TUGAS AKHIR. ANALISA SISTEM PENERAPAN IC PIP (Picture In Picture) PVP 9390A PADA TELEVISI SANYO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR. ANALISA SISTEM PENERAPAN IC PIP (Picture In Picture) PVP 9390A PADA TELEVISI SANYO"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PENERAPAN IC PIP (Picture In Picture) PVP 9390A PADA TELEVISI SANYO Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : ARDI KUSUMA NIM : Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika Pembimbing : Ir. Eko Ihsanto, M.Eng. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2006

2 iii LEMBAR PENGESAHAN ANALISA SISTEM PENERAPAN IC PIP (Picture In Picture) PVP 9390A PADA TELEVISI SANYO. Disusun Oleh : Nama : ARDI KUSUMA NIM : Program Studi : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika Menyetujui, Pembimbing Koordinator TA ( Ir. Eko Ihsanto, M.Eng ) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT ) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro ( Ir. Budi Yanto Husodo, M.Sc )

3 iv ABSTRAKSI ANALISA SISTEM PENERAPAN IC PIP (Picture In Picture) PVP 9390A PADA TELEVISI SANYO. Perkembangan Teknologi yang sangat cepat, mengakibatkan banyak industri elektronika yang mengeluarkan produk-produk dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Demikian pula perkembangan teknologi pada industri televisi sehingga perusahaan-perusahaan televisi harus berhati-hati dalam pembuatan televisi dengan model-model yang baru, baik kehandalan maupun kualitas produk yang dihasilkan agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat merebut pangsa pasar. Televisi merupakan kebutuhan penunjang yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan kita. Hampir dapat dipastikan seluruh penduduk dunia mulai kalangan bawah sampai kalangan atas telah dapat menikmati siaran televisi. Oleh karena itu, para produsen televisi berlomba-lomba memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik dari segi mutu dan harga yang terjangkau. Dalam tugas akhir ini, dianalisa sistem penerapan IC Picture In Picture (PIP) dimana didalam pengembangannya menggunakan IC PVP 9390A yang merupakan salah satu produk dari PT. MICRONAS Singapura. IC PVP 9290A adalah prosesor Picture In Picture yang mengkombinasikan sinyal prosesor digital PIP kualitas tinggi dan kemampuan membaca warna digital multi standard serta mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital ataupun dari sinyal digital menjadi sinyal analog yang dibentuk dalam satu chip IC. Dalam tugas akhir ini dipilih IC PVP 9390A karena dapat dikombinasikan dengan IC Prosessor UOC III Phillip, dimana 50% produk televisi Sanyo menggunakan IC prosessor ini. Untuk melengkapi analisa ini dilakukan simulasi yang dijadikan sebagai acuhan untuk meneliti prinsip kerja IC PVP 9390A. Dengan kombinasi IC UOC III dengan IC PVP 9390A ini diharapkan mempunyai kualitas gambar yang bagus dan bervariatif. Kombinasi dari kedua IC tersebut akan memberikan feature-feature yang lebih bagus untuk produk televisi Sanyo ini dibandingkan dengan feature televisi sebelumnya. IC PVP 9390A dapat dikombinasikan dengan IC UOC III Philips untuk menampilkan fasilitas televisi PIP. Penggunaan IC PVP sebagai penunjang utama fasilitas televisi PIP memiliki beberapa kelebihan preduksian gambar mulai dari ¼ sampai 1/8 dari ukuran normal dan bisa diatur dalam steps untuk 2 line dan 4 pixel Dengan penggunaan IC PVP 9390A sebagai fasilitas PIP pada televisi SANYO kiranya dapat dijadikan sales poin agar televisi SANYO dapat menguasai pangsa pasar baik didalam negeri maupun diluar negeri.

4 vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i Lembar Pernyataan...ii Lembar Pengesahan...iii Abstraksi...iv Kata Pengantar...v Daftar Isi...vii Daftar Gambar...ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Penelitian dan Hipotesa Metodologi Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Sistematika Penulisan...4 BAB II LANDASAN TEORI Sistem Baku TV Berwarna Prinsip Dasar Televisi Metode Penguraian dan Penyusunan Gambar Defleksi Sinkronisasi...15 BAB III PEMBAHASAN DAN PRINSIP KERJA PIP Gambaran Umum IC PVP 9390A Keunggulan IC PVP 9390A Deskripsi Fungsi...22

5 viii 3.2. Prinsip Kerja PIP Horizontal Sinkronisasi Vertical Sinkronisasi SEL ( Selector ) RGB Simulasi Cara Kerja PIP Langkah-langkah Pengujian...29 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data dan Analisa Pengukuran sinyal Horizontal Sinkronisasi Pengukuran sinyal Vertical Sinkronisasi Pengukuran sinyal SEL (Selector) Pengukuran Sinyal Error Pengukuran Temperatur IC PVP 9390A Data Gambar Chassis dan TV dengan fasilitas PIP BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran...41 DAFTAR PUSTAKA...42 LAMPIRAN...43

6 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Elemen Gambar...6 Gambar 2.2 Teori dasar pemancar dan penerima sebuah gambar...7 Gambar 2.3 (a) Sistem pemancar televisi berwarna...8 Gambar 2.3 (b) Sistem penerima televisi Gambar 2.4 Pengurai dan penyusun gambar Gambar 2.5 Pengulasan berurutan Gambar 2.6 Pengulasan bersisipan Gambar 2.7 Teori dasar defleksi Gambar 2.8 Bentuk gelombang arus gigi gergaji Gambar 2.9 Bentuk gelombang dasar sinkronisasi...15 Gambar 2.10 Periode Pemadaman Horizontal Gambar 2.11 Bentuk gelombang sinkronisasi actual Gambar 3.1 Blok diagram IC PVP Gambar 3.2 Clamping timing Gambar 3.3 (a) Blok diagram sistem PIP...23 Gambar 3.3 (b) Blok Diagram skematik sistem PIP...25 Gambar 3.4 Rangkaian horizontal sinkronisasi...26 Gambar 3.5 Rangkaian vertical sinkronisasi Gambar 3.6 Rangkaian simulasi fasilitas PIP Gambar 3.7 Tampilan PIP Gambar 4.1 Bentuk sinyal horizontal (PIP ON) Gambar 4.2 Bentuk sinyal horizontal (PIP OFF)...32 Gambar 4.3 Bentuk sinyal vertical (PIP ON) Gambar 4.4 Bentuk sinyal vertical (PIP OFF) Gambar 4.5 Bentuk sinyal SEL (PIP ON) Gambar 4.6 Bentuk sinyal SEL (PIP OFF) Gambar 4.7 Bentuk Sinyal Horizontal Syn. NG...35 Gambar 4.8 Gambar PIP yang tidak sesuai...36

7 x Gambar 4.9 Gambar modul PIP Gambar 4.10 Kombinasi IC UOC III dengan ICPVP Gambar 4.11 Kombinasi IC UOC III dan IC PVP 9390A dalam satu chassis...38 Gambar 4.12 Bentuk tampilan PIP (scan)...38 Gambar 4.13 Bentuk Tampilan PIP posisi bawah Gambar 4.14 Bentuk Tampilan PIP posisi atas...39 Gambar 4.15 Gambar Pengujian Sinyal PIP...40 Gambar 4.16 Gambar PIP Mode Scan Channel...40

8 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi yang sangat cepat, mengakibatkan banyak industri elektronika yang mengeluarkan produk-produk dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Demikian pula perkembangan teknologi pada industri televisi sehingga perusahaan-perusahaan televisi harus berhati-hati dalam pembuatan televisi dengan model-model yang baru, baik kehandalan maupun kualitas produk yang dihasilkan agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat merebut pangsa pasar. Televisi merupakan kebutuhan penunjang yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan kita. Hampir dapat dipastikan seluruh penduduk dunia mulai kalangan bawah sampai kalangan atas telah dapat menikmati siaran televisi. Oleh karena itu, para produsen televisi berlomba-lomba memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik dari segi mutu dan harga yang terjangkau. Salah satu cara agar dapat membuat produk yang mempunyai daya jual yang tinggi adalah dengan membuat produk televisi yang memiliki feature dan fasilitas yang bagus sesuai dengan keinginan konsumen. Feature dan fasilitas tersebut sebagai contoh adalah bisa berupa PIP (Picture In Picture). Televisi dengan fasilitas PIP adalah dimana sebuah televisi bisa menampilkan 2 siaran televisi secara bersamaan. Jadi, konsumen bisa menikmati 2 siaran televisi yang diinginkan secara bersama. Pada fasilitas PIP ini, PT SANYO menggunakan IC PVP 9390A produk Micronas. IC PVP 9290A adalah prosesor Picture In Picture yang mengkombinasikan sinyal prosesor digital PIP kualitas tinggi dan kemampuan membaca warna digital multi standard serta mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital ataupun dari sinyal digital menjadi sinyal analog yang dibentuk dalam satu chip IC. Dengan melihat persaingan produk televisi dipasaran maka produk televisi dengan fasilitas PIP diharapkan bisa bersaing dipasaran. Pada tugas akhir ini akan

9 2 dicoba menganalisa Sistem Penerapan PIP IC PVP 9390A pada produk televisi SANYO. 1.2 Rumusan Masalah Dari tema yang penulis ajukan yaitu tentang Sistem Penerapan PIP IC (Picture In Picture IC) PVP 9390A pada produk televisi SANYO, maka ada beberapa hal yang menjadi perhatian lebih, antara lain : *. Dengan kombinasi antara IC PIP dengan IC UOC III, bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas performance gambar utama. *. Dengan kombinasi antara IC PIP dengan IC UOC III, bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas performance gambar PIP. 1.3 Batasan Masalah Pada Tugas Akhir ini, penulis hanya menganalisa tentang sistem komunikasi antara IC PVP 9390A dengan IC UOC III dalam menghasilkan dua gambar yang berbeda dalam satu layar kaca televisi. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan bahan studi pengenalan serta pengembangan penerapan PIP IC PVP 9390A pada konfigurasi rangkaian televisi, dan memberikan penjelasan tentang sistem kerja PIP IC yang dikombinasikan dengan IC UOC III dalam menampilkan 2 gambar secara langsung dan bersamaan. Dengan penerapan dari sistem ini sangat diharapkan bisa meningkatkan kualitas dari feature televisi, sehingga akan menghasilkan produk televisi dengan fasilitas yang berkualitas. 1.5 Kegunaan Penelitian Penulis beharap semoga hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pihak yang berkepentingan, baik sebagai bahan masukan bagi terlaksananya penerapan PIP IC PVP 9390A pada televisi Sanyo ataupun bagi kepetingan

10 3 penulis sendiri dalam rangka mengkaji ilmu yang bersifat teoritis dan penerapanya secara praktis. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu teknik elektronika. 1.6 Kerangka Penelitian dan Hipotesa IC PVP 9390A adalah prosesor Picture In Picture yang mengkombinasikan sinyal prosesor digital PIP kualitas tinggi dan membaca warna digital multi standard serta mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital maupun merubah dari sinyal digital menjadi sinyal analog yang di bentuk dalam satu chip IC. Perangkat IC PVP 9390A ini dilengkapi dengan CVBS, Y/C dan input YUV sebagai interface ke display standard dan sinyal video kualitas tinggi, contohnya dari sinyal DVD. IC ini menggantikan IC Micronas PIPIV Picture In Picture prosesor. Pembacaan Sinyal warna digital mampu membaca semua sinyal analog standard TV antara lain : PAL, NTSC dan SECAM serta mampu mendeteksi sinyal standard yang lain secara otomatis. Oleh karena itu, IC ini sangat bisa digunakan dalam berbagai teknologi dunia. Pereduksian gambar mulai dari ¼ sampai 1/81 dari ukuran original dan bisa dipilih dalam berbagai kondisi. Untuk memperkuat penulisan ini, data yang diperoleh dari pengamatan langsung di workshop dan langsung dilapangan yaitu line produksi, mulai design skematik dan PCB serta mengikuti perkembangan pada waktu televisi di produksi. 1.7 Metodologi Penelitian Dalam penelitian IC PVP 9390A ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu suatu metode dari penelitian deskriptif eksploratif untuk mencari informasi yang ingin diketahui tentang suatu keadaan yang didalamnya sudah termasuk metode survei ( Suharsimi : 1993 ), sehingga dengan metode ini dapat menggambarkan masalah-masalah yang ada pada indentifikasi masalah dengan pengamatan langsung yang berhubungan dengan pengembangan dan

11 4 pembuatan televisi PIP ( Picture in Picture ) mulai dari perancangan design, pengembangan teknologi dan pemecahaan masalah-masalah yang timbul Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan cara : a. Penelitian perpustakaan (liberary research) Yaitu data yang diperoleh melalui majalah, buletin, literatur-literatur dan arsip-arsip perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. b. Penelitian Lapangan Data yang di dapat dengan melakukan pengamatan langsung disaat televisi PIP tersebut dibuat, seperti di work shop dan line produksi. Penelitian diperoleh juga dari wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini Metode Pengolahan data Untuk metode pengolahan data ini penulis membandingkan cara dan sistem mengkombinasikan antara IC PVP 9390A dengan IC UOC III dengan teori yang ada. 1.8 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan laporan ini, maka dibagi menjadi beberapa bab, yaitu : Bab I PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang masalah penulisan, pembatasan masalah penulisan, tujuan penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Menguraikan tentang spesifikasi IC PVP 9390A dan IC UOC III serta teori dasar sistem televisi.

12 5 Bab III PERANCANGAN Merupakan uraian tentang pokok bahasan Rangkaian Kombinasi IC PVP 9390A dengan IC UOC III. Bab IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Merupakan uraian tentang data list hasil studi yang diperoleh dari workshop, data pengukuran beban dan tegangan serta study performance baik audio maupun gambar dan analisa data hasil pengukuran. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan penutup dari penulisan Laporan Akhir Ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang dapat berguna untuk perkembangan produk elektronik khususnya produk televisi dimasa yang akan datang.

13 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Baku TV Berwarna Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah obyek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya yaitu merah, hijau dan biru dengan memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video (sinyal video merah, hijau dan biru) dalam tabungtabung pengambilnya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantungan dan disampaikan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau dan biru terbentuk pada layar fluororesensi. Bila ketiga gambar berwarna itu dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapat gambar obyek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel, karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Gambar Jelas Gambar Pudar Gambar 2.1 Elemen Gambar Seperti terlihat pada gambar diatas, tiga jalur transmisi digunakan untuk memancarkan ketiga sinyal komponen warna itu. Bila diinginkan untuk mendapatkan gambar dengan kualitas yang sama seperti gambar hitam dan putih, maka dibutuhkan lebar bidang yang tiga kali lipat dari pada TV hitam putih.

14 7 Untuk mengatasi kerugian itu, diinginkan untuk menggunakan sistem pemancaran TV berwarna secara berurutan. Gambar dibawah ini menunjukkan sistem dasar pemancaran berurutan dan ketiga komponen warnanya ialah sinyal merah, hijau dan biru diswitch secara berurutan. Bila ketiga sinyal komponen warna itu diswitch berurutan berubah tiap medan gambar, maka ini disebut sistem pemancaran medan berurutan. Dan bila diswitch setiap perubahan elemen gambar, maka disebut sistem pemancaran titik berurutan. ( Catatan: Sistem baku PAL dan NTSC adalah sistem pemancaran titik berurutan). Pembagian gambar menjadi Reproduksi gambar Elemen-elemen Gambar Bagian Pemancar Bagian Penerima Gambar 2.2 Teori dasar pemancaran dan penerimaan sebuah gambar 2.2 Prinsip Dasar Televisi Standard sistem pemancar TV berwarna yang dipakai di Indonesia adalah disebut PAL (Phase Alternation Line). Warna gambar asli dapat direproduksi dengan baik pada penerima TV berwarna kita. Penerima TV hitam putih dapat pula menerima sinyal itu dan memproduksi gambar hitam putih yang sesuai pula dengan aslinya. Demikian pula bila program TV hitam putih diterima oleh penerima berwarna, direproduksi gambar hitam putih yang sesuai. Sifat ini disebut

15 8 kompatibilitas. Agar mendapatkan sifat kompatibilitas yang baik maka perlu dilakukan suatu metode spesial. Gambar 2.3 menunjukkan garis besar sistem pemancar TV berwarna. Gambar 2.3(a) adalah bagian pemancarnya. Disini cahaya yang datang dari sebuah obyek melalui lensa-lensa kamera lalu dengan menggunakan cermin dichroic sinar itu dibagi kedalam tiga komponen warna primer merah, hijau dan biru. Lensa kamera TV Merah Hijau Sinyak komponen warna Pengkode warna Penguat video Pemancar video Gelombang radio video Antena pemancar Gelombang radio suara Cermin dichroic Biru Generator pulsa sinkronisasi (a) Bagian Pemancar Mikrofon Penguat suara Pemancar suara Gambar 2.3(a) Sistem pemancar TV berwarna Dari gambar ketiga komponen warna itu masing-masing dirubah menjadi sinyal listrik oleh tiga tabung pengambil gambar ( Lihat Gambar 2.2). Pengkode warna mengkode sinyal listrik tiga komponen warna itu menjadi sinyal TV video untuk setiap warna primer (sinyal video PAL). Untuk dapat mereproduksi kembali bayangan optis, pada penerima bila ia menerima sinyal video, gambar harus disusun kembali dengan cara yang kebalikan dari penguraian elemen gambar di pemancar (pengirim). Pada tujuan tersebut maka pada pengirim, disamping sinyal video harus ditambahkan sinyal sinkronisasi (sinyal informasi pembagi atau penyusun) pada

16 9 sinyal video tersebut diatas, semua sinyal dipancarkan lewat antena-antena pemancar. Hal yang lain lagi yaitu suara dirubah menjadi sinyal listrik melalui mikrofon, sama seperti pada pemancar radio biasa. Sinyal suara diperkuat hingga level yang sesuai kemudian dimasukkan ke pemancar dan dipancarkan dengan menggunakan gelombang pembawa yang berlainan dengan gelombang pembawa gambar. Kedua gelombang video dan suara dipancarkan ke udara melalui antena. Denga cara tersebut gelombang TV ditransmisikan lewat udara dan diterima oleh antena penerima untuk mencapai penerima TV (Lihat Gambar 2.3 (b)). Pada penerima, dipilih salah satu kanal TV dan gelombang yang diterima diperkuat serta dideteksi, maka kedua sinyal video dan suara dapat diambil. Sinyal video melalui rangkaian pembangkitan warna didemodulasi menjadi sinyal warna, primer merah, hijau, dan biru, lalu digunakan untuk menjalankan tabung gambar TV berwarna. Layar tabung gambar TV terdiri dari titik-titik kiecil atau garis-garis tipis dari bahan fosfor yang sangat merata, yang digunakan sebagai grup tiga, satu grup yang terdiri dari tiap warna primer. Bila tiga macam berkas elektron mengenai titiktitik itu, maka tiap titik memberikan warna yang besangkutan. Bila ketiga berkas elektron itu dikontrol sehingga mengenai suatu titik yang sesuai dengan sebagian dari titik pada gambar yang ada dipengirim, bila seluruh luas tabung gambar dapat terkena oleh berkas elektron seperti hal diatas, maka akan didapat gambar pada tabung gambar sesuai dengan apa yang dipancarkan.

17 10 Gelombang suara Sinyal suara Rangkaian suara Speaker Kumparan defleksi Rangkaian penerima video dan suara Rangkaian regnerasi warna Sinyal Video Sinyal komponen warna Tabung gambar berwarna Berkas electron Arus gigi gergaji kHZ Rangkaian sinkronisasi Rangkaian defleksi (b) Bagian penerima Sinyal sinkrinisasi Gambar 2.3 (b) Sistem penerima televisi Untuk dapat memproduksi dengan cara itu maka gambar obyek dipancarkan, gerak dari ketiga berkas elektron itu harus sinkron dengan proses pembagian pada pemancar. Untuk maksud itu pada tabung gambar dipasang kumparan defleksi. Sinyal video dikirim bersamaan dengan arus (arus gigi gergaji) yang dikontrol oleh sinyal sinkronisasi. Arus ini mengalir dalam kumparan defleksi yang membuat berkas elektron mengulas tabung gambar secara teratur. Gambar 2.4 memperlihatkan bagaiman sebuah gambar diuraikan dan disusun kembali. Sinyal suara diperkuat dengan penguat suara dan direproduksi di speaker. Lihat gambar 2.3 (b).

18 11 Pengurai oleh kam era TV Penyusunan oleh tabung gam bar TV TV Garis Pengulas vertical pengulasan Salu ran tr an s m is i Pengulas horizontal Gambar 2.4 Pengurai dan Penyusun sebuah gambar 2.3. Metode Penguraian dan Penyusunan Gambar Bayangan listrik pada permukaan tabung pengambil diuraikan menjadi banyak elemen gambar, dan pesan tiap elemen gambar (pesan bayangan gelap dan kroma) berubah dari waktu ke waktu karena obyek kamera berubah. Untuk mengirimkan pesan seluruh obyek secara simultan dibutuhkan sangat banyak saluran. Maka untuk mengatasi kesulitan dengan banyak saluran sinyal dikirimkan secara berurutan, yaitu sinyal listrik yang menyatakan kuat cahaya dan warna elemen gambar diambil satu persatu dari tabung pengambil dan dikirimkan/dipancarkan. Pada penerima, sinyal yang sesuai dengan kuat cahaya dan warna dari tiap elemen gambar itu datang secara berurutan satu persatu dan dirubah kembali menjadi elemen gambar yang menyala pada tabung gambar dan disusun dengan teratur pada permukaan fosfor tabung gambar itu. Maka dengan jalan ini dapat direproduksi gambar aslinya. Metode penguraian dan penyusunan gambar secara itu disebut pengulasan (scanning). Garis horizontal yang timbul dengan pengulasan itu disebut garis pengulasan. Pengulasan dapat disamakan dengan mata yang sedang membaca tulisan horizontal, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.5. Pada waktu membaca, mata bergeser dari arah kiri ke kanan, baris demi baris sampai pada bagian bawah halaman buku dan beralih ke halaman berikutnya. Pengulasan pada TV mempunyai gerakan

19 12 yang serupa dengan itu. Pada TV pengulasan berkas elektron digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Berkas listrik yang bergerak secara horizontal disebut pengulasan horizontal dan berkas listrik yang bergerak vertikal disebut pengulasan vertikal. Pada TV pengulasan berkas elektron digunakan pada permukaan tabung pengambil yang menghasilkan bayangan gambar listrik pada permukaan tabung gambar. Bidang yang dihasilkan oleh pengulasan horizontal dan pengulasan vertikal bersama-sama disebut dengan raster. Itu tadi merupakan penjelasan tentang pengulasan secara kasar. Pada kenyataannya digunakan sistem pengulasan bersisipan (interlace scanning) agar mengurangi kedipan (flickering) gambar. Pada metode pengulasan ini, pertama berkas listrik menjejaki garis-garis 1,2,3,4 dengan jarak antara seperti terliahat pada Gambar 2.6. Pengulasan berikutnya menjejaki garis-garis 5,6,7 yang berada diantara garis-garis ulasan pertama tadi. Setelah dua kali mengulas vertikal maka dipenuhi jumlah ulasan untuk satu gambar. Pada sistem TV di Indonesia terdapat 625 garis ulasan. Pengulasan vertikal Pengulasan horizontal 6 6 garis pengulasan Garis m elayang kem bali Gb. 2.5 Pengulasan berurutan Gb. 2.6 Pengulasan bersisipan 2.4. Defleksi Untuk membuat raster dengan cara mengulas pada penginduksian bayangan gambar listrik, baik ditabung pengambil ataupun fosfor tabung gambar, berkas listrik

20 13 harus diayun-ayunkan secara tepat menggunakan metode elektrostatis atau elektromagnet. Ini yang disebut dengan metode defleksi. Secara umum bila berkas listrik melalui medan elektrostatis atau elektromagnet, ia akan terpengaruh dan arah lintasannya dibelokkan. Seperti terlihat pada gambar 2.7, bila terdapat medan elektrostatis atau elektromagnet pada lintasan berkas listrik dan kekuatan serta arahnya dikontrol maka arah lintasan berkas listrik dapat berubah sesuai dengan medan tadi, dan berkas dapat jatuh pada tiap titik dibidang ulasan yang dapat diatur sesuka kita. Defleksi berkas elektron yang horisontal disebut defleksi horisintal dan yang vertikal disebut dengan defleksi vertikal. Pada umumnya defleksi dilakukan oleh medan elektromagnet, yaitu berkas elektron pada tabung pengambil dan tabung gambar dapat didefleksikan secara horisontal dan vertikal dengan menggunakan kumparan defleksi. Agar gambar dapat diulaskan dengan benar diperlukan defleksi horizontal dan defleksi vertikal dengan kecepatan yang konstan. Dan waktu antara akhir pengulasan horizontal pertama dan permulaan pengulasan horisontal yang kedua harus dibuat sesingkat-singkatnya; demikian pula untuk pengulasan vertikal. Waktu yang singkat ini disebut waktu melayang kembali (flyback). Maka dari itu bentuk arus pada kumparan defleksi harus seperti pada Gambar 2.8. Ini disebut dengan arus gigi gergaji. Duty cycle untuk gelombang gigi gergaji horisontal adalah Hz dan untuk pengulasan vertikal 50 Hz.

21 14 Defleksi elektrostatis Defleksi electromagnit Defleksi vertical Berkas electron S N Piring defleksi Bidang pengulasan Defleksi Horizontal N S Gambar 2.7 Teori dasar defleksi Arus Waktu Priode pengulasan Priode melayang kembali Gambar 2.8 Bentuk gelombang arus gigi gergaji

22 Sinkronisasi Untuk dapat mereproduksi gambar pada permukaan fosfor pada permukaan fosfor tabung gambar yang sama dengan apa yang dikirimkan, maka diperlukan penyesuaian yang benar dengan ulasan yang telah terurai pada bagian pengirim dan pada bagian penerima ulasan harus tersusun kembali. Hal itu disebut dengan sinkronisasi. Pada pemancar TV dibuat pulsa switching yang mempunyai frekuensi sama dengan seperti pada pengulasan, dan dengan menggunakan pulsa switching itu maka titik mula pengulasan pada tabung pengambil dan tabung gambar dapat diatur bersamaan. Pada pemancar, tiap akhir dari garis ulasan horisontal dipancarkan satu pulsa, dan juga pada tiap akhir dari garis ulasan vertikal (ini disebut satu bidang ulasan) dipancarkan pulsa yang lain. Pada penerima dengan mempergunakan pulsapulsa switching tadi maka waktu permulaan (start) ulasan horisontal dan vertikal dapat diatur. Pulsa-pulsa switching itu disebut sinyal sinkronisasi horisontal dan sinkronisasi vertikal. Gambar 2.9 menunjukkan bentuk gelombang dasar sinyal sinkronisasi, sinyal sinkronisasi disiarkan bersama dengan sinyal video periode melayang kembali (flyback). S i n y a l s i n k r o n i s a s i h o r i z o n t a l S i n y a l s i n k r o n i s a s i v e r t i c a l d e t i k D e t i k Gambar 2.9 Bentuk gelombang dasar sinkronisasi

23 16 Sinyal sinkronisasi yang sesungguhnya mempunyai bentuk gelombang yang lebih komplek daripada yang ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Sinyal ini disisipkan pada level yang lebih rendah daripada level hitam pada saat sinyal video padam dan melayang kembali. Gambar 2.10 menunnjukkan sinyal video pada periode padam melayang kembali yang diperbesar. Pada periode padam melayang kembali, bagian yang mendahului sinyal sinkronisasi horizontal disebut serambi depan dan bagian yang mengikuti sinyal sinkronisasi horizontal disebut serambi belakang. Alasan dibuatnya serambi depan dan belakang untuk meyakinkian berkas elektron pada tabung gambar dalam keadaan mati (cutoff) pada saat sinkronisasi terjadi dan gambar TV bebas dari gangguan. Gambar 2.11 menunjukkan sinyal video pada periode padam melayang kembali vertikal yang diperbesar. Dalam gambar (a) menunjukkan sebuah periode padam melayang kembali vertikal, dengan banyak macam pulsa-pulsa yang ada didalamnya. Pada gambar (b) menggambarkan periode sinkronisasi vertikal dan pada periode ini terdapat pulsa positif yang sempit dan berulang dan berbentuk teriris-iris dengan frekuensi dua kali frekuensi sinkronisasi horisontal. Pulsa ini disebut pulsa teriris. Pada bagian depan dan belakang periode sinyal sinkronisasi vertikal, terdapat beberapa pulsa sempit yang mempunyai frekuensi yang sama dengan pulsa-pulsa teriris, pulsa tersebut pulsa penyama. Sinkronisasi vertikal distabilkan oleh pulsa teriris dan pulsa penyama itu, pada periode padam melayang kembali vertikal. Untuk menstabilkan pengulasan bersisipan secara benar, maka frekuensi pulsa teriris dan pulsa penyama dibuat dua kali lipat frekuensi pulsa sinkronisasi horisontal.

24 17 Putih Sinyal video Level hitam Seram bi depan Seram bi belakang Sinyal sinkronisasi horizontal (a) Priode pemadaman horizontal Gambar 2.10 Priode pemadaman horizontal Putih Sinyal video Priode pemadam vertical (b) Priode pemadam vertical Sinyal sinkronisasi horizontal Level hitam Gambar 2.11 Bentuk gelombang sinyal sinkronisasi aktual

25 18

26 18 BAB III PEMBAHASAN DAN PRINSIP KERJA 3.1. Gambaran Umum IC PVP 9390A IC PVP 9390A adalah prosesor Picture In Picture yang mengkombinasikan sinyal prosesor digital PIP kualitas tinggi dan membaca warna digital multi standard serta mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital maupun merubah dari sinyal digital menjadi sinyal analog yang di bentuk dalam satu chip IC. Perangkat IC PVP 9390A ini dilengkapi dengan CVBS, Y/C dan input YUV sebagai interface ke display standard dan sinyal video kualitas tinggi, contohnya dari sinyal DVD. IC ini menggantikan IC Micronas PIPIV Picture In Picture prosesor. Pembacaan Sinyal warna digital mampu membaca semua sinyal analog standard TV antara lain : PAL, NTSC dan SECAM serta mampu mendeteksi sinyal standard yang lain secara otomatis. Oleh karena itu, IC ini sangat bisa digunakan dalam berbagai teknologi dunia. Pereduksian gambar mulai dari ¼ sampai 1/81 dari ukuran original dan bisa dipilih dalam berbagai kondisi Keunggulan IC PVP 9390A ini memiliki beberapa keunggulan yang bisa dimanfaatkan dalam berbagai keadaan, keunggulan itu antara lain : a. Sebagai single chip Konversi dari analog ke digital untuk CVBS atau Y/C atau YUV, pembacaan warna digital multi standard, PLL untuk sinkronisasi channel, penipisan proses filter, menyimpan memori, RGB matrix, konversi dari digital ke analog, RGB/YUV switch, pencacah data dan clock. b. Input Analog o 4 x CVBS, 2 x Y/C, 2 x YUV (beberapa input terhubung).

27 19 o Semua pengkonversi dari analog ke digital dengan 8 bit resolusi amplitudo. o AGC (Automatic Gain Control) untuk Y dan CVBS. o RGB atau YUV switch: Sisipan dari sumber external tanpa PIP Processing. c. Pembacaan Warna o IC PVP 9390A ini mampu membaca sinyal analog standard TV antara lain : PAL B/G, PAL M, PAL N, PAL 60, NTSC M, NTSC 4.4 dan SECAM. o Pengaturan Saturasi Warna. Saturasi warna bisa diatur sesuai dengan spesifikasi. o Kontrol Warna untuk NTSC. o Kontrol Chroma otomatis antara -24 db sampai dengan +6 db. o Single kristal untuk semua standard. o Filter komposisi untuk karakteristik IF. d. Pereduksian Gambar o Pereduksian gambar mulai dari ¼ sampai 1/81 dari ukuran original dan bisa diatur dalam steps untuk 2 line dan 4 pixel. o Resolusi naik sampai dengan 324 luminance dan 2x81 chrominance pixel per inset line. o Filter horisontal dan vertikal tergantung pada ukuran gambar. o Fasilitas Zoom In dan Zoom Out bisa diatur dalam tiga kali kecepatan. e. Fasilitas Display o Tersedia 7 bit per pixel dalam memory. o Ada fasilitas Picture Out Picture pada Display. o Display bisa dibagi menjadi 12 gambar dengan ukuran gambar 1/36 yaitu 11 gambar diam atau tidak bergerak dan 1 gambar yang bergerak. o Bisa juga menampilkan 6 gambar dengan ukuran gambar 1/9 yaitu 2 gambar diam dan 1 gambar yang bergerak.

28 20 o Display atau tampilan dalam screen VGA dan SVGA untuk frekuensi tinggi dibatasi sampai 40 KHz. o Line Doubling Mode untuk penerapan scan progresive. o Gambar PIP bisa pada 4 posisi setiap pojok layar. o Penentuan posisi pada step 4 pixels dan 2 line. o Penghapusan gambar dapat terprogram dengan 3 periode waktu. f. Pemrosesan Sinyal Output o IC PVP 9390A terdiri dari 7 bit pengkonversi sinyal digital menjadi sinyal analog. o Terdapat fasilitas untuk pengaturan Contrast dan Brightness. o Analog output : Y, + (B-Y), + (R-Y) atau Y, -(B-Y), -(B-Y), -(R-Y) atau RGB. o Tiga RGB Matrix : NTSC (Jepang), NTSC (USA) atau EBU. o 64 Background warna dan 4096 warna frame. o 3 Dimensi frame dengan variasi lebar dan tinggi. g. Tampilan Layar o Terdiri dari 64 karakter yang terprogram. Lima karakter yang ditampilkan pada tiap PIP atau 3 rows setiap 20 karakter. o 4 variasi karakter luminance atau warna frame. o Sistem komunikasi data menggunakan I 2 C Bus Kontrol (400 KHz) dengan clock stabilitas tinggi. o IC PVP 9390A menggunakan tegangan supplay 3.3 volt baik input maupun output dan tidak membutuhkan tegangan referensi.

29 Gambar 3.1 Blok Diagram IC PVP 21

30 Deskripsi Fungsi Seleksi Input Sinyal input analog CVBS dapat diaplikasikan ke input CVBS1 sampai dengan CVBS 3 di IC PVP 9390A. Masing - masing dari sumber ini dapat dipilih melalui bus I 2 C (CVBSEL). Sebagai tambahan, CVBS 4 dapat diaktifkan dengan INSEL. CVBS 1/CVBS 2 dan CVBS 2/CVBS 3 dapat dimanfaatkan sebagai pemisah sinyal input Y/C. Sumber YUV dapat dihubungkan ke CVBS 1, CVBS 2 dan CVBS 3 atau ke Y, U, V. Sumber YUV dapat diaktifkan dari YUVSEL atau INSEL. IC PVP 9390A dapat bekerja dalam aplikasinya dengan keduanya yaitu YUV dan sinyal CVBS tanpa switch eksternal. Seperti dijelaskan pada gambar berikut : Gambar 3.2 Clamping Timing Konversi Analog ke Digital Semua sinyal dipotong dan dikonversi dengan resolusi amplitudo 8 bit. CVBS dan sinyal Y dipotong menjadi sinkronisasi bawah, yang dapat dipilih dari CLMSTGY. U/V dan sinyal C selalu dipotong menjadi sinyal dengan level menengah. Pemotongan pulsa dapat digeser dengan posisi (CLMPIST) dan memanjang (CLMPID) untuk mengatur penerapan yang spesifik dan khusus. ADC menggunakan pulsa clock MHz, dalam hal ini tidak berhubungan dengan sinyal masukan CVBS. Untuk menghindari penyamaran oleh penggabungan sinyal CVBS dan sinyal Y/C seharusnya frekuensinya dibatasi sampai 10MHz. Dengan cara yang

31 23 sama, spektrum frekuensi sinyal U/V seharusnya tidak boleh melebihi 5 MHz. Filter analog anti penyamaran dapat diaktifkan untuk setiap channel. Filter digital menahan semua frekuensi diatas spektrum yang dapat dipakai Prinsip Kerja Sistem PIP Tuner 1 R/G/B Input AV - AV1& S- video - AV2 - AV3 & DVD TDA12020H UOC III CRT Unit CRT AV1/AV2/AV3 & S-Video CVBO Tuner 2 DVD PVP 9390A RGB Out Gambar 3.3(a). Blok Diagram Sistem PIP Pada dasarnya sistem komunikasi antara IC UOC III dan IC PVP 9390A bisa dijelaskan pada gambar diagram blok di atas. Secara umum tuner yang ada pada sistem, baik itu tuner 1 maupun tuner 2 adalah penerima tuner RF dari pemancar secara pararel atau secara bersamaan. Untuk tuner 1 setelah menerima sinyal RF maka diteruskan ke IC UOCIII melalui pin IF out, sedangkan sinyal RF yang diterima oleh tuner 2 langsung diteruskan ke IC PVP pin CVBS1. Pada tuner 2 ini, sinyal yang dikeluarkan sudah berupa sinyal CVBS (Composit Video Burst Signal ) melalui pin video out dari tuner 2. Untuk inputan AV1, AV2 S-Video dan

32 24 AV3 ICPVP mendapat transfer dari IC UOC III, dengan konfigurasi sebagai berikut : Input AV 1 dihubungkan ke pin CVBS2/Y2 Input AV2 dihubungkan ke pin CVBS4/Y4 Input AV3 dihubungkan ke pin CVBS/Y Input S-Video dihubungkan ke pin CVBS3/Y3 Untuk DVD secara khusus langsung dihubungkan ke IC PVP 9390A, hal ini dimaksudkan karena pada IC UOC III tidak terdapat fasilitas DVD Output yang akan ditransferkan ke IC PVP 9390A. Sinyal DVD yang langsung disampaikan ke IC PVP 9390A ini diterima oleh pin Y in, U in, dan V in dari IC PVP 9390A itu sendiri. Setelah semua data inputan video baik AV1, AV2, S-Video dan DVD dikoneksikan ke IC PVP 9390A, maka data akan diolah oleh IC ini dan hasil dari semua pengolahan IC PVP 9390A disampaikan kembali ke IC UOC III sebagai pengelola atau IC Processor utama untuk di tampilkan bersama-sama dengan gambar yang dimiliki oleh IC PVP 9390A ini. Data atau sinyal yang dikirimkan dari IC PVP ini melalui pin RGB. Pada prinsipnya PIP dapat bekerja dengan baik apabila ada komunikasi antara dua IC Prosessor UOC III dan IC PVP 9390A.

33 Gambar 3.3(b). Blok Diagram Skematik Sistem PIP 25

34 Horizontal Sinkronisasi H Syn Vcc 3V R1 Rx Out R2 Ry Gambar 3.4 Rangkaan Horizontal Sinkronisasi Kegunaan dari sinyal sinkronisasi ini adalah untuk mensinkronisasikan sinyal horizontal antara IC UOC III sebagai IC utama dengan IC PVP. Apabila sinyal ini tidak terpasang maka sub gambar yang dikirimkan oleh IC PVP akan menjadi rolling dengan arah horizontal. Pada dasarnya IC PVP ini mempunyai 2 input tegangan yaitu 3.3 Vp-p dan 1.8 Vp-p, pada gerbang pin horizontal sinkronisasi ini tegangan yang dibutuhkan adalah 3.3 Vp-p sedangkan keluaran dari IC UOC III adalah 0.5 V. Untuk memenuhi standar tegangan dari IC PVP ini maka diambilkan tegangan 3.3V. Sedangkan untuk menjaga kesetabilan tegangan yang masuk ke pin horizontal sinkronisasi ini maka dibuatlah rangkaian buffer seperti gambar 3.4. Dalam rangkaian ini tegangan Vcc mengalir melalui Emitor pada transistor (PNP), emitor transistor ini akan dapat mengalirkan tegangan apabila input tegangan dari basis lebih kecil dari pada tegangan emitor. Input tegangan yang masuk pada basis transistor adalah 0.15V sedangkan keluaran tegangan horizontal sinkronisasi dari IC UOC III adalah 0.5 V karena adanya perbedaan tegangan tersebut, maka dibutuhkan pembagi tegangan dengan persamaan sebagai berikut: V o = R 2 * V in R 1 + R 2

35 27 V in = 0.5 V Vo = 0.15 V R 2 R 1 = 1MΩ =.? 0.15 = 1 * 0.5 (R 1 + 1) 0.5 = ( R 1 = 1 ) = (R 1 + 1) = * R = R 1 = = 0.35 R1 = 0.35 : 0.15 = 3 R1 = 3 MΩ Vertical Sinkronisasi Dari V. defleksi R1 3v3 Out R2 Gambar 3.5. Rangkaian Vertical Sinkronisasi Prinsip kerja dan kegunaan dari Vertical sinkronisasi ini tidak jauh berbeda dengan Horizontal sinkronisasi. Pada rangkaian vertical sinkronisasi terdapat penambahan dioda dan capasitor. Dioda disini digunakan sebagai improvement saat pengetesan spark test, Dioda pada rangkaian ini berfungsi sebagai penyearah arus agar tidak terjadi spark saat dilakukan pengetesan.

36 SEL ( Selector ) Pada saat pertama kali sistem PIP difungsikan SEL akan bekerja memberikan informasi kepada ICUOC III bahwa ada sinyal PIP yang harus di insert kedalam IC UOC III. Keluaran pin SEL ini dihubungkan ke pin FBL 3 (Fast Blinking) pada IC UOC III Pin RGB Setelah RF, AV1, AV2, AV3, S-Video dan DVD di insert kedalam ICPVP dan diolah, maka semua gambar tersebut akan dihantarkan oleh pin RGB untuk disampaikan kepada IC UOC III jadi fungsi dari RGB disini sebagai pembawa gambar dari PIP untuk ditampilkan bersama-sama dengan gambar utama melalui keluaran pin RGB pada IC UOCIII yang selanjutnya diteruskan ke CRT unit. 3.3 Simulasi Fasilitas PIP Simulasi yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan televisi sanyo yang menggunakan Prosessor IC UOC III. Cara kerjanya yaitu dengan menyuntikan IC PVP 9390A ke IC UOC III, sedangkan untuk mengontrol fasilitas PIP dijalankan dengan PC (Personal Computer). Untuk perencanaan hardware ada beberapa rangkaian yang harus direncanakan dan dibuat agar simulasi fasilitas PIP ini dapat bekerja sebagaimana mestinya diantaranya rangkaian horizontal sinkronisasi dan vertical sinkronisasi.

37 Langkah-langkah pengujian a) Rangkailah terlebih dahulu rangkaian didalam gambar 3.6 dibawah ini Driver PC V in1 V out1 IC501 V out1 V out2 3v3 5V V in2 V out2 3v3 41 VS 40 HS S D A IC PVP9390A S C L VDD33 R G 3v3_p B SEL IC UOCIII R HS G B FBL Gambar 3.6. Rangkaian Simulasi fasilitas PIP b) Untuk rangkaian Horizontal sinkronisasi (HS) pin out dihubungkan pada ICUOC III (pin HS ) sedangkan pin in dihubungkan pada IC PVP9390A (pin HS) c) Rangkaian vertical sinkronisasi (VS) dari pin VS pada IC PVP9390A dihubungkan ke IC501 (IC Defleksi) d) Pin SEL (Selector) dihubungkan ke pin FBL (Fast Blinking) pada IC UOC III e) Pin CVBS1 dihubungkan ke video monitor out pada televisi, video monitor out ini sebagai pengganti tuner 2 f) Pin RGB dihubungkan ke Pin RGB out pada IC UOC III g) Pin VDD33 dihubungkan ke inputan 3V yang terdapat pada rangkaian televisi h) Pin SDC dan SCL dihubungkan ke PC (Personal Computer)

38 30 i) Instal software PIP controller untuk IC PVP9390A. Nyalakan televisi dan buka program contoler PIP j) Setelah program controller PIP terbuka, Klik pada icon display yang tertera di PC kemudian klik icon ON untuk menyalakan fasilitas PIP pada televisi k) Setelah icon ON diklik amati televisi apakah gambar PIP telah keluar bersama dengan gambar utama. Lihat Gambar 3.7 Gambar 3.7 Tampilan PIP l) Apabila fasilitas PIP belum tampil pada layar televisi, priksalah kabel SEL yang terhubung dengan FBL menggunakan oscilloscope, bentuk sinyal harus seperti pada gambar 3.6 m) Apabila sinyal SEL bagus akan tetapi fasilitas PIP belum muncul, lanjutkan pemeriksaan pada pin Horizontal sinkronisasi dan Vertical sinkronisasi.

39 31 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Analisa Pengambilan data sangat dibutuhkan untuk memastikan rangkaian bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dari kedua IC Prosessor tersebut, baik IC UOC III maupun IC PVP9390A. Untuk keperluan pengambilan data ini yang diukur adalah televisi FB1E chassis Pengukuran sinyal Horizontal Sinkronisasi Horizontal sinkronisasi atau yang sering disingkat HS merupakan sarana komunukasi agar dapat membuat sinkron antara dua IC Prosessor. Dibagian ini harus benar-benar diperhatikan mengingat akibat kerusakan bagian ini akan mengakibatkan sistem PIP tidak bekerja dengan baik. Dalam pengukuran horizontal sinkronisasi ini peralatan yang diperlukan adalah current probe dan oscilloscope. Data dan hasil pengukuran dapat ditunjukan dalam gambar berikut ini. Gambar 4.1 Bentuk sinyal Horizontal Syn. (Kondisi PIP ON)

40 32 Gambar 4.2 Bentuk Sinyal Horizontal Syn. (Kondisi PIP OFF) Pada gambar 4.1 terlihat bentuk sinyal horizontal sinkronisasi pada saat fasilitas PIP diaktifkan. Sedangkan pada gambar 4.2 adalah bentuk sinyal horizontal sinkronisasi pada saat sistem PIP di non aktifkan. Dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa sinyal horizontal sinkronisasi tidak ada perubahan pada saat aktifkan ataupun di non aktifkan, begitu pula dengan nilai tegangan dan frequency tidak mengalami perubahan. Pada saat sistem PIP diaktifkan nilai VCC adalah 3.4 Vp-p dan pada saat di nonaktifkan nilai tidak berubah, hal ini juga terjadi pada nilai frequensinya, pada saat PIP diaktifkan nilai frequensinya dalah 15.63Khz sedangkan pada saat di nonaktifkan nilai tetap tidak ada perubahan Pengukuran Sinyal Vertical Sinkronisasi Untuk vertical sinkronisasi, pengukuran dan alat yang digunakan tidak jauh berbeda dengan pengukuran Horizontal Sinkronisasi. Data dan hasil pengukuran dapat dilihat dalam gambar berikut :

41 33 Gambar 4.3 Bentuk sinyal Vertikal Syn. (Kondisi PIP ON) Gambar 4.4 Bentuk sinyal Vertical Syn. (Kondisi PIP OFF) Hasil pengukuran dari vertical sinkronisasi ini juga tidak berbeda dengan pengukuran sinyal Horizontal sinkronisasi. Bentuk sinyal, nilai tegangan dan frequency tidak berubah pada saat sistem PIP diaktifkan ataupun dinonaktifkan.

42 Pengukuran Sinyal SEL (Selector) Gambar 4.5 Bentuk sinyal SEL (Sistem PIP ON) Gambar 4.6 Bentuk Sinyal SEL (Sistem PIP OFF) Pada gambar diatas terlihat hasil pengukuran sinyal SEL. Pada saat sistem PIP diaktifkan (Gambar 4.5) terlihat sinyal SEL sedangkan pada gambar 4.6 adalah bentuk sinyal SEL pada saat sistem PIP dinonaktifkan. Disitu terlihat ada perbedaan bentuk sinyal, tegangan dan frequency. Dari hasil pengukuran SEL ini dapat disimpulkan bahwa apabila PIP dinonaktifkan maka terputuslah komunikasi antara IC UOC III dengan IC PVP.

43 Pengukuran Sinyal Error Dalam pengujian alat, khususnya pada waktu pengukuran sinyal sering kali ditemukan ketidaksesuaian dalam bentuk sinyal itu sendiri, sehingga mengakibatkan gambar PIP menjadi tidak sesuai dengan gambar yang diharapkan. Salah satu bentuk sinyal horisontal yang menunjukkan sinyal yang cacat adalah seperti gambar 4.7 dibawah ini. Gambar 4.7 Bentuk Sinyal Horizontal Syn. NG (Kondisi PIP Rolling). Pada gambar diatas menunjukkan sinyal Horizontal yang tidak bagus, dalam hal ini maka akan mengakibatkan perubahan pada gambar PIP, karena kondisi sinyal Horizontal yang dihasilkan oleh IC PIP tidak sinkron terhadap sinyal horizontal yang dihasilkan dari sinyal horizontal IC UOC III. Dengan bentuk sinyal Horizontal diatas maka akan mengakibatkan gambar PIP menjadi tidak sesuai, ketidak sesuaian gambar PIP bisa dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini. Gambar PIP yang terlalu masuk kedalam sehingga tidak terlihat gambar PIP secara keseluruhan.

44 36 Gambar 4.8 Gambar PIP yang tidak sesuai Pengukuran Temperature IC PVP 9390A Untuk mengetahui bahwa IC PIP yang digunakan adalah IC yang aman pada saat dioprasikan, perlu diukur juga temperaturnya. Pengukuran dilakukan selama 6 hari. Data pengukuran temperature ditunjukan pada table 4.1 dibawah ini Tabel 4.1 Temperature IC PVP 9390A Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa temperature terendah pada saat pengetesan hari pertama dan mengalami peningkatan pada hari ke 2, ke 4 dan ke 5, akan tetapi pada hari ke 6 dan ke 7 teperatur cenderung stabil. Di pabrik TV SANYO, telah menetapkan standar temperature dengan konversi 40 C (pers.1) dimana penghitungannya dengan rumus: Final temperatur = TIC + ( 40-TA ) C...( pers.1 ) Keterangan : TIC : Temperatur IC ( PVP9390A ) terukur TA : Temperatur ruangan terukur

45 37 Prosedur pengukuran temperature adalah menggunakan temperaturemeter yang telah dikalibrasi ( ur Recorder 1000 ) yang dihubungkan ke ICPVP9390A oleh termoccople wire, dan TV dalam keadaan ON dengan kondisi normal ( Back covered ). Karena spesifikasi PT. SANYO Electronics Indonesia adalah final temperatur 90 C, maka dapat diketahui bahwa temperature IC PVP 9390A diatas dapat digunakan sebagai IC Prosessor PIP pada rangkaian TV SANYO. Dengan demikian prosese desain fasilitas TV PIP tersebut dapat dilanjutkan. 4.2 Data Gambar Chassis dan TV dengan fasilitas PIP. Gambar 4.9 Gambar Modul PIP Gambar 4.10 Kombinasi IC UOC III dan IC PVP

46 38 Gambar 4.11 Kombinasi IC UOC III dan IC PVP 9390A dalam satu chassis. Gambar 4.12 Bentuk Tampilan PIP (Scan)

47 39 Gambar 4.13 Bentuk tampilan PIP (Posisi Bawah) Gambar 4.14 Tampilan PIP (Posisi atas)

48 40 Gambar 4.15 Gambar Pengujan Sinyal PIP Gambar 4.16 Gambar PIP Mode Scan Channel

49 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasi analisa dan simulasi televisi berfasilitas Picture In Picture (PIP) menggunakan IC PVP 9390A Micronas ini dapat disimpulkan bahwa : IC PVP 9390A dapat dikombinasikan dengan IC UOC III Philips untuk menampilkan fasilitas televisi PIP. Penggunaan IC PVP sebagai penunjang utama fasilitas televisi PIP memiliki beberapa kelebihan preduksian gambar mulai dari ¼ sampai 1/8 dari ukuran normal dan bisa diatur dalam steps untuk 2 line dan 4 pixel. Dengan penggunaan IC PVP 9390A sebagai fasilitas PIP pada televisi SANYO kiranya dapat dijadikan sales poin agar televisi SANYO dapat menguasai pangsa pasar baik didalam negeri maupun diluar negeri. 5.2 Saran Dari kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran sebagai barikut: Untuk televisi SANYO penulis memberikan saran agar kiranya IC PVP 9390A dapat terus digunakan karena memiliki berbagai keuntungan baik dari segi teknis maupun ekonomis. Bagi yang tertarik untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu rekayasa Elektronika khususnya televisi berfasilitas PIP, penulis sarankan agar Tugas Akhir ini menjadi salah satu rujukan sehingga dapat yang lebih efektif dan lebih berkualitas.

50 42 DAFTAR PUSTAKA 1. Malvino, Ph. D, Albert Paul, Prinsip Prinsip Elektronika 1, Edisi kedua, Penerbit Erlangga Jakarta, Pantur Silaban, Ph.D, Arvin Grabel, Dasar-dasar Elektroteknik 1, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga Jakarta, Power supply team, Switch ModePower Supplies, Reference Manual and Design Guide, Rev. 2, ON Semiconductor, Apr Switched Mode Power Supplies team, Power Semiconductor Applications, Philips Semiconductor. 5. Semiconductor team, Power Semiconductor Applications, Philips Semiconductor,

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13 LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK Oleh : 3 ISA MAHFUDI NAMA ISA MAHFUDI : ISA MAHFUDI NIM. 1141160018 NIM (NIM. 1141160018) : 1141160018 KELAS / Abs : JTD-2A / 13 KELOMPOK : 6 Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan display dewasa ini sangat pesat sekali. Dimulai dari perkembangan CRT Display yang diproduks i untuk keperluan rumah tangga seperti Televisi sampai LCD

Lebih terperinci

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD Jenis-jenis monitor Monitor Catoda Ray Tube (CRT) Monitor ini merupakan monitor yang mempunyai tabung yang memproduksi elektron untuk menembak layar, sehingga tercipta gambar di layar seperti cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

M. Ihsan Z

M. Ihsan Z I. Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengidentifikasi blok-blok dan tata letak diagram dari syncron dan vertical amplifier 2. Mengidentifikasi komponen yang ada pada

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1 VIDEO By Nurul Adhayanti 1 VIDEO teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG

DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG DESAIN DAN UJI COBA SINK SEPARATOR SEBAGAI PENGKONDISI SINYAL UNTUK SISTEM PENDETEKSI KEJERNIHAN VIDEO PADA TELEVISI ANALOG Herti Miawarni 1*, Dwi Edi Setyawan 2, Eko Setijadi 2 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 1 Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 Toni Suhartanto *, Darjat **, Ajub Ajulian Z. ** Abstrak Televisi berwarna merupakan sebuah peralatan elektronik yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya 2012 Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya Telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel dari duiu sampai sekarang telah mengalami perubahan baik teknologinya yang dulu hanya dapat untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES Wincoko, ST Latar Belakang Kemajuan teknologi memungkinkan manusia bertambah maju, khususnya dibidang komputer. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR TELEVISI

BAB II TEORI DASAR TELEVISI BAB II TEORI DASAR TELEVISI 2.1 Sistem Televisi Pada dasarnya sebuah gambar pada layar pesawat televisi adalah suatu susunan dari banyaknya daerah-daerah kecil. Setiap daerah kecil dari gambar tersebut

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF 3.1. Pendahuluan Fungsi SAW Filter sendiri dalam unit IF pada televisi adalah untuk memberikan bentuk respon sinyal IF yang dihasilkan dari tuner

Lebih terperinci

BAB VI TELEVISI. Gambar 6.1 Pengiriman Gambar secara Berurutan. Gambar 6.2 Penguraian Gambar dengan Jumlah Titik yang Berbeda

BAB VI TELEVISI. Gambar 6.1 Pengiriman Gambar secara Berurutan. Gambar 6.2 Penguraian Gambar dengan Jumlah Titik yang Berbeda 706 6.1 Prinsip Pengiriman Gambar BAB VI TELEVISI 6.1.1 Penguraian Gambar dan Penyusunan Gambar Dengan mata, kita dapat melihat sebuah gambar dalam sekali pandang. Dalam pesawat televisi, sebagai media

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN Pada bab ini kami akan memberikan beberapa penjelasan mengenai struktur diagram ponsel beserta fungsi dan gejala kerusakan dari setiap komponen

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor FT UNP PADANG Jurusan : PT. Elektronika Lembaran : Job Sheet Mata Kuliah : Teknologi Display&TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

Jenis Jenis Kerusakan Monitor Jenis Jenis Kerusakan Monitor Setelah kita memahami jenis-jenis monitor sekarang kita identifikasi jenis kerusakan yang sering terjadi pada monitor jenis CRT. Berdasarkan pengalaman penulis ada banyak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan spesifikasi perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

Display Analog. Max resolution(x-px Y-px Z-Hz) 1 RCA, BNC,TV Aerial Plug, Mini-VGA,DIN 5- pin [2] Composite video.

Display Analog. Max resolution(x-px Y-px Z-Hz) 1 RCA, BNC,TV Aerial Plug, Mini-VGA,DIN 5- pin [2] Composite video. Compo Display Analog Signal standard name Composite video SCART S-Video(a.k.a. separate video, split video, supervideo, and Y/C) Connector Max resolution(x-px Y-px (i) @ Z-Hz) 1 RCA, BNC,TV Aerial Plug,

Lebih terperinci

Image Formation & Display

Image Formation & Display Image Formation & Display Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban (0403100596) SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA BOGOR 2007 1 Pendahuluan Image adalah suatu uraian bagaimana suatu parameter yang bervariasi dari suatu

Lebih terperinci

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL Struktur Dasar Diagram Ponsel Struktur ini akan terbagi dalam beberapa blok atau bagian, walaupun blok ini terbagi menjadi berapa bagian akan tetapi mereka adalah satu

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA Jl. Prof. Hamka, Telp. (0751) 444614, Fax: (0751) 7055644 Padang, 25131 Email : elektronika@ft.unp.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat, mengakibatkan berbagai industri elektronika mengeluarkan produk-produk dengan berbagai keunggulan yang disuguhkan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI 1.1. Spesifikasi Sistem 1.1.1. ECG1 Memiliki 3 Channel lead Monitor Output untuk display output di oscilloscope Menggunakan baterai 9V sebagai power Pengaturan gain dalam

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT 1.1. TUJUAN Memahami cara kerja Unit Penghubung Pelanggan (Subscriber Matching Unit). Memahami urutan kejadian yang dilakukan Unit Penghubung Pelanggan dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2 LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 0 / 64 / E JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 008 FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. TeElektronika

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014. 22 III. METODE PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas ng. Penelitian di mulai pada bulan Oktober 202 dan berakhir

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 MUHAMMAD ERPANDI DALIMUNTHE Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR ARAH ANTENA BERDASARKAN LEVEL SINYAL CAHAYA

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR ARAH ANTENA BERDASARKAN LEVEL SINYAL CAHAYA RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR ARAH ANTENA BERDASARKAN LEVEL SINYAL CAHAYA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 oleh : FANI MELISA SEMBIRING MERRY

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA Jl. Prof. Hamka, Telp. (0751) 444614, Fax: (0751) 7055644 Padang, 25131 Email : elektronika@ft.unp.ac.id

Lebih terperinci

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing

Lebih terperinci

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit 1 dari 5 FT Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Televisi Kode : 01/PTE-ELA166/2008 Judul : Blok Diagram TV 1. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau 7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci