ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB."

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR OLEH LASWATI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN LASWATI. Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL Industri kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia, oleh karena perannya dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, namun industri kecil mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu untuk ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan mengingat daerah pedesaan sebagai basis industri kecil. Fenomena di Desa Sirnagalih, tumbuhnya industri kecil sandal mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Desa Sirnagalih merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari. Perkembangan industri kecil sandal ini sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei 2008 lalu diduga mengalami penurunan keuntungan. Hal tersebut terkait dengan peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya transportasi dan penurunan daya beli konsumen sandal industri kecil yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Penurunan keuntungan industri kecil sandal bila sampai pada kondisi tidak menguntungkan akan berimplikasi terhadap daya serap tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirna setelah kenaikan harga BBM dan faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan. Tujuan kedua penelitian adalah melihat besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal dan merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sebagai bahan pertimbangan pemerintah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat keuntungan pada industri kecil sandal menggunakan analisis rasio R/C. Rasio R/C pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih rata-ratanya sebesar 1,053 yang berarti industri kecil ini masih menguntungkan untuk diusahakan karena rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Desa Sirnagalih sebesar 1,053 rupiah. Faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha secara nyata pada taraf uji 5% adalah volume penjualan dengan koefisien 0,062, upah pekerja per kodi dengan koefisien -9,687 dan pengeluaran bahan baku dengan koefisien -3,153. Pendidikan pengusaha dalam tahun berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan koefisien 31461,379. Besar penyerapan tenaga kerja pada Industri kecil sandal di desa Sirnagalih Sebesar 10,13 % dari seluruh jumlah penduduk produktif di desa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara nyata adalah pesanan dengan koefisien sebesar masing-masing 0,209 pada taraf uji 5%. Strategi sederhana yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah atau aparat desa dalam mengembangkan industri kecil terkait sandal di Desa Sirnagalih

3 dengan melihat hasil dari regresi keuntungan dan analisis SWOT adalah strategi pengembangan sumber daya manusia yang lebih mengarah pada peningkatan wawasan usaha para pengusaha kecil; mengadakan promosi dagang bagi industri kecil sandal; memberikan kebijakan harga minyak tanah murah terhadap industri kecil sandal atau dengan memberikan pelatihan kepada pekerja dalam penggunaan kompor gas dalam pemanasan sandal; dan memberikan konsultasi perbankan.

4 ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR Oleh LASWATI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DAPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Laswati Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D NIP Mengetahui Ketua Departemen Ilmu ekonomi Rina Oktaviani, Ph.D NIP

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN Bogor, Februari 2009 Laswati H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Laswati lahir pada tanggal 24 januari 1985 di Padang, Sumatera Barat. Penulis anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Faber Siahaan dan Sondang Pasaribu. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis dimulai dengan menamatkan sekolah dasar pada SD Cikampek Selatan V, Kabupaten Karawang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia di beberapa kepanitian baik di kampus maupun di luar kampus, penulis juga aktif di organisasi KPA (Komisi Pelayanan Anak) UKM PMK, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor dan sempat menjadi guru privat untuk beberapa bulan.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas segala berkat dan pertolongan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab Bogor. Industri kecil merupakan topik yang sangat menarik karena daya tahannya manghadapi krisis 1998 lalu selain karena keunggulannya dalam penyerapan tenaga kerja. Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. Penulis sadar dan minta maaf atas segala kekurangan penulis dalam bimbingan beliau. 2. Alla Asmara, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Jaenal Effendi, MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. 4. Widyastutik, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik penulis dan memberi semangat kepada penulis selama berkuliah. 5. Keluarga besar F. siahaan, yaitu Bapa, Mama, Bang Albert, Bang Doni, Kak Nora, Dek Arnot untuk kesempatan penulis berkuliah juga kesabaran dan dorongan semangat yang berarti dalam mennyelelesaikan kuliah dengan segala kekurangan penulis.

9 6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Asi, Primdut, Terong, Dwince, Nina, Sun, Riris, Nova, Itut, hurum, Esi, Ayu, Nita, Tata, Iren, Lauce, Yanti dan Reta yang telah memberi warna dalam proses kedewasaan. 7. Kepada semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna dan segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Februari 2009 Laswati H

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Balakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian dan Penggolongan Industri kecil Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Permasalahan Industri Kecil Konsep Keuntungan dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapannya Analisis SWOT Analisis Peluang dan Ancaman Analisis Kekuatan dan Kelemahan Penelitian Terdahulu Keuntungan Usaha Penyerapan Tenaga Kerja Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya... 24

11 2.8. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Metode Analisis Analisis Tingkat Keuntungan R/C Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Koefisien Determinasi (R 2 ) Parameter untuk Masing Masing Parameter Regresi Heteroskedastisitas Multikolinearitas Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Analisis SWOT Definisi operasional IV. GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Lokasi Letak dan Geografis Keadaan Penduduk Sarana dan Prasarana Gambaran Umum Industri Kecil Sandal di Desa Sirna Galih Sejarah Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih Tahapan Produksi dan Organisasi Kerja Pemasaran Produk Karakteristik Responden Pengrajin V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Keuntungan Rasio R/C... 63

12 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan An alisis Penyerapan Tenaga Kerja Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja An alisis Pendapatan Pekerja An alisis SWOT Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Alternatif Pengembangan Usaha Industri Kecil Sandal Berdasarkan Analisis SWOT Str ategi Pengembangan Industri Kecil yang Disarankan VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kes impulan Sar an DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 95

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun di Indonesia (Orang) Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun di Indonesia Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun di Indonesia (Unit) Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT Data Penggunaan Lahan Penduduk Desa Sirnagalih Menurut Usia dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Sirnagalih, Tahun Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Desa Sirnagalih, Tahun Karakteristik Umum Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun Kelompok Umur Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun Tingkat Pendidikan Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun Jumlah Tanggungan keluarga Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun Jumlah Karyawan pada Bengkel Sandal Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun Pengalaman usaha Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun

14 5.1. Rata-rata B/C Industri Kecil Sandal Desa Sirnagalih Selama Seminggu Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keuntungan Industri Kecil Sandal Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pangrajin Sandal Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi penyerapan tenaga kerja Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian Faktor- Faktor yang Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Sandal Kekuatan dan Kelemahan Industri Kecil Sandal Peluang dan Ancaman Industri Kecil Sandal... 86

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Fungsi permintaan tenaga kerja Kerangka Pemikiran Matriks SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) Matriks Strategi Pengembangan SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) Struktur Produksi I Struktur Produksi II Matrik Strategi Pengembangan Industri Kecil Sandal Berdasarkan SWOT.. 80

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Sandal Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Laporan Keuangan Pengusaha Sampel Daftar Harga Input Sandal Pengusaha Sampel

17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kulitas hidup masyarakat secara merata. Perkembangan industri kecil mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja juga pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Ciri perekonomian negara berkembang adalah adanya pergeseran struktur dari sektor pertanian ke sektor industri. Industri kecil menempati posisi strategis dalam kebijaksanaan pembangunan nasional karena industri kecil mempunyai karakteristik yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan modal. Hal ini menempatkan industri kecil sebagai salah satu strategi perluasan kesempatan kerja. Ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap kelebihan tenaga kerja menyebabkan banyak tenaga kerja mencari alternatif lain, yaitu bekerja di sektor informal salah satunya adalah sektor industri kecil. Sektor informal menjadi salah satu alternatif lapangan kerja karena karakteristik yang dimilikinya, yaitu aktivitas yang tidak hanya didasarkan pada kesempatan berinvestasi tetapi lebih didasarkan pada dorongan untuk menciptakan kesempatan bagi diri sendiri. Kehadiran industri kecil dalam jumlah besar yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja menjadi faktor yang menyebabkan aktivitas perekonomian tinggi. Meskipun secara langsung belum memberikan nilai berarti dalam perkembangan daerah,

18 Namun dengan tenaga kerja yang diserap telah memberikan andil dalam kemajuan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja industri kecil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 terus mengalami peningkatan (Tabel 1.1). Penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di Indonesia pada tahun 2005 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 83,2 juta jiwa dengan unit usaha sebanyak 47,1 juta unit (Tabel 1.2.) Tabel 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun di Indonesia (Orang) Tahun Kecil Menengah Besar Jumlah Sumber : Departemen Koperasi, 2008 Tabel 1.2. Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun di Indonesia Uraian Tahun 2005 Tahun 2006 Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga kerja Unit Persen Orang Persen Unit Persen Orang Persen 1.UKM , , , ,18 2.Usaha , , , ,82 Besar Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2007 Keterangan : dalam kurung ( ) menyatakan persentase (%) Perkembangan industri kecil selalu menunjukan peningkatan dalam perekonomian indonesia, bahkan pada saat krisis ekonomi tahun 1998 dimana terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah unit usaha industri kecil setiap tahunnya.

19 Tabel 1.3 Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun di Indonesia (Unit) Tahun Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Skala besar Sumber : Departemen Koperasi,Jakarta 2008 Perkembangan industri kecil dalam jumlah, disebabkan oleh : (1) sebagian populasi industri kecil berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang semakin berkurang maka industri kecil merupakan solusi, (2) beberapa jenis kegiatan industri kecil banyak menggunakan bahan baku dari sumber lingkungan terdekat, tingkat upah yang rendah serta tingkat pendapatan yang rendah telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan, (3) harga jual yang relatif rendah serta tingkat pendapatan yang rendah sesungguhnya merupakan kondisi tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil untuk tetap bertahan (4) tetap adanya permintaan terhadap beberapa komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal merupakan salah satu pendukung yang sangat kuat (Tambunan, 2001). Perkembangan industri kecil yang mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi merupakan satu tujuan yang harus dicapai oleh kinerja suatu industri kecil. Mengingat hal tersebut, maka perhatian untuk menumbuhkembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan karena daerah pedesaan

20 adalah basis industri kecil. Salah satu jenis industri kecil yang dapat dikembangkan adalah industri kecil sandal atau alas kaki. Industri kecil sandal di Desa Sirnagalih merupakan salah satu fenomena yang memperlihatkan kemajuan industri kecil di daerah pedesaan. Desa Sirnagalih yang merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor mampu memberikan peluang usaha bagi masyarakat desa dalam membuka usaha sehingga mampu memberikan peningkatan kesempatan kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam mendorong ekonomi lokal. Secara umum aktivitas pengrajin sandal dilaksanakan pada skala kecil dan merupakan wadah kegiatan ekonomi yang digeluti banyak orang sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Jumlah pengrajin di industri kecil sandal Desa Sirnagalih pada kondisi normal (bukan saat ramai pesanan) sebanyak 105 pengrajin dengan daya serap pekerja berkisar antara 7 sampai dengan 19 orang. Menurut buku profil Desa Sirnagalih tahun 2007 sekitar jiwa masyarakat di desa ini bermata pencarian sebagai pemilik dan pekerja bengkel alas kaki. Jumlah orang yang bekerja sebanyak jiwa merupakan jumlah penduduk yang mampu diserap industri kecil dikala musim ramai pesanan (survei yang dilakukan aparat desa pada saat ramai pesanan). Namun pada saat sepi pesanan, menurut data di Kecamatan Tamansari tercatat yang bekerja sebagai pemilik dan pekerja di industri kecil sandal hanya sebesar 832 jiwa yang bekerja sebagai pemilik maupun pekerja, atau kurang dari 10% dari seluruh penduduk di Desa Sirnagalih. Uraian di atas memperlihatkan bahwa industri kecil sandal mampu menjadi tumpuan ekonomi

21 lokal masyarakat desa Sirnagalih pada saat ramai pesanan karena mampu meyerap tenaga kerja sebesar 48% masyarakat desa. Namun bila sedang sepi pesanan posisi industri kecil kurang mendukung ekonomi masyarakat desa karena banyak masyarakat Desa Sirnagalih yang mencari pekerjaan di luar daerah Desa Sirnagalih. Kemampuan industri kecil sandal dalam menyerap tenaga kerja sebesar jiwa merupakan potensi dari industri kecil sandal di Desa Sirnagalih, yang mengindikasikan industri kecil sandal dapat lebih dioptimalkan lagi dalam produksi dan pemasaran Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan perkembangan suatu industri kecil dapat memajukan perekonomian suatu daerah melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Perkembangan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih ditunjang melalui kinerja usahanya. Kinerja usaha memperhitungkan aspek pengeluaran dan penerimaan dalam rangka menciptakan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh akan menjadi imbalan bagi setiap faktor produksi yang digunakan dalam industri kecil sandal tersebut. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh ditentukan oleh nilai jual hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan. Artinya, keuntungan optimal hanya bisa dicapai apabila pengusaha mampu meningkatkan produktivitas produksinya atau menekan biaya produksi seminimal mungkin.

22 Bila melihat daya tahan industri kecil di Indonesia pada umumnya seperti dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998, kita dapat berasumsi bahwa industri kecil merupakan suatu usaha yang memiliki daya juang yang tinggi. Namun sebenarnya industri kecil semakin terdesak dalam kinerja dengan semua perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut diduga menurunkan keuntungan dari industri kecil. Sebagai contoh perubahan dalam bentuk kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Mei 2008, kenaikkan harga BBM diduga berpengaruh terhadap kinerja industri kecil. Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu mengakibatkan peningkatan harga bahan baku indutri kecil sandal. Peningkatan harga bahan baku industri kecil sandal di toko-toko bahan baku sandal sekitar kecamatan Tamansari atau kawasan Bogor, untuk bahan baku utama seperti kulit imitasi maupun sol menurut para pengrajin meningkat sekitar 30%-50%. Peningkatan harga lem menurut para pelaku industi kecil sandal justru meningkat sekitar 50%-100%. Peningkatan harga bahan baku pada akhirnya dapat berimplikasi terhadap peningkatan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi tersebut diduga menurunkan tingkat keuntungan industri kecil sandal karena peningkatan biaya produksi tidak seimbang dengan peningkatan harga produk sandal. Hal ini diduga karena konsumen dari industri kecil sandal berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah yang mendapat dampak yang lebih besar karena peningkatan harga-harga umum/inflasi. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan inflasi secara langsung menurunkan daya beli dari masyarakat konsumen sandal, karena sandal bukan merupakan kebutuhan primer sehingga pemenuhan kebutuhannya

23 tidaklah mendesak. Selain hal tersebut, pelaku industri kecil sandal mayoritas merupakan pengrajin yang menerima pesanan dari para grosir/ agen sehingga pengrajin tidak memiliki daya tawar untuk menaikkan harga sandal lebih tinggi dari permintaan agen/grosir. Hal tersebut diduga menjadi alasan pelaku industri kecil sandal sulit menaikkan harga produknya. Kenaikan harga BBM yang bersamaan dengan kebijakan pemerintah dalam mengkonversi minyak tanah juga menjadi kendala pelaku industri kecil sandal dalam pencapaian kerja yang maksimal. Kesulitan mendapatkan BBM jenis minyak tanah akibat kebijakan konversi minyak tanah tesebut menjadi masalah bagi pelaku industri sandal dalam berproduksi. Minyak tanah yang merupakan komponen penting pembuatan sandal dalam proses pemanasan lem agar lebih mudah kering manjadi langka dan sangat mahal. Harga mintak tanah sebelum kebijakan konversi minyak tanah berkisar antara Rp sampai Rp Namun setelah kebijakan berlaku dan penarikan minyak tanah dari pasaran harga minyak tanah berkisar antara Rp.7000 bahkan mencapai harga Rp Berbagai alasan di atas diduga berdampak pada penurunan tingkat keuntungan dari para pelaku industri kecil sandal. Ironisnya industri kecil sandal atau alas kaki merupakan industri padat karya. Dampak penurunan keuntungan industri kecil secara tidak langsung berakibat terhadap penurunan tenaga kerja jika perusahaan (pengrajin) tidak mampu bertahan atau sudah tidak menguntungkan. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu diketahui tingkat keuntungan dari industri kecil sandal, apakah masih menguntungkan, dan faktor faktor apa yang mempengaruhinya. sehingga dapat

24 terlihat apakah industri kecil sandal layak untuk dikembangkan sebagai alternatif sektor usaha di pedesaan khususnya Desa Sirnagalih dan faktor apa yang perlu dikembangkan terkait dengan keuntungan usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa permasalahan yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor? 2. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan usaha industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor? 3. Berapa besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor? 4. Kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam mengembangkan industri kecil sandal? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor 2. Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha indutri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Bogor 3. Menganalisis besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

25 4. Menganalisis kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam mengembangkan industri kecil sandal Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri kecil khususnya industri kecil sandal. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang ekonomi industri kecil sandal. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang akan melakukan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja industri kecil Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja industri kecil alas kaki jenis sandal di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Keterbatasan penelitian ini adalah penulis belum melakukan pembahasan efisiensi produksi dan data yang dianalisis dalam rentang waktu produksi yang singkat yaitu hanya satu minggu dan tidak membandingkan antara musim ramai dan sepi.

26 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri Kecil Tiga subsektor dalam struktur perindustrian adalah industri kecil, industri sedang dan industri besar. Perbedaan antara ketiga subsektor tersebut didasarkan atas besar kecilnya modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, pengelolaan perusahaan, teknologi dan jenis produk yang dihasilkan. Penggolongan industri kecil tidak hanya dilihat dari faktor faktor di atas tetapi juga dapat dilihat dari faktor lainnya. Pengertian industri kecil menurut Badan Pusat Statistik (2005) adalah usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengelola barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi, setengah jadi menjadi barang jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya lebih tinggi dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak sembilan belas orang termasuk pengusaha. Penggolongan industri kecil menurut departemen perindustrian dan perdagangan (1999) adalah sebagai berikut: 1. Industri kecil pangan, yang meliputi makanan ringan. 2. Indutri kecil kimia, agro non-pangan dan hasil hutan, yang meliputi industri minyak atsiri, industri vulkanisir ban, industri kayu, industri komponen karet dan lain-lain. 3. Industri kecil logam, mesin dan elektronik, meliputi industri pengolahan logam, industri komponen dan suku cadang.

27 4. Industri kecil sandang, kulit dan aneka, meliputi konveksi/pakaian jadi, tenun adat, tenun ikat, border, industri alas kaki serta industri barang dan kulit. 5. Industri kerajinan dan umum, meliputi anyaman, industri kerajinan ukiran dan lain lain Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Munculnya dilema ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari semakin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat dualistik. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu sistem ekonomi informal khususnya sektor industri kecil yang sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Fenomena dualisme ekonomi yang melahirkan sektor informal khususnya sektor industri kecil menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal dan sektor informal pada sistem ekonomi nasional. Perekonomian pada sektor industri kecil relatif dapat lebih mandiri. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan pada sektor industri kecil secara langsung yang dapat memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi lemah. Sehingga kemajuan dalam sektor industri kecil diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional (meskipun tidak besar) dan memperbaiki distribusi pendapatan. Umumnya industri kecil termasuk dalam kategori sektor informal kerena memenuhi ciri-ciri dari sektor informal, yaitu : (1) pola kegiatan yang tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan, dan penerimaan, (2) kurang tersentuh peraturan pemerintah, (3) modal, peralatan, dan perlengkapan maupun pendapatan

28 umumnya kecil dan dihitung per hari, (4) umumnya dilakukan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, (5) tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan khusus, (6) jumlah tenaga kerja sedikit dan umumnya berasal dari keluarga, dan (7) tidak mengenal sistem perbankan (Yurfelly, 1997 dalam Siahaan,2008) Posisi industri kecil dalam perekonomian nasional yang sedemikian penting dan memiliki posisi yang strategis harus diupayakan agar semakin efisien, efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar mampu menembus era pasar global dan semakin berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional Permasalahan Industri Kecil Industri kecil telah menunjukkan hasil hasil yang sangat mengembirakan namun masih banyak masalah yang dihadapi para pengusaha. Sulaeman, Y.T (1996), mengemukakan bahwa permasalahan yang dihadapi sebagian besar industri kecil tersebut meliputi masalah permodalan, bahan baku, pemasaran dan persaingan. Modal merupakan penghalang utama industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Kesulitan lain adalah mahalnya harga bahan baku, bahan baku yang sulit terjangkau dan ketidakpastian ketersediaan bahan baku secara terus menerus. Perkembangan usaha golongan ekonomi lemah sering menghadapi keterbatasan dalam memasarkan produk industri apalagi jika ingin mengembangkan untuk pasar internasional. Pengusaha industri kecil cenderung sangat pasif karena

29 kecilnya skala produksi dan keterbatasan dalam memperoleh informasi pasar. Keterbatasan ini pada akhirnya membuat keuntungan pengusaha industri kecil sangat kecil. Hal ini terjadi karena banyak yang tersedot oleh mata rantai distribusi yang panjang. Industri kecil sebagian besar berada di daerah pedesaan, sehingga sulit untuk memasarkan produknya keluar karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk dipasarkan sekitar desa juga sulit karena rendahnya pendapatan rata rata penduduk. Industri kecil yang mengekspor produknya sedikit sekali sekitar 1,70 persen dari semua industri kecil yang ada (Kompas, 2007). Ekspor produk industri kecil didominasi oleh barang tekstil, pakaian jadi dan kulit, barang barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga dari kayu Konsep Keuntungan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Keberhasilan dari suatu usaha dapat diukur dari analisis efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensinya adalah keuntungan. Nicholson (2002) mengemukakan keuntungan ekonomis ialah perbedaan antara penerimaan total dengan biaya total. Total penerimaan didapat dari hasil perkalian antara jumlah output dengan harga output. Sedangkan biaya merupakan penjumlahan dari seluruh hasil kali input dengan jumlah input. Jika total penerimaan dinotasikan dengan TR ( Total Revenue) dan total biaya dinotasikan sebagai TC ( Total Cost), maka keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut: π = TR- TC,

30 Kriteria : Jika Total penerimaan > total biaya, maka usaha untung Jika Total penerimaan = total biaya, maka usaha berada di titik impas Jika Total penerimaan < total biaya, maka usaha rugi Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al. (1995), ialah keuntungan dari perusahaan merupakan dasar yang dibutuhkan untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan sumber dayanya secara optimal. Tingginya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Mulyadi (2001), menyatakan laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai keuntungan tertentu. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya, jadi ketiga faktor terkait satu sama lainnya. Menurut Anggrayni (2006), faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tanaman hias adalah harga beli dan harga jual tanaman hias. Sementara faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ajungan di Kabupaten Badung Propinsi Bali yaitu jumlah penjualan, musim wisatawan, pinjaman dan modal kerja, (Kiskinda, 1989). Faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan menurut penelitianpenelitian terdahulu menunjukan bahwa keuntungan dipengaruhi beberapa faktor tergantung pada jenis usaha. Menurut Filaily (2004), faktor faktor yang

31 berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan pedagang bunga potong adalah modal rata rata perhari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang, sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh. Sehingga untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan perlu memperhatikan jenis usaha. Bila melihat industri kecil sandal di Desa Sirnagalih dan memperhatikan dari variabel yang berhubungan dengan kenaikan harga BBM dapat diduga yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah : 1. Nilai Penjualan Nilai penjualan adalah banyaknya produk yang dijual dikali dengan harga jual dari produk yang dijual. nilai penjualan diduga memiliki pengaruh positif terhadap keuntungan karena semakin tinggi nilai produksi yang dihasilkan dan dijual maka keuntungan diduga akan semakin besar. 2. Upah Tenaga Kerja Upah tenaga kerja adalah biaya imbalan terhadap tenaga yang dikeluarkan tenaga kerja untuk menghasilkan produk tertentu sehingga upah tenaga kerja dapat dikatakan sebagai biaya input, biaya input ini diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan. Semakin besar upah tenaga kerja maka keuntungan yang didapat semakin kecil 3. Pengeluaran Bahan Baku Bahan baku adalah segala jenis barang yang digunakan untuk penggunaan pembuatan produk akhir. Sebagai contoh, untuk industri kecil sandal bahan baku yang dimaksud disini adalah sol, ac dan lem, sehingga sama

32 dengan upah tenaga kerja, pengeluaran bahan baku diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan. 4. Pendidikan Pengusaha Pendidikan pengusaha adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh pengusaha sandal. Pendidikan dianggap mempengaruhi keuntungan dari pengusaha sandal karena pendidikan diduga mampu menjadikan seseorang semakin mampu mengatur sebuah usaha sehingga diduga pendidikan pengusaha berpengaruh positif terhadap keuntungan. Bila seorang pengusaha mampu mengatur sebuah usaha menjadi efisien dan efektif maka pencapaian keuntungan pun akan optimal. 5. Lama Usaha Lama usaha merupakan jangka waktu pengusaha dalam berusaha. Lama usaha dianggap sebagai pengalaman pengusaha dalam berusaha dibidang pembuatan sandal, sehingga lama usaha diduga memiliki pengaruh positif dalam keuntungan. Bila pengusaha kecil memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam usaha ini maka pengusaha tersebut dapat dikatakan sudah terbiasa mengatasi permasalahan umum yang ada dalam industri kecil sandal dibanding pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang pendek. Hal tersebut menjadikan pengusaha kecil dengan lama usaha yang tinggi memiliki solusi lebih baik karena sudah terbiasa.

33 2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Dasar pemikiran kesempatan kerja adalah investasi dan atau target hasil yang direncanakan, atau secara umum rencana pembangunan (Sulaeman,1996). Tiap kegiatan mempunyai daya serap yang berbeda akan tenaga kerja, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Daya serap tersebut berbeda secara struktural dan menurut penggunaan teknologi. Sektor kegiatan yang dibangun dengan padat karya pada dasarnya dapat menciptakan penyerapan tenaga kerja yang relatif besar dan tidak terlalu terikat kepada persyaratan keterampilan yang tinggi, sebaliknya sektor yang padat modal memerlukan tenaga dengan keterampilan yang cukup tinggi. Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh permintaan pengusaha atau pengrajin atas tenaga. Permintaan akan tenaga kerja oleh pengusaha atau pengrajin, berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Seseorang membeli barang karena barang tersebut memberikan kepuasan (utility), akan tetapi pengusaha atau pengrajin mempekerjakan seseorang untuk membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen, dengan kata lain penambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derive demand. Meningkatnya permintaan terhadap sandal misalnya, akan menimbulkan tambahan permintaan terhadap karyawan industri tersebut, seperti tukang lem,

34 tukang potong, tukang pola, tukang gunting, tukang sambung, tukang jahit dan lain lain. Jika suatu pengusaha atau pengrajin berniat menambah jumlah tenaga kerja, maka pengusaha tersebut perlu memperkirakan tambahan hasil atau output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang karyawan. Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal atau marginal physical product dari karyawan (MPP L ), lalu pengusaha perlu menghitung jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut, dengan kata lain disebut penerimaan marjinal atau marginal revenue (MR). MR = V MPP L = MPP L x P Keterangan: MR V MPP L = Marginal Revenue (penerimaan marjinal) = Value Marginal Physical Product of Labor (nilai pertambahan hasil marjinal dari karyawan) MPP L P = Marginal Physical Product of Labor = Harga jual barang yang diproduksikan per unit Akhirnya pengusaha tersebut membandingkan MR tersebut dengan biaya mempekerjakan tambahan karyawan tadi. Tambahan biaya yang dikeluarkan pengusaha terhadap karyawan dinamakan biaya marjinal (MC) dan upahnya sendiri (W). Selama MR lebih besar dari W, maka pengusaha tersebut manambah jumlah karyawannya, karena keuntungan yang diperoleh pengusaha masih mengutungkan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

35 Upah W 1 V MPP L D W D = MPP L x P W 2 Penempatan 0 A N B Gambar 2.1. Fungsi Permintaan Tenaga Kerja. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga yang digunakan secara produktif dalam satu bulan, diukur dari jumlah jam kerja satu bulan. Dalam model ini penyerapan tenaga kerja hanya dicari untuk penyerapan tenaga kerja untuk satuan waktu seminggu. Adapun jumlah tenaga kerja yang diserap diduga dalam penelitian ini dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor produksi (pesanan) dan faktor upah tenaga kerja. Produksi (pesanan) merupakan hasil akhir dari proses pembuatan sandal sehingga terwujud bentuknya menjadi suatu produk akhir berupa sandal. Semakin meningkat produksi (pesanan) per minggu diharapkan penyerapan tenaga kerja meningkat. Upah pekerja adalah besarnya uang yang dikeluarkan oleh pengusaha sebagai imbalan atas jasa yang dikeluarkan pekerja dalam bekerja di usaha tersebut. Diduga dengan semakin meningkat upah yang dikeluarkan pengusaha, maka kemampuan pengusaha untuk membayar pekerja menurun dan penyerapan tenaga kerja menurun.

36 2.6. Analisis SWOT Analisis Peluang dan Ancaman Suatu perusahaan dalam menyusun strategi harus mengidentifikasi kesempatan atau peluang dan ancaman yang timbul dalam lingkungan perusahaannya. Profil peluang dan ancaman lingkungan (Enviromment Threat and Oppurtunity) adalah salah satu cara yang sistematis dalam menganalisis sektor lingkungan. Metode analisis dan diagnosa lingkungan tersebut disebut metode ETOP. Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998), menyatakan analisis dan diagnosis dengan menggunakan ETOP pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi lingkungan berupa faktor sosial, ekonomi, teknologi, pemasok, pesaing, pemerintah dan pelanggan. Informasi dapat diperoleh dari sumber lisan, tertulis (dokumentasi), memata-matai, studi peramalan formal dan penggunaan sistem informasi manajemen terhadap setiap faktor lingkungan. Langkah selanjutnya (2) ialah mendiagnosis terhadap informasi yang diperoleh. Diagnosis lingkungan yaitu memutuskan sumber informasi yang penting dan kurang penting. Terakhir (3) pengambilan keputusan mengenai faktor lingkungan yang paling kritis mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan Analisis Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan faktor intern perusahaan yang menunjukan kemungkinan adanya beberapa startegi tertentu yang akan

37 berhasil, sedangkan kelemahan perusahaan menunjukan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperbaiki. Analisis yang digunakan untuk mengetahui keunggulan strategi perusahaan adalah metode SAP (Strategic Advantage Profile). Langkah-langkah dalam analisis SAP menurut Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998), yaitu: (1) pengumpulan data bidang bidang intern perusahaan yaitu bidang pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, karyawan serta bidang penelitian dan pengembangan, (2) diagnosis keunggulan strategis perusahaan. Setiap bidang memiliki penampakan masing masing yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Bidang intern didiagnosis mana yang merupakan kekuatan yang dapat dijadikan keunggulan bersaing. Bidang yang merupakan kelemahan diusahakan diperbaiki atau ditingkatkan efisisinsi dan efektivitasnya. Perusahaan dapat menentukan suatu strategi pemasaran setelah peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan teridentifikasi. Wheelen dan Hunger (1992), memperkenalkan sebuah matrik yang disebut matrik SWOT. Matrik ini memberikan gambaran bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan dapat digabungkan dengan kekuatan dan kelemahan di lingkungan perusahaan.

38 Tabel 2.1 Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W) Daftar Kekuatan Faktor Daftar Kelemahan Faktor Faktor Eksternal internal internal Peluang (O) STRATEGI S - O STRATEGI W O Daftar Peluang dari Faktor Eksternal Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada Strategi dengan mengambil keuntungan untuk mengatasi kelemahan Ancaman (T) STRATEGI S - T STRATEGI W T Daftar Ancaman dari Faktor Eksternal Sumber : wheelen dan Hunger, Penelitian Terdahulu Keuntungan Usaha Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman Strategi dengan meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman Beberapa penelitian terdahulu mengenai keuntungan dan faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan, menunjukan bahwa keuntungan di pengaruhi oleh beberapa faktor tergantung pada jenis usaha. Filaily (2004) dalam penelitiannya tentang faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan pedagang bunga potong di rawa belong menggunakan metode Ordinary Least Square menyatakan bahwa faktor faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan adalah modal rata rata per hari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang, sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan dengan R 2 sebesar 90,6 %. Casdimin (2004) dalam penelitiannya tentang keterkaitan antara kemandirian pengrajin dengan tingkat pendapatannya menyatakan bahwa kemandirian pengrajin dalam segi modal mempengaruhi pendapatan pengrajin. Pendapatan industri non mandiri rata-rata lebih besar dari industri mandiri. Pendapatan non mandiri atas biaya total sebesar Rp , sedangkan mandiri

39 sebesar Rp Hal tersebut karena penghematan bahan baku yang diberikan Bapak angkat kepada non mandiri. Serta R/C rasio mandiri lebih besar yaitu sebesar dibanding yang non sebesar Boa (2007) dalam analisis dampak sumber modal terhadap produksi dan keuntungan usaha tambak udang di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara menduga dengan ordinary Least Square (OLS) menunjukan bahwa modal sendiri, pinjaman dari bank dan modal bergulir pemerintah lebih mampu mengatasi keterbatasan penguasaan input produksi dan lebih menguntungkan dari sisi tingkat keuntungan usaha dibanding modal dari ponggawa/tengkulak, namun melalui importance performance analisis modal melalui ponggawa/tengkulak lebih baik karena kemudahan prosedur Penyerapan Tenaga Kerja Salah satu tujuan penelitian ini membahas mengenai kesempatan kerja dalam industri kecil khususnya industri kecil sandal. Sebenarnya penelitian mengenai pengembangan industri kecil sebagai salah satu solusi mengatasi kelebihan tenaga kerja sebelumnya sudah pernah dilakukan. Cawley (1979) dalam Evelina (1990) mengenai peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja menyatakan bahwa, industri kecil dan kerajinan rumah tangga menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan industri sedang dan besar. Perbandingan jumlah usaha penduduk adalah dan unit usaha, berturut-turut untuk industri besar, dan kecil terhadap satu juta penduduk. Miharja (2002) dalam penelitiannya mengenai peranan industri kecil di desa dalam menyediakan lapangan kerja non pertanian menyatakan bahwa sekitar 42 persen dari total

40 angkatan kerja, atau sekitar 544 orang tenaga kerja dimana sekitar 285 diantaranya adalah pemuda bekerja pada industri kecil di Desa Girimulya. Selain itu banyak penduduk desa yang lebih menyukai bekerja di desa dari pada pergi ke kota bila kebutuhan mereka dapat terpenuhi, sehingga keberadaan industri kecil mampu menyerap pengangguran di desa. Penelitian lain yang sepadan dengan penelitian ini dilakukan oleh Sulaeman (1996). Penelitian Sulaeman mengenai faktor faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan pekerja pada industri kecil tas kulit, menyatakan bahwa yang mempengaruhi kesempatan kerja dari sebuah industri kecil adalah pesanan produksi dan upah dari pekerja, sedangkan yang mempengaruhi pendapatan pekerja adalah pengalaman kerja Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah produk yang diteliti serta faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan industri kecil sandal, dan penambahan analisis SWOT untuk perumusan strategi pengembangan industri kecil sandal Kerangka Pemikiran Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu diduga mempengaruhi kinerja industri kecil sandal. Kenaikan harga BBM berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku pembuatan sandal. Kenaikan harga bahan baku tentu berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi yang berdampak terhadap penurunan keuntungan industri kecil sandal. Hal ini diduga disebabkan oleh :

41 1. Dari sisi penawaran; kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku industri kecil sandal. 2. Dari sisi permintaan; kenaikan harga BBM, menyebabkan terjadi inflasi. Industri kecil memiliki pangsa pasar masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang mengalami penurunan daya beli sehingga sandal yang bukan merupakan barang primer diduga mengalami penurunan permintaan. Industri kecil sandal merupakan sumber pendapatan dan penyerap tenaga kerja masyarakat desa Sirnagalih. Kenaikan harga BBM diduga menyebabkan keuntungan berkurang yang lebih lanjut berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat. Sehingga perlu melihat bagaimana rasio keuntungan pada industri kecil sandal, serta faktor faktor yang mempengaruhi keuntungan agar mampu merumuskan strategi pengembangan.

42 Perekonomian Masyarakat Desa Sirnagalih Potensi industri kecil sandal Penyerapan tenaga kerja Sumber pendapatan masyarakat Kenaikan harga BBM Paningkatan biaya produksi Peningkatan harga bahan baku Peningkatan biaya transportasi Peningkatan biaya lembur pekerja Penurunan volume produksi Inflasi/ harga barang barang meningkat Daya beli masyarakat menurun Permintaan sandal berkurang Penurunan volume penjualan Mempengaruhi keuntungan Analisis keuntungan Apakah industri kecil sandal masih menguntungkan Bagaimana penyerapan tenaga kerja Faktor menpengaruhi penyerapan tenaga kerja Analisis faktor yang menpengaruhi keuntungan Faktor yang mempengaruhi keuntungan Strategi sederhana pengembangan Industri Kecil Sandal Penyerapan TK, Pendapatan Masyarakat meningkat Keterangan : = yang dianalisis Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB.

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR OLEH LASWATI H14104114 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H 14104017 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI Oleh ARISA SANTRI H14050903 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H

ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H ANALISIS KINERJA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL MOCHI DI KOTA SUKABUMI OLEH CENITA MELIANI H14103045 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH MAHARANI TEJASARI H

PERANAN SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH MAHARANI TEJASARI H PERANAN SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH MAHARANI TEJASARI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH (1994-2007) Disusun Oleh : LISBETH ROTUA SIANTURI H14104020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR. Oleh DIYAH RATNA SARI H

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR. Oleh DIYAH RATNA SARI H ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR Oleh DIYAH RATNA SARI H14102075 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005)

ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005) ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005) OLEH LAMBOK SIRINGORINGO H14102102 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H14050603 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN DIAN

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TENGAH PADA PRA DAN ERA OTONOMI DAERAH OLEH LINA SULISTIAWATI H

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TENGAH PADA PRA DAN ERA OTONOMI DAERAH OLEH LINA SULISTIAWATI H ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI JAWA TENGAH PADA PRA DAN ERA OTONOMI DAERAH OLEH LINA SULISTIAWATI H14053044 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H

PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H PENGARUH KETERKAITAN ANTAR SEKTOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH OLEH DYAH HAPSARI AMALINA S. H 14104053 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE 1985 2004 OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H14101088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMEKARAN PROVINSI BANTEN OLEH CITRA MULIANTY NAZARA H

DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMEKARAN PROVINSI BANTEN OLEH CITRA MULIANTY NAZARA H DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMEKARAN PROVINSI BANTEN OLEH CITRA MULIANTY NAZARA H14102010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN CITRA MULIANTY

Lebih terperinci

RINGKASAN DWITA MEGA SARI. Analisis Daya Saing dan Strategi Ekspor Kelapa Sawit (CPO) Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh HENNY REINHARDT

RINGKASAN DWITA MEGA SARI. Analisis Daya Saing dan Strategi Ekspor Kelapa Sawit (CPO) Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh HENNY REINHARDT ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI EKSPOR KELAPA SAWIT (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL OLEH DWITA MEGA SARI H14104083 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA: APLIKASI HUKUM OKUN OLEH REINHARD JANUAR SIMAREMARE H14102038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H14103029 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA Oleh DEKY KURNIAWAN H14103122 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki 419 pulau. Total luas Propinsi Sumatera Utara sebesar 72.981,23

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE 1983 2005 (PendekatanTotal Factor Productivity) OLEH ATERIS BILADA H14104021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT

DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT OLEH ANDROS M P HASUGIAN H14101079 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk mempercepat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE 1984-2003 (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H14102061 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan salah satu komponen yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H14104071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) OLEH DWI PANGASTUTI UJIANI H14102028 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA OLEH EKA KURNIATY H

DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA OLEH EKA KURNIATY H DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA OLEH EKA KURNIATY H14103120 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H14104036 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF PEKERJA OLEH DILA VINDAYANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF PEKERJA OLEH DILA VINDAYANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSISTENSI PENGANGGURAN DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF PEKERJA OLEH DILA VINDAYANI H14104123 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE Penerapan Analisis Shift-Share. Oleh MAHILA H

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE Penerapan Analisis Shift-Share. Oleh MAHILA H PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE 1993-2005 Penerapan Analisis Shift-Share Oleh MAHILA H14101003 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI KOTA BEKASI PADA MASA OTONOMI DAERAH OLEH PRITTA AMALIA H14103119 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H01400104 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh meskipun krisis ekonomi global sedang membara. Seperti yang kita banggakan bersama kondisi fundamental

Lebih terperinci

ANALISIS FENOMENA DISINTERMEDIASI PERBANKAN DI INDONESIA PASCA KRISIS TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS FENOMENA DISINTERMEDIASI PERBANKAN DI INDONESIA PASCA KRISIS TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1 ANALISIS FENOMENA DISINTERMEDIASI PERBANKAN DI INDONESIA PASCA KRISIS TERHADAP PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH TATU NIA WULANDARI H14104055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro kecil dan menengah memberikan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

RINGKASAN. RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO.

RINGKASAN. RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO. RINGKASAN RAHMAWATI. Analisis Peramalan Ekspor Batubara dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Indonesia. Dibimbing oleh DJONI HARTONO. Negara Indonesia mempunyai kandungan sumberdaya alam berlimpah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pihak yang memiliki andil cukup besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam peningkatan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H14051312 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROYEKSI PENAWARAN TEBU INDONESIA TAHUN 2025 : ANALISIS RESPON PENAWARAN OLEH I MADE SANJAYA H

PROYEKSI PENAWARAN TEBU INDONESIA TAHUN 2025 : ANALISIS RESPON PENAWARAN OLEH I MADE SANJAYA H PROYEKSI PENAWARAN TEBU INDONES SIA TAHUN 2025 : ANALISIS RESPON PENAWA ARAN OLEH I MADE SANJAYA H14053726 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMENN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PROYEKSI

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH MIMI MARYADI H14103117 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Beberapa defenisi dari UMKM memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya (Hubeis, 2009; Tambunan, 2009)

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) OLEH NITTA WAHYUNI H

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) OLEH NITTA WAHYUNI H ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH (2001-2005) OLEH NITTA WAHYUNI H14102083 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H14050032 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA i ANALISIS PENGARUH PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP KINERJA INDUSTRI PUPUK DI INDONESIA OLEH DESI PUSPO RINI H14102080 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ii

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H14050184 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR (Kasus : Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup) Oleh: MERIKA SONDANG SINAGA A14304029 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 1997 telah mengalami kontraksi dari tahun sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

DAMPAK EFISIENSI LOKASI INDUSTRI TERHADAP NILAI TAMBAH SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERIK PRIYADI SIMATUPANG H

DAMPAK EFISIENSI LOKASI INDUSTRI TERHADAP NILAI TAMBAH SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERIK PRIYADI SIMATUPANG H DAMPAK EFISIENSI LOKASI INDUSTRI TERHADAP NILAI TAMBAH SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERIK PRIYADI SIMATUPANG H14102031 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H14103004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 OLEH WIDIYATI PAWIT SUWARTI H14084010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

EKONOMI WILAYAH DAN AKSES USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat)

EKONOMI WILAYAH DAN AKSES USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat) EKONOMI WILAYAH DAN AKSES USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat) OLEH: ELLY EROSA H 14103108 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KREDIT, PDB, dan TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERKEMBANGAN JUMLAH UNIT USAHA BERSKALA KECIL dan MENENGAH (UKM) Oleh : I MADE RAJIV PERMADI (H )

KREDIT, PDB, dan TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERKEMBANGAN JUMLAH UNIT USAHA BERSKALA KECIL dan MENENGAH (UKM) Oleh : I MADE RAJIV PERMADI (H ) PENGARUH TOTAL KREDIT, PDB, dan TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERKEMBANGAN JUMLAH UNIT USAHA BERSKALA KECIL dan MENENGAH (UKM) Oleh : I MADE RAJIV PERMADI (H14051239) DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN JENIS MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA INDUSTRI KECIL SEPATU DI PERKAMPUNGAN INDUSTRI KECIL PULO GADUNG JAKARTA TIMUR.

KEPUTUSAN JENIS MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA INDUSTRI KECIL SEPATU DI PERKAMPUNGAN INDUSTRI KECIL PULO GADUNG JAKARTA TIMUR. KEPUTUSAN JENIS MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA INDUSTRI KECIL SEPATU DI PERKAMPUNGAN INDUSTRI KECIL PULO GADUNG JAKARTA TIMUR Oleh: NUR AZMI AFIANTI A14301087 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BANGKA BELITUNG (ANALISIS INPUT OUTPUT) Oleh: SIERA ANINDITHA CASANDRI PUTRI H

PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BANGKA BELITUNG (ANALISIS INPUT OUTPUT) Oleh: SIERA ANINDITHA CASANDRI PUTRI H PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BANGKA BELITUNG (ANALISIS INPUT OUTPUT) Oleh: SIERA ANINDITHA CASANDRI PUTRI H14104109 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA OLEH DIAH ANANTA DEWI H14084022 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KREDIT PT. BPR X OLEH UJANG JAYA SUKENDAR H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KREDIT PT. BPR X OLEH UJANG JAYA SUKENDAR H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KREDIT PT. BPR X OLEH UJANG JAYA SUKENDAR H14102015 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI Oleh YORI AKMAL A14302024 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengetahuan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan, akan membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan disegala bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu sektor perekonomian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA 1976 2006 OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H 14104067 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR 4.1. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan sebuah harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci