memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan permainannya dengan senang. Dari beberapa uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kreativitas sangat penting bagi manusia khususnya anak usia dini karena apabila ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup. Kita sedang menghadapi macam-macam tantangan baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang budaya dan sosial. Kreatif berproses dalam tahap-tahap tertentu yang tidak mudah diidentifikasi dimana tahap-tahap tersebut berada pada prosesnya.wallas (Dalam Hawadi, dkk

11 : 23), mengemukakan bahwa; ada empat tahap dalam proses kreatif yaitu : a) persiapan, dalam tahap ini berupa pengumpulan Informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah, b) inkubasi, adalah tahap dieramnya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar, c) iluminasi, yaitu tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah, d) verifikasi, adalah tahap munculnya aktifitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita. Demikian empat tahap proses kreatif, jika pada tahap persiapan, inkubasi, dan iluminasi yang menonjol proses berpikir divergen, maka pada tahap verifikasi yang menonjol adalah proses berfikir konvergen. Munandar (dalam Yaumi, 2010:3) mengemukakan bahwa Terdapat 10 ciri pribadi yang kreatif yang hakekatnya hampir sama tetapi secara hierarki berbeda. Kesepuluh ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut: a) imajinatif, b) inisiatif, c) mempunyai minat luas, d) mandiri dalam berpikir, e) ingin tahu, f) senang berpetualang, g) penuh energy, h) percaya diri, i) bersedia mengambil risiko, j) berani dalam pendirian dan keyakinan. Ciri tersebut dirumuskan setelah melakukan studi mendalam terhadap tradisi,kebiasaan, pandangan, dan respon yang telah diberikan oleh responden di dalam penelitian.sedangkan, ciri-ciri anak yang paling diinginkan oleh orang tua sekolah dasar dan menengah di Indonesia adalah sebagai berikut: a) penuh energy, b) mempunyai prakarsa, c) percaya diri, d) sopan, e) rajin, f) melaksanakan pekerjaan pada waktunya, g) sehat, h) berani dalam berpendapat dan berkeyakinan, i) mempunyai ingatan yang baik, dan j) ulet. Semiawan (dalam Yaumi, 2010:3)menambahkan bahwa dari kesepuluh ciriciri kreativitasyang diinginkan oleh orang tua di Indonesia, hanya dua di antaranya yang dibenarkanoleh para ahli. Selain itu, Sonawat and Begani ( dalam Yaumi, 2010:3) mengemukakan ciri-ciri kreativitas bagi pribadi anak-anak pra-sekolah,

12 18 antara lain berpikir konvergen dandivergen, sensitif, peka terhadap persoalan, lancar dalam menggunakan kata-kata, dan berhubungan dengan orang lain. Sund (dalam Slameto, 2010:3) mengemukakan bahwa ndividu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan dengan ciri sebagai berikut: 1) hasrat keingintauhuan yang cukup besar, 2) bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, 3) panjang akal, 4) keinginan untuk menemukan, 5) cenderung menyukai tugas, 6) mencari jawaban luas dan memuaskan, 7) aktif melaksanakan tugas, 8) berpikir fleksibel, 9) memberi jawaban atas pertanyaan, 10) mampu membuat analisis, 11) memiliki semangat bertanya, 12) memiliki daya abstraksi dan 13) memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Berdasarkan pandangan ini, ciri yang melekat pada pribadi yang kreatif seperti yang dikemukan oleh Csikszentmihalyi ( dalam Yaumi, 2010:3)) tidak secara tegas dan eksplisit menyebut pembagian dari ketiga aspek ini walaupun jika kita mengurai satu persatu telah merepresentasi ketiga aspek proses kognitif, personalitas, dan nilai serta motivasi tetapi hanya menjabarkannya dalam bentuk implisit. Sebagai kesimpulan bahwa ciri pribadi kreatif seperti yang dikemukakan oleh Csikszentmihalyi tersebut boleh jadi tidak dapat secara berurutan merepresentasi keseluruhan ciri yang dimiliki oleh semua orang di seluruh dunia. Perlu adanya kajian dan penelitian lebih jauh lagi tentang kreativitas anak usia dini Indonesia bukan hanya dilakukan pada level pendidikan dasar dan menengah saja melainkan juga harus diarahkan di pendidikan tinggi, atau tidak saja dilakukan di kota-kota

13 19 besar,tetapi juga di kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Diharapkan semoga penelitian seputar kreativitas dapat memberikan solusi cerdik dalam upaya meningkatkan kreativitas anak usia dini Indonesia dan mampu menjadi patokan dasar dalam merancang model pembelajaran dan meningkatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yang akan diterapkan melalui lembaga-lembaga pendidikan. Setiadarma (2003 : 108), berpendapat bahwa kreativitas sebagai proses mental yang unik yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal mencakup jenis pemikiran spesifik yang disebut dengan divergen. Menurut Koestler (Dalam Semiawan 2002 : 67), menuturkan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir bisosiatif. Jadi Koestler mengaggap bahwa dalam proses berpikir kreatif, pikiran dalam mencari jawaban terhadap suatu persoalan pada suatu bidang mengembara sepanjang permukaan bidang itu bersangkut paut pencarian dan pengembaraan berlangsung terus tanpa banyak hasil sampai ditemukan bidang yang lain. Pikiran meloncat dan melakukan bisosiasi ke dalam bidang baru dan menemukan jawaban terhadap persoalan. Dua bidang itu saling berpisah dan pada permukaannya tidak berhubungan sama sekali, akan tetapi setelah terjadi loncatan melintasi bidang, terlihat jawaban yang original unik terhadap persoalan tersebut. Proses berpikir kreatif bertalian erat dengan fungsi otak, baik dalam bentuk gagasan maupun karya nyata yang merupakan hasil perpaduan antara fungsi kedua belah otak manusia.

14 20 Baldwin dkk (Dalam Satiadarma 2003 : 115), berpendapat bahwa hasil meningkatkan kemampuan intelektual anak yang paling tinggi ditemukan pada keluarga-keluarga yang dapat menerima anak sepenuhnya dan yang bersikap demokratis dalam pendidikan dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang cenderung menolak anak dengan bersikap otoriter dalam pendidikan. Orang tua pada umumnya kurang menghargai perkembangan, kemandirian serta kebebasan, harus mengikuti perintah dan peraturan tertentu sehingga dapat membekukan kreativitas anak. Oleh karena itu sangatlah penting bahwa orang tua atau pendidik menyadari ciri-ciri anak didik manakala anak perlu dipuja untuk menumbuhkan pribadi yang kreatif. Biasanya pendidik atau orang tua kurang menyadari dampak dari sikap mereka terhadap perkembangan kepribadian anak. Beberapa contoh sikap yang kurang menunjang kreativitas anak usia dini : sikap terlalu khawatir atau takut sehingga anak terlalu dibatasi dalam kegiatankegiatannya, b) sikap terlalu mengawasi anak, c) sikap yang menekankan pada kebersihan dan keteraturan yang berlebihan, d) menuntut kepatuhan mutlak dari anak tanpa memandang perlu pertimbangan alasan anak, e) sikap mengkritik prilaku dan pikiran anak, f) sikap yang jarang memberi pujian atau penghargaan terhadap usaha atau karya anak.

15 21 Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan kreativitas pada anak usia dini dapat saja dihambat oleh berbagai hal antara lain factor lingkungan maupun factor orang tua. Terkait dengan hal tersebut maka perlu upaya untuk meminimalisir berbagai hal yang menghambat meningkatkan kreativitas anak usia dini sehingga meningkatkan kreativitas anak usia dini dapat dilakukan dengan baik Konsep Sikap Orang Tua Sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan memberikan reaksi positif atau negatif terhadap suatu rangsangan yang diperoleh. Dalam konteks ini sikap merupakan respon yang diberikan terhadap stimulus secara konsisten. Dengan demikian sikap terarah pada upaya untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi. Faturochman. (2009:43). mengemukakan bahwa sikap adalah organisasi yang relative menetap dari perasaan-perasaan, keyakinan-keyakinan dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide-ide atau objek-objek tertentu. Pendapat ini menunjukkan bahwa sikap merupakan manifestasi dari ungkapan perasaan dan keyakinan atas suatu fenomena yang dirasakan, serta diupayakan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku nyata sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi. Krech, et al (dalam Isa, 2008:34) men yatakan bahwa sikap merupakan susunan proses, motivasi, emosi, persepsi, dan kognisi yang terus menerus dalam hubungan dengan beberapa aspek dari dunia individu. Pendapat ini menunjukkan bahwa sikap memuat berbagai aspek mulai dari motivasi, emosi, persepsi, dan

16 22 kognisi yang secara proaktif memberikan hubungan terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan kehidupan manuasia Krech, et al (dalam Isa, 2008:34) mengemukakan bahwa aspek -aspek dari dunia kehidupan sangat kompleks, baik yang berwujud lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Karena itu maka pola-pola tingkah laku seseorang bervariasi antara satu dengan lainnya dalam memberikan respons terhadap objek. Hal ini terjadi karena dihubungani oleh faktor internal dan eksternal sehingga reaksi individu terhadap suatu objek bersifat khas. Menurut Ellis (dalam Purwanto, 200 2:14) bahwa sikap berkaitan dengan faktor perasaan atau emosi, dan faktor reaksi atau respon, ataupun kecenderungan untuk bereaksi. Dalam konteks ini sikap sebagi kecenderungan untuk memberi respons, baik positif atau negatif. Sikap seseorang biasanya akan memberi arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Dengan demikian maka sikap dapat memulai dan membimbing tingkah laku seseorang. Oleh karenanya sikap dinyatakan dengan kesungguhan dan kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. Menurut Azwar (2007:2), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

17 23 mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan caracara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan yang potensialuntuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif. Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudiah, 2003:2) bahwa ada beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu : a. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku. b. Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan objek target dimana sikap diarahkan. c. Sikap dipelajari.

18 24 d. Sikap memhubungani perilaku. Memegang teguh suatu sikap yang mengarah pada suatu objek memberikan satu alasan untuk berperilakumengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu Komponen-Komponen Sikap Azwar (2007:3) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu: a. Komponen kognitif Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen kognitif, ini terdiri dari keyakinan dan kepercayaan individu bersangkutan tentang objek tertentu. Unsur kognitif ini adalah keyakinan dan kepercayaan yang sifatnya evaluatif, memberikan arah kepada sikap terhadap suatu objek tertentu. Di pihak lain unsur ini pun meliputi keyakinan individu yang bersikap mengenai cara atau kejadian b. Komponen afektif Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. komponen afektif, Unsur ini menunjukan arah perasaan yang menyertai sikap individu terhadap sesuatu objek. Sesuatu objek dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Dengan demikian unsur perasaan inilah yang menyebabkan sikap tertentu menetap pada diri individu, dan akhirnya menyebabkan pula sikapnya itu meluap atau

19 25 menjadi aktif dalam keadaan tertentu, dan komponen konatif. Komponen pembentuk sikap ini memiliki karakateristik tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. c. Komponen perilaku Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. komponen ini meliputi seluruh keadaan individu untuk bertindak terhadap objek tertentu yang berasosiasi dengan sikap tersebut. Bila individu memiliki sikap positif terhadap objek tertentu ia akan cenderung memuji atau mendorong objek ini. Apabila ia memilki sikap negatif terhadapnya, ia akan cenderung untuk merusak atau menghukum. Bahkan menghancurkan sama sekali objek itu. Sikap yang terbentuk pada diri seseorang dibentuk oleh komponen-komponen tertentu. Komponen sikap tersebut berupa 1) komponen kognitif, Unsur ini terdiri dari keyakinan dan kepercayaan individu bersangkutan tentang objek tertentu. Unsur kognitif ini adalah keyakinan dan kepercayaan yang sifatnya evaluatif, memberikan arah kepada sikap terhadap suatu objek tertentu. Di pihak lain unsur ini pun meliputi keyakinan individu yang bersikap mengenai cara atau kejadian. 2) komponen afektif, unsur ini menunjukan arah perasaan yang menyertai sikap individu terhadap sesuatu objek. Sesuatu objek dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai.

20 26 Dengan demikian unsur perasaan inilah yang menyebabkan sikap tertentu menetap pada diri individu, dan akhirnya menyebabkan pula sikapnya itu meluap atau menjadi aktif dalam keadaan tertentu, dan komponen konatif. Komponen pembentuk sikap ini memiliki karakateristik tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. 3) komponen konatif, komponen ini meliputi seluruh keadaan individu untuk bertindak terhadap objek tertentu yang berasosiasi dengan sikap tersebut. Bila individu memiliki sikap positif terhadap objek tertentu ia akan cenderung memuji atau mendorong objek ini. Apabila ia memilki sikap negatif terhadapnya, ia akan cenderung untuk merusak atau menghukum. Bahkan menghancurkan sama sekali objek itu. Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa sikap memiliki unsur tertentu yang secara proaktif membentuk sikap seseorang mendukung atau menolak sesuatu sesuai dengan analisis dan pemahamannya terhadap suatu perlakuan atau fenomena yang diterimanya. 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang meningkatkan kreativitas anak usia dini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya 1. Fatma Duka (Skripsi) tahun 2010 dalam penelitiannya peningkatan kreativitas anak usia dini melalui pemanfaatan permainan edukatif media alam di TK Melati Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa peningkatan kreativitas TK Melati Kecamatan Paguyaman

21 27 Kabupaten Boalemo ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:a) anak pada umumnya telah dapat merancang taman dengan baik sesuai dengan kreativitas masing-masing, b) rancangan bentuk taman setiap kelompok sangat variatif dan menunjukkan bahwa mereka dapat meningkatkan kreasinya tanpa tergantung pada contoh yang diberikan orang tua. 2. Karlian Hasan tahun 2011, (Skripsi) dalam penelitiannya upaya meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui penggunaan metode bermain peran di TK Harapan Jaya Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kreativitas anak usia dini dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode bermain peran di TK Harapan Jaya Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato. Oleh karenanya direkomendasikan untuk menggunakan metode bermain peran guna meningkatkan kreativitas anak usia dini. 2.3 Kerangka Berpikir Kreativitas merupakan kemampuan seseorang menciptakan hal-hal yang baru, menghasilkan gagasan, menyelesaikan suatu masalah yang sebelumnya belum terpecahkan. Dalam konteks ini kreativitas akan mampu menghasilkan pribadi yang kreatif. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciriciri atitude maupun non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas anak perlu dikembangkan. Kreativitas anak ditunjukkan oleh

22 28 beberapa hal sebagai berikut : a) keingintahuan, b) aktif melaksanakan tugas, c) memiliki semangat bertanya dan d) memberi jawaban atas pertanyaan. (Slameto, 2010:3) Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak diperlukan dukungan sikap orang tua untuk membantu mengembangkan kreativitas anak. Sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan memberikan reaksi positif atau negatif terhadap suatu rangsangan yang diperoleh. Dalam konteks ini sikap merupakan respon yang diberikan terhadap stimulus secara konsisten. Dengan demikian sikap terarah pada upaya untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi. Sikap orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak ditunjukkan dalam bentuk upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam membantu meningkatkan kreativitas anak antara lain dengan cara melengkapi alat-alat atau sarana penunjang yang dibutuhkan anak. Upaya tersebut juga dapat dilakukan dengan bagaimana cara orang tua merangsang minat dan kreativitas anak usia dini dengan mengajak anak bermain bersama, atau dengan mengajak anak ke tempat rekreasi sehingga ditempat tersebut anak dalam melakukan berbagai aktivitas untuk mengembangkan kreativitasnya. Bentuk upaya lainnya yang dapat dilakukan orang tua yaitu dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk melakukan berbagai hal asalkan tidak berbahaya bagi pengembangan kreativitas anak. Sikap orang dalam mengembangkan kreativitas anak dibentuk oleh komponen-komponen tertentu berupa komponen kognitif, komponen afektif,

23 29 komponen konatif. Komponen sikap tersebut melandasi sikap orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak. Kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Sikap Orang Tua Sikap khawatir Sikap terlalu mengawasi Sikap menekan anak Sikap menuntut kepatuhan Sikap mengkritik prilaku anak Sikap jarang memberi pujian keingintahuan aktif melaksanakan tugas Kreativitas Anak memiliki semangat bertanya memberi jawaban atas pertanyaan 2.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah H 0 : 0 H A : 0 Dengan kriteria pengujian: i. Terima H 0 jika t (1-0,5α)(n-2) < t < (1-0,5α)(n-2) ii. Tolak H 0 jika: -t (1-0,5α) > t > t (1-0,5α)(n-2)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011). 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi Oleh: ASEP SUPENA Program Pasca Sarjana UNJ 2005-2006 KREATIVITAS Kreativitas berkaitan dengan kemauan dan kemampuan. Kreativitas berkaitan dengan sesuatu yang

Lebih terperinci

Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya. Abstrak

Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya. Abstrak Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya Abstrak PPPPTK Seni dan Budaya merupakan salah satu tempat pelatihan guru seni budaya, tentu saja mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab II Pasal 3 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab II Pasal 3 tentang dasar, fungsi, dan tujuan dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua ) 3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Deskripsi Hasil Penelitian.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua ) Dalam penelitian ini, yang skor data variabel X adalah skor data tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK SERUNI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK SERUNI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK SERUNI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Koneksi NCTM (2000) menyatakan bahwa matematika bukan suatu kumpulan topik dan juga bukan suatu kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas menurut Semiawan (1987: 8) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ditinjau dari berbagai aspek kehidupan, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting untuk mengatasi ancaman terhadap kelangsungan hidup. Pada saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan

Lebih terperinci

Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)

Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001) Pengertian Kreativitas. Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PEMBELAJARAN TATA BUSANA BERBASIS KREATIVITAS DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Oleh: Suciati Prodi Pendidikan Tata Busana, Jurusan PKK, FPTK UPI ABSTRAK Kreativitas atau daya

Lebih terperinci

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS Pertemuan 1 PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS Pengertian Kreatif dan Kreativitas Kata Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create, yang merupakan singkatan dari : Combine (menggabungkan)

Lebih terperinci

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana

Lebih terperinci

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK Upaya Orang Tua Dalam Pengembangan Kreativitas Anak---Barkah Lestari UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK Oleh : Barkah Lestari (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta) Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas Kretaivitas penting bagi individu dan masayarakat terutama dalam era globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan intelegensi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna. Mereka diberi kelebihan dalam fungsi kognitifnya berupa akal agar mampu berpikir. Proses kognitif atau proses intelek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Focused Coping Pada umumnya setiap individu memiliki banyak kebutuhan yang ingin selalu dipenuhi dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan

Lebih terperinci

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. akan diperlukan dalam kehidupan nyata. Amir (dalam Sutirman, 2013: 23)

II. TINJAUAN PUSTAKA. akan diperlukan dalam kehidupan nyata. Amir (dalam Sutirman, 2013: 23) 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasis masalah adalah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistemik untuk memecahkan masalah atau mengahadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematis Setiap individu selalu dihadapkan pada sebuah masalah dalam kehidupan sehari harinya. Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis masalah; dan

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Kreativitas adalah salah satu potensi alamiah dalam diri anak yang harus dikembangkan secara optimal. Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di otak kanan, yaitu

Lebih terperinci

BAB VII PERKEMBANGAN KREATIVITAS REMAJA

BAB VII PERKEMBANGAN KREATIVITAS REMAJA BAB VII PERKEMBANGAN KREATIVITAS REMAJA A. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan suatu potensi yang dibawa sejak lahir, namun potensi tersebut tidak akan berkembang kalau lingkungan tidak mendukungnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 Bandung, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya kurangnya berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan pelaksana pendidikan sekaligus ujung tombak pelaksana tujuan pendidikan. Peranan sekolah sebagai pelaksana pendidikan tidak lepas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri

Lebih terperinci

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 24 BANJARMASIN MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak BAB II LANDASAN TEORI II. A. KREATIVITAS II. A. 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A-10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Pembelajaran Matematika Dalam proses pembelajaran, seorang guru akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya di kelas berjalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir adalah suatu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai suatu kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu

Lebih terperinci

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tahapan dalam memperoleh informasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tahapan dalam memperoleh informasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan tahapan dalam memperoleh informasi dan pengetahuan yang ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan, antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP Pasundan 3 Bandung terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Flow Akademik 1. Definisi Flow Akademik Menurut Bakker (2005), flow adalah suatu keadaan sadar dimana individu menjadi benar-benar tenggelam dalam suatu kegiatan, dan menikmatinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Dahlia Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal yang baru. Hal ini senada dengan James J. Gallagher dalam Rachmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan manusia yang berkualitas. Pendidikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi

Lebih terperinci

Munandar (1999 : 45-46) menegaskan tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak usia dini karena : (1) dengan berkreasi anak dapat mewujudkan

Munandar (1999 : 45-46) menegaskan tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak usia dini karena : (1) dengan berkreasi anak dapat mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia terhadap semua bentuk kreativitas dirasakan sangatlah penting dalam semua bidang kehidupan manusia. Pengembangan kreativitas bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengemban tugas untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki setiap anak. Anak perlu mendapat bimbingan yang tepat, sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam skala sempit maupun luas, sederhana maupun kompleks. Kesuksesan individu sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

by: AGB Kreativitas dalam Techopreneurship

by: AGB Kreativitas dalam Techopreneurship by: AGB Kreativitas dalam Techopreneurship Kreativitas... Kreativitas (creativity) berasal dari kata to create yang berarti mencipta. Kreativitas dapat juga diartikan sebagai olah otak atau kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi. Matematika memberikan peran penting dalam penyelesaian

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Nasriah

PENERAPAN IPTEKS. Nasriah Peran Pendidik Anak Usia Dini Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Di Lembaga Paud Nasriah Abstrak Peran sebagai pendidik anak usia dini mempunyai peranan yang sangat penting dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan hendaknya mampu mendukung pembangunan di masa mendatang. Oleh karena itu, pendidikan harus mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka mampu

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO RIKA SEPTI WULANDARI Dr. Abd. Rahman Pakaya, M.Si (Pembimbing I) Djoko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN: BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASAR MASALAH MATEMATIKA (STUDENT S CREATIVE THINKING IN THE APPLICATION OF MATHEMATICAL PROBLEMS BASED LEARNING) Anton David Prasetiyo Lailatul

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas 2.1.1 Pengertian Kreativitas Kreativitas menurut Talajan (2012:11) secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Sejak seorang anak lahir, remaja, dewasa sampai tua, manusia akan selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS Oleh: Drs. R. Zulkifli Sidiq, M.Pd

PEMBELAJARAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS Oleh: Drs. R. Zulkifli Sidiq, M.Pd PEMBELAJARAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS Oleh: Drs. R. Zulkifli Sidiq, M.Pd A. PEMBELAJARAN BAGI ABK B. PERTIMBANGAN PEMBELAJARAN KEBUTUHAN KHUSUS C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KEBUTUHAN KHUSUS A. Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Ani SATUN FADILAH 1), GARDJITO 1), Jodion SIBURIAN 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Devito (Supriadi, 1994:15) bahwa kreativitas merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran Treffinger Model pembelajaran Treffinger adalah model pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir kreatif. Model pembelajaran ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Melalui produk model pembelajaran yang dikembangkan dari hasil Research and Development (R & D), telah memberikan implikasi praktis dan teoritis bagi pengembangan kurikulum/pembelajaran,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci