Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat"

Transkripsi

1 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA Jendela 2 Lot 1: Sumatera dan Kalimantan Manajer Program Hibah Yayasan KEHATI

2 Penanggung Jawab: Asep S Suntana, PhD Tim penyusun: MCA-Indonesia Yani Saloh Edy Irianto Exwan Novianto Diah Suradiredja Gita Gemilang Emil Kleden Nani Saptarini Asep S. Suntana Hak Kehati Oktober 2015 Jakarta, Indonesia

3 PANDUAN UMUM Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Jendela 2 Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Lot 1: Sumatera dan Kalimantan Manajer Program Hibah (GPM) Yayasan KEHATI Edisi Oktober 2015

4 Panduan Umum Peta wilayah program Hibah PSDABM Lot 1 di Sumatera dan Kalimantan Sumatera Sumatera Barat: Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan Jambi: Kabupaten Merangin Kerinci, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi. Kalimantan Kalimantan Barat: Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang Kalimantan Timur: Kabupaten. Mahakam Ulu, Berau Kalimantan Utara: Kabupaten Malinau.

5 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) e Sekapur Sirih Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia memilih beberapa prioritas penting. Diantaranya adalah pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, serta budaya bangsa. Hal tersebut dilakukan agar kesejahteraan rakyat meningkat. Gagasan ini sejalan dengan misi Millenium Challenge Corporation (MCC) pemerintah Amerika, untuk menanggulangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Yayasan yang berdiri sejak 1994 ini mendapatkan amanah menjadi Grants Program Manager (GPM) untuk mengelola program hibah PSDABM MCA-Indonesia, Lot 1 di Sumatera dan Kalimantan, sebesar 20 juta US$. Program yang sudah berjalan sejak Juli 2015, dan akan berakhir pada Desember 2017 ini bertujuan untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sembari mengentaskan kemiskinan di kabupaten sasaran, di 5 provinsi yang meliputi Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, dan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Yayasan KEHATI memiliki banyak pengalaman mengelola dana-dana kerjasama bilateral, seperti program Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera, TFCA Kalimantan, dan Multistakeholder Forestry Programme (MFP) II. Lokasi program hibah PSDABM MCA- Indonesia di Sumatera dan Kalimantan bukanlah hal asing bagi yayasan KEHATI. Selain itu, sertifikat ISO 9001: 2008 yang dicapai oleh KEHATI memberikan bekal pengalaman dan keyakinan bahwa KEHATI akan dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya. Semua ini dilakukan dengan satu tujuan, yaitu membangun Indonesia secara lebih baik dan berkelanjutan. MS Sembiring Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI

6 f Panduan Umum Daftar Isi Hal e Sekapur Sirih Hal 2 Undangan pengajuan Kertas Konsep Hal f Daftar Isi Hal 3 Pengantar Hal 1 Daftar Singkatan Informasi Umum (sumber MCA-Indonesia) Hal 4 Apakah program hibah PSDABM? Hal 8 Organisasi seperti apa yang bisa mengajukan hibah PSDABM? Hal 5 Apa tujuan program hibah PSDABM? Hal 10 Bagaimana cara mengajukan usulan proyek? Hal 6 Proyek dan jenis kegiatan apa yang layak diusulkan? Peran KEHATI dan Isu Lintas Sektor Hal 11 Apa peran KEHATI selaku Manajer Hibah PSDABM? Hal 20 Apa yang dimaksud dengan Gender dan Isu Gender? Hal 13 Hal 14 Hal 15 Apakah proyek PSDABM? Apakah pendekatan Bentang Alam? Apakah kerangka pengaman Sosial dan Lingkungan? Hal 23 Hal 24 Apakah analisa tingkat Keekonomian (economic rate of return? Apakah analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-ekonomi-budaya Masyarakat?

7 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 1 Daftar Singkatan DAS: EER: ESMS: FKH: GOM: GPM: GRK: HHBK: KH: KSM: LLA: LSM: MCA-Indonesia: MCC: MOU: PHHBK: PSDABM: PUG: RAG: SDA: SGIP: TAP: UMKM: Daerah Aliran Sungai Economic Rate of Return Environment and Social Management System Fasilitas Kemakmuran Hijau Grant Operation Manager Grant Program Manager Gas Rumah Kaca Hasil Hutan Bukan Kayu. Kemakmuran Hijau Kelompok Swadaya Masyarakat Landscape-lifescape Analysis Lembaga Swadaya Masyarakat Millenium Challange Account Indonesia Millenium Challange Cooperation Memorandum of Understanding Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Pengarusutamaan Gender Rencana Aksi Gender Sumber Daya Alam Social and Gender Integration Plan Technical Appraisal Panel Usaha Mikro Kecil dan Menengah

8 2 Panduan Umum Undangan Pengajuan Kertas Konsep (Call for Concept Note) Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Pada tanggal 19 November 2011, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Millennium Challenge Corporation (MCC), mengadakan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia lewat pertumbuhan ekonomi (Program Compact). Pemerintah Indonesia telah mendirikan Millennium Challenge Account - Indonesia (MCA-Indonesia) guna mengelola dan melaksanakan Program Compact di Indonesia. MCA- Indonesia telah beroperasi secara penuh sejak bulan April Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) merupakan salah satu program MCA-Indonesia di bawah paying fasilitasi Kemakmuran Hijau, yang ditujukan untuk memastikan bahwa LSM lokal, UMKM, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan, dan organisasi berbasis masyarakat yang lain bisa berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari investasi Proyek Kemakmuran Hijau di daerah daerah kerja yang sudah ditentukan. Hibah ini akan diperuntukkan bagi proyek yang berskala kecil yang mempromosikan PSDABM dan inisiatif energi baru dan terbarukan. Proyek proyek tersebut diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung tujuan dari Proyek Kemakmuran Hijau. Program ini bertujuan untuk mendukung inisiatif dan investasi yang akan memperbaiki pengelolaan sumber daya alam pada tingkat tapak atau pada tingkatan komunitas, serta mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan oleh masyarakat, dalam rangka perbaikan ekonomi rumah tangga, peningkatan produktivitas usaha kecil dan pembangunan ekonomi lokal. MCA-Indonesia akan memberikan bantuan pada lembaga atau konsorsium yang memiliki rekam jejak yang jelas dalam mengelola proyekproyek hibah di bidang yang pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat, mengusulkan proyek yang berpotensi untuk mengembangkan perekonomian masyarakat melalui aktivitas pembangunan rendah emisi, dan selaras dengan tujuan Proyek Kemakmuran Hijau yang digagas oleh MCA-Indonesia. Tenggat waktu pengajuan: 6 November 2015, pukul 17:00 WIB. Lembaga atau konsorsium yang berminat dapat mengunduh dokumen lengkap Undangan Pengajuan Kertas Konsep dan dokumen terkait lainnya di grant program. Permohonan yang tidak sesuai dengan pedoman dan persyaratan seperti yang tercantum di dalam undangan pengajuan kertas konsep tidak akan dipertimbangkan.

9 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 3 Pengantar Panduan umum ini diterbitkan guna mendukung kegiatan sosialisasi dan lokalatih Program Hibah Pengelolaan SDA Berbasis Masyarakat MCA-Indonesia, yang berlangsung di setiap tempat terpilih, mencakup 11 kabupaten sasaran dari 5 provinsi di Kalimantan dan Sumatera. Panduan umum ini berisikan informasi umum terkait program hibah PSDABM, persyaratan dan tata cara pengajuan hibah, peran KEHATI selaku GPM dan isu-isu lintas sektoral. Penekanan utama dari proyek PSDABM ini adalah kegiatan peningkatan ekonomi lokal yang lestari dan terintegrasi untuk mencapai kesejahteraan hijau dalam bentang alam. Materi panduan umum ini mengadopsi pendekatan strategis yang komprehensif dan menyeluruh agar dapat menjelaskan secara efektif pemahaman mengenai bentang alam, tata ruang, isu-isu lintas sektoral yang wajib diintegrasikan dan diimplementasikan ke dalam kegiatan yang akan didanai. Rancangan kegiatan hibah ini sejalan dengan aspirasi Nawacita, terutama dalam hal melindungi warga negara Indonesia, mendorong pembangunan daerah dan pedesaan, meningkatkan kualitas hidup, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing yang sejalan dengan komitmen nasional untuk ketahanan perubahan iklim. Kiranya panduan umum ini bermanfaat, memperkaya informasi dan meningkatan pemahaman terhadap proyek hibah PSDABM MCA-Indonesia, terutama bagi para calon mitra yang berminat untuk mengajukan kertas konsep atau proposal. Asep Sugih Suntana, PhD Direktur Program PSDABM KEHATI MCA-Indonesia

10 4 Panduan Umum Informasi Umum Apakah program hibah PSDABM? Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) merupakan hibah yang diperuntukkan bagi proyek yang berskala kecil, yang mempromosikan PSDABM dan inisiatif energi baru dan terbarukan. Proyek proyek tersebut diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung tujuan utama proyek Kemakmuran Hijau. Program ini ditujukan untuk memastikan bahwa LSM lokal, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan, dan orgranisasi berbasis masyarakat yang lain dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari investasi proyek Kemakmuran Hijau di wilayah kerja yang sudah ditentukan sebelumnya. Program ini mendukung inisiatif dan investasi yang akan memperbaiki pengelolaan sumber daya alam pada tingkat tapak atau pada tingkatan komunitas, serta mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan oleh masyarakat, dalam rangka perbaikan ekonomi rumah tangga, peningkatan produktivitas usaha kecil dan pembangunan ekonomi lokal. Penerima Hibah PSDABM sebagian besar akan terdiri dari lembaga lokal yang dapat memenuhi persyaratan legalitas, persyaratan teknis, dan persyaratan administratif yang telah ditentukan. Lembagalembaga tersebut, dapat berupa LSM, KSM, Koperasi, Organisasi Masyarakat, Organisasi Perempuan, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), diharapkan dapat menerapkan kepakaran dan pengalamannya dalam proyek proyek di tingkat tapak, di daerah kerja yang telah ditetapkan oleh proyek Kemakmuran Hijau. Para pengaju proposal dapat bergabung dalam konsorsium untuk mengajukan proposal proyek dalam skema hibah ini. Salah satu anggota konsorsium harus bertindak sebagai pimpinan konsorsium, yang bertanggung jawab untuk mengkoodinir pelaksanaan proyek yang diusukan. PSDABM*: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

11 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 5 Apa tujuan program hibah PSDABM? Ada dua tujuan besar program hibah PSDABM ini, yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil melalui perluasan penggunaan energi baru dan terbarukan, 2. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi emisi karbon dengan memperbaiki praktik praktik penggunaan lahan dan pengelolaan sumberdaya alam terkait dengan pengurangan emisi gas rumah kaca) yang dihasilkan oleh investasi utama Proyek Kemakmuran Hijau melalui Jendela Hibah 1 dan Jendela Hibah 2 yang dapat menjadikan investasi tersebut lebih terjamin keberlanjutannya (jika lokasi program terkait dengan lokasi Proyek Jendela 1 dan Jendela 2). Program ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa capaian sebagai berikut: 1. Pengelolaan alam yang lebih baik di tingkat tapak atau tingkat komunitas, yang bisa menjadi landasan bagi pengembangan ekonomi yang rendah emisi karbon (low-carbon economic development). 2. Mewujudkan peluang penghidupan yang berkelanjutan (pada aspek lingkungan dan sosial) bagi masyarakat di bentang lahan yang menjadi lokasi program. 3. Memperkuat kapasitas para pihak, pada tingkat tapak atau tingkat komunitas, dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan berkeadilan. 4. Meningkatkan manfaat ekonomi dan lingkungan (terutama

12 6 Panduan Umum Proyek dan jenis kegiatan apa yang layak diusulkan? Proyek yang dianggap layak adalah proyek yang memenuhi beberapa ketentuan berikut: 1. Proyek yang diusulkan memiliki tujuan yang jelas, yang selaras dengan tujuan proyek Kemakmuran Hijau. 2. Dukungan pendanaan yang diajukan untuk pelaksanaan proyek harus berada dalam kisaran dukungan dana yang telah ditentukan dalam program hibah PSDABM yaitu antara 250,000 sampai dengan 2 juta US$, atau kurang lebih senilai 3,25 sampai dengan 13 miliar rupiah (asumsi kurs US$ 1 = Rp 13,000). 3. Proyek yang diusulkan akan dilaksanakan di 1 atau beberapa kabupaten yang termasuk dalam kabupaten target proyek Kemakmuran Hijau. Meskipun demikian, lokasi proyek nantinya dapat diperluas mengikuti proyek yang sudah dilaksanakan di bawah Jendela Hibah 1 (Kemitraan) dan Jendela Hibah 3 (Energi Baru dan Terbarukan) sesuai kesepakatan antara MCA-Indonesia dengan MCC. 4. Waktu pelaksanaan proyek harus berada dalam kisaran waktu proyek yang telah ditetapkan, yaitu sampai dengan 31 Desember Proyek yang diusulkan harus menunjukkan kemauan untuk mengadopsi jaring pengaman sosial dan lingkungan, serta inklusi sosial dan jender seperti yang mengacu pada Environment and Social Management System (ESMS) Framework dan Social and Gender Integration Plan (SGIP) yang telah ditetapkan oleh MCA-Indonesia, dan juga berkontribusi pada Landscape- Lifescape Analysis (LLA) dan Economic of Return (ERR). 6. Proyek yang diusulkan harus menunjukkan adopsinya terhadap persyaratan MCA- Indonesia tentang monitoring dan evaluasi serta analisis ekonomi. MCA-Indonesia mengalokasikan 45 juta US$ untuk program hibah PSDABM (20 juta US$ dialokasikan untuk Lot 1), ditambah dengan 2 juta US$ (untuk Lot 1 & 2), khusus untuk program pemberdayaan perempuan terkait dengan PSDABM. Berbagai tipe proyek terkait PSDABM dapat didukung oleh program ini, baik yang berupa proyek proyek terkait dengan proses produksi berbasis lahan (on farm), pengolahan hasil (off farm), ataupun terkait dengan pemasaran produk hasil pengelolaan sumberdaya alam. Beberapa contoh tipe proyek tersebut antara lain:

13 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 7 Pengelolaan DAS yang dapat meningkatkan keberlanjutan SDA dan manfaat sosial ekonomi, pembangunan rendah emisi termasuk di dalamnya dapat memastikan keberlanjutan bagi beroperasinya pembangkit listrik tenaga air pada aliran sungai tersebut. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan agroforestri, rehabilitasi hutan yang terdegradasi, mangrove, lahan gambut, dan kawasan konservasi. Kegiatan untuk memperbaiki tata kelola hutan yang produktif dan meningkatkan peluang ekonomi melalui produksi kayu dan non kayu, termasuk di dalamnya dengan implementasi sistem sertifikasi legalitas dan sertifikasi ekolabel. Termasuk di dalam contoh kegiatan ini adalah aktivitas aktivitas terkait dengan community forestry (hutan rakyat, Hutan Kemasyarakatan/HKM, hutan desa, Hutan Tanaman Rakyat/ HTR, dan inisiatif hutan adat). Pemanfaatan energi baru dan terbarukan skala kecil bagi penggunaan rumah tangga, UMKM, atau komunitas. Termasuk di dalam contoh kegiatan ini antara lain instalasi mikrohidro (di bawah 100 KW tunggal atau kurang dari 200 KW agregat), instalasi pembangkit listrik tenaga matahari, biomas, tenaga angin, pemanfaatan bio gas dari limbah pertanian atau peternakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, produksi biofuel (non-sawit), dan sebagainya. Kegiatan pertanian berkelanjutan oleh petani atau pelaku usaha pertanian skala kecil, termasuk termasuk penyediaan produk yang kaya protein untuk meningkatkan keamanan gizi rumah tangga; pengolahan dan pemasaran. Kegiatan pengelolaan SDA yang lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi rendah emisi karbon melalui perbaikan pengelolaan ekosistem yang terancam (kritis) dan perbaikan peluang penghidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Termasuk di dalam contoh ini adalah proyek ekowisata dan wisata agro yang dikelola oleh masyarakat. Pemberdayaan ekonomi perempuan, yaitu hibah untuk organisasi perempuan, asosiasi atau federasi perempuan, koperasi perempuan yang memiliki jaringan kerja di tingkat nasional dan lokal, serta organisasi yang bergerak untuk pemberdayaan perempuan melalui peningkatan aktivitas ekonomi bagi perempuan, peningkatan produktivitas, kewirausahaan, dan pengembangan value change yang terintegrasi dengan usaha kehutanan atau pertanian berkelanjutan dan energi baru terbarukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan memperbaiki gizi keluarga.

14 8 Panduan Umum Organisasi seperti apa yang bisa mengajukan hibah PSDABM? Secara umum, organisasi yang dapat mengajukan untuk mendapatkan dukungan hibah PSDABM adalah: Entitas atau insitusi yang berbadan hukum Indonesia. Entitas tersebut dapat berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi Perempuan, Organisasi Keagamaan, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Koperasi. Telah berpengalaman sekurang kurangnya tiga tahun dalam mengembangkan dan/ atau melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pertanian berkelanjutan, kehutanan atau agroforestri, ekowisata, proyek energi baru dan terbarukan, atau tipe tipe kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat yang lain. Untuk mencapai tujuan program hibah PSDABM, beberapa kondisi khusus juga dikenakan pada organisasi pengaju dukungan hibah pada program ini, yaitu: Hibah PSDABM terutama ditujukan bagi entitas lokal yang berada di 24 kabupaten prioritas proyek Kemakmuran Hijau. Entitas atau organisasi yang berasal dari daerah selain 24 kabupaten prioritas disyaratkan untuk bekerjasama dengan mitra lokal dari 24 kabupaten tersebut. Pengaju dapat bergabung dalam konsorsium dan mengajukan usulan proyek sebagai usulan dari konsorsium tersebut. Dalam hal mengajukan usulan dari konsorsium, salah satu anggota konsorsium harus ditunjuk sebagai ketua konsorsium yang bertanggung jawab sebagai coordinator pelaksaan proyek. Organisasi organisasi kecil, kelompok komunitas, atau organisasi lain yang merasa memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyusun rencana dan melaksanakan proyek, atau mengelola dana hibah dalam skala yang ditentukan dalam program ini, disarankan untuk berafiliasi dengan organisasi yang lebih besar dan memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola dana hibah tersebut. MCA-Indonesia akan memprioritaskan usulan proyek yang akan dilaksanakan di kabupaten kabupaten yang telah menandatangani MOU dengan MCA-Indonesia.

15 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 9 Preferensi akan diberikan pada organisasi yang belum/tidak menerima hibah dari MCA- Indonesia melalui jendela hibah 1 atau jendela hibah 3. Satu organisasi dapat mengajukan usulan kegiatan di dua Lot yang berbeda, dalam usulan yang terpisah. MCA-Indonesia, melalui GPM memberikan bantuan teknis kepada organisasi yang dianggap layak dan telah mengusulkan proyek yang dianggap layak dalam tahapan kertas konsep, yang membutuhkan peningkatan kapasitas dalam menyiapkan proposal kegiatan. Untuk usulan kegiatan energi baru dan terbarukan, dibutuhkan persyaratan teknis khusus (tambahan) bagi pengaju atau salah satu anggota konsorsium, yaitu harus: 1. Menunjukkan kapasitas teknis untuk mendesain, melakukan pegadaan, dan melaksanakan pembuatan sistem energi terbarukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan keberadaan setidaknya 2 personal yang pernah melaksanakan kegiatan serupa di dalam konsorsium tersebut; 2. Mampu melakukan atau mendukung upaya transfer teknologi kepada masyarakat desa; 3. Dapat melaksanakan pelatihan untuk mengoperasikan dan melakukan perawatan perangkat energi terbarukan kepada masyarakat; dan 4. Mampu berlaku sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin terjadi selama perencanaan, pembangunan, dan instalasi perangkat energi baru dan terbarukan tersebut.

16 10 Panduan Umum Bagaimana cara mengajukan usulan proyek? MCA Indonesia mengumumkan undangan untuk pengajuan kertas konsep sejak tanggal 5 Oktober Kesempatan untuk mengajukan kertas konsep ini akan dibuka sampai dengan tanggal 6 November 2015, untuk kemudian dilakukan proses seleksi untuk mendapatkan usulan yang layak mendapatkan dukungan pendanaan dari MCA-Indonesia. Usulan proyek berupa kertas konsep, dapat disampaikan kepada GPM PSDABM, yaitu: Format kertas konsep dan petunjuk pengajuan yang lebih lengkap bisa diunduhdi gp.mca-indonesia.go.id/hibahmanajemen-sda-berbasismasyarakat/call-for-concept-note. Untuk usulan proyek yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan, usulan diajukan melalui: GPM MCA- Indonesia Lot 1 Yayasan KEHATI melalui aplikasi online pada or.id Penyampaian aplikasi ke GPM MCA Indonesia Yayasan Kehati Jl. Bangka VIII No. 3B Pela Mampang Jakarta Selatan pengajuan dan pertanyaan: apply-psdabm@ kehati.or.id

17 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 11 Peran KEHATI dan Isu Lintas Sektor Apa peran KEHATI selaku Manajer Hibah proyek PSDABM? MCA-Indonesia menetapkan KEHATI sebagai GPM bagi program hibah untuk PSDABM Jendela 2, untuk Lot 1 di Sumatera & Kalimantan. Selaku GPM, KEHATI memfasilitasi keseluruhan siklus proyek hibah PSDABM, dari tahapan persiapan, undangan panggilan pengajuan kertas konsep, kegiatan sosialisasi, proses pengajuan kertas konsep, panggilan pengajuan proposal, persetujuan, implementasi proyek, pemantauan, hingga proyek berakhir pada Desember Dalam rangka persiapan, KEHATI melakukan persiapan melalui rapid assessment, di kabupaten sasaran untuk menjaring calon pengaju dan memastikan bahwa informasi mengenai program hibah PSDABM ini tersampaikan kepada para pihak terkait dan berminat menjadi mitra. Pada tahapan sosialisasi, KEHATI memberikan peningkatan kapasitas dan bantuan teknis kepada para calon pengaju kertas konsep. Bantuan teknis akan diberikan untuk penulisan proposal kepada para pengaju yang menerima undangan panggilan penulisan proposal, untuk memastikan bahwa calon pengaju dapat mengajukan proposalnya sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang ditentukan oleh MCA- Indonesia. KEHATI akan memfasilitasi proses pengajuan & persetujuan, hingga calon penerima hibah menandatangani perjanjian dengan pihak MCA-Indonesia. Pada tahapan implementasi, KEHATI akan memberikan peningkatan kapasitas, bantuan teknis dan fasilitasi kepada penerima hibah guna memastikan bahwa para penerima hibah dapat melaksanakan proyek dengan baik, termasuk melakukan pemantauan dan pelaporan kegiatan proyek, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh MCA-Indonesia. Selama proses persiapan hingga berjalanya proyek, KEHATI akan memberikan peningkatan kapasitas, bantuan teknis dan fasilitasi kepada calon dan penerima hibah, didukung oleh kantor Manajer Wilayah yang berkedudukan di Jambi, Balikpapan dan Pontianak.

18 12 Panduan Umum Tahapan proyek MCA-Indonesia mengumumkan undangan pengajuan kertas konsep. Pengumuman dilakukan pada 10 Oktober 2015*. Tenggat waktu pengajuan kertas konsep 8 November 2015, jam 17:00 WIB. Pengajuan berkas dikirimkan ke GPM MCA-Indonesia Yayayasan KEHATI Jl. Bangka VIII No. 3B, Pela Mampang Jakarta Selatan Aplikasi online dilakukan melalui pengajuan dan pertanyaan ke apply-psdabm@kehati.or.id KEHATI melakukan kegiatan sosialisasi, lokalatih, kunjungan resmi, peningkatan kapasitas dan bantuan teknis bagi calon pengaju kertas konsep. Proses seleksi 1 kertas konsep oleh Technical Appraisal Panel (TAP-1). Undangan pengajuan proposal bagi pengaju yang kertas konsepnya terseleksi. Pada tahapan ini, KEHATI akan memberikan bantuan teknis kepada para pengaju, agar proposalnya dapat memenuhi syarat. Proses seleksi 2 (TAP-2). Proposal yang memenuhi persyaratan akan diajukan kepada Investment Committee untuk mendapatkan persetujuan. KEHATI memfasilitasi proses ini, termasuk proses verifikasi, negosiasi perjanjian hibah dengan calon mitra yang terpilih. Proposal terpilih akan menandatangani perjanjian hibah dengan MCA- Indonesia, Implementasi Proyek. Implementasi proyek berakhir pada 31 Desember * atau waktu lain yang ditetapkan oleh MCA-Indonesia

19 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 13 Apakah proyek PSDABM? Program hibah PSDABM adalah proyek kolaboratif pengelolaan SDA berbasis masyarakat yang dilakukan untuk mendukung, melengkapi dan memperkuat hasil-hasil program dari investasi inti proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia, dalam energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan, dalam bentang alam tertentu di kabupaten sasaran. Pendekatan PSDABM meletakan pengetahuan, kesadartahuan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya. No. Tema Proyeak Cakupan Kegiatan 1. Proyek pada bentang alam terintegrasi, perlindungan terhadap daerah aliran sungai (DAS) dan wilayah tangkapan air. Tematik isu proyek PSDABM Perlindungan terhadap DAS, hutan, dan cekungan air terkait instalasi tenaga air, konservasi atau restorasi, pertanian berkelanjutan, kehutanan, ekowisata, dan upaya lainnya untuk mengurangi deforestasi dan memperbaiki praktik penggunaan lahan. Termasuk upaya pengembangan unit ekonomi untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dan lahan. 2. Proyek pengelolaan SDA berbasis masyarakat. Hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan jenis proyek pengembangan masyarakat lainnya seperti kehutanan, pesisir, bakau, lahan gambut dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi, pengembangan kawasan lindung dan kegiatan SDA berbasis masyarakat lainnya. 3. Pertanian berkelanjutan bagi petani pemilik ladang. Beragam aktivitas untuk memperbaiki produktivitas dan mutu atau nilai tanaman/ komoditas petani pemilik ladang. 4. Energi terbarukan berbasis masyarakat (< 200KW) 5. Proyek lain, terkait pengelolaan SDA berbasis masyarakat, atau Hasil Hutan Bukan Kayu. Ketentuan energi skala rumah tangga menggunakan pertanian atau limbah pertanian (biomassa, biogas, air, surya). Kegiatan yang berkaitan dengan upaya masyarakat melakukan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya hutan, yang dapat memberikan pendapatan bagi rumah-tangga atau kelompok masyarakat dalam memanfaat hasil hutan bukan kayu, atau upaya pengembangan ekowisata.

20 14 Panduan Umum Apakah pendekatan Bentang Alam? Istilah Bentang Alam (BA) atau manajemen bentang alam terintegrasi, menjadi isu yang menjadi pembahasan baik oleh pemerintah, LSM, donor, maupun para mitra mengenai pembangunan terkait konservasi, lingkungan, pertanian, hutan dan penggunaan lahan lainnya. Pemahaman mengenai pendekatan BA hingga saat ini masih menjadi sesuatu yang sulit dipahami secara konseptual, walau sebenarnya pendekatan ini telah dipraktekan oleh nenek moyang bangsa Indonesia berabad-abad lamanya. Pola pendekatan BA semakin jarang terlihat di lapangan ketika fokus pengelolaan sumber daya alam berpusat pada satu atau dua produk dan jasa saja, seperti misalnya hanya berpusat pada kayu saja atau barang tambang tertentu saja tanpa menghitung faktor penting lainnya. Sebagai kerangka panduan, pendekatan BA memberikan penekanan terhadap manajemen adaptif, dengan pelibatan pemangku kepentingan dan dialog, serta beragam tujuan. Sehingga diharapkan, menjadi hal yang mudah dipahami bersama, sebagai landasan untuk membangun proyek di wilayah target yang ada. Bentang Alam MCA-Indonesia Inti proyek Kemakmuran Hijau adalah sebuah putaran yang berada diantara lingkungan hidup dan pertumbuhan yang lestari. Secara harfiah, kemakmuran hijau memfokuskan pada aspek memperkaya peri-kehidupan masyarakat, yang dituangkan dalam bentang alam, dimana masyarakat akan mengelolanya secara lestari. Kunci yang menjadi pegangan dalam konteks ini adalah memadukan kesehatan ekologi dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh, investasi proyek tenaga air, yang bukan saja bergantung pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada kelestarian sumber daya air dari wilayah hutan di hulu. Harmonisasi Antara proyek pembangunan dengan pengelolaan hutan, menjadi sumberdaya bagi energi listrik bagi masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas petani. Pendekatan BA yang digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi, dapat mendorong dan memberikan insentif bagi masyarakat, ekosistem setempat, serta memberikan dampak positif bagi perekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, pendekatan BA dapat mendorong inklusi sosial, serta kerja sama berbagai kelompok masyarakat di seluruh bentang alam.

21 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 15 Apakah kerangka Pengaman Sosial dan Lingkungan? Kerangka Pengaman Sosial dan Lingkungan (KPSL) adalah kebijakan tentang pengamanan sosial dan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau mengkompensasi, terhadap dampak sosial dan lingkungan akibat pelaksanaan sebuah proyek pembangunan. Tujuan utama dari KPSL adalah perlindungan, mencakup halhal yang telah diuraikan di atas, sebagai berikut: Menyediakan dukungan kepada penerima hibah untuk mengembangkan atau bilamana sudah memiliki memperkuat sistem pengaman sosial dan lingkungan, dan Mengembangkan kapasitas penerima hibah untuk mengelola resiko-resiko sosial dan lingkungan serta dampakdampak secara baik dan benar program hibah PSDABM. Adapun program hibah PSDABM MCA-Indonesia bertujuan untuk mendukung investasi pembangunan di kabupaten sasaran, dengan fokus khusus pada pembangunan yang berkaitan dengan hutan dan daerah aliran sungai. Dukungan tersebut diberikan untuk meningkatkan keberlanjutan energi terbarukan dan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Tujuan utama KPSL adalah perlindungan untuk mencegah, mengurangi, atau mengkompensasi (apabila pencegahan dan pengurangan tidak memungkinkan), atas dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan sebuah proyek pembangunan. Dengan demikian program ini menyentuh langsung aspek sosial dan lingkungan di lokasilokasi sasaran, dan berpedoman pada KPSL International Finance Corporations (IFC). Mengapa perlu ada KPSL? Setiap pembangunan di samping memberikan manfaat ekonomi, akan selalu menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Oleh karenanya, sangat disadari bahwa pembangunan tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga perlu memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan, dengan alasan: Bahwa kesejahteraan sebuah bangsa atau kelompok masyarakat tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial budaya dan lingkungan. Bahwa dampak sosial dan lingkungan pada gilirannya akan menimbulkan kerugiankerugian di bidang ekonomi.

22 16 Panduan Umum Sebuah program pembangunan yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah program yang termanifestasi dalam bentuk proyek pembangunan yang meningkatkan pendapatan ekonomi (economically viable), yang dapat menjawab rasa keadilan dan kesetaraan masyarakat (socially equitable) dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan (environmentally sustainable). Masyarakat yang mendapatkan pemenuhan rasa keadilan dan kesetaraan akan kembali berkontribusi mendukung pembangunan sebagaimana juga lingkungan yang lestari akan mendukung kehidupan sosial dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Kontribusi aspek sosial dan lingkungan, antara lain: Dukungan masyarakat terhadap pembangungan, tidak ada resistensi, turut aktif mencegah dan mengurangi konflik. Lingkungan yang sehat mendukung terjaganya kesehatan dan kinerja para pihak dalam pelaksanaan pembangunan. Aspek sosial dan lingkungan yang baik juga mempengaruhi sikap positif pasar terhadap hasil-hasil pembangunan. Kontribusi bagi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat dan keberlanjutan lingkungan mengandung upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan yang menyediakan pendapatan alternatif bagi masyarakat dan keluarga-keluarga terdampak dan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas layanan lingkungan di lokasi proyek. Mengapa penerima hibah perlu mengembangkan sebuah KPSL? Para penerima hibah adalah juga aktor pembangunan melalui program-program yang mereka jalankan. Dalam konteks pengelolaan SDA berbasis masyarakat, program-program yang dijalankan oleh penerima hibah berkaitan langsung dengan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Isi pokok dan cakupan KPSL adalah aspek lingkungan dan aspek sosial: Aspek Lingkungan mencakup unsur air, tanah dan udara, flora dan fauna, terutama spesies-spesies yang terancam dan yang bermanfaat bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, perlindungan fungsi ekologis dan daya dukung sebuah kawasan, serta area-area konservasi, termasuk yang mengandung simpanan karbon tinggi. Aspek sosial mencakup kawasan dengan nilai konservasi tinggi yang mencakup area tempat sumber penghidupan masyarakat setempat, mata pencaharian masyarakat, keamanan kelangsungan tempat tinggal (kampung) dan tanah-tanah

23 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 17 masyarakat, dan berbagai unsur kehidupan sosial budaya mencakup apa saja yang mendukung dan apa saya yang mengancam atau tidak dapat diterima secara sosial budaya, termasuk kehidupan spiritual masyarakat setempat. Ada dua bidang yang menjadi cakupan kerja dalam KPSL, yaitu: Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Management System/ESMS) Analisis Bentang Alam dan bentang sosial ekonomi budaya (Landscape and Lifescape analysis/lla). Apa pendekatan KPSLK yang digunakan oleh proyek ini? Pendekatan yang digunakan dalam KPSL untuk program hibah PSDABM adalah pendekatan BA. Dengan pendekatan ini, penerima hibah diharapkan mampu mengembangkan program yang berkontribusi kepada keberlanjutan lingkungan dan mata pencaharian masyarakat, yang pada gilirannya bersumbangsih kepada pencapai tujuan utama PSDABM. Diharapkan bahwa pendekatan ini akan membantu dalam upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketertarikan penerima hibah untuk mengadopsi dan atau mengembangkan PSDABM di tingkat lokal. Pendekatan bentang alam membutuhkan pengembangan pengelolaan sosial dan lingkungan serta analisis bentang alam dan sosial ekonomi budaya masyarakat. Untuk menjalankan KPSL umumnya dilakukan langkahlangkah berikut (secara berulangulang): Identifikasi resiko-resiko dan tujuan yang hendak dicapai, Apa yang penting bagi penerima hibah, dan Apa yang harus dilakukan agar dapat mencapai hal-hal yang penting tersebut. Pengembangan dan pelaksanaan langkah-langkah penyelesaian masalah Evaluasi seberapa efektif pelaksanaan langkah-langkah penyelesaian masalah, disusul dengan perbaikan langkahlangkah penyelesaian masalah Apa saja kegiatan-kegiatan di dalam KPSL? Ada dua kegiatan pokok yaitu mengembangkan Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial; dan melakukan Analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-budaya (LLA). Hal-hal yang ditangani dalam pengembangan sistem pengelolaan lingkungan dan sosial antara lain adalah: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan organisasi yang menyatakan komitmen organisasi tersebut untuk menjaga dan melindungi kehidupan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan; 2. Identifikasi resiko-resiko potensial dari sebuah proyek pembangunan. Di dalam proses identifikasi ini harus

24 18 Panduan Umum jelas tergambarkan nantinya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh proyek; 3. Mengembangkan program untuk mengelola dan menangani resiko. Penerima hibah atau pelaksana proyek perlu mengembangkan Rencana Tindakan untuk Bidang Sosial dan Lingkungan (Environmental and Social Action Plan) yang memastikan hasil-hasil apa saja yang diinginkan dalam menangani persoalan yang teridentifikasi, dilengkapi dengan indikator kinerja, sasaran, dan kriteria penerimaan oleh masyarakat yang dapat ditelusuri kembali setelah jangka waktu tertentu dengan perkiraan sumber daya yang diperlukan dan rentang tanggungjawab dalam pelaksanaan program tersebut. 4. Pengembangan kapasitas organisasi untuk menangani resiko potensial yang telah diidentifikasi. 5. Membangun keterlibatan para pihak di dalam penanganan resiko potensial. 6. Melakukan monitoring dan evaluasi. 7. Mengembangkan mekanisme pengaduan. 8. Selalu melaporkan perkembangan upaya penanganan resiko dan dampak proyek kepada masyarakat bersangkutan. Di samping itu para penerima hibah dapat berpartisipasi aktif dalam penanganan keadaan darurat yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat di mana proyek mereka dilaksanakan. Meskipun keadaan darurat umumnya pemerintah mengambil peran utama, namun partisipasi aktif para penerima hibah perlu dikembangkan menjadi sebuah konsep atau kebijakan organisasi menghadapi situasi darurat. Apa saja yang termasuk dalam kategori dampak merusak yang mudah diidentifikasi? Dampak merusak dari sebuah proyek pembangunan terhadap lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat mencakup: Degradasi tanah, air dan atau udara. Perubahan-perubahan yang mengurangi habitat flora dan fauna. Degradasi kawasan bernilai koservasi tinggi (NKT) dan kawasan dengan simpanan karbon tinggi (SKT). Perubahan fungsi kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundangan Perubahan yang membuat lingkungan setempat tidak dapat diterima secara sosial Degradasi mata pencaharian masyarakat. Hilangnya akses ke sumbersumber daya bagi pendapatan masyarakat sehari-hari. Pengambilalihan tanah oleh pelaksana proyek. Pemukiman ulang masyarakat

25 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 19 di dalam dan sekitar lokasi proyek akibat pelaksanaan proyek. Dan dampak serta resiko yang secara sosial budaya tidak dapat diterima seperti perusakan situs-situs spiritual dan budaya masyarakat. Pada dasarnya, dampak merusak harus dihindari sejauh mungkin. Hanya bilamana menjadi tak terhindarkan melalui upaya mencegah dan menguranginya, maka langkah kompensasi menjadi pilihan terakhir.

26 20 Panduan Umum Apa yang dimaksud dengan gender dan isu gender? Sangat penting untuk dipahami bahwa masyarakat sekitar hutan dan DAS tidaklah homogen. Mereka sangat beragam, tidak hanya dari segi suku, ras, agama, budaya, dan status sosial, tetapi juga berbeda jenis kelaminperempuan dan laki-laki dan pola relasi sosial kedua jenis kelamin tersebut (dikenal dengan relasi gender). Keragaman sosial termasuk relasi gender ini sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat lokal dalam penguasaan dan pengelolaan sumber daya alamnya, karena didalamnya terkait persoalan hubungan kuasa dan peran antara perempuan dan laki-laki dalam mengelola sumberdaya alam tersebut sebagai sumber kehidupan mereka. Pengetahuan atas keragaman pola sosial dan kehidupan masyarakat di lokasi proyek, membantu penyelenggara program dalam memberikan pilihan intervensi kegiatan (bentuk dan sasaran) agar tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara adil dan inklusif. Namun kerap terjadi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, informasi relasi gender yang berlaku di masyarakat luput dari perhatian dan tidak Gender adalah konstruksi sosial yang membedakan sifat, peran, fungsi dan posisi perempuan dan laki-laki yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, politik, ekonomi dan interpretasi agama. Isu Gender adalah isu yang dirasakan dan dinilai menjadi masalah, merugikan atau menghambat salah satu gender, perempuan atau laki-laki dalam mencapai kemajuan program atau proyek pembangunan. diperhitungkan. Sehingga manfaat dari program pembangunan tersebut kurang dapat dinikmati oleh salah satu gender, dan biasanya karena budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia, pihak yang kurang mendapatkan manfaat dari proyek adalah perempuan.

27 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 21 Pengarusutamaan Gender (PUG) PUG adalah sebuah proses teknis dan politis yang membutuhkan perubahan pada budaya atau watak organisasi, tujuan, struktur, dan pengalokasian sumberdaya untuk memastikan perempuan dan laki-laki menikmati manfaat pembangunan secara adil dan merata. Penerapan PUG di berbagai bidang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan, sekaligus menjamin mutu kehidupan seluruh anggota masyarakat. PUG sendiri mencakup pemenuhan kebutuhan praktis gender sekaligus kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis meliputi kebutuhan perempuan agar dapat menjalankan peran-peran sosial untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti perbaikan taraf kehidupan, perbaikan pelayanan kesehatan, penyediaan lapangan kerja, pemberantasan buta aksara dan sebagainya, sedangkan kebutuhan strategis, di antaranya berupa kebutuhan perempuan yang berkaitan berkaitan dengan perubahan subordinasi perempuan terhadap laki-laki, seperti perubahan pembagian peran, pembagian kerja, kekuasaan, kontrol terhadap sumber daya dan lain-lain. Kebutuhan strategis gender juga meliputi perubahan hukum dan kebijakan yang lebih melindungi hak-hak perempuan, termasuk didalamnya penghapusan kekerasan dan diskriminasi, persamaan upah, dan sebagainya. Inklusi sosial Memastikan pengintegrasian gender dalam pembangunan membutuhkan pendekatan sosial yang inklusif. Inklusi sosial adalah upaya menempatkan martabat dan kemandirian individu sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup yang ideal. Melalui inklusi sosial, praktik pembangunan didorong agar seluruh elemen masyarakat mendapat perlakuan yang setara dan memperoleh kesempatan yang sama sebagai warga negara, terlepas dari perbedaan apapun, termasuk perbedaan berbasis gender. Komponen dasar yang bisa dipakai untuk mengukur pembangunan yang memenuhi prinsip inklusi sosial antara lain: kecukupan (sustenance)-termasuk didalamnya sumberdaya alam, jati diri (self-esteem)-termasuk didalamnya sumberdaya manusia dan nilai sosial yang dianut, serta kebebasan (freedom)-termasuk didalamnya sumber modal/dana dan politik atau kebijakan. Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Dalam pendekatan lain, komponen dasar ini juga dikembangkan menjadi pendekatan analisis segi lima peri kehidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood analysis). Untuk memastikan pengintegrasian gender, inklusi

28 22 Panduan Umum sosial dan peri kehidupan tercakup di dalam proyek yang akan diajukan, acuan pendekatan yang dilakukan dalam program hibah PSDABM ini adalah memastikan: 1. Kertas konsep terintegrasi di dalam kegiatan responsif gender. 2. Isu gender terarusutamakan di dalam proyek. 3. Memastikan integrasi gender dalam strategi komunikasi. Dengan menggunakan Rencana Aksi Gender (RAG), pengelola proyek akan dimudahkan didalam menyusun indikator gender dalam pelaksanaan kegiatan proyek, juga berkorelasi pada penggunaan anggaran proyek yang lebih responsif gender. Indikator gender ini dapat dijadikan acuan milestone kemajuan proyek yang responsif gender.

29 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 23 Apakah analisa tingkat Keekonomian (ERR)? Analisa tingkat Keekonomian atau Economic Rate of Return (ERR) merupakan parameter penting didalam membuat strategi perencanaan proyek, yang memperhitungkan diantaranya para pihak yang terkena dampak dari pelaksanaan proyek dan juga masyarakat umum. MCA-Indonesia mensyaratkan proposal yang disetujui harus mencapai tingkat ERR minimal 10%. Kriteria ERR 10% ditentukan oleh MCA-Indonesia. Pencapaian ERR 10% menunjukkan bahwa proyek memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Tim Ekonomi MCC (tim ECON) akan meninjau kelayakan kegiatannya dan mengidentifikasi jenis data yang harus dimasukkan kedalam proposal untuk mempermudah perhitungan perkiraan ERR proyek. MCA-Indonesia akan menyediakan dan menyertakan tabel data pembimbing pada saat undangan panggilan pengajuan proposal, bagi para pengaju kertas konsep yang sudah terseleksi. GPM akan membantu para pengaju untuk memastikan bahwa data dan informasi yang diperlukan pada tabel data pembimbing untuk penghitungan ERR telah diisi dengan benar. Jika data dan asumsi yang diajukan kelak terbukti tidak valid, proyek yang diusulkan dapat dianggap tidak memenuhi syarat. Data tambahan atau klarifikasi kemungkinkan akan diperlukan, untuk menghindari terjadinya kesalahan penghitungan perkiraan ERR. Tim ECON akan bekerjasama dengan GPM untuk kelengkapan data tambahan yang dibutuhkan. Tim ECON akan menentukan, apakah perkiraan ERR proyek berada diatas atau bawah ambang batas yang telah ditentukan, dan hasilnya akan dikomunikasikan dengan TAP. Program hibah ini pada dasarnya dirancang untuk melengkapi dan terhubung dengan proyek pada jendela lainnya (Jendela 1 dan 3, khususnya proyek-proyek energi terbarukan), untuk mengisi kesenjangan program didalam konteks pembangunan dalam bentang alam guna mencapai tujuan utama Kemakmuran Hijau. Harapannya adalah proyek pada jendela 2 yang berfokus pada inisiatif pengelolaan SDA berkelanjutan ini dapat memperpanjang masa keberlanjutan hidup proyek Kemakmuran Hijau lainnya, yang dilakukan melalui perlindungan terhadap SDA di mana masyarakat bergantung hidupnya. Khusus untuk wilayah dibawah Jendela 2, tim ECON akan menghitung ERR kumulatif untuk semua proyek di bentang alam yang diberikan, sehingga akan ada hubungan timbal balik antar proyek.

30 24 Panduan Umum Apakah analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-ekonomi-budaya Masyarakat? Analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-Ekonomi-Budaya masyarakat (Landscape-Lifescape Analysis/LLA) adalah dua metode untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sebuah proyek. Yang dimaksud dengan mempengaruhi merujuk pada faktor-faktor yang dapat memperlancar atau menghambat penerimaan dan kemauan untuk melaksanakan proyek pada waktunya dan yang mempengaruhi koordinasi dan kerjasama tim. Kedua metode ini digunakan untuk menilai faktor-faktor positif dan negatif terhadap pencapaian proyek, yang mencakup faktor lingkungan atau manusia. Analisis bentang alam akan melihat dan mengkaji faktor lingkungan atau ekologis dari lingkungan di dalam dan sekitar lokasi proyek, serta hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut. Sebuah bentang alam secara sederhana dapat dipandang sebagai sebuah kawasan dengan berbagai sifat dan unsur pembentuknya. Dalam pengkajian atau analisis, sebuah bentang alam dapat ditafsirkan atau diperlakukan sebagau sebuah sistem dinamik dari objek-objek hidup dan benda-benda mati. Analisis bentang alam bertujuan untuk menilai keadaan ekologi kawasan terkini dari sebuah lingkungan yang melingkupi sebuah komunitas yang menjadi target proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan dengan hasil analisis tersebut menyediakan sejumlah rekomendasi mengenai langkah-langkah pencegahan agar situasi tidak menjadi lebih buruk serta langkah-langkah meningkatkan kualitas layanan ekologis dari kawasan tersebut. Banyak dimensi dari sebuah bentang alam yang dapat dikategorikan dalam sejumlah kelompok tinjauan, yaitu biofisik (fauna dan flora), geomorfoogis, sosial atau anthropogenis dan ekonomis (sumber daya). Analisis ini mencakup serangkaian kegiatan untuk

31 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 25 mengidentifikasi, menguraikan, mengklasifikasi dan menganalisis apa saja yang membentuk ekosistem lingkungan sebuah kawasan, sifat-sifat ekosistem tersebut, dan bagaimana setiap unsur pembentuk ekosistem itu saling berkaitan dan pengaruhmempengaruhi satu sama lain. Analisa ini akan memperkirakan bagaimana sebuah ekosistem bekerja melalui interaksi masingmasing unsur pembentuknya, dan bagaimana ekosistem itu akan dipengaruhi oleh sebuah intervensi ketika satu atau lebih unsur pembentuknya terkena pengaruh intervensi tersebut. Analisis sosial ekonomi budaya akan mendalami dinamika sosial sebuah komunitas. Tesis utama analisis ini adalah bahwa kehidupan selalu berubah. Apa yang perlu dilakukan adalah menilai faktor-faktor yang berperan dalam perubahan tersebut. Ketika berbicara tentang perubahan, kita perlu mempunyai sebuah pedoman dasar tentang situasi kekinian (baseline) dari kehidupan sosial ekonomi budaya sebuah komunitas dan dengan mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi kehidupan mereka analisis ini akan menunjukkan bagaimana sebuah perubahan akan mungkin terjadi sebagai hasil atau akibat dari intervensi yang dilakukan. Sejumlah faktor yang biasanya dirujuk sebagai faktor yang mempengaruhi kehidupan komunitas adalah keterkaitan mereka dengan masyarakat Analisis bentang alam adalah proses menggambarkan dan menafsirkan ekologi sebuah kawasan. global, peran media yang luas, tata batas yang kabur, dinamika populasi, perubahan harapanharap hidup, sementara semua itu harus berhadapan dengan fakta adanya keterbatasan sumber daya yang mendukung kehidupan masyarakat tersebut. Analisis sosial ekonomi budaya dengan demikian akan membutuhkan data dan informasi yang berkaitan dengan sejarah komunitas, kapan dan bagaimana komunitas itu dibentuk, tata kelembagaan mereka, dinamika kependudukan/ populasi, konflik yang mereka hadapi dan bagaimana mereka menanganinya, budaya dalam pengertian nilai-nilai tradisi dan praktek-prakteknya, ketersediaan sumberdaya, infrastruktur dan teknologi yang telah masuk dalam kehidupan masyarakat atau komunitas bersangkutan. Hasil-hasil dari analisis bentang alam dan bentang sosial ekonomi budaya adalah rekomendasi langkah-langkah menangani persoalan, ancaman dan langkah untuk memperbaiki keadaan. Memastikan LLA dalam proyekproyek yang di dukung oleh MCA- Indonesia antara lain dengan:

32 26 Panduan Umum 1. Mengidentifikasi keadaan terkini bentang alam dan keadaan sosial ekonomi budaya masyarakat Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan metodemetode partisipatoris seperti pertemuan komunitas, merancang pertemuan khusus untuk kelompokkelompok rentang seperti kaum perempuan dan lainnya, pemetaan partisipatif, pemetaan tata guna lahan, riset aksi, FGD, survei dan lainlain. Prinsip yang perlu dijalankan dalam melaksanakan ini adalah: Alokasikan waktu yang cukup panjang dengan masyarakat untuk membangun saling pengertian dan saling percaya, dan untuk beradaptasi dengan irama kehidupan sehari-hari mereka. Alokasikan waktu untuk memahami budaya khas mereka, memahami bahasa dan ungkapan-ungkapan, nilai dan praktek sosial, klasifikasi tanah dan hutan, dan berbagai sumber daya mereka. Selalu menyadari bahwa masyarakat setempat adalah ahli dalam proses identifikasi bentang alam dan sosial ekonomi budaya mereka sendiri dan merupakan rujukan utama tentang apa yang paling mereka butuhkan. 2. Analisis, dilakukan untuk mendapatkan solusi atas bagaimana intervensi proyek dapat mendukung dan menciptakan langkah pengelolaan bentang alam dan bentang sosial ekonomi budaya yang berkelanjutan. Masyarakat perlu difasilitasi untuk menyadari bahwa pendekatan LLA membutuhkan upaya untuk menjembatani hubungan antar berbagai kelompok sosial di dalam masyarakat mereka sendiri, untuk membangun motivasi untuk mengembangkan mata pencaharian, bekerja sama dengan pihak lain dan membagi tanggung jawab dalam mengelola lingkungan dan bentang alam. Dengan cara ini masyarakat diharapkan mendapat pengertian dan kesadaran akan hubungan erat antara manusia, lingkungan dan mata pencaharian sebagai tiga hal yang sama pentingnya dalam membangun daya adaptif masyarakat dan menemukan jalan keluar dari berbagai tantangan. Analisis bentang alam mencakup beberapa bidang sebagai berikut: Jenis ekosistem dan sumberdaya di dalamnya seperti: kawasan konservasi, sumber daya hutan, sumber daya air dan pemukiman penduduk. Jenis-jenis ekosistem yang berbatasan dengannya dan sumber daya di dalamnya. Status terkini dari ekosistemekosistem tersebut dan

33 Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) 27 ancaman yang dihadapi oleh kedua kelompok ekosistem di atas. Analisis sosial ekonomi budaya mencakup beberapa bidang sebagai berikut: Sistem pendukung kehidupan masyarakat: mata pencaharian, penghasilan, pola konsumsi, kelembagaan masyarakat, nilainilai dan praktek sosial, serta ketersediaan sumber daya. Kecenderungan terhadap konektifitas globa melalui teknologi informasi dan komunikasi. Tata batas wilayah. Dinamika kependudukan Pengalaman dengan kehadiran proyek-proyek, konflik, dan bagaimana masyarakat menangani semua itu. Harapan hidup. Peran kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat bersangkutan khususnya dalam hal kesetaraan gender. budaya yang berkelanjutan, terutama dalam hal tata kelola dan hak-hak atas tanah. Secara khusus rekomendasi ditujukan untuk memastikan bahwa sumber daya alam dihargai sebagai sebuah komponen fundamental bagi berbagai sistem yang ada dan bahwa keputusan tentang sumber daya alam harus dibuat dalam rangka mendukung keberlanjutannya. 3. Memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani persoalan yang dihadapi dan untuk memperbaiki keadaan. Rekomendasi juga memberikan sumbangan dalam menjawab persoalan bagaimana menciptakan dan mendukung sebuah bentang alam dan bentang sosial ekonomi

34 Kantor PSDABM KEHATI MCA-Indonesia Jl. Bangka Raya 33A Unit 201 Pela Mampang, Jakarta Selatan INDONESIA T: (62-21) E:

Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Proyek Kemakmuran Hijau Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat SOSIALISASI Untuk Propinsi Sumatra Barat Kabupaten Solok Selatan dan Pesisir Selatan Padang, 8 Oktober 2015 PROYEK

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Grant Program Manager For Community-Based Natural Resources Management Grant Lot GPM1: Sumatra & Kalimantan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Mamasa, 15 Oktober 2015 Tujuan Program Hibah PSDABM 1) Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada

Lebih terperinci

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) dari Proyek

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau. Hibah Pengelolaan Sumber

Fasilitas Kemakmuran Hijau. Hibah Pengelolaan Sumber Fasilitas Kemakmuran Hijau Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH PSABM 2 Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Fasilitas

Lebih terperinci

Prasyarat Penerima Hibah

Prasyarat Penerima Hibah Prasyarat Penerima Hibah Prinsip - Prinsip Grants Program Manager ( Pengelola Program Hibah ) atas nama MCA-Indonesia akan menilai dan menyaring semua Kertas Konsep dan / atau Proposal yang masuk dengan

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN

Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau HIBAH KEMITRAAN Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau Apakah Hibah Kemitraan? Hibah Kemitraan adalah satu

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Pendahuluan Aktivitas 1 PLUP Aktivitas 2 TAPP Aktivitas 3 Fasilitas Kemakmuran Hijau Jendela 1 Jendela 2 Jendela 3 Aktivitas 4 Pengetahuan Hijau Periode penting KH mendukung program

Lebih terperinci

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU 1 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU 2 3 PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Proyek Kemakmuran Hijau atau Green Prosperity Project adalah sebuah proyek yang dinaungi Compact Indonesia dengan Millenium Challenge Corporation (MCC)

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Hibah Pengetahuan Hijau

Hibah Pengetahuan Hijau RINGKASAN INFORMASI Hibah Pengetahuan Hijau PROYEK KEMAKMURAN HIJAU COMPACT INDONESIA Versi 01-23 Desember 2014 Dokumen ini diproduksi atas dukungan rakyat Amerika Serikat melalui Millennium Challenge

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau. perangkat informasi

Fasilitas Kemakmuran Hijau. perangkat informasi Fasilitas Kemakmuran Hijau perangkat informasi Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau perangkat informasi 2 Diterbitkan: Jakarta, 3 Juli 2014 Semua kredit foto: MCA-Indonesia Millenium Challenge

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

Shared Resources Joint Solutions

Shared Resources Joint Solutions Lembar Informasi Shared Resources Joint Solutions Sawit Watch - Padi Indonesia SRJS di Kabupaten Bulungan Program dengan pendekatan bentang alam ini memilih Daerah Aliran Sungai Kayan dengan titik intervensi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 A. LATAR BELAKANG Pulau Sumatera merupakan salah kawasan prioritas konservasi keanekaragaman hayati Paparan Sunda dan salah

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) KEGIATAN Kode Activity Sistem Procurement Lokasi Dana Fasilitasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Komponen 1, Output

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai Studi Kelayakan Hutan Rakyat Dalam Skema Perdagangan Karbon dilaksanakan di Hutan Rakyat Kampung Calobak Desa Tamansari, Kecamatan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN MILLENNIUM CHALLENGE ACCOUNT INDONESIA PROYEK KEMAKMURAN HIJAU (GREEN PROSPERITY PROJECT) PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM Disampaikan Oleh: Drg. Ida Suselo Wulan, MM Deputi Bidang PUG Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015 Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015 I. Latar Belakang Proyek Kemakmuran HIjau (Green Prosperity

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PENGUMUMAN Permintaan Kertas Konsep untuk Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian

Lebih terperinci

Pembangunan Kehutanan

Pembangunan Kehutanan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Kehutanan Sokoguru Pembangunan Nasional Berkelanjutan Dr. Ir. Hadi Daryanto, DEA (Sekretaris Jenderal) Disampaikan dalam Seminar

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu

Lebih terperinci

Sumba Timur dan Sumba Tengah

Sumba Timur dan Sumba Tengah Sumba Timur dan Sumba Tengah Nilai Hibah Proyek: Rp. 11.177.219.000 Hibah Proyek Kemakmuran Hijau PSDABM MCA-I dengan Konsorsium DAS Kadahang Latar Belakang Indonesia negara Nomor 6 penghasil emisi gas

Lebih terperinci

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Peran dan fungsi jasa lingkungan ekosistem hutan makin menonjol dalam menopang kehidupan untuk keseluruhan aspek ekologis, ekonomi dan sosial. Meningkatnya perhatian terhadap

Lebih terperinci

KEPASTIAN RUANG YANG PARTISIPATIF SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA DAN DUKUNGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KEPASTIAN RUANG YANG PARTISIPATIF SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA DAN DUKUNGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KEPASTIAN RUANG YANG PARTISIPATIF SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA DAN DUKUNGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF Kendala pengembangan kawasan

Lebih terperinci

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM)

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN PERMINTAAN KERTAS KONSEP UNTUK PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT (PSDABM) PENGUMUMAN Permintaan Kertas Konsep untuk Program Hibah Pengelolaan

Lebih terperinci

CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF

CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF CAPAIAN DAN KEBERLANJUTAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN PARTISIPATIF Millennium Challenge Account atau MCA Indonesia menginisiasi kegiatan

Lebih terperinci

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat. Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau Daddy Ruhiyat news Dokumen terkait persoalan Emisi Gas Rumah Kaca di Kalimantan Timur

Lebih terperinci

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi

Lebih terperinci

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3 PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3.1. Pembagian Urusan Gubernur selaku pimpinan daerah provinsi dalam menyusun RAD GRK harus berpedoman pada Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang RAN GRK. Penyusunan

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo Hutan Kemasyarakatan (HKm) menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan untuk menekan laju deforestasi di Indonesia dengan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG

BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG INTEGRASI PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Menimbang : a. Bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung PENDAHULUAN Ekosistem penghasil beragam produk dan jasa lingkungan keberlanjutan kehidupan. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung Nilai guna langsung pangan, serat dan bahan bakar,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Laporan ini berisi Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif. Terjemahan lengkap laporan dalam Bahasa Indonesia akan diterbitkan pada waktunya. LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Pendefinisian

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pembentukan. Lembaga. Wali Amanat. PERATURAN MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH Untuk Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia Judul Kegiatan : Memfasilitasi Pembentukan Kesepakatan Konservasi Masyarakat untuk Desa Konservasi Alam di Kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya. Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT Pendekatan MCA-Indonesia Indonesia memiliki lahan gambut tropis terluas di dunia, dan lahan gambut menghasilkan sekitar sepertiga dari emisi

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA

AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA AKTIVITAS PENGETAHUAN HIJAU DAN PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA TENTANG HIBAH Guna mendorong perubahan kebijakan publik agar pembangunan Indonesia dilakukan dengan cara berkelanjutan, Millenium Challenge

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) Shinta Damerys Sirait Kepala Bidang Pengkajian Energi Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kementerian Perindustrian Disampaikan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat dalam Berbagai Thema Proyek Kemakmuran Hijau Jendela-2

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat dalam Berbagai Thema Proyek Kemakmuran Hijau Jendela-2 Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat dalam Berbagai Thema Proyek Kemakmuran Hijau Jendela-2 Ada Banyak Pengertian Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam adalah potensi alam yg dapat dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks global emisi gas rumah kaca (GRK) cenderung meningkat setiap tahunnya. Sumber emisi GRK dunia berasal dari emisi energi (65%) dan non energi (35%). Emisi

Lebih terperinci

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS & Judul Pelaksana Fokus Area Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS & CFES) Mitigasi Berbasis Lahan

Lebih terperinci

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci

Pemantauan & Evaluasi

Pemantauan & Evaluasi Millennium Challenge Account - Indonesia Pemantauan & Evaluasi Buku Saku Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi www.mca-indonesia.go.id Daftar Isi Proyek 1 Pemantauan & Evaluasi 2 Pemantauan

Lebih terperinci

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004 Pembangunan kehutanan pada era 2000 2004 merupakan kegiatan pembangunan yang sangat berbeda dengan kegiatan pada era-era sebelumnya. Kondisi dan situasi

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia

Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Kerangka Acuan Lokakarya Sosialisasi HibahPengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Mayarakat Program Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Pengantar Pada bulan November 2011, Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT

PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT PERTANYAAN DAN JAWABAN (1) PROGRAM HIBAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT Tanya Jawab No. : 1 Tanggal rilis : 29 Oct 2015 A. Prosedur Proposal dan Publikasi 1 T : Apakah ada website yang

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi kawasan hutan di semua kabupaten di provinsi Jambi menurut hasil pengukuran indeks tata kelola hutan di 9 Kabupaten di provinsi oleh PGA UNDP

Lebih terperinci