POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh HESTI RAHAYU NINGRUM M DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 PENGESAHAN TUGAS AKHIR POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Oleh: HESTI RAHAYU NINGRUM M Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 01 Desember 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Surakarta, 01 Desember 2011 Pembimbing Penguji I Wisnu Kundarto, S.Farm., Apt. NIDN Yeni Farida, S.Farm., Apt Penguji II Mengesahkan Estu Retnaningtyas N., STP., M.Si NIP Dekan FMIPA Ketua Program D3 Farmasi Ir. Ari Handono R., (Hons), M.Sc., PhD. NIP Ahmad Ainurofiq, M.Si. Apt. NIP ii

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut. Surakarta, 01 Desember 2011 Hesti Rahayu Ningrum NIM. M iii

4 POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRIK DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 HESTI RAHAYU NINGRUM Jurusan D3 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret INTISARI Penurunan fungsi tubuh menjadi salah satu penyebab seseorang mudah terserang penyakit. Penyakit yang sering dialami pada usia geriatrik adalah penyakit kardiovaskuler, salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar tahun 2010 serta membandingkannya dengan The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) tahun Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan cara mengambil data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi secara retrospektif dan dianalisis dengan statistik deskriptif. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa 60% pasien wanita geriatrik lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan pria 40%. Penggunaan obat tunggal terbanyak adalah captopril dengan persentase 54,27%, kemudian kombinasi captopril dan nifedipin sebanyak 14,07% dan kombinasi 3 obat yaitu captopril, nifedipin, dan HCT sebanyak 4,44%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa penggunaan obat antihipertensi untuk pasien geriatrik telah sesuai dengan standar JNC 7 tahun Kata kunci: Geriatrik, hipertensi, pola penggunaan obat, RSUD Karanganyar iv

5 THE PATTERN OF ANTIHYPERTENSIVE DRUGS USING IN GERIATRIC PATIENTS ON THE WARD INPATIENT KARANGANYAR DISTRICT HOSPITAL IN PERIOD OF JANUARY-DECEMBER 2010 HESTI RAHAYU NINGRUM D3 Pharmacy Department of Mathematics and Sciences Faculty of Sebelas Maret University ABSTRACT The decline of body functions had become one of the causes of why a person was susceptible to diseases. The diseases that were often experienced at the geriatric age were cardiovascular diseases, one of which was hypertension. Hypertension was defined as the increase of persistent arterial blood pressure. This study aimed to determine a pattern of the use of antihypertensive medications for the geriatric patients in the inpatient wards of Karanganyar Hospital in 2010 and to compare it with The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) in This study included a type of non-experimental research by taking a medical record data that met the inclusion criteria retrospectively and to be analyzed with descriptive statistic. The results that were obtained in this study were that 60% of geriatric women patients suffered from hypertension more than men patients at 40%. The highest use of a single drug is captopril with the percentage of 54.27%, and then the combination of captopril and nifedipine amounted to 14.07% and the combination of the three drugs namely captopril, nifedipine, and HCT amounted to 4.44%. From those results, it was known that the use of antihypertensive medications for the geriatric patients had conformed to the standards of JNC 7 in Keyword : Geriatric, Hypertension, The Pattern Drug Using, Karanganyar District Hospital. v

6 MOTTO ( QS. Ar- Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Rabbnya dan kembali kepadanya (Q.S Al Baqarah: 45-46) Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Dan jangan pernah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna karena ketidak sempurnaan merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat satu sama lain (Anonim) Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan tetapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan (Anonim) vi

7 PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini Kupersembahkan untuk: 1. Umih dan Abah tercinta yang tak pernah berhenti meneteskan air mata untuk mendoakan anakmu di sepertiga malam dan memberikan semangat di ujung telepon untuk tetap menjalankan segalanya dengan baik dan menyelesaikannya dengan baik pula. Terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang umih dan abah yang tidak pernah lekang oleh waktu. 2. Keluarga tercinta atas dukungan dan semangat dari kalian semua. Terimakasih karena telah menjaga umih dan abah selama penulis di kota orang. 3. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta. vii

8 KATA PENGANTAR Segala puja dan puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah-nya yang tidak terhingga kepada penulis sehingga atas ijin- Antihipertensi pada Pasien Geriatrik di Bangsal Rawat Inap RSUD Karanganyar Periode Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non analitik menggunakan berkas rekam medik yang dikumpulkan secara retrospektif dan bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis, aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien geriatrik yang terdiagnosis hipertensi di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar periode Januari-Desember 2010 dan kesesuaiannya dengan standar Joint National Committee (JNC) VII tahun Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan kepada penulis. Semoga bibir ini terus basah memanggil nama-mu dan tidak pernah viii

9 ada kata berhenti untuk berjuang di jalan-mu dan mengharap ridho- Mu. 2. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, (Hons), M.Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku Ketua Program D3 Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Nestri Handayani, M.Si., Apt. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan. 5. Bapak Wisnu Kundarto, S.Farm., Apt. selaku pembimbing Tugas Akhir atas segala ketulusan, kesabarannya dan waktu yang diberikan dalam memberikan arahan dan masukan serta membantu penulis hingga tugas akhir ini terselesaikan. 6. Ibu Yeni Farida, S.Farm.,Apt., selaku penguji I yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 7. Ibu Estu Retnaningtyas N., STP., M.Si., selaku penguji II yang telah berpartisipasi untuk menguji dan memberikan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Bapak Kepala Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Karanganyar dan Bapak Kepala Bappeda Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini. ix

10 9. Bapak dr. Mariyadi selaku Direktur RSUD Karanganyar yang telah menyediakan tempat untuk dilakukannya penelitian ini. 10. Ibu Emi selaku pelaksana dari bagian Diklat yang telah banyak membantu kelancaran dan perijinan penelitian ini. 11. Bapak Sutarno selaku kepala bagian Rekam Medik yang telah memberikan masukan dan arahan saat penelitian. 12. Teman-teman seperjuanganku (Dewi, Retno, Niken, Firdha, Nella, Ika dan Gezha) serta anak-anak farmasi angkatan Anak-anak Idamaners yang telah memberikan banyak motivasi dan pembelajaran hidup selama di Surakarta dan juga seseorang yang selalu memberikan semangat sampai tugas akhir ini selesai. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebuatkan satu per satu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, Amin. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun dengan segala kerendahan hati atas kekurangan tersebut, penulis menerima kritikan dan saran dalam memperbaiki tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Surakarta, Desember 2011 x Penulis

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN i ii iii iv v vi vii viii xi xiv xv xvii xvii BAB I PENDAHULUAN 1 A. 1 B. 2 C. Tujuan Peneitian 3 D... 3 BAB II LANDASAN TEORI.. 5 A xi

12 Faktor-faktor a b ) ) ) Penghambat 14 4) ) 14 6) ) ) 16 9) Vasodilatasi arteri langsung ) B. 22 C. 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.. 24 A. Rencana Penelitian.. 24 B. 24 C D xii

13 E F G. Diagram. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Kesesuaian penggunaan obat 37 a. 37 b c. 46 d B BAB V PENUTUP 50 A.. 50 B. 52 DAFTAR PUSTAKA 53 LAMPIRAN.. 56 xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC Tabel II. Rekomendasi Obat dalam Penanganan Hipertensi dengan.. 19 Tabel III. Dosis Terapi Obat Tabel IV. Distribusi Pasien Berdasarkan Tabel V. Distribusi Pasien Hipertensi Berdasarkan Domisili Tabel VI Tabel VIII. Obat Antihipertensi yang Digunakan Secara Tunggal Tabel X. Obat Antihipertensi yang Dikombinasikan dengan Obat Diabetes 37 Tabel XI. Kesesuaian Obat Antihipertensi yang Digunakan Berdasarkan 38 Tabel XII. Kesesuaian Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan 42 Tabel XIII. Kesesuaian Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Dosis dan Frekuensi Dibandingkan dengan Standar xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 8 Gambar 2. Algo xv

16 DAFTAR LAMPIRAN 57 Lampiran 2. Lembar Pengumpul Data Berdasarkan Tekanan Darah Pasien 83 xvi

17 DAFTAR SINGKATAN ACEI ADH AINS ARB ASKES : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor : Hormon Anti Diuretik : Anti Inflamasi Non Steroid : Angiotensin Receptor Blocker : Asuransi Kesehatan AT1 : Angiotensin Tipe 1 BMI CCB DASH DM HCT i.m i.v Jamkesda Jamkesmas JNC 7 : Body Mass Index : Calcium Canal Blocker = Antagonis Kalsium : Dietary Approaches to Stop Hypertension : Diabetes Mellitus : Hidroklorotiazid : Intramuscular : Intravena : Jaminan Kesehatan Daerah : Jaminan Kesehatan Masyarakat : The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure LFG NaCl NHANES NSAIDs p.o : Laju Filtrasi Glomerolus : Natrium Clorida = Garam : National Health and Nutrition Examination Survey : Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs : Pemberian Oral xvii

18 RSUD TD TDD TDS UGD WHO : Rumah Sakit Umum Daerah : Tekanan Darah : Tekanan Darah Diastolik : Tekanan Darah Sistolik : Unit Gawat Darurat : World Health Organization xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional Tahun 2001, angka kesakitan hipertensi pada orang dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya cenderung meningkat menurut peningkatan usia (Anonim, 2003). Mereka merupakan pengguna obat yang paling utama. Beberapa penyakit seperti artritis, penyakit kardiovaskuler, penyakit parkinson dan diabetes melitus akan meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit-penyakit tersebut biasanya ditangani dengan penggunaan obat. Oleh karena itu, pasien lanjut usia memerlukan lebih banyak obat, terutama bagi mereka yang menderita bermacam-macam penyakit yang menetap. (Aslam et al., 2003). Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Sukandar et al., 2009). Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Hal ini disebabkan karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain sangat tinggi, dan risiko kecacatan permanen serta kematian mendadak. Hipertensi pada kelompok geriatrik, sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup (Bustan, 1997). 1

20 2 Hipertensi terjadi pada lebih dari 2/3 individu yang berusia diatas 65 tahun. Populasi ini juga sering menunjukkan pengontrolan tekanan darah yang kurang (Anonim, 2006). Penelitian prospektif telah memperlihatkan bahwa tanpa terapi, hipertensi dapat meningkatkan insiden kegagalan jantung, penyakit jantung koroner dengan angina pektoris dan infark miokard, stroke hemoragik dan trombotik, dan kegagalan ginjal dengan signifikan (Sokolow, 1984). Berdasarkan uraian diatas, tingginya angka kematian akibat hipertensi di Indonesia menjadi perhatian tersendiri bagi penulis apalagi sebagian besar dari angka kematian akibat penyakit hipertensi adalah masyarakat yang kebanyakan lanjut usia atau geriatrik karena pada usia tersebut rentan terhadap penyakit. Hal inilah yang memperparah pasien geriatrik yang sebelumnya sudah memiliki riwayat hipertensi. Dengan alasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar tahun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran subyek penelitian yang meliputi jenis kelamin, domisili, lama perawatan dan status pulang pasien? 2. Bagaimanakah pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar pada tahun 2010 yang meliputi

21 3 pemilihan jenis obat, bentuk sediaan, dosis obat, kombinasi obat, dan rute pemberian? 3. Bagaimana evaluasi ketepatan obat dan dosis obat antihipertensi dibandingkan dengan JNC 7 tahun 2004? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran subyek penelitian yang meliputi jenis kelamin, domisili, lama perawatan dan status pulang pasien. 2. Mengetahui pola penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, bentuk sediaan, dosis obat, kombinasi obat, dan rute pemberian obat untuk pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar selama periode Januari sampai dengan Desember Membandingkan pola penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, bentuk sediaan, dosis obat, kombinasi obat, dan rute pemberian obat untuk pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar tahun 2010 dengan standar The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) tahun D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat di peroleh selama melakukan penelitin, yaitu: 1. Sebagai bahan informasi atau masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien geriatrik yang menderita penyakit hipertensi di RSUD Karanganyar.

22 4 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar tentang pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di masa mendatang khususnya dalam penatalaksanaan penggunaan obat antihipertensi. 3. Bermanfaat bagi pihak yang terkait dan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai pola penggunaan obat antihipertensi khususnya pada pasien geriatrik. 4. Sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti lainnya apabila ingin melakukan penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Aslam et al., 2008). Hipertensi adalah desakan darah terhadap dindingdinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi terkait pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan ini paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik) (Sugiharto, 2007). Ketika jantung memompa darah melewati arteri, darah menekan dinding pembuluh darah. Mereka yang menderita hipertensi mempunyai tekanan darah tinggi yang tidak normal. Penyempitan pembuluh nadi atau aterosklerosis, sirkulasi darah melewati pembuluh darah menjadi sulit. Ketika arteri-arteri mengeras dan mengerut dalam aterosklerosis, darah memaksa melewati jalan yang sempit itu, sebagai hasilnya tekanan darah menjadi tinggi (Sugiharto, 2007). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik). Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi. 5

24 6 Tekanan darah ini digunakan untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan sesuai dengan tingkatnya (Anonim, 2006). The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) tahun 2004 mengklasifikasikan hipertensi seperti pada Tabel I dibawah ini. Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7 (Anonim, 2004) Klasifikasi Hipertensi Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg) Normal < 120 Dan < 80 Prehipertensi Atau Hipertensi stage I Atau Hipertensi stage II 2. Patofisiologi Hipertensi Hipertensi merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh penyebab yang spesifik (hipertensi sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi primer atau esensial). Hipertensi sekunder bernilai kurang dari 10% kasus hipertensi, pada umumnya kasus tersebut disebabkan oleh penyakit ginjal kronik. Beberapa obat yang dapat meningkatkan tekanan darah adalah kortikosteroid, estrogen, AINS (Anti Inflamasi Non Steroid), amphetamine, sibutramin, siklosporin, takrolimus, erythropoietin, dan venlafaxine (Sukandar et al., 2008). Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh renin (diproduksi oleh ginjal), angiotensinogen akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II

25 7 inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Anggraini et al., 2009). Patofisiologi hipertensi dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

26 8 Renin Angiotensin I Angiotensin I Conversing Enzyme Angiotensin II rasa haus Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal mengentalkan pekat& sekresi NaCl (garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal ekstraseluler konsentrasi NaCl di pembuluh darah ekstraseluler tekanan darah Gambar 1. Patofisiologi hipertensi (Anggraini et al., 2009) 3. Faktor-faktor Penyebab Hipertensi Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Hipertensi primer Merupakan hipertensi yang tidak jelas etiologinya (suatu kajian tentang penyebab penyakit), lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok

27 9 hipertensi primer. Penyebab hipertensi seperti ini adalah multifaktor, terdiri atas faktor genetik dan lingkungan (Anonim, 2000). b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi ini sebagai akibat dari suatu penyakit, kondisi kebiasaan (life style), 10% dari penderita hipertensi di Indonesia adalah disebabkan oleh hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder dapat diketahui antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan tiroid (hipertiroid), dan penyakit kelenjar adrenal. Hipertensi sekunder juga dapat disebabkan penyakit kardiovaskuler seperti pembuluh darah arteri, serangan jantung dan stroke (Karyadi, 2002). Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap munculnya hipertensi dan meningkatnya tekanan darah, baik reversible ataupun irreversible adalah: 1. Faktor yang tidak dapat dikontrol (irreversible) a. Usia Walaupun peningkatan tekanan darah bukan merupakan bagian normal dari ketuaan, insiden hipertensi pada usia lanjut adalah tinggi. Setelah umur 69 tahun, prevalensi hipertensi meningkat sampai 50% (Kuswardhani, 2005). b. Keturunan (Genetik) Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi, mempertinggi resiko penyakit hipertensi primer. Faktor genetik yang berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel (Siaw, 1994).

28 10 2. Faktor yang dapat dikontrol (reversibel) a. Kegemukan Berat badan yang berlebihan akan menyebabkan bertambahnya volume darah, sehingga beban jantung untuk memompa darah juga bertambah. Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus. b. Dislipidemia Dislipidemia merupakan kelainan kadar lemak dalam darah, misalnya kenaikan kadar kolesterol. Kandungan darah yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah meningkat. c. Merokok Nikotin dalam rokok merangsang sistem syaraf simpatik sehingga pada ujung syaraf tersebut melepaskan hormon stress dan segera meningkat dengan reseptor alfa. Hormon ini mengalir dalam pembuluh darah ke seluruh tubuh oleh karena itu jantung akan berdenyut lebih cepat.

29 11 d. Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi karena alkohol dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah yang disebabkan adanya peningkatan kortisol dan meningkatkan volume sel darah merah. e. Stres Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu akibat pelepasan noradrenalin yang bersifat vasokonstriktif. Sedangkan bentuk stress yang membuat tekanan darah naik selama beberapa bulan atau tahun mengakibatkan kondisi yang harus diobati. f. Pola asupan garam dalam diet Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari (Waspadji et al., 2004). 4. Terapi Hipertensi a. Terapi non farmakologi Penderita prehipertensi dan hipertensi sebaiknya dianjurkan untuk memodifikasi gaya hidup seperti: 1) Penurunan berat badan apabila kelebihan berat badan. 2) Melakukan diet makanan yang diambil DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).

30 12 3) Mengurangi asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan 2,4 g/hari (6 g/hari NaCl). 4) Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik. 5) Mengurangi konsumsi alkohol. 6) Menghentikan kebiasaan merokok (Sukandar et al., 2008). b. Terapi farmakologi Pemilihan obat tergantung pada derajat meningkatnya tekanan darah dan keberadaan compelling indications. Kebanyakan penderita hipertensi tahap I sebaiknya terapi diawali dengan diuretik thiazide. Penderita hipertensi tahap II pada umumnya diberikan terapi kombinasi, salah satu obatnya diuretik thiazide kecuali terdapat kontraindikasi. Ada enam compelling indications yang spesifik dengan obat antihipertensi serta memberikan keuntungan yang unik yaitu gagal jantung, infarc postmycardial, risiko tinggi penyakit koroner, diabetes melitus, -bloker, inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), dan Calcium Channel Blocker (CCB), ke enamnya merupakan agen primer berdasarkan pada data kerusakan organ target atau morbiditas dan - 2-agonis sentral, inhibitor adrenergik, dan vasodilator merupakan alternatif yang dapat digunakan penderita setelah mendapatkan obat pilihan pertama (Sukandar et al., 2008). Obat-obat yang dapat digunakan sebagai terapi farmakologi dalam hipertensi adalah:

31 13 1) Diuretik a) Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi. Golongan lainnya efektif juga menurunkan tekanan darah. Penderita dengan fungsi ginjal kurang baik (Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 ml/menit), thiazide merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini memperngaruhi tekanan darah arteri. b) Diuretik hemat kalium merupakan antihipertensi yang lemah jika digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium, thiazide atau jerat henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lain. c) Antagonis aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton). 2) Inhibitor ACE (ACEI) ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada pinsipnya merupakan sel endothelia. Kemudian tempat utama produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Inhibitor ACE mencegah perubahan angiotensin I

32 14 menjadi angiotensin II. Efek samping yang terjadi seperti batuk kering, neutropenia dan agranulosit, proteinuria, glomerulonefritis dan gagal ginjal. Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini adalah captopril, lisinopril dan enalapril. 3) Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB) Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti chymases. ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I (AT 1 ), reseptor yang memperantarai efek angiotensin II. Semua obat pada tipe ini memiliki kesamaan efikasi dan memiliki hubungan antara dosis-respon yang linear. ARB memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan antihipertensi lainnya, seperti hiperkalemia, insufisiensi ginjal, dan hipotensi ortostatik. Contohnya adalah losartan dan valsartan. 4) -Bloker -bloker tidak diketahui tetapi dapat melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dari ginjal. Efek samping dari golongan -bloker adalah gagal jantung akut. Contoh obatnya seperti atenolol, bisoprolol, acebutol dan lain-lain. 5) Penghambat Saluran Kalsium (CCB) CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan, sehingga mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam sel. Relaksasi otot polos vaskular

33 15 menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi tekanan darah. Golongan ini memberikan efek inotropik negatif (Sukandar et al., 2008). Golongan ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a). Dihidropiridin Dihidropiridin kerja cepat (short-acting) harus dihindari, terutama nifedipin dan nikardipin. Dihidropiridin merupakan vasodilator perifer yang kuat daripada nondihidropiridin, dan dapat menyebabkan pelepasan refleks simpatetik (takikardia), pusing dan sakit kepala. Contohnya, amlodipin, felodipin dan nifedipin. b). Nondihidropiridin Produk lepas lambat lebih dipilih untuk terapi hipertensi. Obat-obat ini dapat menghambat slow channel di jantung dan menurunkan denyut jantung. Contohnya, diltiazem dan verapamil (Saseen et al., 2005). 6) 1 Prasozin, terasozin, dan doxazosin merupakan penghambat reseptor 1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vaskular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini tidak mengubah aktivitas 1 sehingga tidak menimbulkan efek takikardia. Efek samping berat yang mungkin terjadi merupakan gejala dosis awal yang ditandai dengan hipotensi ortostatik yang disertai dengan pusing atau pingsan, dan juga sinkope dalam satu hingga tiga jam setelah dosis pertama atau terjadi lebih lambat setelah dosis yang lebih tinggi.

34 16 7) 2 pusat Clonidine, guanabenz, guanfacine, dan metildopa menurunkan tekanan 2 adrenergik di otak, yang mengurangi aliran simpatetik dari pusat vasomotor dan 2 presinaptik secara perifer menyebabkan penurunan tonus simpatetik. Oleh karena itu, dapat terjadi penurunan denyut jantung, curah hujan, resistensi perifer total, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor. Sedasi dan mulut kering merupakan efek samping umum yang dapat dihilangkan dengan pemberian dosis rendah kronik dan juga dapat menyebabkan depresi. 8) Reserpin Reserpin mengosongkan norepinefrin dari saraf akhir simpatik dan memblok transpor norepinefrin kedalam granul penyimpanan. Pada saat saraf terstimulasi, sejumlah norepinefrin (kurang dari jumlah biasanya) dilepaskan kedalam sinap. Pengurangan tonus simpatetik menurunkan resistensi perifer dan tekanan darah. Reserpin dapat menyebabkan retensi natrium dan cairan dengan signifikan sehingga perlu diberikan bersamaan dengan diuretik thiazide. 9) Vasodilatasi arteri langsung Hidralazin dan minoxidil menyebabkan relaksasi langsung otot polos arteriol. Aktivitas reflek baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor, meningkatnya denyut jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu, efek hipotensif dari vasodilator langsung

35 17 berkurang pada penderita yang juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini - adrenergik. 10) Inhibitor simpatetik postganglion Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari terminal saraf simpatetik posganglion dan inhibisi pelepasan norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah jantung dan resisten vaskular perifer (Sukandar et al., 2008). Algoritma penanganan hipertensi menurut JNC 7 tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

36 18 Modifikasi gaya hidup Target tekanan darah <140/90 mmhg (<130/80 mmhg untuk diabetes atau gagal ginjal kronik) tidak tercapai Pilihan obat Tanpa penyakit penyerta Dengan penyakit penyerta Hipertensi tingkat 1 (TD sistolik atau TD diastolik mmhg). Menggunakan diuretik tiazid. Bisa menggunakan kombinasi ACEI, ARB, BB, CCB Hipertensi tingkat 2 mmhg). Kombinasi 2 obat (biasanya diuretik tiazid dan ACEI atau ARB, atau BB, atau CCB) Obat antihipertensi lain (ACEI, ARB, diuretik, BB, CCB) jika dibutuhkan Target tekanan darah tidak tercapai Peningkatan dosis atau menambah obat sampai target tekanan darah tercapai. Konsultasi dengan ahli hipertensi. Gambar 2. Algoritma penanganan hipertensi menurut JNC 7 (Anonim, 2004) Rekomendasi pengobatan dalam penanganan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta atau compelling indications berdasarkan JNC 7 tahun 2004 dapat digunakan obat seperti pada Tabel II di bawah ini.

37 19 Tabel II. Rekomendasi obat dalam penanganan hipertensi dengan penyakit penyerta berdasarkan JNC 7 (Anonim, 2004) Rekomendasi Obat Compelling Indications Gagal jantung Postmyocardial infarction Resiko tinggi penyakit koroner Diabetes melitus Penyakit ginjal kronik Recurrent stroke prevention Diuretik - Bloker ACE-I ARB CCB Antagonis Aldosteron Dosis terapi obat-obat antihipertensi dapat diklasifikasikan kedalam Tabel III di bawah ini. Tabel III. Dosis Terapi Obat-obat Antihipertensi (Saseen et al., 2005). Golongan Subkelas Nama Obat Dosis Frekuensi (mg/hari) Diuretik Tiazid Hidroklorotiazid 12, Klorotiazid Indapamid 1,25-2,5 1 Metolazone 0,5-1,0 1 Klortalidon 12, Diuretik Kuat Bumetanid 0,5-2 2 Furosemid Torsemid 2, Diuretik Hemat Amilorid Kalium Triamteren Antagonis Spironolakton Aldosteron Eplerenon ß blocker Kardioselektif Atenolol Betaxolol Bisoprolol 2, Metoprolol tartrat Metoprolol suksinat Nonselektif Nadolol Propranolol Timolol ISA Acebutolol Carteolol 2, Penbutolol Pindolol

38 20 Tabel II. Lanjutan... ACE Inhibitor Captopril Lisinopril Enalapril Fosinopril Perindopril Quinapril Ramipril 2, Benazepril Moexipril 7, Trandolapril ARB Losartan Valsartan Irbesartan Telmisartan Candesartan Eprosartan Olmesartan CCB Dihidropiridin Amlodipin 2, Felodipin Isradipin Nicardipin Nifedipin longacting Nisoldipin Nondihidropiridin Diltiazem SR Verapamil Doksazosin Prazosin Terazosin Metildopa Klonidin 0,1-0,8 2 Reserpin 0,1-0,25 1 Vasodilator Hidralazin Minoksidil 2, Geriatrik Seseorang dapat dikatakan lanjut usia atau geriatrik apabila memiliki umur di atas 65 tahun (Aslam et al., 2003). Penuaan selalu menyebabkan berbagai perubahan fisiologis yang dapat merubah proses absorbsi, distribusi, ikatan protein, metabolisme, dan ekskresi obat sehingga terapi obat yang optimal pada

39 21 usia lanjut sangat perlu memperhatikan perubahan-perubahan ini (Walker dan Edwards, 2003). Menurunnya kapasitas fungsional cenderung membuat berusia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan status fisik dan kimia dalam tubuh, atau memelihara homeostasis tubuh. Akibat penurunan tersebut, maka orang berusia lanjut umumnya tidak dapat berespon terhadap berbagai rangsangan, baik secara internal maupun eksternal seperti yang dapat dilakukan oleh orang yang lebih muda. Gangguan terhadap homeostatis tubuh tersebut memudahkan terjadinya disfungsi berbagai sistem organ (Anandani, 2009). Penyakit pada lanjut usia lebih banyak yang bersifat endogen daripada eksogen. Pada umumnya perjalanan penyakitnya kronik (menahun) dan diselingi dengan eksaserbasi akut. Penyakit pada lanjut usia seringkali bersifat ganda kumulatif. Keluhan-keluhan penyakitnya tidak jelas dan tidak khas dan seringkali asimtomatik sehingga menimbulkan kesulitan dalam mendiagnosisnya (Anandani, 2009).

40 22 B. Kerangka Pemikiran Penurunan fungsi tubuh akibat usia menjadikan geriatrik rentan terhadap penyakit salah satunya hipertensi. Kondisi masyarakat lanjut usia semakin parah dengan adanya riwayat penyakit hipertensi. Terapi farmakologi menggunakan obat-obat antihipertensi seperti -bloker, -bloker, -agonis, inhibitor adrenergik, dan vasodilator. Pola penggunaan dan evaluasi obat antihipertensi pada geriatrik perlu diteliti. Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian C. Keterangan Empirik Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevelensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti stroke, gagal ginjal dan lain-lain. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional Tahun 2001, angka kesakitan hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15 % dan kasusnya cenderung meningkat menurut peningkatan usia dan masyarakat geriatrik merupakan pengguna obat yang paling utama. Hal ini juga didukung dari data pasien selama tahun 2010 di RSUD Karanganyar yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 227 pasien.

41 23 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar selama periode Januari sampai dengan Desember 2010 dan kesesuaian penggunaan obat antihipertensi tersebut menurut standar The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure tahun 2004.

42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rencana Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai obat antihipertensi yang digunakan untuk pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar periode Januari sampai dengan Desember Data untuk penelitian ini diambil secara retrospektif. B. Alat dan Bahan Alat penelitian yang digunakan adalah standar terapi The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure tahun 2004, buku-buku pustaka, jurnal yang terkait dengan penelitian, dan lembar pengumpul data. Bahan penelitian yang digunakan adalah catatan rekam medis pasien geriatrik di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember Karanganyar. C. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April 2011 di RSUD 24

43 25 D. Definisi Operasional Penelitian Agar terdapat keseragaman persepsi dalam penelitian ini, maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut: 1. Pola penggunaan obat adalah model atau gambaran peresepan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, bentuk sediaan, dosis obat, kombinasi obat, dan rute pemberian. 2. Subyek penelitian adalah penderita dengan usia di atas 65 tahun yang terdiagnosis hipertensi dengan kriteria inklusi rekam medis lengkap mencangkup identitas, diagnosis penyakit hipertensi, hipertensi dengan atau tanpa penyakit penyerta yang sesuai dengan JNC 7 tahun 2004 dan memperoleh perawatan di RSUD Karanganyar selama tahun Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten sesuai dengan klasifikasi JNC 7 tahun Antihipertensi adalah obat untuk mengatasi penyakit hipertensi yang meliputi diuretik, Inhibitors Angiotensin Converting Enzyme (ACEIs), Calcium Channel Blocker (CCB), Angiotensin II Reseptor Blocker -Bloker, 1-2-agonis pusat, inhibitor adrenergik, dan vasodilator. 5. Penyakit penyerta adalah penyakit yang menyertai penyakit utama yaitu hipertensi. Tetapi dalam hal ini, yang dimaksud hanya penyakit penyerta dalam JNC 7 tahun Kombinasi obat adalah penggunaan dua atau lebih obat antihipertensi dari golongan lain.

44 26 7. Jenis obat adalah nama zat aktif dari antihipertensi yang diresepkan oleh dokter kepada pasien. 8. Dosis obat adalah takaran zat aktif dari antihipertensi yang diresepkan oleh dokter kepada pasien. 9. Bentuk sediaan adalah wujud dari suatu obat antihipertensi seperti tablet, kapsul atau sediaan injeksi. 10. Rute penggunaan adalah jalur masuknya obat antihipertensi ke dalam tubuh pasien. 11. Evaluasi penggunaan antihipertensi adalah membandingkan penggunaan obat antihipertensi untuk pasien geriatrik dengan JNC 7 tahun 2004 berdasarkan kriteria tepat obat dan tepat dosis. 12. Tepat obat adalah kesesuaian jenis obat atau kombinasi obat antihipertensi yang digunakan dibandingkan dengan standar JNC 7 tahun Tepat dosis adalah kesesuaian takaran, frekuensi, dan durasi pemberian obat antihipertensi dibandingkan dengan standar JNC 7 tahun E. Rancangan Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Data diperoleh dari bahan rekam medik yang dikumpulkan secara retrospektif lalu dianalisis dengan metode deskriptif non analitik dan disajikan dalam bentuk tabel serta dihitung persentasenya. 2. Jalannya Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

45 27 a. Tahap pertama adalah perizinan melakukan penelitian. Tahap ini merupakan tahap pengurusan surat izin melakukan penelitian. Surat izin diajukan kepada pihak program studi dan ditandatangani oleh Ketua Program Studi D3 Farmasi UNS. Tembusan selanjutnya disampaikan kepada Direktur RSUD Karanganyar. Penelitian ini juga memerlukan izin dari Kepala Bappeda dan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Karanganyar. b. Tahap kedua adalah penelusuran data di bagian rekam medik RSUD Karanganyar. Data yang diambil berasal dari berkas rekam medik pasien. Data pasien yang diambil antara lain nomor rekam medik, jenis kelamin, domisili, lama perawatan, dan keadaan keluar dari rumah sakit. Sedangkan data terapi yang diambil yaitu jenis obat yang digunakan meliputi nama obat, dosis, rute pemberian, kombinasi obat, bentuk sediaan, dan aturan pakai. c. Tahap ketiga adalah pengolahan dan analisa data. Data pasien selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel untuk mendapatkan jumlah pasien yang terdiagnosis hipertensi dan persentase obat antihipertensi yang digunakan. Untuk mendapatkan karakteristik pasien, diambil data mengenai jenis kelamin, domisili dan lama perawatannya. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar JNC 7 tahun 2004.

46 28 F. Analisis Data Data diperoleh dari berkas rekam medis yang dikumpulkan secara retrospektif kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel serta dihitung persentasenya. Selanjutnya diolah dan dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Perhitungan jumlah pasien geriatrik yang memiliki riwayat hipertensi Jumlah yang dihitung berasal dari rekam medis pasien geriatrik rawat inap di RSUD Karanganyar yang didiagnosa oleh dokter menderita hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi selama periode Januari sampai dengan Desember 2010 dan datanya digunakan sebagai bahan penelitian. 2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin dihitung dari seluruh pasien geriatrik terdiagnosa hipertensi yang dirawat inap di RSUD Karanganyar. Hasilnya ditampilkan dalam tabel silang. 3. Distribusi pasien berdasarkan domisili Pasien yang memenuhi kriteria inklusi akan dikelompokkan berdasarkan asal kabupaten dan dihitung persentasenya. 4. Distribusi pasien berdasarkan lama perawatan Pasien geriatrik akan dikelompokkan berdasarkan lama perawatan di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar selama tahun 2010 dan dihitung persentasenya.

47 29 5. Distribusi status pulang pasien Pasien geriatrik akan dikelompokkan berdasarkan status pulang pasien RSUD Karanganyar selama tahun 2010 dan dihitung persentasenya. 6. Persentase jenis hipertensi dengan penyakit penyerta Presentase jenis penyakit penyerta yang sesuai dengan JNC 7 tahun 2004 dihitung dengan membandingkan tiap penyakit penyerta terhadap jumlah total pasien geriatrik rawat inap yang mengalami hipertensi. Dimungkinkan ada lebih dari satu infeksi penyerta yang terjadi pada tiap pasien. Jumlah kejadian hipertensi dengan penyakit penyerta dihitung dari keseluruhan kunjungan pasien rawat inap selama tahun Presentasi jenis obat antihipertensi yang digunakan Presentasi jenis obat antihipertensi dihitung dengan mengelompokkan jenis obat antihipertensi kemudian dicari presentasinya dari jumlah total pengguna. 8. Kesesuaian penggunaan obat Analisis kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dilakukan dengan membandingkan pemilihan jenis obat, bentuk sediaan, dosis obat, kombinasi obat dan rute pemberian antihipertensi dengan The Seventh Joint National Committee on Prevention, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure tahun Data yang diperoleh untuk pasien geriatrik rawat inap yang didiagnosa hipertensi di RSUD Karanganyar selama tahun 2010 selanjutnya dianalisis dengan program Microsoft Office Excel tahun 2007.

48 30 G. Diagram Alir Cara Kerja Penyusunan Proposal Pengajuan Surat Ijin Penelitian Mulai Penelitia Pengumpulan Data Data Pasien Penggunaan Obat Pengolahan Data Gambaran Pasien Pola Penggunaan Obat Pembahasan Kesimpulan dan Saran

49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subyek Penelitian 1. Jumlah pasien geriatrik yang memiliki riwayat hipertensi Sebanyak 227 pasien rawat inap di RSUD Karanganyar yang terdiri dari wanita dan pria telah terdiagnosis hipertensi selama periode Januari sampai Desember Pasien geriatrik yang terdiagnosis selama tahun 2010 yang dijadikan subyek penelitian memenuhi kriteria inklusi rekam medis lengkap mencangkup identitas, usia di atas 65 tahun, penyakit utama adalah hipertensi, dengan atau tanpa penyakit penyerta, terdapat penggunaan obat untuk hipertensi dan mendapatkan perawatan di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar. Didapatkan subyek penelitian sebanyak 135 pasien dari 227 pasien di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar yang telah memenuhi kriteria inklusi. 2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar selama tahun 2010 terdapat pada Tabel IV di bawah ini. Tabel IV. Distribusi Pasien Geriatrik Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Karanganyar Selama Tahun 2010 Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%) Wanita Pria Total Dari Tabel IV di atas ini dapat dilihat bahwa ternyata lebih dari 50 % pasien wanita menderita hipertensi dibandingkan pria. Penelitian Asteriana (2011) juga memperoleh data bahwa pasien wanita lebih banyak mengalami 31

50 32 hipertensi dibandingkan pasien pria. Begitu juga dengan penelitian Czeresna (2002) yang melaporkan pada ruang gawat akut Geriatrik RSCM ditemukan hipertensi pada pria 37,5% dan wanita 62,5%. Hal ini mungkin dikarenakan efek menopause walaupun masih dalam kontroversi. Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III, tingkat kenaikan tekanan darah sistolik (TDS) cenderung tajam setelah menopause dibandingkan sebelum menopause yang tingkat kenaikannya cenderung lambat. Staessen et al., (1999), melaporkan bahwa setelah penyesuaian usia dan Body Mass Index (BMI) wanita setelah menopause dua kali lebih mungkin untuk mengalami hipertensi. Dalam sebuah penelitian prospektif tingkat tekanan darah konvensional dan rawat jalan, wanita menopause memiliki TDS lebih tinggi (4-5 mmhg) dibandingkan dengan pengendalian pre dan perimenopause. Peningkatan TDS per dekade adalah 5 mmhg lebih besar dalam perimenopause dan wanita postmenopause daripada kelompok perimenopause. Dengan demikian ada bukti bahwa setidaknya sebagian dari peningkatan TD (khususnya TDS) terlihat dalam kehidupan wanita dikarenakan menopause. Peningkatan yang terkait dengan menopause di TD telah dikaitkan dengan berbagai faktor termasuk penarikan estrogen, kelebihan produksi hormon hipofisis, berat badan atau kombinasi dari neurohumoral dan pengaruh lainnya belum diketahui (Anonim, 2004).

51 33 3. Distribusi pasien berdasarkan domisili RSUD Karanganyar merupakan salah satu rumah sakit di Karanganyar yang sudah mampu menyelenggarakan upaya kesehatan dan pelayanan jasa kesehatan sehingga pasien yang di rawat di RSUD Karanganyar hanya berasal dari wilayah Karanganyar dan sekitarnya saja. Distribusi pasien berdasarkan domisilinya secara lengkap termuat dalam Tabel V di bawah ini. Tabel V. Distribusi pasien hipertensi berdasarkan domisili Domisili Jumlah Pasien Persentase (%) Karanganyar 30 22,22 Tasikmadu 29 21,48 Jaten 5 3,70 Kebakkramat 12 8,89 Mojogedang 13 9,63 Karangpandan 6 4,44 Matesih 9 6,67 Tawangmangu 6 4,44 Ngargoyoso 4 2,96 Kerjo 2 1,48 Jumapolo 4 2,96 Jumantono 10 7,41 Gondangrejo 1 0,74 Tidak diketahui 4 2,96 Total *Persentase dihitung dari jumlah pasien di bangsal rawat inap yang masuk kriteria inklusi dibagi 135 dikalikan 100% Pasien geriatrik yang menderita hipertensi tercatat paling banyak berada di wilayah kecamatan Karanganyar. 4. Distribusi pasien berdasarkan lama perawatan Persentase distribusi pasien berdasarkan lama perawatan pasien di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar terlihat pada Tabel VI di bawah ini.

52 34 Tabel VI. Distribusi Pasien Berdasarkan Lama Perawatan Lama Perawatan Jumlah Pasien Persentase (%)* 1 hari 11 8,15 2 hari 41 30,37 3 hari 32 23,70 4 hari 24 17,65 5 hari 15 11,11 6 hari 7 5,19 7 hari 2 1,48 8 hari 1 0,74 9 hari 1 0,74 10 hari 1 0,74 Total *Persentase dihitung dari jumlah pasien di bangsal rawat inap yang terdiagnosis hipertensi dibagi 135 dikalikan 100% Berdasarkan Tabel VI di atas maka diketahui bahwa 41 pasien (30,37%) menjalani perawatan selama 2 hari. Diperoleh rata-rata pasien yang menjalani rawat inap di RSUD Karanganyar membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mendapatkan penanganan obat. 5. Distribusi berdasarkan status pulang pasien Persentase distribusi pasien di bangsal rawat inap RSUD Karanganyar berdasarkan status pulang terdapat pada Tabel VII di bawah ini. Tabel VII. Distribusi pasien berdasarkan status pulang Status Pulang Jumlah Pasien Persentase (%) Atas Persetujuan ,11 Pulang Paksa 12 8,89 Meninggal 0 0 Melarikan Diri 0 0 Dikirim ke Rumah Sakit lain 0 0 Total *Persentase dihitung dari jumlah pasien di bangsal rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi dibagi 135 dikalikan 100% Pasien geriatrik yang menjalani rawat inap di RSUD Karanganyar selama tahun 2010 tercatat 123 pasien (91,11%) pulang atas persetujuan dari pihak rumah sakit. Namun ada beberapa pasien (8,89%) dipulangkan dengan paksa. Berdasarkan data rekam medis yang terdapat pada Lampiran 1 terlihat

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi telah menjadi penyebab kematian yang utama dari 57,356 penduduk Amerika, atau lebih dari 300,000 dari 2.4 milyar total penduduk dunia pada tahun 2005. Selebihnya,

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

Hipertensi. Andi Sri Suriati Amal, S.Si, M.Med.Sc., Apt. Putri Andini, S.Farm., Apt.

Hipertensi. Andi Sri Suriati Amal, S.Si, M.Med.Sc., Apt. Putri Andini, S.Farm., Apt. Hipertensi Andi Sri Suriati Amal, S.Si, M.Med.Sc., Apt. Putri Andini, S.Farm., Apt. Defenisi Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan sangat serius saat ini. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Hipertensi

Lebih terperinci

OBAT ANTI HIPERTENSI

OBAT ANTI HIPERTENSI OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL DAN EVALUASI KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL DAN EVALUASI KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL DAN EVALUASI KETEPATAN DOSIS PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Hipertensi Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh : Nugrahaningtyas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritik A.1. Hipertensi a. Definisi : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140 mmhg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmhg (tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di antara penyakit-penyakit neurologi yang terjadi pada orang dewasa, stroke menduduki rangking pertama baik pada frekuensinya maupun pada pentingnya (emergensi) penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum melanda dunia. Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat, karena dapat mempengaruhi resiko penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah suatu kelainan atau suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah (pada pengukuran berulang tekanan darah sistolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DAN KEPATUHAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT DAERAH SURAKARTA PERIODE SEPTEMBER- OKTOBER TAHUN 2010 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DAN KEPATUHAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT DAERAH SURAKARTA PERIODE SEPTEMBER- OKTOBER TAHUN 2010 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DAN KEPATUHAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT DAERAH SURAKARTA PERIODE SEPTEMBER- OKTOBER TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : MILA RAHMAWATI K100070096 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan dalam suatu pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran dari pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN DAN OBAT SALAH PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN PASIEN DM TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI PADA TAHUN 2014-2015 Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien stoke akut di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas. Hasil

Lebih terperinci

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO Widarika Santi Hapsari *, Herma Fanani Agusta Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi 2.1.1 Definisi hipertensi Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Kebanyakan pasien hipertensi etiologi patofisiologinya tidak diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DUA KOMBINASI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DUA KOMBINASI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DUA KOMBINASI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : MAHARDIKA SA ADAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampirsama besar

Lebih terperinci

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas 1 Kesehatan Rawat Jalan pada Tahun 2015 dengan Metode ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin F 1, Syahrul N 2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran

Lebih terperinci

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi atau lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmhg dan tekanan

Lebih terperinci

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19 Volume 14 Nomor 2 19 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN RAWAT JALAN PADA TAHUN 2015 DENGAN METODE ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap

Lebih terperinci

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu masalah kesehatan yang serius di dunia. Hal ini dikarena penyakit ginjal dapat menyebabkan kematian, kecacatan serta penurunan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia 40 tahun

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : YULI ERNAWATI K100080045 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan menyimpulkan bahwa faktor diurnal dan nokturnal (siang dan malam) mempengaruhi ritme sirkadian tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira 1 milyar penduduk belahan dunia lain. Data terakhir dari Framingham Heart Study

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Hipertensi Hipertensi dapat ditetapkan sebagai tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik di atas 90

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronik. Joint National Committee VII (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang merupakan fakor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang merupakan fakor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Transisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dewasa ini telah mengalami perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit degeneratif yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan penyakit yang berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup dan sering diderita manusia di belahan dunia yang dapat menyebabkan komplikasi

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG SITI RUKIA 2443009141 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hipertensi 2.1.1.1 Definisi Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung, gagal jantung,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG RUTH AGUSTINA R. 2443009171 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmhg atau atau diastolik 90 mmhg, atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi (JNC VII, 2003). Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang, secara khusus bagi masyarakat Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki peran penting dalam pengobatan dasar bagi pasien hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki peran penting dalam pengobatan dasar bagi pasien hipertensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dan merupakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PENGGUNA BETA-BLOCKER. Tugas Akhir

PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PENGGUNA BETA-BLOCKER. Tugas Akhir PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PENGGUNA BETA-BLOCKER Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi BAHARUDIN ARIF FAJAR KARUNIA M

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan tingginya tekanan darah. Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika memiliki tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan faktor resiko yang telah diketahui untuk Cardiovascular Disease (CVD) dan progresi penyakit ginjal. Proteinuria umumnya terjadi pada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah (Blood Pressure = BP) adalah perkalian antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler perifer (Pheripheral Vascular Resistance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. 1 Tekanan darah secara fisiologis dapat naik dan turun mengikuti siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat juga disebut dengan penyakit dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten. Pasien hipertensi perlu mengeluarkan biaya yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia saat ini adalah penyakit gagal jantung (Goodman and Gilman, 2011). Menurut data WHO 2013 pada tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Hipertensi dan Prehipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Hipertensi dan Prehipertensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hipertensi dan Prehipertensi a. Definisi Hipertensi dan Prehipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kejadian terjadinya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Hipertensi 1. Definisi Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmhg pada pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab seorang farmasis diantaranya adalah memberikan layanan kefarmasian kepada pasien. Dalam memberikan terapi obat kepada pasien, hendaknya seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung seperti infark miokard, stroke, gagal jantung dan kematian. Menurut JNC-VII, hampir satu milyar orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : RIZKY ALFIANI CHASANAH NIM.

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : RIZKY ALFIANI CHASANAH NIM. digilib.uns.ac.id IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI DOSIS BERLEBIH DAN SUBDOSIS PADA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PASIEN GERIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD JOMBANG TAHUN 2011 TUGAS

Lebih terperinci