BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem
|
|
- Fanny Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) Definisi Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem selular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut cell. Karakteristik GSM adalah pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan, serta pelanggan bisa dihubungi di mana saja dia berada. GSM memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan sistem non selular yaitu, kapasitas pelanggan yang lebih besar, cakupan area yang lebih luas, dapat melayani pelanggan yang sedang bergerak dalam area layanan, efisiensi penggunaan pita frekuensi Sejarah dan Perkembangan Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000
2 6 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara). Teknologi analog yang berkembang semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standarstandar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini mempelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM. GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM.
3 7 Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, teknologi telepon seluler diperkenalkan pada tahun 1984 dengan teknologi NMT. Pada era itu, telepon seluler masih berukuran besar, dengan berat kira-kira 0,5 kg. Pada tahun 1993, teknologi GSM mulai berkembang di Indonesia setelah distandarkan di Eropa pada tahun 1989 dan diluncurkan pada tahun Tahun selanjutnya, operator
4 8 GSM pertama di Indonesia, PT.Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) mengawali kegiatan bisnisnya di daerah Jakarta. Telepon seluler sudah mulai berukuran kecil dan harganya lebih terjangkau. Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan perkembangan GSM. Tabel 2.1 Perkembangan GSM Arsitektur Jaringan Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi Mobile Station (MS), Base Station Subsystem (BSS), dan Network SubSystem (NSS).
5 9 Gambar 2.1 Struktur Jaringan GSM 1. Mobile Station (MS) Merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas: a. Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. b. Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
6 10 1. IMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan. Tabel 2.2 Struktur IMSI MCC MNC HLR-ID Subsc. No Angka xxx xx xx xxxxxx Penomoran Indosat Nomor Max xxxxxx 15 Angka 2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan. Tabel 2.3 Struktur MSISDN CC NDC HLR-ID Subsc. No Angka xxx xx xx xxxxxx Penomoran Indosat Nomor Max xxxxxx 15 Angka Keterangan Tabel: - MCC (Mobile Country Code), merupakan identitas Negara dari STBS GSM. - MNC (Mobile Network Code), merupakan nomor identifikasi dari suatu STBS GSM yang berada dalam satu negara.
7 11 - HLR-ID (Home Location Register-Identity), merupakan nomor identitas database tempat menyimpan semua informasi tentang pelanggan. - Subsc. No (Subscriber Number), merupakan nomor pelanggan. - CC (Country Code), merupakan kode negara. 2. Base Station Sub-system (BSS) Merupakan kesatuan sistem yang bertanggung jawab mengatur transmisi sinyal elektromagnetik untuk membawa data dari MSC ke perangkat telepon bergerak. Base Station terdiri dari Base Station Controller (BSC) dan Base Transciever Station (BTS) yang juga dikenal dengan nama cell site atau lebih sederhananya sel. Sebuah BSC biasanya menangani satu atau lebih BTS dan bertanggung jawab menangani pelanggan saat berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Berikut ini merupakan bagian dari BSS dan fungsinya masing-masing. a. BSC (Base Station Controller) BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah switch berkapasitas besar. Beberapa BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC. Fungsi dari BSC: 1) Mengontrol beberapa BTS dibawahnya 2) Manajemen jaringan transmisi 3) Mengatur fungsi BSS
8 12 4) Penanganan koneksi MS seperti handover b. BTS (Base Transceiver Station) BTS merupakan transceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima yang menyediakan kanal pembicaraan, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. MS dan BTS dihubungkan dengan air interface. Dalam BTS terdapat Radio Base Station (RBS), yaitu suatu perangkat radio yang diperlukan untuk melayani satu atau lebih sel dalam suatu jaringan. Berikut fungsi BTS: 1) Mengecek dan mempertahankan hubungan dengan Mobile System (MS) 2) Mengirim (downlink) dan menerima (uplink) sinyal dari MS 3) Mampu melakukan enskripsi A5 algorithma c. Transcoder BSS juga mempunyai unit yang disebut sebagai transcoder, yaitu unit yang mengubah kecepatan speech dari 64 Kbps menjadi 16Kbps atau 8Kbps, 13+3Kbps dan 15,1+0,9 Kbps (pada full rate dan enhanced speech coder), ataupun 6,5+1,5 Kbps (half rate) pada setiap kanal. Transcoder ini dapat bergabung dengan BSC ataupun berdiri sendiri, sehingga memunculkan istilah istilah berikut.
9 13 1) Transcoder Controller (TRC), atau disebut juga stand alone TRC node. Biasanya, TRC diletakkan dekat MSC dan dikontrol oleh BSC. Sebuah TRC dapat terhubung ke 16 buah BSC. 2) BSC/TRC, suatu gabungan antara BSC dan TRC. Node jenis ini dapat menangani sampai dengan 1020 buah TRX dan dapat terhubung ke 15 buah BSC. 3) BSC, yaitu BSC yang berdiri sendiri atau tanpa TRC. BSC dapat menangani 1020 TRX pada GSM 900 atau GSM Network Sub-system (NSS) a. MSC MSC ini terhubung dengan BSC melalui A-interface. MSC mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain. Berikut fungsi MSC: Sebagai elemen sentral yang menyediakan fungsi switch dengan elemen GSM yang lain. Memperlihatkan Call Detail Record Menyediakan fungsi untuk data Terhubung dengan beberapa BSS Sebagai Gateway menuju network lain (pengiriman sms ke operator lain) Untuk network dengan IN (Intellegent Network), biasa disebut SSP (Service Switching Point)
10 14 b. VLR VLR berisi database sementara dari pelanggan yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari daerah lain. Setiap MSC terhubung dengan sebuah VLR, namun satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC. c. HLR Berisi database yang menyimpan informasi pelanggan dan informasi yang berhubungan dengan lokasi pelanggan. Memberikan informasi status tujuan, apakah aktif atau tidak. Jika dideteksi bahwa pelanggan aktif, maka HLR dapat berinisiatif memberikan informasi status pelanggan kepada SMSC. Bagian dari HLR adalah Authentication Center (AuC) dan Equipment Identity Register (EIR). AuC mengatur keamanan dan keauntetikan pelanggan. EIR menyimpan data dari ME atau data yang berhubungan dengan ME. 4. Operation and Support System (OSS) OSS merupakan suatu sistem yang berfungsi melakukan monitoring terhadap semua pelaksanaan teknis di lapangan serta mempunyai fungsi operasi dan maintenance jaringan GSM dengan menggunakan software. OSS dihubungkan ke elemen-elemen jaringan baik pusat, regional, dan lokal. Contoh dari elemen-elemen jaringan yang terhubung pada OSS adalah Mobile Switching Center (MSC), Base Station Controller (BSC), Visitor Location Register (VLR), Home
11 15 Location Register (HLR), Equipment Identity Register (EIR), Authentication Center (AuC), Mobile Intelligent Network (MIN). Adapun fungsi-fungsi yang dijalankan oleh OSS dapat dibagi menjadi tiga kategori yakni: a. Manajemen kegagalan (Fault management) Manajemen kegagalan bertujuan untuk memastikan kelancaran dari operasi jaringan dan proses koreksi yang cepat bila terdeteksi kesalahan pada jaringan. Manajemen kegagalan juga berperan memberitahukan operator status dari kondisi yang membahayakan pada jaringan serta mengelola database yang berisi tanda-tanda bahaya. b. Manajemen konfigurasi (Configuration management) Manajemen konfigurasi bertujuan untuk mengelola/meng-update informasi seputar konfigurasi dari komponen jaringan. c. Manajemen performansi (Performance management) Manajemen performansi bertujuan mengumpulkan data-data hasil pengukuran dari masing-masing komponen jaringan dan menyimpannya ke dalam sebuah database. Database yang ada nantinya digunakan untuk menganalisa performansi jaringan di lapangan apakah sesuai dengan performansi jaringan yang telah direncanakan.
12 16 OSS memiliki dua komponen pokok yaitu Network Management Center (NMC) dan Operation and Maintenance Center (OMC). Berikut penjelasan dari kedua komponen tersebut: a. Network Management Center (NMC) Berperan melakukan monitoring, operation, dan maintenance jaringan terutama pada hal-hal yang bersifat jangka panjang dan wide issues. b. Operation and Maintenance Center (OMC) Berperan melakukan monitoring, operation, dan maintenance jaringan tertutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat jangka pendek dan regional issues. OMC terbagi menjadi dua yakni: Operation and Maintenance Center Radio (OMC-R) dan Operation and Maintenance Center Switching (OMC-S). OMC-R berhubugan dengan BSS sedangkan OMC-S berhubungan dengan SS Interface BSS pada GSM Ada empat interface utama yang diterima dan dipancarkan oleh BSS yang digunakan untuk trafik dan signalling information. Interfaceinterface tersebut adalah A Interface, A-ter Interface, A-bis Interface, dan Air Interface. A Interface menghubungkan jalur informasi antara MSC/VLR dengan TRC, A-ter Interface antara TRC dengan BSC-BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS.
13 17 Pada dasarnya ada dua jalur pembangunan hubungan interface, yaitu: 2 Mbps PCM (E1) interface. Kanal fisik E1 terbagi menjadi 32 ts, masing masing dengan bit rate 64 Kbps. Ini adalah konfigurasi normal pada jaringan GSM 900 dan DCS ,5 Mbps PCM (T1) interface. Kanal fisik T1 terbagi menjadi 24 ts, masing masing dengan bit rate 64 Kbps. Ini adalah konfigurasi normal pada jaringan GSM Gambar 2.2 BSS Interface
14 18 1. Air interface Menggunakan teknik TDMA untuk jalur kirim dan terima serta pensinyalan informasi antara BTS dan MS. Teknik TDMA digunakan untuk membagi tiap-tiap pembawa menjadi 8 time slot. Besar frekuensi pembawa adalah 200 KHz. 2. A-bis interface Bertugas untuk pengiriman trafik dan pensinyalan informasi antar BSC dengan BTS. Protokol transmisi yang digunakan untuk mengirim informasi pensinyalan pada A-Bis Interface adalah Link Access Protocol On The D Channel (LAPD). 3. A Interface Menyediakan 2 tipe informasi, pensinyalan dan trafik antar MSC dengan BSS. Jalur bicara di transcoderkan di TRAU dan pensinyalan SS7 yang terhubung langsung ke TRC atau pada jalur berbeda ke BSC. 4. A-ter interface Merupakan jalur antara TRAU dan BSC. Pada TRAU jalur bicara ditranscodekan dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi dan 3 Kbps untuk pensinyalan informasi band Metoda Pengaksesan GSM 1. Frequensi Division Multiple Acces (FDMA) GSM adalah suatu sistem FDMA/ TDMA, yaitu kanal fisik digambarkan baik melaui frekuensi dan time slot. GSM juga adalah suatu sistem FDD, yaitu untuk uplink dan downlink menggunakan
15 19 frekuensi yang berbeda. Masing-masing cakupan frekuensi dibagi menjadi 200 khz frekuensi pembawa. Frekuensi pembawa ini diberi nomor dan dikenal dengan Absolute Radio Frequency Carrier Number (ARFCN) ditunjukkan pada Gambar 2.2. Masing-masing ARFCN disesuaikan dengan pasangan pembawa (1 untuk uplink dan 1 untuk downlink). Gambar 2.3 FDMA Pada GSM 2. Time Division Multiple Acces (TDMA) Seperti yang telah disebutkan, GSM menggunakan teknologi akses tidak hanya FDMA, tetapi juga TDMA yaitu kanal fisik yang terpisah satu sama lain oleh waktu. Ini berarti untuk alur radio antara antena MS dan BTS, setiap kanal mempunyai periode waktu pada frekuensi selama proses. Pemancar memancarkan gelombang elektromagnetis dan mengatur data pelanggan hanya pada periode time
16 20 slot dedicated. Masing-masing pancaran berlangsung ms (persisnya 15/26 ms) dan 8 pancaran berlangsung ms. Ada perbedaan macam pancaran untuk tujuan yang berbeda. Isi dari burst dapat bertukar-tukar, tetapi jangka waktunya masingmasing selalu sama. Dalam GSM, masing-masing 200 khz frekuensi pembawa diatur 8 kanal TDMA, yang juga digunakan seperti kanal trafik atau seperti kanal pensinyalan. 8 kanal ini mempunyai slot yang berhubungan dengan waktu untuk memancarkan atau menerima data. Oleh karena itu, setiap kanal fisik mempunyai hak untuk berproses setiap time slot kedelapan. Pengaturan 8 time slot seperti itu disebut frame TDMA. Gambar 2.4 Struktur dasar TDMA pada GSM Frame TDMA dikelompokkan ke dalam 2 jenis multiframe : 26 frame multiframe (4.615 ms x 26 = 120 ms) berisikan 26 frame TDMA. Multiframe ini digunakan untuk membawa kanal trafik dan berhubungan dengan kanal kontrol.
17 21 51 frame multiframe (4.615 ms x 51 = ms) berisikan 51 frame TDMA. Multiframe ini digunakan khusus untuk kanal kontrol. Struktur multiframe terdiri dari banyak bagian lebih lanjut ke dalam superframe tunggal jangka waktu 6.12 detik. Suatu superframe terdiri dari : 51 multiframe dari 26 frame 26 multiframe dari 51 frame Bagian terakhir dari level hirarki frame, terdiri dari 2048 superframe ( frame TDMA), adalah suatu hyperframe. Lama periode diperlukan untuk mendukung mekanisme enkripsi data GSM. Gambar 2.5 Struktur Frame pada GSM
18 Struktur Pengkanalan GSM Jalur yang biasa untuk membawa informasi antara MS dan BTS dikenal dengan nama kanal fisik (Physical channel) yaitu 8 time slot yang disediakan tiap ARFCN selebar 200 khz. Perbedaan pembawa informasi dalam kanal fisik diklasifikasikan sebagai kanal logika (Logical channel). Kanal logika dibagi menjadi 2 kategori, kanal kontrol (Control Channel) dan kanal trafik (Traffic Channel). Keduanya kemudian dibagi lagi, ada 2 tipe dari kanal trafik dan ada 3 kategori dari kanal kontrol dengan total ada 9 tipe kanal yang berbeda. Gambar 2.6 Struktur Kanal Logika pada GSM
19 23 1. Kanal Kontrol (Control Channel) Kanal kontrol membawa pensinyalan informasi yang digunakan oleh MS untuk mencari BTS, sinkronisasi dengan BTS, dan penerimaan informasi digunakan untuk pelaksanaan pembaruan panggilan. Ada tiga kategori dari kanal kontrol, yaitu: a. Broadcast Channels (BCH) Semua BCH ditransmisikan point to multi-point ke arah downlink. Frequency Correction Channel (FCCH) Menyediakan informasi koreksi frekuensi yang digunakan oleh MS. Synchronization Channel (SCH) Mengandung Base Station Identity Code (BSIC) dan angka frame TDMA digunakan untuk sinkronisasi MS untuk struktur frame dari BTS baru. Broadcast Control Channel (BCCH) Digunakan untuk menyiarkan informasi umum ke semua MS. b. Common Control Channels (CCCH) Semua CCCH dikirim point to point. Random Access Channel (RACH) Digunakan oleh MS untuk meminta akses ke sistem. Informasi RACH dikirim melalui uplink.
20 24 Paging Channel (PCH) Digunakan untuk page di MS. Informasi PCH dikirim melalui downlink. Access Grant Channel (AGCH) Digunakan untuk menandai SDCCH. Informasi AGCH dikirim melalui downlink. c. Dedicated Control Channels (DCCH) Semua DCCH dikirim secara point to point melalui uplink dan downlink. Stand alone Dedicated Control Channel (SDCCH) Membawa informasi pensinyalan selama call setup, autentikasi, pembaharuan lokasi, serta short messages service (SMS). Slow Assosiated Control Channel (SACCH) Mengirim panggilan kontrol data dan laporan pengukuran. Fast Assosiated Control Channel (FACCH) Membawa informasi pensinyalan yang penting dalam proses handover. Seperti pada pembahasan sebelumnya, bahwa kanal kontrol terdiri dari 51 frame TDMA. Dalam 1 time slot, 51 frame TDMA dibagi dan dialokasikan dengan berbagai kanal kontrol.
21 25 Ada beberapa kombinasi kanal kontrol dalam pemetaan kanal GSM, di antaranya yaitu: a. FCCH + SCH + BCCH + CCCH Gambar 2.7 FCH + SCH + BCCH + CCCH b. BCCH + CCCH Gambar 2.8 BCCH + CCCH c. FCCH + SCH + BCCH + CCCH + SDCCH/4(0..3) + SACCH/C4(0..3) SACCH yang berhubungan dengan SDCCH akan ditransmisikan secara berurut oleh multiframe selanjutnya. Setiap pengiriman SACCH hanya mendapatkan sebagian saja. Maka dalam satu multiframe SACCH0 dan SACCH1 dikirim, kemudian SACCH2 dan SACCH3 dikirimkan pada multiframe selanjutnya.
22 26 Gambar 2.9 FCCH + SCH + BCCH + CCCH + SDCCH/4(0..3) + SACCH/C4(0..3) Perlu diketahui bahwa multiframe downlink dan uplink tidak sejajar satu sama lain. Hal ini dilakukan sehingga jika BTS mengirimkan permintaan informasi ke MS, tidak harus menunggu seluruh multiframe untuk menerima informasi yang dibutuhkan. Uplink ini dikirimkan 15 frame TDMA setelah downlink. Misalnya, BTS mungkin mengirim permintaan otentikasi untuk MS pada SDCCH0 (downlink) yang sesuai dengan TDMA frame MS kemudian memiliki cukup waktu untuk memproses permintaan dan balasan pada SDCCH0 (uplink) yang segera mengikutinya pada TDMA frame d. SDCCH/8(0.7) + SACCH/C8(0. 7) Seperti kombinasi sebelumnya, SACCH yang bergabung dengan SDCCH akan ditransmisikan sebagian dan dilanjutkan pada multiframe selajutnya.
23 27 Gambar 2.10 SDCCH/8(0.7) + SACCH/C8(0. 7) 2. Kanal Trafik (Traffic Channel) Kanal trafik (TCH) membawa voice atau data. Adalah kanal - kanal yang disediakan untuk dipakai oleh pelanggan ketika melakukan hubungan telepon (voice). Jadi bila dalam satu sel terdapat 2 TRX, maka 16 TS yang tersedia setelah dikurangi 1 TS untuk BCCH dan 1 TS untuk SDCCH, sisanya akan menjadi kanal telepon yang digunakan pelanggan. Satu TS digunakan oleh satu pelanggan ketika melakukan hubungan telepon voice dan SMS, sedangkan untuk GPRS (data) memerlukan lebih dari 1 TS. Time slot yang dimanfaatkan ini kemudian akan menjadi sebagian kapasitas trafik satu BTS. Ada dua tipe dari TCH, yaitu full rate dan half rate. TCH dapat ditempatkan di time slot mana saja pada frekuensi manapun digambarkan di dalam sel. Full rate: Menangani encoding voice/data. 1 kanal untuk 1 orang (MS) dengan bitratenya 13 Kbps pada tiap time slotnya.
24 28 Dalam satu multiframe kanal trafik terdiri dari 26 frame TDMA. Masing masing terdiri dari 24 frame TCH, 1 frame untuk SACCH dan terkahir 1 frame idle. Gambar 2.11 Full Rate TCH Half rate: Dalam 1 kanal dapat digunakan 2 MS. Pemakaian satu time slot untuk dua pengguna ini masing- masing pelanggan mempunyai bit rate 6,5 Kbps. Dalam hal ini, kanal trafik akan ditransmisikan bergantian yang satu dengan yang lainnya dalam satu multiframe TDMA. Frame terakhir yang biasanya terdapat idle, akan digunakan oleh SACCH kanal half rate yang kedua. Gambar 2.12 Half Rate TCH
25 Konsep Trafik Telekomunikasi Trafik dan Satuannya Istilah trafik berasal bahasa Italia yang berarti kesibukan (business). Dalam teori, istilah trafik merujuk pada intensitas trafik. Menurut ITU-T, intensitas trafik dalam kumpulan resources atau sumber daya (misalkan trunk lines atau kumpulan server) didefinisikan sebagai jumlah resources yang sibuk pada waktu tertentu. Waktu ini merupakan waktu sesaat. Dari intensitas trafik sesaat ini (disimbolkan dengan fungsi n(t)), dapat dihitung intensitas trafik rata-rata Y(T) pada interval T tertentu, yaitu : Berikut ini adalah beberapa istilah trafik yang sering digunakan. 1. Offered traffic (A), yaitu beban trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke jaringan. Secara teoritis, offered traffic dapat dihitung jika diketahui intensitas panggilan λ (yaitu jumlah rata-rata panggilan per satuan waktu) dan rata-rata waktu pelayanan s. Untuk menghitungnya, digunakan rumus berikut:
26 30 Dengan µ = 1/s, yaitu laju pelayanan (service rate). Dari rumus di atas, terlihat bahwa satuan dari A tidak berdimensi. 2. Carried traffic (Ac = Y), yaitu trafik yang dapat dilayani sekumpulan resource pada selang waktu T. Carried traffic dapat didefinisikan juga sebagai waktu pendudukan total (total holding time) dari sejumlah panggilan per satuan waktu. Berdasarkan rekomendasi ITU-T, satuan dari besaran ini adalah Erlang (biasa disingkat E atau Erl), sebagai penghormatan kepada ahli matematika Denmark, A.K. Erlang ( ) yang menemukan teori trafik dalam sistem telepon. Satuan Erlang ini tidak memiliki dimensi. Jika diukur dalam periode T tertentu, maka didapatkanlah volume trafik. Misalkan, pengukuran dalam periode 1 jam (hour), maka satuan volume menjadi Erlang-hour (Eh). Secara teori, sebuah kanal hanya dapat melayani trafik maksimal sebesar 1 E dan tidak dapat melebihi jumlah kanal yang tersedia. 3. Lost traffic atau rejected traffic, yaitu selisih antara offered traffic dan carried traffic. Besaran lain yang berhubungan dengan trafik telekomunikasi adalah utilisasi. Utilisasi ini menyatakan berapa bagian waktu suatu server atau resource diduduki. Misalkan utilisasi suatu resource 78%. Hal ini berarti 78% dari waktu suatu resource diduduki, serta kosong untuk 22% selang waktu sisanya. Jika panggilan yang dilayani suatu resource adalah λ, waktu pelayanan s, dan kapasitas φ, maka utilisasi ρ dapat dihitung dengan:
27 31 Nilai ρ selalu berada dalam rentang 0 < ρ < 1 (atau 0 < ρ < 100%), seperti nilai carried traffic dalam sebuah kanal Variasi Trafik dan Pengukuran Jam Sibuk Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, trafik telekomunikasi pada umumnya bervariasi terhadap waktu. Variasi ini ada yang dapat diprediksi, misalnya variasi selama setahun, sebulan, seminggu, sehari, dan variasi pada saat-saat tertentu seperi saat hari raya. Namun, terdapat juga variasi yang acak sebagai akibat dari tindakan antar pengguna yang independen. Contoh variasi trafik dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.13 Variasi Trafik Terhadap Waktu
28 32 Agar menjaga performansi jaringan, harus dipastikan bahwa resource jaringan cukup untuk melayani beban trafik yang akan dilayani. Untuk itu, diperlukan suatu estimasi beban trafik dari trafik yang bervariasi. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan konsep jam sibuk (busy hour), yaitu selang waktu kontinu 1 jam di mana hasil pengukuran menunjukkan volume trafik terbesar. Ada berbagai metode untuk mengukur trafik pada jam sibuk, misalnya Average Daily Peak Hour (ADPH), Time Consistent Busy Hour (TCBH), dan Fixed Daily Measurement Hour (FDMH) Konsep Blocking dan Grade of Service (GoS) Dalam sistem telekomunikasi, dibutuhkan biaya peralatan yang sangat mahal jika menginginkan setiap pelanggan dapat saling berhubungan dalam waktu yang bersamaan. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan sumber yang ada secara bersamaan (sharing). Dengan demikian, biaya yang diperlukan akan lebih murah. Meskipun demikian, timbul permasalahan lain akibat adanya sharing ini. Mengingat tidak semua pelanggan dapat saling berhubungan dalam waktu yang bersamaan, terdapat kemungkinan suatu panggilan harus menunggu terlebih dahulu atau mengalami blocking (kegagalan panggilan). Kedua hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan pada pelanggan. Ketidaknyamanan yang dialami oleh pelanggan ini dapat dinyatakan dengan:
29 33 1. Call congestion B, yaitu peluang suatu panggilan mengalami loss atau blocking. Dengan kanal yang terbatas sejumlah n dan offered traffic A, maka B dapat dihitung dengan: 2. Time congestion E, yaitu peluang n buah kanal sibuk pada waktu tertentu yang dapat dihitung dengan: 3. Traffic congestion C, yaitu berapa bagian offered traffic mengalami loss. Jika intensitas panggilan independen terhadap state, maka nilai C = E = B. Resource yang terbatas harus cukup untuk melayani pelanggan sehingga kemungkinan terjadinya blocking dapat diminimalkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu besaran yang dapat mengukur kecukupan suatu resource yang digunakan. Berdasarkan ITU-T Recommendation E.600, besaran ini dinamakan Grade of Service (GoS). Dari parameter call congestion B, time congestion E, dan traffic congestion C, besaran yang seringkali digunakan untuk menyatakan GoS adalah call congestion B (disebut juga Erlang-B). Semakin rendah nilainya, berarti probabilitas
30 34 blocking akan turun sehingga meningkatkan kenyamanan pelanggan. Dalam tulisan ini, akan digunakan call congestion B sebagai parameter GoS.
BAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciBAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM
BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini
Lebih terperinciModul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler
Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler Faculty of Electrical and Communication Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 Modul 9 Arsitektur Seluler Interface pada GSM MSC Transcoder BSC
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN
TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler GSM Sistem komunikasi bergerak seluler adalah sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat
BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK 2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming..
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data
DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Ada yang memanfaatkan basis analog seperti AMPS
Lebih terperinciArsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Global System for Mobile comunication (GSM) Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam
BAB II 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Mulai dari AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA 2.1 PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK Perkembangan telekomunikasi bergerak (biasa disebut sebagai sistem generasi) dimulai dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem selular GSM GSM (global system for mobile communication) GSM mulanya singkatan dari groupe special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Zulfahmi NIM : 41405110049 Program
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Pada dasarnya jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama yang memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, yaitu : Switching
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...x
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciPEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER
PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan
BAB II LANDASAN TEORI Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)
BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciMODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)
MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM) Definisi Sistem global untuk komunikasi mobile (GSM) adalah standar yang diterima secara global dalam komunikasi seluler digital. GSM adalah sebuah
Lebih terperinciGSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno
GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah
Lebih terperinciBAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER
BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER 2.1 Radio Sub System (RSS) Area yang diliput oleh sistem komunikasi bergerak dibagi dalam berbagai cell. Tiap cell memiliki Base Transceiver Station (BTS) yang menjamin
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM
ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM Putrantyono, Imam Santoso, Sukiswo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto,SH,
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR GSM
BAB II KONSEP DASAR GSM 2.1 Perkembangan GSM Tahun Perkembangan 1982 -Terbentuk badan kelompok kerja GSM (Group Special Mobile) melalui Conference of European Posts and Telegraphs (CEPT) dengan liputan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM.
BAB II TEKNOLOGI GSM 2.1. Perkembangan Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang diterima secara global untuk komunikasi selular digital. GSM adalah nama group standardisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bergerak (mobile communication) mulai dirasakan perlu sejak orang semakin sibuk pergi kesana kemari dan memerlukan alat telekomunikasi yang siap dipakai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama
Lebih terperinciSISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM
SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM Dedi Saut Martua Gultom 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,
Lebih terperinciOleh : Budi Nugroho ( L2F )
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK LOCATION UPDATE DAN MOBILE TERMINATING CALL YANG MELIBATKAN HLR ERICSSON Oleh : Budi Nugroho ( L2F007022 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor
ISSN : 2088-9984 Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011 Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan
Lebih terperinciSISTEM SELULAR. Pertemuan XIV
Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan Operator.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua instrumen telekomunikasi bergerak menggunakan teknologi yang berbasis selluler. Sistem Telekomunikasi bergerak berbasis selluler menawarkan
Lebih terperinciBAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)
BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciTugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM
Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM Diajukan Oleh : Muhammad Nurdin NIM : 41405110058 Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Dalam pembahasan arsitektur GSM ini dibahas mengenai Base Station Subsystem (BSS) dan Network Switching Subsystem (NSS). Berikut adalah arsitektur GSM. Gambar 2.1
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciMultiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes
Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code
Lebih terperinciPENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina
SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PROTOKOL KOMUNIKASI
BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan
Lebih terperinciBAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.
17 BAB III KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 3.1. Definisi MSC ( Mobile Switching Center ) Secara umum, fungsi MSC adalah mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Jaringan Dasar GSM (Global Service for Mobile Communication) Gambar 2.1 Hirarki Dasar GSM Pada dasarnya GSM yang melayani dan menyambungkan satu pelanggan ke pelanggan
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinci- 3 - BAB II ISI MAKALAH
- 3 - BAB II ISI MAKALAH I. Pengenalan Teknologi 2G dan 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang sangat pesat, teknologi ke 2 ini bernama 2G yang biasa di sebut dengan GSM (Global System
Lebih terperinciKegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 1, No. 1, November 2009 33 Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM) Ulfah Mediaty Arief Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION
JETri, Volume 9, Nomor 2, Februari 2010, Halaman 13-24, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION Suhartati Agoes & Nelly* Dosen
Lebih terperinciMemahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada
Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi
Lebih terperinciBluetooth. Pertemuan III
Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi
Lebih terperinciUniversal Mobile Telecommunication System
Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang
Lebih terperinciJurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA
Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal 48-55 AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA ANALISA PERENCANAAN SITE BARU 3G APARTEMEN GANDARIA PT. XL AXIATA NUR RACHMAD, SYAH MAULANA IKHSAN 1 AKADEMI TELKOM
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Antena merupakan elemen penting yang ada pada setiap sistem
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Antena Antena merupakan elemen penting yang ada pada setiap sistem telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless), tidak ada sistem telekomunikasi wireless yang tidak
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)
REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id Besaran Trafik Satuan Trafik Variasi Trafik Jam Sibuk REVIEW Jenis Trafik Circuit Switch REVIEW Jenis Trafik Packet
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA. ANALISIS DIMENSIONING TRAFIK MSS (Studi Kasus pada MSS SEMARANG 2 PT Telkomsel Regional Jawa Tengah) TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DIMENSIONING TRAFIK MSS (Studi Kasus pada MSS SEMARANG 2 PT Telkomsel Regional Jawa Tengah) TESIS FAJAR RAHAYU IKHWANNUL MARIATI 0806424352 PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE
ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE Imelda Sricavitry Sihaloho, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto
TUGAS AKHIR ANALISA ALARM 7745 (CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINED THRESHOLD) PADA BTS ( BASE TRANSCEIVER STATION ) NOKIA ULTRASITE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMANSI TRAFIK DI BTS TERSEBUT. Disusun
Lebih terperinci: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM
Jurnal Teknik Elektro, Desember 2008 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rancang Bangun Simulasi Enkripsi Pada Komunikasi GSM Permadi Hudoyo Junramdlan Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan
Lebih terperinciTeknologi Seluler. Pertemuan XIV
Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah mempersiapkan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.
Makalah Seminar Kerja Praktek SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk. SEMARANG Oleh: Paskah Handikardo Benjamin Nainggolan (L2F007062) Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciPERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT SGSN R7 (SERVING GPRS SUPPORTING NODE) SEBAGAI MEDIA PENGHUBUNG DALAM LAYANAN GPRS Mochamad Nur Taufiq ( L2F008057 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGANTAR TELEKOMUNIKASI
ARSITEKTUR SELULAR PENGANTAR TELEKOMUNIKASI SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T ARSITEKTUR DASAR SISTEM GSM Air A MSC VLR M SC VLR HLR O & M Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama : Radio
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenal Teknologi Seluler Teknologi yang diadopsi oleh telepon seluler merupakan gabungan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama
Lebih terperinciGambar 2.1 Logo GSM (Sumber:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 GSM (Global System for Mobile Communication) GSM (Global System for Mobile Communication), yang awalnya merupakan kependekan dari Groupe Special Mobile, adalah suatu teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,
Lebih terperinciGambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi seluler generasi
Lebih terperinciOPTIMALISASI KAPASITAS TRAFIK DENGAN TRANSCEIVER GROUP SYNCHRONIZATION DI PT XL AXIATA Tbk PURWOKERTO
OPTIMALISASI KAPASITAS TRAFIK DENGAN TRANSCEIVER GROUP SYNCHRONIZATION DI PT XL AXIATA Tbk PURWOKERTO Optimalization Traffic Capacity with Transceiver Group in PT XL AXIATA Tbk Purwokerto Alfin Hikmaturokhman,
Lebih terperinci