METODE SUFISTIK DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN. Azwarfajri Prodi Hukum Islam PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE SUFISTIK DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN. Azwarfajri Prodi Hukum Islam PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Transkripsi

1 METODE SUFISTIK DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN Azwarfajri Prodi Hukum Islam PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ABSTRACT Sufistic interpretations is one form of interpretation that uses certain methods that became known as the shades of interpretation and exegesis isyari alnazhari. Sufistic interpretations is a method of interpretation that emphasizes aspects of ethics (moral), devotion ( al-al-ta'abbudi mysticism) which can be used as the basis for the clear and motivating aspects spiritual ascetic attitude (asceticism), teaches how to live a full life orientation of hereafter (supernatural spiritual) of more than earthly life (materialistic hedonistic). The method used is the cue or takwil through the inner experience of course, the interpretation can not be separated from madlul verses of the Koran. The pattern of anti-sense interpretation is reasonable because he keeps them in order to know the inner. Kata Kunci: Sufistik, Penafsiran, al-qur an Pendahuluan Tradisi penafsiran al-qur an yang dilakukan oleh para ulama mutaqaddimin bukan saja dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan para mufassir, tetapi juga oleh disiplin ilmu yang ditekuninya, sebagai perspektif pemikiran dan juga termasuk pengalaman, termasuk kondisi sosial politik yang mewarnai kultur kehidupan mufassir tersebut. 1 Realitas ini menjadi indikasi bahwa al-qur an sarat dengan perenungan, pemahaman dan penafsiran yasng memang dianjurkan. Berdasarkan hal inilah muncul hasil interpretasi yang beragam sebagai konsekuensi logis dari perintah al-qur an selama pemahaman dan penafsiran dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab. Tafsir sebagai sebuah penjelasan tentang arti atau maksud firman Allah sesuai dengan kemampuan mufassir itu sendiri merupakan suatu hasil ijtihad yang bersifat subyektif dan semuanya bersifat relatif, tidak ada suatu tafsir lebih valid dari tafsir yang lain, karena masing-masing tafsir mempunyai karakteristik tersendiri. Adanya corak-corak penafsiran yang beragam adalah sebagai bukti akan kebebasan penafsiran al-qur an. Corak-corak tafsir yang dikenal selama ini adalah corak bahasa, corak filsafat dan teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fikih, corak tasawuf, corak sastra budaya dan kemasyarakatan. 2 Corak penafsiran sufistik atau tafsir yang dipengaruhi oleh aliran tasawuf merupakan salah satu warisan dalam khazanah pengetahuan Islam, karena disamping telah menjadi 1 M. Quraish Shihab, Membumikan al-qur an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1992), 77 2 M. Quraish Shihab, Membumikan al-qur an, 72 Al-Mu ashirah Vol. 9, No. 2, Juli

2 suatu disiplin ilmu, dalam sejarah perkembangannya juga dihadapkan dengan berbagai polemik. Sebagai suatu disiplin ilmu, tasawuf telah melahirkan banyak ahli yang telah memberikan dan menghasilkan paham-pahamnya dalam bidang tasawuf. Disamping itu, banyak muncul karya-karya tafsir produk ulama sufi sebagai hasil upaya mereka dalam memahami al-qur an. Dalam proses penafsiran tersebut mereka menggunakan metode-metode tertentu yang kemudian dikenal dengan corak tafsir isyari dan corak tafsir al-nazhari yang akan diuraikan dalam tulisan ini. Pengertian Tafsir Sufistik Studi tafsir yang marak dewasa ini merupakan sebuah indikasi betapa besarnya perhatian umat Islam terhadap studi al-qur an yang dijadikan sebagai pedoman hidup ( way of life), sehingga munculnya berbagai macam corak penafsiran tidak bisa dihindari termasuk perspektif tafsir sufistik. Corak penafsiran ini lahir dari kalangan tokoh-tokoh tasawuf yang mencurahkan waktu untuk meneliti, mengkaji, memahami dan mendalami al- Qur an dengan sudut pandang sesuai dengan teori-teori tasawuf. Mereka menakwilkan ayat-ayat al-qur an dengan tidak mengikuti cara-cara penakwilan, dan memberikan penjelasan yang menyimpang dari pengertian tekstual yang telah dikenal dan didukung oleh dalil-dalil syar i. 3 Tafsir sufistik adalah metode penafsiran yang menekankan aspek etika, pengabdian yang dapat dijadikan pijakan untuk menjernihkan aspek ruhaniyah dan memberikan motivasi terhadap sikap zuhud, mengajarkan cara hidup yang sarat dengan orientasi kehidupan ukhrawi yang lebih banyak dari kehidupan duniawi. 4 Metode penafsiran ini pada awalnya bercorak isyari yaitu penakwilan al- Qur an dengan tanpa menggunakan makna lahir ayat, karena adanya isyaratisyarat yang tersembunyi. 5 Corak penafsiran isyari ini kemudian berkembang menjadi tafsir paradigmatik filosofis atau yang lebih dikenal dengan corak sufistik nazhari yaitu perspektif penafsiran al-qur an yang didasarkan atas pandangan teori filsafat. 6 Jenis-Jenis Tafsir Sufistik Corak penafsiran sufistik ini terbagi dua macam yaitu : Tafsir Sufi al-nazhari Tafsir sufi al-nazhari yaitu perspektif penafsiran al-qur an yang berdasarkan pandangan-pandangan teori filsafat yang dibangun atas dasar premispremis minor pendekatan ilmiah dalam upaya menelusuri makna-makna al-qur an yang didasarkan pada data-data yang nilai kebenarannya bersifat subyektif dan relatif. Sedangkan makna yang diungkap adalah makna esoteris ayat ( bathin al- 3 Ali Hasan al- Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, cet. I (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), 55 4 Manna al-qaththan, Mabahis fi Ulum al-qur an (t.tp: al-ashr al-hadits, 1973), Muhammad Abd al- Azhim al-zarqani, Manahil al- Irfan fi Ulum al-qur an, juz. II (Mesir: Mathba ah al-babi al-halabi, t. th), 11 6 Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir wa al-mufassirun, juz. III (Kairo: Dar al-kutub al- Haditsah, 1962), Azwarfajri: Metode Sufistik dalam Penafsiran al-qur an

3 Qur an). Corak penafsiran ini dibangun untuk mempromosikan dan memperkuat teori-teori mistik yang dianut oleh para mufassir. 7 Dalam menafsirkan al-qur an para mufassir membawanya melenceng jauh dari tujuan utamanya yaitu untuk kemaslahatan manusia, tetapi yang ada adalah penafsiran pra-konsepsi untuk menetapkan teori mereka. Al-Zahabi mengatakan bahwa tafsir sufi al-nazhari dalam prakteknya merupakan penafsiran al-qur an yang tidak memperhatikan segi bahasa serta apa yang dimaksud oleh syara. 8 Ulama yang dianggap berkompeten dalam corak al-nazhari adalah Muhyi al-din Ibnu al- Arabi. Beliau dianggap sebagai mufassir yang menyandarkan beberapa teori tasawuf dengan al-qur an, ia juga seorang sufi yang dikenal dengan paham wahdah al-wujud yaitu paham adanya persatuan antara manusia dengan Tuhan. Ibnu al- Arabi dalam menafsirkan ayat al-qur an sangat dipengaruhi oleh paham wahdah al-wujud yang merupakan teori terpenting dalam tasawufnya dan seolah-olah penafsirannya dijadikan legitimasi atas pahamnya tersebut. Al-Zahabi berpendapat bahwa Ibnu al- Arabi dalam menafsirkan ayat-ayat al-qur an telah keluar dari madlul ayat yang dimaksud oleh Allah. 9 Selanjutnya al-zahabi menjelaskan secara panjang lebar karakteristik dan ciri-ciri tafsir sufi al-nazhari sebagai berikut: Pertama, dalam penafsiran ayat-ayat al-qur an tafsir sufi al-nazhari sangat besar dipengaruhi oleh filsafat. Al-Zahabi memberikan contoh penafsiran Ibnu al- Arabi terhadap surah Maryam ayat 57: Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS. Maryam: 57). Menurut al-zahabi, penafsiran Ibnu al- Arabi tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsafat alam yaitu dengan menafsirkan lafal makanan aliyyan dengan antariksa (alam bintang). Kedua, di dalam tafsir al-nazhari, hal-hal yang ghaib dibawa ke dalam sesuatu yang nyata atau dengan kata lain mengqiyaskan yang ghaib kepada yang nyata. Ketiga, terkadang tidak memperhatikan kaidah-kaidah nahwu dan hanya menafsirkan apa yang sejalan dengan ruh dan jiwa mufassir. 10 Tafsir Sufi Isyari Tafsir sufi isyari adalah corak penafsiran ayat-ayat al-qur an dengan main stream penakwilan ayat-ayat terhadap makna yang tidak kelihatan secara transparan karena adanya isyarat yang tersembunyi dibalik ayat. Yang menjadi asumsi dasar mereka dengan menggunakan tafsir isyari adalah al-qur an mencakup yang lahir dan batin. Makna lahirnya adalah teks ayat, sedangkan makna batinnya adalah makna isyarat yang ada dibalik makna teks tersebut. 11 Menurut al-zahabi, tafsir sufi isyari adalah cara menakwilkan ayat-ayat al-qur an yang berlawanan dengan lahir ayat karena mengikuti isyarat-isyarat 7 Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. II, Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. II, Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. II, Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. II, Khalid Abd al-rahman al-akh, Ushul al-tafsir wa Qawa iduhu (Beirut: Dar al-nafa is, 1986), 205 Al-Mu ashirah Vol. 9, No. 2, Juli

4 tersembunyi dibalik ayat, yang hanya akan jelas bagi ahli suluk dan memungkinkan terjadinya penyesuaian antara isyarat dengan maksud lahir ayat. 12 Seorang ulama sufi Nasruddin Khasr mengatakan bahwa penafsiran nas al-qur an yang hanya melihat lahirnya, merupakan badan atau pakaian akidah sehingga diperlukan penafsiran yang dalam dengan menelusuri dibalik makna lahir tersebut dan itu adalah ruhnya, namun bukan berarti ulama tasawuf menolak makna lahir, mereka tetap menerima makna lahir dan menelusuri makna batinnya untuk mengetahui hikmah-hikmah yang ada dibalik makna lahir tersebut. 13 Lahir dan batin merupakan konsep yang digunakan oleh kaum sufi untuk melandasi pemikirannya dalam menafsirkan al-qur an. Pola berfikir mereka berangkat dari yang lahir menuju yang batin. Bagi mereka batin merupakan sumber pengetahuan sedangkan lahir teks adalah penyinar. Rujukan yang mereka pakai adalah pernyataan yang selalu dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib bahwa setiap ayat al-qur an memiliki empat makna yaitu lahir, batin, had dan matla. Baik makna lahir ataupun makna batin pada al-qur an adalah dari Allah. Lahir adalah turunnya al-qur an ( tanzil) dari Allah kepada Nabi dengan bahasa umatnya, sedangkan batin adalah adanya pemahaman di hati sebagian orang mukmin. Oleh karena itu, dualisme lahir dan batin dalam wacana al-qur an, pemahaman dan penakwilannya tidak dikembalikan kepada manusia tetapi kepada Allah. Sebab Allah menjadikan segala sesuatu memiliki dimensi lahir dan batin. Yang lahir adalah bentuk yang bisa diindera ( al-shurah al-hissiyah) dan yang batin adalah al-ruh al-ma nawi. 14 Corak tafsir sufi isyari tidak dapat begitu saja diterima, tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang tidak boleh ditinggalkan oleh mufassir. Syaratsyarat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penafsiran isyari tidak boleh menafikan apa yang dimaksudkan makna lahir. 2. Harus ada nas lain yang menguatkannya. 3. Tidak bertentangan dengan syara dan akal. 4. Harus diawali dengan penafsiran terhadap makna lahir dan memungkinkan adanya makna yang tersembunyi dibalik teks. 15 Menafsirkan ayat-ayat al-qur an dengan melihat isyarat-isyarat yang ada di dalamnya telah banyak dilakukan oleh para sahabat, diantara penafsiran isyari para sahabat adalah ketika para sahabat mendengar ayat pertama dari surah al- Nashr yang berbunyi : Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (QS. al-nashr: 1). Diantara mereka ada yang memberi penafsiran dengan mengatakan bahwa ayat tersebut memerintahkan kepada mereka untuk bersyukur dan meminta ampun kepada Allah, tetapi berbeda dengan Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ayat tersebut sebagai tanda kewafatan Rasulullah. 12 Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. III, 5 13 Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. III, Abid al-jabiri, Bunyah al- Aql al- Arab (Beirut: Markaz Dirasat al-wahdah al- Arabiyah, 1990), Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., juz. II, Azwarfajri: Metode Sufistik dalam Penafsiran al-qur an

5 Al-Zahabi memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara tafsir sufi al-nazhari dan tafsir sufi isyari sebagai berikut: 1. Tafsir sufi al-nazhari dibangun atas dasar pengetahuan ilmu sebelumnya yang ada pada seorang sufi, yang kemudian menafsirkan al-qur an sebagai landasan tasawufnya. Tafsir ini bukan didasarkan pada pengetahuan yang ada pada seorang sufi, tetapi didasari oleh ketulusan hati seorang sufi yang telah mencapai derajat tertentu sehingga tersingkapnya isyarat-isyarat yang ada dalam ayat-ayat al-qur an. 2. Dalam tafsir sufi al-nazhari, seorang sufi berpendapat bahwa semua ayat al- Qur an mempunyai makna-makna tertentu dan bukan makna lain yang ada di balik ayat. Asumsi dasar dari tafsir ini adalah bahwa ayat-ayat al-qur an mempunyai makna lain yang ada di balik makna lahir, dengan perkataan lain bahwa al-qur an terdiri dari makna lahir dan batin. 16 Adapun tokoh-tokoh yang terkenal dalam corak penafsiran ini adalah: a. Sahl Abdullah al-tusturi dengan karyanya Tafsir al-qur an al-karim atau disebut juga Tafsir al-tusturi; b. Abu Abd al-rahman dengan karyanya Haqa iq al-tafsir al-sulami atau dikenal dengan Tafsir al-sulami; c. Ahmad bin Ibrahim al-naisaburi dengan karyanya al-kasyaf wa al-bayan atau disebut juga Tafsir al-naisaburi; d. Muhyi al-din Ibnu al- Arabi dengan karyanya Tafsir Ibnu al- Arabi; e. Syihab al-din al-alusy al- Baghdadi dengan karyanya Ruh al-ma ani; f. Abd al-razaq al-qasyani dengan karyanya Mutashawwif; g. Al-Qusyairi dengan karyanya Latha if al-isyarat Tafsir Shufi Kamil li al-qur an al-karim; h. Nizham al-din al- Hasan bin Muhammad al-naisaburi dengan kitabnya Ghara ib al-qur an wa Ragha ib al-furqan; i. Imam al-ghazali dengan karyanya al-jawahir. Bentuk-Bentuk Penafsiran Tafsir isyari maupun al-nazhari merupakan produk ahli tafsir yang menggolongkan diri sebagai ahli tasawuf. Sebab itulah kedua corak penafsiran ini memiliki nilai similaritas, karena keduanya mengungkapkan makna al-qur an yang tersirat. Hanya saja tafsir al-nazhari mengarahkan penelusurannya pada makna yang tersirat saja dengan mengabaikan makna yang tersurat. Sedangkan tafsir isyari, corak pemikirannya didahului dengan pendekatan spiritual (riyadhah ruhiyah) yang dilakukan oleh seorang mufassir sehingga sampai pada tingkatan yang mampu mengungkapkan makna yang tersirat dalam ayat al-qur an. Dengan isyarat-isyarat yang dipahami dengan imajinasinya sehingga tampak korelasi antara makna yang tersurat (eksoteris) dan yang tersirat (esoteris) dari ayat yang ditafsirkan. 17 Adapun contoh bentuk-bentuk penafsirannya adalah sebagai berikut: 1. Surah al-syams ayat 9-10 Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan jiwanya dan merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS. al-syams: 9-10). 16 Muhammad Husein al-zahabi, al-tafsir..., Wahib, Perspektif Tafsir Sufi Isyari: Studi Atas Pemikiran al-alusy dalam Tafsir Ruh al- Ma ani (Yogyakarta: PPs IAIN SUKA, 1997), Al-Mu ashirah Vol. 9, No. 2, Juli

6 Menurut Ibnu al- Arabi, penjelasan dari ayat ini adalah bahwa jiwa itu tidak akan dapat menjadi suci kecuali oleh Tuhannya. Dalam zat itu tidak ada kemuliaan dan keagungan. Karena kesucian itu adalah perkembangan, maka barang siapa yang al-haq telah menjadi penglihatannya, pendengarannya, kekuatannya, dan bentuk-bentuk yang disaksikannya adalah bentuk penciptaan, maka sucilah jiwa orang tersebut. Jiwa akan berkembang dan tumbuh dari semua pasangan yang indah, seperti nama-nama Allah adalah bagi Allah dan makhluk yang telah suci seperti itu. Karena itu sungguh merugi orang-orang yang mengotori jiwanya, karena tidak mau tahu terhadap jiwanya. Dalam hal ini Ibnu al- Arabi berkhayal bahwa orang tersebut telah mengotori jiwanya menurut pensifatan ini, padahal ia sendiri tidak tahu bahwa sifat yang ada pada jiwanya merupakan sifat dzati yang akan selalu ada padanya dan mustahil akan lenyap. Karena itu ia mensifatinya dengan merugi, jika ia tidak mengetahui hal ini. Karena itulah Allah berfirman sungguh beruntunglah, dan Allah menentukan kekekalannya sifat dzati tersebut. Padahal kekekalan itu hanyalah bagi Allah semata atau bagi sesuatu yang ada di sisi-nya Surah al-taubah ayat 122: Wahai orang-orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitarmu. (QS. al-taubah: 122). Dalam ayat ini, para mufassir mengartikan bahwa Allah telah memerintahkan untuk memerangi atau membunuh diri dan orang-orang kafir yang ada di sekitar. Ini merupakan pemahaman dari makna lahir ayat yang ditunjukkan oleh pengertian-pengertian kebahasaan, sedangkan pemahaman batinnya berasal dari pemahaman para mufasir terhadap makna lahir ayat sesuai dengan pemahaman konsep sufinya. 19 Apabila menelaah kitab-kitab tafsir sufi, baik yang nazhari atau isyari dapat ditemukan adanya penyimpangan dalam menafsirkan al-qur an. Tafsir sufi al-nazhari pada umumnya menyimpangkan makna al-qur an dari maksud dan tujuan yang dikehendaki sebenarnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa Ibnu al- Arabi yang cenderung menafsirkan ayat-ayat al-qur an sejalan dengan pendapatnya tentang wahdah al-wujud. Menurutnya, tidak ada wujud selain wujud yang satu, sedangkan alam semesta merupakan manifestasi dari wujud yang tunggal. Allah merupakan wujud yang nyata dan selain Dia merupakan manifestasi dan ide, yang keduanya dianggap sebagai perluasan dan pengembangan dari wujud yang satu. Pendapat inilah yang menyebabkan para sufi berani berkata Aku adalah Allah dan juga Ibnu al- Arabi mengatakan bahwa Anak sapi yang disembah Bani Israil merupakan salah satu manifestasi Allah. Ada beberapa 18 Mahmud Basuni Faudah, Tafsir-tafsir al-qur an: Perkenalan Dengan Metodologi Tafsir, cet. I (Bandung: Pustaka, 1987), Mahmud Basuni Faudah, Tafsir-tafsir al-qur an..., Azwarfajri: Metode Sufistik dalam Penafsiran al-qur an

7 penafsiran al-qur an yang dijadikan alasan atas pendapatnya mengenai wahdah al-wujud, diantaranya surah al-isra ayat 23: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. al-isra : 23) Ibnu al- Arabi mengatakan para ulama yang cenderung melihat pernyataan tertulis dalam al-qur an memberikan arti lafal qadha dengan memerintahkan, tetapi ia mengartikan dengan memutuskan untuk membuka, dan inilah arti sebenarnya, karena orang-orang musyrik berkeyakinan bahwa sebenarnya mereka menyembah patung sesembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah. 20 Penyimpangan kedua adalah dalam penafsiran terhadap surah al-baqarah ayat 163: Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. al-baqarah: 163) Ibnu al- Arabi mengatakan bahwa dalam ayat ini Allah berbicara dengan kaum muslim, bahwa orang-orang yang menyembah benda selain Allah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sebenarnya sama dengan menyembah Allah juga. Ingatlah ketika mereka mengatakan: Sebenarnya kami menyembah benda-benda ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya Ibnu al- Arabi menghubungkan penafsirannya ini dengan surah al-muzammil ayat 8-9: Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadatlah kepada-nya dengan penuh ketekunan, Dialah Tuhan masyriq dan Tuhan maghrib. (QS. al-muzammil: 8-9) Dalam hal ini, Ibnu al- Arabi mengatakan: Ingatlah Tuhanmu yaitu kamu sendiri, artinya kenalilah dirimu sendiri, ingatlah selalu dan jangan melupakannya agar Allah tidak melupakanmu. Dan berusahalah untuk memperoleh kesempurnaan dirimu setelah mengetahui hakikat dirimu (sebagai Tuhan). 21 Dari bentuk penafsiran-penafsiran di atas terlihat bahwa terdapat berbagai macam bentuk penafsiran yang timbul karena tidak adanya batasan yang jelas tentang bentuk penafsiran itu sendiri, salah satunya adalah corak penafsiran sufi. Menurut penulis, corak penafsiran sufi ini dapat dipakai apabila tidak bertentangan dengan konsep-konsep ketauhidan yang telah diketahui dan berkembang dalam masyarakat, walaupun diketahui bahwa konsep-konsep sufistik itu belum tentu salah, namun hal itu tidak dapat disebarkan dalam 20 Muhammad Husein al-zahabi, Penyimpangan-penyimpangan dalam Penafsiran al- Qur an (Jakarta: Rajawali, 1986), Muhammad Husein al-zahabi, Penyimpangan-penyimpangan..., Al-Mu ashirah Vol. 9, No. 2, Juli

8 masyarakat karena akan menimbulkan kesalah-pahaman akibat masih rendahnya pemahaman terhadap konsep-konsep keilmuan tersebut. Kesimpulan Tasawuf dalam perkembangan sejarahnya telah memperkaya khazanah keilmuan Islam, seperti dalam bidang penafsiran yang melahirkan corak penafsiran sufistik. Corak tafsir sufi mempunyai karakter khusus, tidak lepas dari epistemologi yang dipakai kaum sufi dengan konsep lahir dan batin yang melihat al-qur an sebagai makhluk yang mempunyai segi lahir dan batin. Metode yang dipakai dalam penafsiran adalah isyarat atau takwil melalui jalan pengalaman batin yang tentu saja penafsirannya tidak lepas dari madlul ayat al-qur an. Mereka sangat anti akal karena menurutnya akal akan menghalangi mereka untuk bisa mengetahui hal yang batin 150 Azwarfajri: Metode Sufistik dalam Penafsiran al-qur an

9 DAFTAR PUSTAKA Al-Akh, Khalid Abd al-rahman. Ushul al-tafsir wa Qawa iduhu. Beirut: Dar al- Nafa is, Al- Aridl, Ali Hasan. Sejarah dan Metodologi Tafsir, cet. I. Jakarta: Rajawali Pers, Faudah, Mahmud Basuni. Tafsir-tafsir al-qur an: Perkenalan dengan Metodologi Tafsir, cet. I. Bandung: Pustaka, Al-Jabiri, Abid. Bunyah al- Aql al- Arab. Beirut: Markaz Dirasat al-wahdat al- Arabiyah, Al-Qaththan, Manna. Mabahits fi Ulum al-qur an. t.tp: al-ashr al-hadits, Shihab, M. Quraish. Membumikan al-qur an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, Wahib. Perspektif Tafsir Sufi Isyari: Studi Atas Pemikiran al-alusy Dalam Tafsir Ruh al-ma ani. Yogyakarta: PPs IAIN SUKA, Al-Zahaby, Muhammad Husein. al-tafsir wa al-mufassirun. Kairo: Dar al-kutub al-haditsah, , Penyimpangan-penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Qur an. Jakarta: Rajawali, Al-Zarqani, Muhammad Abd al- Azhim. Manahil al- Irfan fi Ulum al-qur an. Mesir: Mathba ah al-babi al-halabi, t. th. Al-Mu ashirah Vol. 9, No. 2, Juli

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN KONSEP AGAMA KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS UNSUR AGAMA SECARA UMUM PENGERTIAN ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS PENGERTIAN AGAMA ISLAM KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Tawakal Kepada Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN. Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu

BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN. Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu Abstract BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu The Qur an is the holy book revealed by God to mankind. However, not all verses of the Qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Oleh: ENCEP SUPRIATNA

Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pemikiran Tasawuf (Mistisme) Dalam Dunia Islam Serta Kemunculan Aliran-Aliran Tarekat (Studi Kasus Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri) Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pengertian dan Asal Usul Tasawuf Pandangan ahli

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan 170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI. penulis menilai bahwa tentunya sangat berkualitas penuh dengan pembahasan

BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI. penulis menilai bahwa tentunya sangat berkualitas penuh dengan pembahasan 72 BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI A. Penilaian Terhadap Standar Penilaian Mamdu>h dan Mazmu>m Tafsir Bi Al- Ra yi Karya Muhammad Husain Al-Dzahabi Kitab yang ditulis

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-furqan (Alquran) kepada hamba-nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (TQS al-furqan [25]: 1). Sehebat apa pun manusia,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) , 25 Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaanpun sejak manusia mengenal

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin *

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin * Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya Jamaluddin * Abstarak: Allah menantang manusia yang mengingkari al Qur an supaya membuat kitab tandingan, kemudian membuat tandingan dengan sepuluh surat

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an al-karim adalah sebuah kitab yang tidak datang kepadanya kebatilan dari awal sampai akhirnya, yang diturunkan oleh (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi

Lebih terperinci

AL-MIZAN: MAHAKARYA ABAD MODERN

AL-MIZAN: MAHAKARYA ABAD MODERN AL-MIZAN: MAHAKARYA ABAD MODERN (CUPLIKAN-CUPLIKAN DARI BUKU MENELUSURI RUANG BATIN AL-QUR'AN: BELAJAR TAFSIR BATINI PADA ALLAMAH THABATHABA'I) Oleh Rosihon Anwar (Peminat Kajian-kajian Tafsir Syi`ah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya, melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman serta tuntunan bagi manusia, Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Manusia mempertanyakan diri sendiri apakah ia makhluk jahat atau makhluk baik.

Lebih terperinci

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002 KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada dasarnya adalah transformasi pengetahuan ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan potensi manusia.oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

PESONA TAFSIR MAWḌU I

PESONA TAFSIR MAWḌU I PESONA TAFSIR MAWḌU I Penetrasi dalam Membahas dan Menjawab Realita Dudung Abdullah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Abstrak Tafsir Mawḍu i atau Tafsir Tematik adalah pembahasan ayat

Lebih terperinci

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam Sasaran bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan falsafah ketuhanan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran diwahyukan Allah untuk menjadi petunjuk (huda) dan pembeda (al-furqan) antara kebenaran dan kebatilan, sekaligus menjadi pedoman dan kebanggaan umat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor

Lebih terperinci

DONOR ORGAN TUBUH. Oleh Nurcholish Madjid

DONOR ORGAN TUBUH. Oleh Nurcholish Madjid MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI DONOR ORGAN TUBUH Oleh Nurcholish Madjid Praktik kedokteran menyangkut donasi organ tubuh tampaknya belum pernah ada dalam zaman klasik Islam. Karena itu, permasalahan ini dari

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA 58 BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA A. Makna Kesaksian Manusia terhadap ke-esaan Allah di Alam Rahim dalam Surat al-a raaf ayat

Lebih terperinci

KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU. Oleh, Indo Santalia *

KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU. Oleh, Indo Santalia * KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU Oleh, Indo Santalia * Abstrak : Akal dan wahyu merupakan bahan yang paling masyhur dan paling dalam dibicarakan dalam sejarah pemikiran manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid QADLA DAN QADAR Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid Berikut ini adalah kompilasi dari nukilan yang diambil dari Malfuzat yang berkaitan tentang takdir dan nasib manusia. Kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan masalah kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman. Berbagai masalah muncul dari berbagai sudut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang dibawa turun oleh al-ruh al Amin (Jibril) ke dalam hati sanubari Rasulullah Muhammad bin Abdullah sekaligus bersama lafal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap nas al-quran atau as-sunnah untuk mengatur kehidupan manusia. 1 Prinsip dalam hukum Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. Al-Qur an merupakan kitab suci yang terakhir yang dipedomani umat Islam hingga akhir masa.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang 373 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah

Lebih terperinci

Irfan Teori. Kata kunci ; irfan, wujud, wahdatul wujud, zat, Al-Haq, ta ayyun awwal, ta ayyun tsani, tajalli, insan kamil.

Irfan Teori. Kata kunci ; irfan, wujud, wahdatul wujud, zat, Al-Haq, ta ayyun awwal, ta ayyun tsani, tajalli, insan kamil. Irfan Teori Abstrak Makalah ini bermaksud untuk menjelaskan pembahasan irfan secara global dan diperuntukkan bagi mereka yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan pembahasan irfan sebelumnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saw. penutup para Nabi dan Rasûl, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. saw. penutup para Nabi dan Rasûl, dengan perantara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur ân adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para Nabi dan Rasûl, dengan perantara Malâikat Jibrîl Alaihissalâm, dimulai dengan

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun dengan nama Allah. Kita sekarang memulai membaca al-qur an dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. turun dengan nama Allah. Kita sekarang memulai membaca al-qur an dengan nama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an turun kebumi bersama dengan nama Allah SWT karenanya setiap melakukan pekerjaan hendaknya diawali dengan mengucapkan dengan nama Allah, dimana kata

Lebih terperinci

Sumber Ajaran Agama Islam

Sumber Ajaran Agama Islam Sumber Ajaran Agama Islam Al-Qur an yang memuat wahyu Allah, Ijtihad Upaya yang dilakukan untuk penetapan hukum atas suatu permasalahan sehingga mendapatkan solusi yang sesuai dengan aturan agama As-Sunah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu tajwid adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan sifat serta bacaan-bacaannya. Hal ini juga termasuk memberikan huruf

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA

BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA BAB IV PERBANDINGAN PEMURNIAN TAREKAT IBNU TAIMIYAH DAN HAMKA A. Pemurnian Tarekat Ibnu Taimiyah dan Hamka 1. Ibnu Taimiyah Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, hubungan antara tarekat dengan

Lebih terperinci

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. Muhammad Yusro, MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA MATERI PERKULIAHAN Mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi Bagaimana manusia bertuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menurunkan al-qur an sebagai kitab akhir zaman. Ia adalah sumber agama Islam pertama dan utama. 1 Al- Qur an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT

Lebih terperinci

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama,

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

IlmuTasawuf.com. IlmuTasawuf.com. Daftar lsi. A. Pengertian, Ragam dan Kegunaannya... 19

IlmuTasawuf.com. IlmuTasawuf.com. Daftar lsi. A. Pengertian, Ragam dan Kegunaannya... 19 BAB I AL-QURAN A. Pengertianal-Qur'an BAB II Daftar lsi STUDI ILMUAT-QUR'AN B. Nama dan Sifat al-qur'an...5 C. Tujuan Kehadiran dan Kandungan al-qur'an...8 ULUM AL-QURAN....;...19 A. Pengertian, Ragam

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Tauhid

Mendidik Anak dengan Tauhid Mendidik Anak dengan Tauhid Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????

Lebih terperinci