PENGARUH LATIHAN DUMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN DROPSHOT PADA PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LIMBOTO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LATIHAN DUMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN DROPSHOT PADA PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LIMBOTO SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH LATIHAN DUMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN DROPSHOT PADA PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LIMBOTO SKRIPSI GITO TAHUHE JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Gito Tahuhe. Pengaruh Latihan Dumble Terhadap Kemampuan Melakukan Pukulan Dropshot Pada Permainan Bulutangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto. Skripsi. Gorontalo. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Penelitian pada cabang bulutangkis sangatlah penting untuk meningkatkan prestasi olahraga, alasannya bulutangkis merupakan olahraga yang sangat populer. Penelitian didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya teknik dropshot pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto masih relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan pukulan dropshot. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang populasinya adalah seluruh siswa laki-laki SMP Negeri 1 Limboto yang berjumlah 200 orang. Dari populasi diambil 20 orang siswa kelas VIII sebagai sampel. Pengambilan sampel ini secara random sampling. Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII. Langkah awal pada pengujian hipotesis adalah Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t. Uji ini dilakukan setelah selesai melakukan uji homogenitas data terhadap per-test dan post-test. Dari hasil pengujian pre-test dan post-test menunjukkan harga t sebesar -12,38 sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga t -2,02. Harga t telah berada di daerah penerimaan H dengan demikian dapat disimpulkan H diterima dan tidak dapat menerima H. Jadi disimpulkan bahwa latihan dengan menggunakan latihan dumble memberikan pengaruh positif terhadap pukulan dropshot. Kata kunci: Latihan dumble dan Pukulan dropshot

2 PENDAHULUAN Di indonesia, badminton di kenal juga sebagai bulutangkis. Perkembangan bulutangkis di indonesia terkait dengan adanya kesadaran bahwa olahraga dapat membawa nama harum bangsa indonesia di bulutangkis yakni perkumpulan olahraga republik indonesia ( PORI ) pada tanggal 20 januari PORI pusat pada saat itu berkedudukan di yogyakarta. Ketua PORI adalah Tri Tjondokusumo. Pada zaman belanda, persatuan bulutangkis tersebut dinamakan BBL ( bataviasche badminton leaque ) yang kemudian di lebur menjadi BBU ( bataviasche badminton unie ). BBU secara umum di ikuti oleh orang-orang tionghoa yang memiliki kesadaran nasional yang tinggi. Lalu, mereka mengubah BBU menjadi PERBAD (persatuan badminton djakarta ) yang diketuai oleh Tjoang seng Tiang. Mengingat olahraga bulutangkis di indonesia sangat populer, apabila banyak pemain indonesia yang banyak menjuarai berbagai event dunia. Maka perkembangan pelaksanaan kejuaraan bulutangkis semakin pesat, berbagai kejuaraan yang diselenggarakan dari tingkat desa/kelurahan, klub-klub hingga kejuaran nasional bahkan kejuaran internasional, pada umumnya, kejuaraan bulutangkis dapat diselenggarakan oleh berbagai pihak. Kejuaraan bulutangkis juga sering dilakukan pada tingkat sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA hingga di Perguruan tinggi. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga pilihan didaerah Provensi Gorontalo yang sangat populer dan berkembang, sehingga terbentuk klub-klub disetiap tempat seperti klub Grafika, klub pohuato, klub 2R, klub Puyu, klub Telaga biru, klub Bilioner, klub UNG (mahasiswa) dan juga atlit PELADDA, dan masih banyak klub-klub lainnya yang turut berlaga dipertandingkan. Maka dari itu permainan bulutangkis ini sangat diminati disetiap daerah khususnya masyarakat Gorontalo

3 baik tua dan muda. Olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang disukai dimasyarakat dan sekolah-sekolah. Cabang olahraga ini perlu diperkenalkan kepada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Penjasorkes merupakan bagian dari kurikulum standar lembaga pendidikan dasar dan menengah. Dengan melihat permasalahan yang ditemui, maka penulis tertarik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan salah satu teknik dasar dalam permainan bulutangkis, lebih khususnya pada kemampuan melakukan pukulan dropshot yang kurang dikuasai oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto. Melihat kurangnya keterampilan permainan bulutangkis Yang di demonstrasikan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto khususnya kemampuan melakukan pukulan dropshot perlu dilakukan dengan latihan dumble yang maksimal untuk mendapatkan hasil kemampuan pukulan Adapun alasan memilih judul ini adalah: (1) dalam permainan bulutangkis, pukulan dropshot memiliki manfaat yang besar untuk meningkatkan kualitas permainan. (2) pukulan dropshot merupakan jenis pukulan menyerang dengan cara menipu agar bisa mematikan pertahanan lawan. Kajian Teori Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan jaring/net yang tergantung di tiang net yang ditanam di tepi lapangan. Alat yang digunakan adalah raket sebagai pemukul serta shutlecock sebagai bola yang dipukul. Permainan ini dimulai dengan cara menyajikanbola atau servis, yang memukul bola dari petak servis kanan ke yang memuaskan.

4 petak servis kanan lawan, sehingga jalannya bola menyilang. Sedang menurut Sri wahyuni(2010:37) menjelaskan bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang setiap pemainnya memerlukan sebuah bantuan raket. Sebagai pengganti bola dipergunakan sebuah kok (shuttlecook) yang dipukul secara bergantian oleh setiap regu yang bertanding Selanjutnya menurut Yusuf Hidayat, dkk. (2010:136) menjelaskan permainan bulutangkis adalah permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu lawan satu atau dua lawan dua dengan menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul. Sedang menurut Budi Sutrisno, dkk. (2010:20) bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan raket dan shuttlecoock. Permainan ini dimainkan oleh dua orang untuk permainan single atau empat orang untuk permainan double. Untuk dapat bermain dengan baik dan benar maka harus mengetahui dan menguasai teknikteknik dasar permainan bulutangkis Menurut Alhusin (2007:3) menjelaskan bahwa permainan bulutangkis adalah suatu permainan menggunakan shutllecock dimana permainan ini mempunyai daya tarik tersendiri. Jika bola ditepak atau dipukul ke atas maka begitu jatuh akan lambat sehingga memungkinkan orang mengejar dan memukulnya kembali ke atas. Seiring dengan perjalanan waktu, permainan ini terus berkembang dan telah dimainkan oleh para anak-anak muda sejak masa abad pertengahan. Pukulan dropshot Pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan cara melewati net, pukulan ini dilakukan seperti smash tapi pukulan ini dilakukan secara pelan. Selanjutnya menurut Budi Sutrisno (2010:19) bahwa pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan tujuan

5 menempatkan bola secepatnya dan sedekat-dekatnya dengan net pada lapangan lawan. saat shuttlecok berada di puncak ketinggian agar lawan tertipu dan tidak bisa menjangkau shuttlecok lagi. Selanjutnya menurut Muhajir Sedangkan menurut (2006:25) menjelaskan bahwa pukulan dropshot adalah pukulan yang tepat melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi lapangan lawan. Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan dengan cara menyeberangkan shuttlecock ke daerah lawan dengan menjatuhkan shuttlecock sedekat mungkin dengan net. Menurut Muhajir,(2006:25) pukulan dropshot adalah pukulan yang tepat melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi lapangan lawan. Dropshot merupakan pukulan yang Aryanto,(2007:47) pukulan dropshot atau pukulan potong adalah pukulan yang dilakukan seperti smash dengan sasaran jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda. Kok dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Menurut Sriwahyuni (2010:30) menjelaskan bahwa pukulan dropshot yaitu usaha memukul bola yang diarahkan ke area lapangaan lawan dekat dengan net. Pukulan dropshot dapat dilakukan dari atas kepala ataupun dari bawah. dilakukan dengan cara menyeberangkan Menurut Grice,(2007:71) shuttlecock ke daerah lawan dengan menjelaskan pukulan dropshot (pukulan menjatuhkan shuttlecok sedekat mungkin dengan net. Menurut Teguh Santoso,(2010:25) menjelaskan pukulan dropshot adalah pukulan meluncurkan shuttlecok agar jatuh sedekat-dekatnya dengan net dibidang lawan. Pukulan dropshot dilakukan pada drop) yaitu pukulan rendah, tepat di atas net, dan pelan sehingga bola langsung jatuh ke lantai. Bola dipukul di depan tubuh dengan jarak lebih jauh dari pukulan clear overhead, dan permukaan raket anda dimiringkan untuk mengarahkan bola lebih ke bawah.

6 Sedangakan menurut Semua cabang-cabang olahraga Alhusin,(2008:46) pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan seperti membutuhkan latihan, khusunya permainan bulutangkis menuntut latihan smash, perbedaannya terletak pada posisi kondisi fisik untuk menunjang prestasi. raket saat perkenaan dengan shuttlecock. Shuttlecock dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot yang baik dilakukan apabila jatuhnya shuttlecock dekat dengan net dan tidak melewati garis servis. Latihan latihan beban adalah suatu bentuk latihan yang menggunakan berat dari luar maupun beban dalam. Latihan dumble merupakan salah satu bentuk latihan beban yang menggunakan berat dumble sebagai bebannya. Selanjutnya menurut Ade Rai (2011:18) latihan beban adalah pengetahuan mengenai biomekanik berarti bagaimana daya beban atau tekanan mempengaruhi struktur ( terutama sendi antar- tulang, dan otot rangka) yang dimiliki tubuh. Latihan adalah suatu proses sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban latiahan. Latihan kondisi fisik memegang peranan sangat penting dalam program latihan atlet. latihan dumble (muluk,2010:50) otot pergelangan tangan dilatih dengan menggunakan beban agar terdapat peningkatan kekuatan otot. Dumble adalah suatu alat atau beban yang berguna untuk meningkatkan otot pergelangan tangan. (Roger,2005:58) Melakukan dumble dapat dilakukan dengan cara posisi berdiri atau duduk, jadi dumble adalah latihan kekuatan otot pergelangan tangan menggunakan yang berupa dumble. Dumble dipergunakan dalam latihan satu dan dua lengan. Walaupun suatu waktu dan dibentuk tersendiri. Dumble

7 berbeda dengan barbell walaupun memiliki fungsi yang serupa dumble lebih pendek dari barbell, dumble biasanya berbentuk tengahnya (antara lempengan beban) umumnya bergelombang halus. Sebuah bar dumble dengan collar dan penguncinya berbobot kurang lebih 1,5 kg. Pada umumnya beban seberat 5 kg pada kedua ujungnya dicatat sebagai berbobot 10 kg dan bukan 11,5 kg. Sedang barbell berbentuk tongkat panjang yang dikedua ujungnya bisa dipasang beban sesuai keinginan. (2000:55) mengatakan bahwa kekuatan dibagi atas: Kerangka Berfikir Latihan dumble dapat diartikan sama dengan keleluasan atau kemudaha gerakan, terutama pada otot persendian. Latihan dumble atau fleksibilitas bertujuan agar otot-otot pada sendi tidak kaku dan dapat bergerak dengan leluasa,tanpa ada gangguan yang berarti. Metode latihan dumble merupakan salah satu unsur yang sangat penting didalam meningkatkan keterampilan terutama pada pembinaan prestasi siswa, sebab dengan metode latihan dumble memberikan pembiasaan sehingga akan terjadi kesempurnaan gerak. Latihan dumbell merupakan salah satu bentuk latihan kemampuan otot untuk mendesakkan tekanan terhadap suatu perlawanan (reistance) dan kekuatan bisa diatur oleh sekumpulan perlawanan otot yang dapat mengatasinya. Iskandar Pada permainan bulutangkis terutama dalam melatih pukulan dropshot perlu suatu konsep atau metode yang akan memberikan kualitas pukulan dropshot yang baik dan fleksibilitas tangan saat memukul. Untuk itu latihan dumble merupakan metode latihan yang tepat dalam meningkatkan kualitas pukulan

8 dropshot yang baik. Adapun latihan dumble yang dimaksud adalah bentuk latihan pergelangan tangan ( polss pada tangan) dimana untuk melatih saat melakukan pukulan dropshot. Dengan melihat teori yang dikemukan di atas maka peneliti Metodologi Penelitian 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Negeri 1 Limboto. Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa alasan karena data yang berpendapat bahwa program latihan digunakan cukup memadai baik dari dumble merupakan suatu metode latihan didalam melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis, dan apabila dilaksanakan secara baik dan sistematis maka diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap pukulan dropshot pada permainan bulutangkis. Hipotesis Terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan letaknya yang strategis, waktu, biaya, tenaga yang diperlukan menuju tempat itu Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti selama 2 (dua) bulan sejak dikeluarkannya SK atau izin penelitian sampai batas waktu yang di tentukan yaitu 3.2 Desain Penelitian Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pre test, Treatment dropshot pada permainan bulutangkis dan Post test dengan rancangan sebagai siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto berikut. Pre Test Treatment Post Test X1 T X2 Keterangan: X1 = Hasil Pukulan dropshot sebelum latihan

9 T = Treatment (perlakuan siswa laki-laki SMP Negeri 1 Limboto berupa latihan dumble) yang berjumlah 200 orang. X2 = Hasil Pukulan dropshot Sampel sesudah latihan 3.3 Variabel Penelitian Dalam penelitian menggunakan metode eksperimen dimana penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini juga menggunakan 2 variabel yaitu variabel X ( latihan dumble ), dan Y ( kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis ). 3.4 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan ditelit. Selnjutnya, menerut Sugiyono (2012:119) menyatakan bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi penelitian seluruh Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2012:120) menyatakan bahwa: Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu Selanjutnya menurut Arikunto (2002:10), apabila populasi lebih dari 100 maka yang menjadi sampel adalah 10% - 15% atau 20% - 25%, sedangkan apabila populasi kurang dari 100 maka sampelnya adalah seluruh populasi. Anggota sampel dalam penelitian ini yaitu siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto yang diambil secara random sampling yang berjumlah 20 orang.

10 3.5 Teknik Pengumpulan Data Menurut Subarjah (2009:13) menjelaskan tes pukulan dropshot adalah suatu alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan melakukan dropshot yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan tujuan pukulan dropshot. Testee melakukan pukulan dropshot sebanyak 10 kali. Pelaksanaannya diawali oleh penyaji melakukan servis menyambung, kemudian testee melakukan dropshot. Setiap pukulan dilihat jatuhnya kok pada skor berapa kemudian dijumlahkan; misalnya pukulan ke 1, 2, 3 dst sampai pukulan ke 10. Kemudian di jumlahkan seperti di atas. Garis dibuatuntuk tes dropshot sebagai berikut : Jarak dari garis servis pendek 90 cm net, nilai 3 Jarak dari garis servis pendek 45 cm 90 cm, nilai 2 Jarak dari garis servis pendek 0 45 cm, nilai 1 Gambar tes pengukuran (Subarja 2009) Hasil dan Pembahasan penelitian variabel X 1 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data yang diperoleh dari hasil pengukuran tes awal kemampuan melakukan pukulan dropshot sebelum diberikan perlakuan atau Treatment dalam hal ini adalah latihan Dumble. Dari hasil tes diperoleh nilai tertinggi yaitu 14 dan nilai terendah adalah 6 setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 9,8 median sebesar 9,5 modus sebesar 8,8 dan standar deviasi sebesar 2,54. penelitian variabel X 2 Variabel X 2 adalah skor data yang diperoleh dari hasil pengukuran tes akhir kemampuan melakukan pukulan dropshot setelah diberikan perlakuan atau Treatment oleh

11 peneliti dalam hal ini adalah latihan dumble. Dari hasil tes diperoleh nilai tertinggi yaitu 24 dan nilai terendah adalah 16 setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 20,2 median 19,5 modus sebesar 19 dan standar deviasi sebesar 2,70 Skor data variabel X 1 dalam penelitian ini adalah skor data yang dijaring sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel terhadap kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada JUMLAH 20 Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor standar rata-rata, dalam arti bahwa pada umumnya kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada permainan bulutangkis memiliki skor rata-rata yang dicapai sebelum eksperimen. Hal ini dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: permainan Bulutangkis. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 14 dan skor yang terendah 6. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 9,8 dan nilai standar deviasi 2,54.. Distribusi data variabel X 1 dapat dilihat pada tabel berikut : No Kelas Interval Frekuensi No Kelas Interval Frekuensi

12 JUMLAH 20 Hal ini berarti bahwa respon yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor yang tidak jauh berbeda dengan ratarata. Dalam arti bahwa pada umumnya kemampuan melakukan pukulan Dropshot pada permainan bulutangkissiswa tidak jauh beda dengan skor rata-rata yang dan derajat kebebasan = k-3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada alfa 0,01 diperoleh x (1-0,05) (5-3) = x =(0,95) (2) = 5,99. Ternyata harga x hitung lebih kecil dari x daftar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. dicapai setelah eksperimen. Untuk Homogenitas Data jelasnya, hal ini dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Sampel Ke Dk 1/dk Si 2 Log Si 2 (dk) Log Si Normalitas Data Dari hasil perhitungan tabel di atas diperoleh harga chi-kuadrat hitung sebesar 1,09 sedangkan hasil chi-kuadrat daftar sebesar 5,99. Dengan kriteria pengujian terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika x hitung x daftar (1-a)(k ,05 6,43 0,81 15, ,05 7,27 0,86 16,27 Jumlah 38 31,73 Dari hasil perhitungan diperoleh harga x hitung sebesar 3,81. Pada taraf nyata a=0,01 diperoleh x (1-0,05)(2-1)= x (0,95)(1) = 3,84. Ternyata harga chikuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa chikuadrat hitung masih berada dalam daerah penerimaan hipotesis.dengan demikian maka disimpulkan bahwa data hasil 3) dengan taraf nyata a=0,01 atau a=0,05

13 penelitian untuk seluruh variabel memiliki varians populasi yang HOMOGEN. Hipotesis Berdasarkan data hasil penelitian yang memiliki varians populasi yang homogen dan berasal dari data populasi yang berdistribusi normal, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design. Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test menunjukkan harga t hitung sebesar -12,38. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga t daftar Ternyata harga t hitung telah berada di dalam daerah penerimaan H A. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H A diterima dan tidak dapat menerima H o. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan dumble memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pre-test menunjukkan skor tertinggi 14 dan skor yang terendah 6. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 9,8 dan nilai standar deviasi 2,54. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 24 dan skor terendah 16. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 20,2 dan standar deviasi 2,70. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai tes akhir. Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan posttest seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pretest dan post-test oen group design.

14 Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test menunjukkan harga t hitung sebesar -12,38. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga t daftar -2,02. Ternyata harga t hitung telah berada di dalam daerah penerimaan H A. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H A diterima dan tidak dapat menerima H o. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan dengan menggunakan latihan dumble memberikan pengaruh positif terhadap pukulan dropshot. Sehingganya hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh latihan dumble terhadap kemampuan melakukan pukulan dropshot pada permainan bulutangkis dapat diterima dan terjawab. Simpulan Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi Terdapat Pengaruh Latihan Dumble terhadap Kemampuan Melakukan Pukulan Dropshot Pada permainan Bulutangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto dapat diterima. Bentuk latihan dumble dapat memberikan kontribusi adalah kemampuan dropshot. Ini dipengaruhi hasil yang ditunjukan setelah eksperimen. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa latihan dumble dapat memberikan pada kemampuan dropshot. Saran Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kemampuan dropshot, sangat baik dengan menggunakan latihan dumble. Diharapkan kepada guru pengajar penjaskes maupun pelatih agar dapat memberikan latihan dumble baik dalam pembelajaran maupun pada kegiatan latihan lainnya. 2. Kepada orang tua siswa agar memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mengembangkan latihan dumble.

15 Bentuk motivasi yang dimaksud adalah diharapkan kepada orang tua siswa dapat memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih sekaligus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. 3. Bentuk latihan dumble diharapkan dapat dilakukan oleh siswa secara kontinu, walaupun tanpa pengawasan guru maupun orang tua di luar jam sekolah. Karena bentuk latihan ini disamping memberikan dampak positif kepada kondisi fisik juga dapat mengembangkan ketrampilan serta kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk menjadi seorang atlit yang berprestasi dalam cabang bulutangkis. Daftar pustaka DAFTAR PUSTAKA Ade Rai Strategi binaraga sehat tanpa obat. Jakarta : Libri. Alhusin, Syahri Gemar Bermain Bulu Tangkis. Surakarta: CV Seti-Aji. Aryanto, Sugeng Olahraga Kegemaranku Bulu Tangkis. Klaten: PT.IntanPariwara Budi Sutrisno Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan 3. Jakarta : PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Gobel, Djubaerah Skripsi Pengaruh latihan Dumbbel terhadap ketepatan servis bawah pada permainan bola voli. Ikip Negeri Gorontalo Grice, Tony BULUTANGKISPetunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjutan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hua, Huang Olahraga Kegemaranku Bulutangkis. Klaten: Intan Pariwara Iskandar Latihan Peregangan. Jakarta : Akademi Persindo Joko Sumpeno dan Budi Susanto D. J Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII. Jakarta : Pusat Kulikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Mohamad Ali Mashar dan Dwinarhayu Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kulikulum dan

16 Perbukuan, Pendidikan Nasional. Kementerian Muhajir Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga. Ria Aprilina Skripsi Pengaruh Penerapan Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Brawijaya Malang. Sajono dan Sumarjo Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX. Jakarta : Pusat Kulikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Sodikin Chandra dan A. E Sanoesi Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Surabaya : CV. Flobal Media Grafika. Sriwahyuni Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta : PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Subarja, Herman.2009.TES PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM BULUTANGKIS. Jakarta Teguh Santoso Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta : PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Yusuf Hidayat Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta : PusatPerbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

17

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran panjang

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran panjang BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Toeritis 2.1.1 Pengertian Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Permainan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013 PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013 JAMAL AGUNTA NURHAYATI LIPUTO MARSA LIE TUMBAL JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL TERHADAP KETEPATAN SERVIS PANJANG CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 BATUDAA. Oleh: DONA MOKODOMPIT

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL TERHADAP KETEPATAN SERVIS PANJANG CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 BATUDAA. Oleh: DONA MOKODOMPIT 1 PENGARUH LATIHAN DUMBBELL TERHADAP KETEPATAN SERVIS PANJANG CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 BATUDAA Oleh: DONA MOKODOMPIT ABSTRAK DONA MOKODOMPIT, Nim: 832 409 073 Pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SMK Negeri 1 Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Kelompok Latihan Latihan Dumbell Pukulan Servis Backhand (Variabel X 1.1 ) Kemampuan awal yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di lapangan Bulutangkis Sma Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di lapangan Bulutangkis Sma Negeri 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Tempat penelitian ini dilakukan di lapangan Bulutangkis Sma Negeri 1 Tibawa. Pada pada siswa putra kelas X Sma Negeri 1 Tibawa. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen) Yang menjadi skor data pada variable dalam penelitian ini adalah skor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian. 29 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 Skor data variabel X1.1 dalam penelitian ini adalah skor data yang dijaring sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai Penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan sebab dan akibat dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis 26 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini akan membahas tentang beberapa pokok penting berdasarkan hasil analisis data. Secara rinci hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot Tungkai) Skor data variabel dalam penelitian ini adalah skor data yang

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TUNGKAL ULU OLEH NOLOSAPRIA A1D408087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penalitian Penelitian ini dilakukan di Klub Bahana Bandung yang terletak di Jalan Diponogoro, no. 22, Bandung. 2. Populasi

Lebih terperinci

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK 1 PENGARUH LATIHAN DUMBBELLS WRIST CURL TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SERVIS FORHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 8 KOTA GORONTALO BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jam belajar siswa SMP Santa Maria kelas VII, sesuai dengan dikeluarkannya surat

BAB III METODE PENELITIAN. jam belajar siswa SMP Santa Maria kelas VII, sesuai dengan dikeluarkannya surat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Santa Maria Kota Selatan (Gor Olahraga bulutangkis). Waktu penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Skor data pre-test dalam penelitian ini adalah skor data yang diambil sebelum pelaksanaan adanya tindakan pada siswa yang menjadi sampel. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya sebagai mana pada table

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I, dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanaka di SMK Negeri 1 Suwawa Kec. Suwawa Kab. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 2 KWANDANG dan Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan berdasarkan dikeluarkannya SK penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Lebih terperinci

I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan. Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash dalam Permainan Bola Voli Club Sigma Palu

I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan. Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash dalam Permainan Bola Voli Club Sigma Palu PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI CLUB SIGMA PALU I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 Bulan sesuai dengan dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.. Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan overhead pass pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Metode Latihan Latihan Pliometrik (multi box to box jump) Pre-Test Post-Test Selisih rata-rata 49 57 8 46 56 10 46 54 8 42 52 10 40 52 12 40 50

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016 JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016 Oleh: DARJANTO UTORO K5612020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LONCATAN VERTICAL PADA PEMAIN BOLA VOLI PUTERA DI MTS NEGERI 1 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LONCATAN VERTICAL PADA PEMAIN BOLA VOLI PUTERA DI MTS NEGERI 1 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LONCATAN VERTICAL PADA PEMAIN BOLA VOLI PUTERA DI MTS NEGERI 1 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Penulis : Syamsu Paputungan Pembimbing I : Drs. Ahmad Lamusu S.Pd,

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO Artikel Skripsi PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA KELAS X IPS 2 SMA KATOLIK SANTO AUGUSTINUS KEDIRI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan. Menurut

Lebih terperinci

Perilaku Konsumen Pengguna GOR Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel dalam Bermain Bulutangkis

Perilaku Konsumen Pengguna GOR Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel dalam Bermain Bulutangkis Perilaku Konsumen Kecamatan Tempel dalam Bermain Bulutangkis PENDAHULUAN Olahraga merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap harinya seseorang pasti selalu melakukan aktivitas olahraga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..Deskrisi Hasil Penelitian.. Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data tembakan bebas berupa angka pre-test dan post-test. Hasilnya sebagai mana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian. 17 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lapangan bola voli SMP Negeri 1 Tapa pada siswa putra SMP Negeri 1 Tapa. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lapangan, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lapangan, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 (Tes Awal/Sebelum Eksperimen) Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta 1 UJI PERBEDAAN KETEPATAN SMASH SILANG DAN SMASH LURUS DALAM KETERAMPILAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 1 NGAWEN KABUPATEN BLORA 2015 Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO THE LEVEL OF PROFICIENCY OF BADMINTON S SHORT SERVE FOREHAND

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Boliyohuto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Boliyohuto. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Tempat penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Boliyohuto. 3.1.2 waktu Waktu penelitian di laksanakan selama 2 bulan, mulai bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.3.1Data Hasil penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok baik pre-test dan post-test,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. koordinasi yang baik. Dalam Permainan bola basket ada beberapa teknik yang harus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. koordinasi yang baik. Dalam Permainan bola basket ada beberapa teknik yang harus BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Permainan bola basket merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN LADDER PUSH UP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 1 TELAGA

PENGARUH PELATIHAN LADDER PUSH UP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 1 TELAGA PENGARUH PELATIHAN LADDER PUSH UP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 1 TELAGA AFRIYANTO R. LANGINUSA AISAH R. POMATAHU HENDRO KUSWORO JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengaruh Pendekatan Keterampilan Taktis Terhadap Ketepatan Smash Bulutangkis Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Pengaruh Pendekatan Keterampilan Taktis Terhadap Ketepatan Smash Bulutangkis Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak Pengaruh Pendekatan Keterampilan Taktis Terhadap Ketepatan Smash Bulutangkis Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ARTIKEL PENELITIAN Oleh: ELLA ANUGRARISTA NIM F38009039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

Lebih terperinci

Riswan Anu mahasiswa pada Jurusan pendidikan Kepelatiha Olahraga ; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.

Riswan Anu mahasiswa pada Jurusan pendidikan Kepelatiha Olahraga ; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M. PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SMASH FOREHAND DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA SISWA PUTERA SMA NEGERI 1 SUWAWA (Riswan Anu, Nurhayati Liputo, Syarif Hidayat) riswananu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai Terhadap Kemampuan Menyundul Bola 1). Deskripsi Hasil Penelitian

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia Pengaruh Pemberian Simple Feedback Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Dalam Pembelajaran Bulutangkis Yuliana Denis Saputra, Yusup Hidayat, Dian Budiana Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Hakikat Permainan Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan bola kecil. dapat di mainkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Lokasi Penelitian Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk menjadi cerdas dan mempunyai pengetahuan untuk dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 1 Kabila.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 1 Kabila. 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 1 Kabila. 3.1.2 Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen) Yang menjadi skor data pada variable dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas fisik manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental. Kegiatan olahraga yang dilakukan

Lebih terperinci

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU PENGARUH LATIHAN KOMBINASI LOMPAT, LARI DAN TEKNIK MENENDANG TERHADAP FREKUENSI TENDANGAN LURUS PADA PESILAT REMAJA DI PERGURUAN TAPAK SUCI KOTA GORONTALO RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS X AKUNTANSI SMK NEG.

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS X AKUNTANSI SMK NEG. PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS X AKUNTANSI SMK NEG. 1 LIMBOTO YANSEN TAGUGE NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

kegiatan latihan dan atau percobaan-percobaan. Menurut Arikunto (2004 : 5) maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

kegiatan latihan dan atau percobaan-percobaan. Menurut Arikunto (2004 : 5) maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian ini dilakukan di lapangan sekolah SMA Negeri I Tapa. 3.1.2 Waktu Waktu penelitian selama 2 bulan dengan frekuensi latihan

Lebih terperinci

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan prestasi olahraga sebenarnya merupakan suatu hal yang akan selalu diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang masa, selama olahraga itu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. letaknya yang strategis, waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan menuju tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. letaknya yang strategis, waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan menuju tempat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis menetapkan SMK Negeri 1 Limboto sebagai lokasi penelitian. Penetapan lokasi ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan populer yang sudah dikenal oleh semua orang, baik masyarakat Indonesia maupun oleh masyarakat Internasional.

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA. PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA. Cristivani Nasaru / NIM. 832 409 027 JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

Lebih terperinci

OLEH DILLA FARID W. T

OLEH DILLA FARID W. T KONTRIBUSI ANTISIPASI, KECEPATAN REAKSI, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN BACKHAND NET CLEAR PADA ATLET BULUTANGKIS PB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan situasi, tempat, dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Kawaluyaan

Lebih terperinci

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2, PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SMASH BULUTANGKIS PADA PEMAIN PUTRA UMUR 10-13 TAHUN KLUB BULUTANGKIS PURNAMA KADIPIRO SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or. JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 1 SUKOMORO KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing 1 BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing Atas Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata,

Lebih terperinci

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan) HUBUNGAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG DAN SERVIS PENDEK DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TUNGGAL BULUTANGKIS SISWA KELAS VII YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP NEGERI 2 NGEMPLAK SLEMAN DIY CORRELATION

Lebih terperinci

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PUKULAN DROPSHOT BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 9 PONTIANAK

KEMAMPUAN PUKULAN DROPSHOT BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 9 PONTIANAK KEMAMPUAN PUKULAN DROPSHOT BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 9 PONTIANAK Feri Gunawan, Eka Supriatna, Wahyudi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN e-mail : Ferigunawan757@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan Bulutangkis adalah permainan yang sangat terkenal di dunia dan sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat. Olahraga ini dapat menarik minat

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT TERHADAP PENINGKATAN POWER TENDANGAN LONG PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TELAGA

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT TERHADAP PENINGKATAN POWER TENDANGAN LONG PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TELAGA PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT TERHADAP PENINGKATAN POWER TENDANGAN LONG PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TELAGA HENDRATMAN R. RADJIKU NURHAYATI LIPUTO HENDRO KUSWORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu rangkaian studi penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, dalam Arinil, N, 2013, hlm. 34). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

Oleh : Miswar NPM: P

Oleh : Miswar NPM: P PERBEDAAN PENGARUH METODE AUDIO VISUAL DAN KONVENSIONAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS IV SD N DEMPO BARAT 2 PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Miswar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMK Negeri 1 Limboto sebagai lokasi penelitian. Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa alasan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola basket khususnya materi chest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh di lapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi subjek peneletian adalah siswa SMA N 1 Gorontalo yang berjumlah 15 orang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi subjek peneletian adalah siswa SMA N 1 Gorontalo yang berjumlah 15 orang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMA N 1 Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan dikeluarkanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh melalui 3 tahap yakni tes awal, latihan, dan tes akhir. Data tes awal diambil sebelum sampel mendapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Deskripsi Hasil Penelitian.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Botupingge SMP Negeri 1 Botupingge dibangun pada tanggal Januari 10 dan mulai beroperasi pada tahun.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kemampuan Awal Kelompok Latihan Dumbbell (Variabel X 1.1 )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kemampuan Awal Kelompok Latihan Dumbbell (Variabel X 1.1 ) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Kelompok Latihan Dumbbell (Variabel X 1.1 ) Kemampuan awal yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang digunakan adalah Pre-Experimental Designs. Dikatakan Pre-Experimental

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT PERUT, KEKUATAN OTOT PERAS TANGAN DAN KONSENTRASI TERHADAP KETEPATAN PUKULAN JUMPING SMASH PADA ATLET BULUTANGKIS KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/ JURNAL ILMIAH OLAHRAGA Hikmah Nindya Putri/ 096484016 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN 2013 1 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub bulutangkis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push Up Sebelum Eksperimen) Skor data variabel X 1.1 dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya,

BAB III METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada tahun 1950 sudah menjadi permainan tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya di Sumatra, Jawa, Sulawesi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA Eskar Tri Denatara denatara03@gmail.com Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 70 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan memberikan perlakuan terhadap sampel, yang selanjutnya ingin diketahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan melakukan Tolak pelurugaya menyamping terhadap pengaruh latihan

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan melakukan Tolak pelurugaya menyamping terhadap pengaruh latihan 26 BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.1.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data hasil kemampuan melakukan Tolak

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016 PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016 Eti Setiawati 1 Oman Hadiana 2 STKIP Muhammadiyah Kuningan etisetiawati@gmail.com

Lebih terperinci