PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN NARSO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN NARSO"

Transkripsi

1 PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN NARSO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa disertasi dengan judul: PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN, adalah benar merupakan karya saya dan saya buat sesuai petunjuk, arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Semua sumber informasi yang dikutip telah dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir disertasi ini. Bogor, Januari 2012 NARSO NIM: I ii

3 ABSTRACT NARSO Perception of Agricultural Extension Agents about Their Role in Agricultural Extension activity in Banten Province. Supervised by Amiruddin Saleh (chair person), Pang S. Asngari, and Pudji Muljono (members). The success of agricultural extension one of which determined by the ability of extension workers perform duties and functions. In carrying out its functions, it is important to understand the roles undertaken in an effort to help farmers solve problems and develop farming. By understanding the roles, the agricultural extension agent can make the right decision in giving good service to farmers. The Research was conducted from April to August 2011 in four districts of Banten Province, namely Lebak, Pandeglang, Serang regency, and Tangerang Regency. Data analysis used Spearman rank correlation analysis, to determine the priority development of the role of agricultural extension strategy used SWOT analysis and AHP analysis. Result of research indicated that as a whole extension agents perception about their roles be at the score 2,7, scale 1 till 4 (perceptions: fair). Perception of extension agent about their role owning highest score successively was role in chosening and applying counselling method, role as asssociate, and role as fasilitator with the score each 2,90, 2,83, and 2,81 (perceptions: fair). While three role which perception with the low score successively was role as educator, role as motivator, and role as agriculture technician with the score each 2,48, 2,59, and 2,60. Factors which correlate with the perception were (1) characteristic of extension agent, (2) physical environment, (3) social economics environment, and (4) motivation. Extension to the area of cognitive behavior or knowledge at an average of 3.0, attitudes extension of rice agricultural in the average is quite good, it is seen with an average score of 3.14 achieved with a scale of 1 to 4. Some indicators of the perception that shows significant correlation with the extension of knowledge is the perception of its role as a communicator, planner, analyzer, evaluation activities and results counseling, an expert in selecting and applying methods of extension services, agricultural engineers, and expert facilitator. Perception indicators that show significant correlation with attitude is the perception of their role as a educator, communicator, consultant, motivator, facilitator, planner, analyzer, an expert in selecting and applying methods of extension services, agricultural engineers, expert analysis of business/entrepreneurship, and facilitators. Priorities of development strategy in enhancing the role the agriculture extension agent in Banten were: (1) improving the quality of human resources of extension agent by education and practice from other institution to get the ability, knowledge, and skill; (2) improving of quality of counselling and cooperation with the relevant institution by the existence of fundamental duty clarity and function; (3) product marketing competitive agriculture by maximizing role of group of farmer; (4) optimalization of agriculture development with the guarantee of invitation regulation; and (5) exploiting technology to support the agriculture extension program. Keywords: perception, role, extension agent iii

4 RINGKASAN NARSO Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten. Di bawah bimbingan Amiruddin Saleh, Pang S. Asngari, dan Pudji Muljono. Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum dan pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakannya (Tunggal, 2007). Penyuluh merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam Undang-Undang tersebut. Salah satu aspek pembangunan pertanian yang memiliki andil sangat besar adalah masalah pangan dalam hal ini padi. Penyuluhan memegang peranan penting dalam upaya mengembangkan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji persepsi Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten, (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi PPL tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten, (3) Menganalisis korelasi faktor-faktor tersebut dengan persepsi PPL tentang perannya dalam aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten, (4) Mengkaji perilaku PPL dalam budidaya padi sawah, (5) Menganalisis korelasi perilaku dengan persepsi PPL dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten, dan (6) Merumuskan prioritas strategi pengembangan peran PPL dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten. Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April hingga Agustus 2011 di empat kabupaten Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang. Lokasi penelitian dipilih mengingat Provinsi Banten merupakan daerah pemekaran baru yang memiliki potensi pertanian yang cukup baik. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Untuk analisis statistik deskriptif menggunakan frekuensi, persentase, rataan skor, total rataan skor dan tabulasi silang, kemudian dilakukan analisis statistika inferensial yang digunakan untuk melihat hubungan antar peubah terikat dengan peubah bebas adalah dengan menggunakan analisis korelasi rank Spearman. Selain itu, untuk menentukan prioritas strategi pengembangan peran penyuluh pertanian digunakan analisis SWOT dan analisis AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi penyuluh pertanian lapang tentang perannya adalah tinggi (skor 2,70 pada rentang skor 1 hingga 4). Persepsi PPL tentang perannya yang memiliki skor tertinggi berturut-turut adalah peran dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan, peran sebagai pendamping, dan peran sebagai fasilitator dengan skor masing- iv

5 masing 2,90, 2,83, dan 2,81; kesemuanya adalah berpersepsi tinggi. Peran yang dipersepsikan rendah adalah peran penyuluh sebagai pendidik (skor 2,48 pada rentang skor 1 4). Beberapa peubah yang berkorelasi sangat nyata (p < 0,01) dengan persepsi penyuluh tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi yaitu karakteristik, meliputi umur, pendidikan formal, dan masa kerja; lingkungan fisik yaitu kelembagaan, makna pekerjaan, pembinaan dan supervisi, dan pengembangan karir; lingkungan sosial ekonomi, yakni lingkungan kerja, peluang kemitraan, dan akses terhadap sumberdaya ekonomi; dan motivasi, meliputi motivasi berprestasi, motivasi afiliasi, dan motivasi kekuasaan. Perilaku penyuluh untuk area kognitif atau pengetahuan mencapai rata-rata skor 3,0 (paham). Sikap penyuluh tentang budidaya padi sawah termasuk dalam kategori setuju dengan rataan skor 3,14. Beberapa indikator persepsi yang menunjukkan korelasi nyata dan sangat nyata dengan pengetahuan adalah persepsi penyuluh tentang perannya sebagai komunikator, perencana, analisator, evaluasi kegiatan dan hasil penyuluhan, ahli dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan, ahli teknik pertanian, dan ahli fasilitator. Indikator persepsi yang menunjukkan korelasi nyata atau sangat nyata dengan sikap adalah persepsi penyuluh tentang perannya sebagai pendidik, komunikator, konsultan, motivator/pendorong, pendamping, perencana, analisator, ahli dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan, ahli teknik pertanian, ahli analisis bisnis/kewirausahaan, dan fasilitator. Prioritas strategi pengembangan peran PPL di Provinsi Banten adalah: (1) Peningkatan kualitas SDM penyuluh dengan mengikuti diklat dari instansi lain untuk menambah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan; (2) Peningkatan kualitas penyuluhan dan sinergitas antar instansi terkait dengan adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi; (3) Pemasaran produk pertanian yang berdaya saing dengan memaksimalkan peran kelompok tani binaan; (4) Optimalisasi pembangunan pertanian dengan jaminan peraturan perundangan; dan (5) Pemanfaatan teknologi yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan program penyuluhan. v

6 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. 2. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor. vi

7 PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN NARSO Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 vii

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup (27 Desember 2011): 1. Prof. Dr. Darwis S. Gani, MA (Guru Besar PPN, SPs-IPB) 2. Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA (Dosen pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA-IPB) Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka (17 Januari 2012): 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi (Wakil Koordinator Mayor/Prodi PPN-IPB) 2. Dr. Ir. Momon Rusmono (Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Pertanian) viii

9 Judul Disertasi Nama NIP Program Studi : Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten : Narso : I : Ilmu Penyuluhan Pembangunan Disetujui, Komisi Pembimbing Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua Prof. Dr. Pang S. Asngari Anggota Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi Anggota Mengetahui: Ketua Program Studi/ Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr Tanggal Ujian: 17 Januari 2012 Tanggal Lulus: ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini sesuai dengan waktu dan prosedur yang direncanakan. Judul disertasi ini adalah Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten, merupakan penelitian yang berguna untuk pengembangan sumberdaya manusia penyuluh pertanian lapang (PPL) dalam melaksanakan aktivitas penyuluhan pertanian, dan diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan karier PPL yang sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah Provinsi Banten. Terima kasih penulis ucapkan kepada komisi pembimbing Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku ketua, Bapak Prof. Dr. Pang S Asngari, dan Bapak Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi, masing-masing selaku anggota komisi pembimbing yang telah mengarahkan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Kepada penguji, baik penguji pada ujian tertutup (Prof. Dr. Darwis S Gani, MA dan Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA) maupun pada ujian terbuka (Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi, dan Dr. Ir. Momon Rusmono), penulis ucapkan terima kasih Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Siti Amanah, MSc selaku koordinator Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses perkuliahan. Para PPL, di antaranya Bapak Kartono dan Bapak Tana yang telah memberikan informasi, penulis sampaikan terima kasih. Kepada pegawai sekretariat Program Studi Penyuluhan Pembangunan (PPN) Ibu Desi, Pak Kodir, dan teman-teman mahasiswa Program S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan angkatan tahun 2007, Pak Ramli, Sapar, Yumi, Yunita, Adi Rianto yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam penyelesaian disertasi ini, penulis sampaikan terima kasih. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Istri (Maryatin) dan anak-anak, Eko, Yudi, Tri Setyo dan saudara-saudara penulis atas segala dukungan dan do a serta kasih sayangnya selama ini. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu diucapkan terima kasih atas bantuannya selama penulis menempuh pendidikan S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Semoga disertasi ini bermanfaat. Bogor, 17 Januari 2012 Penulis x

11 RIWAYAT HIDUP Narso lahir di Purwokerto pada 11 September 1955, sebagai anak keenam dari enam bersaudara, pasangan Bapak Tirtameja (almarhum) dan Ibu Payem (almarhumah). Jenjang pendidikan yang penulis ikuti, SD Negeri di Purwokerto, lulus Tahun 1969, SMP Negeri di Wangon, lulus Tahun 1972, dan melanjutkan pendidikan SMA Negeri di Purwokerto, lulus Tahun 1975, kemudian pada Tahun 1978 melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, lulus Tahun Tahun 2004 penulis mendapat kesempatan mengikuti pendidikan magister (S2) pada Program Studi KMP IPB, lulus Tahun 2007, dan pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Doktor (S3) di Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB. Tahun 1990 penulis mulai bekerja sebagai asisten dosen, dan pada Tahun 1996 diangkat sebagai Dosen Tetap Yayasan pada Universitas Ibnu Chaldun Jakarta dengan pangkat Asisten Dosen untuk mata kuliah Pengantar Humas pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, kemudian pada Tahun 1998 diangkat dalam jabatan Fungsional Dosen Lektor Muda, setelah tiga tahun kemudian tepatnya Tahun 2001 diangkat dalam jabatan fungsional Dosen menjadi Lektor Madya. Penulis pada Tahun 1998 mendapat promosi jabatan struktural sebagai Pembantu Dekan III pada FIKOM UIC Jakarta, kemudian pada Tahun 2001 diangkat dalam jabatan Pembantu Dekan II FIKOM UIC Jakarta. Pada Tahun 2004 dipromosikan menjadi Pembantu Dekan I FIKOM UIC Jakarta sampai dengan Tahun Pada Tahun 2011, diangkat dalam jabatan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta sampai sekarang. xi

12 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xii Halaman xiii xiv xviii DAFTAR LAMPIRAN... xxi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang Penelitian... 1 Masalah Penelitian... 5 Tujuan Penelitian... 6 Novelty dan Kegunaan Penelitian... 7 Definisi Istilah... 8 TINJAUAN PUSTAKA... 9 Persepsi... 9 Pengertian Persepsi... 9 Prinsip Persepsi Pembentukkan Persepsi Peran Penyuluh Pertanian Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Peran Penyuluh sebagai Pendidik Peran dalam Mengelola Pembelajaran Peran dalam Mengelola Pelatihan Peran dalam Menyusun Materi Penyuluhan Peran Penyuluh sebagai Komunikator Peran dalam Mengelola Momunikasi Inovasi Peran dalam Memandu Sistem Jaringan Peran dalam Memanfaatkan Media Komunikasi Peran dalam Komunikasi Tatap Muka Peran dalam Membangun Kemitraan Peran Penyuluh sebagai Konsultan Peran Penyuluh sebagai Motivator Peran Penyuluh sebagai Pendamping Peran Penyuluh sebagai Perencana Peran Penyuluh sebagai Analisator Peran Penyuluh sebagai Ahli Evaluasi Kegiatan dan Hasil Penyuluhan Peran Penyuluh sebagai Ahli Memilih dan Menerapkan Metode Penyuluhan Peran Penyuluh sebagai Ahli Teknik Pertanian Peran Penyuluh sebagai Ahli Analisis Bisnis/Kewirausahaan Peran Penyuluh sebagai Fasilitator Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Penyuluh Karakteristik Penyuluh xx

13 Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi Motivasi Perilaku Penyuluh Pengetahuan Sikap Budidaya Padi Sawah Syarat Tumbuh Persemaian Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengendalian Hama dan Penyakit Panen KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi Data Pengukuran Persepsi Instrumentasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Persepsi Penyuluh tentang Perannya Peran Penyuluh Sebagai Pendidik Peran Penyuluh Sebagai Komunikator Peran Penyuluh sebagai Konsultan Peran Penyuluh Sebagai Pendamping Peran Penyuluh sebagai Motivator/Pendorong Peran Penyuluh sebagai Perencana Peran Penyuluh sebagai Analisator Peran Penyuluh sebagai Ahli Evaluasi Kegiatan dan Hasil Penyuluhan Peran Penyuluh sebagai Ahli dalam Memilih dan Menerapkan Metode Penyuluhan Peran Penyuluh sebagai Ahli Teknik Pertanian Peran Penyuluh sebagai Ahli Analisis Bisnis/Kewirausahaan xiii

14 Peran Penyuluh sebagai Fasilitator Karakteristik Penyuluh Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi Motivasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Penyuluh tentang Perannya Karakteristik Penyuluh Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi Motivasi Perilaku Penyuluh Hubungan Persepsi dengan Perilaku Penyuluh Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Matrik Analisis Internal Matrik Analisis Eksternal Prioritas Strategi Pengembangan Peran Penyuluh KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL Halaman 1. Tugas penyuluh menurut beberapa sumber Data sampel penelitian Sumber data dan teknik pengumpulan data penelitian Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai Pendidik Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai komunikator Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai konsultan Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai pendamping Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai motivator/pendorong Persepsi penyuluh tentang perannya sebagai perencana Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai analisator Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli evaluasi kegiatan dan hasil penyuluhan Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli teknik pertanian Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli analisis bisnis/kewirausahaan Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai fasilitator Persepsi penyuluh tentang perannya Distribusi skor responden berdasarkan karakteristik penyuluh Rataan skor responden berdasarkan lingkungan fisik Rataan skor responden berdasarkan lingkungan sosial ekonomi Rataan skor responden berdasarkan motivasi Hubungan karakteristik dengan persepsi penyuluh tentang perannya Hubungan lingkungan fisik dengan persepsi penyuluh tentang perannya Hubungan lingkungan sosial ekonomi dengan persepsi penyuluh tentang perannya Hubungan motivasi dengan persepsi penyuluh tentang perannya Perilaku penyuluh dalam budidaya padi sawah Hubungan Persepsi dengan Perilaku Penyuluh Analisis internal peran penyuluh pertanian di Provinsi Banten xv

16 28. Analisis eksternal peran penyuluh pertanian di Provinsi Banten Rumusan strategi pengembangan peran penyuluh di Provinsi Banten Analisis prioritas faktor-faktor penentu strategi Analisis nilai prioritas strategi berdasarkan faktor penentu xvi

17 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Pembentukkan persepsi menurut Litterer (Asngari, 1984) Alur kerangka berpikir penelitian Diagram Analisis SWOT Diagram final proses analisis berjenjang xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta lokasi penelitian Kuesioner penelitian Hasil analisis validitas dan reliabilitas Foto-Foto kegiatan penelitian xviii

19 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum dan pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakannya (Tunggal, 2007). Petugas penyuluhan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam Undang-Undang tersebut. Penyuluhan sebagai proses pendidikan nonformal, bertujuan mengarahkan perubahan ke arah perubahan yang terencana. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan sumberdaya yang memadai termasuk tenaga penyuluhan, tidak saja dalam jumlah yang mencukupi tetapi juga memiliki kemampuan yang handal. Salah satu aspek pembangunan pertanian yang memiliki andil sangat besar adalah masalah pangan dalam hal ini padi. Penyuluhan memegang peranan penting dalam upaya mengembangkan usahatani padi. Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) merupakan ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat khususnya petani. Kedudukan tersebut sudah seharusnya penyuluh memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugas dan fungsinya dalam memajukan petani. Hal tersebut terutama karena masalah yang dihadapi di lapangan tidak saja menyangkut persoalan usahatani semata, melainkan berbagai persoalan, baik masalah sosial, budaya, tingkat pengetahuan, maupun kepercayaan masyarakat petani. Oleh karena itu, penyuluh dituntut untuk menggunakan pendekatan yang beragam dalam membantu menyelesaikan persoalan petani. Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat petani dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi di bidang pertanian, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Hal yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat petani agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. 1

20 2 Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living), dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan, membantu mereka menemukan masalah, membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah, membantu mereka mengambil keputusan, dan membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya serta peran lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan petani secara umum. Pembangunan pertanian dewasa ini telah diarahkan menuju industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah selayaknya peran penyuluhan pertanian ditempatkan pada posisi yang strategis dalam sebuah kelembagaan yang didukung oleh kebijakan pemerintah, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul bisa berjalan efektif dan efisien. Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan sebagian besar daerah di Indonesia dan untuk membangunnya perlu ditunjang dengan SDM yang berkualitas.

21 3 Provinsi Banten memiliki potensi pengembangan komoditas padi yang cukup baik. Hal ini terlihat dari data Kementerian Pertanian (2010) di mana luas panen dan produksi budidaya padi dari ha dan ton atau dengan tingkat produksi per hektar mencapai 4,34 ton/ha pada tahun 2002 telah berkembang menjadi ha dan ton atau dengan tingkat produksi per hektar mencapai 4,97 ton/ha hingga tahun Bila mengacu pada pola perkembangannya, pada tahun 2005 dan 2006 tingkat produksi per hektar diperkirakan tetap meningkat meskipun dengan kecenderungan melambat. Praktek budidaya selama kurun waktu semakin membaik (intensif). Produksi padi di Provinsi Banten sekitar 10,7 persen yakni dari produksi ton pada tahun 2009 meningkat menjadi ton pada tahun Meskipun rata-rata laju pertumbuhan kinerja produksi per luas panen untuk seluruh jenis tanaman palawija yang diusahakan meningkat, namun pola dan praktek produksi palawija relatif belum bertumbuh kembang, di mana dengan laju pertumbuhan rata-rata luas panen yang cukup baik (2,48% per tahun) namun peningkatan laju pertumbuhan rata-rata produksi hanya sebesar 4,08% per tahun, atau dengan rasio yang hanya mencapai 1,64. Di antara berbagai jenis tanaman palawija yang diusahakan, hanya ubi kayu dan kacang kedelai yang memiliki rasio laju pertumbuhan produksi rata-rata berbanding laju pertumbuhan luas panen rata-rata di atas angka 1 (masing-masing 1,41 dan 6,75). Untuk mengembangkan potensi tersebut dibutuhkan tenaga penyuluh yang kompeten dalam menjalankan perannya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila penyuluh sendiri memiliki persepsi yang baik akan peran tersebut. Meskipun pada dasarnya penyuluh telah dibekali kemampuan yang baik, menerima pelatihan yang sama, namun penafsiran dan penerimaan mereka dapat berbeda, sehingga tugas dan fungsi yang dilakukan dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda pula, oleh karena perbedaan persepsi dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan demikian adalah penting bagi penyuluh untuk memiliki persepsi yang baik terhadap peran mereka dalam pengembangan petani. Persepsi pada dasarnya adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna terhadap suatu obyek, selanjutnya persepsi akan mempengaruhi perilaku individu yang bersangkutan. Persepsi memang sangat subyektif, yaitu tergantung

22 4 pada subyek yang mengalami persepsi itu sendiri. Penyuluh pertanian yang memiliki persepsi yang baik tentang perannya adalah penyuluh yang mampu mengamati, mengenali, memahami, dan menginterpretasikan perannya dengan baik. Dengan persepsi yang baik itu, penyuluh dapat melaksanakan tugas dan perannya sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) mereka dengan baik. Proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi obyek yang ditangkap oleh panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap obyek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap obyek yang ada. Selain itu, persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang berbeda meskipun obyeknya sama. Hal ini terutama karena persepsi bersifat individual, meskipun stimulus yang diterimanya sama, tetapi karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berpikir yang berbeda, maka hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi pada setiap individu. Kondisi yang sama dapat terjadi pada penyuluh pertanian. Tingginya keragaman yang ada pada masing-masing individu dapat menyebabkan beragamnya tingkat persepsi penyuluh pertanian. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan kajian mendalam untuk memahami cara penyuluh pertanian mempersepsikan peran yang mereka jalankan dalam pengembangan petani. Selain itu, juga diperlukan analisis yang dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Masalah persepsi menjadi penting mengingat perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu obyek, sehingga cara penyuluh mempersepsikan perannya akan berdampak pada implementasi kegiatan ketika mereka melaksanakan tugas penyuluhan.

23 5 Masalah Penelitian Keberhasilan penyuluhan salah satunya ditentukan oleh kemampuan penyuluh menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan fungsinya, penting bagi penyuluh untuk mengetahui dan memahami peran-peran yang dijalankan dalam upaya membantu petani memecahkan masalah dan mengembangkan usahataninya. Dengan memahami peran tersebut, penyuluh dapat membuat keputusan yang tepat dalam memberikan pelayanan yang baik kepada petani. Selain itu, penyuluh yang mengerti dengan benar tentang perannya, dapat memanfaatkan sumberdaya yang terbatas guna menunjang tugasnya, karena dengan pengertian akan perannya tersebut, penyuluh mengetahui hal-hal yang harus dilakukan. Pemahaman tersebut merupakan refleksi dari cara penyuluh mempersepsikan peran-peran tersebut. Dalam hal ini, masalah utama penelitian adalah mengkaji secara mendalam cara penyuluh menjalankan perannya dan persepsi mereka terhadap peran tersebut. Secara khusus, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten? (2) Faktor-Faktor apa yang mempengaruhi persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten? (3) Sejauh mana faktor-faktor tersebut berkorelasi dengan persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten? (4) Bagaimana perilaku penyuluh dalam budidaya padi sawah di Provinsi Banten? (5) Bagaimana korelasi persepsi dengan perilaku penyuluh dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten? (6) Bagaimana prioritas strategi pengembangan peran penyuluh pertanian dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten?

24 6 Tujuan Penelitian Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) merupakan ujung tombak bagi upaya pembangunan pertanian, khususnya bagi pengembangan sumberdaya petani yang mandiri. Hal ini bukanlah tugas yang ringan, oleh karena para penyuluh tersebut berhubungan dengan petani yang memiliki latar belakang yang sangat beragam, baik pendidikan, pengetahuan, agama, suku, budaya, status sosial dan lain sebagainya, sehingga seorang penyuluh dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai, baik kemampuan teknis maupun kemampuan menerapkan ilmu penyuluhan. Selain itu, penyuluh harus mampu menjalankan peran-peran mereka dalam melaksanakan tugas penyuluhan. Untuk memahami peran-peran tersebut, penyuluh harus memiliki persepsi yang baik terhadap peran dimaksud, sehingga kemampuan memahami peran itu memunculkan pemahaman yang baik dan memberikan dampak terhadap kinerja penyuluhan yang baik pula. Persepsi penyuluh pertanian terhadap perannya sebagai edukator, komunikator dan berbagai peran penyuluh lainnya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Hal ini menyebabkan persepsi penyuluh pertanian tentang perannya tersebut akan sangat beragam. Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk lebih mendalami persepsi penyuluh terhadap peran mereka dalam membina petani. Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengkaji persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten. (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten. (3) Menganalisis derajat faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten. (4) Mengkaji perilaku penyuluh pertanian lapang dalam budidaya padi sawah. (5) Menganalisis korelasi persepsi dengan perilaku penyuluh pertanian lapang dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten. (6) Merumuskan prioritas strategi pengembangan peran penyuluh pertanian dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten.

25 7 Novelty dan Kegunaan Penelitian Hasil penelitian tentang persepsi penyuluh dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat, khususnya penyuluh pertanian. Oleh karena itu hasil penelitian ini nantinya dapat mempengaruhi para pengambil kebijakan untuk dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan sumberdaya manusia penyuluh ke depan. Penyuluh pertanian di masa yang akan datang diharapkan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan arus informasi dan teknologi yang semakin pesat. Novelty dari penelitian ini adalah kajian secara spesifik peran-peran yang dijalankan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Provinsi Banten dan persepsi penyuluh tentang perannya tersebut. Selain itu, kajian mendalam terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi PPL tentang perannya sehingga dapat dirumuskan prioritas strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan peran PPL khususnya di Provinsi Banten. Ditemukannya informasi berupa faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi penyuluh tentang perannya dalam penyuluhan pertanian yang diharapkan berguna untuk menentukan kebijakan dalam membina dan meningkatkan kompetensi penyuluh. Dengan menemukan profil penyuluh yang memiliki kompetensi baik, dapat dijadikan pedoman atau petunjuk dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dalam menjalankan fungsi perannya. Dengan demikian secara rinci kegunaan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Memberikan informasi kepada penyuluh tentang peran yang perlu dijalankan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Banten. (2) Memberikan gambaran bagi pengambilan kebijakan dalam pengembangan peran penyuluh pertanian dalam menjalankan aktivitas penyuluhan. (3) Memberikan bahan penyempurnaan kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan karier penyuluh pertanian yang sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah setempat, dan lingkungan kerjanya dalam upaya meningkatkan peran penyuluh pertanian.

26 8 (4) Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan penyuluhan pertanian yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia. (5) Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk mengembangkan model peningkatan kompetensi penyuluh pertanian dalam cakupan yang lebih luas. Definisi Istilah Definisi istilah merupakan penjelasan atas peubah-peubah penelitian dengan maksud untuk membatasi lingkup makna peubah ke arah obyek penggunaan sehingga memiliki prespektif yang sama. Beberapa istilah yang menjadi peubah penelitian adalah sebagai berikut: (1) Faktor internal penyuluh adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik personal penyuluh yaitu: umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan pendapatan. (2) Lingkungan fisik adalah situasi institusi tempat penyuluh bertugas, meliputi: kelembagaan, makna pekerjaan, jumlah wilayah binaan, jumlah petani binaan, pembinaan/supervisi, dan pengembangan karir. (3) Lingkungan sosial ekonomi adalah situasi sosial ekonomi tempat penyuluh bertugas, meliputi: lingkungan kerja, akses terhadap sumberdaya ekonomi, peluang kemitraan, dan akses terhadap media. (4) Motivasi adalah dorongan yang dimiliki penyuluh dalam melaksanakan perannya sebagai penyuluh pertanian, meliputi: motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi kekuasaan. (5) Persepsi penyuluh tentang peran mereka dalam kegiatan penyuluhan adalah pengertian Penyuluh Pertanian Lapang tentang berbagai peran yang dilakukannya dalam kegiatan penyuluhan, meliputi: peran sebagai pendidik, komunikator, konsultan, motivator/pendorong, pendamping, perencana, analisator, ahli evaluasi kegiatan dan hasil penyuluhan, ahli dalam memilih dan menggunakan metode penyuluhan, ahli teknik pertanian, ahli analisis bisnis/kewirausahaan, dan fasilitator. (6) Penyuluhan adalah sistem pendidikan nonformal yang dilakukan oleh penyuluh terhadap petani.

27 Pengertian Persepsi TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Beberapa ahli seperti dikutip oleh Asngari (1984) mendefinisikan persepsi dengan cara yang beragam. Forgus maupun Forgus dan Melamed mendefinisikan persepsi sebagai the process of information extraxtion, Harris dan Levey dalam The New Columbia Encyclopedia mendefinisikan persepsi sebagai mental organization and interpretation of sensory information, Menurut Litterer, persepsi adalah the understanding or view people have of things in the world around them, sedangkan Hillgard menyebutkan bahwa perception is the process of becoming aware of objects. Combs, Avila dan Purkey mendefinisikan persepsi sebagai berikut: perception is the interpretation by individuals of how things seem to them especially in reference to how individual view the solves is solution to the world in wich they are involved; Allport menyebutkan bahwa: perception has something to do with awareness of content upon the impression these object make upon our senses. It is the way things look to us, or the way they sound, feel, taste or smell. But perception also involves, to some degree, and understanding awareness, a meaning or a recognition of these objects. Menurut Rakhmat (2007), persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi sebagaimana didefinisikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002) adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses menerima informasi atau stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis. Beberapa ahli seperti dikutip oleh Mulyana (2010) mendefinisikan persepsi secara beragam: Brian Fellow memberikan definisi persepsi sebagai proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi; Kennet K. Sereno dan Edward M. Bodekan menyatakan bahwa persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita; Philip Goodacre dan Jennifer Follers, persepsi adalah proses mental yang menjadikan kita sadar akan 9

28 10 banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita; dan DeVito (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita, dan persepsi adalah upaya pemberian makna pada stimuli inderawi. Menurut Mulyana (2010), persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Kotler (2000) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Robbins (1994) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses individuindividu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Walgito (2003) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan obyek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pengertian seseorang terhadap

29 11 sesuatu yang akan membuat respons cara dan dengan sesuatu seseorang akan bertindak. Leavitt (Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, cara seseorang melihat sesuatu. Pandangan yang luas mengartikannya sebagai cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan. Berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tetapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut. Persepsi adalah cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah dimiliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga. Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses cara seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Menurut Siagian (1996), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar individu yang meliputi obyek dan faktor situasi. Obyek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa, dan obyek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulus. Faktor situasi merupakan keadaan yang dapat menimbulkan sebuah persepsi. Faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dalam diri

30 12 individu. Di antara faktor internal tersebut adalah: (a) Motif: motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu; (b) Minat: minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau obyek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera; (c) Harapan: harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau obyek mengenai hal yang disukai dan diharapkan; (d) Sikap: sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek, sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek. Sikap juga dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau obyek lain; (e) Pengetahuan: pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu; dan (f) Pengalaman: pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit dilupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain. Persepsi mengacu pada cara kita mencoba untuk memahami dunia di sekitar kita. Kita mengumpulkan informasi melalui lima organ yang kita miliki, tetapi persepsi menambahkan arti dari hal-hal yang diserap oleh indra tersebut. Persepsi merupakan proses kita mengorganisasi dan menginterpretasikan kesan berhubungan dengan perasaan kita dalam rangka memberi arti kepada lingkungan. Dengan demikian persepsi adalah suatu proses seorang individu menyadari dan menginterpretasikan informasi dari lingkungannya (Management Consulting Courses, 2010). Persepsi adalah proses organisme menafsirkan dan mengatur sensasi untuk menghasilkan pengalaman yang berarti dari lingkungannya. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tersebut tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi dan memori (Rakhmat, 2007; DeVito 2002). Sensasi biasanya mengacu pada stimulasi reseptor sensorik organ indra seperti mata, telinga, hidung, lidah atau kulit. Persepsi, di sisi lain, lebih menggambarkan pengalaman akhir dan biasanya melibatkan pengolahan lebih lanjut input sensorik. Dalam prakteknya, sensasi dan persepsi hampir mustahil untuk terpisah,

31 13 karena mereka adalah bagian dari satu proses berkesinambungan. Dengan demikian, persepsi pada manusia menggambarkan proses saat rangsangan indra diterjemahkan ke dalam pengalaman terorganisasi. Jadi pengalaman atau persepsi, adalah produk bersama dari rangsangan dan proses itu sendiri. Persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, sehingga persepsi terjadi kapan saja saat stimulus menggerakkan alat indera (Mulyana, 2010), dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses menafsirkan atau mengenali peran PPL dalam kegiatan penyuluhan. Prinsip Persepsi Menurut Mulyana (2010), setiap orang memiliki gambaran berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial tersebut adalah: (1) Persepsi berdasarkan pengalaman Persepsi manusia terhadap seseorang, obyek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, obyek atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu obyek akan membuat seseorang menafsirkan obyek tersebut berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip. (2) Persepsi bersifat selektif Menurut van den Ban dan Hawkins (1999), persepsi kita sangat selektif. Panca indera menerima stimuli dari sekelilingnya dengan melihat obyek, mendengar suara, mencium bau, dan sebagainya. Oleh karena kapasitas memproses informasi terbatas, tidak semua stimuli dapat ditangkap, tergantung pada faktor fisik dan psikologis seseorang. Berdasarkan faktorfaktor tersebut, seorang komunikator hanya akan mengarahkan pesannya ke bagian-bagian yang perlu, atau melakukan pengulangan dan mengurangi informasi yang tidak diperlukan. Mulyana (2010) mengemukakan bahwa setiap saat individu diberondong oleh jutaan rangsangan inderawi, oleh karena itu, manusia hanya akan menafsirkan rangsangan tersebut sedikit saja. Dalam hal ini, atensi merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas individu atas rangsangan tadi.

32 14 (3) Persepsi bersifat dugaan Oleh karena data yang kita peroleh mengenai obyek lewat penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indra kita. Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu obyek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Dengan demikian, persepsi juga adalah proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita memperoleh makna lebih umum. (4) Persepsi bersifat evaluatif Persepsi merupakan proses kognitif psikologis dalam diri individu yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan untuk memaknai obyek persepsi. (5) Persepsi bersifat kontekstual Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Apabila prinsip ini diterapkan dalam komunikasi, maka tidak ada interpretasi atas suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, dan tidak ada makna dari suatu hubungan yang dapat diperoleh tanpa menempatkannya dalam suatu konteks dan mengkonstruksi suatu pola interaksi. Ketiadaan pola berarti ketiadaan makna atau berarti kebingungan karena terlalu banyak makna. Interpretasi makna dalam konteksnya adalah faktor penting dalam memahami komunikasi dan hubungan sosial. Terkait prinsip persepsi, van den Ban dan Hawkins (1999) menambahkan beberapa prinsip umum persepsi yang lebih menekankan dalam merancang suatu pesan bagi kegiatan penyuluhan pertanian yaitu:

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten

Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten The Perception of Agriculture Extension Agent about Their Role in Agriculture Activity in Banten Narso

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID

KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi Banten. The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten

Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi Banten. The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi Banten The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten Narso 1, Amiruddin Saleh 2, Pang S Asngari 2, dan Pudji

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI DI INDONESIA SKRIPSI PIPIT AGUSTIN

ANALISIS KEBIJAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI DI INDONESIA SKRIPSI PIPIT AGUSTIN ANALISIS KEBIJAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI DI INDONESIA SKRIPSI PIPIT AGUSTIN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten

The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten Strategi Pengembangan Peran Penyuluh Pertanian Lapang di Provinsi Banten The Strategy of Role Development of Agriculture Extension Agent InBanten Narso 1, Amiruddin Saleh 2, Pang S Asngari 2, dan Pudji

Lebih terperinci

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR Oleh : Dandan Hendayana,SP Penyuluh Pertanian BPP Kec. Cijati (Dinas Pertanian TPH Kabupaten Cianjur) Besarnya jumlah penduduk di Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT FIRMANTO NOVIAR SUWANDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT (Studi Kasus Pembaca Tabloid Senior di Kecamatan Bogor Utara) Oleh : ENDANG SRI WAHYUNI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi

TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi Pengertian Persepsi TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Beberapa ahli seperti dikutip oleh Asngari (1984) mendefinisikan persepsi dengan cara yang beragam. Forgus maupun Forgus dan Melamed mendefinisikan persepsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Make up dapat mempengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada mahasiswi yang menggunakan make up jurusan public relations di Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA

KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

M U S L I K H NIM: S

M U S L I K H NIM: S HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL SISWA SMP TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan)

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS PADI MULYA DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Oleh : Rita Tutik

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT Bambang Gatut Nuryanto SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI ISMIMARHAMA 205 13 11 018 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, disebutkan bahwa tugas dosen berkaitan dengan pelaksanaan tiga hal utama yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Karenanya kinerja dosen dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA PEMBELAJARAN KIMIA KARBONDI KELAS X.1 SMA SANG TIMUR YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA PEMBELAJARAN KIMIA KARBONDI KELAS X.1 SMA SANG TIMUR YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA PEMBELAJARAN KIMIA KARBONDI KELAS X.1 SMA SANG TIMUR YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU KOMPETENSI PEMILIK RUMAH MAKAN TRADISIONAL KELAS C DALAM PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DI DAERAH TUJUAN WISATA JAKARTA TIMUR MARIA BINUR FRANSISKA MANALU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh: MARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency) PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH (Arabica coffee farmer perceptions toward organic certification program in district Atu

Lebih terperinci

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 BADEGAN Oleh : RISKA DWI JAYANTI 12321545 Skripsi ini

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL SKRIPSI PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Oleh: Isnain Nur Islamiah 20080220016 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis Konsep Perilaku

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis Konsep Perilaku II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Konsep Perilaku Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan, tindakan, atau sikap, tidak hanya berupa ucapan. Sumardi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK AGROINDUSTRI JAMBU METE NAPISMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAITESISDANSUMBER INFORMASI Dengan inimenyatkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009 LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009 Kajian Pengembangan Kompetensi Masyarakat dalam Mengelola Usaha Pariwisata Berdimensi Ekologis Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Dr. Hamidah

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA M A R D I N PROGRAM STUDI ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI Amiruddin Saleh 1, Nia Rachmawati 2, Sutisna Riyanto 16 ABSTRACT The objectives of this research are: (1) to understand the communication process

Lebih terperinci

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 341-352 ISSN 2302-1713 PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO Rusita Dewi Saputri,Sapja Anantanyu,

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN RURIN WAHYU LISTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah. PENDAHULUAN Latar Belakang Pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para petani di pedesaan sudah semestinya diperhatikan pada masa pembangunan saat ini. Kenyataannya kehidupan para petani di pedesaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI

MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI Oleh: Metalia Kurniasih NIM. 031510201006 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN F A K U L T A S P E R T A N I A N UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemilihan media baru dalam dunia pendidikan di kalangan remaja di perumahan Kota Modern 2014-2015, tentunya tidak bisa lepas dari berbagai alasan rasional yang

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

v Universitas Kristen Maranatha

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study was conducted to describe the degree of self compassion on mother with intellectual disability children in SLB C X Bandung. Self compassion is ability to comfort ourselves, see a failure

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada ibu yang memiliki anak tunarungu usia prasekolah di SLB-B X Cimahi. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner dengan bentuk

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Oleh: RIASTY PURWANDARI K2512059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA (Kasus Inovasi pada Kelompok Peternak Sapi Potong Kereman Margo Lestari di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan, dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA MENGENAI PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN PADA IKLAN DI TELEVISI

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA MENGENAI PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN PADA IKLAN DI TELEVISI TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA MENGENAI PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN PADA IKLAN DI TELEVISI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci