BAB II TINJAUAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Konsep Menopause Pengertian Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata usia terjadinya menopause secara umum pada usia 40 sampai 58 tahun (Kusmiran, 2011). Menopause adalah periode yang dimulai dengan menurunnya fungsi organ reproduksi (Wahyuningsih, 2009) Perubahan-perubahan pada Masa Menopause Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause (Lestary, 2010) diantaranya adalah: 1. Perubahan Fisik a. Uterus (rahim) Uterus mengecil yang disebabkan karena atrofi endometrium, hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisial. Serabut otot menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol. 14

2 15 b. Tuba falopii (saluran telur) Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang. c. Serviks (mulut rahim) Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolesen. d. Vagina Vagina menipis sehingga rugae menghilang, vaskularisasi berkurang, elastisitas berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun, keasaman vagina meningkat sehingga mudah terjadi infeksi, uretra ikut memendek sehingga meatus eksternal melemah akibatnya terjadi uretritis dan pembentukan karankula. e. Dasar panggul Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena sifat atrofi dan melemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal.

3 16 f. Perineum dan anus Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. g. Vesica urinaria Aktivitas kendali spinkter dan destrusor menghilang, sehingga sering kencing tanpa sadar. h. Kelenjar payudara Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim, lobolkus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal, puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor. 2. Perubahan Fisiologi Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun dari berhentinya fungsi reproduksi, tetapi secara biologis menopause berarti berhentinya menstruasi. Dengan berhentinya menstruasi berarti proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau peralihan ke masa tua, yaitu masa

4 17 yang ditandai dengan berkurang dan menurunnya vitalitas manusia. Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron pada indung telur. Mengenai terjadinya menopause ini, mula-mula estrogen hanya menghalangi ovulasi atau pelepasan telur, tetapi menstruasi masih tetap berlangsung, tetapi makin lama haid menjadi jarang dan akhirnya akan berhenti. Di samping itu, penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesteron akan diikuti berbagai perubahan fisik seperti kulit mengendur, inkontinensia pada waktu beraktivitas, dan lainnya. Dalam jangka panjang, rendahnya kadar hormon estrogen setelah menopause menimbulkan ancaman osteoporosis (pengeroposan tulang). Semua gejala tersebut tergantung pada kadar hormon estrogen yang ada pada diri seseorang, sehingga bisa berlangsung sebentar dan bisa pula menetap pada seseorang.

5 18 3. Perubahan Psikologi Pada wanita yang mengalami menopause, keluhan yang sering dirasakan antara lain, merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Namun, tidak semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi menopause, seperti kecemasan dan ketakutan. Jadi, ada juga wanita yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka stres akan sulit dihindari.

6 Gejala dan Tanda Menopause Menjelang menopause wanita sering tidak mengetahuinya, tetapi pada akhirnya mereka menyadari adanya perubahan pada tubuh. Gejala yang sering dialami oleh wanita menopause (Lestary, 2010), diantaranya adalah: 1. Perdarahan Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan, kemudian berhenti sama sekali. Menjelang masa menopause terjadi perubahan pola haid, yang akhirnya akan berhenti sama sekali. 2. Rasa panas (hot flush) Munculnya rasa panas dimulai dari wajah hingga menyebar ke seluruh tubuh, disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas muncul selama 30 detik sampai dengan beberapa menit, diduga akibat menurunnya kadar estrogen dalam darah. 3. Insomnia (susah tidur) Kadar serotonim menurun pada wanita menopause sebagai akibat dari menurunnya kadar

7 20 estrogen dalam darah. Serotonim berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang, sehingga apabila serotonim menurun menyebabkan seseorang menjadi mudah depresi dan susah tidur. 4. Kerutan pada vagina Penurunan estrogen dapat menyebabkan vagina menjadi kering dan tidak elastis, selain itu juga munculnya rasa gatal-gatal pada vagina. Perubahan pada vagina dapat menyebabkan wanita menopause mudah terserang infeksi dan mengganggu hubungan seksual. 5. Gejala perkemihan Gangguan berkemih terjadi akibat penurunan estrogen, yang menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Wanita menopause dapat mengalami gangguan dalam kontrol air seni, akibatnya sering kencing tanpa disadari misalnya ketika batuk atau bersin. Wanita menopause rentan untuk terjadi infeksi pada saluran kemih.

8 21 6. Gejala kecemasan Gejala kecemasan yang muncul biasanya adalah cemas, khawatir, bimbang, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri dan mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gangguan konsentrasi, gangguan daya ingat, sakit kepala dan sebagainya. 7. Gejala motorik Gejala motorik yang sering muncul pada wanita menopause adalah gemetar, tanpa sadar menggigit kuku dan bibir, merasa letih setelah melakukan aktivitas meskipun aktivitas yang ringan. 8. Gejala somatik Gejala somatik yang muncul pada wanita menopause adalah berkeringat yang berlebihan, jantung berdetak lebih kencang, tangan dan kaki menjadi basah oleh keringat, muka mudah kering, tangan dan kaki mudah kesemutan, lebih sering buang air kecil, mual, pusing, muka tampak pucat. 9. Perubahan fisik lain Perubahan fisik lain yang bisa dialami oleh wanita menopause baik pada organ reproduksi maupun di luar organ reproduksi.

9 Sembelit Seluruh proses metabolisme menurun dengan bertambahnya usia, kadar estrogen menurun sehingga tubuh berusaha melakukan adaptasi. Selain itu penambahan kalsium dan minimnya konsumsi makanan yang mengandung serat menyebabkan wanita menopause mengalami sembelit Pencegahan Sindrom Menopause Gejala menopause dapat dikurangi dengan melakukan beberapa pencegahan (Proverawati, 2010), diantaranya adalah: 1. Pengaturan makanan Kopi, alkohol dan makanan yang pedas sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan gejala menopause. Mengkonsumsi kopi berlebihan dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan seperti; jantung berdebar, gelisah, sulit tidur, bahkan mual dan muntah. Alkohol dapat mengubah kolesterol, bahkan meningkatkan kolesterol. Pengaturan makanan, juga harus disertai dengan

10 23 perilaku hidup sehat. Salah satunya adalah mengurangi rokok, hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita perokok terbukti memiliki kadar estrogen yang lebih rendah. Wanita menopause dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan kacang-kacangan (kedelai, kacang buncis, dan jenis polongan yang lain). Protein dalam kedelai terbukti dapat menurunkan kolesterol, bahkan mengandung isoflavon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang teratur mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar kedelai mengurangi resiko terjadinya keganasan pada organ reproduksi. 2. Suplemen makanan Wanita menopause mengalami penurunan kadar estrogen dalam darah secara drastis, akibatnya resiko osteoporosis meningkat. Kalsium sangat diperlukan tubuh untuk mencegah terjadinya osteoporosis, sehingga wanita menopause dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium dalam suplemen makanan. Selain kalsium untuk menjaga agar tidak terjadi osteoporosis adalah dengan

11 24 mengkonsumsi vitamin D, karena vitamin D membantu absorbsi kalsium yang dikonsumsi dan mempertahankan kadar kalsium yang tetap normal dalam tulang. Wanita menopause juga memerlukan suplementasi vitamin E, karena vitamin E mampu melindungi dan mempertahankan fungsi sel dari serangan radikal bebas. 3. Teknik relaksasi Relaksasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sendiri oleh individu untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan bahkan mampu mereduksi pelbagai gangguan-gangguan fisiologis dalam tubuh. Melakukan relaksasi dapat memberikan keuntungan secara fisik dan psikis, antara lain; memberikan rasa tenang, mengurangi detak jantung, mengurangi tekanan darah, mengatur pernafasan, mengurangi atau bahkan terhindar dari serangan panik, memperlancar aliran darah, mengurangi pegal, menghilangkan gangguan somatis, membantu kontrol yang baik jika sedang emosi, meningkatkan kemampuan konsentrasi.

12 25 4. Olahraga Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari dapat memberikan manfaat bagi tubuh dan mengurangi gejala yang muncul pada masa menopause. Olahraga yang dilakukan berupa olahraga ringan, dan tidak melebihi kemampuan fisik. Rasa percaya diri serta energi dapat ditingkatkan dengan berolahraga. 5. Cek kesehatan Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan lengkap dilakukan untuk mengetahui kemungkinan wanita menderita berbagai penyakit yang muncul pada masa menopause Konsep Aktivitas Seksual Pengertian Seks mengandung pengertian kelamin secara biologis, yaitu organ kelamin pria dan perempuan. Sementara itu, seksualitas mengandung pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan seks. Termasuk di dalamnya nilai, orientasi, dan perilaku

13 26 seksual dan bukan semata-mata organ kelamin secara biologis (Pangkahila, dalam Martaadisoebrata, 2011). Setiap manusia mempunyai dan merasakan adanya dorongan seksual. Dorongan seksual adalah suatu bentuk keinginan yang bersifat erotik yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas seksual sampai kepada hubungan seksual. Dorongan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 1. Hormon seks, khususnya testosteron. Peranan hormon ini mulai aktif pada masa remaja. 2. Rangsangan seksual yang diterima 3. Keadaan kesehatan tubuh secara umum 4. Faktor psikososial 5. Pengalaman seksual sebelumnya Jika faktor-faktor tersebut mendukung, dorongan seksual akan tetap baik (Pangkahila, dalam Martaadisoebrata, 2011). Aktivitas seksual adalah segala bentuk perilaku yang memberikan rangsangan seksual sehingga menimbulkan reaksi seksual, misalnya ciuman, rabaan, atau seks oral. Hubungan seksual atau senggama mempunyai pengertian yang khusus, yaitu masuknya

14 27 penis ke dalam vagina (Pangkahila, dalam Martaadisoebrata, 2011). Aktivitas seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik, hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama maupun berimajinasi (Potter & Perry, 2005) Identitas Seksual Identitas seksual adalah pengenalan dasar tentang seks diri secara anatomis yang sangat berhubungan dengan kondisi biologis, yaitu kondisi anatomis dan fisiologis, organ seks, hormon, dan otak dan saraf pusat. Identitas gender berkaitan dengan aspek psikologis, yaitu bagaimana seseorang memutuskan menafsirkan identitas seksual untuk dirinya atau citra diri seksual (sexual self-image) dan konsep diri. Secara singkat, identitas seksual seseorang bisa dilihat dari kemampuan memahami sexual identity (identitas kelamin) yakni kesadaran individu mengenai

15 28 pemahaman akan jenis kelaminnya secara biologis yang kedua kemampuan memahami gender identity (identitas jenis kelamin) yakni kesadaran akan jenis kelamin kepribadiannya yang dibentuk oleh ciri-ciri fisik yang diperoleh dari seks biologis yang saling berhubungan dengan perilaku atau pengalaman di lingkungan sekitar. Yang ketiga, identitas seksual seseorang bisa dilihat dari kemampuan memahami gender role behaviour (perilaku peranan jenis kelamin) yakni semua yang dikatakan dan dilakukan seseorang yang menyatakan bahwa dirinya itu seorang pria ataupun wanita Dimensi Seksual Dimensi seksual menurut Andarmoyo (2012) adalah sebagai berikut: 1. Dimensi sosiokultural Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang berada dalam lingkungan masyarakat. Norma dan peraturan ini akan menjadi batasan apakah perilaku yang dijalankan bisa diterima di dalam komunitas kultur tersebut ataupun

16 29 tidak. Keragaman kultural secara global menciptakan variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan menghadirkan spektrum tentang keyakinan dan nilai yang luas, misalnya termasuk cara dan perilaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang, tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa seseorang menikah, dan siapa yang diizinkan untuk menikah. Sirkumsisi pada pria dan wanita adalah contoh tradisi seksual kultural. Sirkumsisi pria adalah pengangkatan prepusium atau kulup di atas gland penis, selain untuk alasan higienis, juga sebagai simbol keagamaan atau identitas etnik bagi masyarakat tertentu. Sedangkan, sirkumsisi pada wanita pada sebagian komunitas adalah suatu warisan tradisi yang sangat lekat dalam budaya kultural pada beberapa negara, terutama komunitas kultural Islam. Perilaku seksual serupa dengan perilaku sosial lainnya. Seseorang akan berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang digariskan dalam budaya kultur tersebut. Hal ini bertujuan agar keberadaan mereka dihargai dalam bertindak dan berperilaku.

17 30 Mereka cenderung bermain sesuai aturan ketika memilih seseorang untuk melakukan hubungan seks dan ketika memilih seseorang untuk dinikahi, bagaimana seseorang memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa mereka secara sosial dan dalam lingkungan sosial seperti apa mereka tinggal. Lingkungan atau masyarakat dan agama tertentu mendorong atau melarang pola seksualitas tertentu. Secara ringkas, setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai dan sikap seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan ekspresi seksual anggotanya. Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan menggarisbawahi perilaku seksual, termasuk, misalnya saja, bagaimana seorang menemukan pasangan hidupnya, seberapa sering mereka melakukan hubungan seks, dan apa yang mereka lakukan ketika mereka berhubungan seks.

18 31 2. Dimensi agama dan etik Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual, spektrum sikap yang ditunjukkan pada seksualitas di rentang dari pandangan tradisional tentang hubungan seks hanya dalam perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat mengakibatkan konflik internal. Michael et. al. (1994) dalam Andarmoyo (2012) salah satu risetnya membagi responden menjadi tiga kategori dengan dasar sikap dan keyakinan. Individu yang masuk ke dalam kategori tradisional mengatakan bahwa keyakinaan keagamaan mereka selalu memberikan pedoman perilaku seksual mereka. Dalam kategori ini, homoseksualitas, aborsi, dan hubungan seks pranikah dan di luar nikah selalu dianggap salah. Kategori relasional berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan saling mencintai, tetapi tidak harus terjadi dalam

19 32 perkawinan. Kategori rekreasional mengatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannya dengan cinta. 3. Dimensi psikologis Banyak keyakinan dan sikap kita mengenai perkembangan psikologis, moral, dan psikoseksual wanita dan pria didasarkan pada teori dari Freud, Erikson, dan Kholberg telah menentang asumsi ini. Mereka menyatakan bahwa diri wanita didefinisikan oleh hubungan dengan orang sementara diri pria didefinisikan oleh perpisahan dan individualisi. Seksualitas bagaimanapun mengandung perilaku yang dipelajari. Sesuatu yang sesuai dan dihargai, dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orang tua. Orang tua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya. Mereka sering mengajarkan seksualitas melalui komunikasi yang halus dan nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual berhubungan dengan tubuh dan tindakan mereka, pesannya sering berbeda sesuai gender. Riset telah rnenunjukkan bahwa orang tua

20 33 cenderung memperlakukan anak-anak perempuan dan laki-laki secara berbeda, misalnya mendekorasi kamar mereka secara berbeda. Mereka memberikan dorongan dan penghargaan kepada anak laki-laki yang melakukan eksplorasi dan yang mandiri, sedangkan anak perempuan sering didorong untuk menjadi penolong dan meminta bantuan. Baik ibu maupun ayah juga cenderung mempertegas permainan sesuai jenis kelamin pada anak-anak prasekolah mereka. Secara singkat, orang tua memperlakukan anakanak mereka secara berbeda berdasarkan gender. Variasi seperti ini menyebabkan sebagian perbedaan gender teramati. Namun demikian, juga memungkinkan bahwa sebagian perbedaan gender ditemukan secara biologis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seksualitas Keinginan seksual beragam diantara individu. Faktorfaktor yang mempengaruhi seksualitas seseorang (Potter&Perry, 2005) diantaranya adalah:

21 34 1. Faktor Fisik Seseorang dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan saja, sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan seseorang kehilangan perasaannya secara seksual. 2. Faktor Hubungan Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Tingkat seberapa jauh mereka masih merasa dekat satu sama lain dan berinteraksi pada tingkat intim bergantung pada kemampuan mereka untuk bernegosiasi dan berkompromi. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktivitas seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya karena harus

22 35 mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa yang diterima atau menyenangkan. 3. Faktor Gaya Hidup Penggunaan atau penyalahgunaan alkohol atau tidak punya waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dapat mempengaruhi keinginan seks. Sebagian orang tidak mengetahui bagaimana menetapkan waktu bekerja dan di rumah untuk mencakupkan perilaku seksual. Misalnya pada pasangan yang bekerja, mungkin merasa terlalu terbeban sehingga mereka merasa cumbuan seksual dari pasangannya sebagai tuntutan tambahan bagi mereka. Individu seperti ini sering mengungkapkan bahwa mereka perlu waktu untuk menyendiri untuk berpikir dan istirahat sebagai hal yang lebih penting dari seks. 4. Faktor Harga Diri Tingkat harga diri seseorang juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas. Jika harga diri seksual tidak pernah dipelihara dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksualitas mungkin

23 36 menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual dapat menurun dalam banyak cara. Rendahnya harga diri seksual dapat juga diakibatkan oleh kurang adekuatnya pendidikan seks, peran yang negatif, dan upaya untuk hidup dalam pengharapan pribadi Aktivitas Seksual pada Masa Menopause Kekurangan estrogen dan progesteron dapat menurunkan libido wanita dengan menciptakan perubahan-perubahan fisik yang secara sederhana membuat tindak senggama kurang nikmat. Kekeringan dan penipisan dinding vagina dapat menimbulkan ketidaknyamanan fisik selama senggama, sebagaimana kejang otot vagina. Perubahan dalam fungsi saraf dapat mematikan rasa di bagian-bagian tubuh yang biasanya peka, dan perubahan dalam sirkulasi darah dapat menurunkan respon fisik jika timbul rangsangan, yang menjadikannya makin sulit untuk mencapai orgasme (Northrup, 2006). Beberapa penelitian ginekologi membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor terpenting

24 37 untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina dari kekeringan sehingga tidak menimbukan nyeri saat bersenggama. Wanita dengan kadar estrogen 50pg/ml, lebih banyak mengeluh masalah seksual seerti vagina kering, perasaan terbakar, gatal, dan sering keputihan. Akibat cairan vagina berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga tidak mau lagi melakukan hubungan seks. Nyeri senggama ini akan bertambah buruk apabila hubungan seks makin jarang dilakukan, yang terpenting adalah melakukan hubungan seks secara teratur agar elastisitas vagina tetap dapat dipertahankan sehingga rasa sakit saat senggama dapat diatasi dan orgasme dapat tercapai saat berhubungan seksual. Libido/dorongan seksual juga mempengaruhi aktivitas seksual di usia menopause, akan tetapi hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor seperti perasaan, lingkungan, dan faktor hormonal (Baziad, 2003).

25 Perubahan Respon Seksual pada Wanita Menopause Tabel 2.1 Perubahan Respon Seksual Fase Respon Seksual Fase Perangsangan (arousal) Fase datar (Plateu) Fase Orgasme (orgasm) Fase Resolusi (resolution) Respon Seksual Wanita Dewasa Klitoris menegang karena rangsangan sehingga meningkatkan gairah seksual. Terjadi lubrikasi pada vagina, diikuti payudara membesar dan putting menegang. Mencapai puncak gairah seksual, terjadi dalam waktu singkat. Setelah orgasme berkahir, wanita kembali dalam keadaan normal secara perlahan. Respon Seksual Wanita Menopause Mengalami penurunan gairah seksual karena terjadi perubahan pada genetalia, yaitu atropi labia mayora dan ukuran klitoris menurun. Penurunan lubrikasi vagina karena kelenjar Bartholin mengalami atropi. Penurunan lubrikasi pada vagina mengakibatkan kemungkinan terjadi infeksi dan perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa panas saat berhubungan dan nyeri. Lubrikasi baru terjadi kurang lebih 5 menit atau bisa juga menjadi lebih lama. Penurunan vasokongesti dan lubrikasi pada vagina menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga mengakibatkan nyeri saat berhubungan seksual dan gangguan orgasme. Setelah orgasme berakhir, wanita merasa lebih cepat kembali dalam keadaan normal. Sumber: Andarmoyo, 2012; Azizah, 2011.

26 Hambatan Aktivitas Seksual pada Masa Menopause Pada usia menopause, terdapat berbagai hambatan untuk melakukan aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan eksternal dan hambatan internal (Azizah, 2011). 1. Hambatan eksternal Merupakan hambatan aktivitas seksual yang datang dari lingkungan, biasanya berupa pandangan sosial (mitos negatif), yang menganggap bahwa aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan setelah mengalami menopause (Azizah, 2011). 2. Hambatan internal Merupakan hambatan aktivitas seksual yang terutama berasal dari subyek lanjut usia sendiri. Hambatan internal psikologik sering kali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan eksternal. Seringkali seseorang yang sudah mengalami menopause sudah merasa tidak bisa dan tidak pantas berpenampilan untuk bisa menarik lawan jenisnya (Azizah, 2011). Hambatan internal psikologik di usia menopause disebabkan karena kurangnya informasi dan

27 40 pengetahuan tentang dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respon seksual masa menopause, yang sebenarnya dapat diperoleh melalui program pelayanan kesehatan reproduksi di fasilitas kesehatan, sehingga mengakibatkan terjadinya kecemasan, depresi, dan stres saat menghadapi usia menopause (Varney, 2004). Hambatan internal yang lain yaitu berupa masalah fisik. Aktivitas seksual di usia menopause bagi sebagian wanita mengalami perubahan berupa penurunan aktivitas seksual. Hal ini dikaitkan dengan penurunan fungsi seksual yang berupa kekeringan vagina, dyspareuni (sakit/nyeri saat bersenggama), berkurangnya elastisitas vagina, berkurangnya lubrikasi (perlendiran) saat bersenggama. Penurunan fungsi tersebut akan menimbulkan penolakan untuk melakukan aktivitas seksual yang pada umumnya timbul oleh rasa nyeri saat berhubungan seksual, ketidaknyamanan saat berhubungan seksual yang timbul karena ketakutan oleh rasa sakit saat bersenggama dan menurunnya dorongan/hasrat seksual (Northrup, 2006).

28 Perspektif Teoretis Menopause Perubahan fisik Perubahan fisiologi Perubahan psikologi Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual Perubahan respon seksual Hambatan aktivitas seksual Aktivitas seksual Skema 2.1 Perspektif Teoretis Sumber: Andarmoyo, 2012; Lestary, 2010; Northrup, 2006; Proverawati, 2010; Varney, Keterangan : : Tidak Diteliti : Diteliti

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu :

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM SEX EDUCATION Editor : Nurul Misbah, SKM ISU-ISU SEKSUALITAS : Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap sebagai hal yang tabu tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum bersifat pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, Men dan pauseis adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan haid. Menopause

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa wanita menganggap masa tua sebagai momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Menopause 1. Pengertian menopause Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya bulan dan penghentian sementara yang secara medis istilah menopause

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik BAB II TINJAUAN TEORI A. Menopause 1. Pengertian Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati bulan dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar `BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3. Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Bagian Dalam 2. Saluran telur (tuba falopi) 1. Indung telur (ovarium) 3. Rahim (uterus) 4. Leher Rahim (cervix) 5. Liang Kemaluan (vagina) Organ Reproduksi Bagian

Lebih terperinci

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wanita Menopause 1. pengertian a. Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi 51,4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi 51,4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Pengertian Menopause Menopause adalah setelah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA PERKEMBANGAN FISIK Masa awal dewasa (early adulthood) Ialah periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menopause dari bahasa Latin, Mensis, bulan, dan bahasa Yunani pausis,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menopause dari bahasa Latin, Mensis, bulan, dan bahasa Yunani pausis, BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Konsep Menopause 1.1. Defenisi Menopause Menopause dari bahasa Latin, Mensis, bulan, dan bahasa Yunani pausis, berhenti merujuk hanya pada periode menstruasi terakhir. Menopause

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Ibu a. Definisi Ibu Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata men yang berarti bulan dan kata peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DESA PANUMBANGAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DESA PANUMBANGAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2011 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DESA PANUMBANGAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2011 Oleh : Siti Fatimah, SST Abstrak Perbaikan kualitas hidup membuat

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Usia Lanjut/Lanjut Usia

Lebih terperinci

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Upaya harapan hidup wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria, karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan mengalami menopause dengan berbagai

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Casmini (2004) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah (2008), remaja adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell, 2010). Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan 12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perempuan Lanjut Usia Lansia adalah periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang dan merupakan tahap perkembangan psikososial yang terakhir (ke delapan) menurut Erikson.

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIK, PERILAKU SEKSUAL, DAN PSIKOLOGIS PADA WANITA YANG MENGALAMI MENOPAUSE

PERUBAHAN FISIK, PERILAKU SEKSUAL, DAN PSIKOLOGIS PADA WANITA YANG MENGALAMI MENOPAUSE Jurnal STIKES Vol. 7 No. 1, Juli 2014 PERUBAHAN FISIK, PERILAKU SEKSUAL, DAN PSIKOLOGIS PADA WANITA YANG MENGALAMI MENOPAUSE CHANGES IN PHYSICAL, SEXUAL BEHAVIOR, AND PSYCHOLOGICAL TO WOMEN WITH MENOPAUSE

Lebih terperinci

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa dewasa madya ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-55. Kondisi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang berarti Bulan dan Penghentian sementara yang lebih tepat. berhentinya masa menstruasi (Wirakusumah, 2004)..

BAB II TINJAUAN TEORI. yang berarti Bulan dan Penghentian sementara yang lebih tepat. berhentinya masa menstruasi (Wirakusumah, 2004).. BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN TEORI 1. Pre Menopause a. Definisi Kata Menopause terdiri dari dua kata yang berasal dari kata Yunani yang berarti Bulan dan Penghentian sementara yang lebih tepat disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil. SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering menjadi ketakutan

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Gambaran Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan

Lebih terperinci