PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SAMPAH ORGANIK PADAT DENGAN AKTIVATOR ASAM FOSFAT
|
|
- Hendra Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SAMPAH ORGANIK PADAT DENGAN AKTIVATOR ASAM FOSFAT Abdul Gani Haji Program Studi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh ABSTRACT This study was carried out to look into the influences of activation temperature, time and concentrations of phosphoric acid on the yield and quality of activated charcoal from organic solid waste. The activated charcoal was produced to begin with carbonization of waste in drum reactor at temperatures of 500 o C for 5 hours and futher the carbonized products were made into activated charcoal in an electrically heated stainless retort at activation temperatures of 700 and 800 o C, and times of 60 and 120 minutes, respectively. Phosphoric acid was used as the activation agent with the concentrations of consecutively 0.5 and 1.0 molar. The result showed that the optimum condition for producing the best activated charcoal from waste was obtained at temperatures of 800 o C, activation times of 60 minutes and concentration of H 3 PO 4 solution of 1.0 molar. At this optimum condition, the yield of activated charcoal was 81.15%, water content was 2.65%, volatile matter was 8.42%, ash content was 9.55%, fixed carbon content was 82.03%, benzene adsorptive capacity was 11.20% and iodine adsorptive capacity was mg/g. The result of analysis of topography structure of activated charcoal with SEM was obtained at temperatures of 800 o C, activation times of 120 minutes and concentration of H 3 PO 4 solution of 0.5 molar shows the high diameter pore of ranging from µm. Key words: Organic Solid Waste, Pyrolysis, Activated Charcoal, Quality PENDAHULUAN Sampah organik padat tergolong sampah organik yang sukar terurai oleh mikroorganisme karena mempunyai rantai kimia yang relatif panjang. Oleh karena itu, sampah ini masih menimbulkan permasalahan yang cukup serius bagi lingkungan terutama di wilayah perkotaan. Komposisi kimia sampah ini umumnya terdiri atas selulosa, hemiselulosa, lignin, dan lain-lain. Salah satu cara yang diperkirakan dapat menjadi solusi terbaik dalam menangani sampah jenis ini, yaitu dengan cara karbonisasi (pengarangan). ISBN Prosiding :
2 Prosiding : Karbonisasi merupakan proses pengarangan bahan-bahan yang mengandung karbon, baik yang berasal dari tumbuhan, hewan maupun barang tambang menghasilkan produk utama berupa arang. Menurut Demirbas (2005), untuk memperoleh arang secara optimal, umumnya proses karbonisasi harus mencapai suhu di atas 300 o C dalam waktu 4-7 jam, sedangkan menurut Sugumaran and Seshadri (2009) proses pirolisis yang sempurna umumnya berlangsung pada suhu berkisar o C dalam waktu ± 5 jam, dan keadaan ini sangat bergantung pada bahan baku dan cara pembuatannya (Liodakis et al., 2004). Menurut Manocha (2003), proses karbonisasi berbagai material yang mengandung komponen karbon melalui dekomposisi tanpa udara dihasilkan antara lain ter, gas-gas ringan dan arang padat berpori. Penanganan sampah organik padat secara karbonisasi menjadi arang sangat banyak manfaatnya, terutama dalam rangka menekan volume timbunan sampah di perkotaan. Arang yang dihasilkan, selain bermanfaat sebagai sumber energi, juga dapat diaktivasi menjadi arang aktif yang spektrum penggunaannya cukup luas. Arang aktif tergolong suatu bahan yang berupa karbon amorf dan sebahagian besarnya terdiri atas atom karbon bebas yang mempunyai permukaan dalam (internal surface) sehingga mempunyai kemampuan daya serap (adsorption) yang cukup baik (Pujiarti dan Sutapa, 2005). Menurut Gomez- Serrano et al. (2003), permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon yang menghambat keaktifannya, namun pada arang aktif permukaannya relatif telah bebas dari deposit dan mampu mengadsorpsi berbagai zat karena permukaannya luas dan pori-porinya telah terbuka. Menurut Nurhayati et al. (2002), produksi arang aktif dari kayu bakau diperoleh rendemen yang lebih tinggi pada perlakuan sampel dengan cara dipotong-potong secara manual menggunakan pisau, dibandingkan dengan yang ditumbuk menggunakan lesung. Rendemen arang aktif yang paling tinggi yaitu 77,39% terdapat pada bakau, kemudian tempurung kelapa 72,93%, diikuti akasia mangium 66,28%, dan tusam 57,89%. Manocha (2003) mengatakan bahwa proses pembuatan arang aktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: aktivasi cara kimia dan cara fisika. Aktivasi arang secara kimia biasanya menggunakan larutan H 3 PO 4 (Mopoung and Nogklai, 2008), NaOH (Figueroa-Torres et al., 2007), KOH (Mopoung, 2008), H 2 SO 4 (Guo et al., 2007), HCl (Zhang et al., 2005), HNO 3 (El-Hendawy, 2003), Na 2 CO 3 (Hartoyo dan Pari, 1993), K 2 CO 3 (Hayashi et al., 2005). Aktivasi arang secara fisika biasanya menggunakan uap H 2 O (Basumatary et al., 2005), gas CO 2 (Machnikowski et al., 2005). Pemakaian bahan kimia sebagai bahan pengaktif sering kali mengakibatkan pengotoran pada permukaan arang aktif yang dihasilkan (Pari, 2004). Namun penggunaan aktivator larutan H 3 PO 4 pada pembuatan arang aktif sangat banyak keuntungannya. Salah satu keuntungan penggunaan larutan H 3 PO 4 sebagai aktivator adalah residu oksida fosfor yang menempel di permukaan pori arang aktif sangat baik, terutama pada pemanfaatannya sebagai soil conditioning untuk meningkatkan kesuburan tanah (Gusmailina et al., 2001). 522
3 Prosiding : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam fosfat, suhu, dan waktu aktivasi terhadap hasil dan mutu arang aktif yang dihasilkan dari sampah organik padat. Adapun sasaran penelitian ini adalah mencari kondisi optimum proses pembuatan arang aktif dari sampah organik padat sehingga dihasilkan produk bermutu sesuai SNI METODE PENELITIAN PREPARASI SAMPEL Sampah organik padat yang digunakan sebagai sampel dicacah secara manual dan dihaluskan dengan blender serta diayak dengan ayakan 100 mesh. Selanjutnya, sampel dikarakterisasi yang meliputi penentuan kadar air, abu, zat terbang, nilai kalor, daya serap terhadap iodin, dan benzena. PROSES KARBONISASI. Sampel sebanyak 10 kg dikarbon-isasi selama 5 jam pada suhu mencapai 500 o C dalam reaktor drum yang dilengkapi dengan kondensor dan thermokopel. Asap yang keluar dikonden-sasi menjadi asap cair. Setelah proses selesai reaktor dibiarkan dingin secara alami sampai suhunya sesuai dengan suhu lingkungan. Arang yang diperoleh ditentukan rendemennya, dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh. Selanjutnya arang dikarakterisasi dengan cara yang sama seperti sampel. PEMBUATAN ARANG AKTIF. Arang hasil pirolisis sampah organik padat masing-masing ditimbang sebanyak 200 gram. Selanjutnya arang tersebut diaktivasi sesuai dengan perlakuan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pembuatan Arang Aktif Dengan Kombinasi Berbagai Perlakuan Kombinasi Perlakuan Kode Sampel Konsentrasi H 3 PO 4 (M) Waktu (menit) Suhu ( o C) A1W1S1 0, A1W1S2 0, A1W2S1 0, A1W2S2 0, A2W1S1 1, A2W1S2 1, A2W2S1 1, A2W2S2 1, Arang direndam selama 15 jam dalam larutan H 3 PO 4 sesuai perlakuan. Arang hasil rendaman ditiriskan selama 24 jam dan dibungkus dengan kawat kasa nikel. Selanjutnya, bungkusan dimasukkan ke dalam retort dan diaktivasi pada suhu dan waktu sesuai kombinasi perlakuan Tabel 1. Arang aktif yang diperoleh ditentukan rendemennya. 523
4 Prosiding : KARAKTERISASI ARANG AKTIF Arang aktif yang dihasilkan diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan 100 mesh. Selanjutnya hasil ayakan dikarakterisasi dengan cara yang sama seperti sampel. Untuk mengetahui gugus fungsi dan pola struktur arang aktif yang dihasilkan diidentifikasi dengan FTIR dan SEM. Data yang diperoleh dibandingkan dengan mutu arang aktif teknis sesuai SNI (BSN, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN KARAKTERISTIK ARANG Pada karbonisasi bahan baku sampah organik padat dengan reaktor drum dihasilkan arang dengan rendemen berkisar 37,82-41,06% dan asap cair sebagai produk sampingnya dengan rendemen berkisar 42,15-44,53%. Rendemen merupakan nilai yang penting untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari suatu proses. Tinggi rendahnya rendemen arang sangat bergantung pada kadar air bahan bakunya. Arang yang dihasilkan bentuknya beragam dan penampakkan fisiknya berwarna hitam, tidak berbau dan tidak larut dalam air. Hasil karakterisasi arang menunjukkan rata-rata kadar air 3,09%, zat terbang 19,99%, abu 13,02%, karbon terikat 67,01%, dan nilai kalor 6,64 kkal, daya serap terhadap iodin 379,76 mg/g dan benzena 12,37%. Berdasarkan data ini terutama ditinjau dari kandungan karbonnya menunjukkan bahwa arang yang diperoleh mempunyai prospek untuk dikembangkan menjadi arang aktif. Di samping itu, daya serap arang ini terhadap iodin relatif tinggi. Penyebabnya yaitu akibat terjadi peningkatan permukaan aktif pada arang akibat suhu karbonisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Concheso et al., (2005), di mana pergeseran pelat-pelat karbon akibat suhu tinggi mendorong senyawa hidrokarbon, ter, dan senyawa organik lainnya untuk keluar pada saat pirolisis KARAKTERISTIK ARANG AKTIF Data hasil penentuan rendemen dan karakterisasi arang aktif dari bahan baku sampah organik padat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Hasil Penentuan Rendemen Dan Karakterisasi Arang Aktif Kadar (%) Daya serap Kode Rendemen Zat Abu Karbon Iodin Benzena Sampel Air terbang (mg/g) (%) A1W1S1 75,43 2,46 7,08 9,78 83,14 308,49 7,99 A1W1S2 77,15 3,22 7,29 10,41 82,30 284,92 7,12 A1W2S1 77,25 3,34 8,30 9,89 81,81 324,76 5,98 A1W2S2 78,95 2,58 6,61 10,44 82,94 243,52 7,26 A2W1S1 79,00 3,22 8,66 9,84 81,50 338,28 9,75 A2W1S2 81,15 2,65 8,42 9,55 82,03 438,74 11,20 A2W2S1 83,50 1,71 6,30 12,61 81,09 373,59 8,97 A2W2S2 84,15 1,20 6,55 11,45 81,99 268,03 8,76 SNI
5 Prosiding : Keterangan: A1W1S1 = aktivasi H 3 PO 4 0,5M pada 60 menit dan suhu 700 o C A1W1S2 = aktivasi H 3 PO 4 0,5M pada 60 menit dan suhu 800 o C A1W2S1 = aktivasi H 3 PO 4 0,5M pada 120 menit dan suhu 700 o C A1W2S2 = aktivasi H 3 PO 4 0,5M pada 120 menit dan suhu 800 o C A2W1S1 = aktivasi H 3 PO 4 1M pada 60 menit dan suhu 700 o C A2W1S2 = aktivasi H 3 PO 4 1M pada 60 menit dan suhu 800 o C A2W2S1 = aktivasi H 3 PO 4 1M pada 120 menit dan suhu 700 o C A2W2S2 = aktivasi H 3 PO 4 1M pada 120 menit dan suhu 800 o C RENDEMEN Rendemen arang aktif yang dihasilkan pada berbagai perlakuan berkisar 75,43-84,15% (Tabel 2). Rendemen tersebut cenderung meningkat seiring meningkatnya suhu dan lama waktu aktivasi. Rendemen merupakan salah satu aspek penting untuk menilai produktivitas suatu proses sehingga dapat diketahui prospeknya. Rendemen arang aktif hasil aktivasi dengan H 3 PO 4 cenderung meningkat seiring meningkatnya konsentrasi, suhu dan lamanya waktu aktivasi. Rendemen arang aktif paling rendah yang dihasilkan pada penelitian ini terjadi pada perlakuan konsentrasi H 3 PO 4 0,5M, suhu aktivasi 700 o C dan waktu aktivasi selama 60 menit, yaitu sebesar 75,43%, sedangkan yang paling tinggi terjadi pada perlakuan konsentrasi H 3 PO 4 1M, suhu aktivasi 800 o C dan waktu aktivasi selama 120 menit, yaitu sebesar 84,15%. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi laju reaksi antara karbon dengan gas yang dihasilkan dalam retort semakin meningkat sehingga karbon yang bereaksi dengan gas O 2, uap H 2 O, dan gas CO 2 makin banyak. Hasil ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rendemen arang aktif hasil aktivasi dengan H 3 PO 4, baik yang diperoleh dari kulit kayu Acacia mangium yang mencapai 62,00% (Pari et al. 2008). Walaupun rendemen yang dihasilkan relativf rendah, namun pemanfaatan arang aktif ini sebagai soil conditioning sangat bagus karena mengandung residu fosfor pentaoksida. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Liodakis et al. (2004) bahwa pada proses aktivasi dengan H 3 PO 4 akan terjadi reaksi sejak suhu mencapai 170 o C sebagai berikut: H 3 PO 4 H 2 O + H 4 P 2 O 7 H 4 P 2 O 7 2 H 2 O + P 2 O 5 KADAR AIR Kadar air memberi pentunjuk tentang sifat higroskopis arang aktif yang dihasilkan. Berdasarkan data Tabel 2, kadar air arang aktif yang dihasilkan berkisar 1,20-3,34%. Dari data tersebut, arang aktif yang diperoleh pada setiap perlakuan memenuhi persyaratan SNI karena kadarnya kurang dari 15% (BSN, 1995). Hasil ini masih lebih baik bila dibanding dengan kadar air arang aktif kulit kayu A. mangium, yang berkisar 8,39-15,19% (Pari et al., 2008). Kadar air arang aktif yang dikehendaki harus bernilai sekecil-kecilnya karena akan mempengaruhi daya serapnya terhadap gas ataupun cairan (Pari et al., 1996). 525
6 Prosiding : Menurut Hendaway (2003) kadar air yang pada arang aktif dipengaruhi oleh kadar uap air di udara, lama proses pendinginan, penggilingan dan pengayakan. KADAR ZAT TERBANG Kadar zat terbang arang aktif yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar 6,30-8,66% (Tabel 2). Kadar zat terbang arang aktif yang diperoleh pada setiap perlakuan memenuhi persyaratan SNI karena kadarnya kurang dari 25% (BSN, 1995). Kadar zat terbang tertinggi ditunjukkan pada arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 1M dengan suhu aktivasi 700 o C dan waktu aktivasi selama 60 menit, sedangkan yang terendah diperoleh pada perendaman dengan larutan H 3 PO 4 1M, suhu 700 o C dan waktu aktivasi selama 120 menit. Hasil tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kadar zat terbang pada arang aktif kulit kayu mangium hasil aktivasi dengan H 3 PO 4 yang mencapai 13,40% (Pari et al., 2008). Rendahnya kadar zat terbang pada arang aktif ini menunjukkan senyawa-senyawa non karbon yang menempel pada permukaan arang aktif tersebut sudah menguapkan dengan lamanya waktu pemanasan sehingga arang aktif tersebut mempunyai kemampuan adsorpsi yang tinggi. Zat terbang pada suatu bahan berasal dari hasil interaksi antara unsur karbon dengan uap air sebagaimana terbukti dari hasil identifikasi gugus fungsi arang aktif dengan FTIR (Gambar 1) dan topografi struktur permuakaannya dengan SEM (Gambar 2). A1W1S1 Transmisi (%) A1W2S1 A1W1S2 A1W2S2 Bilangan gelombang (cm -1 ) A2W1S1 Transmisi (%) A2W2S1 A2W1S2 A2W2S2 Bilangan gelombang (cm -1 ) Gambar 1. Spektrum serapan IR arang aktif hasil identifikasi dengan FTIR 526
7 Prosiding : A1W1S1 A1W2S1 A1W1S2 A1W2S2 A2W1S1 A2W2S1 A2W1S2 A1W2S2 Gambar 2. Topografi permukaan arang aktif hasil analisis SEM KADAR ABU Kadar abu arang aktif yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar 9,5512,61% (Tabel 2). Kadar abu tersebut sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kadar abu dari bahan bakunya (13,02%), namun nilai tersebut umumnya tidak memenuhi persyaratan SNI (BSN, 1995) karena masih melebihi batas maksimum, yaitu kurang dari 10,00%. Kadar abu terendah ditunjukkan pada arang aktif hasil perendaman dengan larutan H3PO4 1M dengan suhu aktivasi 800oC dan waktu aktivasi selama 60 menit, sedangkan yang tertinggi diperoleh pada pembuatan arang aktif hasil perendaman dengan larutan H3PO4 1M dengan suhu aktivasi 700oC dan waktu aktivasi selama 120 menit. Hasil tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kadar zat terbang pada arang aktif kulit kayu mangium hasil aktivasi dengan H3PO4 yang mencapai 16,90% (Pari et al., 2008).Tingginya kadar abu pada suatu arang aktif disebabkan oleh terjadinya reaksi oksidasi. Kandungan kadar abu arang aktif pada penelitian ini cenderung mengalami peningkatan seiring meningkatnya suhu dan lamanya waktu pada proses pembuatan arang aktif tersebut. Tingginya kadar abu dari suatu arang aktif dapat mengurangi daya adsorpsinya, karena pori arang aktif tertutup oleh berbagai mineral, seperti K, Na, Ca, dan Mg yang masih menempel pada permukaan arang aktif tersebut (Gambar 2). 527
8 Prosiding : KADAR KARBON TERIKAT Kadar karbon terikat arang aktif yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar 81,09-83,14% (Tabel 2). Kandungan karbon terikat arang aktif ini jauh melampaui nilai kadar karbon terikat bahan bakunya (67,01%), dan semua perlakuan menghasilkan arang aktif yang memenuhi persyaratan SNI (BSN, 1995) karena kadarnya melebihi 65,00%. Kadar karbon terikat ini sesuai yang dinyatakan Puziy et al. (2003) bahwa arang aktif tersusun atas atom-atom karbon bebas yang terikat secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar. Kecederungan kadar karbon yang dihasilkan pada semua perlakuan penelitian ini sesuai dengan yang diperoleh Williams and Reed (2003) bahwa semakin meningkatnya suhu dan lamanya waktu pada proses pembuatan arang aktif tersebut menyebabkan semakin menurun kadar karbon terikatnya. Selanjutnya, menurut Pari et al. (2008), besar kecilnya kadar karbon terikat yang dikandung oleh suatu arang aktif selain dipengaruhi oleh kandungan selulosa dan lignin pada bahan bakunya, juga dipengaruhi oleh aktivator, suhu, dan lamanya waktu proses pembuatannya. DAYA SERAP TERHADAP IODIN Arang aktif yang dihasilkan pada penelitian ini mempunyai daya serap terhadap iodin berkisar 243,52-438,74 mg/g (Tabel 2). Daya arang aktif terhadap iodin tertinggi ditunjukkan pada arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 1M dengan suhu aktivasi 800 o C dan waktu aktivasi selama 60 menit, sedangkan yang terendah diperoleh pada pembuatan arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 0,5M dengan suhu aktivasi 800 o C dan waktu aktivasi selama 120 menit. Semua arang aktif yang dihasilkan dari bahan baku sampah organik padat tidak memenuhi persyaratan SNI (BSN, 1995), karena minimal daya serapnya terhadap larutan iodin lebih besar dari 750,00 mg/g. Makin tinggi suhu dan lamanya waktu aktivasi arang aktif menyebabkan semakin besar pula daya serap arang aktif terhadap iodin. Hasil ini masih di bawah kualitas arang aktif yang diteliti oleh Pari et al. (2006) yang memperoleh daya serap arang aktif terhadap larutan iodin berkisar antara mg/g. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semua perlakuan aktivasi pada pembuatan arang aktif tersebut hanya sedikit terbentuk pori ukuran dengan ukuran diameter 10 Angstrom. DAYA SERAP TERHADAP BENZENA Daya serap arang aktif terhadap uap benzena yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar 5,98-11,20% (Tabel 2). Daya tertinggi arang aktif terhadap uap benzena ditunjukkan pada arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 1M dengan suhu aktivasi 800 o C dan waktu aktivasi selama 60 menit, sedangkan yang terendah diperoleh pada pembuatan arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 0,5M dengan suhu aktivasi 700 o C dan waktu aktivasi selama 120 menit. Dari data tersebut, nilai daya serapnya tidak ada yang memenuhi persyaratan SNI (BSN, 1995), karena tidak mencapai minimal 25,00%. Rendahnya daya serap arang aktif terhadap uap benzena 528
9 Prosiding : menunjukkan bahwa masih terdapatnya senyawaan nonkarbon atau gugus fungsi lain yang menempel pada permukaan arang aktif tersebut, seperti gugus C=O dan C-O yang bersifat polar (Gambar 1) sehingga kemampuan menyerap senyawasenyawa yang bersifat nonpolar lebih kecil. Daya serap terhadap uap benzena dari arang aktif yang diperoleh pada penelitian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan daya serap arang aktif dari kulit kayu mangium yang mencapai 24,55% (Pari et al., 2008). Lebih lanjut, Gomez-Serrano et al. (2005) mengatakan bahwa arang aktif hasil aktivasi dengan larutan H 3 PO 4 umumnya berkualitas rendah terutama pada pemanfaatannya sebagai absorben. Pendapat tersebut dibantah oleh Pari et al. (2008) bahwa arang aktif dari kulit kayu mangium hasil aktivasi dengan larutan H 3 PO 4 5% pada suhu 850 o C selama 120 menit memberikan daya serapnya terhadap iodin sebesar 1091,8 mg/g dan terhadap uap benzena sebesar 24,55%. Demikian pula halnya dengan hasil penelitian Pari (1999) bahwa arang aktif dari gambut hasil aktivasi dengan larutan H 3 PO 4 20% pada suhu 900 o C selama 120 menit memberikan daya serapnya terhadap iodin sebesar 1050 mg/g dan terhadap uap benzena sebesar 30%. Hasil ini dapat menjadi bukti bahwa arang aktif hasil aktivasi dengan larutan H 3 PO 4 cukup berpotensi jika digunakan sebagai adsorben (Mopoung and Nogklai, 2008). Walaupun daya serap arang aktif dari sampah organik padat tergolong sangat rendah, yaitu hanya 438,74 mg/g terhadap iodin dan 8,97% terhadap uap benzena. Namun pembuatan arang aktif dengan menggunakan aktivator H 3 PO 4 memberi banyak keuntungan, terutama jika digunakan untuk media tanam yang dapat menyuburkan tanah (soil conditioning) (Nurhayati et al., 2002). STRUKTUR ARANG AKTIF Hasil analisis gugus fungsi arang aktif dengan FTIR disajikan pada Gambar1. Arang aktif yang diperoleh pada semua perlakuan cenderung mempunyai serapan di daerah bilangan gelombang yang sama artinya gugus-gugus fungsi pada arang aktif ini umumnya tidak berbeda akibat perbedaan konsentrasi larutan H 3 PO 4, suhu dan lamanya waktu aktivasi. Pita serapan IR arang aktif pada semua perlakuan ini ada yang bertambah, yaitu di daerah 1627,8-1735,8 cm -1 dibandingkan dengan pita serapan IR pada bahan bakunya, sehingga akibat perlakuan tersebut mengindikasikan terbentukan gugus C=O pada arang aktif yang dihasilkan. Namun daerah serapan lainnya cenderung sama dengan bahan bakunya. Di samping itu, akibat perlakuan ini pita serapan di daerah 3433,9-3436,9 cm -1 semakin kuat, sehingga arang aktif yang dihasilkan mengandung konsentrasi OH yang besar, akibatnya arang aktif lebih bersifat polar. Hasil ini diperkuat Pari et al. (1996) bahwa kenaikan puncak yang tajam pada bilangan gelombang setelah 1400 cm -1 menunjukkan adanya gugus fenol. Hal ini menggambarkan bahwa arang aktif yang dihasilkan pada penelitian ini permukaannya masih dikotori oleh senyawa non karbon. Pola struktur permukaan pori dari suatu bahan digambarkan dengan fotograph SEM. Analisis ini bertujuan mengetahui topografi permukaan struktur akibat perubahan suhu karbonisasinya. Hasil analisis topografi permukaan arang 529
10 Prosiding : aktif dengan SEM disajikan pada Gambar 2. Dari Gambar tersebut dapat diidentifikasi topografi permukaan arang aktif pada semua perlakuan menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah dan diameter pori baik akibat peningkatan suhu maupun lamanya waktu aktivasi. Diameter pori tertinggi terdapat pada arang aktif hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 0,5M pada suhu 800 o C dan waktu aktivasinya selama 120 menit yaitu berkisar 4,2-12,2 µm, sedangkan hasil perendaman dengan larutan H 3 PO 4 1M yaitu berkisar 4,0-11,5 µm. Hasil ini sesuai dengan pola topografi permukaan pori arang aktif dari serat rayon yang diperoleh Brasquet et al. (2000). Lebih lanjut, Novicio et al. (1998) menyatakan bahwa proses terbentuknya pori-pori pada arang aktif disebabkan oleh menguapnya sejumlah zat terbang bahan baku akibat proses pirolisis. Semakin besar ukuran pori yang terbentuk pada suatu bahan disebabkan oleh peningkatan suhu aktivasi, ada pula kemungkinan semakin banyak jumlah komponen bahan baku yang akan menguap. Penguapan komponen tersebut dapat mengakibatkan pergeseran antara lapisan kristal dan mengubah struktur kristal arang, sehingga terbentuk kristal baru yang berbeda dengan struktur bahan asalnya. Di samping itu, dengan menguapnya produk dekomposisi pada proses karbonisasi semakin menguntung-kan karena bila tidak menguap, komponen tersebut akan menutupi celah di antara lembaran kristal arang, sehingga kinerja arang akan berkurang (Villegas and Valle, 2001). Oleh karena itu, proses karbonisasi suatu bahan dapat mengubah pola struktur permukaannya. KESIMPULAN Kondisi optimum untuk membuat arang aktif dari sampah organik padat dengan kualitas terbaik adalah arang yang diaktivasi pada suhu 800 o C selama 60 menit dengan konsentrasi larutan H 3 PO 4 1M. Pada perlakuan ini rendemen yang dihasilkan sebesar 81,15%, kadar air 2,65%, kadar zat terbang 8,42%, kadar abu 9,55%, kadar karbon terikat 82,03%, daya serap terhadap benzena 11,20% dan daya serap terhadap iodin sebesar 438,74 mg/g. Jika ditinjau dari daya serapnya, maka arang aktif tersebut tidak memenuhi persyaratan SNI Hasil identifikasi gugus fungsi dengan FTIR diketahui bahwa arang aktif yang dihasilkan pada semua perlakuan mengandung pengotor berupa gugus C-H alifatik, C=O, C- O, dan O-H. Hasil analisis dengan SEM menunjukkan bahwa perlakuan aktivasi pada suhu 800 o C dan waktu aktivasi 120 menit dengan konsentrasi larutan H 3 PO 4 0,5M menghasilkan arang aktif dengan diameter pori tertinggi yaitu berkisar 4,2-12,2 µm. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini dibiayai dengan dana bantuan pendidikan doktor melalui proyek Beasiswa Program Pasca Sarjana (BPPS) Dikti Departemen Pendidikan Nasional tahun anggaran Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Republik Indonesia yang telah memberi penulis kesempatan untuk menempuh pendidikan program doktor. DAFTAR PUSTAKA 530
11 Prosiding : Basumatary, B., Dutta, P., Prasad, M. and Srinivasan, K Thermal modeling of active carbon based adsorptive natural gas storage system. Carbon 43(3): [BSN] Badan Standarisari Nasional Arang aktif teknis. Jakarta: BSN; (SNI ) Demirbas, A Pyrolysis of ground beech wood in irregular heating rate conditions. J. Anal. and Applied Pyrolysis 73:39-4. El-Hendawy, A.N Influence of HNO 3 oxidation on the structure and adsorptive properties of corncob-based activated carbon. Carbon 41(4): Figueroa-Torres, M.Z., Robau-Sanchez, A., Torre-Saenz, L.D.I. and Aguilar- Elguezabal, A Hydrogen adsorption by nano-structured carbons synthesized by chemical activation. Microp. and Mesop. Materials 98:89-93 Gomez-Serrano, V., Fernandez-Gonzales, M.C., Rojas-Cervantes, M.L. and Macias-Garcia, A Carbonization and de-mineralization of coals: a study by means of FT-IR spectroscopy. Bull. Mater. Sci. 26(7): Guo, J., Luo, Y., Chi, R.A., Chen, Y.L., Bao, X.T. and Xiang,S.X Adsorption of hydrogen sulphide (H 2 S) by activated carbons derived from oil-palm shell. Carbon 45: Gusmailina, Pari, G., Komarayati, S. dan Rostiwati, S Alternatif arang aktif sebagai soil conditioning pada tanaman. Bul. Penel. Hasil Hutan19(3): Hayashi, J., Yamamoto, N., Horikawa, T., Muroyama, K. and Gomes, V.G Preparation and characterization of high-specific-surface-area activated carbons from K 2 CO 3 -treated waste polyurethane. Journal of Colloids Interface Science 281(2): Hartoyo, dan Pari, G Peningkatan rendemen dan daya serap arang aktif dengan cara kimia dan gasifikasi. Buletin Penelitian Hasil Hutan 11(5): Liodakis, S., Gakis, D., Ahlqvist, K. and Statheropoulos, M Pyrolysis of Pinus helepensis neadles treated with fire retardants. Ann. For. Sci. 61: Manocha, S Porous carbon. Sadhana 28(1-2): Mopoung, S Surface image of charcoal and activated charcoal from Banan peel. Journal of Microscopy Society of Thailand 22:15-19 Mopoung, S. and Nogklai, W Chemical and surface properties of longan seed activated charcoal. International Journal of Physical Sciences 3(10): Nurhayati, T., Saepuloh, dan Sylviani Analisis teknis dan ekonomis produksi arang aktif industri pedesaan. Bul. Penelitian Hasil Hutan 20(5): Pari, G., Hendra, D. dan Pasaribu, R.A Peningkatan mutu arang aktif kulit kayu mangium. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 20(3):
12 Prosiding : Pari, G Kajian struktur arang aktif dari serbuk gergaji kayu sebagai adsorben emisi formaldehida kayu lapis [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. Pari, G Sifat dan kualitas araang aktif dari gambut. Bul. Penel. Hasil Hutan 16(5): Pari, G., Buchari, dan Sulaeman, A Pembuatan dan kualitas arang aktif dari kayu sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai bahan adsorben. Bul. Penel. Hasil Hutan 14(7): Pujiarti, R. dan Sutapa, J.P.G Mutu arang aktif dari limbah kayu mahoni (S. macrophylla) wood wastes for water purification substance. J. Ilmu & Teknol. Kayu Tropis 3(2):33-38 Rangel-Mendez, J.R., and Cannon, F.S Improved activated carbon by thermal treatment in methane and steam: Physicochemical influences on MIB sorption capacity. Carbon 43(3): Sugumaran, P. and Seshadri, S Evaluation of selected biomass for charcoal production. Journal of Scientific and Industrial Research 68: Zhang, F.S., Nriagu, J.O. and Itoh, H Mercuri removal from water using activated carbons derived from organic sewage sludge. Water Research 39(2-3):
KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0
KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0 Handri Anjoko, Rahmi Dewi, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +
6 adsorpsi sulfur dalam solar juga dilakukan pada AZT2 dan AZT2.5 dengan kondisi bobot dan waktu adsorpsi arang aktif berdasarkan kadar sulfur yang terjerap paling tinggi dari AZT1. Setelah proses adsorpsi
Lebih terperinciGustan Pari, Djeni Hendra dan Ridwan,A Pasaribu (Pusat Litbang Hasil Hutan). Peningkatan Mutu Arang Aktif Kulit Kayu mmangium
ABSTRAK Gustan Pari, Djeni Hendra dan Ridwan,A Pasaribu (Pusat Litbang Hasil Hutan). Peningkatan Mutu Arang Aktif Kulit Kayu mmangium Jurnal Penelitian Hasil Hutan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciHafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN H 2 O SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGANALISIS PROKSIMAT, BILANGAN IODINE DAN RENDEMEN Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi Jurusan
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU ARANG AKTIF KULIT KAYU MANGIUM (Increasing the Qualities of Activated Charcoal from Mangium Bark)
PENINGKATAN MUTU ARANG AKTIF KULIT KAYU MANGIUM (Increasing the Qualities of Activated Charcoal from Mangium Bark) Oleh/By: Gustan Pari, Djeni Hendra & Ridwan A. Pasaribu ABSTRACT This study was carried
Lebih terperinciBilangan gelombang (Wave number), cm-1. Gambar 1. Spektrum FTIR lignin Figure 1. Spectrum of lignin FTIR
Transmisi (Transmitance), % Kajian struktur arang dari... (Gustan Pari, Kurnia Sofyan, Wasrin Syafii, Buchari & Hiroyuki Yamamoto) Bilangan gelombang (Wave number), cm-1 Gambar 1. Spektrum FTIR lignin
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Struktur. Identifikasi Gugus Fungsi pada Serbuk Gergaji Kayu Campuran
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Identifikasi Gugus Fungsi pada Serbuk Gergaji Kayu Campuran Analisis dengan spektrofotometri inframerah (IR) bertujuan mengetahui adanya gugus fungsi pada suatu bahan.
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L) SEBAGAI KARBON AKTIF YANG TERAKTIVASI H 2 SO 4
Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang.. (Sari Wardani) SEMDI UNAYA-2017, 271-280 PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L) SEBAGAI KARBON AKTIF YANG TERAKTIVASI H 2 SO 4 Sari Wardani 1, Elvitriana
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010 : 21 26 PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA EFFECT OF ACTIVATOR IN THE MAKING OF ACTIVATED CARBON FROM COCONUT
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI
C7 PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI (Tectona grandis L.f) DAN TONGKOL JAGUNG (Zea mays LINN) SEBAGAI ADSORBEN MINYAK GORENG BEKAS (MINYAK JELANTAH) Oleh : J.P. Gentur
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI. NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum Linn)
KARAKTERISTIK ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum Linn) (The Properties of Activated Charcoal from Nyamplung Shell (Calophyllum inophyllum Linn)) Oleh/By : Santiyo Wibowo 1), Wasrin
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X
KARAKTERISTIK ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENGAKTIVASI H 2SO 4 VARIASI SUHU DAN WAKTU Siti Jamilatun, Intan Dwi Isparulita, Elza Novita Putri Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4
POSTER Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PRODUCTION
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sangat subur tanahnya. Pohon sawit dan kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Analisis Sifat Fisiko Kimia Tempurung Kelapa Sawit Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah biomassa yang berbentuk curah yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif Hasil analisis karakterisasi arang dan arang aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995 dapat dilihat pada Tabel 7. Contoh Tabel 7. Hasil
Lebih terperinciLEMBAR ABSTRAK. Jurnal Penelitian Hasil Hutan
LEMBAR ABSTRAK Gustan Pari, Mahfudin (Pusat Litbang Hasil Hutan) Dudi Tohir, Januar Ferry (Institut Pertanian Bogor). Arang aktif serbuk gergaji kayu sebagai bahan adsorben pada pemurnian minyak goreng
Lebih terperinciOleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DAN SERBUK KAYU GERGAJIAN CAMPURAN (The Manufacture of Activated Charcoal from Oil Palm Shells and Mixture of Wood Sawdust) Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciPENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI
PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI Landiana Etni Laos 1*), Masturi 2, Ian Yulianti 3 123 Prodi Pendidikan Fisika PPs Unnes, Gunungpati, Kota Semarang 50229 1 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Pemanfaatan Batubara Menjadi Karbon Aktif Dengan Proses Karbonisasi Dan Aktivasi Menggunakan Reagen Asam Fosfat (H 3 po 4 ) Dan Ammonium Bikarbonat (Nh 4 hco 3 ) Desyana Ghafarunnisa 1, Abdul Rauf 2, Bantar
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF SEBAGAI REDUKTOR EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS
PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF SEBAGAI REDUKTOR EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS (Manufacturing and application of activated charcoal as reductor of plywood formaldehyde emission) Oleh/By: Gustan Pari,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF
PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF J. P. Gentur Sutapa 1 dan Aris Noor Hidayat 2 1 Dosen Jurusan Teknologi Hasil Hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciKAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL
KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL [Activation Study of Tamarind Seeds Activated Carbon (Tamarindus indica
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 1, No. 1, Oktober 1, hal : 1-16 ISSN : 111-198 Akreditasi LIPI Nomor : 5/D/1 Tanggal 6 Mei 1 PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil dan pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil preparasi bahan dasar karbon aktif dari tempurung kelapa dan batu bara, serta hasil karakterisasi luas permukaan
Lebih terperinciKarakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu
Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu Siti Jamilatun 1, Siti Salamah 1, Intan Dwi Isparulita 1,* 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciRini Pujiarti dan J.P. Gentur Sutapa. Abstract
Mutu Arang Aktif dari Limbah Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King) sebagai Bahan Penjernih Air Quality of Activated Charcoal from Mahogany (Swietenia macrophylla King.) Wood Wastes for Water Purification
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pengembangan Karbon Aktif Batubara untuk Desulfurisasi Gas Hasil Gasifikasi Batubara di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral The Development
Lebih terperinciDAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF
DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF Mohammad Mirwan Staf Pengajar Teknik Lingkungan UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Active charcoal
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Landiana Etni Laos, Arkilaus Selan Prodi Pendidikan Fisika STKIP Soe, Nusa Tenggara Timur E-mail: etni.laos@yahoo.com Abstrak. Karbon aktif merupakan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE (Manufacture of Activated Carbon From Waste Leather Cassava by Using Furnace ) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA Firdhauzi Kusuma Rachmani 1, Mahmud Sudibandriyo 2 1. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciLEMBAR ABSTRAK. Jurnal Penelitian Hasil Hutan
LEMBAR ABSTRAK Gustan Pari dan Djeni Hendra (Pusat Litbang Hasil Hutan). Pengaruh lama waktu aktivasi dan konsentrasi asam fosfat terhadap mutu arang aktif kulit kayu Acacia mangium Jurnal Penelitian Hasil
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI BATANG. TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta) YANG DIAKTIVASI DENGAN H 3 PO 4. Skripsi
i PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI BATANG TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta) YANG DIAKTIVASI DENGAN H 3 PO 4 Skripsi Oleh : I Putu Adi Surya Mahardika NIM. 1208105002 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI
ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK
Lebih terperinciACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT
Prosiding Seminar Nasional DIES ke 50 FMIPA UGM, 7 September 2005 ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION Indah Subadra,
Lebih terperinciPEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PEMBALAKAN KAYU PUSPA DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI SKALA SEMI PILOT ABSTRACT
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PEMBALAKAN KAYU PUSPA DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI SKALA SEMI PILOT (The Manufacture of Activated Charcoal from Logging Waste of Puspa Wood Implemeting Production Technology
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif, khususnya industri kimia. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan baku dan bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
Lebih terperinciKARAKTERISASI PERMUKAAN ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: 17-24 KARAKTERISASI PERMUKAAN ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG Santiyo Wibowo 1*), Wasrin Syafi 2, dan Gustan Pari 3 1. Balai Penelitian Kehutanan Aek
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah yang salah satu hasil utamanya berasal dari sektor pertanian berupa tebu. Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma
PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN Fitri, Rakhmawati Farma Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI DARI KARBON CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE METHANO-PYROLYSIS
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 4 No. Tahun 013 Hal. 108-113 KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI DARI KARBON CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE METHANO-PYROLYSIS CHARACTERIZATION AND
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM SUHU DAN WAKTU KARBONISASI PADA PEMBUATAN ARANG DARI SEKAM PADI
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM SUHU DAN WAKTU KARBONISASI PADA PEMBUATAN ARANG DARI SEKAM PADI Satriyani Siahaan, Melvha Hutapea, Rosdanelli Hasibuan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KARBON AKTIF CANGKANG BINTARO (Cerberra odollam G.) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4
PSTER Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 KARAKTERISTIK KARBN AKTIF CANGKANG BINTAR (Cerberra odollam G.) DENGAN AKTIVATR H 2 S 4 CHARACTERISTICS F ACTIVATED
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 SKRIPSI
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 SKRIPSI Oleh AMRAN JAPIP 080405024 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JULI 2014 PEMBUATAN KARBON
Lebih terperinciANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.mps.14 ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN Nihla Nurul Laili 1,2,a), Mahardika Prasetya Aji 1,b),
Lebih terperinciOptimasi Suhu dan Lama Aktivasi dengan Asam Phosfat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): (2009)
Optimasi Suhu dan Lama Aktivasi dengan Asam Phosfat 51 OPTIMASI SUHU DAN LAMA AKTIVASI DENGAN ASAM PHOSFAT DALAM PRODUKSI ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI Optimation on Temperature and time activation with
Lebih terperinciITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH
ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH Futri Wulandari 1*), Erlina 1, Ridho Akbar Bintoro 1 Esmar Budi
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SALAK (SALACCA SUMATRANA) DENGAN AKTIVATOR SENG KLORIDA (ZnCl 2 ) SKRIPSI
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SALAK (SALACCA SUMATRANA) DENGAN AKTIVATOR SENG KLORIDA (ZnCl 2 ) SKRIPSI Oleh ARDIANO OKTAVIANUS SAHAT TUA 100405022 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit adalah salah satu jenis tumbuhan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai jenis industri, seperti industri kosmetik, industri pangan, industri margarin,
Lebih terperinciPengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Tempurung Kelapa
159 NATURAL B, Vol. 2, No. 2, Oktober 2013 Pengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Marsi Bani 1)*, Djoko H Santjojo 2), Masruroh 2) 1) Program Studi Magister Fisika, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
36 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.2, 2016, hal.36-42 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
Lebih terperinciPEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PADAT SINTESIS FURFURAL BERBAHAN DASAR SEKAM PADI MELALUI AKTIVASI KIMIA
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PADAT SINTESIS FURFURAL BERBAHAN DASAR SEKAM PADI MELALUI AKTIVASI KIMIA PREPARATION OF ACTIVATED CARBON FROM SOLID WASTE OF FURFURAL SYNTHESIS FROM RICE HUSK BY CHEMICAL
Lebih terperinciKARAKTERISASI KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN VARIASI JENIS AKTIVATOR
KARAKTERISASI KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN VARIASI JENIS AKTIVATOR CHARACTERIZATION OF ACTIVATED CARBON FROM CASSAVA PEELS (Manihot utilissima) WITH DIFFERENT ACTIVATORS 1) 2)
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 11-19 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan
Lebih terperinciABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama waktu aktivasi
ABSTRAK Gustan Pari (Pusat Litbang Hasil Hutan), Diah Tri Widayati (Universitas Gadjahmada) dan Masato Yoshida (Universitas Nagoya). Mutu arang aktif dari serbuk gergaji kayu Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Lebih terperinciPROSES AKTIVASI ARANG AKTIF DARI CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI AKTIVATOR KIMIA
247 PROSES AKTIVASI ARANG AKTIF DARI CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI AKTIVATOR KIMIA (Activation Process Of The Active Charcoal From The Shells Of Candlenut (Aleurites
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Karakterisasi Briket Arang Pengujian karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, dekomposisi senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor.
Lebih terperinciPEMBUATAN ARANG AKTIF DARI ARANG SISA PEMBUATAN ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIFASI KIMIA-FISIKA
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI ARANG SISA PEMBUATAN ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIFASI KIMIA-FISIKA Rozanna Sri Irianty Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Laboratorium Pemisahan, Universitas
Lebih terperinciOnline Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014
AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ZnCl 2 DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH Lewi Meichal Pakiding 1*), Ni Ketut Sumarni 2) Musafira 2) 1) Lab. Penelitian Jur. Kimia, Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU
KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU Erna Rusliana M. Saleh *) Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Khairun Jln. Raya Pertamina, Gambesi, Ternate,
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BUAH LONTAR (Borassus flabellifer Linn.) SEBAGAI ABSORBEN LIMBAH BATIK KAYU
PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BUAH LONTAR (Borassus flabellifer Linn.) SEBAGAI ABSORBEN LIMBAH BATIK KAYU 1. 2. I Ketut Gede Intan Kurniawan 1, J.P. Gentur Sutapa 2 Alumni Jurusan
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KAYU GELAM (Melaleuca leucadendron) YANG BERASAL DARI TANJUNG API-API SUMATERA SELATAN
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KAYU GELAM (Melaleuca leucadendron) YANG BERASAL DARI TANJUNG API-API SUMATERA SELATAN Sri Haryati*, Adellina Tentri Yulhan, Lisa Asparia *Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR
ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium Wild) DENGAN BATUBARA Oleh/By NOOR MIRAD SARI, ROSIDAH R. RADAM & RANIFA DWINA Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas
Lebih terperinciBioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan
BioLink Vol. 1 (2) Januari 201 p-issn: 236-48X e-issn: 20-130 BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink STUDI PENINGKATAN DAYA ADSORPSI
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum Linn) DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MINYAK NYAMPLUNG SANTIYO WIBOWO
KARAKTERISTIK ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum Linn) DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MINYAK NYAMPLUNG SANTIYO WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT (Activated Carbon Production from Peanut Skin with Activator Sulphate Acid) Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan industri, kebutuhan air bersih terus meningkat, disamping
Lebih terperinciADSORPSI KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Cu 2+
ADSORPSI KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Cu 2+ Dewi Putri Yuniarti Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa Palembang Jl. Tamansiswa No. 261 Palembang
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT
LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciPEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN Teger Ardyansah Bangun 1*, Titin Anita Zaharah 1, Anis Shofiyani 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS Khornia Dwi Lestari L.F 1*, Rita Dwi Ratnani 1, Suwardiyono 1,
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF MENGGUNAKAN BAGAS TEBU MELALUI AKTIVASI KARBON DIOKSIDA DENGAN VARIASI LAJU ALIR DAN WAKTU AKTIVASI
PEMBUATAN KARBON AKTIF MENGGUNAKAN BAGAS TEBU MELALUI AKTIVASI KARBON DIOKSIDA DENGAN VARIASI LAJU ALIR DAN WAKTU AKTIVASI Mahmud Sudibandriyo 1, Jony 2 1. Teknik Kimia, Teknik, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciJurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 13 (2) (2010) : 66 70 66 ISSN: 1410-8917 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 13 (2) (2010) : 66 70 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI AMPAS BUBUK KOPI MENGGUNAKAN AKTIVATOR ZnCl2
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI AMPAS BUBUK KOPI MENGGUNAKAN AKTIVATOR ZnCl2 THE OPTIMIZATION PROCESS OF ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM DREGS OF COFFEE GROUNDS BY USING ZnCl2 ACTIVATOR Rasdiansyah
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN DENGAN BANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO
PENGARUH WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN DENGAN BANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO Ayu maryani 1, Awitdrus 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+ Futri Wulandari 1*), Umiatin 1, Esmar Budi 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM
Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu Meranti dan Arang Kayu Galam...Yuniarti dkk. BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM CHARCOAL BRIQUETTE FROM MERANTI WOOD SAW DUST AND
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciProf. Ris. Dr. Gustan Pari
Prof. Ris. Dr. Gustan Pari Prof. Ris. Gustan apri, adalah peneliti bidang kimia kayu (pengolahan hasil hutan) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL BIO OIL BERBAHAN BAKU LIMBAH SISA MAKANAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR PIROLISIS
STUDI EKSPERIMENTAL BIO OIL BERBAHAN BAKU LIMBAH SISA MAKANAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR PIROLISIS,Apip Amrullah1, Yuli Ristianingsih2, Aqli Mursadin1, Chairul Abdi3 1 Progam 2 Studi Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciJurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 1, Februari 2014, 15-20
Karakterisasi Luas Permukaan Bet (Braunanear, Emmelt dan Teller) Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Aktivasi Asam Fosfat (H 3 PO 4 ) Riski Kurniawan*, Musthofa Lutfi,
Lebih terperinciJurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal
DOI: http://dx.doi.org/10.17969/jtipi.v6i3.2312 http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI AMPAS
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Konsentrasi Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) terhadap Kualitas Karbon Aktif Kulit Durian sebagai Adsorben Logam Fe pada Air Gambut Ririn Apriani 1), Irfana Diah Faryuni 1), Dwiria Wahyuni 1)
Lebih terperinciKarakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri
EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciPenyerapan Gas Buang CO, NO, NOx, dan SO 2 Kenderaan Bermotor Menggunakan Adsorben dari Kulit Pisang (Musa acuminate L)
Penyerapan Gas Buang CO, NO, NOx, dan SO 2 Kenderaan Bermotor Menggunakan Adsorben dari Kulit Pisang (Musa acuminate L) 1 Elvitriana, 1 *Vera Viena, 2 Sari Wardani 1 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jenis akasia (Acacia mangium Willd) yang sebagian besar berasal dari areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu gergajian
Lebih terperinci