hubungan percakapan, ataupun mengirim pesan melalui SMS, seiring perkembangan teknologi, kini telepon selular telah berkembang menjadi sebuah alat yan

Transkripsi

1 PEMBUATAN MODEL 3 DIMENSI SIMBOL PUSAT KERAMAIAN PADA APLIKASI ARMAP MENGGUNAKAN PERANGKAT MOBILE BERBASIS ANDROID Agris Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Model 3 dimensi dalam aplikasi ini merupakan modeling yang dibuat untuk membangun aplikasi Augmented Reality pada peralatan mobile yang berbasis Android, yang berupa simbolsimbol dari pusat-pusat keramaian. Modeling dibuat sesimpel dan semenarik mungkin sehingga mempermudah bagi para pengguna untuk mengenali modeling tersebut. Pada aplikasi ini akan diperlihatkan modelling 3 dimensi berupa simbol-simbol dari pusat-pusat keramaian seperti, Rumah Sakit, Pusat Pembelanjaan, Kantor Polisi, Bengkel, Pom Bensin, Bank, Stasiun, dan Universitas. Pembuatan modeling 3 dimensi ini dibuat untuk membangun aplikasi ARmap yang menggunakan perangkat lunak 3ds Max dan Cygwin. Kata Kunci : Model 3 Dimensi, Augmented Reality, Mobile, Android. I. PENADAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin hari semakin berkembang pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Pada saat ini teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sebagaian besar masyarakat di Indonesia. Dimana teknologi sekarang telah menjadi bagian dalam kegiatan sehari-hari kita, yang membatu kita untuk mendapatkan informasi-informasi atau data-data yang kita butuhkan. Seperti seperti pendidikan, pemerintahan, bisnis, hiburan dan bidangbidang lainnya. Telepon selular yang pada awalnya hanya diperuntukan untuk melakukan

2 hubungan percakapan, ataupun mengirim pesan melalui SMS, seiring perkembangan teknologi, kini telepon selular telah berkembang menjadi sebuah alat yang memiliki berbagai fitur dan fasilitas menarik, seperti aplikasi agenda, games, multimedia yang kaya akan grafik, teks, dan sound, hingga fasilitas yang memungkinkan koneksi secara wireless ke internet. Di sisi lain perkembangan telepon selular sangatlah pesat, hingga saat ini telah bermunculan berbagai macam operating system pada telepon selular mulai dari symbian, java, mac, dan yang terbaru sekarang adalah android. Perkembangan telepon selular yang berbasis android di indonesia terbilang masih sangat baru, karena baru tahun ini bermunculan berbagai macam produsen telepon selular memproduksi telepon selular yang berbasis android, dengan harga yang cukup terjangkau bagi masyarakat indonesia. Hal ini menuntut para pengembang teknologi untuk membuat aplikasi-aplikasi baru yang bertujuan untuk membantu kita dalam beraktivitas. Augmented Reality atau dapat disebut juga sebagai Kenyataan tertambah merupakan hal yang termasuk baru dalam bidang teknologi khususnya telepon selular. Augmented Reality adalah penggabungan antara dunia maya dan dunia nyata, yang dimana model 3 dimensi yang berada di dunia maya ditampilakan ke dalam dunia nyata. Augmented Reality dapat diterapkan diberbagai bidang, seperti pendidikan, pemerintahan, bisnis, hiburan, hingga dalam bidang sosial. Salah satunya diterapkan pada aplikasi mobile yang bertujuan untuk mempermudah jangkauan masyarakat pada Augmented Reality. Kota Depok merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yang letak geografisnya sangat berdekatan dengan ibukota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh karena itu kota Depok sudah menjadi bagian dari kesibukkan ibukota, dimana jalur kota Depok adalah penghubung antara kota Bogor dan Jakarta. Luas daerah kota Depok sendiri tidak terlalu besar yaitu 200,29 km2, karena kota Depok dahulu berdiri dari salah satu kecamatan di kabupaten Bogor, yang kemudian di statuskan menjadi kota Depok yang terpisah dari kabupaten Bogor. Maka dalam penulisan ini mencoba untuk memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada yaitu Pembuatan Model 3 Dimensi Simbol Pusat Keramaian Pada Aplikasi ARmap Menggunakan Perangkat Mobile Berbasis Android. Antara lain Rumah Sakit, Pusat Perbelanjaan, Kantor Polisi, Bengkel, Pom Bensin, Bank, Stasiun,

3 dan Universitas yang akan menampilkan model 3 dimensi sebagai simbol dari pusatpusat keramaian pada kota Depok. II. LANDASAN TEORI 2.1 Augmented Reality Augmented Secara umum Augmented Reality (AR) adalah penggabungan antara objek virtual dengan objek nyata. Sebagai contoh, adalah saat stasiun televisi, menyiarkan pertandingan sepak bola, terdapat objek virtual, tentang skor pertandingan yang sedang berlangsung. Menurut Ronald Azuma pada tahun 1997, Augmented Reality adalah menggabungkan dunia nyata dan virtual, bersifat interaktif secara real time, dan merupakan animasi 3D. Augmented Reality (AR) adalah sebuah istilah untuk lingkungan yang menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual yang dibuat oleh komputer sehingga batas antara keduanya menjadi sangat tipis. Sistem ini lebih dekat kepada lingkungan nyata (real). Karena itu, reality lebih diutamakan pada sistem ini. Sistem ini berbeda dengan Virtual Reality (VR), yang sepenuhnya merupakan Virtual Environment. Dengan bantuan teknologi AR (seperti visi komputasi dan pengenalan objek) lingkungan nyata disekitar kita akan dapat berinteraksi dalam bentuk digital (virtual). Informasi- informasi tentang objek dan lingkungan disekitar kita dapat ditambahkan ke dalam sistem AR yang kemudian informasi tersebut ditampilkan di dunia nyata secara real-time seolah-olah informasi tersebut adalah nyata. 2.2 Android Android merupakan sebuah sistem operasi terbuka yang diperuntukan untuk perangkat bergerak (mobile device). Dikembangkan oleh Open Handset Alliance yang terdiri dari pengembang software, hardware dan provider seperti Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T- Mobile, dan NVIDIA yang bertujuan membuat sebuah standar terbuka untuk perangkat bergerak (mobile device). Pada Juli 2005 Android telah diakuisisi oleh Google dan pada 5 November 2007 barulah secara resmi Android dirilis oleh Google. Dalam pengembangan aplikasi Android menyediakan Android SDK yang menyediakan tools dan API untuk para pengembang aplikasi dengan platform Android. Android menggunakan Java sebagai bahasa pemogramannya. 2.3 Pengenalan 3D Studio Max 2009 Java 3D Studio Max adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengolahan

4 grafik 2D dan 3D. Aplikasi ini membantu dalam pembuatan film, iklan, desain interior, dan arsitektur secara realistik dan atraktif. Dalam aplikasi ini memungkinkan pengguna melakukan proses pembuatan atau mendesain objek, pembuatan animasi, dan render sebagai hasil akhir berupa gambar maupun animasi. Kelengkapan fitur dan kemudahannya yang ada pada 3D Studio Max menjadikan aplikasi ini banyak digunakan dibandingkan dengan aplikasi lainnya. 3D Studio Max (kadangkala disebut 3ds Max atau hanya MAX) adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3-dimensi dan animasi, ditulis oleh Autodesk Media & Entertainment (dulunya dikenal sebagai Discreet and Kinetix. Perangkat lunak ini dikembangkan dari pendahulunya 3D Studio fo DOS, tetapi untuk platform Win32. Kinetix kemudian bergabung dengan akuisisi terakhir Autodesk, Discreet Logic. Versi terbaru 3Ds Max pada Juli 2005 adalah Cygwin Cygwin adalah sebuah command line Windows di steroid yang dapat menjalankan banyak, perintah linux berguna Unix atau Linux (ini cukup tua, dan juga terkenal di kala itu). Cygwin berada di lingkungan Unix-like dan meng-interface baris perintah untuk Microsoft Windows. Cygwin menyediakan integrasi asli aplikasi berbasis Windows, data, dan sumber daya sistem lainnya dengan aplikasi, perangkat lunak, dan data lingkungan seperti Unix. Oleh karena itu dimungkinkan untuk menjalankan aplikasi Windows dari lingkungan Cygwin, serta menggunakan alat Cygwin dan aplikasi dalam konteks operasi Windows. III. PERANCANGAN & PEMBUATAN 3.1 Analisis Masalah Aplikasi ARmap ini adalah salah satu media untuk mengetahui informasi pusat keramaian Kota Depok yang berada dijalurjalur protokol. Aplikasi ini memudahkan para pengguna jalan yang hendak mencari pusat keramaian tersebut berikut informasi yang dibutuhkan. Aplikasi ini merupakan aplikasi mobile yang memanfaatkan camera handphone untuk menampilkan modeling berupa simbol-simbol dari berbagai macam kategori yang telah ditentukan sebagai penanda dari pusat keramaian yang menyampaikan informasi-informasi yang disajikan dengan menarik dan mudah digunakan untuk semua kalangan. Proses pembuatan modeling ini menggunakan perangkat lunak 3ds Max

5 2009, serta pengkonversian modeling menjadi bentuk texture dan pengkonversian objek menjadi file header menggunakan perangkat lunak Cygwin. 3.2 Gambaran Umum Model 3 Dimensi Pada Aplikasi ini objek yang ditampilkan berbentuk 3 dimensi, yang dimana objek tersebut berupa simbolsimbol. Dan simbol-simbol tersebut sebagai penandaan untuk pusat keramaian yang telah ditentukan. Dalam pembuatan modeling sebagai simbol-simbol menggunakan perangkat lunak 3ds Max 2009, modeling simbol-simbol dibuat secocok mungkin dengan objek yang dimaksud. Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan : 1. Pusat Pembelanjaan ditandai dengan simbol keranjang dorong. 2. Rumah Sakit ditandai dengan simbol tempat tidur berikut dgn infusan. 3. Bengkel ditandai dengan simbol kunci pas baut atau kunci inggris. 4. Kantor Polisi ditandai dengan simbol papan reklame yang bertulisan polisi. 5. Pom Bensin ditandai dengan simbol mesin pompa bensin. 6. Bank ditandai dengan simbol uang koin berlogokan rupiah. 7. Univesitas ditandai dengan simbol topi toga berikut gulungan kertasnya. 8. Stasiun ditandai dengan simbol gedung stasiun. Tahap selanjutnya, objek-objek ini diubah menjadi gambar-gambar dalam bentuk texture. Dengan ukuran gambar 256x256 pixel dan dengan format gambar.png. 3.3 Pembuatan Modeling Pembuatan model 3 dimensi untuk aplikasi ARmap, penulis mencoba membuat beberapa objek berupa simbol-simbol pusat keramaian yaitu Pembuatan objek simbol pusat pembelanjaan, Pembuatan objek simbol rumah sakit, Pembuatan objek simbol bengkel, Pembuatan objek simbol kantor polisi, Pembuatan objek simbol pom bensin, Pembuatan objek simbol bank, Pembuatan objek simbol stasiun, dan Pembuatan objek simbol Pembuatan objek simbol universitas. 3.4 Perubahan Modeling Menjadi Bentuk Tekstur Dalam proses pengkonversian objek menjadi bentuk tekstur yang biasa disebut baking. Tekstur berukuran 256x256 pixel dan berformatkan.png. Objek yang dikonversi terlebih dahulu di Export kedalam bentuk.3ds, lalu di import kembali.3ds.

6 3.5 Pembuatan File Header dari Hasil Pembuatan Model 3 Dimensi Pada pengkonvesian ini, objek digunakan untuk membentuk file header yang berekstensi.h sebagai file header suatu objek pada pemograman C++. Dalam pengkonversian file yg di butuhkan dari objek yaitu file Waverfront (.obj). Maka sebelum mengkonversi objek menjadi file header, Export.3ds menjadi.obj besertakan nama filenya. untuk menyalakan lampu pada kamera, About menjelaskan gambaran umum aplikasi ARmap, Sedangkan pada Focus Modes terdapat empat submenu diataranya Auto Focus, Fixed Focus, Infinity, dan Macro Mode. Kembali pada Halaman Utama, yang dimana pada Halaman Utama arahkan kamera pada peta. Setelah Objek Terditeksi, maka muncul model 3 dimensi. Lalu dengan menyentuh objek tersebut, maka akan muncul Informasi Objek. IV. IMPLEMENTASI & ANALISI 4.1 Pengujian Interface Aplikasi Pada Tahap uji coba ini, dilakukan pengujian terhadap halaman utama dan menu aplikasi yang dirincikan dengan aluralur pada aplikasi ARmap. 4.1 Pengujian Interface Pada Gambar 4.1 menunjukkan penggunaan aplikasi ARmap yang benar. Pertama aplikasi akan memasukki Splash Screen, lalu memasukki Halaman Utama, pada Halaman Utaman terdapat tiga menu yaitu, Toggle Flash, About, Focus Modes. Fungsi dari ketiga menu tersebut adalah Toogle Flash 4.2 Uji Coba Penditeksian Objek Berdasarkan Jarak Kamera Pada Peta Pada tahap uji coba ini, dilakukan pengujian aplikasi ARmap terhadap peta kota Depok yang dilihat melalui satelit menggunakan fasilitas Google Maps. Dalam pengujian ini menggunakan kamera pada handphone dengan gambar peta, karena dalam pengujian ini sangat amat tergantung dengan jarak antara peta dan kamera. Seperti pada Table 4.1 Tabel 4.1: Penditeksian Objek Berdasarkan Jarak Kamera Pada Peta No. Skala Jarak Keterangan 1 20m/100m ±25cm

7 2 50m/200m ±14cm 3 100m/200m ±7cm Gambar 4.2 Pusat Perbelanjaan Dalam pengujian diatas, yaitu pengujian objek berdasarkan jarak antara kamera dengan peta. Pada percobaan pertama dengan skala 20m/100m objek akan terditeksi oleh kamera dengan jarak ±25cm, Pada percobaan kedua dengan skala 50m/200m objek akan terditeksi oleh kamera dengan jarak ±14cm, dan Pada percobaan ketiga dengan skala 100m/200m objek akan terditeksi oleh kamera dengan jarak ±7cm. Gambar 4.3 Rumah Sakit 4.2 Uji Coba Penditeksian Objek Berdasarkan Jarak Pada tahap uji coba ini, dilakukan pengujian untuk melihat hasil pembuatan model 3 dimensi pada aplikasi ARmap. Diantaranya Pusat Perbelanjaan, Rumah sakit, Kantor Polisi, Bengkel, Bank, Pom Bensin, Universitas, dan Stasiun. Gambar 4.4 Bengkel

8 Gambar 4.5 Kantor Polisi Gambar 4.8 Universitas Gambar 4.6 Pom Bensin Gambar 4.9 Stasiun Gambar 4.7 Bank V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terbentuknya model 3 dimensi pada aplikasi ARmap, yang dibuat berupa simbol-simbol pusat keramainan yang diantaranya adalah Rumah Sakit, Pusat Perbelanjaan, Kantor Polisi, Bengkel, Pom Bensin, Bank, Stasiun, dan Universitas. Dan terditeksinya model 3 dimensi pada aplikasi ARmap berdasarkan jarak antara kamera handphone dengan skala maksimal 100m/200m pada Google Map.

9 5.2 Saran Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Karena pembuatan model 3 dimensi dalam membangun aplikasi ARmap masih banyak kekurangan, diantaranya masih sangat awam dalam perancangan desain model 3 dimensi dan kurang sempurnanya hasil baking sebagai pewarnannya, sehingga model 3 dimensi yang tercipta masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu untuk kedepannya dengan harapan dapat menjadi acuan untuk dikembangkannya aplikasi ARmap dalam pembuatan model 3 dimensi sehingga dapat lebih bermanfaat dan menarik bagi pengguna.