MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK RELAI JARAK SEBAGAI PENGAMAN UTAMA PADA POLA PROTEKSI SUTT PT. PLN ( Persero) Udiklat Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK RELAI JARAK SEBAGAI PENGAMAN UTAMA PADA POLA PROTEKSI SUTT PT. PLN ( Persero) Udiklat Semarang"

Transkripsi

1 MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK RELAI JARAK SEBAGAI PENGAMAN UTAMA PADA POLA PROTEKSI SUTT PT. PLN ( Persero) Udiklat Semarang Ira Debora Parhusip 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos Telp. (024) , Fax. (024) break_leg_go@yahoo.com Abstrak Kondisi penyediaan dan keandalan listrik saat ini telah menjadi indikator pertumbuhan ekonomi nasional. PLN sebagai perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik selalu berusaha untuk meningkatkan penyediaan dan keandalan listrik bagi konsumen. Proteksi pada saluran transmisi sangat menentukan keandalan listrik sehingga perlu mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya tidak terkecuali setting peralatan proteksinnya yaitu Relai. Relai jarak merupakan relai yang paling banyak digunakan sebagai pengaman utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi karena kemampuannya dalam menghilangkan gangguan (fault clearing) dengan cepat dan penyetelannya yang relatif mudah. Penyetelan relai jarak memegang peranan yang sangat penting untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari relai. PT. PLN ( Persero ) Udiklat Semarang selaku sara na dan prasarana Pendidikan dan Latihan bagi Pegawai PLN, aktif menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyetelan relai jarak pada saluran transmisi mulai dari pendalaman konsep pola proteksi penghantar, kalkulasi settingnya hingga jangkauan pengamanan relai jarak yang dapat underreach maupun overreach. Kata kunci : Proteksi, Relai Jarak, Saluran Udara Tegangan Tinggi, Fault Clearing Time, Setelan Relai Jarak, Jangkauan Pengamanan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu proteksi pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang parameter parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu strategi proteksi harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan setting peralatannya. Relai sebagai salah satu bagian penting dalam sistem proteksi saluran transmisi harus mempunyai kemampuan mendeteksi adanya gangguan pada semua keadaan yang kemudian memisahkan bagian sistem yang terganggu tersebut sehingga dapat meminimalkan kerusakan pada bagian yang terganggu dan mencegah gangguan meluas ke saluran lain yang tidak terganggu. Relai jarak merupakan relai yang paling banyak digunakan sebagai pengaman utama pada saluran transmisi. Relai jarak bekerja berdasarkan hukum ohm (Ω) sesuai data input analog tegangan (V) dan arus (I).Penyetelan da n kordinasi rele jarak selama ini berdasarkan aspek-aspek teknis saluran transmisi itu sendiri dengan kompensasi perkiraan besarnya gangguan yang dihitung secara off line. Penyetelan relai jarak memegang peranan yang sangat penting untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari relai. Oleh karena itu, PT. PLN ( Persero ) Udiklat Semarang selaku sarana dan prasarana Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai PLN menjadwalkan pelatihan- pelatihan dari pengenalan pola proteksi penghantar hingga perhitungan setting relai dan koordinasi sistem proteksi penghantar. Sedangkan pada makalah ini, penulis akan membahas pengenalan awal pola proteksi SUTT, filosofi penyetelan relai jarak dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja relai jarak yang diharapkan membantu pembaca mengenali proteksi SUTT wilayah kerja PLN terutama PLN P3B JB. 1.2 Tujuan Tujuan makalah ini adalah : a. Memahami pentingnya peranan relai proteksi dalam saluran tegangan tinggi b. Mengetahui pola proteksi penghantar tegangan tinggi dan macam-macam relai proteksinya c. Memahami prinsip dasar setting relai jarak d. Memahami pentingnya pengaruh konfigurasi saluran transmisi serta sistem pentanahan dalam kerja relai jarak e. Mengetahui penyebab kesalahan kerja relai jarak 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada makalah ini adalah : 1. Laporan ini membahas pola proteksi SUTT secara umum beserta klasifikasi relai proteksi yang digunakan sebagai pengaman utama dan cadangannya. 2. Laporan ini membahas prinsip setting relai jarak pada SUTT dan parameter inputan yang harus ada sebelum kalkulasi setting relai. 3. Laporan ini membahas zona kerja relai jarak dan faktorfaktor teknis yang mempengaruhinya. 4. Tidak membahas koordinasi proteksi SUTT 5. Tidak melakukan kalkulasi setting relai jarak 1

2 Sistem AC CT Beban Sumber PMT Relai Relai bantu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan pada Sistem Penyaluran Saluran trasmisi merupakan suatu sistem yang kompleks yang mempunyai karakteristik yang berubah ubah secara dinamis. Adanya perubahan karakteristik ini dapat menimbulkan masalah jika tidak segera dapat diantisipasi. Dalam hubungannya dengan sistem pengamanan suatu sistem transmisi, adanya perubahan tersebut harus mendapat perhatian yang besar mengingat saluran transmisi memiliki arti yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan dipisahkan dari bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat diakibatkan oleh Gangguan Sistem dan Non Sistem. a. Gangguan Sistem Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti pada generator, trafo, SUTT dan SKTT. Gangguan system dapat berupa gangguan temporer dan gangguan permanen. Gangguan temporer adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka. Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang dengan sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan. b. Gangguan Non Sistem PMT trip tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistem tetapi dapat juga PMT terbuka oleh karena Relai yang bekerja sendiri atau kabel kontrol yang terluka (terhubung singkat) dan dapat juga disebabkan interferensi sehingga disebut gangguan bukan pada sistem. Jenis gangguan dapat berupa : Over Voltage, Hubung singkat, Over Load, dan Reverse Power 2.2 Filosofi Proteksi Fungsi dan Peranan Proteksi 1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem. 2. Memisahkan bagian sistem yang terganggu secepat mungkin sehingga kerusakan dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi Perangkat Sistem Proteksi Sistem DC _ Sistem Alarm : TC PMT _ Gambar 1 Perangkat Sistem Proteksi Dengan Komponen-komponen sebagai berikut : 1. Trafo arus dan atau Trafo tegangan 2. Relai Proteksi 3. Pemutus Tenaga 4. Catu daya (Battery) AC dan atau DC 5. Sistem pengawatan. 6. Sistem Komunikasi untuk keperluan Teleproteksi Pengertian Relai Proteksi : Relai adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis mentrip PMT penyaluran daya listrik dan memberikan alarm (in formasi) akibat adanya gangguan, sedangkan syarat peralatan proteksi adalah dapat bekerja sensitive, selektif, cepat, andal, dan harus ekonomis Pengamanan Di dalam pengaman sistem tenaga listrik, seluruh komponen harus diamankan dengan tetap menekankan selektivitas kerja relai. Untuk mencapai hal ini, sistem tenaga listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona) pengamanan. DAERAH KERJA RELE PROTEKSI G Proteksi Generator Proteksi BusBar 150kV GARDU INDUK Proteksi SUTT GARDU INDUK Proteksi BusBar 150 kv 20kV Proteksi Penyulang 20kV Proteksi SUTT/SKTT Proteksi Trafo Daya Proteksi BusBar 150kV GARDU INDUK Gambar 2 Pembagian daerah pengamanan sistem tenaga listrik Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan Untuk mengatasi adanya kegagalan kerja dari sistem pengaman, maka pengamanan sistem tenaga listrik dibuat berlapis menjadi dua kelompok, yaitu pengaman utama dan pengaman cadangan. Pengaman utama akan segera bekerja jika terjadi gangguan, sedangkan pengaman cadangan akan bekerja jika pengaman utama gagal bekerja Klasifikasi Relai Proteksi a. Berdasarkan Besaran Input Arus (I) : Relai Arus Lebih (OCR) ; Relai Arus Kurang (UCR) Tegangan (V) : Relai Tegangan Lebih (OVR) ; Relai Tegangan Kurang (UVR) Frekuensi (f) : Relai frekuensi lebih (OFR) ; Relai Frekuensi Kurang (UFR) Daya : Relai daya Max / Min ; Relai Arah (Directional Relai), Relai Daya Balik Impedansi (Z) : Relai jarak (Distance Relai) Beda arus : Relai Differensial b. Berdasarkan Karakteristik Waktu Kerja Seketika (Instant/High Speed Relai ) Penundaan waktu ( time delay ) c. Berdasarkan Prinsip Kerja Tipe Elektromekanis, Tipe Thermis, Tipe gas, Tipe Tekanan, Tipe Statik (Elektronik) dan digital. 2

3 2.2.6 Penyebab Kegagalan Sistem Proteksi Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain oleh : -Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya. -Setelan Relainya tidak benar (kurang sensitif atau kurang cepat). -Baterenya lemah atau kegagalan sistem DC Supply sehingga tidak mampu mengetripkan PMT-nya. -Hubungan kontak kurang baik -Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor, karat, patah atau meleset. -Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan pemutusannya telah menurun. -Kegagalan saluran komunikasi teleproteksi. -Trafo arus terlalu jenuh. 2.3 Pengenalan Sistem Pengetanahan Netral dan Hubung Singkat Pengetanahan Netral Pertanahan sistem atau pertanahan titik netral adalah cara menghubungkan titik netral Generator dan Transformator Tenaga ke tanah. Ada beberapa pertanahan sistem yaitu : 1. Sistem yang Tidak Diketanahkan 2. Sistem Diketanahkan melalui Tahanan Tinggi 3. Sistem diketanahkan melalui tahanan rendah 4. Sistem diketanahkan langsung Hubung Singkat Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar bertegangan atau penghantar tidak bertegangan secara langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal (sangat besar). Hubung singkat merupakan jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada saluran udara 3 fase. Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga untuk mengamankan perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu diputuskan dengan peralatan pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB). Gangguan hubung singkat yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik 3 fase sebagai berikut : 1) satu fase dengan tanah 2) fase dengan fase 3) dua fase dengan tanah 4) 3 fase dengan tanah 5) fase dengan fase dan 6)Hubung singkat 3 fase pada waktu bersamaan dariketiga fase dengan tanah Gambar 3 Blok Diagram Sistem Proteksi Penghantar Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET) terdiri dari Proteksi Utama dan Proteksi Cadangan (p ada dasarnya sistem proteksi cadangan dapat dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu Sistem Proteksi Cadangan Lokal dimana bekerja bilamana pengaman utama yang sama gagal bekerja, dan Sistem Proteksi Jarak Jauh yang bekerja bilamana pengaman utama di tempat lain gagal bekerja) yaitu sebagai berikut : a) Distance Relay Basic atau Step PUTT POTT Blocking b) Differential Relay Pilot Current Phase c) Directional Comparison Relay Impedance Current SuperImposed Proteksi Cadangan adalah sebagai berikut : Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & GFR Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI remote 3.1 Pola Pengamanan Relai Jarak Pola pengaman pada Relai Jarak ditentukan berdasarkan kebutuhan untuk keamanan peralatan maupun keandalan operasi namun disisi lain tidak mengesampingkan aspek-aspek investasi. Pola Pengaman Basic Pola pengaman Basic pada Relai Jarak merupakan pola kerja Relai Jarak yang bekerja instant pada area setting Zone- 1, bekerja dengan back-up time untuk Zone-2 dan Zone-3 tanpa dilengkapi fasilitas teleproteksi (mengrimkan receive signal pada saat relai mendeteksi adanya gangguan). III. POLA PROTEKSI PENGHANTAR Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Blok diagram sistem proteksi penghantar sebagai berikut : Gambar 4 Pola pengaman basic 3

4 Pengenalan Pola Pengaman Teleproteksi Untuk kehandalan sistem diperlukan fasilitas pembawa saluran tenaga (Power Line Carrier) agar gangguan sepanjang saluran dapat ditripkan dengan seketika pada pada kedua sisi ujung saluran. Pola ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 5 Pola pengaman teleproteksi 3.2 Pola Proteksi SUTET Tabel 1 Pola Proteksi SUTET Sistem Jawa Bali Z : Distance Relay DEF : Directional Earth fault TP : Teleproteksi (PLC & FO) DC : Directional Comparison PC : Phase Comparison CD : Line Current Differential 3.3 Pola Proteksi SUTT 70kV dan 150kV Pola Proteksi SUTT 70kV Pada sistem 70 kv terdapat dua macam pentanahan netral sistem yaitu : a. Pentanahan netral dengan tahanan rendah atau solid grounded, misalnya terdapat di wilayah Jawa Barat, Jakarta Raya, Bengkulu, dan Sulawesi utara. b. Pentanahan netral dengan tahanan tinggi, misalnya terdapat di wilayah Jawa Timur dan Palembang. Pada sistem dengan tahanan rendah, Relai Jarak dapat dipakai sekaligus untuk gangguan fasa maupun gangguan tanah, tetapi pada sistem dengan tahanan tinggi dimana arus gangguannya kecil yang menyebabkan Relai Jarak tidak bekerja, sehingga harus dipasang relai gangguan tanah tersendiri. Untuk gangguan tanah pada sistem dengan tahanan tinggi dipakai dua jenis pengaman, yaitu : a. Relai Tanah Selektif (Selection Ground Relay) b. Relai Tanah Terarah ( Directional Ground Relay) ; yang keduanya akan bekerja sebagai pengaman utama (main protect ion) dan pengaman cadangan (back-up protection) secara timbal balik Pola Proteksi SUTT 70kV dengan Tahanan Rendah Pola pengaman untuk system 70 kv yang menggunakan tahanan rendah sebagai pentanahan netralnya adalah sebagai berikut : 1. Pengaman Utama a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak b) Gangguan fasa-netral : Relai Jarak 2. Pengaman Cadangan a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik (tak terarah) b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah, waktu tertentu atau waktu terbalik. Dengan waktu pembebasan gangguan : 1. Pengaman Utama : Waktu dasar maksimum 150 ms dengan penundaan waktu maksimum 600 ms 2. Pengaman Cadangan a) Jarak Jauh :Dengan penundaan waktu maksimum 600 ms b) Lokal : Dengan penundaan waktu maximum 1000 s Pola Proteksi SUTT 70kV dengan Tahanan Tinggi Pola pengaman untuk system 70 kv yang menggunakan tahanan tinggi sebagai pentanahan netralnya adalah sebagai berikut : 1. Pengaman Utama a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak b) Gangguan fasa-netral : 1. Relai tanah selektif 2. Relai tanah terarah 2. Pengaman Cadangan a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik (tak terarah) b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah, waktu tertentu atau waktu terbalik. Sedangkan untuk saluran pendek ditetapkan sebagai berikut : a. Sistem dengan tahanan rendah / solid grounded - Relai Jarak dengan pola blocking, atau - Relai diferensial kawat-pilot Keduanya sebagai pengaman gangguan fasa maupun gangguan tanah. b. Sistem dengan tahanan tinggi - Relai Jarak dengan pola blocking, atau - Relai diferensial kawat-pilot - Relai fasa selektif (Dimana ketiganya sebagai pengaman gangguan fasa) Pola Proteksi SUTT 150kV Pada Sistem Transmisi 150 kv ini terdapat hanya satu macam pentanahan netral sistem yaitu pentanahan efektif. Berbeda dengan SUTT 70 kv, penggunaan rele jarak sebagai pengaman utama yang dilengkapi teleproteksi menjadi suatu keharusan. Untuk penghantar dengan kategori saluran pendek, 4

5 rele pengaman direkomendasikan menggunakan relai differensial. Ada dua macam pola pengaman dengan pilot yang telah dan akan diterapkan pada SUTT 150 kv PLN P3B, yaitu : 1) Permissive Transfer Trip Scheme a) Permissive Underreach Transfer Trip (PUTT) b) Permissive Overreach Transfer Trip (POTT ) 2) Blocking Scheme Sedangkan Pola pengamanan Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv : 1. Pengaman Utama Untuk gangguan fasa-fasa dan gangguan fasa-netral : Relai Jarak yang dilengkapi sistem teleproteksi 2. Pengaman Cadangan Untuk gangguan fasa-fasa dan gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terbalik (tak terarah) Fault Clearing Time, Operating Time Relai dan SIR Kecepatan pemutusan gangguan pada saluran udara mencakup : kecepatan kerja (operating time) relai kecepatan buka pemutus tenaga (circuit breaker) waktu kirim sinyal teleproteksi Fault Clearing Time : lamanya waktu mulai dari saat gangguan sampai gangguan dipisahkan dari sistem tenaga listrik Operating Time : lama waktu kerja Relai mulai dari mendeteksi adanya gangguan sampai memberi perintah trip CB Tabel 2 Fault Clearing Time Proteksi SUTT No. Uraian Pembagian Waktu 1. Penjatuhan Relai Sinyal Pembawa (PLC/FO) Relai ACUAN POLA PROTEKSI Sistem 150 kv (milli sec) Sistem 70 kv (milli sec) Pembukaan PMT TOTAL Berdasarkan IEEE Std C tentang Guide for Protective Relay Applications to Transmission Lines yang ikut dianut oleh P3B JB, panjang penghantar dikelompokan menjadi : - Saluran Pendek dengan SIR 4 - Saluran Menengah dengan 0.5 < SIR < 4 - Saluran Panjang dengan SIR 0.5 IV. PRINSIP DASAR PENYETELAN RELAI JARAK 4.1 Zona Proteksi Relai Jarak Relai Jarak digunakan sebagai pengaman utama ( main protection) pada SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Relai Jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi yang dibagi menjadi beberapa daerah cakupan yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di daerah pengamanannya. Zona 1 : Penyetelan pengaman zona 1 adalah karena adanya kesalahan pengukuran jarak akibat kesalahan CT,PT dan relainya sendiri Zona 2 : Sisa yang tidak diamankan Zone 1 diamankan oleh Zone 2 dengan perlambatan waktu. Zona 3 : Pengaman cadangan ditambah relai zona 3 harus dapat menjangkau ujung seksi berikutnya, dengan waktu tunda lebih lambat dari Zone 2 seksi berikutnya. Gambar 6 Susunan Relai 3 zona pengamanan Batas pengamanan Relai Jarak bukan titik tertentu melainkan merupakan daerah batas. Panjang daerah batas ini ditentukan oleh adanya kesalahan yaitu Error Trafo Arus, Trafo Tegangan, relai dan data panjang saluran transmisi. 4.2 Prinsip Dasar Kerja Relai Jarak Relai Jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat di tentukan. Dalam kondisi normal : SIR : Panjang saluran transmisi dapat dikelompokan berdasarkan perbandingan impedansi sumber terhadap impedansi saluran yang diproteksi ( Source to Impedance Ratio / SIR) yang dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu saluran transmisi pendek, menengah dan panjang. SIR menunjukan kekuatan sistem yang akan diproteksi, semakin kecil SIR berarti semakin kuat sumber yang memasok saluran transmisi tersebut, dan sebaliknya. Gambar 7 Rangkaian Ekuivalen Relai Jarak dalam Kondisi Normal Impedansi yang terukur adalah : VR Z R Z L Z LOAD I (4.1) R 5

6 Sedangkan dalam keadaan gangguan : Gambar 8. Rangkaian Ekuivalen Relai Jarak dalam Kondisi Gangguan Maka impedansi yang terukur adalah : V R (4.2) Z R Z F I dengan ketentuan relai akan bekerja bila F R Z Z. dimana : Zf=Impedansi gangguan (ohm) Vr=Tegangan (Volt) Ir=Arus gangguan (A) Zset = Impedansi Setting (ohm ) Relai Jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi seting dengan ketentuan : Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai akan trip. Bila harga impedansi ganguan lebih besar dari pada impedansi seting relai maka relai akan tidak trip. 4.3 Pengukuran Impedansi Gangguan Gangguan Hubung singkat 3 fasa Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka amplitudo teganganfasa Vr,Vs,Vt turun namun beda fasa tetap 120 derajat. SET Tegangan pada relai : Vrelai = VR Arus pada relai : Irelai = IR+K0.In Arus netral : In=IR+IS+IT Kompensasi urutan nol : K0=1/3(Z0-Z1/Z1) maka Z1=VR/(IR+K0.In) Tabel 3 Pengukuran Impedansi pada Relai Jarak 4.4 Karakteristik Relai Jarak Beberapa relai numeris saat ini mampu mendeteksi dan membaca nilai pasti impedansi gangguan dan menentukan apakah harus beroperasi dengan membandingkan batas-batas impedansi sesuai karakteristik relai jarak yang dinyatakan dalam R/X diagram. Karakteristik Impedansi : Gambar 9 Gangguan hubung singkat 3 fasa Impedansi yang diukur Relai Jarak pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa adalah sebagai berikut : (4.3) dimana Z 1 = impedansi saluran terganggu yang terbaca oleh relai (ohm) V R = Tergangan fasa terganggu ke netral (V) I R = Arus fasa (A) Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa Pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut : V relai = V S V T I relai = I S - I T sehingga, Z R = ( V S V T ) / ( I S I T ) (4.4) Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan yang dimasukkan ke relai adalah tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa terganggu di tambah arus sisa dikali faktor kompensasi, hal ini berdasarkan prinsip kerja Relai Jarak sendiri membaca impedansi urutan positif dari saluran transmisi. Akan tetapi pada gangguan satu fasa atau dua fasa ke tanah, pengukuran impedansi akan mencakup pula impedansi urutan nol. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran (underreach) untuk gangguan satu fasa maupun dua fasa ke tanah, maka : Gambar 10 Karakteristik Impedansi Karakteristik Mho : Gambar 11 Karakteristik Mho Karakteristik Reaktansi : Gambar 12 Karakteristik Reaktansi 6

7 Karakteristik Quadrilateral : Gambar 13 Karakteristik Quadrilateral 4.6 Parameter Input Perhitungan Setting Sebelum melakukan kalkulasi setting, terlebih dahulu harus diketahui parameter parameter input yang akan mempengaruhi perhitungan setting yaitu sebagai berikut : a. Data Relai Proteksi: Data nominal arus dan tegangan rele, Minimum tap setting dan range setting, Identitas relai tersebut ( merek/ tipe, arus nominal, power suplai yang tersedia, range setting, operating time, akurasi pada nilai setting dan karakteristik kerja) b. Data Konfigurasi Jaringan : Data konfigurasi jaringan penghantar yang akan diproteksi dan konfigurasi jaringan yang akan dikoordinasikan ke depan maupun ke belakang c. Data Peralatan Bantu : Yang dimaksud dengan peralatan bantu pada bagian ini adalah CT, PT, PMT dan konduktor. Kebutuhan data akan konduktor meliputi data Kemampuan Hantar Arus (CCC) dari konduktor tersebut. d. Data Arus Hubung Singkat Teraktual Gambar 15 Blok Diagram Relai Jarak pada Panel V. PENYETELAN JANGKAUAN PENGAMANAN DAN ASPEK-ASPEK TEKNISNYA 5.1 Penyetelan Jangkauan Zona Pengamanan Relai Jarak Jangkauan Pengamanan Zona 1 Zone-1 ZL2 A ZL1 B C ZL3 ZL4 4.7 Blok Diagram Relai Jarak Gambar 16 Jangkauan Pengamanan Zona 1 D Gambar 14 Blok Diagram Internal Relai Jarak 1. Starting Element 5. Tripping Relai 2. Phase switching 6. Time Lag Relai 3. Unit Setting 7. Indicator 4. Elemen Pengukur 8. Aux Supply Unit Setting jangkauan zone-1 harus mengcover seluruh segmen penghantar yang diamankan, dan dengan memperhitungkan kesalahan-kesalahan sebagai berikut : Trafo Arus CT = Error (Ect) Trafo Tegangan PT = Error (Ept) Relai = Error (Er) Data saluran = Error (Edt) Asumsi kesalahan total E = Ect+Ept+Er+Edt = 20% Untuk menghindari relai bekerja secara langsung(instantneous) apabila gangguan yang terjadi berada di luar saluran transmisi yang diproteksinya maka zona 1 disetting : Zona 1 = (1-E)Zline1 = 0.8Zline1 (5.1) Jangkauan Pengamanan Zona 2 Zone-2 (mak1) Zone-2 (min) ZL2 ZL4 A ZL1 B C ZL3 Gambar 17 Jangkauan Pengamanan Zona 2 D 7

8 Dasar pemilihan zone-2 adalah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : Dengan mengasumsikan kesalahan-kesalahan seperti pada penyetelan zone-1 sekitar 20 %, maka didapat penyetelan minimum dan maksimum untuk zone-2 sebagai berikut : Z 2min =1.2 Z L1 (5.2) Z 2mak = 0.8 (Z L Z L2 ) (5.3) Keterangan : Z L1 = saluran transmisi yang diproteksi ( ) Z L2 = saluran transmisi seksi berikutnya yang terpendek( ) Jika pada saluran seksi benkutnya terdapat beberapa cabang, untuk mendapatkan selektifitas yang baik maka setting Z 2max, diambil dengan nilai impedansi penghantar (ohm) yang terkecil Untuk keadaan dimana Z 2max >Z 2min maka setting zone-2 diambil = Z 2max dengan t2 = 0.4 detik. Jika saluran yang diamankan jauh lebih panjang dari saluran seksi berikutnya maka akan terjadi Z 2max < Z 2min. Pada keadaan demikian untuk mendapatkan selektifitas yang baik, maka zone-2 = Z 2min dengan setting waktunya dinaikkan satu tingkat (t2=0.8 detik) Jika pada gardu induk di depannya terdapat trafo daya, maka jangkauan zone-2 sebaiknya tidak melebihi impedansi trafo (Z TR ) Z TR = 0.8 (Z L1 + k.xt) (5.4) dimana k = bagian trafo yang diproteksi nilai ( k direkomendasikan = 0.5) Z L1 = saluran transmisi yang diproteksi ( ) Xt = Impedansi trafo daya di GI ( ) Jika ditemukan kondisi dimana Z 2min. melebihi dari Z TR pada "near end bus", maka setelan nilai zone-2 tidak perlu mempertimbangkan Z TR dan tetap menggunakan Z2 min. Jangkauan pengamanan Zona 3 A Zone-3.mak Zone-3.min ZL1 B ZL2 ZL3 Gambar 18 Jangkauan Pengamanan Zona 3 Tujuan setting zona 3 : Sebagai pengaman cadangan untuk seluruh saluran seksi berikutnya sehingga penyetelan zona 3 mencapai ujung saluran seksi berikutnya dan tidak overlapping. Zone-3min = 1.2 ( Z L1 + 0,8.Z L3 ) (5.5) Zone3Mak = 0.8(Z L1 +k(z L3 + k.z L4 )) (5.6) dimana : Z L1 = impedansi saluran yang diamankan (dalam Ω) Z L3 = impedansi saluran berikutnya yang terpanjang (dalam Ω) Z L4 = impedansi saluran berikutnya yang terpendek dari Z L3 (Ω) k = faktor infeed Jika pada gardu induk di depannya terdapat trafo daya, maka.jangkauan zone-3 sebaiknya tidak melebihi impedansi trafo Z TR : Z TR = 0.8 (Z L1 + + k.z TR ) (5.7) C D ZL4 dimana k = bagian trafo yang diproteksi (nilai k direkomendasikan = 0.8) Z L1 = saluran transmisi yang diproteksi ( ) Xt = Impedansi trafo daya di GI ( ) dengan setting waktu relai t3 = 1.6 detik. Jangkauan Pengamanan Zona 3 reverse Zone-3 reverse digunakan pada pola blocking sebagai pengirim carrier (blocking signal), dimana daerah ini diusahakan mencakup seluruh zone-2 (near end bus). Tetapi tidak boleh terlalu panjang untuk menghindari jika terjadi kesalahan di daerah zone-3 reverse tersebut, relai tetap selektif. Jangkauan Resistif Fungsi penyetelan jangkauan resistif adalah mengamankan gangguan yang bersifat resistansi tinggi. Prinsip penyetelan jangkauan resistif (Rb) tidak melebihi dari krite ria setengah beban (1/2 Z beban ). Tahanan loop pada gangguan tanah : 0.8 ( RLo 2. RL1). RmL (5.8) 3 Tahanan loop total : R1 RmL Rf (5.9) dimana : RLo = tahanan urutan nol ( ) RL1 = tahanan urutan positif ( ) Rf = tahanan gangguan ( ) (ZLo ZL1). ko (5.10) 3. ZL1 dimana ko = kompensasi urutan 0 ZLo = Impedansi urutan nol ZL1 = Impedansi urutan positif (dalam ) Ground fault resistance comparator = R2 ( ) Vpp R2 (5.11) 3. ( 2 ko) CCC dimana ko = Kompensasi urutan nol Vpp = Tegangan phasa phasa (V) CCC = Kapasitas arus maksimum dari penghantar (A/m 2 ) Jangkauan resistif yang dipilih : R1 R R2 Impedansi Starting Impedansi starting adalah impedansi dimana relai mulai merasakan adanya gangguan. Fungsi starting relai jarak : mendeteksi adanya gangguan dan menentukan jenis gangguan/ memilih fasa yang terganggu Vpp Impedansi beban : Zload (5.12) dimana Vpp = tegangan system (V) CCC kemampuan hantar arus pada penghantar (A/m 2 ) Impedansi beban maksimum (Zload maks) dibatasi paling besar 50% dari Zload. CCC Setelan Waktu Kerja Zone-1 : Instantaneous Zone-2 : 0,3 0.8 detik (sesuai kebutuhan) Zone-3 : 0,8 1,6 detik (sesuai kebutuhan) Zone-3 Reverse : 0,8 1,6 detik (kebutuhan) Ayunan Daya (Power Swing) Power Swing Block aktif untuk semua zone. Jangkauan impedasi setting : % dari zone terluar. ZPSB = ( ) x Zone-3 x 3 8

9 Waktu kerja power swing block (TPSB) adalah kurun waktu yang dibutuhkan untuk mem-blok relai selama terjadi ayunan daya. T PSB = ( ) detik Sudut Kerja Adalah sudut parameterjaringan yang diproteksi. Sudut kerja gangguan fasa-fasa (Фph) Фph = arc ZL1 Sudut kerja gangguan fasa-tanah(фn) ФN = arc ZLo OPTIONAL Setelan untuk optional ditentukan sesuai kebutuhan sistem, seperti : Teleproteksi, SOTF, VTS, dan Autorecloser (SPAR/TPAR). 5.2 Aspek-aspek teknis yang mempengaruhi jangkauan pengamanan relai jarak Jangkauan Pengamanan Relai Jarak dapat mengalami kesalahan yaitu Overreach dan Underreach sehinga kerja relai jarak tidak optimal, hal-hal yang mempengaruhinya antaralain : Konfigurasi saluran dan sistem pentanahan Pengaruh Infeed Current : Infeed merupakan fenomena penambahan atau pengurangan arus yang melalui suatu titik yang tidak dirasakan oleh relai. Infeed current akan mempengaruhi besaran impedansi yang dideteksi oleh relai sehingga seolah-olah menjadi lebih besar atau sebaliknya menjadi lebih kecil tergantung konfigurasi jaringannya. Pengaruh Tahanan Gangguan : Tahanan gangguan merupakan tahanan murni, bila tambah secara vektoris dengan impedansi saluran maka akan menggeser lokus impedan menjadi lebih besar sehingga relai menjadi lebih lambat (Z2,Z3) atau tidak trip sama sekali (diluar jangkauan seting). Pengaruh Mutual Impedansi : Bila SUTT menggunakan satu tower digunakan untuk sirkit-1 dan sirkit-2 maka akan timbul mutual inductive kopling diantara dua sirkit tersebut. Untuk pengukuran impedansi urutan nol maka pengaruh mutual kopling tidak bisa diabaikan Pengaruh Pembebanan Power Swing Block VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Relai jarak bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi seting dengan ketentuan bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai akan trip begitu juga sebaliknya. 2. Relai jarak yang digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada SUTT baik 70 maupun 150 kv juga SUTET 500 kv, memiliki 3 jangkauan pengamanan yaitu zona 1, 2 dan zona Untuk memperoleh waktu clearing time yang cepat maka pemakaian relai jarak sebagai pengaman utama SUTT pada sistem 70 dan 150 kv seharusnya dilengkapi dengan teleproteksi. 4. Atas pertimbangan biaya dan tingkat keandalan sistem maka tidak seluruh jaringan harus dipasang teleproteksi. Prioritas bagi pemasangan sistem teleproteksi bagi sistem 70 kv adalah penghantar 70 kv yang merupakan pasokan langsung dari sistem 150 kv melalui IBT 150/70 kv. 5. Untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari relai jarak, ada 3 hal utama yang harus diperhatikan yaitu perhitungan setting relai jarak, pola pengaman teleproteksi, dan kompensasi terhadap factorfaktor yang dapat merubah jangkauan pengamanan relai jarak. 6. Jangkauan pengamanan relai jarak dapat mengalami 2 kesalahan pengukuran: overreach dan underreach. 7. Perhitungan setting relai jarak harus memperhitungkan impedansi urutan nol bila gangguan yang terjadi adalah gangguan fasa-tanah yaitu dengan memasukkan komponen factor kompensasi urutan nol dalam perhitungan. 8. Contoh penggunaan relai jarak SUTT wilayah P3JB adalah Distance relay ABB Type REL 316 (pola putt) Line 150 kv Pandeanlamper Tambaklorok dan relai jarak GEC - SHPM 101 (Quadramho) pola PUTT SUTT ASAHI CLGRU. 6.2 Saran 1. Sebelum menyetel relai jarak sebaiknya mengumpulkan informasi selengkapnya tentang semua parameter input baik identitas relai jarak dan konfigurasi penyaluran. 2. Perlu pengkajian lebih lanjut tentang koordinasi relai jarak sebagai pengaman utama dan relai jenis lain baik sebagai pengaman utama juga atau pengaman cadangan. 3. Untuk tercapainya fungsi yang optimum pada Relai Jarak, maka fungsi pemeliharan dan perawatan harus selalu dijalankan sehingga peralatan selalu tetap terjaga dalam kondisi yang baik. 9

10 DAFTAR PUSTAKA [1] Diktat Pelatihan Perhitungan & Koordinasi Setelan Relai Proteksi, PT. PLN (PERSERO) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa-Bali Bidang Teknik-sub bidang engineering PST, 2009 [2] Dokumen Pelatihan Filosofi Penyetelan Relai Jarak, PT PLN(Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, Juni 2001 [3] Klapper,Dipl.-Ing. Ulrich, Krüger,Dr. Michael, dan Wurzer,Dipl.-Ing. Wolfgang, Measurement of Line Impedances and Mutual Coupling of Parallel Lines, Seminar Internasional Relay Protection and Substation Automation of Modern EHV Power Systems Moscow Cheboksary, September 10-12, 2007 [4] Alexander, G. E., Andrichak, J. G., Ground Distance Relaying: Problems and Principles, Nineteenth Annual Western Protective Relay Conference Spokane, Washington October 20, 1991 [5] T.M., Riana, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus, Media Elektrik, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 [6] Tobing, Cristof Naek Halomoan, Relai Jarak sebagai Proteksi Saluran Transmisi. Tugas Mata Kuliah Sistem Transmisi dan Distribusi Universitas Indonesia, 2008 BIODATA PENULIS Ira Debora Parhusip (L2F009011) Dilahirkan di Bandar Lampung 5 September Menempuh pendidikan di SD Xaverius 3 Way Halim Bandar lampung, SMP Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung, SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan sekarang sedang menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. Dosen Pembimbing Semarang, 6 Juni 2012 Dr. Ir. Hermawan, DEA NIP

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang BAB III RELAI JARAK 3.1. UMUM Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang sangat tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 3.1 RELE JARAK Pada proteksi saluran udara tegangan tinggi, rele jarak digunakan sebagai pengaman utama sekaligus sebagai pengaman cadangan untuk

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE A. Muhammad Syafar, Studi Keandalan Distance Relay Jaringan 150 kv GI Tello GI Pare-Pare \ STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE A. Muhammad Syafar Dosen Program Studi

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI Oleh ADRIAL MARDENSYAH 04 03 03 004 7 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY 2 Fergy Romadhany Dwi Syahputra.¹, Budi Setiyono

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR Edo Trionovendri (1), Ir. Cahayahati, M.T (2), Ir. Ija Darmana, M.T (3) (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia   Abstrak Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1

Lebih terperinci

Kata Kunci : Saluran UdaraTeganganTinggi, Rele Jarak, Scanning Setting Rele Jarak, Mathcad 14.

Kata Kunci : Saluran UdaraTeganganTinggi, Rele Jarak, Scanning Setting Rele Jarak, Mathcad 14. Makalah Seminar Kerja Praktek SCANNING SETTING RELE JARAK (DISTANCE RELAY) SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 kv GARDU INDUK DRAJAT-GARUT-TASIK- TASIK BARU Ari Catur Pamungkas 1, Dr. Ir. Hermawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State of The Art Review) Penelitian mengenai rele jarak saat ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait rele

Lebih terperinci

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI 1.2. Sistem Proteksi Jaringan 1.2.1. Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi.

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian mengenai pengaman yang terdapat pada busbar 150 kv telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pengaman

Lebih terperinci

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Sepannur Bandri Fakultas Teknologi industry, Institut Teknologi Padang e-mail: sepannurbandria@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,

Lebih terperinci

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA 3 BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA 2. PENGERTIAN SALURAN TRANSMISI Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun

Lebih terperinci

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING BAB IV ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteks isaluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State of The Art Review) Penelitian mengenai rele jarak saat ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait rele

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI SETTING RELE JARAK GARDU INDUK UNGARAN JARINGAN 150kV ARAH KRAPYAK-2

EVALUASI SETTING RELE JARAK GARDU INDUK UNGARAN JARINGAN 150kV ARAH KRAPYAK-2 ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 82 89 EVALUASI SETTING RELE JARAK GARDU INDUK UNGARAN JARINGAN 150kV ARAH KRAPYAK-2 Oleh: Akhmad Jamaah Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN Supriana S.K. 1, Dyana Arjana, I.G. 2, Amrita, A.A.N. 3 1,2,3

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

Studi Koordinasi Rele Proteksi Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv GI. Payakumbuh GI. Koto Panjang

Studi Koordinasi Rele Proteksi Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv GI. Payakumbuh GI. Koto Panjang Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. DAERAH KERJA PROT.xls PROTEKSI KOPEL 150 KV BUS-I BUS-2 OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP OCR/GFR AMP BUSPRO-1 BUSPRO-2 DIST DIST Pht-1 Pht-2 OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah. GI A I GI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500. kv KRIAN - GRESIK BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELAI JARAK SUTET 500 kv KRIAN - GRESIK 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteksi saluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 40 MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Riana TM, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus ESTIMASI LOKASI HUBUNG SINGKAT BERDASARKAN TEGANGAN DAN ARUS Riana T. M Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

Koordinasi Proteksi Saluran Udara Tegangan Tinggi pada Gardu Induk Mliwang Tuban Akibat Penambahan Penghantar Pltu Tanjung Awar-Awar

Koordinasi Proteksi Saluran Udara Tegangan Tinggi pada Gardu Induk Mliwang Tuban Akibat Penambahan Penghantar Pltu Tanjung Awar-Awar JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-431 Koordinasi Proteksi Saluran Udara Tegangan Tinggi pada Gardu Induk Mliwang Tuban Akibat Penambahan Penghantar Pltu Tanjung

Lebih terperinci

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA

Lebih terperinci

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b. DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transmisi 1 Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti dari stasiuan pembangkit ke gardu induk (substasion).

Lebih terperinci

Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera

Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera Muhammad Faris Aufar 1 dan Rudy Setiabudy 2 1,2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK 22 BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK 3.1 KONTROL RELE JARAK Input Proteksi Jarak Sinyal Kontrol S W Saluran Transmisi Output Gambar 3.1 Skema kontrol rele jarak Sistem kontrol untuk proteksi jarak dapat

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau

Lebih terperinci

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam 6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Panel Tegangan Menegah Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 KOORDINASI SETELAN RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA PULOMAS

BAB 4 KOORDINASI SETELAN RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA PULOMAS BAB 4 KOORDINASI SETELAN RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA PULOMAS 4.1. DIAGRAM GARIS TUNGGAL GI 150 KV GAMBIR LAMA - PULOMAS Berikut ini adalah data-data yang diperlukan

Lebih terperinci

RELE JARAK SEBAGAI PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

RELE JARAK SEBAGAI PROTEKSI SALURAN TRANSMISI ELE JAAK SEBAGAI POTEKSI SALUAN TANSMISI Oleh : CISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPATEMEN ELEKTO FAKULTAS TEKNIK UNIVESITAS INDONESIA DEPOK 2008 ELE JAAK SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK 2.1. Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari empat unsur utama. Pertama, unsur sistem pembangkitan tenaga listrik. Kedua, suatu sistem

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah Seminar Kerja Praktek PENGUJIAN OVER CURRENT RELAY (OCR) Abdurrahman Ghifari (L2F 009 120) Email: ghifari.abdurrahman@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTERTRIPPING POLA WEAK INFEED (WI) PADA SUTT 150 KV SISTEM KELISTRIKAN KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH

IMPLEMENTASI INTERTRIPPING POLA WEAK INFEED (WI) PADA SUTT 150 KV SISTEM KELISTRIKAN KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH IMPLEMENTASI INTERTRIPPING POLA WEAK INFEED (WI) PADA SUTT 150 KV SISTEM KELISTRIKAN KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH Joko Pitoyo- LF 306 034 [1], Dr. Ir. Hermawan, DEA [], Karnoto, ST, MT [3].

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi

Lebih terperinci

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama

Lebih terperinci

Analisis Penalaan Rele Jarak sebagai Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv Bandung Selatan Cigereleng

Analisis Penalaan Rele Jarak sebagai Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kv Bandung Selatan Cigereleng Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Analisis Penalaan Rele Jarak sebagai Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG Teknologi Elektro, Vol. 15, No.2, Juli - Desember 2016 53 STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG I Komang Anom Astana Ady 1,

Lebih terperinci

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak Evaluasi Setting Rele Overall Differential GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak GITET Grati pada Bus 500 kv Hari Wisatawan 2209106057 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41 Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa 1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh)

Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh) Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh) Syukriyadin, Muntasir, dan Syahrizal Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)

Lebih terperinci

Kata Kunci : Rele Proteksi, Rele Frekuensi. 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci : Rele Proteksi, Rele Frekuensi. 1. PENDAHULUAN PENGUJIAN RELE FREKUENSI Irpan Logitra Purba 1, Ir.Bambang Winardi 2 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Jaringan tenaga listrik secara umum terdiri dari pembangkit, jaringan transmisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi PHB-TM (Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah), TD (Transformator Distribusi),

Lebih terperinci

EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG

EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG Angga Priyono Kusuma Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura email : angga.kusuma08@gmail.com

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Yusuf Ismail Nakhoda, Awan Uji Krismanto, dan Maskur Usmanto Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH 3.1 KOMPONEN KOMPONEN SIMETRIS Tiga fasor tak seimbang dari sistem fasa tiga dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan

Lebih terperinci

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi terhadap tenaga listrik ialah sistem pengamanan yang dilakukan ternadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik.

Lebih terperinci

Pertemuan ke :2 Bab. II

Pertemuan ke :2 Bab. II Pertemuan ke :2 Bab. II Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja, karakteristik relay dan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul 1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU 36 BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU 4.1 DIAGRAM GARIS TUNGGAL GITET 5 KV MUARA TAWAR Unit Pembangkitan Muara Tawar adalah sebuah Pembangkit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi

Lebih terperinci

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2.1.1 Jenis Gangguan Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA 3.1 Sistem Proteksi Pada Transformator Daya 3.1.1 Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang

BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang 3.1.1. Definisi Relai Proteksi Tujuan utama dari sistem tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) -6 Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500 PT PLN (PERSERO) di Kediri Muhammad Rafi, Margo Pujiantara ), dan R. Wahyudi ). Jurusan

Lebih terperinci

PENGENALAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGENALAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI PENGENALAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Kode kursus : C 0200 1033 Jenjang I PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNIT DIKLAT SEMARANG KATA PENGANTAR Diklat Pengenalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan yang Terjadi pada SKTT Gangguan yang terjadi pada saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) umumnya bersifat permanen dan diikuti kerusakan sehingga diperlukan perbaikan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II 1 Mahasiswa dan 2 M. Hasbi Hazmi B. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci