KRIDA PENYULUH PARIWISATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KRIDA PENYULUH PARIWISATA"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI 2. LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA 3 MATERI AJAR KRIDA II KRIDA PENYULUH PARIWISATA Halaman Daftar Isi 1 I PESERTA PELATIHAN 2 II WAKTU PELATIHAN 2 III IV V PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN VI TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM 2 VII TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 2 VIII INDIKATOR KEBERHASILAN 2 IX RANCANGAN MATERI TOT 3 1. PENGERTIAN KRIDA PEMANDU WISATA MATERI AJAR SKK KRIDA PENYULUH PARIWISATA 3.1. SKK SKK Penyuluh Sadar Wisata SKK SKK Penyuluh Ekowisata 22 I. PESERTA PELATIHAN II. Peserta Diklat Saka Pariwisata adalah : Pengurus KWARDA Anggota Pramuka Pandega Staff di lingkungan Dinas Pariwisata Kota dan Daerah. WAKTU PELATIHAN 2 hari (Krida Pemandu Wisata dibagi ke dalam 4 Sesi ) III. PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN 1) Mereka yang memenuhi persyaratan sebagai peserta (butir ke 1) 2) Mereka yang telah memiliki pengetahuan dasar tentang Pariwisata dan atau Pramuka 3) Bersedia mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir 4) Bersedia menjadi tutor dalam kegiatan pengembangan Saka Pariwisata di daerahnya 3 1

2 IV. TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN Kemampuan yang diharapkan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan ini adalah: 1) Peserta mampu memahami Konsep Krida Penyuluh Pariwisata 2) Peserta memiliki kecakapan Kepramukaan dalam penyelenggaraan dan pepenyuluhan di bidang pariwisata, 3) Peserta memahami dan menguasai 2 SSK dalam Krida Penyuluh Pariwisata yaitu: SKK Penyuluh Sadar Wisata dan SKK Penyuluh Ekowisata V. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM VI. VII. Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Penyuluh Pariwisata cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1) Mampu bertindak sebagai Penyuluh Sadar Wisata 2) Mampu bertindak sebagai Penyuluh Ekowisata INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah menyelesaikan mata pendidikan dan latihan dalam acara pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu : 1) Mempraktekkan peran sebagai Penyuluh Sadar Wisata 2) Mempraktekkan peran sebagai Penyuluh Ekowisata 2.1. PENGERTIAN MATERI AJAR KRIDA II KRIDA PENYULUH PARIWISATA Krida Penyuluh Pariwisata adalah salah satu krida Saka Pariwisata, yang bertujuan memberikan kecakapan bagi Pramuka untuk dapat berperan sebagai motivator dan komunikator dalam penyelenggaraan kepariwisataan LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA Krida Penyuluh Pariwisata, terdiri atas 2 (dua) SKK : 1) SKK Penyuluh Sadar Wisata 2) SKK Penyuluh Ekowisata 2.3. MATERI AJAR SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA VIII. RANCANGAN MATERI TOT 2

3 SKK PENYULUH SADAR WISATA PENGERTIAN TUJUAN SKK Penyuluh Sadar Wisata adalah syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sebagai penyuluh sadar wisata dalam rangka mendorong peran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah. Agar pramuka dapat memiliki bekal dan materi penyuluh sadar wisata MATERI KECAKAPAN SKK PENYULUH SADAR WISATA Materi ajar SKK Penyuluh Sadar Wisata mencakup: A. Nilai manfaat Pembangunan Pariwisata B. Posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata C. Pengertian Sadar Wisata dan Sapta Pesona D. Penerapan komponen Sapta Pesona PENJABARAN MATERI AJAR A. NILAI MANFAAT PEMBANGUNAN PARIWISATA A.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) Dapat menyebutkan salah satu manfaat pembangunan pariwisata B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) Dapat menyebutkan contoh manfaat pembangunan pariwisata di daerahnya (minimal 2) C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) Dapat menjelaskan manfaat pembangunan pariwisata di bidang ekonomi sosial budaya dan lingkungan kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) Dapat menjelaskan manfaat pembangunan pariwisata di bidang ekonomi sosial budaya dan lingkungan kepada masyarakat 3

4 A.2. Materi Manfaat pariwisata dapat dilihat dari beberapa bagian yaitu: 1) Manfaat Pariwisata di bidang ekonomi a. Meningkatkan devisa Sektor pariwisata mempunyai peluang besar untuk mendapatkan devisa.hal ini dapat di lihat dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia. Sebagai penghasil devisa yang diandalkan, pembangunan pariwisata dapat mendukung kelanjutan pembangunan nasional. b. Meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha Peningkatan pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik pada waktu sebelum dan sesudah berlangsungnya kegiatan kepariwisataan tersebut secara langsung pada usaha akomodasi, restaurant dan hiburan, cinderamata, informasi pariwisata, pramuwisata dan pemerintah. Secara tidak langsung pada usaha taxi, pusat perbellanjaan, industri kecil, katering dan pengolahan makanan, pertanaian, peternakan, perkebunan, perbankan, olah raga, sanggar tari dan teater dan jasa-jasa lain. c. Menunjang pembangunan daerah Pembangunan pariwisata cenderung untuk tidak terpusat di kota, melainkan ke daerah pedalaman dan pantai yang bebas dari kebisingan kota. Dengan demikian sektor pariwisata amat sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah. d. Meningkatkan Penerimaan devisa Pajak langsung, yaitu dari pajak penjualan dan penghasilan dari perusahan pariwisata serta pajak dari wisawan yang menggunakan fasilitas umum. Pajak tak langsung, yaitu bea masuk dan bea cukai dari penghasilan barang dan jasa. e. Meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat Belanja di DTW akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda (multiflier effect ) f. Meningkatkan ekspor Dengan semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung berarti akan ikut memperkenalkan barang-barang produksi dalam negeri yang di nikmati wisatawan yang kemudian akan membuka peluang untuk ekspor. 4

5 2) Manfaat pariwisata di bidang sosial dan budaya Keanekaragaman kekayaan sosial budaya Indonesia merupakan modal dasar dari pengembangan pariwisata. Oleh sebab itu pengembangan kepariwisataan harus mampu melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada. Memudarnya daya tarik budaya kita pasti akan merugikan pengembangan pariwisata indonesia. 3) Manfaat Pariwisata di bidang lingkungan hidup Pada dasarnya pengembangan pariwisata memanfaatkan kondisi lingkungan senantiasa menghindari dampak kerusakan lingkungan senantiasa menghindari dampak kerusakan lingkungan hidup, yaitu dengan pengaturan yang teratur dan terarah. B. POSISI DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA. 2. Dapat menyebutkan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 1. Dapat menjelaskan pihak-pihak yang terkait (pemangku kepentingan) dalam pembangunan kepariwisataan kepada kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) 2. Dapat menjelaskan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan pihak-pihak yang terkait (pemangku kepentingan) dalam pembangunan kepariwisataan kepada masyarakat 2. Dapat menjelaskan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata kepada masyarakat B.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) 1. Dapat menyebutkan pihak-pihak yang terkait (pemangku kepentingan) dalam pembangunan kepariwisataan 5

6 B.2. Materi Pariwisata memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat, mengingat masyarakat merupakan bagian atau komponen dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata melalui keunikan entitas masyarakat dengan tradisi dan budaya lokal sebagai daya tarik kepariwisataan. Hiburan Makan/Minum souvenir Pariwisata Wisatawan Transportasi Akomodas i Objek/Atraksi Hubungan pariwisata dan masyarakat Masyarakat Masyarakat berperan sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pengembangan pariwisata dalam kedudukannya sebagai komunitas yang turut berperan dalam proses pengembangan, maupun sebagai pelaku usaha kepariwisataan (misalnya: pengusaha penginapan, rumah makan, pemandu wisata, pengrajin, pertunjukan seni, dan sebagainya). Selain itu masyarakat juga merupakan tuan rumah (host) bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke daerahnya. SWASTA pelaksana/ pengembang/ investor PEMERINTAH fasilitator dan regulator MASYARAKAT tuan rumah, pelaksana/ subjek pengembangan Stakeholders dalam pengembangan pariwisata (Sumber: Murphy, 1990) Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat sebagai aktor atau subjek pengembangan, karena posisi, peran dan dukungan masyarakat turut menentukan sukses atau keberhasilan jangka panjang pengembangan kegiatan pariwisata. Terkait dengan nilai strategis pengembangan destinasi pariwisata bagi masyarakat, maka kegiatan kepariwisataan dapat menjadi instrumen strategis dalam pengentasan dan penanggulangan kemiskinan pada masyarakat setempat dimana kegiatan kepariwisataan itu berada. Dimana tujuan penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang adalah untuk mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap dan progresif agar dapat menjalani 6

7 kehidupan yang bermartabat, dan menurunkan jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan. peluang yang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha yang terkait. Berikut adalah nilai-nilai strategis manfaat kegiatan kepariwisataan bagi masyarakat setempat, terkait dengan: 1) Pariwisata yang memiliki karakter IN SITU yaitu konsumen/wisatawan harus datang ke lokasi untuk mengkonsumsi produk, sehingga hal ini berarti memberikan peluang dan kontribusi sangat besar bagi pengembangan wilayah, membuka isolasi wilayah dan penanggulangan kemiskinan. Wisatawan ORIGIN / ASAL Akomodasi Keterkaitan produk dan jasa dalam pariwisata Karakter in situ pariwisata DESTINATION/ TUJUAN 2) Pariwisata memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membuka peluang investasi sangat luas. Sistem keterkaitan produk dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur jaringan maskapai penerbangan, tranportasi, jaringan hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga dan berbagai jasa terkait lainnya dari seluruh dunia. Prospek ini menciptakan 3) Pariwisata mampu membangkitkan dampak ekonomi multiganda. Pariwisata yang memiliki keterkaitan lintas sektor dan usaha mampu membangkitkan DAMPAK EKONOMI MULTI GANDA (multiplier effect) yang sangat signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha lintas skala, terutama UKM sehingga membantu penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. 7

8 Dampak Langsung Hotel, Guide/ Restoran, / ODTW/ Perush Airline/ Dampak Tak Langsung Angkt/ BPW/ Galleri/ art shop Karyawan hotel, restoran, Jasa keuangan BPW, ODTW, dsb. Supir angkt. Umum Pemerintah (pajak) Dampak Ikutan Pengrajin cinderamata Pompa bensin Petani sayuran, bunga dan buah Penjual sayuran, buah & Peternak ayam, ikan dan sapi bahan makanan Penghasil bahan baku kerajinan Seniman iklan/ Percetakan Sektor industri & perdagangan Sektor agribisnis Dampak ekonomi multiganda dalam sektor pariwisata 1. Dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan sasaran Sadar Wisata kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) 2. Dapat menjelaskan pengertian sapta pesona kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan sasaran Sadar Wisata kepada masyarakat 2. Dapat menjelaskan pengertian sapta pesona kepada masyarakat C. KONSEP SADAR WISATA DAN SAPTA PESONA C.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) 1. Dapat menyebutkan pengertian sadar wisata 2. Dapat menyebutkan unsur sapta pesona B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) 1. Dapat menyebutkan tujuan dan sasaran Sadar Wisata 2. Dapat menguraikan pengertian unsur unsur sapta pesona C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) C.2. Materi Sadar Wisata dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sapta Pesona merupakan jabaran konsep Sadar Wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona tersebut. 8

9 Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum yang menggambarkan semangat hidup dan kegembiraan. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi di sekeliling matahari menggambarkan unsurunsur Sapta Pesona yang terdiri dari: unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Berikut ini penjabaran dari unsur-unsur sapta pesona: AMAN Pengertian Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut. Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain : Tidak menganggu kenyamanan wisatawan Menolong dan melindungi wisatawan Menunjukkan sifat bersahabat terhadap wisatawan Memelihara keamanan lingkungan Membantu memberi informasi kepada wisatawan Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik. TERTIB Pengertian kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut. Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain : Mewujudkan budaya antri Memelihara lingkungan dengan mentaati peraturan yang berlaku Disiplin waktu/tepat waktu Serba jelas, teratur, rapi dan lancar. BERSIH Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sehat/hygienik sehingga memberikan rasa nyaman 9

10 dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut. Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain : SEJUK Tidak membuang sampah sembarangan Menjaga kebersihan lingkungan objek wisata Menjaga lingkungan yang bebas dari polusi udara Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi. Suatu kondisi di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan nyaman bagi wisatawan dalam melakukan kunjungannya ke daerah tersebut. Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain : Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon Memelihara penghijauan di lingkungan objek wisata Menjaga kondisi sejuk dalam berbagai area di daerah tujuan wisata. INDAH Suatu kondisi di daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik dan memberikan kesan yang mendalam bagi wisatawan sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas. Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan antara lain : Menjaga objek wisata dalam tatanan yang estetik, alami dan harmoni Menata lingkungan secara teratur Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh. RAMAH Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi pariwisata yang mencerminkan suasana yang akrab dan terbuka. Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan: Bersikap sebagai tuan rumah yang baik serta selalu membantu wisatawan Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan Menunjukkan sikap menghargai dan toleransi terhadap wisatawan 10

11 Memberikan senyum yang tulus. KENANGAN Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan yang indah bagi wisatawan. Bentuk aksi yang perlu diwujudkan : Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih dan sehat Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa D. PENERAPAN DAN MANFAAT SAPTA PESONA D.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) Dapat menyebutkan contoh-contoh tindakan dalam rangka penerapan unsur unsur Sapta Pesona (minimal 2) C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) D.2. Dapat menjelaskan contoh-contoh tindakan dalam rangka penerapan unsur unsur Sapta Pesona kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan berbagai tindakan dalam rangka penerapan unsur unsur Sapta Pesona kepada masyarakat 2. Dapat menyusun program aksi sapta pesona di daerahnya Materi 1) Aman Apa yang akan Anda rasakan jika melancong ke tempat yang lingkungannya aman? Tentu Anda menyukai tempat wisata tersebut, kan?. Sebaliknya jika tempat atau daerah obyek wisata yang kita kunjungi dinyatakan tidak aman, maka kita akan takut dan pasti ingir cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. Inilah akibat kita tidak menciptakan rasa aman. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan, kondisikan, pelihara, dan masyarakatkanlah situasi aman agar terwujud rasa aman yang sesungguhnya dengan cara yang tidak melanggar aturan, norma adat dan budaya kita sebagai bangsa yang besar dan beradab. Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menciptakan dan menjaga rasa aman, di antaranya adalah: 11

12 a. Kita semua harus sadar akan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban; harus selalu disadari bahwa setiap perilaku kita dalam bergaul dengan siapapun dan di manapun apa yang kita lakukan pasti berhubungan dengan kepentingan orang lain bahkan dengan kepentingan sistem, dan prosedur yang berlaku. b. Membangun sistem keamanan yang kuat. Sistem keamanan bisa dibangun mulai dari sikap disiplin kita baik secara individu maupun secara komunitas sosial, masyarakat. c. Kita juga harus taat kepada hukum; artinya bahwa negara kita adalan negara hukum dan harus bangga bahwa bangsa kita sudah mampu membangun sistem keamanan melalui bidang hukum Untuk itu seyogianya kita semua menjungjung tinggi dan menjaga sistem, hukum yang ada agar keberadaannya mampu melindungi hak dan kewajiban. Jadi, sudah tentu hukum itu patut ditaati. Dalam kaitan pelaksanaan Program Sadar Wisata juga dapat dikatakan sebagai sikap taat dan menjunjung tinggi hukum secara tidak langsung d. Memfungsikan semua alat penerangan lampu terutama pada malam hari khususnya di daerah obyek wisata sesungguhnya hal ini adalah hal sederhana yang mendasar dalam Iingkungan hidup bermasyarakat. Namun apakah kita sudah melaksanakannya berkaitan dengan kepentingan sebagai tempat obyek wisata? e. Disiplin dalam melakukan segala sesuatu berhubungan dengan orang lain; maksudnya bahwa setiap warga masyarakat diharapkan mampu berdisiplin, baik secara individu maupun dalam interaksi dengan orang lain di mana pun berada. Dengan demikian, akan tumbuh sikap saling menghargai yang secara tidak langsung sudah memberikan rasa arnan bagi semua orang. f. Memberikan kepercayaan kepada orang lain sesuai dengan potensinya, terutama terhadap petugas keamanan; maksudnya bahwa kita semua diharapkan bisa memberikan rasa percaya dan menghormati sikap orang lain sesuai dengan profesinya sebagai petugas keamanan. Anda pasti bisa merasakan betapa besar kebutuhan akan rasa aman in ketika berkunjung ke daerah wisata tertentu. Terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman akan menghasilkan kepuasan berwisata. Tentu siapa pun ingin mengulangi kepuasaan ini dan mengunjungi lagi tempat wisata tersebut di lain waktu. Inilah seharusnya yang kita upayakan bersama. Bagi kita sebagai pihak yang berupaya menciptakan dan memelihara, maupun bagi pihak lain yang turut menikmatinya, ada beberapa manfaat minimal yang dapat dirasakan dari rasa aman yaitu: a. Tidak ada rasa takut untuk bepergian 12

13 b. Keinginan wisatawan untuk berkunjung lebih besar. c. Citra positif pariwisata tetap terjaga d. Memberikan peluang pembangunan dan penyempurnaan fasilitas dan sistem pelayanan jasa informasi yang bermanfaat baik di tempat-tempat obyek wisata maupun di tempat-tempat lain. Itulah manfaat terciptanya rasa aman! Apakah hal itu mendatangkan keuntungan dan peluang bagi pengembangan kualitas daerah obyek wisata yang kita miliki? Tentunya pasti! Berdasarkan uraian di atas, marilah kita beraktivitas dengan selalu menaati rambu-rambu atau aturan-aturan yang mengatur dan mejaga keamanan demi terwujudnya keselamatan bersama. Jika semua itu terwujud, maka kondisi bidang kepariwisataan di Indonesia akan membaik dan terbangun kembali. 2) Tertib Apa yang anda rasakan ketika harus berebutan untuk mendapatkan sebuah tiket masuk sebuah pertunjukan musik? Apakah anda merasa senang berdesakan saling sikut dan saling injak dengan pengunjung lain? Jawabannya cuma satu tidak senang. Dan kunci pengondisian ketidakteraturan tersebut adalah dengan Tertib. Untuk itu seyogianya kita semua bersikap tertib demi kepuasan bersama. Perlu disadari bahwa suasana tertib merupakan cerminan tingkat disiplin yang tinggi dari sebuah masyarakat yang terpuji. Berikut ini cara-cara yang dapat kita lakukan dalam menciptakan ketertiban umum : a. Ikuti ketentuan atau tata tertib yang berlaku, di manapun kita berada; Perlu diakui, kita sering menyepelekan dan mengabaikan masalah tata tertib. Padahal kita semua tahu pasti tujuan dan manfaat diberlakukannya sebuah tata tertib. Pemberlakuan tata tertib diharapkan mampu memberikan pemenuhan atas aspek-aspek seperti rasa aman, nyaman dan rasa keindahan. Contohnya jika kita berjalan-jalan di taman kemudian melihat tanda pemberitahuan yang berbunyi: Dilarang menginjak rumput. Sudah tentu maksud papan peringatan tersebut agar taman tetap kelihatan indah dengan tanaman yang tetap subur dan enak dipandang mata. Untuk itu marilah kita kendalikan diri kita untuk tidak melanggar tata tertib apapun, baik itu yang berhubungan dengan pribadi maupun dengan orang lain, apalagi bila sudah berkaitan dengan kepariwisataan, pemeliharaan keindahan dan kenyamanan wisatawan tentu perlu diutamakan. b. Janganlah kita menciptakan suasana berisik atau gaduh; 13

14 Ajakan ini bertujuan agar setiap warga masyarakat Indonesia bisa saling menghormati, menghargai tertib dan teratur dalam melakukan segala sesuatu, baik demi kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Sebagai contoh, pada waktu ada kunjungan wisatawan asing atau domestik ke tempat obyek wisata sebagai tuan rumah kita diharapkan bisa menciptakan situasi yang tenang di lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan agar wisatawan dapat benar-benar merasakan kenyamanan, dan keindahan obyek wisata yang mereka kunjungi. Dengan demikian, para wisatawan pun akan menghargai dan menghormati kita sebagai warga masyarakat yang berbudi luhur, ramah, dan berwibawa. Sehubungan dengan uraian di atas, berikut ini diketengahkan manfaat terwujudnya suasana tertib, yaitu: a) terciptanya ketenangan; b) terciptanya kondisi teratur; dan c) terbentuknya wibawa sebagai masyarakat yang berbudaya. Nah, jika kita semua menyadari manfaat menciptakan situasi tertib ini, janganlah menciptakan suasana yang sebaliknya. Karena ketidaknyamanan yang kita rasakan, juga akan dirasakan oleh tamu kita, para wisatawan. 3) Bersih Jika Iingkungan disekitar kita bersih, semua orang akan merasakan kenyamanan dalam penglihatan, pernapasan, dan aktivitas hidup lainnya. Terlebih jika aktivitas itu adalah pelancongan ke tempat wisata. Jika sebuah tempat wisata bersih, tentu akan membuat wisatawan betah berlama-lama menikmatinya. Tidak sukar membiasakan diri hidup bersih. Mulailah dari hal-hal kecil pada diri sendiri, karena lingkungan keluarga, lingkungan di sekitar sehingga akhirnya kita akan terbiasa hidup bersih di manapun berada. Berikut ini adalah cara sederhana melakukan dan membiasakan hidup bersih ini bermula dari diri kita sendiri, yaitu: a. Selalu teratur membersihkan badan; b. Makan, minum secara teratur dan bersih; c. Tidak membuang sampah sembarangan; d. Tidak meludah di sembarang tempat, atau membuang kotoran seenaknya; e. Menyediakan tempat sampah; f. Lakukan pemusnahan sampah secara teratur dan memerhatikan sanitasi lingkungan; g. Penataan saluran air dan tempat pembuangan sampah di sekitar lingkungan anda; h. Memasyarakatkan nilai-nilai santasi lingkungan. Jika terbiasa hidup sehat, tentunya anda akan selalu memakan rnakanan sehat yang higienis den selalu menjaga kebersihan lingkungan. Membiasakan hidup bersih berarti kita menciptakan : 14

15 a. pola hidup sehat; b. suasana hidup yang lebih menyenangkan; c. semangat hidup yang lebih bergairah. Untuk itu marilah kita senantiasa membiasakan diri hidup bersih dalam setiap aspek kehidupan, demi kepentingan kita bersama. 4) Sejuk Kondisi yang sejuk pasti sangat didambakan semua orang. Kondisi alam yang segar, enak dipandang nikmat dihirup udaranya dan mampu membawa pikiran anda ke dalam nuansa ketenangan. Kondisi itulah yang dicari oleh para wisatawan dalam perjalanan wisatanya. Jadi, akibat kesejukan ini tiada lain tercipta dari kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. Untuk itu marilah kita menciptakan kondisi yang memberikan makna sejuk bagi lingkungan dan tempat-tempat obyek wisata. Ada beberapa cara sederhana yang kita semua bisa melakukarnya sehingga kondisi sejuk bisa terwujud. Yaitu: a. melakukan penghijauan di lingkungan, termasuk tempat-tempat yang menjadi objek wisata; b. menjaga kebersihan ingkungan; dan c. melestarikan segala potensi wisata yang dimiliki lingkungan sekitar kita; dan yang terpenting adalah d. mengatur sirkulasi udara bebas yang baik. khususnya untuk ruangan -ruangan tertutup Marilah kita ciptakan kondisi yang sejuk di manapun kita berada. Berikut in manfaat kesejukan yaitu: a. tubuh dan pikiran kita menjadi segar dan fit setiap saat; b. stamina kita dalam beraktivitas bertahan lebih lama. 5) Indah Keindahan merupakan cerminan atas kuasa Tuhan dan karya manusia kreatif. Semua insan pasti menyukai keindahan, tetapi keindahan yang bagaimanakah yang perlu kita mewujudkan dan nikmati bersama terutama di bidang pariwisata? Anda mungkin pernah melihat pemandangan di Pantai Kuta Bali, pada saat melihatnya anda pasti merasakan keindahan alam waktu itu. Atau mungkin di tempat wisata lainnya. Bahkan sesungguhnya keindahan juga bisa kita ciptakan mulai dari lingkungan sekitar. Misalnya dengan menata pekarangan rumah, atau menata lingkungan tempat kita tinggal. Hakikat keindahan itu cenderung kita nikmati melalui penglihatan yang pada akhirnya berpusat pada perasaan estetis dengan demikian mulailah menciptakan keindahan ini dengan menata segala apa yang kita lihat 15

16 Ada beberapa cara sederhana untuk menciptakan dan menjaga keindahan yang tentunya bisa anda lakukan, diantaranya: a. Gemar menata ruang Artinya kita semua mencoba menyadari bahwa segala kegiatan kita yang berhubungan dengan menata ruang, baik itu di ruangan rumah, pekarangan, lingkungan, bahkan tempat obyek wisata tertentu, merupakan upaya nenciptakan keindahan visual. Jadi ketika anda melakukan penataan di tempattempat tersebut, maka indera penglihatanlah yang pertama kali merasakan keindahan yang muncul dihadapan kita semua. Inilah yang seyogianya kita kembangkan sebagai perilaku individu bangsa Indonesia yang mampu memaknai nilai-nilai dan pengalaman Sadar Wisata melalui pembenahan dan pengembangan Sapta Pesona dalam kehidupan seharihari b. Melestarikan lingkungan; Artinya kita semua harus mampu, menjaga keseimbangan lingkungan mulai dari lingkungan pribadi sampai dengan lingkungan tempat kita beraktivitas sehari-hari. Melestarikan lingkungan dapat dilalukan dalam dua sudut pandang: menjaga dan mempertahankan keseimbangan alam yang sudah ada; melestarikan dalam arti kita semua berupaya mengubah alam yang tadinya belum memunculkan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan, menjadi lebih memberikan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan. Untuk itu marilah kita wujudkan kelestarian baik dalam bentuk tindakan menjaga, mempertahankan serta mewujudkan keindahan. c. Mencegah dan menghilangkan aksi corat-coret Aksi corat-coret pada pagar atau dinding rumah jelas amat merusak nilai keindahan Oleh sebab itu, mari kita bersarna-sama menjaga dan mencegah agar diri kita bali sebagai orang tua, pemuda-pemudi, dan anak-anak menjaga lingkungan sekitar agar aksi menjadi ajang aksi corat-coret tersebut. Jika anda melihat di suatu tempat obyek wisata ada corat-coret yang dilakukan wisatawan tentunya hal itu akan mengurangi nilai keindahan. Terlebih jika yang melakukan kita sendiri sebagai pribumi, perilaku tersebut jelas tidak sesuai dengan kampanye Sadar Wisata melalui Sapta Pesona ini. d. Gemar akan kegiatan hias-menghias secara teratur; 16

17 Jika Anda seorang seniman atau seniwati mungkin tidak asing lagi dengan kegiatan hias-menghias. Akan tetapi, melalui kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona ini kita semua sebagai warga masyarakat Indonesia diharapkan bisa melakukan kegiatankegiatan yang termasuk ke dalam kategori hiasmenghias ini. Apalagi jika ditujukan untuk menghasilkan daya tarik bagi orang lain atau wisatawan baik domestik mapun mancanegara tentunya hal ini sangat kita harapkan bersama. Jadi secara langsung kita semua yang terlibat di dalamnya sudah mampu menunjukkan dukungar terhadap kebangkitan kembali pariwisata Indonesia melalui program Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Manfaat keindahan adalah : Timbulnya kesadaran akan kebesaran Tuhan ; Terciptanya perasaan senang; Mencegah munculnya perasaan stress Mempertajam kepekaan estetis. Kita semua tahu bahwa segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan pasti membuat orang tertarik. Jika suatu tempat wisata memiliki keindahan yang khas, wisatawan pun akan berdatangan. Sekali lagi marilah kita ciptakan, jaga dan lestarikan nilai-nilai keindahan ini bersama-sama. 6) Ramah Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang Iain. Aspek keramahan inilah yang selama ini menjadi kebanggaan dan diharapkan dapat mengembalikan prestasi bidang pariwisata Indonesi ini ke masa kejayaan yang pernah kita capai pada masa Ialu. Memasyarakatkan keramahan bisa di muiai pada diri kita sendiri di antaranya dengan cara: a. Bertutur kata yang sopan dengan mimik wajah yang menyenangkan: Keramahan yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan. 17

18 Untuk itu kita semua harus mampu membargun kepribadian hakiki yang bertutur kata sopan, penuh senyum yang ramah. Hal ini dapat kita mulai dan diri masing-masing. Di mana pun berada, tunjukkanlah tutur kata yang sopan dan ramah ini, karena hal ini pasti akan melahirkan persahabatan dan membuat orang senang dan menghargai kita. b. Pengendalian diri; Maksudnya mengendalikan diri terhadap perilakuperilaku yang dapat meresahkan masyarakat, apalagi meresahkan warga negara asing (sebagai wisatawan mancanegara). Pengendalian diri ini juga berlaku pada perilaku yang dapat mengakibatkan bencana alam. Kita semua bisa melatih sikap pengendalian diri pada diri sendiri di manapun dan dalam kondisi apapun. Maka upayakanlah mengedepankan pengendalian diri pasti kita semua akan selamat dan dihargai orang lain. c. Saling menghormati Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan ungkapan hormat menghormati ini karena sejak dibangku SD bahkan para orang tua dan guru telah mengajari kita akan hal ini. Sikap saling menghormati terutama diperlukan dalam pergaulan sosial. Akan tetapi, kita kadangkala sukar untuk bersikap seperti itu. Hal ini terjadi ketika kita merasa lebih baik, lebih pintar, atau lebih tahu daripada orang lain. Sebagai konsekuensinya, sulit pula orang lain menghargai kita. Untuk itu marilah kita saling merendahkan hati, saling menghargai perasaan, pikiran, maupun karya orang lain sehingga kita pun menerima perlakuan yang sama dari orang lain. Sikap seperti inilah yang seyogyanya bisa dikembangkan tatkala kita ingin mewujudkan kembali keluhuran nilai-nilai pariwisata Indonesia kepada dunia internasional. d. Gemar bertegur-sapa dengan baik; Pada intinya sikap inilah yang menjadi salah satu dasar keberhasila kita dalam pergaulan. Melalui bertegur sapa maka kita akan rnenebar kebaikan dan menciptakan ikatan persaudaraan, persahabatan, dan kekeluargaan di manapun kita berada. Dengan bertegur sapa secara baik-baik, maka ketika anda sedang berada di negeri asing sekalipun pasti tidak akan mendapat kesulitan. Terlebih jika dilakukan di lingkungan sekitar kita atau di tempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing, tegur sapa akan memberikan kesan keramahan sehingga akhirnya mereka kerasan untuk menikmati lebih lama lagi pesona tempat-tempat wisata yang mereka kunjungi di negara kita. Manfaat tegur-sapa yang ramah adalah 18

19 Terjadinya keakraban; dengan tegur-sapa suasana hangat akan senantiasa tercipta dalam perasaan setiap individu meskipun tidak saling mengenal satu dengan lainnya. Terciptanya rasa damai keakraban yang tercipta pada akhirnya tentu membuat hati kita menjadi damai, tanpa rasa was-was meski berada di lingkurgan dan orang-orang yang asing bagi kita. Mencegah terjadinya konflik; melalui tegur sapa bisa tercipta tali persaudaraan dan kekeluargaan yang akan mampu mencegah terjadinya konflik. 7) Kenangan Pernahkah anda merasa terbayang lagi akan keindahan panorama tempat wisata yang telah dikunjungi sehingga amda merasa ingin kembali mengunjungi tempat itu? Pasti pernah kan? Perasaan itulah yang dimaksud dengan istilah Kenangan" dalam dunia pariwisata. Kenangan merupakan ingatan ataupun kesan positif yang tersimpan di dalam pikiran seseorang setelah mendapatkan dan merasakan pelayanan yang baik menyangkut 6 (enam) unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, dan ramah. Disamping ada produk yang dibawa sebagai oleh-oleh. Setiap anda akan mengunjungi suatu tempat wisata, pasti pada benak anda muncul perasaan ingin, memperoleh kenangan yang indah dan menyenangkan. Oleh sebab itu, marilah kita berlomba-lomba menciptakan kenyamanan dan keunikan yang khas penuh pesona agar melahirkan kenangan yang indah bagi setap wisatawan yang datang, dalam rangka rnengampanyekan kembali dunia pariwisata Indonesia melalui Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Kita bisa mulai menciptakan dan menjaga kenangan ini dengan cara-cara yang sederhana seperti : a. Memberikan pelayanan yang baik; kita semua melakukannya ketika kita dihadapkan dalam kegiatan yang melibatkan orang lain, terutama yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan orang lain, seperti dalam pelayanan jasa memandu perjalanan, penyediaan makanan, dan sejenisnya. b. Menjaga perasaan orang lain; kita bisa melakukannya tatkala kita sedang berbincang dengan orang lain, baik itu orang yang sudah lama dikenal atau orang yang baru dikenal baik dengan orang yang seusia, lebih tua, ataupun lebih muda daripada kita. c. Menjaga kualitas produk; kita semua sadar, cinta tanah air berarti kita juga cinta produk negeri sendiri. Untuk itu kita harus berusaha agar kualitas produk dalam negeri tetap terjaga meningkatkan kualitasnya. Kualitas produk yang tinggi akan mendukung 19

20 terciptanya kenangan yang membuat orang lain datang kembali. d. Percaya diri melalui kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona ini marilah kita berbenah diri dan tunjukkan kemampuan kita sesuai dengan bidangnya masingmasing serta bekerja keras dengan mengedepankan rasa percaya diri agar semua yang dicita-citakan berhasil. e. Jujur; kejujuran adalah modal kepercayaan orang lain terhadap kita. Dalan aspek kehidupan apapun termasuk dalam memberikan pelayanan wisata terhadap para wisatawan, kejujuran akan menumbuhkan rasa simpati. Pada akhirnya kita akan dipercaya dan disenangi, karena mampu memberikan perasaan tenang dan damai kepada mereka. Kita sadari bersama bahwa unsur kenangan ini mampu memberikan berbagai manfaat pada kita semua. Manfaat tersebut, di antaranya adalah : a. Terbentuknya penghormatan dan penghargaan dari orang lain b. Terbentuknya citra yang baik bagi pribadi, masyarakat, dan negara kita; c. Terciptanya kepuasan bagi diri kita dan terlebih bagi wisatawan; d. Meningkatkan rasa saling percaya di antara sesama. Marilah kita mulai dengan niat yang ikhlas, sadar, dan penuh percaya diri dengan bekal pengetahuan dan wawasan yang luas untuk merealisasikan suksesnya pembangunan dunia pariwisata Indonesia melalui Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona berkat terbentuknya masyarakat yang mampu menjadi Tuan Rumah, yang baik bagi setiap wisatawan yang berkunjung. Apabila konsep Tiga Serangkai ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka hasilnya adalah berkembangnya dunia pariwisata Indonesia. Selanjutnya pergerakan dan penyebaran Wisatawan Nusantara akan berjalan dengan baik dan Wisatawan Mancanegara pun akan datang dan masuk ke Indonesia. Untuk itu marilah kita semua bersama-sama mewujudkan konsep Tiga Serangkai ini dalam sikap serta aktivitas kita sehari-hari dimanapun berada, baik itu secara langsung maupun tidak langsung ditujukan pada upaya peningkatan prestasi pariwisata Indonesia sekarang dan masa yang akan datang. E. PENGALAMAN PEMBINAAN Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 20

SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF

SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF SADAR WISATA-SAPTA PESONA DAN EKONOMI KREATIF OLEH DENI DARMAWAN Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Sapta Pesona, Disbudpar Kota Pontianak Pontianak, 7 11 Maret 2013 MUKADIMAH SADAR WISATA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

Oleh HY. Agus Murdiyastomo.

Oleh HY. Agus Murdiyastomo. Oleh HY. Agus Murdiyastomo hy.agusmurdiyastomo@yahoo.com Kegiatan perjalanan, atau sebagian dari kegiatan tersebut, yang dilakukan secara sukarela, dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS A. Potensi Sumber Daya Pengembangan Wisata di Desa Kampung Baru Kecamatan

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia dan akan terus berkembang dengan perkembangan industrialisasi dan perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. Bagi sebagian orang, berwisata menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan sumber daya alamnya. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat yang dimiliki oleh Indonesia

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya. Bab Enam Kesimpulan Masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata di suatu kawasan atau daerah tujuan wisata (DTW), seringkali diabaikan dan kurang diberikan peran dan tanggung jawab dalam mendukung aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang sangat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak, potensi wisata tersebut tersebar di seluruh penjuru tanah air dengan ciri dan kelebihan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan NUR ENDAH JANUARTI Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal Mari ingat kembali Unsur Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beberapa gugusan pulau mulai dari yang besar hingga pulau yang kecil. Diantara pulau kecil tersebut beberapa

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan alam yang berlimpah, yakni salah satunya kekayaan dalam bidang pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya adalah perkembangan industri pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR NUR ENDAH JANUARTI Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal dengan masyarakat lokal Mari ingat

Lebih terperinci

PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA

PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA Oleh : I Wayan Paramarta Jaya I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Peluang tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi salah satu sektor pembangunan yang terus digalakkan dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Di Indonesia sektor pariwisata telah menjadi komoditas

Lebih terperinci

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri terbesar abad ini, hal ini bisa dilihat dari sumbangannya terhadap pendapatan dunia serta penyerapan tenaga kerja yang menjadikan

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA) KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA) 1. Latar Belakang Perjalanan wisatawan senantiasa membutuhkan keanekaragaman produk wisata yang dapat memberikan pilihan atau alternatif untuk menentukan

Lebih terperinci

How does Ecotourism impact the construction industry? Monang B Putranto,ST.IAI

How does Ecotourism impact the construction industry? Monang B Putranto,ST.IAI How does Ecotourism impact the construction industry? Monang B Putranto,ST.IAI Arah Kebijakan/Kebijakan Makro 1. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Pembangunan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah menganalisis hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu : Sebagai suatu bentuk struktur dari kegiatan pariwisata, desa

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN, Dalam rangka keterpaduan pembangunan kebudayaan dan pariwisata, dengan ini menginstruksikan : Kepada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain penelitian

METODE PENELITIAN. Desain penelitian 47 METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode survey dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi inovasi program Sapta Pesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pengembangan pariwisata, bukan hanya sekadar peningkatan perolehan devisa bagi negara, akan tetapi lebih jauh diharapkan pariwisata dapat berperan sebagai katalisator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Pariwisata Menurut Suyitno (2001) dalam Tamang (2012) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA

Lebih terperinci

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakankebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai Negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai Negara. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai Negara. Indonesia merupakan salah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, hal ini terjadi karena pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara-negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU 1. Latar Belakang Sebagai modal dasar untuk mengembangkan kepariwisataannya yaitu alam dan budaya tersebut meliputi alam dengan segala isi dan bentuknya baik berupa

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro 1. Latar Balakang. Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bogor merupakan bagian integral dan berkesinambungan antara tahapan pembangunan yang telah dilalui dan yang akan dilaksanakan baik dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka kesempatan kerja

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Strategi dan Tiga Agenda Utama Strategi pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan dua hal yakni permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kota Samarinda dan visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan BAB I PENDAHULUAN Sejarah perkembangan ekowisata yang tidak lepas dari pemanfaatan kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan definisi ekowisata sebagai perjalanan ke wilayah-wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Diskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka setiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar, 34 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 17.504 pulau, dengan panjang garis pantai kurang lebih 91.524 km, dan luas perairan laut

Lebih terperinci