TEKNIK PENYIMPANAN PADA RUMEN TERHADAPPERUBAHAN KONSENTRASI ASAM LEMAK MUDAH TERBANG(VFA)
|
|
- Vera Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNIK PENYIMPANAN PADA RUMEN TERHADAPPERUBAHAN KONSENTRASI ASAM LEMAK MUDAH TERBANG(VFA) ENDANG NUGRAHA DAN KWILDAN Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, BOGOR RINGKASAN Rumen merupakan cairan dalam lambung ruminansia. Rumen mengandung hasil-hasil proses pencernaan makanan yang masuk kedalam tubuhnya. Proses pencernaan pada hewan ruminansia dapat terjadi secara mekanis (dalam mulut ), secara hidrolisis oleh enzim pencerna dan secara fermentatif oleh mikroba rumen (CZERKAWSKI,1986) Asam-asam lemak mudah terbang (VFA) merupakan hasil proses pencernaan, khususnya pencernaan karbohidrat. Dalam rumen pemecahan karbohidrat terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah pemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana secara hidrolisis. Tahap kedua gula tersebut difermentasikan oleh mikroba rumen. Salah satu produk utama dari hasil hidrolisis karbohidrat adalah glukosa, yang apabila difermentasikan oleh mikroba rumen menjadi asam-asam lemak mudah terbang(volatile Fatty Acid-VFA). VFA terdiri dari enam komponen utama yaitu asam asetat, asam propionat, asam iso butirat, asam normal butirat, asam iso valerat dan asam normal valerat (CZERKAWSKI,1986). VFA dalam rumen ditetapkan karena komponen tersebut merupakan sumber energi utama bagi ruminansia. Analisis asam lemak mudah terbang (VFA) sangat penting dalam mempelajari daya cema maupun metabolisme makanan dalam Trnak ruminansia.pada kesempatan ini penulis melakukan analisis asam-asam lemak mudah terbang (VFA) untuk melihat perubahan konsentrasi asam-asam lemak mudah terbang sebagai akibat pola penyimpanan pada contoh rumen. Dengan mempelajari teknik penyimpan rumen bisa diketahui proses dan metoda apa yang harus dilakukan pada contoh rumen agar didapat kan hasil analisis yang teliti dan akurat. PENDAHULUAN Prinsip dasar dari gas kromatografi adalah berdasarkan distribusi pemecahan contoh pada dua fase yang berbeda. Fase pertama adalah fase diam (padat) dan yang kedua adalah fase bergerak (gas).sebagai fase diam pada kromatografi adalah kolom, sedangkan fase bergeraknya dalah gas.kolom berfungsi sebagai jantung pada analisis kromatografi. Apabila kolomnya berupa padatan biasa disebut dengan istilah GSC(Gas Solid Chromatographi), sedangkan apabila fase diam nya berupa larutan maka disebut GLC(Gas Liquid Chromatographi). Ada. beberapa jenis kolom yang biasa digunakan pada alat
2 gas kromatografi diantaranya kolom tembaga, alumunium, baja,gelas dan yang paling mutakhir kolom kapiler. Kolom padat bisa berisi antara lain silika gel, molekul halus dan arang batu bara dan bentuknya bisa berbentuk kolom U, kolom W atau kolom Spiral (GROB,1977 ).Pada kolom kapiler berisi bahan larutan inert yang tidak bereaksi baik dengan contoh, pelarut, maupun gas yang digunakan.pada GLC suhu yang digunakan tidak lebih tinggi dari 400 C, oleh karena itu perlu selektifitas penggunaan suhu sewaktu analisis dilakukan Suhu pada oven harus lebih rendah dari suhu injektor untuk mencegah adanya kondensasi. Ada dua sistim progaming pada analisis gas kromatografi yaitu sistim isothermal clan sistim gradient. Gas kromatografi bisa digunakan untuk analisis bahan gas, bahan larutan clan bahan padatan (NAIR & E.J. BONNELI,1967 ).Bagian - bagian terpenting pada lat gas kromatografi adalah silinder gas, indikator aliran gas, injektor, kolom, detektor, integratotlrecorder, dan termostat untuk injektor, kolom, dan detektor seperti yang terlihat pada gambar 1. Silinder Gas i1 Tempat Oven Pengatur Injektor tekanan A -~ Detektor Silika Gel Pembawa N, Penyaring molokul Karet septa silikon Intugrator Gambar I.Bagian Alat Kromatografi Gas Pada gambar 1 terlihat gas pembawa sebelum masuk kedalam kolom dilewatkan melalui suatu tabung penyaring molekul (molekuler sieve) dan silika gel guna mendapatkan gas yang benar-benar inert clan tidak mengandung uap air. BAHAN DAN CARA KERJA Mated berupa contoh rumen yang dapat diperoleh didalam negeri bekas penelitian umumnya berbentuk cairan. Sebanyak 2 ml larutan contoh rumen dipipet kedalam tabung plastik 10 ml, kemudian ditambahkan 30 mg asam sulfo salisilat sebagai pengendap protein clan diaduk hingga homogen dengan menggunakan pengaduk otomatis (stirer). 102
3 Temu Teknis Fungsional Non Penelitl 2001 Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan 3000 rpm (rotation per minute) selama 15 menit. Larutan bagian atas yang terpisahkan (supernatant) disaring dengan menggunakan kertas saring millipore berdiameter 0,22 nm dan ditampung kedalam tabung gelas 5 ml. Hasil saringan disimpan 0 bulan, 1 bulan dan 2 bulan. Hasil saringan yang 0 bulan langsung diinjeksikan sebayak 1,0 ul kedalam alat GC "Hewlett Packard " model 5890 dengan detektor ionisasi nyala (FID=Flame Ionisation Detector). Injeksi larutan standar sama perlakuannya dengan injeksi larutan contoh, awal bulan (0 bulan) dan contoh 1 bulan maupun contoh 2 bulan. Kolom yang digunakan adalah kolom baja yang diisi dengan 10% SP-AT-1200 pada kromosorb WAW-DMCS (80/100 mesh), panjang kolom 6feet (183 cm), diameter dalam 0,20 cm dan diameter luar 0,40 cm. Sebagai gas pembawa adalah nitrogen HP dengan kecepatan alir 2,5 ml/5 detik dan sebagai gas pembakar dipakai gas oksigen dan gas hidrogen dengan kecepatan alir masing-masing 5 ml/ detik. Suhu kolom adalah 125 0C (isothermal), sedangkan suhu pada injektor dan detektor masing-masing 160 0C dan 200 0C. Respon dari teknik gas kromatografi berupa kromatogram pada integrator jenis HP 3396 A dengan kecepatan gerak kertas 1,0 cmper menit dan attenuasinya 4. Persentase asam lemak mudah terbang memakai satuan ul/ml pada masing-masing komponen. Rumusnya adalah Komponen = Area contoh _ -- Area standar x konsentrasi standar(ul/ml) Bila akan dihitung dengan persen bobot (ul/100gram contoh), rumus perhitungannya sebagai berikut maka area contoh Komponen = "'area _- x konsentrasi standar x 100. Standar asam-asam lemak mudah terbang (VFA)yang digunakan adalah standar VFA yang mengandung rantai C2 hingga C5, produk Supelco Inc, Belleponte, pensylvania, terdiri dari asam asetat, asam propionat, asam iso butirat, asam normal butirat, asam iso valerat dan asam normal valerat yang mengandung komponen masing-masing 1 ul/ml. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil percobaan yang dilakukan didapat konsentrasi Asam lemak mudah terbang (VFA) yang bervariasi. Kandungan asam asetat pada contoh rumen 11.2 terlihat perbedaan yang nyata dari bulan awal hingga bulan berikutnya.kandungan asam propionat pada umumnya naik namun hal ini tidak menunjukkan faktor yang signifikan karena naik turunnya kandungan komponen tidak stabil. 103
4 Bulan 0 / Bulan Awal Tabel 1. Hasil Data Analisis Asam Lemak Mudah Terbang (VFA) Pada Awal Bulan, Bulan I dan Bulan II. Dalam Ukuran % Komponen Rumen C2 C3 ic4 nc4 ic5 nc5 1. I I Tr 3. II Tr 4. II I1I III Bulan I Rumen C2 C3 i C4 nc4 i C5 nc5 1. I I II II Tr 6.07 Bulan II Rumen C2 C3 ic4 nc4 ic5 nc5 7. I I II Tr III Tr Tr Keterangan C 2 = Asam Asetat, n C 4 = Asam normal Butirat C 3 = Asam Propionat, ic 5 = Asam Valerat ic 4= Asam Iso Butirat, n C 5 = Asam normal Valerat Demikian pula kaduungan asam butirat tidak jauh beda dengan kadungan yang lain perbedaan yang nyata adalah hasil yang didapat bervariasi antara satu sama lain.kandungan komponen yang lain seperti asam valerat pun hampir sama dengan komponen lainnya Namun karena kandungannya kecil variasi perbedaanya tidak begitu mencolok seperti yang terihat pada contoh rumen (lihat Tabel 1). KESIMPULAN Dari hasil data diatas terlihat jelas tinggi rendahnya perubahan konsentrasi asam lemak mudah terbang (VFA) yang bervariatif satu sama lain sehingga disarankan untuk setiap analisis asam lemak mudah terbang (VFA) 104
5 lebih baik tidak dilakukan pengulangan terutama untuk contoh yang terlalu lama disimpan. Setiap pengulangan ternyata mengakibatkan perubahan konsentrasi yang cukup signifikan dari tiap-tiap kandungan komponen VFA(lihat gambar 2). Oleh sebab itu perlu ketelitian yang tinggi pada saat analisis asam lemak mudah terbang sehingga tidak perlu ada pengulangan analisisi VFA.Dan pada proses awal perlakuan contoh rumen harus dianalisis secepat mungkin tanpa melalui proses penyimpanan yang lama. Bulan 2 3 C4 C4 C5 C5 Keterangan 0 tinggi I If rendah Gambar 2. Pola perubahan Konsentrasi Asam lemak mudah terbang (VFA) padacontoh rumen DAFTAR BACAAN BRIAN THOMSON,1977,Fundamentals of gas Analysis by gas Chromatography, Varian Associates,Inc. Library of Congress Catalog Card Number , Manufactured in the United States ofamerica. CZERKAWSKI,W.J,1986 : "An Introduction to Rumen Studies ", First Edition, Pergamon Press, Oxford Englands, page ; EWING,W.G Instrumental Methods of Chemical Analysis, Fourth Edition, Mc Graw Hill Kogakusha, Tokyo Japan. GROB,L.R ; "Modern Practice of Gas Chromatography ", John willey & Sons, Inc, New York,1977,page ; NAIR, H.M.Mc &E.J BONELLI Basic Gas Chromatography, Varian Aerograph 2700,1967, Mitchell Drive, Walnut Creek, California 94598, U.S.A. SCHENEIDER,K.,M.NEUPERTH AND G.SPITELLER,1985, J.Chromatography, 345, page
Temn Teknis Fungsional non PenellO 2000 aairan gas, injektor, kolom, detektor, integrator/recorder, dan termostat untuk injektor. kolom dan detektor s
Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000 PENGARUH PENGGUNAAN ASAM SULFO SALISILAT DAN EDTA (ETHYLENE DIAMINE TETRA ACETICACID DI-SODIUM SALT) PADA ANALISIS ASAM LEMAK MUDAH MENGUAP ( VFA ) DENGAN KROMATOGRAFI
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN VFADAN LCFA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT GAS KROMATOGRAFI
ANALISIS KANDUNGAN VFADAN LCFA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT GAS KROMATOGRAFI Endang Nugraha Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor RINGKASAN Lemak adalah segolongan zat-zat yang tidak larut dalam air, akan
Lebih terperinciPERUBAHAN KANDUNGAN OKSALAT SELAMA PROSES SILASE RUMPUT SETARIA
PERUBAHAN KANDUNGAN OKSALAT SELAMA PROSES SILASE RUMPUT SETARIA NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Rumput setaria adalah salah satu jenis rumput yang banyak ditanam
Lebih terperinciKromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)
Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Cr,H21 +1 COOH C - C - C - C Asam Lemak Jenuh (ALJ) C H 2r _ 1 COOH C - C = C - C Asam Lemak Tidak Jenuh (ALTJ)
Lokakarya Fungsional Non Penelifi 1997 PERBANDINGAN KOMPOSISI ASAM LEMAK RANTAI PANJANG DARI LEMAK HEWANI DAN LEMAK NABATI Farihah Wildan Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Perubahan Konsetrasi N-NH 3 Fermentasi pakan di dalam rumen ternak ruminansia melibatkan aktifitas mikroba rumen. Aktifitas fermentasi tersebut meliputi hidrolisis komponen bahan
Lebih terperinciKROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3 NH3 atau amonia merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil degradasi protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciSemua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar
38 tersebut maka produksi NH 3 semua perlakuan masih dalam kisaran normal. Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar kisaran normal, oleh karena itu konsentrasi NH 3 tertinggi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciRaden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK
Uji Karakteristik Kandungan VFA Dan ph Hasil Fermentasi Aaerob (Ensilase) Batang Pisang (Musa paradisiaca Val.) Dengan Penambahan Molases Sebagai Bahan Aditif Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim,
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Biogas Sebelum dilakukan pencampuran lebih lanjut dengan aktivator dari feses sapi potong, Palm Oil Mill Effluent (POME) terlebih dahulu dianalisis
Lebih terperinciLampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).
Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Diambil sampel dua telur pada setiap ulangan. Delapan belas sampel dianalisis kolesterolnya
Lebih terperinciWAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP
WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor RINGKASAN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari polimer-nasetil
Lebih terperincitepat untuk mengganti pakan alami dengan pakan buatan setelah larva berumur 15 hari. Penggunaan pakan alami yang terlalu lama dalam usaha pembenihan
145 PEMBAHASAN UMUM Peranan mikroflora dalam fungsi fisiologis saluran pencernaan ikan bandeng telah dibuktikan menyumbangkan enzim pencernaan α-amilase, protease, dan lipase eksogen. Enzim pencernaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C
LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C Nama : Juwita (127008003) Rika Nailuvar Sinaga (127008004) Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 19 Desember 2012 Waktu Praktikum : 12.00 15.00 WIB Tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pakan Sapi Perah Faktor utama dalam keberhasilan usaha peternakan yaitu ketersediaan pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi (Firman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencernaan Nitrogen pada Ruminansia Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen dan protein pakan. Non protein nitrogen dalam rumen akan digunakan
Lebih terperinciBahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog
Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bekatul dari padi non-aromatik (ciherang dan IR 64), dan padi aromatik (pandanwangi dan sintanur) yang diperoleh dari
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.
1 Strategi Pemberian Pakan Berkualitas Rendah (Jerami Padi) Untuk Produksi Ternak Ruminansia Oleh Djoni Prawira Rahardja Dosen Fakultas Peternakan Unhas I. Pendahuluan Ternak menggunakan komponen zat-zat
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING
PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING Darmasih Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 162 PENDAHULUAN Lemak terdiri dari unsur C, H dan yang mempunyai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pakan Ternak Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibuprofen 2.1.1 Sifat Fisikokimia Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisikokimia dari Ibuprofen adalah sebagai berikut : Rumus Struktur : Gambar 1. Struktur Ibuprofen Nama Kimia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA KALIBRASI SUHU TANGKI DISTILASI Tabel L1.1 Data Kalibrasi Suhu Tangki Distilasi Waktu (Menit) T Termometer ( o C) T Panel ( o C) 0 33 29 5 33 36 10 33 44 15 35 50 20
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN
LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN L1.1 Flowchart Prosedur Penelitian L1.1.1 Flowchart Prosedur Analisa M-Alkalinity Mulai Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam beaker glass Ditambahkan aquadest hingga volume
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat
10 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan. Bahan penelitian berupa hasil samping produksi karagenan diperoleh dari PT. Araminta Sidhakarya, Tangerang. Fermentasi
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium
29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium
Lebih terperinciSEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman
KROMATOGRAFI PENDAHULUAN Analisis komponen penyusun bahan pangan penting, tidak hanya mencakup makronutrien Analisis konvensional: lama, tenaga beasar, sering tidak akurat, tidak dapat mendeteksi pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. terbesar. Keseluruhan hasil yang didapat ditampilkan pada Tabel 1.
4 Tabel 1 Hasil analisis oligosakarida madu menggunakan GC-MS (Ruiz-Matute et al. 2010) Oligosakarida Sampel madu (mg/ 100g) maksimum minimum Rafinosa 209.7 0.0 6-kestosa 148.9 11.7 1-kestosa+neo-kestosa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan
Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu perancangan alat sederhana untuk membuat asap cair dari tempurung kelapa, proses pembuatan asap cair dan karakterisasi asap cair yang dihasilkan.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Total Mixed Ration (TMR) Pakan komplit atau TMR adalah suatu jenis pakan ternak yang terdiri dari bahan hijauan dan konsentrat dalam imbangan yang memadai (Budiono et al.,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai dengan Maret 2010 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
Lebih terperinciLapisan n-heksan bebas
Lapisan n heksan Lapisan air Diekstraksi lagi dengan 5 ml n-heksan Dipisahkan 2 lapisan yang terbentuk Lapisan n-heksan Lapisan n-heksan Lapisan air Disatukan dengan lapisan n-heksan pertama Ditambah 500
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciPRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)
PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC) LAPORAN disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik Dosen Pembimbing : Dra. Dewi Widyabudiningsih, MT Tanggal
Lebih terperinciLAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN
LAMPIRAN A METODOLOGI PENELITIAN A.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, (USU), Medan. A.2 BAHAN DAN PERALATAN A.2.1 Bahan-Bahan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk membuat asap cair disebut juga alat pirolisator yang terdiri dari pembakar bunsen, 2 buah kaleng berukuran besar dan yang lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kecap kedelai ICS 67.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Klasifikasi... 1 5 Syarat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan susu merupakan salah satu faktor pendorong bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi peningkatan konsumsi susu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi untuk tahap pembuatan biomineral,
Lebih terperinciAsam amino merupakan komponen utama penyusun
ANALISIS ASAM AMINO DALAM TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KEDELAI Saulina Sitompul Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, dan dibagi dalam dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non-esensial.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.
13 BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jarak pagar dari Indramayu, klinker Plan 4 dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cibinong, dan gipsum sintetis.
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia KROMATOGRAFI Oleh : Dr. Harmita DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciBAB VII Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi (KCKT) (High Performance Liquid Chromatography)HPLC
BAB VII Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi (KCKT) (High Performance Liquid Chromatography)HPLC HPLC adalah produk mutakhir kromatografi yang banyak diminati untuk keperluan analisis ataupun preparatif.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Daun Kersen sebagai Pakan Peningkatan produksi daging lokal dengan mengandalkan peternakan rakyat menghadapi permasalahan dalam hal pakan. Pakan yang digunakan oleh peternak rakyat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengawasan Mutu, dan Bioindustri, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Fermentabilitas Pakan Komplit dengan Berbagai Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November 2015 di Laboratorium Ilmu Nutrisi
Lebih terperincikalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu
PENETAPAN KALSIUM DALAM PLASMA DARAH DAN SERUM DARAH DENGAN TEKNIK AAS Eni Ariyani Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN. Mineral merupakan salah satu unsur yang sangat penting
Lebih terperinciHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak
10 BAB III MATERI DAN METODE Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak Potong dan Kerja, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilaksanakan mulai
Lebih terperinciII. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT
II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan
Lebih terperinciRecovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion
PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion Pembimbing : Endang Kusumawati, MT Disusun Oleh : IndraPranata R 091431013 Irena Widelia 091431014 Irma Ariyanti 091431015
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Pembuatan Biogas Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan daun kelor (Moringa oleifera) di dalam rumen secara in vitro dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Pakan Fermentasi Parameter kualitas fisik pakan fermentasi dievaluasi dari tekstur, aroma, tingkat kontaminasi jamur dan tingkat keasaman (ph). Dari kedua bahan pakan yang
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinciUji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak
Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient
Lebih terperinciKromatografi tambahan. Imam S
Kromatografi tambahan Imam S Kromatografi serapan Bentuk alat : mirip buret, didalamnya berisi, glass wool/kapas untuk penyangga, penyaring dari gelas yang dilapisi kertas saring, bahan isian kolom yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,
Lebih terperinciBab III Bahan, Alat dan Metode Kerja
Bab III Bahan, Alat dan Metode Kerja III.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan limbah pulp kakao yang berasal dari perkebunan coklat PT IGE di updelling Cipatat sebagai media atau substrat untuk
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan. Pakan dengan kualitas yang baik, memberikan efek terhadap
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ruminansia Pakan merupakan semua bahan pakan yang dapat dikonsumsi ternak, tidak menimbulkan suatu penyakit, dapat dicerna, dan mengandung zat nutrien yang dibutuhkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciMinyak daun cengkih SNI
SNI 06-2387-2006 Standar Nasional Indonesia Minyak daun cengkih ICS 71.100.60 Badan Standardisasi Nasional i Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinci