BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM"

Transkripsi

1 Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan Edisi Kedua Bergerak dengan energi Penerima Penghargaan Energi 2013 terbarukan CATUR DHARMA ENERGI Tingkatkan Produksi MIGAS Kurangi impor BBM Dorong pengembangan EBT Hemat energi BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan Bergerak dengan energi terbarukan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

3 Bergerak dengan Energi Terbarukan Editor : Islaminur Pempasa Cover/Layout : Mufdi ed Firdaus Dicetak oleh : Badan Litbang ESDM Edisi : Kedua Cetakan : Pertama Hak cipta pada Badan Litbang ESDM, Data katalog dalam terbitan Hermansyah, dkk. Bergerak dengan Energi Terbarukan Kisah Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan oleh Hermansyah, dkk. - Jakarta, Badan Litbang ESDM, 2014 viii, 104h., 21,5 cm 1. Bergerak dengan Energi Terbarukan 2. Judul Badan Litbang ESDM, Jalan Ciledug Raya Kav. 109 Jakarta, Telp , Faks buletin@litbang.esdm.go.id Website: dan ii Bergerak dengan Energi Terbarukan

4 ...menggugah kesadaran kita memanfaatkan anugerah sumber energi terbarukan serta mendorong kita memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat... Bergerak dengan Energi Terbarukan iii

5 Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia Penerbit : Badan Litbang ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit. iv Bergerak dengan Energi Terbarukan

6 daftar isi 1. Daftar Isi Pengantar Ucapan Terima Kasih Pendahuluan Ferdinandus Bongga Palulun Tandy Oga, Kampungku Mandiri Hutanku Lestari Agus Sebayang, Pengelolaan Partisipatif Menjadi Kunci I Wayan Nyarke, Menapis Limbah Menjadi Berkah Sudirman, Kincir Penerang Kebun Kakao Supar, Instalasi Pengolahan Limbah Menjadi Sumber Energi Koperasi Agro Niaga Jabung, Olah Limbah Jadi Berkah Koperasi Tuah Sabeena Sejahtera, Mendulang Listrik Dari Air Terjun Suhom PT. PJB Unit Pembangkit Gresik, Makin Efisien Setelah Menggunakan Gas Chevron Geothermal Salak (CGS), Inisiatif Hijau Lumbung Energi PT. Metropolitan Bayu Industri, Pelopor AC Hemat Energi Indonesia 15. Kalimantan Timur, Membangun Lumbung Energi Nasional Nusa Tenggara Barat, Potensi dan Aksi Pengembangan EBT Sulawesi Selatan, Desa Mandiri dan Elektrifikasi Daerah Terpencil Kabupaten Malang, Langkah Terobosan Kampung Metan dan Kuning Emas Tanjung Jabung Barat, Gigih Memanfaatkan Yang Terbuang... v vi viii ix vii Bergerak dengan Energi Terbarukan v

7 Pengantar MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Pengantar Mengikuti kisah demi kisah dalam buku ini, siapapun akan optimis bahwa, asal mau bergeliat mengatasi keterbatasan, maka kata krisis energi menjadi tidak relevan lagi. Betapa tidak, alam Indonesia telah dianugerahi berlimpah-ruah materi energi, utamanya energi terbarukan. Indonesia memiliki total potensi panas bumi sekitar MW di 300-an titik lokasi. Tenaga hidro, kapasitas terpasangnya baru MW dari an MW total potensi. Potensi biomassa sekitar MW, sementara kapasitas terpasangnya baru an MW. Belum lagi potensi tenaga surya, bayu, laut, dan sebagainya. Potensi-potensi itu lantas dibangkitkan dalam banyak rupa. Dalam skala kecil, ada pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), surya (PLTS), atau bayu (PLTB). Limbah manusia, ternak, dan pakan/tanaman pun diolah menjadi biogas atau biofuel. Untuk skala yang lebih besarnya ada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau panasbumi (PLTP). Kita tahu pasti bahwa semua itu sebagian besar sudah tergelar di hadapan kita. Tinggal kita mau mengolahnya atau tidak. Kalaupun mau, berani atau tidak. Sayangnya, orang yang memiliki kombinasi antara mau dan berani nekad dan gila tidaklah banyak. Sedemikian rupa sehingga wajarlah jika salut dan hormat saya sampaikan kepada para pionir energi terbarukan di segenap pelosok Tanah Air. Seperti kita sadari, kapasitas pasokan energi nasional kita selalu menjadi isu penting karena keterbatasannya. Isu keterbatasan itu sayangnya belum diimbangi dengan konsumsi yang kian hari kian meningkat tajam. Artinya, sudah seyogianya kita dituntut untuk jauh lebih hemat, efisien, dan juga mengonservasi energi. Pada titik inilah arti penting para perintis energi terbarukan tersebut: menjadi penawar solusi. Alih-alih terdepan dalam pengembangan, mereka adalah inspirator pemberdaya, penggugah, dan juga revitalisator local wisdom masyarakat. Mereka adalah agen peubah dalam transformasi paradigma pengelolaan energi nasional dari energi berbasis fosil ke diversifikasi (dan konservasi-efisiensi) energi, serta dari listrik sebagai penghambat menjadi penggerak pembangunan. vi Bergerak dengan Energi Terbarukan

8 Pengantar Atas ridho Tuhan YME, pada kesemuanyalah nilai kepatutan sebagai penerima Penghargaan Energi 2013 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) tersebut kita alamatkan. Jatuh-bangun kegigihan mereka kita dokumentasikan dalam buku Bergerak dengan Energi Terbarukan: Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Energi Terbarukan, yang tahun ini merupakan penerbitan edisi kedua. Ditinjau dalam konteks yang lebih luas, keseluruh penerima penghargaan itu sejatinya adalah pendukung pemerintah dalam menyediakan dan menguatkan ketahanan energi bagi rakyat Indonesia. Salah satu sasaran utama dari penguatan ketahanan energi , sebagaimana termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional , adalah terpenuhinya rasio elektrifikasi hingga 96,6% melalui pendekatan yang adil, tersedia, dan berkesinambungan. Untuk itu, arah kebijakan yang akan ditempuh antara lain dengan meningkatkan peranan energi terbarukan dalam bauran energi dan aksesibilitas energi. Wujud riilnya, memberikan dukungan tarif, penyediaan lahan dan penyederhanaan perizinan untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan dalam bauran energi nasional guna mencapai 23% (92 juta TOE) pada 2025 (sesuai target Kebijakan Energi Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor: 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional). Hari-hari ini KESDM tengah dan telah bergerak cepat menggalang sinergi-koordinasi dengan kementerian/lembaga atau pemangku kepentingan terkait, seperti Badan Pelaksana REDD+, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Bersama Badan Pelaksana REDD+, KESDM mendorong elektrifikasi di wilayah-wilayah terdepan/perbatasan dan memanfaatkan lahan terdegradasi untuk mengembangkan energi terbarukan. Bersama BKPM dan kementerian terkait, KESDM membangun Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam rangka mempercepat proses perizinan pembangunan infrastruktur energi, khususnya pembangkit listrik. Tantangan kita sekarang adalah, bagaimana mengeskalasi dan mengapitalisasi ikhtiar mulia seperti ini agar tidak mandek pada sekadar penerbitan buku, anugerah penghargaan, serta seremoni-seremoni lainnya. Pemanfaatan energi terbarukan serta pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi harus bisa menjadi gaya hidup kita semua. la adalah keniscayaan, sehingga harus dimulai sejak dini. la harus menjadi virus yang mampu menjangkiti masyarakat secara lebih luas-massif. Dengan demikian, kami, pemerintah, pun secara otomatis akan terpacu untuk mengimbanginya dan mengubah kecenderungan paradigma kerja birokrasi selama ini: dari tabiat menunggu menjadi menjemput. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said Bergerak dengan Energi Terbarukan vii

9 Ucapan Terima Kasih Ucapan Terima Kasih Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengucapkan terima kasih kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjadi Ketua Panitia Pelaksana Penghargaan Energi Tahun Ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada Panitia Pelaksana dan Tim Teknis Penghargaan Energi Tahun Berkat kerja keras seluruh panitia dan tim teknis, kegiatan ini mulai dari sosialisasi, penjaringan, seleksi dan evaluasi administrasi calon penerima hingga berlangsungnya Malam Penganugerahan Penghargaan Energi Ketiga Tahun 2013 di The Dharmawangsa Jakarta, 22 Oktober 2013 terselenggara dengan baik. Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dewan Juri Penghargaan Energi 2013, Ir. Herman Afif Kusumo (Ketua), Rachmat Gobel (Wakil Ketua), Sammy Hamzah (Sekretaris), dan para anggota Dewan Juri, Dr. Ir. Surya Darma MBA, Prof. Dr. Hotman Siahaan, Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto DEA, Anton S. Wahjosoedibjo, Sandiaga Salahuddin Uno, dan Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph.D. Melalui sidang-sidang pada malam hari, proses penilaian sejak calon yang masuk hingga terpilihnya para Penerima Penghargaan Energi 2013 dilaksanakan. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada seluruh peserta Penghargaan Energi Lebih dari sekadar berpartisipasi, para peserta telah memberi inspirasi, perhatian dan jerih payah dalam penguatan budidaya penganekaragaman (diversifikasi) dan konservasi energi. Kepada para Penulis dan Penyunting, Islaminur Kang Ipe Pempasa, kami ucapkan terima kasih atas kontribusinya baik pada saat penulisan, penyuntingan, revisi hingga terbitnya buku ini. Terimakasih dan rasa hormat juga kami sampaikan kepada semua pihak yang turut berkontribusi dan memberikan saran serta masukan, sehingga buku ini ada di tangan kita semua. Panitia Pelaksana Penghargaan Energi Tahun 2013 viii Bergerak dengan Energi Terbarukan

10 Energi merupakan kebutuhan esensial dan mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan. Saat ini kebutuhan energi di negara kita sebagian besar dipenuhi dari sumber energi fosil tidak terbarukan, khususnya minyak bumi. Namun, dari tahun ke tahun, cadangan minyak bumi menipis. Sementara kebutuhan energi di Indonesia meningkat, ditambah dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk yang mendorong konsumsi energi sektor rumah tangga juga semakin tinggi. Kondisi ini tentu memerlukan pengeloaan energi secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Pemerintah, industri dan masyarakat selayaknya beriringan mengelola energi, khususnya energi terbarukan dalam mencapai kemandirian energi yang ramah lingkungan. Potensi energi terbarukan di Indonesia berupa panas bumi, angin, arus gelombang, surya, biomassa, mikrohidro, dan biogas belum banyak dimanfaatkan. Jika dikelola dengan baik, pemanfaatan energi terbarukan melalui teknologi sederhana akan bermanfaat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan. Fakta menunjukkan, keberhasilan pengelolaan energi terbarukan mendorong terciptanya kemandirian energi sekaligus kesadaran masyarakat menjaga kelestarian lingkungan, mengingat keberlanjutan suplai Pendahuluan Pendahuluan energi terbarukan bergantung dari keberlanjutan proses alam. Semua ini sejalan dengan kebijakan energi nasional yaitu pengelolaan energi berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Menjaga lingkungan dan melestarikan alam Ketersediaan energi baru terbarukan, seperti sumber daya air mampu menghilangkan ketergantungan terhadap bahan bakar minyak. Kampungku Mandiri Hutanku Lestari adalah bukti nyata dari ide besar Ferdinandus mewujudkan itu. Melalui kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidronya, selain mendapat energi listrik, kelestarian sumber air dan hutan pun terjaga. Di Bangli, Provinsi Bali, dilandasi filosofi Jengah, I Wayan Nyarke membuat digester biogas. Limbah kotoran ternak yang tadinya mengeluarkan bau sangat tidak sedap dan mencemari lingkungan diubahnya menjadi energi. Aktivitas dua Penerima Penghargaan Energi 2013 ini, selain menghasilkan energi listrik dan gas, juga secara tidak langsung melestarikan alam dan lingkungan. Hal ini jualah yang dilakukan Pak Supar dengan memanfaatkan air limbah industri pengolahan tapioka miliknya di Desa Bangun Sari, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Awalnya pada 2008, Bergerak dengan Energi Terbarukan ix

11 Pendahuluan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Universitas Negeri Lampung melakukan penelitian untuk mengubah limbah pengolahan tapioka menjadi biogas di daerahnya. Biogas hasil penelitian ini asalnya dirancang hanya untuk mensuplai biogas warga di sekitar pabriknya untuk keperluan memasak. Berkat inovasi yang dilakukan Pak Supar, biogas limbah tapioka kemudian mampu mensuplai kebutuhan energi pabrik pengolahan jagung menjadi tepung maizena dengan mengadopsi sistem Cover Lagoon Anaerobic Reactor (CoLAR). Inovatif dan kreatif Selain tiga contoh inovasi tersebut, dikisahkan bagaimana inovasi dan kreativitas lahir dari pengalaman sehari-hari dan kendala yang dihadapi. Ferdinandus memodifikasi bagian turbin yang selama ini sering menjadi kendala pengoperasian PLTMH. Agar peralatan lebih awet dan mempermudah pemeliharaan turbin, ia menambahkan piringan (disk) pada kedua pinggir luar side disk runner. Rekayasa teknologi ini membuat turbin jarang sekali mengalami masalah atau kerusakan. Sudirman, memperoleh ide kreatif membangun pembangkit listrik kincir air akibat kondisi malam yang gelap gulita tanpa penerangan di kampungnya. Mesin diesel yang dibelinya, ternyata tidak banyak menolong, karena sangat menguras uang ketika dioperasikan. Usai bekerja di kebun kakaonya, Sudirman beristirahat sambil duduk di pinggir sungai. Ia termenung dan berpikir, Mungkinkah aliran sungai ini dapat membuat listrik dari air? Terdorong pikiran itu, ia melakukan eksperimen kecil-kecilan yang lebih sering gagal karena terbentur modal. Namun, upaya kerasnya berbuah hasil, sampai akhirnya ia dapat membangun sebuah pembangkit listrik. Awalnya pembangkit listrik kincir air miliknya hanya berkapasitas 3 kilowatt, sebelum berkembang menjadi 5 unit dengan kapasitas 56 kwh. Berkat suplai listrik dari kincir tersebut, sudah banyak manfaat dirasakan masyarakat setempat. Meski masih bersifat skala kecil dengan pembuatan yang sangat sederhana, namun terbukti telah mampu memberi harapan penghidupan yang lebih baik. Partisipatif dan mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan Dalam proses dan pengelolaan energi alternatif, keterlibatan dan peran serta masyarakat, menjadi kunci keberhasilan. Oleh karena itu, masyarakat harus benarbenar dilibatkan dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui tindakan bersama dan networking. Hingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk menjadikan desa mandiri energi. Hal inilah yang digagas Agus Sebayang dalam model Pengelolaan Partisipatif yang menjadi kunci keberlangsungan PLTMH yang dibangunnya. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara ini melibatkan perempuan desa dalam mengelola PLTMH. x Bergerak dengan Energi Terbarukan

12 Pendahuluan Para perempuan terlibat langsung mulai dari musyawarah hingga pengumpulan material lokal, membersihkan lokasi, serta pekerjaan konstruksi PLTMH. Energi listrik yang dihasilkan kemudian mendorong tumbuhnya industri lokal setempat, seperti pengeringan coklat dan kemiri, bengkel sepeda motor, dan bentuk usaha lainnya. Dari sisi peningkatan pendidikan yang dinikmati oleh masyarakat adalah meningkatnya aktivitas belajar anak-anak pada malam hari, sekaligus menunjang penggunaan sarana pendidikan. Dalam skala organisasi, Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung memfasilitasi pembangunan sebanyak 505 unit Reaktor Biogas bagi 631 kepala keluarga di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Untuk menjaga keberlangsungan unit biogas yang telah dibangun, KAN Jabung juga melakukan berbagai kegiatan, seperti penyuluhan, bimbingan dan monitoring. Buku ini juga menceritakan peran serta industri nasional dan daerah dalam mendukung dan menciptakan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Melalui kebijakan ekonomi kerakyatan, pemerintah berupaya memperluas akses energi untuk masyarakat melalui pengelolaan dan pengusahaan energi terbarukan di seluruh Indonesia, sekaligus mendorong para pemangku kepentingan untuk berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan. Penghargaan diberikan kepada Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), sebagai salah satu operator pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia. CGS telah mempelopori program konservasi dan peningkatan efisiensi energi dengan total penghematan energi sebesar 36,2 MW, serta turut meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyerap sebanyak tenaga kerja lokal. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam pengembangan, penyediaan dan pemanfaatan energi dengan prinsip Konservasi Energi dan Diversifikasi Energi melalui kebijakan dan regulasi pun patut diapresiasi. Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat mampu memanfaatkan gas flare yang biasanya terbuang percuma. Pemerintah Kabupaten Malang menerapkan berbagai instrumen kebijakan dan peraturan daerah, terutama melalui program ketahanan dan kemandirian energi untuk desa di wilayahnya dengan memanfaatkan gas metana dari TPA dan biogas kotoran ternak. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Program Bumi Sejuta Sapi (BSS) mendorong tumbuhnya biogas rumah tangga (BIRU). Partisipasi masyarakat, industri dan pemerintah menggerakkan pengelolaan energi baru dan terbarukan telah ikut mendorong kesadaran menjaga lingkungan dan tumbuhnya ekonomi kerakyatan.* Bergerak dengan Energi Terbarukan xi

13 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 xii Bergerak dengan Energi Terbarukan

14 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Sebagian wilayah Kabupaten Tana Toraja dengan karakteristik bukit dan gunung dengan tingkat vegetasi cukup terjaga, dan air cukup melimpah sepanjang tahun, menginspirasi ia untuk memanfaatkan potensi sumber daya air sebagai sumber energi bagi pemukiman masyarakat yang terpencar dan membentuk kelompokkelompok kecil itu. Bergerak dengan Energi Terbarukan 1

15 Penghargaan Energi Prakarsa Ferdinandus Bongga Palulun Tandy Oga Kampungku Mandiri Hutanku Lestari SEBAGIAN wilayah Kabupaten Tana Toraja memiliki karakteristik bukit dan gunung. Pemukiman masyarakat di wilayah tersebut terpencar dan membentuk kelompok-kelompok kecil pemukiman. Sementara prasarana jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara masih sangat terbatas dan tidak menjangkau ke seluruh wilayah. Untungnya, bukit dan gunung tersebut masih mempunyai tingkat vegetasi atau tutupan pohon cukup terjaga, sehingga air cukup melimpah sepanjang tahun. Kelebihan ini menginspirasi Ferdinandus Bongga Palulun Tandy Oga memanfaatkan potensi sumber daya air sebagai sumber energi terbarukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ferdinandus B.P. Tandy Oga 2 Bergerak dengan Energi Terbarukan

16 Penghargaan Energi Prakarsa malam hari, dan wilayah pedesaan semakin terang. Tak kalah pentingnya adalah masyarakat dapat mengakses berbagai teknologi informasi lewat televisi atau internet, misalnya informasi teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan. Sejak 1995, Sarjana Agronomi ini aktif mempromosikan, memperkenalkan dan membangun PLTMH ramah lingkungan dari sumber energi baru terbarukan (EBT). Kemudian, pada kurun 1996 hingga 1999, Ferdinandus bergabung dalam tenaga teknis Yayasan Turbin Desa Sulselra. Yayasan ini bergerak memberikan pelayanan teknis dan pembangunan PLTMH di desanya. Tahun 1999 merupakan babak baru baginya, dengan mulai menularkan pembangunan PLTMH khususnya di Pulau Sulawesi. Melalui program Pengembangan Kecamatan (PPK) Saluputti Kabupaten Tana Toraja, ia mencoba membangun tiga unit PLTMH di Desa Bettuang dan Desa Malimbong. Informasi keberhasilan pembangunan dua PLTMH tersebut, dalam waktu singkat menyebar ke desa sekitar. Bahkan sampai kabupaten maupun provinsi tetangga. Dampak semakin berkembangnya pemanfaatan PLTMH di pedesaan adalah kemajuan perekonomian masyarakat. Aktivitas masyarakat semakin panjang di malam hari, anak-anak bisa belajar di Pada siang hari energi dimanfaatkan untuk penggerak alat-alat produktif end use berupa huller padi, perontok padi, gilingan tepung/kopi, pertukangan kayu, mesin jahit. Industri kecil dan industri rumah tangga yang pada umumnya dilakukan kaum perempuan, misalnya menenun, membuat kue dan lain-lain bahkan mendorong masyarakat dan kelompok kerja, diantaranya pertukangan kayu, pandai besi, bengkel motor turut bertumbuh. Ketersediaan energi baru terbarukan dari sumber daya air ini, secara otomatis telah ikut melestarikan sumber air, melestarikan alam secara umum, serta menghilangkan ketergantungan kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak yang selama ini disubsidi oleh pemerintah. Pemasangan turbin PLTMH di lokasi Bergerak dengan Energi Terbarukan 3

17 Penghargaan Energi Prakarsa Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara. Ia juga dapat diajak berkonsultasi mengenai perencanaan PLTMH dan menjadi narasumber dan pemateri Pelatihan Pengelola dan Operator PLTMH pada program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pertambangan dan Energi. Inovasi Turbin Salah satu PLTMH yang siap commissioning Kini, Ferdinandus terus disibukkan dengan kegiatan memfasilitasi masyarakat melaksanakan pembangunan dan pengembangan PLTMH di lima provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Selain membangun PLTMH, Ferdinandus juga mengembangkan manufaktur turbin. Inovasi dan rekayasa teknologi diperolehnya dari hasil berbagai pelatihan ketrampilan yang pernah diikuti di bidang PLTMH di tingkat nasional maupun lokal. Bengkel manufaktur turbin kelompok multiguna 4 Bergerak dengan Energi Terbarukan

18 Penghargaan Energi Prakarsa Dengan peralatan bengkel yang serba terbatas, Ferdinandus dibantu tenaga setempat telah menghasilkan 124 unit terpasang. Kapasitas produknya sebesar 1,565 MW dan total kapasitas unit terpasang sebesar 2,221 MW. Produk yang dihasilkan tersebut telah dimanfaatkan sebanyak rumah. Bengkel yang ada dikelola sendiri dengan fokus memproduksi turbin PLTMH, perbaikan dan pemeliharaan serta penyediaan alatalat suku cadang turbin Kemanfaatan yang dirasakan masyarakat membuat Ferdinandus semakin dikenal luas dan membuat ia kewalahan memenuhi permintaan pembangunan PLTMH. Kendala yang dihadapi adalah peralatan yang masih sederhana serta sumber daya manusia yang masih terbatas. Tahapan-tahapan kegiatan dalam pembangunan PLTMH dimulai dari survei, sosialisasi, desain dan RAB, pembuatan turbin, pemasangan, pelatihan pengelola dan operator PLTMH, serta commissioning. Semua itu hingga saat ini masih terus dikerjakan Ferdinandus. Dalam melaksanakan kegiatan khususnya survei potensi, ia masih menggunakan alat-alat manual yang sederhana. Ia menggunakan alat pelampung dan stop watch untuk mengukur debit air, slang waterpass untuk ketinggian jatuh air, meteran gulung untuk mengukur panjang saluran dan panjang untuk bentangan kabel transmisi/distribusi. Sedangkan untuk kegiatan pembuatan mekanikal turbin dan transmisi serta komponen pelengkap elektrikal, ia juga menggunakan alat milik sendiri yang masih sederhana seperti mesin bubut horizontal, travo welding, las karbit, bor, gurinda, air compressor, dan toolskit. Kelebihan inovasi Ferdinandus dalam rekayasa teknologi yaitu dengan melakukan modifikasi pada bagian turbin yang selama ini sering menjadi kendala pengoperasian. Agar peralatan lebih awet dan mempermudah pemeliharaan turbin, ia menambahkan piringan (disk) pada kedua pinggir luar side disk runner. Hal ini dilakukan untuk lebih melindungi bearing yang terkena air sehingga umur pemakaian beraing lebih awet. Lubang bagian atas housing juga dibuat untuk lebih memudahkan mengambil benda-benda lain yang masuk ke dalam turbin dan runner karena tanpa harus membongkar turbin. Rekayasa teknologi inilah yang membuat turbin jarang sekali menimbulkan masalah/kerusakan. Kegiatan pembuatan turbin di bengkel kelompok multi guna Bergerak dengan Energi Terbarukan 5

19 Penghargaan Energi Prakarsa Bengkel manufaktur turbin kelompok multi guna Kampungku Mandiri Hutanku Lestari Untuk lebih memajukan pengembangan PLTMH di Sulawesi Selatan dan sekitarnya, masih sangat dibutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung pembuatan, pemeliharaan dan penyediaan suku cadang turbin. Kelengkapan alat-alat bengkel dan pendampingan alih teknologi diperlukan untuk dapat memproduksi berbagai jenis dan tipe turbin skala piko maupun mikro. Selain dapat meningkatkan efisiensi daya, waktu, dan biaya pembangunan PLTMH di kemudian hari, hal ini dapat menghilangkan ketergantungan dari luar akan pembuatan dan pengembangan turbin, pengendali beban PLTMH. Pengembangan PLTMH di Indonesia mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat masih banyak terdapat pemukiman penduduk yang terpencil dan rasio elektrifikasi rendah. Dan, Ferdinandus siap membantu memecahkan masalah tersebut, dengan melakukan sosialisasi, survei, desain, pengorganisasian, dalam rangka mendorong memanfaatan PLTMH. Cita-cita luhur seorang anak kampung Toraja ini dalam mengembangkan energi baru terbarukan melalui PLTMH adalah kampungku mandiri hutanku lestari. (UD) 6 Bergerak dengan Energi Terbarukan

20 Penghargaan Energi Prakarsa Pemrakarsa, motivator dan berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 124 Unit PLTMH berkapasitas kw yang mampu melistriki KK sekaligus mengelola bengkel turbin secara berkelanjutan selama 18 tahun di Pulau Sulawesi, sehingga berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar seperti usaha penggilingan padi, pengolahan kopi, pertukangan kayu, dan meningkatnya kesadaran masyarakat sekitar dalam pemanfaatan energi terbarukan serta menjaga kelestarian sumber daya air. Bergerak dengan Energi Terbarukan 7

21 8 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

22 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Masalah utama untuk pembangunan PLTMH bukan sekadar alat, teknologi dan uang. Tetapi hal yang juga penting menjadi kunci adalah keterlibatan dan peran serta masyarakat, terutama pendekatan kepada tokoh masyarakat. Bahkan membangun konstruksi sampai mengurus PLTMH pun ikut melibatkan para perempuan desa. Bergerak dengan Energi Terbarukan 9

23 Penghargaan Energi Energi Prakarsa 2012 Agus Sebayang Pengelolaan Partisipatif Menjadi Kunci SEJAK awal, Agus Sebayang meyakini maju mundurnya masa depan dunia tergantung pada ketersediaan energi. Apalagi bagi penduduk desa, energi mampu mengubah tatanan kehidupan untuk menjadi lebih baik di masa depan, mulai dari penghidupan, tingkat pendidikan, pengetahuan, maupun tingkat budaya dan sosial-kemasyarakatan. Di sisi lain, pria kelahiran Medan, 52 tahu lalu ini melihat masih banyaknya pedesaan yang belum teraliri listrik. Padahal desadesa di sepanjang pegunungan Bukit Barisan kaya sumber daya air. Pada awalnya pengetahuan tentang mikro hidro diperoleh melalui pelatihan menggunakan turbin jenis cross flow tipe 7. Inovasi terus dilakukan mulai dari turbin cross flow type 7 sampai sekarang sudah generasi cross flow tipe 12. Perubahan mendasar dari setiap tipe adalah pengembangan teknologi peningkatan ketahanan dan efisiensi. Tipe 7 memiliki efisiensi 40% sedangkan tipe 12 sudah memiliki efisiensi 80% sampai 85%. Besarnya potensi sumber daya air tersebut membuat lulusan Teknik Sipil Politeknik Medan tersebut melirik pembangkit listrik mikro hidro sebagai jawabannya. Setelah lulus dari Politeknik, ia melanjutkan studi pada jurusan Pembangunan Infrastruktur Air di Universitas Nommensen Medan. Mulai tahun 1986 aktif di bidang Micro Hydro Power (MHP) Bagian Pengembangan GBKP Sumatra Utara. Kemudian pada 1993, Agus mendapat kesempatan mengikuti Training Course MHP di Swiss. Pada 1996, alumni Universitas Sumatera Utara dan Universitas Nomensen ini, mulai terjun menekuni rekayasa turbin jenis cross flow kapasitas 10 KW hingga 70 KW. 10 Bergerak dengan Energi Terbarukan

24 Penghargaan Energi Prakarsa Alat Kontrol PLTMH Setiap tahun, ayah dari dua putri ini ratarata menghasilkan 5 unit produk cross flow turbin. Sampai sekarang sudah diproduksi sebanyak 47 unit. Sebanyak 40 unit di antaranya terpasang dengan kapasitas listrik KW. Energi listrik baru dan terbarukan ini dimanfaatkan oleh kepala keluarga masyarakat desa Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. dari proses pembangunan sampai pengelolaan perlu pelibatan dan peran serta masyarakat, terutama pendekatan kepada tokoh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat benar-benar dilibatkan dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui tindakan bersama dan networking. Hingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk menjadikan desa mandiri energi. Keunikan yang disampaikan oleh pria pekerja keras ini adalah bagaimana keterlibatan perempuan desa dalam proses membangun dan mengurus PLTMH desa. Para perempuan terlibat langsung mulai dari musyawarah hingga pelaksanaan pembangunan. Mereka ikut serta dalam pengumpulan material lokal, membersihkan lokasi, serta pekerjaan konstruksi dari PLTMH. Selain membangun turbin jenis cross flow, ia juga mampu mendesain dan membangun konstruksi sipil, mulai dari bendungan sampai bak pengendap dan penenang, serta pipa pesat (penstock). Anggaran yang digunakan untuk pembangunan mikro hidro bersumber dari APBN Kementerian ESDM, PNPM Pemerintah Daerah, dan hibah dari CSR PLN, Lutheran World Relief Amerika, dan EED Jerman. Pengelolaan Partisipatif Namun, Agus menyadari bahwa masalah utama untuk pembangunan PLTMH bukan sekadar alat dan teknologi. Mulai Bergerak dengan Energi Terbarukan 11

25 Penghargaan Energi Prakarsa yang diperoleh selain untuk membayar operator dan perawatan PLTHM dapat juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan membeli pupuk tanaman dan bibit tanaman pertanian. Dana tersebut juga digunakan untuk simpan pinjam masyarakat desa. Mesin turbin PLTMH Dampak yang paling signifikan dari kehadiran mikro hidro ini adalah meningkatnya kehidupan sosial dan kesejahteraan warga desa, serta kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Energi listrik yang dihasilkan mendorong tumbuhnya industri, seperti pengeringan coklat dan kemiri, bengkel sepeda motor, dan bentuk usaha lainnya. Dari sisi peningkatan pendidikan yang dinikmati oleh masyarakat adalah meningkatnya aktivitas belajar anak-anak pada malam hari, sekaligus menunjang penggunaan sarana pendidikan (komputer). Salah satu contoh pemanfaatan energi listrik PLTMH di Guntung Malaha di Kabupaten Asahan untuk memompa air minum ke desa pada siang hari. Masyarakat desa membayar ke kas PLTMH untuk air yang digunakan dengan tarif yang sudah dimusyawarahkan oleh masyarakat desa tersebut. Dengan konsep tersebut, PLTMH yang dibangun tidak sekadar menjadi sumber energi bagi masyarakat. Tetapi, yang paling utama adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat sekitar untuk bergotong royong memelihara kondisi lingkungan di sepanjang sungai dan hutan sekitarnya, sehingga sumber air secara kontinu tetap tersedia sepanjang musim. Dua Harapan Penerima Penghargaan Energi Prakarsa ini berharap Pemerintah maupun pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan dan melanjutkan pembangunan PLTMH di desa-desa yang belum teraliri listrik. Hal ini dapat terlaksana apabila ada dukungan dari pemerintah daerah dan Sementara, pengumpulan tarif listrik sekitar Rp Rp /bulan/ KK disimpan di Koperasi Desa. Iuran 12 Bergerak dengan Energi Terbarukan

26 Penghargaan Energi Prakarsa pusat berupa kebijakan, pendanaan untuk pembangunan PLTMH, termasuk peningkatan kemampuan perbengkelan. Setidaknya, ada dua harapan masyarakat terkait PLTMH. Kelompok pertama berharap agar desa yang sudah mendapatkan listrik dari PLTMH tidak padam kembali. Mereka khawatir beberapa MHP yang sudah beroperasi sekitar 20 tahun tidak berjalan akibat mengalami kerusakan. Secara teknis menurut Agus, banyak perangkat yang sudah mengalami penurunan, sehingga efisiensinya menurun hingga mencapai sekitar 60%. Kemampuan masyarakat sangat terbatas untuk membiayai penggantian. Namun, jika tidak ada uluran tangan pemerintah atau donatur, masyarakat tinggal menunggu waktu kembali mempergunakan BBM dan kayu bakar. Sedangkan kelompok kedua adalah masyarakat yang desanya sama sekali belum ada listrik. Mereka sangat berharap dibangun PLTMH seperti desa tetangganya yang sudah menikmati terangnya listrik. (NJ) Pemrakarsa, penggerak, dan berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 55 Unit PLTMH berkapasitas kw bagi KK selama 25 tahun, sebagai hasil inovasi sendiri di Provinsi Sumatera Utara, sehingga berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar, seperti usaha bengkel sepeda motor, sumur pompa, pengering coklat, dan peningkatan wawasan masyarakat sekitar terhadap pelestarian kawasan hutan lindung. Bergerak dengan Energi Terbarukan 13

27 14 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

28 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Umumnya manusia jijik melihat kotoran hewan. Selama kotoran hewan tersebut dibenci, akan terus menjadi masalah bagi manusia dan lingkungan. Namun bila diterima dan dikelola dengan baik, akan mendatangkan rejeki. Dengan filosofi jengah mampu mengatasi limbah kotoran ternak yang mencemari lingkungan Bergerak dengan Energi Terbarukan 15

29 Penghargaan Energi Prakarsa I Wayan Nyarke Menapis Limbah Menjadi Berkah JENGAH adalah ungkapan Bahasa Bali yang artinya terpacu. Ungkapan tersebut merasuki jiwa I Wayan Nyarke (47 tahun) dari Dusun Delod Umah, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Sebagai seorang petani dan juga peternak, ia selalu dipusingkan keluhan tetangga soal limbah kotoran ternak yang mencemari lingkungan. Kegelisahan terus melanda sampai suatu hari, ia menonton siaran televisi lokal. Materi Pebligbagan atau pembahasan di televisi tersebut adalah bagaimana memanfaatkan biogas dari kotoran ternak. Inilah informasi yang saya butuhkan, kata Pak Nyarke dalam hati. Esok harinya Pak Nyarke mendatangi sebuah yayasan di Denpasar, salah satu narasumber acara pebligbagan tersebut. 16 Bergerak dengan Energi Terbarukan

30 Perjalanan selama 2,5 jam dari kampung ke Denpasar menjadi tidak sia-sia, karena membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. Di samping mendapatkan bimbingan cara mengolah limbah ternak, ia juga mendapatkan bantuan digester fiberglass dengan kapasitas 4 meter kubik dengan taksiran harga belasan juta rupiah. Penghargaan Energi Prakarsa Namun kegembiraan Pak Nyarke tidak berlangsung lama, karena setelah digunakan selama kurang lebih satu bulan digester tersebut tidak lagi berfungsi dengan baik. Terjadi penyumbatan pada outlet dan juga produksi gas sangat kecil. Hal ini membuat Pak Nyarke kembali memutar otak, bagaimana membuat digester murah, berkapasitas besar dan sesuai dengan karakteristik kotoran ternaknya. Dengan jengah, ia terus menggali infomasi, baik melalui bertanya kepada para ahli, menghadiri seminar seraya terus melakukan percobaan. Setelah Proses pembuatan digester Digester kapasitas 12m 2 sekian lama, akhirnya ia berhasil membuat digester berkapasitas 10-12m 3 yang menghabiskan biaya sekitar Rp ,- (lima juta rupiah) termasuk pemipaan dan kompor gas. Teknologi yang digunakan cukup sederhana seperti penggalian lubang di tanah sesuai dengan kebutuhan volume yang diinginkan dan penyambungan pipa pipa instalasi biogas. Bila tekstur tanahnya bagus maka langsung diplester. Namun bila tekstur tanahnya gembur dilakukan penembokan dengan sisa material bangunan yang tidak berguna. Pembuatan kubah juga menggunakan karung bekas pakan ternak dan serbuk gergaji kayu dengan campuran khusus. Bahan untuk pembuatan digester adalah pasir, semen, limbah batu padas, limbah batako, serbuk gergaji kayu, karung bekas pakan ternak, pipa, bambu, papan, kayu kaso. Untuk peternakan sekitar 200 ekor luas tanah yang dibutuhkan tanah seluas Bergerak dengan Energi Terbarukan 17

31 Penghargaan Energi Prakarsa biaya jasa, kecuali biaya transportasi ke lokasi tempat pembuatan digester serta biaya makan selama memberi bimbingan dan pengerjaan digester. Limbah ternak dialirkan ke bak penampungan 10 x 30m 2, dan untuk peternak dengan 4 ekor sapi dibutuhkan tanah seluas 9 x 6m 2. Sejak digagas pada 2008, pembuatan digester biaya murah dengan volume besar ini mengalami perkembangan pesat dan menyebar di desa-desa sekitar. Pak Nyarke telah membangun 15 digester di Dusun Delod Umah, Ujung Desa (1 digester), Jebeh (2) dan Dangin Desa (20). Semua berlokasi di Kabupaten Bangli. Sementara di Kabupaten Tabanan dan Gianyar, masing-masing telah dibangun 3 buah digester. Selain itu, Pak Nyarke juga diundang memberikan bimbingan dan pembuatan digester di Manado, Sulawesi Utara masing-masing tiga buah. Di Palangkaraya, Lampung, Sorong, dan Bontang masing masing satu kelompok peternak. Bagi masyarakat yang ingin membangun dengan biaya swadaya, Pak Nyarke dengan sukarela membina dan mengajari cara pembuatan digester tanpa dipungut Hal yang paling menggembirakan dan membanggakan bagi Pak Nyarke, adalah fakta bahwa sampai tahun 2013 belum ada keluhan ataupun informasi kegagalan digester dari para pengguna baik di Bali maupun di luar Bali. Walaupun berhasil mengatasi masalah limbah kotoran ternak dengan memanfaatkan biogas melalui digester, Pak Nyarke merasa bahwa persoalan limbah yang dihadapi belum tuntas seratus persen. Masih ada limbah lain seperti kencing ternak, limbah air pembilas kandang yang bercampur kotoran serta sisa kotoran padat. Berbekal tekad mengatasi masalah dan mendatangkan rejeki, Pak Nyarke terus berjuang sampai akhirnya mendapat kehormatan menghadiri sebuah seminar bagaimana memanfaatkan semua limbah untuk memberi nilai tambah. Hasil seminar secara sederhana dan sedikit dimodifikasi diaplikasikan untuk kebutuhan sendiri. Hingga akhirnya ia menemukan metode yang praktis dan tepat bagaimana memanfaatkan seluruh limbah kotoran ternak. Limbah padat kotoran ternak dipadukan dengan daun gugur diolah menjadi pupuk organik (kompos kering). Pupuk 18 Bergerak dengan Energi Terbarukan

32 Penghargaan Energi Prakarsa Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik organik padat yang dihasilkan dari digester volume m 3 adalah satu truk engkel per minggu, dan dijual dengan harga Rp ,- per truk. Dalam sebulan, ia bisa menghasilkan uang tambahan sebesar Rp400000,-. Sementara, limbah cair atau bioslurry yang dihasilkan digester kapasitas 10-12m 3 sekitar liter per minggu dengan nilai Rp /tangki. Limbah cair ini bisa dijadikan pupuk cair yang langsung disiramkan atau diinjeksikan di sekitar pangkal. Nilai tambah dari bio slurry sekitar Rp ,-/bulan. Selain mampu meningkatkan kesuburan tanah, pupuk organik maupun limbah cair kotoran ternak, hasil tanaman yang menggunakan pupuk organik pun jauh lebih mahal di pasaran dari pada tanaman menggunakan pupuk anorganik. Harmonis dan Produktif Pak Nyarke bisa berbangga hati karena bau limbah tidak lagi mengganggu tetangga. Peternak lain yang tadinya belum memanfaatkan limbah ternak, berusaha meniru perilaku positif Pak Bergerak dengan Energi Terbarukan 19

33 Penghargaan Energi Prakarsa Nyarke dalam menciptakan lingkungan bersih dan hubungan harmonis dalam masyarakat. Hal tersebut dibenarkan oleh Wayan Arsana (44 tahun) Kepala Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang membawahi lima dusun. Bapak tiga anak tersebut mengisahkan, sebelum Pak Nyarke mengembangkan pemanfaatan limbah ternak, di desanya sering terjadi masalah antara peternak dengan tetangganya. Perselisihan tersebut seringkali berujung hingga pada rembuk dusun bahkan rembuk desa. Tidak sedikit permasalahan tersebut menjadi berkepanjangan karena tidak ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Masalahnya adalah limbah ternak mengeluarkan bau sangat tidak sedap dalam jangkauan yang cukup jauh dari pusat ternak. Makin banyak jumlah ternak, makin jauh jangkauan baunya. Selain bau yang tidak sedap, limbah cair dan limbah padat juga sangat mencemari lingkungan. Limbah cair ada yang dibuang ke sungai dan mencemari air sungai sehingga mendapatkan pengaduan dari masyarakat yang memanfaatkan sungai tersebut. Sedangkan limbah padatnya menumpuk di sekitar peternakan, sehingga menjadi sumber penyakit. Sejak pemanfaatan limbah ternak yang digagas Pak Nyarke, lingkungan desa menjadi bersih serta hubungan antar anggota masyarakat peternak dengan Limbah Ternak dialirkan ke bak penampungan 20 Bergerak dengan Energi Terbarukan

34 Penghargaan Energi Prakarsa non peternak menjadi harmonis, kata Arsana. Sebagai kepala desa Arsana mengaku bangga atas kreativitas dari Pak Nyarke dalam mengelola limbah ternak. Selain menjaga kebersihan lingkungan, pemanfaatan limbah ternak juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat peternak dan petani. Dampak positifnya, antara lain penurunan pengeluaran keluarga untuk bahan bakar minyak hingga Rp ,- per tahun per keluarga atau sekitar Rp ,-/ bulan. Ibu rumah tangga yang mau berdagang dapat memproduksi kue, nasi bungkus dan camilan seperti kripik singkong dan pisang dengan menggunakan bahan bakar biogas. Mereka memperoleh penghasilan sekitar Rp ,- per hari sampai Rp ,- per hari. Nilai tersebut sangat berarti untuk ukuran desa. Sementara ibu rumah tangga lain, mempunyai waktu luang yang lebih banyak untuk mengurus keluarga dan membantu suami berladang, karena tidak lagi mencari kayu bakar. Oleh karena itu, Kepala Desa Pengotan berharap pemerintah dapat memberikan bantuan teknis agar pemanfaatan limbah ternak dapat lebih maksimal dengan biaya murah serta bantuan biaya kredit lunak untuk pembuatan digester. Besaran biaya angsuran kredit lunaknya, kata Arsana, bisa disesuaikan dengan pengeluaran pembelian gas elpiji yang dikeluarkan oleh setiap keluarga. Menurut seorang warga, Nyoman Sumiati (25 tahun) yang berjualan nasi di dusun Delod Umah Kecamatan Bangli, dia dapat menekan pengeluaran untuk gas elpiji sekitar Rp ,-/bulan dengan memanfaatkan biogas dari peternakan di belakang rumahnya. Penurunan biaya penggunaan gas elpiji untuk kebutuhan rumah tangga dan juga jualan nasi tentunya menambah keuntungan yang diperoleh setiap harinya. Model digester mengikuti tekstur tanah Kisah serupa juga disampaikan oleh Nengah Yasta dari Dusun Dajan Desa, Kecamatan Bangli. Bapak dua anak tersebut memiliki 100 ekor ternak dengan digester berkapasitas enam meter kubik sejak tahun Istrinya dapat menekan biaya penggunaan elpiji sampai dengan Rp ,-/bulan. Sebelumnya, keluarganya membutuhkan sekitar 10 tabung elpiji 3 kg setiap bulannya Bergerak dengan Energi Terbarukan 21

35 Penghargaan Energi Prakarsa untuk memasak kebutuhan keluarga dan ternaknya. Disamping menghemat biaya elpiji, Pak Yasta juga memperoleh keuntungan tambahan kompos dan bioslurry untuk pertanian. Pak Yasta tidak bisa memberikan nilai nominal yang bisa dihemat dari biaya pupuk kompos dan bioslurry, karena dia belum pernah membeli atau menggunakan pupuk kimia. Namun hasil pertanian seperti sayuran, cabe, tomat dengan menggunakan pupuk organik laku keras di pasaran dengan harga yang lebih tinggi dari hasil pertanian yang menggunakan pupuk anorganik, tuturnya bangga. Lain lagi cerita Ni Kadek Rusniati (32 tahun). Dulu kegiatan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga adalah membantu suami beternak, berkebun dan mencari kayu bakar. Namun setelah memiliki digester dia bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk berjualan nasi bungkus dan makanan kecil di sekolah anaknya. Ia mendapatkan keuntungan sekitar empat puluh hingga lima puluh ribu rupiah perharinya. Masih Penasaran Sebagai seorang peternak dan petani yang otodidak, hanya mengandalkan keuletan dan keinginan untuk terus belajar, Pak Nyarke tentunya menjadi sangat bangga. Peternakannya sering menjadi rujukan bagi para pemerhati energi baru terbarukan khususnya biogas, pecinta tanaman pupuk organik, siswa sekolah kejuruan maupun mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Bali maupun luar Bali serta mancanegara seperti Thailand dan Malaysia, dengan jumlah kunjungan 3-5 rombongan per tahun. Pak Nyarke masih ingin terus berinovasi dan memiliki suatu keinginan yang belum dapat diimplementasikan dengan baik yaitu bagaimana mengurangi kadar air dari biogas yang dihasilkan agar dapat digunakan untuk bahan bakar generator listrik. Di samping itu kandungan air yang tinggi dari biogas mempercepat kerusakan suku cadang kompor gas. Hal lain yang juga masih menggelitik pikirannya adalah bagaimana menampung biogas yang berlebih agar dapat dibawa ke mana-mana untuk kebutuhan di tempat lain. Harapannya tentu semua yang menjadi keinginannya dapat dijawab atau dipenuhi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah memberikan penghargaan yang sangat membanggakan bagi dirinya maupun desanya. Semoga harapan tersebut terkabul. (IWL) 22 Bergerak dengan Energi Terbarukan

36 Penghargaan Energi Prakarsa Pemrakarsa, motivator, dan berkomitmen tinggi untuk mewujudkan 36 Unit Digester di Provinsi Bali dengan memanfaatkan potensi setempat berbasis bahan limbah sisa material bangunan, serbuk gergaji kayu dan karung bekas pakan ternak, sehingga berdampak besar pada pemanfaatan energi terbarukan oleh masyarakat sekitar. Bergerak dengan Energi Terbarukan 23

37 24 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

38 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Tidak mungkin saya menerima keadaan begini terus, di tengah perkebunan kakao yang sunyi dan tanpa hiburan. Malam hari selalu gelap hanya diterangi dengan lampu minyak tanah. Harus ada perubahan. Sebuah keprihatinan yang mendorong langkah awal untuk bereksperimen kecil-kecilan membangun kincir air Bergerak dengan Energi Terbarukan 25

39 Penghargaan Energi Prakarsa Sudirman Kincir Penerang Kebun Kakao DUSUN III Kawerewere tempat Sudirman tinggal -- beserta 17 kepala keluarga lainnya terletak di Desa Rejeki. Desa ini berjarak 25 km dari ibukota Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Ketika awal Sudirman bermukim di dusun tersebut, daerah ini merupakan hutan belantara dengan kondisi gelap gulita di malam hari. Belum ada listrik sama sekali. Untuk penerangan di malam hari, penduduk dusun menggunakan pelita berbahan bakar minyak tanah. 26 Bergerak dengan Energi Terbarukan

40 Penghargaan Energi Prakarsa Tidak mungkin saya menerima keadaan begini terus, di tengah perkebunan kakao yang sunyi dan tanpa hiburan. Malam hari selalu gelap hanya diterangi dengan lampu minyak tanah. Harus ada perubahan, begitu tekad Sudirman. Dalam satu bulan tiap keluarga bisa menghabiskan 15 liter minyak tanah untuk menyalakan pelita berharga Rp 7.000,-. Hanya untuk kebutuhan minyak tanah, selama sebulan penduduk dusun membutuhkan Rp ,-. Jumlah tersebut sungguh memberatkan bagi kebanyakan warga dusun Kawerewere. Kemudian saya membeli mesin diesel untuk membuat listrik. Berjalan selama 2 tahun, pengeluaran bahan bakar setiap bulan sebanyak kurang lebih 40 liter kami rasakan sangat boros, kata Sudirman. Mesin diesel tersebut pun hanya bisa melayani listrik untuk dua kepala keluarga dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Suatu saat pada tahun Setelah selesai bekerja, Sudirman duduk-duduk di pinggir sungai. Ia termenung dan berpikir, Mungkinkah aliran sungai ini dapat membuat listrik dari air. Menerangi Kebun Kakao Sudirman mulai dengan eksperimen kecil-kecilan dan sering gagal karena tidak ada modal. Saya mengutarakan niat saya membangun kincir kepada Bapak saya, malah dia membentak saya, kata Sudirman. Kamu jangan bicara yang tidak betul, bikin malu saja. Kata bapak ketika itu. Tetapi Sudirman tidak patah semangat. Berbekal modal sebesar Rp 2 juta dari kantongnya sendiri, ia pun mulai melakukan survei lokasi. Setelah itu saya coba mempengaruhi beberapa tetangga, akhirnya saya berhasil mengajak empat orang tetangga untuk membangun kincir. Mereka hanya membantu tenaga saja, katanya. Sudirman dan empat orang warga membuat pembangkit itu dimulai dengan menggunakan kincir berdiameter 50 cm. Suatu hari pada saat kami sedang bekerja, datang Bapak saya. Kemudian dia menyuruh kami pulang sambil berkata, ini pekerjaan gila, orang rumah yang disemen. Ini, sungai yang disemen, papar Sudirman. Pembangunan kincir tidak berhenti dan dilanjutkan dengan langkah-langkah teknis mengukur dan menggambar penggalian tempat pembuatan bak air penampung. Mengukur dan menggambar kincir air, menggunting, memotong plat besi, mengelas, menyambung bagian demi bagian. Pekerjaan dilanjutkan dengan menyiapkan kayu untuk landasan atau dudukan kincir dan dinamo hingga memasukan air ke dalam bak penampung. Hingga terbangun sebuah pembangkit listrik yang awalnya hanya berkapasitas sebesar 3 kilowatt. Bergerak dengan Energi Terbarukan 27

41 Penghargaan Energi Prakarsa Setelah itu, sang Bapak kemudian berbalik mendukung, dan banyak warga lain meminta sambungan listrik. Akibatnya tegangan turun, hingga diameter kincir saya perbesar menjadi 80 cm. Namun semakin banyak warga yang minta untuk disambungkan sehingga saya harus memperbesar diameter kincir menjadi 250 cm. Terakhir saya perbesar diameter kincir menjadi tiga meter, paparnya. Sebanyak 50 rumah memanfaatkan listrik dari kincir air ini. Ada juga warga yang berjarak 4 km dari lokasi kincir ikut memanfaatkan listrik dari pembangkit ini. Dan untuk kelancaran operasional serta pemeliharaan kincir, ketika itu warga ditarik iuran Rp per bulan. Kini, PLTMH gagasan Sudirman sudah berkembang menjadi 5 unit dengan kapasitas 56 kwh. Kapasitas masingmasing unit sebesar 15 kwh dan telah mampu mengaliri daya listrik pada 350 Kepala Keluarga. Pengguna listrik yang tersebar hingga ke dusun tetangga dibebankan biaya sekitar Rp per bulan dalam bentuk iuran pemeliharaan perangkat pembangkit dan kebutuhan teknis lainnya. Kesejahteraan Meningkat Berkat adanya listrik dari kincir tersebut, sudah banyak manfaat dirasakan masyarakat setempat. Meski masih bersifat skala kecil dengan pembuatan yang sangat sederhana, namun terbukti telah mampu memberi harapan penghidupan yang lebih baik. PLTMH kapasitas 15 kwh di dusun III Kawerewere 28 Bergerak dengan Energi Terbarukan

42 Penghargaan Energi Prakarsa Rumah kincir air sederhana yang dibangun Di malam hari, jika dulunya hanya menghabiskan waktu bediam diri di rumah, sekarang masyarakat dapat saling mengunjungi dan bersilahturahmi sehingga hubungan sosial masyarakat jauh lebih baik. Demikian pula dari aspek ekonomi. Berkat ketersediaan listrik, warga tidak ragu membuka usaha baru, antara lain perbengkelan, mebel atau parutan kelapa. Setelah berhasil mewujudkan tekadnya menjadi sumber perubahan bagi diri sendiri dan masyarakat banyak, Sudirman masih menyimpan keinginan untuk meningkatkan kemampuan pembangkitnya. Ia berharap bisa menambah satu kincir lagi, untuk bekerja secara paralel dalam satu as, sehingga dapat memutar motor buatan Jepang dengan kapasitas listrik 30 kw. Ia juga bertekad menyempurnakan hasil produksi listriknya dengan menggunakan semacam sistem kontrol, agar hasil keluaran listriknya lebih stabil. Terlebih untuk beban atau pemakai yang jaraknya sampai dengan satu kilometer. Selain itu Sudirman juga ingin menyempurnakan konstruksi pembangkitnya yang sebelumnya hanya menggunakan konstruksi kayu untuk bisa menjadi konstruksi beton bertulang. Saya berkeinginan setiap aliran air sungai besar atau kecil harus kita manfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi yang mengalir di sungai, besar atau kecil, dapat menghasilkan listrik yang sangat kita butuhkan untuk kesejahteraan rakyat. Agar anak-anak di desa dapat belajar pada malam hari, tegasnya. (MI) Bergerak dengan Energi Terbarukan 29

43 Penghargaan Energi Prakarsa Saat ini listrik yang ada hanya dapat digunakan untuk penerangan dan televisi. Di harapkan ke depannya listrik ini dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga lainnya, seperti setrika, pelaratan menanak nasi dan juga untuk sumber listrik peralatan perkayuan, seperti: alat scarp, mesin bor, dan lain-lain. Karena hampir semua peralatan di dusun ini terbuat dari kayu dan kayu banyak terdapat di sekitar kita. Setelah Pak Sudirman berhasil membangun kincir, kami beberapa tetangga meminta untuk disambung listrik. Karena jarak yang cukup jauh dengan rumah Pak Sudirman dan kapasitas terbatas, maka kami meminta untuk juga dibangunkan kincir. Kincir yang kami miliki berdiameter 1,5 meter dan digunakan oleh tiga kepala keluarga. 30 Bergerak dengan Energi Terbarukan

44 Penghargaan Energi Prakarsa Pemrakarsa, berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 5 Unit PLTMH berkapasitas 56 kw yang mampu melistriki 350 KK secara berkelanjutan selama 10 tahun di Kabupaten Sigi dengan memanfaatkan sumber/potensi air setempat, sehingga berdampak besar terhadap pengurangan pemanfaatan minyak tanah serta meningkatkan perekonomian dan kesadaran masyarakat sekitar dalam pemanfaatan energi terbarukan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 31

45 32 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

46 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Air limbah industri tapioka banyak mengandung bahan organik sehingga sangat potensial dijadikan bahan baku pembuatan biogas. Perubahan sistem IPAL industri tapioka dengan mengadopsi teknologi CoLAR menjadi solusi dan pemecah masalah yang dialaminya, yaitu bau tidak sedap dan tercemarnya air permukaan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 33

47 Penghargaan Energi Prakarsa Supar Instalasi Pengolahan Limbah Menjadi Sumber Energi DESA Bangun Sari, Kecamatan Negeri Katon terletak di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Perjalanan menuju Desa Bangun Sari memakan waktu dua jam berkendara dari Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan hamparan hijau sawah dan palawija. Masyarakat Kecamatan Negeri Katon dan khususnya Desa Bangun Sari memang berprofesi sebagai petani. Komoditas hasil pertanian dari Kecamatan ini di antaranya padi, singkong dan jagung. Di kecamatan ini juga terdapat pabrik pengolahan bahan pangan setengah jadi seperti pengolahan tepung tapioka. Salah seorang pemilik dan pengelola pabrik pengolahan tepung adalah H. Supar. Pria berusia lebih dari setengah abad ini, membangun usahanya dari nol hingga kini dapat mengekspor tepung tapioka setiap hari ke Pulau Jawa. Di balik keberhasilan itu, membangun usaha pengolahan tepung tapioka menyimpan masalah terkait limbah hasil proses produksi PD Semangat 34 Bergerak dengan Energi Terbarukan

48 Penghargaan Energi Prakarsa Jaya miliknya. Pengolahan singkong menjadi tepung tapioka setiap harinya menghasilkan air limbah yang cukup besar mencapai 4-5 meter kubik per ton singkong. Kadang satu hari kami dapat produksi hingga lebih dari tiga ton tergantung ketersedian bahan baku, kata H. Supar. Air limbah ini mengeluarkan bau yang tidak sedap. Pada tahun 2008, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dan Universitas Negeri Lampung (Unila) melakukan penelitian untuk mengubah limbah pengolahan tapioka menjadi biogas. Biogas hasil penelitian ini awalnya hanya untuk mensuplai biogas warga di sekitar pabrik untuk keperluan memasak. Namun, berkat inovasi yang dilakukan H. Supar, biogas tidak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga semata, tetapi sudah bisa mensuplai kebutuhan biogas pabriknya. Biogas digunakan untuk mengolah jagung untuk menjadi tepung maizena. Biogas dari limbah tapioka Proses pembuatan biogas dipabrik milik H. Supar mengadopsi sistem Cover Lagoon Anaerobic Reactor (CoLAR) yang diperkenalkan oleh para peneliti KESDM dan Unila. Secara sederhana pengembangan Sistem CoLAR adalah memodifikasi sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) milik H. Supar sebagai tempat produksi biogas. Pemanfaatan Biogas pada alat pemanas jagung. Sistem IPAL yang dimiliki sebelumnya merupakan kolam terbuka biasa. Kolam terbuka berisi limbah cair ini menimbulkan bau tidak sedap, dan menurut H. Supar pernah ada protes dari warga sekitar karena bau tidak sedap ini tercium sampai pemukiman warga. Selain itu, limbah cair pengolahan tapioka juga menurunkan kualitas air permukaan karena tercemar. Perubahan sistem IPAL industri tapioka dengan teknologi CoLAR menjadi solusi dan pemecah masalah yang dialami PD Semangat Jaya. Sekaligus pula, teknologi tersebut menghasilkan energi baru dan terbarukan yaitu biogas. Limbah anaerobik yang selama ini menggunakan sistem kolam terbuka, direkayasa dan dimodifikasi menjadi kolam sistem tertutup yang berfungsi sebagai bioreaktor. Bioreaktor sistem tertutup tersebut didesain sebagai unit penghasil biogas dan sekaligus dapat menampung biogas yang dihasilkan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 35

49 Penghargaan Energi Prakarsa Teknologi CoLAR merupakan teknologi yang tepat untuk penanganan limbah cair dari industri tapioka yang memiliki limbah yang cukup besar. Selain memiliki kapasitas yang besar, konstruksi pembuatannya relatif mudah dan tentunya harganya terjangkau. Bahan penutup kolam terbuka dibuat dari bahan geomembrane HDPE yang memiliki jaminan kekuatan hingga lebih dari 20 tahun dengan pemeliharaan cukup mudah. Geomembrane HDPE ini mudah didapat di pasar. Penggunaan teknologi CoLAR tidak banyak membutuhkan peralatan lain yang membutuhkan energi. Kebutuhan mesin adalah sebuah kompresor untuk mempercepat laju alir biogas menuju ruang pembakaran. Keuntungan biogas Biogas yang dihasilkan dari modifikasi IPAL ini digunakan untuk memanaskan 12 ton jagung. Lumayanlah saya bisa menghemat Rp ,- setiap harinya, kata H. Supar seraya mengaku mengeluarkan uang sejumlah itu untuk kayu bakar. Penghematan tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Selain itu biogas juga digunakan warga sekitar pabrik PD Semangat Jaya miliknya untuk memasak. Saya persilahkan saja bagi warga sekitar kalau mau menggunakan asal mau tarik pipa sendiri, kata H. Supar. Dome dari Bahan Geomembrane HDPE 36 Bergerak dengan Energi Terbarukan

50 Penghargaan Energi Prakarsa Selain menjadi pengusaha dan pemilik pabrik tepung tapioka, H. Supar sekarang terkenal dengan konsultan maupun pemborong bagi pabrik-pabrik sejenis seperti miliknya, apabila berencana membuat fasilitas pengolahan limbah menjadi biogas. Ya lumayanlah jadi konsultan dan pemborong, jadi ada pemasukan tambahan, kata H. Supar sambil tertawa. Tak jarang pula, H. Supar menjadi narasumber dan pembicara di beberapa acara pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dalam waktu dekat H. Supar akan mendapatkan mesin baru pemanas pati. Untuk itu, ia berencana membangun tiga reaktor baru untuk mensuplai gas pemanas pati tersebut. Saya mau coba dari sumber lain yang berasal dari kotoran sapi kebetulan saya punya 40 ekor sapi, katanya. Baiklah Pak Supar, kami tunggu inovasiinovasi lainnya. (RV) Pemrakarsa dan inisiator dengan mewujudkan 1 Unit Biogas dengan teknologi CoLAR (Cover Lagoon Anaerobic Reactor) berskala besar yang memanfaatkan limbah industri tapioka secara swadaya/ swakelola dan berhasil mendukung pembangunan 12 Unit Biogas yang sama di berbagai tempat, sehingga berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan perekonomian dan kesadaran masyarakat sekitar dalam pemanfaatan energi terbarukan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 37

51 38 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

52 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Membuat drainase limbah kotoran ternak tidak akan memecahkan masalah, karena untuk 'menggelontorkan' kotoron dibutuhkan air yang cukup banyak. Pembangunan biodigester dianggap paling sesuai. Limbah ternak yang semula menjadi masalah justru menjadi berdaya guna karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar kompor sekaligus pupuk. Bergerak dengan Energi Terbarukan 39

53 Penghargaan Energi Pratama Koperasi Agro Niaga Jabung Olah Limbah Jadi Berkah MELALUI proses penggodokan anggota dan para tokoh masyarakat, Koperasi Unit Desa (KUD) Jabung yang berdiri pada 28 Februari 1980, berubah nama menjadi Koperasi Agro Niaga Jabung atau KAN Jabung pada KAN Jabung yang saat ini dimiliki sekitar anggota memiliki visi menjadi koperasi agribisnis kompetitif dalam mengembangkan kualitas hidup anggota, karyawan dan masyarakat berdasarkan nilai-nilai koperasi. Dengan 205 karyawan, KAN Jabung menjalankan bisnis inti dan bisnis penunjang. Bisnis Inti terdiri dari P4 (Peningkatan Produksi dan Penyelamatan Populasi). Bisnis inti ini bertanggungjawab meningkatkan kompetensi dan skala usaha peternak serta menyelamatkan serta meningkatkan jumlah populasi populasi sapi perah di KAN Jabung. Bisnis ini membawahi beberapa unit, yaitu unit Quality Control (QC) yang bertugas mengelola penerimaan susu segar berkualitas dan siap dipasarkan. Unit Susu Olahan mengolah susu segar menjadi produk susu kemasan merk JAB MILK dengan varian rasa orisinil, strawberi, coklat dan Yoghurt. Unit Kesehatan Hewan (Keswan) memberikan pelayanan teknis kesehatan sapi perah agar produktifitas sapi perah dalam kondisi optimal. Sedangkan Unit Pengolahan Limbah 40 Bergerak dengan Energi Terbarukan

54 Penghargaan Energi Pratama cukup banyak, kata Wahyudi, Ketua II KAN Jabung. Dari berbagai opsi yang ada, pembangunan biodigester dianggap paling sesuai. Limbah ternak yang semula menjadi masalah justru menjadi berdaya guna karena dapat dimanfaatkan sebagai meliputi Biogas dan pupuk organik padat serta pupuk organik cair. Sedangkan bisnis penunjang, berupa sarana produksi ternak, sarana produksi pertanian, jasa angkutan, toko bangunan, swalayan, toko pecah belah, bengkel bahkan hingga bisnis penunjang kolaborasi berupa bank simpan pinjam (BMT), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Mengolah Limbah Terkait dengan bisnis inti, khususnya pada unit pengolahan limbah, KAN Jabung mengembangkan unit biogas bagi para peternak untuk diupayakan sebagai sumber energi untuk kompor biogas. Pemanfaatan biogas dari kotoran sapi ini berawal dari para peternak yang kewalahan menangani kelebihan kotoran ternaknya. Awalnya, KAN Jabung bermaksud membuat drainase limbah kotoran ternak. Namun hal ini tidak akan memecahkan masalah, karena untuk menggelontorkan kotoron tersebut dibutuhkan air yang Unit pengolahan susu KAN Jabung sumber bahan bakar kompor sekaligus pupuk. Dengan demikian masalah lain, yaitu kelangkaan dan naiknya harga minyak tanah yang menyebabkan penduduk Jabung semakin banyak menggunakan kayu bakar pun terpecahkan. Pembangunan reaktor biogas ini tak serta merta mudah. Pak Santoso, yang akrab dipanggil dengan Pak San, seorang staf KAN Jabung yang berlatar belakang seorang tukang, mencoba memformulasikan sendiri digesternya. Ia mulai belajar dan studi banding ke Pujon yang memiliki biogas aktif dan belajar bagaimana cara kerja dan pembangunan biodigester beserta penyalurannya melalui pipa ke kompor biogas. Pembuatan digester biogas pertama yang merupakan pilot project di Desa Bergerak dengan Energi Terbarukan 41

55 Penghargaan Energi Pratama Kemiri, Kecamatan Jabung pada tahun 2006 dipesan oleh KAN Jabung melalui sebuah lembaga di Malang. Pilot project ini ternyata menghabiskan banyak biaya untuk pembangunan satu buah biodigester skala besar. Pak Wahyudi salah satu Ketua KAN Jabung berpesan kepada Pak San untuk terus mendampingi pembangunan biodigester tersebut agar program terus berlanjut setelah terselesaikannya pilot project. Penggalian tanah untuk pembuatan reaktor biogas Sembari mendampingi pembangunan tersebut, Pak San mencoba mempelajari dan berbagi dengan para anggota yang saat itu merasa tidak tertarik dengan harga fantastik pembangunan pilot project. Pak San memperkecil ukuran dan volume biodigester untuk meminimalkan biaya yang semula 14 juta rupiah menjadi 2,5 juta rupiah untuk menyelesaikan seluruh pembangunannya. Pak San semula mengerjakan tanpa diketahui anggota lain dan ternyata penyelesaian pembangunan biodigester hasil rekayasanya sendiri justru lebih cepat dari pilot project yang sedang dikerjakan oleh koperasi. Pada awalnya, penduduk ragu bagaimana dari kotoran sapi yang dingin setelah tersimpan di dalam biodigester bisa menjadi gas. Adem ditambah adem kok iso (bisa) dadine geni (api), kata Pak San mengutip pernyataan warga dengan nada tak percaya. Keraguan ini bertambah karena gas metana yang dihasilkan ternyata tidak membuat kompor langsung menyala. Pak San kembali mencoba menyelidiki, ternyata pipa yang digunakan untuk menyalurkan gas dari biodigester ke kompor tidak boleh sembarang pipa baik ukuran maupun bahannya. Ruang pencampuran gas metana dan udara yang tidak tepat membuat warna api menjadi kuning. Artinya pembakaran tidak sempurna sehingga menghasilkan panas yang kurang sempurna. Pak San kembali mencari pipa dengan material terbaik, serta mendapatkan bahwa api biru terbaik dihasilkan dari pipa besi. Keberhasilan pembangunan biodigester buatannya terus berlanjut hingga tiga tahun setelah pilot project pertama. Hingga terbangun 117 unit digester model fixed 42 Bergerak dengan Energi Terbarukan

56 Penghargaan Energi Pratama dome. Peminat semakin banyak karena anggota koperasi mendapat kemudahan pinjaman lunak dari koperasi. Pada tahun 2009, KAN Jabung bekerjasama dengan HIVOS, dalam program BIRU (Biogas Rumah). Setelah mendapatkan bantuan dari HIVOS, untuk membangun satu unit biogas, KAN Jabung memberi harga sesuai dengan ukuran biodigester. Khusus untuk anggota mendapatkan subsidi dan cara pembayarannya pun dapat diangsur 72 atau 108 kali. Sampai dengan Mei 2013 ini, KAN Jabung telah membangun 505 unit biogas untuk 631 KK. Program Biogas Rumah Tangga untuk peternak yang dilaksanakan oleh KAN Jabung ini mencakup penyuluhan dan bimbingan teknis bagi calon dan pengguna biogas, pinjaman murah dengan pengembalian selama maksimal tiga tahun dengan besar pinjaman dan angsuran tergantung kemampuan anggota. Terdapat subsidi dari total biaya pembangunan instalasi biogas, desain dan konstruksi dilakukan oleh tenaga ahli KAN Jabung yang memiliki sertifikat dari HIVOS, serta monitoring dan perawatan secara berkala. Pak San selaku anggota dan staf KAN JAbung berharap ada bantuan berupa pemikiran maupun infrastruktur untuk gas-gas yang berlebih dari gas yang dihasilkan dari masing-masing digester, karena saat ini KAN Jabung juga sedang mencoba memanfaatkan biogas untuk proses pembuatan reaktor biogas listrik. Sosialisasi yang selama ini dilakukan KAN Jabung tentang biogas melalui buletin ataupun penyuluhan masih terbatas bagi anggota koperasi saja. Sehingga untuk warga bukan anggota yang ingin membangun digester masih memperoleh kesulitan cara pemasangannya. Apalagi untuk membangun digester tidak mendapatkan pinjaman dari koperasi. Warga yang tidak memiliki sapi dan kurang mampu seringkali membeli gas kepada tetangganya yang memiliki digester. Sebelum menggunakan biogas, warga masih menggunakan kayu atau elpiji yang langka dan cukup mahal. Alhamdulillah setelah menggunakan biogas yang dibangun oleh KAN Jabung, pengeluaran lebih irit, memasak lebih mudah dan lebih lama, bahkan kami dapat memenuhi Bergerak dengan Energi Terbarukan 43

57 Penghargaan Energi Pratama pesanan kue untuk lebaran setiap tahunnya yang omsetnya semakin meningkat. Hasil dari penjualan kue ini memudahkan saya untuk membantu mertua dan suami serta saya bisa kuliah lagi. Kami mengucapkan terima kasih kepada KAN Jabung yang telah membantu dari awal pembangunan hingga dapat dimanfaatkan bahkan terus berkunjung dan mendampingi kami, kata Sita Desi, salah seorang warga pengguna biogas. Kesejahteraan Peternak Di Jabung ini, terdapat keunikan ketika musim kemarau tiba. Para peternak sapi yang mengalami krisis rumput akan mencari alternatif pakan ternak, yaitu daun tebu. Di sinilah kolaborasi dimulai. Petani tebu akan merelakan daun tebunya untuk peternak secara gratis sembari tebu mereka dipanenkan tanpa mengeluarkan upah. Pengurus KAN Jabung berharap peternak tak akan pernah kekurangan pakan untuk sapinya sehingga sapi tetap ada, susu tetap dihasilkan, dan biogas serta pupuk pun tetap lancar. Oleh karena itu, pengurus tetap memperhatikan kesejahteraan para peternak sapi. Bagaimana jadinya jika sapi habis? Olah Limbah Jadi Berkah yang menjadi semboyan kami bisa-bisa tak ada lagi, kata Wahyudi. Kini, KAN Jabung mempunyai omset sebesar Rp 130 miliar per tahun. Dari omset sebesar itu mereka mempunyai keuntungan sebesar Rp 2 miliar per tahun. Layaknya perusahaan, KAN Jabung juga mewujudkan Tanggung Jawab Sosial (Cooperative Social Responsibility/CSR) yang salah satunya adalah Biogas Rumah Tangga dan menyediakan ambulance untuk masyarakat kecamatan Jabung dan sekitarnya. KAN Jabung juga memberikan beasiswa untuk para karyawan sebagai program peningkatan kapasitas SDM. Beasiswa ini diberikan kepada karyawan yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kami menyadari bahwa keberadaan sumber daya manusia merupakan aset yang berharga dan sebagai wujud rasa syukur kami melakukan aktivitas pengembangan SDM mulai sejak Pelatihan dan pengembangan meliputi pelatihan softskill maupun teknis, pendidikan formal, studi banding, menghadiri seminar-seminar baik yang difasilitasi sendiri maupun pihak luar, mengadakan knowledge worker forum, kata Ali Suhadi, Ketua I KAN Jabung.(HS/ HP). Mobil ambulan CSR KAN Jabung 44 Bergerak dengan Energi Terbarukan

58 Penghargaan Energi Pratama Pemrakarsa, penggerak masyarakat, dan berkomitmen tinggi dalam mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil di Kabupaten Malang dengan mewujudkan dan/atau memfasilitasi pembangunan Reaktor Biogas 505 Unit bagi 631 KK serta menjaga keberlangsungannya melalui penyuluhan, bimbingan dan monitoring, sehingga berdampak besar terhadap peningkatan perekonomian, Iptek, serta kesadaran masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 45

59 46 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

60 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Bangkit dari kesedihan musibah bencana tsunami yang meluluh lantakkan seluruh infrastruktur, tanpa berlamalama warga dan tokoh masyarakat bergotong royong membangun kembali desanya, termasuk listrik penerang desa. Bersyukur, desa kami memiliki sumber daya air yang melimpah untuk dapat dimanfaatkan sebagai penggerak turbin pembangkit listrik. Bergerak dengan Energi Terbarukan 47

61 Penghargaan Energi Pratama Koperasi Tuah Sabeena Sejahtera Mendulang Listrik Dari Air Terjun Suhom SUDAH tidak tampak kesedihan terpancar dari wajah penduduk Desa Krueng Kala pasca dilanda gelombang dahsyat tsunami sembilan tahun lalu. Saat kami memasuki desa, wajah ceria penduduk desa yang duduk di kedai kopi sambil menikmati siaran televisi melalui layar datar 29 inch menyambut kami. Obrolan diwarnai canda dimulai sejak kami menyapa Bapak Yusni I.S (52), tokoh masyarakat setempat. Saya membuka kedai ini setelah ada listrik masuk ke desa kami tahun Sebelum membuka kedai, disamping mengabdi sebagai geuchik (kepala desa) saya bertani dibantu oleh istri saya. Sejak membuka kedai ada penghasilan tambahan yang kami terima antara ribu per hari disamping hasil pertanian dari kebun, kata mantan geuchik Desa Teunong Krueng Kala. Tambahan pemasukan per hari dari kedai bisa lebih besar dari itu bila ada siaran pertandingan sepak bola baik lokal maupun internasional, imbuh Ibu Yusni I.S yang mendampingi suaminya di kedai. 48 Bergerak dengan Energi Terbarukan

62 Penghargaan Energi Pratama Setiap bencana pasti membawa hikmah, demikian juga yang dialami oleh Bapak Zaifudin. Setelah desanya diterjang tsunami, seluruh infrastruktur musnah, gelap tanpa penerangan. Bersama penduduk lain yang selamat ayah dua anak itu mengumpulkan warga dan tokoh masyarakat untuk bangkit dari kesedihan dan bergotong royong membangun kembali desanya tanpa berlama-lama menunggu bantuan dari Pemerintah. Masalah utama yang dihadapi adalah penerangan, di samping masalah infrastruktur lain yang luluh lantak. Kami bersyukur, desa kami memiliki sumber daya air yang melimpah untuk dapat dimanfaatkan sebagai penggerak turbin pembangkit listrik, kata tokoh masyarakat Dusun Ateuh Cot, Desa Baroh Krueng Kala yang berusia 47 tahun ini. Kekuatan Musyawarah Dalam rembuk para tokoh tiga desa, yaitu desa Baro, Teunong dan Meunasah, semuanya sepakat untuk mencari bantuan pendanaan pembangunan Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) dengan memanfaatkan air terjun Sungai Suhom yang terletak tidak jauh dari ketiga desa tersebut. Tidak perlu waktu lama, pembangunan PLTMH berkapasitas produk KW, total kapasitas unit terpasang 50 KVA, dapat terwujud pada 2006 berkat bantuan Rumah Pembangkit PLTMH dana dari Coca Cola dan Yayasan Nurani Dunia. Sekitar 300 rumah yang dihuni lebih dari jiwa di tiga desa terang benderang mendapat aliran listrik yang ditenagai air terjun Suhom. Pada awal beroperasi, pengelolaan PLTMH masih bersifat kekeluargaan dengan manajemen sederhana. Sampai pertengahan tahun 2008, PLTMH mengalami masalah teknis dan pengelolaan keuangan sehingga tidak dapat beroperasi. Desa kembali gelap tanpa listrik dan masyarakat mulai gundah karena beberapa kegiatan positif masyarakat seperti pengajian malam, waktu belajar anak sekolah, informasi media elektronik dan hiburan terhenti. Tokoh masyarakat dari tiga desa kembali berkumpul untuk mencari jalan keluar. Hasil rembukan tokoh masyarakat menelorkan solusi sangat brilian, yaitu membentuk koperasi untuk mencari bantuan dana untuk Bergerak dengan Energi Terbarukan 49

63 Penghargaan Energi Pratama perbaikan dan mengelola PLTMH secara semi professional. Pembentukan Koperasi Tahun 2009 berdirilah Koperasi Tuah Sabeena Sejahtera, dengan Badan Hukum Nomor: 59/BH/1.2/XII/2009 beranggotakan 45 orang dari desa Baroh dan Tunong. Tugas utama koperasi adalah menghidupkan kembali PLTMH dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasionalnya. Usaha koperasi membuahkan hasil dengan memperoleh pinjaman dari Yayasan IBEKA Bandung sebesar Rp ,- yang digunakan untuk biaya perbaikan sampai PLTMH dapat beroperasi normal. Pinjaman tersebut diangsur setiap bulan sebesar Rp ,- termasuk pokok dan bunga pinjaman. Dalam perjalanannya, pengurus koperasi kembali menghadapi tantangan baru, kesulitan memungut iuran listrik kepada warga karena banyak warga tidak disiplin dalam membayar iuran sehingga mengganggu biaya operasional PLTMH. Rembuk desa dan koperasi digelar untuk mencari cara agar masyarakat disiplin dalam membayar iuran listrik. Akhirnya disepakati bahwa listrik yang dihasilkan dari PLTMH dijual kepada Perusahaan Listrik Negara, dan masyarakat membeli listrik dari PLN. Kesepakatan ini membuahkan hasil yang sangat mengagumkan, karena hasil penjualan listrik kepada PLN sebesar Rp ,08 per KWh dapat menutup biaya operasional PLTMH, mengangsur utang setiap bulan, serta gaji pengelola koperasi. Di samping memberikan sisa hasil usaha tahunan kepada anggota, koperasi juga membayar biaya listrik Kantor Desa Tunong, Meunasah (Pesantren) serta sebuah rumah pintar sebesar kurang lebih Rp ,- per bulan. Koperasi juga memberikan sumbangan insidentil untuk kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat, seperti perayaan hari hari keagamaan, pengajian, dan perayaan hari kemerdekaan. Selain mengelola PLTMH, koperasi juga memiliki usaha di bidang pupuk organik untuk melayani kebutuhan pupuk petani di desa desa sekitar koperasi. Secara rutin koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), di mana hasil RAT dituang dalam keputusan RAT sebagai 50 Bergerak dengan Energi Terbarukan

64 Penghargaan Energi Pratama Turbin PLTMH Desa Kreung Kala dalam kondisi terawat landasan operasional dan rencana kerja koperasi. Dalam rencana kerja jangka panjang koperasi di bidang PLTMH dituangkan rencana membangun PLTMH baru dengan kapasitas lebih besar di sungai yang sama agar dapat memasok daya listrik lebih besar kepada PLN. Setiap air terjun di Kabupaten Aceh Besar harus dapat mengalirkan listrik, kata Ketua Koperasi, Erinaldi. Untuk itu, Erinaldi terus membangun komunikasi yang intens dengan Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Aceh Besar, Fauzi, ST., MT., untuk dapat merealisasikan tekad tersebut. Sebagai pejabat yang membidangi energi, Fauzi sangat menyambut baik tekad pak Erinaldi dan akan terus memberikan dorongan serta bantuan kepada Koperasi Tuah Sabeena Sejahtera agar bisa lebih maju. Kebijakan energi di daerah selalu diselaraskan dengan pusat untuk terus menekan penggunaan energi fosil dan digantikan dengan energi terbarukan, katanya. Kabupaten Aceh Besar, menurut Fauzi, memiliki potensi besar bidang PLTMH. Saat ini sedang dilakukan pemetaan potensi. Hasil pemetaan akan dikomunikasikan dengan Pusat sehingga dapat dilakukan Bergerak dengan Energi Terbarukan 51

65 Penghargaan Energi Pratama kerjasama untuk membangun PLTMH khususnya di Kabupaten Aceh Besar, ujarnya. Berkah dari Listrik Setelah desa dialiri listrik, perilaku kehidupan masyarakat mengalami perubahan, baik itu kehidupan sosial, ekonomi dan juga keagamaan. Usman Ali (47 tahun) geuchik Baroh Krueng Kala di Dusun Ateuh Cot menuturkan, sebelum listrik masuk tahun 2008, hampir semua warga desanya adalah petani. Hanya ada dua warga yang membuka warung di pagi hari sampai jam sepuluhan dan sore hari setelah ashar sampai magrib tiba, katanya. Namun sejak tahun 2008 sampai sekarang pola hidup masyarakat mengalami perubahan yang drastis. Warga banyak yang membuka warung maupun toko kelontong kecil menjual makanan, pulsa, es batu, barang kelontong dan juga reparasi alat elektronik. Pertumbuhan warung meningkat hampir lima kali lipat sejak lima tahun terakhir. Jam buka pun dari pagi hingga malam hari, dan hanya jeda pada saat saat kumandang azan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada diversifikasi mata pencaharian masyarakat dari murni agraris menjadi pedagang sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan sosial masyarakat juga meningkat, seperti pengajian ibu-ibu, pola hidup bersih dan hemat, serta sadar akan kelestarian lingkungan. Masyarakat desa sudah tidak terbebani biaya penerangan lampu minyak tanah karena sudah ada listrik. Sebelum listrik masuk desa biaya untuk penerangan rumah perbulan mencapai 20 liter minyak tanah. Dengan harga eceran di kampung berkisar sembilan sampai dua belas ribu rupiah per liter, beban sudah mencapai sekitar Rp ,- sampai Rp ,-. Namun sekarang masyarakat hanya cukup mengeluarkan biaya Rp ,- sampai Rp ,- untuk biaya listrik. Beban biaya sebelum ada listrik bertambah berat dengan kebutuhan gas elpiji untuk memasak, yaitu sekitar Rp ,- per bulan. Hal ini mendorong masyarakat memilih kayu bakar sebagai alternatif pengganti gas. Konsekuensinya adalah terjadi perambahan hutan secara pelan tapi pasti, sehingga hutan menjadi gundul. Padahal warga Desa Baroh menjadi kunci kelestarian hutan lindung Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Suhom karena desa ini paling dekat dengan lokasi PLTMH dan hutan lindung. Namun saat ini kondisi sudah terbalik, tercipta integritas masyarakat sekitar PLTMH untuk lebih peduli terhadap keberlangsungan dan kelestarian lingkungan. Terbentuknya solidaritas masyarakat setempat untuk saling membantu dalam mengatasi berbagai kendala terkait operasional PLTMH. Tradisi pengelolaan hutan yang arif bijaksana telah dipraktekkan secara turun 52 Bergerak dengan Energi Terbarukan

66 Penghargaan Energi Pratama temurun dalam masyarakat Aceh. Hal ini diselenggarakan melalui lembaga adat uteun yang dipimpin oleh Penglima Uteun. Panglima Uteun merupakan aparat pemerintahan Mukim yang bertanggungjawab kepada Imam Mukim. Khazanah adat budaya ini masih melekat dalam kehidupan masyarakat Aceh sebagai sebuah kearifan lokal yang masih dipertahankan. Panglima Uteun yang bertanggung jawab akan kelestarian hutan di sekitar desa dengan aturan adat khusus. Bila ada warga masyarakat yang melanggar Panglima Uteun yang memimpin persidangan untuk mengadili pelanggar peraturan adat, serta menjatuhkan sangsi sangsi adat sesuai dengan pelanggarannya. Hasilnya sangat luar biasa, sekitar 15 hektar hutan di DAS Suhom dapat dikonservasi. PLTMH Suhom berjarak sekitar 48 km dari kota Banda Aceh juga menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi pada hari libur, sehingga dapat menghidupkan ekonomi masyarakat paling tidak delapan hari dalam sebulan. Disamping sebagai daerah tujuan wisata juga sebagai rujukan pelajar dan mahasiswa yang ingin tahu lebih dekat masalah PLTMH. Sebagai sekretaris desa Tunong Krueng Kala yang melek teknologi Sukardi (28 tahun) sangat terbantu dalam menyampaikan program desa kepada masyarakat. Kalau dulu mau rapat saja harus mengedarkan undangan kepada perangkat desa, kepala dusun, tokoh agama dan masyarakat bisa setengah hari. Sekarang cukup dengan bermain jari di atas tombol HP, dalam hitungan detik informasi telah diterima masyarakat, katanya. Kantor desanya juga telah dilengkapi seperangkat komputer dan internet sebagai wahana untuk menerima dan mengakses informasi. Sebagai anak muda, kebanggaan lain yang dirasakan adalah mampu menghidupkan kegiatan agama anak-anak sekolah di kampungnya. Setiap Jumat malam seluruh siswa di kampung Tunong diwajibkan ke masjid untuk mengikuti pendalaman agama dan pengajian rutin. Hal ini dilakukan untuk menekan penyalahgunaan teknologi serta pengaruh informasi yang ditonton melalui televisi di kalangan remaja. Sebagai sekdes, ia sangat sadar bahwa teknologi bisa bermuka dua. Bila digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam kehidupan itu sangat bermanfaat, namun kalau digunakan sebagai alat kejahatan atau mengumbar hawa nafsu itu yang sangat berbahaya. Kehadiran PLTMH Suhom juga membawa berkah tersendiri buat Pak Dar, panggilan akrab Darmansyah (25 tahun) di Dusun Bak Kulu, Desa Menunasah Krueng Kala. Pak Dar dipercaya sebagai operator atau Bergerak dengan Energi Terbarukan 53

67 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 penjaga PLTMH dengan gaji sebesar Rp ,- per bulan. Sebelum ada PLTMH di kampungnya, sebagai keluarga muda dan petani kecil dengan penghasilan yang tidak tentu, ia sangat terbebani oleh biaya pembelian minyak tanah untuk lampu penerangan dan juga untuk memasak bila gas elpiji langka. Rata rata untuk penerangan menggunakan minyak tanah dia menghabiskan Rp ,- sampai Rp ,- per bulan, belum termasuk elpiji untuk memasak. Sekarang hanya dengan Rp ,- per bulan, rumah sudah terang benderang, dan bisa nonton televisi bersama keluarga. Ekonomi keluarga saya agak tenang dengan penghasilan tambahan menjaga PLTMH dan juga hasil pertanian di kebun, sehingga dapat mengatur nafas kehidupan rumah tangga lebih baik, katanya bangga. Banyak harapan yang menggelantung di benak masyarapat dan tokoh masyarakat Kreung Kala kepada pemerintah. Mereka mengharap bantuan dan bimbingan teknis agar pemeliharaan PLTMH tetap efisien dan menambah PLTMH baru agar pasokan listrik terus terjamin di saat musim kemarau tiba. Selain itu, mereka menginginkan jaringan PLN tersendiri untuk Desa Baro Tunong, Meunasah Krueng Kala yang bersumber dari PLTMH Suhom, sehingga bila terjadi gangguan listrik di desa lain tidak berpengaruh terhadap desa mereka. (IWL) 54 Bergerak dengan Energi Terbarukan

68 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Pemrakarsa, penggerak masyarakat, dan berkomitmen tinggi dengan mewujudkan pembangunan dan pengelolaan PLTMH 50 kw bagi 300 KK secara swadaya/swakelola di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar dan mampu memasok listrik kepada PT PLN (Persero), sehingga berdampak besar meningkatkan perekonomian melalui kegiatan usaha kecil dan meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar terhadap kelestarian lingkungan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 55

69 56 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

70 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Melalui Program Gasifikasi, keandalan dan efisiensi suplai energi listrik juga meningkat, dan hal ini berdampak dalam menggerakkan ekonomi masyarakat maupun industri secara global. Kasus yang sering terjadi ketika boiler masih menggunakan BBM, adalah banyak ditemukan jelaga menempel pada tube boiler maupun air heater. Bergerak dengan Energi Terbarukan 57

71 Penghargaan Energi Pratama PT. PJB Unit Pembangkit Gresik Makin Efisien Setelah Menggunakan Gas KOTA Gresik terletak 20 km sebelah utara Kota Surabaya yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa Timur. Selain tempat produsen semen dan petrokimia, di Gresik terdapat pembangkit listrik di bawah PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkit Gresik yang mensuplai energi listrik se-jawa Bali. PJB UP Gresik memproduksi tenaga listrik dengan total daya terpasang 2.218,98 MW. Energi listrik yang dihasilkan UP Gresik rata rata per tahun yang disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 150 kv dan 500 kv sebesar GWh. PJB UP Gresik terdiri 4 unit PLTU, 2 unit PLTG dan 3 unit PLTGU. Dilandasi oleh semangat konservasi energi untuk menghemat pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan semangat diversifikasi energi untuk menganekaragamkan bahan bakar yang digunakan pembangkit, dilakukan improvement pada PLTU Gresik. Peningkatan ini memungkinkan PLTU Gresik yang awalnya hanya bisa beroperasi dengan bahan bakar minyak (BBM) menjadi dapat beroperasi dengan BBM dan bahan bakar gas (BBG).. Konversi ke BBG Pada program Repelita IV (1984/ /1990), Pemerintah berencana untuk mengurangi ketergantungan BBM sedini mungkin, ditambah suplai BBG Ir. Heru Sriwidodosari, MM General Manager UP Gresik Melalui Program Gasifikasi ini keandalan dan efisiensi suplai energi listrik juga meningkat, dan hal ini berdampak dalam menggerakkan ekonomi masyarakat maupun industri secara global. Selain itu, melalui Program Gasifikasi ini, PT PJB UP Gresik mendukung Sistem Jawa Bali di jaringan 150 kv, terutama di Sistem Kelistrikan Jawa Timur sehingga dapat meningkatkan sarana pertumbuhan Industri dan perekonomian. 58 Bergerak dengan Energi Terbarukan

72 Penghargaan Energi Pratama 2 dilakukan pada tahun Pada unit 1 dan 2 beberapa modifikasi dilakukan agar dapat melakukan pembakaran dengan jenis bahan bakar yang berbeda yaitu BBG atau BBM. Modifikasi yang dilakukan, adalah: Kondisi Tube Boiler dan air heater sebelum dan sesudah gasifikasi sangat berlimpah saat itu. Oleh karena itu, muncul prakarsa konversi pembangkit dari BBM menjadi BBG. Kebijakan tersebut membuka peluang PT PJB UP Gresik, yang saat itu dikenal sebagai PLN Sektor Gresik untuk melakukan improvement pemenuhan kebutuhan jaringan listrik untuk industri dan konsumen lainnya. Pada saat itu dimulai program gasifikasi yang bertujuan mengurangi pemakaian BBM di PLTU Gresik. Program gasifikasi di unit 3 dan 4 dilakukan pada tahun 1994 sedangkan di unit 1 dan 1. Penggantian 6 burner yang ada dengan ABB Radially Stratified Flame Core (RSFC) burner yang mampu melakukan pembakaran dengan BBM atau BBG. 2. Instalasi semua pipa, valve dan hardware untuk gas firing. 3. Instalasi control system baru, yaitu Burner Management dan Boiler Analog Control type MOD 300. Pada unit 3 dan 4 juga dilakukan beberapa modifikasi antara lain : 1. Instalasi pipa Gas dan aksesoris 2. Instalasi Burner Gas dan aksesoris 3. Instalasi Gas Receiving dan Measuring System 4. Penggantian Force Draft Fan (FDF) 5. Modifikasi dan penambahan Fire Protection System 6. Modifikasi Automatic Boiler Control (ABC) dan Automatic Burner System (ABS) 7. Modifikasi beberapa pressure parts Bergerak dengan Energi Terbarukan 59

73 Penghargaan Energi Pratama Dampak gasifikasi Program gasifikasi ini mampu meningkatkan efisiensi secara signifikan, terutama pada boiler. Kasus yang sering terjadi ketika boiler masih menggunakan BBM, adalah banyak ditemukan jelaga menempel pada tube boiler maupun air heater. Jelaga ini sangat menggangu dan menghambat laluan gas buang hingga menyebabkan kenaikan tekanan pada ruang bakar. Masalah tersebut sangat berpengaruh pada saat turun naiknya beban dari minimum ke maksimum maupun sebaliknya. Perubahan tiba-tiba yang sering berlangsung ini menyebabkan penyumbatan pada air heater akibat jelaga yang menumpuk. Penyumbatan ini menurunkan daya terbangkitkan hingga 20%. Namun, setelah menggunakan BBG masalah ini teratasi. 60 Bergerak dengan Energi Terbarukan

74 Penghargaan Energi Pratama Efisiensi PLTU UP Gresik Program gasifikasi ini juga menghemat biaya produksi tenaga listrik menjadi Rp 810 milyar per tahun. Penghematan ini diperoleh dari meningkatnya produksi energi listrik dibandingkan sebelum program gasifikasi dilaksanakan. Selain itu, penghematan juga terjadi karena selisih biaya pembelian bahan bakar sebelum dan sesudah program gasifikasi. Program gasifikasi juga menurunkan konsumsi penggunaan air di PLTU yang merupakan dampak program ini juga. Bergerak dengan Energi Terbarukan 61

75 Penghargaan Energi Prakarsa Program gasifikasi juga menurunkan tingkat emisi pencemaran ditunjukkan hasil pengujian kualitas udara emisi cerobong pada saat PLTU Unit 1 UP Gresik menggunakan BBG. Hasil uji menunjukkkan emisi yaitu Sulfurdioksida (SO2) melewati batas baku mutu udara emisi pada saat mengunakan BBM tidak terjadi lagi saat menggunakan BBG. Tantangan dan Rencana Sejak program gasifikasi bergulir pada 1994 dan 1997, PLTU milik PT PJB UP Gresik mampu beroperasi dengan bahan bakar gas. Kendati mengalami pasang surut terkait ketersediaan gas mengingat suplai gas bersifat berada di luar kendali manajemen, PT PJB UP Gresik selalu siap mendukung kebijakan pemerintah dalam efisiensi energi. Terbukti sejak tahun 2012 sampai sekarang, PLTU milik PT PJB UP Gresik secara kontinu beroperasi dengan bahan bakar gas, di saat PLTU berbahan bakar minyak lain harus berhenti beroperasi. Bahkan sebagai pengayaan selanjutnya, saat ini kami juga merencanakan pembangunan CNG plant di PT PJB UP Gresik dan PLTMG di Bawean, kata Heru Sriwidodosari menambahkan. (RV) Area nampak bersih dan tertata dengan program 5S 62 Bergerak dengan Energi Terbarukan

76 Penghargaan Energi Prakarsa Perusahaan pembangkit listrik pertama yang berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mempelopori diversifikasi energi secara swadaya/ swakelola sejak tahun 1994 melalui program konversi BBM menjadi BBG yang mampu mengurangi pemakaian BBM 883,9 ton/tahun atau setara Rp 6,35 triliun/tahun, sehingga berdampak besar pada pembangunan maupun peningkatan peran dan kinerja sektor energi dan sumber daya mineral. Bergerak dengan Energi Terbarukan 63

77 64 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

78 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Peraturan perundangan yang membatasi perluasan wilayah produksi tidak menghentikan perusahaan pembangkit listrik panas bumi terbesar di Indonesia ini untuk mengembangkan usaha peningkatan produksi listrik energi panas bumi. Melakukan berbagai terobosan penghematan pemakaian tenaga listrik dalam operasionalnya demi menambah pasokan listrik nasional. Bergerak dengan Energi Terbarukan 65

79 Inisiatif Hijau Lumbung Energi GUNUNG Salak, yang terletak 130 km di selatan Jakarta, dikenal memiliki hutan yang alami, untaian kebun teh yang indah dan udara yang sejuk menyegarkan. Selain itu, Gunung Salak juga menyimpan potensi panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. Penghargaan Energi Pratama 2013 Chevron Geothermal Salak (CGS) Salah satu operator pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Gunung Salak adalah Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS). Sejak 1982, CGS dengan total produksi listrik 377 NW dialirkan untuk jaringan Jawa-Bali. Lapangan panas bumi Gunung Salak berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tempat di mana peraturan pelestarian lingkungan hidup diterapkan dengan ketat. Sejalan dengan peraturan perundangan di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, CGS melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan produksi listriknya. Inovasi yang dilakukan mencakup penghematan pemakaian energi sendiri hingga melakukan perbaikan mesin pembangkit. Manfaat yang didapat dari strategi tersebut setara Bambang Widjanarko Asset Manager Selain berkontribusi pada ketahanan energi nasional, keberadaan CGS di Gunung Salak telah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1300 orang serta program corporate social responsibility (CSR) yang difokuskan pada pendidikan, kesehatan dan usaha kerakyatan. CGS pun mempunyai komitmen tinggi dalam menjaga ekosistem sekitar melalui program Green Corridor Initiative. dengan penambahan pasokan energi listrik nasional sebesar MWh/tahun dan penurunan penggunaan solar sebesar 182 ribu liter/ tahun. 66 Bergerak dengan Energi Terbarukan

80 Penghargaan Energi Pratama Substitusi Genset dengan Panel Surya Dalam upaya menghindari pembukaan lahan hutan untuk membangun jaringan listrik tegangan rendah, CGS sempat memilih berinvestasi dengan menyediakan generator set (genset) untuk kebutuhan penerangan pos keamanan. Namun, setelah melalui kajian, CGS mengganti penggunaan genset dengan memasang panel surya demi menghindari penggunaan bahan bakar solar dan adanya emisi buang. Keberhasilan penggunaan panel surya ini diteruskan dengan memanfaatkan teknologi tersebut untuk keperluan listrik alat deteksi gas yang terpasang di sumur panas bumi. Secara langsung pemakaian solar untuk genset dapat dihemat hingga liter/ tahun. Pada 2011, inovasi CGS berlanjut pada pemasangan panel surya di kendaraan operasional tim geochemist. Kendaraan tersebut membawa peralatan survei yang membutuhkan listrik. Sumber listrik sebelumnya adalah aki (accu) yang mengakibatkan mobil kendaraan perlu pulang pergi untuk mengisi ulang aki di kantor. Namun saat ini, aki tersebut diisi oleh panel surya yang terpasang di atas kendaraan sehingga penggunaan BBM kendaraan dapat dihemat. Nuhsin Hidayatullah Team Leader Health Environmental and Safety CGS mempunyai komitmen tinggi untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup. Substitusi Photo Cell dengan Saklar Waktu Dengan wilayah kerja seluas 283,7 ha yang berada di kawasan hutan lindung, penerangan jalan lingkungan menjadi infrastruktur vital untuk menjaga keselamatan dan keamanan kerja di malam hari. Lampu penerangan jalan yang dimiliki CGS mencapai 288 unit. Lampu penerangan tersebut dilengkapi dengan sensor photo cell sehingga lampu menyala secara otomatis sesuai kondisi alam. Namun, kondisi alam yang berkabut hampir setiap harinya membuat sensor bekerja menyalakan Bergerak dengan Energi Terbarukan 67

81 Penghargaan Energi Pratama Basuki Nugroho Team Leader Engineering Dengan adanya panel surya, mobil survei tidak harus kembali ke kantor untuk mengisi ulang aki yang diperlukan alat survei. lampu penerangan walau pekerjaan masih bisa dilakukan tanpa bantuan lampu. Dengan pertimbangan tersebut, CGS mengganti photo cell dengan saklar waktu (timer) sehingga nyala lampu dapat dikurangi selama 1 jam per hari. Langkah ini menghemat pemakaian tenaga listrik sebesar 39,35 MWh/tahun dari 288 unit lampu penerangan jalan. penerangan indoor. Kegiatan renovasi gedung perkantoran disinergikan dengan komitmen penghematan konsumsi listrik di perkantoran. Kegiatan yang dilakukan adalah penggantian lampu konvensional dengan lampu LED yang mengkonsumsi daya listrik lebih rendah namun memiliki tingkat pencahayaan yang tidak jauh berbeda. Penggantian lampu tersebut dilakukan secara bertahap sejak 2012, mulai dari gedung workshop dan gedung pembangkit PGF lantai 3 yang kemudian akan dilanjutkan pada gedung perkantoran lainnya. Estimasi penghematan energi yang didapat bila program ini selesai dilakukan mencapai 45,38 MWh/ tahun. Inovasi mutakhir yang dilakukan CGS adalah penerangan gudang tanpa menggunakan listrik. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi optik untuk mentransfer cahaya matahari ke Substitusi Lampu Konvensional dengan Lampu LED dan Teknologi Optik Tidak cepat puas dengan penghematan energi penerangan outdoor, CGS juga melakukan penghematan energi 68 Bergerak dengan Energi Terbarukan

82 Penghargaan Energi Pratama MWh/tahun. Teknologi yang dikenal dengan nama solatube tersebut juga dapat menyaring radiasi sinar ultraviolet yang dapat merusak komponen dan material yang disimpan dalam warehouse. Substitusi Sistem Pompa dengan Sistem Grativasi Setyoadi Engineering Penggunaan atap transparan biasa memang dapat mengurangi pemakaian lampu di warehouse namun radiasi ultraviolet yang masuk akan merusak komponen dan material yang disimpan. dalam bangunan. Untuk mendapatkan efisiensi dan kestabilan cahaya, teknologi optik tersebut dirancang dengan memperhatikan variasi intensitas cahaya matahari pada pagi, siang dan sore dalam kondisi cuaca yang berbeda-beda serta menghitung kebutuhan iluminasi di dalam gudang. Dengan rancangan tersebut, teknologi optik yang dibuat mampu menggantikan 25 unit lampu 400 watt yang bekerja selama 8 jam per hari atau setara dengan penghematan energi listrik sebesar 28,8 Dalam operasinya, CGS juga menghasilkan air kondensat dari menara pendingin untuk kemudian diinjeksikan ke sumur Awi 14 dan sebagian harus dibuang ke kolam penampung Awi 13. Dari kolam penampung, air kondensat tersebut dipindahkan ke sumur Awi 12 untuk diinjeksikan kembali. Pemindahan air tersebut memerlukan pompa diesel dengan bahan bakar solar sebanyak liter per tahun. Melihat tantangan tersebut, CGS kemudian mengubah sistem pemipaan air kondensat langsung dari pembangkit ke Aw 12 dan Awi 20 sehingga air dapat dialirkan tanpa bantuan pompa lagi dengan memanfaatkan kontur perbedaan elevasi. Sistem serupa juga diterapkan untuk suplai air ke perumahan pegawai (housing) nomor 10 dan 11. Sistem pemipaan air sebelumnya menggunakan 2 buah pompa dengan daya masing-masing 1,8 kw dan 2,1 kw yang beroperasi terus menerus. Bergerak dengan Energi Terbarukan 69

83 Penghargaan Energi Pratama memiliki rentang nilai efisiensi terbaik yaitu 19º 20º. Kualitas air pendingin pun dikontrol agar tidak menimbulkan efek gesekan aerodinamik akibat deposit yang dapat menyebabkan kenaikan konsumsi energi listrik. Manfaat dari program ini adalah penurunan konsumsi listrik kipas pendingin sebesar 1,45 GWh/ tahun. Pengaturan Tekanan Uap pada Sistem Ejektor Uap Teknologi optik Solatube untuk penerangan warehouse CGS kemudian melakukan kajian teknis untuk mengubah jalur pemipaan distribusi air bersih dengan sistem gravitasi yang kemudian diterapkan sejak Desember Hasilnya, CGS dapat mengurangi pemakaian dayanya sendiri sebesar 34 MWh/ tahun. Perbaikan Sudu Kipas Menara Pendingin Upaya konservasi energi lainnya adalah optimasi penggunaan daya listrik pada tiga unit kipas menara pendingin yang ada yaitu pada unit 4, 5 dan 6. Setiap kipas mengkonsumsi daya 150 kw per jam. Untuk mengurangi pemakaian daya tersebut, setiap 6 bulan, sudu kipas kemudian diatur pada sudut yang Sistem pembuangan gas unit 4, 5 dan 6 juga tidak luput dari inovasi yang dilakukan CGS. Pengaturan tekanan di sistem ejektor uap diubah sehingga dapat menurunkan pemakaian uap rata-rata sebesar 6,3 kilo pound per jam. Target yang diharapkan dari perubahan sistem pengaturan uap tersebut adalah penurunan pemakaian uap sebesar 8% setiap jamnya atau setara dengan penghematan energi sebesar 1,1 MWh/ tahun. Pencampuran 2 Jenis Uap Lapangan uap CGS terbagi menjadi 2 wilayah utama yaitu wilayah barat dan wilayah timur. Uap dari wilayah timur mempunyai karakteristik kandungan non condensable gas (NCG) lebih tinggi 70 Bergerak dengan Energi Terbarukan

84 Penghargaan Energi Pratama dibandingkan dengan uap dari wilayah barat. Kadar NCG yang lebih tinggi di dalam uap akan menurunkan efisiensi turbin uap. Untuk meningkatkan kembali efisiensi tersebut, pada Juli 2012, CGS menerapkan metoda pencampuran uap dari wilayah barat dan timur sehingga menurunkan kadar NCG di dalam uap yang dikirim ke pembangkit. Manfaat yang dirasakan adalah efisiensi uap meningkat rata-rata sekitar 0,1 0,2 Kph atau 72 kilo pound uap selama 20 hari yang setara dengan produksi listrik sebesar 4,2 MW. Selain berkontribusi pada ketahanan energi nasional, keberadaan CGS di Gunung Salak telah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1300 orang serta program corporate social responsibility (CSR) yang difokuskan pada pendidikan, kesehatan dan usaha kerakyatan. CGS pun mempunyai komitmen tinggi dalam menjaga ekosistem sekitar melalui program Green Corridor Initiative, kata Bambang Widjanarko, Asset Manager CGS. (IAR) Perusahaan pembangkit listrik panas bumi terbesar di Indonesia yang berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mempelopori program konservasi/peningkatan efisiensi energi dengan total penghematan energi sebesar 36,2 MW secara swadaya/swakelola, sehingga berdampak besar pada pembangunan maupun peningkatan peran dan kinerja sektor energi dan sumber daya mineral. Bergerak dengan Energi Terbarukan 71

85 72 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

86 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Paten EZONE yang diperoleh pada tahun 2008 ini terbukti mampu menghemat konsumsi listrik sampai dengan 30% dibandingkan AC biasa yang menggunakan electric heatei. Teknologi heat pipe yang digunakan ini sangat cocok diterapkan di daerah yang beriklim tropis dengan tingkat kelembaban yang relatif tinggi seperti Indonesia. Bergerak dengan Energi Terbarukan 73

87 Penghargaan Energi Pratama PT. Metropolitan Bayu Industri Pelopor AC Hemat Energi Indonesia PT Metropolitan Bayu Industri (MBI) adalah perusahaan manufaktur air conditioning (AC) pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi heat pipe. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1997 mulai beroperasi secara komersial pada tahun MBI yang mempunyai 95 orang karyawan telah mengantungi tiga paten pembuatan sistem AC yang dapat mengatur temperatur dan kelembaban ruangan (RH) secara aktif bersamaan. AC produksi MBI menggunakan merk EZONE yang dilengkapi dengan Heat Pipe System dan Active Heat Pipe System. Kombinasi heat pipe ini memiliki keunggulan yang secara signifikan mendorong konservasi energi di bangunan gedung dan industri. Teknologi heat pipe ini sangat cocok diterapkan di daerah yang beriklim tropis dengan tingkat kelembaban yang relatif tinggi seperti Indonesia. perusahaan yang mempunyai komitmen tinggi dan telah berpartisipasi secara aktif mempelopori program konservasi dan peningkatan efisiensi energi serta diversifikasi energi secara swadaya dan swakelola. Konservasi Energi Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan, porsi pemakaian energi listrik untuk AC pada bangunan gedung dan industri mencapai 50 60% dari total biaya listrik. Kondisi inilah yang pertama kali mengilhami munculnya beragam upaya untuk menurunkan biaya operasional perusahaan. Perusahaan yang berlokasi di Jalan Raya Narogong Km. 27 Klapanunggal Cileungsi Kabupaten Bogor ini menjadi penerima Penghargaan Energi Tahun 2013 dalam kategori Pratama. MBI seperti diutarakan Presiden Direktur MBI, Ir. John Budi Harjanto, memiliki prestasi sebagai 74 Bergerak dengan Energi Terbarukan

88 Penghargaan Energi Pratama Kondisi AC yang beredar di Indonesia saat ini kebanyakan berasal dari negara-negara subtropis seperti Jepang. Korea Selatan, dan China. Desain AC yang diproduksi tersebut umumnya menyesuaikan dengan kondisi iklim di daerah subtropis yang panas dan kering. Desain umum AC subtropis mempunyai sensible heat factor/ratio atau SHF/R sebesar 0.7~0.85 dengan jumlah baris di evaporator coil maksimal tiga baris. Konsekuensi umum pemakaian AC subtropis di daerah tropis seperti Indonesia adalah tingkat kelembaban udara masih di atas 60%. Tidak mengherankan di dalam AC atau ruangan ber-ac banyak ditumbuhi jamur dan mikroorganisme lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut biasanya dipasang electric heater atau heating coil sesudah cooling coil. Penambahan electric heater ini akan menambah beban listrik sehingga biaya operasinya akan menjadi lebih besar sekitar 20% - 55%. Melalui serangkaian uji coba dan pengukuran di lapangan, pemasangan AC Ezone dengan Passif Heat Pipe System dapat menghemat listrik sebesar 20% hingga 30% jika dibandingkan dengan menggunakan AC biasa di pasaran. Sedangkan dengan menggunakan AC EZONE yang dilengkapi dengan Active Heat Pipe System dapat menghemat pemakaian energi listrik 25% hingga 55% dibanding AC biasa. Pemakaian AC Ezone tetap ini tidak mengurangi kenyamanan pemakainya atau tetap memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) dengan suhu 25ºC ± 1ºC serta relative humidity (RH) 55% ± 5%. Pada tanggal 10 Mei 2005, Ir. John Budi Harjanto Listijono mengusulkan paten sistem tata udara yang dilengkapi dengan pipa panas aktif seperti diilustrasikan pada gambar. Usulan tersebut memperoleh paten dari Kementeriaan Hukum dan HAM pada tanggal 28 November Paten EZONE tersebut terbukti mampu menghemat konsumsi listrik sampai dengan 30% dibandingkan AC biasa yang menggunakan electric heater. Prestasi tersebut juga telah diakui secara internasional dan berhasil menjadi Bergerak dengan Energi Terbarukan 75

89 Penghargaan Energi Pratama pemenang ASEAN Energy Awards sebanyak 7 kali. Prestasi ini mampu menjadikan Indonesia sebagai satusatunya peserta di ASEAN Energy Awards yang menang 7 kali dalam waktu yang hampir berurutan hingga saat ini. Konservasi dan Efisiensi Energi Sejak tahun 2004 MBI telah menjadi satusatunya perusahaan AC di Indonesia berteknologi heat pipe. AC produksi MBI saat ini telah digunakan pada lebih dari 150 gedung komersiil dan industri serta mampu mengurangi kebutuhan listrik sebesar 0,3 MW. Salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang memakai AC Ezone adalah PT Angkasa Pura Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Total unit AC terpasang yang memakai teknologi heat pipe saat ini sudah lebih dari AC dengan total kapasitas terpasang 10,000 hp dan total cooling capacity 28MW atau total power input berkisar 10 MW. Apabila kita mengasumsikan Perakitan komponen AC 76 Bergerak dengan Energi Terbarukan

90 Penghargaan Energi Pratama rata-rata penghematannya adalah 30%, total penghematan seluruhnya adalah mencapai 0,3 MW. Dengan kata lain kita dapat mengurangi beban 0.3 MW atau membangun pembangkit listrik sebesar 0,3 MW tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun. Unit AC Ezone yang terpasang di anjungan lepas pantai Oleh karenanya, sangatlah tepat jika dikatakan bahwa MBI telah berkontribusi secara nyata melalui penggunaan AC heat pipe dan sangat mendukung program Konservasi dan Efisiensi Energi di Indonesia. (MT) Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mempelopori efisiensi dan konservasi energi sejak tahun 2004 secara swadaya/ swakelola serta menjadi satu-satunya perusahaan AC berteknologi heat pipe di Indonesia yang beriklim tropis, yang telah digunakan pada lebih dari 150 gedung dan mampu mengurangi kebutuhan listrik sebesar 0,3 MW, sehingga ber dampak besar pada pembangunan maupun peningkatan peran dan kinerja sektor energi dan sumber daya mineral. Bergerak dengan Energi Terbarukan 77

91 78 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

92 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Menjadi Lumbung Energi Nasional adalah target yang ingin diwujudkan dengan melakukan pengembangan pada Pembangkit Listrik dan pemanfaatan sumber energi baru terbarukan. Peningkatan daya listrik dijalankan melalui dua sistem, yaitu Sistem Mahakam dan Sistem Isolated, serta Pengembangan Energi Baru Terbarukan. Bergerak dengan Energi Terbarukan 79

93 Penghargaan Energi Prabawa Kalimantan Timur Membangun Lumbung Energi Nasional ENERGI adalah merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menunjang kehidupan, terutama pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan meningkatkan rasio elektrifikasi, Pemerintah Kalimantan Timur secara konsisten melakukan pembangunan, perluasan dan pengembangan energi baru terbarukan yang tersedia melimpah di Wilayah Kalimantan timur. Perhatian besar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya pemenuhan energi listrik hingga daerahdaerah pedesaan mendapat apresiasi pemerintah pusat. Wujud apresiasi pemerintah itu diberikan dalam bentuk Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2013 melalui kementrian ESDM bidang pemenuhan energi listrik dan audit energi untuk meningkatkan rasio desa terlistrik dan rasio eletrifikasi. Menjadikan Kalimantan Timur Sebagai Lumbung Energi Nasional di Indonesia seperti yang dinyatakan oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak adalah target yang harus terwujud dengan melakukan pengembangan pada pembangkit pembangkit Listrik dan PLTGB MelaK pemanfaatan sumber sumber energi baru terbarukan yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur. Peningkatan Daya Listrik Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tersebut Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menegaskan bahwa upaya utama yang dilakukan adalah Peningkatan daya listrik. Peningkatan daya listrik di Kalimantan Timur melalui dua sistem yaitu sistem Mahakam dan sistem Isolated serta Pengembangan Energi Baru Terbarukan. 80 Bergerak dengan Energi Terbarukan

94 Penghargaan Energi Pratama 1) Sistem Mahakam membangun berbagai jenis pembangkit listrik skala besar berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Sejak tahun 2006 Pemerintahan Provinsi Kaltim bekerjasama dengan PT Kaltim Elektric Power membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2 x 25 MW. Selain itu, Pemerintah Provinsi Kaltim juga bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan swasta/ipp melaksanakan peningkatan daya listrik, melalui pembangunan pembangkit pembangkit listrik PLTU dan PLTG seperti PLTU berkapasitas 2x110 MW di Kariangau (Teluk Balikpapan) dan PLTG Senipah yang berkapasitas 2x41 MW. Semua pembangunan itu direncanakan Commercial Operation Date (COD) akhir tahun Dengan terealisasinya pembangunan pembangkit tenaga listrik tersebut pada akhir 2014 Sistem Mahakam akan mendorong penambahan daya pembangkit tenaga listrik lebih kurang 482 MW. 2) Sistem Isolated Pada sistem Isolated akan dibangun berbagai jenis pembangkit listrik skala kecil berupa Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara (PLTGB), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar Batubara dengan total kapasitas 85 MW. Pembangunan ini tersebar di wilayah Provinsi Kalimantan Timur seperti di Melak, Malinau, sistim Tanjung Selor, system Berau dan Tarakan. Khusus di Kota Tarakan telah diberlakukan Tarif Dasar Listrik secara Regional (TDL Regional) sejak tahun 2003 dibangun PLTMG 3 (2x1,5) MW yang dibangun oleh swasta yang COD pada awal tahun Unit reaktor biogas yang terpasang di Desa Long Mesangat 3). Pengembangan Energi Baru Terbarukan Energi baru terbarukan di Kalimantan Timur terus dikembangkan baik melalui pembangunan Pembangkit Listrtik Tenaga Gas (PLTG) berbasis limbah sawit, PLTG Gas Metana Batubara (GMB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), digester biogas dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Bergerak dengan Energi Terbarukan 81

95 Penghargaan Energi Pratama Pengembangan EBT yang telah direalisasikan seperti Pembangunan PLTG berbasis limbah sawit 4x1 MW oleh PT Rea Kaltim Plantation yang telah menandatangani MoU tentang excess power sebesar 3 MW dengan PT PLN (Persero) Wilayah Kaltimra akan dapat melistriki 15 desa (± 784 KK) yang belum berlistrik. memenuhi kebutuhan listrik KK, Pembangunan PLTS sebanyak unit (KK) pada 490 desa dengan atau 34% dari total desa di Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya pembangunan PLTMH pada 11 desa (± KK) dan Pembangunan digester Biogas sebanyak 546 unit (KK). Peningkatan Rasio Elektrifikasi dan Desa Berlistrik Panel Surya yang terpasang dirumah warga di Desa Tanjung Karya Selain PT. Rea Kaltim Plantation masih banyak lagi pembangunan PLTG yang berbasis limbah sawit seperti 4,9 MW di Muara Kaman, Kab. Kutai Kartanegara oleh PT. Prima Mitra Mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan listrik mencapai KK. Pembangunan PLTG berbasis limbah sawit 200 kw di Segah, Kab. Berau oleh PT. Hutan Hijau Mas (MoU dengan PT. PLN) yang akan memenuhi kebutuhan listrik sebanyak 440 KK, PLTG (CBM) 2x1 MW di Kutai Kartanegara yang Dalam situasi keterbatasan daya listrik, perusahaan perkebunan Sawit yang tersebar di beberapa kabupaten juga diharapkan memberikan access power. Upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan, sehingga krisis listrik dan pemerataan perolehan listrik masyarakat Kaltim dapat teratasi. Kaltim terus melakukan pendirian pembangkit listrik yang tidak mengandalkan sumber daya fosil. Di antaranya adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Jika pada 2009 jumlahnya masih sekitar 7 unit, pada 2013 ini jumlahnya sudah mencapai 399 unit. Demikian pula dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Jika pada 2009 jumlahnya mencapai unit di 415 desa, pada 2012 meningkat menjadi unit dan tahun ini dilakukan penambahan unit di 28 desa. 82 Bergerak dengan Energi Terbarukan

96 Penghargaan Energi Pratama Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menjelaskan, rasio elektrifikasi (RE) atau rasio rumah tangga berlistrik di Kaltim terus mengalami peningkatan. Jika pada 2009 lalu rasionya masih sekitar 61,75 persen, pada Juni 2013 meningkat menjadi 65,45 persen. Sedangkan rasio desa berlistrik meningkat dari 74% menjadi 82,06% ( ). Perhatian besar Pemprov Kaltim dalam upaya pemenuhan energi listrik hingga daerah pedesaan mendapat apresiasi pemerintah pusat. Wujud apresiasi pemerintah itu diberikan dalam bentuk Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2013 bidang pemenuhan energi listrik dan audit energi untuk meningkatkan rasio desa terlistriki dan rasio elektrifikasi. Alhamdulillah Kaltim sukses meraih Penghargaan Energi Prabawa tahun ini. Selain rasa senang dan bangga, penghargaan ini tentu harus menjadi penyemangat kita semua untuk terus memberikan yang terbaik bagi rakyat Kaltim, kata Gubernur Awang Faroek Ishak usai menerima penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik di Grand Ballroom The Dharmawangsa Jakarta, Selasa malam (22/10). (EY) Mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang Pemerintah Provinsi sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional dengan cara menerapkan berbagai instrumen kebijakan/peraturan di daerah yang berbasis sumber daya alam pro rakyat dan berdaya saing, terutama melalui pemenuhan energi listrik dan audit energi untuk meningkatkan Rasio Desa Terlistriki dan Rasio Elektrifikasi, sehingga berdampak besar terhadap peningkatan perekonomian, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Bergerak dengan Energi Terbarukan 83

97 84 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

98 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Menerapkan strategi implementasi melalui Forum Ketenagalistrikan dan Energi Daerah untuk merumuskan kebijakan umum di bidang ketenagalistrikan dan energi secara terpadu. Langkah Nusa Tenggara Barat untuk mewujudkan rasio elektrifikasi (RE) 90% pada tahun 2025 dan target energy mix yang didominasi penggunaan sumber energi panas bumi dan air. Bergerak dengan Energi Terbarukan 85

99 Penghargaan Energi Prabawa Nusa Tenggara Barat Potensi dan Aksi Pengembangan EBT MEMPUNYAI peraturan dan kebijakan daerah sebagai implementasi kebijakan dan regulasi pemerintah pusat pada sektor energi, Provinsi Nusa Tenggara Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. TGH. M. Zainul Majdi jauh berkembang menjadi provinsi yang mempunyai daya saing di segala bidang khususnya energi. Dukungan luas dari pemerintah kabupaten-kota dan kelompok strategis masyarakat mutlak dibutuhkan untuk merealisasikan program pemerintah provinsi mewujudkan masyarakat Nusa Tenggara Barat yang beriman dan berdaya saing (NTB bersaing). Dalam buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Gubernur juga menuturkan bahwa NTB memerlukan terobosan kreatif dan inovatif dalam melakukan akselerasi pembangunan. Buku RPJMD juga menjadi rujukan untuk bekerja dan berkarya demi kesejahteraan empat juta lebih rakyat NTB. Energi Daerah bertujuan mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan sebagai pedoman dalam pembangunan dan pengembangan ketenagalistrikan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di NTB. Sasaran kebijakan ini adalah rasio elektrifikasi (RE) pada 2025 mencapai 90% dan target energy mix yang didominasi penggunaan sumber energi panas bumi dan air. Strategi Implementasi Selain kebijakan tersebut Zainul Majdi beserta aparatnya juga membuat beberapa strategi implementasi. Pertama adalah pembentukan Forum Ketenagalistrikan dan Energi Daerah untuk merumuskan kebijakan umum pemerintah daerah Kebijakan Energi Daerah Seputar kebijakan yang diusung oleh Gubernur NTB saat ini, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Muhammad Husni menyatakan Kebijakan 86 Bergerak dengan Energi Terbarukan

100 Penghargaan Energi Prabawa di bidang ketenagalistrikan dan energi secara terpadu, merumuskan program pengembangan dan pemanfaatan listrik dan energi regional serta mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kebijakan di bidang ketenagalistrikan dan energi dengan unit terkait. Pembuatan Unit Biogas dirumah warga Kedua adalah pengembangan kerja sama multipihak. Muhammad Husni menjelaskan, beberapa pihak yang telah dirangkul dalam upaya pengembangan energi terbarukan seperti PT PLN (Persero) Wilayah NTB. Upaya ini berbentuk bantuan pembangkit listrik 5 MW guna mengatasi krisis listrik pada Sistem Lombok selama 8 tahun dengan dana rata-rata Rp 6 milyar per tahun. Selain itu dibangun kerja sama dengan HIVOS dalam pengembangan unit Digester Biogas Rumah (BIRU) yang mendukung dan terintegrasi dengan program Bumi Sejuta Sapi (BSS) serta pemberian kemudahan izin prinsip pengembangan infrastruktur EBT oleh swasta. Strategi Implementasi berikutnya yang diusung oleh pemerintah NTB adalah pemantapan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dengan melakukan sinkronisasi pelaksanaan program pengembangan infrastruktur tenaga listrik dan pengembangan energi baru terbarukan serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. Dinas Pertambangan dan Energi menjadi ujung tombak program gubernur dalam percepatan pembangunan daerah melalui sosialisasi dan edukasi yang meliputi produk kebijakan, program dan kegiatan, konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar alternatif dan penghematan energi dan air serta pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi. Potensi dan Aksi Bidang Energi Terbarukan Muhammad Husni menuturkan kegiatan membangun sarana dan prasarana Unit PJU yang menggunakan energi surya di daerah Selenaik Bergerak dengan Energi Terbarukan 87

101 Penghargaan Energi Prabawa pengembangan energi baru terbarukan dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sinergi dilakukan hampir di seluruh kabupaten meliputi Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara, Bima, Dompu dan Sumbawa. pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan dapat dirasakan langsung manfaatnya dan menjadi budaya di kalangan masyarakat. Pengembangan biogas rumah (Biru) program 1000 unit merupakan langkah awal untuk pengembangan yang lebih besar pada tahap selanjutnya. Upaya mewujudkan Desa Mandiri Energi secara berkesinambungan bertujuan agar masyarakat desa memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energinya dari energi terbarukan melalui pendayagunaan potensi sumberdaya setempat. Contoh konkretnya adalah Desa Lantan, Lombok Tengah sebagai Desa Mandiri Energi yang 75% masyarakatnya menggunakan listrik dari PLTMH swakelola. Untuk itu, telah dibangun 16 unit PLTMH dengan kapasitas antara 25 s/d 800 kw meliputi Lombok Timur, Tengah, Barat, Utara, Bima, Dompu dan Sumbawa dengan total kapasitas MW. Sebanyak empat PLTMH yang dikembangkan oleh swasta telah beroperasi dengan kapasitas 5.6 mw. Sementara PLTS 50 Wp sebanyak unit, biogas rumah (Biru) ukuran digester 4 meter kubik sebanyak unit. Penerangan jalan umum (PJU) akses Bandara Internasional Lombok sepanjang 24 km menggunakan tenaga surya, ditambah 13 lokasi Desa Mandiri Energi. Prospek inovasi sampai saat ini tetap berlanjut di tahun mendatang hingga Aliran air untuk PLTMH Pemasir 88 Bergerak dengan Energi Terbarukan

102 Penghargaan Energi Prabawa Pada 2012 Desa Lantan memperoleh penghargaan peringkat ketiga dalam pemanfaatan EBT yang dilaksanakan Dirjen EBTKE. Sementara tahun ini diusulkan mendapat penghargaan tingkat ASEAN. Prestasi tersebut diharapkan bisa dicontoh masyarakat desa lainnya hingga nantinya persentase elektrifikasi masyarakat NTB semakin tinggi. Penghargaan Energi FaKtor kunci keberhasilan upaya percepatan program pengembangan energi, khususnya energi baru dan terbarukan adalah sosialisasi dan edukasi. Program ini terus menerus dilakukan oleh seluruh jajaran aparat pemerintah provinsi sampai tingkat daerah kabupaten/ kota dengan melakukan pemantapan koordinasi dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya energi. Atas dasar prestasi dan komitmennya tersebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menganugerahkan Penghargaan Energi Prabawa Tahun Penghargaan yang hanya diberikan kepada mereka yang menjadi teladan dan pelopor pembangunan energi di daerahnya. (IP) Mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang Pemerintah Provinsi sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional dengan cara menerapkan berbagai instrumen kebijakan/peraturan di daerah, terutama melalui program Prioritas Unggulan Biogas Rumah (BIRU) sebagai pendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS), sehingga berdampak besar terhadap perekonomian, kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Bergerak dengan Energi Terbarukan 89

103 90 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

104 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Mereplikasikan Program Desa Mandiri dan Program Elektrifikasi Daerah Terpencil yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, LSM, ataupun Badan Usaha di seluruh Provinsi, adalah wujud nyata keinginan pimpinan daerah ini untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakatnya. Bergerak dengan Energi Terbarukan 91

105 Penghargaan Energi Prabawa Sulawesi Selatan Desa Mandiri dan Elektrifikasi Daerah Terpencil GUBERNUR Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo memberikan perhatian khusus terhadap pemanfaatan energi baru terbarukan dengan mengeluarkan kebijakan Program Desa Mandiri dan Elektrifikasi Desa Terpencil yang tertuang di dalam Renstra DESDM Tahun Berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan tersebut, terwujudlah produk nyata hasil inovasi dan pengembangan teknologi baru yang berdampak positif terhadap pembangunan maupun peningkatan peran kinerja sektor energi dan sumber daya mineral dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien. 92 Bergerak dengan Energi Terbarukan

106 Penghargaan Energi Prabawa Keberhasilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan hasil dari perjalanan yang tidak singkat. Pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat telah dimulai sejak tahun Keberlanjutan program pemanfaatan energi baru terbarukan ini terus dilakukan hingga Tahun Keberhasilan yang diraih antara lain melalui Program Desa Mandiri Energi, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan meningkatkan elektrifikasi dari 64% pada Tahun 2008 menjadi 85,5% pada Tahun Peningkatan rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan ini menunjukkan upaya untuk menyeimbangkan sumber energi fosil dan energi baru terbarukan. Program Desa Mandiri dan Program Elektrifikasi Daerah Terpencil merupakan bentuk peranan dan kepedulian pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik, yang diharapkan direplikasi oleh pemerintah kabupaten, LSM, ataupun badan usaha di Provinsi Sulawesi Selatan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membangun infrastruktur EBT, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Bergerak dengan Energi Terbarukan 93

107 Penghargaan Energi Prabawa Mengeluarkan Perda No.1/2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012, a.l. pada Lampiran III yang menyebut Dinas ESDM mengembangkan Program Pengembangan Desa Mandiri Energi dan Elektrifikasi Daerah Terpencil; PLTM daerah Lero (PLTMS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Instalasi Biogas di berbagai daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan juga menginspirasi para pemangku kepentingan untuk menggalakkan pembangunan dan pemanfaatan EBT. Keberhasilan Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan membangun pembangkit listrik telah berhasil mengundang provinsi/ kabupaten/dinas ESDM daerah lain untuk meniru Program Desa Mandiri yang kelak akan diterapkan di daerahnya masingmasing. Mengeluarkan Perda No.9/2009 tentang Tata Ruang, a.l. memuat peningkatan kualitas dan jangkauan energi yang merata di seluruh Sulsel, strategi meningkatkan jaringan energi, peta potensi sumber energi primer, dan pembangkit existing; Mengeluarkan Perda No. 12/2008 tentang RPJMD, a.l. Memuat peningkatan kualitas sarana dan prasarana wilayah, termasuk energi dan listrik; Rencana Umum Kelistrikan Daerah yang akan disahkan oleh DPRD Sulsel; Mengeluarkan dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pada usaha pengelolaan energi dikeluarkan produk kebijakan-kebijakan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut: Mengeluarkan Peraturan Gubernur No.140/2009 tentang Tarif Biaya Pemasangan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk Konsumen Tegangan Rendah; PLT Biomassa 94 Bergerak dengan Energi Terbarukan

108 Penghargaan Energi Prabawa Mengajak partisipasi pemkab/pemkot untuk membangun pembangkit listrik di daerahnya. Peta Potensi PLTM di Sulawesi Selatan Program Desa Mandiri Energi telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Masyarakat mengalami peningkatan akses informasi melalui TV dan radio, peningkatan kualitas belajar dan ibadah, selain itu kesadaran masyarakat terhadap lingkungan juga semakin meningkat. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga memikirkan keberlanjutan program pemanfaatan Energi Baru Terbarukan. Hingga tahun 2020 program ini akan menjadi fokus perhatian Provinsi Sulawesi Selatan di sektor energi dan sumber daya mineral terutama pengembangan dan pemanfaatan EBT, yang menjadi prioritas. Keberlanjutan program ini tertuang dalam draft RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan dan draft Renstra DESDM serta RAD GRK Provinsi Sulawesi Selatan. (DI) Mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang Pemerintah Provinsi sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional dengan cara menerapkan berbagai instrumen kebijakan/peraturan di daerah, terutama melalui program Desa Mandiri Energi sejak tahun 2008 dengan prioritas pengembangan Pembangkit Listrik Skala Kecil paralel bersama usaha pendukungnya sekaligus membangun infrastruktur di desa tidak terjangkau jaringan listrik PT PLN (Persero), sehingga berdampak besar terhadap peningkatan perekonomian, kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Bergerak dengan Energi Terbarukan 95

109 96 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

110 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Gas metana yang digunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat, mampu mengurangi ketergantungan pada elpiji ataupun listrik. Warga yang telah mendapat layanan gas metan dari TPA, dapat dilihat dari rumah yang berstiker hijau, bertuliskan "Kampung Metan". Bergerak dengan Energi Terbarukan 97

111 Penghargaan Energi Prabawa Kabupaten Malang Langkah Terobosan Kampung Metan dan Kuning Emas SEBAGIAN besar wilayah kabupaten Malang yang merupakan kabupaten kedua terbesar di provinsi Jawa Timur adalah pegunungan berhawa sejuk yang memiliki potensi agraris dan wisata. Sebagai sumber ekonomi sebagian besar masyarakatnya, pemerintah daerah Kabupaten Malang secara konsisten mengelola potensi tersebut sehingga kabupaten Malang telah menjadi salah satu sentra pertanian dan peternakan serta pariwisata di Indonesia. Penjabaran visi dan misi Pemerintah Kabupaten menjadi roh rencana strategis Bupati Kepala Daerah, yakni peningkatan kualitas infrastruktur, peningkatan fungsi dan kualitas lingkungan hidup dan peningkatan produktivitas dan ekonomi masyarakat. Permasalahan penyediaan dan pemerataan energi merupakan prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Malang, kata Kepala Dinas Energi dan Sumber 98 Bergerak dengan Energi Terbarukan

112 Penghargaan Energi Prabawa Daya Mineral Kabupaten Malang, Drs. AR Firdaus M.Si. Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang melalui dinas-dinas teknis terkait senantiasa berusaha untuk mengembangkan inovasi baru dalam rangka penyediaan dan pemerataaan energi bagi masyarakat desa. Berbagai upaya yang dilakukan termasuk diversifikasi sumber energi yang disesuaikan dengan potensi desa yang tersedia. Regulasi Pendorong Demi mewujudkan tujuan pemenuhan dan pemerataan energi, Pemkab Malang menelurkan berbagai regulasi. Melalui regulasi tersebut pemerintah berupaya mendorong penyusunan dan pelaksanaan program kerja pemerintah serta partisipasi aktif berbagai pihak dalam penyediaan energi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kebijakan pendorong yang berkaitan dengan pengembangan, penyediaan, dan pemanfaatan energi dengan prinsip diversifikasi dan konservasi di Kabupaten Malang diatur dalam berbagai kebijakan yang secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Peningkatan ketersedian dan kualitas infrastruktur daerah termasuk infrastruktur energi serta peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; 2. Penetapan Desa Mandiri Energi dalam rangka mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi setempat yang berkelanjutan dalam pemenuhan kebutuhan energi suatu desa; 3. Pengelolaan sampah dan sanitasi mendorong pemanfaatan gas metan dari berbagai TPA di lingkungan kabupaten malang; 4. Penghematan Listrik dan Air di baik di lingkup pemerintah kabupaten Malang dan di lingkungan masyarakat. Implementasi regulasi tersebut terbukti mendorong kreativitas pihak pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan energi melalui diversifikasi energi. Hingga 2013, telah hampir kepala keluarga di Kabupaten Malang yang menikmati energi baik berupa gas maupun listrik yang berasal dari sumber-sumber energi berkelanjutan setempat. Pemanfaatan biogas untuk rumah tangga di Kab. Malang Bergerak dengan Energi Terbarukan 99

113 Penghargaan Energi Prabawa Pemanfaatan gas metana untuk penyediaan dan pemerataan energi bagi masyarakat di sekitar lokasi TPA dilakukan melalui penangkapan, pemurnian, dan pendistribusian gas metana ke rumahrumah warga. Gas metana dipergunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat sehingga mengurangi ketergantungan pada elpiji ataupun listrik. Pemanfaatan Gas Metana TPA Melalui peraturan daerah dan instruksi Bupati mengenai pengelolaan sampah, Kabupaten Malang merintis TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Talangagung Kec. Kepanjen, dan TPA Paras Kec. Poncokusumo untuk melaksanakan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan. Regulasi ini memberikan keleluasan dinas teknis untuk melakukan inovasi pemanfaatan gas metan TPA. Diawali upaya penangkapan dan uji coba pemanfaatan saja, kini sudah meningkat dengan distribusi ke rumah tangga. Untuk pengembangan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang akan terus berupaya untuk memaksimalkan distribusi gas metana ke rumah tangga sekitar TPA. Untuk TPA Talangagung, angka awal sambungan rumah gas metan sekitar 65 KK. Pada pertengahan 2013 telah disambungkan kepada total 95 KK. Sementara, untuk TPA Paras, gas metan telah disalurkan kepada 85 KK dan hingga akhir tahun 2013 ditargetkan telah tersambung tambahan 100 KK, kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang, Romdhoni. Warga yang telah mendapat layanan gas metan dari TPA bisa dilihat dari rumah berstiker hijau bertuliskan "Kampung Metan." Dan, kini Pemkab Malang tengah mengembangkan inovasi teknologi AMEG (accumulator of metana gas) untuk memampatkan gas metana yang dihasilkan ke dalam tabung. Pemanfaatan Kotoran Ternak untuk Biogas Pemerintah Kabupaten Malang juga menggalakkan pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi rumah tangga di desa melalui pembangunan digester biogas sehingga masyarakat di perdesaan memiliki sumber energi yang murah, dan terbarukan. Bantuan pembangunan digester biogas kepada masyarakat ternyata memperoleh respon positif. Biogas yang dibangun secara massal oleh Pemerintah Kabupaten Malang adalah digester biogas tipe fixed dome. Kapasitas rata-rata digester fixed dome adalah 6-10m 3. Kantor dinas terkait menggunakan anggaran yang bersumber dari dana APBD murni Kabupaten Malang- 100 Bergerak dengan Energi Terbarukan

114 Penghargaan Energi Prabawa telah membangun sebanyak unit digester biogas yang dimanfaatkan oleh sekitar 2000 KK. Tidak hanya itu, jika dijumlahkan dengan digester yang dibangun oleh pihak lain seperti koperasi, LSM, dan lain-lain, jumlah unit digester biogas yang ada di Kabupaten Malang telah mencapai unit untuk penyediaan energi bagi sekitar KK yang setara dengan m 3 gas metana/hari Berbagai dampak positif dirasakan dari pemanfaatan limbah dan sampah sebagai sumber biogas adalah berkurangnya pencemaran udara akibat tumpukan kotoran sapi atau pembuangan kotoran ke saluran air terdekat. Disamping itu, ketergantungan penggunaan energi fosil dapat ditekan begitu juga kegiatan penebangan pohon di hutan semakin berkurang. Pemanfaatan Sumber-sumber Energi Lainnya Selain memanfaatkan limbah sebagai sumber energi, pemerintah kabupaten Malang juga berupaya melaksanakan pemenuhan energi melaui sumbersumber lainnya yang tersedia di lingkungan sekitar seperti air dan matahari. Melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, telah dibangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) sebanyak enam unit, meliputi PLTMH Wringinsongo (kapasitas 14 KVA), PLTMH Kalisukun (2 x 50 KVA), PLTMH Dau (10 KVA), PLTMH Bendosari (26 KVA), PLTMH Sumber Maron (27 KVA). Kondisi geografis Kabupaten Malang yang berbukit-bukit terutama di daerah Malang Selatan, menyebabkan jaringan listrik PLN sulit untuk memasuki daerah-daerah terpencil di wilayah Kabupaten Malang. Untuk mengatasi kekurangan jaringan Instalasi gas metana Bergerak dengan Energi Terbarukan 101

115 Penghargaan Energi Prabawa mandiri secara energi, penetapan DME dimaksudkan untuk pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan energi untuk kegiatan ekonomi produktif. Gerakan Hemat Energi dan Air Berbagai upaya juga dilakukan pemkab Malang dalam mendorong penghematan energi dan air di lingkungan Kabupaten Malang. Pemkab melaksanakan gerakan hemat listrik dan air di perkantoran lingkup Pemerintahan Kabupaten Malang. Selanjutnya gerakan ini diperluas untuk menjangkau masyarakat. listrik tersebut, Pemerintah Kabupaten memasang instalasi PLTS untuk daerah yang tidak terjangkau aliran listrik PLN. Sampai saat ini telah membangun PLTS sebanyak unit tersebar di Kabupaten Malang dengan daya masing-masing 50 Wp. Merintis Desa Mandiri Energi Agar masyarakat di desa dapat memenuhi kebutuhan energinya tanpa tergantung terhadap suplai energi dari luar, masyarakat perlu memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut. Dengan memanfaatkan aliran sungai yang terdapat di desa Panggunrejo kecamatan Kepanjen pemkab telah membangun PLTMH Kalisukun kapasitas 2 x 50 KVA. Selanjutnya, Bupati menetapkan desa Panggunrejo menjadi Desa Mandiri Energi (DME) KUNING EMAS (Kampung Unggulan Niaga Industri Nuansa Gender Emban Masyarakat Andalan Sejahtera) berbasis energi terbarukan. Selain Tidak berhenti pada kegiatan sosialisasi penghematan listrik pemerintah secara aktif dan nyata mendorong konservasi energi dalam masyarakat baik di perkotaan maupun perdesaan. Salah satu contoh nyata keseriusan pemkab Malang melaksanakan konservasi energi adalah melalui pemberian bantuan lampu hemat energi kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan lampu hemat energi, diharapkan mengurangi penggunaan energi di Kabupaten Malang. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Malang terus berupaya agar ketergantungan terhadap energi fosil maupun kayu bakar dapat dikurangi melalui upaya-upaya diversifikasi dan konservasi energi. Potensi yang ada di lingkungan kabupaten Malang memungkinkan upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan. Pemerintah akan terus melakukan inovasi dan terobosan demi memanfaatkan potensi-potensi tersebut, kata Bupati Kabupaten Malang, H. Rendra Kresna. (MP) 102 Bergerak dengan Energi Terbarukan

116 Penghargaan Energi Prabawa Mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang Pemerintah Kabupaten sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional dengan cara menerapkan berbagai instrumen kebijakan/ peraturan di daerah, terutama melalui program ketahanan dan kemandirian energi untuk desa di wilayahnya dengan memanfaatkan gas metana dari TPA dan biogas kotoran ternak yang berdampak besar terhadap peningkatan perekonomian, kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Bergerak dengan Energi Terbarukan 103

117 104 Bergerak dengan Energi Terbarukan Penghargaan Energi Prakarsa 2012

118 Penghargaan Energi Prakarsa 2012 Yang pertama memanfaatkan gas terbuang dari pengeboran minyak bumi menjadi energi listrik bagi masyarakat. Kini malam yang gelap gulita dan risau seringnya pemadaman listrik tidak menjadi kendala. Inisiatif di tahun 2001 ini jauh sebelum program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun lalu. Bergerak dengan Energi Terbarukan 105

119 Penghargaan Energi Prabawa Tanjung Jabung Barat Gigih Memanfaatkan Yang Terbuang ADA yang khas setiap kita melihat instalasi pengeboran minyak dan gas bumi, selalu terlihat obor raksasa menyala 24 jam sehari. Pada malam hari nyala apinya lebih terlihat jelas, dari kejauhan sekalipun. Seakan-akan menjadi pelita bagi kehidupan malam yang gulita. Obor raksasa yang berasal dari flare gas atau dikenal dengan istilah gas buang (sebagian lagi menyebutkan gas suar) terbakar dan terbuang dengan percuma. Dengan memanfaatkan gas buang tersebut, di saat sebagian penduduk negeri ini mengeluhkan terjadinya pemadaman listrik bergilir, hampir sebagian besar masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi malah hidup tenang. Mereka memiliki listrik yang dihasilkan olahan gas buang dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tanjung Jabung Power. Gas buang yang diolah PLTG Tanjung Jabung Power adalah gas ikutan yang terkandung dalam reservoir minyak bumi. Dinamakan flare gas karena umumnya dalam pengeboran minyak bumi, gas ini dimanfaatkan untuk mengeluarkan minyak mentah karena tekanannya yang kuat. Gas buang dari pengeboran perut bumi ini umumnya langsung dibuang dan dibakar agar tidak meracuni dan membahayakan lingkungan sekitar. Berangkat dari kisah keprihatinan sebagian masyarakatnya yang masih hidup dalam gelap gulita, dan seringnya pemadaman listrik yang terjadi di daerahnya, Bupati Tanjung Jabung Barat Drs. H. Usman Ermulan MM, berinisiatif untuk menyediakan listrik dari obor raksasa yang dilihatnya saat pergi dan pulang ke luar daerah. Inspirasi muncul saat mobil dinasnya mogok di malam hari di daerah antara Kota Jambi Kuala Tungkal yang sepi yang gelap gulita karena tak ada penerangan jalan. Ketika beristirahat di rumah penduduk, ia merasa prihatin karena tidak adanya titik cahaya dalam rumah. Namun dari kejauhan terlihat nyala api yang menyala-nyala dari obor raksasa itu yang cukup terang. Lalu terlintas di benak Bupati untuk memanfaatkan api yang terbakar percuma dari obor raksasa itu, seandainya dapat digunakan sebagai penerang jalan dan menjadi pelita bagi penduduk yang 106 Bergerak dengan Energi Terbarukan

120 Penghargaan Energi Prabawa masih menikmati malam gelap gulita di daerahnya. Sejak itu, mulailah ia berusaha untuk mewujudkan listrik dari pemanfaatan gas terbuang itu. Langkahnya dimulai dari meyakinkan dan mendorong Petrochina International Jabung Ltd agar bersedia menyalurkan gas flarenya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang akan dibangun di daerahnya. Proses panjang ini harus dilalui Bupati Tanjabar ini. Berulang kali pula ia meyakinkan Kepala BP Migas yang awalnya tidak merespon positif. Hingga kemudian Bupati melakukan pendekatan kepada Wakil Presiden Hamzah Haz pada Permintaannya terkait ijin pemberian flare gas ini pun akhirnya disetujui. Kemudian ia bersama-sama jajaran aparat pemerintah serta dukungan DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat mendirikan BUMD yang akan mengelola PLTG Tanjung Jabung Power (TJP). Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pun menyediakan lahan seluas 2 hektar. Mesin pembangkit gas PLTG Tanjung Jabung Power Bergerak dengan Energi Terbarukan 107

121 Penghargaan Energi Prabawa Dengan kepemilikan saham Pemkab sebesar 20% (penyertaan modal sekitar 12 milyar rupiah) dan mengundang PT Navigat untuk mengelola PLTG Tanjung Jabung Power (TJP) dengan kepemilikan saham 60%, akhirnya pembangunan jaringan transmisi PLTG sepanjang 20 km dapat diwujudkan dengan dana hampir 20 miliar rupiah. Potensi, Kapasitas dan Komitmen Penyediaan Energi Menurut Manajer Operasional PLTG Tanjung Jabung Power I, pasokan gas buang mencapai juta MMBTU setiap hari. Dari jumlah itu, dapat dihasilkan sekitar kilowatt jam (kwh) listrik per hari. Jumlah ini dapat menyediakan listrik bagi ribuan kepala keluarga dan penerangan jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, khususnya di sekitar Kota Kuala Tungkal. PLTG Tanjung Jabung Power Dimulai pengoperasian sejak tahun 2006, yang awalnya hanya 5,5 MW, hingga saat ini dengan kekuatan berupa tujuh buah mesin gas berkapasitas masing-masing 2,1 MW 3,4 MW per mesin gas, dapat dihasilkan total kapasitas unit terpasang sebesar 21 MW. Keberadaan PLTG ini telah mengurangi penggunaan PLTD di PLN dan masyarakat. Terjadi pula peningkatan jaringan transmisi dan distribusi. Jumlah pelanggan listrik PLN pun naik dari rumah tangga di tahun 2007 menjadi rumah tangga di tahun Menurut pejabat PLTG Tanjung Jabung Power, penggunaan gas buang sebagai sumber alternatif penghasil listrik, jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar batubara dan minyak bumi. Dengan memanfaatkan gas buang, pihaknya menjual listrik Rp 550 per kwh ke PLN. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan solar yang menghabiskan biaya Rp sampai Rp per kwh. PLTG yang memanfaatkan gas flare yang diinisiasi Pemkab Tanjung Jabung Barat merupakan yang pertama di Sumatera. PT Chevron Pacific di Riau dan Pertamina berniat menggunakan metoda yang sama untuk suplai kebutuhan tenaga listriknya. PLTG tersebut telah banyak dikunjungi dalam rangka studi banding. Survei dari PT Navigat sebagai salah salah satu 108 Bergerak dengan Energi Terbarukan

Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya

Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya Kelurahan Batupapan sebuah desa yang berada di Kecamatan Makalele, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan merupakan daerah perbukitan nan hijau. Penduduknya

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK Ir. Linggi Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Linggi adalah salah seorang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa

Lebih terperinci

Dari Pengusaha Tepung Tapioka Jadi Konsultan Biogas

Dari Pengusaha Tepung Tapioka Jadi Konsultan Biogas Desa Bangun Sari, Kecamatan Negeri Katon terletak di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Perjalanan menuju Desa Bangun Sari memakan waktu dua jam berkendara dari Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA Kelompok Tani Usaha Maju II Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Kelompok Masyarakat S A R I Kelompok Tani Usaha Maju II adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Prakarsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI PERDESAAN Johny Ivan, ST Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Perorangan S A R I Johny Ivan adalah salah seorang

Lebih terperinci

Plt Menteri ESDM menekankan pentingnya pengembangan inovasi dalam berbagai aspek dan

Plt Menteri ESDM menekankan pentingnya pengembangan inovasi dalam berbagai aspek dan Pada peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-71, Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan juga menyampaikan apresiasi kepada 15 Penerima Penghargaan Energi 2016 di Plaza Kementerian ESDM (4/10).

Lebih terperinci

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang

Lebih terperinci

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Pertamina Geothermal Energi adalah salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah

Lebih terperinci

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2011 S A R I Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK MASYARAKA ARAKAT MISKIN Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2011

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG Ellyza Nurdin, Salam N.Aritonang, Elly Roza Fak. Peternakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta di

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

CONTOH ISIAN FORMULIR PENGHARGAAN ENERGI PRAKARSA

CONTOH ISIAN FORMULIR PENGHARGAAN ENERGI PRAKARSA CONTOH ISIAN FORMULIR PENGHARGAAN ENERGI PRAKARSA Usulan Calon Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan/Kelompok Masyarakat *): 1. Identitas Calon a. Nama Lengkap : Muhammad Agus b. Pendidikan :

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia TEKNOLOI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia Abraham Lomi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan akan energi hampir semua negara meningkat secara sinigfikan. Tetapi jika dilihat dari energi yang dapat dihasilkan sangat terbatas dan juga masih sangat mahal

Lebih terperinci

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS INOVATOR : 1. SLAMET WAHYUDI Bidang Energi PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN JL. Basuki Rahmat

Lebih terperinci

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2841 K/74/MEM/2012 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2841 K/74/MEM/2012 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2841 K/74/MEM/2012 TENTANG PENERIMA PENGHARGAAN ENERGI PRAKARSA TAHUN 2012 MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan peradaban manusia, tidak hanya berkaitan dengan masalahmasalah sosial ekonomi, politik, regulasi dan lingkungan, namun juga terkait dengan

Lebih terperinci

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 lalu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam

Lebih terperinci

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TABEL 4. KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Visi Pengelolaan energi dan mineral yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini secara nasional ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) sebagai sumber energi utama masih cukup besar dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 CONTOH : PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS INOVATOR : SLAMET WAHYUDI Bidang Energi LEMBAR PENGUSULAN Judul Inovasi : Pemanfaatan

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources)

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN Kata Pengantar Dunia saat ini sedang mengalami transisi dalam penggunaan energi, dari energi fosil ke

Lebih terperinci

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011).

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011). SUMBER DAYA AIR Latar Belakang P emanfaatan aliran air sungai sebagai sumber energi di pedesaan telah menjadi alternatif ditengah keterbatasan kemampuan PLN. Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan penyediaan

Lebih terperinci

GERAKAN MANDIRI PANGAN DAN ENERGI "GEMAR PANEN" Kelompok Tani Organik "PADA LIANG" Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun Masyarakat

GERAKAN MANDIRI PANGAN DAN ENERGI GEMAR PANEN Kelompok Tani Organik PADA LIANG Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun Masyarakat GERAKAN MANDIRI PANGAN DAN ENERGI "GEMAR PANEN" Kelompok Tani Organik "PADA LIANG" Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2011 - Masyarakat S A R I Kelompok Tani Organik "Pada Liang" adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang alami dan akan berlangsung mulai dari saat manusia dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Interaksi

Lebih terperinci

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR Heru Husaini Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Abstrak Setelah enam puluh dua tahun Indonesia merdeka, masih terdapat

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA ' NOMOR: 7265 K/74/MEM/2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

renewable energy and technology solutions

renewable energy and technology solutions renewable energy and technology solutions PT. REKAYASA ENERGI TERBARUKAN Pendahuluan Menjadi perusahaan energi terbarukan terbaik di Indonesia dan dapat memasuki pasar global serta berperan serta membangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada) 1 Formatted: Font: 10 pt, Italic, FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR Formatted: Not Different first page Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up dikenal dengan istilah pendekatan pembangunan endogen untuk pedesaan (endegoneous rural development

Lebih terperinci

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA III

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA III K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami potensi angin, gunung api, dan bentang

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis. No.79, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) PENDAHULUAN Makin mahal dan langkanya BBM, menyebabkan makin tingginya kebutuhan hidup peternak.

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Diskusi Panel National Integration of the Centre of Excellence Jakarta, 8 Oktober 2015 1 Daftar Isi 1. Membangun Kedaulatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan sangat penting dalam mendukung keberlanjutan kegiatan pembangunan daerah khususnya sektor ekonomi.

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA I. Informasi Umum Judul program Lokasi Jangka waktu Program Pemanfaatan Biogas Rumah Tangga sebagai Sumber Energi Baru dan Terbarukan yang ramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di muka bumi, sejak dari awal mulanya tidak dapat melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan yang sedang dilaksanakan

Lebih terperinci

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T. ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL Hasbullah, S.Pd, M.T. Biomassa Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah

Lebih terperinci

Oleh: Maritje Hutapea Direktur Bioenergi. Disampaikan pada : Dialog Kebijakan Mengungkapkan Fakta Kemiskinan Energi di Indonesia

Oleh: Maritje Hutapea Direktur Bioenergi. Disampaikan pada : Dialog Kebijakan Mengungkapkan Fakta Kemiskinan Energi di Indonesia Direktorat t Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral STRATEGI DAN PROGRAM KERJA UNTUK MENINGKATKAN AKSES ENERGI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Oleh:

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas akan semakin meningkat. Pada beberapa dasawarsa mendatang, kita harus mengurangi ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik dibutuhkan tidak hanya untuk penerangan, melainkan juga untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Irma Wirantina Kustanrika ABSTRAK Terbatasnya pasokan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi ABSTRAK Ketergantungan pembangkit listrik terhadap sumber energi seperti solar, gas alam dan batubara yang hampir mencapai 75%, mendorong dikembangkannya energi terbarukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT. SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG PARABON DESA WARNASARI KECAMATAN PENGALENGAN KABUPATEN BANDUNG Drs. Mamat Ruhimat,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 3021 KI14/ MEMI2013 TENTANG PENERIMA PENGHARGAAN ENERG[ PRAKARSA TAH UN 2013

KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 3021 KI14/ MEMI2013 TENTANG PENERIMA PENGHARGAAN ENERG[ PRAKARSA TAH UN 2013 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 3021 KI14/ MEMI2013 TENTANG PENERIMA PENGHARGAAN ENERG[ PRAKARSA TAH UN 2013 MENTERI ENERGi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) I. Umum 1. Program : Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 2. Kegiatan : Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah 3. Pekerjaan : Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin berkembang menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat sehari-hari seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda masyarakat. Kelangkaan tersebut menimbulkan tingginya harga-harga bahan bakar, sehingga masyarakat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Bulkaini *, Chairussyuhur Arman, Muhzi, dan Mastur Fakultas Peternakan Universitas Mataram. * Korespondensi: bulkaini@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi beternak babi di Indonesia kebanyakan berasal dari negaranegara sub tropis yang sering kali membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi. Teknologi beternak babi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

Berkah dari Listrik. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat

Berkah dari Listrik. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Berkah dari Listrik Pada dua bagian sebelumnya telah diceritakan bagaimana masyarakat yang diwakili oleh tokoh tiga desa (desa Baro, Teunong dan Meunasah) membentuk Koperasi untuk Mencari Bantuan untuk

Lebih terperinci

MENUJU RASIO ELEKTRIFIKASI 99 PERSEN PADA 2019

MENUJU RASIO ELEKTRIFIKASI 99 PERSEN PADA 2019 15-05-2018 1/9 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id MENUJU RASIO ELEKTRIFIKASI 99 PERSEN PADA 2019 DIPUBLIKASIKAN PADA : JUMAT, 27 APRIL 2018 00:00:00, DIBACA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan,

Lebih terperinci

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN ENERGI DAN KESEJAHTERAAN Saat ini tidak ada negara yang berhasil secara substansial mengurangi kemiskinan tanpa meningkatkan effesiensi penggunaan energi. Energi modern berpengaruh besar dalam pengentasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu

Lebih terperinci

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan konsumsi energi rumah tangga menjadikan sumber energi rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi semakin langka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ratarata 6% per tahun. Setiap tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman energi (diversifikasi energi) dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai elternatif

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya PENDAHULUAN Sampah atau limbah, selalu saja menjadi permasalahan. Masalah selalu timbul sebagai akibat dari tidak mampunya masyarakat melakukan tata kelola terhadap sampah atau limbah yang dihasilkan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR Dr. Bambang Istijono, ME Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Andalas Anggota KNI-ICID & HATHI EXTENDED ABSTRACT PENDAHULUAN Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 KETAHANAN ENERGI DAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Ketahanan Energi Usaha mengamankan energi masa depan suatu bangsa dengan

Lebih terperinci