PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL KONKRETISASI NILAI DALAM NASKAH DRAMA BUNGA SEMERAH DARAH KARYA W.S RENDRA DALAM KAJIAN SEMIOTIK.
|
|
- Susanti Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL KONKRETISASI NILAI DALAM NASKAH DRAMA BUNGA SEMERAH DARAH KARYA W.S RENDRA DALAM KAJIAN SEMIOTIK Oleh SOFIA A.JANI NIM Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd NIP Dr. Fatma AR.Umar, M.Pd NIP
2 KONKRETISASI NILAI DALAM NASKAH DRAMA BUNGA SEMERAH DARAH KARYA W.S RENDRA DALAM KAJIAN SEMIOTIK Oleh Sofia A. Jani Sayama Malabar Fatmah AR.Umar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo A JANI, SOFIA Konkretisasi Nilai dalam Naskah Drama Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I: Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd. Masalah yang diteliti dalam penelitin ini yaitu: (1) bagaimanakah konkretisasi nilai humanistis (kemanusiaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra)?, (2) bagaimanakah konkretisasi nilai etika dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra?, (3) bagaimanakah konkretisasi nilai religius (keagamaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak bunga semerah darah karya W.S. Rendra (keagamaan)? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah isi cerita yang terdapat dalam naskah drama Bunga Semerah Darah. Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik baca, teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menguraikan, menyimpulkan, dan melaporkan. Hasil penelitian ini menunjukan konkretisasi nilai (1) humanistis (kemanusiaan) terdiri dari (i) cinta, (ii) tabah mengahadapi cobaan, dan (iii) kekuasaan bukan untuk menindas kemiskinan (2) konkretisasi nilai etika setiap tokoh terdiri dari, (i) sopan santun, (ii) mengendalikan emosi, (iii) hindari berperilaku buruk, (iv) suka menolong, (v) tanggung jawab, dan (vi) kewajiban (3) konkretisasi nilai religius dalam naskah bunga semerah darah yakni (i) kejujuran, (ii) kesabaran dan (iii) berbakti pada ibu. Kata Kunci. Konkretisasi, Nilai, Naskah Drama Bunga Semerah Darah
3 Pendahuluan Sastra merupakan suatu kreativitas manusia yang dijadikan sebagai sarana berekspresi yang di dalamnya mengandung unsur kehidupan dan keindahan. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kosakata dalam suatu bahasa. Sehubungan dengan Tuloli (2000:3), sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari kehidupan manusia secara langsung atau melalui rekaannya dengan bahasa sebagai medianya. Penelitian ini lebih dititikberatkan pada karya sastra, yakni naskah drama. Naskah drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra yang mengandung cerita dalam bentuk dialog atau susunan dialog para tokoh untuk dipentaskan maupun dibaca. Dalam mengkaji naskah drama dibutuhkan sebuah petelitian untuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Naskah Drama paling tidak mengandung nilai yang relevan dengan pendidikan karakter, yaitu: (1) literer-estetis (kebudayaan) (2) humanistis (kemanusiaan), (3) etika, dan (4) religius (keagamaan). Untuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah drama diperlukan konkretisasi yang melibatkan pembaca untuk memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalam naskah drama. Dalam penelitian ini agar pembaca dapat memberi makna terhadap tanda-tanda yang berupa bahasa dalam bentuk tulisan dianalisis menggunakan pendekatan semiotik. Naskah Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra mengisahkan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan humanistis (kemanusiaan), Etika, religius dan pelajaran hidup lainnya yang akan membuat pembaca banyak mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpah tokoh dalam cerita tersebut. Bunga Semerah Darah menceritakan kisah seorang wanita yang berjuang dengan sekuat tenaga untuk menghadapi kerasnya hidup sebagai ibu rumah tangga.
4 Berdasarkan uraian di atas, peneliti berharap pada pembaca untuk memahami cerita yang terdapat dalam naskah drama. Selain itu, memahami kegunaan naskah drama yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi pembaca, sedangkan bagi penikmat drama diharapkan dapat mengambil suatu ajaran yang bermanfaat baik dalam masyarakat maupun individual. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah konkretisasi nilai humanistis (kemanusiaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? (2) Bagaimanakah konkretisasi nilai etika dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? (3) Bagaimanakah konkretisasi nilai religius (keagamaan) dalam naskah drama 4 (empat) babak Bunga Semerah Darah karya W.S. Rendra? Devinisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahpahaman pada permasalahan di atas, perlu diberikan definisi terhadap beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu : (1) Konkretisasi adalah pemberian makna pada karya sastra khususnya naskah drama Bunga Semerah Darah empat (4) babak Karya W.S. Rendra. (2) Nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai humanistis (kemanusiaan), nilai etika, dan nilai religius yang terkandung dalam cerita naskah drama Bunga Semerah Darah. (3) Naskah drama dalam penelitian ini adalah sebuah teks yang berjudul Bunga Semerah Darah terdiri dari 4 babak. Jadi yang dimaksud dengan konkretisasi nilai dalam naskah drama adalah konkretisasi nilai humanistis, etika, dan religius.. Kajian Teoretis Kajian Teori untuk mengkaji masalah dalam penelitian ini, diuraikan beberapa teori yaitu naskah, nilai, konkretisasi, dan pendekatan semiotik. Naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (makna). Wujud fisik sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Ragam tutur itu adalah
5 ragam sastra. Oleh sebab itu bahasa dan maknanya tunduk pada konvensi sastra yang menurut Teeuw meliputi hal-hal berikut ( dalam waluyo, 2003:6-7). Menurut Syam (1986:130) segala sesuatu yang ada dalam alam semesta, langsung atau tak langsung, disadari ataupun tidak disadari manusia, mengandung nilai-nilai tertentu. Menurut Saryono (dalam Wibowo, 2013:131), secara lengkap uraian-uraian nilai-nilai kesastraan dalam genre sastra adalah sebagai berikut: Nilai Humanistis adalah genre sastra yang mengandung nilai kemanusiaan, menjunjung harkat dan martabat manusia, serta mengambarkan situasi dan kondisi manusia dalam menghadapi masalah kehidupan.. Nilai Etika dalam karya sastra, mengacu pada pengalaman manusia dalam bersikap dan bertindak, melaksanakan yang benar dan yang salah, serta bagaimana seharusnya kewajiban dan tanggung jawab manusia dilakukan. Nilai Religius yaitu genre sastra yang menyajikan pengalaman spiritual. Karya sastra adalah artefak, benda mati, yang mempunyai makna dan menjadi objek estetik (Teew, 1984:191). Bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh arkeolog. Istilah pemberian makna dalam karya sastra disebut konretisasi. Faktor pembaca menjadi penting sebagai pemberi makna. Dalam memberi makna karya sastra diperlukan cara-cara yang sesuai dengan sifat hakikat karya sastra. Semiotik adalah ilmu metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut tanda jika dia memiliki sesuatu yang lain. Peirce membedakan antara tanda dan ancuanya kedalam tiga jenis hubungan. Yaitu (1) ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan., (2) indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, dan (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi.
6 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskripsi berarti memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Ratna, 2013:15) Penelitian difokuskan pada nilai humanistis, etika dan nilai religius dalam naskah Bunga Semerah Darah Karya W.S Rendra. Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan teknik baca yakni membaca berulang-ulang isi cerita naskah drama bunga semerah darah dan teknik catat yakni mencatat kutipan-kutipan dialog yang mengandung konkretisasi nilai humanistis, nilai etika dan religius. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian naskah drama Bunga Semerah Darah disimpulkan Konkretisasi yang di analisis adalah jenis-jenis nilai dalam karya sastra menurut saryono terdiri dari (i) konkretisasi nilai humanistis, nilai etika dan nilai religius. Namun nilai-nilai di atas ditandai dengan beberapa bagian misalnya konkretisasi nilai humanistis ditandai dengan konkretisasi nilai cinta, tabah menghadapi cobaan dan nilai kekuasaan tidak untuk menindas kemiskinan, (ii) konkretisasi nilai etika ditandai dengan konkretisasi nilai sopan santun, nilai mengendalikan emosi, nilai menghormati wanita, nilai hindari berperilaku buruk, nilai suka menolong, nilai tanggung jawab, dan nilai kewajiban, (iii) konkretisasi nilai religius yang ditandai dengan konkretisasi nilai kejujuran, nilai kesabaran, dan berbakti pada ibu. Nilai-nilai yang telah ditemukan sesuai dengan hasil analisis, dihubungkan dengan kajian semiotik yang berupa indeks. Untuk lebih lengkapnya dapat dijelaskan berikut ini. Indeks dalam nilai humanistis adalah nilai cinta yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah dalam memperlihatkan rasa cinta mereka melalui perhatian dan pengorbanan. Hal ini yang diperlihatkan Ali pada ibunya ketika
7 Ali berusaha menafkahi ibunya walaupun dia dalam keadaan sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan berikut ini. Ali: Pergi berseru dari dalam. Mak, aku bawa sedikit uang. Mirah : Dari mana kau dapat Ali : Dari Antri karcil di depan geduang bioskop. Kembali membawa KETELA DAN MENYERAHKAN UANG. Inilah, besok mungkin aku dapat lagi. Indeks dalam nilai humanistis adalalah nilai ketabahan yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah dalam menghadapi ujian yang bertubi-tubi. Hal itu dapat dilihat ketika Ali harus menahan lapar demi ibunya untuk mematuhi perintahnya agar tidak mencuri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ali: Bukan begitu saya harus mengurus ibu, ia sakit keras. Tahu kau? Tetangga bilang dia sakit tebese. Anak 1 : peduli apa aku. Lagi pula apa itu bese-bese, tak ada penyakit semacam itu Anak 2 : Sudahlah Bung. Ia cuma akan membohongi kita saja. Memangnya ia mau coba hidup sendiri. Dia pura-pura jadi priyayi, tadi tak mau saya ajak mencopet. Ali : Bukan begitu. Aku tak mau, karena aku bisa cari uang dengan jalan lain. Ibuku kemarin melarang saya mencopet.. Konkretisasi nilai etika yang dimaksud pada Analisis hasil di atas adalah nilai-nilai yang mengandung makna nilai etika dalam kajian semiotik yang ditandai dengan pembahasan berikut ini. Indeks dalam nilai etika adalah nilai sopan santun yang dapat dilihat pada tokoh Ali. Hal itu diperlihatkan Ali pada kelembutannya dalam merawat ibunya yang sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ali : TERKEJUT OLEH BATUK IBUNYA.Mak, jangan duduk dulu. Mak, belum lagi kuat berbaring sajalah syukur kalu mak bisa tidur kembali. Mirah : tidak Ali, biarkan saja.batuk.ali, mengapa kau tadi? Ali : tidak apa- apa, mak. Tidurlah lagi.mak tadi tidur terlalu nyenyak. Maafkan aku telah membangunkanmu. Indeks dalam nilai etika adalah nilai menghormati wanita. Seseorang yang selalu menghargai wanita muda maupun tua menandai orang itu suka menghormati wanita. Indeks dalam nilai etika adalah nilai suka menolong
8 yang dapat dilihat pada tokoh ujang yang selalu membantu Ali ketika Ali membuhtukan uang untuk ibunya. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ujang :RP 2,50,-boleh? (tertawa sambil mengeluarkan kertas Ringgit) Ali : Baik hati benar kau. Terimah kasih (mengeluarkan kaleng puntung ) Ujang : (Menolak). Ah tidak, seringgit ini uang hadiah saja. Indeks dalam nilai etika adalah nilai tanggung jawab yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang selalu bertanggung jawab untuk merawat ibunya. Indeks dalam nilai etika adalah nilai kewajiban yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak untuk merawat ibunya yang sedang sakit. Dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Ujang : kalau kau tahu pekerjaan menjual punting-puntung rokok iti mendatangkan penyakit,mengapa kau kerjakan juga. Ali : kalu tidak, aku akan mati kelaparan. Atau hidunp dengan jalan yang mencopet. Itu aku tidak mau. Memang kelihatanya kami mempermainkan nyawa, tetapi sebaliknya jug kami sangat menghargai nyawa-nyawa kami, Tahukah kau?he,kau ini seperti bayi saja eh,siapa namamu? Konkretisasi nilai Religius yang dimaksud pada Analisis hasil di atas adalah nilai-nilai yang mengandung makna nilai etika dalam kajian semiotik yang ditandai pada pembahasan berikut ini. (i) indeks dalam nilai religius adalah nilai kejujuran yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah yang sangat menjunjung tinggi kejujuran. Hal itu dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat jujur dalam bertindak bahkan dia sangat jujur pada ibunya dengan tidak mencuri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Anak 2 : Sudahlah Bung. Ia cuma akan membohongi kita saja. Memangnya ia mau coba hidup sendiri. Dia pura-pura jadi priyayi, tadi tak mau saya ajak mencopet. Ali : Bukan begitu. Aku tak mau, karena aku bisa cari uang dengan jalan lain. Ibuku kemarin melarang saya mencopet.. Indeks dalam nilai religius adalah nilai kesabaran yang dapat dilihat pada tokoh Ali dan Mirah yang selalu sabar dalam menghadapi ujian hidup mereka baik
9 itu berupa ujian ekonomi maupun penyakit yang diderita keduanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Mirah : aku rasa takkan hilang sakitnu itu, meskipun kau memaki-maki begitu rupa. Aku sendiri. Batuk. Aku sendiri sudah setengah mati menahan batukku ini badanya lemah, suaranya dikuat-kuatkan. Penyakit ini seolah-olah sudah menjadi suatu keharusan, kita hanya bisa melawanya dengan mengatupkan rahang kuat-kuat dan berdaya upaya menahannya. Janganlah memaki, nak. Karena makian itu adalah suatu tanda peletusan jiwa yang kecewa dan putus asa, nak. Lihat. Batuk. Paru-parukupun telah retak ditempa batukbatuk, tetapi aku takkan kecewa sampai pada maut. Batuk. Ali : ya, mak. Aku kecewa. Karena uang untuk mak sudah lenyap. Mirah : ali kau terlalu rebut memikirkan mak. Kau tak kan kubiarkan membanting tulang serupa itu. Batuk. Kalau batuk ini bisa sembuh, mak akan bekerja lagi. (55-56) Indeks dalam nilai religius adalah nilai berbakti pada ibu yang dapat dilihat pada tokoh Ali yang sangat berbakti pada ibunya dalam merawatnya dan berusaha mencari obat untuk ibunya walaupun dia harus mengorbankan nyawanya dengan kematian yang sangat murah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. ALI : PERLAHAN-LAHAN MEMBUKA MATA. Bapaaak sayang ibu? AMAT : MENANGIS TERUS.Jangan kau mati seperti ibumu,nak! ALI :Pak ibu tidak mati ia Cuma sakit!aku juga hanya mau pergi beli kembang semerah darah AMAT :Ali, kau benar!menghibur.ibumu tidak mati aku juga tidak, bukan Nak?MENANGIS TERUS.Nanti kubelikan bunga semerah dara untuk kau.akanmengangkat ALI. ALI :MELARANG. JANGAN! TERENGAH ENGAH. Kau jangan menangis Aku mau pergi bersama ibu beli beli bunga semerah darah!aduuuh BATUK-BATUK MULUTNYA KELUAR DARAH. (hal ) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
10 a. Nilai humanistis (kemanusiaan) terdiri dari beberapa aspek yakni Cinta, ketabahan, kekuasaan tidak untuk menindas kemiskinan yang terdapat dalam Naskah bunga semerah darah. b. Nilai etika setiap tokoh. Hal ini dipahami sikap pada tokoh Ali dalam naskah bunga semerah darah dapat digambarkan melalui karakter tokoh ali yang bersikap sopan santun, tanggung Jawab dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak untuk kesembuhan ibunya. c. Nilai religius dalam naskah Bunga Semerah Darah yakni kejujuran. Nilai kejujuran terdapat pada tokoh Mirah. Setiap manusia harus berkata jujur baik pada suaminya, anaknya, keluarganya maupun pada sesama manusia. Karena orang yang jujur akan mendapat balasan yang baik dari Tuhan yang Maha Esa. Kesabaran adalah nilai yang dapat diambil dalam naskah Bunga Semerah Darah yang dilihat dari religius yakni kesabaran Mirah menghadapi penyakitnya. Dan tidak pernah mengelu, kecewa maupun memaki-maki apa yang sudah terjadi dalam hidupnya Daftar Rujukan Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru Algensindo Bandung. Anggoro, Toha Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka. Dewojati,Cahyaningrum. Drama Sejarah, Teori Dan Penerapanya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Faruk Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hidayat Menyusun Skripsi & Tesis. Bandung. Informatika Bandung.
11 Jalaluddin,.dan Idi Abdullah Filsafat Pendidikan. Jakarta.PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada university Press. Pradopo Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset. Rendra W.S Drama Bunga Semerah Darah. Jakarta Timur. Fokusahaja Yogyakarta. Satoto, Soediro Analisis Drama dan Teater (bagian 1I).Yogyakarta: Penerbit Ombak. Stanton, Robert Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Syam, Noor Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Waluyo Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta. PT. Hanindita Graha Widia Wibowo, Agus Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu kreativitas manusia yang dijadikan sebagai sarana berekspresi yang di dalamnya mengandung unsur kehidupan dan keindahan. Selain itu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN SKRIPSI Oleh: Jefri Andhika W NIM 09340053 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciDIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN
1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam versi tentang folklore Putri Dara Hitam yang di dapatkan oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada akhirnya berhasil
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA MAAF. MAAF. MAAF. POLITIK CINTA DASAMUKA KARYA N. RIANTIARNO SKRIPSI
NILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA MAAF. MAAF. MAAF. POLITIK CINTA DASAMUKA KARYA N. RIANTIARNO SKRIPSI Oleh EGADINTA PRAMUDYA JATAYU NIM 201010080311053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Wujud konflik yang terjadi dalam naskah drama Bapak
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA E-JOURNAL Oleh Isnaniyah NIM 082110057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan
BAB II LANDASAN TEORI Eksistensi dari karya sastra di tengah masyarakat tidak lepas dari pengakuan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan karya sastra
Lebih terperinciNILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI
NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah
Lebih terperinciTELAAH NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI. Oleh: YURIKA LELYANA NIM
TELAAH NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Oleh: YURIKA LELYANA NIM 201110080311052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciNILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK
NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI
IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinci9 SOLIDARITAS SOSIAL. A. Menyimpulkan Isi Khotbah
9 SOLIDARITAS SOSIAL A. Menyimpulkan Isi Khotbah Aspek Mendengarkan Standar Kompetensi 13. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah Kompetensi Dasar 13.1 Menyimpulkan pesan khotbah yang didengar Sumber SCTV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciMAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.
ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini
Lebih terperinciNILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA
NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia Three.wahyou30@yahoo.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Naskah atau teks drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI
ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI (SEBUAH PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Disusun Oleh: DEVIA DWI RIKI WARDANI NIM. 08340034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI
ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI Oleh: DINO PURBO CAHYANTO NIM 09340044 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan cabang seni yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan cabang seni yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia yang estetis (indah). Seni sastra sama kedudukannya dengan seni-seni lainnya, seperti seni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya
Lebih terperinciKARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI
KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: LULUH LUTFI
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Maftuhatul Mubarokah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maftuhatul.mubarokah@yahoo.co.id
Lebih terperinciKemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang OLEH. Anak Agung B.
Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang OLEH Anak Agung B. Sudarjo Nim 311 409 009 Penulis 1. Dr. H. Moh. Karmin Baruadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Kemanusiaan Menurut Clarry Sadadalam http://jhv.sagepub.com&http://www.globalresearch. ca/index.php?contex =view Article)nilai adalah ide atau gagasan, konsep seseorang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan hingga pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Gaya Kata (Diksi) Pada naskah film Kembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk
Lebih terperinciANALISIS KRITIK SOSIAL NOVEL LUPA ENDONESA KARYA SUJIWO TEJO SKRIPSI. Oleh ARIEF SETYO WIBOWO NIM
ANALISIS KRITIK SOSIAL NOVEL LUPA ENDONESA KARYA SUJIWO TEJO SKRIPSI Oleh ARIEF SETYO WIBOWO NIM 09340073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciAnalisis drama. Kelas XI Bahasa Semester 1
Analisis drama Kelas XI Bahasa Semester 1 Standar Kompetensi 5. Menguasai komponen-komponen kesastraan dalam menelaah berbagai karya sastra Kompetensi Dasar 5.2. menggunakan komponen kesastraan teks drama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciNILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
i NILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI Oleh ANIVITA ROSARI NIM 201010080311029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciEksistensialisme dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini
Eksistensialisme dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah berbagai bentuk tulisan, karangan, gubahan, yang didominasi oleh aspek-aspek estetis. Ciri utama yang lain karya sastra adalah kreativitas imajinatif.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). Suatu karya sastra menampilkan pelbagai permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam
Lebih terperinciNILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Prayudi Nursodik Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH RAHMAWATI NIM. 080320717216 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi
Lebih terperinciUNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciKAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI
0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari fenomena yang dialami atau terjadi di sekeliling pengarang. Karya sastra yang diciptakan
Lebih terperinciKESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA
KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA Pradistya Arifah Dwiarno Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Modern Ngawi Email: pradistyaarifa@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada tempat dan zamannya yang dipentaskan. Drama sebagai suatu jenis sastra mempunyai kekhususan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi
Lebih terperinciBENTUK, STRUKTUR DAN MAKNA MANTRA SEBAGAI SASTRA LISAN MASYARAKAT BANJAR DI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI
BENTUK, STRUKTUR DAN MAKNA MANTRA SEBAGAI SASTRA LISAN MASYARAKAT BANJAR DI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika
Lebih terperinciGAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciIRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 IRMA YUNI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id
Lebih terperinciPekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri
Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.
Lebih terperinciKONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL YANG MISKIN DILARANG MALING KARYA SALMAN RUSYDIE ANWAR ARTIKEL SKRIPSI
KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL YANG MISKIN DILARANG MALING KARYA SALMAN RUSYDIE ANWAR ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan pada pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan
Lebih terperinci