Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal Mizza Fahriza Rahman, Ir. Triwilaswandio W.P., M.Sc. Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia triwilas.its@gmail.com Abstrak Tujuan utama tugas akhir ini adalah melakukan studi tentang penerapan sel surya dan turbin angin serta pengaruhnya bagi efisiensi energi listrik galangan kapal. Pertama, menganalisa potensi energi listrik yang tersedia pada cahaya matahari dan angin di daerah galangan kapal. Kedua, menganalisa teknologi yang memanfaatkan potensi energi listrik dari sel surya dan turbin angin. Ketiga, menganalisa kebutuhan energi listrik di galangan kapal yang dibagi menjadi dua kategori yaitu kantor dan bengkel. Terakhir, menganalisa aplikasi sistem sel surya dan turbin angin kemudian diikuti dengan perhitungan pengaruhnya pada efisiensi energi listrik di galangan kapal. Hasil analisis terhadap galangan kapal yang dijadikan sampel di Surabaya menunjukkan potensi energi listrik dengan memanfaatkan angin dan cahaya matahari yang ada di area galangan kapal dapat dipergunakan untuk 205 sistem sel surya yang mampu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik 492 lampu LED@ 15 Watt, 69 sistem turbin angin mampu untuk 5 mesin las 12kW dutycycle 60% atau 4 mesin las 15kW dutycycle 60%. sistem sel surya sebesar Rp. 1,5 miliard pada area seluas m 2 untuk lampu diprediksi menghasilkan keuntungan kurang lebih Rp. 20 miliard setelah 20 tahun lifetime sel surya. sistem turbin angin sebesar Rp. 2 miliard untuk mesin las SMAW atau GMAW diperkirakan menghasilkan keuntungan kurang lebih Rp. 6 miliard setelah 15 tahun lifetime turbin angin. Kondisi ini dihitung berdasarkan tarif listrik saat ini. Nilai investasi masing-masing sistem akan kembali pada tahun ke-8 dan ke-9 ketika pada masa yang akan datang tarif dasar listrik naik sebesar 74% dari tarif dasar listrik tahun 2014 yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2016 dengan asumsi kenaikan 32% per tahun. Penerapan sistem sel surya pada kantor diperkirakan memberikan efisiensi sebesar 6,82% sedangkan penerapan turbin angin pada bengkel assembly memberikan efisiensi 1,57%. Kata Kunci sel surya, turbin angin, galangan kapal, efisiensi, energi listrik. I. PENDAHULUAN Berdasarkan PP no. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi, badan usaha dalam hal ini termasuk galangan kapal wajib melakukan upaya konservasi energi. Salah satu upaya konservasi energi adalah dengan efisiensi penggunaan energi listrik. Oleh karena itu diperlukan penerapan teknologi yang dapat mengurangi konsumsi energi listrik PLN di galangan kapal. Angin dan matahari adalah sumber energi potensial yang belum banyak dimanfaatkan. Energi kinetik dari angin dan energi panas matahari dapat dikonversi menjadi sumber energi listrik. Kedua sumber energi tersebut selain tidak polutif juga tersedia dalam jumlah tak terbatas. Untuk mengubah dua sumber energi tersebut menjadi energi listrik maka diperlukan turbin angin dan sel surya. A. Energi Pada Angin II. STUDI LITERATUR Berdasarkan buku Wind and Solar Power System, udara yang bermassa m yang bergerak dengan kecepatan V memiliki energi kinetik yang besarnya diberikan oleh formula berikut dalam joule : = 1 2 mv2 (1) Daya pada angin adalah aliran energi kinetik per detik dalam watt : = 1 2 (aliran massa per detik)v2 (2) Jika massa jenis udara adalah, luasan yang di sapu oleh bilah turbin adalah A dan kecepatan udara adalah V, maka aliran volumetric dapat dituliskan sebagai AV sehingga aliran massa udara perdetik dapat ditulis sebagai AV dan dan daya mekanik pada angin datang diberikan oleh formula berikut dalam watt : = 1 2 (ρav)v2 = 1 2 ρav3 (3) Potensi daya mekanik angin dari suatu tempat biasanya dinyatakan dalam bentuk daya angin dengan satuan watt per meter luasan yang disapu oleh bilah rotor yang berputar. Bentuk ini dikenal sebagai kepadatan daya yang diekspresikan seperti formula (3) namun dengan menghilangkan elemen luasan sebagai berikut : = 1 2 ρv3 (4) B. Daya Terserap Pada Turbin Angin Berdasarkan buku Wind and Solar Power System, daya yang dapat diserap oleh rotor biasanya dinyatakan sebagai sebagian dari daya angin yang masuk ke bilah rotor sehingga persamaan (4) menjadi sebagai berikut : = (5) Cp merupakan koefisien yang menunjukkan sebarapa besar sebagian dari daya mekanik angin masuk ke bilah rotor yang mampu diserap oleh bilah rotor dan disalurkan ke generator listrik.daya mekanik angin masuk yang tersisa terbawa

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 2 pergi oleh angin keluar.cp disebut sebagai koefisien daya dari rotor atau efisiensi rotor. Seperti terlihat pada persamaan daya, daya keluaran dari sebuah turbin angin bervariasi secara linear terhadap luas sapuan bilah rotor. Untuk tipe Turbin angin sumbu horizontal, luas sapuan bilah rotornya adalah = (6) D adalah diameter bilah rotor. A adalah luas. C. Distribusi Kecepatan Angin Data angin biasanya disajikan dalam bentuk kecepatan rata-rata per bulan selama satu tahun. Namun, dalam kenyataannya kecepatan angin tidaklah sama dalam suatu periode waktu tertentu. Variasi kecepatan angin dalam suatu periode tertentu dapat disajikan oleh fungsi distribusi probabilitas. Fungsi distribusi probabilitas yang paling baik mendeskripsikan variasi kecepatan angin adalah fungsi distribusi probabilitas Weibull (h) dengan dua parameter yaitu parameter bentuk (k) dan parameter skala (c). Pada kebanyakan tempat, distribusi kecepatan angin memiliki distribusi Weibull dengan k=2 yang secara spesifik dikenal sebagai distribusi Rayleigh [1]. Distribusi probabilitas Rayleigh bisa menjadi representasi yang sederhana dan cukup akurat terhadap variasi kecepatan angin hanya dengan satu parameter yaitu parameter c [1]. Parameter c dapat dicari dengan formula berikut :, (7) V rata-rata bisa didapatkan dari BMKG. Sedangkan fungsi probabilitas Rayleigh adalah sebagai berikut : h( ) = (8) D. Ekstrapolasi Kecepatan Angin Teknik umum yang digunakan dalam studi engineering untuk mengetahui kecepatan angin pada ketinggian diatas 10 meter adalah dengan metode pendekatan [2]. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah Hellmann exponential law : = (9) Dengan v adalah kecepatan pada ketinggian H dan v0 adalah kecepatan pada ketinggian pengukuran, yaitu 10 meter dan α adalah koefisien friksi atau Hellmann exponent. Tabel 1 dibawah menunjukkan gesekan koefisien dari berbagai lahan yang diberikan dalam fungsi kekasaran tanah [2]. Tabel 1: Koefisien friksi Hellmann exponential Law No Landscape type Friction Coefficient 1 Lakes, ocean and smooth hard ground 0,1 2 Grasslands (ground level) 0,15 3 Tall crops, hedges and shrubs 0,2 4 Heavily forested land 0,25 5 City areas with high rise buildings 0,4 E. Daya pada sel surya Karakteristik performa sebuah sel surya diukur dengan duaparameter paling penting yaitu short sircuit current (Isc) dan open circuit voltage (Voc) pada saat keadaan penyinaran penuh [3]. Isc adah arus yang mengalir melalui circuit eksternal ketika elektrode-elektrode pada sel surya dihubungkan secara singkat. Voc adalah tegangan listrik pada saat tidak ada arus yang mengalir melalui sirkuit eksternal. Daya yang dihasilkan sebuah sel surya adalah hasil perkalian antara arus dan tegangan pada sel surya. Dalam formula dapat dituliskan sebagai berikut : = (10) Perbandingan antara hasil perkalian arus dan tegangan pada daya maksimum dan hasil perkalian Isc x Voc disebut Fill factor dan dapat diformulasikan sebagai berikut : = (11) Daya yang dihasilkan sel surya dipengaruhi oleh efisisiensi konversi dan intensitas cahaya matahari. Efisiensi konversi didefinisikan sebagai berikut : = (12) Dengan Φ adalah radiasi matahari dan A adalah luasan sel surya/ modul surya. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Konsumsi Energi Listrik Pada Galangan Kapal Konsumsi energi listrik di galangan kapal dibagi menjadi dua kategori yaitu kantor dan bengkel. Beban listrik kategori kantor yang dianalisa adalah lampu sedangkan kategori bengkel adalah mesin las. Berdasarkan hasil survey pada dua divisi sebuah galangan kapal di Surabaya, lampu kantor kedua divisi menggunakan jenis TL 40 W dengan total jumlah lampu sebanyak 492 lampu. Total energi listrik yang digunakan untuk kebutuhan penerangan seluruh lampu tersebut 157,44 kwh per hari. Mesin las yang digunakan di salah satu divisi antara lain 93 mesin las FCAW 28 kw, 33 mesin las GMAW 12 kw dan 70 mesin las SMAW 15 kw masing-masing dengan dutycycle 60%. Total energi listrik yang digunakan masing-masing 134,4 kwh ; 57,6 kwh ; 72 kwh per hari. B. Potensi Energi Listrik Pada Angin Perhitungan distribusi Rayleigh dari kecepatan angin dilakukan dengan cara mengolah data kecepatan rata-rata dari BMKG. Potensi energi listrik dari angin selama satu tahun totalnya adalah 505,98 kwh per meter persegi luas putaran bilah. Potensi ini terdapat pada ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah sesuai dengan data dari BMKG. Perlu diketahui bahwa kecepatan angin akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian sehingga untuk ketinggian diatas 10 meter pasti akan memiliki potensi energi listrik yang lebih besar. C. Potensi Energi Listrik Pada Cahaya Matahari Pengukuran potensi energi listrik dari matahari dapat dilakukan dengan data-data antara lain luasan lokasi, radiasi matahari, lama penyinaran. Data radiasi matahari dan lama penyinaran bisa didapatkan dari BMKG setempat sedangkan luasan lokasi bisa didapatkan dari denah atau pengukuran secara langsung. Data radiasi matahari dan lama penyinaran selama satu tahun yaitu tahun 2012 diambil dari BMKG. Pada bulan Oktober, radiasi matahari selama 9 jam di area galangan kapal memiliki potensi energi listrik terbesar

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 3 yaitu 5,027 kwh per meter persegi. Pada bulan Maret dan Juni, radiasi matahari memiliki potensi energi listrik terkecil yaitu 3,449 kwh per meter persegi. D. Potensi Energi Listrik Turbin Angin Data kecepatan angin dari BMKG diambil pada ketinggian 10 meter sesuai standar WMO (World Meteorological Organization). Turbin angin yang direncanakan memiliki tower dengan ketinggian lebih dari 10 meter sehingga perlu dilakukan ekstrapolasi dari data yang ada. Ekstrapolasi dilakukan dengan pendekatan menggunakan Hellmann exponential law dengan koefisien friksi 0,4 Efisiensi menunjukkan kemampuan turbin angin dalam mengubah daya mekanik pada angin menjadi daya listrik. Jika nilai efisiensi diketahui maka daya yang akan dihasilkan dari turbin angin sesuai dengan kecepatan kerja sebenarnya dapat diketahui. Contoh perhitungan efisiensi dari turbin angin A sesuai dengan persamaan (5) adalah sebagai berikut: = 1 1,22 38, = = = 0,247 listrik selama 24 Jam untuk menjalankan 1 mesin las dengan daya 28 kw dan dutycycle 60% selama 8 jam kerja. E. Potensi Energi Listrik Sel Surya Seperti pada turbin angin, langkah awal adalah dengan menghitung efisiensi dari modul surya. Besarnya daya yang tertulis dalam katalog modul surya adalah pada kondisi standar tes, yaitu radiasi 1000 W/m2 temperatur modul 25º C. Nilai efisiensi tersebut menunjukkan seberapa besar daya yang mampu dihasilkan sel surya dari radiasi matahari yang diterima, sehingga dengan besarnya efisiensi tersebut dapat diketahui berapa daya yang mampu dihasilkan pada radiasi matahari di lapangan. Nilai efisiensi modul dapat diketahui dari spesifikasi di katalog produk atau dari perhitungan. Satu modul surya model S mampu mengumpulkan energi listrik maksimum sebesar 1,259 kwh dari 9 jam penyinaran matahari. Sebagai perbandingan sebuah lampu Mercury 100 Watt yang menyala selama 8 jam kerja mengkonsumsi 0,8 kwh energi listrik. Dua buah lampu jenis LED 39 Watt yang menyala selama 8 jam mengkonsumsi 0,624 kwh energi listrik. F. Perencanaan Sistem Sel Surya Secara skematis konsep sistem sel surya seperti yang tampak pada Gambar 1 berikut : Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kecepatan angin selama selang waktu tertentu merupakan fungsi probabilitas dan juga dipengaruhi oleh ketinggian sehingga potensi sebuah turbin angin juga merupakan fungsi probabilitas daya yang dipengaruhi oleh ketinggian dan kecepatan angin. Contoh fungsi probabilitas daya turbin angin A dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 : Potensi daya turbin angin Turbin angin A memiliki kapasitas pabrik 10 kilowatt namun pada kondisi lapangan probabilitas turbin angin ini untuk bekerja pada kapasitas pabriknya hanya sebesar 0, atau tak lebih dari 2% dari rentang waktu tertentu atau kurang lebih 30 menit dalam kurun waktu 24 jam. Probabilitas tertinggi turbin angin ini adalah 0, yaitu pada daya 723 Watt yang artinya dalam kurun waktu 24 jam turbin angin ini menghasilkan daya sebesar 723 Watt selama kurang lebih 3 jam. Sebuah mesin las dengan daya 28 kw dan dutycycle 60 % akan mengkonsumsi 134,4 kwh energi listrik selama 8 jam kerja. Turbin angin A menghasilkan total 45 kwh dalam kurun waktu 24 jam sehingga membutuhkan 3 turbin angin A yang mengumpulkan energi Gambar 1: Skema konsep sistem sel surya Baterai Pada sistem ini baterai merupakan penghasil daya listrik DC yang dibutuhkan inverter. Karena kapasitas baterai diukur dengan menggunakan satuan amperehour (Ah) maka satuan energi listrik dari sel surya harus diubah ke dalam bentuk yang mengandung unsur ampere di dalamnya. Berdasarkan persamaan listrik umum P = IV dan dengan tegangan baterai sebesar 12 V untuk menampung energi listrik sel surya selama 9 jam maka kapasitas baterai yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut : Inverter = 1,020 h 1000 = 84,98 h 12 Inverter dengan efisiensi 90% artinya jika daya DC yang masuk besarnya 100 Watt maka daya AC yang dihasilkan 90 Watt. Jika variabel yang hendak dicari adalah besarnya daya

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 4 AC yang dihasilkan maka efisiensi inverter dapat dituliskan dalam persamaan (13) sebagai berikut : = 0,9 (13) Konfigurasi Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka didapatkan konfigurasi sebagai berikut : 1 modul surya Sharp ND-250A5 250 W 1 Charge controller 2 Baterai 22Ah 12 V 1 Inverter dengan efisiensi 85% 1 ATS Energi listriknya dihitung sebagai berikut : Energi listrik = 1,019 kwh 0,85 = 0,866 kwh Kebutuhan energi listrik 492 lampu TL sebesar 157,44 kwh per hari sehingga dibutuhkan 184 modul. G. Perencanaan Sistem Turbin Angin Dengan proses yang sama dengan modul surya, efisiensi konverter 87%, efisiensi inverter 87% maka di dapatkan hasil sebagai berikut : 1 sistem: 1 turbin angin FL 30/30kW - Kapasitas : 30 kw - Kecepatan kerja : 12 m/s - Efisiensi : 0,214 - Tinggi menara : 27 m - Tegangan : 400 V AC - Baterai : 12 x Ah Dirangkai Seri per turbin Energi listriknya dihitung sebagai berikut : Energi listrik = 111,11 kwh 0,87 = 96,666 kwh Energi listrik yang digunakan mesin las FCAW, GMAW, SMAW masing-masing 134,4 kwh ; 57,6 kwh ; 72 kwh per hari. Sehingga turbin angin digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik GMAW atau SMAW. H. Efisiensi Energi Efisiensi energi dihitung berdasarkan penghematan biaya energi listrik per sistem dalam satu tahun. Sistem ini merupakan pengganti sumber listrik dari PLN jadi besarnya penghematan sama dengan besar biaya energi listrik dari PLN untuk tiap beban sampel. Biaya energi listrik dihitung berdasarkan rata-rata untuk Waktu Luar Beban Puncak (WLBP) tahun 2014 yaitu Rp. 990/kWh. WLBP dipilih karena jam kerja pada galangan kapal sampel adalah jam 07:00-16:00 yang berada pada rentang waktu WLBP. Biaya dihitung sebagai berikut : h = Jika 1 hari waktu kerja 8 jam maka 1 tahun=1920 jam. Contoh perhitungan untuk lampu : h = 0, / h Setelah perhitungan diperoleh efisiensi yang dihasilkan sistem sel surya pada biaya energi listrik kantor adalah 3,71%, sedangkan pada biaya energi listrik bengkel turbin angin AC 11,86%. Tabel 3 : Biaya energi listrik lampu Beban Daya (kw) pemakai an Jumlah energi (kwh) Biaya Lampu 0, ,6 Rp30 Untuk mesin las dengan dutycycle 60% maka jam pemakaiannya 4,8 jam. Beban Tabel 4 : Biaya energi listrik mesin las Daya (kw) pema kaian J ml Pemakaia n energi (kwh) Biaya energi GMAW Rp176 SMAW Rp220 Kemudian efisiensi yang dihasilkan dari tiap sistem dihitung sebagai berikut: = 100% (14) A adalah biaya listrik sebelum, B biaya listrik sesudah. I. Biaya Perhitungan biaya investasi sistem sel surya didasarkan pada harga per Wattpeak dari installer sel surya lokal sedangkan turbin angin dilakukan berdasarkan konfigurasi sistem dan harga komponen dari katalog di internet. Biaya instalasi dan pondasi turbin angin diambil berdasarkan formula pendekatan dalam jurnal Wind Turbine Desain Cost and Scaling Model. Hasilnya pada Tabel 5 dan 6. Tabel 5 : sistem sel surya Sistem Harga sistem Jumlah Total (Juta) Sel surya Rp Rp2.300 Tabel 6 : sistem turbin angin Jenis biaya Biaya Biaya pembelian Rp Biaya instalasi Rp Biaya pondasi Rp TOTAL Rp J. Benefit/Cost Ratio Analisa Benefit/cost dilakukan untuk mengetahui perbandingan penghematan dan investasi yang diperlukan. dihitung berdasarkan penghematan yang didapat selama lifetime dan investasi sistem tersebut. Hasilnya pada Tabel 7. Sistem Tabel 7 : Benefit/cost masing-masing sistem Penghemat an Sel surya Rp1.630 Rp ,71 GMAW Rp5.846 Rp ,33 SMAW Rp7.308 Rp ,41 Nilai ini dapat ditingkatkan dengan mengurangi jumlah investasi atau menambah besar penghematan. Oleh karena itu dilakukan analisa berikutnya yaitu analisa sensitivitas penghematan.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 5 K. Sensitivitas Penghematan Analisa sensitivitas penghematan dilakukan untuk mengetahui sensitivitas penghematan terhadap perubahan variabel penentunya. Pada dasarnya penghematan dari sistem berasal dari besar biaya penggunaan listrik PLN yang digantikan oleh sistem sehingga dapat diambil beberapa variabel penentu antara lain durasi penggunaan energi listrik dan daya beban listriknya. Perubahan variabel tersebut memiliki konsekuensi sebagai berikut: Penambahan durasi akan meningkatkan penghematan biaya listrik dengan konsekuensi investasi bertambah untuk penambahan kapasitas sistem. Pengurangan daya beban akan meningkatkan penghematan biaya listrik dengan konsekuensi investasi bertambah untuk penggantian perangkat listrik hemat energi. Berdasarkan konsekuensi tersebut maka penambahan durasi pembebanan untuk sistem turbin angin tidak mungkin untuk dilakukan karena jumlah sistem turbin angin yang terpasang sudah maksimal. Oleh karena itu analisa sensitivitas ini hanya dilakukan pada sistem sel surya. Penghematan dari analisa durasi dihitung selama lifetime sel surya yaitu 20 tahun. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 :Sensitivitas penghematan sistem sel surya terhadap durasi pembebanan Durasi Penghematan 9 Rp4.054 Rp871 0, Rp4.505 Rp968 0, Rp4.955 Rp , Rp5.406 Rp ,2149 Penghematan sistem sel surya sensitivitasnya rendah. Hal ini terjadi karena penambahan investasinya lebih besar dari penambahan penghematannya sehingga rasionya cenderung menurun. Karena penambahan jam tidak menghasilkan keuntungan ekonomis bagi sistem sel surya untuk lampu maka alternatif berikutnya adalah menghitung sensitivitas penghematan dengan pengurangan daya beban. Daya beban dikurangi dengan mengganti lampu TL menjadi lampu LED. Setelah dilakukan penggantian maka sensitivitas kembali dihitung dan hasilnya seperti pada Tabel 9 : Tabel 9 : Sensitivitas penghematan sistem sel surya + LED terhadap durasi pembebanan Durasi Penghematan 9 Rp1.722 Rp962 0,56 10 Rp1.722 Rp ,69 11 Rp2.058 Rp ,69 12 Rp2.058 Rp ,80 Setelah penggantian lampu TL dengan LED, sensitivitas penghematan sistem sel surya terhadap penambahan durasi pembebanan jadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena penambahan investasi untuk penggantian lampu LED lebih kecil dari pengurangan jumlah sistem. Jumlah sistem berkurang karena efektifitas sistem dalam memenuhi beban lampu jadi lebih tinggi disebabkan karena konsumsi daya yang rendah. Penghematan yang dapat dihasilkan juga dua kali lipat karena merupakan penghematan dua aplikasi teknologi yaitu penghematan biaya energi listrik lampu TL oleh LED ditambah biaya penghematan biaya energi listrik lampu LED oleh sistem sel surya. Penambahan durasi pembebanan terus dilakukan sampai lebih dari 1. lebih dari satu menandakan bahwa penerapan sistem sel surya menjadi lebih menguntungkan. Setelah dilakukan penambahan maka didapatkan hasil akhir dari lama pembebanan yang menghasilkan lebih dari 1 seperti yang terlihat pada Tabel 10. Tabel 10 : Durasi pembebanan optimum sistem sel surya + LED Durasi Penghematan 20 Rp ,01 24 Rp ,35 Penggunaan lampu LED dan penambahan durasi pembebanan merubah jumlah modul pada sistem sel surya sebagai berikut :. 0, h 492 0,866 h L. Net Present Value = 204, untuk penerapan sistem sel surya dan turbin angin dilakukan dengan menghitung nilai Net Present Value (NPV) dari masing-masing total investasi sistem. Perhitungan NPV menunjukkan apakah investasi untuk penerapan sel surya dan turbin angin di galangan kapal layak secara ekonomis. Perhitungan NPV untuk sistem sel surya dilakukan selama 20 tahun sedangkan untuk sistem turbin angin 15 tahun. Berdasarkan tingkat diskon sebesar 12% per tahun maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 11 dan 12. Tabel 11: NPV sistem sel surya Sistem Beban NPV Sistem sel surya +LED Lampu LED Rp Tabel 12: NPV sistem turbin angin Beban NPV GMAW -Rp SMAW -Rp Setelah dianalisa sensitivitas penghematan dari masingmasing sistem, nilai NPV yang menghasilkan profit hanya sistem sel surya + LED. Hal ini disebabkan karena setelah dilakukan penambahan durasi pembebanan dan pengurangan daya, nilai ketiga sistem yang lain masih dibawah 1. Berdasarkan pemeriksaan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, penyebab tidak layaknya investasi sistem turbin angin disebabkan dua faktor yaitu rendahnya

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 6 kecepatan angin dan mahalnya harga turbin angin yang dipilih. Berdasarkan dua faktor ini maka dilakukan perhitungan ulang memilih turbin angin kecil yang lebih murah. Ketinggian yang digunakan dalam perhitungan ulang adalah 25 meter dan turbin angin yang digunakan berdaya 500 Watt buatan China. Penggunaan turbin angin kecil lebih layak karena beberapa hal yaitu : lebih rendah Biaya perawatan dan konstruksi lebih rendah Resiko penggunaan lebih rendah Penggunaan turbin angin kecil berdiameter 5,7 m memungkinkan digunakan dalam jumlah 69 turbin. Analisa ini kemudian dilanjutkan dengan mempertimbangkan asumsi kenaikan Tarif Dasar Listrik () berdasarkan Peraturan Menteri ESDM. Data kenaikan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut : Tabel 13 :Kenaikan periode Tahu n (Rp/kWh) ratarata Kena ikan 32% Persentase kenaikan tersebut kemudian digunakan untuk proyeksi kenaikan di tahun yang akan datang dan pengaruhnya terhadap NPV investasi sistem. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 14 dan 15 berikut : Tabel 14 : NPV sel surya berdasarkan proyeksi kenaikan Tahu n (Rp/kWh) Lama Baru Kenaika n Profit di akhir life time % Rp % Rp Tabel 15 :NPV turbin angin berdasarkan proyeksi kenaikan Tahu (Rp/kWh) Kenaika Profit di akhir n n life time Lama Baru % Rp % Rp9.468 Jika skema kenaikan speperti pada tahun maka kenaikan sebesar 74% ini diperkirakan akan terjadi pada tahun Tahun profit pada masing-masing investasi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 : NPV sistem sel surya dan turbin angin n Tahun NPV Sel surya Turbinangin Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp IV. KESIMPULAN Setelah menyelesaikan penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut : sistem sel surya dengan modul 250 W mampu untuk memenuhi kebutuhan energi listrik 492 lampu 15 Watt, 69 sistem turbin angin 500 W mampu untuk 5 mesin las 12kW dutycycle 60% atau 4 mesin las 15kW dutycycle 60%. 2. sistem sel surya sebesar Rp. 1,5 milyar pada area seluas m 2 untuk lampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 20 milyar setelah 20 tahun lifetime sel surya. sistem turbin angin sebesar Rp. 2 milyar untuk mesin las SMAW atau GMAW menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 6 milyar setelah 15 tahun lifetime turbin angin. 3. masing-masing sistem akan lebih layak pada saat naik 74% dari 2014 yang diperkirakan akan terjadi pada tahun masing-masing sistem akan kembali pada tahun ke-8 dan ke Penerapan sistem sel surya pada kantor diperkirakan dapat memberikan efisiensi sebesar 6,82% sedangkan penerapan turbin angin pada bengkel assembly memberikan efisiensi 1,57%. DAFTAR PUSTAKA [1] Patel, R.M Wind and Solar Power System second edition. Boca Raton : CRC Press Taylor and Francis Group. [2] Banuelos-Ruedas, F., Camacho, CA., Rios-Marcuello, S Methodologies Used in the Extrapolation of Wind Speed Data at Different Heights and Its Impact in the Wind Energy Resource Assessment in a Region, Wind Farm - Technical Regulations, Potential Estimation and Siting Assessment. ISBN: [3] Jha, A.R Solar Cell Technology and Applications. Boca Raton : CRC Press Taylor and Francis Group.

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Agus Sifa a, Casiman S b, Habib Rizqon H c a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Indramayu,Indramayu

Lebih terperinci

Analisa Potensi Angin dan Cahaya Matahari Sebagai Alternatif Sumber Tenaga Listrik di Wilayah Laut Sawu

Analisa Potensi Angin dan Cahaya Matahari Sebagai Alternatif Sumber Tenaga Listrik di Wilayah Laut Sawu Received : Maret 2018 Accepted : April 2018 Published : April 2018 Analisa Potensi Angin dan Cahaya Matahari Sebagai Alternatif Sumber Tenaga Listrik di Wilayah Laut Sawu Wira Setiawan 1*, Rio Hermawan

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 Prodi Teknik Elekro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembangkit Hibrid Sistem pembangkit hibrid adalah kombinasi dari satu atau lebih sumber energi alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG Wahri Sunanda, Rika Favoria Gusa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya 4.1.1. Analisis Radiasi Matahari Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL 3.1 Survey Lokasi Langkah awal untuk merancang dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-114 STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Lebih terperinci

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Bambang Arip Dwiyantoro*, Vivien Suphandani dan Rahman Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA 61 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA Sebuah sel PV terhubung dengan sel lain membentuk sebuah modul PV dan beberapa modul PV digabungkan membentuk sebuah satu kesatuan (array) PV, seperti terlihat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis meggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengamatan untuk mencari data penelitian

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT Mujiburrahman Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB Jl. Adhyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin Email : Mujiburrahman.4646@gmail.com

Lebih terperinci

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2. PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI DI AREAL PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Donny T B Sihombing, Ir. Surya Tarmizi Kasim

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR Muchammad dan Hendri Setiawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Lebih terperinci

Simulasi Photovoltaic dan Kincir Angin Savonius Sebagai Sumber Energi Penggerak Motor Kapal Nelayan

Simulasi Photovoltaic dan Kincir Angin Savonius Sebagai Sumber Energi Penggerak Motor Kapal Nelayan 1 Simulasi Photovoltaic dan Kincir Angin Savonius Sebagai Sumber Energi Penggerak Motor Kapal Nelayan Adam Daniary Ibrahim, Ridho Hantoro Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG Wahri Sunanda 1, Rika Favoria Gusa 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 1,2 wahrisunanda@gmail.com

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Djoko Adi Widodo, Suryono, Tatyantoro A., Tugino. 2009. Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 Nur Aklis, H mim Syafi i, Yunika Cahyo Prastiko, Bima Mega Sukmana Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP Efrizal, Johan Sainima Program Studi Teknik mesin, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada

Lebih terperinci

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc. Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L. 2210 106 027 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan 35 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan motor DC dan untuk mengisi energi pada Akumulator 70Ah yang akan digunakan sebagai sumber listrik pada

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 2, OKTOBER 2011 DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Dalom Staf Edukatif Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc SEMINAR TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN APLIKASI KONTROL PID SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK PANEL SURYA PADA SISTEM TEKNOLOGI HYBRID KONVERSI ENERGI SURYA & ANGIN Disusun Oleh : Uqud Adyat Ade Wijaya NRP. 2410

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Saat ini energi listrik menjadi energi yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi Gravity Light nya. Bahasan perancangan dimulai dengan penjelasan alat secara keseluruhuan yaitu penjelasan singkat

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai untuk kegiatan

Lebih terperinci

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya A18 Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya Gresela Sitorus, Mardlijah, dan Noorman Rinanto Departemen Matematika, Fakultas Matematika Komputer dan Sains Data,

Lebih terperinci

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print B-394 Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitianinimenggunakanmetodeeksperimendanlokasipenelitianberte mpat di LAB Listrik Tenaga jurusanpendidikanteknikelektro, FPTK UPI.Adapunlangkah langkahpenelitian

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Sandro Putra 1) ; Ch. Rangkuti 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: xsandroputra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan

Lebih terperinci

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

TESIS FIRMAN YUDIANTO S2 TEKNIK ELEKTRO

TESIS FIRMAN YUDIANTO S2 TEKNIK ELEKTRO TESIS Pulau Rote Merupakan daerah terpencil dan belum dialiri listrik oleh PLN serta apabila dialiri listrik oleh PLN maka akan sering terjadi pemadaman, sehingga energi terbarukan merupakan solusi untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Turbin Angin Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit perlu diuji untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3. 29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.

Lebih terperinci

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 2, Angga 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT Novi Caroko 1,a, Wahyudi 1,b, Aditya Ivanda 1,c Universitas

Lebih terperinci

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) ISBN 978-979-3541-25-9 Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) M. F. Soetanto, M.Taufan Program Studi Tenik Aeronautika, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik

Lebih terperinci

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik Andhika Iffasalam dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc PhD Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG)

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG) 13 KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG) Teguh Utomo Abstract Pemakaian sistem photovoltaik di gedung VEDC Malang yang

Lebih terperinci

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (215 ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print B-31 Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Lebih terperinci

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN Demi matahari dan cahaya siangnya. (QS Asy Syams :1) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

Generation Of Electricity

Generation Of Electricity Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

Yogia Rivaldhi

Yogia Rivaldhi Tugas Akhir (MN091382) Yogia Rivaldhi 4107100066 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMASANGAN WIND TURBINE SEBAGAI PENGHASIL DAYA UNTUK SISTEM PENERANGAN PADA KAPAL TANKER 6500 DWT Dosen Pembimbing : Ahmad Nasirudin,

Lebih terperinci

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah Ayub Subandi Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia * ayub.subandi@email.unikom.ac.id

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Ambo Intang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp LAMPIRAN Komponen PLTH Grup Barat A. Panel Surya Panel surya yang berada di PLTH tediri dari 150 unit yang tersusun seri dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp adalah$15.540,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 1. Setrika bertuliskan 100 W/220 V, saat digunakan elemennya putus. Jika elemen itu diperbaiki dengan kawat konstanta

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TENAGA ANGIN DAN SURYA SEBAGAI ALAT PEMBANGKIT LISTRIK PADA BAGAN PERAHU

PEMANFAATAN TENAGA ANGIN DAN SURYA SEBAGAI ALAT PEMBANGKIT LISTRIK PADA BAGAN PERAHU PEMANFAATAN TENAGA ANGIN DAN SURYA SEBAGAI ALAT PEMBANGKIT LISTRIK PADA BAGAN PERAHU 1) Ari Wibawa Budi Santosa 1, Imam Pujo Mulyatno 1 Program studi Teknik Perkapalan,Teknik,Universitas Diponegoro,Indonesia

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS Zulkifli Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam Sei-Alam, Bengkalis -Riau zulkifli@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-599 Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin Studi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif

Perancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif Perancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif Oleh : Nama : Mukty Baktiar Nrp : 4211105006 Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM SIRKULASI AIR UNTUK TANAMAN HIDROPONIK MENGGUNAKAN LISTRIK DARI PANEL SURYA

PENGUJIAN SISTEM SIRKULASI AIR UNTUK TANAMAN HIDROPONIK MENGGUNAKAN LISTRIK DARI PANEL SURYA PENGUJIAN SISTEM SIRKULASI AIR UNTUK TANAMAN HIDROPONIK MENGGUNAKAN LISTRIK DARI PANEL SURYA Fadilah Rahmad 1), Chalilullah Rangkuti 2) 1 2)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh

Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Banda Aceh CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vol.1, No.1, Februari 2017, hal. 1-8 ISSN: 2549-3698 (printed)/ 2549-3701 (online) Analisa Potensi Energi Angin Dengan Distribusi Weibull Untuk Pembangkit

Lebih terperinci

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL TUGAS AKHIR PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Latar Belakang dan Permasalahan!

Latar Belakang dan Permasalahan! Latar Belakang dan Permasalahan!! Sumber energi terbarukan sangat bergantung pada input yang fluktuatif sehingga perilaku sistem tersebut tidak mudah diprediksi!! Profil output PV dan Load yang jauh berbeda

Lebih terperinci