PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA 18 FLT (FLOROTIMIDIN) UNTUK DETEKSI KANKER BERDASAR PADA METABOLISME DNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA 18 FLT (FLOROTIMIDIN) UNTUK DETEKSI KANKER BERDASAR PADA METABOLISME DNA"

Transkripsi

1 0594: Purwoko dkk. KO-57 PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA 18 FLT (FLOROTIMIDIN) UNTUK DETEKSI KANKER BERDASAR PADA METABOLISME DNA Purwoko, Maskur, Chaeruman, dan Yono Sugiarto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka - PRR BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Gd. 11, Setu Tangerang Selatan purwk@batan.go.id, purbatan2000@yahoo.com Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Positron Emmission Tomography (PET) adalah suatu teknik pencitraan menggunakan radiofarmaka pemancar positron untuk mengidentifikasi kanker dengan mengukur aktivitas metabolisme sel sel di dalam tubuh. Radiofarmaka PET adalah radiofarmaka biomolekul yang mengandung radionuklida pemancar positron seperti senyawa 3f-deoksi-3f- [ 18 F] Florotimidin atau 18 FLT. Senyawa 18 FLT adalah senyawa turunan timidin analog penyusun DNA yang apabila masuk ke dalam sel akan mengalami metabolisme hingga terbentuk DNA yang dikatalis oleh enzim timidin kinase I(TK 1). Namun berbeda untuk sel tumor atau kanker 18 FLT tidak diproses lebih lanjut ke DNA akan tetapi berhenti serta terperangkap di dalam sel tumor atau kanker dan meninggalkan jejak metabolit yang memancarkan emisi positron sehingga dapat dimanfatkan untuk deteksi kanker atau tumor imaging. Telah dilakukan penelitian dan pengembangan radiofarmaka 18 FLT yang dimulai dari studi penandaan dingin yaitu sintesa FLT menggunakan Flor non-radioaktif terhadap prekursor FLT kemudian diujicobakan dengan penandaan panas menggunakan 18 Flor radioaktif. Sintesa 18 FLT dilakukan dengan pendekatan dari metoda literatur melalui reaksi florinasi nukleofilik menggunakan 18 Flor pada suhu 160 C selama 30 menit terhadap senyawa 5f-O-(4,4f-Dimetoksitrifenilmetil)-2,3- anhidrotimidin dengan katalisator kriptofik 2.2.2, dilanjutkan dengan hidrolisa menggunakan HCl sambil dipanaskan pada suhu 100 C selama 10 menit, kemudian dinetralkan dengan NaOH dan dilakukan pemurnian dengan sistim kartrid tunggal Alumina-N sebagai pengganti pemurnian dengan HPLC. Hasil dari pemurnian akan diperoleh 18 FLT kemurnian tinggi yang akan digunakan untuk preparasi sediaan radiofarmaka 18 FLT. Preparasi sediaan radiofarmaka 18 FLT telah dilakukan empat kali di ruang aseptik klas A di bawah aliran udara laminair dan pengujian kualitas serta karakterisasi dilakukan dengan cara kromatografi HPLC dan TLC scanner, hasilnya menunjukkan bahwa telah diperoleh sediaan 18 FLT berupa larutan jernih bebas partikel dengan ph: 6,0-7,5, kemurnian radiokimia 97,93 ± 1,48 %, steril dan bebas pirogen serta memenuhi persyaratan sebagai sedian radiofarmaka injeksi dengan perolehan 8,1875 ± 1,5415 % (tanpa koreksi umur paro) dan waktu proses selama 73 ± 4 menit. Kata Kunci: Pengembangan Radiofarmaka, PET, 18 FLT, Deteksi Kanker I. PENDAHULUAN Penyakit kanker adalah penyakit mematikan yang dapat menyerang siapapun, menurut catatan dari Kementerian Kesehatan RI penderita kanker setiap tahunnya diperkirakan mencapai penderita baru. [1] Radiofarmaka PET adalah radiofarmaka dari senyawa biomolekul yang ditandai dengan radionuklida pemancar positron seperti 18 Flor sehingga dapat digunakan untuk mengukur aktivitas metabolisme sel sel di dalam tubuh dan dapat dimanfaatkan untuk deteksi kanker menggunakan kamera Positron [2, 6] Emmission Tomo graphy (PET). Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka PRR-BATAN sejak tahun 2004 telah mengembangkan radiofarmaka PET 2f-( 18 F) Florodeoksi glukosa atau 18 FDG untuk deteksi tumor/kanker berdasar pada metabolisme glukosa di dalam tubuh. Di Indonesia era PET dimulai pada tahun 2010 oleh sebuah Rumah Sakit swasta di Jakarta yang memiliki kamera PET lengkap dengan mesin siklotron dan alat modul sintesa otomatik untuk proses 18 FDG dan hingga kini sudah ada tiga buah Rumah Sakit yang dilengkapi dengan fasilitas tersebut. Penggunaan 18 FDG telah umum serta luas digunakan untuk deteksi kanker meskipun tidak spesifik, sedang 18 Flor dipilih oleh karena memiliki umur paro 110 menit dan cukup ideal untuk diagnosa menggunakan kamera PET. Pengembangan radiofarmaka PET selanjutnya adalah 3f( 18 F) Florodeoksitimidin atau 18 FLT, senyawa

2 KO-58 tersebut adalah turunan timidin yang dapat digunakan untuk deteksi tumor atau kanker berdasar pada metabolisme DNA. Senyawa 18 FLT apabila masuk ke dalam sel akan mengalami fosforilisasi oleh enzim timidin kinase I (TK I) dan diproses sampai DNA. Namun tidak demikian halnya untuk sel tumor atau kanker, adanya unsur 18 Flor yang mensubtitusi gugus OH yang terikat atom C pada posisi 3f akan mencegah proses metabolisme berlanjut sampai DNA dan ion 18 FLT-MP yang telah terbentuk akan terperangkap di dalam sel tumor atau kanker sehingga meninggalkan jejak metabolit yang memancarkan emisi positron dan dapat dimanfaatkan untuk pengukuran laju pertumbuhan sel tumor/kanker atau untuk tumor imaging menggunakan kamera [2, 4, 5] PET. Pengembangan Radiofarmaka 18 FLT akan diawali dengan sintesa dan karakterisasi 18 FLT, sintesa dilakukan dengan metoda literatur sesuai dengan prosedur dari Blocher A. et al. [2] dengan melakukan pengembangan dalam metoda pemurnian 18 FLT yakni menggunakan kartrid tunggal Alumina-N sebagai pengganti metoda pemurnian dengan HPLC yang dipandang tidak praktis dan rumit, terlebih apabila di kemudian akan dikembangkan metoda sintesa menggunakan modul sintesa automatik. Percobaan pertama yang akan dilakukan adalah uji coba penandaan dingin terhadap prekursor FLT menggunakan Flor non radioaktif, hasilnya akan dijadikan model dalam penandaan panas menggunakan 18 Flor radioaktif. Radionuklida 18 Flor diperoleh dari penembakan proton terhadap bahan sasaran H 2 O diperkaya) 18 O di dalam mesin Siklotron melalui reaksi inti 18 O (p,n) 18 F. [?] Ada tiga prekursor turunan timidin yang dapat digunakan sintesa 18 FLT yakni 5f-O-(4,4f-dimetoksitripenilmetil)-2,3f anhidrotimidin atau DMTr-2,3f anhidrotimidin, 5f-O-(4,4f-dimetoksitripenilmetil)- 3f-O-nosiltimidin dan 3-N-Boc-5f-O-(4,4f-dimetoksi tripenilmetil)-3f-o-nosiltimidin. [5, 6] Namun dalam penelitian ini akan digunakan prekursor DMTr-2,3f anhidrotimidin dengan pertimbangan bahwa secara teoritis pengotor yang akan dihasilkan lebih sedikit sehingga mempermudah dalam cara pemurnian. Senyawa 18 FLT dapat diperoleh melalui dua tahap reaksi yakni florinasi nukleofilik terhadap DMTr-2,3f anhidrotimidin dengan katalisator kriptofix dan kemudian hidrolisa dengan HCl untuk menghilangkan gugus pelindung yaitu DMTr serta netralisasi. Pemurnian 18 FLT dimaksudkan untuk menghilangkan pengotor kimia maupun radiokimia dan akan dilakukan dengan cara kromatografi menggunakan kartrid tunggal Alumina-N. Proses preparasi sediaan radiofarmaka 18 FLT dilakukan secara aseptis dalam ruang bersih clean room klas 0594: Purwoko dkk. A di bawah aliran udara laminair, menggunakan bahan dan peralatan yang steril serta bebas pirogen. Proses sterilisasi larutan dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan penyaring bakteri yang steril dan bebas pirogen. Pengujian kualitas sebagai sediaan radiofarmaka 18 FLT dilakukan sesuai ketentuan serta persyaratan dari US Pharmacope yaitu dengan pemeriksaan fisik seperti kejernihan larutan, ph larutan, pengujian kemurnian kimia, pengujian kemurnian radiokimia dan pengujian mikrobiologi. Pengujian kemurnian kimia dan radiokimia 18 FLT dimaksudkan untuk melihat jumlah pengotor kimia dan radiokimia dan dilakukan dengan mengamati hasil kromatogram dari analisa HPLC kemudian dibandingkan dengan standar FLT dan hasil TLC scanner. Pengujian mikrobiologi dimaksudkan untuk melihat sterilitas dan apirogenitas dari sediaan 18 FLT, uji sterilitas dilakukan dengan menggunakan media pertumbuhan bakteri dan jamur sedangkan uji apirogenitas dilakukan dengan pengujian bakteri endotoksin menggunakan pereaksi Limulus Amoebocyte Lysate atau LAL. Sebagai sediaan radiofarmaka injeksi maka sediaan larutan 18 FLT harus memenuhi persyaratan sesuai US Pharmacope yakni larutan harus jernih bebas partikel, ph larutan harus sesuai ph darah antara 5,5-7,5, mempunyai kemurnian radiokimia lebih dari 95%, steril dan bebas pirogen. Dalam makalah ini akan dilaporkan tentang hasilhasil yang telah diperoleh serta pembahasan dan kesimpulan sebagai hasil akhir dari kegiatan penelitian ini. II. METODOLOGI A. Bahan dan Peralatan Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah 5f-O-(4,4f-dimetoksitritil)-2,3fanhidrotimi din dari ABX, Kriptofix 2,2,2, asetonitril, Dimetil sulfoksida (DMSO), K 2 CO 3, semuanya berasal dari Aldrich dengan tingkat kemurnian analisa, sedangkan bahan lainya seperti NaOH, NaF, HCl berasal dari E. Merck. Untuk gas nitrogen diperoleh dari perdagangan lokal dengan kemurnian High purity. Untuk pengujian sterilitas digunakan bahan media untuk pertumbuhan bakteri seperti Fluid Thioglycolate (FTG) dan Trypton Soy Broth (TSB) produk dari Diffco. Bahan radionuklida 18 Flor radioaktif diperoleh dari mesin Siklotron Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dengan cara penembakan proton terhadap bahan sasaran H 2 O diperkaya 18 O melalui reaksi inti 18 O (p,n) 18 F. Peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain adalah peralatan gelas seperti vial V ukuran 5 ml, syringe 3 ml, Kartrid Alumina-N dari E.Merck, heater block untuk pemanasan dan gas N 2. Peralatan instrumen HPLC (Shimadzu) yang dilengkapi detektor radioaktif serta detektor UV akan digunakan untuk

3 0594: Purwoko dkk. KO-59 penentuan kemurnian kimia dan radiokimia dan TLCscanner Bioscan akan digunakan untuk menentukan kemurnian radiokimia. Alat pembaca reader yang telah dilengkapi software dari Charles-River Laboratories serta kartrid untuk pengujian endotoksin. B. Tata kerja B-1. Sintesa 18 FLT Senyawa 18 FLT diperoleh dari reaksi antara prekursor DMTr- 2,3f anhidrotimidin dengan 18 Flor dengan cara sebagai berikut: Ke dalam vial V ukuran 5 ml dimasukkan sejumlah larutan 18 Flor hasil elusi kartrid QMA dengan 1,0 ml larutan asetonitril 90% yang telah mengandung 15 mg kriptofik 2,2,2 dan 3,5 mg K 2 CO 3. Vial yang telah berisi campuran dari larutan tersebut dimasukkan ke dalam heater block dan dipanaskan pada suhu 100 C (sambil dialiri gas nitrogen) hingga kering, tambahkan 1 ml asetonitril dan dipanaskan kembali hingga kering (penambahan 1 ml asetonitril di ulangi hingga 3 kali dimaksudkan agar penguapan air secara azeotrop sempurna dan terbentuk kriptand). Ke dalam vial V yang terdapat kriptand (kriptofix K-F) dimasukkan larutan DMTr- 2,3f anhidrotimidin 20 mg/1.0 ml DMSO dan dipanaskan pada suhu 160 C (sambil dialiri gas nitrogen) selama 30 menit ke dalam heater block untuk reaksi penandaan, kemudian dihentikan dan suhu dibiarkan turun hingga C. Setelah dingin ditambahkan 600 µl larutan HCl 1,0 N sambil dipanaskan pada suhu 100 C (sambil dialiri gas nitrogen) selama 10 menit untuk hidrolisa, kemudian dihentikan dan suhu dibiarkan turun hingga suhu kamar, larutan dinetralkan dengan menambahkan larutan NaOH 1,0 N atau 0,1 N hingga ph antara 5,5-7,5. Reaksi kimia dari sintesa 18 FLT dapat dilihat pada GAMBAR 1 pada Bab hasil dan pembahasan. Larutan 18 FLT netral diambil dan dimasukkan ke dalam vial ukuran 10 ml, diencerkan dengan akuabides hingga volume 5 ml yang selanjutnya akan dilakukan pemurnian menggunakan kartrid Alumina-N. B-2. Pemurnian 18 FLT Pemurnian 18 FLT dilakukan dengan cara sebagai berikut: Diambil seluruh larutan 18 FLT netral encer kemudian dilewatkan melalui kartrid tunggal Aluminanetral dan ditampung dalam vial 10 ml, dicuci dengan cara melewatkan 5,0 ml akuades dan ditampung serta digabungkan ke dalam vial 10 ml, hasilnya diukur radioaktivitasnya dengan alat dose calibrator dan dicuplik untuk ditentukan kemurnian kimia ataupun kemurnian radiokimianya. B-3. Preparasi sediaan radiofarmaka 18 FLT Preparasi radiofarmaka 18 FLT dilakukan di ruang aseptis clean room klas A dengan bahan serta peralatan yang steril serta mengikuti prosedur bekerja di ruang steril. Larutan 18 FLT hasil pemurnian dilakukan sterilisasi menggunakan penyaring bakteri 0.22 µm dan ditempatkan dalam vial steril. Kemudian hasil dari sterilisasi dicuplik ml ditempatkan di dalam vial steril untuk dilakukan uji kualitas sebagai sediaan radiofarmaka. Data hasil dari empat kali preparasi 18 FLT dapat dilihat pada TABEL 1. B-4. Pengujian kualitas sediaan radiofarmaka 18 FLT Pengujian fisik kejernihan serta ph larutan Pengujian fisik berupa pengamatan langsung di bawah sinar lampu terang terhadap larutan dan diamati dari kemungkinan adanya partikel, sedangkan ph larutan ditentukan dengan menggunakan indikator universal kertas ph, persyaratan ph larutan sebagai sediaan injeksi adalah antara 5,5-7,5. Pengujian kemurnian kimia dan radiokimia 18 FLT dengan alat HPLC Diambil dengan pipet 100 µl larutan 18 FLT kemudian dimasukkan ke dalam mikrotube 2,0 ml, kemudian ditambahkan 400 µl larutan asetonitril. Larutan digetarkan dengan alat vortex selama 30 detik hingga larut sempurna, disaring dengan filter 0,45 µm, kemudian diambil 20 µl larutan contoh diinjeksikan ke dalam sistim injektor HPLC (Shimadzu) dan dielusi dengan kondisi sebagai berikut: Kolom : µ-bondapak C-18 (0,8 cm diameter dalam 30 cm panjang, SS) Fasa gerak : asetonitril Kecepatan aliran : 1,0 ml/menit. Dengan cara yang sama dilakukan pula terhadap standar FLT non radioaktif sebagai pembanding. Data hasil kromatogram HPLC antara absorbansi terhadap waktu retensi dari masing-masing contoh dapat dilihat pada GAMBAR 2 dan GAMBAR 3 pada Bab hasil dan pembahasan. Pengujian kemurnian radiokimia 18 FLT dengan TLC scanner Ke dalam tabung gelas diameter 10 cm dan tinggi 25 cm, dimasukkan 30 ml larutan campuran dari CH 2 Cl 2 dan CH 3 OH (9 : 1, v/v) sebagai larutan pembawa. Pada fasa diam berupa strip plastik silika ukuran 1,5 x 15 cm, ditotolkan larutan contoh 18 FLT tepat pada titik berjarak 3 cm dari ujung bagian bawah dan dibuat triplo, dengan cara yang sama ditotolkan larutan 18 Flor sebagai pembanding. Kemudian seluruh strip silika tersebut dimasukkan ke dalam tabung gelas yang telah berisi larutan pembawa dengan cara menggantungkan pada tutup tabung

4 KO : Purwoko dkk. GAMBAR 2: Kromatogram standar FLT non-radioaktif GAMBAR 1: Skema reaksi sintesa 18 FLT yang dilengkapi pengait hingga ujung bagian bawah dari strip silika menyentuh dan kurang lebih 1.0 cm masuk ke dalam larutan pembawa, tunggu selama 20 menit sehingga larutan pembawa akan naik kurang lebih mencapai cm, kemudian diangkat dan digantungkan hingga kering. Masing-masing strip silika yang telah kering kemudian dicacah dengan alat TLC scanner. Data hasil kromatogram dari TLC scanner dapat dilihat pada GAMBAR 4 dan GAMBAR 5 pada Bab hasil dan pembahasan. Pengujian sterilitas sediaan radiofarmaka 18 FLT Ke dalam tabung tabung steril yang berisi larutan steril media pembenihan bakteri Fluid Thioglycolate (FTG) dan Trypton Soy Broth (TSB) dimasukkan 1,0-2,0 ml larutan contoh 18 FLT hasil preparasi, kemudian tabung di tutup dan diinkubasikan di dalam inkubator pada suhu C dan C selama 6 hari. Setiap hari diamati sampai pada hari ke enam dan apabila terdapat koloni bakteri yang tumbuh maka sediaan dinyatakan tidak steril. Uji sterilitas dilakukan di dalam ruang khusus yang steril di bawah aliran udara laminair serta mengikuti prosedur bekerja di ruang steril. Pengujian apirogenitas sediaan radiofarmaka 18 FLT Pengujian apirogenitas dilakukan dengan pengujian bakteri endotoksin menggunakan pereaksi Limulus Amebocyte Lysate atau LAL dengan model cartridges for endotoxin detection lengkap dengan alat pembacaan reader serta softwarenya. Ke dalam kartrid yang terdapat 4 tempat sampel, masing-masing di teteskan 25 µl larutan contoh 18 FLT hasil preparasi, kemudian dimasukkan ke dalam alat pembaca reader yang telah dilengkapi software yang dapat membaca hasil pengujian dan dibandingkan dengan standar dalam satuan endotoksin atau eu. Sebagai sedian injeksi jumlah endotoksin yang dipersyaratkan harus kurang dari 12,5 eu/ml. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Senyawa 18 FLT dapat diperoleh melalui dua tahap reaksi yaitu reaksi antara prekursor 5 -O-(4,4 - dimetoksi tripenil metil)-2,3 anhidrotimidin atau DMTr-2,3f anhidrotimidin dengan 18 Flor melalui reaksi florinasi nukleofilik dengan katalisator kriptofix 2.2.2, kemudian dilanjutkan dengan hidrolisa menggunakan HCl sesuai skema reaksi pada GAMBAR 1. Reaksi florinasi dilakukan pada suhu 160 C selama 30 menit dengan menggunakan pelarut DMSO (Dimetil sulfoksida), pelarut ini dipilih oleh karena merupakan salah satu pelarut aprotik yang mempunyai titik didih yang tinggi sehingga sesuai digunakan untuk penandaan suhu tinggi. Penggunaan pelarut aprotik dimaksudkan agar tidak terjadi ikatan hidro-

5 0594: Purwoko dkk. KO-61 gen dengan atom Oksigen anhidro sehingga memudahkan masuknya atom 18 Flor pada atom C posisi 3 pada molekul gula. Florin mempunyai energi hidrasi tinggi sedemikian sehingga air tidak cocok digunakan sebagai pelarut bahkan harus dihilangkan sama sekali, oleh karena itu pada pembentukan kriptand dilakukan penguapan sampai tiga kali untuk memastikan bahwa air telah hilang. Pada prekursor DMTr-2,3f anhidrotimidin atom C posisi 5 pada molekul gula dilindungi oleh gugus dimetoksitripenilmetil (DMTr), hal ini dimaksudkan agar pada posisi tersebut tidak terjadi florinasi, sehingga reaksi florinasi nukleofilik diarahkan pada atom C posisi 3 yang menjadi pusat elektofilik dan katalis kriptofix serta pelarut DMSO akan membantu terbentuknya senyawa 18 FLT. Senyawa kriptofix adalah ester siklik bentuk mahkota yang akan berikatan dengan ion K + yang berasal dari K 2 CO 3, berperan sebagai qounter ion untuk anion 18 F- sehingga terbentuk senyawa kriptand yang akan meningkatkan reaktivitas florinasi tetapi tidak menggangu reaksi. Hasil reaksi florinasi tahap pertama diperoleh DMTr- 18 FLT yaitu 18 FLT yang masih mengandung gugus pelindung DMTr, untuk menghilangkan gugus tersebut maka dilakukan hidrolisa menggunakan larutan asam HCl 1,0 N. Untuk mempercepat reaksi hidrolisa dilakukan pemanasan pada suhu 100 C selama 10 menit. Hasil dari reaksi hidrolisa diperoleh 18 FLT yang masih mengandung pengotor yang berasal dari sisasisa pereaksi dan hasil samping dari reaksi penandaan maupun hidrolisa, oleh karena itu harus dilakukan pemurnian. Pemurnian 18 FLT pada umumnya dilakukan menggunakan cara kromatografi HPLC, dengan cara ini 18 FLT sebagai eluat ada di dalam pelarut organik yang tak dapat diinjeksikan ke tubuh manusia. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan cara lain yaitu menggunakan sistim kartrid tunggal alumina-n sehingga 18 FLT ada dalam pelarut air dan dapat sebagai larutan injeksi. Dengan kartrid alumina-n saja diharapkan dapat menghilangkan pengotor seperti CO 3, pengotor kationik seperti DMTr dan lainnya, sehingga 18 FLT ada dalam pelarut air yang dapat diinjeksikan ke dalam tubuh manusia. A. Karakterisasi 18 FLT Karakterisasi 18 FLT dilakukan dengan menggunakan alat kromatografi HPLC yang dilengkapi detektor UV/Vis dan detektor radioaktif gamma. Dengan alat ini suatu senyawa atau campuran dari senyawa dapat diketahui dan dibedakan berdasarkan polaritas serta afinitasnya terhadap fasa geraknya yang dinyatakan dalam satuan waktu retensi dan dideteksi dengan detektor UV/Vis dan detektor radioaktif gamma. Prinsip serupa dapat dilakukan dengan cara lebih sederhana, yakni cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT), media fasa diammya digunakan kertas atau plastik dan fasa geraknya pelarut organik, perbedaan retensinya dideteksi dengan alat TLC scanner yang dilengkapi detektor radioaktif gamma. Rasio dari area sesuai waktu retensi dari masingmasing senyawa dapat digunakan untuk menentukan kuantitatif atau prosentase dari masing-masing senyawa sehingga kemurnian kimia atau radiokimia suatu senyawa dapat diketahui dengan metoda tersebut. Data kromatogram HPLC dari masing-masing pengamatan dapat dilihat pada GAMBAR 2 dan GAM- BAR 3. Data kromatogram TLC scanner dari masing-masing pengamatan dapat dilihat pada GAMBAR 4 dan GAM- BAR 5. Dari GAMBAR 2 di atas, menunjukkan bahwa kromatogram standar FLT (detektor UV) mempunyai puncak dominan pada retensi 11,680 menit (98,4%) dan 24,393 menit (1,6%). Sedang pada GAMBAR 3 tampak bahwa kromatogram 18 FLT (detektor UV) menunjukkan puncak tunggal pada retensi 11,663 menit (100%) sedangkan dengan detektor gamma menunjukkan puncak dominan pada retensi 11,700 menit (97,6 %) serta tampak adanya puncak rendah pada retensi 3,990 menit (2,4%) yang kemungkinan besar merupakan puncak dari 18 Flor bebas sehingga dapat dikatakan bahwa 18 FLT mempunyai kemurnian radiokimia yang tinggi, lebih dari 95 %. Dari detektor UV/Vis tidak tampak adanya puncakpuncak pengotor kimia sehingga dapat dikatakan bahwa 18 FLT mempunyai kemurnian kimia yang tinggi. Dari GAMBAR 2 dan GAMBAR 3 tampak adanya konsistensi antara puncak standar FLT non-radioaktif dengan puncak-puncak 18 FLT baik yang ditangkap dengan detektor radioaktif gamma maupun detektor UV yakni pada retensi sekitar 11,600. Dengan demikian dapat diyakini bahwa hasil karakterisasi HPLC seperti yang ditunjukkan pada GAMBAR 3 dipastikan adalah 18 FLT. Data kromatogram hasil dari TLC scanner yang ditunjukkan pada GAMBAR 4 dan GAMBAR 5 di atas. 18 Flor mempunyai RF pada 0,173 sedangkan pada 18 FLT mempunyai RF pada 0,526 dan tidak tampak adanya puncak RF untuk 18 Flor maupun RF untuk DMTr- 18 FLT (RF:0,9) sehingga dapat disimpulkan bahwa 18 FLT hasil preparasi mempunyai kemurnian radiokimia tinggi lebih dari 95 %. (batas minimal persyaratan kemurnian radiokimia sediaan radiofarmaka dari US Pharmacope). Data hasil 4 kali preparasi sediaan 18 FLT dan hasil

6 KO : Purwoko dkk. GAMBAR 3: Kromatogram 18 FLT kemurnian radiokimia dari masing-masing dapat dilihat pada TABEL 1. TABEL 1: Hasil Perolehan preparasi 18 FLT (tanpa koreksi umur paro) No A 0 a A b Y c P d 1. 2,15 0,136 6,32 98, ,72 1,49 8,91 96, ,46 1,41 7,65 99, ,30 4,87 9,87 97,62 a Radioaktivitas 18 Flor pada awal reaksi (mci) b Radioaktivitas 18 FLT yang dihasilkan (mci) c Perolehan (tanpa koreksi umur paro) (%) d Kemurnian Radiokimia 18 FLT (%), HPLC Dari TABEL 1 di atas selama 4 kali percobaan preparasi 18 FLT apabila dihitung maka rata-rata perolehannya adalah 8,1875 ± 1,5415 % (tanpa koreksi umur paro) dengan kemurnian kimia rata-rata 97,93 ± 1,48 %. IV. KESIMPULAN Dari hasil empat kali preparasi 18 FLT yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Telah diperoleh sediaan radiofarmaka 18 FLT hasil dari reaksi florinasi nukleofilik terhadap prekursor DMTr-2,3f-anhidrotimidin dengan katalisator kriptofik 2,2,2, dihidrolisa dengan HCl, dinetralkan dengan NaOH serta dimurnikan dengan kartrid tunggal Alumina-N, hasil perolehannya 8,1875 ± 1,5415 % (tanpa koreksi umur paro) dan waktu proses selama 73 ± 4 menit. Hasil preparasi 18 FLT berupa larutan jernih bebas partikel dengan ph: 6,0-7,5, kemurnian radiokimia 97,93 ± 1,48 %, steril dan bebas pirogen serta memenuhi persyaratan sebagai sediaan radiofarmaka injeksi. GAMBAR 4: Kromatogram 18 Flor GAMBAR 5: Kromatogram 18 FLT

7 0594: Purwoko dkk. KO-63 UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini perkenankanlah saya sebagai Peneliti Utama dari kegiatan penelitian ini ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Menteri Riset dan Teknologi beserta jajarannya atas bantuan dana penelitian yang telah diberikan melalui Program Riset Insentif SINAS 2012, Kepala BATAN beserta jajarannya, Direktur RSK. Dharmais Jakarta beserta jajarannya serta rekan-rekan yang telah membantu demi kelancaran sehingga dapat diselesaikan dengan baik kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Nuniek T., Dokter sehat, Majalah info kesehatan, Jakarta 12 Maret [2] Blocher.A, Kuntzsch.M, Wei R., Machula H.J.: Synthesis and Labelling of 5-O- (4,4f-dimethyltritil)- 2,3f-anhidrothymidine for F-18 FLT preparation, Journal of Radiopharmaceutical and Nuclear chemistry, Vol. 251 No.12002, [3] Moon B.S., Lee.C, An G.I., Chi D.Y., Yang S.D.: Preparation of 3-Deoxy-3f (F-18) Fluorothymidine of F-18 (FLT) in ionic liquid, (bmim) OTf, Journal of Labelled compound and radiopharmaceuticals, 2006, 49, [4] Nandy S.K. and Rajan M.G.R.: Fully automated and simplified radiosynthesis of [ 18 F]-3f-deoxy-3ffluorothymidine using anhydro precursor and single neutral alumina column purification, Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry An International Journal Dealing with All Aspects and Applications of Nuclear Chemistry Akademiai Kiado, Budapest, Hungary /s [5] Tang G., Tang X., Wen F., Wang M. and Li B.: A facile and rapid automated synthesis of 3-deoxy- 3-[ 18 F]fluorothymidine, Journal of Applied Radiation and Isotopes, Volume 68, Issue 9, September 2010, pp [6] Teng B., Wang S., Fu Z.,, Dang Y., Wu Z. and Liu L.: Semiautomatic synthesis of 30-deoxy-30- [ 18 F]fluorothymidine using three precursors, Journal of Applied Radiation and Isotopes 64 (2006) , ELSEVIER. [7] Mark, M. and Jonathan R.: Positron Emission Tomography in cancer Research and Treatment, Journal of Technology in Cancer Research & Treatment, Volume 1, No. 6, Adenine Press, 2002, pp.1-14.

SINTESA DAN PENANDAAN SENYAWA 5 -O-(4,4 DIMETOKSITRITIL)- 2,3-ANHIDROTIMIDIN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA [ 18 F]FLT

SINTESA DAN PENANDAAN SENYAWA 5 -O-(4,4 DIMETOKSITRITIL)- 2,3-ANHIDROTIMIDIN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA [ 18 F]FLT PRSIDIG SEMIAR PEELITIA DA PEGELLAA PERAGKAT UKLIR Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 SITESA DA PEADAA SEYAWA 5 --(4,4 DIMETKSITRITIL)- 2,3-AHIDRTIMIDI UTUK PREPARASI RADIFARMAKA [ 18 F]FLT Purwoko, Maskur,

Lebih terperinci

PREPARASI RADIOFARMAKA PET 18 FLT: STUDI PENANDAAN DMTr-2,3 -ANHIDROTIMIDIN DENGAN FLOR-18

PREPARASI RADIOFARMAKA PET 18 FLT: STUDI PENANDAAN DMTr-2,3 -ANHIDROTIMIDIN DENGAN FLOR-18 PRSIDIG SEMIAR PEELITIA DA PEGELLAA PERAGKAT UKLIR PREPARASI RADIFARMAKA PET 18 FLT: STUDI PEADAA DMTr-2,3 -AHIDRTIMIDI DEGA FLR-18 Purwoko, Maskur, Chaeruman dan Dadang H. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka

Lebih terperinci

ABSTRAK 5 -O-(4-4 -DIMETOKSITRITIL)-2,3ANHIDROTIMIDIN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA [ 18F]FLT Telah diketahui bahwa

ABSTRAK 5 -O-(4-4 -DIMETOKSITRITIL)-2,3ANHIDROTIMIDIN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA [ 18F]FLT Telah diketahui bahwa Jurnal Radioisotop Radiofarmaka Vol 6 o April 203 ISS 40-8542 SITESA DA PEADAA SEYAWA 5 --(4,4 -DIMETKSITRITIL)- 2,3-AHIDRTIMIDI UTUK PREPARASI RADIFARMAKA [F]FLT Purwoko, Maskur, Chaeruman Yono Sugiarto

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologl Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologl Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 ~ PROSIDING SEMINAR Pusat Teknologl Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 SINTESA DAN PENANDAAN SENYA WA 5'-0-(4,4' DIMETOKSITRITIL)- 2,3-ANHIDROTThfIDIN UNTUK PREP ARASI RADIOF

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA 5 -O-(4,4 -DIMETOKSI TRIFENILMETIL)-2,3 ANHIDROTIMIDIN:BAHAN UNTUK PEMBUATAN RADIOFARMAKA18FLT

SINTESIS SENYAWA 5 -O-(4,4 -DIMETOKSI TRIFENILMETIL)-2,3 ANHIDROTIMIDIN:BAHAN UNTUK PEMBUATAN RADIOFARMAKA18FLT Jurnal Forum uklir (JF), Volume 7, omor 1, Mei 213 SITESIS SEYAWA 5 --(4,4 -DIMETKSI TRIFEILMETIL)-2,3 AHIDRTIMIDI:BAHA UTUK PEMBUATA RADIFARMAKA18FLT Purwoko Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATA

Lebih terperinci

SINTESA SENYAWA 5'-O-(4,4'-DIMETOKSI TRIPENILMETIL)-2,3' ANHIDROTIMIDIN: BAHAN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA18FLT

SINTESA SENYAWA 5'-O-(4,4'-DIMETOKSI TRIPENILMETIL)-2,3' ANHIDROTIMIDIN: BAHAN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA18FLT SINTESA SENYAWA SEMINAR NASIONAL YOGYAKARTA,16NOVEMBER2011 5'-O-(4,4'-DIMETOKSI TRIPENILMETIL)-2,3' ANHIDROTIMIDIN: BAHAN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA18FLT Purwoko, Maskur dan Cahya Nova A. Pusat Radioisotop

Lebih terperinci

SINTESA SENYAWA 5 -O-(4,4 -DIMETOKSI TRIPENILMETIL)-2,3 ANHIDROTIMIDIN: BAHAN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA 18 FLT

SINTESA SENYAWA 5 -O-(4,4 -DIMETOKSI TRIPENILMETIL)-2,3 ANHIDROTIMIDIN: BAHAN UNTUK PREPARASI RADIOFARMAKA 18 FLT SEMIAR ASIAL SDM TEKLGI UKLIR VII YGYAKARTA, 16 VEMBER 211 ISS 1978-176 SITESA SEYAWA 5 --(4,4 -DIMETKSI TRIPEILMETIL)-2,3 AHIDRTIMIDI: BAHA UTUK PREPARASI RADIFARMAKA 18 FLT Purwoko, Maskur dan Cahya

Lebih terperinci

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET AFLATOKSIN Senyawa metabolik sekunder yang bersifat toksik dan karsinogenik Dihasilkan: Aspergilus flavus & Aspergilus parasiticus Keduanya tumbuh pada biji-bijian, kacang-kacangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas kimia (50,100, 250, dan 500 ml), ph indikator, gelas ukur 100 ml, thermometer, kaca arloji,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi

Lebih terperinci

UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18 F-FDG

UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18 F-FDG UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18 F-FDG Sulaiman, Chairuman, Yono Sugiharto, Karyadi, Enny Lestari Pusat Radioisotop dan radiofarmaka, Kawasan PUSPIPTEK, Setu-Tangerang, 15310 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penandaan falerin dengan 131 I adalah jenis penandaan tak seisotop. Falerin ditandai dengan menggunakan 131 I yang tidak terdapat dalam struktur falerin. Proses yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )

EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE ) EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE ) Yayan Tahyan, Enny Lestari, Sudarsih, Endang Sarmini, Karyadi Pusat Radioisotop dan Radofarmaka-BATAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian studi pendahuluan reaksi konversi selulosa jerami padi menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas

Lebih terperinci

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat 4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor) 23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi

Lebih terperinci

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas 36 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diawali dengan pengambilan sampel susu pasteurisasi impor dari Australia melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta. Pengujian dilakukan di Balai Uji

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE

Lebih terperinci

PREPARASI 131I-MIBG :RADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA

PREPARASI 131I-MIBG :RADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA PREPARASI 131I-MIBG :RADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA Purwoko, Adang Hardi G., Maskur dan Cahya Nova A. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka PRR BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gd. 11 Setu Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom

Lebih terperinci

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol 4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol OH SOCl 2 Cl + HCl + SO 2 C 11 H 22 O C 11 H 21 Cl (170.3) (119.0) (188.7) (36.5) (64.1) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung. 3.2. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode non eksperimental dan metode eksperimental. Metode non eksperimental

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini : Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pemisahan dengan KLT dan dapat mengaplikasikannya untuk analisis suatu sampel Gambaran Umum KLT Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum B Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013 1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL EVALUATION OF MAKING HIPPURAN LABELED COMPOUNDS FOR DIAGNOSIS RENAL FUNCTION Maskur, Purwoko, Chairuman, Yono Sugiharto, dan Sriyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian BAB III Metodologi Penelitian III. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian Obyek penelitian ini adalah teripang hitam (holothuria edulis). Sampel berupa daging teripang hitam (Holothuri edulis)

Lebih terperinci

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang ditunjang studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam proses delignifikasi jerami padi adalah set neraca analitik, gelas kimia 50 dan 250 ml, ph indikator, gelas ukur 100

Lebih terperinci

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol 4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Penelitian ini sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG

PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG A Roselliana, Sudarsih, E Lestari, dan S Aguswarini Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : aroselliana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP Kadarisman, dkk. ISSN 0216-3128 69 EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 )

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen

Lebih terperinci

OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 89 OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI Cahya N.A, Adang H.G, Purwoko, Woro A BATAN - Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0)

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0) 282 PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0) Ritmaleni, Yekti Agustina* Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Email: ritmaleni@ymail.com

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci