Hukumnya Fardlu Kifayah. Ada banyak pendapat yang menjelaskan istilah ulama, menurut Anda definisi ulama. Menyiapkan Ulama Perempuan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hukumnya Fardlu Kifayah. Ada banyak pendapat yang menjelaskan istilah ulama, menurut Anda definisi ulama. Menyiapkan Ulama Perempuan,"

Transkripsi

1 Ruth Rodded seorang pengamat yang punya perhatian khusus terhadap kehidupan perempuan masa nabi sampai masa Abbasiyah mengungkapkan ada sekitar ulama perempuan meriwayatkan hadis yang bertemu langsung dengan nabi. Menurut Ruth pada masa Abbasiyah dan masa akhir Umayyah, ulama-ulama perempuan tersebut sama sekali tidak muncul. Mengapa ulama perempuan seakan-akan mangkir dalam sejarah kebudayaan Islam? Apakah memang mereka tiada atau sebenarnya ditiadakan? Bagaimana sebenarnya dunia keulaman perempuan ini? Berikut wawancara dengan Hj. Evi Sofia Inayati, Ketua Umum PIMPINAN PUSAT NASYIATUL AISYIYAH - organisasi pemudi Muhammadiyah Periode Alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, memiliki sejumlah pengalaman dalam berorganisasi, diantaranya pernah menjabat sebagai Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah dan Anggota Majelis Tarjih & Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun kesibukan sehari-hari perempuan kelahiran Yogyakarta 31 Maret 1971 selain menjadi konselor psikologi ia juga Sekretaris Divisi Sosbud & Keluarga Mejelis Tarjih & Tajdid Pimpinan Pusat Muhammdiyah (2005-sekarang). Hj. Evi Sofia Inayati, Ketua Umum PIMPINAN PUSAT (PP) NASYIATUL AISYIYAH Menyiapkan Ulama Perempuan, Hukumnya Fardlu Kifayah Ada banyak pendapat yang menjelaskan istilah ulama, menurut Anda definisi ulama 1 / 22

2 itu seperti apa? Secara umum istilah ulama sebenarnya dapat diartikan sebagai seseorang yang ahli/pakar di bidangnya di semua disiplin ilmu atau kata lain cendiekiawan. Namun, di masyarakat istilah ulama mendapat pengkhususan makna yang menurut hemat saya mereduksi dan mempersempit arti ulama itu sendiri dengan hanya membatasinya sebagai orang yang tafaqquh fi ad-din orang yang mendalam kepakaran dan keahlian di bidang keagamaan baik di bidang tafsir, hadis, dan fiqh. Apakah ada persyaratan khusus bagi seseorang untuk menjadi atau disebut ulama? Semua ulama dalam arti pakar/ahli di bidang ilmunya mensyaratkan adanya kualifikasi tertentu dan hal itu merupakan pemenuhan kode etiknya. Demikian pula halnya dengan ulama yang dimaknai sebagai kelompok yang tafaqquh fi ad-din dan perikehidupannya dapat dijadikan referensi perilaku dan sikap bagi umat, maka saya kira memang ada kualifikasi tertentu yang perlu dimiliki. Seorang ulama yang seperti itu mesti memiliki kemampuan berbahasa Arab dan perlu penguasaan bahasa asing lainnya, membaca kitab 2 / 22

3 klasik/kuning, memahami ushul, tafsir, sarah hadis, ushul fiqh sebagai ilmu alatnya. Selain itu, ulama juga harus memahami dan peka dalam menganalisis perkembangan sosial masyarakat yang cenderung terus mengalami perubahan. Banyak orang berpendapat ulama itu identik dengan laki-laki yang menguasai kitab kuning, fiqh, tasawuf, tafsir, hadis, punya massa, memiliki pesantren, dan menjadi panutan masyarakat. Apa yang menyebabkan istilah ulama hanya dilekatkan pada laki-laki saja? Saya kira hingga saat ini kebanyakan masyarakat masih memandang perempuan memiliki kekurangan dalam agamanya, bahwa laki-lakilah pendidik keluarga. Hal ini terkait misalnya dengan adanya hadis Rasulullah saw. yang terkesan misoginis yang kemudian dipahami tanpa mempertimbangkan konteks sosial saat itu. Menurut hemat saya hal ini tidak terlepas dari pengaruh atmosfir maskulinitas dalam menafsir teks agama. 3 / 22

4 Menurut Anda boleh tidak perempuan menjadi ulama? Sangat boleh. Bahkan menurut saya untuk saat ini sudah menjadi fardlu kifayah. Maksudnya? Fardlu kifayah tidak hanya diartikan telah gugur kewajiban jika ada yang telah mengerjakan akan tetapi menjadi kewajiban kolektif umat Islam untuk menyiapkan perempuan yang tafaqquh fi ad-din. Padahal jika diperhatikan tidak sedikit perempuan yang mengelola pondok pesantren menjadi Nyai, memiliki latar belakang pendidikan agama yang memadai. Tadi Anda mengatakan perempuan bisa menjadi ulama lalu apa yang menjadi hambatan sehingga perempuan dianggap tidak pantas menjadi ulama? Masalahnya, budaya patriarkhal masih sangat kental mempengaruhi hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat termasuk mempengaruhi cara memahami teks agama, memandang dan memperlakukan perempuan sehingga 4 / 22

5 penerimaan masyarakat kepada ulama perempuan masih setengah hati. Pemahaman yang bias gender ini tercermin misalnya, pada produk kebijakan pendidikan ulama yang mensyaratkan calon mahasiswa atau peserta adalah laki-laki. Pada zaman Nabi, perempuan menempati peran yang sangat istimewa, diberikan peluang begitu besar, seperti diberi kebebasan untuk belajar, mencari ilmu dan terlibat di dalam pengambilan keputusan. Lalu apa yang menyebabkan sejarah ulama perempuan pasca Nabi dan sahabat terkubur atau tidak banyak dimunculkan dalam sejarah Islam?. Saya kira, sekali lagi, budaya patriarkhi yang kental sangat mempengaruhi konstruksi pemikiran masyarakat dalam memandang eksistensi dan peran perempuan dalam segala hal khususnya dalam konteks keulamaan. Masyarakat Islam memandang perempuan adalah second community, kaum yang dalam posisi dididik bukan mendidik. Ruang dan iklim yang terbangun dari kebijakan pemerintahan, media, sistem pendidikan keulamaan tidak banyak membuka kesempatan bagi kader ulama perempuan untuk mengembangkan diri. 5 / 22

6 Dalam upaya membentuk ulama perempuan, Nasyiatul Aisyiyah dihadapkan pada sejumlah tantangan yang demikian kompleks baik masa sekarang maupun masa datang. Sebagai organisasi yang berhaluan reformis, Nasyiatul Aisyiyah tentu saja punya strategi untuk menghadapi itu semua. Dapatkah Anda jelaskan strategi dan kendala dari upaya tersebut? Tantangan ke depan saya kira masih berkisar pada faktor internal dan eksternal. Internal terkait dengan beragamnya persepsi tentang perempuan dan keulamaan terutama di kalangan perempuan itu sendiri, sarana prasarana, fasilitas, dan jaringan. Saya kira penguatan agama penting dilakukan untuk mengubah pola pikir perempuan dan masyarakat Indonesia yang religius ini tentang perlunya lahir ulama perempuan untuk berperan bersama dengan ulama laki-laki menyelesaikan persoalan umat yang terkait masalah sosial keagamaan. Hal ini dilakukan dengan sosialisasi dan pendidikan masyarakat termasuk di kalangan ormas keagamaan. Selain itu, perlu dipahamkan kepada semua pihak terutama organisasi keagamaan bahwa melahirkan 6 / 22

7 ulama perempuan sebenarnya merupakan keniscayaan bagi gerakan dakwah. Untuk itu, sangat penting menyiapkan fasilitas, sarana dan prasarana agar perempuan lebih mudah untuk menjadi ulama. Apakah Nasyiatul Aisyiyah optimis mampu mengatasinya? Sebagai aktivis dan gerakan perempuan muda tentunya harus selalu menumbuhkan optimisme sebagai motivator berjuang bagi Nasyiah. Hanya saja ini memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar. Pendidikan masyarakat termasuk dalam keluarga, saya kira masih sangat penting dilakukan sebagai upaya penyadaran akan pentingnya me wakaf kan anggota perempuannya untuk tafaqquh fi ad-din. Upaya apa yang telah dilakukan dalam menyiapkan fasilitas, sarana dan prasarana agar perempuan lebih mudah untuk menjadi ulama? Sebagai upaya membangun jaringan dan fasilitas, pada periode PP Nasyiatul Aisyiyah tengah menggodog program 7 / 22

8 kerjasama pendidikan ulama tarjih perempuan dengan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah meskipun sebagai langkah awalnya masih berbentuk short course dan target minimal sebelum menjadi kader ulama adalah lahirnya muballighat yang sensitif dan berperspektif adil gender serta mampu menjadi pendamping masyarakat terkait dengan persoalan agama. Hal ini dilakukan agar persoalan ulama perempuan menjadi kepedulian dan perhatian banyak pihak, bukan hanya ormas perempuan saja. Harapan ke depan adalah adalah program ini menjadi embrio pendidikan ulama perempuan dengan sistem pendidikan dan pembinaan yang lebih terprogram, terencana, dan sistematis. Selain itu, Muhammadiyah memiliki beberapa pesantren yang dapat menjadi bank kader ulama, misalnya, Madrasah Muallimaat Muhammadiyah di Yogyakarta yang notabene santrinya berasal dari berbagai daerah di tanah air. Selama ini, PP Nasyiatul Aisyiyah telah merintis kerjasama dengan pihak Madrasah terkait kaderisasi kepemimpinan perempuan. Ke depan akan ditingkatkan pada penguatan keulamaan yang berperspektif kesetaraan perempuan dan laki-laki. Kurikulum madrasah sudah semestinya juga mendukung terbangunnya pemahaman yang tidak 8 / 22

9 bias kesetaraan perempuan dan laki-laki. Seterusnya, ada upaya peningkatan kapasitas terutama di pendidikan formalnya dengan pemberian beasiswa oleh Muhammadiyah. Dan ini juga sudah dilakukan. Dapatkah Anda ceritakan, upaya Nasyiatul Aisyiyah dalam mencetak ulama perempuan baik di tingkat lokal maupun nasional? Nasyiatul Aisyiyah adalah gerakan keagamaan selain organisasi sosial kemasyarakatan dan keperempuanan. Sudah barang tentu kader ulama perempuan yang berperspektif keadilan bagi perempuan dan laki-laki akan menjadi salah satu penggerak penting dalam mewujudkan cita-cita organisasi. Upaya yang selama ini dilakukan adalah pembinan terhadap kader yang memiliki potensi keulamaan dengan latar belakang pendidikan agama. Pembinaan tersebut berupa up-grading, pelatihan, dan kursus ketarjihan. Meskipun demikian, upaya ini masih perlu ditingkatkan secara merata di semua wilayah Nasyiatul Aisyiyah mengingat tidak mudah kader yang tafaqquh fi ad-din. 9 / 22

10 Pembelaan terhadap hak perempuan dalam Islam diidentikkan sebagai sesuatu yang terpengaruh dari gerakan emansipasi liberal atau Barat, bagaimana komentar Anda? Sebelum ada gerakan emansipasi liberal, Islam telah lebih dulu melakukan pembelaan terhadap hak-hak perempuan. Sebagai contoh, Islam secara berangsur mengharamkan perdagangan perempuan, melarang pembunuhan terhadap anak perempuan, memperjuangkan hak belajar, berjihad, penghargaan terhadap isteri. Jadi, pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Jika kemudian ada sedikit pengaruh hal tersebut hanya memperkaya khazanah pemikiran dan perspektif saja. Seberapa besar peranan ulama perempuan di Indonesia dalam memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan bangsa, terutama dalam upaya mencapai relasi yang adil antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat? Menurut hemat saya sudah ada beberapa perempuan di Indonesia yang dapat dikatakan sebagai ulama yang mengambil peran dalam upaya 10 / 22

11 mencapai relasi yang adil antara laki-laki dan perempuan lewat diskursus keagamaan dan reinterpretasi teks agama. Ini cukup membanggakan. Dan sedikit demi sedikit telah membawa nuansa pencerahan pemikiran pada masyarakat. Namun, peran ini juga perlu didukung oleh lahirnya banyak ulama perempuan yang memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya membangun relasi yang adil antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat. Selama ini interpretasi agama selalu dilakukan oleh ulama laki-laki, tak heran muncul hadis atau tafsiran Alquran yang cenderung merendahkan perempuan. Menurut Anda apa yang seharusnya dilakukan oleh ulama perempuan agar bisa mensejajarkan diri mereka dengan ulama laki-laki? Saya kira para ulama perempuan perlu lebih berani dan produktif lagi menampilkan pemikiran Islam di banyak forum dan media. Masyarakat harus mulai dibiasakan berdialog dengan tafsir, fiqh, dan pemikiran Islam yang dikemukakan oleh ulama perempuan. Selain itu, peningkatan kapasitas diri penting terus menerus dilakukan. 11 / 22

12 Sejauhmana perkembangan ulama-ulama perempuan di dunia Islam lainnya selain di Indonesia? Saya rasa dari sisi kuantitas perkembangan ulama perempuan belum seimbang dengan perkembangan ulama laki-laki meskipun secara kualitas para ulama perempuan tidak kalah faqihnya dengan ulama laki-laki. Selain itu saya melihat belum adanya kesadaran dan penerimaan yang sepenuhnya dari masyarakat untuk mempromosikan kader ulama perempuan di ranah publik. Sekali lagi dalam hal ini ada kendala budaya yang menilai patut dan wajar perempuan menjadi ulama. Dimata para alumni Program Pengkaderan Ulama Perempuan wilayah Jawa Timur, perempuan kelahiran Kediri, 12 Mei 1964 itu dikenal sebagai pribadi yang gigih, tangguh, dan penuh strategi. Walau banyak mendapat masalah dan tantangan saat memperjuangkan hak-hak perempuan, dia tak mengenal kata menyerah. Selain aktif di RMI (Rabithah Ma ahid alislami) cabang PC. Muslimat NU Kediri, beliau juga bagian dari 12 / 22

13 tim Daiyah Muslimat cabang Kediri dan pengasuh pondok pesantren Darussalam. Disamping itu beliau sering diundang untuk memberikan ceramah atau khotbah keagamaan di majelis taklim, Fatayat dan Muslimat NU. Kadang-kadang diundang ke acara seminar baik di dalam kota maupun di luar kota Kediri. Selain itu tak jarang ia diundang oleh para pemilik hajatan pernikahan untuk memberikan nasehat pernikahan. Di sini saya memasukan nilai-nilai pemberdayaan perempuan yang selama ini selalu terlupakan. Demikian tukasnya berbinar. Bagaimana suka duka nyai rakyat ini memperjuangkan keyakinannya di tengah komunitas yang telah terbiasa dengan legitimasi ulama laki-laki, kepada Yohana Fijriah dari Swara Rahima dia menuturkan pengalamannya. Berikut petikannya: Nyai Hj. Roihana Faqih Perempuan Berhak Menjadi Ulama 13 / 22

14 Bisa diceritakan sejak kapan Anda memperjuangkan pemberdayaan perempuan? Saya mulai kenal dengan isu perempuan sejak tahun Saat itu saya bergabung dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Persatuan Pondok Pesantren. Meskipun belum menjadi pengurus, saya sering dikirim untuk mengikuti seminar dan workshop. Dari sanalah saya kenal isu-isu perempuan. Tapi itu sebatas dalam wacana saja, belum pada aksi konkrit. Nah, baru tahun 1999 saya mulai bergerak dalam kegiatan penyadaran hak-hak perempuan, salah satunya memberikan ceramah-ceramah di komunitas pesantren, lingkungan sekitar rumah, di struktur kepengurusan, Fatayat dan Muslimat NU. Upaya-upaya apakah yang Anda lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepekaan masyarakat terhadap masalah perempuan? Selain mengajari para santri membaca kitab kuning, memberikan pengajian ilmu Alquran, ilmu fiqh, tauhid dan akhlak, saya sampaikan pula informasi seputar hak-hak perempuan dan kesehatan reproduksi. Di pesantren, informasi itu biasanya saya berikan selesai shalat subuh atau shalat magrib. Pada awalnya sih saya sempat 14 / 22

15 khawatir akan terjadi penolakan dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi karena ada anggapan bahwa bicara tentang kesehatan reproduksi di dunia pesantren masih tabu. Hak-hak perempuan juga saya sampaikan ke jamaah Fatayat NU sedangkan jika bicara soal hak reproduksi di Muslimat NU sepertinya masih tabu, terlebih pesertanya pun sudah pada uzur dan rata-rata mereka memiliki pandangan konservatif dalam masalah seks. Makanya saya belum berani bicara bahwa seks itu adalah hak kita. Dalam menyampaikan isu-isu perempuan saya berupaya memakai istilah yang pas dengan budaya setempat. Di daerah saya tinggal, agak kurang tepat jika menyebut istilah gender. Istilah itu masih sulit diterima oleh sebagian besar masyarakat Kediri. Karena itu, istilah gender saya ganti dengan pemberdayaan perempuan. Mengapa demikian? Gender itu kan istilah asing yang katanya berasal dari Barat. Bisa jadi karena itu masyarakat kita sangat sensitif dan phobi terhadap istilah tersebut. Padahal istilah itu biasa-biasa saja lho. Di dalam bahasa Arab ada juga padanan katanya Al Jandaroh. Namun karena 15 / 22

16 sudah demikian parah disalahpahami maka terjadi salah kaprah yang meluas di masyarakat. Seseorang yang menyebut-nyebut gender seringkali langsung dicurigai sebagai feminis yang kebablasan atau muslimah liberal. Sejauh ini bagaimana respon komunitas terhadap apa-apa yang Anda sampaikan? Responnya cukup baik, baik dikalangan anak-anak santri maupun jamaah Fatayat NU. Tapi ada juga sih yang kurang senang dengan apa yang saya lakukan. Oh ya, siapa saja mereka? Yang tidak senang justru datang dari sebagian pemuka-pemuka agama, yang kebanyakan laki-laki setempat. Mereka menanyakan apa sih tujuan saya bicara seperti itu? Apakah saya masih percaya kalau istri yang ditinggal mati oleh suami masih harus iddah (masa menunggu yang diwajibkan kepada seorang istri yang bercerai atau ditinggal mati oleh suaminya -red.) Ada sebagian Kyai di daerah saya mencurigai pesantren tempat saya mengajar sudah dimasuki oleh 16 / 22

17 ide-ide Islam Liberal. Mereka menilai apa yang saya lakukan tidak baik, katanya terlalu sekuler lah. Intinya sangat memojokkan perempuan yang keluar rumah, padahal apa yang saya lakukan demi kepentingan umat. Sikap Anda sendiri? Apakah anda balik membenci mereka? Oh, tidak. Saya yakin lambat laun mereka juga akan mengerti. Kenapa selama ini mereka terkesan tidak senang? Ya jelas karena mereka tidak tahu. Bagaimana dengan kerabat, apakah mereka mendukung aktivitas Anda? Kaum kerabat saya sering mengingatkan bahwa tidak baik perempuan sering keluar rumah. Dengan kesibukan saya yang seabrek, saya dianggap kurang fokus mengurus pesantren dan rumah tangga, acara keluargapun sering terganggu. Lebih-lebih mereka selalu mewanti-wanti (taushiyah) kepada saya, jangan saya ikut-ikutan dengan para perempuan yang telah menyelewengkan hukum-hukum syari at Islam. 17 / 22

18 Prasangka, tekanan dari kerabat dan pihak luar adalah bagian dari perjuangan berat yang Anda harus hadapi sebagai ulama perempuan. Nah, bagaimana Anda menghadapi itu semua? Pada intinya saya tidak mau memaksakan pendapat saya kepada orang lain. Apa yang selama ini saya sampaikan dalam batas-batas toleransi dan damai, serta menjaga akhlaqul karimah. Saya termasuk orang yang anti pemaksaan. Selalu saya katakan bahwa tindakan dan ucapan saya bukan ingin merusak norma-norma yang sudah ada tapi ingin menjadikan kehidupan kaum perempuan di sini menjadi lebih baik. Saya pikir saling menghargai pendapat orang itu adalah yang terbaik. Tindakan konkret apa yang sudah Anda lakukan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi perempuan? Dulu banyak mata pelajaran yang tidak boleh di ikuti oleh santri putri. Santri putri hanya boleh mengkaji ilmu-ilmu agama sebatas pada fiqh yang selalu berhubungan dengan dunia perempuan, 18 / 22

19 seperti bab-bab haid dan pernikahan. Saya tanya, mengapa tidak boleh? Apakah sudah pasti santri putri tidak mampu mengikuti mata pelajarannya santri laki-laki? Lalu saya ajak dialog pimpinan pondok pesantrennya. Alhamdullilah sekarang santri perempuan mendapatkan kesempatan untuk mengambil mata pelajaran yang selama ini menjadi wilayah santri laki-laki. Dari situ saya ingin tunjukkan bahwa saya bukanlah orang yang menyeleweng dari aturan mereka (para kyai). Anda termasuk salah satu Alumni Program Pengkaderan Ulama Perempuan Rahima untuk Wilayah Jawa Timur. Bagaimana perasaan Anda setelah tahu bahwa Anda lulus? Alhamdulillah saya senang sekali. Meskipun sebelumnya saya sudah kenal isu perempuan tapi kan belum banyak. Dengan mengikuti program Pengkaderan Ulama Perempuan yang diadakan oleh Rahima semakin bertambah saja pemahaman saya tentang isu-isu perempuan. Selain mendapatkan pengetahuan, saya juga banyak mendapat teman, mulai belajar berani untuk mengungkapkan sesuatu hal, banyak yang memberi motivasi terhadap apa yang saya lakukan. Langkah 19 / 22

20 saya pun semakin mantap saja. Bagaimana tanggapan Anda, mengenai ungkapan yang menyatakan bahwa ulama itu hanya boleh dari kalangan laki-laki? Persepsi seperti itulah yang berkembang di masyarakat. Kemasyhuran, kedalaman serta keluasan ilmu agama hanya boleh dimiliki oleh ulama laki-laki. Makanya saya ingin buktikan predikat ulama bukan milik laki-laki semata. Perempuan pun juga bisa menjadi al- ulama-u waratsatu al-anbiya. Malahan di Kediri perempuan yang ahli agama disebut sebagai Ibu Nyai. Ibu Nyai itu berarti ibunya umat, ibunya santri, ibu dari anak-anaknya sendiri. Jika ada ibu-ibu yang punya masalah atau pertanyaan ngadunya ke Bu Nyai. Hal-hal yang ditanyakan misalnya apakah betul jika istri yang menolak berhubungan seks dengan suaminya, akan dilaknat malaikat?. Mengapa sih perempuan harus selalu meminta ijin pada suaminya bahkan ketika ingin puasa sunnah? Guna menjawabnya saya sampaikan konteks historis hadis ini turun dan tawarkan pandangan dan solusi yang lebih ramah terhadap perempuan. Saya selalu tekankan ke jamaah, posisi ulama tidak hanya milik laki-laki, perempuan berhak kok menjadi ulama. Laki-laki dan perempuan itu kan 20 / 22

21 sama-sama manusia, sama-sama ingin diangkat derajatnya. Dalam memberikan ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan jamaah para kyai selalu merujuk pada beberapa kitab. Saya pun melakukan hal yang sama dengan mereka. Dalam menyampaikan atau menjawab persoalan fiqh atau seputar hak-hak perempuan, saya selalu bawa referensinya. Kemana-mana saya bawa kitabnya, saya tunjukkan ini loh kitabnya. Ada beberapa kyai yang justru salut, kok perempuan bisa ya? Apa yang Anda sarankan kepada perempuan-perempuan atau santri yang ingin menjadi ulama? Untuk menjadi ulama, perempuan harus mau terus belajar lagi. Masih banyak hal yang mereka belum ketahui, terutama pengetahuan agamanya sendiri. Saya sampaikan kepada perempuan-perempuan yang ingin jadi ulama, yang akan terjun ke masyarakat, atau ibu-ibu muda yang mulai aktif di organisasi kemasyarakatan. Awalnya mereka masih malu-malu, tapi saya dukung terus. Saya bilang kepada mereka, kita harus bisa mencontoh seseorang yang sukses, apa yang membuat mereka sukses? Kalau ada 21 / 22

22 orang yang gagal kita cari tahu mengapa mereka gagal? Kita jangan ikut-ikut gagal seperti mereka. 22 / 22

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 -

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 - Awalnya, ketika penulis atas nama lembaga Fatayat Kabupaten Magelang mengajukan kerjasama program berupa Seminar Perempuan dan Politik: Membangun Kualitas Politisi yang Adil gender. Jaringan itu semakin

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah,

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah, 277 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah, NU dan HTI tentang hadis-hadis misoginis dapat diklasifikasikan menjadi empat model pemahaman, yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU. DINA MARTIANY, S.H., M.Si.

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU. DINA MARTIANY, S.H., M.Si. LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU DINA MARTIANY, S.H., M.Si. PERSEPSI KALANGAN PESANTREN TERHADAP RELASI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI (STUDI DI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH) PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DPR-RI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur an dan Sunnah Nabi

BAB I. Pendahuluan. munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur an dan Sunnah Nabi BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi masyarakat yang menyatakan diri sebagai gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri 198 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri Pondok

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. digolongkan dalam beberapa bagian: Pertama, perempuan mempunyai. Ketiga, teks keagamaan sangat menghargai perempuan, sehingga

BAB V PENUTUP. digolongkan dalam beberapa bagian: Pertama, perempuan mempunyai. Ketiga, teks keagamaan sangat menghargai perempuan, sehingga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep keadilan gender perspekitf Mansour Fakih sebenarnya memiliki cakupan luas, akan tetapi pemikiran Mansour Fakih tersebut dapat di ringkas, yaitu bahwa keadilan gender,

Lebih terperinci

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56 Jika umat Islam menginginkan kembali kejayaan mereka di masa lalu, maka wajib bagi mereka berusaha untuk membangun, menyadarkan, dan mendidik kaum perempuannya ke puncak peradaban yang telah dicapai pada

Lebih terperinci

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada 130 BAB V ANALISA ATAS PANDANGAN SHAIKH MUHAMMAD AL-GHAZAli> memang tidak akan mungkin dilupakan dalam dunia pemikiran Islam. Karena

Lebih terperinci

BUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI

BUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI 1 BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA PELANTIKAN PENGURUS PIMPINAN CABANG MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN PADANG LAWAS PERIODE 2015-2020 DAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1437

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menurunkan al-qur an sebagai pedoman dan kitab suci bagi manusia (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan ibadah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME 51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan

Lebih terperinci

02/07/2014. Norma Sari, S.H.,M.Hum Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah

02/07/2014. Norma Sari, S.H.,M.Hum Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Peran Nasyiatul Aisyiyah dalam Dakwah Pencerahan Untuk Indonesia Berkemajuan Norma Sari, S.H.,M.Hum Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah norma.wardana@gmail.com Dakwah Pecerahan Usaha-usaha menyebarluaskan

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 6.1. Modal Internal Pemimpin lokal dalam penelitian ini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang

Lebih terperinci

Syafrida, SH. Aktivis Muslimah HTI Sumsel

Syafrida, SH. Aktivis Muslimah HTI Sumsel Syafrida, SH Aktivis Muslimah HTI Sumsel Terdorong keinginan untuk meningkatkan perekonomian perempuan, membuat Syafrida terjun ke program pemberdayaan ekonomi perempuan dengan harapan perempuan bisa lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS Dakwah merupakan kegiatan yang mengajak kepada Amar Ma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Berbicara PTAIN dikaitkan dengan pengembangan pendidikan, maka yang lebih relevan adalah mengungkap tentang Fakultas atau Jurusan Tarbiyah.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di hadapan Pegawai Pencatat Nikah, hukum poligami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

Nama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah. Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara. No.

Nama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah. Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara. No. Nama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara No. Telp Dayah --- Pendiri Tgk.H.Ibnu Sakdan.Tb Status Legalitas Dayah ( Badan Hukum ) Berbadan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbulnya anggapan bahwa perempuan merupakan kaum lemah masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan perempuan yang telah di konstruksikan

Lebih terperinci

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY Rike Anggun Mahasiswa Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada rikeanggunartisa@gmail.com

Lebih terperinci

Komentar Kyai terkait munculnya komik berbahasa Indonesia yang menghina Rasulullah SAW di internet baru-baru ini?

Komentar Kyai terkait munculnya komik berbahasa Indonesia yang menghina Rasulullah SAW di internet baru-baru ini? {mosimage}kh Syukron Ma mun Ketua Umum Ittihadul Muballighin Munculnya komik berbahasa Indonesia di situs di internet baru-baru ini benar-benar telah memancing kemarahan umat Islam di Indonesia. Komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kecamatan Kandangan yang meliputi: 1) Letak Geografis dan Luas Wilayah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kecamatan Kandangan yang meliputi: 1) Letak Geografis dan Luas Wilayah 44 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Kandangan di bawah naungan pemerintah tingkat II Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Deskripsi tentang gambaran umum lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks berpendapat bahwa poligami adalah bagian dari syariat Islam dan karenanya pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim untuk berdakwah yang ditujukan kepada seluruh manusia, baik muslim maupun kepada mereka yang belum beragama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional telah memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu dalam penerimaan siswa,

Lebih terperinci

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia

Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia 1) Rendahnya tingkat kualitas hidup perempuan Sejumlah penelitian mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab kematian ibu melahirkan, namun penyebab utama adalah

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu dengan masalah, dan tanpa disadari pula berulang kali individu menemukan jalan keluar

Lebih terperinci

Teropong Edisi 7: Membincang Sekolah Khusus Puteri di Inggris Raya. Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 22 Juni :26 -

Teropong Edisi 7: Membincang Sekolah Khusus Puteri di Inggris Raya. Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 22 Juni :26 - "Thalabul 'ilmi fariidhatun 'ala kulli muslimin wa muslimatin " (Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki ataupun perempuan) (Al Hadits) Bicara soal sekolah khusus puteri sebenarnya bukanlah

Lebih terperinci

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA MILAD 100 TAHUN AISYIYAH 1917-2017 M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA A. DASAR PEMIKIRAN 1. Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak pada

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. kegiatan konseling yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama, maka

BAB III PENYAJIAN DATA. kegiatan konseling yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama, maka BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini disajikan data yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui wawancara dan observasi dengan responden dan menganalisa dokumen yang terdapat di Kantor Kementerian Agama

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan perempuan dan

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

Opini Edisi 5 : Tentang Seksualitas: Masyarakat Sering Menggunakan Standar Ganda

Opini Edisi 5 : Tentang Seksualitas: Masyarakat Sering Menggunakan Standar Ganda Wawancara dengan Sita Aripurnami Seksualitas sering dianggap barang tabu yang "haram" dibicarakan. Namun secara sembunyi-sembunyi ia justru sering dicari dari buku-buku stensilan, novel-novel kacangan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan Masjid adalah perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau sampai di Madinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan sistem informasinya memberikan banyak dampak positif bagi kalangan yang jeli membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan

Lebih terperinci

CITRA PEREMPUAN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI PERKADERAN KOHATI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti

CITRA PEREMPUAN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI PERKADERAN KOHATI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti CITRA PEREMPUAN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI PERKADERAN KOHATI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) CABANG SEMARANG Oleh : Lu luin Maknun HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat hidup secara berkelompok dalam suatu kesatuan sistem sosial atau organisasi. Salah satu bidang dalam organisasi yaitu bidang politik (Wirawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

belajar itu sendiri (Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam

belajar itu sendiri (Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P 188 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: Pertama, peran kiai pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam dinamika politik ada beberapa bentuk, yakni

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID 74 BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID Berkaitan dengan pandangan masyarakat mengenai perkembangan sholawat wahidiyah pada masa KH. Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Badan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Badan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyatakan bahwa; Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN SUMMARY

RINGKASAN DAN SUMMARY RINGKASAN DAN SUMMARY Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengungkap fakta-fakta ilmiah (scientific finding) berkaitan dengan peran sosio-kultural perempuan Nahdlatul Ulama, melalui studi Komunikasi

Lebih terperinci

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT Evaluasi program pengembangan masyarakat dalam bagian ini berisi tentang gambaran kapasitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg yang dapat dilihat pada kemampuan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute LATAR BELAKANG Kongres Ummat Islam Indonesia (KUII) IV telah menegaskan bahwa syariat Islam adalah satu-satunya solusi bagi berbagai problematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan menjadi hal yang paling penting dalam fase kehidupan manusia. Tahapan ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat

Lebih terperinci

Menyoal Kesiapan AMM dalam Upaya Revitalisasi Ideologi dan Reaktualisasi Gerakan Islam yang Berkemajuan

Menyoal Kesiapan AMM dalam Upaya Revitalisasi Ideologi dan Reaktualisasi Gerakan Islam yang Berkemajuan 1 Menyoal Kesiapan AMM dalam Upaya Revitalisasi Ideologi dan Reaktualisasi Gerakan Islam yang Berkemajuan Saleh P. Daulay (Ketua Umum PP. Pemuda Muhammadiyah) Pengantar Penggunaan istilah Islam yang Berkemajuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian tentang pendidikan adalah sebuah kajian yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci