ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. R USIA 4 HARI DENGAN BBLR DAN IKTERUS DI RUANG PERINATAL RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO
|
|
- Benny Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. R USIA 4 HARI DENGAN BBLR DAN IKTERUS DI RUANG PERINATAL RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO JAMILATUL BADRIYAH Subject : Berat Badan Lahir Rendah, Ikterus, Bayi Ny. R DESCRIPTION Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Masalah yang paling utama pada bayi BBLR adalah mempertahankan daya dan kualitas hidupnya sampai kondisi kesehatannya dianggap stabil. Ikterus adalah diskolorisasi kuning pada kulit bayi atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Ikterus patologis adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serumnya bisa menjurus ke arah terjadinya kern-ikterus bila kadar bilirubinnya tidak terkendali atau mencapai hiperbilirubinemia. Tujuan penelitian ini adalah melakukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. R Usia 4 Hari Dengan BBLR Dan Ikterus Di Ruang Perinatal RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah studi kepustakaan, wawancara, pemeriksaaan fisik pada bayi, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. R dengan BBLR dan Ikterus dilakukan pada tanggal 05 April April 2015 di ruang perinatal RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan ikterus selama 1x24 jam tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan dimana munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena fungsi hati belum matang. Bayi BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama daripada bayi yang cukup beratnya. Bayi mulai ikterus semenjak 2 hari setelah dilahirkan dan ikterus menghilang setelah 4 hari. Tanda-tanda vital bayi stabil dan tidak mengalami perubahan yang berarti bayi dipulangkan setelah 7 hari di rawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan responden dapat mencari informasi dari berbagai media seperti media massa, media elektronik dan aktif bertanya pada petugas kesehatan tentang pencegahan dan penanganan BBLR dan Ikterus.
2 ABSTRACT Low birth weight (LBW) is one indicator of the health of the newborn. The most important problem in babies of low birth weight is to maintain the power and quality of his life until his health condition was considered stable. If not able, newborns may experience complications of jaundice. Pathological jaundice is jaundice with serum bilirubin concentration can lead towards the kern-jaundice when bilirubin levels are not controlled or reach hyperbilirubinemia. The purpose of this research was to implement Midwifery Care in Mrs. "R" Baby Age Of 4 Days With Low Birth Weight And Jaundice In The Perinatal Room RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. The methods used in this case study were literature study, interview, physical examination in infants, observation and documentation study. Midwifery Care Research at Mrs. "R" baby with low birth weight and jaundice conducted on April April 2015 in the perinatal room RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. After Midwifery Care Mrs. "R" baby age of 4 days with low birth weight and jaundice during 1x24 hours not found the incompebility between theory and reality in which the appearance of a yellow color in the skin and the lining of the eye in newborns because of immature liver function. LBW infants become yellow earlier and longer than infants who weigh enough. Babies begin jaundice since 2 days after birth and jaundice disappeared after 4 days. The baby's vital signs stable and did not experience any significant change baby is discharged after 7 days in hospital stay. Based on the results of the study it is expected respondent may seek information from various media such as mass media, electronic media and actively ask health care workers on the prevention and treatment of low birth weight and jaundice. Keywords : Low Birth Weight, Jaundice, Mrs. "R" Baby. CONTRIBUTOR : 1. Dian Irawati, S.SiT., M.Kes 2. Dhonna Anggreni, SKM Date : 26 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Right : Open Document Latar Belakang SUMMARY Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Besar kecilnya berat badan lahir tergantung pertumbuhan janin intrauterin selama kehamilan. Bayi yang dilahirkan aterm (37 sampai 42 minggu) memiliki berat badan normal gram. BBLR dibedakan menjadi dua bagian: pertama, BBL sangat rendah bila berat lahir kurang dari gram dan kedua, BBLR bila berat lahir antara gram. Masalah yang paling utama pada bayi BBLR adalah mempertahankan daya dan kualitas hidupnya sampai kondisi kesehatannya dianggap stabil. Bayi yang
3 lahir dengan BBLR belum sempat mendapatkan antibodi karena antibodi baru ditransfer dari ibu di trimester ketiga. Pembentukan lemak tubuh juga belum sepenuhnya selesai di pada bayi BBLR. Infeksi dan hipotermia (penurunan suhu tubuh) merupakan musuh utama dari BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010). Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (WHO, 2011). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012, angka kematian bayi telah mengalami penurunan yang cukup tajam dari 112 perseribu kelahiran hidup pada tahun 1999 menjadi 52,5 perseribu kelahiran hidup pada tahun 2013, namun dibandingkan negara ASEAN lainnya Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5% masih diatas angka rata-rata Thailand 9,6% dan Vietnam 5,2%, (Subagyo, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan AKB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Dinkes, 2011). Diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 3,32% yang diperoleh dari presentase dari bayi baru lahir yang di timbang, dan angka kematian neonatal dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang tertinggi disebabkan karena BBLR yaitu mencapai 38,03% di banding penyebab kematian neonatal lain. Berdasarkan data BPS, AKB Jawa Timur tahun turun dari 36,65 (tahun 2005) menjadi 29,99 per kelahiran hidup (tahun 2010). Angka tersebut masih jauh dari target kematian bayi di Jawa Timur dengan jumlah 249 bayi (Subagyo, 2014). Risiko bayi BBLR disebabkan beberapa faktor medis antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, jarak kehamilan yang terlalu pendek dari kehamilan sebelumnya, tidak optimalnya kenaikan berat badan ibu, hipertensi, hipotensi, perdarahan pada trimester pertama atau kedua, adanya bakteri dalam urin, atau cairan ketuban yang terlalu banyak atau sedikit, faktor risiko demografik bisa dipengaruhi oleh usia ibu yang terlalu muda yakni kurang dari 16 tahun atau usianya terlalu tua, lebih dari 35 tahun. Tingkat pendidikan yang rendah serta kondisi sosial-ekonomi yang menjadi salah satu tolok ukur penentu status gizi anak, faktor risiko fasilitas kesehatan meliputi perawatan kehamilan yang tidak rutin atau tidak dilakukan sama sekali, faktor risiko perilaku dan lingkungan dipengaruhi pada saat masa kehamilan terpapar asap rokok, ibu mengkonsumsi alkohol dan asupan nutrisi yang buruk. Dampak dari BBLR bayi-bayi ini berisiko untuk hipotermi, apneu, sepsis, asfiksia dan ikterus (Harianti, 2013).
4 Salah satu tujuan akhir kehamilan adalah melahirkan bayi dengan berat badan normal. Apabila bayi dilahirkan dengan berat badan yang rendah maka berbagai masalah akan dialami selama kehidupannya bahkan dapat menyebabkan kematian. Kelahiran bayi BBLR disebabkan karena defisiensi bahan nutrien oleh ibu selama hamil yang menyebabkan terganggunya sirkulasi foeto maternal dan berdampak buruk terhadap tumbuh kembang setelah diluar kandungan, dimana bayi yang bertahan hidup memiliki insiden lebih tinggi mengalami penyakit infeksi, kekurangan gizi dan keterbelakangan dalam perkembangan kognitif yang ditandai dengan menurunnya Intelligence Quotient (IQ) poin sehingga memberi ancaman terhadap kualitas Sumber Daya Manusia pada masa yang akan datang (Soetjiningsih, 2014). Perhatian dan pelayanan atau perawatan bayi BBLR dimulai sejak lahir dan sebaiknya persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau rumah sakit bersalin. Upaya tenaga kesehatan harus bertindak cepat dan tepat untuk dapat melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan BBLR dan ibu hamil lebih teratur melakukan antenatal care 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III sehingga bisa mengantisipasi terjadinya BBLR dan tenaga kesehatan lebih aktif memberikan penyuluhan tentang pentingnya teknik penanganan bayi BBLR yaitu dengan metode kanguru, skin to skin contact, resusitasi, bagging, diberikan antibiotika profilaksis, dilakukan foto kemoterapy serta memperbaiki manajemen perawatan bayi baru lahir. Program pemerintah tentang pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dengan Krisis Energi Kronik (KEK) diharapkan lebih optimal untuk mengatasi kekurangan nutrisi pada ibu hamil (Harianti, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. R usia 4 hari di Ruang perinatal RSU dr.wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokero METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah teknik 5 langkah manajemen kebidanan yaitu pengkajian data Asuhan Kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, perencanaan Asuhan Kebidanan, pelaksanaan Asuhan Kebidanan, mengevaluasi Asuhan Kebidanan, dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Pengumpulan data klien menggunakan teknik pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatal RSU dr.wahidin Sudiro Husodo pada tahun HASIL DAN PEMBAHASAN Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi (Neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan <2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005). Ikterus adalah peningkatan kadar bilirubin serum dihubungkan dengan hemolisis sel darah merah dari bilirubin yang tidak terkonjugasi dari usus kecil (Mitayani, 2009). Dari hasil penerapan Asuhan Kebidanan dimulai dengan pengkajian, perumusan diagnosis dan masalah kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus yang dilaksanakan pada tanggal 05 April 2015 dengan menggunakan berbagai pertimbangan ilmu dan menentukan kasus secara nyata, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
5 Pada pengkajian bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari hasil wawancara pada ibu pasien, dimana keluhan utama adalah ibu pasien mengatakan Bayinya usia 4 hari dengan berat badan lahir 2300 gram dan warna kulit kuning mulai hari kedua. Sedangkan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik yaitu tonus otot lemah, gerak lemah, bayi menangis lemah, sklera ikterus, warna kulit kuning pada daerah lengan dan kaki di bawah dengkul (kramer IV), tampak pucat, tangis bayi kuat, daya hisap lemah, denyut jantung 124 x / menit, suhu 36,7 o C, pernafasan 64 x / menit, berat badan lahir 2300 gram, Rooting refleks lemah, Sucking refleks lemah, swallowing refleks lemah. Antara fakta dan teori data subyektif dan obyektif terdapat kesesuaian mengenai bayi BBLR dengan Ikterus patologis. Peneliti tidak mengalami hambatan dalam melakukan penelitian. Dalam diagnosa kasus ini telah ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus. Masalah yang timbul pada bayi Ny. R berat badan lahir 2300 gram dengan kehamilan aterm dan hasil dari pemeriksaan laboratorium diketahui jumlah billirubin mencapai 12,12 mg / dl. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi (Neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan <2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005). Ikterus Patologik dianggap hiperbillirubinemia apabila ikterus terjadi pada 24 jam pertama, menetap sesudah 2 minggu pertama, konsentrasi billirubin serum sewaktu 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan atau 10 mg% pada neonatus kurang bulan, peningkatan konsentrasi billirubin 5 mg% atau lebih setiap 24 jam, kadar billirubin direct melebihi 1 mg%, ikterus disertai dengan proses hemolisis (inkompabilitas darah, difisiensi G6PD dan sepsis) (Muslihatun, 2010). Diagnosa Bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus sesuai antara fakta dan teori karena berat badan lahir sebesar 2300 gram termasuk dalam kategori BBLR, usia kehamilan cukup bulan dengan warna kulit kuning sejak hari kedua disertai kadar billirubin 12,12 mg / dl termasuk kategori ikterus patologis. Perencanaan pada kasus bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus antara lain lakukan pendekatan secara terapeutik pada bayi dan keluarganya, cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan, lakukan observasi tanda-tanda vital, jaga kehangatan tubuh bayi, lakukan pemenuhan nutrisi bayi, timbang berat badan bayi setiap hari, kaji reflek menghisap dan menelan, lakukan personal hygine dengan memandikan bayi, merawat tali pusat, mengganti pakaian bayi, mengganti popok setelah bayi BAK/BAB, lakukan kolaborasi dengan dr.sp.a dalam pemberian terapi thermoregulasi, phototherapy dan ubah posisi bayi dengan sering. Sehingga perencanaan pada bayi BBLR dengan Ikterus patologis sudah sesuai antara fakta dan teori. Langkah-langkahnya pun sudah sesuai. Langkah pelaksanaan pada bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan ikterus meliputi melakukan pendekatan secara terapeutik pada bayi dan keluarganya dengan cara senyum, salam, sapa, sopan, santun, mencuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air mengalir, melakukan observasi tanda-tanda vital, Denyut Jantung : 124 x / menit, Suhu : 36,7 o C, Frekuensi Nafas : 64 x / menit, tonus otot cukup, BAB/BAK + / +, 1 popok tidak penuh, menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara menggedong dan meletakkan bayi dalam incubator, melakukan pemenuhan nutrisi bayi dengan cara memberikan ASI/PASI secara bergantian tiap 2 jam sekali sebanyak 8x45 cc / speen
6 per hari atau pada saat bayi menangis dan tidak gumoh, mengkaji reflek menghisap dan menelan seperti bayi mempunyai reflek menghisap dan menelan yang lemah, melakukan personal hygine dengan cara memandikan bayi 2 x / hari (pagi dan sore), merawat tali pusat dengan cara membersihkan dan mengeringkan dengan kassa kering setelah mandi atau 2 x / hari, mengganti pakaian setelah mandi atau 2 x / hari, mengganti popok stelah bayi BAK/BAB, melakukan kolaborasi dengan dr.sp.a dalm pemberian terapi yaitu thermoregulasi dengan meletakkan bayi dalam incubator, phototherapy 1x24 jam/terus lanjut I. jam WIB, II. jam WIB, III. jam WIB, IV. jam WIB, merubah posisi bayi dengan sering sudah dilakukan seperti terlentang, miring kiri, miring kanan, dan tengkurap. Menurut Kurniawati (2009), pastikan bayi tetap hangat dan tejadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu, ganti alas yang basah atau kotor, bungkus bayi dengan selimut dan pastikan kepala tertutup untuk mencegah keluarnya panas tubuh, pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi tiap 15 menit jika teraba dingin periksa suhu Axila, jika <36,5 o C segera hangatkan, kontak dini dengan ibu, doronglah ibu untuk menyusui apabila bayi telah siap (rooting reflek +). Memberikan ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam. Dilahan praktek ditemukan ketidaksesuaian pada tahap menyusui bayi. Ibu tidak menyusui bayinya secara langsung melainkan memompa ASI dan memberikan ASInya per speen. Hasil evaluasi selama 24 jam keadaan umum cukup, gerak aktif, tonus otot kuat, menangis kuat, daya hisap kuat, sklera ikterus, warna kulit kekuningan pada daerah lengan dan kaki di bawah dengkul (kramer IV), turgor kulit elastis, denyut jantung 138 x / menit, suhu 36,4 o C, frekuensi nafas 56 x / menit, BB sekarang 2410 gram, minum ASI/PASI secara bergantian tiap 2 jam sekali sebanyak 8x50 cc / speen per hari, tali pusat basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi, refleks positif (+), kuat. Diagnosa Bayi baru lahir usia 5 hari dengan BBLR dan Ikterus. Perencanaan berupa observasi TTV, pemenuhan nutrusi, termoregulasi, fototerapi. Kriteria hasil keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, asupan nutrisi bayi terpenuhi, berat badan bayi bertambah, kulit lembab, kadar billirubin berkurang (kulit kemerahan), (McCloskey & Bulechek, 2012). SIMPULAN Hasil pembahasan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Melakukan pengkajian studi kasus pada Bayi Ny. R usia 4 hari dengan BBLR dan ikterus diperoleh data subyektif yaitu pada keluhan utama Ibu bayi mengatakan bayinya usia 4 hari dengan berat badan lahir 2300 gram dan warna kulit kuning mulai hari kedua. Data obyektif tonus otot lemah, gerak lemah, daya hisap lemah, berat badan lahir 2300 gram, sklera ikterus, integumen warna kulit kekuningan pada daerah lengan dan kaki di bawah dengkul (Kramer IV) dan turgor kulit elastis, denyut jantung 124 x / menit, suhu 36,7 o C, pernafasan 64 x / menit. 2. Dalam diagnosa menyimpulkan bayi baru lahir usia 4 hari dengan BBLR dan Ikterus. 3. Dalam intervensi lakukan pendekatan secara terapeutik pada bayi dan keluarganya, cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan, lakukan observasi tanda-tanda vital, jaga kehangatan tubuh bayi, lakukan
7 pemenuhan nutrisi bayi, timbang berat badan bayi setiap hari, kaji reflek menghisap dan menelan, lakukan personal hygine dengan memandikan bayi, merawat tali pusat, mengganti pakaian bayi, mengganti popok setelah bayi BAK/BAB, lakukan kolaborasi dengan dr.sp.a dalam pemberian terapi thermoregulasi, phototherapy, dan ubah posisi bayi dengan sering. 4. Melakukan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada bayi BBLR dan Ikterus sesuai perencanaan. 5. Mengevaluasi hasil Asuhan Kebidanan pada bayi BBLR dan Ikterus hasil Keadaan umum cukup, gerak aktif, tonus otot kuat, menangis kuat, daya hisap kuat, integumen warna kulit kekuningan pada daerah lengan dan kaki di bawah dengkul (Kramer IV) dan turgor kulit elastis, denyut jantung 138 x / menit, suhu 36,4 o C, frekuensi nafas 56 x / menit, BB sekarang 2410 gram, minum ASI/PASI sebanyak 8x50 cc / speen per hari, tali pusat basah dan tidak ada tandatanda infeksi, refleks positif (+), kuat. Diagnosa Bayi baru lahir usia 5 hari dengan BBLR dan Ikterus. Perencanaan berupa observasi TTV, pemenuhan nutrusi, termoregulasi, fototerapi. 6. Mendokumentasikan hasil Asuhan Kebidanan pada bayi BBLR dan Ikterus dalam bentuk SOAP. REKOMENDASI 1. Bagi Responden Diharapkan responden dapat mencari informasi dari berbagai media seperti media massa, media elektronik dan aktif bertanya pada petugas kesehatan tentang pencegahan dan penanganan BBLR dan Ikterus. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan memberikan pemantauan sebaik mungkin untuk mencegah komplikasi pada bayi BBLR dan Ikterus. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor lain yang berhubungan dengan BBLR dan Ikterus. Alamat Corresspondensi : Nama : Jamilatul Badriyah Alamat : Dsn. Tunggulasi RT/RW 002/001 Ds. Malasan Wetan Kec. Tegalsiwalan Kab. Probolinggo jamilatul_b@yahoo.com Telepon :
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila* Dini Novia Sari** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Aunida Hasyyati*,Dwi Rahmawati 1,Mustaqimah 1 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korepondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO ( World Health Organization)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD Karanganyar dilakukan dengan manajemen 7 langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami ikterus. Ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering
Lebih terperinciPERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?
Lebih terperinciKuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?
Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU 1 Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat
Lebih terperinciFAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG
FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG NIA LAFINIA 1211010072 Subject: Faktor,BBLR, Ibu hamil DESCRIPTION Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat ini masih banyak di jumpai
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia dan terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui
Lebih terperinciINOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA
Lampiran 1 INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA A. Judul Penggunaan linen putih sebagai media pemantulan sinar pada fototerapi. B. Pengertian Foto terapi yaitu pemberian lampu fluoresen (panjang gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PERSALINAN PREMATUR DAN KETUBAN PECAH DINI DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PERSALINAN PREMATUR DAN KETUBAN PECAH DINI DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO HINDUN WASAYNAB DIAN CAHYA SAPUTRI 1211010111 Subject : Persalinan Prematur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
Lebih terperinciABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005 Astri Maulani, 2007; Pembimbing I: Bambang Hernowo, dr.,sp.a.,m.kes. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu yang signifikan yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI DI BPS NY. SRI MEI WINARDIATI, SST MEDAENG SIDOARJO KHOLIDA UMAMA
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI DI BPS NY. SRI MEI WINARDIATI, SST MEDAENG SIDOARJO KHOLIDA UMAMA 1211010020 SUBJECT Asuhan Kebidanan, Bendungan ASI, Masa Nifas, Ibu Nifas,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN HIPOTERMIA SEDANG DI RUANG GAYATRI RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN HIPOTERMIA SEDANG DI RUANG GAYATRI RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO Risa Rusiana 1211010125 Subject : Bayi Baru Lahir, Hipotermia, Suhu Description
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi dalam 10.000 kelahiran hidup (Manuaba, 2010, h 38). Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme pengaturan tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih
Lampiran 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prematuritas merupakan persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 2499 gram. Kejadiannya masih tinggi dan merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur antara 0 sampai 28 hari. Perawatan yang lazim diberikan pada neonatus adalah pertolongan segera
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi Bidan di Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Sustainable Development Goals salah satunya yaitu menurunkan angka kematian bayi (0-11 bulan) yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura 3/1000 per kelahiran hidup, Malaysia 5, 5/1000 per kelahiran hidup, Thailand 17/1000 per kelahiran hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan terhadap kesehatan bayi baru lahir tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan terhadap ibu hamil, pelayanan persalinan serta pelayanan kesehatan bayi tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM.1212020025 Subject : Anemia, Asfiksia Neonatorum, bayi Description : Asfiksia neonatorum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya
Lebih terperinci22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian
2 22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian anemia di Kota Yogyakarta meningkat menjadi 25,38%
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang langsung berhubungan dengan keberhasilan fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 19/1000 kelahiran hidup, dan kematian neonatal sebesar 20/1000 kelahiran hidup.
Lebih terperinci3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA A. Definisi: Keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh beberapa indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penurunan AKI di Indonesia
Lebih terperinciKata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan
Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm dan Aterm Dilihat Dari Apgar Score, Berat Badan dan Panjang Badan (Di Ruang Neonatus RSUD. dr. R. Koesma Tuban) Comparison Between Newborn
Lebih terperinciBAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14
BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari (Kemenkes RI, 2010; h. 15). Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinciHUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR HIMATUL MUNFARICHAH
HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR (Studi di Desa Sumbersono Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun 2013) HIMATUL MUNFARICHAH 11002108 Subject : Penambahan
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang mengandung heme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang
1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang World health organization (WHO) Expert Commite on maternity care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on Midwife in Maternity Care, tujuan Maternity
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tahun 2010 yaitu 31 per 1.000 kelahiran hidup (KH) (Human Development Report, 2010). Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, masalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan kesenjangan yang ada di lahan praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan suatu proses yang normal dan alamiah.perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan suatu proses yang normal dan alamiah.perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Perasaan sedih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Asuhan Kebidanan Komprehensif suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengankesenjangan yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diawali dari proses konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan calon bayi
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).
1 BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Bidan sangat berperanan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran tersebut mencakup pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan pada kehamilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya peningkatan berat badan yang sesuai dalam masa kehamilan sangat penting untuk mengetahui berat badan janin yang dilahirkan. Peningkatan berat badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator peningkatan kualitas kehidupan manusia dapat dilihat secara internasional dalam Millenium Development Goals (MDG s) yaitu bertujuan menurunkan kematian anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis yang akan dialami perempuan dalam masa reproduksi. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA PADA BAYI NY S USIA 5 HARI DENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO YUNITA OKTAVIA NIM.
ASUHAN KEBIDANAN PADA PADA BAYI NY S USIA 5 HARI DENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO YUNITA OKTAVIA NIM.1211010042 SUBJECT: Asuhan Kebidanan, Bayi Ikterus Neonatorum DISCRIPTION
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan < 2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk melihat bagaimana status kesehatan
Lebih terperinciPROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN
PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN NORMAL Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa yang terdiri atas 126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan 125.202.594 jiwa penduduk
Lebih terperinciPengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.
Pengertian Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tempat : RSUD Sunan Kalijaga Demak Hari / Tanggal : Rabu, 11
Lebih terperinci