PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE EXTREME LEARNING MACHINE SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE EXTREME LEARNING MACHINE SKRIPSI"

Transkripsi

1 PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE EXTREME LEARNING MACHINE SKRIPSI MUHAMMAD SAFIQ UBAY PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

2 PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE EXTREME LEARNING MACHINE SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Auli Damayanti, S.Si., M.Si. NIP Dr. Herry Suprajitno, M.Si NIP ii

3 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI Judul : Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine Penyusun : Muhammad Safiq Ubay Nomor Induk : Tanggal Ujian : 27 Juli 2012 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Auli Damayanti, S.Si., M.Si. NIP Dr. Herry Suprajitno, M.Si NIP Mengetahui : Ketua Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Dr. Miswanto, M.Si NIP iii

4 PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga. iv

5 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada seluruh umat. Terima kasih ya Rabb, yang selalu membimbing dan memberi petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul. Dalam penyusunan skripsi, penulis memperoleh banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tuaku tercinta, Asrori dan Umi Kulsum, dua kakak, Firman dan Kholis serta adik tercinta Yeni yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi serta selama menjadi mahasiswa. 2. Dr. Miswanto, M.Si selaku Kepala Departemen dan Kaprodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. 3. Auli Damayanti, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak arahan, masukan, perhatian, tenaga, pikiran, rasa sabar yang begitu besar dan pengetahuan yang tidak ternilai harganya. 4. Dr. Herry Suprajitno, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan, baik dari segi penulisan maupun isi dari skripsi. 5. Inna Kuswandari, Dra, M.Si. selaku dosen wali selama menjadi mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang telah banyak memberikan arahan dan saran demi kesuksesan menjadi mahasiswa. 6. I Putu selaku Master Suhu Java Programing yang telah banyak membantu selama pengkodean program. 7. Teman-teman seperjuangan, Abi, Harun, Rijal, Zuda, Anas, Adis, Andri, Bimbim, Varian, Pakde Yani, dan segenap Math Touring Club, kalian telah memberikan v

6 pengalaman hebat selama kuliah serta rekan-rekan Matematika Universitas Airlangga angkatan 2008 atas dukungan dan kebersamaanya selama ini. 8. Sahabat-sahabat KKN ke-45 Kelurahan Rungkut Menanggal, Tanjung, Dinda, Pipit, Inka, Yoel, Nindhi, Jack, Disti, Redita, Mbak Mila, Milda, Mbak Mei, Michele dan Imam terima kasih atas inspirasi yang kalian berikan selama KKN. 9. Rekan-rekan pengurus dan penghuni Asrama Bhinneka Tunggal Ika yang telah memberi banyak pelajaran berharga dan telah memberi banyak pengalaman terutama dalam pengembangan softskill. 10. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Surabaya dan komisariat kampus C Airlangga yang telah banyak memberikan cara pandang yang baru sebagai mahasiswa dan telah banyak memberi inspirasi kepada penulis. Go Ahead kawan-kawan. 11. Serta rekan-rekan lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Surabaya, Juli 2012 Penyusun Muhammad Safiq Ubay vi

7 Muhammad Safiq Ubay, ini di bawah bimbingan Auli Damayanti, S.Si, M.Si, dan Herry Suprajitno, S.Si, M.Si. Departemen Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. ABSTRAK Peramalan harga saham merupakan salah satu cara mengurangi resiko kepemilikan saham dengan melakukan prediksi harga pada hari berikutnya dengan memanfaatkan data harga saham pada hari sebelumnya. Pada penulisan skripsi ini peramalan saham bertujuan untuk mendapatkan prediksi harga saham secara teknis dari sebuah perusahaan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan metode extreme learning machine. Extreme Learning Machine adalah sebuah metode pembelajaran baru dalam jaringan syaraf tiruan dengan model single layer feedforward neural networks. Dalam memprediksi harga saham, data akan dilatih dan dicari bobot yang paling optimum. Selanjutnya, dengan melakukan proses pengujian data terlatih akan diketahui seberapa baik pola yang dikenali oleh jaringan sehingga nilai error yang didapatkan mencapai nilai minimum. Dengan uji validasi akan diperoleh nilai dari peramalan harga saham hari berikutnya dengan menggunakan bobot optimal dari proses pelatihan. Berdasarkan implementasi yang dilakukan pada data harga saham PT. Semen Gresik didapatkan arsitektur jaringan yang maksimum yakni jumlah masukan sebanyak 5, jumlah lapisan tersembunyi sebanyak 5, dan jumlah total iterasi sebanyak Peramalan yang disimulasikan pada data harga saham PT. Semen Gresik yang menggunakan data mulai tanggal 2 Januari 2008 hingga 31 Mei 2012 menghasilkan nilai peramalan sebesar Rp.10906,00 pada tanggal 1 Juni Pada data sebenarnya, harga saham PT. Semen Gresik pada tanggal 1 Juni 2012 sebesar Rp.10900,00. Selisih nilai yang didapatkan sebesar Rp.6,00 atau 0,05 %. Dengan selisih sebesar 0,05%, dapat disimpulkan bahwa peramalan yang dilakukan mampu mendekati nilai sebenarnya sehingga peramalan ini dapat dijadikan pendukung pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Kata kunci : Extreme Learning Machine, Jaringan Syaraf Tiruan, Single Layer Feedforward Neural Networks, Arsitektur Jaringan, Uji Validasi. vii

8 Muhammad Safiq Ubay, Stock Price Prediction Using Artifial Neural Network With Extreme Learning Machine Method. This Undergraduate Paper is supervised by Auli Damayanti, S.Si, M.Si. and Herry Suprajitno, S.Si, M.Si. Mathematics Department, Faculty of Science and Technology, Airlangga University. ABSTRACT Stock prices forecasting is one of the way to reduce risk of stock ownership by making price prediction next day based on previous day. The purpose of stock price forecasting in this final project is to get stock prediction technically from a company using artificial neural network with extreme learning machine method. Extreme Learning Machine is a new learning method in Artificial Neural Network model with single-layer feedforward neural networks. In predicting stock prices, data will be trained and will be sought the most optimum weight. Then, using testing data training process, data will test how good the patterns are recognized by the network until the value of error minimal. With the validation test, data will be obtained the value of forecasting stock prices the next day using optimal weights of the training process. Based on implementation of the data performed on the stock price of PT. Semen Gresik obtain maximum network architecture is 5 unit for the number of inputs, number of hidden layers is 5 unit, and the total number of iterations The result of stock price forecasting on PT. Semen Gresik using data starting on January 2, 2008 until May 31, 2012 at Rp.10906,00 at June 1, On actual data, the stock price of PT. Semen Gresik on June 1, 2012 at Rp.10900,00. Difference between real value with estimate value is Rp.6,00 or 0,05%. With a margin 0.05%, it can be concluded that forecasting can approach to the real value so this forecasting can be used as decision support for investment. Key words : Extreme Learning Machine, Artificial Neural Network, Single Layer Feedforward Neural Networks, Network Architecture, Validation Test. viii

9 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL.... LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI..... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vii viii ix xii xiii xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saham Peramalan (forecasting) Jaringan Syaraf Tiruan Model Jaringan Syaraf Tiruan ix

10 x Arsitektur Jaringan Pelatihan Jaringan Fungsi Aktivasi Extreme Learning Machine (ELM) Arsitektur ELM Algoritma Pelatihan ELM Normalisasi data Denormalisasi data Moore Penrose Generalized Inverse Pemrograman Java.. 26 BAB III. METODE PENELITIAN.. 27 BAB IV. PEMBAHASAN 4.1. Data Arsitektur Jaringan Prosedur Jaringan Syaraf Tiruan ELM untuk peramalan harga saham Prosedur normalisasi data Prosedur denormalisasi data Prosedur inisialisasi bias dan bobot Prosedur feedforward Prosedur Perubahan (update) bias dan bobot Prosedur menghitung Mean Square Error Implementasi pada program Java... 44

11 xi Implementasi Pada Program Java Untuk Training Data Implementasi Program Java Untuk Testing Data Training Implementasi Pada Program Java Untuk Uji Validasi BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran 58 DAFTAR PUSTAKA. 59 LAMPIRAN

12 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 3.1. Tabel rancangan data yang akan menjadi input Kutipan data harga saham PT.Semen Gresik Kutipan data harga saham ternormalisasi Pola input data training Pola input data validasi, Arsitektur ELM yang paling optimal Arsitektur dari training ELM dengan MSE terkecil Bobot awal dari input ke hidden Bobot awal dari hidden ke output Bobot akhir dari input ke hidden Bobot akhir dari hidden ke output Hasil peramalan harga saham pada 5 buah perusahaan xii

13 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 2.1 Susunan Syaraf manusia Model Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Layar Tunggal (single layer network) Jaringan Lapisan Jamak (multi layer network) Fungsi aktivasi linear Fungsi aktivasi step biner Fungsi aktivasi sigmoid biner Fungsi aktivasi sigmoid bipolar Jaringan syaraf ELM dengan satu hidden layer Prosedur pelatihan pada ELM Proses melakukan testing pada data training Proses validasi data Proses kerja keseluruhan Arsitektur jaringan dengan n unit hidden Prosedur training data pada jaringan syaraf ELM Prosedur testing data training data pada jaringan syaraf ELM Prosedur uji validasi data pada jaringan syaraf ELM Prosedur normalisasi data Prosedur denormalisasi data Prosedur proses feedforward Prosedur update bias dan bobot Prosedur menghitung nilai mean square error.. 44 xiii

14 4.10. Prosedur inisialisasi bias dan bobot Form awal Form data keseluruhan Form input parameter Grafik perubahan MSE Grafik testing data training Hasil uji validasi ternormalisasi Hasil uji validasi setelah denormalisasi Grafik hasil uji validasi xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Lampiran 1. Data pembukaan (open) PT. Semen Gresik 2. Source Code Program 3. Pola input data training xv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, saham telah lama menjadi salah satu alat investasi yang banyak diminati kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana. Saham mampu menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain seperti tabungan atau deposito bila dikelola dengan optimal. Harga saham yang berubah-ubah setiap waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor menjadikan saham sebagai intrumen investasi yang beresiko tinggi. Untuk itu, memperkirakan harga saham merupakan hal yang penting bagi investor. Dengan memperkirakan harga saham, seorang investor mampu mengurangi resiko kerugian atas saham yang dimilikinya. Analisis perubahan harga saham dapat dilakukan dengan dua cara, yakni analisis fundamental dan teknis (Manurung, 2008). Analisis fundamental merupakan analisis yang melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, kondisi perekonomian nasional, sosial politik dan keamanan negara. Sedangkan analisis teknis merupakan analisis pergerakan harga saham berdasarkan dari pergerakan harga saham di masa lalu menggunakan suatu metode matematika tertentu (Syamsir, 2004). Dari segi keilmuan, analisis teknis dipilih karena sifatnya yang baku, logis, serta menggunakan aturan-aturan yang tersusun secara sistematis yang menggunakan perhitungan matematika. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, para peneliti terutama bidang Artificial Intellegence berusaha 1

17 2 untuk mencari dan mengembangkan metode untuk memprediksi pergerakan harga saham menggunakan analisis teknis. Dari sekian banyak metode Artificial Intellegence yang digunakan untuk memprediksi, metode yang banyak digunakan oleh peneliti adalah jaringan syaraf tiruan karena sifatnya yang bebas estimator serta mampu menghasilkan output yang mampu mendekati nilai sebenarnya (Agustina, 2010). Jaringan Syaraf Tiruan (JST) atau yang dikenal dengan Artificial Neural Network (ANN) adalah sistem pemroses informasi yang dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan syaraf biologis pada manusia. JST terdiri atas elemen pemroses bernama neuron yang dihubungkan dengan elemen pemroses lain oleh suatu aturan dan bobot. JST pertama kali diperkenalkan oleh McCulloch dan Pitts pada tahun McCulloch dan Pitts menyimpulkan bahwa kombinasi beberapa neuron sederhana menjadi sebuah sistem akan meningkatkan kemampuan komputasinya. JST mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 1990an setelah ditemukannya metode-metode yang mampu diaplikasikan untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia nyata. Dalam JST, obyek pengamatan dikenali dengan melakukan suatu pelatihan yang terstruktur dan terus menerus sampai sistem jaringan tersebut mampu mengenali obyek tersebut. Seiring perkembangan zaman, aplikasi JST banyak dimanfaatkan di bidang ekonomi terutama yang berhubungan dengan peramalan data. JST dapat digunakan untuk meramalkan apa yang terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan pola yang ada di masa lampau (Siang, 2005). Untuk masalah

18 3 peramalan, pola pelatihan tersebut dapat digunakan untuk meramalkan obyek pengamatan berikutnya. Beberapa penelitian tentang peramalan harga saham telah dilakukan seperti : Model integrasi jaringan syaraf tiruan dan sistem pakar untuk pengambilan keputusan investasi saham (Zuhdi et al, 2004). Penggunaan jaringan syaraf tiruan metode backpropagation untuk memprediksi harga saham (Lesmana, 2007). Pemilihan analisis teknis dalam berinvestasi saham menggunakan Probabilistic Neural Network (Tristiyanto, 2007). Peramalan harga saham perusahaan menggunakan Artificial Neural Network dan Akaike Information Criterion (Eliyani, 2007). Peramalan harga saham dengan algoritma backpropagation (Setiawan, 2008). Banyak metode dalam JST yang telah dikemukakan untuk peramalan. Tetapi, metode-metode yang telah ada sebelumnya membutuhkan waktu komputasi yang relatif lebih lama sehingga dikhawatirkan metode JST akan semakin ditinggalkan karena diperlukan waktu yang lama dalam pengambilan keputusan. Mengatasi masalah tersebut, Huang (2004) menemukan sebuah metode pembelajaran baru dalam JST bernama Extreme Learning Machine (ELM). Extreme Learning Machine merupakan JST feedforward dengan single hidden layer atau biasa disebut dengan Single Hidden Layer Feedforward Neural Networks (SLFNs). Extreme Learning Machine memiliki kelebihan dari metode yang sudah ada seperti Backpropagation (BP) dan Support Vector Machine (SVM) terutama dalam hal konsumsi waktu dan performa (Huang et al, 2006). Sehingga diharapkan dengan metode ini output yang dihasilkan mampu

19 4 mendekati kenyataan dan penyelesaian yang optimal serta waktu komputasi yang relatif singkat sehingga pada akhirnya akan membantu investor dalam melakukan keputusan menjual atau membeli saham yang diperdagangkan di bursa efek. Dalam penulisan ini, akan diaplikasikan suatu metode sederhana untuk meramalkan harga saham menggunakan jaringan syaraf tiruan metode ELM. Dalam mengaplikasikannya, penulis akan membuat sebuah aplikasi berbasis desktop dengan bahasa pemrograman Java untuk mensimulasikan metode yang telah diterapkan pada harga saham sesungguhnya Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara meramalkan harga saham menggunakan metode Extreme Learning Machine (ELM)? 2. Bagaimana cara menerapkan algoritma JST metode ELM menggunakan bahasa pemrograman Java? 1.3. Tujuan 1. Meramalkan harga saham menggunakan Algoritma JST dengan metode ELM. 2. Membuat program peramalan harga saham menggunakan algoritma JST metode ELM dengan bahasa pemrograman Java.

20 Manfaat 1. Memberi masukan bagi para peneliti baik di lingkungan Universitas Airlangga maupun universitas lain yang ingin meramalkan data menggunakan metode peramalan yang ada pada matematika terapan. 2. Menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk mengembangkan metode peramalan dengan menggunakan algoritma lainnya sehingga mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Hasil penulisan ini tentunya akan berguna dalam bidang ekonomi terutama bagi para pelaku perdagangan di pasar modal yang membutuhkan perkiraan harga saham dalam penentuan kebijakan keuangannya.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penulisan ini, diperlukan definisi maupun informasi yang diperlukan guna memperdalam materi dan mempermudah dalam pembuatan penulisan, diantaranya sebagai berikut : 2.1. Saham Menurut Husnan (2002), Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Sedangkan menurut Situmorang (2010), saham adalah surat berharga (efek) yang berbentuk sertifikat guna menunjukkan bukti kepemillikan suatu perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh seseorang di suatu perusahaan, berarti jumlah uang yang diberikan ke perusahaan itu juga semakin besar, demikian juga penguasaan orang tersebut dalam perusahaan itu semakin tinggi. Motivasi dan harapan setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Investasi saham memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain). Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang saham dan biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari 5

22 6 dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham. (Iman, 2008) Menurut Purnomo (2010), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, antara lain seperti : 1. Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. 2. Capital loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham. Terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss). 3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Resiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki pemodal dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, pemilik saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi dari hasil penjualan kekayaan perusahaan.

23 Peramalan (forecasting) Peramalan (forecasting) didefinisikan sebagai alat atau teknik untuk memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data atau informasi masa lalu maupun data atau informasi saat ini. Peramalan terdiri atas suatu kerangka kerja atau teknik kuantitatif yang baku dan kaidahkaidah yang dapat dijelaskan secara matematis. Peramalan merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan karena peramalan dapat menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Hal tersebut terjadi karena kinerja di masa lalu dapat terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat. Dilihat dari manfaatnya, peramalan sangat berguna untuk melihat gambaran-gambaran tentang masa depan sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan baik apa yang akan terjadi. Dilihat dari cara memperolehnya, peramalan dapat menggunakan cara kualitatif dan cara kuantitatif. Pada dasarnya, teknik kualitatif lebih menitik beratkan intuisi atau pendapat para pakar sehingga cara ini sering disebut teknik intuisi (judgemental technique). Sedangkan metode peramalan secara kuantitatif mendasarkan ramalannya pada metode-metode matematik. Dalam prakteknya, teknik kualitatif dan teknik kuantitatif sering digunakan secara beriringan dan dapat saling menunjang. (Nachrowi et al, 2004)

24 8 Secara umum, menurut Nachrowi et al (2004) langkah untuk melakukan peramalan secara kuantitatif antara lain : 1. Definisikan tujuan peramalan. 2. Pembuatan grafik atau plot data. 3. Memilih model peramalan yang tepat. 4. Lakukan peramalan 5. Hitung kesalahan ramalan (forecast error). 6. Lakukan verifikasi peramalan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Jaringan syaraf tiruan adalah upaya untuk memodelkan pemrosesan informasi berdasarkan kemampuan sistem syaraf biologis yang ada pada manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jaringan syaraf tiruan merupakan jaringan syaraf biologis dipandang dari sudut pandang pengolahan informasi. Hal ini akan memungkinkan kita untuk merancang model yang kemudian dapat disimulasikan dan dianalisis. (Rojas, 1997) Menurut Kusumadewi (2003), jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Istilah buatan disini digunakan karena jaringan syaraf ini diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran.

25 9

26 10 untuk belajar dengan melakukan adaptasi. (Kusumadewi, 2003) Model Jaringan Syaraf Tiruan Menurut Siang (2005), JST dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan syaraf biologi dengan asumsi sebagai berikut : a. Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neuron). b. Sinyal dikirimkan diantara neuron-neuron melalui penghubungpenghubung. c. Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat atau memperlemah sinyal. d. Untuk menentukan keluaran (output), setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi yang dikenakan pada penjumlahan masukan (input) yang diterima. Besarnya output ini selanjutnya dibandingkan dengan suatu batas ambang. Gambar 2.2 adalah model sederhana dari JST, terlihat bahwa JST terbentuk dari Processing Element yang saling terhubung pada jaringan. Masing-masing Processing Element menerima input berupa net yang langsung diolah sehingga menghasilkan nilai output (Y). Processing Element berisi dua elemen yaitu : 1. net, yaitu jumlahan dari nilai input (X 1, X 2,, X n ) dikalikan dengan bobotnya (W 1, W 2,,W n ). Dalam hal ini bobot dikalikan dengan input karena diharapkan bobot mampu memperkuat input yang masuk. Persamaan 2.1 merupakan perumusan dari net yaitu :

27 11

28 12

29 13 2. Jaringan Layar Jamak (multi layer network) Jaringan dengan lapisan jamak merupakan perluasan dari jaringan dengan satu lapisan, dimana terdapat satu atau beberapa lapisan lain diantara lapisan input dan lapisan output yang disebut dengan lapisan tersembunyi atau hidden layer. Sama seperti pada unit input dan output, unit-unit dalam satu lapisan tidak saling berhubungan. Jaringan ini mampu menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan jaringan dengan satu lapisan, meskipun terkadang proses pelatihan lebih kompleks dan lama. Gambar 2.4 Jaringan Lapisan Jamak (multi layer network) Gambar 2.4 adalah gambaran dari jaringan multi layer network dengan n buah unit input (x 1,x 2,, x n ), sebuah layar tersembunyi yang terdiri dari p buah unit (z 1,, z p ) dan m buah unit output (Y 1,Y 2,, Y m ) Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Berdasarkan pada Kusumadewi (2003), pelatihan pada JST dimaksudkan untuk mencari bobot-bobot yang terdapat dalam tiap layer, ada dua jenis pelatihan

30 14 yaitu pelatihan dengan pengawasan (supervised) dan pelatihan tanpa pengawasan (unsupervised). 1. Pelatihan Dengan Pengawasan (supervised) Pada pelatihan dengan pengawasan, terdapat sejumlah pasangan data (masukan dan target keluaran) yang dipakai untuk melatih jaringan hingga diperoleh bobot yang diinginkan. Pasangan data tersebut berfungsi sebagai "guru" untuk melatih jaringan hingga diperoleh bentuk yang terbaik. "Guru" akan memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana sistem harus mengubah dirinya untuk meningkatkan unjuk kerjanya. Pada setiap kali pelatihan, suatu input diberikan ke jaringan. Jaringan akan memproses dan mengeluarkan keluaran. Selisih antara keluaran jaringan dengan target (keluaran yang diinginkan) merupakan kesalahan yang terjadi. Jaringan akan memodifikasi bobot sesuai dengan kesalahan tersebut. Ada beberapa metode dalam proses belajar terawasi, diantaranya Delta Rule, Backpropagation atau Generalized Delta Rule, Radial Basic Function (RBF) dan Counterpropagation. 2. Pelatihan Tanpa Pengawasan (Unsupervised) Pada pelatihan tanpa pengawasan (unsupervised learning) tidak ada "guru" yang akan mengarahkan proses pelatihan. Dalam pelatihannya, perubahan bobot jaringan dilakukan berdasarkan parameter tertentu dan jaringan dimodifikasi menurut ukuran parameter tersebut. Karena jaringan tidak mendapatkan target, maka JST mengatur bobot interkoneksinya sendiri. Belajar tanpa pengawasan kadang-kadang diacu sebagai self - organizing learning, yakni belajar

31 15 mengklasifikasikan tanpa dilatih. Pada proses belajar tanpa pengawasan, JST akan mengklasifikasi-kan contoh pola-pola masukan yang tersedia ke dalam kelompok yang berbeda-beda. Model yang menggunakan pelatihan ini adalah model jaringan kompetitif. Metode yang dipakai dalam proses belajar tak terawasi ini antara lain Kohonen Self Organizing Map dan Learning Vector Quantization (LVQ) Fungsi Aktivasi Fungsi aktivasi adalah aturan yang memetakan penjumlahan input elemen pemroses terhadap outputnya. Fungsi ini adalah fungsi umum yang akan digunakan untuk menentukan keluaran suatu neuron. Selain itu, fungsi ini bertujuan untuk memodifikasi output kedalam rentang nilai tertentu. (Siang, 2005). Berikut fungsi-fungsi aktivasi yang biasanya digunakan dalam sistem Jaringan Syaraf : a. Fungsi Identitas ( ) (2.2) Fungsi identitas ini merupakan fungsi aktivasi untuk semua unit input. Persamaan 2.2 adalah persamaan yang ada pada fungsi identitas. Bentuk fungsi identitas terdapat pada Gambar 2.5

32 16 y x -1 b. Fungsi Step Biner Gambar 2.5 fungsi aktivasi linear (Kusumadewi, 2003) ( ) { (2.3) Fungsi step biner sering dipakai pada jaringan single layer. Persamaan 2.3 adalah persamaan yang dipakai dalam fungsi step biner Bentuk fungsi step biner terdapat pada Gambar 2.6. y 1 0 θ x Gambar 2.6 fungsi aktivasi step biner (Kusumadewi, 2003)

33 17 c. Fungsi Sigmoid Biner ( ) ( ) Fungsi sigmoid biner berbentuk kurva S dan merupakan fungsi yang paling umum digunakan dalam JST. Hal ini dikarenakan fungsi sigmoid biner mampu menghasilkan keluaran yang lebih cepat. Fungsi sigmoid biner mempunyai persamaan yang ditulis pada persamaan 2.4.Fungsi tersebut digunakan jika output yang diinginkan (target) terletak antara 0 dan 1. Pada Gambar 2.7 berikut adalah bentuk dari fungsi sigmoid biner y 1 0 x Gambar 2.7 fungsi aktivasi sigmoid biner (Kusumadewi, 2003) d. Fungsi Sigmoid Bipolar ( ) ( ) Fungsi sigmoid bipolar adalah fungsi sigmoid biner yang mempunyai nilai antara -1 dan 1. Persamaan fungsi sigmoid bipolar dituliskan pada persamaan 2.5 dan bentuk dari fungsi sigmoid bipolar digambarkan pada Gambar 2.8.

34 18 y 1 x -1 Gambar 2.8 fungsi aktivasi sigmoid bipolar Fungsi sigmoid bipolar berhubungan erat dengan fungsi tangen hiperbolik. Fungsi tangen hiperbolik juga dapat digunakan sebagai fungsi aktivasi jika output yang diinginkan dari jaringan terletak dalam interval -1 dan 1. Persamaan 2.6 menunjukkan bentuk persamaan dari fungsi tangen hiperbolik. ( ) ( ) (Kusumadewi, 2003) 2.4 Extreme Learning Machine (ELM) Metode pelatihan ELM adalah salah satu metode pelatihan yang baru di JST dan termasuk metode pelatihan terawasi. ELM ditemukan oleh Huang pada tahun 2004 saat menjadi asisten profesor bidang computational enginering di Nanyang Technological University, Singapore. Huang (2004), berpendapat bahwa metode-metode JST yang telah ada sebelumnya memiliki kelemahankelemahan terutama dalam hal laju pembelajaran (learning speed). Huang (2004) menambahkan bahwa alasan utama mengapa JST mempunyai learning speed

35 19 yang rendah adalah karena semua parameter pada jaringan ditentukan secara iteratif dengan menggunakan suatu metode pembelajaran. Parameter yang dimaksud adalah bobot input dan bias yang menghubungkan antara layer satu dengan layer yang lain. Pada metode ELM, bobot input dan bias mula-mula ditentukan secara random. Setelah itu, untuk mencari bobot akhir dapat dilakukan perhitungan secara analitis yaitu dengan menggunakan Moore-Penrose Generalized Invers. Matriks yang digunakan dalam perhitungan bobot akhir adalah matriks yang beranggotakan jumlahan atau keluaran dari masing-masing input ke layer tersembunyi. Sehingga menurut Huang (2004), ELM memiliki learning speed yang cepat dan mampu menghasilkan good generalization performance. Untuk mempelajari bagaimana ELM bekerja, maka akan dijelaskan terlebih dahulu arsitektur dari ELM, algoritma pelatihan dan algoritma pengujian pada ELM Arsitektur ELM Jaringan Syaraf ELM merupakan jaringan syaraf yang menggunakan arsitektur multi layer. Sebagai contoh, pada Gambar 2.4 digambarkan jaringan dengan sebuah hidden layer. Dalam jaringan ini, selain terdapat unit-unit input, unit-unit tersembunyi (hidden) dan output juga terdapat bias yang diberikan pada unit-unit tersembunyi dan output

36 20

37 21 berukuran n x L. Persamaan 2.9 menjelaskan tentang matriks H yang dibentuk dari n buah input dan L jumlah hidden [ ( ) ( ) ] (2.9) ( ) ( ) (Huang, 2006) Algoritma Metode ELM Pada intinya, pelatihan dengan metode ELM terdiri atas tiga langkah, yaitu inisialisasi bobot input dan bias, penghitungan output dari hidden layer, dan penghitungan bobot akhir. Pada saat inisialisasi bobot input dan bias, bobot setiap unit input (X i ) yakni a dan bias yakni b diperoleh dari hasil randomisasi. Setiap unit hidden kemudian akan dihitung jumlah keluaran yang dihasilkan ( ( )). Kemudian, bobot akhir (β) akan dihitung dan setelah itu di aktivasi dengan menggunakan sebuah fungsi aktivasi. Saat proses pelatihan, setiap unit output membandingkan aktivasinya dengan nilai target untuk menentukan besarnya error. Berdasarkan error tersebut, jika error masih melebihi dari yang diharapkan, maka proses akan diulangi dari penginisialisasi bobot input dan bias sampai menemukan bobot yang optimal. Selengkapnya, notasi-notasi yang akan digunakan pada algoritma pelatihan dan pengujian yaitu sebagai berikut : X i adalah vektor data input ( )

38 22 T adalah vektor target ( ) G L adalah unit hidden ke-l. sinyal input pada G L dilambangkan dengan ( ). B 0L adalah bias untuk hidden ke-l. a il adalah bobot antara input ke-i dan unit hidden ke-l. Y j adalah unit output ke-j. sinyal input ke Y j dilambangkan dengan F L (x). Sinyal aktivasi untuk untuk Y j dilambangkan dengan O j. β 0j adalah bias untuk unit output ke-j. β Lj adalah bobot antara unit hidden ke-l dan unit output ke-j. H adalah matriks yang tersusun dari output masing-masing hidden layer. H + adalah matriks Moore-Penrose Generalized Invers dari matriks H. (Huang, 2006) Prosedur Pelatihan Langkah-langkah pelatihan ELM sebagai berikut : Langkah 1. Langkah 2. Inisialisasi bobot (sebaiknya diatur pada bilangan acak yang kecil). Jika error belum terpenuhi, maka lakukan langkah 3 sampai langkah 6. Langkah 3. Setiap unit input ( ) menerima sinyal input dan menyebarkan sinyal tersebut pada seluruh unit lapisan di atasnya (unit hidden).

39 23 Langkah 4. Setiap output dari hidden layer akan dihitung dan dilambangkan dengan ( ). Langkah 5. Bobot akhir dari hidden layer ke output layer (β) dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10 (2.10) Langkah 6. Memeriksa stop condition. Untuk memeriksa stopping condition terdapat dua cara, yaitu : i. Membatasi iterasi (epoch) yang diinginkan. ii. Membatasi error. Error dihitung dengan Cara menghitung Mean Square Error (MSE). MSE adalah metode untuk menghitung error dari perbedaan nilai peramalan dan nilai sebenarnya. MSE akan dituliskan dalam persamaan ( ) (2.11) Prosedur Pengujian Setelah pelatihan, JST dengan metode ELM akan mendapatkan bobot yang optimal. Setelah itu, maka akan dilakukan proses pengujian dengan langkahlangkah sebagai berikut : Langkah 1. Inisialisasi bobot (dari algoritma pelatihan) atur fungsi aktivasi yang digunakan. Langkah 2. Untuk setiap unit input ( ), hitung keluaran jaringan (Y). Langkah 3. Ubah keluaran jaringan dengan menggunakan fungsi aktivasi.

40 Normalisasi data. Agar data dapat dilatih dengan metode pembelajaran ELM, maka data harus di normalisasikan dulu dalam interval yang lebih kecil, baik interval [0,1] atau interval [-1,1]. Jika x adalah input setelah dinormalisasi, x p adalah nilai data asli yang belum dinormalisasi, min (x p ) adalah nilai minimum pada data set, dan max(x p ) adalah nilai maksimum pada data set. Maka transformasi pada persamaan 2.12 digunakan untuk mengubah data menjadi interval [0,1] adalah : ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) (Siang, 2005) Namun, jika menginginkan interval [-1,1] maka transformasi pada persamaan 2.13 yang digunakan untuk mengubah data menjadi interval [-1,1] : ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) (Agustina, 2010) Denormalisasi data. Denormalisasi data penting dilakukan agar data hasil peramalan dengan jaringan syaraf ELM dapat dilihat secara mudah dalam nilai yang sama dengan asalnya. Menurut Siang (2005), denormalisasi dimaksudkan agar data hasil peramalan dengan jaringan syaraf dapat dilihat secara mudah dalam nilai yang sama dengan asalnya. Persamaan 2.14 menunjukkan rumus yang digunakan untuk denormalisasi data di dalam interval [0,1]. Sedangkan persamaan 2.15 menunjukkan denormalisasi data di dalam interval [-1,1] :

41 25 ( )( { { ) { ( ) Sedangkan menurut Agustina (2010), transformasi yang digunakan dalam denormalisasi data dalam interval [-1,1] adalah : ( ) ( { { ) { ( ) dengan x adalah nilai data setelah denormalisasi, x p adalah data output sebelum denormalisasi, min (x p ) adalah data minimum pada data set sebelum normalisasi, dan max (x p ) adalah data maksimun pada data set sebelum normalisasi Moore-Penrose Generalized Invers Dalam menghitung bobot akhir jaringan menggunakan persamaan 2.10, metode ELM menggunakan sebuah metode yang bernama Moore-Penrose Generalized Invers untuk menghasilkan bobot akhir. Moore-Penrose Generalized Invers adalah salah satu jenis matriks invers. Moore-Penrose Generalized Invers atau invers Moore - Penrose merupakan perluasan dari konsep invers matriks. Jika invers matriks yang umum adalah invers dari suatu matriks bujur sangkar dan non singular (determinannya tidak nol), maka invers Moore - Penrose ada untuk setiap matriks baik matriks bujur sangkar yang singular maupun yang tidak bujur sangkar. Sebuah matriks X dikatakan sebagai invers moore-penrose jika dan hanya jika matriks X memenuhi keempat sifat sebagai berikut : 1. AXA=A 2. XAX=X 3. (AX) H =AX 4. (XA) H =XA (2.16)

42 26 dengan A H = (A) T yaitu conjugate transpose dari matriks A. Jika memenuhi keempat sifat pada persamaan 2.16, maka X disebut invers moore-penrose dari A dan dinotasikan dengan A + (Huang, 2004) Pemrograman Java Java merupakan bahasa pemrograman yang didasari oleh OOP (Oriented Object Programing) yaitu merupakan teknik membuat suatu program berdasarkan objek. Java memiliki JVM (Java Virtual Machine) yaitu lingkungan tempat eksekusi program java berlangsung dimana setiap objek saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Virtual machine inilah yang menyebabkan java mempunyai kemampuan penanganan memori yang lebih baik, keamanan yang lebih tinggi serta portabilitas yang besar. Namun demikian java tidak terikat oleh lisensi karena java bersifat open-source sehingga java merupaka bahasa pemrograman portable yang bisa digunakan secara muti-platform (Sistem Operasi) dan multiarsitektur dimana arsitektur java terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Java 2 Enterprise Edition ( J2EE ) untuk aplikasi berbasis web, aplikasi sistem tersebar dengan beraneka ragam klien dengan kompleksitas yang tinggi. 2. Java 2 Standard Edition ( J2SE ) untuk aplikasi standar berbasis dekstop. 3. Java 2 Mobile Edition (J2ME) untuk aplikasi mobile seperti handphone. Hal yang paling penting dalam pemrograman java adalah memahami karakter dari pola pemrograman berbasis objek yang mencakup konsep utama pada Object Oriented Programing ( OOP ) yaitu :

43 27 1. Class Dalam java, kelas didefinisikan menggunakan kata kunci class. 2. Method Terdapat dua buah method (metode) yaitu fungsi dan prosedur. Fungsi merupakan metode yang memiliki nilai balik yang menggunakan kata kunci tipe_data <spasi> nama_fungsi(). Sebaliknya prosedur merupakan metode yang tidak memiliki nilai balik yang menggunakan kata kunci void <spasi> nama_fungsi(). 3. Inheritance ( pewarisan ) Pewarisan adalah membentuk subkelas baru ( kelas anak ) dari kelas utama atau kelas induk sebelumnya yang menggunakan kata kunci class <spasi> nama_kelas_anak <spasi> extends <spasi> nama_kelas_induk. 4. Polimorfisme Polimorfisme adalah pembentukan kelas baru yang bersifat abstrak karena adanya keragaman fungsi dari objek objek yang identik. Oleh karena itu polimorfisme membentuk kelas abstrak yang menggunakan kata kunci abstract. 5. Interface Interface hampir menyerupai kelas abstrak, akan tetapi interface merupakan kelas abstrak sepenuhnya yang bertujuan untuk menerapkan pewarisan jamak. Interface menggunakan kata kunci interface. (Wahana, 2010 )

44 BAB III METODE PENELITIAN berikut: Langkah-langkah yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai 1. Studi pustaka yang berkaitan dengan saham, peramalan (forecasting), jaringan syaraf tiruan metode Extreme Learning Machine dan bahasa pemrograman. 2. Prosedur untuk menerapkan Algoritma Extreme Learning Machine dalam menyelesaikan peramalan harga saham adalah sebagai berikut : a. Membuat rancangan data yang akan digunakan sebagai input dalam jaringan syaraf extreme learning machine. Dalam membuat rancangan data, ada dua hal yang akan dilakukan yaitu membagi data menjadi data training dan data testing, dan melakukan normalisasi pada data. 1. Pembagian data menjadi data training dan testing. Data dibagi menjadi dua yaitu data training dan testing. Menurut Agustina (2010), data dibagi menjadi data training dan testing dengan komposisi sebagai berikut : i. Data training sebanyak 80% dari total data. ii. Data testing 20% dari total data. 28

45 29 2. Normalisasi data Data akan dinormalisasikan ke interval yang lebih kecil, yaitu pada interval [0,1]. Sehingga untuk dapat digunakan sebagai input pada jaringan, terlebih dahulu dilakukan normalisasi data dengan mengubah data tersebut menjadi bilangan desimal dalam interval [0,1]. Transformasi linier yang digunakan untuk normalisasi data ke interval [-1,1] adalah pada persamaan Jumlah neuron yang digunakan sebanyak 5 unit, dengan asumsi bahwa jumlah tersebut dapat mewakili data selama 1 minggu dengan asumsi bahwa hari sabtu dan minggu tidak ada perdagangan saham, diharapkan dengan jumlah neuron input tersebut, jaringan memiliki arsitektur yang tidak terlalu rumit sehingga mampu melakukan pembelajaran dengan baik. Sedangkan target output yang digunakan adalah data pada hari ke- 6. Misalkan n adalah jumlah data yang digunakan, maka rancangan data dapat dijelaskan pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel rancangan data yang akan menjadi input Pola ke Data input (X 1, X 2,., X 5 ) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Data Data Data Data Data hari hari hari hari hari ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 Data Data Data Data Data hari hari hari hari hari ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Data Data Data Data Data hari hari hari hari hari ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 Target Data hari ke-6 Data hari ke-7 Data hari ke-8.

46 Data Data Data Data Data Data hari ke n-5 hari hari hari hari hari n ke n-5 ke n-4 ke n-3 ke n-2 ke n-1 b. Mendesain arsitektur jaringan yang terdiri dari input layer, hidden layer, dan output layer Arsitektur jaringan yang digunakan terdiri dari sebuah input layer, sebuah hidden layer, dan sebuah output layer. Rancangan jumlah unit pada tiap layer adalah sebagai berikut: a. Pada Input layer jumlah neuron yang digunakan sebanyak 5 unit. b. Pada hidden layer jumlah neuron yang digunakan di cari terlebih dahulu. Fungsi aktivasi yang biasa digunakan dalam peramalan adalah fungsi sigmoid biner dan sigmoid bipolar. Sedangkan untuk jumlah hidden neuron, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mencari jumlah neuron pada hidden layer, diantaranya adalah : 1. h= (m.n), (Widrow dan Stearns, 1985) 2. h=n, (Tang dan Fishwick, 1993) dengan h = jumlah neuron pada lapisan hidden, n = jumlah neuron pada lapisan input dan m = jumlah neuron pada lapisan output.

47 31 Jumlah neuron pada hidden layer akan di cari berdasarkan pendekatan tersebut, yaitu menggunakan cara trial and error dari jumlah layer dengan neuron terkecil terlebih dahulu ( ), kemudian dilakukan training jaringan untuk mencapai nilai MSE minimum. Trial and error dilakukan hingga jumlah neuron pada hidden layer telah mencapai jumlah yang sama dengan neuron pada input layer ( ) atau lebih. Hal ini dikarenakan angka random yang digunakan pada bobot kadang menghasilkan output dengan error yang kecil dan kadang mengeluarkan output dengan error yang besar. Struktur jaringan yang menghasilkan nilai MSE terkecil, akan digunakan sebagai arsitektur jaringan akhir. c. Pada output layer jumlah neuron yang digunakan sebanyak 1 unit. Jumlah neuron yang digunakan pada output layer hanya 1 unit karena proses peramalan hanya menghasilkan satu nilai riil saja. c. Melakukan pelatihan (training) untuk memperoleh bobot dan bias yang optimal. Prosedur dalam melakukan training data dijelaskan pada gambar 3.1 berikut

48 32 Start Input data training Inisialisasi bias dan bobot acak Proses feedforward MSE <10-5 atau epoch = epoch max Tidak Ya Bias dan Bobot Akhir End Gambar 3.1 Prosedur pelatihan pada ELM. d. Implementasi program pada data harga saham sebenarnya. Pada peramalan menggunakan JST metode ELM, data yang akan digunakan adalah data pembukaan harga saham sebenarnya pada enam perusahaan di masing-masing bidang usaha. Pemilihan perusahaan ini didasarkan pada kepopuleran perusahaan tersebut pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikarenakan sahamnya yang banyak diminati oleh para investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri ditunjukkan dengan

49 33 banyaknya volume penjualan saham (lot). Selain itu, pemilihan perusahaan ini juga didasarkan atas bidang usaha yang ditekuni oleh perusahaan tersebut seperti perusahaan BUMN, bidang industri, jasa keuangan, makanan, telekomunikasi dsb. Keenam perusahaan tersebut adalah PT. Semen Gresik, PT. Bank Mandiri, PT. Astra Internasional, PT. Perusahaan Gas Negara, PT. Indofood dan PT. Telkom. e. Melakukan testing data training dengan menggunakan nilai-nilai bobot yang sudah diperoleh dari hasil training data. Prosedur melakukan testing data training digambarkan dalam Gambar 3.2 sebagai berikut : Start Input data training Input bias dan bobot dari proses Input bobot jaringan Melakukan Peramalan Data Training End Gambar 3.2 Proses melakukan testing pada data training Pada testing data training, jaringan syaraf ELM diaplikasikan pada data training dengan hanya menggunakan proses feedforward dari

50 34 algoritma training. Bias dan bobot yang digunakan adalah bias dan bobot akhir dari training. f. Melakukan uji validasi data dengan menggunakan nilai-nilai bobot yang sudah diperoleh dari hasil training data. Gambar 3.3 menjelaskan alur bagaimana melakukan uji validasi data. Start Input data validasi Input bias dan bobot dari proses Input parameter (sama dengan parameter pada proses training) Proses feedforward Hasil peramalan pada data End Gambar 3.3 Proses validasi data Pada uji validasi data, jaringan syaraf ELM diaplikasikan pada data validasi dengan hanya menggunakan proses feedforward dari algoritma training. Bias dan bobot yang digunakan adalah bias dan bobot akhir dari training. g. Melakukan denormalisasi data

51 35 Proses denormalisasi data menggunakan persamaan h. Membuat program untuk menyelesaikan peramalan harga saham dengan JST metode ELM dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. i. Mengimplementasikan program yang telah dibuat pada data saham. Secara umum, cara kerja secara keseluruhan dapat dijelaskan pada Gambar 3.3 sebagai berikut : Mulai Studi Pustaka Membuat Rancangan Data Input Membagi data menjadi 2 bagian ( training & validasi ) Membuat Arsitektur Jaringan Awal Melakukan Training data Melakukan Testing data Training Melakukan Uji Validasi Selesai Gambar 3.4 proses kerja keseluruhan

52 BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijelaskan pengolahan data, prosedur Jaringan Syaraf Tiruan Extreme Learning Machine dalam peramalan harga saham dan implementasinya menggunakan bahasa pemrograman Java untuk meramalkan harga saham Data Data harga saham yang digunakan pada ini adalah harga pembukaan saham yang terjadi dalam seminggu sebanyak 5 hari. Data perusahaan yang digunakan sebagai simulasi peramalan adalah data saham PT. Semen Gresik. Data saham diambil dari internet pada periode 2 Januari 2008 sampai dengan 31 Mei Data lengkap tentang harga saham dapat dilihat pada lampiran 1. Kutipan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. (sumber : yahoo finance) Tabel 4.1. Kutipan data harga saham PT.Semen Gresik No. Tanggal Harga Saham (PT. Semen Gresik) 1 2 Januari Januari Januari Mei

53 37 Sebelum diolah, data harga saham pada tabel 4.1 dinormalisasi menggunakan persamaan Kutipan harga saham yang telah ternormalisasi dapat diihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Kutipan data harga saham yang ternormalisasi No. Tanggal Harga Saham (PT. Semen Gresik) 1 2 Januari Januari Januari Mei Data saham dari masing-masing perusahaan tersebut kemudian dibagi menjadi dua yaitu 80% dari total data menjadi data training yakni berjumlah 857 periode mulai tanggal 2 Januari 2008 hingga tanggal 18 Juli Sedangkan 20% dari total data menjadi data validasi yakni sebanyak 215 periode mulai tanggal 19 Juli 2011 hingga tanggal 31 Mei Dengan membuat pola data training sesuai dengan Tabel 3.1 maka dapat disusun pola input data training yang selanjutnya akan diproses menggunakan Jaringan Syaraf ELM. Pola input data training dapat dilihat pada tabel 4.3. Sedangkan untuk uji validasi pola input datanya mirip dengan input data training, hanya data yang dimasukkan adalah data validasi. Untuk pola data validasi dapat dilihat pada Tabel 4.4.

54 38 Tabel 4.3. Pola input data training, n adalah jumlah data training Pola ke- Data input (X 1, X 2,., X 5 ) Target X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X Sedangkan pada Tabel 4.4 akan digambarkan rancangan pola data untuk uji validasi. Data yang digunakan adalah 20% dari total data yakni 215 data. Pola data uji validasi digambarkan pada Tabel 4.4.

55 39 Tabel 4.4. Pola input data validasi, m adalah jumlah data validasi Pola ke- Data input (X 1, X 2,., X 5 ) X 1 X 2 X 3 X 4 X Setelah rancangan data disusun, maka langkah selanjutnya adalah menyusun arsitektur jaringan. Arsitektur jaringan akan dijelaskan pada sub bab Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan adalah susunan jaringan yang terdiri dari jumlah unit input, jumlah unit hidden dan jumlah unit output. Dalam penelitian ini terdapat tiga model arsitektur jaringan. Tiga model dipilih berdasarkan metode trial and error. Selain itu berdasarkan literatur yang didapatkan, pemilihan arsitektur jaringan terutama jumlah hidden minimal sama dengan jumlah input agar diperoleh akurasi yang lebih tinggi. Model pertama terdiri dari 5 unit input, 5 unit

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK LUTHFI HIDAYATI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Jaringan Syaraf Tiruan Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Susilo Nugroho Drajad Maknawi M0105047 M0105068 M01040 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ELMAN DENGAN ALGORITME GRADIENT DESCENT ADAPTIVE LEARNING RATE

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ELMAN DENGAN ALGORITME GRADIENT DESCENT ADAPTIVE LEARNING RATE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ELMAN DENGAN ALGORITME GRADIENT DESCENT ADAPTIVE LEARNING RATE oleh BETA VITAYANTI M0110012 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Teknik informatika yang memiliki andil yang cukup besar dalam berbagai kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika merupakan hal yang menarik

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua negara mempunyai mata uang sebagai alat tukar. Pertukaran uang dengan barang yang terjadi disetiap negara tidak akan menimbulkan masalah mengingat nilai uang

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto Teknik Informatika, Univesitas Dian Nuswantoro ABSTRACT: Peramalan saham merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat SKRIPSI Disusun oleh: MAULIDA NAJWA 24010212130028 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi. ABSTRAK Prediksi harga emas merupakan masalah yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan perdagangan dalam pertambangan. Prediksi yang akurat untuk pertambangan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Metode Extreme Learning Machine (ELM)

Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Metode Extreme Learning Machine (ELM) Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Metode Extreme Learning Machine (ELM) Afifah Arifia n ty, Mulyono, Med Irzal Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Syaraf manusia Jaringan syaraf dengan lapisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI SISKA MELINWATI 061401040 PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER

PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER TUGAS AKHIR - ST 1325 PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER ADITYA HIDAYAT JATI NRP 1302100044 Dosen Pembimbing Dra. Kartika Fitriasari,

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) Intelligent Systems Pembahasan Jaringan McCulloch-Pitts Jaringan Hebb Perceptron Jaringan McCulloch-Pitts Model JST Pertama Diperkenalkan oleh McCulloch

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA NEURAL NETWORK

PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA NEURAL NETWORK PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA MENGGUNAKAN METODE RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK SKRIPSI Disusun oleh: Rahafattri Ariya Fauzannissa 24010211140092 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom Outline Konsep JST Model Struktur JST Arsitektur JST Aplikasi JST Metode Pembelajaran Fungsi Aktivasi McCulloch

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Peramalan Harga Indeks Saham Hang Seng dengan Menggunakan Jaringan

Lebih terperinci

Program Pilihan Ganda Sederhana dengan Java

Program Pilihan Ganda Sederhana dengan Java Program Pilihan Ganda Sederhana dengan Java Posted by Lita Nurlaelati 1:25 PM Programming Kali ini admin berbagi tentang membuat program Java GUI menggunakan Netbeans. Berikut langkah - langkahnya : Buat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu data saham Astra Internasional Tbk tanggal 2 Januari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

Farah Zakiyah Rahmanti

Farah Zakiyah Rahmanti Farah Zakiyah Rahmanti Latar Belakang Struktur Dasar Jaringan Syaraf Manusia Konsep Dasar Permodelan JST Fungsi Aktivasi JST Contoh dan Program Jaringan Sederhana Metode Pelatihan Supervised Learning Unsupervised

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Anatomi Ayam Pengetahuan tentang anatomi ayam sangat diperlukan dan penting dalam pencegahan dan penanganan penyakit Hal ini karena pengetahuan tersebut dipakai sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4, No2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-31 Perbandingan Performansi Metode Peramalan Fuzzy Time Series yang Dimodifikasi dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Studi

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

MENGENALI FUNGSI LOGIKA AND MELALUI PEMROGRAMAN PERCEPTRON DENGAN MATLAB

MENGENALI FUNGSI LOGIKA AND MELALUI PEMROGRAMAN PERCEPTRON DENGAN MATLAB POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 2 Juni 2011 MENGENALI FUNGSI LOGIKA AND MELALUI PEMROGRAMAN PERCEPTRON DENGAN MATLAB Yaya Finayani Teknik Elektro, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia ABSTRACT

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan besar, tidak lepas dari adanya proses jual beli saham. Saham secara umum merupakan surat berharga yang dapat

Lebih terperinci

Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah

Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol3, No2 Agustus 2016 Page 3882 Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah Ilmu Komputasi Universitas

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

Realisasi Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Kohonen

Realisasi Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Kohonen Realisasi Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Kohonen David Novyanto Candra/0322003 Email: dave_christnc@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jln.Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF

Lebih terperinci

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan Pendahuluan Otak Manusia Sejarah Komponen Jaringan Syaraf Arisitektur Jaringan Fungsi Aktivasi Proses Pembelajaran Pembelajaran Terawasi Jaringan Kohonen Referensi Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Bilqis Amaliah 1, Amethis Oktaorora 2 1,2 Teknik Informatika, FTIf - ITS,Surabaya

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN PREDIKSI HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN ARIMA Dwi Prisita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN BEBAN PUNCAK DISTRIBUSI LISTRIK DI WILAYAH PEMALANG

Lebih terperinci

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) PADA DATA RETURN INDEKS HARGA SAHAM EURO 50

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) PADA DATA RETURN INDEKS HARGA SAHAM EURO 50 PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) PADA DATA RETURN INDEKS HARGA SAHAM EURO 50 SKRIPSI Disusun Oleh : REZZY EKO CARAKA 240 102 111 400 85 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Titik Misriati AMIK BSI Jakarta Jl. R.S Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan titik.tmi@bsi.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION Alvama Pattiserlihun, Andreas Setiawan, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Pengaruh langsung yang dapat diketahui yaitu potensi sumber daya air. Besar

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR Sofi Dwi Purwanto Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN TUGAS AKHIR - ST 1325 PERBANDINGAN HASIL KLASIFIKASI ANALISIS DISKRIMINAN DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANANG SETIYO BUDI NRP 1303 100 060 Dosen Pembimbing Dra. Kartika Fitriasari, M.Si Adatul Mukarromah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH SAMPAH MASYARAKAT KOTA MEDAN PADA TAHUN 2016 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SKRIPSI YONA WULANDARI

PERAMALAN JUMLAH SAMPAH MASYARAKAT KOTA MEDAN PADA TAHUN 2016 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SKRIPSI YONA WULANDARI PERAMALAN JUMLAH SAMPAH MASYARAKAT KOTA MEDAN PADA TAHUN 2016 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SKRIPSI YONA WULANDARI 120803065 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 016 p-issn : 550-0384; e-issn : 550-039 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 009-013 MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital

Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 18 Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital Zulfa Afiq Fikriya, Mohammad Isa Irawan, dan Soetrisno

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO

SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO GILANG FATHIRA MUTMA INAH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

Lebih terperinci