Selfi Ratnawati, Masjhudi, dan Sarwono Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Selfi Ratnawati, Masjhudi, dan Sarwono Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA SE-KOTA BANYUWANGI Selfi Ratnawati, Masjhudi, dan Sarwono Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran biologi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA se-kota Banyuwangi. Sekolah yang menjadi tempat penelitian berjumlah 8 sekolah dengan total responden 19 orang guru biologi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan program pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru adalah sangat baik dengan persentase 84.7% dan pelaksanaan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru adalah baik dengan persentase 79.6%. Kata Kunci: program, pelaksanaan pembelajaran, biologi, KTSP, Banyuwangi Tujuan pendidikan secara nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 ayat (1), tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan kurikulum. BSNP (2006:4) menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. BSNP (2006:4) menyebutkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, silabus dan RPP. Pada KTSP, pengembangan silabus dan RPP didasarkan pada potensi dan kondisi daerah masing-masing sekolah. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa peran guru bersifat menyeluruh pada kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai evaluasi pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran biologi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA se-kota 1

2 2 Banyuwangi. Penelitian tentang pengembangan program pembelajaran biologi yang disusun oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi meliputi tujuh indikator, yaitu (a) upaya guru dalam membuat perangkat pembelajaran; (b) komponen perangkat pembelajaran; (c) upaya guru dalam mengatasi kesulitan pada pembuatan perangkat pembelajaran; (d) komponen dan langkah-langkah pengembangan silabus; (e) pengembangan prota dan pengembangan promes; (f) komponen dan langkah-langkah pengembangan RPP; (g) upaya guru dalam memperoleh informasi tentang metode, pendekatan, dan model pembelajaran. Penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi meliputi sebelas indikator, yaitu (a) penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran; (b) kesulitan dalam penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran; (c) upaya guru dalam menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna; (d) penggunaan sumber belajar; (e) penggunaan media pembelajaran; (f) penggunaan sarana sekolah; (g) penggunaan bahan ajar; (h) pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran; (i) ciri-ciri soal dan tugas yang diberikan kepada siswa; (j) evaluasi (penilaian siswa); (k) pelaksanaan perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan perhitungan matematis dan bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan tentang pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru biologi di jenjang SMA se-kota Banyuwangi. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan angket penelitian dan wawancara terstruktur. Menurut Irawan (2012:1), metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Kuisioner sebagai instrumen utama dalam penelitian ini berupa angket penelitian dan pedoman wawancara terstruktur yang digunakan untuk mendapatkan data tertentu yang alamiah (bukan buatan). Sumber data pada penelitian ini adalah guru biologi di SMA se-kota Banyuwangi yang berjumlah 19 orang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Guru Tiap Sekolah dalam Penelitian No. Nama SMA/MA Jumlah Guru 1. SMA 17 Agustus 1945 Banyuwangi 1 2. SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi 2 3. SMA Miftahul Ulum Kabat Banyuwangi 1 4. SMA Muhammadiyah 1 Banyuwangi 1 5. SMA PGRI Banyuwangi 3 6. SMAN 1 Banyuwangi 3 7. SMAN 1 Giri, Banyuwangi 4 8. SMAN 1 Glagah, Banyuwangi 4 Total 19

3 3 Angket penelitian tentang pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang telah diberi skor (scoring) dapat disusun daftar skor masing-masing responden. Pengolahan data berikutnya adalah mendeskripsikan tiap deskriptor, indikator, dan variabel dalam penelitian, yaitu dengan membandingan skor yang diperoleh tiap responden dengan skor rata-rata harapan (Mh). Skor rata-rata harapan (Mh) diperoleh dengan rumus: = 2 Keterangan: (Ariani, 2006:19) Mh : skor rata-rata harapan Xrh : skor tertinggi harapan Xrt : skor terendah harapan Berdasarkan skor angket penelitian tentang pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran, selanjutnya dapat dihitung jumlah frekuensi responden pada masing-masing item kuisioner, persentase indikator, dan persentase deskriptor dengan rumus sebagai berikut. % = 100% Suatu distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar, yaitu tiga bagian berada di sebelah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga bagian berada di sebelah kanan (bertanda positif), sehingga nilai diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus (Azwar, 2003:106): = 6 Keterangan: : satuan deviasi standar populasi Xrh Xrt : skor tertinggi harapan : skor terendah harapan Setelah diperoleh perhitungan kualifikasi, selanjutnya hasil perhitungan tersebut diubah ke dalam bentuk persen agar diperoleh kualifikasi yang berlaku umum untuk deskriptor, indikator, dan variabel. Setelah diperoleh hasil kualifikasi dalam bentuk persen maka dapat ditentukan kualifikasi tiap deskriptor, indikator, dan variabel berdasarkan persentasenya. Kualifikasi hasil perhitungan dengan rumus tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

4 4 Tabel 2. Klasifikasi Rentangan Skor Observasi Kriteria Observasi Kriteria Teoritik Skor Variabel Skor Variabel A B Dalam bentuk persentase Kualifikasi Mh + 1,50( ) < X 87,75 skor 123,5 skor 81,25% < skor Sangat baik/sangat bervariasi/ sangat sesuai/ sangat memadai/ sangat paham/ tidak terhambat Mh + 0,50( ) < X Mh + 1,50( ) Mh - 0,50( ) < X Mh + 0,50( ) Mh - 1,50( ) < X Mh - 0,50( ) 74,25 < skor ,75 < skor 74,25 47,25 < skor 60,75 104,5 < skor 123,5 85,5 < skor 104,5 68,75% < skor 81,25% 56,25% < skor 68,75% 66,5 < skor 85,5 43,75% < skor 56,25% Baik/bervariasi/s esuai/memadai/p aham/ kurang terhambat Cukup baik/cukup bervariasi/ cukup memadai/cukup paham/cukup terhambat Kurang baik/kurang bervariasi/ kurang memadai/ kurang paham/kurang terhambat X Mh 1,50( ) Skor 47,25 Skor 66,5 Skor 43,75% Sangat kurang baik/sangat kurang bervariasi/ sangat kurang memadai/ sangat kurang paham/sangat kurang terhambat Keterangan: Mh : skor rata-rata harapan : satuan deviasi standar populasi X : skor Variabel A: pengembangan program pembelajaran Variabel B: pelaksanaan pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Program Pembelajaran Pengembangan program pembelajaran dalam penelitian ini meliputi 7 indikator yaitu (a) upaya guru dalam membuat perangkat pembelajaran; (b) komponen perangkat pembelajaran; (c) upaya guru dalam mengatasi kesulitan pada pembuatan perangkat pembelajaran; (d) komponen dan langkah-langkah pengembangan silabus; (e) pengembangan prota dan pengembangan promes; (f) komponen dan langkah-langkah pengembangan RPP; (g) upaya guru dalam memperoleh informasi tentang metode, pendekatan, dan model pembelajaran. Angket penelitian pengembangan program pembelajaran yang telah diberi skor (scoring) dapat disusun daftar skor masing-masing responden. Berdasarkan skor angket penelitian tentang pengembangan program pembelajaran dapat dihitung jumlah frekuensi responden pada masing-masing item kuisioner, persentase indikator, dan persentase deskriptor. Selanjutnya berdasarkan

5 5 perhitungan jumlah frekuensi responden, persentase deskriptor, dan persentase indikator dapat disusun grafik batang persentase masing-masing indikator pada pengembangan program pembelajaran, seperti pada Gambar 1 sebagai berikut. Persentase (%) Indikator Gambar 1. Grafik Batang Persentase Masing-Masing Indikator Pada Pengembangan Program Pembelajaran Keterangan: Indikator 1 : Upaya Guru Membuat Perangkat Pembelajaran Indikator 2 : Komponen Perangkat Pembelajaran Indikator 3 : Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Pembuatan Perangkat Pembelajaran Indikator 4 : Komponen Dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Indikator 5 : Pengembangan Prota Dan Promes Indikator 6 Indikator 7 : Komponen Dan Langkah-Langkah Pengembangan RPP : Upaya Guru Memperoleh Informasi Terkait Metode, Pendekatan, dan Model Pembelajaran Indikator pertama pada Gambar 1 menunjukkan upaya guru dalam membuat perangkat pembelajaran adalah bervariasi/baik dengan persentase 77.6%. Pengembangan perangkat pembelajaran dapat dilakukan guru dengan mengacu pada panduan KTSP. Jika guru merasa kurang mengerti dengan panduan KTSP, maka guru dapat mengembangkan komponen perangkat pembelajaran dengan berdiskusi bersama teman seprofesi satu sekolah atau antar sekolah, maupun berdiskusi pada forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua responden melakukan upaya dalam mengembangkan komponen perangkat pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru, dikemukakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan secara mandiri dan/atau berkolaborasi dengan MGMPS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah). Menurut BSNP (2006:15), pengembangan perangkat pembelajaran dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan. Indikator kedua pada Gambar 1 menunjukkan komponen perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah sangat baik dengan persentae 96.0%. Menurut panduan KTSP (BSNP, 2006:9) perangkat pembelajaran terdiri dari kalender pendidikan, silabus, dan RPP. Sebelum melakukan pengembangan RPP, guru dapat mempersiapkan Prota dan Promes.

6 Indikator ketiga pada Gambar 1 menunjukkan upaya guru dalam mengatasi kesulitan pembuatan perangkat pembelajaran adalah bervariasi dengan persentase 82.8%. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah membaca buku tentang panduan pengembangan perangkat pembelajaran, diskusi dengan teman seprofesi satu sekolah atau antar sekolah, berdiskusi dengan kelompok MGMP, atau bertanya pada ahli. Indikator keempat pada Gambar 1 menunjukkan tentang komponen dan langkah-langkah pengembangan silabus dengan persentase 94.5%, yaitu kualifikasinya sangat sesuai. Pada indikator keempat ada tujuh deskriptor, yaitu komponen dalam membuat silabus; langkah-langkah pengembangan silabus; unit waktu dalam silabus; indikator kompetensi yang dikembangkan dalam silabus; penggunaan indikator kompetensi; kesulitan dalam pengembangan silabus; dan komponen yang sulit dijabarkan dalam silabus. Muslich (2007:31) menjelaskan tentang format silabus paling tidak memuat sembilan komponen, yaitu identifikasi/kolom identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/alat/bahan. Menurut panduan KTSP (BSNP, 2006:16) menjelaskan bahwa langkah-langkah pengembangan silabus adalah mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar. Mulyasa (2010:206) menjelaskan bahwa alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan/kedalaman materi, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya. Pernyataan ini juga sesuai dengan BSNP (2006:18), penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Indikator kompetensi merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur dengan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator kompetensi dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi (BSNP, 2006:17). Menurut panduan KTSP oleh BSNP (2006:17), indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Selain itu indikator juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan sebagai dasar dalam mengembangkan tujuan pembelajaran. Indikator keempat pada Gambar 1 tentang pengembangan Prota dan Promes yang dilakukan oleh guru memiliki persentase 83.5% dengan kualifikasi sangat sesuai. Menurut Muslich (2007:41), sebelum menyusun RPP, ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan guru agar RPP yang disusun bisa efektif dan efisien, yaitu melakukan pemetaan kompetensi dasar per unit yang bertujuan memudahkan guru dalam melakukan pengembangan materi pembelajaran ketika menyusun RPP; melakukan analisis alokasi waktu yang bertujuan memudahkan 6

7 guru dalam penyebaran jam pelajaran pada setiap unit pelajaran; menyusun program tahunan dan/atau program semester yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Indikator kelima pada Gambar 1 menunjukkan tentang komponen dan langkah-langkah pengembangan RPP memiliki persentase 76.7% dengan kualifikasi baik. Pada indikator keenam ada 14 deskriptor, yaitu komponen dalam menyusun RPP; langkah-langkah pengembangan RPP; tujuan pembelajaran dalam RPP; isi dari materi ajar yang dipersiapkan guru; metode pembelajaran yang dipersiapkan guru; langkah-langkah kegiatan pembelajaran; sumber belajar yang dipersiapkan guru; media pembelajaran yang dipersiapkan guru; kesulitan dalam mengembangkan RPP; dan komponen yang sulit dijabarkan dalam RPP. Menurut Mulyasa (2010:239), format RPP berbasis KTSP sekurangkurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah, yaitu mengisi kolom identitas; menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan; menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun; merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi yang telah ditentukan; mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus; menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan; merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir; menentukan sumber belajar yang digunakan, menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, soal-soal, dan teknik penskoran (Mulyasa, 2010:222). Tujuan pembelajaran dalam RPP merupakan penjabaran dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi yang memuat rumusan ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree). Pada angket penelitian dapat diketahui bahwa isi dari materi ajar yang dipersiapkan oleh guru sudah cukup baik, yaitu isi materi ajar mengutip langsung dari buku dan disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi, namun kurang kontekstual, kurang memuat multidisiplin ilmu, dan kurang mengeksplor tentang potensi daerah. Metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab, simulasi, penugasan lapangan, demonstrasi, dan praktikum di laboratorium. Menurut BSNP (2006:18), sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Indikator ketujuh pada Gambar 1 adalah upaya guru dalam memperoleh informasi tentang metode, pendekatan, dan model pembelajaran memiliki persentase 81.5% dan kualifikasinya tergolong sangat bervariasi. Upaya yang dilakukan guru adalah mengikuti seminar atau workshop, membaca buku panduan tentang KTSP, mengikuti diskusi kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan mengakses dari internet. Berdasarkan perhitungan persentase indikator dapat dihitung rata-rata persentase variabel tentang pengembangan program pembelajaran. Hasil 7

8 8 perhitungan rata-rata persentase variabel tentang pengembangan program pembelajaran biologi yang disusun oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi diperoleh rata-rata angka 84.7% dengan kualifikasi sangat baik. B. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini meliputi 11 indikator, yaitu (a) penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran; (b) kesulitan dalam penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran; (c) upaya guru dalam menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna; (d) penggunaan sumber belajar; (e) penggunaan media pembelajaran; (f) penggunaan sarana sekolah; (g) penggunaan bahan ajar; (h) pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran; (i) ciriciri soal dan tugas yang diberikan kepada siswa; (j) evaluasi (penilaian siswa); (k) pelaksanaan perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Angket penelitian pelaksanaan pembelajaran yang telah diberi skor (scoring) dapat disusun daftar skor masing-masing responden. Berdasarkan skor angket penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran dapat dihitung jumlah frekuensi responden pada masing-masing item kuisioner, persentase indikator, dan persentase deskriptor. Selanjutnya berdasarkan perhitungan jumlah frekuensi responden, persentase deskriptor, dan persentase indikator dapat disusun grafik batang persentase masing-masing indikator pada pelaksanaan pembelajaran, seperti pada Gambar 2 sebagai berikut. Persentase (%) Indikator Gambar 2. Grafik Batang Persentase Masing-Masing Indikator Pada Pelaksanaan Pembelajaran Keterangan: Indikator 1 : Penerapan Metode, Pendekatan, Dan Model Pembelajaran Indikator 2 : Kesulitan Penerapan Metode, Pendekatan, Dan Model Pembelajaran Indikator 3 : Upaya Guru Dalam Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Bermakna Indikator 4 : Penggunaan Sumber Belajar Indikator 5 : Penggunaan Media Pembelajaran Indikator 6 : Penggunaan Sarana Sekolah Indikator 7 : Penggunaan Bahan Ajar Indikator 8 : Pelaksanaan Langkah-Langkah Pembelajaran Indikator 9 : Ciri-Ciri Soal Dan Tugas Yang Diberikan Kepada Siswa Indikator 10 : Evaluasi (Penilaian Siswa) Indikator 11 : Pelaksanaan Perbaikan Program Dan Kegiatan Pembelajaran

9 Indikator pertama pada Gambar 2 tentang penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran oleh guru biologi di SMA se-kota Banyuwangi menunjukkan persentase 78.9% dengan kualifikasi tergolong bervariasi/sesuai. Penerapan metode praktikum-diskusi atau demonstrasi-diskusi dikatakan sesuai dengan materi pembelajaran biologi, karena dalam proses kegiatan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bersikap ilmiah, dan mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (BSNP, 2006:167). Indikator kedua pada Gambar 2 adalah kesulitan dalam penerapan metode, pendekatan, dan model pembelajaran oleh guru menunjukkan persentase 39.4%, dengan kualifikasi tergolong tidak terhambat. Berdasarkan angket penelitian, kesulitan tersebut disebabkan karena kurang menguasai metode, pendekatan, dan model pembelajaran; perbedaan kemampuan masing-masing siswa; jumlah siswa yang terlalu banyak; perbedaan kesiapan belajar siswa; dan sarana yang tersedia di sekolah kurang memadai. Indikator ketiga pada Gambar 2 adalah upaya guru dalam menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna menunjukkan persentase 92.1% dengan kualifikasi tergolong sangat bervariasi. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna adalah menggunakan media pembelajaran, memaksimalkan pemanfaatan sarana sekolah, mengaitkan materi biologi dengan aspek agama, mengaitkan materi biologi dengan aspek lingkungan hidup dan potensi daerah setempat, dan meminta siswa untuk memberikan aplikasi dari materi yang dipelajari. Indikator keempat pada Gambar 2 tentang penggunaan sumber belajar oleh guru menunjukkan persentase 92.1% dengan kualifikasi tergolong sangat bervariasi. Sumber belajar yang dapat digunakan pada proses pembelajaran adalah buku paket/e-book, lingkungan sekolah, handout, buku lembar kerja siswa yang disusun oleh guru, dan pemanfaatan pelayanan internet. Selain sumber belajar tersebut, sebaiknya guru juga dapat mendatangkan narasumber langsung dalam kelas agar pembelajaran lebih berkesan dan juga menyenangkan. Indikator kelima pada Gambar 2 adalah penggunaan media pembelajaran oleh guru menunjukkan persentase 63.9% dengan kualifikasi tergolong cukup bervariasi/cukup terhambat. Media pembelajaran memiliki bermacam-macam pilihan, berdasarkan angket penelitian guru masih kurang dapat memvariasikan penggunaannya dalam proses pembelajaran. Karakteristik belajar siswa dalam satu kelas sangat beragam, hendaknya guru dapat melayani semua siswanya agar dapat belajar dengan baik, salah satunya adalah memvariasikan penggunaan media pembelajaran, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Indikator keenam pada Gambar 2 menunjukkan penggunaan sarana sekolah oleh guru memiliki persentase 70.6% dengan kualifikasi tergolong memadai/paham. Namun, perlu diketahui bahwa deskriptor tentang penggunaan sarana laboratorium oleh guru kualifikasinya kurang memadai. Berdasarkan angket penelitian rendahnya kualifikasi sarana laboratorium disebabkan karena alat dan bahan dalam laboratorium yang masih kurang lengkap dan kurangnya manajemen pengelolaan laboratorium. Sedangkan sarana perpustakaan sekolah memiliki kualifikasi cukup memadai. 9

10 Indikator ketujuh pada Gambar 2 menunjukkan penggunaan bahan ajar oleh guru memiliki persentase 85.5% dengan kualifikasi tergolong sangat bervariasi. Bahan ajar yang digunakan oleh guru dapat diambil dari materi pada buku paket/e-book, materi hand-out, dan substansi materi yang dikembangkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Indikator kedelapan pada Gambar 2 adalah pelaksanaan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menunjukkan persentase 75.9% dengan kualifikasi paham/sesuai. Pada indikator kedelapan ada empat deskriptor, yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir pembelajaran yang dilakukan guru; dan langkah-langkah pelaksanaan penilaian. Kegiatan awal pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mengecek kehadiran siswa, memberikan motivasi belajar kepada siswa, memberikan apersepsi, mengaitkan materi pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari, membahas ulang pengetahuan prasyarat, menyampaikan informasi awal dan/atau penjelasan tugas secara klasikal, dan penilaian awal (pretest). Menurut panduan KTSP dalam BSNP (2007:14), kegiatan pendahuluan (kegiatan awal pembelajaran) yang dapat dilakukan guru adalah menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan garis besar materi yang akan dipelajari; menyampaikan kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari materi; menghubungkan konsep biologi dengan disiplin ilmu lainnya; menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran; dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan percobaan, bermain peran, kegiatan pemecahan masalah, atau demonstrasi. Menurut panduan KTSP dalam BSNP (2007:14), pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan akhir pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah membimbing siswa untuk menyimpulkan dari kegiatan yang telah dilaksanakan, memberikan penguatan materi, memberikan tugas/pekerjaan rumah, melakukan posttest, dan mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Menurut panduan KTSP dalam BSNP (2007:14), kegiatan akhir pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah bersamasama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut 10

11 11 dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Urutan langkah-langkah dalam melaksanakan penilaian adalah memetakan SK dan KD, menentukan indikator, menentukan teknik penilaian, dan membuat alat penilaian dan penskoran. Indikator kesembilan pada Gambar 2 menunjukkan tentang ciri-ciri soal dan tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa memiliki persentase 67.1% dengan kualifikasi tergolong cukup paham. Berdasarkan angket penelitian, ciriciri soal dan tugas yang dibuat oleh guru hanya terkait dengan materi yang telah disampaikan, kekuranganya adalah belum mengaitkan dengan disiplin ilmu lainnya dan kurang mengaitkan dengan isu sosial masyarakat dan lingkungan/potensi daerah. Indikator kesepuluh pada Gambar 2 adalah evaluasi (penilaian siswa) menunjukkan persentase 71.2% dengan kualifikasi tergolong baik. Pada indikator kesepuluh ada 11 deskriptor, yaitu aspek penilaian yang digunakan guru; bentuk dan teknik penilaian yang digunakan guru; waktu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor; bentuk instrumen penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor; acuan KKM yang digunakan guru; strategi perbaikan pembelajaran yang diberikan bagi siswa yang belum tuntas belajar; dan program pengayaan yang diberikan bagi siswayang tuntas belajar lebih cepat. Aspek penilaian yang digunakan oleh guru adalah aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor), dan aspek sikap (afektif). Bentuk dan teknik penilaian yang dilakukan oleh guru, yaitu penilaian kinerja (performance), penilaian penugasan (project), penilaian hasil kerja (product), penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian portofolio. Berdasarkan panduan KTSP oleh BSNP (2006:17), sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator kompetensi ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. Sehingga, waktu penilaian dapat dilakukan, yaitu: pada saat proses pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran) setelah satu kompetensi dasar atau beberapa indikator (ulangan harian) setelah beberapa kompetensi dasar pada semester yang bersangkutan (Ujian Tengah Semester) setelah semua kompetensi dasar pada semester yang bersangkutan (Ujian Semester) setelah semua kompetensi dasar pada semester ganjil dan genap dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap (Ujian Akhir Semester/kenaikan kelas). Instrumen penilaian aspek kognitif yang dapat digunakan oleh guru adalah soal pilihan ganda, sebab-akibat, melengkapi (isian singkat), uraian objektif, uraian (esai), mencocokkan/menjodohkan, dan lembar observasi unjuk kerja. Instrumen penilaian aspek psikomotor yang dapat digunakan oleh guru adalah penilaian oleh teman, penilaian oleh diri sendiri, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Instrumen penilaian aspek afektif yang dapat digunakan oleh guru

12 12 adalah penilaian oleh teman, penilaian oleh diri sendiri, dan daftar cek sikap dan minat. Menurut panduan KTSP oleh BSNP (2006:11), ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi adalah 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Strategi perbaikan yang dapat dilakukan oleh guru adalah bimbingan pembahasan soal dan jawaban, tes ulang dengan soal yang sama, tes ulang dengan soal yang berbeda, pembelajaran ulang (reteaching), dan pengajaran alternatif, misalnya pemberian tugas untuk menambah nilai yang kurang. Program pengayaan yang dapat dilakukan oleh guru adalah menugaskan siswa yang tuntas belajar lebih cepat untuk membantu teman yang belum tuntas belajar, tugas membaca pokok bahasan tertentu, memberi materi tambahan, mengerjakan soalsoal latihan tambahan, atau memberikan tugas individu lainnya. Indikator kesebelas pada Gambar 2 adalah pelaksanaan perbaikan program dan kegiatan pembelajaran oleh guru menunjukkan persentase 93.4% dengan kualifikasi tergolong sangat paham. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, perbaikan program dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan apabila mengalami kegagalan (tidak efektif) dalam penerapan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah mengevalusi dan/atau merevisi dan/atau mengganti program, bahan, dan strategi belajar yang telah dilaksanakan. Berdasarkan perhitungan persentase indikator dapat dihitung rata-rata persentase variabel tentang pelaksanaan pembelajaran. Hasil perhitungan rata-rata persentase variabel tentang pelaksanaan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi diperoleh rata-rata angka 79.6% dengan kualifikasi baik. PENUTUP A. Kesimpulan Pengembangan program pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi berdasarkan tujuh indikator adalah sangat baik dengan persentase 84.7%. Pelaksanaan pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru di SMA se-kota Banyuwangi berdasarkan sebelas indikator adalah baik dengan persentase 79.6%. B. Saran Saran bagi guru adalah hendaknya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan mengoptimalkan upaya pengembangan program pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran pada proses perencanaan maupun upaya-upaya dalam mengatasi kesulitan, sehingga diharapkan pembelajaran dapat lebih baik. Saran bagi sekolah adalah menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran, khususnya kelengkapan alat dan bahan laboratorium untuk menunjang pembelajaran biologi agar lebih

13 13 baik. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian serupa dengan memadukan teknik pengumpulan data menggunakan angket penelitian, wawancara, dan observasi pelaksanaan pembelajaran langsung di dalam kelas. DAFTAR RUJUKAN Ariani, N.K.D Survai Implementasi Kurikulum 2004 Dalam Kegiatan Pembelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BSNP Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. BSNP Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Irawan, P Metode-Metode Penelitian Kuantitatif. (Online), ( diakses tanggal 22 Mei Mulyasa, E Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, M KTSP: Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. (Online), ( Sisdiknas.pdf), diakses 20 Januari 2013.

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

Terima kasih telah mengunjungi

Terima kasih telah mengunjungi PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 1) Linna Listia Diana Wahyu, 2) Endang Purwaningsih, 3) Asim Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KELAS X-3 SMA NEGERI 2 PAMEKASAN PADA MATA PELAJARAN FISIKA

STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KELAS X-3 SMA NEGERI 2 PAMEKASAN PADA MATA PELAJARAN FISIKA STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KELAS X-3 SMA NEGERI 2 PAMEKASAN PADA MATA PELAJARAN FISIKA Khalifatur Rahman Jurusan Fisika PRODI Pend. Fisika, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL H. Syaiful Sagala Abstrak Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) A. Pendahuluan Secara prinsip, silabus sebagai acuan pengembangan RPP dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK Kode: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati Jenjang Sekolah: T/P : 2/2 SMA/MA/SMA-LB/SMK I. Kompetensi 1. Memahami model kooperatif 2. Memahami model pembelajaran berbasis masalah 3. Memahami

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD Penulis: Supinah Pujiati Penilai: Wirdayani Bambang Nugroho Editor: Yuliawanto Lay out: Rina Kusumayanti Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan

Lebih terperinci

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed. RPP DAN MATERI PKGD Prodi PGSD Penjas FIK UNY 2011 Pendahuluan Agar guru mampu melaksanakan proses pembelajaran secara baik, ia harus menyusun RPP. Oleh karenanya, guru harus memiliki kemampuan untuk menyusun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Program Pembelajaran Fisika yang dibina oleh Bapak Dr. Wartono, M.Pd Oleh Aluk Khofidatul 110321419539 Debora Febbivoyna

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR A. BIODATA GURU YANG DISUPERVISI 1. Nama Guru Yang Disupervisi : 2. NIP / NBM : 3. Pangkat / Golongan : - 4. Jenis Kelamin : 5. Tempat, tgl lahir : 6. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Ria Mayasari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a Wahyu Deny Putra b Jurusan Politik dan Kewarganegaran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Hand out Seminar Pengembangan KTSP bagi Pengawas, Kepala Sekolah, Guru Kabupaten Donggala, Sulawesi Selatan 1 Desember 2007 Oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Novi Dwi Cahyanti * Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi Abdan SMP Negeri 2 Poso Pesisir, Kab. Poso ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Di sekolah, guru dan peserta didik memegang peranan penting dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Daftar Isi 2 I. PENDAHULUAN 3 A. Landasan 4 B. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan C. Pengertian 5 D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Silabus dan RPP Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan 2. Program Tahunan (Prota) 3. Program Semester

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus 5. Tahapan Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... 1 2 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KTSP

PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KTSP PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KTSP PAKET FASILITASI PEMBERDAYAAN KKG/MGMP MATEMATIKA Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1..1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Catatan Pengantar Pembelajaran K13 Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak

Lebih terperinci