KONSEP TENTANG LEARNING SOCIETY DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM. OLEH AGUS KENEDI (Dosen STAI An-Nur Lampung) ABSTRACT
|
|
- Adi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONSEP TENTANG LEARNING SOCIETY DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM OLEH AGUS KENEDI (Dosen STAI An-Nur Lampung) ABSTRACT The principle of universal education is a comprehensive view on religion, human, people, tribe and lives. Islam also developed all facets of life and trying to participate in solving the problems of contemporary society and prepare for the demands of the future and preserve the history and culture. The general objective of education is often formulated to prepare young people to become adult members of society independent and productive. This reflects the concept of the demands of individual (personal) and social than adults to the young generation. Demands individual an adult expectation that the younger generations can develop their own personality, to develop all the potential and ability. Social demand is the expectation of adults that the child is able to behave, act and live well in a variety of situations and the community. Key Words: Learning Society, Pendidikan Islam
2 A. PENDAHULUAN Sekolah ini bersifat Life-centered. Yang menjadi pokok pelajaran ialah kebutuhan manusia, masalahmasalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang senagai laboratorium tempat anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan. Sekolah ini menurutsertakan orang banyak dalam proses pendidikan untuk mempelajari problemproblem social. Sekolah ini merupakan pusat masyarakat untuk melakukan pertemuan-pertemuan, upacara-upacara dan usaha usaha lain. Dengan jalan demikian sekolah dapat memasuki masyarakat dan masyarakat dapat memasuki sekolah. Menurut Olsen ciri-ciri Community School sebagai berikut: Sekolah itu memperbaiki mutu kehidupan setempat pada saat sekarang ini, sekolah itu menggunakan masyarakat sebagai labulatorium tempat belajar, gedung sekolah itu menjadi pusat kegiatan masyarakat, sekolah itu mendasarkan kurikulum pada proses-proses dan problemaproblema kehidupan masyarakat, sekolah itu menurutsertakan orang tua dalam urusan-urusan sekolah, sekolah itu turut mengkoordinasikan masyarakat, sekolah itu dapat melaksanakan dan menyebarkan filsafat Negara dalam segala hubungan antar manusia. 1 Pengajaran mencapai hasil sebaik-baiknya, apabila didasarkan atas interaksi antara murid-murid dengan sekitarnya. Apa yang dipelajari anak hendaknya hal- 1 Ibid h. 15
3 hal yang juga terdapat dalam masyarakat dank arena itu berguna bagi hidup anak sehari-hari. Cara-cara Menggunakan Masyarakat dalam Pelajaran: Karyawisata atau field trip, menggunakan orang sebagai sumber, pengabdian masyarakat, pengalaman kerja dalam masyarakat. Para ahli pendidikan Islam telah mencoba memformulasikan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut: Al-Syaibany, Pendidikan Islam adalah Proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. 2 Muhammad Fadhil al-jamaly, Pendidikan Islam adalah Upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. 3 Ahmad D. Marimba, Pendidikan Islam adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 4 Ahmad Tafsir, Pendidikan Islam adalah Bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 5 Prinsip pendidikan universal adalah pandangan yang menyeluruh pada agama, manusia, masyarakat, suku dan kehidupan. Islam juga mengembangkan segala segi kehidupan dan berusaha turut serta menyelesaikan masalah-masalah masyarakat masa 2 Omar Mohammad Al-Thoumy Al-Syaibany,Falsafat Pendidikan Islam, hlm Muhammad Fadhil al-jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-syirkat al-tunisiat li al- Tauzi, 1977), hlm. 3 4 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma arif, 1989, hlm Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm.32
4 kini dan bersiap menghadapi tuntutan-tuntutan masa depan dan memelihara sejarah dan kebudayaannya. 6 Menurut Muhammad Munir Mursy, Prinsip universal dalam Islam adalah pendidikan Islam hendaklah meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh yang terdiri dari aspek jiwa, badan dan akal, sehingga nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani, jiwa dan akal. 7 Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis, yaitu mampu memberikan respon terhadap kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis. 8 B. PEMBAHASAN Salah satu aspek yang cukup penting dalam sistem sosial-budaya adalah tatanan nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan, peraturan, hukum, moral yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, budaya, kehidupan politik, maupun dari segisegi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga selalu berkembang, dan mungkin pada suatu saat perkembangan begitu drastis, sehingga tidak jarang menimbulkan perbedaan bahkan konflik nilai. Konflik nilai bisa juga 6 Omar Muhammad al-toumy al-syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm Ibid 8 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), hlm.443
5 diakibatkan adanya perbedaan sudut pandang karena adanya variasi sumber-sumber nilai tersebut. Perbedaan ataupun konflik nilai tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan tatanan yang berakar pada perbedaan pola-pola kebudayaan Menurut Tylor (1871), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, serta kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Pendidikan masyarakat adalah suatu gagasan berupa konsep, hasil penelitian dan penerapan pengembangan di masyarakat. Fungsinya adalah untuk membimbing dan meningkatkan pola pikir masyarakat terhadap semua perkembangan dunia yang sedang terjadi saat ini. Dulu, ada sebuah program pemerintah yang banyak diikuti oleh masyarakat karena programnya yang menyenangkan dan bisa memberikan pendidikan secara gratis kepada mereka. Disebut dengan Kelompencapir atau Kelompok Pendengar Pembaca dan Pirsawan. Pertemuan antarsuku bangsa, antar bangsa, dan antar ras dengan berbagai kebudayaan, kemampuan masyarakat makin sering terjadi. Maka terjadilah proses pembauran budaya, tradisi, nilai-nilai, pengetahuan, dan lain-lain malah terjadi pembauran suku, bangsa, atau ras. Di samping pembauran, pertentangan atau konflik antar sektor sosial-budaya adakalanya juga terjadi. Melalui proses alkulturalisasi, pertentangan atau konflik-konflik ini berangsur-angsur berkurang. Karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup drastis dalam pola pekerjaan. Masyarakat secara berangsur-angsur, terutama di perkotaan sering terjadi loncatan, berubah
6 dari kehidupan yang berpola agraris ke pola kehidupan industri. Pola kehidupan agraris memiliki kesamaan, hidup yang lebih santai, cara kerja yang teratur, rasa kerja sama yang tinggi, perubahan yang lamban, dan sebagainya. Dalam pola kehidupan masyarakat industri, sifat-sifat yang dimiliki masyarakatnya jauh berbeda. Diversifikasi pekerjaan dan tugas-tugas dalam satu pekerjaan melahirkan spesialisasi yang menuntut profesionalisme dalam setiap spesialisasi tersebut. Hal itu mengakibatkan adanya keragaman tugas dan pekerjaan. Tugas-tugas dalam suatu spesialisasi sering tidak dipahami oleh spesialisasi lain. Penerapan teknologi di bidang industri relatif lebih maju dibandingkan di bidang pertanian, dan menuntut profesionalisme yang lebih tinggi pula. Bekerja di bidang industri tidak lagi bergantung pada musim (hujan atau kemarau, panas, atau dingin), bisa bekerja sepanjang masa, malah bisa bekerja siang dan malam. Oleh karena itu, hidup santai telah ditinggalkan, diganti dengan pola kerja keras mengejar target meningkatkan produksi. Dalam pola kehidupan industri perubahan sangat cepat terjadi. Perubahan ini bukan saja karena adanya peralatan baru atau jenis pekerjaan yang baru, tetapi karena dunia industri berorientasi pada pasar. Dengan demikian, strategi, taktik, kebijakan baru yang melahirkan produk dan layanan baru selalu muncul. Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relatif seimbang dengan dengan pria, sebagai akibat ernansipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Diperkuat dengan perubahan pandangan tentang kedudukan wanita, wanita tidak lagi hanya bekerja di rumah,
7 mengurus anak dan keluarga seperti pada pola kehidupan lama. Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria, bekerja hampir pada seluruh sektor pekerjaan. Keadaan ini membawa beberapa implikasi, baik bagi kehidupan sosial-pribadi para wanita, kehidupan keluarga, maupun dalam situasi kerja. Dengan bekerja di luar rumah, wanita lebih bebas bergerak, berkarya, dan berkreasi dibandingkan apabila hanya bekerja di rumah tangga. Wawasan dan pengetahuan mereka menjadi lebih luas, potensi-potensi yang dimilikinya dapat diwujudkan dan disalurkan. Memang banyak pekerjaan-pekerjaan tertentu yang lebih berhasil bila dikerjakan oleh wanita. Wanita yang bekerja juga dapat menambah penghasilan keluarga, sehingga kesejahteraan ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Kehadiran wanita dalam lingkungan kerja juga dapat menimbulkan suasana lain dibandingkan apabila semua karyawannya pria. Hal itu bisa mengakibatkan keluarga tidak harmonis, pendidikan anak terbengkalai, kesejahteraan rumah tangga terabaikan, dan mungkin terjadi perpecahan keluarga (brooken home). Perpecahan keluarga ada dua macam, pecah secara struktur yaitu cerai antara suami dan istri, atau pecah secara lungsi tidak bercerai tetapi masing-masing pihak tidak melaksanakan lungsi yang semestinya. Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parker, atau lebih parah sebagai tempat bertengkar. Masalah ketiga berkenaan dengan situasi pekerjaan. Pekerjaan atau karier bukan tempat beristirahat, tetapi tempat berkarya, berkreasi, berprestasi, dan berkompetisi. Situasi demikian menuntut sikap, penampilan, pemikiran, dan unjuk
8 kerja yang optimal. Kalau karyawati itu belum berkeluarga atau melepaskan diri dari tugas-tugas rumah tangga, mungkin tuntutan pekerjaan tersebut dapat dipenuhi secara optimal. Bila tidak maka hambatan karier yang akan terjadi. Situasi ini dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Masalah tersebut akan bertambah lagi apabila terjadi situasi-situasi yang tidak sehat atau menyimpang. Bagaimanapun dalam situasi kerja akan terjadi konherensi, tidak semua pria menerima kedudukan di bawah wanita, apalagi bila latar belakang pendidikan dan kemampuan terasa sama. Dalam lingkungan kerja yang ada wanita dan pria, bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, mulai dari pelecehan sampai dengan skandal. Hal ini tentu menimbulkan masalah, baik bagi wanita yang bersangkutan, keluarga, maupun unit kerja. Perkembangan kehidupan keluarga sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pola kerja masyarakat modern (industri) menuntut waktu kerja yang tidak teratur, melebihi waktu biasa. Dalam masyarakat modern, orang tidak lagi bekerja dari pukul 7.00 sampai pukul Walaupun ketentuan sampai pukul 16.00, kenyataannya jam kerja kadang-kadang sampai pukul bahkan lebih. Bekerja bukan lagi dari Senin sampai Jumat dan pulang tiap hari, melainkan dari Senin sampai Minggu dan pulang seminggu sekali, bahkan beberapa minggu tidak pulang. Hal seperti itu mungkin hanya dialami oleh para bapak/suami, tetapi mungkin juga dialami oleh para ibu/istri, bahkan oleh kedua-duanya. Dalam keluarga, anak juga mempunyai masalah sendiri. Anak-anak yang belum bersekolah tinggal di rumah bersama pembantu. Mereka lebih banyak hidup dan bergaul dengan pembantu daripada
9 dengan orang tuanya. Anak yang bersekolah sebagian waktunya digunakan di sekolah, tetapi sebagian besar digunakan di rumah atau di luar rumah dengan teman-temannya. Kesempatan anak remaja di rumah lebih sedikit, umumnya berada di luar rumah untuk menyelesaikan tugas sekolah atau bergaul dengan teman. Banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja akan seimbang dengan penghasilan yang diperoleh. Apalagi bila suami dan istri bekerja, penghasilan mereka jauh lebih banyak. Penghasilan tinggi akan meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Fasilitas keluarga lebih lengkap dan lebih baik, semua kebutuhan hidup terpenuhi, bahkan bisa menabung dan berlibur ke luar kota secara berkala. Di samping memperoleh nilai lebih dari pola kerja pada masyarakat modern, beberapa masalah juga dihadapi dalam kehidupan keluarga. Kesibukan kerja/karier dalam batas-batas wajar memungkinkan anggota keluarga melaksanakan tugasnya dengan baik. Kesibukan di luar batas kewajaran bisa mengorbankan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Bapak tidak lagi melaksanakan tugas sebagai kepala keluarga, demikian juga ibu dan anak. Hubungan harmonis antara suami dan istri, komunikasi pedagogis antara orang tua dan anak bisa sangat terbatas, bahkan mungkin hilang. Karena sangat sibuknya setiap anggota keluarga, bisa terjadi rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkin Dalam situasi demikian, berbagai masalah keluarga bisa timbul.
10 C. KESIMPULAN Sekolah masyarakat adalah sekolah yang menjadi pokok pelajaran ialah kebutuhan manusia, masalahmasalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium tempat anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha usaha masyarakat yang mengandung unsure pendidikan. Ciri-ciri Community School sebagai berikut: Sekolah itu memperbaiki mutu kehidupan setempat pada saat sekarang ini, sekolah itu menggunakan masyarakat sebagai labulatorium tempat belajar, gedung sekolah itu menjadi pusat kegiatan masyarakat, sekolah itu mendasarkan kurikulum pada proses-proses dan problema-problema kehidupan masyarakat, sekolah itu menurutsertakan orang tua dalam urusan-urusan sekolah, sekolah itu turut mengkoordinasikan masyarakat, sekolah itu dapat melaksanakan dan menyebarkan filsafat Negara dalam segala hubungan antar manusia. Pengajaran sekolah masyarakat dapat mencapai hasil sebaik-baiknya, apabila didasarkan atas interaksi antara murid-murid dengan sekitarnya. Apa yang dipelajari anak hendaknya hal-hal yang juga terdapat dalam masyarakat dan karena itu berguna bagi hidup anak sehari-hari. Cara-cara yang digunakan dalam pelajaran pendidikan masyarakat adalah: karyawisata atau field trip, menggunakan orang sebagai sumber, pengabdian masyarakat, pengalaman kerja dalam masyarakat.
11 DAFTAR PUSTAKA Abdul Syani, Sosiologi, Kelompok dan Masalah Sosial, Fajar Agung,Jakarta,1987., Sosiologi, Skematika Teori dan Terapan Penerbit: PT. Bumi Aksara, Jakarta,1994. Abu Ahmadi, Sosiologi, Bina Ilmu, Surabaya, Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma arif, 1989 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992 Athur Hilman, Community Organization and Planning,The Mac Millan Company,New York,1951. David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, disunting dan dihantar oleh: Paulus Wirutomo, CV. Rajawali, Jakarta,1981. E.G. Olsen, School and community, Prentice-Hall,Inc, New York, 1954 Hassan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Bina Aksara, Jakarta,1983. Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta,1984. Maurice Duverger, Sosiologi Politik, Terjemahan: Daniel Dhakidae, Rajawali, Jakarta,1982. Muhammad Fadhil al-jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat, al-syirkat al-tunisiat li al- Tauzi, 1977 Omar Muhammad al-toumy al-syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Diterjemahkan Hasan Langulung, Jakarta: Bulan Bintang, Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (akarta: Kalam Mulia, 1990), Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009 )
12 Sanafiah, Pendidikan sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan Pengembangan Nasional, Surabaya:Usaha Nasional, 1981 Soedjono Dirdjosisworo, Asas-asas Sosiologi. Armico, Bandung,1985. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta,1982., Pribadi dan Masyarakat, Alumni, Bandung,1983. Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar SosiologiPembangunan, Rajawali, Jakarta., W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta,1986.
I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan
Lebih terperinciBab I Interaksi Sosial di Masyarakat
1 1. Judul: Interaksi Sosial 2. Jenis: Diktat 3. Perkiraan jumlah halaman: 55 hal 4. Alasan Pengajuan Judul: Bahan ajar (diktat) ini sangat penting untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran
Lebih terperinciMENGURAI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA ( Upaya menjawab Tantangan Zaman) Feiby Ismail
1 MENGURAI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA ( Upaya menjawab Tantangan Zaman) Feiby Ismail Abstrak Pendidikan di Indonesia masih berkutat pada berbagai permasalahan intern yang perlu untuk diuraikan dalam
Lebih terperinciPEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Available online at: http://ejournal.stainim.ac.id/index.php/edusiana METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Volume 4 No 1 Hal 24 31 2017 P-ISSN: 2355-2743;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciANALISIS NILAI SOSIAL PADA NOVEL DARI RUE SAINT SIMON KE JALAN LEMBANG KARYA NH. DINI
ANALISIS NILAI SOSIAL PADA NOVEL DARI RUE SAINT SIMON KE JALAN LEMBANG KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh: Kori Lovita Dewi NIM 080320717104 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Republik Indonesia adalah negara yang berazazkan Pancasila dengan beragam kebudayaan yang ada. Dengan sistem sosial kebudayan Indonesia sebagai totalitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bahasa Indonesia, istilah Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan pe dan akhiran an, mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya)
Lebih terperinciHAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang merupakan elemen dasar dalam terbentuknya suatu Negara haruslah saling bersatu. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga dan pendidikan adalah dua sisi yang saling berkaitan. Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan
Lebih terperinciHasanuddin Sirait/http://www.hsirait.wordpress.com / Phone: /hsirait
PETUNJUK : UNTUK SOAL-SOAL DIBAWAH INI JAWABAN ADALAH : A BILA PERNYATAAN 1 DAN 2 BENAR B BILA PERNYATAAN 1 BENAR, PERNYATAAN 2 SALAH C. BILA PERNYATAAN 1 SALAH PERNYATAAN 2 BENAR D. BILA PERNYATAAN 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita Indonesia saat ini memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk bekerja, sehingga hampir tidak ada lapangan pekerjaan dan kedudukan yang belum dimasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.
219 BAB VI PENUTUP Dari hasil analisa terhadap ulos dalam konsep nilai inti berdasarkan konteks sosio-historis dan perkawinan adat Batak bagi orang Batak Toba di Jakarta. Juga analisa terhadap ulos dalam
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan juga merupakan segala situasi hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2007:150).
8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kebudayaan Menurut E.B Taylor dalam Soerjono Soekanto Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup kepercayaan, kesenian,
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN KELUARGA DILIHAT DARI SUDUT KECERDASAN EMOSI, SOSIAL BAGI ANAK REMAJA. Nurmayani
KEBAHAGIAAN KELUARGA DILIHAT DARI SUDUT KECERDASAN EMOSI, SOSIAL BAGI ANAK REMAJA Nurmayani ABSTRACT: Family is one of all important organization in the human life. Happy family is influence growth emotion
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Konsep Organisasi Masyarakat adalah mahluk sosial yang hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan dan sulit untuk diselesaikan. Umat manusia diberikan akal dan pikiran agar dapat memecahkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sekali, yang berasal dari luar maupun dari dalam. Tujuan. pembangunan sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan adalah merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Karena pembangunan dalam suatu negara sangat sulit untuk dilaksanakan. Sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ialah membelajarkan siswa yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
Lebih terperinciKONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM
1 KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, M.A. Disusun oleh: Abdul Ghofur NIRM. 016.11.10.2717
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisis dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani, oleh dan daya dukung
Lebih terperinciArif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan sebagaimana yang ditulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditempuh seseorang dari kanak- kanak menuju dewasa, atau merupakan kepanjangan dari masa kanakkanak sebelum mencapai
Lebih terperinciBudaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan NamaDosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag, M.Pd.H. Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Oleh; PUTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia harus dilandasi dengan akhlak al-karimah. Kepentingan akhlak ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang menanamkan dasar aqidah dan akhlak. Tanpa aqidah seseorang tidak akan bisa dikatakan beriman, dan akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala
Lebih terperinciPENDAHULUAN. SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo adalah suatu institusi. pendidikan yang telah berdiri 29 tahun. SMA tersebut telah terakreditasi A
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo adalah suatu institusi pendidikan yang telah berdiri 29 tahun. SMA tersebut telah terakreditasi A (Disamakan). Jumlah murid di SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini merupakan permasalahan yang perlu segera diselesaikan. Berbagai tayangan televisi yang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu aspek dalam pembelajaran agama Islam di Madrasah Aliyah. Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah merupakan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv
Lebih terperinciMATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang serba kompetitif menuntut dunia usaha memberi lebih banyak ruang bagi sumber daya manusia untuk berkarya. Situasi dan kondisi demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar dalam pola hidup manusia serta penentu kinerja suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena disadari atau tidak, pendidikan mampu menjadi pembawa perubahan yang besar
Lebih terperincimaupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam
Lebih terperinci2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini arus informasi sangat mudah didapatkan karena semakin meningkatnya kemampuan manusia dalam mengembangkan intelektualnya dalam bidang ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,
Lebih terperinciWAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan
WAWASAN SOSIAL BUDAYA Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan Disusun Oleh : Nur Fazheera Al Gadri (D0217023) Hendra Lesmana (D0217515) Asmirah (D0217024) Abdillah Resky Amiruddin (D0217514) FAKULTAS TEKNIK PRODI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antar
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI A. Pengertian Agama Agama dapat diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) kepada Tuhan Yang Mahakuasa, tata peribadatan, dan tata kaidah yang bertalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH (Studi Kasus Penyelenggaraan Pernikahan di KUA Kec. Mantingan Kab. Ngawi dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis terbentuk paling dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sebagai dari hasil pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TUGAS KERJA KELOMPOK
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TUGAS KERJA KELOMPOK Oleh: Dra. Neneng Kusmijati Guru SMP Negeri 2 Purwokerto I. PENDAHULUAN Banyak permasalahan yang dihadapi para pendidik dalam usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Hewan juga belajar tetapi lebih banyak ditentukan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin tentang harta bersama. a. Harta bersama menurut pendapat ulama Muhammadiyah kota Banjarmasin. - Harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara berkembang menjadi negara maju. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mengubah
Lebih terperinciAntropologi Psikologi
Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Antropologi Psikologi Manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai makhluk sosial Manusia sebagai makhluk budaya Kehidupan kolektif manusia dan defenisi masyarakat Wenny
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinci2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
Pendahuluan Perkawinan merupakan institusi yang sangat penting dalam masyarakat. Di dalam agama islam sendiri perkawinan merupakan sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana bagi setiap umatnya dituntut untuk mengikutinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikan, ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang belajar dan bahan
Lebih terperinciKeluarga, Sekolah, dan Masyarakat 3
I PENDAHULUAN Manusia diciptakan Allah dalam struktur tubuh yang paling baik di antara makhluk lain. Manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani, atau unsur fisiologis dan psikologis. Dua struktur tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kelompok sosial pengrajin gerabah di Desa Melikan bisa dikategorikan sebagai Paguyuban. Pengrajin di Desa Melikan sendiri berdasarkan ciri-ciri dan kriterianya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Masalah yang ada tersebut beranekaragam,mulai dari masalah yang sukar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata
27 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Analisis Hubungan Sosial Budaya Kondisi hubungan sosial budaya selalu berkaitan dengan kelompok atau individu dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pribadi anak agar. dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu, dan setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya.tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Kemajemukan suku dan budaya yang berada di Indonesia menunjukkan kepada kita selaku warga negara dan masyarakat dunia bahwa indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat
BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk yang paling sempurna yaitu mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang terlatak di Provinsi Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tahun 1967 telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Deklarasi tersebut memuat hak dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan. Palangka Raya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pembinaan agama Islam bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya, maka peneliti dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah / madrasah memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Eveline dan Hartini
Lebih terperinci