PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Novi Dwi Cahyanti * Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Bonsay_luv88@yahoo.com Pembimbing (I): Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd. (II): Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd. ABSTRACT: The aims of this research are to describe (1) planning, (2) implementation, and (3) evaluation of teaching and learning on information reveal in the report form subject for the VIII Graders of SMP Negeri 8 Malang in 2011/2012 academic year. The data are in the form of information about plan, implementation, and evaluation of teaching and learning are obtained through interview, observation, and documentation study techniques. The research result includes: (1) the teacher arranges teaching and learning plan with MGMPS team; (2) the teacher establishes teaching and learning based on the education principles; (3) teaching and learning evaluation that is made by the teacher has not yet included teaching and learning aspect in whole. Key words: information reveal teaching and learning, activity report, writing and speaking teaching and learning. ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) evaluasi pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan di kelas VIII SMP Negeri 8 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Data berupa informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian meliputi: (1) guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim MGMPS; (2) guru melaksanakan pembelajaran mengikuti prinsip edukatif; (3) evaluasi pembelajaran buatan guru belum memuat aspek pembelajaran secara keseluruhan. Kata kunci: pembelajaran mengungkapkan informasi, laporan kegiatan, pembelajaran menulis dan berbicara. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan, seperti peningkatan kualitas guru, kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Dari komponenkomponen tersebut, guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan dan harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Hal ini dikarenakan di tangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, serta iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan karena guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. * Novi Dwi Cahyanti adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

2 Upaya perbaikan apa pun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula karena guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar-mengajar. Berdasarkan kondisi tersebut, guru dituntut memiliki kompetensi profesional, yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi, meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan (Mulyasa, 2008:10). Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru diharapkan berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, bermuatan nilai etika, estetika, logika, dan kinestetika, serta menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Terutama bagi pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam KTSP. Hal ini dikarenakan pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya, serta meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan mapun tertulis (BSNP, 2006:231). Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum mencakup materi kebahasaan dan materi kesastraan, serta memuat empat aspek keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik, yakni keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu dengan yang lain dan dikembangkan dengan porsi yang tepat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. Salah satu kompetensi yang diajarkan pada jenjang sekolah menengah pertama yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan. Kompetensi tersebut memuat dua aspek keterampilan, yaitu aspek berbicara dan aspek menulis. Standar kompetensi yang digunakan pada aspek menulis yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk, dengan kompetensi dasar menulis laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sedangkan standar kompetensi yang digunakan pada aspek berbicara yaitu mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan, dengan kompetensi dasar menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar. Kedua kompetensi dasar tersebut merupakan keterampilan berbahasa produktif yang diajarkan di kelas VIII pada semester satu, serta membutuhkan alokasi waktu pembelajaran yang lebih banyak daripada pembelajaran keterampilan berbahasa reseptif. Terkait dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 8 Malang tahun pelajaran 2011/2012.

3 METODE Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Malang dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai pengamat pasif. Artinya, peneliti hanya mengumpulkan data berdasarkan pengamatan di dalam kelas secara wajar sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi oleh pihak lain, supaya data yang diperoleh alamiah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Instrumen utama penelitian ini yaitu peneliti sendiri (human instrumen). Hal ini dikarenakan peneliti berperan penuh dalam proses penelitian, yaitu sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, hingga pembuat simpulan atas temuan penelitian. Untuk menghindari penyimpangan data dari rumusan masalah, maka penelitian ini juga menggunakan instrumen pendukung berupa pedoman analisis dokumentasi RPP, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Data penelitian berupa informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran diperoleh dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang ditujukan kepada guru dan peserta didik. Teknik pengamatan (observasi) digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran berupa gambaran realistik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh melalui wawancara. Adapun teknik studi dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan pembelajaran, berupa silabus dan RPP. Analisis data penelitian dilakukan terus menerus selama proses pengumpulan data di lapangan hingga setelah pengumpulan data berakhir. Analisis data selama proses pengumpulan data bertujuan untuk menentukan pokok permasalahan yang akan diungkap pada pertemuan berikutnya, membatasi peneliti mengumpulkan data yang kurang bermanfaat, dan menghindarkan peneliti dari adanya penumpukan data. Analisis data setelah pengumpulan data berakhir bertujuan mengorganisir dan mempelajari kembali semua analisis data yang sudah terkumpul. Adapun proses analisis data penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber, serta melakukan perpanjangan kehadiran dan ketekunan pengamatan. Data berupa silabus dan RPP dianalisis menggunakan pedoman analisis dokumentasi desain pembelajaran, sedangkan data berupa pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dianalisis menggunakan pedoman analisis pelaksanaan pembelajaran. HASIL Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara, guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS). Perencanaan pembelajaran yang disusun bersama tim MGMPS meliputi (1) program tahunan (prota), (2) program semester (promes), (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP dikembangkan lagi oleh guru disesuaikan dengan kondisi peserta didik di kelas, supaya pembelajaran lebih terarah, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik

4 dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Komponen silabus yang dikembangkan oleh guru menjawab kompetensi yang akan dikembangkan, beserta cara mengembangkannya pada peserta didik melalui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang dicantumkan ke dalam silabus. Materi pembelajaran yang dicantumkan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru terdiri atas pokok-pokok langkah kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Indikator di setiap kompetensi dasar yang dirumuskan disertai dengan implementasi pendidikan berkarakter. Adapun sistem penilaian yang terdapat pada silabus terdiri atas teknik, bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan. Sistem penilaian yang dirumuskan tersebut berbeda di setiap kompetensi dasar yang diajarkan. Kompetensi dasar menulis laporan menggunakan teknik tes tulis dengan bentuk instrumen berupa tes kemampuan menulis, sedangkan pada kompetensi dasar menyampaikan laporan secara lisan guru menggunakan teknik tes lisan dengan bentuk instrumen berupa tes kemampuan berbicara. RPP yang disusun oleh guru memuat indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Indikator keberhasilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional sehingga menggambarkan perilaku yang dapat diukur, namun masih terdapat kerancuan antara indikator dengan pengalaman belajar peserta didik. Indikator pendidikan berkarakter yang dirumuskan pada KD menyampaikan laoran secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar belum mencantumkan nilai pendidikan berkarakter berperilaku santun. Nilai pendidikan berkarakter tersebut perlu dicantumkan karena dalam menyampaikan laporan secara lisan, peserta didik dituntut untuk dapat berperilaku santun di depan kelas. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik, namun belum memuat semua indikator yang dirumuskan oleh guru, terutama pada KD menulis laporan. Materi pembelajaran yang dipaparkan dalam RPP secara keseluruhan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta disusun sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Metode dan media tersebut direncanakan berpusat pada peserta didik, disesuaikan dengan kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Skenario pembelajaran buatan guru yang tercantum dalam RPP meliputi tiga tahapan, yaitu (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Di setiap kegiatan yang dirumuskan disertai dengan metode pembelajaran yang bervariasi. Skenario pembelajaran tersebut dibagi dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu 4x40 menit. Skenario pembelajaran tersebut dirumuskan secara jelas dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Adapun rubrik penilaian yang direncanakan oleh guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran, serta tidak disertai kriteria penilaian yang jelas dan terukur.

5 Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan terdiri atas dua pelaksanaan pembelajaran, yaitu menulis laporan dan menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar. Masingmasing pelaksanaan pembelajaran tersebut terdiri atas (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII-H, tepatnya di ruang Bahasa Indonesia 3 (B3) karena SMP Negeri 8 Malang menggunakan sistem pembelajaran moving class. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mengikuti prinsip-prinsip edukatif, yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik aktif dalam membangun makna atau pemahaman materi. Sepanjang pengamatan peneliti, kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan meliputi (1) kegiatan membuka pelajaran dengan salam dan doa, (2) pengaturan tempat duduk sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) mengemukakan kompetensi pembelajaran, dan (4) melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan salam dan doa merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh guru untuk membuka pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan. Kegiatan tersebut bertujuan menanamkan nilai pendidikan berkarakter mensyukuri nikmat Tuhan pada diri peserta didik. Kegiatan pengaturan tempat duduk pada kegiatan pendahuluan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara memindahkan peserta didik yang berpotensi tidak memperhatikan pembelajaran ke deretan tempat duduk paling depan supaya peserta didik termotivasi untuk lebih memperhatikan pembelajaran. Adapun kegiatan apersepsi dilakukan oleh guru melalui teknik tanya jawab. Hal ini bertujuan menyelaraskan pemahaman yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai serta menumbuhkan pendidikan berkarakter berpikir cepat dan kritis. Kegiatan yang diabaikan oleh guru pada kegiatan pendahuluan yaitu kegiatan presensi. Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk turut aktif mengikuti berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi, serta aktif mengembangkan keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar baik secara individual maupun kelompok. Metode yang diterapkan oleh guru pada kegiatan inti meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik (penugasan pada KD menulis laporan), dan unjuk diri (penugasan pada KD menyampaikan laporan secara lisan). Metode pemodelan digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Metode inkuiri digunakan untuk melibatkan peserta didik menemukan prosedur, konsep, prinsip maupun karakteristik, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman secara mandiri berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai. Metode masyarakat belajar (Learning community) digunakan untuk melibatkan peserta didik mengintegrasikan kecakapan hidup dan melakukan kerja sama. Masyarakat belajar dapat tercipta apabila ada proses komunikasi dua arah dan diidentikkan dengan adanya kelompok belajar. Oleh karena itu, pada kegiatan inti guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk berkelompok dengan peserta didik yang lain. Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik dituntut untuk dapat berpikir kritis, bertindak kreatif, dan menghargai pendapat teman dalam sebuah kelompok.

6 Adapun metode praktik dan unjuk diri digunakan untuk membangun karakter berpikir kritis dan kreatif dengan menuangkan ide-ide dalam bentuk kerjasama. Media yang digunakan oleh guru dibedakan menjadi dua, yaitu (1) media visual dan (2) media audio visual. Media tersebut digunakan oleh guru supaya peserta didik dapat melakukan pengamatan, bertanya, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Media visual yang digunakan oleh guru dalam setiap pembelajaran berupa media tayang power point, LKS dan berbagai macam jenis laporan meliputi laporan pengamatan, laporan kegiatan, laporan penelitian, dan laporan perjalanan, sedangkan pada KD menyampaikan laporan secara lisan, guru menggunakan media audio visual berupa video. Penggunaan waktu kurang diperhatikan oleh guru pada kegiatan inti, sehingga pada kegiatan penutup yang seharusnya terdiri dari kegiatan refleksi diabaikan oleh guru. Guru hanya memberikan tugas lanjutan bagi peserta didik terkait dengan kompetensi yang sama untuk memeperdalam pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Bentuk penugasan yang serupa bertujuan meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang sudah dipelajari. Evaluasi Pembelajaran Teknik evaluasi yang digunakan oleh guru terdiri atas (1) teknik tes dan (2) teknik nontes. Teknik berbentuk tes digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan peserta didik, meliputi (1) aspek kognitif dan (2) aspek psikomotor. Bentuk instrumen yang digunakan pada tes menulis laporan yaitu (1) tes tertulis dan (2) tes perbuatan (performance test). Tes tertulis digunakan oleh guru untuk menilai aspek kognitif, sedangkan tes perbuatan (performance test) digunakan oleh guru untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan menulis). Penilaian tes tersebut menggunakan rubrik penilaian yang penilaiannya diberikan dalam bentuk angka. Adapun bentuk instrumen yang digunakan pada tes menyampaikan laporan secara lisan yaitu tes perbuatan (performance test). Tes tersebut digunakan untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan berbicara). Dalam pelaksanaannya, guru menyiapkan rubrik penilaian. Hal ini merupakan langkah kreatif guru untuk mengelola kelas, yaitu melibatkan peserta didik untuk melakukan peer assessment (penilaian antar teman). Teknik nontes yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan bertujuan menilai sikap, minat, dan kepribadian peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas. Bentuk instrumen yang digunakan oleh guru berupa pedoman observasi. Pedoman observasi tersebut diwujudkan dalam bentuk rubrik penilaian. Rubrik penilaian nontes yang digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran sedikit berbeda dengan rubrik penilaian nontes yang sudah direncanakan sebelumnya pada RPP. Kriteria penilaian nontes yang digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan berbentuk pernyataan sangat tampak, tampak, belum tampak, dan tidak tampak. Kriteria penilaian yang digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran tersebut lebih sesuai diterapkan pada penilaian teknik nontes, karena teknik nontes tidak memerlukan skor dalam penilaian. Hal ini dikarenakan penilaian nontes hanya dilakukan untuk menilai aspek afektif peserta didik selama mengikuti pembelajaran.

7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru melakukan tindak lanjut pada peserta didik yang tidak tuntas berupa kegiatan remidi. Kegiatan remidi diberikan pada peserta didik yang mendapat nilai di bawah SKM yaitu 75. Standar ketuntasan minimal tersebut ditentukan oleh guru bersama tim MGMPS. Kegiatan remidi hanya dilakukan oleh guru pada KD menulis laporan. Remidi dilakukan dengan memberikan tugas tersetruktur pada peserta didik yang harus dikerjakan di rumah, yaitu membuat laporan kegiatan berwawancara. Pada kegiatan remidi tersebut untuk mengantisipasi kebiasaan peserta didik yang suka terlambat mengumpulkan tugas remidi, guru memberikan batas waktu pengumpulan guna menanamkan karakter bertanggung jawab pada peserta didik. Sehingga peserta didik yang mengumpulkan tugas melampaui batas waktu yang ditentukan dianggap tidak memperbaiki nilainya dan tidak diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan remidi. PEMBAHASAN Perencanaan Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 8 Malang membuat perencanaan pembelajaran berupa prota, promes, silabus, dan RPP bersama tim MGMPS di awal tahun ajaran baru. Adanya tim MGMP di dalam lingkup sekolah sangat dianjurkan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Mulyasa (2010:37 38) bahwa dengan adanya MGMP di dalam lingkup sekolah dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai dengan KTSP yang menyebutkan bahwa pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka guru mengembangkan perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP disesuaikan dengan kondisi peserta didik di dalam kelas supaya pembelajaran lebih terarah, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Silabus buatan guru sesuai dengan prinsip pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan, sistematis, dan berkesinambungan (Majid, 2009:41). Hal ini dikarenakan komponen pada silabus yang dikembangkan oleh guru menjawab kompetensi yang akan dikembangkan beserta cara mengembangkannya pada peserta didik melalui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang dicantumkan di dalam silabus. Selain itu, komponenkomponen yang terdapat pada silabus saling berkaitan antara SK, KD, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sistem penilaian, dan sumber belajar. Tidak hanya itu saja karena materi pembelajaran yang dicantumkan dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. RPP buatan guru terdiri atas beberapa komponen meliputi (1) mencantumkan identitas mata pelajaran, (2) mengutip standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) merumuskan indikator, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) memaparkan materi pembelajaran, (6) menentukan metode/strategi pembelajaran, (7) menyusun skenario pembelajaran, (8) menentukan sumber belajar, (9) menentukan media pembelajaran, dan (10) menyusun perangkat penilaian pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2010:239) yang mengatakan bahwa format RPP berbasis KTSP sekurang-kurangnya memuat (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.

8 Indikator pada RPP terdiri atas indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Indikator keberhasilan yang dirumuskan oleh guru pada RPP dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional sehingga menggambarkan perilaku yang dapat diukur, walaupun masih terdapat kerancuan antara indikator dengan pengalaman belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Majid (2009:53) bahwa (1) indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan, dan respon yang dilakukan peserta didik, (2) indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dan (3) indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diukur sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat evaluasi. Adapun indikator pendidikan berkarakter yang dirumuskan oleh guru disesuaikan dengan SK dan KD yang akan diajarkan, serta dikembangkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru mengikuti prinsip pengembangan nilai karakter yang diungkapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010:19). Prinsip pengembangan nilai karakter tersebut meliputi (1) SK dan KD dikaji untuk menentukan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dicantumkan, (2) memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator, dan (3) mengembangkan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai. Materi yang dipaparkan oleh guru disesuaikan dengan KD yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Guru merumuskan skenario pembelajaran secara jelas dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Pada perencanaan evaluasi pembelajaran guru membuat soal dan rubrik penilaian, namun rubrik penilaian buatan guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pelaksanaan pembelajaran meliputi (1) kegiatan pendahuluan (kegiatan yang bertujuan untuk motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi), (2) kegiatan inti (kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi, serta kegiatan pembelajaran dengan berbagai media yang dapat mengembangkan pengalaman belajar guna mengembangkan kecakapan hidup peserta didik), dan (3) kegiatan penutup (kegiatan pembelajaran yang terdiri dari refleksi, penarikan kesimpulan, evaluasi, dan penugasan) (Depdiknas, 2007:41 42). Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh guru sedemikian rupa mengikuti prinsip kegiatan belajar mengajar yang bisa memberdayakan potensi peserta didik. Prinsip KBM tersebut terdiri atas (1) pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, (2) belajar melalui berbuat, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial, (3) belajar sepanjang hayat, dan (4) belajar mandiri dan bekerjasama (Muslich, 2008:48 51). Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru meliputi kegiatan salam dan doa, kegiatan pengaturan tempat duduk, kegiatan menyampaikan kompetensi

9 pembelajaran, dan kegiatan apersepsi. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan pernyataan Hasibuan dan Moedjiono (2010,74 75) bahwa pada kegiatan pendahuluan, guru harus mampu (1) menarik perhatian peserta didik dengan cara penggunaan gaya mengajar yang menarik, media pembelajaran, serta pola interaksi yang bervariasi, (2) menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik, (3) memberikan acuan berupa usaha memberi gambaran yang jelas kepada peserta didik, dan (4) membuat kaitan, artinya mengaitkan aspek yang relevan dengan hal yang dipelajari dengan cara guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dilaksanakan untuk memberikan kesempatan pada peserta didik aktif mengikuti berbagai metode pembelajaran meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik, dan unjuk diri, menggunakan berbagai media meliputi media visual dan audio visual, serta aktif mengembangkan keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar baik secara individual maupun bersama kelompok. Kegiatan tersebut sesuai dengan Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP (Depdiknas, 2007:41) yang menjelaskan bahwa kegiatan inti dalam sebuah pembelajaran terdiri dari (1) kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi, (2) kegiatan pembelajaran dengan berbagai media yang dapat mengembangkan pengalaman belajar menyenangkan, dan (3) pengembangan kecakapan hidup melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pada kegiatan penutup guru kurang mampu mengatur waktu yang sudah dialokasikan sebelumnya pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti sehingga pada kegiatan penutup guru mengabaikan kegiatan refleksi. Guru hanya memberikan penugasan pada peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman serta penguasaan terhadap kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya di dalam kelas. Hal ini tidak sesuai dengan Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP (Depdiknas, 2007:41 42) bahwa kegiatan penutup terdiri dari kegiatan refleksi, kesimpulan, evaluasi, dan penugasan. Dari beberapa temuan pada pelaksanaan pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik karena guru mampu mengelola kelas, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi pembelajaran, dan mengelola sumber belajar (Muslich, 2008:73). Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersifat interaktif dan komunikatif, artinya kegiatan pembelajaran tersebut bersifat multi-arah antara guru, peserta didik, dan sumber belajar. Evaluasi Pembelajaran Pada tahap evaluasi pembelajaran guru menggunakan teknik tes dan teknik nontes guna menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan pernyataam Sudjana (2005:113) bahwa teknik penilaian yang paling tepat untuk menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor terdiri atas teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes yang direncanakan digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik selama mengikuti pembelajaran.

10 Setiap teknik yang digunakan disertai dengan bentuk instrumen dan instrumen penilaian. Bentuk instrumen yang digunakan pada teknik tes yaitu tes tertulis dan tes perbuatan, sedangkan bentuk instrumen pada teknik nontes yaitu observasi. Dari pemilihan bentuk instrumen yang digunakan oleh guru pada teknik tes tampak bahwa guru masih melakukan kesalahan dalam melakukan penilaian berdasarkan karakteristik kompetensi dasar. Karena kompetensi dasar yang digunakan guru yaitu menulis laporan dan menyampaikan laporan secara lisan, maka bentuk instrumen yang digunakan seharusnya hanya tes perbuatan (performance test). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Purwanto (2010:110) bahwa kemampuan yang bersifat kognitif (ingatan dan pemahaman) dinilai melalui tes tertulis atau tes lisan, sedangkan tes perbuatan digunakan untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan). Setiap bentuk instrumen yang digunakan oleh guru disertai dengan rubrik penilaian. Cara yang ditempuh guru untuk memberikan penilaian berbeda di setiap teknik yang digunakan. Pada teknik tes guru memberikan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan pada teknik nontes guru memberikan penilaian dalam bentuk pernyataan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Purwanto (2010:109) yaitu di dalam sebuah penilaian terdapat dua cara yang dapat ditempuh yaitu cara kuantitatif diberikan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan cara kualitatif diberikan penilaian berbentuk pernyataan. Instrumen yang digunakan oleh guru diwujudkan dalam bentuk soal. Soal buatan guru disesuaikan dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Hanya saja instrumen tersebut tidak disertai dengan rubrik penilaian yang sesuai dengan rumusan indikator pembelajaran baik pada KD menulis laporan maupun pada KD menyampaikan laporan secara lisan. Hal tersebut dikarenakan rubrik penilaian buatan guru tidak disertai dengan kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Arifin (2011:6) bahwa pemberian penilaian tanpa disertai kriteria yang jelas dan terukur, bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi pembelajaran. Dari beberapa temuan pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa guru belum mengikuti prinsip-prinsip penilaian, seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011:52), yaitu (1) mendidik, (2) terbuka, (3) menyeluruh, (4) terpadu, (5) objektif, (6) sistematis, (7) berkesinambungan, (8) adil, dan (9) menggunakan acuan kriteria. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim MGMPS. Perencanaan pembelajaran tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh guru disesuaikan dengan kondisi peserta didik di dalam kelas. Silabus buatan guru disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan dikembangkan sesuai dengan prinsip pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan, sistematis, dan berkesinambungan. RPP yang disusun guru memuat indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Materi yang dipaparkan oleh guru disesuaikan dengan KD yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Selain itu, guru merumuskan skenario pembelajaran secara jelas

11 dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Adapun rubrik penilaian yang direncanakan oleh guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran, serta tidak disertai kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh guru pada tahap pelaksanaan pembelajaran yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan sedemikian rupa dengan mengikuti prinsip-prinsip edukatif yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik aktif dalam membangun makna atau pemahaman materi melalui metode yang bervariasi. Metode tersebut meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik (penugasan pada KD menulis laporan), dan unjuk diri (penugasan pada KD menyampaikan laporan secara lisan). Pada tahap pelaksanaan, guru juga menggunakan berbagai media yaitu (1) media visual, dan (2) media audio visual. Pada kegiatan penutup, guru tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan refleksi. Guru hanya memberikan tindak lanjut berupa penugasan, guna memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan pemahaman terkait dengan kompetensi yang sudah dipelajari. Pada tahap evaluasi pembelajaran, guru merencanakan teknik, bentuk, beserta instrumen evaluasi yang akan diterapkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menyampaikan informasi dalam bentuk laporan secara lisan maupun tulis. Setiap instrumen yang diterapkan pada teknik tes dan nontes disertai dengan rubrik penilaian. Akan tetapi, rubrik penilaian pada teknik tes yang digunakan oleh guru tidak disertai deskriptor aspek yang tepat dan mudah dipahami, serta kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Selain melakukan evaluasi pembelajaran, guru juga melakukan tindak lanjut berupa kegiatan remidi bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah SKM. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian di atas, disarankan kepada guru supaya (1) mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif guna meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran, (2) mengembangkan media yang relevan dan lebih bervariasi guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (3) mengalokasikan waktu secara proposional di setiap langkah dan metode pembelajaran, (4) memberikan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, (5) menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga kegiatan pembelajaran yang dirumuskan dapat tersampaikan sepenuhnya pada peserta didik, dan (6) memperdalam teori mengenai evaluasi pembelajaran khususnya dalam mengembangkan dan menjabarkan rubrik penilaian supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan supaya dapat mengembangkan teknik evaluasi, strategi maupun media pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik terkait dengan pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan.

12 DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zaenal Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Badan Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 (Standar Isi). Jakarta: Kemendiknas Depdiknas Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hasibuan, J.J dan Moedjiono Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan; Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, dan Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M Ngalim Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 Santi Sandra Dewi 1 Heri Suwignyo 2 Kusubakti Andajani 2 Email: santisandra.dewi@yahoo.com Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November, 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU DI KELAS VIII SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH Oleh Laila Rahmawati Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO Oleh Yuni Setiawati Iqbal Hilal Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yunisetiawati520@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas tahun

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

Oleh : Vira Ismis Kairat

Oleh : Vira Ismis Kairat PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG DI KELAS V SD Oleh : Vira Ismis Kairat Viraismiskhairat28@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka BAB V PEMBAHASAN Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah Kurikulum. Perubahan Kurikulum sekolah dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI DONGENG DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BAGI SISWA KELAS III SDN 2 MRANTI KABUPATEN PURWOREJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 Khoirum Radityawati 1, Suripto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Lebih terperinci

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah Reni Marlina Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, meningkatkan harkat dan martabatnya di tengah-tengah pergaulan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS Sanusi GURU SMP Negeri 10 Tambun Selatan Abstract: The researcher tries to solve problem of studying mathematic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU Oleh Kalisa Eviyana Iqbal Hilal Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : kalisaeviyana@yahoo.co.id Abstract The problem

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Marisa, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: Fernata_marisa@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Afiati Handayu Diyah Fitriyani Perpustakaan Islam dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Afiati.hdf@gmail.com 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG Nur Fitria Ardiyani 1 Imam Agus Basuki 2 Moch. Syahri 2 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 TELAAH PERANGKAT DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI SMA KELAS X DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 DAN 81 A TAHUN 2013 Pramisya Indah Cahyahesti, Sri Endah Indriwati,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar IMPLEMENTASI STRATEGI POINT-COUNTERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KARANGASEM I TANON SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG Oleh Klara Ken Laras Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: klarakenlaras6@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) Indri Pebiyani Hapsari 1), St.Y.Slamet 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No.449,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE KALPOKKALDUNG. Amin Setyorini 1) 1) SD Negeri TEPAS 2 ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE KALPOKKALDUNG. Amin Setyorini 1) 1) SD Negeri TEPAS 2 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN METODE KALPOKKALDUNG Amin Setyorini 1) 1) SD Negeri TEPAS 2 ABSTRAK Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (72-86)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (72-86) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (72-86) PEMBELAJARAN GAYA BAHASA (BASA RINENGGA) PADA SISWA KELAS VIII Lusi Ari Agustin E-mail: agustinariisul@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a Wahyu Deny Putra b Jurusan Politik dan Kewarganegaran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan agar

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 3 (2) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI METODE THINK TALK WRITE BERBANTUAN VIDEO Rahma Huda Putranto,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dan satra Indonesia ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai Bahasa Nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan Negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Mei Anggriani Aruan Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah di ajarkan mulai jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Maryanto ABSTRACT More than 60% of students in SMP Negeri 2 Pulosari

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA 113 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan temuan penelitian. Seperti yang ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

Oleh. Ayu Purnamasari Ni Nyoman Wetty S Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Oleh. Ayu Purnamasari Ni Nyoman Wetty S Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG Oleh Ayu Purnamasari Ni Nyoman Wetty S Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: Bayufirnanda23@yahoo.com

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 1 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA PADA MATERI SENI TARI DI SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG (Jurnal Penelitian) oleh Sayu Made Leni Listya Yani Pembimbing Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

Lebih terperinci

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

Keyword: CIRC, Learning, Phoem PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 SELANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE Septiana Ika Wulandari 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI SEKOLAH DASAR. Oleh Zaharni.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI SEKOLAH DASAR. Oleh Zaharni. 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI SEKOLAH DASAR Oleh Zaharni Email : Zaharni06@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Hendro Dwi Baskoro Hari Wahyono Nasikh ABSTRACT The purpose of this research

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh TYA SUSANTI SISWANTORO A. SUDIRMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII CI DI SMP NEGERI1 KOTA JAMBI Rustam* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT The purpose of this study is to determine the implementation

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci