BAB III. Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari"

Transkripsi

1 BAB III Perjalanan Kreativitas Gondo Dalam Dunia Seni Tari Gondo yang memiliki nama asli Agus Gandamanah ini lahir di Bandung pada tanggal 14 Juli Gondo mulai mencintai dunia seni tari sejak beliau duduk di kelas 5 sekolah dasar, dimulai dari seringnya mengisi acara untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia di lingkungannya, mengikuti lombalomba tari di tingkat RT, dan tidak jarang pula beliau juara. Jiwa seni sangat mengalir deras dalam diri Gondo, ia terlahir dari keluarga yang mencintai seni, tak heran kini ia berbakat dalam bidang itu. Kemudian pamannya sadar bahwa keponakannya ini memiliki bakat di bidang seni tari, oleh pamannya beliau diajak mengikuti sanggar untuk mengasah lagi kemampuan yang dimilikinya. Sekitar tahun 80-an beliau bergabung di sanggar Gema Manunggal dan dilatih oleh bapak Asep Syafaat, yang merupakan anak dari pemilik sanggar Gema Manunggal. Melihat potensi yang dimiliki Gondo, bapak Asep Syafaat langsung menjadikannya asisten di sanggarnya. Saat mulai menggeluti dunia seni tari, ia mendapat penolakan keras dari ayahnya, sebab ayahnya mengharapkan ia bekerja di kantor atau di instansi tertentu, sedangkan Gondo malah mendalami dunia seni tari. Walaupun ayahnya seorang seniman, ia menginginkan anaknya bekerja di instansi tertentu. Berbeda dengan ibu serta adik dan kakaknya yang terus mendukung Gondo dengan apapun yang menjadi cita-citanya. Untuk membuktikan pada ayahnya bahwa ia amat serius dalam seni tari, ia kerap kali tidak pulang ke rumah untuk mengikuti berbagai perlombaan, dan begitu pulang ke rumah, ia membawa piala untuk diperlihatkan pada ayahnya dengan tujuan meyakinkan beliau bahwa ia amat mencintai seni dan ingin mendalaminya. Tetapi ayahnya tetap tidak mendukung Gondo untuk bergelut di bidang itu.

2 48 Di mata Gondo, tari Jaipongan merupakan tarian yang atraktif, dinamis, memicu semangat serta memiliki daya tarik yang begitu kuat, sehingga ia ingin terus menggeluti dan memperdalam tari Jaipong. Beliau sempat menggeluti tarian klasik yaitu tari Baksa dan Lenyepan, tetapi saat menarikannya, tidak seenak menarikan tari Jaipong, karena ia berfikir bahwa saat ia menari Jaipong, disitu ia dapat melakukan kebebasan dan tidak terpatok pada apapun, sehingga ada tantangan tersendiri untuk menarikan tari Jaipong. Pada tahun 1986, masyarakat sedang dihebohkan dengan tarian Breakdance yang terkenal saat itu, Breakdance adalah tarian budaya barat yang mengusung gerak patah-patah. Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh masyarakat menyukai tarian yang sedang marak di Indonesia saat itu, termasuk Gondo yang pada saat itu tengah duduk di bangku SMA. Bagaimanapun itu, kita sebagai penikmat senipun tidak dapat menolak pengaruh budaya yang datang dari luar, tetapi karena begitu cintanya dengan tari Jaipong dan tidak ingin tari Jaipong tergeser oleh budaya barat yang masuk, Gondo berinisiatif untuk menggabungkan tari Jaipong dan tarian Breakdance. Beliau menamakannya tari breakpong yaitu Breakdance Jaipong. Itulah kali pertama ia menciptakan karya, yang ternyata diterima dengan baik oleh lingkungannya, sehingga ia sering mengikuti lomba maupun menampilkan breakpong dalam acara-acara tertentu. Foto 3.1 Gondo menari Breakpong (Dokumentasi Gondo, 2010)

3 49 Dari keseluruhan karya yang telah Gondo ciptakan, dapat dikategorikan ke dalam dua kategori besar, yaitu kategori tari Jaipong tradisi dan kategori tari Jaipong kontemporer. Kategori tari Jaipong tradisi berisi karya tari Jaipong dengan gerak-gerak yang masih sangat sederhana dan masih berkiblat penuh pada ketuk tilu dan pencak silat gaya Gugum Gumbira serta mengandung pakem tradisi, baik dari gerak, atau tema tariannya contohnya tari Jaipong Senggot, Sekar Panggung, tari Jaipong Wayang Subali Sugriwa, tari Jaipong Wayang Srikandi Mustakaweni, tari Jaipong Wayang Wangsit Siliwangi dan masih banyak lagi. Adapun untuk kategori tari Jaipong kontemporer adalah karya tari yang sudah penuh dengan inovasi modern, baik dari ragam gerak, tema tarian, maupun musik iringannya, contohnya tari Jaipong bertemakan komedi yaitu NIKU dan Topeng Rehe, tari Jaipong Alewoh, tari Jaipong Etnik Kreatif, tari Jaipong Acapella Dance, tari Jaipong Techno Sancang Gugat, tari Jaipong Ronggeng Nyentrik dan masih banyak lagi. Karya tari dalam kategori ini cenderung berbeda dengan tari Jaipong pada umumnya, selain ragam gerak yang unik, tema tarian serta iringan musiknya pun sarat dengan sentuhan kreativitas, salah satunya dengan penggabungan sound effect pada musik tarinya. A. Karya Tari Jaipong Tradisi Setelah Gondo menciptakan karya Breakpong pada tahun 80-an yang mendapat respon baik di masyarakat, Gondo mencoba menciptakan karya lagi berdasarkan pengalaman empirik, imajinasi, rangsang audio dan pengaruh lingkungan sekitar serta pengalaman ia belajar pada gurunya. Dalam karyanya, Gondo tetap mengakar pada kekhasan gerak gurunya, ia tetap memadukan gerak Pencak Silat dalam karya tarinya. Setiap menciptakan karya, ia selalu meminta bantuan kepada Ega Robot untuk membuatkan musik pengiringnya. Hal ini tidak lepas dari kekagumannya pada sosok gurunya serta seniman Jaipong yang menginspirasinya yaitu Asep Syafaat dan Gugum Gumbira.

4 50 Gondo mulai mengenal sosok Gugum Gumbira pada tahun 1990, melalui keterlibatannya sebagi peserta dalam acara Kirab Remaja Nasional, saat itu Gugum Gumbira memberikan instruksi dan kepercayaan pada Gondo, hal itu sontak membuat ia senang dan terharu. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap karya yang diciptakannya pada saat itu seperti tari Kembang Tanjung, Senggot, Pamayang, Kawitan, Mojang Tandang dan Makalangan. Pada karya Senggot khususnya, dalam tarian tersebut gerak yang ia ciptakan tidak lepas dari gaya Gugum Gumbira yang mengusung 3G (Geol, Gitek dan Goyang) dan Pencak Silat. Rangkaian geraknya didominasi oleh ragam gerak Jaipong pada umumnya yaitu adeg-adeg, ukel, capangan, nyikung, mincid, keupat, balik ban dan lain sebagainya. Contoh gerak Pencak Silat dalam tarian ini adalah sabet, sodok, jambret, nahan, yang membuat penari terlihat sedikit gagah, karena dalam gerak Pencak Silat ini penari memakai tenaga yang kuat serta ruang yang agak luas, hal ini terlihat pada style pose saat gerak sabet, sodok, jambret dan nahan, penari membuka kakinya lebar dan rengkuh, sehingga terlihat kuat pertahanannya, ditambah dengan gerak tangan yang terlihat menangkis dan menahan serangan lawan, ibaratnya. Foto 3.2 Tari Jaipong Senggot (Dokumentasi Gondo, 2001) Sekitar tahun 2004, Gondo mendirikan sebuah wadah pembelajaran tari Jaipong yang ia beri nama Klinik Gondo Art Production. Dari awal didirikan

5 51 sanggar tari ini, tarian yang diberikan untuk kelas dasar adalah tari Senggot, karena tarian ini dianggap paling mudah dan ragam geraknyapun tidak banyak, hanya diulang-ulang, karena murid sanggar didominasi oleh anak kecil, maka dipilihlah tarian ini untuk pemula dengan tujuan membentuk tubuh ke style Jaipong dan membiasakan serta memperkenalkan gerak tari terlebih dahulu. Kepercayaan dari Gugum Gumbira itu ia dapatkan kembali ketika dipercaya sebagai penata tari dalam acara yang sama, tepatnya pada acara Pencak Kirab Remaja Nasional bersama grup Jugala Bandung pada tahun Kepercayaan itu adalah tantangan yang dianggap cukup besar, dimana acara tersebut mengharuskan Gondo melibatkan 2,500 orang penari yang direkrut dari berbagai sanggar tari dan perguruan tinggi se-indonesia. Dalam event itu, koreo tari yang ia ciptakan untuk acara tersebut masih berkiblat pada gaya Gugum Gumbira yaitu 3G dan Pencak Silat, namun yang membedakan disini yaitu Gondo bermain pada keragaman ruang dan pola. Ia melibatkan ribuan orang dalam event ini, otomatis Gondo sangat memikirkan cara agar tarian tersebut dapat terlihat menarik, selaras dan tetap mengandung daya pikat estetika yang tinggi. Dengan menerapkan gerak Canon pada salah satu rangkaian geraknya. Penari dengan jumlah tidak sedikit pasti akan menemukan masalah pada kekompakan. Gondo menyiasati hal tersebut dengan gerak Canon, yaitu gerak yang sambung menyambung dan bergiliran. Menurut Suherman (2006), gerak Canon adalah gerak yang dilakukan berurutan oleh kelompok penari dengan cara kelompok penari A melakukan gerak empat hitungan hingga selesai, kemudian kelompok penari B melakukan gerakan yang sama dengan hitungan dari awal empat hitungan dan seterusnya. Selain dapat menyiasati ketidakkompakan, gerak Canon juga dapat menambah keselarasan bila dilakukan dengan benar, dan tentunya akan terlihat menarik bagi yang menonton dari depan. Selain itu, pengolahan ruang juga sangat diperlukan dalam menarikan tarian yang penarinya tidak sedikit ini. Lahan yang luas sebagai arena pertunjukanpun menjadikan Gondo berfikir untuk membuat koreo dengan ruang yang luas, contohnya gerakan didominasi oleh putaran-putaran yang besar dengan

6 52 membuka kedua tangan dengan lebar serta langkah kaki yang besar pula (Wawancara Gondo, 2015). Pengalaman dalam event ini menambah pembendaharaan kreativitas Gondo dalam membuat formasi dalam suatu bentuk tari dan pola serta pengolahan ruang yang lebih variatif. Kreativitas tersebut tercermin dalam karya tari Sekar Panggung, yang pola serta pengolahan ruangnya lebih variatif dibanding karya sebelumnya. Penggunaan level juga mulai diolah sebagai penunjang keselarasan pada geraknya. Dalam tari Sekar Panggung, Gondo mulai menciptakan gerak yang memiliki ruang yang luas dan level yang berubah-ubah, contohnya pada beberapa ragam geraknya penari melakukan gerakan dengan level sangat rendah yaitu duduk pada lantai bahkan sampai berguling. Selain itu ragam gerak yang memakai ruang yang luaspun banyak ditonjolkan seperti banyak gerak yang membuka kedua tangan, memutar penuh kedua tangan sambil berputar, dan masih banyak lagi. Foto 3.3 Tari Jaipong Sekar Panggung (Dokumentasi Gondo, 2004) Pada tahun 2014, Gondo menciptakan kebaruan yang lain, yaitu dari tema tariannya. Gondo menciptakan tari Jaipong yang bertema Wayang. Tari Jaipong Wayang karya Gondo yaitu Subali Sugriwa, Wangsit Siliwangi dan Srikandi Mustakaweni. Dinamakan tari Jaipong Wayang bukan berarti penarinya berbusana seperti wayang tetapi hanya judul lagunya saja yang merupakan cerita wayang. Gondo tetap memadukan gerak yang sudah ada dengan gerak-gerak ciri khasnya

7 53 yaitu paping, stakato, robotik dan gerak efek. Dalam penyajian tariannya, ada satu rangkaian gerak yang menceritakan sesuatu atau menyampaikan pesan pada penonton. Sesuai dengan cerita wayangnya. Disinilah letak perbedaannya dengan karya sebelumnya, Gondo menampilkan pesan dan cerita Wayang tersebut pada rangkaian gerak tarinya. Sebagai contohnya pada karya tari Jaipong Srikandi Mustakaweni, pada salah satu rangkaian geraknya, Gondo memperlihatkan gerakan yang memiliki kesan penari satu dengan penari lainnya sedang perang, baik pesan itu disampaikan melalui tatapan mata yang tajam, gerakan yang saling mengisi dan merespon, serta gerak yang memperlihatkan kekuatan. Contoh lainnya misalnya pada gerak yang menceritakan kesedihan, Gondo sampaikan melalui gerak penari satu yang membungkuk dengan ekspresi sedih kemudian dihampiri oleh penari lainnya dan menggunakan sampur sebagai penunjang tariannya yang didekatkan pada pipi penari satu, dalam hal ini menyampaikan bahwa si penari lain mengusap air mata penari satu dengan selendang. Foto 3.4 Tari Jaipong Wayang (Dokumentasi Gondo, 2014) B. Karya Tari Jaipong Modern Kreativitas Gondo sebagai koreografer muda dan berbakat membawanya semakin bersinar. Pada tahun 2000 ia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Disbudpar Provinsi Jawa Barat dengan menjadi penata tari komedi dalam Misi

8 54 Kesenian ke Negara Malaysia, juga sebagai penata Rumpun Tari Jawa Barat ke Singapura pada tahun Pribadinya yang humoris dan supel menarik simpati seorang dalang kondang yaitu Asep Sunandar Sunarya. Bersama putranya Dadan Sunandar Sunarya, Gondo dilibatkan pada sebuah acara yang berjudul Sasagon yang pada waktu itu tayang di TVRI. Selain tampil di Tv daerah, Gondo juga aktif pada beberapa program Tv Swasta seperti acara Ngedate Sareng Si Cepot yang sebagai peserta pada program acara API (Akademi Pelawak Indonesia) di TPI pada tahun Pada tahun 2006, Gondo bekerja sama dengan Ozenx Percussion, melibatkan dirinya pada acara Jaka Baret di salah satu program stasiun Tv Swasta Nasional. Pengalamannya mengikuti event tersebut membawanya pada pemikiran untuk membuat pembaruan pada karyanya, saat itu Gondo terinspirasi untuk menciptakan karya yang bersifat guyon, maka terciptalah karya tari Jaipong Topeng Rehe dan NIKU (Nini Kuat) pada tahun Dalam kedua karya Jaipong Komedi ini, memang gerak tari Jaipongnya tidak banyak dan rumit seperti karya tari Jaipong sebelumnya. Tari Jaipong komedi ini cenderung lebih banyak menampilkan sisi lucu pada gerakannya, tetap mengusung 3G yaitu Gitek, Geol dan Goyang, tetapi gerakan tersebut dilakukan dengan guyonan. Tarian yang berdurasi sekitar 4 menit ini didominasi oleh hehereuyan dan beberapa kali terdapat komunikasi antara penari dan pangrawit yang berada di belakang atau samping panggung. Salah satu dialog antara penari dan pangrawit yaitu berisi ajakan untuk bergoyang atau meminta dipukulkan kendang untuk mengisi gerak goyangan pinggulnya. Contohnya lainnya, gerak mincid yang seharusnya dilakukan dengan centil dan ceria, dalam tarian ini penari melakukannya dengan bergoyang sambil menggoda penari lainnya, sehingga penari yang lainnya terjatuh dan penonton tertawa. Didukung dengan penggunaan properti tari yaitu topeng yang berbentuk lucu dengan lidah menjulur, gigi ompong dan lain-lain. Musik pengiringnya adalah botol kecap, dalam lirik lagu tersebut terdapat penggalan lirik yang menyiratkan bahwa penarinya adalah gadis yang cantik, nyatanya para penari menggunakan topeng yang berwajah jelek. Musik menghentak-hentak cepat dan enerjik, sedangkan dari judul tariannya saja

9 55 yaitu Rehe memiliki arti sepi. Hal itu sengaja dilakukan Gondo agar terkesan terbolak-balik dan lucu, sehingga mengundang tawa yang melihatnya. Foto 3.5 Foto 3.6 Tari Jaipong Topeng Rehe Gondo bersama penari Topeng Rehe (Dokumentasi Gondo, 2010) (Dokumentasi Gondo, 2010) Begitupun dengan tarian NIKU (Nini Kuat), Tari Jaipong Niku diciptakan pada tahun Dalam tari Jaipong NIKU, penari diibaratkan sebagai seorang nenek-nenek tetapi dapat menari secara enerjik dan centil. Tarian ini hanya berdurasi 3-4 menit, dan didominasi oleh gerak yang mengandung candaan. Banyak rangkaian gerak yang menunjukan bahwa penari adalah nenek-nenek yang perkasa, hal itu diwujudkan dengan koreo yang enerjik sambil mengangkat tongkatnya, kemudian berlompat dan lain sebagainya. Ditambah dengan musik iringannya yang mendukung para penari untuk bergerak enerjik dan centil. Tetapi tetap saja, sisi nenek-neneknya ditonjolkan dengan membungkuk dan batuk-batuk, sesekali. Gondo menciptakan tari Jaipong Komedi atas dasar cerminan dari dirinya pribadi yang memang senang berguyon (bercanda). Foto 3.7 Tari Jaipong NIKU (Nini Kuat) (Dokumentasi Gondo, 2013)

10 56 Selain karya tari Jaipong yang bertemakan komedi, Gondo juga menciptakan karya tari Jaipong yang memadukan gerak tari Jaipong dengan ragam gerak modern dance. Pengalaman Gondo dalam membuat tari modern dance pernah dilakukan pada salah satu program TVRI Bandung yakni acara Kalangkang Bentang bersama Tati Saleh, Gondo dipercaya sebagai penari latar sekaligus koreografernya. Pada tahun 2000 pada acara ulang tahun PDI Perjuangan, Gondo oleh panitia PAC Banjaran dipercaya untuk membuat Oratorium Kolosal dengan judul karya Putri Sang Fajar, selanjutnya pada tahun 2006 dalam rangka hari jadi Kabupaten Bandung, Gondo terlibat sebagai konseptor, sutradara serta konsultan Tari Rakyat dan Pencak Silat, yang selanjutnya karya Gondo tersebut didokumentasikan dalam buku Karya Pembangunan Kabupaten Bandung oleh Disbudpar Kab Bandung. Dari pengalaman di atas, Gondo sadar bahwa seniman tari Jaipong saling berlomba menciptakan pembaruan yang lebih kreatif agar dapat bertahan di industri seni, maka dari itu Gondo terus menciptakan pembaruan dalam karyanya pada setiap perjalanan kreativitasnya. Sekitar tahun 2008, daya kreatif Gondo semakin berkembang, seiring dengan pengalaman dan faktor lingkungan dimana ia berada. Ia mulai terfikir untuk membuat karya tari Jaipong yang musik iringannya berbeda dari biasanya. Maka terciptalah karya tari Jaipong Techno Sangcang Gugat dan Ronggeng Nyentrik. Pada dua karya tersebut, Gondo membuat musik iringan tari dengan menggabungkan Sound Effect yang bemacam-macam. Selain ini jauh lebih menarik, sound effect juga dapat menunjang kebutuhan gerak yang kompleks dan rumit menjadi semakin dramatik. Ia tidak melakukan hal ini sendirian, ia bekerja sama dengan teman baiknya yaitu Ega Robot. Ega dikenal sebagai pemusik serba bisa, dan dalam hal menciptakan karya tari, Gondo selalu bekerja sama dengan Ega untuk membuatkan musik iringannya sesuai dengan apa yang Gondo inginkan. Sebagai contohnya, Gondo memadukan gerak Modern Dance yang lincah dengan sound effect yang menunjang, misalnya pada gerakan hentakan kaki yang lincah dan cepat, pada akhir hentakannya, musik terdengar

11 57 semakin keras dan diberi efek yang dramatis. Contoh lainnya misalnya pada tari Techno Sancang Gugat, Gondo memberikan gerak yang memperlihatkan penari seperti harimau, dengan memperlihatkan seluruh jari yang seperti hendak menerkam, disini didukung pula oleh sound effect berupa auman harimau. Hal tersebut didasari oleh pengalamannya pada saat membuat tari modern dance yang pernah ia lakukan pada salah satu program TVRI Bandung yakni acara Kalangkang Bentang bersama Tati Saleh. Fot8 3.7 Foto3.9 Tari Jaipong Techno Sancang Gugat Tari Jaipong Techno Sancang Gugat (Dokumentasi Gondo, 2012) (Dokumentasi Gondo, 2012) Foto 3.10 Tari Jaipong Ronggeng Nyentrik (Dokumentasi Gondo, 2008) Pada tahun 2010, ia menciptakan tari Etnik Kreatif. Dimana tarian tersebut menyuguhkan gerak yang kompleks, rumit, dan pengolahan level yang beragam, sehingga membuat tarian tersebut terlihat sangat sulit untuk dilakukan. Jika karyanya di tahun 90an dan awal 2000an Gondo memadukan gerak tari Jaipong

12 58 dan pencak silat yang teknik geraknya kompleks, di tahun 2010 khususnya pada karya tari Etnik Kreatif, ia memadukan ragam gerak tari Jaipong, pencak silat, dan modern dance dan robotic. Geraknya cenderung sulit untuk dilakukan, karena memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, sebagai contohnya pada gerak yang Gondo beri nama gerak etnik kreatif yaitu posisi badan rengkuh, kaki dibuka adeg-adeg, tangan kiri di atas dan ditekuk, tangan kanan menyentuh pundak dan pandangan lurus ke depan, lalu tangan kiri ditarik ke arah bawah dan disimpan di bahu kiri, kemudian tangan kanan turun ke bawah dan agak dibuka sejajar dengan pinggang, setelah itu tangan ditarik ke depan dengan lengan bawah saling menempel dan tangan kanan nangreu, tangan kiri rumbai, lalu tangan saling membuka dengan pergelangan tangan saling menempel, tangan kanan nangreu dan tangan kiri rumbai, kemudian tangan membalik, tangan kiri di atas nangreu dan tangan kanan di bawah rumbai. Gerakan tersebut dilakukan dengan hitungan cepat, dan setiap gerakan seperti ini, penonton yang melihat selalu memberikan tepuk tangan, karena selain hitungannya cepat, gerakannya rumit dan kompleks, musik yang mengiringinya pun menambah efek dramatik. Hal ini ia lakukan, karena pada saat itu sedang booming tarian yang mengusung gerak robotic khususnya pada modern dance. Gondo berfikir bahwa, mengapa tidak digabungkan saja Jaipong dan modern dance? Ini akan menjadikan karyanya berbeda dan lebih inovatif. Berbekal pengalamannya pada acara Kirab Remaja Nasional yang pada saat itu Gondo dipercaya oleh Gugum Gumbira sebagai asisten pelatih sektoral untuk melatih tarian Etnik Papua. Kemudian pada acara yang sama, Gondo melatih tari Etnik Sunda. Hal ini membuat Gondo semakin kaya pengetahuannya tentang gerakan etnis daerah. Sudah tentu pembendaharaan gerak Gondopun semakin berkembang. Maka diciptakanlah tari Etnik Kreatif. Respon masyarakat sangat baik, tari Jaipong Gondo yang berbeda ini dapat diterima masyarakat dan disukai, karena unik dan dikemas secara modern.

13 59 Foto 3.11 Foto 3.12 Tari Jaipong Etnik Kreatif Tari Jaipong Etnik Kreatif (Dokumentasi Gondo, 2013) ( Dokumentasi Gondo, 2013) Memasuki tahun 2011, Gondo berfikir lagi untuk menciptakan kebaruan pada karyanya. Melihat karya yang sebelumnya yaitu tari Etnik Kreatif pada tahun 2010 mendapatkan respon positif dari masyarakat, Gondo ingin menciptakan kebaruan yang lebih unik dan berbeda lagi. Pada waktu itu, musik beatbox tengah menjamur di kalangan masyarakat, lagi-lagi Gondo terinspirasi untuk menciptakan karya yang menggebrak, yaitu Acapella Dance. Tari Jaipong yang diiringi oleh musik yang dihasilkan oleh mulut yang menirukan suara gamelan, kendang, beatbox, dan suara audio effect. Dari awal ia menciptakan tari Jaipong hingga saat ini, semuanya tidak lepas dari rangsang audio dan sesuatu yang sedang berkembang di lingkungan sekitarnya, ia terus melakukan pembaruan dan menyesuaikan dengan zaman. Tarian ini merupakan tarian andalan. Geraknya merupakan paduan antara tari Jaipong, paping, breakdance dan robotic. Geraknya sangat enerjik, ruang geraknya luas, bertenaga dan lincah. Salah satu gerakan yang menarik dalam tarian ini yaitu gerak efek robotic, dimana penari bergerak menirukan robot dengan cara menggeserkan tubuhnya dan menoleh secara kaku dan tanpa ekspresi, kemudian musik yang diberi efek seperti kaset yang rusak (musiknya berulang-ulang seperti rusak) membuat penari yang kaku seperti robotpun menunjukan gerak seperti robot yang rusak dengan mengikuti beat musiknya. Hal ini yang dianggap unik oleh penonton dan mengundang rasa penasaran untuk menunggu ada gerak apa lagi setelah ini yang menarik. Tari Jaipong ini dianggap berbeda dan unik, maka tarian Acapella Dance ini selalu

14 60 diminta untuk ditampilkan di beberapa acara. Awalnya tari Jaipong Acapella meraih juara 1 dalam lomba RRI Tingkat Nasional yang kemudian perlahan masuk dunia broadcast. Tari Jaipong Acapella ini pernah ditampilkan di stasiun Tv diantaranya Net, TransTv, ANTV, SCTV, MNC, dan TVRI. Sejak saat itu Jaipong Acapella karya Gondo mulai dikenal masyarakat dan permintaan untuk tampil di event-event besarpun berdatangan, tari Jaipong Acapella ini dianggap berbeda dengan Jaipong pada umumnya, lain daripada yang lain serta unik. Baru kali ini tari Jaipong yang iringan musiknya memakai musik mulut yang menyepertikan suara gamelan, beatbox dan rapp. Itulah alasan mengapa tari Jaipong Acapella ini merupakan tari andalan Gondo dan menjadi tari paling monumental bagi Gondo. Foto 3.13 Foto 3.14 Tari Jaipong Acapella Dance Tari Jaipong Acapella Dance (Dokumentasi Gondo, 2011) (Dokumentasi Gondo, 2011) Menjadi kreator tari bukan perkara mudah. Bukan sekedar menciptakan rangkaian gerak kemudian ditampilkan dan selesai. Bagi Gondo, menciptakan sebuah karya itu sangat perlu dipikirkan dengan matang dan tidak bisa instan, karena apapun yang dibuat secara instan, akan berakhir dan menghilang secara instan pula. Gondo tidak menginginkan hal itu, ia ingin karya yang dihasilkannya memiliki sesuatu, entah itu manfaat untuk orang lain, inspirasi untuk orang lain, dan yang paling penting ia ingin selalu diingat oleh orang lain yaitu dengan menjadi berbeda. Gondo tidak menginginkan karyanya dibilang bagus, karena

15 61 bagi Gondo, bagus itu relatif dan karya yang bagus itu sangat banyak. Ia lebih senang jika karyanya dinilai berbeda, karena yang berbeda akan selalu diingat. Salah satu tantangan yang pernah dilalui yaitu pada saat diminta untuk menjadi koreografer Sandrina dalam acara Indonesia Mencari Bakat di Trans Tv pada tahun Seperti yang kita tahu, itu merupakan acara televisi yang merupakan konsumsi publik, dan Gondo berfikir bahwa penonton tidak mau tahu karya yang disuguhkan harus bagus dan menggebrak. Adapun dalam acara itu ia kerap kali diminta untuk membuat karya tari dalam waktu yang singkat, bahkan hanya beberapa jam. Foto 3.15 Foto 3.16 Sandrina pada acara IMB Gondo bersama Sandrina pada acara IMB (Dokumentasi Gondo, 2013) (Dokumentasi Gondo, 2013) Berdasarkan wawancara dengan Gondo pada tanggal 19 April 2015, langkah-langkah dalam menciptakan suatu karya tari dan berbagai hal yang harus difikirkan yaitu mempertimbangkan garapan agar sesuai dengan teknik dan keterampilan gerak yang harus dikuasai oleh penari untuk melakukan suatu tarian, karena itu merupakan faktor yang mempengaruhi menarik atau tidaknya sebuah pertunjukan. Sebuah tari yang terdiri atas gerakan-gerakan yang tidak membutuhkan keterampilan dan latihan-latihan sebelumnya, misalnya terdiri atas gerak keseharian yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak akan menarik untuk ditonton, walaupun boleh jadi menarik untuk dilakukan, kecuali jika diimbangi dengan penataan faktor-faktor koreografi lain, seperti komposisi ruang, pengaturan irama, dinamika, kostum, tata panggung dan tata lampu.

16 62 Di samping teknik dan keterampilan gerak, suatu tari pertunjukan menuntut perkembangan bentuk, yang dalam segala kaitannya berarti penataan atau pengaturan. Elemen-elemen sederhana seringkali dapat ditampilkan dengan cukup berdaya pikat dengan penataan dan penggarapan bentuk yang memadai. Gerak adalah bahan baku tari, oleh sebab itu seseorang yang hendak menyusun atau menata sebuah tari harus benar-benar memahami hukum-hukum dan unsurunsur pembangun gerak. Tiga unsur utama pembangun gerak adalah ruang, waktu dan tenaga. Bagaimana penataan ketiganya secara cermat, sehingga memberikan hasil yang maksimal merupakan salah satu aspek koreografi yang harus dipahami benar-benar oleh seorang pencipta tari. Pengetahuan mengenai unsur-unsur ruang, waktu dan tenaga harus juga disertai dengan kepekaan penghayatan atas ketiganya. (Murgianto. 2004:62) Koreografi merupakan proses pemilihan dan pengaturan gerakan-gerakan menjadi sebuah tari. Untuk pekerjaan tersebut, dibutuhkan kreativitas yaitu kemampuan seseorang menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang sebelumnya tak dikenal oleh penciptanya sendiri. Komposisi merupakan usaha seorang seniman untuk memberikan wujud estetik terhadap perasaan atau pengalaman batin yang hendak diungkapkannya. Seorang yang menekuni dunia komposisi selalu berhadapan dengan memilih, menyusun, dan sekaligus mempertunjukan hasil tataannya kepada penonton, (Sal Murgiyanto, 2004: 68-69). Hal itu sesungguhnya bukanlah sebuah ilmu yang cukup hanyak dikuasai dengan dihafal, tetapi harus dikuasai lewat serangkaian latihan, percobaan dan pengalaman di lapangan. Tapi ini adalah tantangan bagi Gondo, maka ia pun sangat memperhatikan segala hal yang menjadi dasar dalam menciptakan karya. Mulai dari ia mencari inspirasi dari hal yang sedang booming saat itu, saran dari rekan-rekannya, inspirasi dari gurunya, dan daya kreativitasnya. Semua yang ia fikirkan, ia ramu menjadi satu dan tertuang pada karyanya yang ia ciptakan pada saat itu. Pada saat itu musik hip hop, beat box dan gaya modern dance masih hits di dunia hiburan,

17 63 maka Gondo membuat suatu koreo yang menampilkan perpaduan dari semua aspek itu dan tentu saja tidak ketinggalan ia memasukan gaya robotic yang menjadi ciri khasnya. Terbukti, karya yang ia ciptakan untuk dibawakan oleh Sandrina membawanya menjadi juara pertama dalam acara tersebut, hal itupun membuat nama Gondo sebagai koreografer etnik kreatif semakin dikenal profesional. Terlihat pada karya Gondo selanjutnya yaitu tari Jaipong Alewoh. Tari Jaipong ini menarik, karena geraknya yang enerjik dan cenderung simetris dengan penggunaan tenaga yang kuat dan ditambah lagi dengan pola formasi yang rumit dan pengolahan level yang beragam, benar-benar mengundang decak kagum yang melihatnya. Pada karya Gondo sebelumnya, Gerak dengan penggunaan tenaga yang kuatpun tetap diberi kesan feminim misalnya dengan galieur setelahnya, atau gerak lambat dan mengalun setelah gerak cepat dan bertenaga. Pada tari Jaipong yang berdurasi sekitar 7 menit ini, dari awal hingga akhir tariannya, gerak benar-benar didominasi oleh gerakan yang cepat, kompleks, rumit, bertenaga dan simetris, ruang gerakannya luas, level yang digunakan amat beragam, pola lantainyapun amat banyak. Penggunaan gerak paping dan robotic pun amat banyak ragamnya dalam tarian ini. Tari Jaipong Alewoh ini pernah meraih juara pertama dalam acara Lawung Motekar yang diselenggarakan di Taman Budaya Bandung. Foto 3.17 Tari Jaipong Alewoh (Dokumentasi Gondo, 2012)

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya seni hadir sebagai bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi, dan kehadirannya selalu dibutuhkan oleh manusia di mana pun mereka berada dan

Lebih terperinci

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA 1 A. LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakansalahsatupusat mempunyaikebudayaankeseniansunda, keseniantersebutdapatmempengaruhimasyarakatjawa Barat khususnya Kota Bandung.BanyaksekalikeanekaragamankesenianSunda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan budayannya tersebut dapat

Lebih terperinci

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan. Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan berupa ungkapan kreativitas manusia yang memiliki nilai keluhuran dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman seni khususnya bidang seni tari. Kekayaan Seni tari yang saat ini berkembang di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tari Jaipong telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, terlihat dari tarian yang ditampilkan oleh penari wanita, gerak yang semula hadir dengan gerak-gerak

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian terpenting dari kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya Garut mencakup kepercayaan, norma-norma artistik dan sejarah-sejarah nenek moyang yang tergambarkan melalui kesenian tradisional. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan sebuah ide atau gagasan baru. Kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi yang kreatif, proses yang kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya merupakan suatu pola hidup yang menyeluruh. Budaya juga bersifat abstrak, bebas, dan luas. Sehingga berbagai aspek budaya turut menentukan perilaku

Lebih terperinci

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari Pertemuan 2 KONSEP, FUNGSI, JENIS, KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI TARI Jenis Tari Jenis tari tradisional di Indonesia bisa diamati dari bagaimana tari tersebut ditampilkan. Tari yang ditampilkan seorang

Lebih terperinci

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam menjadikan kesenian sebagai salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas. Kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi masyarakatnya, khususnya generasi muda. Pewarisan seni budaya penting demi penciptaan indentitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banten sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki keanekaragaman bentuk dan jenis seni pertujukan. Seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya. BAB VII KESIMPULAN Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya. Tari kontemporer kini memperlihatkan proses kreatif dan inovasi yang semakin

Lebih terperinci

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A NIP 19781202 200501

Lebih terperinci

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dengan kriteria terbaru dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dengan kriteria terbaru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia modern tidak akan pernah lepas dari informasi dari berbagai media. Segenap lapisan manusia dari anak-anak sampai lansia semakin menyadari pentingnya informasi.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORK SHOP TARI GOLEK MENAK GAYA YOGYAKARTA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORK SHOP TARI GOLEK MENAK GAYA YOGYAKARTA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA 1 LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORK SHOP TARI GOLEK MENAK GAYA YOGYAKARTA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA DISELENGGARAKAN PADA TANGGAL 14-17 JULI 2005 Disusun oleh: Titik Putraningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi TARI SRIMPI GUITAR KARYA TIEN KUSUMAWATI (KAJIAN KOREOGRAFI) Rizky Putri Septi Handini Dra. Veronica Eny Iryanti, M.Pd. Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

Work Shop Tari Golek Menak Gaya Yogyakarta di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 2005.

Work Shop Tari Golek Menak Gaya Yogyakarta di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 2005. A. Judul Kegiatan: Work Shop Tari Golek Menak Gaya Yogyakarta di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 2005. B. Deskripsi Kegiatan Kegiatan work shop Tari Golek Menak gaya Yogyakarta ini merupakan agenda

Lebih terperinci

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program non berita merupakan program yang dapat dibedakan berupa program hiburan musik, drama, olahraga dan agama. Program non berita yang banyak digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

SENI BUDAYA (TARI) SMA/MA

SENI BUDAYA (TARI) SMA/MA DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (TARI) SMA/MA Paket 3 SMA... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2018 K2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Padepokan Jugala yang beralamat di Kopo No. 15 jl.astana Anyar Kota Bandung. Adapun alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya

Lebih terperinci

C.A, 2013 TARI JAIPONG KARYA RUMINGKANG SEBAGAI MEDIA INDUSTRI KREATIF BERBASIS SENI TRADISI

C.A, 2013 TARI JAIPONG KARYA RUMINGKANG SEBAGAI MEDIA INDUSTRI KREATIF BERBASIS SENI TRADISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari Jaipong merupakan tari kreasi baru yang tumbuh di Jawa Barat. Jaipong terlahir dari hasil kreativitas Gugum Gumbira pada pertengahan tahun 1970-an. Jaipong merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni tari merupakan ekspresi yang diungkapkan oleh jiwa seseorang melalui gerakan tubuh yang diiringi musik tertentu sesuai dengan ekspresi yang ingin disampaikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Siska Novalian Kelana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI A. PENDAHULUAN Ketika jaman terus berkembang karena kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7)

Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7) A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penari yang baik adalah penari yang memiliki pondasi yang kuat dalam proses menarinya, yakni dengan adanya dasar yang baik dan cukup kuat dalam teknik melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai potensi yang tinggi di bidang hiburan. Ada beragam tempat yang mempunyai daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional, misalnya ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada program pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik

Bab I. Pendahuluan. Latar Belakang. Latar Belakang Topik Bab I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Topik Menari adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri kita secara lebih spontan. Sesuai dengan perkembangan jaman,

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film di berbagai belahan dunia, termasuk bangsa ini. Produksi film menjadi sangat mudah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang didalamnya terkandung kesenian, seperti halnya kesenian berupa tari-tarian

Lebih terperinci

Manfaat Belajar Seni Tari pada Anak Tunarungu

Manfaat Belajar Seni Tari pada Anak Tunarungu Telaah Manfaat belajar Seni pada Anak Tunarungu TalikHaryali Manfaat Belajar Seni Tari pada Anak Tunarungu dan Dampaknya di Bidang Akademik dan Pengembangan Pribadi Tatik Haryati SLB Waliwis Putih - Jalancagak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki beragam kesenian daerah, diantaranya adalah Jaipongan, Odong odong, Tanjidor, Topeng Banjet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Peranan Panakawan dan Denawa (Buta) pada pertunjukan seni tradisi Wayang

BAB V PENUTUP. Peranan Panakawan dan Denawa (Buta) pada pertunjukan seni tradisi Wayang BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Peranan Panakawan dan Denawa (Buta) pada pertunjukan seni tradisi Wayang Golek sebagai salah satu Kebudayaan dan Kesenian daerah Indonesia sangat penting bagi kelangsungan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemas dengan baik sehingga mampu menghibur masyarakat yang menontonnya. bintang tamu, penataan panggung dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dikemas dengan baik sehingga mampu menghibur masyarakat yang menontonnya. bintang tamu, penataan panggung dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui saat ini bahwa setiap statiun televisi swasta mempunyai acara komedi tersendiri atau acara yang di dalamnya ditambahkan unsur komedi. Dengan kreatifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena saat ini, keberadaan seni tradisi yang terdapat di daerah mulai menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam penyajian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi A ini beralamat di Jl. Raya

Lebih terperinci

FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA TAHUN 2013 TATA TERTIB PESERTA FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN 2013

FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA TAHUN 2013 TATA TERTIB PESERTA FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN 2013 FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA TAHUN 2013 TATA TERTIB PESERTA FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN 2013 1. Penampilan peserta festival Seni Religius dan Kerakyatan

Lebih terperinci

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: Penulisan Skenario Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom 15Fakultas 15Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Penguatan Ide Cerita 082112790223// patriciarobin23@gmail.com 082112790223// patriciarobin23@gmail.com

Lebih terperinci

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran BAB 4 Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur Alur Pembelajaran Pada Bab 4 ini, peserta didik diharapkan: 1. Mengamati konsep ragam gerak tari tradisional: Kepala, Badan, Tangan dan Kaki. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat perkembangannya, salah satunya yaitu media elektronik televisi. Televisi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuknya pengaruh Islam merupakan pelabuhan yang penting di pesisir utara

BAB I PENDAHULUAN. masuknya pengaruh Islam merupakan pelabuhan yang penting di pesisir utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon merupakan perpaduan kota budaya, kota niaga dan kota wisata di pesisir pantai utara. Sebagai daerah pesisir, Cirebon sejak sebelum dan sesudah masuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kebudayaan yang melimpah dari Sabang hingga Merauke. Keanekaragaman etnis di Indonesia menjadi sumber terbentuknya musik dan tari daerah;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu kesenian bangsawan dan kesenian rakyat. Dalam kesenian rakyat terdapat seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Opera Van Java atau yang disingkat dengan OVJ merupakan program televisi dengan format komedi. Program ini disiarkan oleh stasiun televisi Trans 7 dengan

Lebih terperinci