BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD Karanganyar dilakukan dengan manajemen 7 langkah Varney. Pada langkah pertama yaitu pengumpulan data dasar didapatkan bahwa pasien bernama By Ny A umur 1 menit, lahir pada tanggal 29 Mei 2014 pukul WIB. Nama ibu, Ny A umur 20 tahun, hari pertama haid terakhir ibu tanggal 15 Agustus 2013 dengan usia kehamilan 41 minggu. Bayi Ny A lahir secara spontan dengan induksi atas indikasi KPD 10 jam. Bayi tampak lemah, tidak menangis kuat, ekstremitas tampak kebiruan, lemas dan nafas megap-megap dengan skor APGAR 1 menit pertama adalah 6. Berat badan bayi terlihat lebih kecil dari ukuran normal 2. Interprestasi Data Dasar Tanggal : 29 Mei 2014 Pukul : WIB a. DIAGNOSA KEBIDANAN By Ny A umur 1 menit dengan asfiksia sedang 38

2 39 Data Dasar DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya pukul WIB pada tanggal 29 Mei 2014 dengan jenis kelamin perempuan DO : KU : Lemah Inspeksi : Bayi tidak menangis kuat, ekstremitas tampak kebiruan, nafas megap-megap, Berat badan bayi lebih kecil dari ukuran normal Skor APGAR 1 = 6 b. MASALAH 1) Masih terdapat sekret dalam mulut dan hidung 2) Nafas belum teratur 3) Kekurangan oksigen Dasar 1) Usaha napas megap-megap 2) Ekstremitas berwarna biru c. KEBUTUHAN Resusitasi awal, jika kondisi bayi masih buruk dilanjutkan VTP, kompresi dada, intubasi endotrakeal, resusitasi kimia.

3 40 3. Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial/ Diagnosa Masalah Potensial/ Diagnosa Potensial dan mengantisipasi Penanganannya Diagnosa potensial : Asfiksia berat Antisipasi tindakan oleh bidan: Resusitasi dan Observasi skor APGAR 4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi dan tindakan 5. Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh Tanggal : 29 Mei 2014 Pukul: WIB a. Potong dan ikat tali pusat b. Menyelimuti bayi c. Lakukan tindakan resusitasi tahap awal d. Observasi Skor APGAR bayi menit ke 5 e. Lakukan pemeriksaan fisik, refleks, dan antropometri f. Lakukan identifikasi bayi. g. Observasi Skor APGAR bayi menit ke 10 h. Lakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign bayi i. Jaga kehangatan bayi j. Lakukan advice dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan selanjutnya : 1) Rawat di Ruang Dahlia (PICU/NICU) dan rawat dalam boks hangat 2) Berikan injeksi cefotaxime 125mg/12 jam

4 41 k. Berikan injeksi vitamin K 1 1 mg IM di paha kiri anterolateral 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman Tanggal : 29 Mei 2014 Pukul : WIB a. Memotong dan mengikat tali pusat dengan umbilical cord (17.21 WIB). b. Menyelimuti bayi menggunakan kain kering, tidak sampai menutupi muka dan dada (17.21 WIB). c. Meletakkan bayi pada meja resusitasi dan melakukan tindakan resusitasi, antara lain : 1) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi dengan mengganjal lipatan handuk kecil di bahu (17.21 WIB). 2) Membersihkan jalan napas pada mulut dan hidung bayi dengan menghisap lendir pada mulut dan hidung dengan menggunakan suction (17.22 WIB). 3) Mengeringkan bayi dan memberikan rangsangan taktil dengan mengusap punggung dan menepuk telapak kaki bayi (17.22 WIB) 4) Mengatur kembali posisi kepala bayi sedikit ekstensi ( WIB) 5) Menilai bayi kembali (17.23 WIB). d. Mengobservasi Skor APGAR menit ke 5 (17.25 WIB) e. Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe), pemeriksaan refleks dan mengukur antropometri (17.26 WIB)

5 42 f. Melakukan identifikasi bayi berupa stempel telapak kaki kanan dan kiri bayi dan memasang gelang identitas pada tangan kiri bayi (17.30 WIB). g. Mengobservasi Skor APGAR menit ke 10 (17.30 WIB) h. Melakukan pemeriksaan vital sign bayi (17.31 WIB) i. Menjaga kehangatan bayi dengan memberi pakaian bayi dan bedong ( WIB) j. Melakukan advice dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan yaitu: 1) Memindahkan bayi ke ruang Dahlia (PICU/NICU) dan merawat bayi dalam boks hangat (17.40 WIB) 2) Memberikan injeksi cefotaxime 125 mg/12 jam (17.43 WIB) k. Memberikan injeksi vit K 1 Phytomenadione 1 mg di paha kiri anterolateral bayi (17.45 WIB) 7. Evaluasi Tanggal : 29 Mei 2014 Pukul : WIB a. Tali pusat bayi telah di potong dan diikat dengan klem tali pusat. b. Bayi dalam keadaan terbungkus kain kering. c. Bayi telah diletakkan di meja resusitasi. Dilakukan resusitasi tahap awal pada bayi; hasil bayi menangis, nafas belum teratur, tubuh kemerahan ekstremitas biru.

6 43 d. Hasil observasi Tabel 4.1 APGAR Skor By Ny A Menit ke 5 Tanda I Warna Kulit Frekuensi Jantung Biru/ pucat Tidak ada Tubuh kemerahan, ekstremitas biru Kurang dari 100x/ menit Tubuh dan ekstremitas kemerahan Lebih dari 100x/ menit 1 2 Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Tonus otot Lumpuh Ekstrimitas fleksi sedikit Usaha Napas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis 1 Gerakan aktif 1 Menangis kuat 2 JUMLAH 7 e. Telah dilakukan pemeriksaan head to toe, pemeriksaan refleks dan pengukuran antropometri dengan hasil: 1) Pemeriksaan Fisik a) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada caput succedanum, tidak ada chepal hematoma b) Muka : Tidak ada oedema c) Mata : Simetris antara kanan dan kiri, sklera berwarna putih (tidak ikterik), conjunctiva merah muda (tidak anemis) d) Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen e) Hidung: Berlubang, tidak ada polip

7 44 f) Mulut : Tidak ada labioskisis ataupun labiopalatoskisis g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun kelenjar limfe, tidak teraba massa h) Dada : Puting susu simetris antara kanan dan kiri i) Perut : Tali pusat masih basah, tidak ada perdarahan j) Ekstremitas: Simetris, jari tangan dan kaki lengkap, berwarna biru, sedikit gerakan k) Genetalia: Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada kelainan 2) Pemeriksaan Refleks a) Reflek moro : Ada, bayi memperlihatkan gerakan seperti memeluk ketika dirangsang. b) Reflek rooting : Ada, bayi menoleh ke arah rangsangan ketika sudut mulut bayi disentuh. c) Reflek sucking : Ada, ketika disusui bayi menghisap namun tidak kuat dan hanya sebentar kemudian hisapannya dilepas. d) Reflek tonick neck: Ada, kaki bayi bergerak keluar ketika kepala bayi digelengkan ke salah satu sisi.

8 45 3) Antropometri a) Lingkar kepala : 31 cm b) Lingkar dada : 32 cm c) Berat badan : 2400 gram d) Panjang badan : 49 cm f. Identifikasi bayi telah dilakukan dengan mendokumentasikan stempel telapak kaki kiri dan kanan bayi dan memasang gelang identitas berwarna merah muda pada tangan kiri bayi g. Hasil observasi Tabel 4.2 APGAR Skor By Ny A Menit ke 10 Tanda I Warna Kulit Frekuensi Jantung Biru/ pucat Tidak ada Tubuh kemerahan, ekstremitas biru Kurang dari 100x/ menit Tubuh dan ekstremitas kemerahan Lebih dari 100x/ menit 2 2 Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Tonus otot Lumpuh Ekstrimitas fleksi sedikit Usaha Napas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis 1 Gerakan aktif 2 Menangis kuat 2 JUMLAH 9 h. Hasil pemeriksaan: Frekuensi Jantung : 124 x/menit Suhu : 36,4 o C Pernafasan : 45 x/menit i. Bayi telah telah dibedong

9 46 j. Telah dilakukan advice dokter spesialis anak untuk tindakan dan terapi selanjutnya. Hasil: 1) Bayi telah dipindahkan ke Dahlia (PICU/NICU) dan dirawat dalam boks hangat 2) Injeksi cefotaxime 125 mg/12 jam telah diberikan pada paha kanan anterolateral bayi k. Injeksi vit K 1 Phytomenadione 1 mg telah diberikan pada paha kiri anterolateral bayi Catatan Perkembangan I Pada hari ke 0 dilakukan observasi pada pukul WIB pada tanggal 29 Mei 2014 di bangsal Dahlia. Bidan mengatakan bahwa bayi menangis kuat, bergerak cukup aktif, bayi belum BAB dan BAK. Dari data obyektif, dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum bayi baik, denyut jantung bayi 134x/menit, pernafasan 50x/menit, suhu 36, 6 C, warna kulit bayi kemerahan, tidak kuning, tidak sianosis, tidak ada retraksi, reflek menghisap bayi sedang dan bayi berada di dalam box hangat. Skor APGAR menit ke 5 dan ke 10 adalah 7 dan 9. Sehingga didapatkan assessment By Ny A umur 0 hari dengan riwayat asfiksia sedang. Dilakukan perencanaan yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan dengan hasil dokter

10 47 memberikan advice melanjutkan terapi injeksi cefotaxime 125 mg/12 jam secara intra muscular dan dirawat di box hangat. Kemudian mengobservasi BAB dan BAK dengan hasil bayi telah BAK 1x warna kuning jernih daan BAB 1x mekonium pada pukul WIB, warna kehitaman konsistensi lembek. Kemudian menjaga kenyamanan dan kehangatan bayi dengan mengganti kain pengalas dengan yang bersih dan mengganti popok bayi jika basah. Serta melakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. Dan mendokumentasikan semua tindakan dalam rekam medis. Catatan Perkembangan II Pada hari pertama dilakukan kembali observasi pukul WIB pada tanggal 30 mei 2014 di bangsal dahlia. Bidan mengatakan bahwa bayi menangis kuat, bergerak aktif, BAK 2x dan belum minum. Dan data obyektif, dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum bayi baik, frekuensi jantung bayi 124 x/menit, pernafasan 44x/menit, suhu 36, 8 C, warna kulit bayi kemerahan, tidak kuning, tidak sianosis, tidak ada retraksi, reflek menghisap bayi sedang dan bayi berada di dalam box hangat. Sehingga didapatkan assessment By Ny A umur 1 hari dengan riwayat asfiksia sedang. Dilakukan perencanaan yaitu menjaga personal hygiene dengan memandikan bayi pada pagi hari, melakukan perawatan tali pusat serta mengganti pakaian bayi. Kemudian menjaga kehangatan bayi dengan

11 48 membedong bayi. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan dengan hasil memberikan advice melanjutkan terapi injeksi cefotaxime 125 mg/12 jam secara intra muscular dan ASI on demand. Kemudian bayi mulai disusukan ASI secara On demand dengan hasil reflek hisap bayi sedang dan ASI belum keluar lancar. Melakukan observasi vital sign dengan hasil pada pukul WIB keadaan umum baik, denyut jantung 136x/menit, pernafasan 44x/menit, suhu 36,8 c, pada pukul WIB keadaan umum baik, frekuensi jantung 124x/menit, pernafasan 48x/menit dan suhu 36,8 C. Melakukan pencegahan infeksi dan mendokumentasikan tindakan. Catatan Perkembangan III Pada hari kedua dilakukan observasi pada pukul WIB pada tanggal 31 Mei 2014 di bangsal dahlia. Bidan dan Ny A mengatakan bahwa bayi menangis kuat, bergerak aktif, BAK 7x, BAB 2x menghisap kuat. Dan dari data obyektif, dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum bayi baik, frekuensi jantung bayi 128x/menit, pernafasan 42x/menit, suhu 36, 8 C, warna kulit bayi kemerahan, tidak kuning, tidak sianosis, tidak ada retraksi, reflek menghisap bayi kuat dan bayi berada di dalam box Sehingga didapatkan assessment By Ny A umur 2 hari dengan riwayat asfiksia sedang. Dilakukan perencanaan menjaga personal hygiene dengan memandikan bayi pada pagi hari, melakukan perawatan tali pusat serta mengganti

12 49 pakaian bayi. Kemudian menjaga kehangatan bayi dengan membedong bayi. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan dengan hasil memberikan advice bahwa bayi diperbolehkan pulang pada hari itu. Sebelum pulang bayi mendapatkan imunisasi HB 0 dan ibu mendapatkan penyuluhan mengenai ASI Esklusif. Dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi. B. Pembahasan Pada kasus ini, penulis akan membahas mengenai asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By Ny A umur 1 menit dengan asfiksia sedang di RSUD Karanganyar dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney beserta 5 langkah SOAP sebagai data perkembangannya. 1. Pengumpulan Data Dasar secara Lengkap Berdasarkan pengumpulan data subjektif ditemukan kelainan atau masalah pada riwayat persalinan sekarang yaitu diperoleh data bahwa bayi lahir dengan induksi atas indikasi KPD 10 jam dan air ketuban keruh. Hal ini merupakan salah satu yang menjadi faktor resiko terjadinya asfiksia bayi baru lahir (Kosim, 2012). Kemudian juga didapatkan tanda-tanda bayi dengan asfiksia sedang yaitu skor APGAR pada menit pertama adalah 6 yang ditandai dengan pernapasan lambat dan tidak teratur, denyut jantung >100 x/menit dan ekstremitas bayi berwarna biru.

13 50 Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2010) yang menyebutkan bahwa gejala asfiksia sedang skor APGAR 4-6. Ditandai pula dengan warna tubuh kemerahan ekstremitas biru, frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, gerakan sedikit, tonus otot kurang baik, napas megap-megap. Dapat diambil kesimpulan pada tahap pengumpulan data dasar tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang penulis kaji. 2. Interpretasi Data Dasar Diagnosis kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Bayi Ny A umur 1 menit dengan asfiksia sedang. Diagnosis kebidanan tersebut dapat ditegakkan berdasarkan data-data yang diperoleh, di mana data tersebut sesuai dengan teori Dewi (2010). Masalah yang muncul pada kasus ini adalah masih terdapat secret dalam mulut dan hidung, nafas belum teratur, kekurangan oksigen. Dasar dari masalah tersebut adalah usaha napas megap-megap dan ekstremitas berwarna biru. Dalam masalah ini bayi membutuhkan resusitasi awal, jika kondisi bayi masih buruk dilanjutkan VTP, kompresi dada, intubasi endotrakeal dan resusitasi kimia. Hal ini sudah sesuai dengan teori Dewi (2010) dan Rahardjo (2012) yang menyebutkan bahwa masalah yang dapat muncul pada kasus asfiksia sedang adalah sekret dalam mulut dan hidung, nafas belum teratur, kekurangan oksigen. Dan kebutuhan bayi sudah sesuai dengan teori Winkjosastro (2009), Drew (2009), Varney (2008) bahwa kebutuhan pada kasus ini adalah resusitasi awal, jika kondisi bayi masih

14 51 buruk dilanjutkan VTP, kompresi dada, intubasi endotrakeal dan resusitasi kimia. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan. 3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial atau Diagnosa Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya Diagnosa potensial pada By Ny A dengan asfiksia sedang adalah potensial terjadi asfiksia berat. Pada kasus tersebut antisipasi yang bisa dilakukan bidan adalah resusitasi dan mengobservasi skor APGAR. Menurut Dewi (2010) antisipasi agar tidak terjadi asfiksia berat adalah bidan harus segera melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap menolong persalinan untuk mengantisipasi dan melakukan observasi skor APGAR. Diagnosa potensial ini tidak muncul karena dapat diatasi dengan melakukan resusitasi segera setelah bayi lahir dan dilakukan observasi skor APGAR. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan. 4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Tindakan segera pada kasus By Ny A ini adalah melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan bahwa kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus asfiksia sedang adalah dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan. 5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh Perencanaan kasus asfiksia sedang pada By Ny A antara lain: a. Potong dan ikat tali pusat b. Selimuti bayi

15 52 c. Lakukan tindakan resusitasi tahap awal. d. Observasi skor APGAR menit ke 5 e. Lakukan pemeriksaan fisik, refleks, dan antropometri f. Lakukan identifikasi bayi. g. Observasi skor APGAR menit ke 10 h. Observasi KU dan VS bayi i. Jaga kehangatan bayi j. Lakukan advice dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan selanjutnya : a) Rawat di Ruang Dahlia (PICU/NICU) dan rawat dalam boks hangat b) Berikan injeksi cefotaxime 125mg/12 jam k. Berikan injeksi vitamin K 1 1 mg IM di paha kiri anterolateral Menurut teori Winkjosastro (2009), Drew (2009) dan Varney (2008) rencana tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang adalah melakukan penilaian BBL, melakukan resusitasi tahap awal, jika dalam waktu 30 bayi belum bernapas teratur, lakukan tindakan VTP, jika dalam melakukan tindakan VTP dengan balon dan sungkup wajah tidak efektif lanjutkan dengan pemasangan intubasi trakea, makukan kompresi dada apabila setelah detik melakukan VTP namun frekuensi denyut jantung bayi <60 x/menit atau x/menit dan tidak bertambah, memberikan resusitasi kimia/ obat-obatan (jika denyut jantung bayi tidak terdeteksi), melakukan pemantauan skor

16 53 APGAR dan vital sign. Dapat diambil kesimpulan tahap perencanaan pada kasus By Ny A penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik. 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Implementasi yang dilakukan pada kasus bayi asfiksia pada By Ny A dengan asfiksia sedang disesuaikan dengan rencana tindakan baik secara mandiri maupun kolaborasi. Sehingga tidak terdapat kesenjangan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus By Ny A. 7. Evaluasi Setelah dilakukan resusitasi tahap awal yaitu suction dan rangsangan taktil mulai bayi lahir sampai semua lendir terhisap, bayi menangis kuat dan perawatan sampai hari kedua diperoleh hasil tidak terjadi asfiksia berat, dengan nilai skor APGAR meningkat, keadaan umum By Ny A sudah membaik yang ditandai dengan menangis kuat, nafas lebih teratur, gerakan aktif, semua anggota tubuh bayi kemerah, reflek hisap kuat, bayi tidak mengalami gangguan dalam buang air besar dan buang air kecil. Keadaan bayi sebelum pulang adalah baik, kulit kemerahan, refleks hisap dan telan (+) kuat, gerak aktif, hasil pemeriksaan vital sign denyut jantung 128 x/menit, pernafasan 42 x/menit dan suhu 36,8 C. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan antara lain tidak terjadi asfiksia berat, yang ditandai dengan skor APGAR meningkat

17 54 yaitu denyut jantung lebih dari 100 x/menit, bayi bernapas teratur, bayi menangis kuat, gerakan bayi aktif, tubuh dan ekstremitas bayi merah (Marmi, 2012). Sehinga dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahap evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik. Catatam Perkembangan Dalam catatan perkembangan, dilakukan pemantauan pasca resusitasi meliputi melakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi dan tindakan dengan advice melanjutkan terapi injeksi cefotaxime 125mg/12 jam dan melanjutkan perawatan di dalam boks hangat. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign. Menjaga kebersihan bayi, melakukan pencegahan infeksi dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Asuhan pasca resusitasi ini tidak sesuai dengan teori PPGDON (2013) meliputi, bila bayi masih perlu di monitor, bayi dapat dirawat di ruang special care, memantau tanda vital, menjaga bayi agar tetap hangat, melakukan foto rontgen dada untuk menentukan etiologi dan melihat adanya komplikasi resusitasi. Pada asuhan pasca resusitasi tidak dilakukan foto rontgen dada atas dasar penanganan kasus asfiksia sedang pada By Ny A hanya sampai pada tahap resusitasi awal bayi sudah dapat bernafas spontan sehingga tidak diperlukan foto rontgen. Karena foto rontgen akan dilakukan apabila resusitasi dilakukan sampai pada tahap kompresi dada. Sehingga hal ini tidak menjadi sebuah masalah.

18 55 Untuk pemberian terapi antibiotika dimana pada teori penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia tidak disebutkan untuk pemeberian terapi antibiotika. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya sepsis neonatorum atas dasar dalam riwayat persalinan mengalami ketuban pecah dini dan air ketuban keruh. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena diluar konteks penanganan bayi baru lahir dengan asfiksia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : 09.45 WIB Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.soehadi Prijonegoro Sragen. No. Register : 365238 1. Pengumpulan Data

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT. : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH. Tanggal/Jam Lahir : 25 Maret 2012 jam 19.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT. : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH. Tanggal/Jam Lahir : 25 Maret 2012 jam 19. ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT Tanggal pengkajian : 25 Maret 2012 Jam Ruangan : 19.48 WIB : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH I. DATA SUBJEKTIF A. IDENTITAS 1. Bayi Nama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009). BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp No. Urut Sikap Total Skor Kategori Umur Pendidikan Lama Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 41 Positif 25 BIDAN 5 Tahun 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Negatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tempat : RSUD Sunan Kalijaga Demak Hari / Tanggal : Rabu, 11

Lebih terperinci

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 6 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Pada pemeriksaan didapatkan hasil data subjektif berupa identitas pasien yaitu

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

SOP RESISUTASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

SOP RESISUTASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR SOP RESISUTASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PUSKESMAS WAEHAONG KOTA AMBON SPO No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : 1 April 2016 Halaman : 1/4 DR. ADRIYATI ARIEF Nip. 19640111 200604 2 002 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengankesenjangan yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, masalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta Membantu Bayi Bernapas Buku Kerja Peserta 1 2 Untuk mereka yang merawat bayi pada saat kelahiran Membantu Bayi Bernapas mengajarkan kepada penolong persalinan untuk merawat bayi pada saat kelahiran. -

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama Puskesmas Kabupaten Petunjuk Pengisian v070414 Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAYI LAHIR TIDAK MENANGIS SPONTAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAYI LAHIR TIDAK MENANGIS SPONTAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAYI LAHIR TIDAK MENANGIS SPONTAN LANDASAN TEORI Proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil

Lebih terperinci

BAB III KASUS ASUHAN KEBIDANAN. PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI Ny. K DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG BOUGENVIL RSUD SUNAN KALIJAGA

BAB III KASUS ASUHAN KEBIDANAN. PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI Ny. K DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG BOUGENVIL RSUD SUNAN KALIJAGA BAB III KAU AUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI Ny. K DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG BOUGENVIL RUD UNAN KALIJAGA DEMAK Tanggal pengkajian : 11 Juni 2014. Tempat pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan

Lebih terperinci

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A. BATASAN Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan kesenjangan yang ada di lahan praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup terutama disebabkan

Lebih terperinci

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator Mulai dengan sebuah cerita Sebelum memperlihatkan lembar balik, setiap peserta meletakkan satu tangannya di atas simulator atau boneka peraga. Katakan pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor Urut Pasien

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007 Disusun Oleh : NETY HERAWATI NIM : 06242075 POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

Lebih terperinci

MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR 618.920 1 Ind m MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR UNTUK BIDAN ACUAN Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI 2011 i Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

KASUS III. Pertanyaan:

KASUS III. Pertanyaan: KASUS III Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mulas-mulas sejak 7 jam yang lalu, dari kemaluannya keluar lendir bercampur darah. Klien terlihat

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan asuhan kebidan SOAP, dari bab pembahasan ini membahas kesenjangan yang di temukan saat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Ibu masuk memeriksakan diri ke poli pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi Baru lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi Baru lahir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir Normal a. Pengertian Bayi baru lahir merupakan individu yang baru saja tumbuh dan mengalami trauma kelahiran serta harus dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Marmi, 2012). Bayi baru

Lebih terperinci

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR (BBL) UNTUK BIDAN. Ekawaty lutfia Haksari Perinatologi, IKA UGM/RSU Sardjito Yogyakarta

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR (BBL) UNTUK BIDAN. Ekawaty lutfia Haksari Perinatologi, IKA UGM/RSU Sardjito Yogyakarta RESUSITASI BAYI BARU LAHIR (BBL) UNTUK BIDAN Ekawaty lutfia Haksari Perinatologi, IKA UGM/RSU Sardjito Yogyakarta ASFIKSIA Kegagalan untuk memulai & melanjutkan pernafasan pada BBL Bayi tidak bernafas

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Judul : Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan tahun 2011.

Lebih terperinci

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum B. Matriks Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum Tgl /Jam Pengkajian Interpretasi Data (Dx, Masalah, Kebutuhan) Dx Potensial /Masalah Potensial Antisipasi /Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL Langkah I : Pengumpulan data dasar Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan hasil dari pertemuan sel sperma dan sel telur, kemudian berkembangan menjadi janin di dalam rahim. Masa kehamilan akan terjadi perubahan meliputi

Lebih terperinci

RESUSITASI. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

RESUSITASI. By : Basyariah Lubis, SST, MKes RESUSITASI By : Basyariah Lubis, SST, MKes Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asfiksia Neonatorum 2.1.1. Definisi Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa : BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis dalam asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK 35 +1 minggu dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN NORMAL Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum,

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi ) JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 No. Register : 01.01.018 Tanggal kunjungan : 9 Desember 2013, Jam 10.20

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Buku Register Partus di Rumah Sakit Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2 6 MINGGU. Disusun Oleh Rosaning Harum Mediansari

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2 6 MINGGU. Disusun Oleh Rosaning Harum Mediansari ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2 6 MINGGU Disusun Oleh Rosaning Harum Mediansari 1002300030 POLTEKES KEMENKES MALANG PRODI KEBIDANAN JEMBER 2011 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2-6 MINGGU Tempat Tanggal

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DI. Pengkajian secara autoanamnesa / alloanamnesa Hari / tanggal : Jam : A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas pasien : - Nama : - Umur : - Pekerjaan : - Agama : - Alamat : 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus.

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis asuhan kebidanan pada Ny. A 32 tahun G2P1A0. Penulis melakukan asuhan mulai dari usia kehamilan 27 minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami ikterus. Ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

Lebih terperinci

STUDI KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAMRATULANGI TONDANO ABSTRAK

STUDI KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAMRATULANGI TONDANO ABSTRAK STUDI KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAMRATULANGI TONDANO Friskilia Wongkar 1, Atik Purwandari 1, Jenny Mandang 1 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : a) Nilai 2 : Memuaskan :Memperagakan langkah-langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002 Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK BIDAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat waktu lahir, tubuh bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi-periode

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAYI LAHIR NORMAL

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAYI LAHIR NORMAL BAYI LAHIR NORMAL JUDUL BAYI LAHIR NORMAL I. DEFINISI Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu atau 280 hari yang dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Pada umumnya kehamilan akan berlangsung antara 38-42 minggu

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Telp/HP: Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang Tingkat Tingkat

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses persalinan merupakan masa yang kritis sepanjang kehidupan bayi. Perubahan minimal yang terjadi sebelum atau pada saat persalinan, dapat berpengaruh

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun diseluruh dunia sejumlah 4,3 juta bayi baru lahir meninggal, dan di negara berkembang kurang lebih 70% dari jumlah kematian ini dapat dicegah dengan teknologi

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Judul penelitian : Perilaku Ibu Primipara dalam Merawat Bayi Baru Lahir di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun. Peneliti : Erpinaria Saragih Saya telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari

Lebih terperinci