UNIVERSITAS DIPONEGORO. REKAYASA NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG RUSUNAWA AMABARAWA (Value Engineering Construction Of Ambarawa s RUSUNAWA Building)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS DIPONEGORO. REKAYASA NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG RUSUNAWA AMABARAWA (Value Engineering Construction Of Ambarawa s RUSUNAWA Building)"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS DIPONEGORO REKAYASA NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG RUSUNAWA AMABARAWA (Value Engineering Construction Of Ambarawa s RUSUNAWA Building) TUGAS AKHIR ACHMAD NURUL HIDAYAT L2A DENNY ARDIANTO L2A FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL SEMARANG MEI 2011

2 UNIVERSITAS DIPONEGORO REKAYASA NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG RUSUNAWA AMABARAWA (Value Engineering Construction Of Ambarawa s RUSUNAWA Building) ACHMAD NURUL HIDAYAT L2A DENNY ARDIANTO L2A Semarang, Mei 2011 Pembimbing Utama Disetujui, Pembimbing Pendamping Dr. Ir. Sriyana, MS. NIP Ir. Arif Hidayat, CES., MT.. NIP Mengetahui, Ketua Program Reguler II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Ir. Moga Narayudha, SP1. NIP ii

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas akhir ini adalah hasil karya kami sendiri dan semua sumber baik yang dikutip ataupun yang dirujuk telah kami nyatakan dengan benar. 1. NAMA : ACHMAD NURUL H. NIM : L2A Tanda tangan :.. 2. NAMA : DENNY ARDIANTO NIM : L2A Tanda tangan :.. Tanggal : 27 Mei 2011 iii

4 Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 27 Mei 2011 Mahasiswa I Yang menyatakan, Mahasiswa II Achmad Nurul H. Denny Ardianto L2A L2A vi

5 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Achmad Nurul Hidayat NIM : L2A Nama : Denny Ardianto NIM : L2A Jurusan : Teknik Sipil 4. Fakultas : Teknik 5. Jenis karya : Tugas Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul : REKAYASA NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG RUSUNAWA AMBARAWA beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas akhir kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya. v

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir pada Rekayasa Nilai Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah memperluas wawasan, memahami, dan mengembangkan rekayasa sipil berdasarkan mata kuliah yang telah didapat. Selain itu, supaya dapat berpikir secara menyeluruh dalam pengetahuan rekayasa sipil. Namun waktu yang singkat ini telah membatasi Penulis untuk menguraikan seluruh perencanaan pembangunan proyek secara mendetail pada penyusunan laporan ini. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam isi laporan Tugas Akhir ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan Penulis. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang dapat membantu dalam penyempurnaan isi laporan ini sangat kami harapkan. Laporan Tugas Akhir ini Penulis susun berdasarkan data yang ada dan pengamatan Penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama Tugas Akhir sampai tersusunnya laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Sri Sangkawati, MS., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 2. Ir. Moga Narayudha, SP1., selaku Ketua Program Reguler II. 3. Hardi Wibowo,ST., MEng., selaku Sekretaris Program Sipil Reguler II. 4. Bapak Ir. Slamet Hargono, Dipl., Ing., selaku dosen wali (2053) 5. Bapak Dr. Ir. Sriyana, MS., selaku Dosen Pembimbing I. 6. Bapak Ir. Arif Hidayat, CES., MT., selaku Dosen Pembimbing II. 7. Orang tua dan keluarga tercinta, yang telah memberi dukungan moral, spiritual dan finansial. vii

7 8. Semua teman-teman angkatan 2005 yang telah memotivasi penyelesaian laporan ini. 9. Bagian Administrasi yang telah membantu kelancaran dalam surat-menyurat. 10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis, baik secara moril maupun materiil, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah referensi mata kuliah dan bermanfaat bagi perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Semarang, April 2011 Penulis viii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Ruang Lingkup Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Sistematika Penulisan... 5 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Proyek Data Data Proyek... 9 BAB III STUDY PUSTAKA 3.1 Value Engineering Pengertian Value Engineering Unsur-unsur Utama Value Engineering Sebab-Sebab Timbulnya Biaya-Biaya Yang Tidak Diperlukan Waktu Mengaplikasikan Value Engineering Value Engineering Pada Tahap Perencanaan Value Engineering Pada Tahap Pelaksanaan Pertimbangan Kode Etik Value Engineering Incentive Clause ix

9 3.6 Program Requirements Clause Mencapai Keberhasilan Value Engineering Incentive Clause Analisis Struktur BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Definisi Proses Penelitian BAB V ANALISIS REKAYASA NILAI 5.1 Upaya Dalam Melakukan Rekayasa Nilai Item Pekerjaan Yang DiRekayasa Nilai Rangka Atap Baja Ringan Alasan Dilakukan Rekayasa Nilai Pada Rangka Atap Wiremesh ( Jaring Kawat Baja Las ) Alasan Dilakukannya Rekayasa Nilai Pada Pelat Dengan Menggunakan Tulangan Wiremesh Bata Ringan ( Hebel / Celcon) Alasan Dilakukannya Rekayasa Nilai Pada Dinding Dengan Menggunakan Bata Ringan/Hebel Analisis Struktur Perencanaan Dan Analisa Perhitungan Struktur Atap Perhitungan Pembebanan Struktur Perhitungan Balok Perhitungan Kolom Perhitungan Pembebanan Pondasi BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) 6.1 Instruksi Kepada Peserta Lelang Data Lelang Lampiran Syarat Syarat Umum Proyek Syarat Syarat Kontrak Penjelasan Teknis Pekerjaan Bentuk Bentuk Jaminan Penutup x

10 BAB VII PEMBAHASAN REKAYASA NILAI 7.1 Kebutuhan Biaya Rencana Anggaran Biaya Existing Analisa Value Engineering Pada Atap Tahap Informasi Atap Tahap Kreatif Atap Tahap Analisa Atap Analisa Perhitungan Biaya Atap Baja Ringan Analisa Value Engineering Atap Baja Ringan Tahap Rekomendasi Atap Tahap Penyajian Analisa Value Engineering Pada Elemen Pelat Tahap Informasi Pelat Lantai Tahap Kreatif Pelat Lantai Tahap Analisa Pelat Lantai Analisa Perhitungan Biaya Pelat Alternatif Dengan Mengkonversi Tulangan Pada Pelat Lantai Menjadi Wiremesh Analisa Value Engineering Penulangan Pelat Dengan Wiremesh Tahap Rekomendasi Pelat Lantai Tahap Penyajian Pelat Lantai Analisa Value Engineering Pada Dinding Tahap Informasi Dinding Tahap Kreatif Dinding Tahap Analisa Dinding Analisa Perhitungan Biaya Dinding Alternatif Dengan Pasangan Bata Ringan/hebel Analisa Value Engineering Pekerjaan Dinding Tahap Rekomendasi Dinding Tahap Penyajian Dinding Rencana Anggaran Biaya Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai 152 xi

11 BAB VIII PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Dasar Perhitungan Analisis Harga Satuan Pekerjaan Rencana Anggaran Biaya 160 BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN xii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Jawa Tengah... 7 Gambar 2.2 Denah Situasi RUSUNAWA Ambarawa... 8 Gambar 4.1 Bagan alir pengerjaan Tugas Akhir Gambar 5.1 Pemodelan 2D Rangka Baja Ringan Gambar 5.2 Respon Spektrum Gempa Rencana Gambar 7.1 Penulangan pada pelat lantai Gambar 7.2 Penulangan Pada Wiremesh xiii

13 DAFTAR TABEL Tabel 7.1 Informasi Umum dan Kriteria Desain Atap Existing Tabel 7.2 Informasi Kelebihan dan Kekurangan Pekerjaan Atap Tabel 7.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Atap Baja Ringan Tabel 7.4 Metode zero-one mencari bobot Pekerjaan Atap Baja Ringan Tabel 7.5 Metode zero-one mencari indeks Pekerjaan Atap Baja Ringan Tabel 7.6 Matrik Evaluasi Pekerjaan Atap Baja Ringan Tabel 7.7 Perbandingan Pekerjaan Awal dengan Pekerjaan Kreatif Atap Tabel 7.8 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pelat Existing Tabel 7.9 Informasi Kelebihan dan Kekurangan Pekerjaan Tulangan Pelat Tabel 7.10 Pekerjaan Mobil Crane Tabel 7.11 Analisa Fungsi Pekerjaan Wiremesh Tabel 7.12 Metode zero-one mencari bobot Pekerjaan Pelat Lantai Tabel 7.13 Metode zero-one mencari indeks Pekerjaan pelat lantai Tabel 7.14 Matrik Evaluasi Pekerjaan Pelat Lantai Tabel 7.15 Perbandingan Pekerjaan Awal dengan Pekerjaan Kreatif Pelat Tabel 7.16 Informasi Umum dan Kriteria Desain Dinding Existing Tabel 7.17 Kelebihan dan kekurangan dari bata ringan/hebel Tabel 7.18 Analisa Fungsi Pekerjaan Dinding Tabel 7.19 Metode zero-one mencari bobot Pekerjaan Dinding Tabel 7.20 Metode zero-one mencari indeks Pekerjaan Dinding Tabel 7.21 Matrik Evaluasi Pekerjaan Dinding Tabel 7.22 Perbandingan Pekerjaan Awal dengan Pekerjaan Kreatif Dinding 266 Tabel 8.1 Daftar Harga Satuan Harga Material Tabel 8.2 Daftar Upah Tukang xiv

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Gambar Gedung RUSUNAWA Ambarawa, Analisis Harga Satuan. Lampiran 2 : Lembar Asistensi, Surat-surat Tugas Akhir.

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada pembangunan sebuah gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung setelah perhitungan konstruksi bangunan. Hal tersebut terkait dalam pemilihan desain dan bahan yang digunakan dalam perencanaan konstruksi bangunan gedung tersebut. Rencana Anggaran Biaya proyek bangunan gedung disusun seoptimal dan seefisien mungkin dengan mutu dan kwalitas yang tetap terjamin. Konstruksi bangunan gedung bertingkat terdiri atas struktur atas dan struktur bawah. Elemen pelat merupakan bagian dari struktur atas. Pada beberapa elemen bangunan gedung ada yang memiliki biaya besar, namun elemen tersebut masih dapat dioptimalisasi dengan cara pengefisienan kembali. Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar terdapat beberapa segmen pekerjaan yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut dipengaruhi dari beberapa aspek, diantaranya dilihat dari segi bahan, cara pengerjaan, jumlah tenaga kerja, waktu pelaksanaan dan lain-lain. Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisa kembali dengan tujuan untuk mencari penghematan. Hal tersebut memunculkan banyak alternatif-alternatif yang dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan kajian yang sifatnya tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana maupun mengoreksi perhitungannya namun lebih mengarah ke penghematan biaya yang akan diperoleh dari modifikasi terhadap elemen bagian gedung. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu Value Engineering (Rekayasa Nilai) agar biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak diperlukan atau tidak 1

16 mendukung dapat dihilangkan sehingga nilai atau biaya proyek tersebut dapat berkurang. Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatifalternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minim. Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen. Dell Isola (1974) mendefinisikan Value Engineering adalah suatu pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain. Sedangkan menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya 2

17 masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan menghilangkan biayabiaya dan usaha-usaha yang tidak diperlukan atau tidak mendukung. Permasalahan didalam pelaksaanan pembangunan gedung RUSUNAWA Ambarawa adalah dana yang tersedia terbatas sehingga perlu dilakukan rekayasa nilai supaya pembangunan tersebut dapat selesai sesuai yang diharapkan. 1.2 BATASAN MASALAH Penulisan Value Engineering dilakukan pada saat tahap pelaksanaan, maka Batasan Masalah yang digunakan adalah sebagai berikut : Analisis Value Engineering hanya dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan atap, pelat lantai dan dinding kerja. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang tahun RUMUSAN MASALAH Ada beberapa rumusan masalah dalam pelaksanaan pembangunan gedung RUSUNAWA diantaranya : 1. Adanya item pekerjaan yang kurang optimal terhadap fungsi biaya dan waktu, maka diadakan Value Engineering dengan mengusulkannya alternatif pengganti tanpa mengorbankan mutu bahan. Selain itu adanya pekerjaan tambah kurang, menyababkan terjadinya penambahan item pekerjaan pada saat pelaksanaan proyek, sehingga dana yang tersedia tidak mencukupi. 2. Dengan bertambahnya item pekerjaan tersebut (poin 1), selain terjadinya perubahan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maka akan berdampak pada bartambahnya kebutuhan waktu. Padahal waktu pelaksanaan sudah ditetapkan pada saat kontrak yang telah disepakati bersama selama 180hari kerja. Maka 3

18 diusulkan alternatif pengganti yang lebih efisien terhadap biaya dan waktu pelaksanaan proyek. 1.4 RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Rekayasa Nilai Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa meliputi: 1. Melakukan inventarisasi item pekerjaan. 2. Menganalisis rekayasa nilai (Value Engineering) item pekerjaan yang terpilih. 3. Melakukan review analisis struktur yang ada setelah direkayasa nilai. 4. Membuat gambar kerja. 5. Membuat RKS (Rencana Kerja dan Syarat). 6. Menghitung BOQ (Bill Of Quantity) 7. Menganalisis Harga Satuan dan. RAB 8. Membuat alat pengendali proyek seperti Time Schedule, Barchart, NP (Network Planning). 1.5 TUJUAN PENULISAN Penulisan ini bertujuan untuk : Mendapatkan alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (Value Engineering) terhadap struktur atap, pelat dan dinding. Mendapatkan perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value Engineering. Mendapatkan berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value Engineering. 4

19 1.6 MANFAAT PENULISAN Penulisan ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya : Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat mengefisienkan biaya untuk pekerjaan atap, pelat dan dinding dari suatu proyek. Mengetahui time schedule yang dapat menjadi acuan dalam pelaksanaannya dalam kaitannya pada tahun anggaran pekerjaan. Memberikan pengetahuan tentang Value Engineering. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan ini disusun dalam sembilan bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan,batasan masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Gambaran Umum Berisi tentang kondisi awal proyek pembangunan gedung RUSUNAWA Ambarawa serta data-data proyek tersebut. Bab III Studi Pustaka Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi Value Engineering, unsurunsur dalam Value Engineering, serta tahap-tahap yang nantinya digunakan untuk menganalisa item pekerjaan yang di Value. Bab IV Metode Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang digunakan serta proses penelitian meliputi metode pengumpulan data, langkah penelitian. 5

20 Bab V Analisis Rekayasa Nilai Bab ini membahas uraian pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan Value Engineering, serta uraian data-data untuk dilakukan analisis dan perhitungan struktur dengan menggunakan software SAP2000. Bab VI Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Berisi dokumen kontrak proyek Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa, addendum, surat lelang, dan lain-lain.. Bab VII Pembahasan Rekayasa Nilai Bab ini berisi tentang perhitungan kebutuhan biaya yang diperlukan dari item pekerjaan yang di Rekayasa Nilai meliputi RAB Existing sampai hasil RAB setelah di Rekayasa Nilai serta Pelaksanaan Pembangunan meliputi Barchart, NetWork Planning dan Time Schedule. Bab VIII Perhitungan RAB Bab ini berisi perhitungan Analisis Harga Satuan hingga perhitungan RAB dari Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa. Bab IX Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi penutup dari laporan Tugas Akhir meliputi kesimpulan-kesimpulan dan saran. 6

21 7

22 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Pada pembangunan gedung RUSUNAWA Ambarawa tepatnya di kelurahan Kranggan yang terdiri dari 5 lantai kerja dengan pelat lantai dengan tulangan konvensional, kolom dan balok menggunakan precast serta jenis pondasi sumuran. Pemilihan pondasi jenis sumuran tersebut dikarenakan kondisi tanah yang keras dan dalam, serta faktor biaya. Semua dinding kerja pada gedung RUSUNAWA Ambarawa menggunakan dinding batubata untuk setiap ruangan dalam gedung tersebut. Struktur atap pada gedung RUSUNAWA Ambarawa ini menggunakan profil rangkap 2L dan jenis genteng beton. Gambar 2.1 Peta Jawa Tengah. 7

23 Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Ambarawa terletak di Jalan Ambarawa-Bandungan, Kelurahan Kranggan Ambarawa Kabupaten Semarang. U Jln. Ambarawa - Bandungan B T B A D S C Semarang ---> E <---- Magelang Gambar 2.2. Denah Situasi RUSUNAWA Ambarawa. Adapun batas batas bangunan gedung RUSUNAWA sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Jln. Ambarawa - Bandungan : Kantor Perpajakan : Gedung HNSI : Perumahan Penduduk 8

24 Keterangan : 1. RUSUNAWA Ambarawa : A 2. Kantor Perpajakan : B 3. Perumahan Penduduk : C 4. Gedung HNSI : D 5. Masjid : E 2.2 DATA DATA PROYEK Data Umum Proyek 1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Ambarawa. 2. Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum. 3. Kontraktor Pelaksana : PT. HUTAMA KARYA (persero). 4. Pengawas Proyek : PT. AMSECON BERLIAN SEJAHTERA. 5. Sub Kontraktor : PT. JHS PCI. 6. Konsultan Perencana : PT. PANCA ARGA LOKA. 7. Konsultan MK : PT. MUGAS ENAM BELAS. 8. Lokasi Proyek : Jalan Ambarawa-Bandungan, Kabupaten Semarang. 9. Sumber Dana : Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) Tahun 2008/ Nilai Kontrak : Rp ,00. Data Struktur Proyek 1. Luas Lahan : 2440 m 2 2. Luas Bangunan : 4380 m 2 : 860 m 2 Lantai Dasar : 880 m 2 Lantai Dua 9

25 : 880 m 2 Lantai Tiga : 880 m 2 Lantai Empat : 880 m 2 Lantai Lima 3. Spesifikasi Struktur : Beton Pre-Cast K450, Tulangan Baja U-24 dan U Pondasi : Konstruksi Sumuran. 5. Atap : Konstruksi Profil Siku 2L Dinding : Pasangan Bata, Partisi Gypsum. 7. Plafond : GRC (Glassfibre Reinforced Cement) dan Calcium Board. 8. Lantai : Keramik Masterina, Ikad atau Setara. 9. Kusen : Bahan Aluminium warna natural : kaca bening. 10. Pintu : Pintu Aluminium dan Calcium Board. 11. Cat : Plamur acrylic emulsion, interior cat. 10

26 BAB III STUDI PUSTAKA 3.1 VALUE ENGINEERING Pengertian Value Engineering Sebagai negara yang berkembang, Pemerintah Indonesia berusaha menjalankan Program Effisiensi, menginginkan penghematan atau effisiensi didalam menggunakan biaya pembangunan yang terus meningkat sesuai dengan meningkatnya laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang direncanakan dalam rangka menghadapi tinggal landasnya proses pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Usaha-usaha pemerintah untuk mengadakan penghematan biaya pembangunan diantaranya yaitu dengan penerapan proses Assistensi Dana Proyek di Bappenas, Kementerian Keuangan, dan proses Penetapan Pemenang Tender di Sekretariat Negara. Disamping usaha-usaha yang telah dijalankan Pemerintah tersebut diatas pengalaman dari negara-negara maju terutama di U.S.A. telah membuktikan bahwa Aplikasi Value Engineering dan Analysis merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam usahanya untuk mencapai effisiensi penggunaan dana yang berkurang ini. Menurut Dr. Ir. S. Chandra yahun 1987 bahwa Value Engineering Program adalah Proven Management Technique yang menggunakan systematic approach, dan usaha yang terorganisir yang diarahkan untuk menganalisa fungsi dari suatu item atau system dengan tujuan untuk mencapai fungsi yang diperlukan itu dengan biaya yang seringan-ringannya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, realibilitas, kwalitas, dan pemeliharaan dari proyek tersebut. Value Engineering Program dapat mengurangi biaya proyek dengan jalan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan yang berhubungan dengan masalah teknik. Pada beberapa tahun terakhir ini penggunaan Value Engineering meningkat dengan pesat sekali, hal ini disebabkan diantaranya : Meningkatnya dengan pesat biaya konstuksi pada 10 tahunan terakhir ini Kekurangan dana atau biaya untuk pembangunan 11

27 Suku bunga yang cukup tinggi terhadap dana-dana yang dipergunakannya Meningkatnya inflasi setiap tahun Kemajuan teknologi yang sangat pesat, sering kali kita menjumpai bahwa hasil perencanaan dan metoda yang dipakai jauh tertinggal dengan scientific progress Pemilik proyek sering kali menghadapi suatu hasil perencanaan atau pekerjaan yang terlampau mewah dan mahal, yang tidak terjangkau dengan dana-dana yang tersedia, sebaliknya kemewahan tersebut sama sekali tidak menunjang fungsi utama (basic function) yang dibutuhkan.perencanaan atau pekerjaan yang tidak diperlukan itu seringkali terdapat didalam perencanaan, diantaranya mungkin disebabkan kurang selarasnya komunikasi dan hubungan antara pemilik proyek yang menentukan keperluan-keperluannya, dan designer yang menerapkan keperluan-keperluan tersebut didalam bentuk gambar-gambar dan spesifikasi. Dengan mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi dalam material dan metoda konstruksi, dan menggunakan kemampuan kreatif pada setiap perencanaan, dalam batas-batas tertentu kita masih dapat mengatasi peningkatan biaya konstruksi ini. Untuk memperoleh fasilitas yang kita perlukan dengan dana yang tersedia, kita harus memanfaatkan usaha kita untuk mencapai fungsi utama yang diperlukan dengan biaya seminimal mungkin, ini adalah usaha dari value engineering melalui systematic dan organized approach. Value Engineering adalah : Multidisciplined Team Approach, terdiri dari Pemilik Proyek dan Value Engineering Consultant. Proven Management Technique. Oriented System, untuk menentukan dan menghilangkan unnecessary cost. Oriented Function, untuk mencapai fungsi yang diperlukan sesuai dengan nilai yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Life Cycle Cost Oriented, meneliti jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengoperasikan fasilitas yang diperlukan. 12

28 Value Engineering bukan : Cost Cutting Process, menurunkan biaya proyek dengan jalan menekan harga satuan, atau mengorbankan kwalitas. Design Review, mengoreksi hasil desain yang ada. A Requirement Done on All Design, bukan menjadi keharusan dari setiap designer untuk melaksanakan Value Engineering Programs Unsur-unsur Utama Value Engineering Value Engineering mempunyai beberapa kemampuan yang dapat dipakai sebagai alat bagi Value Analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai unsur-unsur utama dari Value Engineering, adapun unsur-unsur utama tersebut adalah sebagai berikut: a) Pemilihan proyek-proyek untuk Value Engineering Study b) Penentuan harga untuk Value c) Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle Costing) d) Fungsional Approach (The Functional Approach) e) Functional Analysis System Technique (FAST) f) Rencana Kerja Value Engineering g) Kreatifitas h) Menetapkan dan mempertahankan Value Engineering i) Human Dynamics (kebiasaan, penghalang, dan sikap) j) Hubungan antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan Value Engineering. Setiap unsur diatas adalah dipergunakan didalam Value Engineering Study atau unsur-unsur tersebut perlu diarahkan didalam memimpin Value Engineering Study untuk suatu proyek. Value Methodology Value Methodology timbul didalam tiga nama yang berbeda, yang mana masing-masing dipakai didalam memberikan penjelasan mengenai methodology dan prosedurnya. Pada keadaan yang berbeda Value Program dikenal sebagai Value Engineering, Value Analysis, dan Value Management. Apabila bekerja dibidang Value maka ketiga istilah tersebut akan menjelaskan aplikasi dari Value Techniques sebagai berikut ini : 13

29 Value Engineering : Menjelaskan Value Study pada suatu proyek yang sedang dikembangkan. Menganalisa biaya dari proyek tersebut yang sedang direncanakan. Value Analysis : Menjelaskan Value Study dari suatu proyek yang sedang dibangun atau telah direncanakan, dan mengadakan analisa untuk mengetahui apabila ada bagian yang dapat diperbaiki. Value Management : Meneliti dan menetapkan methodology dan techniques yang dipakai pada pekerjaan Value, akan tetapi tidak membedakan antara engineering dari suatu bangunan atau fasilitas dan analisa dari suatu product. Value Management dipakai untuk menjelaskan seluruh bidang Value. Menurut Dr. Ir. S. Chandra dalam bukunya Aplikasi Value Engineering & Analysis Pada Perencanaan Dan Pelaksanaan Untuk Mencapai Program Effisiensi, bahwa study telah membuktikan dimana setiap design terdapat item biaya yang tidak diperlukan, terlepas bagaimanapun bagusnya team design tersebut. Adalah tidak mungkin membawa semua detail perencanaan yang begitu banyak dari suatu proyek untuk mencapai keseimbangan fungsional yang terbaik antara biaya, penampilan, realibilitas tanpa mengadakan Value Engineering Review. Meskipun penemuan Thomas Edison pun telah disempurnakan oleh penerusnya. Apabila perencana dan pemilik proyek telah menyadari akan hal ini, maka menjadi mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan bahwa suatu Value Engineering study team akan menghasilkan suatu ide yang bermanfaat bagi proyek. Perlu diperhatikan bahwa sebenarnya sasaran dari value consultant adalah serupa dengan designer, yang mana untuk menjamin bahwa design yang dihasilkan harus memenuhi fungsi yang diperlukan oleh Pemilik Proyek dengan biaya yang seringanringannya. 14

30 3.1.3 Sebab-Sebab Timbulnya Biaya-Biaya Yang Tidak Diperlukan Ada beberapa sebab-sebab mengapa biaya yang tidak diperlukan (unnecessary costs), atau nilai kurang (poor value) timbul didalam design. Pemilik Proyek mempunyai pengaruh terhadap nilai dari suatu proyek, sebab mereka menetapkan criteria utama dari design, karena mereka mengoperasikan dan mengendalikan fasilitas-fasilitas tersebut. Menurut Dr. Ir. S. Chandra dalam bukunya Aplikasi Value Engineering & Analysis Pada Perencanaan Dan Pelaksanaan Untuk Mencapai Program Effisiensi, timbulnya biaya yang tidak diperlukan atau Nilai Kurang, pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal-hal yang tersebut dibawah ini : 1. Kekurangan Waktu Setiap Perencana mempunyai batas waktu untuk menyerahkan hasil perencanaannya. Apabila ia tidak menyerahkan tepat pada waktunya, maka reputasinya akan terpengaruh. Dalam kata lain, perencana hanya memiliki waktu yang terbatas untuk membuat perbandingan biaya untuk mencapai nilai yang diinginkan. 2. Kekurangan Informasi Material dan produk-produk baru terus menerus memasuki pasaran, dan tidak mungkin untuk mengetahui semua perubahan-perubahan ini. Demikian pula sulit untuk menerima semua produk yang baru itu sebelum terbukti integritasnya. 3. Kekurangan Ide Setiap expert mempunyai spesialisasinya masing-masing, tidak ada orang yang dapat menguasai keahlian dalam semua bidang. 4. Keadaan Sementara yang Menjadi Permanent Perencana didesak oleh waktu untuk mengambil keputusan. Keputusan sementara ditetapkan dengan maksud untuk mengadakan perubahan kemudian. Ini sering kali terjadi pada spesifikasi. Beban lantai ditentukan 250 kg/m 2. Perencana bermaksud untuk merubah spesifikasi itu apabila ia mendapat informasi lebih lanjut, namun ia harus segera menyelesaikannya. Ini berarti ia menetapkan criteria yang tinggi dengan tujuan untuk kembali pada problem itu apabila waktu mengizinkan. Tetapi ia tidak pernah kembali 15

31 pada problem itu, dengan demikian keadaan tersebut menjadi permanent. Ini adalah keadaan sementara yang tidak disengaja menjadi permanent dan menimbulkan biaya yang tidak diperlukan. 5. Misconceptions Kita semua mempunyai kesalahan konsep secara jujur. Pengalaman terkadang memberi kita kesalahan konsep secara jujur, sebab kita tidak megikuti perkembangan berikutnya yang merubah kenyataan yang kita percaya dari pengalaman kita terdahulu. 6. Kekurangan Biaya Perencanaan Tidak menyediakan biaya yang semestinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan perencanaan dapat mempengaruhi hasil produk dari perencanaan tersebut. Jalan pintas untuk bekerja menurut dana dan waktu yang tersedia sering kali menambah biaya yang tidak diperlukan didalam perencanaan. Kekurangan biaya perencanaan adalah bagian yang kecil dari biaya proyek, sebaliknya sangat mempengaruhi biaya total dari seluruh proyek. 7. Sikap (ATTITUDES) Kita semua menyadari bahwa sikap kita kadang-kadang terbawa oleh pandangan-pandangan atau pemikiran-pemikiran kita. Meskipun yang terbaik diantara kita berusaha mempertahankan pandangan atau pemikirannya apabila pekerjaan kita dianalisa oleh bagian lain dari organisasi kita atau dari pihak luar. 8. Politik Politik adalah kompleks sekali. Dimana banyak orang dan pandangan yang berbeda yang harus diikuti. Pada saat tertentu politik adalah menguntungkan bagi proyek dan pada saat lain kita harus memilih alternatif yang diberikan yang bukan merupakan alternatif yang terbaik. Seringkali alternatif dengan biaya yang paling ringan untuk suatu proyek belum tentu dapat diterima oleh lingkungan dimana proyek akan didirikan. Oleh karenanya, perencana dan Value Engineering Consultant diperlukan tidak hanya memiliki pengetahuan teknik, berpengalaman dan kerja keras, namun juga perlu flexible dan terbuka untuk berunding. 16

32 9. Kebiasaan (Habitual Thinking) Kebiasaan ini ada baik dan buruknya, kebaikannya adalah memungkinkan kita membangun ketrampilan dan mengerjakannya dengan cepat dan juga memberikan respon yang cepat. Seringkali ada kejelekkannya pada perencanaan apabila elemen-elemen tertentu diulang-ulangi yang seharusnya diubah. Kebiasaan-kebiasaan ini seringkali menimbulkan biaya-biaya yang tidak diperlukan pada suatu proyek. 10. Enggan Mendapat Saran (Reluctance to seek Advice) 11. Hubungan Masyarakat yang kurang serasi (Poor Human Relation) Waktu Mengaplikasikan Value Engineering Value Engineering Program dapat diaplikasikan pada setiap saat sepanjang waktu berlangsungnya proyek itu, dari awal hingga selesainya pelaksanaan pembangunan proyek tersebut. Seringkali proyek telah berjalan tanpa diadakan Value Study. Hal yang demikian ini seharusnya tidak terjadi, adalah penting sekali bagi Value Consultant untuk menjamin dan meyakinkan bahwa setiap proyek akan dapat mencapai suatu penghematan biaya melalui usaha Value Engineering. Lebih praktis apabila Value Engineering dapat diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Waktu adalah sangat penting, secara umum bahwa Value Engineering Program harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara kontinyu pada interval sampai selesainya perencanaan. 1. Tahap Perencanaan Aplikasi Value Engineering harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan. Karena pada saat ini, kita mempunyai flexibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya untuk redesign. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahanperubahan akan bertambah, sampai akhirnya mencapai suatu titik dimana tidak ada penghematan yang dapat dicapai. 17

33 Pada tahap perencanaan ini, Pemilik Proyek menetapkan : Tujuan (goals) Keperluan-keperluan (requirements) Kriteria-kriteria yang bersangkutan (applicable criteria) Perencana (Designer) menetapkan : Objectives dari proyek dan kerangka biaya yang menjadi rencana anggaran pembiayaan untuk menentukan batas-batas dari : Tujuan (goals), Keperluan-keperluan (requirements), Kriteria-kriteria yang bersangkutan (applicable criteria). Menurut Dr. Ir. S. Chandra, Study telah membuktikan bahwa perencana mempunyai pengaruh yang terbesar pada biaya dari suatu proyek. Demikian Pemilik Proyek yang menetapkan keperluan-keperluan dan kriteria mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap biaya proyek. Oleh karena itu Value Engineering study yang dilaksanakan pada tahap konsep perencanaan mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan kwalitas dan menurunkan biaya. Pada tahapan ini, Value Engineering study dapat membantu Pemilik Proyek untuk : Menetapkan keperluan-keperluan yang sebenarnya dari proyek tersebut, yang mana memerlukan pengertian yang lengkap terhadap fungsi utama yang akan ditampilkan didalam perencanaan. Koordinasi yang terpadu antara Value Engineering specialist, Pemilik Proyek dan Perencana meneliti secara mendalam, menyeluruh dan menyatakan dengan tegas kebenaran dari semua keperluan-keperluan dan menghilangkan kesimpang siuran. 2. Tahap Akhir Perencanaan (Late Design Stage) Dengan kemajuan perencanaan dari konsep, programming, schematic, pengembangan (design development), sampai ke detail perencanaan (final design), Value Engineering perlu menyertai kemajuan perencanaan ini. Terutama Value Engineering analysis harus menyertai setiap penyerahan tahapan perencanaan itu agar dapat memberikan pengarahan kepada perencana dan menjamin bahwa pertimbangan dari segi nilai atau biaya telah dikemukakan kepada Pemilik Proyek guna mendapatkan perhatian didalam mengambil keputusannya. 18

34 Minimum Value Engineering ini harus dilaksanakan pada tahap pengembangan design dan menyertai penyampaian hasil dari Tahapan pengembangan perencanaan ini. Pada tahap ini, hasil konsep perencanaan telah diputuskan, bentuk dan ukuran-ukuran telah diketahui yang mana memungkinkan untuk memberikan kepastian yang lebih teliti didalam menentukan biaya-biaya dari system arsitektur dan struktur yang akan dipakai. Selanjutnya, Value Engineering study ini dapat menguntungkan juga untuk dilaksanakan pada akhir dari tahapan perencanaan, namun elemen-elemen yang dapat diubah tanpa mengakibatkan pengunduran waktu dan penambahan biaya untuk merubah perencanaan berkurang dibandingkan tahapan-tahapan sebelumnya, dan sangat tergantung dengan keadaan time schedule dari proyek pada saat dimana Value Engineering study akan dilaksanakan. 3. Tahap Pelelangan dan Pelaksanaan (Preconstruction-Construction Stage) Value Engineering analysis dapat diaplikasikan pada tahap pelelangan dan pada tahap pelaksanaan. Hal ini dapat terjadi dan dimungkinkan dalam situasi : Apabila suatu item atau system telah diteliti oleh Value Engineering study pada tahapan sebelumnya, yang mana memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum diputuskan. Misalnya suatu item atau system telah diteliti oleh Value Engineering study pada tahap pengembangan perencanaan, yang mana memerlukan testing atau research sebelum diputuskan. Meskipun terjadi kelambatan dengan proses yang demikian, mungkin akan menguntungkan untuk diteruskan apabila dapat memberikan potensi penghematan biaya dan peningkatan kwalitas yang sangat besar. Apabila pada tahapan perencanaan belum diadakan Value Engineering analysis, maka aplikasi Value Engineering yang dilaksanakan pada tahapan ini dapat memberikan potensi penghematan biaya dan peningkatan kwalitas yang sangat besar. Apabila kontraktor meneliti suatu bidang pekerjaannya dimana dapat ditingkatkan kwalitasnya dan atau menurunkan biayanya. Keadaan ini sering timbul apabila dalam perjanjian pemborongan atau kontraknya terdapat pasal Value Engineering Incentive Clause yang mana kontraktor dengan bantuan 19

35 dari Value Engineering Consultant akan mendapatkan pembagian dari penghematan yang dapat dihasilkannya (savings sharing). 3.2 VALUE ENGINEERING PADA TAHAP PERENCANAAN Sebagai pemilik proyek, teristimewa bagi perusahaan yang berorientasi pada manajemen, menaruh perhatian terhadap manfaat dari Value Engineering, mereka menetapkan Value Engineering sebagai ketentuan didalam tahap perencanaannya. Aplikasi dari analisa fungsional diperlukan pada bagian-bagian tertentu pada tahap perencanaan, dimulai dengan kriteria dan dilanjutkan pada perencanaan pendahuluan (premilinary) dan akhir perencanaan (final design). Hasil dari Value Engineering studi memberikan bimbingan menerus pada team perencanaan. Perlu diperhatikan bahwa usaha dari Value Engineering semacam ini harus dilakukan oleh personil yang sama sekali terpisah dari team perencanaan. Apabila didalam perusahaan perencana tersebut tidak mempunyai tenaga ahli yang mengerti Value Engineering, ia perlu mengadakan training atau mendapatkan bantuan dari value consultant. Pada akhir dari tahap perencanaan ini, perencana biasanya diharuskan untuk menyampaikan laporan tentang usaha penghematan seluruhnya. Biaya yang dibayarkan untuk aktivitas-aktivitas ini berdasarkan pada tingkatan usahanya, kecuali untuk training, melampaui dan diatas dari usaha dan biaya perencanaan yang normal. Perlu diketahui bahwa perencanaan dengan memberikan Value Engineering Program ini, biasanya memerlukan biaya tambahan untuk Value Engineering team, tentunya hal ini tergantung dari kepercayaan dari pemilik proyek bahwa ia akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan mengaplikasikan Value Engineering. Dapat pula pemilik proyek mendapatkan bantuan dari value consultant atau melakukan value study itu dengan kemampuan teamnya sendiri. Hal demikian ini sering dilakukan oleh departemen-departemen pemerintahan. 3.3 VALUE ENGINEERING PADA TAHAP PELAKSANAAN Perencana dapat pula menyertakan suatu Value Engineering Incentive Clause dalam dokumen kontrak yang dipersiapkannya. 20

36 Ide ini untuk memberikan manfaat bagi pemilik proyek dari pengalaman praktek yang dimiliki oleh kontraktor dan mendorongnya dengan bantuan dari value engineering consultant untuk menyampaikan Value Engineering Consultant untuk menyampaikan Value Engineering Change Proposal (VECPs) yang mana akan menghemat biaya tanpa mengurangi dan mempengaruhi baik lingkup pekerjaan maupun kualitas dari proyek. Sebagai incentive, kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant memperoleh 50% dari hasil penghematan yang dapat dihasilkannya. Bagaimanapun, perlu diingat bahwa kepentingan yang terbaik dari pemilik proyek akan dilayani dengan jalan membuka semua kemungkinan untuk meningkatkan nilai, termasuk pula ide-ide yang berasal dari kontraktor. Perencana juga harus memahami bahwa ia melakukan pengontrolan lengkap terhadap perencanaannya dan harus sejalan dengan perubahan-perubahan yang diusulkan itu. Persesuaian ini hanya dapat dinyatakan setelah ia meneliti setiap usulan itu secara detail, usaha penelitian ini perlu diberikan pembayaran. Lebih jauh, apabila usulan tersebut memerlukan perencanaan kembali, perencana harus dibayar untuk tambahan usaha yang diberikannya. 3.4 PERTIMBANGAN KODE ETIK Beberapa konsultan perencana yang belum mengenal methodologi dan objektif dari Value Engineering berpendapat bahwa penelitian hasil perencanaannya oleh Value Engineering Consultant atau pengajuan Value Engineering Change Proposal (VECPs) oleh kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant adalah melanggar kode etik, yang mana menyebabkannya berusaha untuk melindungi hasil pekerjaanya, Sebenarnya masalah kode etik ini telah dipelajari dengan seksama oleh American Institute of Architects (AIA) dan National Society of Professional Engineers (NSPE). Kedua organisasi tersebut telah mengeluarkan pernyataan yang membuat keadaan menjadi jelas, bahwa sehubungan dengan standard of ethical practice dari Value Engineering dan Analysis, penelitian hasil perencanaan dari konsultan perencana oleh Value Engineering Consultant adalah tidak melanggar kode etik dan merupakan praktek yang dapat diterima. Batasan-batasannya adalah konsultan perencananya perlu diberitahu atau diikut sertakan didalam pembahasan 21

37 Value Engineering dan analysis yang dilakukan oleh Value Engineering Consultant atau konsultan lain tersebut tidak akan berbuat jahil atau lebih jauh mempunyai motif lain. Peranan Kontraktor Pada Value Engineering Value Engineering Program harus dilaksanakan secara terpadu, hal mana agar mengizinkan ikut sertanya pemilik proyek, perencana dan kontraktor. Kontraktor perlu memperoleh kesempatan untuk meningkatkan nilai pada tahap pelaksanaan. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan pengalamannya dan pengetahuannya atas biaya konstruksi, harga material, seringkali kontraktor dapat memberikan usulan perubahan yang mana memberikan penampilan fungsional yang sama, bahkan lebih baik, dan disertai dengan pengurangan biaya kontrak. Akhir-akhir ini berbagai macam variasi dari ketentuan-ketentuan Value Engineering telah dipakai. Namun pada dasarnya terdapat 2 jenis yang umumnya diketahui dan dikenal dengan Value Engineering Icentive Clause dan Value Engineering Program Requirements Clause. 3.5 VALUE ENGINEERING INCENTIVE CLAUSE Metoda yang umumnya dipakai agar memperkenankan kontraktor untuk mengajukan proposal adalah Value Engineering Incentive Clause. Ketentuan ini menghendaki agar kontraktor dengan bantuan dari Value Engineering Consultant dapat mengajukan Value Engineering Change Proposal (VECP). Yang mana kontraktor bersama dengan Value Engineering Consultant dan pemilik proyek akan membagi penghematan biaya yang dihasilkan dari VECP yang disetujui dan di implementasikan. Pada umumnya ratio perbandingan pembagian penghematan biaya tersebut adalah 50 : 50, namun hal ini dapat berbeda-beda sesuai dengan ketentuan dan kebutuhannya yang ditentukan didalam kontrak. VECP yang dapat diteriam oleh pemilik proyek harus memenuhi dua ketentuan : Perlu adanya perubahan atau addendum didalam kontrak Perlu adanya penurunan biaya kontrak bagi pemilik proyek A. Daftar isi VECP VECP harus dilengkapi dengan informasi-informasi yang berikut ini : 22

38 1) Pernyataan perbedaan diantara perencanaan yang ada dan yang diusulkan 2) Bagian-bagian menurut ketentuan-ketentuan dalam kontrak 3) Estimasi biaya sebelum dan sesudah perubahan 4) Pernyataan dari beberapa pengaruh terhadap perubahan yang diusulkan yang mungkin ada pada Collateral Costs 5) Waktu dimana VECP harus diimplementasikan untuk memperoleh penghematan maksimum 6) Pernyataan bagaimana perubahan itu mungkin akan mempengaruhi waktu yang bermanfaat untuk penghuniannya B. Memproses VECP Setelah VECP diterima, pemilik proyek atau konsultan perencananya harus meneliti isi dari usulan tekniknya. Pertanyaan-pertanyaan yang mana yang perlu dijawab adalah : Apakah rencana yang diusulkan menampilkan semua fungsi yang diperlukannya? Apakah usulan tersebut menguntungkan pemilik proyek, ekonomis dalam biaya siklus hidup, apabila VECP diimplementasikan? Apakah estimasi biaya penghematannya telah memadai (reasonable)? C. Ketentuan-ketentuan Incentive Clause Kata-kata yang jelas dan singkat memberikan kejelasan dan kemudahan untuk dimengerti, dan konsekuensinya kurang menimbulkan problem administrative. Value Engineering Incentive Clause harus mengandung pernyataan bahwa keputusan dari pemilik proyek adalah final dan VECP tidak akan menimbulkan perselisihan. Pernyataan-pernyataan lain yang diperlukan : Pemilik proyek dapat menyetujui seluruh atau sebagian dari VECP Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kontrak, kecuali persetujuan untuk mengimplementasikan VECP telah diberikan 23

39 Pemilik proyek tidak akan bertanggung jawab atas keterlambatan yang disebabkan dari penelitian proposal tersebut 3.6 PROGRAM REQUIREMENTS CLAUSE Ketentuan semacam ini mengharuskan kontraktor untuk melakukan Value Engineering study pada bagian yang ditetapkan, yang mana kontraktor dibayar oleh Pemilik Proyek sebagai bagian yang terpisah dari kontrak. Ketentuan dengan Program Requirements Clause dapat pula diizinkan adanya incentive sharing untuk proposal-proposal yang diajukan secara individual, namun dalam hal ini proporsi pembagian penghematannya bagi kontraktor dan Value Engineering Consultant adalah lebih kecil dibandingkan pada Value Engineering Incentive Clause. Alasan utama pendekatan Program Requirement ini adalah untuk menjamin pertimbangan nilai dilakukan secara kontinyu, dimulai dengan tahap awal dari proyek. Dalam perkembangan yang berhubungan dengan industry konstruksi belakangan ini, instansi-instansi seperti U.S Army Corps of Engineers, Environmental Protection Agency, dan General Services Administration telah menetapkan modified Value Engineering Program Requirements untuk perencana dan construction management services. Pengalaman menunjukkan bahwa apabila Pemilik Proyek mengambil inisiatif mendorong kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant untuk menyampaikan VECP, maka usulan tersebut tidak lama akan disampaikannya. Nampaknya tidak ada kesalahan apabila merundingkan bagian-bagian yang sulit pelaksanaannya atau biayanya tinggi dengan kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant dan menyarankannya untuk mempelajari bagian tersebut sebagai salah satu bagian untuk VECP. Pendekatan demikian ini memperkenankan kontraktor mengetahui bahwa Pemilik Proyek serius tentang Value Engineering dan penghematan biaya dengan menggunakan Value Engineering Consultant Incentive Clause. 3.7 MENCAPAI KEBERHASILAN V.E INCENTIVE PROGRAM Keberhasilan atau kegagalan partisipasi kontraktor diisyaratkan pada pandangan dan tindakan-tindakan dari berbagai pihak. Pengaturan yang baik akan 24

40 menguntungkan kedua belah pihak yaitu Pemilik Proyek dan Kontraktor yang dibantu oleh Value Engineering Consultant untuk mencapai keberhasilan dari Value Engineering Incentive Program. Proposal yang disampaikan oleh kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant harus diteliti dengan baik dan menyeluruh dengan semangat slaing percaya dan kerja sama yang baik. Penelitian harus secara objektif dan ditunjang dengan alasan-alasan teknis untuk langkah-langkah yang diambil terhadap proposal tersebut. Perhatian khusus harus diambil apabila persetujuan tidak diberikan, hal ini untuk menghindari kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant menjadi segan untuk melanjutkan penelitiannya dalam mencari jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan biaya yang lebih rendah. Kontraktor harus didorong untuk memasukkan proposal yang selanjutnya dan perlu diperhatikan bahwa pemikiran yang baik dan seluruhnya tersusun dalam dokumen sebagai proposal mempunyai kesempatan yang baik untuk memperoleh persetujuan. Pemilik Proyek harus mengerti bahwa pembayaran yang diberikan kepada kontraktor dibawah Value Engineering Incentive Clause adalah sepenuhnya diperoleh sebagai hasil dari enthusiasm yang mana kontraktor meneliti untuk mendapatkan jalan yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila proposal tidak memenuhi ketentuan-ketentuan teknik atau kriteria, masih ada kemungkinan untuk memperoleh persetujuan sebagian dari proposal itu. Alternatifnya kontraktor dapat diminta untuk merubah proposal tersebut agar dapat mengatasi dan memenuhi objektif yang sebenarnya. Evaluasi secara objektif, bersama dengan pemikiran sehat yang mana memungkinkan proposal dapat diterima, hal ini akan meyakinkan kontraktor dengan bantuan Value Engineering Consultant keterbukaan dari Pemilik Proyek, dan mendorong pengusulan yang berikutnya. 25

41 Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kontraktor. Kebanyakan adalah subjektif dan sulit untuk dievaluasi. Namun beberapa indikasi dan penampilan incentive program dapat ditingkatkan dengan mendata jumlah proposal-proposal yang dimasukkan dan membandingkan dengan norma berdasarkan pengalaman yang lampau. 3.8 ANALISIS STRUKTUR Dalam melakukan perhitungan struktur kami menggunakan program SAP 2000 versi 10 yang merupakan perangkat lunak yang dikeluarkan oleh CSi (Computer and Structur, Inc) untuk analisis dan desain struktur yang berorientasi obyek. Data-data yang harus diinput antara lain data material, data pembebanan meliputi beban hidup, berat sendiri struktur, beban angin, serta beban gempa. SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya fasilitas desain baja dengan mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau ekonomis. 26

42 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 DEFINISI Metode dalam hal ini adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan masalah yang dibahas dengan mendayagunakan sumber data dan fasilitas yang ada. Metode juga merupakan cara kerja untuk dapat memahami hal yang menjadi sasaran penelitian, meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian (Hasan,2002). Secara garis besar metode yang diterapkan pada analisis Value Engineering gedung RUSUNAWA Ambarawa, adalah : 1. Pengumpulan data dan tahapan-tahapan dalam perhitungan (informasi, kreatif, analisa, rekomendasi, dan presentasi.) 2. Pengolahan data yang ada dengan modifikasi perhitungan yang akan dibahas. 3. Analisa perencanaan penggunaan bahan, dimensi, dan biaya yang diterapkan pada pengoperasian komputer sebagai alat bantu tanpa merubah mutu dan penampilan suatu proyek. 4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui berapa biaya penghematan yang terjadi (cost saving). 27

43 Flowchart penyusunan Tugas Akhir : Mulai Data Sekunder Proyek Survey ke Lapangan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Item Pekerjaan Yang Di Value Tidak Pembahasan Value Engineering Disetujui Ya 1. Metode Pengumpulan data dan metode perhitungan awal pada fase/tahapan(informasi, kreatif, analisa, rekomendasi, presentasi) 2. Pengolahan data dengan modifikasi perhitungan yang akan dibahas 3. Analisa penggunaan material yang diterapkan pada pengoperasian komputer 4. Analisa Value Engineering untuk mengetahui biaya penghematan yang terjadi A 28

44 A Gambar Kerja Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Rencana Anggaran Biaya (RAB) Barchart Time Schedule Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.1 Bagan alir pengerjaan Tugas Akhir 4.2 PROSES PENELITIAN Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian, diantaranya : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan tahap persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data proyek. Pencarian data dapat dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada Kementerian Pekerjaan Umum yang menangani proyek-proyek besar. Setelah mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Kementerian 29

45 Pekerjaan Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan. 2. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu: metode survey dan metode observasi. b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : a. Metode Pengambilan Data Primer Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada konsultan maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut. Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek tersebut. b. Metode Pengambilan Data Sekunder Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansiinstansi atau perusahaan-perusahaan yang diangap berkepentingan. Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan, persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan serta perusahaan-perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi. 30

46 4. Analisa Data Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis Value Engineering untuk menghasilkan adanya suatu penghematan biaya atau saving cost. Analisis Value Engineering dilakukan lima tahap, yaitu : a. Tahap Informasi Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut kebutuhan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap informasi adalah sebagai berikut : 1). Pengulangan desain informasi Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang termasuk didalam obyek studi, yaitu: - Gambar-gambar perencanaan - Rencana Anggaran Biaya - Perkiraan biaya - Pendekatan desain - Perhitungan desain/ konstruksi - Data-data kondisi setempat - Jadwal kegiatan, dan lain-lain. Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya. 2). Penentuan sasaran studi Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari keseluruhan elemen 31

47 obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang ada sebagai sasaran studi tersebut. 3). Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut, maka dapat dipilih elemen-elemen obyek studi yang mempunyai potensi penghematan optimum dengan metode perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya, dan perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan analisis fungsi yang menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian pekerjaan (bobot). b. Tahap Kreatif Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara sistematis. Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya : 1). Bahan atau material Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan semakin banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan kriteria mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi jenis bahan yang mempunyai fungsi yang sama dapat dibuat atau dicetak dengan mutu dan kualitas yang hampir sama juga. Hanya karena memiliki merek atau lisensi yang berbeda, maka harga bahan tersebut menjadi berbeda. Dengan demikian, maka pemilihan alternatif bahan dapat dilakukan dalam analisis Value Engineering. Pencarian bahan dengan mutu, kualitas dan fungsi yang sama dengan rencana awal tapi dengan harga lebih rendah dapat dilakukan. 2). Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai cara atau metode sendiri-sendiri. Pada zaman dahulu cara menyelesaikan suatu pekerjaan hanya mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang lebih canggih dalam 32

48 menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga pekerjaan dapat cepat selesai. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi bangunan yang dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan dikerjakan menggunakan alatalat yang lebih moderen. Maka dalam analisis Value Engineering dapat berpedoman pada metode pelaksanaan, karena semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dan dengan peralatan yang optimal, maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan. 3). Waktu pelaksanaan pekerjaan Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah mempunyai jadwal pelaksanaan dalam perencanaan time schedule. Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat dalam jalur kritis. Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan, menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dapat dijadikan pedoman karena akan berpengaruh pada perhitungan anggaran biaya. c. Tahap Analisa Tujuan tahapan ini adalah : 1. Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alternatif yang muncul selama tahapan spekulatif 2. Memperkirakan nilai uang untuk setiap alternatif. 3. Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang paling besar untuk penghematan biaya. Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi ideide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut dari segi keuntungan dan 33

49 kelemahannya dengan mencari potensi penghematan biaya untuk setiap ide yang dievaluasi. d. Tahap Rekomendasi Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis. Langkah-langkah tahapan rekomendasi adalah sebagai berikut : - Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain. - Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan. e. Tahap Penyajian Jika sebelumnya sudah ada desain awal., maka alternatif desain terpilih di atas dibandingkan dengan desain awal tersebut. Biasanya dalam hal biaya proyek. 34

50 35

51 BAB V ANALISIS REKAYASA NILAI 5.1 UPAYA DALAM MELAKUKAN REKAYASA NILAI Pertimbangan-pertimbangan dalam upaya melakukan Rekayasa Nilai antara lain sebagai berikut: 1. Membuat meterial lebih ringan dengan tanpa mengorbankan nilai dan fungsi. 2. Mengganti material yang seharusnya kurang perlu digunakan karena adanya material pengganti yang memiliki fungsi serta kekuatan yang sama namun dilihat dari segi biaya dan waktu lebih efisien. 3. Faktor biaya yang diharapkan dapat diminimalisir tanpa mengurangi mutu, kualitas dan segi keselamatan, sehingga tidak menimbulkan terjadinya kekurangan biaya perencanaan yang merupakan bagian kecil dari proyek namun sangat mempengaruhi biaya total dari seluruh proyek. 4. Waktu yang efisien sehingga pelaksanaan lebih cepat. 5. Adanya inovasi tentang nilai dan fungsi yang merupakan kunci pelaksanaan dalam membuat keputusan. 5.2 ITEM PEKERJAAN YANG DIREKAYASA NILAI Rangka Atap Baja Ringan Rangka atap baja ringan dibuat untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis baja ringan mempunyai derajat kekuatan tarik 550 mpa, sementara baja biasa / konvensional sekitar 300 mpa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk penggantian bentuknya yang tipis. Di Indonesia ketebalan baja ringan berkisar dari 0,4 1 mm. 35

52 Rangka atap baja ringan menjadi pilihan dikarenakan sifatnya yang tahan terhadap karat, anti rayap, tidak membesarkan api, ringan dan pemasangannya yang relatif cepat. Selain itu baja ringan mempunyai kekuatan tarik yang lebih besar daripada baja konvensional. Baut yang dipakai pada konstruksi baja ringan tidak sama dengan baja konvensional. Untuk konstruksi baja ringan, baut yang dipakai adalah tipe SDS (Self Drilling Screw) yang artinya baut tersebut bisa berfungsi sebagai mata bor dan sekaligus membuat ulir pada profil, karena baut SDS punya blade/ mata pisau di ujungnya sehingga jauh lebih cepat pengerjaannya dibanding baut biasa pada baja konvensional, karena sistem baut pada baja konvensional itu mesti dibor terlebih dahulu baru bautnya dikencangi dengan mur. Perbedaan baut SDS untuk roofing/penutup atap dengan konstruksi baja ringan adalah baut SDS untuk penutup atap ulirannya lebih halus dan ada karetnya di bagian kepala baut sedangkan baut SDS untuk konstruksi baja ringan lebih kasar dan dilapis galvanis. Baut SDS pada baja ringan beralur kasar membuat baja ringan terikat diantara alur bukan rusak oleh alur, sehingga sambungan lebih kuat dan dapat memikul beban dengan baik Bahan dasar untuk baja ringan Adhi Truss selain sudah dicoating dengan lapisan anti karat juga sudah diberi lapisan resin yang anti finger mark. Jadi coatingannya walaupun di gosok ataupun di pegang dengan tangan tidak akan berbekas ataupun berubah warna. Kadar coating yang dipakai untuk zincalume AZ100 (100 gr/m2) dan galvanis Z220 (220 gr/m2). Rangka atap baja ringan mempunyai beberapa elemen yaitu: 1. Kuda kuda 2. Reng 3. Jurai Dalam 4. Screw 36

53 Kuda-kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima serta derajat kemiringan atap. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,5 1 mm, sementara untuk reng antara 0,4 0,7 mm. Kelebihan Rangka atap baja ringan memiliki beberapa kelebihan. Berikut adalah poin-poin kelebihannya : 1. Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan baja konvensional, beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah. 2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible). 3. Konsumen tidak perlu khawatir baja ringan dimakan rayap. 4. Karena sifat materialnya ringan dan mudah dirakit, bila dibandingkan rangka baja konvensional, pemasangan kerangka atap baja ringan dilapangan relatif lebih cepat. 5. Baja ringan nyaris tidak mempunyai nilai muai susut. Kekurangan Adapun kekurangannya ada pada poin-poin berikut: 1. Kerangka rangka atap baja ringan tidak dapat di ekspos seperti rangka baja konvensional, system rangkanya yang berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup/plafond. 2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya. Rangka atap dari baja ringan aman untuk dipergunakan mengingat materialnya yang terbuat dari baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja konvensional. Meski tipis baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 mpa, sementara baja biasa sekitar 330 mpa. 37

54 Untuk menghitung kekuatan struktur maka dipergunakan Software khusus dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti: 1. Berat material itu sendiri termasuk berat reng. 2. Beban dari pada atap penutup yang akan dipergunakan. 3. Beban air hujan. 4. Beban angin 5. Beban orang 6. Berat penutup plafond Perhitungan pembebanan ini mengacu kepada Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SKBI Software yang dipergunakan untuk menganalisa kekuatan struktur rangka atap baja ringan menggunakan software khusus, jadi tidak sembarang software dapat dipergunakan. Karena perilaku strukturnya yang berbeda, struktur rangka atap baja ringan tidak dapat dihitung menggunakan software untuk menghitung konstruksi baja konvensional ataupun konstruksi kayu semisalnya dengan mempergunakan software SAP yang banyak dipergunakan untuk menghitung struktur bangunan. Hal tersebut dikarenakan perilaku struktur dan standar peraturan yang digunakan dalam masing masing software sudah jelas berbeda. Software untuk menghitung kekuatan struktur dari pada baja ringan sangat mempertimbangkan analisa pembebanan baik itu beban mati, beban hidup, beban sendiri, beban angin, beban plafond, dan beban beban lainnya yang bekerja pada suatu struktur baja ringan. Semakin detail hasil suatu software struktur baja ringan akan semakin menjamin kekuatan dari pada struktur baja ringan itu sendiri. Hasil dari pada software baja ringan yang perlu diperhatikan adalah jumlah screw setiap titik buhul kuda kuda baja ringan, besarnya beban pada setiap tumpuan kuda kuda, jenis dan ketebalan baja ringan yang digunakan, besarnya beban genteng dan 38

55 beban plafond yang dipergunakan, besarnya lendutan ijin yang terjadi, dan sebagainya. Umumnya yang beredar dipasaran, profil atau bentuk dari baja ringan adalah: 1. Profil C 2. Profil U atau Hat Section 3. Profil Z (Sumber : Axistruss-Steel Roofing System dan adhi truss) Alasan Dilakukan Rekayasa Nilai Pada Rangka Atap Rangka atap baja ringan memiliki kekuatan dan tingkat keamanan yang sama dengan rangka atap sistem konvensional, karena dalam proses perhitungan analisa struktur kita harus menganalisa data-data pembebanan dan jenis material yang akan diinput kedalam software SAP untuk dilakukan perhitungan analisis struktur. Data-data yang akan dimasukkan meliputi jenis dan berat genteng yang dipakai, jarak rengnya, beban plafon, beban angin berdasarkan lokasi dan tinggi bangunan, ada atau tidaknya beban tambahan seperti lampu gantung dan solar water heater, panjang overstek, sudut kemiringan atap dll. Dari hasil analisa akan didapat jarak kuda-kuda yang aman, bentuk kuda-kuda, ukuran dan tebal profil yang dipakai. Selain kuat, baja ringan juga sudah tahan karat karena dilapis dengan lapisan Zincalume ataupun Galvanis sehingga tidak perlu perawatan/maintenance lagi. Baja ringan memiliki struktur lebih ringan daripada baja konvensional, sehingga baja ringan aman terhadap gempa. Tahan gempa yang dimaksudkan adalah karena baja ringan terbuat dari material/bahan yang ringan maka beban yang ditanggung oleh struktur di bawahnya menjadi lebih sedikit/kecil sehingga ketika terjadi goncangan gempa, resiko buruk pun terhindari. Untuk menahan gaya-gaya horizontal, baja ringan didesain dengan menggunakan banyak pengaku/bracing 39

56 maupun ikatan angin, seperti: Diagonal Web Bracing, Bottom Chord Bracing, Top Chord Bracing, Lateral, pita baja dll. Gaya gempa berbanding lurus dengan massa struktur, artinya semakin ringan strukturnya semakin aman terhadap bahaya gempa. Kalau dibanding baja konvensional sudah pasti baja ringan lebih murah, waktu pemasangan jauh lebih cepat karena sistem pemasangannya kuda-kuda langsung reng (tidak perlu gording dan kaso), bahannya yang ringan dan sambungan tidak perlu di las langsung dengan baut SDS. Oleh karena struktur lebih ringan sehingga aman terhadap gempa, bisa irit dimensi kolom atau balok struktur bangunan di bawahnya. Sudah dicoating lapisan tahan karat Zincalume ataupun Galvanis yang jauh lebih tahan karat dibanding kalau dicat biasa. Jadi kesimpulannya baja ringan lebih praktis dan ekonomis. Dalam laporan tugas akhir ini, kami memilih menggunakan bentuk profil C untuk rangka atap baja ringan daripada profil U atau Z untuk dilakukan rekayasa nilai, karena pada profil C dengan mudah bisa dibox. Oleh sebab itu profil C tersebut harus didesain sedemikian rupa dengan flange/kaki C yang satu lebih panjang dari flange/kaki C yang lain sehingga baru bisa dibox. Dengan begitu profil C mempunyai kelebihan: 1). Pada saat menyambung panjang profil (lebih dari 6 m), sambungan tinggal dibox dengan ditambah baut pada sisi atas dan bawah flange profil, 2). Jika ada web yang terlalu panjang atau tidak kuat, webnya bisa dibox sehingga menambah kekuatan dan kekakuan, 3). Untuk overstek atap yang panjangnya lebih dari 60 cm dan plafon luarnya miring yang berarti tidak boleh disekur, maka overstek/topchord kuda-kuda tinggal dibox supaya kuat tanpa harus disekur. Oleh sebab itu sampai sekarang bentuk profil C lebih banyak dipakai untuk rangka atap baja ringan dibanding bentuk profil yang lain. 40

57 5.2.2 Wiremesh ( Jaring Kawat Baja Las ) Wiremesh merupakan material jaring kawat baja pengganti tulangan pada pelat yang fungsinya sama sebagai tulangan. Pada wiremesh selain memiliki kekuatan yang sama namun dari segi pemasangan lebih praktis dan murah dibandingkan dengan tulangan konvensional. Keuntungan utama dalam menggunakan Jarigan Kawat Baja Las BRC adalah mutunya yang tinggi dan konsisten yang terjamin bagi perencana,pemilik dan pemborong, di bandingkan dengan cara penulangan pelat lainnya. Karena semua kawat di tarik dan di uji dengan seksama,mutu bahan yang di pakai telah terjamin. Proses penarikan kawat tersebut akan menghasilkan kawat dengan penampang yang sangat merata. Keseragaman yang sama itu tidak akan mungkin terdapat pada batang-batang canaian panas (besi beton) ketika kawat di las kedalam jaringan kawat baja las BRC, ia di dudukan tepat pada tempatnya, jadi jaringan akan selalu dilengkapi dengan jumlah kawat yang benar. Dengan demikian,perencanaan terjamin dan penelitian di tempat kerja dapat dikurangi.. (Sumber : Atap Galvalum Zincalum/wiremesh.php.htm) Alasan Dilakukannya Rekayasa Nilai Pada Pelat Dengan Menggunakan Tulangan Wiremesh: Untuk membuat pelat yang ringan, tipis tetapi kuat yaitu dengan menggunakan tulangan baja berupa kawat baja las/wiremesh Penggunaan tulangan baja ini dimaksudkan untuk memperbesar kuat lentur pelat karena kawat baja ini mempunyai kuat tarik yang tinggi dan berbentuk seperti jala yang sangat memudahkan pada saat pemasangan, serta harga relatif lebih murah dan material lebih ringan. Mutu yang tinggi dari Jaringan Kawat Baja Las BRC memungkinkan yang di tetapkan sebelumnya. memenuhi standart kelas U-50, menghasilkan pengehematan biaya yang sangat berarti. Dengan menggunakan tegangan ijin yang di usulkan sebesar 41

58 2.900 kg/cm tersebut. kita dapat memperoleh penghematan sampai separuh dari banyaknya penulangan. Dengan Perhitungan Harga Per kg jaringan kawat baja las BRC yang lebih tingi, biasanya tetap terdapat penghematan biaya yang cukup berarti pada kebanyakan proyek. Selain penghematan, juga waktu pasang dihematkan, karena Jaringan Kawat Baja Las BRC di serahkan di tempat kerja dengan kawat telah di las tepat pada jarak-jarak yang di tetapkan sebelumnya Bata Ringan ( Hebel / Celcon) Dinding bata ringan merupakan dinding dengan menggunakan teknologi aerasi. Produk ini dikembangkan oleh Joseph Hebel di Jerman pada tahun 1943 dan mulai dikenal di Indonesia pada tahun Bata ringan dibuat dari bahan baku pasir kuarsa, kapur, semen, dan bahan pengembang yang dikategorikan sebagai bahan bahan untuk beton ringan. Pasir kuarsa digiling dalam ball mill hingga tercapai ukuran butiran yang dibutuhkan. Bahan baku yang telah dicampur air dan bahan pengembang ditimbang dan diukur dalam mesin pencampur hingga menjadi adonan. Adonan tersebut kemudian dituang dalam cetakan baja. Melalaui proses kimia tercipta gas hydrogen yang membuat adonan mengembang membentuk jutaan pori pori kecil yang membuat bata ini menjadi ringan. Proses akhirnya adalah memanggang bata dalam oven bertekanan tinggi yang disebut autoclave chamber dengan uap panas hingga suhu C. Bata jenis ini memiliki berat lebih ringan dan permukaan yang lebih halus. Dinding dari bata ringan bisa langsung diberi acian tanpa diplester terlebih dahulu. Bahan yang digunakan untuk acian adalah semen instan atau semen khusus. Bata ringan memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8 10 cm. Perhitungan dinding bata ringan 1m 2 sebagai berikut : Semen Instan Bata ringan = 11,43 kg = 8 buah 42

59 Air = 0,15 0,16 liter Kelebihan Bata Ringan ( Hebel) : 1. Waktu pemasangan relatif lebih cepat 2. Rangka beton pengaku lebih luas, antara 9 12 m 2 3. Mempunyai sifat kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air 4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik. Kekurangan Bata Ringan ( Hebel) : 1. Harganya relatif lebih mahal untuk tiap satuan 2. Karena tergolong jenis baru, tidak semua tukang pernah memasang bata ringan 3. Masih jarang ditemukan di toko bahan bangunan kecil dan hanya dijual dalam jumlah 1m 3. (Sumber : Menghitung Biaya Membangun Rumah oleh Yanto Irawan, ST) Alasan Dilakukannya Rekayasa Nilai Pada Dinding Dengan Menggunakan Bata Ringan/Hebel : Bata Ringan/hebel memiliki bobot yang lebih ringan yang dapat memperkecil pembebanan struktur dibawahnya sehingga dapat menghemat pada pondasi. Bata Ringan ini cocok digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat atau gedung-gedung karena pembebanan menjadi hal yang sangat penting untuk menekan biaya. Hebel memiliki dimensi yang lebih besar dari bata konvensional yaitu 60cm x 20cm dengan ketebalan 7 hingga 10 cm yang menjadikan pekerjaan dinding lebih cepat selesai dibandingkan bata konvensional dan pada proses pemasangannya tidak membutuhkan adukan pasangan yang tebal, tetapi cukup direkatkan dengan semen instant /mortar tipis-tipis saja. 43

60 Bata Ringan/hebel lebih tahan terhadap api selama kurang lebih 4 jam karena mempunyai kemampuan dalam hal insulasi (penahan) panas dan suara, sehingga untuk ruangan-ruangan khusus yang mengharuskan tahan api atau kedap panas dan suara, dengan digunakannya hebel akan lebih bermanfaat. Untuk hebel secara harga satuan material terlihat lebih mahal dari batu bata, tetapi penggunaan semen, waktu pelaksanaan, beban yang harus ditanggung struktur, akan lebih efisien apabila menggunakan aerated concrete block (salah satu merek hebel). Waktu pelaksanaan mempengaruhi upah tukang yang harus dibayar, dan apabila lebih cepat itu berarti akan lebih hemat dalam pengeluaran biaya. 5.3 ANALISIS STRUKTUR Berikut ini diuraikan penelusuran perencanaan dan analisa struktur Perencanaan Dan Analisa Perhitungan Struktur Atap Pemodelan perhitungan rangka atap menggunakan metode pendekatan dengan menggunakan program SAP2000 karena program khusus untuk perhitungan rangka atap baja ringan hanya dimiliki oleh perusahaan berlisensi. a) Input Data Pemodelan 2 dimensi kuda-kuda atap baja ringan : Gambar 5.1 Pemodelan 2D Rangka Baja Ringan 44

61 Panjang bentang rangka atap : 5.4 m Tinggi rangka atap : 2.15 m Sudut rangka atap : 39º Jarak antar kuda-kuda (B) : 1.20 m Beban penutup atap metal(qm) : 7 kg/m² Beban angin (qa) : 25 kg/m² Beban plafon (qp) : 20 kg/m² Modulus elastisitas : mpa Tegangan maksimum : 550 mpa b) Perhitungan Beban : Kasus Beban 1 (Beban Mati) : Terdiri dari beban penutup atap (qr) dan beban plafond (qp) Qa = d x B x qa = 0.77m x 1,2 m x 7 kg/m² = kg (dibulatkan menjadi ~ 7 kg) Qp = d x B x qp = 0.77m x 1,2 m x 20 kg/m² = 18.48kg (dibulatkan menjadi ~ 19 kg) Kasus Beban 2 (Beban Hidup) : Beban hidup ditentukan QL = 100kg Kasus Beban 3 (Beban Angin) : Tekanan Angin Qt = Lg x B x [(0,02.λ + 0,4) x qw] = 0.99 x 1,2 x [(0,02.39º + 0,4) x 25] = kg ~ 36 kg Tekanan Angin Vertikal Vt = Qt.CosӨ 45

62 = 36. Cos 39º = kg ~ 28 kg Tekanan Angin Horisontal Ht = Qt.SinӨ = 36. Sin 39º = kg ~ 23 kg Hisapan Angin Qi = Lg x B x [(0,4) x qw] = 0.99 x 1,2 x [(0,4) x 25] = kg ~ 12 kg Hisapan Angin Vertikal Vi = Qi.CosӨ = 12. Cos 39º = 9.33 kg ~ 9.4 kg Hisapan Angin Horisontal Hi = Qi.SinӨ = 12. Sin 39º = 7.55 kg ~ 8 kg Pemodelan kasus pembebanan : 46

63 Dari grafik output SAP2000 diatas dapat diketahui bahwa ratio tegangan adalah dibawah 1,maka ukuran profil yang dipakai sudah aman Perhitungan Pembebanan Struktur Perhitungan Berat Bangunan Karena basarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari struktur bangunan, maka perlu dihitung berat dari masing-masing lantai bangunan. Berat dari bangunan dapat berupa beban mati yang terdiri dari berat sendiri material-material konstruksi dan elemen-elemen struktur, serta beban hidup yang diakibatkan oleh hunian atau pengguna bangunan. Karena kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan beban hidup yang bekerja penuh pada bangunan adalah kecil, maka beban hidup yang bekerja dapat direduksi besarnya. Berdasarkan standar pembebanan yang berlaku di Indonesia, untuk memperhitungkan pengaruh beban gempa pada struktur bangunan gedung, beban hidup yang bekerja dapat dikalikan dengan faktor reduksi sebesar 0.3. Data-data Untuk Perhitungan Jarak portal 0A-0 dan pada arah X = 3m, jarak portal 0-12 = 4.5m dan jarak portal A-B kemudian C-D pada arah Y = 5.4m, sedangkan pada portal B-B -C arah Y = 4.2m. Tinggi tingkat lantai 1-2 = 3.2m, tinggi lantai 2-5 = 2.8m, dan tinggi lantai 5- lantai atap = 3m.Ukuran kolom = 30x50cm dan ukuran balok = 25x45cm. Tebal semua pelat lantai = 12cm. Konfigurasi Struktur Mutu beton f c = Mpa, berat jeis beton = 2.4 ton/m 3, modulus elastisitas : Ec = kg/cm 2. Mutu tulangan pokok : fy = 400 Mpa dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 Mpa Bangunan terletak di Kabupaten Semarang (wilayah gempa 2), kondisi tanah dibawah bangunan merupakan tanah sedang. 52

64 Pembebanan Struktur Beban mati terbagi merata pada semua lantai bangunan qd = 100 kg/m 2 (belum termasuk berat sendiri struktur/0. Beban hidup terbagi merata pada lantai 2 s/d 5 ql = 250 kg/m 2, dan pada lantai 6 (atap) ql = 100 kg/m 2. Beban dinding diperhitungkan sebesar 250 kg/m untuk setiap tinggi 1m. Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0.30 Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis : Kombinasi Pembebanan Tetap : U = 1,2D + 1,6L Kombinasi Pembebanan Sementara : U = 1,2D + 0,5L +1,0(I/R)Ex + 0,3(I/R)Ey : U = 1,2D + 0,5L +3,0(I/R)Ex + 1,0(I/R)Ey Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y, I = Faktor Keutamaan Struktur, R = Faktor Reduksi Beban Gempa. Faktor Keutamaan struktur dari bangunan, I = 1,0 (SNI Gempa 2002) Faktor Reduksi Gempa untuk Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) ditentukan R = 3,5 (SNI Gempa 2002). Diagram Respon Spektrum Gempa Rencana untuk zona/wilayah gempa 2: Gambar 5.2 Respon Spektrum Gempa Rencana 53

65 Respon Spektrum Gempa Rencana untuk kondisi tanah sedang : Periode Getar T ( detik ) Koefisien gempa ( C ) 0,0 0,15 0,2 0,38 Periode Getar T ( detik ) Koefisien gempa ( C ) 0,6 0,38 1,0 0,23 2,0 0,115 3,0 0,076 Perhitungan Pembebanan : Berat Lantai 5 Beban Mati (Wm) Pelat atap = 60 x 19.2 x 0.12 x 2400 = kg Balok = ( 60 x x 14 ) x 0.3 x 0.33 x 2400 = kg Kolom = 60 x 3 x 0.3 x 0.5 x 2400 = kg Dinding = x 3 x 250 = kg Plafond = 60 x 19.2 x 50 = kg + Total = kg Luas dinding = 60 x 19,2 ( 5,3 x (4,5 x 5) ) x 2 = 913,5 m 2 Beban mati (qd) masing-masing lantai 5 = ,88 / 913,5 = 1085,52 kg/m 2 Beban Hidup (WL) qh atap = 100 kg/m 2 Koefisien Reduksi = 0.3 Wh = 0.3 x (60 x 19.2 x 100) = kg Berat Total Lantai 5 : W5 =

66 = kg Berat Lantai 4 Beban Mati (Wm) Pelat Lantai = 60 x 19,2 x 0,12 x 2400 = kg Balok = ( 60 x ,2 x 14 ) x 0,3 x 0,33 x2400 = kg Kolom = 60 x 2,8 x 0.3 x 0.5 x 2400 = kg Dinding = x 2,8 x 250 = kg Plafond = 60 x 19,2 x 50 = kg Spesi = 60 x 19,2 x 21 = kg Tegel = 60 x 19,2 x 24 = kg + Total = ,88 kg Luas dinding = 60 x 19,2 ( 5,3 x (4,5 x 5) ) x 2 = 913,5 m 2 Beban mati (qd) masing-masing lantai 4,3,2 = ,88 / 913,5 = 1108,18 kg/m 2 Beban Hidup (WL) qh lantai = 250 kg/m 2 Koefisien Reduksi = 0.3 Wh = 0.3 x (60 x 19.2 x 250) = kg Berat Total Lantai 4 : W4 = = kg Berat Total Lantai 2 dan 3 = Berat Total Lantai 4 = ,88 kg Berat Lantai 1 Beban Mati (Wm) Pelat Lantai = 60 x 19,2 x 0,12 x 2400 = kg Balok = ( 60 x ,2 x 14 ) x 0,3 x 0,33 x2400 = kg Kolom = 60 x 3,2 x 0.3 x 0.5 x 2400 = kg Dinding = x 3,2 x 250 = kg Plafond = 60 x 19,2 x 50 = kg Spesi = 60 x 19,2 x 21 = kg 55

67 Tegel = 60 x 19,2 x 24 = kg + Total = ,88 kg Luas dinding = 60 x 19,2 ( 5,3 x (4,5 x 5) ) x 2 = 913,5 m 2 Beban mati (qd) masing-masing lantai 1 = ,88 / 913,5 = 1175,77 kg/m 2 Beban Hidup (WL) qh lantai = 250 kg/m 2 Koefisien Reduksi = 0.3 Wh = 0.3 x (60 x 19.2 x 250) = kg Berat Total Lantai 1 : W1 = = kg Berat Total Bangunan = Wt1 + Wt2 + Wt3 + Wt4 + Wt5 = x ( ) = kg Perhitungan Balok Perhitungan Pembebanan Balok Input Beban Mati (DL) - Berat sendiri pelat = 0,12 x 2400 = 288 kg/m 2 - Beban penutup lantai = 24 = 24 kg/m 2 - Beban spesi (t = 3cm) = 3 x 21 = 63 kg/m 2 - Beban plafond & penggantung = = 18 kg/m 2 + DL = 393 kg/m 2 Panjang bentang untuk segmen pelat : Lx = 2,5 m dan Ly = 3,2 m. q eq = 1/3 x qu x Lx = 1/3 x 3,93 x 2,5 = 3,8 KN/m Beban Mati Merata Beban pelat = 2x 3,8 = 6,56 kn/m Berat sendiri balok = (0,7 0.,12) x 0,25 x 24 kn/m 3 = 3,48kN/m Berat dinding = (4,5 0,7) x 2,5 = 9,5 kn/m + DL = 19,54 kn/m 56

68 Input Beban Hidup (LL) Beban hidup pelat lantai qu = 2,50 kn/m 2 q eq = 1/3 x qu x Lx = 1/3 x 2,5 x 2,5 Beban Hidup Merata Beban pelat = 2 x 2,08 = 2,08 kn/m LL = 4,16 kn/m Perhitungan Tulangan Balok a. Tulangan Pokok (Tumpuan) Kombinasi pembebanan tetap = 1,2 D + 1,6 L Mu = (1,2 x 53,61 ) + (1,6 x 12,23) = 83,90 knm Mn = (83,90 / 0,8) = 104,875 knm h = 450 mm b = 250 mm p = 40 mm D = 19 mm Ø = 10 mm d = ½ x 19 = 390,5 mm d = /2 x 19 = 59,5 ρ min = 1,9/fy = 1,9/400 = 0,0035 ρb = (0,85 x f c / fy) x β1 x (600/600+fy) = 0,85 x 30/400 x 0,85 x (600/ ) = 0,0325 ρ max = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0325 = 0,0244 m = fy/0,85 x f c = 400/0,85 x 30 = 15,686 Rnb = ρ.fy.(1 0,5.ρ.m) = 0,0325 x 400 x (1 0,5 x 0,0325 x 15,686) = 9,686 0,75 x Rnb = 7,265 Rn = Mn / bxd 2 = /250 x 390,5 2 = 2,75 Rn < 0,75 Rnb...Tulangan tunggal ρ = 1/m x (1-1 2.m.Rn/fy) = 1/15,686 x ( ,686.2,75/400) = 0,0097 As = ρ x b x d = 0,0097 x 250 x 390,5 = 946,96 mm 2 Dipakai tulangan tarik 4 D 19 (As = 1134 mm 2 ) 57

69 Cek kapasitas penampang : T = 1134 X 400 = N Cs = (fy 0,85 f c) x As = (400 25,5) x 1134 = N Cc = 0,85 f c.b.a = 0,85 x 30 x 250 x a a = Cc/0,85 f c.b = T-Cs/0,85 f c.b = /0,85x30x250 = 4,536 mm x = a/β1 = 4,536/0,85 = 5,34 mm M n = Cc (d 0,5a) + Cs (d d ) M n = (390,5 4,536/2) (390,5 59,5) = 151,797 knm Checking : Mn > Mu 151,797 knm > 104,875 knm... (OK) b. Tulangan Pokok (lapangan) Mu = (38,71 x 1,2) + (15,24 x 1,6) = 70,836 knm Mn = (70,836 / 0,8) = 88,545 knm ρ min = 1,9/fy = 1,9/400 = 0,0035 ρb = (0,85 x f c / fy) x β1 x (600/600+fy) = 0,85 x 30/400 x 0,85 x (600/ ) = 0,0325 ρ max = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0325 = 0,0244 m = fy/0,85 x f c = 400/0,85 x 30 = 15,686 Rnb = ρ.fy.(1 0,5.ρ.m) = 0,0325 x 400 x (1 0,5 x 0,0325 x 15,686) = 9,686 0,75 Rnb = 7,265 Rn = Mn / bxd 2 = /250 x 390,5 2 = 2,32 Rn < 0,75 Rnb...Tulangan tunggal ρ = 1/m x (1-1 2.m.Rn/fy) = 1/15,686 x ( ,686.2,32/400) = 0,0053 As = ρ x b x d = 0,0053 x 250 x 390,5 = 517,41 mm 2 Dipakai tulangan tarik 2 D 19 (As = 567 mm 2 ) 58

70 Cek kapasitas penampang : T = 567 X 400 = N Cs = (fy 0,85 f c) x As = (400 25,5) x 567 = ,5 N Cc = 0,85 f c.b.a = 0,85 x 30 x 250 x a α = Cc/0,85 f;c.b = T-Cs/0,85 f c.b = /0,85x30x250 = 2,26 mm x = α/β1 = 2,26/0,85 = 2,67 mm Mn = Cc.(d 0,5α) + Cs (d d ) Mn = 14407,5 (390,5 2,26/2) (390,5 59,5) = 75,894 knm Checking : Mn > Mu 88,545 knm > 75,894 knm... (OK) c. Tulangan Geser (Tumpuan) V 1 = (31,74 x 1,2) + (18,37 x 1,6) = 67,48 kn V 2 = (11,139 x 1,2) + (7,965 x 1,6) = 26,11 kn Vu = 67,48 (67,48-26,11/2,5) x 0,344 = 61,787 kn Vu = Ø Vc + Ø Vs Vc = ( f c/6).bw.d = ( 30/6).250x390,5 = 78,51 kn ØVc = 58,88 kn 0,5 ØVc = 25,44 kn Vs min = 1/3.bw.d = 1/3 x 250 x 390,5 = 28,67 kn Ø Vs min = 21,50 kn Ø Vc < Vu < (Ø Vc + Ø Vs min ) 58,88 < 61,787 < (58, ,50)...Perlu tulangan geser Ø Vs = Vu - Ø Vc = 61,787 58,88 = 2,91 kn Karena Ø Vs < Ø Vs min, maka dipakai Ø Vs min = 21,50 kn Dipakai tulangan sengkang Ø 8 (Av = 101 mm 2 ) Ø Vs = Ø Av.fy.d / s S = 0,75x101x240x344/21500 = 290,88 mm S max = d/4 = 344/4 = 86 mm (dipakai Ø mm) 59

71 d. Tulangan Geser (Lapangan) Vu = 67,48 (67,48-26,11/2,5) x 1,25 = 59,795 kn Vu = ØVc + Ø Vs Vc = ( f c/6).bw.d = ( 30/6) ,5 = 78,51 kn ØVc = 58,88 kn 0,5 ØVc = 29,44 kn Vs min = 1/3.bw.d = 1/3 x 250 x 390,5 = 28,67 kn Ø Vs min = 21,50 kn Ø Vc < Vu < (Ø Vc + Ø Vs min ) 58,88 < 61,787 < (58, ,50)...Perlu tulangan geser Ø Vs = Vu - Ø Vc = 61,787 58,88 = 2,91 kn Karena Ø Vs < Ø Vs min, maka dipakai Ø Vs min = 21,50 kn Dipakai tulangan sengkang Ø 8 (Av = 101 mm 2 ) Ø Vs = Ø Av.fy.d / s S = 0,75x101x240x390,5/21500 = 290,88 mm S max = d/2 = 390,5/2 = 195,25 mm (dipakai Ø mm) Perhitungan Kolom Perhitungan Tulangan Kolom Mu = 132,554 knm Vu = 45,769 kn Pu = 1543,035 kn Agr = 300 x 500 = mm 2 f c = 25 Mpa Selimut beton (p) = 40 mm Ø Tulangan pokok = 25 mm Ø Sengkang = 10 mm d = p + (0,5 Ø Tulangan pokok) + Ø Sengkang = 40 + (0,5 x 25) + 10 = 62,5 mm d = ,5 = 237,5 mm Nilai Pu dan Mc terfaktor Agr = 300 mm x 500 mm = mm 2 60

72 Mu = 132,554 knm Pu = 1543,035 kn Pn = Pu/Ø = 1543,035/0,65 = 2373,9 kn Mn = Mu/Ø = 132,554/0,8 = 165,69 knm e min = ,03 h = ,03 x 500 = 30 mm = 3 cm e a = Mn/Pn = 165,69/2373,9 = 0,069 m = 69 mm > e min e = e a + h/2 d = /2 62,5 = 256,5 mm Dengan peninjauan penampang tulangan simetris, As = As a = Pn/0,85.f c.b = 2373,9/0,85x25x300 = 255,89 mm Dalam keadaan balance : a b = β1 c a b = β1 d (600/600+fy) = 0,85x237,5x(600/ ) = 253,89 mm a < a b maka penampang lebih banyak yang tertarik As = As = Pn {e-d-(p/2x0,85 fc b)} / fy (d-d ) As = As = x { ,5-( /2x0,85x25x500)}/400x(437,5-62,5) = 5434,658 mm 2 Ast = 1% Ag = 0,01x300x500 = 1500 mm 2 Dipakai tulangan 12-D25 (As = 5887,5 mm 2 ) Perhitungan Tulangan Geser Ø Vn Vu Vn = Vc + Vs Gaya dalam yang terjadi pada kolom Vu = 45,769 kn Pu = 1543,035 kn Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur yang dibebani tekan aksial Vc = Ø (1+ Vu/14.Ag)x( 25/6)x300x237,5 = 139,299 kn Dan tidak boleh lebih dari, 61

73 Vc maks = Ø 0,3. f c.b.d. (1+0,3Pu/Agr) = 0,75 x 0,3 x 25 x 300 x 237,5 x (1+0,3 x /300 x 500) = 434,612 kn Diambil nilai terkecil Vc = 139,299 kn Karena Vu < Vc, maka penampang tidak perlu tulangan geser, maka digunakan luas tulangan geser minimum permeter Av min = 75 f c/1200 x b s/fy Av = 1/3 x b.s/fy Av min = 75 25/1200 x 500x1000/240 Av = 1/3 x 500x1000/240 Av min = 651,04 mm 2 < Av = 694,44 mm 2 Diambil Av =694,44 mm 2 Digunakan tulangan Ø Av terpasang = Luas tulangan x (1000/jarak sengkang) = (0,25x3,14x10 2 ) x (1000/100) = 785 mm Perhitungan Pembebanan Pondasi Perhitungan Daya Dukung Tanah σ ult = ( 1,3 Nc + γ Df Nq + 0,6 γ R Nγ) σ all = σ ult P ult FS 2 + = daya dukung batas pondasi sumuran (Ton) ( c Df + Ph tanδ) σ all = daya dukung ijin pondasi sumuran (Ton) FS = Factor of Safety (3,0) Df = kedalaman pondasi sumuran (m) R = jari-jari sumuran (m) γ = berat jenis tanah (gr/cm 3 ) c = kohesi tanah (kg/cm 2 ) c A = adhesi sisi vertikal pondasi (Ton/m 2 ) Ph = Resultante gaya horizontal setinggi Df, per m lebar pondasi 62 A R

74 Nc,Nγ,Nq= faktor daya dukung tanah Dengan σ ult = 2411,787 kn/m 2 P1 = 2411,787 * ¼ * π * = 2726,28 kn (satu pondasi) P2 = 2 * 2726,28 = kn = / = 3,55 > 1,5 Aman Kontrol Terhadap Tekanan Tanah Pasif Dengan Tegangan Tanah Pasif (Pp) = 410,486 kn/m 2 Qmaks = Pp/3 = 410,486 / 3 = 136,829 kn Kontrol Terhadap Daya Dukung Tanah A 2 = ¼ π D = ¼ x 3.14 x = 1.13 m 2 Acyclop = ¼ 2 π d = ¼ x 3.14 x 1 = m 2 Abeton = = m² Σ Pv = Qt + Berat Pondasi = * 5 * * 5 * 22 = kn W = 1 32 π D 3 = 1/32 x 3.14 x = m 3 σ = Pv M ± A W = /2x1.13 ± 0/

75 σmaks = σmin = kn/m 2 < qall = = = 803,929 kn/m 2.. Aman Menghitung Tebal Dinding Sumuran Pa = γ * h * Ka + 2 * c * = 26,2 * 5 * 0, * 14,7 = 75,6 kn/m σb = = 157,5 kn/m 2 2 * δ * σb = Pa * Ø 2 * δ * 157,5 = 75,6 * 3,5 δ = 0,84 cm diambil tebal sumuran δ =10 cm Perhitungan Cincin Sumuran Beton cyclop, f c = 17,5 MPa = 1,75 kn/cm 2 Beton cincin, f c = 35 MPa = 3,50 kn/cm 2 Kedalaman pondasi = 5 m Tebal cincin sumuran = 10 cm Cincin sumuran dianggap konstruksi pelengkung dengan perletakan sendisendi dengan beban merata sebesar q = 56,33 kn/m 2 dengan momen maksimum terletak pada tengah bentang. Mu = 1/8 * q * l 2 = 1/8 * * = knm = kncm Dinding sumuran dianggap sebagai plat beton dengan arah tulangan x dan y yang direncanakan menggunakan tulangan utama D 16 mm Mn = d = h p ½ D = ½ 16 Mu = /0.8= kncm 0,8 64

76 = 332 mm = 33,2 cm b = π D = π 3500= mm = 1099 cm Rl = 0,85 f c = 0,85 x 3,50 = 2,975 kn/cm2 K = = = 0,00036 F = 1 1 2K = 1 Fmaks = Kmaks = Fmax * (1 Fmax/2) = 0,3825 * (1-0,3825/2) = 0,309 F < Fmax berarti menggunakan tulangan single underreinforced As = F b d Rl fy = 0,00036 * 1099 * 30,4 * 2,975/40 = 89,50 mm2 65

77 BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT 6.1 INSTRUKSI KEPADA PESERTA LELANG A. Umum 1. Lingkup Pekerjaan 1.1. Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sesuai ketentuan dalam data lelang, melalui Panitia Pengadaan mengumumkan dan atau mengundang penyedia jasa untuk rnengikuti pelelangan pekerjaan. Nama paket dan lingkup pekerjaan ditentukan dalam data lelang Pemenang lelang wajib menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam data lelang, syaratsyarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan biaya sesuai kontrak. 2. Sumber Dana 2.1. Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan dalam data lelang. 3. Metode Pelelangan Dan Jenis Kontrak 3.1. Metode Pelelangan ini dilaksanakan sesuai ketentuan dalam data lelang 3.2. Dalam ikatan Kontrak pelaksanaan pekerjaan menggunakan Jenis kontrak Lump sum 4. Persyaratan Peserta Lelang Dan Kualifikasi 4.1. Persyaratan peserta lelang sesuai ketentuan dalam data lelang Penyedia jasa yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk melaksanakan layanan jasa konsultansi dalam perencanaan atau yang akan mengawasi pelaksanaan 72

78 pekerjaan yang dilelangkan tidak diperkenankan menjadi peserta lelang Penyedia jasa yang dimiliki oleh satu atau kelompok orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan Persyaratan kualifikasi sesuai dalam dokumen kualifikasi 4.5. Dalam melakukan Kemitraan harus memperhatikan kompetensi penyedia jasa yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan 5. Biaya Mengikuti Pelelangan 5.1. Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mengikuti pelelangan termasuk penyusunan penawaran menjadi beban penyedia jasa dan tidak mendapat penggantian dari Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana Dalam hal penawaran ditolak atau pelelangan dinyatakan gagal dan/atau batal karena suatu hal maka tidak dapat diberikan ganti rugi da/atau menuntut Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana. 6. Penjelasan Dokumen Lelang 6.1. Panitia pengadaan harus memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang pada waktu dan tempat sesuai ketentuan dalam data lelang Dalam acara penjelasan lelang, dijelaskan mengenai antara lain: a. Lingkup pekerjaan 73

79 b. Resiko dan bahaya yang dapat timbul dalam pekerjaan c. Metoda Pengadaan/penyelenggaraan pelelangan d. Metoda dan cara penyampaian penawaran e. Metoda evaluasi f. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran g. Acara pembukaan dokumen penawaran h. Hal-hal yang menggugurkan penawaran i. Jenis kontrak yang akan digunakan j. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri k. Ketentuan bekerjasama dan/atau cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha kecil termasuk koperasi kecil I. Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan penawaran. 6.3 Pertanyaan dari peserta lelang, jawaban dari panitia pengadaan, keterangan lainnya dan hasil peninjauan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP). BAP ditandatangani oleh panitia pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil saksi dari peserta yang hadir. Apabila dalam acara penjelasan tidak ada peserta lelang yang hadir proses lelang tetap dilanjutkan dan BA Penjelasan disampaikan secara tertulis kepada peserta lelang Apabila dalam BAP terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang periu ditampung, maka panitia pengadaan harus menuangkan ke dalam adendum dokumen lelang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan secara tertulis dalam waktu yang bersamaan kepada semua peserta lelang secara tertulis setelah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana Dalam acara penjelasan lelang, diumumkan nilai total harga 74

80 perkiraan sendiri (HPS). Rincian HPS tidak boleh dibuka/diberikan dan bersifat rahasia Para peserta lelang atau wakil peserta lelang yang hadir memperlihatkan identitas atau surat keterangan/penugasan dari perusahaan untuk menghadiri penjelasan dokumen lelang dan menandatangani daftar hadir sebagai bukti kehadirannya Peserta lelang yang tidak hadir pada saat penjelasan dokumen lelang tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawarannya. 7. Peninjauan 7.1. Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan Lapangan penjelasan lanjutan dengan melakukan peninjauan lapangan Peserta lelang dengan resiko dan biaya sendiri dianjurkan untuk meninjau lapangan pekerjaan dengan seksama untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna menyiapkan penawaran. 8. Satu Penawaran 8.1. Setiap peserta lelang atas nama sendiri atau sebagai Setiap Satu Paket kemitraan hanya boleh menyerahkan satu penawaran untuk Pelelangan satu paket pelelangan pekerjaan. Pekerjaan 8.2. Peserta lelang yang menyerahkan lebih dari satu penawaran untuk satu paket pelelangan pekerjaan, bila dalam dokumen lelang tidak diminta penawaran altenatif, maka akan digugurkan. B. Dokumen Lelang 9. Isi Dokumen Lelang 9.1. Dokumen lelang terdiri dari: BAB I Instruksi Kepada Peserta Lelang BAB II Data Lelang BAB III Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan Surat Perjanjian BAB IV Syarat-Syarat Umum Kontrak 75

81 BAB V Syarat-Syarat Khusus Kontrak BAB VI Penjelasan Umum BAB VII Penjelasan Teknis Arsitektur BAB VIII Penjelasan Teknis Struktur BAB IX Penjelasan Teknis Mekanikal BAB X Penjelasan Teknis Elektrikal BAB XI Gambar-Gambar; BAB XII Daftar Kuantitas, Analisa Harga Satuan kontrak lump sum dan Metoda Pelaksanaan; BAB XIII Bentuk-Bentuk Jaminan. BAB XIV Penutup, Adendum 10. Dokumen Kualifikasi Data isian kualifikasi sesuai ketentuan dokumen kualifikasi Dalam hal pelelangan umum dengan cara pasca kualifikasi, peserta lelang akan memperoleh dokumen kualifikasi dan wajib diisi serta disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran Dalam hal pelelangan umum/terbatas dengan cara prakualifikasi, dokumen kualifikasi wajib diisi dan disampaikan sebelum tahap penyampaian dokumen penawaran serta terpisah dari dokumen penawaran. 11. Pengambilan Dokumen Lelang Dalam hal Pelelangan dengan pascakualifikasi, sebelum pengambilan dokumen lelang, calon peserta lelang wajib mendaftar dan menandatangani pakta integritas Dalam hal Pelelangan dengan prakualifikasi, calon peserta lelang yang dapat mengambil dokumen lelang adalah peserta yang telah lulus prakualifikasi. 76

82 11.3. Jadual Pengambilan dokumen pelelangan sesuai dengan ketentuan dalam data lelang. 12. Klarifikasi Dokumen Lelang Calon peserta lelang yang memerlukan klarifikasi atas isi dokumen lelang dapat mengajukan pertanyaan kepada panitia pengadaan secara tertulis dan diterima oleh panitia pengadaan sebelum pemasukan penawaran atau sebelum ada peserta yang memasukan dokumen penawaran Panitia pengadaan wajib menanggapi setiap klarifikasi secara tertulis, sebelum adendum dokumen lelang diterbitkan. 13. Adendum Dokumen Lelang Sebelum batas waktu penyampaian dakumen penawaran berakhir dan pada saat penjelasan dokumen pelelangan dan/atau sebelum ada peserta lelang yang memasukan dokumen penawaran, Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana dapat mengubah ketentuan dokumen lelang dengan menerbitkan adendum Setiap adendum yang diterbitkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan secara tertulis dalam waktu yang bersamaan kepada semua peserta lelang Apabila adendum diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana akan mempengaruhi waktu pemasukan dokumen penawaran, maka untuk rnemberi waktu yang cukup kepada peserta lelang dalam menyiapkan penawaran, Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana wajib mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran sesuai 77

83 Pasal 24.1 C. Penyiapan Penawaran 14. Bahasa Penawaran Semua dokumen penawaran harus rnenggunakan Bahasa Indonesia Lampiran-lampiran asli berbahasa asing disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. 15. Dokumen Penawaran Dokumen Kualifikasi (Pasca Kualifikasi) Setiap peserta lelang atas nama sendiri atau sebagai kemitraan hanya boleh menyampaikan satu penawaran untuk satu paket pelelangan pekerjaan sesuai pasal Peserta lelang yang menyampaikan lebih dari satu penawaran untuk satu paket pelelangan pekerjaan, selain penawaran alternatif (bila diminta) akan digugurkan Jumlah dokumen penawaran yang harus disampaikan oleh peserta lelang sesuai dengan Pasal Metode Penyampaian Dokumen penawaran sesuai data lelang Peserta lelang harus mengutamakan penggunaan bahan, peralatan, dan jasa produksi dalam negeri Peserta lelang harus menyampaikan dokumen penawaran sesuai bentuk-bentuk yang ditentukan dalarn bentuk surat penawaran dan lampiran Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pasca kualifikasi, dokumen kualifikasi yang berisi data kualifikasi disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran. 78

84 15.8. Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen kualifikasi yang berisi data kualifikasi disampaikan sebelum tahap penyampaian dokumen penawaran. 16. Harga Penawaran Harga penawaran adalah harga yang tercantum dalam surat penawaran harga untuk seluruh pekerjaan seperti diuraikan dalam Pasal 1 termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. Harga penawaran yang mengikat adalah harga total penawaran Pada saat acara pembukaan penawaran, dalam hal angka dan huruf berbeda, maka yang digunakan adalah dalam huruf. Apabila harga penawaran dalam huruf tidak bisa diartikan/tidak bermakna, maka ditulis "TIDAK JELAS", Peserta lelang mengisi harga satuan dan jumlah harga untuk semua mata pembayaran dalam daftar kuantitas dan harga. Apabila harga satuan dicantumkan nol/tidak diisi untuk.mata pembayaran tertentu, maka dianggap sudah termasuk dalam perhitungan harga total penawaran dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan Biaya umum dan keuntungan sudah diperhitungkan untuk seluruh mata pembayaran, kecuali untuk mata pembayaran persiapan/umum Semua pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh 79

85 penyedia jasa dalam pelaksanaan kontrak, serta pengeluaran lainnya sudah termasuk dalam total harga penawaran Jumlah harga yang tercantum dalam surat penawaran adalah mengikat dan tetap, kecuali apabila terjadi penyesuaian harga sesuai syarat umum/ khusus kontrak. 17. Mata Uang Penawaran Dan Cara Pembayaran Harga satuan dasar, harga satuan mata pembayaran dan jumlah harga penawaran harus menggunakan mata uang Rupiah Cara pembayaran dilakukan sesuai ketentuan dalam data lelang. 18. Masa Berlaku Penawaran Masa berlakunya penawaran adalah sesuai ketentuan daiam data lelang Dalam keadaan khusus, sebelum akhir masa berlakunya penawaran, panitia pengadaan dapat meminta kepada seluruh peserta lelang secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu Peserta lelang dapat : a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubat penawaran, tetapi diminta memperpanjang masa berlakunya jaminan penawaran untuk jangka waktu tertentu dan menyampaikan pemyataan perpanjangan masa berlakunya penawaran dan perpanjangan jaminan penawaran kepada pantia pengadaan; b. Menolak permintaan tersebut secara tertulis dan jaminan penawarannya tidak disita dan tidak dikenakan 80

86 sanksi. 19. Jaminan Penawaran Peserta lelang harus menyediakan jaminan penawaran dalam mata uang Rupiah dengan nominal yang ditetapkan oleh panitia sebesar antara 1 % (satu persen) sampai dengan 3% (tiga persen) dari nilai harga perkiraan sendiri (HPS). Nilai nominal dan masa berlakunya sesuai ketentuan dalam data lelang Jaminan penawaran harus diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Rl Masa berlakunya jaminan penawaran sekurang kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari kalender lebih lama dari masa berlakunya surat penawaran Bentuk jaminan penawaran sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang Penawaran yang dilampiri jaminan penawaran asli tidak sesuai bentuk dalam dokumen lelang dikonfirmasikan ke penerbit jaminan Jaminan penawaran dari Kerja Sama Operasi (KSO) harus ditulis atas nama semua anggota KSO Jaminan penawaran dari peserta lelang yang tidak menang dikembalikan segera setelah penetapan pemenang lelang. 81

87 19.8. Jaminan penawaran dan pemenang lelang dikembalikan segera setelah pemenang lelang menyerahkan jaminan pelaksanaan Jaminan penawaran akan disita apabila : a. Peserta lelang terlibat KKN, serta dikenakan sanksi Daftar Hitam (black list) selama 1(satu) tahun; atau b. Peserta lelang tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal harga penawarannya dinilai terlalu rendah, serta dikenakan sanksi Daftar Hitam (black list) selama 1(satu) tahun; atau c. Peserta lelang menarik penawarannya selama masa berlakunya penawaran; atau d. Pemenang lelang mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang; 1). Dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal tanda tangan kontrak, serta dikenakan sanksi Daftar Hitarn (black list) selama 2 (dua) tahun; atau 2). Dengan alasan dapat diterima; atau e. Pemenang lelang dalam batas waktu yang ditentukan gagal : 1) Menyerahkan jaminan pelaksanaan; atau 2). Menandatangani surat perjanjianl kontrak. 82

88 DI LAK PADA 5 (LIMA) TITIK DATA ADMINISTRASI DAN TEKNIS DATA PENAWARAN BIAYA ( SAMPUL I ) ( SAMPUL II ) Dokumen... Kepada Yth..... dst ( SAMPUL PENUTUP ) DATA ISIAN KUALIFIKASI 83

89 DOKUMEN PENAWARAN PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN : Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa Kabupaten Semarang TEMPAT : Kantor Direksi RUSUNAWA Ambarawa Jl. Raya Ambarawa-Bandungan Kabupaten Semarang Kepada Yth : Panitia Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Anggaran

90 85

91 86

92 20. Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran Penawaran harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana melalui panitia pengadaan paling lambat pada tempat dan waktu sesuai data lelang Panitia pengadaan dapat mengundurkan batas akhir waktu penyampaian penawaran dengan mencantumkan dalam adendum dokumen lelang. 21. Penawaran Terlambat Setiap penawaran yang diterima oleh panitia pengadaan setelah batas akhir waktu acara penutupan pemasukan dokumen penawaran pada Pasal akan ditolak dan dikembalikan kepada peserta lelang dalam keadaan tertutup (sampul dalam tidak dibuka). 22. Penarikan, Penggubahan, Penggantian Atau Penambahan Dokumen Penawaran Peserta lelang boleh menarik, mengubah, mengganti dan menambah dokumen penawarannya, setelah pemasukan penawaran dengan memberitahukan secara tertulis sebelum batas akhir waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran Pemberitahuan penarikan, pengubahan, penggantian atau penambahan dokumen penawaran harus dibuat secara tertulis dan dimasukkan ke dalam sampul yang direkat, ditandai dan disampaikan sesuai dengan Pasal 21 dengan menambahkan tanda "PENARIKAN"/"PENGUBAHAN" /"PENGGANTIAN" atau "PENAMBAHAN" pada sampul luar. 74

93 22.3. Dokumen Penawaran tidak dapat ditarik, diubah, diganti atau ditambah setelah batas akhir waktu penyampaian penawaran sesuai Pasal Penarikan penawaran dalam kurun waktu antara batas akhir penyampaian penawaran sesuai Pasal dan sebelum akhir masa berlakunya penawaran sesuai Pasal 18.1., dikenakan sanksi penyitaan jaminan penawaran sesuai Pasal 19.9 F. Pemenang Lelang 23. Kriteria Pemenang Lelang Dalam hal pelelangan umum/terbatas dengan prakualifikasi, kriteria pemenang lelang adalah: 1). peserta lelang dengan harga penawaran terendah yang responsif; dan 2). memenuhi syarat administrasi dan teknis, serta telah memperhitungkan semaksimal mungkin penggunaan produksi dalam negeri sesuai ketentuan dokumen lelang; dan 3). verifikasi data yang diisikan dalam formulir kualifikasi terbukti kebenarannya (pada tahapan pembuktian kualifikasi) Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi; kriteria pemenang lelang adalah: 1). peserta lelang dengan harga penawaran terendah yang responsif dan, 2). Memenuhi syarat administrasi dan teknis, serta telah memperhitungkan semaksimal mungkin penggunaan produksi dalam negeri sesuai ketentuan dokumen lelang; dan 75

94 3). memenuhi syarat penilaian kualifikasi; dan 4). verifikasi data yang diisi dalam formulir kualifikasi terbukti kebenarannya (pada tahapan pembuktian kualifikasi). 24. Penilaian Dan Pembuktian Kualifikasi Penilaian kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dokumen kualifikasi Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga) penawaran terendah yang memenuhi persyaratan yang akan diusulkan sebagai calon pemenang adalah yang telah lulus/memenuhi syarat penilaian kualifikasi Terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi. 25. Penetapan Dan Pengumuman Pemenang Lelalng Segera setelah hasil pelelanganlusulan calon pemenang disampaikan oleh Panitia Pengadaan. Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana menetapkan hasil Pelelangan/Pemenang dan Pemenang Cadangan (bila ada) Panitia Pengadaan mengumumkan hasil pelelangan/pemenang dan pemenang cadangan sesuai data lelang dan memberitahukan serta menyampaikan kepada semua peserta lelang Dalam hal yang ditetapkan sebagai pemenang bukan yang terendah atau tidak ada penawar yang memenuhi syarat, maka Panitia memberikan 76

95 penjelasan alasan gugurnya penawaran yang tidak ditetapkan sebagai pemenang yang nilai penawarannya lebih rendah dari yang ditetapkan Dalam hal pelelangan dilaksanakan untuk beberapa paket sekaligus, penetapan pemenang akan dilakukan dengan menilai harga penawaran yang menguntungkan negara. 26. Sanggahan Dan Sanggahan Banding Peserta lelang yang berkeberatan atas hasil penetapan pemenang lelang tersebut dapat mengajukan sanggahan dalam masa sanggah secara tertulis disertai Bukti-bukti. Masa sanggah 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang pelelangan Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan dapat mengajukan sanggahan banding dalam masa sanggah banding secara tertulis disertai bukti-bukti. Masa sanggah banding 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya jawaban atas sanggahan pada Alamat sanggahan/sanggahan banding sesuai dengan ketentuan dalam data lelang Dalam hal peserta lelang tidak mengajukan sanggahan / sanggahan banding dan/atau melampaui selama masa sanggah/sanggah banding pada 36.1 dan maka penyedia jasa diartikan telah menyetujui/menerima penetapan pemenang lelang Sanggahan dan/atau sanggahan banding dari bukan peserta lelang, merupakan pengaduan dan akan 77

96 ditindaklanjuti oleh Pejabat yang menerima pengaduan tersebut. 27. Penandatanganan Kontrak Penandatanganan kontrak dilakukan selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah penerbitan SPPJ dan setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai Pasal Uang Muka Dan Jaminan Pengajuan uang muka harus disertai rencana penggunaannya dengan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana akan membayar uang muka sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka dengan nilai sekurang-kurang nya 100% (seratus persen) dari besarnya uang muka. 29. Penyelesaian Perselisihan Apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah antara Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Pejabat Pelaksana clan Penyedia Jasa maka kedua pihak menyelesaikan perselisihan dengan memilih salah satu pilihan hukum yang disepakati bersama sesuai data lelang. 78

97 6.2 DATA LELANG 1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Kementerian Pekerjaan Umum : Satuan Kerja Pelaksanaan Pengembangan Permukiman. 1.2 Nama pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Gedung RUSUNAWA Ambarawa Jangka Waktu Penyelesaian pekerjaan : 180 ( seratus delapan puluh ) Hari Kalender 2. Sumber Dana 2.1. Pekerjaan ini dibiayai dari Dana APBN Tahun Anggaran Metode Pelelangan Dan Jenis Kontrak 3.1. Pelelangan ini dlaksanakan dengan metode pelelangan umum pascakualifikasi 4. Persyaratan Peserta Lelang 5. Penjelasan Dokumen Lelang 6. Pengambilan Dokumen Lelang 4.1. Peserta pelelangan umum dengan pascakualifikasi adalah rekanan yang telah mendaftar kepada Panitia Pengadaan dan telah mengambil Dokumen Lelang Penjelasan dokumen lelang akan dilaksanakan pada : Hari : Tanggal : Pukul : Tempat : 6.1. Pengambilan dokumen lelang akan dilaksanakan pada : Tanggal : Pukul : Tempat : 83

98 7. Dokumen Penawaran 7.1. Penyampaian dokumen penawaran Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan : Dump Truck(jumlah minimum = 2) Unit Pick up(jumlah minimum = 3) Unit Beton Molen (jumlah minimum = 4) Unit Genset(jumlah minimum = 1) Unit Pompa Air (jumlah minimum = 2) Unit Stamper(jumlah minimum = 2) Unit Vibrato (jumlah minimum = 2) Unit Alat Ukur (waterpass)(jumlah minimum = 2) Unit Alat Las Listrik (jumlah minimum = 1) Unit Meja Gambar/Komputer(jumlah minimum = 2) Unit Daftar Personil Inti minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan : Project Manager S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 15 tahun Site Manager S1 Teknik Sipil/Teknik Arsitek minimal 10 tahun Tenaga Ahli Struktur S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 10 tahun Tenaga Ahli Arsitektur S1 Teknik Arsitektur pengalaman minimal 8 tahun Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal S1 Teknik Mesin pengalaman minimal 8 tahun Tenaga Ahli Elektrikal S1 Teknik Listrik pengalaman minimal 8 tahun Tenaga Pelaksana Pekerjaan Struktur 84

99 SMK pengalaman minimal 10 tahun Tenaga Ahli / Pelaksan yang diusulkan harus dilengkapi Curriculum Vitae (CV), Copy Ijasah, Copy SKA/SKT, Copy NPWP. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan : Dalam hal pelaksana pekerjaan bukan usaha kecil, apabila ada bagian pekerjaan yang disubkankontrakan dan bagian pekerjaan yang akan disubkontrakan bukan pekerjaan utama, kecuali pekerjaan spesialis 8. Mata Uang Penawaran Dan Cara Pembayaran 9. Masa Berlakunya Penawaran 8.1. Harga satuan dasar, harga satuan mata pembayaran dan jumlah harga penawaran harus menggunakan mata uang Rupiah 8.2. Pembayaran dilakukan dengan cara cara angsuran 9.1. Masa laku penawaran selama 60 (Enam puluh) Hari kalender sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran 10. Jaminan Penawaran a. Besarnya Jaminan penawaran adalah : Rp ,00 (lima ratus lima puluh juta rupiah) b. masa berlakunya jaminan penawaran 90 hari kalender 11. Penawaran Alternatif Penawaran Alternatif tidak diperbolehkan 85

100 11.2. Pemberian Rabat tidak diperbolehkan 12. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Metode penyampaian dokumen penawaran satu sampul, karena menggunakan sistem pasca kualifikasi maka isian data kualifikasi harus disampaikan bersamaan dengan penyampaian dokumen penawaran. 13. Sampul Dan Tanda Penawaran 13. a. Alamat Pejabat Pembuat Komitmen : Kantor Direksi RUSUNAWA Ambarawa Jln. Raya Ambarawa Kabupaten Semarang b. Jenis pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA Ambarawa. Tempat : Sekretariat Panitia Seleksi Umum Pekerjaan Permukiman. Hari : Tanggal : Jam : 14. Batas Akhir Waktu Penyampaian Batas akhir waktu penyampaian penawaran : Hari : Tanggal : Jam : 15. Pembukaan Penawaran Pembukaan penawaran : Hari : Tanggal : Jam : 86

101 16. Penetapan Dan Pengumuman Pemenang Lelang 17.1 Pengumuman Pemenang lelang dilaksanakan pada : Hari : Tanggal : Pukul : Tempat : 17. Sanggahan Dan Sanggahan Banding 36.3 a. Sanggahan ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen b. Sanggahan Banding ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen 18. Jaminan Pelksanaaan 38.1 a. Nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak Besamya jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari 80% HPS) dinaikan menjadi sekurang-kurangnya presentasi jaminan pelaksanaan pada 38.1.a. dikalikarr 80% HPS Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari Sejak tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak) 19. Penyelesaian Perselisihan Penyelesaian Perselisihan dapat dilakukan dengain memilih salah satu pilihan sebagai berikut: 87

102 2. Di pengadilan; atau 3. Di luar pengadilan/alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) melalui: 1) Mediasi; 2) Konsiliasi; 3) Arbitrase/Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) 88

103 6.3 LAMPIRAN BENTUK SURAT PENAWARAN, SURAT PENUNJUKAN DAN SURAT PERJANJIAN LAMPIRAN 1 A. Bentuk Surat Penawaran Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Kop Surat Perusahaan Nomor :..., Lampiran : Kepada Yth. Pejabat Pembuat Komitmen... [sesuai ketentuan data letang] Di... Perihal : Penawaran Pelelangan... Sehubungan dengan pengumuman pelelangan nomor... tanggal... setelah kami mempelajari dengan saksama dokumen lelang termasuk berita acara penjelasan dan adendumnya, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama...(...) hari kalender. Penawaran ini berlaku selama... (...) hari kalender sejak pembukaan penawaran. Kami akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam dokumen lelang. Sesuai dengan persyaratan dokumen lelang, bersama surat penawaran ini kami lampirkan 1 (satu) asli dan 2 (dua) berkas rekaman; terdiri dari : 89

104 1. Persyaratan Administrasi a. Surat Penawaran Waktu Pelaksanaan Pekerjaan (Lampiran 1) b. Jaminan Penawaran, yang asli dan fotocopy bukti reasuransi luar negeri yang bonafid, bila dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. c. Referensi Bank yang khusus untuk pekerjaan ini. d. Surat Kuasa (bila penandatanganan Surat Penawaran dikuasakan kepada yang namanya tercantum dalam Akta Perusahaan). 2. Persyaratan Teknis a. Apresiasi terhadap lingkup dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Metode pelaksanaan setiap item pekerjaan termasuk perhitungan waktu dan kebutuhan tenaga kerja. c. Metode pengendalian waktu d. Metode pengendalian mutu e. Metode pengendalian teknis f. Metode pengendalian biaya g. Bart chart/time Schedule/Rencana Jadual pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan yang waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan/disepakati dalam penjelasan pekerjaan. h. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan yang akan disediakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan Pembangunan Gedung dilengkapi dengan copy bukti kepemilikan. i. Uraian mengenai spesifikasi teknis dan syarat syarat pelaksanaan pekerjaan. j. Daftar Personil Inti/Tenaga Ahli yang akan dipekerjakan pada proyek ini lengkap dengan posisi yang akan diajukan/dipakai pada penyelesaian proyek ini serta dilengkapi dengan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan. k. Tenaga ahli yang dinilai adalah yang dilengkapi dengan curriculum vitae, copy ijasah, copy SKA / SKT. l. Pengalaman pekerjaan 4 (empat) tahun terakhir untuk pekerjaan yang sejenis (Pembangunan Gedung Rumah Sakit Bertingkat ) dengan Copy Kontrak. m. Foto copy Sertifikat ISO 90

105 n. Foto copy Surat K3 (OSAS) Demikian Surat Penawaran ini kami sampaikan dengan penuh tanggung jawab. Penawar Meterai cukup, tanggal, tanda tangan dan cap perusahaan Nama Lengkap Jabatan LAMPIRAN 2 B. Bentuk Surat Penawaran Harga Pelaksanaan Bangunan Kop Surat Perusahaan Nomor :..., Lampiran : Kepada Yth. Pejabat Pembuat Komitmen... [sesuai ketentuan data letang] Di... Perihal : Penawaran Pelelangan... 91

106 Sehubungan dengan Surat Penawaran Waktu Pelaksanaan Pekerjaan kami nomor... tanggal..., dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan... sebesar Rp.... (...) Dalam penawaran ini sudah termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan, biaya umum dan keuntungan, dan semua kewajiban pajak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas. Kami akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam dokumen lelang. Sesuai dengan persyaratan dokumen lelang, bersama surat penawaran ini kami lampirkan 1 (satu) asli dan 2 (dua) berkas rekaman; terdiri dari : 1. Surat Penawaran Harga (Lampiran 2) 2. Rekapitulasi Biaya 3. Rincian Anggaran Biaya (RAB) 4. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah 5. Daftar Analisis Satuan Pekerjaan Demikian Surat Penawaran ini kami sampaikan dengan penuh tanggung jawab. Penawar Meterai cukup, tanggal, tanda tangan dan cap perusahaan Nama Lengkap Jabatan C. Bentuk Perjanjian Kemitraan Untuk Kerjasama Operasi (KSO) 92

107 Surat Perjanjian Kemitraan Kerjasama Operasi (KSO) Menimbang : Bahwa, Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan... yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di... pada tanggal , maka... (nama penyedia jasa 1) dan... (nama penyedia jasa 2) dan... (nama penyedia jasa 3) bermaksud untuk mengikuti pelelangan clan pelaksanaan kontrak secara bersamasama dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO). Meyrtujui Dan Memutuskan : Bahwa, 1. Secara bersama-sama : a. Membentuk KSO dengan nama kemitraan adalah b. Menunjuk... (nama penyedia jasa 1) sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama KSO dan menandatangani semua dokumen termasuk dokumen penawaran dan dokumen kontrak. c.... (nama penyedia jasa 1) dan 93

108 ... (nama penyedia jasa 2) dan......(nama penyedia jasa 3) menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama atau masing masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak. 2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam KSO adalah: Penyedia jasa 1...% (...persen) Penyedia jasa 2...% (...persen) Penyedia jasa 3...% (...persen) 3. Masing-masing penyedia jasa anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota KSO. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, teleks, dan lain-lain. 4. Wewenang menandatangani untuk clan atas nama KSO diberikan kepada... (nama wakil penyedia jasa yang diberi kuasa) dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana... (nama penyedia jasa 1) berdasarkan persetujuan tertulis dari... (nama penyedia jasa 2) 94

109 dan... (nama penyedia jasa 3) sehubungan dengan substansi dan semua ketentuan dalam semua dokumen yang akan di tandatangani. 5. Perjanjian ini akan berlaku sejak tanggal ditandatangani. 6. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak dimenangkan oteh perusahaan KSO. 7. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap... (... ) bermaterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. DENGAN KESAKSIAN INI semua anggota KSO membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan di pada hari... tanggal...bulan... Tahun... Penyedia jasa 1 Penyedia jasa 2 Penyedia jasa 3 (...) (...) (...) (meterai, tanda tangan dan cap tiap wakil yang diberi kuasa) Disahkan oleh NOTARIS * *) ( ) (tanda tangan dan cap) *) dapat disahkan setelah ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan dengan ketentuan prosentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut tidak berubah. 95

110 C. Bentuk Surat Kuasa Kop Surat Perusahaan Surat Kuasa Nomor :... Yang bertandatangan di bawah ini: Nama :... Jabatan : Direktur Utama/Direktur PT... Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Notaris di... No... tanggal... beserta perubahannya yang berkedudukan di... (alamat perusahaan) yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa. Memberi kuasa kepada : Nama :..... Jabatan :... berdasarkan Akta Notaris di... No... tanggal... beserta perubahannya yang berkedudukan di... (alamat perusahaan) yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa. Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa diberi wewenang untuk menanda tangani surat penawaran pekerjaan... beserta lampirannya. 96

111 Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain...., Penerima Kuasa Pemberi Kuasa Meterai cukup bertanggal, tandatangan, cap perusahaan. (nama dan jabatan) (nama. dan. jabatan). 97

112 6.4 SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK A. Ketentuan Umum 1. Definisi 1.1. Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini. a. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau pengawas konstruksi yang ditugasi; b. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah; c. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah; d. Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada pemerintah yang bertanggungjawab kepada Menteri yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana APBN e. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran selagi pemilik pekerjaan, 98

113 yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa. f. Penyedia jasa adalah badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan hukum) atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa. g. Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia jasa penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh direksi pekerjaan; h. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia jasa; i. Unit layanan pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang terdiri dari pegawaipegawai yang telah memiliki serifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia jasa. j. Peserta lelang adalah penyedia jasa yang mengikuti pelelangan umum dengan pascakualifikasi, atau penyedia jasa yang telah lulus prakualifikasi dan termasuk dalam daftar peserta lelang yang diundang; 99

114 k. Kontrak lump sum adalah jenis kontrak kerja konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung penyedia jasa. I. Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari : 1) Surat perjanjian kerja konstruksi; 2) Surat penunjukan penyedia jasa; 3) Surat penawaran (tidak termasuk analisa harga satuan); 4) Adendum dokumen lelang (bila ada); 5) Syarat-syarat khusus kontrak; 6) Syarat-syarat umum kontrak; 7) Spesifikasi teknis; 8) Gambar-gambar; 9) Daftar kuantitas dan harga; 10) Dokumen lain yang tercantum daiarn lampiran; m. Harga kantrak kerja konstruksi adalah harga yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi dan surat penunjukan penyedia jasa; n. Dokumen lelang adalah dokumen yang disiapkan oleh panitia pengadaan dan ditetapkan oleh 100

115 Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh calon peserta lelang serta sebagai pedoman evaluasi penawaran oleh panitia pengadaan; o. Hari adalah hari kalender; bulan adalah.bulan kalender. p. Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan rnengendalikan pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen; q. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan; r. Daftar kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran; s. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung Secara profesional oleh panitia dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang digunakan sebagai salah satu acuan didalam melakukan evaluasi harga penawaran. 101

116 t. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan dalam dokumen lelang. u. Mata pembayaran utama adalah mata pembayaran pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan dalam dokumen lelang; v. Harga Satuan Dasar (HSD), adalah harga satuan komponen dari harga satuan pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya antara lain : 1) Upah tenaga kerja (per jam, per hari) 2) Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton) 3) Peralatan (per jam, per hari) w. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu. x. Metoda pelaksanakan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen lelang, dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber 102

117 daya yang dimiliki penawar. y. Metoda kerja adalah cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen lelang. z. Jadual waktu pelaksanaan adalah jadual yang menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan. 103

118 6.5 SYARAT SYARAT KONTRAK A. Ketentuan Umum 1. Definisi 1.1. a. Pejabat Pembuat Komitmen adalah : Nama : Alamat : b. Masa pemeliharaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari kalender 2. Jaminan 2.1. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah.% (. persen) dari nilai kontrak Besarnya jaminan uang muka adalah 30 % (Tiga puluh persen) dari nilai kontrak Besarnya jaminan pemeliharaan adalah 5% (Lima persen) dari nilai kontrak. 3. Asuransi 3.2. a. Kerusakan harta benda Rp... (...) b. Pihak ketiga Rp... (...) tiap orang untuk cidera badan termasuk kematian untuk satu kali peristiwa. c. Kegagalan bangunan Rp... (...) 4. Keselamatan Kerja 4.1. Peraturan tentang keselamatan kerja yang harus dipatuhi penyedia jasa sesuai Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.. tahun. tentang Pembayaran 5.1.a.1) Pembayaran uang muka adalah 30 % (tiga puluh persen) dari nilai kontrak 5.1.b.3) Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara angsuran (termijn) 104

119 5.1.b.4) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitunyan angsuran, besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah nilai tagihan. 6. Jadual Pelaksanaan 6.1. Waktu pelaksanaan kontrak selama 90 (Sembilan puluh) hari kalender. 7. Penggunaan Penyedia Jasa Dan Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil Kepada penyedia jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan fasilitas dan kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.9 Tahun 1995, maka yang bersangkutan dikenakan sanksi sebagaimana termaktub dalam Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36 undang-undang tersebut yaitu sebagai berikut: a. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan mengaku atau memakai nama usaha kecil sehingga.memperoleh fasilitas kemudahan dana, keringanan tarif, tempat usaha, bidang dan kegiatan usaha, atau pengadaan barang dan jasa atau pemborongan pekerjaan Pemerintah yang diperuntukkan dan dicadangkan bagi usaha kecil yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan kerugian bagi usaha kecil diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp ,00 (dua miliar rupiah); b. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada butir 1. di atas adalah tindak pidana kejahatan; c. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada butir 1. dilakukan oleh atau atas nama badan usaha, dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan sementara atau pencabutan tetap ijin usaha oleh instansi yang berwenang. 8. Penyelesaian Perselisihan 105

120 8.1. Penyelesaian perselisihan melalui pengadilan 9. Penyesuaian Harga 9.1. Bila ada Penyesuaian harga diberlakukan sesuai ketentuan yang berlaku Denda Dan Ganti Rugi Kompensasi atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia a. Denda langsung dipotong dari pembayaran kepada penyedia jasa. b. Ganti rugi dibayar kepada penyedia jasa setelah dibuat amandemen kontrak. 11. Gambar Jumlah pembayaran yang ditahan adalah sebesar Rp... (...) Jumlah pembayaran yang diperhitungkan adalah sebesar Rp... (...) 12. Kegagalan Bangunan Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan selama 10 (Sepuluh) tahun. B. Ketentuan Khusus 13. Kompensasi Kompensasi lain adalah meliputi Pedoman Pengoperasian Dan Pemeliharaan Jumlah pembayaran yang diperhitungkan adalah sebesar Rp...(...) 106

121 6.1 PENJELASAN TEKNIS PEKERJAAN Pekerjaan a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA Ambarawa. b. Istilah Pekerjaan mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud. c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan Batasan/Peraturan Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada : a. Undang Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi b. Undang Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. d. Keputusan Presiden RI No. 70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. e. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. f. Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung 107

122 i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan l. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung. m. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) n. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) o. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982) p. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) q. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) r. SKSNI T s. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI) t. Algemenee Voorwarden (AV) Dokumen Kontrak a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas : Surat Perjanjian Pekerjaan Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk 108

123 memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah : 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang diikuti. 2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi lebih dahulu. 3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi. 4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya. 5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan. c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain. 109

124 6.7 BENTUK BENTUK JAMINAN 1. Bentuk Jaminan Penawaran (Jaminan Bank) 1. Oleh karena... (nama Pejabat Pembuat Komitmen) selanjutnya disebut Pejabat Pembuat Komitmen telah mengundang : (nama peserta lelang) (alamat peserta lelang) selanjutnya disebut Peserta Lelang mengajukan penawaran untuk.. uraian singkat mengenai Pekerjaan) 2. Dan oleh karena itu peserta lelang terkait pada instruksi kepada peserta lelang mengenai pekerjaan tersebut di atas yang mewajibkan peserta Lelang rnemberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen suatu jaminan penawaran sebesar Rp... (jumlah Jaminan dalam Rupiah) (terbilang...) 3. Maka kami Penjamin yang bertanggung jawab dan mewakili... (nama bank) berkantor resmi di (alamat bank) selanjutnya disebut Bank, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan kewajiban atas nama Bank, dengan ini menyatakan bahwa Bank menjamin Pejabat Pembuat Komitmen atas seluruh nilai uang sebesar tersebut di atas sebagai jaminan penawaran dari Peserta Lelang yang mengajukan penawa, ran untuk pekerjaan tersebut di atas tertanggal (tanggal penawaran) 4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah: a. Apabila dalam maku penawaran yang dinyatakan dafam surat penawarannya, peserta lelang : 1). Menarik kembali penawarannya, atau 110

125 2). Menolak hasil koreksi arithmatik, atau 3). Kolusi, Korupsi dan Nepotisrne dengan sesama peserta lelang. b. Apabila peserta lelang ditunjuk sebagai pemenang lelang dan dalam masa laku penawaran dan peserta lelang gagal atau menolak: 1). Memberikan jaminan pelaksanaan yang diperlukan; atau 2). Untuk menandatangani kontrak; maka Bank wajib membayar sepenuhnya jaminan penawaran tersebut di atas kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima permintaan pertama dari Pejabat Pembuat Komitmen, dan tanpa mempertimbangkan adanya keberatan dari Peserta Lelang. 5. Jaminan ini berlaku sepenuhnya selama jangka waktu... (...) (jumlah hari dalam angka dan huruf yang sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari lebih lama dari jangka waktu berlakunya penawaran yang ditetapkan dalam dokumen lelang) hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran. 6. Setiap permintaan pembayaran atas jaminan ini harus telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal terakhir berlakunya jaminan bank sebagaimana disebutkan dalam butir 5 di atas. 7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Bank mengesampingkan hak preferensinya atas harta benda milik Peserta Lelang yang berkenaan dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan itikad baik, kami Penjamin yang secara sah mewakili Bank, dengan ini membubuhkan tandatangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal.. 111

126 BANK Tandatangan, cap dan materai Penjamin 2. Bentuk Jaminan Penawaran (Surety Bond) Nomor Bond :... Nilai : Rp... (...) (jumlah nilai jaminan) 1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami :... (nama dan alamat peserta lelang) sebagai peserta lelang, selanjutnya disebut PRINCIPAL, dan... (nama dan alamat perusahaan asuransi atau penjamin) sebagai penjamin, selanjurtnya disini disebut SURETY, bertanggungjawab dan dengan tegas terikat pada... (nama Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai Pejabat Pembuat Komitmen, selanjutnya disini disebut OBLIGEE atas, uang sejumlah Rp... (...) (jumlah nilai jaminan angka dan huruf) 112

127 2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam instruksi kepada peserta lelang untuk pekerjaan... (uraian singkat pekerjaan) yang diselenggarakan oleh OBLIGEE pada tanggal...di... (tanggal dan ternpat pelelangan) 3. Syarat-syarat kewajiban ini adalah : a. Apabila principal menarik kembali penawarannya sebelum berakhirnya masa laku penawaran yang dinyatakan dalam surat penawarannya, atau b. Apabila principal menolak koreksi aritmatik atas harga penawarannya, sebelurn berakhirnya masa laku penawaran yang dinyatakan dalam surat penawarannya, atau c. Apabila principal tidak bersedia untuk menaikan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan dalam dokumen lelang; sebelum berakhimya rnasa laku penawaran yang dinyatakan dalam surat penawarannya, atau d. Apabila principal ditunjuk sebagai pemenang lelang dan dalam masa laku penawaran dan peserta lelang gagal atau menolak : 1). Memberikan jaminan pelaksanaan yang diperlukan; atau 2). Untuk menandatangani kontrak. Maka SURETY wajib membayar sepenuhnya jaminan penawaran tersebut di atas kepada OBLIGEE dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima permintaan pertama dari OBLIGEE, dan tanpa mempertimbangkan adanya keberatan dari PRINCIPAL 4. Jaminan ini berlaku sepenuhnya sejak jangka waktu... (...) jumlah hari dalam angka dan huruf yang sekurang kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari lebih lama dari jangka waktu berlakunya penawaran yang ditetapkan dalam dokumen lelang) hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran. 113

128 5. Tuntutan penagihan (klaim) atas surat jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL sesuai dengan ketentuanketentuan dalam dokumen lelang. SURETY akan membayar kepada OBLIGEE dalam jumlah penuh selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak OBLIGEE berdasar keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera janji oleh pihak PRINCIPAL. 6. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 7. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalarn waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini. Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di... pada tanggal... PESERTA LELANG (PRINCIPAL).. PENJAMIN (SURETY).. (...) nama jelas (...) nama jelas 114

129 115

130 6.8 PENUTUP 1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan. 2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan. 3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian. Jakarta, Mengetahui, Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi Kepala Satuan Kerja Pembangunan Rumah Susun Sederhana Pelaksanaan Pembangunan Sewa (RUSUNAWA) Prototype T.24 Permukiman Ir. Christ Robert Marbun, MSc Ir. Fitri Peranginangin, MM NIP NIP

131 116

132 BAB VII PEMBAHASAN REKAYASA NILAI 7.1 KEBUTUHAN BIAYA Rencana Anggaran Biaya Existing Rencana Anggaran Biaya Existing Gedung RUSUNAWA Ambarawa I Pekerjaan Persiapan Rp ,49 II Pekerjaan Struktur Rp ,77 III Pekerjaan Arsitektur Rp ,00 IV Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal Rp ,23 V Pekerjaan Hydrant Rp ,76 VI Pekerjaan Instalasi Dan Penangkal Petir Rp ,22 VII Pekerjaan Instalasi TV Rp ,17 VIII Pekerjaan Septic Tank 2 Buah Rp ,92 IX Pekerjaan PSD Rp ,45 Jumlah Rp Dibulatkan Rp ,00 Terbilang : Sebelas Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah 116

133 7.1.2 Analisa Value Engineering Pada Atap Lingkup pekerjaan atap adalah pekerjaan struktur rangka atap dan pekerjaan penutup atap. Dengan memperhitungkan jenis material yang akan digunakan serta pelaksanaannya, dilakukanlah analisis Value Engineering pada item pekerjaan tersebut. Pada proyek pembangunan gedung RUSUNAWA Ambarawa struktur rangka atapnya menggunakan profil siku baja rangkap dan penutup atapnya menggunakan genteng beton. Dalam penerapan Value Engineering pada item pekerjaan akan diusukan alternatif pengganti dengan menggunakan baja ringan. Alasan pemilihan alternatif adalah adanya penghematan dari segi biaya maupun waktu serta keselamatan Tahap Informasi Informasi Kriteria Desain dan Material Atap Existing Tabel 7.1 Tabel Informasi Umum dan Kriteria Desain Atap Existing No Uraian 1 Kriteria Desain Data Teknis Proyek Perencanaan rangka atap menggunakan siku 2L , joint menggunakan plat besi tebal 5mm, sambungan menggunakan baut Ø12mm. Perencanaan penutup atap menggunakan genteng beton. 2 Unsur Desain Kemiringan atap ±39º Panjang tritisan 1.00m Tebal listplank 30cm Beban Angin sesuai Peraturan SNI 3 Biaya Rp ,10,- 117

134 Tahap Kreatif Pada tahap ini adalah memunculkan Alternatif desain sebagai pembanding dari perencanaan awal. Alternatif tersebut adalah dengan menggunakan bahan zincalum AZ100 sebagai material rangka atap dan genteng atap metal sebagai penutup atapnya. Data data teknis : Rangka Atap - Profil rangka utama C Hi-Ten 550 tebal 1.00mm AZ Profil Web C Hi-Ten 550 tebal 0.70mm AZ Profil Reng U type tebal 0.5mm AZ Material baja mutu tinggi (Silicone Alloy 1,5%, Zinc 43,5%, Alumunium 55%) - Kuat tarik/ tensile 550 Mpa - Standart Australia AS Standart Indonesia SNI No Standart Jepang JIS G 3320 Tabel 7.2 Tabel Informasi Kelebihan dan Kekurangan Pekerjaan Atap No Uraian Keuntungan Kelemahan 1 Rangka Atap Baja Ringan Material ringan Tahan Gempa Tahan Rayap Tahan Api Menghemat biaya konstruksi Aman & Kuat Instalasi cepat Mudah pengerjaannya Mudah tekuk Butuh pengawasan & ketelitian 118

135 2 Atap Genteng Metal Material ringan Anti Bocor Tahan Gempa Mudah pengerjaannya Menghemat biaya konstruksi Tahan retak/ Pecah Aman & Kuat Tidak mudah terbakar Sumber : Axistruss-Rangka Atap Baja Ringan Mudah tekuk Butuh Insulasi Suara & Panas Butuh pengawasan & ketelitian Tahap Analisa Setelah menentukan pekerjaan kreatif yang mungkin dapat dilakukan maka tahap selanjutnya adalah tahap analisa. Pada tahap ini akan dilakukan Analisa Perhitungan Struktur dan Analisa Perhitungan Anggaran Biaya pekerjan rangka atap baja ringan az100 sehingga didapatkan hasil dari segi biaya untuk lebih dapat memberikan acuan dalam menentukan rekomendasi pada tahapan berikutnya Analisa Perhitungan Biaya Atap Baja Ringan Menghitung Volume Luasan Atap Total Volume Luas Atap = m 2 Menghitung Volume nok atap (termasuk jurai) Total nok atap = m Menghitung Papan Lisplang Total papan lisplang = m Biaya Penutup Atap Selain rangka atap pekerjaan rangka atap, pekerjaan penutup atap juga dihitung menggunakan atap metal. 119

136 Analisa 1m 2 pekerjaan Rangka atap baja ringan 1 KG PASANG RANGKA ATAP BAJA RINGAN A Baja Ringan 1 M 2 125, , B Meni besi 0.08 kg 22, , C Peralatan las ( 5 % material ) 1.00 ls D Elektroda 0.20 ls 12, , E Tukang besi 0.04 org 42, , F Pembantu tukang 0.06 org 27, , Jumlah 133, Dibulatkan 133, Analisa 1m² pekerjaan pemasangan atap genteng metal. 1 M 2 PASANG ATAP GENTENG METAL A Genteng metal 1.02 M 2 69,805, B Paku 5-12 cm 0.20 Kg 14, , C Pembantu tukang 0.20 Org 27, , D Tukang kayu 0.10 Org 42, , Jumlah Dibulatkan

137 Analisa 1m pekerjaan pemasangan Nok atap genteng metal. 1 M¹ PASANG NOK GENTENG METAL A Nok genteng metal 1.10 Bh 54, , B Paku paying 0.05 Kg 14, C Pembantu tukang 0.25 org 27, , D Tukang kayu 0.15 org 42, , Jumlah 73, Dibulatkan 73, Analisa 1m 2 pekerjaan lisplang 1 M 2 PASANG LISPLANG KAYU KAMPER MEDAN UKURAN 3 X 30 cm A Papan kayu Kamper Medan 0.01 m 3 4,275, , B Paku 7-10 cm 0.05 kg 14, C Pembantu tukang 0.11 org 27, , D Tukang kayu 0.22 org 42, , Jumlah 60, Dibulatkan 60,

138 Total Biaya Pekerjaan Rangka Atap Total Biaya = Biaya Rangka Atap Baja Ringan x Volume Rangka Atap = ,00 x 777,74 = Rp ,30- Total Biaya Pekerjaan Penutup Atap Gentang Metal Total Biaya = Atap Genteng Metal + Nok Atap + Lisplang = (Biaya Atap Genteng Metal /m² x Volume atap) + (Biaya Nok Atap Genteng Metal /m² x Volume Nok atap) + (Biaya lisplang /m 2 x volume lisplang) = (Rp ,- /m² x m²) + (Rp ,- x m ) + (Rp ,- x 242,60) = ( ,-) + ( ,-) + ( ,-) = Rp , Analisa Value Engineering Atap Baja Ringan Dalam perhitungan analisa Value Engineering menggunakan metode, diantaranya sebagai berikut : a) Analisis fungsi b) Metode zero-one mencari bobot c) Metode zero-one mencari indeks d) Matrik evaluasi a) Analisis fungsi pekerjaan atap baja ringan Tabel 7.3 Tabel Analisa Fungsi Pekerjaan Atap Baja Ringan No Uraian Kata Kerja Fungsi Jenis Cost (Rp) Worth 1 Rangka Mendukung Beban P ,21, ,30 122

139 No Uraian Kata Kerja Fungsi Jenis Cost (Rp) Worth 2 Genteng Menutup Beban P , ,- 3 Nok Menutup Beban S ,64., ,- 4 Lisplang Menutup Beban S ,51, ,- Total ,10, ,- Ratio biaya / worth = ,10 / ,-= 1.32 Keterangan : Untuk kolom cost nilainya didapat dari biaya pekerjaan existing. Untuk kolom worth nilainya diambil dari biaya pekerjaan alternatif 1 (atap baja ringan). Nilai cost/worth menunjukan adanya penghematan atau tidak. Untuk cost/worth terdapat penghematan karena nilainya lebih dari 1. b) Metode Zero-one mencari bobot Tabel 7.4 Tabel Metode zero-one mencari bobot Pekerjaan Atap Baja Ringan Kriteria Nomor Kriteria Nomor criteria Total Rangking Bobot Waktu 1 X ,67 Pembiayaan 2 1 X ,33 Ketersediaan material Kriteria pengawasan X X ,33 123

140 dan control Tenaga kerja X 0 1 6, Keterangan : Perhitungan bobot menggunakan rumus = angka rangking x 100 Jumlah rangking Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai x adalah nomor kriteria pada kolom dan baris yang mempunyai fungsi sama penting. c) Metode Zero-one mencari indeks Sebelum menggunakan matrik evaluasi, pekerjaan existing dan pekerjaan alternatif juga harus dianalisa Value Engineering dengan metode zero-one untuk mendapatkan indeks yang akan digunakan dalam tabel matrik evaluasi. Penjelasan : Fungsi A = Pekerjaan existing = Profil Siku 2L Fungsi B = Pekerjaan alternatif 1 = Rangka atap baja ringan Pembiayaan Fungsi A B Jumlah Indeks A X B 1 x

141 Waktu Fungsi A B Jumlah Indeks A X B 1 x 1 1 Ketersediaan material Fungsi A B Jumlah Indeks A X B 1 x 1 1 Kriteria pengawasan dan kontrol Fungsi A B Jumlah Indeks A X B 1 x 1 1 Tenaga kerja Fungsi A B Jumlah Indeks A X B 0 X 0 0 Tabel 7.5 Tabel Metode zero-one mencari indeks Pekerjaan Atap Baja Ringan 125

142 Keterangan : A pada kolom mempunyai fungsi sama dengan A pada baris maka diberi tanda X. Pemberian A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari B pada baris, maka diberi tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris kedua, dimana B pada kolom. Untuk jumlah merupakan hasil penjumlahan pada baris. Misal, pada baris A mempunyai jumlah 0, pada baris B mempunyai jumlah 1. Untuk indeks adalah perbandingan antara jumlah dengan total jumlah. Misal total jumlah A,B = 0+1=1, sedang untuk indeks A = 0, B = 1/1. Indeks ini nantinya digunakan pada tabel matrik evaluasi. Untuk metode zero-one kriteria-kriteria yang lain penilaianya menggunakan cara yang sama. d) Matrix Evaluasi Tabel 7.6 Matrik Evaluasi Pekerjaan Atap Baja Ringan No Fungsi Kriteria Total Bobot A Bobot x indeks B Bobot x indeks

143 Keterangan : A adalah pekerjaan existing, B adalah pekerjaan alternatif 1. Pemberian nilai pada bobot berdasarkan kepentingan kriteria pada item pekerjaan atap baja ringan atau didapat dari tabel 7.4, sedangkan indeks didapat dari tabel 7.5. Pada baris A,B dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas diisi indeks dan bagian bawah diisi nilai bobot dikalikan indeks. Total hasil adalah jumlah dari bobot dikali nilai. Untuk memilih pekerjaan alternatif dilihat dari yang memiliki total nilai terbesar dan dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan alternatif 1 atau menggunakan atap baja ringan memiliki total nilai terbesar Tahap Rekomendasi Setelah melihat hasil dari tahap analisa maka pada tahap rekomendasi pada ini, penulis merekomendsikan satu alternatif penggunaan material baja ringan untuk rangka atap dan material penutup atap genteng metal karena : 1) Penghematan Biaya pada Rangka Atap Dengan menggunakan material awal maka total biaya rangka atap adalah Rp ,21,- bila menggunakan material alternatif (rangka baja ringan) maka total biaya rangka atap adalah Rp ,30,-. Terdapat selisih biaya penghematan bila menggunakan material alternatif yaitu sebesar Rp ,91 2) Penghematan Biaya pada Penutup Atap. Dengan menggunakan material awal maka total biaya penutup atap adalah Rp ,84,- sedangkan bila menggunakan material alternatif (genteng metal) maka total biaya penutup atap adalah Rp ,05,-. Terdapat selisih biaya yang merupakan penghematan bila menggunakan maetrial alternatif yaitu sebesar Rp ,79. namun bila diakumulasikan dengan penghematan pada rangka atap maka terdapat penghematan sebesar Rp ,

144 3) Penghematan Waktu Dengan menggunakan material alternatif maka waktu pelaksanaan akan lebih cepat 2 : 3 waktu dibanding menggunakan material awal karena bobot material yang ringan sehingga memudahkan pengerjaannya dan tidak membutuhkan pekerjaan las untuk penyambungan batang. Maka dilihat dari efektifitas waktu material alternatif lebih efektif. Adapun beberapa sudut pandang lain yang dapat dituangkan dalam tabel seperti berikut : Tabel 7.7 Tabel Perbandingan Pekerjaan Awal dengan Pekerjaan Kreatif Atap No Uraian Pekerjaan Atap Awal Pekerjaan Atap Alternatif 1 Waktu Pelaksanaan Lama Lebih Cepat 2 Pembiayaan Cukup mahal karena terkait perlunya lapisan galvanis, adanya pengelasan dan relatif lamanya waktu pelaksanaan Lebih murah karena waktu pengerjaannya yang relatif cepat dan tidak adanya pengerjaan pelapisan karena sudah tahan karat 3 Ketersediaan material 4 Kriteria pengawasan dan control Membutuhkan ruang gerak bebas dan perakitan yang luas. Relatif sulit karena banyak pekerja dan perlu pengawasan lebih Tidak membutuhkan ruang gerak bebas yang banyak dan perakitan di pabrik Relatif mudah 5 Tenaga kerja Banyak, membutuhkan alat untuk mengangkat material berat Lebih sedikit karena mudah dan ringannya material yang digunakan 128

145 Tahap Penyajian Penghematan pada Rangka Atap adalah Rp ,91, sedangkan penghematan pada Penutup Atap adalah Rp ,79. Jadi Total penghematan pekerjaan Atap adalah Rp , Analisa Value Engineering Pada Elemen Pelat Pada proyek pembangunan gedung RUSUNAWA Ambarawa ini pekerjaan pelat merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai nilai besar yang sangat berpotensi untuk dilakukan rekayasa nilai. Komponen pelat lantai terdiri dari pekerjaan beton, tulangan, dan bekesting. Pelat merupakan struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang memiliki tinggi yang lebih kecil dibandingkan dengan dimensi yang lainnya yang ditopang oleh balok, dinding, atau kolom beton bertulang, oleh dinding bata, oleh balok atau kolom baja struktur atau oleh tanah. Pada umumnya pelat beton bertulang dipakai sebagai lantai, atap, dan dinding dari gedung gedung, serta sebagai pelat lantai (decks) dari jembatan dengan konstruksi yang ringan, tipis tetapi kuat dalam menahan beban strukturnya. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadinya momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap lentur.. Gambar 7.1 Penulangan pada pelat lantai 129

146 Tulangan wiremesh merupakan tulangan pelat yang berupa jaringan kawat baja dengan mutu U 50 (fy=500mpa) dan memiliki ukuran standar 2.1 x 5.4 m untuk diameter 5 dan 6 cm. Dalam penerapan Value Engineering pada pekerjaan pelat ini, akan dicoba alternatif dengan mengganti tulangan konvensional pelat precast menjadi wiremesh yaitu dengan cara mengkonversi pemasangan tulangan tersebut menjadi wiremesh Tahap Informasi Informasi Kriteria Desain dan Material Pelat Existing Tabel 7.8 Tabel Informasi Umum dan Kriteria Desain Pelat Existing No Uraian Data Teknis Proyek 1 Kriteria Desain Mutu beton K- 350 Mutu baja U 24 (polos), U 40 (ulir) Beban beban yang diperhitungkan : Beban Gempa wilayah 2(Semarang) Beban Hidup Beban Gravitasi 2 Unsur Desain Struktur Beton : menggunakan pelat, balok anak dan system portal. Ketinggian portal : Lantai 1 + 0,00 m Lantai 2 + 3,20 m Lantai 3 + 6,00 m Lantai 4 + 8,80 m Lantai ,60 m Lantai Atap + 14,60 m 3 Perkiraan Biaya Pekerjaan Struktur Beton Pelat Rp ,00 130

147 Tahap Kreatif Pada tahap ini adalah memunculkan Alternatif desain sebagai pembanding dari perencanaan awal. Alternatif tersebut adalah dengan mengkonversi tulangan pada pelat menjadi wiremesh. Data data teknis : Produksi Wiremesh atau Jaring Kawat Baja Las (JKBL) ukuran khusus antara lain: Diameter maximum 12mm Jarak spasi kawat utama mulai dari 50mm; 7Smm; 100mm; 150mm; 200mm; 250mm; dan 300mm. Untaian kawat utama tidak terbatas Variasi jarak spasi kawat melintang sampai mencapai 99 variasi (tidak terbatas) Pengelasan titik dilakukan secara serentak pada semua kawat utama. Spesifikasi Diameter JKBL Union Tegangan Leleh Karakteristik Tegangan Geser Las Kemampuan Tekuk Bentuk Permukaan Kawat Spasi Standard : 4mm sampai 12mm : 5000 kg/cm2 ; U 50 : 2500 kg/cm2 : : Polos Ulir : l50mmxl50mm (Type M) 100mmX200mm (Type B) Ukuran Standard : Lembar : 5,4m X 2,1m Roll : 54m X 2,1m 131

148 Gambar 7.2 Penulangan Pada Wiremesh Tabel 7.9 Tabel Informasi Kelebihan dan Kekurangan Pekerjaan Tulangan Pelat No Uraian Keuntungan Kelemahan 1 Wiremesh (jaring kawat baja las) Mutu tinggi dan konsisten Praktis dalam pengerjaan Lebih hemat dalam biaya Mudah tekuk Sumber : wiremesh-atapgalvalum-zincalum.com Tahap Analisa Dari pekerjaan kreatif yang mungkin dapat dilakukan maka tahap selanjutnya adalah tahap analisa. Pada tahap ini akan dilakukan analisa perhitungan konversi penulangan konvensional menjadi wiremesh, sehingga didapatkan hasil dari segi biaya untuk lebih dapat memberikan acuan dalam menentukan rekomendasi pada tahapan berikutnya. 132

BAB III STUDI PUSTAKA

BAB III STUDI PUSTAKA BAB III STUDI PUSTAKA 3.1 VALUE ENGINEERING 3.1.1 Pengertian Value Engineering Sebagai negara yang berkembang, Pemerintah Indonesia berusaha menjalankan Program Effisiensi, menginginkan penghematan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada pembangunan sebuah gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung setelah perhitungan konstruksi bangunan. Hal tersebut terkait dalam pemilihan desain dan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA JEPARA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA JEPARA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA JEPARA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK Structural Design Of RUSUNAWA Jepara Using Precast Concrete PAGSI MEGA PERBANGSA YULIAN FUNDRAKURNIANTO Semarang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan. bidang manufacturing. (Iman Soeharto, 2001)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan. bidang manufacturing. (Iman Soeharto, 2001) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pada awalnya Value Engineering lahir di Amerika Serikat (USA) pada perang dinia II. Sehingga bukan merupakan konsep yang baru, metoda ini sudah lama dikembangkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengelola dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan akhirnya adalah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java )

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java ) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Dalam

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR KAJIAN TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG MESS PAMEN 3 LANTAI JATIRANGGA - JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR KAJIAN TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG MESS PAMEN 3 LANTAI JATIRANGGA - JAKARTA LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR KAJIAN TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG MESS PAMEN 3 LANTAI JATIRANGGA - JAKARTA (Value Engineering Analysis of 3 Stories Middle Officer Boarding House Building Project

Lebih terperinci

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY)

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY) APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY) Magdalena Monica Pontoh H. Tarore, R. J. M. Mandagi, G. Y. Malingkas Fakultas

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Disusun Oleh : INDRO PRASETYO WIBOWO L2A TAUFIQ RIDLO MURWIYANTO L2A Disetujui Pada :

HALAMAN PENGESAHAN. Disusun Oleh : INDRO PRASETYO WIBOWO L2A TAUFIQ RIDLO MURWIYANTO L2A Disetujui Pada : HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR KAJIAN TEKNIK NILAI GEDUNG LABORATORIUM DAN RUANG KULIAH KAMPUS UNIVERSITAS SEMARANG (Study of Value Engineering The Development of Laboratory and Lecture Room in

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI KASUS : TOWER CRANE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Value Engineering 2.1.1 Sejarah Value Engineering Rekayasa nilai atau value engineering (VE) dikembangkan pertama kali oleh Lawrence D. Miles pada tahun 1940-an di perusahaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DESPRA JAWA TENGAH JALAN PAHLAWAN SEMARANG TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DESPRA JAWA TENGAH JALAN PAHLAWAN SEMARANG TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DESPRA JAWA TENGAH JALAN PAHLAWAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ALFONSUS YUDHISTIRA B A

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN LAB. TERPADU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (Planning Laboratory

Lebih terperinci

REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING

REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING What is it? When is it used? How do we used it HISTORY Rekayasa Nilai atau lebih dikenal dengan Value Engineering Lawrence D.Miles di perusahaan General Electric Th.1940

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi kasus.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ICT UNIVERSITAS DIPONEGORO - TEMBALANG SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ICT UNIVERSITAS DIPONEGORO - TEMBALANG SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ICT UNIVERSITAS DIPONEGORO - TEMBALANG SEMARANG ( Structure Design of ICT Office Building at Diponegoro University-Tembalang Semarang )

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 8 LANTAI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH (Planning Building Structure of 8 Floors Central Java BPS OffIce) Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada pembangunan suatu proyek konstruksi pengendalian biaya proyek merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik proyek memutuskan untuk

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN. LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG ( Design Structure of BNI Building Area 05 at Jl. Dr. Cipto 128 Semarang ) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh INDAH LISTRIANI L2A TUTI NURHAYATI L2A Telah disahkan pada tanggal, Februari 2008

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh INDAH LISTRIANI L2A TUTI NURHAYATI L2A Telah disahkan pada tanggal, Februari 2008 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG SHOWROOM 5 LANTAI JL. IMAM BONJOL 200 SEMARANG (Design of 5 Floor Showroom Building at Imam Bonjol Street 200 Semarang) Disusun Oleh INDAH LISTRIANI L2A3

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DI KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG (The Planning Of Water Supply Network in The Campus Diponegoro University Tembalang Semarang)

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Reguler II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tugas Akhir (DPU) Kota Semarang. 1.2 Bidang Ilmu Teknik Sipil (Struktur Gedung). 1.3 Latar Belakang Salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan mahasiswa sebagai salah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PROYEK, DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA NILAI HASIL Project Control Information System, by Using Earned Value Analysis ANGGA RAHMAWAN L2A 005 025 GANENDRA

Lebih terperinci

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA PAREPARE M Asad Abdurahman, A Subhan Mustari, Ferdiansyah I Halim Abstrak Penelitian ini mencoba untuk menganalisis bahwa

Lebih terperinci

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering Oleh : Ivan Kurniawan 3107 100 025 Dosen Pembimbing : Trijoko Wahyu Adi, ST.MT.Ph.D. BAB P endahuluan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG The Design of Avicenna Islamic Hospital Building Magelang Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG Disusun oleh : WEALTHY GIVEOFESA NRP : 9721025 NIRM : 41077011970261 Pembimbing : SONNY S. SONDARI, Ir. MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES TELOGOREJO SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES TELOGOREJO SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR TEKNIK NILAI PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES TELOGOREJO SEMARANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata I ( S1 ) pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X)

UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF ( X) UNIVERSITAS INONESIA EVALUASI FAKTOR REDUKSI GEMPA PADA SISTEM GANDA RANGKA RUANG SKRIPSI AUDI VAN SHAF (04 04 21 009 X) FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK NOVEMBER 2008 III/FT.EKS.01/SKRIP/10/2008

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan yaitu dengan menyiapkan data berupa denah dan detil rusunawa Universitas Lampung

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI PERTEMUAN 3 SUNGAI

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI PERTEMUAN 3 SUNGAI ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI PERTEMUAN 3 SUNGAI (Design of Lock Channel at Confluence of 3 Rivers) Disusun oleh : Agus Setia Aji L2A 003 010 Harmoko Swandy D. L2A 003

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Asrini Novita Rompas H. Tarore, R. J. M. Mandagi, J. Tjakra Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi email:

Lebih terperinci

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan. Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI. Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan. Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI. Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM. PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN BETON ANTARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BERDASARKAN TATA CARA SNI TAHUN 2008 DENGAN GAMBAR RENCANA PADA PROYEK PERUMAHAN CEMARA KUTA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,maka tingkat konsumsi masyarakat terhadap sesuatu juga semakin tinggi. Namun permasalahannya adalah masyarakat menginginkan barang

Lebih terperinci

DISAIN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA RINGAN

DISAIN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA RINGAN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR DISAIN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA RINGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN

ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN Sucipto 1) Tulus Subagyo 2) ABSTRAK Rekayasa Nilai (Value Engineering) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan perdagangan mempunyai cakupan yang sangat luas, sehingga pengawasan pelaksanaannya harus dilakukan secara ketat, tanpa adanya pengawasan yang dimaksud

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENINJAUAN ULANG DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DAN PILE CAP PROYEK JALAN TOL SEMARANG BATANG SEKSI I OVERPASS TULIS STA.

TUGAS AKHIR PENINJAUAN ULANG DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DAN PILE CAP PROYEK JALAN TOL SEMARANG BATANG SEKSI I OVERPASS TULIS STA. TUGAS AKHIR PENINJAUAN ULANG DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DAN PILE CAP PROYEK JALAN TOL SEMARANG BATANG SEKSI I OVERPASS TULIS STA. 377+600 Oleh: Dena Sawitri 21010114060031 Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR)

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR) 156 JURNAL MATRIX VOL. 5, NO. 3, NOPEMBER 2015 PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR) Made

Lebih terperinci

Mochamad Tamim Ma ruf Universitas Islam Balitar Jl. Majapahit 12A Blitar Abstrak

Mochamad Tamim Ma ruf Universitas Islam Balitar Jl. Majapahit 12A Blitar Abstrak REKAYASA NILAI HARGA PEMBUATAN TERHADAP EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BAHAN PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIRTO PENATARAN ASRI TIPE 70/135 KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR Mochamad Tamim Ma ruf Universitas Islam

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN NORMALISASI SUNGAI CIMANUK MULAI BENDUNG RENTANG HINGGA MUARA RAMBATAN (Normalization of Cimanuk River starting at Rentang Barrage up to Rambatan Estuary)

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG KANTOR BUPATI ALOR)

METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG KANTOR BUPATI ALOR) METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG KANTOR BUPATI ALOR) Ahmad Syamsudin 1), Putu Gede Wiranata 2), Ni Komang Armaeni 2) 1)

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL TUGAS AKHIR Tugas akhir ini berjudul Teknik Nilai Pembangunan Gedung STIKES Telogorejo Semarang. 1.2. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini telah

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING

MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING Abstrak Pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City dibangun sejak awal tahun 2006. Dengan kondisi yang serba

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Durasi Pertemuan Pertemuan ke : Perencanaan Struktur Bangunan Sipil : TSP-405 : 3 (tiga) : 150 menit : 1 (Satu) A. Kompetensi: a. Umum :

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG (Structure Design of DKK Semarang Building) Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG (Repair Planning of Babon River Semarang City)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG (Repair Planning of Babon River Semarang City) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG (Repair Planning of Babon River Semarang City) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Dalam menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat, maka kebutuhan akan bangunan sebagai tempat usaha dan hunian akan semakin meningkat. Akan tetapi karena lahan

Lebih terperinci

APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DIY

APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DIY APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI DIY Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI 2003 (Studi Kasus SMU Theresiana I Semarang) Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu modal dasar yang mendasar diperhatikan dalam mencari pekerjaan, namun pengalaman kerja menjadi pertimbangan hal lainnya dalam memperoleh

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROYEK MENGGUNAKAN EARNED VALUE CONCEPT METHOD

PENGENDALIAN PROYEK MENGGUNAKAN EARNED VALUE CONCEPT METHOD LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN PROYEK MENGGUNAKAN EARNED VALUE CONCEPT METHOD Studi Kasus : Proyek Pembangunan Penambahan Fasilitas Gedung RSUD dan Gedung Unit Gawat Darurat RSUD Wonogiri

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UGD RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UGD RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG ii LEMBAR PENGESAHAN SUPLEMEN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UGD RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO Hary Wahono Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis Program Studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR RUSUNAWA PASPAMPRES CIKEAS, BOGOR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR RUSUNAWA PASPAMPRES CIKEAS, BOGOR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR RUSUNAWA PASPAMPRES CIKEAS, BOGOR (Planning Construction Structure of Rusunawa PASPAMPRES at Cikeas, Bogor) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN PONDASI KSLL ( KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA ) PADA PROYEK INSTALASI RAWAT INAP YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN PONDASI KSLL ( KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA ) PADA PROYEK INSTALASI RAWAT INAP YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HALAMAN PENGESAHAN Judul : PERENCANAAN PONDASI KSLL ( KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA ) PADA PROYEK INSTALASI RAWAT INAP YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Disusun Oleh : Annette Ricke Hp Sri Hartati L2A002015

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG

UNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO KINERJA DAN RANCANGAN SIMPANG BERSINYAL TOL KRAPYAK SAMPAI DENGAN SIMPANG BERSINYAL PASAR JRAKAH SEMARANG Performance and Design of Krapyak Toll Road Signalized Intersection to Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG GIS 150 KV GAMBIR LAMA DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN (LRFD)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG GIS 150 KV GAMBIR LAMA DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN (LRFD) LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG GIS 150 KV GAMBIR LAMA DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN (LRFD) Disusun oleh : ANANG SUGITO DAVID H. SIMANJUNTAK NIM. L2A

Lebih terperinci

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan oleh : MASDIN JUMATI 0553010059 PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dunia bangunan konstruksi semakin lama semakin berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia bangunan konstruksi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO (STUDY OF PARKING AREA NECESSITY AT DIPONEGORO UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL) Disusun oleh

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SEKOLAH ALAM GUNUNGPATI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SEKOLAH ALAM GUNUNGPATI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SEKOLAH ALAM GUNUNGPATI dengan Penekanan Desain Arsitektur Berkelanjutan Diajukan Oleh: Carista Sulanda M H (NIM. 21020112130111) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiaptiap tahap saling berhubungan satu sama lain, tiap tahap merupakan bagian

Lebih terperinci

APLIKASI REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA KUALANAMU TAHAP III FLY OVER

APLIKASI REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA KUALANAMU TAHAP III FLY OVER APLIKASI REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA KUALANAMU TAHAP III FLY OVER TUGAS AKHIR Ditulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 10 halaman Mata Kuliah : Perancangan Struktur

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI

ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI 127/FT.EKS.01/SKRIP/12/2008 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA RISIKO PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JABODETABEK SKRIPSI NANI IRIANI 04 05 21 03 52 NIK FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

APLIKASI METODE EARNED VALUE ANALYSIS DI DALAM PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

APLIKASI METODE EARNED VALUE ANALYSIS DI DALAM PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI METODE EARNED VALUE ANALYSIS DI DALAM PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN Disusun oleh: WINARTO KRAMAT TANJUNG L2A 001 167 BAHARUDDIN L2A 002 026 Diperiksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Berbagai macam definisi yang dikemukakan mengenai VE : 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) Value Engineering adalah suatu teknik manajemen yang sudah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG MAIN OFFICE PT. UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING CIKARANG JAWA BARAT ( Planning Building Structure Main Office of PT. United Tractors Pandu Engineering,

Lebih terperinci

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN AMARTHA RESIDENCE

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN AMARTHA RESIDENCE TESIS PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN AMARTHA RESIDENCE I MADE PANDU WEDA WIGUNA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAWASAN AGROWISATA DI LEUWILIANG, BOGOR TUGAS AKHIR WILLY IMAM LAZUARDI

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAWASAN AGROWISATA DI LEUWILIANG, BOGOR TUGAS AKHIR WILLY IMAM LAZUARDI UNIVERSITAS DIPONEGORO KAWASAN AGROWISATA DI LEUWILIANG, BOGOR TUGAS AKHIR WILLY IMAM LAZUARDI 21020112130119 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG SEPTEMBER 2016 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha sektor properti di Indonesia khususnya di Jakarta sejak dekade 1990 maka para pengembang (developer) dituntut untuk melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25) LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25) Disusun oleh : ACHMAD RIFAN TSAMANY ANDIKA PURNOMO PUTRO NIM : L.2A0.03.001

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-1 BAB III METODOLOGI Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.. Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-2 Data-data yang akan dipergunakan sebagai dasar

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 48-57 PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR Deviany Kartika Dosen Program Studi Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan gedung bertingkat saat ini semakin pesat dan dalam pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), sehingga dalam pengerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: M. IRVAN LUBIS NIM: 0905141015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang atau jasa, atau kegagalan dapat juga terjadi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR Untuk Memenuhi Persyaratan Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) Pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROGRAM PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DENGAN MACRO EXCEL DAN ANALISA MICROSOFT PROJECT Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan seiring dengan itu dari segi pembangunan pun semakin meningkat. Dari berbagai wilayah tanah air diseluruh Indonesia dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FIRMANSYAH SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

SKRIPSI. Oleh FIRMANSYAH SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK 828/FT.01/SKRIP/07/2008 STUDI PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE BOW, SNI 2002, SNI 2007, DAN KONSULTAN TERHADAP KONTRAKTOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN SKRIPSI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. oleh: KURNIA RIZKI HANJANI NIM Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Bambang Setioko, M.Eng Dr. Ir. Titien Woro Murtini, MSA

TUGAS AKHIR. oleh: KURNIA RIZKI HANJANI NIM Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Bambang Setioko, M.Eng Dr. Ir. Titien Woro Murtini, MSA TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana oleh: KURNIA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Penerapan Teknik Value Engineering pada Proyek Pembangunan Gedung R. Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek Lapangan berikut Laporan. ini disusun dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR BPN KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR RISTA DHIAN ANGGOROWATI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR BPN KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR RISTA DHIAN ANGGOROWATI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR BPN KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana RISTA DHIAN ANGGOROWATI 21020111130084 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh : DORIS ANTONI 15003035

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci