Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Transkripsi

1 ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR IPS SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/ Gita Candra Nurani, 2 I Gd. Meter, 3 I Gst. Agung Oka Negara Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1 gita.candra88@gmail.com, 2 igedemeter@gmail.com, 3 igustiagungokanegara@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis dan mendeskripsikan kesulitankesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-kabupaten Gianyar, serta (2) menganalisis dan mendeskripsikan faktorfaktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Piloting Kurikulum 2013 se-kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 476 siswa. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Porposive Sampling, yaitu dipilih siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS. Dari teknik sampling tersebut diperoleh sampel sebesar 86 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi dokumen, tes, angket dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis data deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-kabupaten Gianyar meliputi kesulitan pemahaman konsep IPS sebesar 61,04% dari 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS dan kesulitan dalam keterampilan intelektual sebesar 76,74% dari 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS di sekolah piloting tersebut, (2) faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se-kabupaten Gianyar meliputi faktor internal, yaitu minat dengan persentase 51,05%, motivasi dengan persentase 50,75% dan bakat dengan persentase 49,38%. Sedangkan faktor eksternal yang memberi pengaruh terhadap kesulitan belajar IPS siswa adalah proses pembelajaran dengan persentase pengaruh 52,71% dan sarana/prasarana sekolah dengan persentase 61,77%. Kata kunci: kesulitan belajar IPS, Kurikulum 2013, faktor penyebab kesulitan belajar Abstract This research aims to (1) analyze and describe the difficulties of learning IPS fourth grade students in the implementation of Curriculum 2013 in SD Piloting at Gianyar, and (2) analyze and describe the factors that cause learning difficulties IPS students in the fourth grade implementation of Curriculum 2013 in SD Piloting Gianyar throughout the school year 2014/2015. The population in this research were all fourth grade students in elementary Piloting Curriculum 2013 at Gianyar, as many as 476 students. For sampling was done by using purposive sampling, which have been students who have difficulty learning IPS. The sampling technique derived from a sample of 86 people. Data collection method used is the method of study documents,

2 tests, questionnaires and interviews. Data were analyzed using descriptive data analysis method qualitatively and quantitatively. Results of this research were (1) the difficulty of learning IPS fourth grade students in the implementation of Curriculum 2013 in SD Piloting at Gianyar include difficulty understanding the concept of IPS for 61.04% of the 86 students who have difficulty learning social studies and difficulties in intellectual skills by 76.74% of the 86 students who have difficulty learning social studies in the piloting school, (2) the factors that cause learning difficulties IPS fourth grade students in the implementation of the curriculum in primary Piloting Curriculum 2013 Gianyar include internal factors, ie with a percentage of 51.05% interest, with a percentage of 50.75% motivation and talent with the percentage of 49.38%. While external factors influencing the students' learning difficulties IPS is a learning process with a percentage of 52.71% and the effect of facilities / infrastructure of the school with the percentage of 61.77%. Keywords : learning difficulties IPS, the curriculum 2013, the factors that cause learning difficulties PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu negara, karena pendidikan dapat membantu meningkatkan sumber daya manusia untuk pengembangan negara. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Sehingga sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, maka pendidikan tidak pernah selesai sampai kapanpun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan Hamalik (2013: 3) berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010). Sejalan dengan hal tersebut, Aunurahman (2009) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas menuju suatu perubahan tingkah laku pada diri individu melalui proses interaksi dengan lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Menurut Susanto (2013: 138), hakikat IPS di sekolah dasar adalah memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Pengetahuan dasar yang dimaksud adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir kristis dan cepat tanggap dalam

3 menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar selama ini dibelajarkan sendiri, terpisah dari mata pelajaran lain. Namun, dengan diterapkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013, pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dibelajarkan menggunakan pendekatan tematik-integratif, yaitu dikaitkan dengan mata pelajaran lain dan diintegrasikan ke dalam tema-tema pembelajaran. Fadlillah (2014) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan tematik terintegrasi adalah pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara terintegrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan pelajaran yang lain. Jadi setiap mata pelajaran diintegrasikan ke dalam tema-tema pembelajaran, termasuk mata pelajaran IPS. Istilah mata pelajaran diganti menjadi muatan pembelajaran. IPS tidak lagi menjadi bidang studi yang berdiri sendiri, tetapi dibelajarkan dengan diintegrasikan ke dalam tema-tema. Pendekatan pembelajaran tematik integratif dipilih dengan beberapa alasan. Pertama, sesuai dengan perkembangannya, siswa sekolah dasar lebih mudah memahami pengetahuan faktual, sehingga melalui tema-tema pembelajaran siswa diajak mengikuti proses pembelajaran transdisipliner dimana kompetensi yang diajarkan dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungannyanya. Kedua, melalui pendekatan terpadu, pembelajaran multidisipliner-interdisipliner diwujudkan agar tumpang tindih antar materi mata pelajaran dapat dihindari demi tercapainya efisensi materi pembelajaran dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik. Namun pada kenyataannya di Sekolah Dasar, untuk mengubah pola pikir siswa dari belajar secara terpisah menjadi belajar dengan cara terpadu tentu tidak mudah. Perubahan pendekatan pembelajaran ini malah menimbulkan hambatan belajar bagi siswa. Masih banyak siswa yang mengalami hambatan dalam belajar akibat perubahan pendekatan pembelajaran ini. Kompetensi dari suatu mata pelajaran yang seharusnya dikuasi oleh siswa tidak dapat dikuasai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar tersebut disebut dengan kesulitan belajar. Hal ini didukung oleh pendapat Mulyadi (2010: 6) yang menyatakan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar juga memiliki pengertian yang hampir mirip dengan masalah belajar. Aunurahman (2009) menjelaskan secara sederhana masalah belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya tujuan belajar. Masalah belajar atau kesulitan-kesulitan belajar akan timbul berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang. Pada umumnya, ada dua faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar atau lingkungan. Faktor internal dapat dilihat dari aspek minat, motivasi dan bakat sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari aspek proses pembelajaran dan sarana/prasarana sekolah. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di provinsi Bali. Di kabupaten Gianyar, terdapat 7 sekolah dasar piloting Kurikulum 2013, diantaranya SD Negeri 1 Gianyar, SD Negeri 2 Gianyar, SD Negeri 7 Gianyar, SD Negeri 1 Ubud, SD Negeri 2 Blahbatuh, SD Negeri 2 Batubulan, dan SD Negeri 4 Sebatu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru serta beberapa siswa di SD yang menjadi piloting kurikulum 2013 di kabupaten Gianyar pada bulan Januari 2015, hambatan-hambatan atau kesulitankesulitan belajar dalam proses

4 pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 memang kerap kali dialami oleh siswa di sekolah tersebut. Oleh karena itu, dilakukan sebuah penilitian untuk menganalisis kesulitan-kesulitan belajar, khususnya kesulitan-kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa dalam implementasi Kurikulum 2013, dengan judul Analisis Kesulitan-kesulitan Belajar IPS Siswa Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se- Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015, serta menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se- Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, keadaan, atau fenomena dengan apa adanya atas dasar data yang diperoleh di lapangan pada saat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar piloting Kurikulum 2013 di Kabupaten Gianyar. Sekolah piloting kurikulum 2013 adalah sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan dalam melaksanakan kurikulum Sekolahsekolah ini ditunjuk sebagai sekolah piloting Kurikulum 2013 karena memiliki akreditasi A atau B, memiliki sarana/prasarana sekolah yang memadai serta memiliki ketenagaan dan sumber daya manusia yang lengkap (memiliki kepala sekolah, guru kelas untuk masingmasing kelas, guru agama dan guru penjaskes). Sekolah dasar piloting kurikulum 2013 yang ada di kabupaten Gianyar dan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Gianyar, SD Negeri 2 Gianyar, SD Negeri 7 Gianyar, SD Negeri 2 Blahbatuh, SD Negeri 2 Batubulan, SD Negeri 1 Ubud dan SD Negeri 4 Sebatu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah populasi keseluruhan adalah 476 siswa. Dalam pengambilan data dengan metode studi dokumen untuk memperoleh data siswa yang mengalami kesulitan belajar, digunakan sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel yang diambil dari seluruh populasi, jadi seluruh anggota populasi merupakan sampel. Kemudian untuk memperoleh data tentang jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan faktor-faktor penyebabnya, sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi pemilihan sampel didasarkan atas pertimbangan seperti keterwakilan dan tujuan dari penelitian, subjek tersebut dipilih karena mereka dapat memberi informasi mengenai kesulitan-kesulitan belajar IPS yang sedang dianalisis untuk mengetahui jenis kesulitan belajar IPS yang dihadapi dan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut. Dari teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh sampel sebanyak 86 siswa, yaitu siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS. Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan belajar IPS dalam implementasi Kurikulum Kesulitan-kesulitan belajar IPS dapat diartikan sebagai hambatanhambatan yang dialami oleh siswa saat pembelajaran IPS. Kesulitan belajar IPS ini ditandai dengan tidak tercapainya tujuan pembelajaran IPS itu sendiri. Pembelajaran IPS di sekolah dasar pada hakikatnya adalah memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Pengetahuan dasar yang dimaksud adalah pemahaman terhadap konsepkonsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

5 Sedangkan keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir kritis dan cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Ketika penguasaan terhadap konsepkonsep IPS dan keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat tidak mampu dilakukan oleh siswa, maka siswa tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar IPS. Pada penelitian ini, kesulitankesulitan belajar IPS difokuskan pada kesulitan belajar IPS pada tema Indahnya Negeriku di kelas IV semester genap dengan pendekatan tematik integratif Kurikulum 2013, yaitu kesulitan dalam belajar pemahaman konsep dan kesulitan belajar keterampilan intelektual. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kesulitankesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 dan faktorfaktor penyebabnya adalah metode studi dokumen, metode tes, metode angket dan metode wawancara. Metode pencatatan dokumen atau studi dokumen merupakan cara memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis (Agung, 2012). Metode studi dokumen ini digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar IPS dalam implementasi kurikulum Sedangkan menurut Agung (2012: 94) metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes dapat menghasilkan suatu skor (interval). Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengetahui jenis kesulitan belajar IPS yang dihadapi oleh siswa dan persentase kesulitannya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Penyebaran kuesioner atau angket kepada subyek penelitian bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai masalah yang diteliti. Penyebaran kuesioner kepada siswa bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Wawancara menurut Sugiyono (2014) dapat diartikan sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan kepada beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS untuk mengetahui lebih dalam mengenai faktor penyebab kesulitan belajar IPS yang dialami. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik, angket dan pedoman wawancara. Menurut Arikunto (2013: 34), tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian pemberlakukan yang tepat. Sejalan dengan hal tersebut, Rasyid dan Mansyur (2007) menjelaskan bahwa tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Sudijono (2008) mendefinisikan tes diagnostik sebagai tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mendapat informasi tentang kesulitan belajar siswa. Bentuk tes diagostik yang berikan berupa tes uraian. Penyusunan tes diagnostik ini berpatokan pada kompetensi dasar IPS dan indikator pada buku guru dan buku siswa tema 6 (indahnya negeriku). Tes diagnostik ini terdiri atas 5 butir soal, namun setelah dilakukan uji validitas butir dengan rumus kolerasi product moment dengan angka kasar, hanya 4 butir soal yang valid. Untuk uji reliabilitas, digunakan rumus Alpha. Setelah dilakukan uji coba diperoleh reliabilitas yang berarti interumen tersebut reliabel. Kuesioner atau anget yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan item pernyataan

6 tertutup. Kuesioner dengan item pernyataan tertutup merupakan kuesioner yang terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Kuesioner berupa daftar pernyataan yang dapat digunakan untuk mengetahui faktorfaktor penyebab kesulitan belajar IPS yang dialami siswa dalam implementasi Kurikulum Kuesioner ini diberikan kepada siswa kelas IV di SD piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar yang mengalami kesulitan belajar IPS. Penyusunan kuesioner tentang faktorfaktor penyebab kesulitan belajar IPS dalam implementasi kurikulum 2013 ini berpatokan pada berbagai faktor-faktor umum penyebab kesulitan belajar. Faktor penyebab tersebut antara lain: faktor internal, yaitu minat, motivasi dan bakat belajar serta faktor eksternal, yaitu proses pembelajaran dan sarana/prasarana sekolah. Instrumen angket ini merupakan angket dengan skala likert yang terdiri atas 30 item penyataan positif dan neggatif. Setelah dilakukan uji validitas butir dengan rumus kolerasi product moment dengan angka kasar, semua item dinyatakan valid. Untuk uji reliabilitas dengan rumus Alpha, diperoleh reliabilitas 0,892 yang berarti instrumen tersebut reliabel. Pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menelusuri faktor-faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa secara lebih mendalam dalam implementasi Kurikulum Wawancara ini dilakukan kepada beberapa orang siswa kelas IV yang mengalami kesulitan belajar IPS. Wawancara yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur (semistructure interview). Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara terpimpin dan tak terpimpin yang menggunakan beberapa inti pertanyaan yang diajukan, yaitu dengan pewawancara membuat garis-garis pokok pembicaraan. Dalam pelaksanaannya pewawancara mengajukan pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata yang digunakan tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya (Satori dan Komariah, 2014). Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Agung (2012) menjelaskan bahwa metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategorikategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan untuk metode analisis deskriptif kuantitatif, Agung (2012) menjelaskan sebagai suatu cara mengolah data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Data yang diperoleh dari studi dokumen berupa hasil belajar siswa, dianalisis untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS. Kemudian data yang diperoleh dari tes diagnostik dianalisis untuk menentukan jenis kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa dan persentase kesulitan belajar IPS yang dialami. Data yang diperoleh dari angket berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur dan dianalisis maka diadakan transformasi dari data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala pengukuran, yaitu dengan cara memberi skor pada setiap jawaban dan menghitung persentasenya. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Linkert. Skala Likert yang digunakan dimodifikasi dengan menghilangkan pilihan jawaban Tidak Berpendapat untuk menghindari agar tidak semua jawaban yang diberikan netral. Kemudian dalam penyusunan skala jawaban, digunakan penskoran data berdasarkan pada pernyataan positif dan pernyataan negatif pada kuesioner. Kumpulan data berupa skor dari setiap item pernyataan, dikelompokkan berdasarkan aspek dari faktor penyebab kesulitan belajar kemudian dianalisis untuk mengetahui persentase setiap indikator sehingga dapat diketahui faktor penyebab kesulitankesulitan belajar IPS yang dialami siswa.

7 Hasil persentase tersebut kemudian dikategorikan menjadi empat kriteria, yaitu sangat berpengaruh, berpengaruh, cukup berpengaruh dan tidak berpengaruh seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Prensentase Indikator Interval Persentase (%) Kriteria Tidak Berpengaruh Cukup Berpengaruh Berpengaruh 0 25 Sangat Berpengaruh Selanjutnya, data yang diperoleh melalui pedoman wawancara dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menentukan suatu kesimpulan yang jelas. Proses analisis data wawancara dilakukan sejak data diperoleh melalui beberapa tahap, yaitu tahap reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Patilima (dalam Trianto, 2011: 287) mendefinisikan reduksi data sebagai suatu proses analisis untuk menyederhanakan, mengabstraksikan, memilih, memusatkan perhatian, serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian. Langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Tujuan peneliti menyusun sajian data agar data hasil reduksi semakin mudah dipahami. Beberapa bentuk penyajian data antara lain uraian naratif, bagan, diagram alur, dan lain sejenisnya. Bentuk-bentuk penyajian data tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya (Trianto, 2011). Dalam penelitian ini, data yang didapat melalui wawancara diberi kode (coding). Beberapa kode yang digunakan antara lain kode (A) untuk SD Negeri 1 Gianyar, kode (B) untuk SD Negeri 2 Gianyar, kode (C) untuksd Negeri 7 Gianyar, kode (D) untuk SD Negeri 2 Blahbatuh, kode (E) untuk SD Negeri 2 Batubulan, kode (F) untuk SD Negeri 1 Ubud, dan kode (G) untuk SD Negeri 4 Sebatu. Misalnya, data wawancara pada siswa 1 di SD Negeri 1 Gianyar diberi kode (A01). Langkah analisis berikutnya adalah menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dari wawancara ini akan digunakan sebagai pendukung data yang telah diperoleh melalui angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian berupa data hasil studi dokumen, hasil tes diagnostik IPS, data angket faktor penyebab kesulitankesulitan belajar IPS dan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS. Dalam penelitian ini, studi dokumen dilakukan dengan melihat portopolio siswa dan nilai-nilai muatan pelajaran IPS tema 6 seluruh siswa kelas IV di SD Piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar, yaitu dengan jumlah subjek sebanyak 476 siswa. Dari hasil studi dokumen ini dicari siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS, yaitu siswa dengan nilai ratarata muatan pelajaran IPS di bawah nilai rata-rata kelas. Hasil dari studi dokumen dapat disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Persentase Siswa Berkesulitan Belajar IPS

8 No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Siswa Berkesulitan IPS Persentase Siswa Berkesulitan IPS (%) 1. SD Negeri 1 Gianyar ,28 2. SD Negeri 2 Gianyar ,97 3. SD Negeri 7 Gianyar ,52 4. SD Negeri 2 Blahbatuh ,95 5. SD Negeri 2 Batubulan ,00 6. SD Negeri 1 Ubud ,08 7. SD Negeri 4 Sebatu ,30 Total ,06 Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa dari 476 siswa, terdapat 86 orang siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS di SD Piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar. Atau dengan kata lain, dari 476 siswa di SD Piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar, terdapat sekitar 18,06% siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS. Untuk mengetahui jenis kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa, seluruh siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS diberikan tes diagnostik. Tes diagnostik ini diberikan kepada 86 orang siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS untuk dapat dianalisis persentase jenis kesulitan belajar IPS yang dialami siswa tersebut. Hasil analisis tes diagnostik disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Tes Diagnostik No. Nama Sekolah Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 B S B S B S B S 1 SD Negeri 1 Gianyar SD Negeri 2 Gianyar SD Negeri 7 Gianyar SD Negeri 2 Blahbatuh SD Negeri 2 Batubulan SD Negeri 1 Ubud SD Negeri 4 Sebatu Total Faktor penyebab kesulitan belajar IPS siswa kelas IV di SD piloting Kurikulum 2013 se-kabupaten Gianyar diperoleh melalui angket yang diberikan kepada seluruh siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS sebagai respondennya. Dalam angket penelitian ini terdapat 2 faktor yang diduga menjadi penyebab kesulitan belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pada faktor internal terdiri dari 3 aspek, yaitu minat siswa, motivasi siswa, dan bakat siswa, Setiap aspek tersebut terdiri dari beberapa indikator. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri juga terdiri dari beberapa aspek, di antaranya proses pembelajaran dan sarana/prasarana pembelajaran yang nantinya juga dijabarkan lagi ke dalam beberapa indikator. Angket ini diberikan kepada seluruh siswa yang mengalami kesulitan belajar

9 IPS, yaitu sebanyak 86 siswa. Adapun hasil analisis data angket tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4. Persentase Pengaruh dan Kualifkasi Faktor yang Diteliti Faktor yang Diteliti Rata-rata (%) Kualifikasi Minat Cukup Berpengaruh Motivasi Berpengaruh Bakat Berpengaruh Proses Pembelajaran Cukup Berpengaruh Sarana/Prasarana Cukup Berpengaruh Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar IPS siswa, yaitu faktor motivasi dan bakat siswa. Motivasi dan bakat siswa yang mengalami kesulitan belajar memang rendah sehingga faktor tersebut berpengaruh terhadap kesulitan belajar yang mereka alami. Sedangkan 3 faktor lainnya yaitu faktor minat proses pembelajaran dan sarana/prasarana tergolong dalam kualifikasi cukup berpengaruh. Jika dilihat kembali dalam tabel 4.8 tersebut, maka dapat dilihat ratarata persentase dari ketiga faktor ini lebih tinggi dari rata-rata persentase faktor motivasi dan bakat. Hal ini berarti bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS ini sudah memiliki cukup minat dalam belajar walaupun masih rendah, proses pembelajaran yang diterima sudah cukup baik walaupun masih terdapat kekurangan dan sarana/prasarana yang diberikan sudah cukup baik. Sehingga ketiga faktor tersebut dikualifikasikan cukup berpengaruh terhadap kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa tersebut. Hasil analisis data berdasarkan studi dokumen menunjukkan bahwa masih ada siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se- Kabupaten Gianyar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut adalah siswa yang memiliki rata-rata nilai di bawah nilai rata-rata kelas. Hal ini sesuai pendapat dari Mulyadi (2010) yang menyatakan bahwa siswa yang mendapat angka di bawah nilai rata-rata kelas, dianggap mengalami kesulitan belajar. Sehingga kuat hasil penelitian ini bahwa dari 476 siswa, terdapat 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS di SD Piloting Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar. Setelah dilakukan analisis terhadap tes diagnostik yang diberikan, dari 86 orang siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS terdapat 61,04% siswa yang mengalami kesulitan belajar pemahaman konsep IPS dan 76,74% siswa yang mengalami kesulitan belajar keterampilan intelektual. Konsep-konsep dan keterampilan intelektual dalam pembelajaran IPS yang dikemas dalam soal tersebut sesungguhnya telah diajarkan kepada siswa. Namun dalam menjawab soal yang diberikan, siswa cenderung melupakan konsep-konsep tersebut. Kelupaan siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memahami konsep yang terkait. Ketidakmampuan menjawab soal yang berkaitan dengan keterampilan intelektual menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPS yang diberikan menandakan siswa masih kesulitan dalam mempelajari IPS. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa adalah faktor internal, seperti minat dengan pengaruh 51,05%, motivasi 50,75%, dan bakat 49,38%. Sedangkan Faktor eksternal yang memberikan perngaruh atau menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah faktor proses pembelajaran sebesar

10 52,71% dan sarana/prasarana sekolah sebesar 61,77%. Hal ini sesuai dengan teori dari Aunurahman (2009) yang menjelaskan bahwa masalah belajar atau kesulitan-kesulitan belajar akan timbul berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se-kabupaten Gianyar meliputi kesulitan pemahaman konsep IPS sebesar 61,04% dari total keseluruhan 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS di sekolah piloting tersebut dan kesulitan dalam keterampilan intelektual sebesar 76,74% dari total keseluruhan 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS di sekolah piloting tersebut. Faktor-faktor penyebab kesulitankesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se- Kabupaten Gianyar meliputi faktor internal, yaitu minat dengan persentase 51,05%, motivasi dengan persentase 50,75% dan bakat dengan persentase 49,38%. Sedangkan faktor eksternal siswa yang memberi pengaruh terhadap kesulitan belajar IPS siswa itu sendiri adalah proses pembelajaran dengan persentase pengaruh 52,71% dan sarana/prasarana sekolah dengan persentase 61,77%. Berdasarkan hal tersebut, disarankan untuk guru, agar dapat mengurangi jumlah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, hendaknya setiap guru melakukan analisis kesulitan belajar secara berkala kepada peserta didik yang menunjukkan gejala kesulitan belajar. Salah satunya dengan memberikan tes diagnostik kepada peserta didik yang menunjukkan gejala kesulitan belajar, sehingga kesulitan yang dialami peserta didik dapat diatasi dengan cepat dan dengan cara yang tepat. Kemudian untuk peneliti lain, disarankan jika melakukan penelitian serupa agar meninjau penyebab kesulitan belajar IPS dari faktor yang lain, seperti fisiologis, emosional, sosial maupun faktor internal dan eksternal lainnya. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Fadlillah, M Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyadi, H Diagnisos Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Rasyid, Harun dan Mansyur Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Wacana Prima. Satori, Djam an dan Aan Komariah Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafinddo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

11 Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Predana Media Group Trianto Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Kependidikan dan Tenaga K

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDPILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDPILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDPILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR Ni Made Dwi Widyasari 1, I Gede Meter 2, I Gusti Agung Oka Negara 3 1,2,3

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR Remaita Manalu 1, I Gede Meter 2, I Gusti Agung Oka Negara 3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR Ni Putu Listya Dewi Lestari 1, I Gede Meter 2, I Gusti Agung Oka

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI Faktor-faktor Kesulitan... ( Arum Setiya ) 1 FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI LEARNING DIFFICULTIES FACTORS

Lebih terperinci

Ni Nym. Yuni Darjiani, I Gd. Meter, I Gst. Agung Oka Negara. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ni Nym. Yuni Darjiani, I Gd. Meter, I Gst. Agung Oka Negara. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Ni Nym. Yuni Darjiani, I Gd. Meter, I Gst.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Deskripsi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Siswa Memahami Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Siswa Memahami Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research), dengan teknik studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) DAMPAK TEHNIK REMEDIAL TEACHING TERHADAP KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI GUGUS VI MATARAM TAHUN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh 1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODO PENELITIAN

BAB III METODO PENELITIAN BAB III METODO PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 ANALYSIS OF STUDENTS KNOWLEDGE AND LEARNING DIFFICULTIES OF VIRUS IN CLASS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 HALAMAN

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   ABSTRACT MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS III DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKE AND GIVE DI SDN 07 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 Asnimar Zain, 1 nurharmi, 2 Yulvia Nora

Lebih terperinci

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM Margono

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dari segi metode, dan penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PEMBELAJARAN TERPADU PADA KURIKULUM 2013 JURNAL. Oleh MARYENI ROCHMIYATI SASMIATI

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PEMBELAJARAN TERPADU PADA KURIKULUM 2013 JURNAL. Oleh MARYENI ROCHMIYATI SASMIATI 1 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PEMBELAJARAN TERPADU PADA KURIKULUM 2013 JURNAL Oleh MARYENI ROCHMIYATI SASMIATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD Oleh: Siti Mudrikah 1, Tri Saptuti Susiyani 2, Suhartono 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTINGSE-KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTINGSE-KABUPATEN GIANYAR ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTINGSE-KABUPATEN GIANYAR I Gst. Ayu Winiari 1, Dr. I Gede Meter, M.Pd. 2, Drs.I Gusti Agung Oka

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN

Lebih terperinci

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran (Dimas Satrio R) 1 TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh: 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL Oleh: NAYANK RAGILIA NAZARUDDIN WAHAB BAHARUDDIN RISYAK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 18 Oktober s.d. 0 November 010.. Tempat penelitian Penelitian ini berlokasi di MTs

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG. ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG Irmai Yusrita 1), Nawir Muhar 2), Azrita 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PADANG

ANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PADANG ANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PADANG Rika Sri Wahyuni 1, Niniwati 1, Fauziah 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Lebih terperinci

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET RESPONSE OF GRADE VII STUDENTS ON THE USE OF LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh : Dhiah Ristyandari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hambatan guru fisika dalam mengimplementasikan KTSP,

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan

A. Jenis dan Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bukateja Pelaksanaan penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. B. Subyek

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh 1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL Oleh ISNA MALIHATUL AINI RISWANDI LILIK SABDANINGTYAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR Hardianti, Abd. Hafid Amirullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA 1 HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 33 Metode penelitian juga merupakan suatu proses pemecahan masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 42 Adapun jenis metode penelitian

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS... 1 ANALISIS BUTIR SOAL BJEKTIF UAS SEMESTER GENAP KELAS VII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DI SMP NEGERI 3 BALUNG Hani Wijayanti, Bambang Hari, Hety Mustika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan suatu penelitian yang akan dilakukan terutama untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

Efrinaldi 1, Yesmira Syamra 2, Alfattory Rheza Syahrul 2 ABSTRACT

Efrinaldi 1, Yesmira Syamra 2, Alfattory Rheza Syahrul 2 ABSTRACT PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH, MINAT BELAJAR TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PADANG PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU Efrinaldi 1, Yesmira Syamra 2, Alfattory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat berlangsungnya proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN, DISIPLIN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPS TERPADU KELAS VII SMP N 27 PADANG Meli Triani 1, Deltri Apriyeni 2, Vivina

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL STAD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN BLENGORKULON TAHUN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL STAD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN BLENGORKULON TAHUN 2012/2013 PENGGUNAAN MODEL STAD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN BLENGORKULON TAHUN 2012/2013 Oleh: Estiningsih 1, Suhartono 2, Suripto 3 e-mail: estiningsihpagita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Dini Ayu Lestari, Chumdari, Hartono PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2) Pengaruh Motivasi Belajar dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas X di SMA N 1 Tigo Nagari (Kabupaten Pasaman) Mega Selvia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 Jumiati 1, Harun Setyo Budi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode korelasi asosiatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian

Lebih terperinci

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017 TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017 THE RESPONSES OF THE 4 TH GRADE STUDENTS ON THE LEARNING PROCESS OF PHYSICAL EDUCATION IN SDN 1 KARANGREJO

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XII JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 DAN SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan 38 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang pokok dan penting dalam melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic TINGKAT KESULITAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKUATIK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DIFFICULTY LEVEL OF PHYSICAL

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG OLEH NIKO SEPTIADI NPM 1110013411169

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisdanPendekatanPenelitian Menurut ragam penelitian ditinjau dari bidangnya, penelitian ini termasuk dalam bidang penelitian akademis atau pendidikan. Ditinjau dari tempatnya,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CYCLE LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 2 KLOPOSAWIT TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MODEL CYCLE LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 2 KLOPOSAWIT TAHUN AJARAN 2015/2016 PENGGUNAAN MODEL CYCLE LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 2 KLOPOSAWIT TAHUN AJARAN 2015/2016 Kikin Silvia Alasta Dewi 1, Suhartono 2, Moh Salimi 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Waktu pelaksanaannya pada tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode

Lebih terperinci

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN Hidayatullathifah

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 1 TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 LEVEL OF UNDERSTANDING OF SWIMMING ACTIVITY ON ELEVENTH GRADE STUDENTS IN SMAN 1 JOGONALAN KLATEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR Mela Marzuki, Erlina Rupaidah, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro This study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA DALAM SUB TEMA PERJUANGAN PARA PAHLAWAN KELAS IV SDN I KARANGTURI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL Bunga Ayu Desy Permatasari 31, Toto Bara Setiawan 32, Arika Indah Kristiana 33 Abstract: This research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Silvia Afdalina 1, Rahma Wira Nita 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian 36 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian pengembangan (research development). Penelitian pengembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015 Yayan Ari Subangkit 1), Suripto 2), Joharman 3) 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2, 3 Dosen

Lebih terperinci

Kata kunci : minat belajar siswa, pembelajaran sejarah, think talk write.

Kata kunci : minat belajar siswa, pembelajaran sejarah, think talk write. MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE Ria Setiawati, Wakidi dan Yustina Sri Ekwandari FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Arikunto (2010, hlm. 173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Arina Bahro Shabrina) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF INTRODUCTION TO ACCOUNTING AT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri I Ciawi yang beralamatkan di Jalan Pendidikan No. 10 Ciawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (008: 7) pengertian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya. pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya

Lebih terperinci