OBESITAS DAN HsCRP PADA REMAJA MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
|
|
- Ridwan Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OBESITAS DAN HsCRP PADA REMAJA MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS HASANUDDIN OBESITY AND HsCRP CONTENT AMONG NEW STUDENTS ADOLESCENT AT HASANUDDIN UNIVERSITY Iriyani Harun, Veni Hadju, Nurpudji A Taslim Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Iriyani Harun, SKM Jl. Kakatua Mess Anoa IV. K. 38 Makassar, HP prahara.adjah@gmail.com & aniemaniez01@yahoo.com
2 ABSTRAK Obesitas merupakan suatu kondisi inflamasi kronik tingkat rendah yang sudah menjadi salah satu petomekanisme kelainan kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan obesitas dengan kadar hscrp pada remaja mahasiswa baru di Universitas hasanuddin. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional study yang dilaksanakan pada remaja mahasiswa baru Universitas Hasanuddin tahun akademik 2012/2013 dengan total sampel 62 sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengukuran antropometri dan pengambilan specimen darah untuk pemeriksaan biokimia. Analisis data menggunakan program SPSS. Hasil penelitian dari 62 total sampel terdapat 64,5% responden obessitas berdasarkan IMT, 66,1% obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang dan 64,5% responden yang mengalami overfat berdasarkan hasil pengukuran BIA. Hasil uji bivariat memperlihatkan bahwa IMT (p=0,002), lingkar pinggang (p=0,001), persen lemak tubuh (p=0,002) memiliki hubungan positif yang bermakna dengan peningkatan kadar hscrp. Hasil uji multivariat memperlihatkan bahwa dari ketiga variabel tersebut variabel yang paling dominan terhadap meningkatnya kadar hscrp adalah lingkar pinggang., dimana berisiko 7 kali (7,11;95%Cl2,2-22,9) lebih besar kontribusinya terhadap peningkatan hscrp. Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara IMT, lingkar pinggang dan persentase lemak tubuh dengan meningkatnya kadar hscrp. Kata Kunci : Remaja, Obesitas, Lingkar Pinggang, HsCRP ABSTRACT Obesity is a condition of chronic low-level inflammation that has become one of petomekanism cardiovascular disorders. The aim of the research is to find out the relationship between obesity and hscrp content among new student adolescents at Hasanuddin University. This research was an analytic study with cross-sectional study design conducted among new students adolescents at Hasanuddin University academic year 2012/2013 with the total samples of 62 people. They were selected by using systematic random sampling method. The methods of obtaining the data were questionnaires, anthropometric measurements and blood specimen collection for biochemical examination. Data analysis used SPSS program. The results of the research indicate that among 62 samples, 64.5% of respondents suffers from obesity based on IMT, 66.1% of them suffers from obesity based on waist circumference, and 64.5% of them suffers from obesity based on the result of BIA measurement. The results of bivariate test indicate that IMT (p = 0.002), waist circumference (p = 0.001), and percent body fat (p = 0.002) have a positive significant relationship to the increase of hscrp content. The results of multivariate test indicate that among the there variables, waist circumference has the most dominant influence on the increase of hscrp, where risk 7 times (7,11;95%Cl2,2-22,9) greater contribution to the increase in hscrp. It is concluded that there is a significant relationship between IMT, waist circumference and body fat percentage with increased of hscrp. Keywords: Adolescents, Obesity, Waist Circumference, hscrp
3 PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun di negara berkembang. Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia Pasifik. Sebagai contoh, 20,5% dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan 1,5% tergolong obes. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obes. Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,% pada laki-laki dan 14,4% pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan masing-masing adalah 5,3% dan 9,8%. (Vishuda, 2001) Data riskesdas pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia pada remaja usia 15 tahun keatas sebesar 19,1%, sedangkan untuk usia 6-14 tahun prevalensi obesitas untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 9,5% dan perempuan 6,4%. Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan pada remaja usia tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 2,9% dan perempuan 2,0%, sedangkan untuk usia tahun masing-masing sebesar 1,3% dan 1,5%. (Depkes RI, 2011). Obesitas merupakan suatu kondisi inflamasi kronik tingkat rendah terutama pada white adipose tissue (WAT). Penemuan bahwa obesitas ditandai dengan adanya akumulasi makrofag pada jaringan WAT serta adanya fungsi biologi adiposit dan makrofag menambah pengertian terhadap perkembangan inflamasi dijaringan adiposa pada obesitas. (Wellen dkk, 2003). Penanda inflamasi yang dianggap terbaik saat ini adalah high sensitivity C-Reaktive Protein (hscrp) karena disintetis di hati dibawah kontrol Inter Leukin-6 (sitokin adiposa) sebagai respon terhadap berbagai rangsangan inflamasi baik inflamasi akut (infeksi) maupun inflamasi kronik (pembentukan plak ateroklerosis) Pengukuran hscrp merupakan prediktor terbaik untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskuler karena dapat memprediksi kejadian thromboembolic akibat aterosklerosis. (Nyandak. dkk, 2007). Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kadar CRP berkaitan erat dengan obesitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Vereendra Kumar menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara hscrp dan BMI dengan (r-0,085) (Vareendra, 2011). Penelitian terhadap 55 wanita obese dan 55 kelompok kontrol menunjukkan bahwa ada peningkatan signifikan pada lingkar pinggang dan hscrp pada wanita obes dibanding kelompok kontrol (Nirmita, 2012), ditemukan pula hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang, BMI dengan kadar hscrp dengan tingkat kemaknaan (P<0,001). (Fatma, 2010).
4 Dengan melihat beberapa hasil-hasil penelitian diatas yang menggambarkan kecenderungan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hscrp pada penderita obesitas. Olehnya itu maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan kadar hscrp pada remaja obesitas sebagai penanda awal adanya proses inflamasi yang berisiko terhadap timbulnya penyakit kardiovaskuler BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Hasanuddin dengan melibatkan mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013 Desain dan Variabel Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain cross-sectional study. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar hscrp (High Sensitivity C Reactive Protein ), sedangkan variabel independen adalah IMT (Indeks Massa Tubuh ), lingkar pinggang dan persen lemak tubuh. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa baru usia tahun Universitas Hasanuddin tahun akademik 2012/2013. Perhitungan sampel disesuaikan dengan desain penelitian cross-sectional yang berdasarkan besaran populasi orang dengan prevalensi remaja mahasiswa baru yang mengalami obesitas sebesar 7,9%, sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 110 yang diperoleh dari interval hasil pembagian jumlah populasi dengan sampel. Setelah dilakukan restriksi data maka jumlah sampel yang memenuhi criteria inklusi dalam penelitian ini adalah 62 sampel Pengumpulan Data Pengumpulan data primer meliputi karakteristik responden, food recall dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan persen lemak tubuh dengan menggunakan BIA (Bioelectric Impedance Analysis ). Data tentang kadar hscrp dilakukan dengan pengambilan darah vena menggunakan vacuntainer sebanyak 6 cc dengan metode particle enhanced immune-turbidimetric yang pemeriksaannya dilakukan di Laboratorium Klinik Prodia Makassar.
5 Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS sedangkan data asupan makanan diolah dengan program nutrisurvey, selanjutnya dilakukan analisis yang meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan menggunakan uji logistic regretion HASIL Status Obesitas dan Kondisi Lemak Tubuh Tabel 1 memperlihatkan bahwa terdapat (64,5%) responden yang mengalami obesitas berdasarkan pengukuran IMT dan yang normal sebesar (35,5%), sedangkan (66,1%) responden yang mengalami obesitas berdasarkan lingkar perut dan yang normal sebesar (33,5%). Dilihat dari kondisi lemak tubuh berdasarkan hasil pengukuran BIA (Bioelectric Impedance Analysis ) terdapat (64,5%) yang mengalami overfat dan yang normal sebesar (35,5%) Hasil Pengujian Hipotesis HsCRP (High Sensitivity C Reactive Protein) Tabel 2 memperlihatkan bahwa responden yang mengalami mobesitas berdasarkan hasil pengukuran IMT mempunyai kadar hscrp berisiko tinggi sebesar 35,0%, sedangkan berisiko sedang sebesar 42,5%, Hal ini dibuktikan dengan hasil uji chi-square yang menyatakan ada keterkaitan yang signifikan antara IMT dengan kadar hscrp (p = 0,002) Tabel 3 memperlihatkan bahwa responden yang mengalami obesitas berdasarkan hasil pengukuran Lingkar pinggang (LP) lebih banyak mempunyai kadar hscrp yang berisiko sedang sebesar 43,9%, akan tetapi tidak jauh berbeda ada juga yang mengalami risiko tinggi sebesar 34,1%. Hasil uji chi square menyatakan bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar hscrp (P=0,01). Tabel 4 memperlihatkan bahwa responden yang mempunyai persen lemak tubuh dalam kondisi overfat berdasarkan hasil pengukuran BIA mempunyai kadar hscrp berisiko, yaitu sebanyak 42,5% berisiko sedang dan 35,0% yang mempunyai risiko tinggi. Hasil uji chi square memperlihatkan ada hubungan signifikan antara persen lemak tubuh dengan kadar hscrp (p = 0,002). Tabel 5 memperlihatkan hasil analisis multivariat dengan uji logistic regretion memperlihatkan peran IMT, lingkar pinggang dan persen lemak tubuh terhadap peningkatan hscrp. Pada tabel ini menunjukkan bahwa dari ketiga variabel yang paling berperan terhadap peningkatan kadar hscrp adalah lingkar pinggang dengan nilai Exp(B) tertinggi yaitu (7,11;95%Cl2,2-22,9).
6 PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan kondisi obesitas terhadap kadar hscrp (High Sensitivity C Reactive Protein ) pada remaja. Hasil dari pemeriksaan ini cukup bervariasi, dari total 62 responden maka didapatkan 24,2% yang mempunyai risiko tinggi, 38,7% risiko sedang dan 37,1% yang berisiko rendah. Sebuah penelitian cross sectional study di India menyatakan bahwa kadar hscrp tinggi ( > 3 mg/l) mengindikasi terjadinya sindrom metabolik, oleh karena itu hscrp dapat menjadi alat untuk memprediksi risiko sindrom metabolik (Anubha Mahajan, 2012). Berdasarkan hasil tabulasi silang diperoleh bahwa responden yang mengalami obesitas berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) mempunyai kadar hscrp yang berisiko dibanding responden yang kondisi normal, dimana pada penelitian ini terdapat 42,5% mempunyai risiko sedang dan 35,0% yang berisiko tinggi, hal ini juga sesuai dengan penelitian di Saudi Arabia terhadap anak dan remaja usia 6-16 tahun yang menyatakan bahwa ada korelasi positif antara BMI dengan hscrp (p<0,001) dimana pada kelompok obesitas mempunyai kadar CRP yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (Hatem & Ibrahem, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Yong Hao Pua (2005) menyimpulkan bahwa BMI dapat digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi risiko penyakit kardiovaskular. Hasil uji statistik dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar hscrp (p = 0,002). Hubungan lingkar pinggang dengan kadar CRP telah banyak diperbincangkan, dari hasil studi di spanyol menyatakan seseorang yang mempunyai lingkar pinggang > 94 cm pada laki-laki dan > 80 cm pada wanita memiliki kadar CRP lebih tinggi p(0,000). (F.D.C Gomez, 2012). Sebuah desain penelitian cross sectional terhadap remaja berusia tahun dari tiga kelompok etnis yang berbeda di Afrika Selatan mendapatkan bahwa kadar CRP secara signifikan jauh lebih tinggi terhadap subjek yang mempunyai lingkar pinggang yang lebih besar (Megan, 2012). Hasil uji statistik bivariat dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara meningkatnya lingkar pinggang dengan kadar hscrp remaja (p=0,002), Persentase lemak tubuh yang diukur dengan menggunakan BIA (Bioelectric Impedance Analysis) lebih baik dibanding BMI, dalam study cross-sectional analysis of the IRAS (Insulin Resistance Atherosclerosis Study) mendapatkan bahwa persen lemak tubuh mempunyai korelasi yang kuat terhadap tingkat CRP (Festa, 2001). Hasil tabulasi silang dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa persen lemak tubuh dalam kondisi overfat berdasarkan hasil pengukuran BIA mempunyai kadar hscrp berisiko, yaitu sebanyak 42,5%
7 berisiko sedang dan 35,0% yang mempunyai risiko tinggi, dan berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persen lemak tubuh dengan kadar CRP (p=0,002). Hal ini diperkuat pada sebuah hasil uji multivariat yang dilakukan di Taiwan memperlihatkan bahwa persen lemak tubuh adalah satu-satunya indikator yang terkait dengan tingginya hscrp baik pada wanita maupun pria (1,55, CI 95%: 1,07-2,25). (Lin. dkk, 2010). Berdasarkan uji multivariat yang dilakukan pada penelitian ini memperlihatkan bahwa dari ketiga variabel diatas lingkar pinggang mempunyai kontribusi kuat dengan peningkatan hscrp dimana nilai signifikansinya adalah (P=0,001), dengan nilai (7,11;95%Cl ) artinya bahwa lingkar pinggang berisiko 7 kali lebih besar perananya dalam meningkatkan kadar hscrp, disusul kemudian dengan IMT dengan risiko 6 kali (6,02;95%Cl1,92-18,8) dan persen lemak tubuh dengan risiko 6 kali (6,02;95%Cl1,92-18,8). Hal ini mungkin berkaitan dengan fakta yang menyatakan bahwa adiposit intraabdominal lebih bersifat lipolitik aktif dibandingkan dengan yang berasal dari simpanan lain. Riset yang dilakukan oleh Flier (2005), di Universitas Birminghan, Inggris membuktikan bahwa sel lemak di sekitar pinggang merupakan sel-sel aktif berlebih yang dapat mengacaukan stabilitas insulin dan meningkatkan tekanan darah dan kolesterol dalam darah. Penelitian yang dilakukan Natasya (2007) menjelaskan bahwa sel lemak dapat menghasilkan sitokin-sitokin yang memiliki efek seperti organ endokrin. Beberapa diantaranya yaitu leptin, adiponektin, interleukin-6, resistin dan TNF-α. Selain itu, Interleukin (IL-6) juga akan menginduksi produksi protein inflamasi dari hati seperti C-Reactive Protein (De Maat, 2001).
8 KESIMPULAN DAN SARAN Kadar hscrp remaja obesitas lebih berisiko dibanding remaja yang tidak obesitas, ada hubungan positif bermakna antara lingkar pinggang (LP) dengan kadar hscrp pada remaja obesitas, dimana berisiko sebanyak 7 kali lebih besar peluangnya untuk meningkatkan kadar hscrp, selain itu IMT juga mempunyai hubungan positif bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar hscrp pada remaja obesitas dengan risiko sebanyak 6 kali terjadi peningkatan hscrp dan persen lemak tubuh juga berhubungan positif bermakna antara dengan kadar hscrp dengan risiko 6 kali lebih besar terhadap peningkatan hscrp. Peningkatan aktifitas fisik dengan cara berolahraga dan pengaturan pola makan perlu dilakukan untuk menurunkan berat badan sehingga dapat menurunkan status inflamasi dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan untuk pemberian intervensi baik berupa edukasi, konseling atau lainnya terhadap responden yang sudah dalam kondisi obesitas
9 DAFTAR PUSTAKA Anubha Mahajan, Alok Jaiswala, Rubina Tabassuma, Avijit Poddera, Saurabh Ghoshb, S.V. Madhuc, Sandeep K. Mathurd, Nikhil Tandone, Dwaipayan Bharadwaja. (2012). Elevated Levels of C-Reactive Protein as a Risk Factor for Metabolic Syndrome in Indians. Journal homepage: Atherosclerosis 220 (2012) Depkes RI, (2011). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar Jakarta: Balitbangkes Fatma G. Huffman, Suzanne Whisner, Gustavo G. Zarini and Subrata Nath. (2010). Waist Circumference and BMI in Relation to Serum High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-crp) in Cuban Americans With and Without Type 2 Diabetes. Article. Int. J. Environ. Res. Public Health 2010, 7, ; doi: /ijerph Festa, A, R. D'Agostino Jr, K. Williams, A.J. Karter, E.J. Mayer Davis, R.P. Tracy, et al. (2001). The Relation of Body Fat Mass and Distribution to Markers of Chronic Inflammation. International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders 25: F del Canizo Gomez, I Moreno-Ruiz, B Silveira Rodriguez, C De Gorospe, T Gonzalez Losada & A Segura Galindo. (2012). Serum High Sensitivity C-Reactive Protein as Predictor of Metabolic Syndrome and its Relationship with Wlbuminuria in Type 2 Diabetes Mellitus. (Online) endocrine Abstracts. Society of Endocrinology. Diakses tanggal 20 November 2012 Filer J.S (2005). Obesity 15 th Edition. NewYork;The Mc Graw-Hill Companies, page 479 Hatem Hamed & Ibrahem Abdel, (2010). Cardivascular Risk Obese Children And Adolescents, (Online), vol.2,no.9, diakses 20 November 2012 Lin CC, Kardia SL, Li CI, Liu CS, Lai MM, Lin WY, Chang PC, Lee YD, Chen CC, Lin CH, Yang CW, Hsiao CY, Chen W, Li TC. (2010). The Relationship of High sensitivity C-Reactive Protein Vishuda. Matheus, Michelle, Joan Sabate. (2001). The Risk Of Child Adolescen Overweight is Related to Types of Food Consumed. Nutrition Journal 2001,10:71 Megan A. Rensburg, Tandi Matsha, Mariza Hoffmann, Mogamat S. Hassan, Rajiv T.Erasmu, (2012). Distribution and Association of hs-crp with Cardiovascular Risk Variables of Metabolic Syndrome in Adolescent Learners..Afr J Lab Med. 2012;1(1), Art. #10, 6 pages. org/ /ajlm.v1i1.10 Nyandak T, Gogna A, Bansal S, Deb M.(2007). High Sensitive C-Reactive Protein (hscrp) and its Correlation with Angiographic Severity of Coronary Artery Disease (CAD). JIACM 2007;8(3): Nirmitha Dev and Sara Rani Marcus. (2012). High sensitive C-Reactive Protein, an Independent and Early Novel Inflammatory Marker in Healthy Obese Women.
10 Biomedical Research 2012; 23 (1): Department of Biochemistry, MS Ramaiah Medical College, Bangalore, India Natasya (2007). Resistensi Insulin pada Obes Sentral. BIK Biomed Vol.3 No.3. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado Veerendra Kumar Arumalla, Routhu Kathyaini. (2011). Serum High Sensitivity C- Reactive Protein in Different Grades of Obesity. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences October December 2011 RJPBCS Volume 2 Issue 4 Page No Wellen K, Hostamisligil GS. (2003) Inflammation-induced inflammatory changes in adiposa tissue. J Clin Invest 112: Yong Hao Pua, Peck Hoon. (2005). Anthropometric indices as screening tools for cardiovascular risk factors in Singaporean women. Asia Pac J Clin Nutr 2005;14 (1): 74-79
11 LAMPIRAN Tabel. 1. Distribusi berdasarkan status obesitas remaja mahasiswa baru di Universitas Hasanuddin tahun 2012 Variabel (n=62) n % Status Obesitas berdasarkan IMT Obesitas Normal Status Obesitas berdasarlan Lingkar Perut Obesitas Normal Kondisi lemak tubuh berdasarkan BIA Overfat Healthy ,5 35,5 66,1 33,9 64,5 35,5 Tabel. 2 Distribusi hasil pemeriksaan kadar hscrp pada responden obesitas berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) di Universitas Hasanuddin Kelompok (IMT) ( n=62 ) Obesitas Normal Kadar hscrp Risiko Risiko Risiko Rendah Sedang Tinggi N % n % n % 9 22, , , ,6 7 31,8 1 4,5 P Value 0,002* * = chi square Tabel. 3 Distribusi hasil pemeriksaan kadar hscrp pada remaja obesitas berdasarkan LP (Lingkar Perut) di Universitas Hasanuddin Kelompok(LP) ( n=62 ) Obesitas Normal Kadar hscrp Risiko Risiko Rendah Sedang Risiko Tinggi N % n % n % 9 22, , , ,7 6 28,6 1 4,8 P Value 0,001* * = chi square
12 Tabel 4. Distribusi hasil pemeriksaan hscrp pada remaja obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh yang diukur dengan BIA (Bioelectric Impedance Analysis) Persentase Lemak Tubuh (BIA) ( n=62 ) Overfat Normal Kadar hscrp Risiko Risiko Rendah Sedang Risiko Tinggi N % n % n % 9 22, , , ,6 7 31,8 1 4,5 P Value 0,002* * = chi square Tabel 5. Analisis Multivariat IMT, lingkar pinggang dan persen lemak tubuh terhadap kadar hscrp pada remaja mahasiswa baru di Universitas Hasanuddin. Variabel (n=62) Sig. Exp (B) Lower 95%Cl Upper IMT 0,002 6,028 1,923 18,895 Lingkar Perut 0,001 7,111 2,206 22,923 Persen Lemak Tubuh 0,002 6,028 1,923 18,895
The Differences of hscrp Among Obese and Non Obese Students of Lampung University 2013
The Differences of hscrp Among Obese and Non Obese Students of Lampung University 2013 Revitasari D, Basuki W, Tjiptaningrum A Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity is a low chronicle
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bhatt DL Need to Test the Arterial Inflammation Hypothesis Circulation.
DAFTAR PUSTAKA Bhatt DL. 2002. Need to Test the Arterial Inflammation Hypothesis Circulation. (106) : 136-40 CDC. 2009. Overweight and Obesity. Centre for Obesity Research an Education. 2007. Body Mas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel
Lebih terperinciPENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS
PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS
ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA NI KADEK FEBRIYANTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL Levina Stephanie, 2007. Pembimbing I : dr. Hana Ratnawati, M.Kes.
Lebih terperinciHubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah
Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan tekanan darah pada anak dan remaja merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi pada usia tua (Falkner et al., 2007). Hal ini berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON Daniel Hadiwinata, 2016 Pembimbing Utama : Hendra Subroto, dr.,sppk. Pembimbing Pendamping: Dani,
Lebih terperinciTHE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013
THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas pada anak saat ini mulai meningkat dari tahun ke tahun. Data Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki dengan obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2
GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA Windi Anggraini, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : DR., Iwan Budiman,
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH
SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN 2016 Oleh: ZUHDINA KAMALIAH 130100280 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG 1 Jenifer Andalangi 2 Sarah M. Warouw 2 Adrian Umboh 2 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT
ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DAN OBESE DI POLTEKKES KEMENKES PALU SULAWESI TENGAH
PENGARUH KOMPOSISI TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DAN OBESE DI POLTEKKES KEMENKES PALU SULAWESI TENGAH Dwi Erma Kusumawati Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palu Email: nfatimahhh@gmail.com
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL
ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL Silvia, 2007 Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Iwan Budiman,dr.,MS.,MM.,MKes.,AIF
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR HS-CRP SERUM PADA MAHASISWA OBES DAN TIDAK OBES DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR HS-CRP SERUM PADA MAHASISWA OBES DAN TIDAK OBES DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 1 Fajar Aprilianti 2 Shirley E.S. Kawengian 2 Alexander S.L. Bolang
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETEBALAN LEMAK TRICEPS (KLT) DAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 HUBUNGAN ANTARA KETEBALAN LEMAK TRICEPS (KLT) DAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-crp) PADA MAHASISWA OBES DAN TIDAK OBES DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN KADAR TRIASILGLISEROL DARAH DENGAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN PADA REMAJA OBES
ABSTRAK HUBUNGAN KADAR TRIASILGLISEROL DARAH DENGAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN PADA REMAJA OBES Melda Melatunan Murniati Tiho Yanti Mewo Department of Biochemistry Faculty of Medicine, University
Lebih terperinciPENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS
PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR MADE NARINIRMALA CRESTI NIM. 1220025064 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciPROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN LINGKAR LENGAN ATAS ( LILA ) DENGAN KADAR GULA DARAH DAN KOLESTEROL PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciHubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 1 Nisa Fitri Mardhotillah, 2 M. Rizki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Indriati E. Antropometri untuk kedokteran, keperawatan, gizi dan. olahraga. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama; 2009.
33 DAFTAR PUSTAKA 1. Indriati E. Antropometri untuk kedokteran, keperawatan, gizi dan olahraga. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama; 2009. 2. Wicaksono S. et al,. Distribusi lemak pada mahasiswa antropologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus dan komplikasinya telah menjadi masalah masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian, dan kecacatan di
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan dan obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh obesitas.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit utama penyebab kematian pada penduduk Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi darah atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan
Lebih terperinciSkripsi ini telah diuji pada dan dinilai oleh panitia penguji pada. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Tanggal.
Skripsi ini telah diuji pada dan dinilai oleh panitia penguji pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tanggal. Berdasarkan SK... No... Tanggal... Panitia Penguji Skripsi
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA MARTHA YULIANI HABUT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1. mematikan namun dapat dihindari. Berdasarkan laporan World Health
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan problem kesehatan yang serius yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1 Merokok adalah penyebab kematian satu dari sepuluh
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciABSTRAK. PERBANDINGAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-crp) PADA PEROKOK AKTIF BERAT, PEROKOK AKTIF RINGAN, DAN NONPEROKOK
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-crp) PADA PEROKOK AKTIF BERAT, PEROKOK AKTIF RINGAN, DAN NONPEROKOK Anggitha Raharjanti, 2014. Pembimbing I: Adrian Suhendra,dr.,Sp.PK.,M.Kes.
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal
Lebih terperinciABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016
ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016 Menarche adalah permulaan dari menstruasi dan merupakan salah satu tonggak penanda di kehidupan seorang gadis.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA KEPOLISIAN RESOR KARANGANYAR
HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA KEPOLISIAN RESOR KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Diajukan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG MAHASISWA
HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG MAHASISWA Susiana Candrawati Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciCitrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Citrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin SKRT Kematian krn CVD 1992 (16,5%),1995 (24,5%) & thn 2000 (26,4%). WHO; ±80% kematian CVD berasal dari negara
Lebih terperinciTHE CORRELATION BETWEEN OBESITY AND PREDIABETES AMONG THE STUDENT OF LAMPUNG UNIVERSITY 2013
THE CORRELATION BETWEEN OBESITY AND PREDIABETES AMONG THE STUDENT OF LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Putri RA, Tjiptaningrum A 1), Basuki W 1) 1) Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity is a condition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.
Lebih terperinciABSTRAK OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRAK OBESITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 Dani Indra Gunawan, 2007; Pembimbing I : Agustian L. K., dr., Sp.PD Pembimbing II : Slamet Santosa, dr., M.Kes Obesitas (kegemukan)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah kondisi istirahat alami yang dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Tidur merupakan aktifitas fisiologis yang penting bagi kesehatan dan
Lebih terperinciHubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang
707 Artikel Penelitian Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang Andi Fadilah Yusran Putri 1, Eva Decroli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak didalam tubuh yang lebih dari normal sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengurangi
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA
ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,
Lebih terperinciAngka Kejadian dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di 78 RT Kotamadya Palembang Tahun 2010
MKS, Th.46. No. 2, April 2014 Angka Kejadian dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di 78 RT Kotamadya Palembang Tahun 2010 R.M. Suryadi Tjekyan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) Leni Martinna, 2006. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM.,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS
ABSTRAK PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS Wendy Sadikin, 2010. Pembimbing I Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes : dr. Ellya Rosa Delima,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas Obesitas merupakan kondisi ketidak normalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Distribusi
Lebih terperinciHubungan lingkar lengan atas dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uuniversitas Sam Ratulangi
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016 Hubungan lingkar lengan atas dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uuniversitas Sam Ratulangi 1 Okky A. Kumesan 2 Shane H.R.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapat akumulasi lemak secara berlebihan. Obesitas merupakan faktor risiko dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi, sindrom
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu (Sudoyo, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi akumulasi jaringan lemak berlebihan yang dapat terjadi diseluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU
AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU Nurul Khairani, Santoso Ujang Effendi, Lara Wirda Utamy Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf dan Radiologi Rumah Sakit di Kota Yogyakarta,yaitu Rumah
Lebih terperinciGAMBARAN UANG SAKU DAN PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT DAN OBESITAS MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN
GAMBARAN UANG SAKU DAN PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT DAN OBESITAS MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN Picture Pocket Money and Expenditure of Consumption Food Patient of Overweight
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI 1 Irene Moudy Sumayku 2 Karel Pandelaki 2 M.C.P.Wongkar 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas meningkat secara tajam di kawasan Asia Pasifik, dari beberapa penelitian oleh WHO di Cina, Jepang, Taiwan dan Hongkong, dilaporkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Tingginya prevalensi obesitas di dunia, menyebabkan terganggunya kondisi fisik, psikososial dan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Zaman sekarang terdapat masalah gizi ganda yang salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan yang tidak seimbang. Makanan sangat dibutuhkan manusia terutama pada saat masa dewasa muda. Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena masih
Lebih terperinci