JURNAL. Oleh. Magister Ilmu Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. Oleh. Magister Ilmu Hukum"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN DI KOTA PADANG (KHUSUS YAYASAN DIBIDANG PENDIDIKAN) JURNAL Oleh AGUSTIAN ZAIADY NPM Magister Ilmu Hukum PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013

2 PELAKSANAAN PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN DI KOTA PADANG (KHUSUS YAYASAN DIBIDANG PENDIDIKAN) Agustian Zaiady 1, Sjofjan Thalib 1, Syafril 1 1 Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta agustianzaiady@gmail.com ABSTRAK Pendirian dan pertumbuhan badan hukum yayasan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang cukup pesat dalam masyarakat Indonesia. Menurut ketentuan, setiap yayasan diwajibkan untuk menyesuaikan anggaran dasarnya paling lambat 6 Oktober 2008, bagi yang tidak mematuhinya tidak dapat memakai kata yayasan didepan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan. Menurut Dirjen AHU Kementerian Hukum dan HAM RI, hampir 90 persen dari yayasan yang didirikan saat ini, sebanyak belum menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang tersebut. Mengapa yayasan pendidikan di Kota Padang diantaranya belum/tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dan setelah berakhirnya batas waktu penyesuaian masih dapat melakukan kegiatan usahanya dan apa akibat hukumnya bagi yang tidak mematuhinya? Penelitian ini menggunakan metode pendekatan empiris, yaitu melihat pelaksanaan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang yayasan (khusus yayasan pendidikan) di Kota Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dilakukan pada Kantor Yayasan Pendidikan dan Notaris. Jenis data penelitian ini meliputi data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik dan alat pengumpulan data studi lapangan, wawancara dan kepustakaan beserta teknik analisa data yang dilakukan secara kualitatif. Diketahui, sebanyak 15 Yayasan pendidikan di Kota Padang yang diteliti, 5 yayasan belum/tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dengan udang-undang setelah 6 Oktober 2008 dan sampai saat ini masih tetap dapat melakukan kegiatan usahanya padahal menurut ketentuan tidak diakui sebagai yayasan yang berbadan hukum, tidak dapat meneruskan kegiatan usahanya, tidak dapat menggunakan kata yayasan di depan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan. Kesemuanya bisa terjadi, karena sanksi hukum tidak tegas serta kurangnya perhatian masyarakat, pemerintah dan aparat hukum terhadap keberadaan yayasan. Kata kunci : undang-undang, penyesuaian anggaran dasar, yayasan pendidikan

3 Pendahuluan Pendirian dan pertumbuhan Badan Hukum Yayasan cukup pesat dalam masyarakat Indonesia. Keberadaan yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Dengan adanya yayasan, maka segala keinginan sosial, keagamaan dan kemanusiaan itu dapat diwujudkan di dalam suatu lembaga yang telah diakui dan diterima keberadaannya. Bahkan menurut Pasal 3 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 ditegaskan bahwa yayasan merupakan nirlaba, artinya tujuannya bukan mencari keuntungan, melainkan melaksanakan sesuatu yang bersifat amal. Namun tidak semua yayasan yang ada dalam masyarakat itu didaftarkan untuk menjadikannya suatu badan hukum menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di Indonesia kegiatan sosial kemanusiaan yang dilakukan yayasan diperkirakan muncul dari kesadaran masyarakat kalangan mampu yang memisahkan kekayaannya untuk mem-bantu masyarakat yang mengalami kesusahan. Adapun alasan mereka memilih mendirikan yayasan karena jika dibandingkan dengan bentuk badan hukum lain yang hanya terkonsentrasi pada bidang ekonomi dan usaha, yayasan dinilai lebih memilih ruang gerak untuk menyelenggarakan kegiatan sosial seperti pendidikan, kesehat-an serta keagamaan yang pada umumnya belum ditangani oleh badanbadan hukum lain. 1 Di Indonesia setelah 56 (lima puluh enam tahun) merdeka baru mempunyai peraturan mengenai yayasan, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diundangkan pada tanggal 6 Agustus 2001 dalam Lembaran Negara R.I tahun 2001 nomor 112 dan Tambahan Lembaran Negara R.I nomor 4132 dan mulai berlaku sejak tanggal 6 Agustus Pemberlakuan Undang-Undang Yayasan satu tahun setelah tanggal pengundangan, dimaksudkan agar masyarakat mengetahui dan memahami peraturannya dan dapat mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan yayasan. 2 1 Arie Kusumastuti dan Maria Suhardiadi, 2003, Hukum Yayasan di Indonesia, P.T Abadi, Jakarta, halaman 1. 2 Gatot Supramono, 2008, Hukum Yayasan di Indonesia, P.T Rineka Cipta, Jakarta, halaman 11.

4 Pengertian yayasan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, menyebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan serta tidak mempunyai anggota. Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 juncto Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, pendirian suatu Yayasan di Indonesia hanya berdasarkan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat dan yurisprudensi Mahkamah Agung. Proses pendirian yayasan yang mudah mendorong orang untuk mendirikan yayasan dalam menjalankan kegiatan mereka. Oleh karenanya yayasan berkembang di masyarakat tanpa ada aturan yang jelas, banyak yayasan disalahgunakan dan menyimpang dari tujuan semula yaitu bidang sosial kemanusiaan. Sedangkan status hukumnya sebagai badan hukum masih sering dipertanyakan oleh banyak pihak, karena keberadaan yayasan sebagai subyek hukum belum mempunyai kekuatan hukum yang tegas dan kuat. 3 Di Indonesia, yayasan telah diakui sebagai badan hukum. Pengakuan sebagai badan hukum didasarkan pada kebiasaan dan Yurisprudensi. Namun tidak diketahui dengan pasti saat yayasan menjadi badan hukum, sebab tidak ada ketentuan yang mengatur hal tersebut. Didalam praktek hukum yang berlaku di Indonesia, pada umumnya yayasan selalu didirikan dengan akta notaris sebagai syarat untuk terbentuknya suatu yayasan. Namun demikian, ada pula beberapa yayasan yang dibentuk dengan peraturan pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden (Keppres) seperti Yayasan Darmais, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dan lain-lain yang didirikan pada zaman pemerintahan Soeharto. Didalam akta notaris dimuat ketentuan tentang pemisahan harta kekayaan oleh pendiri yayasan, yang kemudian tidak boleh dikuasai lagi oleh pendiri. Akta notaris ini tidak didaftarkan di Pengadilan Negeri dan tidak pula diumumkan dalam berita negara. Para pengurus yayasan tidak diwajibkan untuk mendaftarkan dan 3 Setiawan, 1992, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, P.T Alumni, Bandung, halaman 201.

5 mengumumkan akta pendiriannya, juga tidak disyaratkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM sebagai tindakan preventif. 4 Menurut Dirjen Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM RI, hampir 90 persen dari Yayasan yang didirikan saat ini, sebanyak Yayasan belum menyesuaikan anggaran dasar Yayasannya kepada Undang-undang Yayasan, saat batas waktu yang telah ditetapkan, maka 90 persen itu pula Yayasan yang ada di Indonesia ini dinyata-kan sebagai Yayasan yang dikategorikan illegal. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap nama Yayasan yang harus dicek kembali, sebelum disesuaikan. Apabila nama Yayasan tersebut telah digunakan pihak lain dan terdaftar, maka Yayasan yang bersangkutan tidak diperbolehkan memakai nama yang sama. Ini baru dari segi nama Yayasan. Apabila Yayasan itu mengelola pendidikan, bagaimana kebijakan Yayasan terhadap penerimaan mahasiswa baru, mengeluarkan ijazah kelulusan, bekerja sama dengan pihak ketiga, mendapat dana hibah dari pemerintah atau dari pihak lainnya, pada saat Yayasan belum berbadan hukum dan belum 4 Anwar Borahima, 2010, Kedudukan Yayasan di Indonesia (Eksistensi, Tujuan dan Tanggungjawab Yayasan), Cetakan Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, halaman 4. menyesuaikan anggaran dasarnya kedalam Undang-undang Yayasan yang ada. Dimana Yayasan tersebut tidak diperkenankan memakai nama Yayasan didepan namanya. Jelas hal ini akan merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Yayasan, baik itu mahasiswa, staf pengajar (dosen), orang tua mahasiswa, perbankan pada saat Yayasan sebagai debitur dalam kredit atau pihak ketiga yang melaksanakan kerja sama. 5 Disamping itu, menurut Dirjen Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM RI, menyatakan masih sedikit yayasan yang telah melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan Undang-Undang Yayasan yang baru (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004), padahal batas waktu untuk penyesuaian berakhir pada tanggal 6 Oktober 2008, sehingga bagi yayasan yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar setelah melawati batas yang telah ditentu-kan, Menteri tidak dapat membubarkan yayasan tersebut, 5 Surat Kabar Harian Kompas 26 Maret 2011, Yayasan Butuh Solusi Terhadap Yayasan Penyelenggara Pendidikan Formal Yang Belum Menyesuaikan Diri Dengan Undang-undang Yayasan Yang Berlaku Saat Ini.

6 karena dalam hal ini Menteri hanya memiliki fungsi administratif dan untuk selanjutnya termasuk pengawasan dilakukan oleh masyarakat. Untuk itu, bagi yayasan yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar setelah melewati batas waktu yang ditentukan, pengadilan dapat membubarkan yayasan yang bersangkutan berdasarkan pengajuan dari Kejaksaan yang mewakili kepentingan masyarakat dan masyarakat yang bersangkutan juga dapat melakukannya apabila merasa dirugikan oleh keberadaan suatu yayasan. 6 Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Mengapa Yayasan khusus bidang pendidikan di Kota Padang yang telah berdiri selama ini, belum menyesuaikan anggaran dasarnya dengan Undangundang Yayasan? 2) Mengapa Yayasan khusus bidang pendidikan di Kota Padang yang tidak/ belum menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang setelah berakhirnya batas waktu penyesuaian, masih dapat melakukan kegiatan usahanya? 6 Suara Merdeka.com 11 Oktober 2008, Publik Bisa Ajukan Pembubaran Yayasan, diakses 3 September ) Apa akibat hukumnya terhadap Yayasan lama khusus bidang pendidikan (Yayasan yang telah berdiri sebelum lahirnya Undang-Undang) yang sampai sekarang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang Yayasan? Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menganalisis Yayasan khusus bidang pendidikan di Kota Padang yang telah berdiri selama ini, belum/tidak menyesuai-kan anggaran dasarnya dan setelah berakhirnya batas waktu penyesuaian masih dapat melakukan kegiatan usahanya dan apa akibat hukumnya bagi yayasan yang tidak mematuhinya. Metodologi Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis (empiris) atau socio legal research, yaitu melihat fakta-fakta di lapangan tentang pelaksanaan penyesuaian anggaran dasar Yayasan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 juncto Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan di Kota Padang (Khusus Yayasan Dibidang Pendidikan).

7 Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang hasilnya menggambarkan secara sistimatis mengenai bagaimana pelaksanaan penyesuaian anggaran dasar Yayasan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Juncto Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan Di Kota Padang (Khusus Yayasan Di-bidang Pendidikan). Lokasi penelitian di Kota Padang, yaitu pada kantor Yayasan Pendidikan dan Notaris, dipilihnya Kota Padang sebagai tempat penelitian, karena pertimbangan, lokasinya terjangkau, waktu dan tenaga dan dapat meringankan biaya penelitian. Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap responden sehubungan dengan pelaksanaan penyesuaian anggaran dasar Yayasan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 juncto Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan di Kota Padang (Khusus Yayasan Dibidang Pen-didikan). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku-buku, kamus, artikel, jurnal, serta laporan hasil penelitian yang berhubungan dengan Yayasan, buku Profil dan Data Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kopertis Wilayah X beserta yayasannya dan data profil SD, SMP dan SMA swasta Kota Padang beserta yayasan-nya yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Kota Padang. Teknik dan Alat Pengumpulan Data dalam penelitian ini terdiri dari : a. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan responden. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu : 1) Pengurus yayasan pendidikan penyelenggara lembaga pendidikan formal tingkat dasar, menengah, atas dan perguruan tinggi di Padang sebanyak 15 yayasan. 2) Notaris di Padang. 3) Kakanwil Kementerian Hukum & HAM Propinsi Sumbar di Padang. Responden yang tersebut di atas dipilih melalui metode random sampling (acak) yaitu cara mengambil sampel, dimana setiap unit dalam

8 populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Walaupun penarikan sampel menggunakan metode random sampling, namun untuk memperoleh data penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap responden dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui dan mendalami apa yang menjadi sasaran penelitian dan responden masih terlibat aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Adapun alat pengumpulan data dalam wawancara mendalam ini adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan tidak terstruktur yang bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan penelitian. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mempelajari data yang materi dan isi-nya berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian A. Yayasan Pendidikan Di Kota Padang Belum Menyesuaikan Anggaran Dasar Dengan Undang- Undang 1. Penyebab Yayasan Pendidikan Di Kota Padang Diantaranya Belum Menyesuaikan Anggaran Dasar Dengan Undang-Undang Menurut pasal 71 ayat (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan menyatakan bahwa Yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan kata Yayasan di depan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaaan atau pihak yang berkepentingan. Namun dalam pelaksanaanya di lapangan setelah undang-undang keluar, di Kota Padang masih terdapat yayasan pendidikan yang didirikan sebelum dan setelah lahirnya undang-undang diantaranya masih tetap belum melakukan

9 penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang tersebut, padahal diketahui yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya setelah melewati batas waktu akhir yang ditetapkan (6 Oktober 2008), yayasan tersebut tidak dapat memakai kata yayasan didepan namanya dan harus dilikuidasi (dibubarkan). Ketentuan ini sama juga diartikan bahwa Yayasan yang bersangkutan sebagai Yayasan yang illegal, maka Yayasan yang bersangkutan tidak diperkenankan melakukan tindakan hukum apapun, selain melakukan tindakan pemberesan dalam rangka likuidasi. Berkaitan dengan hal di atas, dari sekian banyak yayasan pendidikan yang didirikan di Kota Padang, hanya 15 (lima belas) yayasan yang diambil secara acak (random) untuk diteliti terutama yayasan pendidikan penyelenggara lembaga pendidikan formal yang mendirikan Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi Swasta seperti dibawah ini : Daftar Yayasan Pendidikan di Kota Padang Dalam Pelaksanaan Penyesuaian Anggaran Dasar Yayasan Dengan Undang-Undang N o 1 2 Jenis Yayasan Yayasan Pendidikan Penyelenggara Lembaga Pendidikan Formal Tingkat Perguruan Tinggi J m l 10 Yayasan Pendidikan Penyelenggara Lembaga Pendidikan 5 Formal Tingkat Dasar, Menengah dan Atas Total 15 Lembaga Yang Didirikan (Kegiatan Usaha) PTS Umum (Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi) PTS Keahlian (STIKES, Akper, Akademi Maritim dan lainlain) SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA Swasta Status Hukum Yayasan Pendidikan Menurut UU No. 16 Tahun 2001 Juncto UU No. 28 Tahun 2004 Sudah Menyesuaikan Anggaran Dasar Dari 15 (lima belas) yayasan pendidikan seperti daftar di atas, 10 (sepuluh) yayasan telah melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dan 5 (lima) yayasan belum melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang disebabkan sebagai berikut : 1) Setelah pendirian, yayasan lebih memperhatikan dan mengutamakan pendirian, kemajuan dan kelangsungan hidup lembaga X Belum Menyesuaikan Anggaran Dasar X

10 pendidikan yang didirikannya dan tidak pernah lagi berhubungan dan diberitahu oleh notaris kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk menyesuaikan anggaran dasarnya setelah undang-undang yayasan di-berlakukan. 2) Pengurus lebih mengutamakan menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal yayasan pendidikannya dari pada menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang seperti penyelesaian sengketa kepemilikan tanah wakaf antara pengurus dengan ahli waris keluarga pendiri yayasan di Pengadilan, inventarisasi asset yayasan pendidikan yang hancur akibat gempa bumi tahun 2009, pengurusan akta perubahan pendirian yayasan pendidikan ke notaris setelah pergantian pengurus dan lainlain. 3) Yayasan pendidikan yang tergolong kecil, tidak bonafid dan murni nirlaba (tidak mendapatkan keuntungan dari usaha kegiatannya) mengalami kesulitan : a) menghidupi diri dan lembaga pendidikan yang didirikannya seperti menggaji guru, karyawan, membangun sarana dan prasarana lembaga pendidikan dan lain-lain. b) mengajak orang luar yang dianggap berkompeten, kredibel agar bersedia masuk dalam kepengurusan yayasan untuk penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang. 4) Yayasan pendidikan yang belum menyesuaikan anggaran dasar, tidak pernah diundang oleh Kanwil Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Propinsi Sumatera Barat mengenai sosialisasi undang-undang yayasan, sehingga tidak mengetahui kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undangundang tersebut. 5) Yayasan pendidikan yang didirikan dan dimiliki oleh orang pribadi tidak ber-sedia melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undangundang, karena apabila itu dilakukan seperti yang dinyatakan oleh undangundang bahwa pembina/pendiri, pengurus dan pengawas pada suatu yayasan yang telah menyesuaikan anggaran dasarnya adalah organ dan bukanlah pemilik dari yayasan yang didirikannya. Sehingga bagi yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh

11 orang pribadi akan hapus haknya (gugur) setelah melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang tersebut dan semenjak itu yayasan beserta assetnya tidak sepenuhnya menjadi miliknya lagi karena telah menjadi milik masyarakat. Selain itu pengurus yayasan ini, meng-inginkan revisi undang-undang karena tidak berpihak kepadanya dan yang bersangkutan tidak rela menyerahkan asset yayasan yang telah dirintis dan dibangunnya bertahun-tahun, tiba-tiba diserahkan begitu saja dan menjadi milik masyarakat. B. Yayasan Pendidikan Di Kota Padang Yang Tidak/Belum Menyesuaikan Anggaran Dasar Masih Dapat Melakukan Kegiatan Usahanya Walapun sudah ditegaskan menurut ayat (1), (2) dan (4) pasal 71 Undang- Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan batas akhir untuk penyesuaian anggaran dasar yayasan adalah 6 Oktober 2008, namun ternyata yayasan-yayasan pendidikan yang didirikan di Kota Padang sebelum dan sesudah diberlakukannya undang-undang tersebut diantaranya masih ada yang belum atau tidak menyesuaikan anggaran dasar-nya, karena: 1) Pihak yang mempunyai kepentingan langsung dengan yayasan (masyarakat) tidak dapat mengetahui mana yayasan pendidikan yang sudah dan yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar-nya, kecuali kalau masyarakat tersebut membuka internet dan mengakses website Kemendikbud R.I dan mencari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) beserta yayasannya yang diinginkan dan ingin mengetahui mana yayasan pendidikan yang sudah dan belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undangundang tersebut. Sedangkan untuk yayasan pendidikan di Kota Padang yang mendirikan lembaga pendidikan formal lainnya seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK swasta, hal tersebut tidak pernah dipersyaratkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Kota Padang tempat yayasan yang bersangkutan berdiri, kalau lembaga pendidikan yang akan didirikan, yayasannya terlebih dahulu harus melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang tersebut. 2) Masyarakat yang merasa dirugikan tidak pernah memohonkan hal tersebut

12 ke Kejaksaan agar yayasan pendidikan yang bersangkutan diputuskan oleh Pengadilan untuk dibubarkan. 3) Sanksi hukum yang ditetapkan pada pasal undang-undang yayasan hanyalah bersifat administratif belaka dan hal tersebut tidak termasuk dalam pelanggaran pidana, karena hanya melarang yayasan tidak dapat meng-gunakan kata yayasan didepan namanya apabila tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang sampai batas waktu yang ditetapkan. 4) Aparat Kejaksaan Negeri Padang didaerah domisilinya yayasan pendidikan lebih banyak sibuk dengan urusan pekerjaannya di bidang hukum pidana dari pada memperhatikan pekerjaannya di bidang hukum perdata, sehingga walaupun ada yayasan pen-didikan yang didirikan sebelum dan sesudah berlakunya undang-undang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang, tidak dapat diproses secara hukum karena Kejaksaan Negeri tidak memohonkan dan melakukan penuntutan ke Peng-adilan Negeri mengenai hal tersebut. C. Akibat Hukum Terhadap Yayasan Pendidikan Lama Yang Tidak Menyesuaikan Anggaran Dasar Dengan Undang-Undang Yayasan pendidikan lama yang tidak mematuhi ketentuan pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sampai berakhirnya batas waktu yang telah ditetapkan menurut ketentuan undang-undang tersebut, maka yayasan pendidikan lama tersebut tidak dapat diakui sebagai badan hukum walaupun sebelumnya telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait, kecuali yayasan tersebut telah menyesuaikan anggaran dasarnya sebelum jangka waktu penyesuaian anggaran dasar berakhir. Begitu juga menurut penjelasan Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, mewajibkan yayasan jika ingin meneruskan kegiatannya untuk menyesuaikan anggaran dasarnya dengan

13 undang-undang sebelum berakhirnya batas waktu yang ditentukan, jika tidak yayasan tersebut tidak diakui berbadan hukum walaupun sebelumnya telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait. Walaupun undang-undang telah memberikan kesempatan kepada yayasan pendidikan lama yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 71 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, untuk melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dan mengajukan permohonannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal undang-undang tersebut mulai diberlakukan (6 Oktober 2005), maka tetap saja yayasan yang bersangkutan tidak diakui sebagai badan hukum, tidak dapat meneruskan kegiatan usahanya dan juga tidak diakui keberadaannya sebagai yayasan yang berbadan hukum. Akibat hukum bagi yayasan pendidikan lama yang tidak mematuhi ketentuan pasal 71 ayat (1), (2) dan (4) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan adalah : 1) Tidak diakui sebagai badan hukum walaupun sebelumnya telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait, kecuali yayasan tersebut telah menyesuaikan anggaran dasarnya sebelum jangka waktu penyesuaian anggaran dasar berakhir. 2) Tidak dapat meneruskan kegiatan usahanya dan juga tidak diakui keberadaannya sebagai yayasan yang berbadan hukum. 3) Tidak dapat menggunakan kata Yayasan didepan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. Berkaitan hal di atas dan sesuai dengan substansi Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan dapat ditafsirkan bahwa Yayasan yang telah memenuhi ketentuan

14 pasal tersebut dapat langsung dilikuidasi tanpa ada pembubaran yang berarti, Yayasan tersebut telah dianggap bubar demi hukum. Sehingga terhadap Yayasan dapat dipergunakan kalimat Yayasan dalam Likuidasi, hal ini berkaitan dengan penggunaan kalimat tidak dapat lagi menggunakan kata Yayasan di depan namanya. Agar sesuai dengan kaidah berakhirnya suatu institusi yang berbadan hukum, yaitu setiap pembubaran wajib diikuti atau ditindaklanjuti dengan likuidasi, maka untuk Yayasan tersebut harus dilakukan likuidasi dan dibentuk likuidator (pasal 68 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan). 7 Disamping itu, sesuai dengan ketentuan ayat (1), (2) dan (4) pasal 71 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, ternyata dalam prakteknya : 1) Sebanyak 15 yayasan pendidikan di Kota Padang yang diteliti, 5 yayasan belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang, karena : 7 Habib Adjie, Pendirian Yayasan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi R.I : Penyelenggara Pendidikan Formal Oleh Swasta Kembali Ke Yayasan, hb_adjie@yahoo.com, diakses 20 Juni 2012 a) yayasan lebih memperhatikan dan mengutamakan pendirian, kemajuan dan kelangsungan hidup lembaga pendidikan yang didirikannya. b) yayasan lebih mengutamakan menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal lembaganya dari pada melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang. c) yayasan kesulitan menghidupi diri dan lembaga yang didirikannya, karena tergolong kecil. d) yayasan yang belum menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang, tidak pernah diundang oleh Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Propinsi Sumbar sehingga tidak mengetahui kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasarnya. e) yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh orang pribadi, akan kehilangan haknya kalau menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang. 2) Kelima yayasan pendidikan tersebut, masih dapat meneruskan kegiatan

15 usahanya dan masih tetap diakui keberadaannya sebagai yayasan yang berbadan hukum walaupun belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang setelah berakhirnya batas waktu penyesuaian. 3) Kelima yayasan pendidikan yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya tersebut, masih tetap dapat menggunakan kata Yayasan didepan namanya dan belum dibubar-kan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. Simpulan 1) Yayasan pendidikan di Kota Padang yang telah didirikan selama ini belum menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang disebabkan oleh beberapa hal : a) setelah pendirian, yayasan lebih memperhatikan dan mengutamakan pendirian, kemajuan dan kelangsungan hidup lembaga pendidikan yang didirikannya dan tidak pernah lagi berhubungan dan diberitahu oleh notaris kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk menyesuaikan anggaran dasarnya setelah undang-undang yayasan diberlakukan. b) pengurus lebih mengutamakan menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal yayasannya dari pada menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang seperti penyelesaian sengketa kepemilikan tanah wakaf antara pengurus dengan ahli waris keluarga pendiri yayasan di Pengadilan, inventarisasi asset yayasan yang hancur akibat gempa bumi tahun 2009, pengurusan akta perubahan pendirian yayasan ke notaris setelah pergantian pengurus dan lain-lain. c) yayasan yang tergolong kecil, tidak bonafid dan murni nirlaba (tidak mendapatkan keuntungan dari usaha kegiatannya) mengalami kesulitan : 1) menghidupi diri dan lembaga pendidikan yang didirikannya seperti menggaji guru, karyawan, membangun sarana dan prasarana lembaga pendidikan dan lain-lain.

16 2) mengajak orang luar yang dianggap berkompeten, kredibel agar bersedia masuk dalam kepengurusan yayasan untuk penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang. d) yayasan yang belum menyesuaikan anggaran dasarnya, tidak pernah diundang oleh Kanwil Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Propinsi Sumatera Barat mengenai sosialisasi undang-undang yayasan, sehingga tidak mengetahui kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang tersebut. e) yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh orang pribadi tidak bersedia melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang, karena apabila itu dilakukan seperti yang dinyatakan oleh undang-undang bahwa pembina/ pendiri, pengurus dan pengawas pada suatu yayasan yang telah menyesuaiakan anggaran dasarnya adalah organ dan bukanlah pemilik dari yayasan yang didirikannya. Sehingga yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh orang pribadi akan hapus haknya (gugur) setelah melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang tersebut dan semenjak itu yayasan beserta assetnya tidak sepenuhnya menjadi miliknya lagi karena telah menjadi milik masyarakat. Selain itu pengurus yayasan ini, menginginkan revisi undang-undang karena tidak berpihak kepadanya dan yang bersangkutan tidak rela menyerahkan asset yayasan yang telah dirintis dan dibangunnya bertahun-tahun, tiba-tiba diserahkan begitu saja dan menjadi milik masyarakat. 2) Yayasan pendidikan di Kota Padang yang tidak/belum menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang- Undang setelah berakhirnya batas waktu penyesuaian masih dapat melakukan kegiatan usahanya, disebabkan oleh : a) karena pihak yang mempunyai kepentingan langsung dengan yayasan (masyarakat) tidak dapat mengetahui mana yayasan yang sudah dan belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya

17 dengan undang-undang, sehingga yayasan yang bersangkutan masih dapat melakukan kegiatan usahanya setelah melewati batas waktu untuk penyesuaian anggaran dasar yaitu 6 Oktober b) yayasan yang mendirikan lembaga pendidikan formal lainnya seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK swasta, tidak pernah dipersyarat-kan oleh Dinas Pendidikan tempat yayasan berdiri, kalau lembaga pendidikan yang akan didirikan, yayasannya terlebih dahulu harus melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang tersebut. c) masyarakat yang merasa dirugikan oleh yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang, tidak pernah mengajukan gugatan dan memohonkan hal tersebut ke Kejaksaaan agar yayasan yang bersangkutan di-putuskan oleh Pengadilan untuk dibubarkan, sepanjang itu tidak dilakukan oleh masyarakat yang bersangkutan maka selama itu pula yayasan tersebut tetap dapat melaksanakan kegiatan usahanya, walaupun sebenarnya yayasannya illegal (tidak sah secara hukum melakukan kegiatan usahanya). d) sanksi hukum yang ditetapkan pada pasal 71 ayat (4) Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, hanyalah bersifat administratif belaka dan tidak termasuk dalam pelanggaran pidana, karena hanya melarang yayasan tidak dapat menggunakan kata yayasan didepan namanya apabila tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang sampai batas waktu yang ditetapkan dan terhadap hartanya harus dilikuidasi dan kemudian sisa likuidasi tersebut diserahkan kepada yayasan lain yang maksud dan tujuannya sama dengan yayasan yang dilikuidasi. e) aparat Kejaksaan Negeri Padang didaerah domisilinya yayasan pendidikan, lebih banyak sibuk dengan urusan pekerjaannya di bidang hukum pidana dari pada memperhatikan pekerjaannya di

18 bidang hukum perdata, sehingga walaupun ada yayasan pendidikan yang didirikan sebelum dan sesudah berlakunya undang-undang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan undang-undang, tidak dapat diproses secara hukum karena Kejaksaan Negeri tidak memohonkan dan melakukan penuntutan ke Pengadilan Negeri mengenai hal tersebut. Akibatnya sepanjang itu tidak dilakukan oleh Kejaksaan Negeri tempat domisilinya yayasan pendidikan yang bersangkutan, maka selama itu pula yayasan tersebut tetap dapat melaksanakan kegiatan usahanya, walaupun se-benarnya yayasannya illegal (tidak sah secara hukum melakukan kegiatan usahanya). 3) Akibat hukum terhadap Yayasan pendidikan lama (Yayasan yang telah berdiri sebelum lahirnya Undang- Undang) yang sampai sekarang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang Yayasan, adalah : a) Sebanyak 15 yayasan pendidikan di Kota Padang yang diteliti, 5 yayasan belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang, karena : 1) yayasan lebih mem-perhatikan dan meng-utamakan pendirian, kemajuan dan kelangsung-an hidup lembaga pendidikan yang didirikannya. 2) yayasan lebih mengutamakan menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal lembaganya dari pada melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang. 3) yayasan kesulitan menghidupi diri dan lembaga yang didirikannya, karena tergolong kecil. 4) yayasan yang belum menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang, tidak pernah diundang oleh Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Propinsi Sumbar sehingga tidak mengetahui kalau ada kewajiban hukum yayasan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasarnya.

19 5) yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh orang pribadi, akan kehilangan haknya kalau menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang. b) Kelima yayasan pendidikan tersebut, masih dapat meneruskan kegiatan usahanya dan masih tetap diakui keberadaannya sebagai yayasan yang berbadan hukum walaupun belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang setelah ber-akhirnya batas waktu penyesuaian. c) Kelima yayasan pendidikan yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasarnya tersebut, masih tetap dapat menggunakan kata Yayasan didepan namanya dan belum dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Anwar Borahima, Kedudukan Yayasan di Indonesia (Eksistensi, Tujuan dan Tanggungjawab Yayasan), Cetakan Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 Arie Kusumastuti dan Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan di Indonesia, P.T Abadi, Jakarta, 2003 Gatot Supramono, Hukum Yayasan di Indonesia, P.T Rineka Cipta, Jakarta, 2008 Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, P.T Alumni, Bandung, 1992 B. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Yayasan Petunjuk Teknis Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan HAM R.I tentang Pelaksanaan Undang- Undang Yayasan

20 C. Bahan Internet dan Media Cetak Surat Kabar Harian Kompas, 26 Maret 2011 Habib Adjie, Pendirian Yayasan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi R.I : Penyelenggara Pendidikan Formal Oleh Swasta Kembali Ke Yayasan, hb_adjie@yahoo.com, diakses 20 Juni 2012 Suara Merdeka.com 11 Oktober 2008, Publik Bisa Ajukan Pembubaran Yayasan, diakses 3 September 2013

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N I. UMUM Pendirian Yayasan di Indonesia sampai saat ini hanya berdasar atas kebiasaan dalam masyarakat dan yurisprudensi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 115, 2004 KESRA. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah.Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU 28-2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA Dasar Hukum Yayasan Setelah 6 Agustus 2001 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (UUY) yang diundangkan 06 Agusts 2001 dan berlaku efektif

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/TIDAK DIURUS. YAYASAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16 CONTOH AKTA YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat ini menimbulkan dampak terjadinya hubungan hukum

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat ini menimbulkan dampak terjadinya hubungan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku masyarakat yang dinamis seiring dengan perkembangan waktu dalam berbagai aktivitasnya mempunyai dampak sosial terhadap interaksi sosial

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 26 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Yayasan Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, definisi Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M-01-HT.01-10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2016-2017 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=pp63-2008.htm

http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=pp63-2008.htm 1 of 11 11/6/2008 9:33 AM Gedung DitJend. Peraturan Perundang-undangan Go Back Tentang Kami Forum Diskusi FAQ Web Jln. Rasuna Said Kav. 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan Mail Email: admin@legalitas.org. PERATURAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN A. Pengertian Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah yayasan adalah badan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bila seseorang atau beberapa orang akan melakukan kegiatan yang penuh idealisme serta bertujuan sosial dan kemanusiaan, biasanya bentuk organisasi yang dipilih adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

2015, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 Mengenai Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode

2015, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 Mengenai Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1013, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Perguruan Tinggi Swasta. Pembinaan. Program. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS JOHN EDONG / D

TINJAUAN YURIDIS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS JOHN EDONG / D TINJAUAN YURIDIS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS JOHN EDONG / D 101 07 185 ABSTRAK Perkembangan Sistem Hukum di Indonesia yang berusaha menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Badan Hukum Yayasan cukup pesat dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Badan Hukum Yayasan cukup pesat dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Badan Hukum Yayasan cukup pesat dalam masyarakat Indonesia. Keberadaan yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, No.336, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Perseroan Terbatas. Pengumuman. Berita Negara. Tambahan Berita Negara. Prosedur. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

CONTOH AKTA NOTARIS BERITA ACARA/RISALAH PENYERAHAN PENYELENGGARAAN IZIN-IZIN PENDIDIKAN FORMAL DARI YAYASAN DALAM LIKUIDASI 1 KEPADA YAYASAN (BARU)

CONTOH AKTA NOTARIS BERITA ACARA/RISALAH PENYERAHAN PENYELENGGARAAN IZIN-IZIN PENDIDIKAN FORMAL DARI YAYASAN DALAM LIKUIDASI 1 KEPADA YAYASAN (BARU) - 1 - CONTOH AKTA NOTARIS BERITA ACARA/RISALAH PENYERAHAN PENYELENGGARAAN IZIN-IZIN PENDIDIKAN FORMAL DARI YAYASAN DALAM LIKUIDASI 1 KEPADA YAYASAN (BARU) BERITA ACARA/RISALAH PENYERAHAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pendirian-Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430)

Lebih terperinci

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM A Deskripsi Umum Departemen Hukum dam Hak Asasi Manusia dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Balai Harta Peninggalan merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.17, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Pengesahan. Badan Hukum. Perubahan. Anggaran Dasar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No dan Pemberitahuan Berakhirnya Status Badan Hukum Yayasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran

2017, No dan Pemberitahuan Berakhirnya Status Badan Hukum Yayasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran No.1538, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Status Badan Hukum Yayasan. Penggabungan dan Pemberitahuan Berakhirnya. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 68-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 1999 PERBANKAN. LIKUIDASI. IZIN USAHA. PEMBUBARAN. LEMBAGA KEUANGAN. (Penjelasan dalam

Lebih terperinci

2016, No penyelesaian sengketa di luar pengadilan, perlu mengatur mengenai mekanisme pemblokiran dan pembukaan pemblokiran akses sistem admini

2016, No penyelesaian sengketa di luar pengadilan, perlu mengatur mengenai mekanisme pemblokiran dan pembukaan pemblokiran akses sistem admini BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1210, 2016 KEMENKUMHAM. Akses. Sistem Administrasi. Badan Hukum Yayasan dan Perkumpulan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III KEDUDUKAN ASET YAYASAN SESUDAH TERBITNYA UNDANG- UNDANG NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO.

BAB III KEDUDUKAN ASET YAYASAN SESUDAH TERBITNYA UNDANG- UNDANG NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. BAB III KEDUDUKAN ASET YAYASAN SESUDAH TERBITNYA UNDANG- UNDANG NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 16 TAHUN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, R AN SALINAN PERATURAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya UndangUndang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya di Indonesia, Yayasan bukanlah merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya di Indonesia, Yayasan bukanlah merupakan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya di Indonesia, Yayasan bukanlah merupakan hal yang baru dan asing di dalam masyarakat. Bahkan keberadaan Yayasan dengan berbagai macam karakteristiknya

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG IZIN MENDIRIKAN YAYASAN. A. Peraturan yang Mengatur Izin Mendirikan Yayasan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG IZIN MENDIRIKAN YAYASAN. A. Peraturan yang Mengatur Izin Mendirikan Yayasan BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG IZIN MENDIRIKAN YAYASAN A. Peraturan yang Mengatur Izin Mendirikan Yayasan 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Kegiatan yang mengatasnamakan amal, bersedekah,

Lebih terperinci

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN Persyaratan dan Dokumen Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGGABUNGAN DAN PENYATUAN PERGURUAN TINGGI SWASTA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2016 KEMENKUMHAM. Yayasan. Pengajuan. Perubahan. Anggaran Dasar. Penyampaian Perubahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.HH-02.AH.01.01 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

MANAJEMEN KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI Dalam Pasal 7 UU Perkoperasian No 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dikatakan bahwa : 1. Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pada ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pada ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yayasan merupakan suatu badan yang melakukan berbagai kegiatan bersifat non komersial (nirlaba) dan bergerak di bidang sosial, keagamaan atau pendidikan. Pada ketentuan

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN TENTANG PENYESUAIAN AKTA YAYASAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN SETELAH BERLAKUNYA UU BHP

BAB II KETENTUAN TENTANG PENYESUAIAN AKTA YAYASAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN SETELAH BERLAKUNYA UU BHP BAB II KETENTUAN TENTANG PENYESUAIAN AKTA YAYASAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN SETELAH BERLAKUNYA UU BHP A. Yayasan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 dan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 1.

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan tujuan pendirian dari Perseroan Terbatas, tujuan filosofis

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan tujuan pendirian dari Perseroan Terbatas, tujuan filosofis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbeda dengan tujuan pendirian dari Perseroan Terbatas, tujuan filosofis pendirian Yayasan adalah tidak bersifat komersial atau tidak mencari keuntungan, maksudnya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.292, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Penyelengaraan. Kewenangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601) UNDANG UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka pembinaan

Lebih terperinci

BAB II PENDIRIAN YAYASAN OLEH ORANG ASING DALAM UNDANG-UNDANG YAYASAN DI INDONESIA. A. Yayasan Asing Sebelum Berlakunya PP No 63 Tahun 2008

BAB II PENDIRIAN YAYASAN OLEH ORANG ASING DALAM UNDANG-UNDANG YAYASAN DI INDONESIA. A. Yayasan Asing Sebelum Berlakunya PP No 63 Tahun 2008 BAB II PENDIRIAN YAYASAN OLEH ORANG ASING DALAM UNDANG-UNDANG YAYASAN DI INDONESIA A. Yayasan Asing Sebelum Berlakunya PP No 63 Tahun 2008 Selama ini pengaturan tentang Yayasan merujuk pada KUHPerdata

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5387) PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA Halaman ini sengaja dikosongkan AD ANGGARAN DASAR NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama Alumni Rancang Kota ITB disingkat ARKI dan berkedudukan di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. No.392, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.AH.01.01 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGUMUMAN YAYASAN DALAM TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU PT) definisi dari Perseroan Terbatas (selanjutnya

Lebih terperinci