PENGARUH KONSENTRASI ASAM TERHADAP KADAR NIKEL PADA PROSES LEACHING MINERAL GOETHITE DAN KARAKTERISASI SUSEPTIBILITAS MAGNETIKNYA
|
|
- Farida Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KONSENTRASI ASAM TERHADAP KADAR NIKEL PADA PROSES LEACHING MINERAL GOETHITE DAN KARAKTERISASI SUSEPTIBILITAS MAGNETIKNYA ABSTRAK Afidatun Najah, Abdulloh Fuad, Nandang Mufti Jurusan FMIPA UniversitasNegeri Malang Pada peraturan ESDM nomor 07 tahun 2012 UU Mineral dan Batubara tentang larangan perusahaan tambang untuk mengekspor bahan mineral mentah dan meningkatan nilai tambah mineral dan batubara melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian. Hal ini yang mendorong para peneliti untuk melakukan pengolahan dan pemurnian mineral alam guna meningkatkan nilai Sumber Daya Alam Indonesia. Nikel merupakan salah satu logam yang bersifat magnetik dan masih banyak digunakan dalam dunia industri. Pada penelitian ini, ekstraksi logam nikel dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi larutan HCl dan H 2 SO 4 pada metode Hydrocloric Acid Leaching dan Sulfuric Acid Leaching untuk mendapatkan kadar nikel optimal. Kemudian untuk mengendapkan logam nikel dilakukan dengan cara titrasi Dimetil Glioksim pada filtrat hasil proses Hydrocloric Acid Leaching dan Sulfuric Acid Leaching dengan ditambahkan sedikit NH 4 OH. Kemudian dikarakterisasi nilai suseptibilitas magnetiknya. Konsentrasi larutan yang dapat melarutkan logam nikel tiga terbesar yaitu pada HCl 5,5 M dengan kadar nikel yang dapat dilarutkan 307,29 ppm; HCl 7 M dengan kadar nikel yang dapat dilarutkan 200,515 ppm; dan HCl 8,5 M dengan kadar nikel 185,015 ppm. Untuk mengendapkan nikel yang terlarut dapat dilakukan dengan titrasi Dimetil Glioksim. Hasil dari titrasi DMG diperoleh persentase kadar nikel pada HCl 5,5 M sebanyak 5,98; pada HCl 7 M 6,53, dan pada HCl 8,5 M sebanyak 7,03. Hasil karakterisasi fisis menunjukkan nilai suseptibilitas magnetik sebanding dengan kadar nikel, dengan nilai suseptibilitas magnetik pada HCl 5,5 M sebesar 56,03; pada HCl 7 M sebesar 1589,10; dan pada HCl 8,5 M sebesar 4156,23. Kata kunci: Nikel, Sulfuric Acid Leaching, Hydrocloric Acid Leaching, Magnetic Suseptibility PENDAHULUAN Pada ESDM nomor 07 tahun 2012 UU Minerba (Mineral dan batubara) tentang larangan perusahaan tambang untuk mengekspor bahan mineral mentah dan peningkatan nilai tambah mineral dan batubara melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian. Hal ini yang mendorong para peneliti untuk melakukan pengolahan dan pemurnian mineral alam guna meningkatkan nilai Sumber Daya Alam Indonesia. Sehingga mineral dan batubara yang terdapat di Indonesia dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan memiliki nilai yang tinggi serta memiliki nilai jual yang tinggi. Nikel banyak ditemukan dalam bentuk mineral Laterite. Laterite terbagi atas tiga jenis yaitu endapan silikat Ni, Mg-Ni silikat pada mineral Garnierite; endapan silikat Ni pada mineral Nontronite; dan endapan oxide pada mineral Goethite. Untuk mineral Laterite di Indonesia terbesar kedua setelah negara New Caledonia yaitu sebesar 50 (N.W. Brand, et al. 1998). Goethite ( -FeOOH) berstruktur kristal 1
2 orthorombic dan bersifat antiferromagnetik (Marcos A. E. 2006). Hingga saat ini nikel masih banyak memiliki aplikasi dalam dunia industri. Selain sebagai pelapis logam (electroplating) seperti pada industri pelapisan steinless steel, nikel juga digunakan dalam industri baterai, industri pesawat terbang, pembuatan uang koin, pelapisan senjata, dan berbagai fungsi lain (Bradley, Kevin: 2011). Pada penelitian ini, dilakukan pemisahkan logam nikel dari mineral Goethite. Pemisahan logam nikel dari mineral Goethite pada penelitian ini, dilakukan dengan proses ekstraksi. Banyak metode pelarutan yang digunakan untuk ekstraksi logam nikel antara lain dengan menggunakan pelarut HCl, H 2 SO 4, HNO 3, dan Air Regia. Pada penelitian ini proses pemisahan Nikel memakai dua variasi metode, yaitu metode Hydrocloric Acid Leaching dan metode Sulfuric Acid leaching. Metode Sulfuric Acid leaching merupakan metode pemisahan selektif dalam proses ekstraksi logam dari mineral alam dengan H 2 SO 4 sebagai reaktan sebagai reaktan dalam proses pelarutannya. Sedangkan metode Hydrocloric Acid Leaching merupakan metode pemisahan selektif dalam proses ekstraksi logam dari mineral alam dengan menggunakan HCl sebagai reaktan dalam proses pelarutannya. Untuk metode Sulfuric Acid leaching memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan. Keuntungan dari metode Sulfuric Acid leaching antara lain bahan reaktan yang digunakan (H 2 SO 4 ) mudah didapat, relatif murah, tidak terlalu rumit, dan jika dibandingkan dengan menggunakan pelarut HCl, HNO 3, dan Air Regia, karena pada pelarut selain H 2 SO 4 pelarut akan lebih mengekstrak logam besi dari pada logam nikel. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadi Purwanto pada tahun 2002, untuk pelarutan logam nikel dalam mineral laterite dilakukan dengan beberapa variasi diantaranya variasi konsentrasi larutan, waktu pelarutan, dan suhu pelarutan. Salah satunya adalah variasi konsentrasi larutan 0,1M; 0,2M; 0,3M; 0,4M; dan 0,5M optimal pada 0,5M dengan nikel dapat di ekstrak 80 dari kadar awal (Purwanto, Hadi: 2002). Berdasarkan dari penelitian tersebut jika semakin tinggi konsentrasi larutan H 2 SO 4 semakin tinggi kadar logam nikel yang didapatkan oleh karena itu pada penelitian ini mencoba menaikkan konsentrasi larutan H 2 SO 4 supaya mendapatkan kadar logam nikel yang lebih tinggi. Umumnya industri pertambangan Indonesia menggunakan cara Hydrocloric Acid leaching. HCl banyak digunakan sebagai reaktan leaching karena dianggap lebih optimal dalam mengekstraksi logam nikel dari suatu mineral dibandingkan dengan metode lain. Pada penelitian sebelumnya oleh Ahmet Goveli pada tahun 2006, untuk melarutkan logam nikel dalam mineral Laterite dilakukan dengan beberapa variasi diantaranya variasi konsentrasi larutan, waktu pelarutan, dan suhu pelarutan. Pada variasi konsentrasi larutan diperoleh logam nikel optimal pada konsentasi larutan HCl 4M dengan nikel dapat di ekstrak 97,96 dari kadar awal. Untuk variasi waktu pelarutan paling optimal yaitu pelarutan selama 4 jam, dengan nikel yang dapat di ekstrak 24,60 dari kadar awal. Dan untuk variasi suhu pelarutan optimal pada suhu 100 o C dengan nikel dapat di ekstrak 54,82 dari kadar awal (Goveli, Ahmet:2006). Tetapi pada penelitan ini logam nikel yang didapatkan belum sampai mengendap. Maka, pada penelitian ini mencoba untuk mengendapkankan logam nikel yang terlarut dalam proses Hydrocloric Acid leaching ini. Pada penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi larutan H 2 SO 4 dan HCl. Hal ini berdasarkan penelitian oleh Ahmet Goveli dan Hadi Purwanto semakin tinggi konsentrasi larutan H 2 SO 4 dan HCl maka semakin tinggi kadar nikel yang didapatkan. Variasi larutan H 2 SO 4 yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan 8,5 M. Untuk Variasi larutan HCl yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan 8,5 M. Untuk mengendapkan logam nikel dilakukan dengan titrasi Dimetil Glioksim dengan ditambahkan sedikit NH 4 OH. Nikel yang telah didapatkan dari proses leaching dikarakterisasi dengan uji susptibilitas magnetik. Suseptibilitas magnetik merupakan sifat bahan magnetik untuk merespon bahan terhadap magnet luar. Uji suseptibilitas magnetik ini menggunakan alat Bartington (MS2B) (Lestyowati, Titis: 2013). METODE EKSPERIMEN Ekstraksi nikel diawali dengan penggerusan mineral alam, kemudian dilanjutkan dengan pengayakan dengan ukuran butir 48 2
3 kadar nikel (gram/ton) Mesh agar homogen. Setelah ukuran butir sudah homogen, kemudian dilakukan pelarutan dengan metode Hydrocloric Acid Leaching. Pada penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi larutan HCl 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan 8,5 M. Pelarutan dilakukan dengan cara melarutkan 10 gram goethite pada 400 ml HCl selama 4 jam dengan suhu 100 o C. Untuk pelarutan dengan metode Sulfuric Acid Leaching dilakukan variasi konsentrasi larutan H 2 SO 4 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan 8,5 M. Pelarutan dilakukan dengan cara melarutkan 10 gram goethite pada 400 ml H 2 SO 4 selama 4 jam dengan suhu 100 o C. Setelah proses pelarutan dilakukan titrasi Dimetil Glioksim untuk mengendapkan nikel. Sampel yang terbentuk dikarakterisasi dengan XRF, AAS, XRD, dan Uji suseptibilitas magnetik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji XRD dan XRF mineral awal Hasil uji XRD batuan mineral awal ditunjukkan dengan analisis X Pert High Score Plus pada Gambar 1. Hasil uji AAS unsur Ni pada metode Sulfuric Acid Leaching ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji AAS pada Metode Sulfuric Acid Leaching Bahan Konsentra si Nikel (ppm) 10 gram Goethite + H 2 SO 4 1M 98, gram Goethite + H 2 SO 4 2,5M 72, gram Goethite + H 2 SO , gram Goethite + H 2 SO 4 5,5M 96, gram Goethite + H 2 SO 4 7M 97, gram Goethite + H 2 SO 4 8,5M 65,210 Hubungan antara konsentrasi HCl dengan Kadar Nikel Kadar konsentrasi larutan HCl (Molar) Gambar 1. Hasil Analisis Fase penyusun batuan alam dengan X Pert High Score Plus Dari hasil analisis menunjukkan batuan mineral merupakan batuan mineral Goethite. Untuk hasil XRF disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji XRF Batuan Laterite Como und Conc Unit Al Si Ca Cr Mn Fe Ni 3 2,3 4,5 5 2,47 1,34 78,6 4 6, 61 Gambar 2 Grafik Hubungan Antara konsentrasi larutan HCl dengan kadar nikel Hasil pada Metode Hydrocoric Acid Leaching Berdasarkan hasil uji AAS didapatkan hubungan polynom antara konsentrasi larutan dengan kadar nikel yang terlarut, artinya setiap variasi konsentrasi kemolaran dari H 2 SO 4 mempunyai daya pelarutan logam yang bebedabeda atau mungkin terdapat unsur pengotor yang ikut terlarut pada saat pelarutan dengan Sulfuric Acid. Berdasarkan gambar 4.4 grafik hubungna antara konsentrasi larutan H 2 SO 4 terhadap kadar dengan R= -0,1078 kadar nikel yang paling optimal dalam melarutkan Nikel adalah larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi 4M. Hasil uji AAS unsur Ni pada metode Hydrocoric Acid Leaching ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji AAS pada Metode Hydrocloric Acid Leaching Hasil pada Metode Hydrocoric Acid Leaching 3
4 kadar nikel (gram/ton) Bahan Konsentrasi Nikel (ppm) Tabel4. Hasil Uji XRF pada Titrasi Dimetil Glioksim 10 gram Goethite + HCl 1M 172,97 10 gram Goethite + HCl 2,5M 103, gram Goethite + HCl 4M 170, gram Goethite + HCl 5,5M 307,29 10 gram Goethite + HCl 7M 200, gram Goethite + HCl 8,5M 185,015 Bahan DMG Nikel (ppm) Nikel () 10 ml HCl 5.5 M 20 ml 307,29 5,98 10 ml HCl 7M 20 ml 200,52 6,53 10 ml HCl 8.5 M 20 ml 185,02 7,03 Hubungan antara konsentrasi H2SO4 dengan Kadar Nikel konsentrasi larutan H2SO4 (Molar) Kadar Gambar 3 Grafik Hubungan Antara konsentrasi larutan H 2 SO 4 dengan kadar nikel Berdasarkan hasil uji AAS didapatkan hubungan polynom antara konsentrasi larutan H 2 SO 4 dengan kadar nikel, artinya setiap variasi konsentrasi kemolaran dari H 2 SO 4 mempunyai daya pelarutan logam yang bebeda-beda atau mungkin terdapat unsur pengotor yang ikut terlarut pada proses pelarutan dengan Hydrocloric Acid. Berdasarkan grafik 4.4 grafik hubungan antara konsentrasi larutan H 2 SO 4 dengan kadar nikel dengan R = -0,2453 konsentrasi larutan yang paling optimal dalam melarutkan Nikel adalah larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi 5.5 M. Hasil pada Metode Titrasi Dimetil Glioksim Dari data yang didapatkan dari proses pelarutan dipilih tiga dengan kadar nikel tertinggi yaitu HCl5.5M, HCl 7 M, dan HCl 8.5 M, kemudian diteruskan dengan titrasi Dimetil Glioksim untuk mendapatkan endapan nikel. Dari hasil endapan diperoleh dengan kadar nikel sebagai berikut: Karakterisasi Suseptibilitas Magnetik Endapan yang diperoleh dari hasil titrasi dilakukan karakterisasi suseptibilas magnet. Berikut grafiknya: Tabel 5 Hubungan antara kadar logam Nikel dengan nilai Suseptibilitas Magnetik Kadar logam magnetik Suseptibilitas Besi-Nikel () magnetik Fe = 89,07 56,033 Ni = 5,98 Fe = 87, ,1 Ni = 6,53 Fe = 85, ,23 Ni = 7,03 Berdasarkan hasil uji suseptibilitas magnetik di atas, didapatkan hubungan linear antara kandungan nikel dengan nilai suseptibilitas magnetiknya. Artinya semakin banyak kandungan nikel yang didapat semakin besar suseptibilitas magnetiknya. Hal ini sesuai dengan persamaan. Berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik diperoleh nilai yang artinya bahwa bahan ini merupakann bahan ferromagnetik. Pada uji suseptibilitas magnetik ini logam nikel masih bercampur dengan logam besi dan logam yang lain, sehingga menyebabkan jarak nilai suseptibilitas magnetiknya jauh, hal ini juga bisa disebabkan saat pengukurannya. Saat pengukuran volume yang digunakan sangat kecil 0.2 gram sehingga alat sulit mendeteksi letak logam nikel yang ada dalam bahan. KESIMPULAN Dari hasil data dan analisis yang didapatkan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penggunaan larutan H 2 SO 4 dapat melarutkan logam nikel dan konsentrasi optimal untuk 4
5 melarutkan logam nikel pada 4M pada proses ekstraksi nikel dari mineral goethite dengan kadar nikel yang dapat diperoleh sebesar 106,6715 ppm. 2. Penggunaan larutan HCl dapat melarutkan logam nikel dan konsentrasi optimal untuk melarutkan logam nikel pada 5.5M pada proses ekstraksi nikel dari mineral goethite goethite dengan kadar nikel yang dapat diperoleh sebesar 307,29 ppm.. 3. Kadar nikel pada mineral goethite yang telah di ekstraksi bersifat ferromagnetik, dengan hubungan antara kadar nikel dengan suseptibilitas magnetik sebanding lurus. Sesuai dengan kajian pustaka bahwa nikel bersifat ferromagnetik karena nilai suseptibilitas magnetiknya. DAFTAR RUJUKAN Bradley, Kevin Nickel Applications & Uses. Shanghai: 8th Annual China Nickel Conference Cull, Selby The Restless Earth: Rocks and Minerals. New York: Chelsea House Publisher The Franklin Institute. Filho, Hélcio José Izário dkk State of the Art and Trends in Atomic Absorption Spectrometry. Brazil:Universidade de São Paulo Izzati, Fatiyah Analisis Struktur Kristal dengan Difraksi Neutron (High Resolution Powder Diffractometer HRPD) dan Difraksi Sinar X (X-ray Diffractometer XRD. Malang: UM Goveli, Ahmet Nikel Extraxtion from Gordes Laterites by Hydrochloric Acid leaching. Middle East: Middle East Technical University Kusumawati, Astrini Dewi, dkk Pengembangan Metode Karakterisasi Dielektrik Secara Komperhensif dan Parsial Batuan Berbasis Tembaga di Daerah Tulungagung untuk Penyusunan Database Sifat Fisis Batuan di Indonesia. Malang: UM Lestyowati, Titis Pengaruh Rasio Fe 3 O 4 : Fe 2 O 3, Rasio Fe : C dan Ukuran Bulir Mineral Magnetik pada Suseptibilitas Magnetik Toner. Malang: UM Marcos A. E Magnetic studies of natural goethite samples from Tharsis, Huelva, Spain. Argentina: Geofísica Internacional (2006), Vol. 45, Num. 4, pp Najah, Afidatun Analisis Kuantitatif Data Difraksi dan Data X-Ray Fluorescence (XRF). Malang: UM N.W. Brand, et al Exploration Model: The Cawse Shear-Controlled Ni-Oxide And Associated Mn-Co-Ni Deposit, Western Australia. Australia: AGSO journal of geology &geophysics, 17(4), Purwanto, Hadi Recovery of Nikel from Selectively Reduced Laterite Ore by Sulphuric Acid Leaching. Japan: ISIJ International, Vol. 43 (2003), No. 2, pp R. García and A. P. Báez Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Mexico: Universidad Nacional Autónoma de México Sutisna,T. Deddy dkk Perencanaan Eksplorasi Cebakan Nikel Laterit di Daerah Wayamli, Teluk Buli, Halmahe ra Timur Sebagai Model Perencanaan Eksplorasi Cebakan Nikel Laterit di Indonesia. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3. 5
PENGARUH KONSENTRASI NIKEL PADA PROSES LEACHING MINERAL GOETHITE TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK. Afidatun Najah, Abdulloh Fuad, Nandang Mufti
PENGARUH KONSENTRASI NIKEL PADA PROSES LEACHING MINERAL GOETHITE TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK ABSTRACT Afidatun Najah, Abdulloh Fuad, Nandang Mufti Jurusan FMIPA UniversitasNegeri Malang Email: najah.fsika10@gmail.com
Lebih terperinciAfdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang
KARAKTERISASI MAGNETIK BATUAN BESI DARI BUKIT BARAMPUANG, NAGARI LOLO, KECAMATAN PANTAI CERMIN, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT (MAGNETIC CHARACTERIZATION OF IRON STONE OF BARAMPUANG HILL, NAGARI LOLO,
Lebih terperinciPELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April
Lebih terperinciKARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT
KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT Vanessa I. Z. Nadeak 1, Suratman 2, Soesaptri Oediyani 3 [1]Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan
Lebih terperinciPENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR
PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR Muhammad Ikhwanul Hakim 1,a, Andinnie Juniarsih 1, Iwan Setiawan 2 1 Jurusan Teknik Metalurgi,
Lebih terperinciJurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji
Lebih terperinciSINTESIS TINTA KERING (TONER) MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH) SISA PEMBAKARAN BATU BARA
SINTESIS TINTA KERING (TONER) MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH) SISA PEMBAKARAN BATU BARA Faqihatul Ilmi 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang 1 Email: ilmooo.sajooo@gmail.com
Lebih terperinciHariadi Aziz E.K
IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA
PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA Solihin 1,* dan F. Firdiyono 2 1 Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 2 Pusat
Lebih terperinciSTUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO IGA A RI H IMANDO 2710 100 114 D O SEN P E MBIMBING SUNGGING P INTOWA N T ORO,
Lebih terperinciKURVA KALIBRASI. LARUTAN STANDAR Cu 10 ppm. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU Cu DENGAN ICP-OES LOGO
KURVA KALIBRASI ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU DENGAN ICP-OES Diambil sebanyak 5; 1; 15; 2; 25; 3; 35; 4; dan 45 ml LARUTAN STANDAR 1 ppm Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml Diencerkan dengan aqua
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciPEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG
PEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG Silvia Candra Wahyuni Universitas Negeri Malang E-mail: silvia.candra@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK Yuni Chairun Nisa 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI Santi Dewi Rosanti, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III.1
BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah : a. Pembuatan serbuk LiFePO 4 1. Gelas beaker 250 ml 2. Gelas beaker 500 ml 3. Sendok 4. Cawan porselin 5. Magnetic Stirer 6. Pipet volume
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciPENGARUH LAMA MILLING TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN MORFOLOGI TONER BERBAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH ), KARBON DAN POLIMER
PENGARUH LAMA MILLING TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN MORFOLOGI TONER BERBAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH ), KARBON DAN POLIMER Agus Sugiyanto, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang (Antam), Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu industri penambangan dan pengolahan bijih emas. Lingkup kegiatannya adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen dilakukan di beberapa tempat yaitu Laboratorium Kemagnetan Bahan, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat
BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),
Lebih terperinciPELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS
PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan menjadi masalah yang cukup serius khususnya dengan pemakaian logam berat di industri atau pabrik yang semakin pesat. Meningkatnya kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER Girindra Abhilasa dan Sungging
Lebih terperinciLARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.
LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciPEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perindustrian. Salah satu konsumsi nikel yang paling besar adalah sebagai
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nikel merupakan salah satu bahan penting yang banyak dibutuhkan dalam bidang perindustrian. Salah satu konsumsi nikel yang paling besar adalah sebagai bahan baku pembuatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciPELINDIAN BIJIH NIKEL LATERIT SULAWESI TENGGARA DALAM MEDIA ASAM SULFAT
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia PELINDIAN BIJIH NIKEL LATERIT SULAWESI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nikel merupakan logam berwarna perak keputihan yang mempunyai kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mineral logam merupakan kekayaan alam tak terbarukan yang mempunyai peranan penting sebagai penopang perekonomian Indonesia. Salah satu mineral logam yang banyak dimanfaatkan
Lebih terperinciHubungan Ukuran Butir Terhadap Suseptibilitas Magnetik dan Kandungan Unsur Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 238 Hubungan Ukuran Butir Terhadap Suseptibilitas Magnetik dan Kandungan Unsur Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT
KARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT Afdal & Lusi Niarti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer (Abdullah & Khairurrijal, 2009). Material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2005 menurut penelitian South East Asia Iron and Steel Institute, tingkat konsumsi baja per kapita di Indonesia sebesar 26,2 kg yang lebih rendah dibandingkan
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR
ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM
Lebih terperinciSTUDI REDUKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI REDUKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
Lebih terperinciStudy Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
LOGO Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi Nur Rosid Aminudin 2708 100 012 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST.,MT Jurusan Teknik
Lebih terperinciPemisahan Mangan Dioksida (MnO 2 ) dari Limbah Pasta Baterai dengan Metode Elektrolisis
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) C-41 Pemisahan Mangan Dioksida (MnO 2 ) dari Limbah Pasta Baterai dengan Metode Elektrolisis Muhammad Iman Hidayat, Suprapto Departemen
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND
PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND Oleh : Henny Dwi Bhakti Dosen Pembimbing : Dr. Mashuri, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Dibutuhkannya
Lebih terperinciBAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September
BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi memiliki jangkauan keilmuan yang bersifat interdisipliner. Satu bidang kajian terkait dengan bidang kajian lainnya. Sebagai contoh, ilmu fisika terkait
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-81 Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb Tahta A, Malik A. B, Darminto Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN PERBANDINGAN MASSA ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan dari penelitian ini, diawali dengan menentukan perbandingan massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciRECOVERY NIKEL DARI BIJIH LIMONITE TEREDUKSI OLEH LEACHING AMONIUM BIKARBONAT SKRIPSI
RECOVERY NIKEL DARI BIJIH LIMONITE TEREDUKSI OLEH LEACHING AMONIUM BIKARBONAT SKRIPSI Oleh SUGANTA HANDARU S 04 04 04 0682 DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI & MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai September 2012 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Persiapan Bahan Baku 4.1.1 Silika Terpresipitasi Abu sawit yang berasal dari pabrik pengolahan sawit, terlebih dahulu dikonversi menjadi silika terpresipitasi dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENGGUNAAN KOLEKTOR ASAM STEARAT DAN FROTHER ASAM KRESILAT PADA PROSES FLOTASI BIJIH NIKEL LIMONIT SKRIPSI.
UNIVERSITAS INDONESIA PENGGUNAAN KOLEKTOR ASAM STEARAT DAN FROTHER ASAM KRESILAT PADA PROSES FLOTASI BIJIH NIKEL LIMONIT SKRIPSI Ahmad Zakiyuddin 0405040066 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI METALURGI DAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare earth (RE) adalah kelompok 17 elemen logam, yang mempunyai sifat kimia yang mirip, yang terdiri
Lebih terperinciPemisahan Merkuri dari Batuan Cinnabar dengan Asam dan Campuran Asam-Kalium Iodida
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) C-109 Pemisahan Merkuri dari Batuan Cinnabar dengan Asam dan Campuran Asam-Kalium Iodida Rosita Rizki Maulidiah dan Suprapto Jurusan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIR BESI DARI PANTAI SELATAN KULONPROGO UNTUK MATERIAL PESAWAT TERBANG
KARAKTERISTIK PASIR BESI DARI PANTAI SELATAN KULONPROGO UNTUK MATERIAL PESAWAT TERBANG Indreswari Suroso Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta Email: indreswari.suroso@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1.HASIL PENGUJIAN OPTICAL SPECTROSCOPY BAJA DARI SPONGE BIJIH BESI LATERITE T1 22320 QUALITY CQ1 SRK DAN BAJA KARBON Dari pengujian Optical spectroscopy baja dari sponge
Lebih terperinciSURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR
SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR Roswita, Lantu a, Syamsuddin b Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x)
PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x) Robi Kurniawan 1), Nandang Mufti 2), Abdulloh Fuad 3) 1) Jurusan Fisika FMIPA UM, 2,3)
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA
PEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA AHMAD FUAD AZMI TANJUNG Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No 6
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2
Lebih terperinciLOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar
LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MINERAL MAGNETIK ABU TERBANG (FLY ASH) DAN ABU DASAR (BOTTOM ASH) SISA PEMBAKARAN BATUBARA PLTU ASAM-ASAM
IDENTIFIKASI MINERAL MAGNETIK ABU TERBANG (FLY ASH) DAN ABU DASAR (BOTTOM ASH) SISA PEMBAKARAN BATUBARA PLTU ASAM-ASAM Wardatul Husna 1, Sudarningsih 2, dan Totok Wianto 2 Abstrak: Pembakaran batubara
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan segala potensi yang ada yang seyogyanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (PT Antam Tbk. UBPE Pongkor) merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki beberapa unit bisnis dan anak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb
SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Larutan Garam Klorida Besi dari Pasir Besi Hasil reaksi bahan alam pasir besi dengan asam klorida diperoleh larutan yang berwarna coklat kekuningan, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciPENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN
PENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Raisa Kusuma Dewi 1, Totok Wianto 2 dan Sri Cahyo Wahyono 2 ABSTRACT: Ajung Village District of
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SPENT ORE PROSES HEAP LEACH SINGLE STACKING BERDASARKAN UJI XRD, XRF DAN MIKROSKOP BIJIH TERHADAP POTENSI PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG
KARAKTERISTIK SPENT ORE PROSES HEAP LEACH SINGLE STACKING BERDASARKAN UJI XRD, XRF DAN MIKROSKOP BIJIH TERHADAP POTENSI PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG Firmanullah Yusuf Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON
PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON THE EFFECT OF ph OF THE SOLUTION, AND ELECTRODEPOSITION
Lebih terperinciREDUKSI PASIR BESI PANTAI SIGANDU KABUPATEN BATANG MENJADI SPONGE IRON MENGGUNAKAN BURNER GAS ASETILIN
REDUKSI PASIR BESI PANTAI SIGANDU KABUPATEN BATANG MENJADI SPONGE IRON MENGGUNAKAN BURNER GAS ASETILIN *Itsnain Aji Pangestu 1, Sugeng Tirta Atmadja 2, Yusuf Umardani 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT FISIKA-KIMIA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELECTROPLATING
KARAKTERISASI SIFAT FISIKA-KIMIA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELECTROPLATING Siti Marwati, Regina Tutik Padmaningrum dan Marfuatun Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinci1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO 2 ) Berbahan Baku Pasir Besi dengan Metode Hidrometalurgi Luthfiana Dysi Setiawati 1, Drs. Siswanto, M.Si 1, DR. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 2 1 Departemen Fisika, Fakultas
Lebih terperinciMETALURGI Available online at
Metalurgi (2016) 1: 1-68 METALURGI Available online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com PROSES REDUKSI SELEKTIF BIJIH NIKEL LIMONIT MENGGUNAKAN ZAT ADITIF CaSO 4 Wahyu Mayangsari* dan Agus Budi Prasetyo
Lebih terperinciMETALURGI Available online at
Metalurgi (2016) 1: 1-68 METALURGI Available online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com STUDI KINETIKA PELINDIAN BIJIH NIKEL LIMONIT DARI PULAU HALMAHERA DALAM LARUTAN ASAM NITRAT M. Zaki Mubarok* dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai dasar atau tambang pasir (quarry) di pegunungan, tetapi hanya beberapa saja pegunungan di Indonesia yang banyak mengandung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu sintesis dan karakterisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O. Pada sintesis garam rangkap tersebut dilakukan variasi perbandingan
Lebih terperinciTentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri
Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit, bijih besi dan pasir besi serta mangan) sebagian besar dijual ke luar
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode expost facto. Ini berarti analisis dilakukan berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Dengan demikian penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR MASTUKI NRP 1108 100 055 Pembimbing Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015
III. METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung. Pengambilan
Lebih terperinciStudi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
Studi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi LOGO Fathan Bahfie 2708 100 066 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST., MT. www.themegallery.com
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN
Jurnal Sains Kimia Vol 10, No.1, 2006: 40 45 STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Emma Zaidar
Lebih terperinciA STUDY ON MANGANESE LEACHING FROM MANGANESE DIOXIDE ORES BY USING SULFURIC ACID
STUDI PELINDIAN MANGAN SECARA REDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM SULFAT A STUDY ON MANGANESE LEACHING FROM MANGANESE DIOXIDE ORES BY USING SULFURIC ACID Ahmad Royani 1, Rudi Subagja 2 dan Azwar Manaf
Lebih terperinciPROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH Eko Sulistiyono*, F.Firdiyono dan Ariyo Suharyanto Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinci