BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM. A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM. A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam"

Transkripsi

1 BAB II TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam Secara etimologi, tujuan adalah maksud; sasaran. 1 Dalam bahasa arab dinyatakan dengan kata-kata ghayat, ahdhaf, Maqasid. Dalam bahasa Inggris, tujuan dinyatakan dengan goal, purpose, objective atau aim. 2 Secara terminologis, banyak ahli pendidikan yang mendefinisikan tentang tujuan. Zakiah Daradjat mendefinisikan tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. 3 Abdurrahman an-nahlawi mengartikan tujuan adalah apa yang dicanangkan oleh manusia, diletakkannya sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannya dia menata tingkah lakunya. 4 Dan menurut Marimba, tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. 5 Dengan demikian tujuan adalah sasaran atau cita-cita yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Secara umum tujuan pendidikan adalah perubahan yang diingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar tentang individu itu hidup, atau pada proses pengajaran sebagai suatu aktivitas 1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm H. M. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1996), hlm Abdurrahman an-nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1989), hlm Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin (Jakarta: Gema Insani Pres, 1995), hlm

2 14 asasi dan sebagai proporsi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. 6 Sedangkan definisi Pendidikan Islam menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly sebagaimana dikutip Samsul Nizar adalah sebagai berikut: Upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak peserta didik untuk lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi, akal, perasaan maupun perbuatannya. 7 Lebih lanjut Yusuf Al-Qardhawi mendefinisikan Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. 8 Hal senada disampaikan oleh Achmadi yang mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. 9 Dari beberapa definisi diatas pada hakekatnya mengarah pada satu maksud, bahwa pendidikan Islam merupakan usaha bimbingan jasmani dan rohani untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum Islam menuju terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim. Jadi yang dimaksud tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai melalui pendidikan Islam. Dengan demikian tujuan Pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan kata lain tujuan Pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh 6 Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputaat Press, 2002), hlm Yusuf al-qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-bana, Terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hlm Prof. DR. Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teoritis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm

3 15 pendidik muslim melalui proses menuju terbentuknya manusia yang berkepribadian muslim, beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. B. Fungsi dan Karakteristik Tujuan pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang jelas, perbuatan mendidik bisa sesat, atau kabur tanpa arah. 10 Oleh karena itu masalah tujuan Pendidikan menjadi inti dan sangat penting dalam menentukan isi dan arah pendidikan yang diberikan. Suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila sesuai dengan fungsinya. Diantara para ahli didik ada yang berpendapat bahwa fungsi tujuan pendidikan ada tiga yang semuanya bersifat normatif: 1. Memberikan arah bagi proses pendidikan sebelum kita menyusun kurikulum, perencanaan pendidikan dan berbagai aktivitas pendidikan. langkah yang harus dilakukan pertama kali ialah merumuskan tujuan pendidikan. Tanpa kejelasan tujuan, seluruh aktivitas pendidikan akan kehilangan arah, kacau bahkan menemui kegagalan. 2. Memberikan motivasi dalam aktivitas pendidikan karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan nilai-nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasikan pada anak atau subjek didik. 3. Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan. 11 Menurut Ahmad D. Marimba bahwa suatu usaha tanpa tujuan tidak akan berarti apa-apa. Oleh karenanya setiap usaha mesti ada tujuan dan begitu pula dalam Pendidikan Islam sangat penting adanya tujuan 10 Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hlm Achmadi, Op. Cit., hlm

4 16 Pendidikan Islam yang dilaksanakan. Ada empat fungsi tujuan dalam Pendidikan Islam yaitu 12 : Pertama, tujuan berfungsi mengakhiri usaha dalam hal ini perlu sekali antisipasi kedepan dan efisiensi dalam tujuan agar tidak terjadi penyimpangan. Kedua, berfungsi mengarahkan usaha itu. Dalam hal ini tujuan dapat menjadi pedoman sebagai arah kegiatan. Ketiga, tujuan dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Keempat, memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. Dengan demikian, tujuan Pendidikan Islam sesungguhnya memiliki fungsi yang amat penting dan strategis baik dalam membina manusia dan masyarakat maupun dalam rangka mengembangkan Pendidikan Islam itu sendiri. Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam memiliki empat ciri pokok yang menonjol yaitu: 1. Sifat yang bercorak agama dan akhlak 2. Sifat komprehensif yang mencakup segala aspek pribadi pelajar (subjek didik), dan semua aspek pengembangan dalam masyarakat. 3. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya. 4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perorangan diantara individu, masyarakat dan kebudayaan dimana-mana dan kesanggupan untuk berubah dan berkembang bila diperlukan. 13 Menurut Abudddin Nata bahwa tujuan Pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 12 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Op. Cit., hlm. 436.

5 17 1. mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan. 2. mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan. 3. mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya. 4. membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya. 5. mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 14 Dalam hal ini, John Dewey memberikan penjelasan mengenai kriteria tujuan pendidikan yang baik. (1) The aim set up must be an outgrowth of existing conditions, (2) We have spoken as if aims could be completely formed prior to the attempt to realize them, (3) The aim must always represent a freeing of activities. 15 (1) Tujuan harus disusun mengetahui kondisi yang ada, (2) Tujuantujuan yang disusun tersebut akan menjadi sempurna jika lebih mengutamakan upaya merealisasikannya, (3) Suatu tujuan harus selalu memberikan kebebasan dalam beraktifitas. Dengan demikian, dapat diketahui tujuan Pendidikan Islam memiliki ciri-ciri dan prinsip-prinsip tujuan pendidikan yang istimewa serta berbeda dengan tujuan pendidikan lainnya. Kemudian mengenai 14 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm John Dewey, Democracy and Educations (New York: The Macmillan Company, 1964), hlm

6 18 prinsip-prinsip umum yang menunjukkan kepada prinsip- prinsip terpenting yang menjadi dasar tujuan pendidikan islam meliputi: (1) prinsip menyeluruh (komprehensif), (2) prinsip keseimbangan dan kesederhanaan, (3) prinsip kejelasan, (4) prinsip tidak ada pertentangan, (5) prinsip realisme dan dapat dilaksanakan, (6) prinsip perubahan yang diingini menerima perubahan dan perkembangan dalam rangka metodemetode keseluruhan yang terdapat dalam agama. 16 Oleh karena itu dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri dan dimensi yang cukup luas menyangkut prinsip-prinsip efektifitas pendidikan bagi seluruh aspek kehidupan baik individu maupun masyarakat. Hal ini sesuai dengan penjelasan Jalaluddin, bahwa tujuan pendidikan Islam mengacu kepada tujuan yang dapat dilihat dari berbagai dimensi yaitu : 1. Dimensi hakikat penciptaan manusia, yaitu membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah SWT. 2. Dimensi tauhid, yaitu diarahkan kepada upaya pembentukan sikap taqwa. 3. Dimensi moral, yaitu dititikberatkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik dan kemudian menginternalisasikannya serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku melalui pembiasaan. 4. Dimensi perbedaan individu, yaitu ditekankan pada pembentukan insan kamil (individu manusia paripurna), sesuai dengan kadar yang dimiliki masing-masing individu. 5. Dimensi sosial, yaitu diarahkan kepada pembentukan manusia yang memiliki kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta sikap toleran agar keharmonisan hubungan antar sesama manusia dapat berjalan dengan harmonis. 16 Omar Muhammad, Op. Cit., hlm

7 19 6. Dimensi profesional, yaitu diarahkan pada pembentukan kemampuan profesional yang dilandasi keimanan serta ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat. 7. Dimensi ruang dan waktu, yaitu diarahkan pada tujuan utama yaitu upaya untuk memperoleh keselamatan hidup di dunia dan kesejahteraan hidup di akhirat. 17 C. Macam-Macam Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Tujuan pendidikan dilihat dari segi pendekatan sistem instruksional dapat dibedakan menjadi : Tujuan instruksional khusus, diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik. 2. Tujuan instruksional umum, diarahkan pada penguasaan atau pengamalan suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan. 3. Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran di tiap institusi (lembaga) pendidikan. 4. Tujuan institusional, adalah tujuan yang dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau terminal seperti tujuan institusional SMTP/SMTA atau STM/SPG (tujuan terminal). Tujuan pendidikan dilihat dari segi gradasinya yaitu 1. Tujuan akhir ialah tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik terhadap peserta didik melalui seluruh proses pendidikan. Tujuan akhir disebut juga dengan tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan total atau tujuan lengkap. Dimaksud dengan tujuan akhir ialah bahwa dengan tercapainya tujuan ini, maka berakhirlah seluruh proses pendidikan; dinamakan dengan tujuan tertinggi karena ia berisi nilai tertinggi 17 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm H.M. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 39.

8 20 dalam gradasi nilai-nilai; disebut tujuan umum karena ia memberi gambaran tentang apa yang hendak dicapai dalam bentuk garis besar, tidak dalam bentuk rincian; dan disebut tujuan total atau tujuan lengkap karena ia mencakup semua tujuan yang secara hirarkis berada dibawahnya. 2. Tujuan sementara merupakan penjabaran dari tujuan akhir serta berfungsi membantu memelihara arah seluruh usaha dan menjadi batu loncatan untuk mencapai tujuan akhir. 19 Tujuan pendidikan dilihat dari segi tujuan normatif, tujuan fungsional dan tujuan operasional Tujuan Normatif: Suatu tujuan yang harus dicapai berdasarkan kaidah-kaidah (normanorma) yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan, misalkan: a. Tujuan formatif yang bersifat memberikan persiapan dasar yang korektif. b. Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah. c. Tujuan determinatif yang bersifat memberikan kemampuan untuk mengarahkan diri kepada sasaran-sasaran yang sejalan dengan proses kependidikan. d. Tujuan integratif yang bersifat memberikan kemampuan untuk menterpadukan fungsi psikis (percerapan terhadap rangsangan pelajaran, pikiran, perasaan, kemauan, ingatan dan nafsu) ke arah tujuan akhir proses kependidikan. e. Tujuan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam pengalaman. 2. Tujuan Fungsional: Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 127-

9 21 Tujuan ini bersasaran pada kemampuan anak didik untuk memfungsikan daya kognitif, afektif, dan psikomotor dari hasil pendidikan yang diperoleh sesuai yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi: a. Tujuan individual yang bersasaran pada pemberian kemampuan individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan ke dalam pribadi dalam rupa perilaku moral, intelektual dan skill. b. Tujuan sosial yang bersasaran pada pemberian kemampuan nilainilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat. c. Tujuan moral yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber agama (theogenetis), dorongan sosial (sosiogenetis) dan dorongan biologis (biogenetis). d. Tujuan profesional yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi. 3. Tujuan Operasional: Tujuan ini mempunyai sasaran teknis material yang meliputi: a. Tujuan umum atau tertinggi yang bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang diinginkan. b. Tujuan intermidier yang bersifat sementara untuk dijadikan sarana menjadikan sarana mencapai tujuan tertinggi. c. Tujuan partial yang bersasaran pada bagian dari keseluruhan aspek dari tujuan umum, yang berfungsi untuk memudahkan pencapaian tujuan umum. d. Tujuan insidental yang bersasaran pada hal-hal yang tidak direncanakan, akan tetapi hal-hal tersebut mempunyai ikatan dengan pencapaian tujuan umum. Tujuan ini bersifat lebih memperlancar tujuan umum.

10 22 e. Tujuan khusus yang bersasaran pada faktor-faktor khusus tertentu yang menjadi salah satu aspek penting dari tujuan umum yaitu memberikan dan mengembangkan kemampuan atau skill khusus pada anak didik sehingga mampu bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu yang berkaitan dengan tujuan umum. Tujuan pendidikan dilihat dari segi pembidangan tugas dan fungsi manusia secara filosofis berdasarkan rumusan tujuan pendidikan menurut Omar Muhammad. dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran (learning) dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktifitas dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, pada persiapan yang dimestikan kepada mereka pada kehidupan dunia dan akhirat. 2. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dan dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan yang diingini, dan pertumbuhan, memperkaya pengalaman, dan kemajuan yang diinginkan. 3. Tujuan-tujuan professionil yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai professi, dan sebagai suatu aktifitas di antara aktifitas-aktifitas masyarakat. Semua pembagian tujuan pendidikan diatas dapat diterapkan terhadap tujuan pendidikan Islam karena pembagian tersebut menunjuk kepada proses, sedangkan pendidikan Islam adalah usaha yang berproses. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, tujuan itu dijabarkan dalam bentuk sub-sub tujuan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, taraf tingkatan peserta didik, kebutuhan, maupun lingkungan pendidikan Omar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.

11 23 Islam. Baik itu lingkungan diri sendiri, keluarga, sekolah ataupun lingkungan masyarakat. 22 Berdasarkan pembagian tujuan pendidikan diatas Achmadi membagi tahapan tujuan Pendidikan Islam menjadi tiga macam yaitu: 1. Tujuan tertinggi/terakhir Pendidikan Islam yaitu menjadi hamba Allah yang bertaqwa, mengantarkan subjek didik menjadi khalifah fil ard (wakil Tuhan di bumi) dan memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2. Tujuan umum Pendidikan Islam yaitu tercapainya self realization (realisasi diri). 3. Tujuan khusus Pendidikan Islam yaitu pengkhususan atau operasionalisasi tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum Pendidikan Islam yang didasarkan pada: a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa dimana pendidikan itu diselenggarakan; b. Minat, bakat dan kesanggupan subyek didik; c. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu. 23 D. Formulasi tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam merupakan cita-cita ideal yang mengandung nilai Islami terhadap proses kependidikan diarahkan. Rumusan tujuan pendidikan merupakan pencerminan dari idealitas penyusunnya, baik institusional maupun individual. Oleh karena itu, nilainilai apakah yang di cita-citakan oleh penyusun dari tujuan itu akan mewarnai corak kepribadian manusia hasil proses kependidikan. Secara umum, rumusan tujuan pendidikan adalah membawa anak didik ke arah tingkat kedewasaan Ismail SM (eds.), Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm Achmadi, Op. Cit., hlm M. Sholeh Noor, Pendidikan Islam Suatu Pengantar, (Semarang: IAIN Walisongo, 1987), hlm. 40.

12 24 dewasa disini berarti dewasa jasmani dan dewasa rohani. Dewasa jasmani adalah apabila jasmaninya sudah cukup besar dan umumnya sudah cukup. Adapun dewasa rohani adalah apabila sudah dapat bertanggungjawab sendiri, tidak lagi membutuhkan pertolongan dari pendidiknya. Jadi betul-betul sudah dapat berdiri sendiri. 25 Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran dan sebagainya dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma itu. 26 Dalam rumusan tersebut jelas bahwa arah yang hendak dituju dalam mengembangkan anak didik adalah kedewasaan, yaitu mampu menentukan diri sendiri, bertanggungjawab sendiri serta sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Namun dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, bukan hanya tingkat kedewasaan saja yang ditekankan, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun horisontal. 2. Sifat-sifat dasar masyarakat 3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, yaitu: a. Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia. b. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan. 25 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1985), hlm Samsul Nizar, Op. Cit., hlm

13 25 c. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat (mengintegrasikan) memadukan antara kepentingan hidup dunia dan akhirat. 28 Berdasarkan batasan diatas, para ahli pendidikan (Muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya Abdul Fattah Jalal mengemukakan tujuan umum pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai Abdi atau hamba Allah SWT. 29 Hal ini sesuai dengan tujuan manusia yang telah digariskan oleh Allah, sebagaimana firman Allah SWT: و م ا خ ل قت ا لج ن و ا لا نس ا لا ل ي ع ب د ون (الذاريات: 56) Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-ku. (QS. Adz-Dzariyat; 56). 30 Dengan demikian Allah telah menciptakan seluruh manusia untuk beribadah kepadanya. Maka tujuan umum pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia yang abid yang menghambakan dirinya kepada Allah, lebih lanjut lagi Abdul Fattah Jalal mengatakan bahwa ibadah disini adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan bahkan bagian apapun dari perilakunya dalam rangka taqwa kepada Allah SWT. 31 Hal ini senada dengan Abdurrahman An-Nahlawi bahwa jika tugas manusia dalam kehidupan ini demikian penting, pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptaan manusia. Bagaimanapun, pendidikan Islam sarat dengan pengembangan nalar dan penataan perilaku serta emosi manusia dengan landasan Dienul Islam, dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan 28 M. Arifin, Op. Cit., hlm Abdul Fattah Jalal, Azas-Azas Pendidikan Islam, terj. Herry Noer Ali (Bandung: CV. Diponegoro, 1988), hlm Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm Abdul Fattah Jalal, Op.Cit., hlm. 124.

14 26 penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara sosial. 32 Quraish Shihab menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT dan Khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah SWT yaitu untuk bertaqwa kepada-nya. 33 Prof. H. M. Arifin, M. Ed menjabarkan tujuan pendidikan yang bersasaran pada tiga dimensi hubungan manusia selaku Khalifah dimuka bumi yaitu sebagai berikut: 1. Menanamkan sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan Tuhannya. 2. Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan masyarakatnya. 3. Mengembangkan kemampuannya untuk menggali, mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan hidupnya, dan hidup sesamanya serta bagi kepentingan ubudiahnya kepadanya, dengan dilandasi sikap hubungan yang harmonis. 34 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai oleh Al-Qur an adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Manusia yang dibina adalah makhluk-makhluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwanya menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan ketrampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk dwi dimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman. 32 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin (Jakarta: Gema Insani Pres, 1995), hlm M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Op. Cit., hlm. 134.

15 27 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam, yaitu: 1. Membentukan akhlak mulia 2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat 3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya 4. Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik 5. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil. 35 Menurut Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi menyimpulkan tujuan pendidikan Islam kepada dua macam tujuan yang prinsipil yaitu: 1. Tujuan Keagamaan. Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaranajaran Islam yang bersih dan suci. Tujuan keagamaan mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunat dan yang fardhu bagi seorang mukallaf. 2. Tujuan Keduniaan. Tujuan ini seperti yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan modern saat ini yang diarahkan kepada pekerjaan yang berguna (pragmatis), atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan. 36 Muhammad Munir Mursi menjelaskan tujuan pendidikan Islam yang terpenting adalah : 1. Tercapainya manusia seutuhnya, yaitu yang berakhlak mulia. 2. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, merupakan tujuan yang seimbang. 35 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), hlm Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwaani, Perbandingan Pendidikan Islam, Terj. M. Arifin, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm

16 28 3. Menumbuhkan kesadaran manusia untuk mengabdi dan takut kepada- Nya. 4. Menguatkan ukhuwah Islamiyah dikalangan kaum muslim. 37 Al-Buthi sebagaimana dikutip Asnelly Ilyas menyebutkan tujuan pendidikan islam sebagai berikut: 1. mencapai keridhaan Allah, menjauhkan murka dan siksaan-nya, dan melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepadanya. Tujuan ini dianggap induk dari segala tujuan Pendidikan Islam. 2. membina akhlak masyarakat berdasarkan agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diredhai-nya. 3. memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan agama yang diturunkan kepadanya. 4. mewujudkan ketenteraman di dalam jiwa dan akidah yang dalam, penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah. 5. memelihara kesusastraan Arab sebagai bahasa Al-qur an dan sebagai wadah kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang menonjol dan menyadarkan masyarakat kepada Islam yang sebenarnya, serta menunjukkan hakikat agama atas keberhasilan dan kecemerlangannya. 6. meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan bekerja sama dalam rangka prinsip-prinsip Islam yang terkandung dalam Al-Qur an dan As-Sunnah. 38 Sedangkan tujuan Pendidikan Islam menurut Al-Ghazali, yaitu: 1. tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja. 2. tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak. 37 Muhammad Munir Mursi, At-Tarbiyah Al-Islamiyah Ushuluhawa Tathawwaruha fi Al- Biladi Al-Arabiyah, (Mesir: Alam Al-Kutub, 1977), hlm Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh; Prinsip-prinsip pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Al-Bayan, 1997), hlm

17 29 3. tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 39 Dari beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan Islam, pada hakekatnya pendapat itu tidak bertentangan satu sama lain, yaitu perwujudan dari nilai-nilai yang tersirat dalam ajaran Islam. Perbedaannya terlihat pada segi penekanannya. Berdasarkan rumusan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, perasa dan indra yang mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat. Jadi nilai-nilai yang hendak diwujudkan oleh pendidikan Islam adalah berdimensi transcendental melampaui wawasan hidup di dunia sampai akhirat dengan meletakkan cita-cita yang mengandung dimensi nilai duniawi sebagai sasarannya. Kehidupan di dunia merupakan sawah ladang yang harus dikelola sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan sebagai sarana mencapai kebahagiaan hidup di akhirat nanti. 39 Zainuddin, et. al., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm

BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM

BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM BAB II METODE PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Metode Pendidikan Islam Secara etimologi, kata metode berasal dari dua perkataan, yaitu Meta dan Hodos. Meta berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA (KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA (KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA (KONSEP TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM) A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Konsep Tujuan Pendidikan Islam Menurut Salim, konsep dari bahasa Latin cum dan accipere. Cum berarti dengan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo Jurnal Pendidikan IQRA Abstrak: Pendidikan Islam adalah proses pentransferan nilai yang dilakukan oleh pendidik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat maju pesat banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak keimanan. Ini terjadi disebabkan oleh akhlaq

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah maraknya budaya global yang patut diwaspadai. Fenomena tersebut merupakan akibat dari adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme teosentris, (Yogyakarta;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah sebuah agama yang komprehensif, menguraikan tentang kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara integral dan holistik. itulah Islam, agama yang mengatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar 87 BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar Abdul Malik Fadjar mengibaratkan Hubungan Islam dan pendidikan seperti dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia

Lebih terperinci

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Silibus 1. Tujuan dan matlamat pendidikan Islam 2. Falsafah dan Kurikulum Pendidikan Islam 3. Sejarah pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia serta meningkatkan prestasi belajar bagi siswa-siswa, berkembang sesuai dengan ajaran Islam dan mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia serta meningkatkan prestasi belajar bagi siswa-siswa, berkembang sesuai dengan ajaran Islam dan mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta meningkatkan prestasi belajar bagi siswa-siswa, terutama bagi siswa yang

Lebih terperinci

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM 1 KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, M.A. Disusun oleh: Abdul Ghofur NIRM. 016.11.10.2717

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika,

BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bab II, pasal 3, bukanlah merupakan tujuan pendidikan Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 78 BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Hubungan Konsep Rabbani dengan Kepribadian guru Sebagaimana telah dimaklumi bahwa pada hakikatnya seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) melalui kegiatan pengajaran. 1 Pendidikan merupakan sesuatu yang esensial

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Nuryani, M. IAIN Palopo Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak 1 Bab I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan individu sebagai manusia. Sehingga dapat hidup optimal, baik sebagai pribadi

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan yang wajar. Sebab, mau tidak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan Abstrak Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ini sangat dinamis dalam arti perjalanan kehidupan seorang manusia dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekelilingnya dan manusia belajar apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, yang dimulai sejak lahirnya ke dunia sampai kembali ke liang lahat, baik ilmu agama maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempati tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat Pendidikan merupakan proses pengembangan kreatif peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berkepribadian muslim, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ialah membelajarkan siswa yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap insan yang lahir ke dunia telah membawa potensi dasar berupa unsur jasmani, rohani, dan akal. Dan potensi tersebut dapat berkembang manakala ada perantaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadi sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul Dalam Islam, pendidikan mendapatkan perhatian yang sangat besar. Hal ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PRAGMATISME Dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Islam manusia adalah makhluk yang sangat mulia karena memiliki potensi dan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Al-qur an Hadis adalah mata pelajaran yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan pe dan akhiran an, mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci lagi penuh kelapangan, serta syariat yang lengkap dan meliputi segala aspek

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi seseorang. Dalam era globalisasi ini, ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam dirinya, faktor bawaan naluri itu ada yang sifatnya internal dan eksternal. Bawaan naluri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

Lebih terperinci