Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI. Vol. 7. No. 3 Juni The Relation of Onset of Trauma and Visual Acuity on Traumatic Patient
|
|
- Susanti Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 85 Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI Vol. 7. No. 3 Juni 2010 The Relation of Onset of Trauma and Visual Acuity on Traumatic Patient AAA Sukartini Djelantik, Ari Andayani, I Gde Raka Widiana Department of Ophthalmology Faculty of Medicine Udayana University, Sanglah General Hospital Bali abstract The aim of this study is to evaluate the relation between onset of trauma and visual acuity in patient suffering from injury in Sanglah Hospital Emergency Room on the period of This is a retrospective analytic study. All data were reviewed from medical records. During we found higher incidence of ocular injury on male (78.4%). The peak of incidence was between years old (61.2%). Ocular injury mostly happened on right eye (55,7%) and visual acuity was > 6/18 (64.4%). Sixty three percent of ocular injuries occurred at home. Blunt trauma was the most common mode of ocular injuries (26.2%). Most complications happened in cornea (59.2%). There was a relationship between the onset of trauma and visual acuity in patients suffering from injury in Sanglah Hospital. Key words: ocular injury, visual acuity, onset Correspondence: AAA Sukartini Djelantik, Department of Ophthalmology Faculty of Medicine Udayana University, Bali. (Tel Fax sukartinidjelantik@gmail.com) pendahuluan Trauma okuli merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada satu mata yang dapat dicegah. 1 4 Trauma okuli dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma termal, trauma fisik, extra ocular foreign body, dan trauma tembus berdasarkan mekanisme trauma. 1-3 Trauma okuli dapat terjadi diberbagai tempat, di rumah tangga, di tempat kerja, maupun di jalan raya. Nirmalan 2 dan Vats 5 mendapatkan angka kejadian trauma okuli terbesar terjadi di rumah. Prevalensi trauma okuli di Amerika Serikat sebesar 2,4 juta pertahun dan sedikitnya setengah juta di antaranya menyebabkan kebutaan. Di dunia, kira-kira terdapat 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, 2,3 juta mengalami penurunan fungsi penglihatan bilateral, dan 19 juta mengalami penurunan fungsi penglihatan unilateral akibat trauma okuli. 1,4 Berdasarkan jenis kelamin, beberapa penelitian yang menggunakan data dasar rumah sakit maupun data populasi, menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai prevalensi lebih tinggi. Wong 1 mendapatkan angka insiden trauma pada laki-laki sebesar 20 per dibandingkan 5 per pada wanita. Trauma okuli terbanyak terjadi pada usia muda, di mana Vats 5 mendapatkan rerata umur kejadian trauma adalah 24,2 tahun (± 13,5). Berdasarkan Standar Pelayanan Medis (SPM) bagian Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, 6 trauma okuli dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma fisik, trauma termal, extra ocular foreign body (EOFB) dan intra ocular foreign body (IOFB). Klasifikasi trauma okuli ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wong, 1,3 Nirmalan, 2 dan Vats 5 yang membagi trauma okuli menjadi trauma tumpul, trauma tajam, trauma fisik, trauma termal, foreign body, dan trauma tajam tembus. Komplikasi yang ditimbulkan akibat trauma pada mata dapat meliputi semua bagian mata, yaitu komplikasi pada kelopak mata, permukaan bola mata, kamera okuli anterior, vitreus, dan retina. Jenis-jenis trauma yang melibatkan orbita ataupun struktur intra okuli dapat diakibatkan oleh benda tajam, benda tumpul, trauma fisik, ataupun trauma
2 86 Jurnal Oftalmologi Indonesia (JOI), Vol. 7. No. 3 Juni 2010: kimia. Tipe dan luasnya kerusakan akibat trauma pada mata sangat tergantung dari mekanisme dan kuatnya trauma yang terjadi. Suatu trauma yang berpenetrasi ke intraokuli baik objek yang besar ataupun objek kecil akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar dibandingkan trauma akibat benturan Penanganan dini trauma okuli secara tepat dapat mencegah terjadinya kebutaan maupun penurunan fungsi penglihatan. Penanganan trauma okuli secara komprehensif dalam waktu kurang dari 6 jam dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Namun sayangnya, layanan kesehatan mata yang masih jarang dan kurang lengkap sering kali menjadi penyebab keterlambatan penanganan trauma okuli, di samping kurangnya pengetahuan dan masalah perekonomian. 11 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara onset kedatangan dengan tajam penglihatan pada pasien-pasien yang mengalami trauma okuli yang datang ke IRD RSUP Sanglah selama tahun 2006 sampai dengan Tujuan tambahannya adalah untuk mengetahui karakteristik kejadian trauma okuli dan distribusi kejadian trauma okuli, serta untuk mengetahui hubungan antara jenis trauma dengan jenis kelamin, hubungan antara jenis trauma dengan umur, dan hubungan antara jenis trauma dengan lokasi kejadian trauma okuli. bahan dan metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis penderita yang datang ke IRD RSUP Sanglah selama periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember Data pasien kemudian dimasukkan ke dalam tabel induk meliputi nama, usia, jenis kelamin, tajam penglihatan saat kedatangan, onset kedatangan, lokasi kejadian, mata yang terlibat, jenis trauma dan komplikasi yang terjadi. Subjek pada penelitian ini adalah semua pasien trauma okuli yang datang ke IRD RSUP Sanglah selama periode 1 Januari 2006 sampai 31 Desember Pada penelitian ini didapatkan sampel sebesar 926 pasien dengan 973 mata. Data dikumpulkan berdasarkan catatan medis penderita trauma okuli yang datang ke IRD RSUP Sanglah, meliputi nama, umur, jenis kelamin, tajam penglihatan saat kedatangan, mata yang terlibat, jenis trauma, komplikasi, dan lokasi trauma. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik. Data mengenai karakteristik subjek dan mata dianalisis secara deskriptif. Data mengenai hubungan antara variabel onset kedatangan dan tajam penglihatan saat pertama kali dilakukan pemeriksaan, serta hubungan antara jenis trauma dengan jenis kelamin, umur, dan lokasi kejadian trauma dianalisis dengan uji chi-square. Tingkat kemaknaan penelitian ini sebesar p < 0,05. Proses dan analisa data dilakukan program aplikasi SPSS for Windows 13.0 hasil Selama periode tahun , sebanyak 926 pasien trauma okuli datang ke unit pelayanan IRD RSUP Sanglah. Dari seluruh pasien terhitung 973 mata yang dimasukkan sebagai subjek penelitian berdasarkan catatan medis pasienpasien trauma okuli. Karakteristik pasien dalam penelitian ini digambarkan pada tabel 1. Tabel 1. Karakteristik pasien yang mengalami trauma okuli (n = 926 pasien) Karakteristik pasien Jumlah Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki ,4 Perempuan ,6 Umur 14 tahun , tahun ,2 41 tahun ,3 Mata yang terlibat Kanan ,7 Kiri ,2 Kedua mata 47 5,1 Tabel 1 menunjukkan karakteristik pasien trauma okuli yang datang ke unit pelayanan Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat (IRD RSUP) Sanglah yang meliputi jenis kelamin, umur dan mata yang terlibat. Dari data yang terkumpul, tampak bahwa laki-laki lebih banyak (78,4%) mengalami trauma dibandingkan dengan perempuan (21,6%). Rentang umur terbanyak yang mengalami trauma yang datang ke IRD RSUP Sanglah adalah umur dewasa, yaitu tahun sebanyak 61,2%. Mata kanan (55,7%) lebih banyak mengalami trauma dibandingkan dengan mata kiri (39,2%), sedangkan pasienpasien yang mengalami trauma okuli pada kedua mata sebanyak 5,1%. Tabel 2 menunjukkan data karakteristik trauma okuli yang datang ke unit pelayanan IRD RSUP Sanglah yang meliputi tajam penglihatan saat datang pertama kali, onset kedatangan setelah terjadinya trauma, tempat kejadian trauma, jenis trauma dan komplikasi yang terjadi. Tajam penglihatan saat pertama kali datang yang dapat dievaluasi sebesar 90,5%, sebanyak 9,5% lainnya tidak dapat dievaluasi, karena 9,1% mata dengan rentang usia 0 6 tahun tidak kooperatif saat pemeriksaan, dan 0,4% mata tidak dapat dievaluasi karena kesadaran menurun. Tajam penglihatan penderita diukur dengan menggunakan hitung jari dan snellen chart dari jarak 6 meter pada saat pertama kali diperiksa. Tajam penglihatan pasien-pasien yang dapat dievaluasi menunjukkan 627 mata (64,4%) dengan penglihatan yang masih baik, 109 mata (11,2%) dengan
3 Djelantik: The Relation of Onset of Trauma and Visual Acuity 87 Tabel 2. Karakteristik mata yang mengalami trauma okuli (n = 973 mata) Karakteristik trauma Jumlah Persentase (%) Tajam penglihatan kunjungan I >6/ ,4 6/18 6/ ,2 5/60 3/ ,6 <3/ ,2 FO +, FL ,1 Blm dpt dievaluasi 4 0,4 Onset kedatangan <7 jam , jam ,3 >24 jam 92 9,5 Tempat kejadian trauma Rumah ,3 Tempat kerja ,3 Jalan raya ,4 Trauma tajam ,9 Trauma tumpul ,2 Trauma kimia ,6 Trauma fisik 35 3,6 Trauma termal 49 5,0 Extra ocular foreign body ,6 (EOFB) Intra ocular foreign body (IOFB) 2 0,2 Jenis komplikasi Komplikasi pada palpebra ,1 Komplikasi pada konjungtiva ,7 Komplikasi pada kornea ,2 Komplikasi pada sklera 17 7,3 Komplikasi pada iris 50 5,1 Komplikasi pada kamera okuli 77 7,5 anterior Komplikasi pada segmen 13 1,3 posterior Komplikasi pada tulang dan 11 1,1 adnexa Komplikasi lainnya 27 2,6 tajam penglihatan borderline, 25 mata (2,6%) mempunyai tajam penglihatan buruk, dan 119 mata (12,2%) tergolong buta. Rumah adalah tempat kejadian yang paling banyak yaitu sebesar 63,3%, trauma di tempat kerja terjadi sebesar 21,3%, dan di jalan raya sebesar 15,4%. Trauma tumpul adalah jenis trauma terbanyak yang datang ke IRD RSUP Sanglah yaitu sebesar 255 mata (26,2%), diikuti oleh EOFB sebanyak 249 mata (25,6%), dan trauma tajam sebanyak 233 mata (23,9%). Trauma okuli paling banyak menimbulkan komplikasi pada kornea yaitu sebesar 59,2%, diikuti oleh komplikasi pada palpebra sebesar 25,1%, dan konjungtiva sebesar 22,7%. Berdasarkan penelitian (Tabel 3) didapatkan bahwa dari 973 mata, terdapat 664 mata yang datang < 7 jam dengan penglihatan baik sebesar 41,6%, borderline 7,6%, 2,1% buruk, 8,6% buta, dan 0,4% tidak dapat dievaluasi. Pada kelompok pasien dengan onset kedatangan 7 24 jam, didapatkan 16,3% dengan tajam penglihatan baik, 2,5% borderline, 0,3% buruk, dan 2,2% buta. Pasien dengan onset kedatangan > 24 jam, didapatkan 6,5% dengan tajam penglihatan baik, 1,1% borderline, 0,2% buruk, dan 1,4% buta. Terdapat hubungan antara onset kedatangan dengan tajam penglihatan. (X 2 = 23, df = 10, p = 0,008). Dari tabel 4 didapatkan bahwa dari 926 pasien yang mengalami trauma okuli, 78,4% adalah laki-laki dan 21,6% perempuan. yang paling banyak pada laki-laki adalah EOFB sebesar 24,0%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar 19,8%, dan trauma tajam sebesar 19,5%. Pada perempuan jenis trauma yang paling banyak terjadi adalah trauma tumpul sebesar 7,8%, diikuti oleh trauma tajam 5,2% dan trauma kimia 4,0%. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan jenis trauma okuli. (X 2 = 28, df = 6, p = 0,000). Pada penelitian ini, 19,5% pasien yang mengalami trauma okuli berumur 0 14 tahun, 61,2% berumur tahun, dan 19,3% berumur > 40 tahun. Pada kelompok usia 4 tahun didapatkan jenis trauma yang paling banyak adalah trauma tumpul sebesar 8,3%, diikuti oleh trauma tajam sebesar 7,1%. Pada kelompok usia tahun didapatkan jenis trauma yang paling banyak adalah Tabel 3. Hubungan antara onset kedatangan dengan tajam penglihatan (n = 973 mata) Tajam penglihatan Onset > 6/18 6/18 6/60 5/60 3/60 < 3/60 FT+, FC+# tde* Total n % n % n % n % n % n % n % <7 jam ,6 74 7,6 20 2,1 84 8,6 77 7,9 4 0, , jam ,3 24 2,5 3 0,3 21 2,2 10 1,0 0 0, ,3 >24 jam 63 6,5 11 1,1 2 0,2 14 1,4 2 0,2 0 0,0 92 9,5 Total , ,2 25 2, ,2 89 9,1 4 0, ,0 X 2 = 23 df = 10 p = 0,008 * : tde = tidak dapat dievaluasi # : FO, FL = following objects, following light
4 88 Jurnal Oftalmologi Indonesia (JOI), Vol. 7. No. 3 Juni 2010: Tabel 4. Hubungan jenis kelamin dengan jenis trauma (n = 926 pasien) Jenis Kelamin T Tajam T Tumpul T Kimia T Fisik T Termal EOFB# T Tajam + IOFB* n % n % n % n % n % n % n % N % Laki-laki , ,8 92 9,9 19 2,1 27 2, ,0 2 0, ,4 Perempuan 48 5,2 72 7,8 37 4,0 6 0,6 10 1,1 27 2,9 0 0, ,6 Total , , ,9 25 2,7 37 4, ,9 2 0, X 2 = 28 df = 6 p = 0,000 #: EOFB = extra ocular foreign body *: IOFB = i ntra ocular foreign body Total Tabel 5. Hubungan umur dengan jenis trauma (n = 926 pasien) Umur (tahun) T Tajam T Tumpul T Kimia T Fisik T Termal EOFB T Tajam + IOFB n % n % n % n % n % n % n % n % ,1 77 8,3 11 1,2 2 0,2 12 1,3 12 1,3 0 0, , , ,0 86 9,3 22 2,4 22 2, ,3 1 0, ,2 > ,8 48 5,2 32 3,5 1 0,1 3 0,3 40 4,3 1 0, ,3 Total , , ,9 25 2,7 37 4, ,9 2 0, ,0 X 2 = 106 df = 12 p = 0,000 #: EOFB = extra ocular foreign body *: IOFB = ntra ocular foreign body Total Tabel 6. Hubungan lokasi kejadian dengan jenis trauma (n = 926 pasien) Lokasi kejadian T Tajam + Total T Tajam T Tumpul T Kimia T Fisik T Termal EOFB IOFB n % n % n % n % n % n % n % n % Rumah , , ,6 9 1,0 31 3,3 86 9,3 1 0, ,3 Tempat 20 2,2 25 2,7 12 1,3 16 1,7 6 0, ,0 1 0, ,6 kerja Jalan raya 64 6,9 33 3,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 52 5,6 0 0, ,1 Total , , ,9 25 2,7 37 4, ,9 2 0, ,0 X 2 = 248 df = 12 p = 0,000 #: EOFB = extra ocular foreign body *: IOFB = intra ocular foreign body EOFB sebesar 21,3%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar 14,0%. Pada kelompok usia > 40 tahun didapatkan jenis trauma yang paling banyak adalah trauma tajam sebesar 5,8%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar 5,2%. Terdapat hubungan antara jenis trauma dengan umur. (X 2 = 106, df = 12, p = 0,000). (Tabel 5) Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa dari 926 pasien, 63,3% mengalami trauma okuli di rumah, 20,6% di tempat kerja, dan 16,1% di jalan raya. yang paling banyak terjadi di rumah adalah trauma tumpul sebesar 21,3% diikuti oleh trauma tajam sebesar 15,7%, dan trauma kimia sebesar 12,6% dari total kejadian trauma. yang paling banyak terjadi di tempat kerja adalah trauma EOFB sebesar 12% diikuti oleh trauma tumpul sebesar 2,7%, dan trauma tajam sebesar 2,2% dari total kejadian trauma. yang paling banyak terjadi di jalan raya adalah trauma tajam sebesar 6,9%, diikuti oleh EOFB sebesar 5,6%, dan trauma tumpul sebesar 3,6% dari total kejadian trauma. Terdapat hubungan antara jenis trauma dengan lokasi kejadian trauma. (X 2 = 248, df = 12, p = 0,000). (Tabel 6) diskusi Trauma okuli merupakan penyebab kebutaan di dunia yang dapat di cegah, namun hanya sedikit sekali informasi karakteristik dan epidemiologi mengenai trauma okuli. Beberapa penelitian mengenai trauma okuli secara rinci melaporkan mengenai penyebab, keparahan dan akibat yang ditimbulkan, tetapi sangat sedikit yang melaporkan mengenai prevalensi maupun insidensi dari trauma
5 Djelantik: The Relation of Onset of Trauma and Visual Acuity 89 okuli. 2,3,4 Cumulative prevalence rate kebutaan akibat trauma pernah dilaporkan di Baltimore dan Australia dengan beberapa metode, yaitu berdasarkan data RS, data pasien di ruang rawat darurat, maupun population-based interview. 12,13 Penelitian ini menunjukkan bahwa trauma okuli merupakan penyebab kebutaan unilateral yang sangat penting. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan bahwa lakilaki (78,4%) lebih banyak mengalami trauma dibandingkan perempuan (21,6%). Kenyataan ini sesuai dengan penelitian lain di Australia, Madison, dan Baltimore yang menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak mengalami trauma okuli dibandingkan perempuan. 12,13 Pada penelitian lainnya, Nirmalan 2 juga mendapatkan 61,6% trauma okuli terjadi pada laki-laki. Wong 3 mendapatkan trauma okuli terjadi pada 20,0 per pada laki-laki dan 5,1 per pada perempuan. Vats 5 mendapatkan 55,6% trauma okuli terjadi pada laki-laki. Badrinath 14 mendapatkan perbandingan trauma okuli antara laki-laki dan perempuan adalah 5,4:1. Vasu 15 di India menyatakan bahwa 95% trauma okuli terjadi pada pria. Kemungkinan penyebabnya karena lakilaki lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan perempuan, hal ini berhubungan dengan gambaran pekerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Selain itu lakilaki umumnya melakukan kegiatan/pekerjaan yang lebih berisiko untuk terkena trauma dibandingkan perempuan. Pada penelitian ini didapatkan bahwa usia muda (15 40 tahun) merupakan kelompok yang banyak mengalami trauma (61,2%). Kenyataan ini sesuai dengan beberapa penelitian Wong 1 di Madison dan Katz 12 di Baltimore, mendapatkan bahwa usia di bawah 40 tahun merupakan usia yang memiliki risiko tinggi terhadap trauma. Sedangkan pada penelitiannya di Singapura, Wong 3 mendapatkan bahwa usia yang rentan terhadap trauma adalah usia antara tahun. Vats 5 mendapatkan 44,2% pasien yang mengalami tauma okuli berumur tahun. Badrinath 14 mendapatkan bahwa 2/3 dari total trauma okuli terjadi pada usia < 30 tahun. Vasu 15 di India menyatakan bahwa 79% trauma okuli terjadi pada usia antara tahun. Nash 16 pada penelitiannya di Amerika Serikat mendapatkan bahwa trauma okuli terjadi paling banyak pada usia tahun yaitu sebesar 64,6%. Krisnaiah 17 di India mendapatkan 35,9% trauma okuli terjadi pada usia tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena usia tersebut masih merupakan usia produktif dalam melakukan aktivitas fisik. 1,2,4 Trauma okuli umumnya mengenai satu mata tetapi keterlibatan kedua mata dapat pula terjadi. Penelian ini mendapatkan mata kanan (55,7%) lebih banyak daripada mata kiri (39,2%) maupun kedua mata (5,1%). Wong 1 melaporkan 72,2% trauma okuli mengenai mata kanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebanyakan penderita menggunakan tangan kanan untuk melakukan aktivitas. 1 Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar mata yang mengalami trauma okuli memiliki tajam penglihatan > 6/18 yaitu 64,4%, dan 12,2% mata memiliki tajam penglihatan < 3/60. Vats 5 mendapatkan 82,9% pasien-pasien dengan trauma okuli memiliki tajam penglihatan dengan koreksi > 20/60 dan 9,5% < 10/200. Nirmalan 2 melaporkan bahwa 27,2% mata yang mengalami trauma okuli memiliki tajam penglihatan > 6/18, dan 15,2% mata memiliki tajam penglihatan < 3/60, dan 57,6% sisanya mempunyai tajam penglihatan 6/18 3/60. Krisnaiah 17 mendapatkan 9,3% penderita trauma okuli memiliki tajam penglihatan < 3/60 saat pertama kali datang ke unit gawat darurat. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas mengenai hubungan antara onset kedatangan dengan tajam penglihatan. Pada penelitian ini didapatkan bahwa jenis trauma okuli yang paling banyak datang ke IRD RSUP Sanglah adalah trauma tumpul sebesar 26,2%, diikuti oleh EOFB sebesar 25,6%, dan trauma tajam 23,9%. Kenyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nirmalan 2 dan Badrinath 14 dalam penelitiannya di India menyatakan bahwa jenis trauma yang paling banyak terjadi adalah trauma tumpul masing-masing sebesar 54% dan 46,94%. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vats, 5 yang melakukan penelitian di Rural South Indian mendapatkan bahwa trauma okuli yang paling sering terjadi adalah EOFB sebesar 37,5%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar 29,2%, trauma tajam dan trauma termal masingmasing sebesar12,5%. Nash 16 mendapatkan trauma okuli yang paling sering terjadi adalah EOFB sebesar 16,2%, diikuti oleh trauma tajam sebesar 14,8%, dan trauma tumpul sebesar 13,1%. Wong 1 mendapatkan bahwa insiden trauma okuli paling banyak disebabkan berupa trauma tajam sebesar 65,2%. Pada penelitian ini didapatkan bahwa lokasi tempat terjadinya trauma sebagian besar adalah di rumah (63,3%), diikuti dengan di tempat kerja (21,3%), dan di jalan raya (15,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vatz 5 dan Nash. 16 Vats 5 mendapatkan 33,1% kejadian trauma okuli terjadi di rumah, dan 21,7% terjadi di tempat kerja. Nash 16 mendapatkan 34,7% trauma okuli terjadi di rumah. Sedangkan studi yang dilakukan oleh Nirmalan 2 dan Krisnaiah 17 menyatakan kebanyakan trauma okuli terjadi di tempat kerja masing-masing sebesar 41,7%, dan 55,9%. Pada penelitian ini didapatkan bahwa trauma okuli yang paling sering terjadi di rumah adalah trauma tumpul sebesar 21,3%, diikuti oleh trauma tajam sebesar 15,7%, jenis trauma okuli yang paling sering terjadi di tempat kerja adalah EOFB sebesar 12%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar 2,7%. Sedangkan jenis trauma okuli yang paling sering terjadi di jalan raya adalah trauma tajam sebesar 6,9%, diikuti oleh EOFB sebesar 5,6%. Nash 16 mendapatkan bahwa trauma okuli yang paling sering terjadi di rumah adalah EOFB sebesar 30,9%, diikuti oleh trauma tajam sebesar 25,7%, trauma okuli yang paling sering terjadi di tempat kerja adalah EOFB sebesar 66,8% diikuti oleh trauma tajam sebesar 6,8%, sedangkan trauma okuli yang paling sering terjadi di jalan adalah trauma tumpul sebesar 27,3%, diikuti oleh trauma tajam sebesar 14,6%. Yu 18 juga mendapatkan bahwa kebanyakan trauma okuli di Hongkong terjadi di tempat kerja, karena rendahnya tingkat keamanan pekerja di daerah industri dan rendahnya kedisiplinan pekerja dalam menggunakan kaca
6 90 Jurnal Oftalmologi Indonesia (JOI), Vol. 7. No. 3 Juni 2010: mata pengaman selama bekerja. Perumahan telah dikenal sejak lama sebagai tempat terjadinya trauma yang paling sering dengan penyebab yang tidak diketahui. Sedangkan adanya informasi pencegahan yang efektif dalam praktik kerja dapat menurunkan kejadian trauma okuli di tempat kerja. 15,16 memiliki kaitan yang erat dengan jenis komplikasi yang terjadi. Trauma tajam dapat menimbulkan komplikasi yang lebih banyak dibandingkan trauma lainnya dan dapat mengenai multiorgan, sedangkan trauma tumpul dapat menimbulkan komplikasi yang lebih berat, seperti perdarahan vitreus, perdarahan retrobulbar, fraktur orbita, hingga blow out fracture. 13,16 Hal ini sesuai dengan penelitian ini di mana komplikasi yang ditimbulkan oleh trauma tajam dan trauma tumpul dapat mengenai multi organ. Katz 12 dan McCarty 13 mendapatkan bahwa trauma kimia dan trauma fisik lebih banyak menimbulkan komplikasi pada kornea dan konjungtiva. Kenyataan ini sesuai dengan data yang didapatkan pada penelitian ini, yaitu bahwa komplikasi yang diakibatkan oleh trauma kimia dan fisik lebih banyak terjadi pada kornea. Trauma kimia menimbulkan komplikasi pada kornea sebesar 64,6%, yang berupa edema, erosi dan ulkus kornea. Sedangkan trauma fisik menimbulkan komplikasi pada kornea sebesar 71,5%. Penelitian oleh Vatz 5 di India memperlihatkan komplikasi kornea masih merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 41,8%. Kenyataan ini sesuai dengan pada penelitian ini, yaitu bahwa komplikasi terbanyak pascatrauma okuli adalah mengenai kornea, berupa erosi kornea sebesar 42,7% dan terendah adalah komplikasi pada tulang dan adnexa. Koval 19 mendapatkan bahwa 44,4% komplikasi terjadi pada kornea, 37,3% pada segmen anterior, dan 23,3% pada segmen posterior. Onset kedatangan pasien-pasien dengan EOFB memengaruhi komplikasi yang ditimbulkan, di mana semakin lama onset kedatangan, akan semakin memperberat komplikasi. 14,16 Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh pada penelitian ini, di mana pasien-pasien dengan EOFB yang datang ke RS Sanglah lebih dari 24 jam sejak kejadian trauma menimbulkan komplikasi berupa ulkus kornea, sedangkan pada pasien dengan onset kedatangan kurang dari 24 jam hanya menimbulkan komplikasi berupa erosi kornea. kesimpulan Terdapat hubungan antara onset kedatangan dengan tajam penglihatan saat pertama kali datang pada penderita trauma okuli di IRD RSUP Sanglah. daftar pustaka 1. Wong TY, Klein BEK, Klein R. The Prevalence and 5-year Incidence of Ocular Trauma. Ophthalmology 2000; 107: Nirmalan PK, Katz J, Tielsch JM, Robin AL, Thulasiraj RD, Krishnadas R, et al. Ocular Trauma in a Rural South Indian Population. Ophthalmology 2004; 111: Wong TY, Tielsch JM. A Population-Based Study on the Incidence of Severe Ocular Trauma in Singapore. Am J Ophthalmol 1999; 128: Macewen CJ, Ocular injuries JR. Coll. Surg. Edinb., 4 Oktober 1999, Vats S, Murthy GVS, Chandra M, Gupta SK, Vashist P, Gogoi M. Epidemiological study of ocular trauma in an urban slum population in Delhi, India. Indian J Ophthalmol 2008; 56: Prosedur standar diagnostik dan pengobatan/tindakan di bagian I.P. Mata FKUI/RSCM. Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Glynn RJ, Seddon JM, Berlin BM. The incidence of eye injuries in New England aults. Arch Ophthalmol 1988;106: Karlson TA, Klein BEK. The incidence of acute hospital-treated eye injuries. Arch Ophthalmol 1986; 104: Flynn TH, Fennessy K, Horgan N, Walsh B, O Connell E, Cleary P, Beatty S. Ocular injury in hurling. Br J Sports Med 2005; 39: Roy IS, Mitra JN, Saha PL, Chen SC. Management of lacerated injuries of the eye and its adnexa. Indian J Ophthalmol 1984; 32: Krishnan MW, Srinivasan R. Ocular injuries in union territory of Pondicherry-Visual outcome. Indian J Ophthalmol 1988; 36: Katz J, Tielsch JM. Lifetime prevalence of ocular injuries from the Baltimore Eye Surgery. Arch Ophthalmol 1993; 111: McCarty CA, Fu CLH, Taylor HR. Epidemiology of ocular trauma in Australia. Ophthalmology 1999; 106: Badrinath SS. Ocular trauma. Indian J ophthalmol 1987; 35: Vasu U, Vasnaik A, Battu RR, Kurian M, George S. Occupational open globe injuries. Indian J Ophthalmol 2001; 49: Nash EA, Margo CE. Patterns of emergency department visits for disorder of the eye and ocular adnexa. Arch Ophthalmol 1998; 116: Krisnaiah S, Nirmalan PK, Shamanna BR, Srinivas M, Rao GN, Thomas R. Ocular trauma in a rural population of southern India. Ophthalmology 2006; 113: Yu TSI. A case-control study of eye injuries in the workplace in Hongkong. Ophthalmology 2004; 111: Koval R, Teller J, Belkin M, Romem M, Yanko L, Savir H. The Israeli ocular injuries study. Arch Ophthalmol 1988; 106:
1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.
Pola trauma tumpul toraks non penetrans, penanganan, dan hasil akhir di Instalasi Rawat Darurat Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2014 Juni 2016 1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan
Lebih terperinciThe Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013
The Incidence of Conjunctivitis in Rural Hospital Compared with Urban Hospital 1 January-31 December 2013 Angka Kejadian Konjungtivitis di RS Pedesaan dibandingkan dengan RS Perkotaan 1 Januari -31 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trauma mata dari satu negara dengan negara lain berbeda dan bahkan di dalam. wilayah di negara yang sama pun bisa bervariasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma mata merupakan kerusakan yang mengenai jaringan mata. Jaringan mata yang dapat mengalami trauma adalah jaringan palpebra, konyungtiva, kornea, uvea, lensa,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012 31 DESEMBER 2012 Jason Alim Sanjaya, 2014, Pembimbing I : July Ivone, dr.,m.k.k.,mpd.ked.
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN KATARAK SENIL DAN KOMPLIKASI KEBUTAAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KATARAK SENIL DAN KOMPLIKASI KEBUTAAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011 Lukas Jesse Tangguh, 2012, Pembimbing I : L. K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes
Lebih terperinci5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi
DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciPREVALENSI FRAKTUR HUMERUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN APRIL 2015 DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI FRAKTUR HUMERUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PADA BULAN APRIL 2015 DESEMBER 2016 Latar belakang : Fraktur merupakan penyebab tingginya angka kecatatan di seluruh dunia. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari sebuah benda difokuskan di depan retina pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Jennifer Christy Kurniawan, 1210134 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011
ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011 Adelia, 2012, Pembimbing 1: Laella K.Liana, dr., Sp.PA., M.Kes Pembimbing 2: Hartini Tiono, dr.,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN
FAKTOR RISIKO MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2011-2014 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciRelationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar Putri Mastini 1,2, N.T. Suryadhi 2,3,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan jaringan yang tidak memiliki pembuluh darah (avaskular). Kornea berfungsi sebagai membran pelindung
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2013 31 DESEMBER 2013 Amanda Haryanto, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes.
Lebih terperinciKata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia
ABSTRAK GAMBARAN KASUS PREEKLAMPSIA YANG DITANGANI SECARA KONSERVATIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR BALI SELAMA TAHUN 2013 Latar belakang: Kasus Preeklampsia merupakan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008
ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 Christian, 2009 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2011 2013 Kasus kusta di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan Negara lain. Angka kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciKualitas Visum et Repertum Perlukaan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu Periode 1 Januari Desember 2013
Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu Periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 Dedi Afandi 1, Tuti Restuastuti 2, Winda Kristanti 3 ABSTRACT Visum et Repertum (VeR)
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah
ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, Sinusitis adalah peradangan pada membran
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bells Palsy adalah kelumpuhan atau kerusakan pada nervus facialis VII. Gejala tampak pada wajah, jika berbicara atau berekspresi maka salah satu sudut wajah tidak ada
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN
ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN 2007-2010 Richo Basthian, 2011 Pembimbing I : Budi Widyarto,dr,.M.H. Pembimbing II : Freddy Tumewu A,dr.,M.S.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki
Lebih terperinciPREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H
PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh: LIEW KOK LEONG
Lebih terperinciPREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL
PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2014 Oleh: ZAMILAH ASRUL 120100167 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 205 juta jiwa, sedangkan
Lebih terperinciKECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 24 KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK Venesia Pengan 2 Harry J.G. Sumual 2 Laya M. Rares Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciI KOMANG AGUS SETIAWAN
TESIS USIA LEBIH DARI 45 TAHUN, JUMLAH LEKOSIT, RIWAYAT KONSUMSI ALKOHOL DAN KONSUMSI OBAT NSAID SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA ULKUS PEPTIKUM PERFORASI DI BAGIAN BEDAH RSUP SANGLAH I KOMANG AGUS SETIAWAN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Curriculum Vitae Nama : Divika Silvana Tempat / tanggal lahir : Binjai, 21 Nopember 1992 Pekerjaan Agama Alamat : Mahasiswi : Hindu : Jl. Sekip gg. Sederhana no. 11 a Medan Nomor Telepon : 0811647710 Orang
Lebih terperinciABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah
ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 50 juta orang buta di dunia saat ini dan hampir 90%-nya berada di negara berkembang,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE 2006-2010 Sahala Triyanto S,2012. Pembimbing I : Budi Widyarto Lana,dr., M.H. Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 Ida Ayu Komang Trisna Bulan, 2015 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA (K). Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Di Inggris misalnya, setiap tahun sekitar 100.000 kunjungan pasien
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciKarakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode
Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode 2011-2013 Nyoman Ari Yoga Wirawan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006
ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006 Mayasari Indrajaya, 2007. Pembimbing : Penny Setyawati M.,dr.,Sp.PK.,M.Kes. Benign Prostatic Hyperplasia
Lebih terperinciGAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK
1 GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 Putu Ugi Sugandha 1, AA Wiradewi Lestari 2 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mata merupakan salah satu organ indera yang menjadi sarana masuknya informasi untuk selanjutnya diproses oleh otak. Mata berperan penting bagi manusia, melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER GRADE I DAN II PADA ANAK 0 14 TAHUN DI RSUD PROF. W. Z. JOHANNES KUPANG PERIODE JANUARI DESEMBER 2007 Yasinta Adolfina Making. 2009. Pembimbing I :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah mata merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena mata
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah mata merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena mata merupakan organ sensoris yang sangat vital. Delapan puluh persen informasi diperoleh dari penglihatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif analitik dengan melihat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif analitik dengan melihat rekam medis pasien katarak senilis pascaoperasi fakoemulsifikasi di Rumah Sakit PKU
Lebih terperinciABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009
ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,
Lebih terperinciPerbedaan Tajam Penglihatan Pra dan Pasca Bedah Katarak dengan Uveitis
Ophthalmol Ina (2015) 41:1 89 Original Article Perbedaan Tajam Penglihatan Pra dan Pasca Bedah Katarak dengan Uveitis Ronny Gushalf, Erna Tjahyaningtyas, Budiman Department of Ophthalmology, Faculty of
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan kelemahan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan kelemahan fungsi jantung dimana jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan ditubuh.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada saluran empedu atau bisa pada keduanya. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KOAGULOPATI DAN KADAR SERUM LAKTAT SEBAGAI INDIKATOR MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA KASUS MULTIPEL TRAUMA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Eka Prasetia Wijaya 1, Chairiandi Siregar 2
Lebih terperinciGambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012
Gambaran Infeksi di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012 Nugraheni Maraelenisa Letelay 1, Ellya Rosa Delima 2 1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Putu Giani Anabella Bestari Putri 1, I Wayan Eka Sutyawan 2, AA Mas Putrawati Triningrat 2
E-JURNAL Putu MEDIKA, Giani VOL. Anabella 7 NO. Bestari 1, JANUARI, Putri, 2018 I Wayan : 16 Eka - 21Sutyawan, AA Mas Putrawati Triningrat (Karakteristik penderita glaukoma...) ISSN: 2303-1395 Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terminologi kebutaan didefenisikan berbeda beda di setiap negara seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Terminologi kebutaan didefenisikan berbeda beda di setiap negara seperti kebutaan total, kebutaan ekonomi, kebutaan hukum dan kebutaan Sosial. Publikasi WHO pada tahun
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.
ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2008-31 DESEMBER 2008 Sherly, 2009; Pembimbing I Pembimbing II : Sri Nadya J Saanin, dr., M.Kes : July Ivone, dr.,m.s.mpd.ked
Lebih terperinciJUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014
JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan Melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN PASCA OPERASI KATARAK SENILIS DI RSUP. DR. KARIADI SEMARANG PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2007 (Antara Operator Dokter Spesialis Mata dan Calon Dokter Spesialis Mata Tahap
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Renaldy, 2010 Pembimbing I :dr. Sri Nadya Saanin M.Kes Pembimbing II :dr. Evi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Veronica Shinta Setiadi, 2016. Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH Pembimbing II :
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005
ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Annisa Nurhidayati, 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : July Ivone, dr.,mkk.,m.pd.ked. : Triswaty
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE 2011-2012 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2015 Ira D. Pawa, Jootje M. L. Umboh, Budi T. Ratag * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciKata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease
ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP DIABETIC KIDNEY DISEASE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE OKTOBER 2010 SEPTEMBER 2011 Widyasanti, 2012; Pembimbing I : dr. Sylvia Soeng, M.Kes Pembimbing II : Dra.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE 2016 Jones Vita Galuh Syailendra, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Budi Widyarto, dr.,
Lebih terperinciKELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU
Jurnal e-clinic (ecl), Volume, Nomor, Juli 014 KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU 1 Richard Simon Ratanna Laya M. Rares 3 J. S. M. Saerang 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan. akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat dekat yang dapat menyebabkan kelainan pada mata seperti rabun jauh atau
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011 Ferry Budiwan, 2013 Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, J. dr.,
Lebih terperinciPREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.
PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : FATHIRAH AINA BT. ZUBIR NIM : 070100405 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S
Lebih terperinciPERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA OPERASI IRIDEKTOMI PERIFER DAN LASER IRIDOTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT PERIODE 1 JANUARI 2004
PERBEDAAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA OPERASI IRIDEKTOMI PERIFER DAN LASER IRIDOTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP AKUT PERIODE 1 JANUARI 2004 31 DESEMBER 2007 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG ARTIKEL
Lebih terperinciGambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012
Gambaran Penderita di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Fortunata, July Ivone, Dedeh Supantini Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl.
Lebih terperinciTruly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciKata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :
Lebih terperinciPERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI
PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RIMA AGHNIA
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 31 TAHUN DI RSUD KARANGANYAR
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 10+2 MINGGU DENGAN BLIGHTED OVUM DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyusun sebagian Persyaratan Ujian Akhir
Lebih terperinciPERBEDAAN BAKTERIURIA PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DENGAN VOLUME PROSTAT TINGGI DAN TIDAK TINGGI SKRIPSI
PERBEDAAN BAKTERIURIA PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DENGAN VOLUME PROSTAT TINGGI DAN TIDAK TINGGI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Multazam Hanif G0012141
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciCharacteristics and Management of Pediatric Ocular Trauma
74 Ophthalmol Ina (2015) 41:1 Original Article Characteristics and Management of Pediatric Ocular Trauma Laila Wahyuni, Maya Sari, Arief S Kartasasmita Department of Ophthalmology, Faculty of Medicine,
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Albert Jonathan, 2013 Pembimbing 1 : Oeij Anindita Adhika, dr., M.kes Pembimbing 2 : Sri Utami Sugeng, Dra.,
Lebih terperinciABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.
ABSTRAK PERBANDINGAN RISIKO KOMPLIKASI IBU DAN BAYI PADA KEHAMILAN REMAJA DENGAN USIA REPRODUKSI SEHAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MEI 2009-MEI 2012 Audylia Hartono. 2012.Pembimbing I : Rimonta
Lebih terperinci