BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yenny Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama kali ditemukan dan diciptakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, sedangkan komunikasi nirkabel ditemukan oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo Marconi. Teknologi komunikasi seluler semakin berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan oleh Ericsson di Belanda dan Skandinavia serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun, teknologinya yang masih analog membuat sistem tersebut bersifat regional, sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara). Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi seluler yang dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini mempelopori munculnya teknologi digital seluler yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication (GSM). GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi seluler untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dimulai pada awal kuartal terakhir 1992, karena GSM merupakan
2 6 teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk telepon seluler disepakati, dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan memerlukan pelayanan per-area yang cukup tinggi, sehingga kemudian dikembangkan DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 MHz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per-satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar telepon seluler, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala pada saat melakukan panggilan akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon seluler analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone), namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi seluler membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Berikut adalah 10 negara dengan jumlah pelanggan seluler terbesar di dunia pada kuartal 2 tahun 2008 menurut perhitungan Wireless Intelligent: 1. China (585 juta) 2. India (291 juta) 3. Amerika Serikat (259 juta) 4. Rusia (172 juta) 5. Brasil (134 juta) 6. Indonesia (116 juta) 7. Jepang (103 juta) 8. Jerman (103 juta) 9. Italia (90 juta) 10. Pakistan (86 juta)
3 7 Grafik negara dengan jumlah pelanggan seluler terbesar di dunia 2.2 Arsitektur Jaringan Telekomunikasi Sistem seluler harus mampu menampung sejumlah besar pelanggan dalam area geografis yang luas, tetapi dalam spektrum frekuensi yang terbatas. Hal ini menjadi masalah, karena dengan lebar spektrum frekuensi yang terbatas menyebabkan jumlah kanal frekuensi juga terbatas. Padahal, setiap percakapan memerlukan dua kanal yaitu kanal kirim dan kanal terima. Keterbatasan lebar spektrum frekuensi ini diatasi dengan membatasi jangkauan tiap BTS (Base Transceiver Station) menjadi satu area geografis kecil yang disebut sel Konsep Sel Untuk memasang jaringan telekomunikasi seluler pada suatu daerah, pertama kali dilakukan pemetaan atas daerah tersebut menjadi sejumlah wilayah kecil yang disebut sel. Setiap sel berbentuk hexagon (segi enam) yang saling berimpit satu sama lain, membentuk pola seperti sarang lebah yang melingkupi daerah tersebut. Ukuran wilayah sel umumnya bervariasi, tergantung pada keadaan topografi, kepadatan bangunan dan tingkat keramaian jalur komunikasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan sejumlah titik-titik sudut pada pertemuan antara tiga sel yang disebut sel site. Sel site merupakan lokasi pemasangan stasiun telekomunikasi radio seluler yang disebut base station.
4 8 Gambar 2.1 Konsep sel Arsitektur Jaringan GSM Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan GSM Dari gambar 2.2, bahwa secara garis besar sebuah jaringan GSM terdiri dari :
5 9 1. Mobile Station (MS) Mobile Station atau lebih dikenal dengan telepon seluler (HP) merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan. MS berfungsi untuk berkomunikasi dengan pelanggan lainnya. 2. Base Station Sub System (BSS) Base Station System (BSS) terdiri dari dua komponen utama, yaitu : a. Base Transceiver Station (BTS) BTS merupakan perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS, yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. b. Base Station Controller (BSC) BSC merupakan switching lokal untuk handover antara sejumlah BTS dan juga merupakan otak dari BSS. BSC mengontrol bagian terpenting dari jaringan radio. Antar BTS dan BSC dihubungkan oleh Abis interface. 3. Network Sub-system (NSS) Network Sub-system terdiri dari : a. Mobile Switching Center ( MSC ) MSC merupakan inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan dalam interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antara pelanggan seluler maupun antara seluler dengan jaringan telepon kabel PSTN ataupun dengan jaringan data, dan mengatur BSC melalui A-interface. b. Home Location Register ( HLR ) HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen. HLR bertindak sebagai memberikan informasi posisi pelanggan berada. c. Visitor Location Register ( VLR )
6 10 VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi sementara dari pelanggan, digunakan untuk pelanggan lokal dan yang sedang melakukan roaming. VLR diakses oleh MSC untuk setiap panggilan dan MSC dihubungkan dengan VLR. Satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC. d. Authentication Center ( AuC ) AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindari adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. e. Equipment Identity Register ( EIR ) EIR memuat data-data status pelanggan yang dibagi atas tiga kategori, yakni : Pelanggan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun (White List). Pelanggan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas (Grey List). Pelanggan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi (Black List). 4. Operation and Maintenance System (OMC) Operation and Maintenance System (OMC) merupakan subsistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management.
7 Teknologi GSM dan DCS Merupakan teknologi komunikasi seluler yang diklasifikasikan sebagai berikut: GSM 900 Pengalokasian spektrum frekuensi untuk GSM 900 awalnya dilakukan pada tahun Spektrum ini terdiri atas dua buah sub band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz-915MHz dan 935MHz- 960MHz. Sebuah sub band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub band yang lain sebagai frekuensi downlink. Karena konsekuensi logis dari kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi, biasanya sub band terendah dipakai untuk uplink, agar daya yang ditransmisikan oleh MS ke BTS (Base Transmitter Station) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub band yang satu lagi, kita perlu melakukan recharge baterai telepon seluler berulang kali. Gambar 2.3 alokasi frekuensi GSM DCS 1800 Seiring dengan evolusi GSM, diputuskan untuk menerapkan teknologi ini pada DCS (Digital Cellular System). Dalam implementasinya, penerapan teknologi ini dilakukan dengan memodifikasi frekuensi operasinya. Frekuensi 1710MHz-1785MHz untuk uplink dan 1805MHz 1880MHz untuk downlink.
8 12 Gambar 2.4 Alokasi frekuensi DCS Transmisi Transmisi adalah suatu sistem dalam telekomunikasi yang berfungsi sebagai penghubung antara titik asal ke titik tujuan, menyediakan jalur yang akan di lewati data-data untuk sistem telekomunikasi tersebut. Media transmisi biasanya menggunakan jalur microwave atau fibre optic, dengan teknologi PDH dan SDH. Media transmisi pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Bersamaan dengan perkembangan sentral analog (hanya menggunakan space switch), ditemukan sistem transmisi digital, dimana sinyal suara analog dari setiap line telepon dikonversikan menjadi bit-bit digital, kemudian dikirimkan dalam satu frame secara bersama. Berikut adalah sejarah singkat dari perkembangan transmisi digital : 1. Tahun 1970-an yaitu pengenalan PCM ke jaringan Telecom. 2. PCM-30 yang kecepatan bitnya yaitu 2,048 Mbps (disebut dengan E1). 3. Teknik multiplexing ke tingkat yang lebih tinggi melalui PDH. 4. Tahun 1980 awal mula perkembangan teknologi Kabel Optik. 5. Tahun 1985 Bellcore mengusulkan SONET. 6. Tahun 1988 diperkenalkan standar SDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
9 Pengertian PDH The Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut sejumlah besar data melalui jalur transportasi digital. Plesiochronous istilah berasal dari bahasa Yunani plesio, yang berarti dekat, dan chromos. Jaringan PDH berjalan dalam keadaan di mana bagian yang berbeda dari jaringan tersebut hampir disinkronkan, akan tetapi tidak begitu sempurna The European Primary System (PCM 30 Transmission System) Sistem transmisi PCM-30 yang kecepatan bitnya yaitu 2048 Kbps dan terdiri dari 32 timeslot, tetapi hanya 30 timeslot adalah untuk sinyal telepon, 2 time slot untuk sinyal tambahan. Standard ini lazim dioperasikan sebagai media transmisi yang menghubungkan setiap network elemen GSM. TDM mengkombinasikan 30 saluran telepon yang disampling dengan frekuensi 8 khz, menghasilkan 8-bit word setiap sampling. Selain 30 sinyal telepon (masing masing 8 bit) juga ditambahkan 2 x 8 bit untuk sinyal signaling dan supervisi. Jika setiap 8 bit disebut 1 time slot. Jumlah total adalah 8x32 = 256 bit. Karena pembentukannya berlangsung selama 125 microsecond, maka diperoleh jumlah total selama 1 detik, menghasilkan kecepatan 2048 kbps atau 2,048 Mbps. Saluran yang memiliki kapasitas 2,048 Mbps disebut saluran E1. Sistem transmisi PCM 30 banyak digunakan di Eropa, Australia, Amerika Latin, juga termasuk di Indonesia.
10 14 Gambar 2.5 Arsitektur Sistem Transport Primary Digital Multiplex PCM Transmisi Menggunakan Kabel Optik Gambar 2.6 Bagian-Bagian dari Kabel Optik Kabel optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi kabel optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) Pengertian SDH Synchronous Digital Hierarchy (SDH) adalah teknologi transmisi yang memiliki sinkronisasi clock dan kapasitas yang tinggi, yaitu STM-1 (63 El), STM-4 (4 x STM 1), STM-16 (4 x STM 4) dan STM-64 (4 x STM-16). Di banyak Negara, jaringan transmisi digital telah dikembangkan berdasarkan standar
11 15 bersama yang dikenal dengan nama Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH). Namun, PDH memiliki beberapa kekurangan di dalam memenuhi standar yang diinginkan. Kerugian yang paling utama adalah bahwa tidak ada standar untuk peralatan optik pada kecepatan transmisi PDH. Dengan demikian, peralatan transmisi fiber optik dari masing-masing produsen belum tentu memiliki antar-muka yang sama dan dapat dengan sinkron terhubung. Kemunculan standar baru SDH telah menggantikan standar PDH dan telah menjadi suatu multiplex hierarchy yang seragam di dunia. Selain itu, SDH memampukan transmisi secara sinkron. Pada mode synchronous, semua clock dalam jaringan akan berasal dari sumber yang sama yang disebut primary reference clock (PRC) sehingga akan meminimalkan adanya kesalahan yang pembacaan bit yang diakibatkan oleh perbedaan rate. Kemudian, keuntungan yang lain adalah adanya kompatibilitas peralatan transmisi optik dari berbagai vendor. 2.5 Perangkat yang digunakan Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk perangkat dan kecanggihannya, antaranya: FlexiHopper Radio PDH FlexiHopper radio PDH beroperasi di 7, 8, 13, 15, 18, 23, 26 dan 38GHz. FlexiHopper dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan komunikasi serta menyediakan koneksi misalnya untuk selular, jaringan fixed/dedicated
12 16 Dengan Nokia FlexiHopper memungkinkan link transmisi dapat dengan cepat dibentuk. Radio unit ini dapat diprogram dengan cepat dan mudah untuk memenuhi kapasitas yang berbeda dan persyaratan kualitas, yang memungkinkan penghematan biaya. Nokia FlexiHopper terdiri dari outdoor unit (OU) dan indoor unit (IU), yang hanya berupa colokan (plugs) untuk mendukung FIU 19, Ultrasite base station (FXC RRI), serta apapun 19 standar kabinet (FIU 19). Indoor unit dan outdoor unit terhubung menggunakan kabel Flexbus. Gambar 2.7 Nokia FlexiHopper Microwave Flexihopper Indoor Unit (FIU) 19 FIU 19, unit indoor dengan kapasitas inteface dari 4 x 2Mbps sampai dengan 16x 2Mbps. Sebagai standar, satu unit indoor mampu mendukung dua unit outdoor, tetapi sampai empat outdoor unit dapat dihubungkan dengan tambahan Flexbus interface plug-in unit. Gambar 2.8 FIU 19 (4 x 2Mbps)
13 17 Gambar 2.9 FIU 19 dengan Expansion Unit (16x2Mbps) FXC RRI Unit Satu FXC-RRI dapat mendukung hingga 2 unit outdoor. Modul ini dapat digunakan dalam MetroHub dan UltraSite. Gambar 2.10 RRI Plug in Unit PowerHopper Vario SDH PowerHopper digunakan pada frekuensi 6, 7, 8, 11, 13, 15, 18, 23, 26, 28, 29, 31, 32, dan 38 GHz disisi outdoor unit. Sisi indoor unit mempunyai interface fisik yang terdiri dari, interface utama (1 x STM-1, 2 x STM-1, 4 x STM-1 dan optikal atau electrical) dan interface tambahan. Gambar 2.11 PowerHopper Vario SDH Beberapa keuntungan menggunakan PowerHopper vario SDH antara lain : a. Dapat mengurangi biaya jaringan. b. Kapasitas jaringan sesuai dengan kebutuhan.
14 18 c. Mengoptimalkan jaringan setiap node. d. Mengintegrasikan ke beberapa jaringan. 2.6 Flexi Multiradio Felxi Multiradio bekerja pada frekuensi 2G GSM900, 3GGSM900, 2GGSM1800 dan 3G UMTS2100, dengan flexi multiradio ini kita hanya membutuh kan 1 buah RF module untuk transmit 3 sector sekaligus dengan kapasitas TRX sampai dengan 36 TRX untuk 2G, dan hanya membutuh kan 1 buah system module sebagai otak dari beberapa frekuensi band seperti 3G GSM900 dan UMTS2100, sehingga kita akan mendapatkan BTS yang lebih kecil. Gambar 2.12 perbandingan ukuran BTS Multiradio juga memiliki konsumsi power yang sangat kecil ini membutuhkan dengan konfigurasi 2G900 & 3G900 multiradio hanya membutuh kan konsumsi power 1075W bandingkan dengan teknologi terdahulu yang membutuhkan 2970W
15 19 Gambar 2.13 perbandingan power konsumsi BTS Atau kita juga bisa menyimak tabel konsumsi power dibawah Tabel 2.1 Power konsumsi data multiradio I Tabel 2.2 Power konsumsi data multiradio II
16 20 Multiradio ini juga compatible dengan perangkat BTS nokia atau pun sebelum nya sehingga dapat di gunakan langsung pada program upgrade ekspansi perangkat baru Gambar 2.14 Upgrade existing site dengan multiradio BTS 2.7 VSWR VSWR ( Vertical Standing Wave Ratio ) adalah tingkat ketidakseseuaian antara beban dan salauran transmisi pada antenna. Jika impedansi beban tidak sesuai dengan impedansi saluran, maka sebagian energi pada gelombang
17 21 datang akan dipantulkan kembali oleh beban / antenna sehingga lebih sedikit energi yang dipancarkan oleh antenna. Hal ini menimbulkan suatu gelombang pantulan yang berjalan kembali disepanjang saluran ke arah sumbernya. Nilai terbaik untuk VSWR adalah mendekati Multiradio Combiner Multiradio combiner adalah perangkat yang mengkombinasikan sebuah frekuensi range pada tingkat teknologi yang berbeda untuk dapat di transmisikan secara bersama-sama dalam kasus yang penulis bahas, multiradio combiner akan mengkombinasikan frekuensi 2G900 dan 3G900 sehingga dapat di pancarkan bersama dengan menggunakan 1 jalur feeder 2.9 Triplexer / Triple band combiner Triplexer adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengkombine beberapa frkuensi pada antenna line dan di salurkan hanya pada 1 antenna line, pada kasus yang akan penulis bahas triplexer berfungsi untuk mengkombine 18 feeder dengan 6 feeder membawa frekuensi 2G&3G 900, 6 feeder membawa frekuensi 2G 1800 dan 6 feeder membawa frekuensi U2100 menjadi hanya 6 feeder di dalam container, dan sebelum antenna triplexer akan berfungsi untuk memecah kembali frekuensi yang sebelum nya di combine menjadi 18 flylead dan akan di hubungkan ke RF antenna Triplexer yang di gunakan pada contoh kasus kali ini adalah triplexer dengan external DC stop, alasan di perlukan nya DC stop karena digunakan nya MHA pada antenna line frequency GSM900 dan MHA memerlukan DC power untuk menambah daya pancar, sedangkan pada antenna line frekuensi yang lain DC power tidak di perlukan bahkan dapat merusak antenna apabila dibiarkan dalam waktu yang cukup lama
18 22 Gambar 2.15 Spesifikasi Triplexer 2.10 Mast Head Amplifier Adalah perangkat yang di gunakan untuk menambah daya pancar suatu frekuensi sehingga coverage yang di pancarkan tidak terlalu kecil dan jauh dari frekuensi yang lain, dalam kasus penulis MHA di gunakan untuk menambah gain dari frequency GSM900 baik 2G atau pun 3G karena sebelum nya frekuensi GSM900 telah mengalami Loss sebanyak 0.5db.
19 23 Dalam penggunaan nya MHA memerlukan power DC, sehingga power DC akan di provide oleh RF module dan di pancarkan melalui flylead dan kabel feeder sampai ke MHA. Dengan adanya DC power yang di pancarkan oleh system module inilah diperlukan nya DC stop pada triplexer, sehingga DC power tidak akan di pancarkan / merambat pada feeder GSM1800 dan UMTS2100 karena dapat merusak antenna 2.11 Tri Band Antenna Merupakan alat pancar atau antenna yang dapat berfungsi pada 3 frequency berbeda pada saat bersamaan, frekuensi yang akan di bahas pada kasus penulis adalah GSM900, GSM1800 dan UMTS Di butuh kan Tri band antenna dalam kasus penulis sehingga kita hanya membutuh kan 1 buah antenna per sector nya dengan besar pancar horizontal 65deg / sector Ada 2 type antenna yang di gunakan pada kasus penulis yaitu powerwave 7780 dan Tongyu antenna, Antenna powerwave7780 memiliki ukuran yang sangat kecil untuk antenna dengan teknologi triband yaitu hanya 1.4m sehingga sangat memudah kan proses instalasi terutama pada tower bersama yang memiliki izin instalasi di area yang sangat sempit. Sedangkan antenna tongyu memiliki ukuran yang lebih besar ( walaupun masih termasuk kecil untuk sebuah Triband antenna ) yaitu 1.9m dengan gain yang lebih besar dari powerwave7780 yaitu dbi sedangkan powerwave7780 hanya dBi sesuai data tabel pada halaman berikut nya Tabel 2.3 Spesifikasi antenna Powerwave7780
20 24 Tabel 2.4 Spesifikasi antenna Tongyu 2.12 Antenna line Antenna line yang di maksud oleh penulis adalah semua komponen yang digunakan untuk memancarkan sinyal yang di produksi oleh modul RF sehingga
21 25 dapat diterima oleh perangkat penerima atau mobile station, perangkat yang di maksud oleh penulis berupa : 1 Jumper feeder ( ½ inch ), yang di bawah di pergunakan untuk menghubungkan module RF dengan MRC, MRC ke Triplexer dan Triplexer ke Feeder 2 MRC, yang di gunakan untuk meng kombinasikan sinyal 2G900 dengan 3G900 3 Triplexer, yang digunakan untuk meng kombinasikan sinyal GSM900, GSM1800, dan UMTS2100 ke dalam 1 jalur feeder 4 DC Stop, di gunakan untuk meredam power DC yang di produksi oleh RF module, agar tidak merusak antenna 5 Feeder kabel ( 7/8 inch apabila panjang yang di gunakan kurang dari 60m, 15/8 apabila panjang yang di gunakan lebih dari 60m ) digunakan untuk menyalurkan sinyal ke antenna 6 MHA, perangkat yang di gunakan untuk meningkat kan uplink sinyal GSM900 yang sempat memburuk karena proses peng kombinasian oleh MRC 7 Triband Antenna, Perangkat pemancar sinyal yang dapat bekerja pada frekuensi GSM900, GSM1800 dan UMTS2100 Pada halaman selanjutnya berikut proposal antenna line dan informasi besaran loss pada masing-masih komponen :
22 Gambar 2.16 Proposal antenna line beserta besaran loss 26
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
42 BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk memecahkan masalah yang ada maka diperlukan pengolahan dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, untuk menemukan suatu solusi yang tepat. Data-data tersebut
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciGambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
Lebih terperinciArsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinciBAB III LANDASAR TEORI
BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah sistematis seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS
Lebih terperinciBAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1
BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN
ANALISIS MODERNISASI + GSM SIEMENS DENGAN GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN Edward CLP. Pasaribu, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciMODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)
MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) Definisi Sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) adalah standar yang diterima secara global dalam komunikasi seluler digital. GSM adalah sebuah
Lebih terperinciPENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina
SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur
Lebih terperinciARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE
Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Antena merupakan elemen penting yang ada pada setiap sistem
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Antena Antena merupakan elemen penting yang ada pada setiap sistem telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless), tidak ada sistem telekomunikasi wireless yang tidak
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciSISTEM SELULAR. Pertemuan XIV
Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Telekomunikasi Bergerak 3G Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini berarti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal
Lebih terperinciGSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno
GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciJurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA
Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal 48-55 AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA ANALISA PERENCANAAN SITE BARU 3G APARTEMEN GANDARIA PT. XL AXIATA NUR RACHMAD, SYAH MAULANA IKHSAN 1 AKADEMI TELKOM
Lebih terperinciBluetooth. Pertemuan III
Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciBAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER
BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)
BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciPERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)
PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya ibowo (L2F606002) Abstrak Dunia komunikasi seluler sudah berkembang sedemikian pesatnya. Hampir setiap orang sudah memiliki handphone sendiri-sendiri.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sejarah Teknologi GSM Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 1979 ditetapkan bahwa frekuensi 860 Mhz 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi selular
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan
Lebih terperinciMemahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada
Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi
Lebih terperinciTeknologi Seluler. Pertemuan XIV
Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi
Lebih terperinciTelepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894)
TELEPON SELULER Telepon Seluler diyakini sbg gabungan teknologi telepon (Alexander Graham Bell, 1876) & Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894) Awalnya pada sistem telepon-radio, menggunakan
Lebih terperinciDAHLAN ABDULLAH
DAHLAN ABDULLAH dahlan.unimal@gmail.com http://www.dahlan.web.id Ada dua hal yang harus dipenuhi supaya mendapatkan akses komunikasi. 1. Kesamaan dalam pemahaman antara pemancar dan penerima. Bagian pemancar
Lebih terperinciKONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT
KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) 2.1.1 Definisi Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan
Lebih terperinciMultiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes
Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code
Lebih terperinciMULTIPLEXING DE MULTIPLEXING
MULTIPLEXING DE MULTIPLEXING Adri Priadana ilkomadri.com MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING MULTIPLEXING Adalah teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi.
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA 2.1 PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK Perkembangan telekomunikasi bergerak (biasa disebut sebagai sistem generasi) dimulai dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciKARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :
KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : 10.12.4809 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah mempersiapkan
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Ada yang memanfaatkan basis analog seperti AMPS
Lebih terperinci1.2 Arsitektur Jaringan GSM
1. Konsep Dasar Teknologi Selular System selular adalah system yang canggih sebab system ini membagi suatu kawasan dalam beberapa sel kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas
Lebih terperinciBAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM
BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. SPESIFIKASI INTERFACE FISIK DAN KELISTRIKAN... 2 2.1 Port Masukan Dan Port
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam
BAB II 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Mulai dari AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan
Lebih terperinciApplication of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication
Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication (Aplikasi dari Radio Over Fiber pada sistem komunikasi bergerak ) Abstrak Generasi masa depan ponsel sistem komunikasi harus mampu melayani
Lebih terperinciPowered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -
Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jarlokar Adalah jaringan transmisi yang menghubungkan perangkat terminal pelanggan dengan sentral lokal dengan menggunakan media radio
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau
7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem selular GSM GSM (global system for mobile communication) GSM mulanya singkatan dari groupe special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Lebih terperinciTeknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciBAB III MEKANISME KERJA
BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER
PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication)
Lebih terperinciOPTIMASI BTS MENGGUNAKAN ANTENA SEKTORAL SANDY KUSUMA/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
OPTIMASI BTS MENGGUNAKAN ANTENA SEKTORAL SANDY KUSUMA/0122149 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : sandy_oen@yahoo.co.id ABSTRAK Beberapa BTS
Lebih terperinciAUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
Makalah Seminar Kerja Praktek AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Fabianus Marintis Dwijayatno ( 21060110110067 ) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor
ISSN : 2088-9984 Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011 Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan
Lebih terperinciMAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL
MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL OLEH : 1.RAHMAT JALANI (D41110014) 2.MUH REZA ADRIAN (D41110256) 3.LORA GALA P (D41110284) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciFrequency Division Multiplexing
Multiplexing 1 Multiplexing 2 Frequency Division Multiplexing FDM Sinyal yang dimodulasi memerlukan bandwidth tertentu yang dipusatkan di sekitar frekuensi pembawa disebut channel Setiap sinyal dimodulasi
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), Ultrasite, Flexi EDGE, Flexi Multiradio
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS dan PEMBAHASAN TIPE BTS FLEXI MULTIRADIO PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Grace Karlina Permatasari (21060110120055), Achmad Hidayanto, ST, MT (196912211995121001) Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Dalam pembahasan arsitektur GSM ini dibahas mengenai Base Station Subsystem (BSS) dan Network Switching Subsystem (NSS). Berikut adalah arsitektur GSM. Gambar 2.1
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BACKHAUL GSM MELAUI SATELIT, TINJAUAN TEORI PORTER S 5 FORCE
BAB II DASAR TEORI BACKHAUL GSM MELAUI SATELIT, TINJAUAN TEORI PORTER S 5 FORCE 2.1 TEKNOLOGI BACKHAUL GSM MELALUI SATELIT 2.1.1 Arsitektur system GSM Tipikal Arsitektur Jaringan GSM yang telah disederhanakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) 900 MHz / DIGITAL COMMUNICATION SYSTEM
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS) dalam sistem seluler mobile, wilayah geografis besar operator tersegmentasi ke arreas mungkin lebih kecil, yang disebut sebagai sel. Setiap
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciAplikasi Multiplexer -8-
Sistem Digital Aplikasi Multiplexer -8- Missa Lamsani Hal 1 Multiplexer Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciMultiplexing. Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.
Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat
BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK 2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming..
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si
PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Seluler Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas
Lebih terperinci